BAB IV PEMBAHASAN. analisis strategi SWOT, PESTEL analysis, dan analisis porter.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. analisis strategi SWOT, PESTEL analysis, dan analisis porter."

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Strategi Analisis strategi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah analisis strategi SWOT, PESTEL analysis, dan analisis porter. IV.1.1. Analisis SWOT Analisis ini dilakukan dengan membandingkan faktor eksternal dan internal perusahaan. Hasil dari pembandingan tersebut digunakan untuk melihat apakah strategi yang digunakan PT. HM Sampoerna, Tbk sudah tepat, dan dapat juga menjadi tolak ukur PT. HM Sampoerna, Tbk manfaat dan kekurangan dari strategi perusahaan yang diambil. Faktor eksternal dilihat dari sisi peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan, baik itu dari perusahaan sejenis ataupun perusahaan yang tidak sejenis, sedangkan faktor internal dilihat dari sisi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. IV Internal Perusahaan. 1. Kekuatan: Kualitas bahan baku : Kualitas rokok bahan baku PT HM Sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku juga menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan perusahaan rokok besar lainnya di Indonesia (Gudang Garam, Bentoel Investama).

2 Menguasai pangsa pasar : Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2%, posisi kedua Gudang Garam 23,6%, dan ketiga Djarum 20,4%. Kredibilitas perusahaan Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik. Kredibilitas Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui jalan yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan. Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis. Budaya perusahaan Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit d corps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan dan berkembang lebih baik lagi. Nilai capital yang besar Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok

3 raksasa dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan perusahaan untuk menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan operasional perusahaan. 2. Kelemahan Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor. Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang besar dan bahan baku yang mahal. Kurang diminati produk rokok SKM mild internasional Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya distribusi dan promosi membuat sangat memperkokoh posisi Gudang Garam Internasional.

4 Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala Event tersebut seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline. Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang harus didanai setiap tahunnya. Dengan adanya event berkala tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negative. Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari launchingnya yang sangat luar biasa untuk industry rokok Indonesia, tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba yang sesuai harapan seiring berjalannya waktu.

5 IV Eksternal Perusahaan 1. Peluang Masuknya phillip moris sebagai mitra bisnis Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia Banyak spot promosi yang diperoleh dari banyak event Kemungkinan produk baru 2. Ancaman Regulasi dan perda megenai anti rokok Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda anti-rokok. Kompetitor dari rokok jenis mild Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang Garam ada Surya Signature, yang cukup mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel ada Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild, bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk Class Mild yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya competitor

6 menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia, akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut. Bertambahnya kompetitor rokok jenis mild Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan industry rokok mild. Tingginya pajak rokok Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat awareness akan berkurang. IV.1.2. Analisis Porter 1. Persaingan dengan perusahaan sejenis Industry bisnis rokok adalah bisnis yang memiliki persaingan yang sangat ketat. Persaingan ketat ini dikarenakan peluang bisnis rokok sangat menjajikan karena banyak pangsa pasarnya terutama di Indonesia sendiri. Ada beberapa perusahaan yang memiliki bidang perusahaan yang

7 sama dengan PT. HM Sampoerna, Tbk dan masuk ditingkat rokok perusahaan rokok besar di Indonesia. PT. Bentoel Internasional Investama PT. Gudang Garam, Tbk Persaingan ketat tersebut tidak berpengaruh pada pendapatan PT HM Sampoerna, Tbk karena terus meningkat dari tahun ke tahun. Sampoerna bisa bertahan didalam persaingan industry rokok yang ketat juga dibantu oleh promosi-promosi yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga teteap meningkatkan minat masyarakat untuk membeli produk PT. HM Sampoerna, Tbk. 2. Ancaman dari pesaing baru Pesaing baru yang datang bagi PT HM Sampoerna, Tbk hanyalah perusahaan lama yang mengeluarkan produk-produk barunya. Seperti PT Gudang Garam, Tbk yang membuat rokok mild yaitu Surya Siganature dan juga PT Bentoel yang mempunyai produk StarMild, produk-produk tersebut bersaing dengan produk-produk Sampoerna Mild milik PT. HM Sampoerna, Tbk. Persaingan tersebut membuat sampoerna memberikan inovasi-inovasi pada setiap produknya seperti menambah rasa menthol pada produk rokok Sampoerna Mild, dan juga membuat produk baru yaitu Sampoerna Avolution yang diharapkan dapat merebut pangsa pasar di Indonesia. Inovasi-inovasi tersebut bertujuan untuk tetap menjaga kestabilan perusahaan. Mengingat persaingan industry rokok sangat ketat.

8 Banyaknya produk-produk baru yang yang masuk ke industry rokok juga membuat sampoerna untuk tetap menjaga kualitas terbaik cengkehnya, dimana pada saat ini kualitas cengkeh sampoerna masih yang terbaik di pangsa pasar industry rokok Indonesia. 3. Ancaman dari produk subtitusi Produk subtitusi rokok untuk saat ini tidak ada, namun pernah dicoba untuk mengganti rokok dengan permen karet atau pengganti nikotin, rokok herbal namun hal itu juga tidak sepenuhnya efektif untuk menggantikan rokok, Tetapi jika kualitas dari sampoerna menurun konsumen dapat mengganti ke produk rokok perusahaan pesaing. Hal ini yang harus tetap di perhatikan oleh PT. HM Sampoerna, Tbk. 4. Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar dapat digunakan oleh pemasok kepada industri rokok dengan menaikkan harga ataupun menurunkan mutu dari produk yang dibeli. Jika para pemasok mendominasi untuk beberapa perusahaan karena produk pemasok merupakan input penting bagi industri dan juga pemasok tidak menghadapi produk lain untuk dijual kepada industri, maka para pemasok akan mempunyai daya tawarmenawar yang tinggi oleh industri. 5. Kekuatan tawar menawar pembeli Kekuatan tawar menawar dengan pembeli yang dilakukan oleh PT. HM Sampoerna, Tbk dengan menawarkan mutu dan pelayanan tinggi bagi pembeli, dan juga berperan sebagai pesaing satu sama lain. Pembeli

9 membeli dalam jumlah yang besar dan juga produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi maka pembeli akan mempunyai daya tawar menawar yang tinggi oleh perusahaan. SUBTITUSI Tekanan persaingan datang dari usaha-usaha pasar (pesaing) untuk merebut pasar konsumen PEMASOK Persaingan antar penjual dalam satu industri PEMBELI Tekanan persaingan datang dari pendatang baru yang potensial merebut pasar (konsumen) PENDATANG BARU Gambar IV.1. Bagan Analisis Porter IV.1.3. Analisis PEST 1. POLITIK Sesuai dengan keputusan menteri tenaga kerja dan pemprov DKI Jakarta untuk menetapkan upah umum regional Jakarta tahun 2012 menjadi Rp

