BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu"

Transkripsi

1 BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2002). Dalam kerangka konsep dibawah ini menjelaskan bahwa variabel independen yaitu, Pedagogik, kepribadian, sosial dan frofesional mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yaitu pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Untuk lebih dipahami dapat dilihat dari bagan 3.1 berikut: Bagan 3.1 Kerangka Penelitian Variabel independen Kemampuan Dosen Dalam PBM: - Pedagogik - Kepribadian - Sosial - Profesional Variabel dependen Pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I 3.2. Defenisi Operasional Pedagogik Adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert 21

2 Kepribadian Adalah unsur yang menentukan keakrapan hubungan dosen dengan mahasiswa. Kepribadian dosen akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing mahasiswa. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert Sosial Adalah kemampuan dosen dalam membina dan mengembangkan interaksi social baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai warga masyarakat. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert Profesional Adalah kemampuan profesional yang harus dimiliki dosen agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dan merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. -Alat ukur: Kuesioner -Skala ukur: Skala likert Kemampuan Mahasiswa Adalah dimana keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Dalam hal ini dilihat dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap mahasiswa pada praktek klinik I, yang dapat dilihat dari nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I.

3 23 Dengan kriteria penilaian: (1) Nilai = Cukup, (2) Nilai Memuaskan, (3) Nilai = Sangat Memuaskan, (4) Nilai = Cumlaude (Terpuji). Alat ukur: Nilai akhir mata kuliah keterampilan dasar praktek klinik I Skala ukur: Skala interval 3.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek Klinik I di Akbid Sehati Medan Tahun 2008.

4 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II dengan jumlah mahasiswa 62 orang Sampel Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Sehati Medan Semester II yaitu total sampling dimana semua populasi yang ada dijadikan sampel sejumlah 62 orang. 4.3 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Sehati Medan, dengan pertimbangan adanya subjek yang tersedia dengan sasaran penelitian, lokasi yang mudah dijangkau dan belum ada penelitian orang lain sebelumnya. 4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan dengan mendapat surat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU dan permintaan izin dari Direktur Akbid Sehati Medan untuk mendapat persetujuan dalam penelitian. Kuesioner diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan menekankan masalah etik yang meliputi lembar persetujuan. 24

5 Instrumen penelitian Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk Kuesioner dengan skala likert, terdiri dari empat opsi berupa kata-kata selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Untuk pernyataan positif dengan skala 4, 3, 2, 1, dan untuk pernyataan negatif dengan skala 1, 2, 3, 4. Kuesioner dibagikan dan diisi oleh mahasiswa yang terdiri dari 40 item pernyataan. Dalam kuesioner tersebut di buat pernyataan untuk mendapat data tentang kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, profesional dosen dalam PBM pada praktek klinik I. Adapun skor tertinggi adalah : 40 X 5 = 200, skor terendah 40 X 1 = 40, rentang skor adalah = 160. Jadi kategori yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dosen dalam PBM yang diberikan dosen dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I adalah: Skor = Kurang Skor = Cukup Skor = Baik Skor = Sangat baik

6 26 1. Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Jumlah pernyataan Total No. Variabel Pedagogik 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9 2, 3, Kepribadian 11, 13, 14, 15, 17, 19 12, 16, 18, Sosial 21, 22, 24, 25, 27 23, 26, 28, 29, Profesional 31, 32, 34, 36, 37, 39 33, 35, 38, Jumlah Dari 40 pernyataan pada kuesioner ada 24 item yang merupakan pernyataan positif dan 16 item pernyataan negatif. 2. Uji validitas dan uji realibilitas Instrumen indikator dari masing-masing variabel sebelumnya dianalisis, terlebih dahulu diuji validitasnya. Pengujian validitas digunakan korelasi pearson dan uji r- kritisnya( Arikunto, 2002 ) yaitu: rxy = n XY-( X )( Y) [n X²- (X)² n Y²- (Y)²] Keterangan: rxy = Koefisien korelasi antara Variabel bebas X dengan variabel terikat Y X = Jumlah skor variabel X Y = Jumlah skor variabel Y n = Jumlah subjek