10 ,- yakni meningkat dari upah minimum regional Jakarta di tahun sebelumnya. Jaminan jamsostek yang wajib diberikan kepada para pekerja, selain sebagai kewajiban perusahaan untuk menjaga keselamatan pekerja, juga untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku. Biaya ini nantinya akan terbebani pada beban gaji yang dikeluarkan oleh perusahaan. 2. EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi yang baik sampai akhir tahun 2011 dan sepanjang tahun 2012, didukung konsumisi dan investasi swasta. Hal tersebut akan berdampak baik bagi PT HM Sampoerna, Tbk yang mempunyai tingkat konsumen rokok paling atas di Indonesia. Inflasi yang semakin tinggi dapat berdampak pada kegiatan operasional maupun non operasional perusahaan yang membuat biaya penyediaan manjadi tinggi yang diakibatkan oleh nilai tukar rupiah ke dollar yang turun. 3. SOSIAL PT HM Sampoerna Tbk, menyelenggarakan pekan bakti kesehatan yang pertama untuk tahun 2012 di wilayah Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang. Kegiatan sosial ini difokuskan untuk pemberian kesehatan secara cuma-cuma kepada warga di Kecamatan Teluk Jambe

11 Timur, Kabupaten Karawang dengan kemampuan pelayanan sekitar jiwa pada tanggal Maret Sampoerna menerjunkan tim Sampoerna Rescue (SAR) yang terdiri dari tiga dokter dan enam relawan yang mampu memberikan bantuan cepat dan praktis bagi masyarakat. PT HM Sampoerna Tbk juga mempunyai program yang bernama Putera Sampoerna Foundation yang bertujuan membantu masyarakat dalam memajukan pendidikan dan membangun masa depan. Bukan hanya siswa/i yang mendapat program ini, namun para guru juga ditingkatkan kualitasnya dengan merintis Teachers Learning Center (TLC). 4. TEKNOLOGI PT HM Sampoerna Tbk melengkapi sistemnya dengan teknologi informasi yang modern dengan menggunakan implementasi software Oracle. Hal yang harus diperhatikan dengan software tersebut adalah bagaimana hasil positif yang telah dicapai tersebut dapat diukur dan dapat dianalisis secara konkrit dengan menggunakan parameter-parameter keuangan yang ada. IV.1.4. Implementasi Strategi PT HM Sampoerna, Tbk Perusahaan akan mengoptimalkan kekuatan dan peluang perusahaan serta dalam menghadapi kelemahan dan ancaman perusahaan dengan menjalankan dan mengembangkan strategi yang dijalankan. Strategi yang dijalankan oleh PT HM Sampoerna, Tbk adalah sebagai berikut :

12 Strategi Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar diperlukan untuk melakukan pemasaran pada produk yang sudah ada diperusahaan yang bertujuan untuk lebih dikenal oleh masyarakat dan memperluas pangsa pasar produk tersebut dan juga PT HM Sampoerna itu sendiri. Pemasaran yang dilakukan oleh sampoerna selain dengan iklan-iklan, sampoerna juga mempunyai event rutin setiap tahunnya yang juga bertujuan untuk melakukan promosi dan iklan dari produk-produk PT HM Sampoerna, Tbk. Soundrenaline, acara ini pertama dilaksanakan pada tahun 2002 selama 2 hari 2 malam dengan menghadirkan 38 band top Indonesia, acara ini sekaligus memperkenalkan produk PT HM Sampoerna Tbk. Jakarta fair, Sampoerna juga menjadi salah satu sponsor event ulang tahun Jakarta. Java jazz festival, event yang bermula di awal maret 2011 lalu ini berhasil meningkatkan nilai promosi PT HM Sampoerna. Tidak hanya itu di sela-sela iringan musik jazz yang menghibur, games berhadiah juga mampu menarik banyak orang datang, sehingga, mereka pun mendapat banyak pengetahuan tentang beragam program Sampoena. Tentunya, diharapkan ini akan menggerakkan kepedulian penikmat musik dan masyarakat umum agar lebih mau peduli membantu sesamanya.

13 Strategi Pengembangan Pasar PT HM Sampoerna Tbk di tahun 2011 membukukan penjualan tertinggi sepanjang 2011 dari 2010 dibanding dengan dua emiten rokok pesaingnya, menurut laporan keuangan perseroan. Sampoerna membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 22% menjadi Rp 52,8 triliun di 2011 dari 2010, penjualan sampoerna pada tahun 2010 tercatat Rp 43,3 triliun. Hal ini yang menjadikan sampoerna melakukan pengembangan pasar hanya pada sektor investasi dan saham mereka. Strategi Pengembangan Produk PT HM Sampoerna Tbk untuk mengembangkan produknya selalu berinovasi agar selalu dapat bersaing dengan industri yang sama. Inovasi produk sudah seharusnya dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk, melihat dari kapasitas mereka mempertahankan sebagai pangsa pasar tertingi di Indonesia yang mengalahkan dua pesaing lainnya. Selain produk A mild sebagai pangsa pasar terbesar di Indonesia, PT HM Sampoerna juga berinovasi bengan memunculkan produk mild baru seperti Avolution dan Mild rasa Menthol. IV.2. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan lanjutan dari bagian penilaian bisnis yang menggunakan laporan keuangan. Penulis melakukan analisis laporan keuangan PT HM Sampoerna, Tbk untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan, analisis terbatas pada laporan laba rugi, neraca pada lima tahun yaitu 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011

14 dengan menggunkan metode analisis vertical, horizontal, dan analisis rasio-rasio laporan keuangan. IV.2.1. Analisis Vertikal dan Horizontal Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan dgiketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja, metode ini juga disebut metode analisis statis. Analisa horizontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisis dinamis. IV Analisis Vertikal Analisis vertikal laporan laba rugi PT HM Sampoerna, Tbk dapat dilihat pada lampiran halaman L1. Hasil analisis vertikal PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut : Laba kotor. Penurunan laba kotor di tahun 2008 dari 29.48% di tahun 2007 menjadi 28.79%, penurunan ini terjadi akibat beban pokok penjualan meningkat dan diimbangi dengan penigkatan pada penjualan. Namun pada tahun 2009 dan 2010 laba kotor perusahaan meningkat menjadi

15 28.83% di 2009 dan 29.17% di 2010 hal ini disebabkan karena adanya penurunan pada beban pokok penjualan dan juga adanya penigkatan pada penjualan bersih pada tahun 2009 dan Pada tahun 2011 ada peningkatan pada nilai laba kotor yang disebabkan karena adanya peningkatan pada penjualan bersih namun pada presentasenya mengalami penurunan diangka 28.75% hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pada beban pokok penjaualan pada tahun 2011 sebesar 71.25%. Beban usaha Beban usaha PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 berdasarkan analisis vertikal adalah presentase dari tahun 2009 sampai tahun 2011 jumlah beban usaha terus menurun secara signifikan hal ini disebabkan karena adanya penurunan yang terjadi pada akun beban pokok penjualan sehingga beban usaha perusahaan dari tahun 2009 terus menurun dan hanya mengalami kenaikan pada tahun 2008 dari 10.76% di tahun 2007 menjadi 10.84%, hal ini disebabkan karena kenaikan beban pokok penjualan di tahun tersebut. Laba usaha Penurunan presentase laba usaha hanya terjadi di tahun 2008 dari 18.72% di tahun 2007 menjadi 17.95%, hal ini disebabkan karena penurunan yang terjadi pada laba kotor. Namun pada tahun 2009, 2010 dan 2011 mengalami peningkatan presentase cukup signifikan

16 18.73%, 20.08% dan 23.93%, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan di presentase laba kotor di tahun 2009 dan 2010, hanya tahun 2011 yang tidak disebabkan oleh laba kotor melainkan oleh beban penjualan yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Laba bersih Laba bersih PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 berdasarkan analisis vertikal mengalami presentase penigkatan cukup signifikan dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yaitu 13.05%, 14.80%, dan 15.26%, peningkatan ini terjadi karena adanya penurunan pada beban penjualan pokok dan juga adanya peningkatan pada penjualan bersih. Penurunan presentase laba bersih hanya terjadi di tahun 2008 yaitu dari 12.17% di tahun 2007 menjadi 11.23%, penurunan ini juga tidak terlalu signifikan karena hal tersebut disebabkan adanya kenaikan dari penghasilan (beban) lain-lain bersih yang terjadi pada tahun tersebut. Analisis vertikal neraca PT HM Sampoerna, Tbk tahun 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dapat dilihat di lampiran halaman L2. Hasil analisis vertikal adalah sebagai berikut : Asset lancar Asset lancar PT HM Sampoerna, pada tahun 2007 adalah sebesar 70.51%, namun mengalami penurunan di tahun 2008 menjadi 68.41% hal ini disebabkan karena menurunnya juga presentase dari akun-akun yang ada didalam dan adanya uang muka pembelian tembakau di

17 tahun 2008 yang mana di tahun 2007 tidak ada. Pada tahun 2009 dan 2010 jumlah asset lancar meningkat cukup signifikan yaitu 71.62% di tahun 2009 dan 76.83% di tahun 2010 hal ini disebabkan karena meningkatnya kas dan kas setara, dan juga meningkatnya piutang usaha, tetapi pada tahun 2011 asset lancar mengalami penurunan kembali meskipun tidak terlalu siginfikan yaitu dari 76.83% di tahun 2010 menjadi 76.65%, hal ini disebabkan karena menurunnya kas dan juga meningkatnya presentase uang muka pembelian tembakau di tahun Asset tidak lancar Pada asset tidak lancar yaitu pada tahun 2008 dan 2011 mengalami kenaikan berbeda dengan tahun 2009 dan 2010 yg mengalami pnurunan. Pada tahun 2008 presantase jumlah asset tidak lancar adalah 31.59% dari 29.49% di tahun 2007 sedangkan untuk tahun 2011 kenaikan tidak terlalu signifikan dari 23.17% di tahun 2010 menjadi 23.35%, hal tesebut disebabkan karena adanya peningkatan pajak tangguhan, meningkatnya penyertaan saham, dan juga meningkatnya presentase aktiva tetap yang sudah dikurangi penyusutan. Penurunan yang terjadi di tahun 2009 dan 2010 adalah 28.38% di tahun 2009 dan 23.17% di tahun 2010 yang disebabkan oleh menurunnya pajak tangguhan, penyertaan saham, dan juga penurunan aktiva tetap.

18 Kewajiban jangka pendek Hasil analisis vertikal kewajiban jangka pendek fluktuatif, kewajiban jangka pendek pada tahun 2007 adalah 39.62%, pada tahun 2008 meningkat menjadi 47.37% namun pada tahun 2009 menjadi 38.08% mengalami penurunan cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 presentase kembali naik menjadi 47.64% dan turun lagi di tahun 2011 di angka 43.82%. hal yang menyebabkan naik turunnya presentase jumlah kewajiban jangka pendek adalah pada tahun 2008 perusahaan mempunya dividend dan tidak mempunyai kewajiban pedek pada pihak ketiga, pada tahun 2009 karena meningkatnya dividen dan hutang usaha meningkat jauh dari tahun sebelumnya, pada tahun 2010 mengalami penigkatan karena pada tahun tersebut perusahaan tidak mempunyai hubungan pada pihak ketiga baik hutang maupun piutang, dan pada tahu 2011 disebabkan oleh kenaikan kewajiban jangka pendek yang cukup signifikan mencapai 6.57% dan juga hutang pajak dan cukai mencapai 30.63%. Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka pendek tahun 2008 mengalami penurunan cukup signifikan dari 8.94% di tahun 2007 menjadi 2.74% ini disebabkan karena perusahaan tidak mempunyai hutang obligasi. Pada tahun 2009 kewajiban jangka panjang kembali naik menjadi 2.84% kenaikan ini tidak terlalu signifikan bagi perusahaan, hal ini disebabkan menurunnya pajak tengguhan perusahaan pada tahun

19 tersebut. Pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali di angka 2.59% ini disebabkan karena kewajiban pajak tangguhan yang menurun dan juga diimbangi dengan penurunaan hutang sewa guna usaha dan juga pendapatan yang ditangguhkan. Pada tahun 2011 presentase kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan yang cukup signifikan di angka 3.53% hal ini disebabkan karena meningkatnya kewajiban imbalan pasca kerja yang mencapai 3.01% yang meningkat dari tahun sebelumnya 2.11%. Ekuitas Presentase ekuitas terhadap total kewajiban dan ekuitas naik dan turun setiap tahunnya. Presentase pada tahun adalah 51.42%, 49.88%, 59.05%, 49.77%, dan 52.65%. Presentase yang fluktuatif tersebut disebabkan juga oleh naik turunnya ekuitas setiap tahunnya yang di pengaruhi oleh akun modal saham, tambahan modal disetor, dan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan yang fluktuatif atau tidak stabil juga. IV Analisis Horizontal Analisis horizontal laporan laba rugi PT HM Sampoerna, Tbk dapat dilihat pada lampiran halaman L5. Hasil analisis horizontal PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut :

20 Penjualan Penjualan PT HM Sampoerna sangat baik dari tahun ke tahun dan tidak mengalami penurunan penjualan hal ini juga diimbangi dengan beban pokok penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan yang terjadi dari tahun 2007 sampai 2010 adalah sebesar %, %, %, dan % ini menandakan bahwa kinerja perusahaan dalam menjual produknya sangatlah baik. Laba kotor Hasil dari analisis horizontal pada akun laba kotor, menandakan kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 kenaikan hanya 3.90% ini diimbangi dengan naiknya beban pokok penjualan pada tahun tersebut. Pada tahun 2008, kenaikan laba kotor mencapai 14.23% disebabkan karena adanya peningkatan pada beban pokok penjualan yang diimbangi juga adanya peningkatan pada penjualan bersih. Pada tahun 2009 kenaikan mencapai 14.78% dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan karena adanya peningkatan pada penjualan dan beban pokok penjualan pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 laba kotor naik di angka 16.82%. kenaikan presentase laba kotor juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba sangat baik. Beban usaha Beban usaha PT HM Sampoerna setiap tahunnya juga meningkat, ini dikarenakan sampoerna mempunyai program rutin tahunan berupa

21 event-event music untuk melakukan promosi. Beban usaha tahun 2007, 2008, 2009, 2010 adalah 97.80%, %, %, dan %. dengan beban usaha yang meningkat penjualan dan laba kotor pun menjadi meningkat. Karena program promosi dari eventevent tersebut berhasil. Laba usaha Laba usaha PT HM Sampoerna Tbk mengalami penigkatan cukup signifikan setiap tahunnya, setiap tahun perusahaan mendapatkan laba 100% lebih, pada tahun % tahun % tahun % dan terutama pada tahun 2010 yang mencapai %. Hal yang mempengaruhi kenaikan laba usaha PT HM Sampoerna, Tbk setiap tahunnya karena adanya peningkatan laba kotor setiap tahunnya yang lebih besar dari beban usaha perusahaan pada setiap tahunnya. Beban lain-lain PT HM Sampoerna pada tahun 2007 hingga 2009 memilik beban lain-lain sebesar , , , namun hal ini tidak membuat kerugian pada perusahaan karena laba usaha yang masih lebih besar dibanding dengan beban lain-lain. Namun pada tahun 2010 beban lain-lain perusahaan berubah menjadi pendapatan lainlain perusahaan dengan mendapatkan hal ini membuat laba bersih perusahaan akan bertambah.

22 Laba bersih Hasil dari analisis horizontal pada akun laba bersih PT HM Sampoerna, Tbk setiap tahunnya mengalami peningkatan atau dengan kata lain tidak ada kerugian pada setiap tahunnya. Presentase laba bersih tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 adalah %, %, %, dan %, hal ini disebabkan karena meningkatnya laba kotor pada setiap tahunnya namun juga di imbangi dengan meningkatnya beban pokok penjualana. Hasil ini menandakan kinerja perusahaan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya sangat baik meskipun pada setiap tahunnya beban penjualan ikut meningkat. Analisis horizontal laporan neraca PT HM Sampoerna, Tbk dapat dilihat pada lampiran halaman L6. Hasil analisis horizontal PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 adalah sebagai berikut : Asset lancar Asset lancar PT HM Sampoerna berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar % namun pada tahun 2008 asset lancet perusahaan turun 0.20% menjadi % hal ini disebabkan karena penurunan kas dan kas setara serta adanya uang muka pembelian tembakau sebesar Pada tahun 2009 asset lancar perusahaan kembali naik menjadi % ini dikarenakan kas setara dan piutang perusahaan meningkat dan uang muka pembelian tembakau pada tahun tersebut turun menjadi Pada tahun

23 2010 asset perusahaan kembali meningkat dari sebelumnya menjadi % hal ini juga disebabkan karena kas setara dan piutang perusahaan meningkat dan uang muka pembelian tembakau pada tahun tersebut turun. Asset tidak lancar Asset tidak lancar PT HM Sampoerna berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan yang signifikan sebesar % dan %, kenaikan tersebut di pengaruhi dari kenaikan pajak tangguhan, penyertaan saham, dan asset tetap yang saudah dikurangi penyusutan. Namun pada tahun 2009 dan 2010 asset lancar perusahaan mengalami penurunan yaitu sebsar % dan % hal yang menyebabkan penurunan tersebut adalah turunnya juga presentase dari akun-akun pajak tangguhan, penyertaan saham, dan asset tetap yang saudah dikurangi penyusutan, ini dapat berdampak kurang baik bagi perusahaan jika hal tersebut tidak segera diperbaiki. Kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka pendek PT HM Sampoerna Tbk berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan di angka % dan % hal tersebut di pengaruhi oleh kenaikan hutang pajak dan cukai serta beban yang masih harus dibayar pada tahun tersebut. Pada tahun 2009 dan 2010 kewajiban jangka pendek mengalami penurunan yaitu pada angka % dan % ini

24 disebabkan oleh menaiknya hutang pajak dan cukai namun diimbangi dengan penurunan hutang beban yang masih harus dibayar. Kewajiban jangka panjang Kewajiban jangka panjang PT HM sampoerna berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan yang cukup siginfikan yaitu di angka % menjadi 35.02%, hal ini disebabkan karena pada tahun 2008 perusahaan tidak memiliki hutang obligasi dan juga diimbangi dengan kenaikan pajak tangguhan. Pada tahun 2009 dan 2010 mengalamai kenaikan di angka 39.95% dan 42.11%, ini dipengaruhi oleh penurunan kewajiban pajak tangguhan dan menaiknya kewajiban imbalan pasca kerja pada tahun tersebut. Ekuitas Ekuitas PT HM Sampoerna Tbk berdasarkan analisis horizontal pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan yang tidak cukup signifikan yaitu diangka % di tahun 2007 menjadi % di tahun 2008, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan pada selisih kurs dan penurunan saldo laba yang belum dicadangkan di tahun Pada tahun 2009 ekuitas kembali meningkat menjadi % hal ini disebabkan karena kembali menurunnya selisih kurs laporan keuangan dan juga diimbangi dengan meningkatnya saldo laba yang belum dicadangkan. Namun pada tahun 2010 presentase jumlah ekuitas kembali menurun yaitu di angka % hal ini juga disebabkan karena meningkatnya selisih kurs pada laporan keuangan