7 27 Setiap instrumen dari masing-masing variabel dikatakan valid apabila r dihitung lebih besar dari nilai r kritisnya pada taraf signifikan 5 %. Dari perolehan uji validitas, selanjutnya kuesioner yang disajikan diuji dengan menggunakan uji realibilitas yang tujuannya untuk mengarahkan data yang realibel agar peneliti tidak mengalami kesulitan saat mengadakan penelitian. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha ( Arikunto, 2002 ). Yaitu: 2 k 1 s i 2 k 1 s i Keterangan : k = Banyaknya butir pertanyaan s 2 i s 2 i = Jumlah varians skor total = Varians responden untuk item ke i Dimana r<0.80 dinyatakan gugur (tidak reliabel) Hasil yang diterapkan dalam penentuan keterhandalan instrument dalam penelitian ini adalah, apabila r hitung > r table batas signifikan 5%. 4.6 Pengumpulan data Data yang digunakan adalah jenis data primer untuk kemampuan dosen yaitu data yang langsung di peroleh/diambil oleh peneliti terhadap setiap penelitian. Sedangkan untuk kemampuan praktek klinik I data sekunder yaitu merupakan komponen penting untuk keperluan penelitian yang diambil dari nilai akhir mata kuliah tersebut. Data tersebut di peroleh dengan teknik pengumpulan data yaitu : a. Analisa dokumen yaitu dengan cara mengunjungi dan mengamati langsung dilapangan mengenai data yang berhubungan dengan penelitian.

8 28 b. Kuesioner yaitu dengan menyebarkan beberapa pernyataan kepada responden sehubungan dengan judul penelitian kemudian responden memilih option. Kuesioner digunakan untuk pengumpulan data pada variabel kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara manual dengan langkah sebagai berikut : 1. Proses editing yaitu dilakukan untuk memeriksa kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data ada memberikan hasil, kemudian data dikelompokkan dengan menggunakan aspek pengukuran. 2. Proses coding yaitu dengan membuat kode dalam langkah mempermudah perhitungan. 3. Proses tabulating yaitu proses pengelompokan data dalam master tabel untuk mempermudah pendistribusian data berdasarkan tabel. 4.7 Analisa data Analisa data yang digunakan adalah analisa Bivariat yaitu untuk melihat hubungan akibat variabel independent dengan variabel dependen. Adapun uji yang digunakan adalah uji statistic yaitu Chi-Square.

9 29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum angket disampaikan kepada responden, terlebih dahulu angket diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket tersebut sejauh mana dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Dari 40 item angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang diuji cobakan terdapat 3 item yang tidak valid dan 37 item yang valid, nomor item soal yang tidak valid adalah no 5, 31 dan 33. Untuk menghitung reliabilitas soal angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dari hasil perhitungan diperoleh r hitung untuk kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yaitu 0,934 yang dapat disimpulkan dalam kategori sangat tinggi dan untuk menghitung reliabilitas soal angket digunakan rumus Alpha Cronbatc (Arikunto, 2006). Dengan menggunakan instrumen penelitian diperoleh data variabel penelitian yaitu kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Berdasarkan pengolahan data akan diuraikan berturut-turut tentang deskripsi data masing-masing variabel, pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. 29

10 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu dalam pedagogik, kepribadian, sosial profesional dan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap angket kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar, akhirnya penulis melakukan penelitian yang dilakukan di Akademi Kebidanan Sehati Medan dimana sampel yang digunakan adalah 62 orang Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Pedagogik No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 21 33,9 2 Baik 23 37,1 3 Cukup 14 22,6 4 Kurang 4 6,5 Jlh Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada pedagogik dengan kategori sangat baik sebanyak 21 mahasiswa (33,9%), kategori baik sebanyak 23 mahasiswa (37,1%), pada ketegori cukup sebanyak 14 mahasiswa (22,6 %) dan pada kategori kurang sebanyak 4 mahasiswa (6,5%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.