25 dan menurunnya saldo laba yang belum dicadangkan. Sedangkan untuk tambahan modal disetor tidak mengalami perubahan yaitu sebesar setiap tahunnya yang ditetapkan perusahaan. IV.2.2. Analisis Rasio Laporan Keuangan Analisis rasio laporan keuangan perusahaan dan analisis rasio laporan keuangan perusahaan pembanding dapat dilihat pada lampiran halaman L9. analisis rasio tersebut digunakan untuk menilali kinerja perusahaan dan perusahaan sebanding dengan melihat posisi keuangan dan juga melihat apakah perusahaan mempunyai rasio yang baik atau tidak. IV Analisis Rasio Likiuditas Hasil perhitungan dari analisis rasio likuiditas PT HM Sampoerna Tbk tahun adalah sebagai berikut : Rasio PT HM Sampoerna Tbk Rasio Likiuditas Current Ratio % % % % % Acid Test Ratio 34.23% 44.22% 46.68% 61.01% 69.94% perputaran piutang 29.8X 196.6X 216.4X 173.4X 193.4X perputaran persediaan 2.35X 3.22X 2.9X 3.13X 4.22X Rata- rata Industri % % % % % 25.51% 29.97% 27.10% 31.23% 29.19% 46.9X 108.7X 127.0X 130.2X 133.0X 7.04X 2.30X 1.87X 2.45X 2.51X Gambar IV.2. Perhitungan rasio likuiditas

26 1. Current Ratio Perhitungan yang didapat dari rasio lancar PT HM Sampoerna Tbk menunjukkan kemampuan asset lancar yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna Tbk dalam menjamin hutang jangka pendeknya mengalami naik turun ini diesebabkan karena naik turunnya juga hutang lancar yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna Tbk. Pada analisis hoizontal PT HM Sampoerna menunjukkan bahwa hutang lancar lebih besar dari asset lancar meskipun terjadinya naik turun. Pada tahun 2008 menunjukkan penurunan aktiva lancar sebesar % sedangkan hutang lancarnya meningkat hingga %, pada tahun 2009 terjadi peningkatan asset lancar sebesar % hal ini juga diikuti dengan penurunan hutang lancar yang mencapai %, ini baik bagi perusahaan. Pada tahun 2010 kembali peningkatan terjadi pada asset lancar di angka % dan juga penurunan hutang lancar sebesar %, sehingga ini terus membuat current ratio perusahaan menjadi meningkat setelah tahun Berdasarkan hasil industri rata-rata current ratio PT. HM Sampoerna Tbk berada di bawah rata-rata industri darti tahun , ini disebabkan karena PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk mempunyai current ratio yang lebih besar dari PT HM Sampoerna, rata-rata industri tahun 2007 adalah % sedangkan current ratio PT HM sampoerna, Tbk hanya %, pada tahun 2008 rata-rata industri mencapai % sedangkan current ratio PT HM sampoerna, Tbk hanya %, pada tahun 2009 rata-rata

27 industri sedangkan current ratio PT HM sampoerna, Tbk hanya %, pada tahun 2010 rata-rata industri mencapai % sedangkan current ratio PT HM sampoerna, Tbk hanya % ini merupakan angka terendah dari tahun Namun pada tahun 2011 PT HM Sampoerna Tbk berada di atas rata-rata industri yaitu di angka % di atas rata-rata industri yang hanya %, ini disebabkan karena menurunnya current ratio dari PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama pada tahun Acid Test Ratio Acid Test Ratio ini menggambarkan kemampuan PT HM Sampoerna, Tbk untuk membayar hutang jangka pendeknya tanpa melibatkan persediaan. Pada tahun 2007 acid test ratio pada PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 34.23% atau 0.34X, itu berarti PT HM sampoerna, Tbk hanya mampu membayar Rp. 1,- jangka pendek dengan asset tanpa persediaan sebesar Rp 0.34,- atau kurang dari setengah seluruh hutangnya. Angka ini terus meningkat setiap tahunnya dan paling tinggi pada tahun 2011 mencapai 69.94% atau 0.70X yang berarti PT HM Sampoerna, Tbk mampu menutupi hutang jangka pendeknya lebih dari separuh seluruh hutangnya. Berdasarkan hasil rata-rata industri PT HM Sampoerna, Tbk berada di atas rata-rata industri dari tahun , ini disebabkan karena acid test ratio milik PT Bentoel Internasional Investama, Tbk

28 berada jauh dibawah acid test ratio milik PT HM Sampoerna, Tbk dan PT Gudang Garam, Tbk. Pada tahun 2011 dimana pada tahun itu acid test ratio tertinggi yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 69.94% dan juga diimbbangi dengan penurunan rata-rata industrti sebesar 2.04% dari tahun sebelumnya 31.23% menjadi 29.19%. hal ini disebabkan karena acid test ratio PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk mengalami penurunan pada tahun tersebut. 3. Perputaran piutang Perputaran piutang PT HM Sampoerna, Tbk berdasarkan analisis rasio receivable turnover menunjukkan bahwa perputaran piutang perusahaan meningkat setiap tahunnya, hal ini baik bagi perusahaan karena semakin sedikit dana yang tertanam pada piutang dan dapat mencegah piutang tak tertagih. Pada tahun 2007 rasio perputaran piutang PT HM Sampoerna, Tbk hanya di angka 29.80x dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar x dan x hal ini disebabkan karena peningkatan piutang usaha namun juga diimbangi dengan adanya peningkatan pada penjualan bersih perusahaan pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 perputaran piutang perusahaan mengalami penurunan yaitu di angka hal ini disebabkan karena kenaikan piutang usaha yang cukup jauh dari tahun sebelumnya yaitu sebesar menjadi pada tahun 2010, namun pada tahun 2011 rasio perputaran piutang PT HM Sampoerna, Tbk kembali meningkat pada angka x

29 hal ini juga disebabkan karena tidak terlalu signifikannya kenaikan piutang usaha namun diimbangi dengan adanya kenaikan penjualan bersih yang cukup signifikan pada perusahaan pada tahun tersebut. Berdasarkan rata-rata perputaran piutang industri PT HM Sampoerna, Tbk berada diatas rata-rata industri, ini dikarenakan PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memiliki rasio perputaran piutang perusahaan yang lebih kecil dari PT HM Sampoerna, Tbk, yang berarti PT HM Sampoerna, Tbk lebih baik dalam menagih piutang usahanya di banding dengan para pesaing industrinya. 4. Perputaran persediaan Perputaran persediaan PT HM Sampoerna, Tbk berdasarkan analisis inventory turnover mengalami penurunan pada tahun 2009 saja. Ini menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna, Tbk persediaan yang tersimpan diolah dengan baik oleh PT HM Sampoerna, Tbk untuk dapat menghasilkan kas. Pada tahun 2007 perputaran persediaan PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 2.35x, berarti dalam setahun ada 2.35x perputaram persediaan dan pada tahun 2008 perputaran persediaan PT HM Sampoerna, Tbk menigkat mencapai 3.22x ini disebabkan penurunan persediaan berdasarkan hasil analisis horizontal sebesar 17.12% dan peningkatan pada beban pokok penjualan sebesar 17.49%. Pada tahun 2009 perputaran persediaan PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan mencapai 2.90x hal ini disebabkan karena adanya penurunan pada beban pokok

30 sebesar 14.42% dan terjadinya peningkatan pada persediaan sebesar 25.31% pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 perputaran persediaan kembali meningkat sebesar 3.13x hal ini juga disebabkan karena adanya peningkatan beban pokok penjualan yang lebih besar dari pada peningkatan persediaan yaitu sebesar 14.17% pada beban pokok penjualan dan 3.55% pada persediaan di tahun tesebut. Pada tahun 2011 perputaran persediaan meningkat hingga 4.22x, angka tersebut adalah angka tertinggi selama periode Berdasarkan rata-rata inudstri perusahaan PT HM Sampoerna, Tbk berada dibawah rata-rata industri pada tahun 2007, hal ini disebabkan karena perputaran persediaan PT Gugang Garam, Tbk lebih besar daripada perutaran persediaan PT HM Sampoerna, Tbk meskipun PT Bentoel Internasional Investama, Tbk mempunyai rasio perputaran persediaan yang lebih kecil dari PT HM Sampoerna, Tbk tetap tidak terlalu mempengaruhi. Pada tahun berdasarkan rata-rata industri perusahaan PT HM Sampoerna, Tbk berada di atas rata-rata industri ini terjadi karena adanya penurunan yang cukup signifikan dari PT Gudang Garam, Tbk pada rasio perputaran persediaannya, meskipun PT Bentoel Internasional Investama, Tbk mengalami kenaikan tidak terlalu mempengaruhi karena masih lebih kecil dari PT HM Sampoerna, Tbk. Ini menunjukkan kemampuan PT HM Sampoerna untuk mengolah persediaannya lebih baik dari perusahaan sebanding dan cukup efisien.

31 IV Analisis Rasio Leverage Hasil perhitungan dari analisis rasio leverage PT HM Sampoerna Tbk tahun adalah sebagai berikut : Rasio Leverage PT HM Sampoerna Tbk Debt Ratio to Total Asset 48.56% 50.10% 40.93% 50.23% 47.35% Debt to Total Equity Ratio 94.43% % 69.31% % 89.93% Long Term Debt to Equity Ratio 17.38% 5.48% 4.81% 5.20% 6.71% Rata- rata Industri % 48.93% 44.79% 45.81% 49.69% % % 91.26% 91.78% % 39.73% 32.50% 20.00% 21.85% 7.42% Gambar IV.2. Perhitungan rasio leverage 1. Debt Ratio to Total Asset Rasio debt ratio to total asset menunjukkan posisi keuangan antara kewajiban perusahaan terhadapa kekayaan perusahaan. Rasio ini adalah rasio yang umumnya akan dilihat oleh para kreditor dan investor dan juga menginginkan hasil angka yang kecil pada perhitungan rasio ini, untuk mengurangi resiko kerugian apabila terjadi likuidasi. Berbanding terbalik dengan manajemen perusahaan yang menginginkan hasil ngka yang besar pada rasio ini untuk menjaga kelancaran usahanya.

32 Debt ratio to total asset PT HM Sampoerna, Tbk mengalami naik turun pada setiap tahunnya, ini disebabkan karena naik turunnya juga jumlah hutang dan asset yang dimiliki oleh PT HM Sampoerna, Tbk. Pada tahun 2007 menunjukkan angka 48.56% yang berarti kreditor hanya menyediakan dana sebesar 48.56% dari pembiayaan PT HM Sampoerna, Tbk dan sisanya adalah dana PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 51.44%. Pada tahun 2008 presentasenya mengalami kenaikan menjadi 50.10% hal ini disebabkan karena peningkatan total hutang lebih besar daripada penigkatan total asset pada tahun tersebut berdasarkan hasil analisis horizontal pada neraca, peningkatan ini berarti dana kreditor hampir menyamai dana dari PT HM Sampoerna, Tbk sendiri. Pada tahun 2009 presentase mengalami penurunan kembali yaitu di angka 40.93% ini disebabkan oleh peningkatan total asset dan diimbangi dengan menurunnya total hutang pada tahun tersebut, berdasarkan perhitungan analisa horizontal total hutang PT HM Sampoerna, Tbk tahun menurun dari % menjadi %, yang berarti turun sebesar 12.12%, sedangkan total aktiva nya meningkat dari % menjadi % yang berarti meningkat menjadi 12.5%. Pada tahun 2010 presentaseny kembali naik menjadi 50.23% ini berarti kreditor membiayai perusahaan hampir setengahnya, hal ini disebabkan karena meningkatnya total hutang lebih besar daripada total asset. Pada tahun 2011 presentase kembali menurun di angka 47.35% hal ini disebabkan menurunnya total hutang lebih besar daripada menurunnya total asset pada tahun tersebut.

33 Berdasarkan hasil rata-rata industri debt ratio to total asset PT HM Sampoerna, Tbk berada di bawah rata-rata industri pada tahun 2007, 2009, dan 2011, ini juga sama dengan PT Gudang Garama, Tbk, hal ini disebabkan karena PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memiliki dia atas rata-rata industri. Hal ini bagi para kreditor dan investor PT HM Sampoerna, Tbk memnunjukkan hal yang baik karena berindikasi mempunyai hutang yang cukup kecil. Namun pada tahun 2008 dan 2010 PT HM Sampoerna, Tbk berada diatas rata-rata industri, hal ini juga disebabkan karena menurunnya debt ratio to total asset PT Gudang garam, Tbk pada tahun tersebut. Hal ini bagi para kreditor tidak cukup baik tetapi bagi perusahaan ini hal yang cukup baik karena menunjukkan investasi yang kecil, mengurangi resiko apa bila perusahaan likuidasi tidak mengalami kerugian investasi yang terlalu banyak. 2. Debt to Total Equity Ratio Rasio debt to total equity ratio menunjukkan posisi keungan antara kewajiban perusahaan terhadapa modal perusahaan. Debt to total equity ratio PT HM Sampoerna dari tahu mengalami naik turun. Pada tahun 2007 PT HM Sampoerna, Tbk memiliki debt to total equity ratio sebesar 94.43% dan pada tahun % ini menunjukkan bahwa besar modal dan hutang hampir sama, dan mengalami peningkatan sebesar 6.01% ini disebabkan meningkatnya hutang dan modal dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 17.61% hutang dan 41.34%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar

34 69.31% ini adalah hasil terendah selama tahun , hal tersebut sangat diinginkan oleh investor dan kreditor karena semakin besar dana yang disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2010 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk kembali meningkat di angka % hal ini disebabkan karena meningkatnya hutang dan menurunnya modal pada tahun tersebut berdasarkan analisis horizontal pada PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2010 sebesar 50% hutang dan 79.39% modal. Pada tahun 2011 debt to total equity PT HM Sampoerna, Tbk kembali menurun di angka 89.93% hal ini disebabkan karena menurunnya modal dan hutang pada tahun Berdasarkan hasil rata-rata industri debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk berada dibawah rata-rata industri pada tahun 2007, 2008, 2009, dan 2011 ini disebabkan karena rata-rata industri PT Gudang Garam, Tbk lebih kecil dari rata-rata PT HM Sampoerna, Tbk dan juga PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memliki debt to total equity ratio di atas PT HM Sampoerna, Tbk yang mempengaruhi karena perbedaan yang terlalu jauh. Sedangkan di tahun 2010 PT HM Sampoerna berada di atas rata-rata industri hal ini disebabkan karena tidak terlalu jauhnya perbedaan debt to total equity ratio dengan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk.