11 31 pedagogik Frequency sangat baik baik cukup kurang pedagogik Cases weighted by frekuensi Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepribadian Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Kepibadian No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 14 22,6 2 Baik 27 43,5 3 Cukup Kurang 3 4,8 Jlh Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kepribadian dengan kategori sangat baik sebanyak 14 mahasiswa (22,6%), kategori baik sebanyak 27 mahasiswa (43,5%), pada ketegori

12 32 cukup sebanyak 18 mahasiswa (29%) dan pada kategori kurang sebanyak 3 mahasiswa (4,8%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini. kepribadian Frequency sangat baik baik cukup kurang kepribadian Cases weighted by frekuensi Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Sosial No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 19 30,6 2 Baik 25 40,3 3 Cukup 10 16,1 4 Kurang 8 12,9 Jlh

13 33 Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada sosial dengan kategori sangat baik sebanyak 19 mahasiswa (30,6%), kategori baik sebanyak 25 mahasiswa (40,3%), pada ketegori cukup sebanyak 10 mahasiswa (16,1%) dan pada kategori kurang sebanyak 8 mahasiswa (12,9%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini. sosial Frequency sangat baik baik cukup kurang sosial Cases weighted by frekuensi

14 Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Profesional No Kategori Frekuensi % 1 Sangat Baik 25 37,7 2 Baik 16 22,2 3 Cukup 12 16,7 4 Kurang 19 26,4 Jlh Dari tabel dapat dilihat bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada profesional dengan kategori sangat baik sebanyak 25 mahasiswa (34.7%), kategori baik sebanyak 16 mahasiswa (22,2%), pada ketegori cukup sebanyak 12 mahasiswa (16,7%) dan pada kategori kurang sebanyak 19 mahasiswa (26,4%). Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini.

15 35 profesional Frequency sangat baik baik cukup kurang profesional Cases weighted by frekuensi Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I Nilai variabel pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I yang terkumpul dari 62 sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I No Kelas Frekuensi % Kategori 1 3,51 4, Terpuji 2 3,00 3, ,7 Sangat Memuaskan 3 2,76 2, ,4 Memuaskan 4 2,00 2, ,9 Cukup Jlh Dari tabel dapat dilihat bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I dengan kategori sangat memuaskan sebanyak 38 mahasiswa

16 36 (61,29%), kategori memuaskan sebanyak 9 mahasiswa (14,51%) dan dengan kategori cukup sebanyak 15 mahasiswa (24,20%). Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I tergolong sangat memuaskan. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut dapat terlihat dalam diagram di bawah ini kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I Frequency sangat memuaskan memuaskan cukup kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I Cases weighted by frekuensi 5.2 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yaitu untuk melihat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Variabel bebas kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan variabel terikat adalah pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Nilai variabel bebas merupakan hasil total dari indikator pernyataan variabel kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar dan nilai

17 37 variabel terikat diperoleh dari bagian evaluasi akbid Sehati Medan pada pencapaian kemampuan mahasiswa praktek klinik I. a. Uji Chi-Square Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Chi-Square. Dimana nilai Chi-Square ialah 4,692. Syarat dipenuhi jika Asymp. Sig < taraf nyata. Dalam penelitian ini ditetapkan syarat signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terdapat nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05 = 0,041 <0,05 ini menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan dosen dalam PBM dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dan dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Chi square test Value df Sig.(P) Pearson Chi - square 4, , Pembahasan Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki (Perencanaan pengajaran, 2007). Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para dosen dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara dosen dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002).

18 38 Dari hasil yang di dapat maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar pada kategori pedagogik adalah kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). Kita ketahui bahwa kemampuan Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan merancang, mengelola, dan menilai pembelajaran. Kemampuan pedagogik dosen yang baik maka akan terciptanya sumber daya manusia yang memiliki potensi yang besar. Tetapi walaupun demikian diharapkan bahwa kemampuan dosen dalam pedagogik pada kategori Sangat baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kategori kepribadian dari hasil yang di dapat maka disimpulkan bahwa berada pada baik sebanyak 27 orang (43,5%). Kita ketahui bahwa Kemampuan kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berahlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Dan hasil yang didapati juga memuaskan sehingga dengan keadaan yang demikian dapat dipastikan bahwa dosen tersebut dapat memberikan contoh atau role model yang baik untuk anak didiknya. Hasil yang didapat pada kategori sosial adalah baik sebanyak 25 orang (40,3%). Dan kita ketahui bahwa kemampuan Sosial, adalah kemampuan dosen yang meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat, juga mengunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Dan ini sesuai dengan pendapat (Djamarah, 2006),dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen

19 39 adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan bergaul secara santun denga masyarakat sekitar dan kemampuan dalam sosial sangat dibutuhkan seorang pendidik. Hasil yang di dapat pada kategori profesional adalah sangat baik sebanyak 25 orang (37,7%). Kemampuan profesional meliputi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, kemamapuan merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan penelitian, kemampuan mengembangkan dan menyebar luaskan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, tekhnologi dan / atau seni; dan kemampuan merancang, melaksanakan dan menilai pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan dosen diatas merupakan profil kemampuan dasar yang harus dimiliki dosen. Kemampuan tersebut dikembangkan berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh dosen. Oleh karena itu kemampuan dosen tersebut secara operasional akan mencerminkan fungsi dan peranan dalam membelajarkan anak didik. Melalui pengembangan kompetensi profesi diusahakan agar penguasaan Akademis cepat terpadu secara serasi dengan kemampuan mengajar (Subroto, 2002). Hubungan dosen dengan siswa/anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Jika hubungan dosen-siswa

20 40 merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan (Sardiman, 2007). Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana mengorganisasikan materi, metode yang diharapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi disamping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar, ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu soal hubungan antara dosen dan mahasiswa. Dari hasil penelitian dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar juga mempengaruhi pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. Dengan kata lain dosen hendaknya memiliki kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar baik itu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang dapat meningkatkan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I. 5.4 Keterbatasan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain adalah : 1. Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan angket yang disebarkan kepada responden. Sehingga dapat menimbulkan keenganan responden dalam mengungkap keadaan yang sebenarnya, maka perlu dijelaskan kepada

21 41 responden bahwa penelitian dilakukan untuk pengembangan ilmu, tentang dan tentang jati diri responden akan dijaga. 2. Instrumen penelitian tentang kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar diisi pada saat jam makan siang sehingga kemungkinan besar responden tidak konsentrasi dalam pengisiannya. 3. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, peneliti telah berupaya membuat rencana penelitian, mulai dari penyusunan instrumen, pelaksanaan uji coba instrumen dalam rangka menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Akan tetapi, mungkin hasilnya akan memberikan gambaran yang sebenarnya karena perbedaan persepsi dari responden.

22 42 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kemampuan pedagogik dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 23 orang (37,1%). 2. Kemampuan kepribadian dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 27 orang (43,5%). 3. Kemampuan sosial dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori baik sebanyak 25 orang (40,3%). 4. kemampuan profesional dosen dalam PBM paling dominan terdapat pada kategori Sangat baik sebanyak 25 orang (34,7%). 5. Kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I paling dominan terdapat pada kategori sangat memuaskan sebanyak 37 orang (59,7%). 6. Hubungan Kemampuan Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar dengan Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik I di Akademi Kebidanan Sehati Medan Tahun 2008 dengan nilai Chi-Square = 4,692 dengan nilai Asymp. Sig 0,041 dan pada taraf nyata 0,05.

23 Saran 1. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi Institusi pendidikan, yang berkaitan dengan pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik. 2. Bagi Dosen Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam pencapaian kemampuan mahasiswa pada praktek klinik I baik, maka disarankan kepada pihak Institusi terutama dosen pendidik agar meningkatkan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Mahasiswa Agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan praktek klinik I, dan menambah wawasan dan pengetahuannya. 4. Bagi Penulis Agar dapat menambah pengetahuan penulisi tentang pentingnya pencapaian kemampuan pada praktek klinik I. 5. Saran Untuk Peneliti Berikutnya Dalam rangka upaya pengembangan ilmu pengetahuan maka perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang dibahas dalam KTI ini.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi ) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali. dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2011). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian explanatory riset dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah potong lintang (cross sectional)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu suatu metode pengambilan yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan dengan sebyek yang berbeda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakkan adalah penelitian eksplantory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan Karangnyar 17 Karanganyar pada bulan Juni - Agustus 2015. B. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini bersifat explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Desain atau pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif analitik adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dusun Cepor, Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan alasan penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik cross sectional. Yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode Survey Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. yaitu survey atau penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variable independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah bersifat analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kenyataan atau data objektif.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi korelasi karena pada hakekatnya merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan mengambil tempat ini karena selama 3 tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini untuk 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010 : 6), metode penelitian pendidikan adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menentukan pada waktu pengukuran/observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, metode yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di yang beralamatkan di Jl. Penghulu KH. Hasan Mustapa No. 23 kota Bandung Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa mengenai proses belajar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan subjek penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan 84 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survei karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitia ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan menenangkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 010.

Lebih terperinci