35 Pada tahun 2007 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 94.43% sedangkan debt to total equity ratio rata-rata industri sebesar %. Pada tahun 2008 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami peningkatan sebesar 6.01% tetapi debt to total equity ratio rata-rata industri juga mengalami keniakan sebesar 0.01%. Pada tahun 2009 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan hingga 31.13% sama juga halnya dengan ratarata industri yang turun hingga 13.1%. Pada tahun 2010 PT HM Sampoerna, Tbk mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu 31.62% naik lebih dari 100% tahun sebelumnya hal ini juga menjadikan PT HM Sampoerna, Tbk berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2011 debt to total equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan lagi sebesar 11% tetapi rata-rata industri perusahaan juga ikut naik sebesar 18.55%, hal tersebut membuat debt to total equity ratio PT HM Sampoerna berada dibawah rata-rata industri perusahaan kembali. 3. Long Term Debt to Equity Ratio Long term debt to equity ratio menggambarkan bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan hutang jangka panjang. Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan pada tahun hal ini yang diinginkan oleh kreditor maupun investor karena semakin kecil dana perusahaan yang dijadikan hutang jangka panjang. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 mengalami kenaikan, hal ini justru

36 yang tidak diinginkan oleh kreditor dan investor karena semakin besar dana yang dijadikan hutang jangka panjang. Pada tahun 2007 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna sebesar 17.38% dan menurun 11.9% pada tahun 2008 menjadi 5.48% ini disebabkan karena menurunnya hutang jangka panjang di tahun tersebut berdasarkan hasil analisis horizontal PT HM Sampoerna, Tbk. Pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 0.67% menjadi 4.81% ini menjadi hasil terendah selama tahun , namun berdasakan analisis horizontal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah kewajiban jangka panjang dan diimbangi dengan menurunnya kewajiban pajak tangguhan, hutang sewa guna usaha, dan pendapatan ditangguhkan. Pada tahun 2010 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna kembali meningkat di angka 5.20%. pada tahun 2011 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk kembali meningkat 1.51% sehingga Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2009 menjadi 6.71% ini menjadikan kenaikan paling tinggi selama tahun Peningkatan ini juga disebabkan karena adanya peningkatan total hutang jangka panjang pada tahun 2011, berdasarkan hasil analisis horizontal yang didapat kenaikan total hutang jangka panjang tahun % dan meningkat tahun 2011 menjadi 42.11%. Berdasarkan hasil rata-rata industri Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk berada dibawah rata-rata industri, meskipun PT Gudang Garam, Tbk memiliki Long term debt to equity ratio yang

37 hampir sama dengan PT HM Sampoerna, Tbk ini tidak terlalu mempengaruhi rata-rata industri karena PT Bentoel Internasional Investama, Tbk memiliki Long term debt to equity ratio yang jauh lebih besar dari PT HM Sampoerna, Tbk. Ini adalah hal yang baik untuk para investor dan kreditorm karena kepemilikan hutang PT HM Sampoerna, Tbk lebih kecil dari rata-rata industri. Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk tahun % sedangkan Long term debt to equity ratio rata-rata industri hanya 39.73%. pada tahun 2008 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk 5.48% dan Long term debt to equity ratio mengalami penurunan menjadi 32.50%. Pada tahun 2009 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk menurun menjadi 4.81% dan Long term debt to equity ratio rata-rata indusrti juga mengalami penurunan menjadi 20.00%. Pada tahun 2010 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna, Tbk meningkat menjadi 5.20% dan juga diimbangi dengan peningkatan Long term debt to equity ratio rata-rata industri menjadi 21.85% dan pada tahun 2011 Long term debt to equity ratio PT HM Sampoerna kembali meningkat menjadi 6.71% tetapi Long term debt to equity ratio rata-rata industri menurun cukup signifikan menjadi 7.42%. tahun 2008 menunjukkan jarak terjauh antara rasio PT HM Sampoerna, Tbk dengan rata-rata industri.

38 IV Analisis Rasio Profitabilitas Hasil perhitungan dari analisis rasio profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk tahun adalah sebagai berikut : Rasio Profitabilitas PT HM Sampoerna Tbk Gross Profit Margin 29.48% 28.79% 28.83% 29.17% 28.75% Net Profit Margin 12.17% 11.23% 13.05% 14.80% 15.26% Net rate of ROI 23.11% 24.14% 28.72% 31.29% 41.62% 1. Gross Profit Margin Rata- rata Industri % 21.55% 23.06% 24.84% 25.30% 7.58% 7.16% 7.16% 9.48% 10.04% 11.83% 12.44% 12.80% 16.50% 19.71% Gambar IV.2. Perhitungan rasio profitabilitas Rasio gross profit margin mengukur efisiensi pengendalian yang dilakukan perusahaan terhadap biaya produksi untuk beroperasi secara efisien. Pada tahun PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan, namun pada tahun PT HM Sampoerna, Tbk menunjukkan peningkatan yang berarti PT HM Sampoerna berhasil melakukan efisiensi biaya produksinya. Namun gross profit margin PT HM Sampoerna menunjukkan penurunan pada tahun Pada tahun 2007 gross profit margin PT HM Sampoerna sebesar 29.48% ini berarti setiap Rp. 1,- penjualan dapat memberikan laba kotor Rp. 0,30. Pada tahun 2008 gross profit margin PT HM Sampoerna sebesar 28.79% ini berarti terjadi penurunan sebesar 0.69% dari tahun

39 2007 ini terjadi karena ada peningkatan pada beban pokok penjualan berdasarkan hasil analisis horizontal sebesar 17.08% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk kembali manunjukkan peningkatan sebesar 0.04% dari tahun sebelumnya meskipun tidak cukup signifikan PT HM Sampoerna berhasil mengefisiensikan biaya produksi pada tahun tersebut. Pada tahun 2010 gross profit margin PT HM Sampoerna kembali menunjukkan peningkatan yaitu sebesar 29.17% atau naik kenaikan ini cukup signifikan yang disebabkan kenaikan beban pokok penjualan namun juga diimbangi dengan kenaikan penjualan bersih pada tahun tersebut, berdasarkan analisis horizontal kenaikan penjualan bersih mencapai 46.38% dan beban pokok penjualan mencapai 45.67%. Pada tahun 2011 gross profit margin PT HM Sampoerna kembali turun di angka 28.75%. Berdasarkan hasil rata-rata industri gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk berada di atas rata-rata industri dari tahun Ini dikarenakan gross profit margin PT Gudang Garam, Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama, Tbk berada di bawah gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk. Ini menunjukkan kemampuan PT HM Sampoerna, Tbk dalam mengolah biaya produksi sudah sangat efisien dalam industrinya. gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk pada tahun 2007 sebesar 29.48% sedangkan gross profit margin rata-rata industri hanya 22.38%. Pada tahun 2008 gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 28.79% sedangkan gross profit margin rata-rata industri hanya

40 21.55%, meskipun gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan, tetap di atas rata-rata industri. Pada tahun 2009 gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 28.83% sedangkan gross profit margin rata-rata industri naik menjadi 23.06%. Pada tahun 2010 gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 29.17% sedangkan gross profit margin rata-rata industri hanya mencapai 24.84%. Pada tahun 2011 gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk adalaha sebesar 28.75% turun dari tahun sebelumnya namun tetap berada diatas rata-rata industri karena gross profit margin rata-rata industri hanya 25.30% meskipun naik 0.46% dari rata-rata tahun sebelumnya. Tahun 2011 adalah angka terendah dari gross profit margin PT HM Sampoerna, Tbk selama tahun Net Profit Margin Net profit margin untuk mengukur perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih lainnya. Pada tahun net profit margin PT HM Sampoerna, Tbk mengalami penurunan, namu pada tahun net profit margin PT HM Sampoerna, Tbk mengalami peningkatan, ini berarti PT HM Sampoerna berhasil mendapatkan keuntungan bersih dari setiap penjualannya. Pada tahun 2007 net profit margin PT HM Sampoerna, Tbk adalah sebesar 12.17% yang berarti setiap penjualan Rp 1,- dapat memberikan laba bersih sebesar Rp 0.12%. Pada tahun 2008 net profit margin PT HM Sampoerna, Tbk sebesar 11.23% yang berarti net profit margin PT HM Sampoerna, Tbk menurun hingga 0.94% pada tahun

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.

Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT HM SAMPOERNA, TBK MENGGUNAKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2007-2011 Muhammad Miftahul Anbiya Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK Tujuan penelitian pada PT HM Sampoerna,

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

TUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah TUGAS LAPORAN Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Nama : Andrian Ramadhan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan analisis-analisis yang dilakukan oleh penulis atas laporan keuangan PT XL Axiata Tbk, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: V.1.1 Analisis Strategi

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Analisis strategi kompetitif Analisis strategi kompetitif merupakan titik awal yang penting untuk penilaian bisnis dengan menggunakan laporan keuangan. Analisis strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pengolahan tembakau mampu dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang sangat luas,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Dilla Marta Yulia NPM : 22213462 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Bani Zamzami,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk Nama : R. Hudy Adinurwijaya Npm : 25210478 Kelas : 4EB23 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh likuiditas (current ratio), total asset turnover, dan total debt to total asset terhadap net profit margin pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( Sampoerna ) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia dengan memproduksi sejumlah merek rokok

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.I Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan kinerja keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis laporan keuangan yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan hasil penilaian kinerja empat perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Nama : Bella Kandi NPM : 21213695 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Erna Kustyarini SE., MMSI Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 92 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk semula didirikan dengan nama NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaannya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Setiap pendiri perusahaan atau pemilik perusahaan pasti mengharapkan perusahaannya mampu bertahan dan tumbuh dalam berbagai kondisi. Terutama dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh para pengusaha yang sukses dalam mengelola perusahaanya. Dalam meningkatkan serta memperlancar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di

Lebih terperinci

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR

B. MASALAH YANG DIHADAPI DALAM PENENTUAN RASIO STANDAR ANALISIS RASIO A. RASIO STANDAR Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 31 DESEMBER

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 31 DESEMBER ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 31 DESEMBER 2012 2014 Disusun oleh : Nama : Desyria Pratiwi NPM : 21212913 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Susanti Usman, SE.,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan yang telah dibahas pada bab analisis dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasio Perhitungan analisis rasio yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data data yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont

Alur Pikir. Lampiran 1. Alur Pikir 73. Analisis Trend Analis Forecasting Analisis Common Size Analisis Rasio Analisis Du pont LAMPIRAN 72 73 Faktor-faktor internal yg berpengaruh Dapat dikendalikan : HPP, Hutang perusahaan Existing Problem Kinerja keuangan yang fluktuatif Faktor-faktor eksternal yg berpengaruh & tidak dpt dikendalikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN maka perusahaan akan mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaannya lebih baik atau bahkan lebih baik dari perusahaan lain. Dengan adanya analisis rasio laporan keuangan maka akan dapat membantu manajemen

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai alat yang cukup penting untuk memperoleh informasi sehubungan

Lebih terperinci

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan 1. Kreditur 2. Investor 3. Akuntan Publik 4. Karyawan Perusahaan 5. Bapepam 6. Underwriter 7. Konsumen 8. Pemasok 9. Lembaga Penilai

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari sistem manajemen secara keseluruhan. Manajemen yang baik dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 45-54 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pelaporan keuangan. Laporam keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Laporan perubahan ekuitas

BAB II LANDASAN TEORI. pelaporan keuangan. Laporam keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Laporan perubahan ekuitas BAB II LANDASAN TEORI II.1. Laporan Keuangan II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU SECARA TIME SERIES DAN CROSS SECTION (PT. GUDANG GARAM dan PT. HM. SAMPOERNA TAHUN 2007 SAMPAI 2008)

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU SECARA TIME SERIES DAN CROSS SECTION (PT. GUDANG GARAM dan PT. HM. SAMPOERNA TAHUN 2007 SAMPAI 2008) ANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU SECARA TIME SERIES DAN CROSS SECTION (PT. GUDANG GARAM dan PT. HM. SAMPOERNA TAHUN 2007 SAMPAI 2008) MUHAMMAD TAUFIQ STMIK AMIKOM mtaufieq@gmail.com ABSTRAKSI:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Latar Belakang Masalah 1. Keuangan merupakan sarana yang penting bagi suatu perusahaan untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN 1. Pentingnya Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan (financial) suatu perusahaan kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK

Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci