PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN CHRISTINE NATALIA MANURUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN CHRISTINE NATALIA MANURUNG"

Transkripsi

1 PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN TUGAS AKHIR CHRISTINE NATALIA MANURUNG PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya CHRISTINE NATALIA MANURUNG PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3

4 PERNYATAAN PROYEKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN TUGAS AKHIR Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Juni 2009 CHRISTINE NATALIA M

5 PENGHARGAAN Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia- Nya, penulis diberi kekuatan dan kesehatan dapat menyelesaikan Tugas Akhir tersebut. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Drs. R. Johannes Mataniari, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk penyempurnaan kajian tersebut. Panduan ringkas dan padat dan profesional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr. Saib Suwilo, M.Sc dan Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si., Dekan dan Pembabntu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU serta seluruh mahasiswa Statistika. Akhirnya, tidak terlupakan juga ucapan terima kasih yang mendalam untuk orangtua tercinta, Bapak Hasiholan Manurung dan Ibu Rosdiana Marpaung serta semua saudara saya yang selama ini sudah banyak memberikan bantuan dan dorongnan yang sangat saya butuhkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikannya.

6 DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ii iii iv v vii viii Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian Sistematika Penulisan 5 Bab 2 Tinjauan Teoritis Pengertian Proyeksi Peranan Proyeksi Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Faktor-faktor Produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) Upaya Peningkatan Produktivitas TBS Metode Analisa Data 10 Bab 3 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Sejarah BPS di Indonesia Masa Pemerintahan Hindia Belanda Masa Pemerintahan Jepang Masa Kemerdekaan Republik Masa Orde Baru sampai Sekarang Program Pengembangan Statistik Kegiatan BPS Kedudukan, Tugas dan Fungsi BPS Tata Kerja BPS Struktur Organisasi 17 Bab 4 Analisa dan Pembahasan Pengumpulan Data Produksi Perkebunan Rakyat (PR) Produksi Perkebunan Besar Negara (PBN) Produksi Perkebunan Besar Swasta (PBS) Luas Lahan 33

7 4.2.1 Luas Area Perkebunan Rakyat (PR) Luas Area Perkebunan Besar Negara (PBN) Luas Area Perkebunan Besar Swasta (PBS) Perkebunan Rakyat Perkebunan Besar Negara (PBN) Perkebunan Besar Swasta (PBS) 39 Bab 5 Implementasi Sistem Tahap Implementasi Pengaktifan Excel Jendela Lembar Kerja Excel Pengisian Data Pembuatan Grafik 44 Bab 6 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran Pemerintah Pengusaha 46 Daftar Pustaka Lampiran

8 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Produksi Kelapa Sawit Indonesia Pada Tahun (Ton) 21 Tabel 4.2 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Rakyat 24 Pada Periode Tabel 4.3 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Negara 27 Pada Periode Tabel 4.4 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Swasta 31 Pada Periode Tabel 4.5 Luas Area Perkebunan Berdasarkan Kepemilikan (Ha) 33

9 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat 25 Gambar 4.2 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan 28 Besar Negara Gambar 4.3 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan 32 Besar Swasta Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan Excel 42 Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel 43

10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah sub sektor perkebunan. Produksi hasil perkebunan merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang dapat meningkatkan devisa negara. Salah satunya kelapa sawit menjadi komoditas primadona karena merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi yang dapat menghasilkan minyak nabati. Sub sektor ini juga mampu bertindak sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri sekaligus sebagai penyerap tenaga kerja. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui seberapa besar pertambahan dan peningkatan produksi kelapa sawit di Indonesia baik dari skala perkebunan rakyat, perkebunan besar negara ataupun perkebunan besar swasta setiap tahunnya. Untuk melihat berapa besar peningkatan produksi kelapa sawit tersebut diperlukan teknik peramalan dan analisa yang lengkap. Dalam hal ini, penulis menggunakan Teknik Proyeksi. Teknik tersebut menghasilkan perkiraan-perkiraan hasil produksi berapa tahun ke depan. Tujuannya adalah sebagai indikator atau bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya juga pengambilan keputusan bagi manajemen perkebunan skala kecil atau besar untuk meningkatkan penambahan luas lahan kelapa sawit. Sehingga keputusan yang diambil sebagai kebijakan lebih profesional lagi demi menjaga keeksistensian perkebunan-perkebunan yang ada di Indonesia bahkan Indonesia

11 beberapa tahun ke depan akan menjadi produsen Minyak Kelapa Sawit (MKS) terbesar di dunia dan mengungguli Malaysia. Maka dari itu, penulis merasa terdorong untuk menganalisa dan melakukan proyeksi terhadap produksi kelapa sawit yang merupakan objek penelitian yang berjudul : PROYEKSI PRODUKSI KELAPA SAWIT DI INDONESIA PADA TAHUN Identifikasi Masalah Sektor perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang menjadi salah satu faktor yang dapat mendukung kegiatan perekonomian. Dan kelapa sawit menjadi komoditas perkebunan yang terbaik. Namun, yang menjadi bahan analisis adalah apakah dari Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) atau Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang memberikan sumbangsi terbesar dari hasil produksinya. Untuk menentukan berapa besar produksi kelapa sawit dari masing-masing skala perkebunan tersebut dan perkebunan mana yang menghasilkan kelapa sawit terbesar diperlukan data dasar yang menggambarkan hasil produksi kelapa sawit beberapa tahun terakhir. Dari masalah diatas, penulis ingin mengetahui berapa besar kenaikan produksi kelapa sawit ketiga perkebunan tersebut untuk beberapa tahun ke depan dengan menggunakan rata-rata geometri berdasarkan data produksi kelapa sawit Indonesia tahun Sehingga pemerintah khususnya pihak manajemen perkebunan skala kecil dan besar dapat mengambil langkah-langkah yang bijaksana dalam merencanakan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

12 Adapun tujuan penelitian tersebut adalah : 1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program D-3 Statistika FMIPA USU Medan. 2. Untuk mengetahui besarnya produksi kelapa sawit dari tiga skala perkebunan yang ada di Indonesia, yaitu : Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan perkebunan yang mana yang menghasilkan produksi kelapa sawit terbesar. 3. Penulis ingin mengetahui seberapa pentingnya ilmu Statistika dan kegunaannya berkaitan dengan perkembangan produksi kelapa sawit di Indonesia. 4. Dengan adanya penelitian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia ataupun pihak manajemen perkebunan skala besar dan kecil sebagai bahan pertimbangan ataupun perbandingan dalam mengambil tindakan yang diarahkan untuk tahun yang akan datang. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tersebut adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat produksi kelapa sawit di Indonesia. 2. Untuk mengetahui informasi yang sangat diperlukan, terutama dalam hubungan dengan perencanaan baik pemerintah, perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar negara. 1.5 Metodologi Penelitian

13 Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke BPS (Badan Pusat Statistik) dengan melihat data yang dibutuhkan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang didapat seperti : buku-buku, tulisan ilmiah, internet dan catatan selama perkuliahan yang berhubungan dengan Judul Tugas Akhir ini. Untuk mengetahui perkembangan produksi kelapa sawit untuk beberapa tahun ke depan, maka metode yang digunakan ialah rumus Pertumbuhan Geometri, yaitu : Pn = Po (1 + r) n Dimana : Pn Po r n = jumlah produksi pada tahun n = jumlah produksi pada tahun awal = tingkat pertumbuhan produksi = jangka waktu antara Po dan Pn 1.6 Sistematika Penulisan

14 Adapun sistematika penulisan penyelesaian tugas akhir ini adalah : BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penulisan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan tentang proyeksi dan produksi. BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) Bagian tersebut menguraikan secara ringkas mengenai sejarah BPS yang meliputi sejarah BPS masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang, masa kemerdekaan Republik, masa Orde Baru sampai sekarang, tata kerja, kegiatan, program pengembangan dan struktur organisasi BPS. BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menguraikan analisa perkembangan produksi dan analisa produksi perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan produksi besar swasta. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan cara penggunaan program aplikasi excel. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran.

15 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian (nilai dari suatu variabel) untuk waktu yang akan datang seperti proyeksi bibit kelapa sawit untuk lima tahun yang akan datang. Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkat resiko dari kesalahan. Maka diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan perkebunan di masa depan secara objektif. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan kenyataan sekecil mungkin. Dirumuskan : error = hasil ramalan kenyataan Jadi, bila errornya kecil bisa mendekati nol, maka ramalan ini dapat dikatakan ramalan yang baik Peranan Proyeksi

16 Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka proyeksi dapat digunakan sebagai berikut : 1. Dasar evaluasi, agar realisasi hasil kerja di lapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan. 2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi tersebut agar bisa diketahui seluruh kesalahan atau penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi. 3. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadi suatu perencanaan yang ambisius dan sulit untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan (keuangan) serta kemampuan material. 2.2 Produksi Produktivitas kelapa sawit akan meningkat secara tajam dari umur 3-7 tahun (periode tanaman muda, young), mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun (periode tanaman remaja, prime) dan mulai menurun pada periode tanaman tua sampai menjelang masa peremajaan pada umur > 16 tahun Tandan Buah Segar (TBS) Tandan Buah Segar (TBS) adalah suatu bagian dari produksi kelapa sawit yang merupakan produk awal yang kelak akan diolah menjadi minyak kasar CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit (karnel) sebagai produk utama disamping produk-produk sampingan lainnya.

17 Lamanya proses pembentukan Tandan Buah Segar (TBS), dari saat ini terjadinya penyerbukan sampai dengan matangnya tergantung pada keadaan iklim dan faktor-faktro yang mempengaruhi pertumbuhan. Lamanya proses pemasakan buah di beberapa daerah berbeda-beda. Masaknya buah dalam satu tandan tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur dimulai dari bagian atas dan bagian samping yang terkena sinar matahari menuju ke arah pangkal. Buah kelapa sawit pada saat waktu mudah berwarna hitam, kemudian setelah berumur lebih dari 5 bulan berangsur-angsur menjadi merah kekuningkuningan. Tandan buah dinyatakan matang jika brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya. Proses pembentukan minyak pada daging buah (mesocarp) berlangsung selama 3-4 minggu, yaitu sampai tingkat matang morfologis. Yang dimaksud matang morfologis adalah buah telah matang dan kandungan minyaknya sudah optimal. Buah kelapa sawit terdiri dari tiga bagian, yaitu : 1. Lapisan luar (Epicarpium) disebut kulit luar. 2. Lapisan tengah (Mesocarpium) disebut daging luar mengandung minyak sawit. 3. Lapisan dalam (Endocarpium) disebut inti mengandung minyak inti. Diantara inti dan daging buah terdapat lapisan tempurung (cangkang) yang keras Faktor-Faktor Produktivitas Tandan Buah Segar (TBS)

18 Tinggi rendahnya produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) per hektar suatu kebun tergantung dari komposisi umur tanaman yang ada dikebun tersebut semakin luas dan komposisi tanaman remaja dan tua semakin rendah produktivitas per hektarnya. Semakin banyak tanaman dewasa dan teruna semakin tinggi pula produktivitas per hektarnya. Komposisi umur tanaman ini setiap tahun berupa sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas per hektarnya per tahun. Kelapa sawit umur ekonominya 25 tahun, setelah umur 26 tahun sebaiknya diremajakan kembali karena pohon sudah tua dan terlalu tinggi atau lebih dari 13 meter sehingga menyulitkan untuk dipanen. Untuk mempertahankan produktivitas per hektar yang tinggi sebaiknya tidak menunda-nunda peremajaan. Dasar pertimbangan yang umum dilakukan untuk peremajaan tanaman kelapa sawit antara lain adalah : - Kerapatan pohon per hektar - Umur tanaman - Jenis persilangan - Produksi per tahun Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) dapat dikelompokkan ke dalam tiga faktor, yaitu : - Faktor lingkungan : iklim, tanah, kemampuan lahan - Faktor bahan tanaman : botani dan perbanyakan bahan tanaman - Faktor kultur jaringan Upaya Peningkatan Produktivitas TBS

19 Upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas TBS, yaitu : - Mengupayakan sistem pengolahan tanah yang efektif - Pada musim kering sebelum datang hujan, tidak melakukan pemupukan - Melakukan sistem pemeliharaan antara lain dengan melukakan penyiraman di dalam atau antar polybag, pemupukan secara intensif, pengendalian hama atau penyakit dengan penggunaan insektisida. - Mengawasi pembakaran pada areal pembukaan lahan baru agar tidak merambat keluar. 2.3 Metode Analisa Data Data akan diproyeksikan untuk beberapa tahun kedepan dengan menggunakan Metode Matematika, yaitu Metode Geometri (Prathama, Dasar-dasar Demografi, 2004) Rumus : Pn = Po (1 + r) n ( 1 + r ) n = Pn Po log ( 1 + r ) n = log Pn Po n log ( 1 + r ) = log Pn Po log Pn Po

20 log ( 1 + r ) = n ( 1 + r ) = antilog n Pn Po r = antilog Pn Po n - 1 Dimana : Pn Po r n = jumlah produksi pada tahun n = jumlah produksi pada tahun awal = tingkat pertumbuhan produksi = jangka waktu antara Po dan Pn

21 BAB 3 SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia Badan Pusat Statisik (BPS) merupakan badan milik pemerintah yang berfungsi sebagai sumber informasi baik perkembangan kegiatan perekonomian Indonesia ataupun aspek kesejahteraan sosial. Sebelum perkembangan berdirinya Badan Pusat Statistik, BPS terlebih dahulu melalui empat masa pemerintahan di Indonesia antara lain : Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada masa Hindia Belanda tahun 1920, Kantor Statistik pertama didirikan oleh direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directur Van Landbouw Nijeverheid en Handle), dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret tahun 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang merupakan anggotanya tiap-tiap wakil departemen. Komisi tersebut diberi tugas merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan dibidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Center Kantoor Voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke

22 Jakarta. Bersama dengan itu beralih juga pekerjaan Mekanisme Statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang disebut sekarang Kantor Bea dan Cukai Masa Pemerintahan Jepang Pada Bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini, CKS juga diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu Masa Kemerdekaan Republik Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkatan Umum Republik Indonesia). Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali : CKS. Berdasarkan edaran kementrian kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219/S.C, KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. Dengan surat menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga KPS dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri perekonomian, selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 September 1953 No /m KPS dibagi menjadi 2 (dua)

23 bagian, yaitu bagian research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan presiden RI No. 131 tahun 1957, kementrian perekonomian dipecah menjadi kementrian perdagangan dan kementrian perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan presiden RI No. 172 tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan Urusan Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri Masa Orde Baru Sampai Sekarang Pada Pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan Struktur Organisasi : 1. Peraturan Pemerintahan No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS. 2. Peraturan Pemerintahan No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi BPS. 3. Peraturan Pemerintahan No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, suasana dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang statistik. 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. PP 51 tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.

24 Tahun 1968, ditetapkan peraturan pemerintahan No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, peraturan pemerintahan No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintahan No. 6 tahun 1968, berdasarkan peraturan pemerintahan No. 6 tahun 1980 ditiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik kabupaten atau kotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juli 1998 dengan keputusan presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru Program Pengembangan Statistik Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik dibagi dalam 4 (empat) program yaitu : a. Program Penyempurnaan dan Pengembangan Statistik. b. Program Penyempurnaan Sistem Informasi. c. Program Pendidikan dan Aparatur Negara. d. Program Peningkatan Saran dan Prasarana Aparatur Negara. Adapun visi dari Badan Pusat Statistik adalah menjadi informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir. Sedangkan misi Badan Pusat Statistik adalah untuk menjunjung pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengembangkan misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu handal, efektif,

25 dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik dan pembangunan ilmu pengetahuan statistik. 3.2 Kegiatan Badan Pusat Statistik Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden (Kepres No. 86 tahun 1998), dalam melaksanakan tugas berdasarkan beberapa ketentuan perundangan : 1. UU No. 16 tentang Statistik 2. Keputusan Presiden No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik 3. Peraturan Pemerintahan No tentang penyelenggaraan Statistik Berdasarkan keputusan presiden No. 86 tahun 1998, dalam menyelenggarakan statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik yaitu : 1. Perumusan kebijakan nasional di bidang statistik. 2. Menyusun rencana dan program nasional di bidang statistik. 3. Penyelenggaraan statistik dasar. 4. Koordinasi dan kerjasama statistik dengan instansi pemerintahan lembaga, organisasi, perseorangan, dan unsur masyarakat lainnya. 5. Penyusunan dan pengembangan pembakuan konsep defenisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung penyelenggaraan statistik.

26 6. Pelayanan data dan Informasi serta hasil Statistik kepada pemerintah dan masyarakat secara berkala dan sewaktu-waktu baik dari hasil penyelenggaraan sendiri maupun hasil kompilasi produk administrasi. 7. Penyebarluasan statistik melalui berbagai cara, baik langsung maupun tidak langsunng serta pelaksanaan upaya peningkatan dasar statistik bagi masyarakat. 8. Pembinaan penyelenggaraan statistik, responden dan penggunaan statistik. 9. Pembinaan sumber daya manusia di lingkungan BPS, pembinaan pengendalian dan pengawasan administrasi di lingkungan BPS Tata Kerja Badan Pusat Statistik Para deputi wajib melaksanakan koordinasi dan kerjasama teknis statistik didalam dan di luar negeri sesuai dengan bidang masing-masing dan harus melaporkan kepada Kepala BPS. Dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sibronisasi dan sinlifikasi baik dalam lingkungan masing-masing antara satuan unit organisasi di lingkungan BPS. Maupun dengan Instansi lainnya di luar BPS sesuai dengan bidang masing-masing. Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Sebagaimana dibuat dalam lampiran struktur organisasi kantor BPS Provinsi Sumatera Utara, dipimpin oleh seorang kepala dibantu oleh bagian tata usaha. Bagian tata usaha terdiri dari : 1. Sub bagian urusan dalam 2. Sub bagian perlengkapan dan perbekalan 3. Sub bagian keuangan

27 Uraian tugas bagian Tata Usaha : 1. Menyusun program kerja tahunan bagian. 2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS propinsi dan menyimpannya ke BPS. 3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat menyurat, pengadaan atau percetakan ke arsip, rumah tangga, pemeliharaan gedung, keamanan dan ketertiban lingkungan serta perjalanan dinas dalam dan luar negeri. 4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran dan pengemasan penyimpanan pergudangan, inventaris, penghapusan serta pemeliharaan peralatan dan perlengkapan. 5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, pembendaharaan, vertifikasi dan pembukuan. Sedang bidang penunjang BPS ada 3 (tiga) bidang yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS pertanian, industri serta BPS kontraksi pertambangan dan energi. Uraian tugas Bidang Statistik Produksi : a. Menyusun program tahunan bidang. b. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS Produksi adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri, kontruksi, pertambangan, energi, dan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

28 c. Mengatur keikutsertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat di bidang statistik produksi. d. Membantu Kepala kantor BPS atau pimpinan proyek atau bagian proyek untuk menyiapkan program petugas bagian lapangan. e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan. f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan. 2. Bidang Statistik Distribusi Bidang Statistik distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS harga konsumen, dan perdagangan besar, BPS keuangan dan harga produsen serta BPS niaga dan jasa. Uraian tugas Bidang Statistik Distribusi : a. Menyusun program kerja tahunan bidang. b. Yang termasuk ruang lingkup tugas bidang BPS distribusi adalah meliputi harga konsumen dan perdagangan besar, keuangan harga produsen, niaga dan jasa, serta statistik distribusi lainnya. c. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat di bidang statistik distribusi. d. Membantu Kepala kantor BPS provinsi atau pimpinan proyek untuk menyiapkan program tugas lapangan. e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya.

29 f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan. 3. Bidang Statistik Kependudukan Bidang BPS kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan BPS Demografi, dan rumah tangga, BPS tenaga kerja, serta BPS kesejahteraan. Uraian tugas Bidang Statistik Kependudukan : a. Menyusun program tahunan bidang b. Yang termasuk ruang lingkup bidang BPS Statistik Kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, ketenaga kerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan c. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik kependudukan d. Membantu kepala kantor BPS provinsi atau pimpinan proyeksi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan program petugas lapangan e. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di pusat serta mengatur penjatahan pelatihnya f. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan

30 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Badan Statistik (BPS) dan bukan melalui survei pusat. Tabel 4.1 Produksi Kelapa Sawit Indonesia Pada Tahun (Ton) Tahun Perkebunan Perkebunan Besar Perkebunan Rakyat Negara Besar Swasta Sumber : Statistik Kelapa Sawit Indonesia 2005 (BPS) Pertumbuhan produksi kelapa sawit terus mengalami peningkatan yang mengakibatkan adanya penambahan lahan di masing-masing perkebunan baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) maupun Perkebunan Besar Swasta (PBS). Jumlah produksi kelapa sawit tersebut dari tahun pada masing-masing perkebunan itu dapat terlihat pada tabel 3.1 meningkat jumlahnya.

31 Produksi Perkebunan Rakyat (PR) Jumlah produksi kelapa sawit dari segi Perkebunan Rakyat (PR) pada tahun 1999 sebesar ton, dan pada tahun 2005 meningkat sebesar ton. Maka dapat dihitung besarnya laju peningkatan produksi kelapa sawit tersebut periode , dengan menggunakan metode geometri. Pn = Po (1 + r) n Po = P 1999 = Pn = P 2005 = n = 6 r =? Jadi : Pn = Po (1 + r) n P 2005 = P 1999 (1+r) = (1+r) 6 (1+r) 6 = log (1+r) 6 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 16,52%

32 Maka, hasil produksi kelapa sawit tahun adalah : a. P 2006 = P 2005 (1+r) = ( ) = (1.1652) = ton b. P 2007 = P 2005 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.3577) = ton c. P 2008 = P 2005 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.5820) = ton d. P 2009 = P 2005 (1+r) 4 = ( ) 4 = (1.8433) = ton e. P 2010 = P 2005 (1+r) 5 = ( ) 5 = (2.1478) = ton

33 Tabel 4.2 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Rakyat Pada Periode Tahun Perkebunan Rakyat * * * * * Keterangan : * adalah hasil proyeksi produksi kelapa sawit Dengan menggunakan tabel pada proyeksi produksi kelapa sawit tersebut dapat dibuat dalam suatu diagram batang dari tahun , dimana diagram tersebut akan memberikan suatu gambaran tentang peningkatan produksi kelapa sawit pada tahuntahun yang akan datang.

34 Laju Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun Jlh.Produk * 2007* 2008* 2009* 2010* Tahun Perkebunan Rakyat Gambar 4.1 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat Gambar grafik diatas memperlihatkan bahwa Perkebunan Rakyat (PR) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 16,52% Produksi Perkebunan Besar Negara (PBN) Jumlah produksi kelapa sawit dari segi Perkebunan Besar Negara (PBN) pada tahun 1999 sebesar ton pada tahun 2005 meningkat sebesar ton. Maka dapat dihitung besarnya laju peningkatan produksi kelapa sawit tersebut periode , dengan menggunakan metode geometri. Pn = Po (1 + r) n Po = P 1999 = Pn = P 2005 = n = 6 r =?

35 Jadi : Pn = Po (1 + r) n P 2005 = P 1999 (1+r) = (1+r) 6 (1+r) 6 = log (1+r) 6 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 6,64% Maka, hasil produksi kelapa sawit tahun adalah : a. P 2006 = P 2005 (1+r) = ( ) = (1.0664) = ton b. P 2007 = P 2005 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.1372) = ton c. P 2008 = P 2005 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.2127) = ton

36 d. P 2009 = P 2005 (1+r) 4 = ( ) 4 = (1.2932) = ton e. P 2010 = P 2005 (1+r) 5 = ( ) 5 = (1.3791) = ton Tabel 4.3 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Negara Pada Periode Tahun Perkebunan Besar Negara * * * * * Keterangan : * adalah hasil proyeksi produksi kelapa sawit

37 Perkebunan Besar Negara * 2007* 2008* 2009* 2010* Produks Tahun Perkebunan Besar Negara Gambar 4.2 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Besar Negara Laju pertumbuhan produksi kelapa sawit untuk Perkebunan Besar Negara (PBN) tidak begitu besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan produksi kelapa sawit pada Perkebunan Rakyat (PR) hanya mengalami peningkatan sebesar 6,64% atau sedikit lebih rendah dari tingkat produksi Perkebunan Rakyat Produksi Perkebunan Besar Swasta (PBS) Jumlah produksi kelapa sawit dari segi Perkebunan Besar Swasta (PBS) pada tahun 1999 sebesar ton pada tahun 2005 meningkat sebesar ton. Maka dapat dihitung besarnya laju peningkatan produksi kelapa sawit tersebut periode , dengan menggunakan metode geometri. Pn = Po (1 + r) n Po = P 1999 = Pn = P 2005 =

38 n = 6 r =? Jadi : Pn = Po (1 + r) n P 2005 = P 1999 (1+r) = (1+r) 6 (1+r) 6 = log (1+r) 6 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 12,80% Maka, hasil produksi kelapa sawit tahun adalah : a. P 2006 = P 2005 (1+r) = ( ) = (1.1280) = ton b. P 2007 = P 2005 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.2724) = ton

39 c. P 2008 = P 2005 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.4352) = ton d. P 2009 = P 2005 (1+r) 4 = ( ) 4 = (1.6190) = ton e. P 2010 = P 2005 (1+r) 5 = ( ) 5 = (1.8262) = ton

40 Tabel 4.4 Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Pada Perkebunan Swasta Tahun Perkebunan Besar Swasta * * * * * Pada Periode Keterangan : * adalah hasil proyeksi produksi kelapa sawit Dari tabel 3.3 dapat dilihat laju pertumbuhannya dalam diagram batang mulai dari dimana dengan adanya diagram tersebut dapat memberikan suatu gambaran tentang pertumbuhan produksi kelapa sawit pada tahun-tahun yang akan datang.

41 Perkebunan Besar Swasta * 2007* 2008* 2009* Produks 2010* Tahun Perkebunan Besar Swasta Gambar 4.3 Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta Dari grafik diatas terlihat bahwa laju peningkatan produksi yang dicapai oleh Perkebunan Besar Swasta (PBS) jauh lebih besar dibandingkan dengan lainnya. Peningkatan tersebut tiap tahunnya sebesar 12,80% sedikit lebih rendah dari tingkat produksi Perkebunan Rakyat dan lebih tinggi daripadaperkebunan Besar Negara. Namun secara garis besarnya, dapat dilihat bahwa produksi kelapa sawit dari ketiga perkebunan tersebut mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dengan demikian, pemasukan dari sektor pertanian akan menambah jumlah kas negara. Dan seiring dengan peningkatan terhadap jumlah produksinya, maka luas lahan kelapa sawit juga akan ditambah atau diperluas lagi untuk masing-masing perkebunan.

42 4.2 Luas Lahan Tabel 4.5 Luas Area Perkebunan Berdasarkan Kepemilikan (Ha) TAHUN RAKYAT NEGARA SWASTA Sumber : Ditjenbun, 2008 Luas area untuk tahun dapat diketahui dengan mencari tingkat penambahan areanya per tahunnya (r) Luas Area Perkebunan Rakyat (PR) P 2007 = P 2005 (1+r) = (1+r) 2 (1+r) 2 = log (1+r) 2 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 4,33%

43 Maka, luas area tahun adalah sebagai berikut : a. P 2008 = P 2007 (1+r) = ( ) = (1.0433) = ha b. P 2009 = P 2007 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.0885) = ha c. P 2010 = P 2007 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.1356) = ha Luas Area Perkebunan Besar Negara (PBN) P 2007 = P 2005 (1+r) = (1+r) 2 (1+r) 2 = log (1+r) 2 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 13,92%

44 Maka, luas area tahun adalah sebagai berikut : a. P 2008 = P 2007 (1+r) = ( ) = (1.1392) = ha b. P 2009 = P 2007 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.2978) = ha c. P 2010 = P 2007 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.4784) = ha Luas Area Perkebunan Besar Swasta (PBS) P 2007 = P 2005 (1+r) = (1+r) 2 (1+r) 2 = log (1+r) 2 = log log (1+r) = log log (1+r) = log log (1+r) = log (1+r) = (1+r) = (antilog dari ) r = r = r = 14,39%

45 Maka, luas area tahun adalah sebagai berikut : a. P 2008 = P 2007 (1+r) = ( ) = (1.1439) = ha b. P 2009 = P 2007 (1+r) 2 = ( ) 2 = (1.3085) = ha c. P 2010 = P 2007 (1+r) 3 = ( ) 3 = (1.4968) = ha Dengan melihat luas area dari tiga perkebunan diatas bahwa tampak yang memiliki luas area yang besar menunjuk pada Perkebunan Besar Swasta sampai mencapai perkiraan ha pada tahun Berarti untuk peningkatan terhadap penanaman kelapa sawit juga mengalami penambahan. Ini berakibat bahwa pemasukan terbesar pembangunan negara lebih banyak berasal dari Perkebunan Besar Swasta. Di perkirakan akan banyak lahan Indonesia dimiliki oleh pihak swasta. Perkebunan Rakyat Perkebunan Rakyat terdiri dari kebun-kebun yang berstatuskan milik petani dan umumnya diusahakan oleh pemilik beserta keluarganya. Di Pulau Jawa lahan telah menjadi sangat langka, luas tiap kebun sering berkurang 0,5 ha. Bila petani pemilik meninggal, kebunnya dibagi di antara para pewarisnya, sehingga ukuran kebun

46 menjadi berkurang.ukuran kebun yang sangat kecil tersebut berada jauh di bawah skala ekonomi sehingga menghambat pencapaian keberhasilan usaha tani. Di kebun yang berukuran kecil ini, petani memilih sendiri jenis komoditas yang ingin mereka usahakan. Dengan demikian, di suatu hamparan yang luasnya agak besar, misalnya ha, di samping pemiliknya banyak, hamparan tersebut ditanami dengan berbagai jenis komoditas. Untuk tiap jenis komoditas dalam areal tersebut, lokasi tanamannya berpencaran, kebijakan pengolahannya, cara pemeliharaannya, dan pengelolaan hasilnya dapat berbeda-beda. Dalam kondisi seperti ini, sulit sekali mencapai tingkat efisiensi yang tinggi dalam upaya-upaya penyediaan sarana produksi, pemeliharaan, pengumpulan hasil, pengolahan hasil, maupun pemasarannya. Dalam memilih jenis komoditas, petani cenderung menjatuhkan pilihan pada jenis-jenis yang harganya sedang naik/tinggi pada saat mereka memulai usahanya tanpa menelaah prospek harga di masa mendatang. Kecenderungan ini berlaku umum bagi jenis apapun, termasuk usaha-usaha industri. Tetapi, karena kebanyakan tanaman perkebunan adalah tanaman yang menghasilkan setelah 2 sampai 5 tahun, petani baru memulai untuk memungut hasil kebunnya harganya sudah turun kembali. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya faktor-faktor pendukung antara lain penyediaan informasi dan bimbingan. Tingkat pendidikan rata-rata petani kebun Indonesia masih sanngat rendah. Kondisi tersebut menyulitkan usaha-usaha untuk memajukan petani karena rendahnya kemampuan untuk menyerap jenis-jenis teknologi yang lebih maju, tidak mudah memahami dan memanfaatkan berbagai bantuan maupun kemudahan yang disediakan pemerintah, dan kurang mampu memahami informasi pasar. Dengan demikian, tingkat

47 keterampilan dan kemampuan pengelolaan yang dimiliki petani Perkebunan Rakyat tersebut masih rendah. Sebagian besar petani pekebun tersebut sangat lemah di bidang permodalan. Pendapatan yang mereka peroleh masih rendah dan tidak memungkinkan untuk digunakan sebagian pendapatan mereka sebagai sumber modal untuk upaya pengembangan usaha. Dengan demikian, mereka meminjam dana yang berbentuk kredit perbankan. Dengan berbagai kelemahan di atas, dapat dijelaskan bahwa tingkat produktivitas maupun mutu hasil yang dicapai petani sangat rendah dan petani sulit diharapkan untuk mampu mengembangkan usahanya dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan uluran tangan pemerintah maupun pihak lain. Perkebunan Besar Negara (PBN) Di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertanian yang terbanyak adalah yang bergerak di bidang perkebunan. Perkebunan Besar Negara tersebut memiliki prestasi yang lebih baik daripada PBS, karena PBN tersebut memiliki keunggulan dalam banyak hal, seperti pada pengembangan teknologi, lembaga pendidikan dan pelatihan. Di sisi lain juga, PBN yang merupakan milik negara, pemerintah dapat memilih sumber daya manusia yang memiliki potensial yang baik. Dalam rangka penciptaan teknologi baru, termasuk penciptaan varietas unggul, PBN memiliki sejumlah lembaga penelitian. Di samping itu juga, terdapat beberapa lembaga penelitian perkebunan milik negara yang bukan milik PBN. Jenis teknologi

48 baru yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga tersebut diupayakan agar dapat dimanfaatkan oleh seluruh lingkup perkebunan, baik PBN maupun PR serta PBS. Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, PBN mempunyai lembaga pendidikan dan latihan yanng terutama memperhatikan bidang manajemen, yaitu Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) dengan dua kampus utama di Yogyakarta dan Medan dan sejumlah pusat latihan yang tersebar di beberapa tempat. Secara periodik pimpinan dan staff PBN diharuskan mengikuti kursus-kursus keterampilan, baik dalam bidang manajemen maupun bidang teknis. Sekarang LPP dimanfaatkan juga oleh pimpinan dan staff PBS. Selain itu juga, mereka dapat mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan di luar lingkup PBN baik dalam ataupun luar negeri. Areal tanam PBN umumnya berskala besar. Upaya perluasan areal tanaman dalam rangka pengembangan perusahaan diadakan di provinsi-provinsi. Hal tersebut dalam rangka upaya pemerataan pembangunan di daerah-daerah. Dalam hal kegiatan pemasaran, PBN membuka kantor-kantor Pemasaran Bersama (KPB) di Medan, Jakarta dan Surabaya. Sekarang KPB dipusatkan di Jakarta. Dengan adanya KPB diharapkan bahwa pemasaran produk PBN di dalam dan luar negeri dapat terlaksana secara efisien. Perkebunan Besar Swasta (PBS) Perkebunan Besar Swasta sudah merupakan perusahaan yang berbadan hukum. Lahan usaha tani pada umumnya merupakan tanah milik negara, yang diusahakan dengan

49 fasilitas Hak Guna Usaha (HGU). Luas lahannya mulai dari puluhan hektar (sekurangkurangnya 25 ha) sampai puluhan ribu ha. Karena berbentuk badan hukum, maka PBS mempunyai peluang yang lebih besar dari pada PR untuk memperoleh kredit dalam jumlah yang lebih besar dengna syarat-syarat yang relatif ringan. Salah satu manfaat dari peluang tersebut adalah PBS dapat membangun sarana pengolahan (pabrik), baik untuk pengolahan-pengolahan tahap awal maupun pengolahan tahap lanjutan (industri hilir), sampai mencapai bentuk barang jadi. Dengan demikian, PBS sudah merupakan perusahaan agroindustri. Perkebunan Besar Swasta lebih mengarah kepada penanaman monokultur dalam skala besar, sehingga pekerjaan lapangan maupun pemasaran dapat dilaksanakan secara efisien. Dalam menghindari bahaya yang mengancam usaha tani monokultur, tiap PBS mengusahakan lebih dari satu jenis komoditas perkebunan, dengan penanaman secara terpisah sehingga luas tanam tiap jenis komoditas tetap berskala besar. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki dan kemudian yang dapat diperoleh, secara umum PBS menunjukkan prestasi yang jauh lebih baik daripada PR, baik dalam produktivitas, mutu produk maupun tingkat keuntungan yang diraihnya. Pada gilirannya, hal ini memberi peluang bagi PBS untuk mengembangkan dirinya sebagai suatu perusahaan.

50 BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 5.1. Tahap Implementasi Tahap implementasi adalah tahapan penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam programming. Pada tahapan inilah, seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (contoh dalam efisien, baik itu efisien si pemakai memori maupun dalam waktu proses mengakses data). Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pengolahan data proyeksi kelapa sawit pada tahun , implementasi yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan software excel. 5.2 Pengaktifan Excel Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan microsofot excel berada pada jaringan microsoft windows, lalu lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

51 1. Dari windows klik start pada taskbar lalu pilih program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal. 2. Klik microsoft excel, secara otomatis akan tampil lembar kerja excel dan selanjutnya dapat digunakan langsung dengan memasukkan data angka atau data lainnya. Gambar 5.1 Tampilan Cara Pengaktifan Excel 5.3 Jendela Lembar Kerja Excel Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja excel yang siasp digunakan. Lembar excel adalah berupa kolom dan baris. Lembar kerja excel memiliki 256 kolom dan baris pada setiap lembar kerjanya.

52 Pada setiap kolom dan baris terdapat sel. Sel ini diidentifikasi dengan alamat yang berupa kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri. Gambar 5.2 Tampilan Jendela Microsoft Excel 5.4 Pengisian Data Melakukan pengisian data ke dalam lembar kerja excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan data ke dalam lembar kerjanya. Ada 2 alternatif pengisian data, yakni dengan menggunakan keyboard atau melalui sub menu yang terdapat pada menu excel. Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data. 2. Ketik data yang diinginkan.

53 3. Tekan enter atau klik tombol mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya. Alternatif lain untuk mengisi data adalah dengan cara menggunakan sub menu pada menu edit pada excel. Dengan alternatif ini maka memiliki banyak pilihan yakni: down, up, right, left, dan series (autofill). 5.5 Pembuatan Grafik Grafik pada excel menjadi satu dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri, tetapi masih berada di file yang sama. Untuk membuat grafik pada lembar kerja excel, biasanya menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik. 2. Klik icon chart wizard, maka tampil kotak dialog chart type. 3. Klik tipe grafik yang diinginkan, lalu klik next. Maka akan tampil kotak dialog chart source data. 4. Pada tampilan akan terlihat range data yang disorot dan klik radio button rows atau coloums yang diinginkan, lalu klik next. Maka akan tampil kotak dialog chart option. 5. Pada chart option, ketik judul grafik. Lalu klik next, maka akan tampil kotak dialog chart location. 6. Lalu Anda bisa memilih tempat untuk meletakkan grafik, kemudian klik finish. Maka grafik akan diletakkan di tempat kerja.

54 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Produksi kelapa sawit di Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan baik dari segi Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS), yaitu sebesar 16,52% untuk Perkebunan Rakyat (PR), dan 6,64% untuk Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 12,80% untuk Perkebunan Besar Swasta (PBS). 2. Peningkatan produksi terbesar dikaitkan dengan luas area menunjuk pada Perkebunan Besar Swasta (PBS) dimana pertambahan luas area yang dimaksud tiap tahunnya adalah 4,33% untuk Perkebunan Rakyat dan 13,92% untuk Perkebunan Besar Negara serta 14,39% untuk Perkebunan Besar Swasta. 3. Terjadinya peningkatan produksi kelapa sawit di tiga perkebunan baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) secara umum diikuti juga dengan adanya penambahan luas area perkebunan.

55 6.2 Saran Pemerintah 1. Pemerintah harus lebih lagi memperhatikan Perkebunan Rakyat dan Negara dengan memberikan dukungan baik modal dan infrastruktur yang modern ataupun bimbingan serta penyuluhan. 2. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang dapat menghindarkan adanya sistem yang mendominasi kepada pihak swasta atau ekonomi komando Pengusaha 1. Pelaksanaan kebijakan harus diupayakan pada pengembangan pemerataan pembangunan negara agar memiliki potensial negara yang maju. 2. Pengusaha swasta harus membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi, seiring dengan pemasukan produksi terbesar dari Perkebunan Besar Swasta (PBS)

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK BAB 3 GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negar Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang

Lebih terperinci

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK

BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK BAB 3 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Didirikan tahun 1920 dengan tugas mengumpulkan data statistik Bea & Cukai dan bernaung di bawah department Landbouw Nijverheid en Handel. Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS BAB III SEJARAH DA STRUKTUR BPS 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga egara on Departemen. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN 13 BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI SELATAN 3.1 Keadaan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan terletak pada garis 58 35 0-2 07 33 Lintang Utara dan 98 42 50-99 34 16 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan kegiatan yang ditugaskan

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA MEDAN AKHIR TAHUN 2009 BERDASARKAN DATA TAHUN 2003-2007 TUGAS AKHIR JULHAIDI 062407071 D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PROYEKSI NILAI EKSPOR KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TAHUN 2010-2012 BERDASARKAN DATA TAHUN 2008-2009 TUGAS AKHIR SERASINTA TARIGAN 072407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA.

ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. ANALISIS JUMLAH CALON MAHASISWA BARU TAHUN 2010 DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya AULIA

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR MENURUT UMUR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR JULI MARIA DONA RAJAGUKGUK

PROYEKSI PENDUDUK DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR MENURUT UMUR TAHUN DENGAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR JULI MARIA DONA RAJAGUKGUK PROYEKSI PENDUDUK DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR MENURUT UMUR TAHUN 2007 2011 DENGAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya JULI MARIA

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR JULFIANI 062407142 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER / STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR

PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR PERAMALAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) PADA TAHUN 2011 DI KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN DATA TAHUN 2005-2009 TUGAS AKHIR SAHAT MANIK 082407116 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR

PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR 1 PROYEKSI JUMLAH NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TAHUN 2010 BERDASARKAN DATA IMPOR TAHUN 2000 SAMPAI DENGAN 2007 TUGAS AKHIR CHANRO SIMARMATA NIM:062407130 PROGRAM STUDY DIII STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP

RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP RAMALAN JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI PADA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR EMIR AL QADRI HRP 112407031 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 20 BAB 3 BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) Seiring dengan adanya perkembangan jaman, khususnya pada pemerintahan Orde Baru, untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN 2013 TUGAS AKHIR TONGKU HASIBUAN 072407015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2015 TUGAS AKHIR HARIS RAMADHAN 112407047 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA

PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA 1 PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI SUMATERA UTARA UNTUK TAHUN 2008 TUGAS AKHIR EFRINA SINAGA 052407041 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand

BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK. A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand BAB II PROFIL BADAN PUSAT STATISTIK A. Sejarah Singkat Badan pusat Statistik (BPS) Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian,

Lebih terperinci

PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL

PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL 1 PROYEKSI KESEMPATAN KERJA DI KOTA MEDAN PADA TAHUN 2013-2018 DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL TUGAS AKHIR ISRA HERLINA 112407065 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH KHARINA PRATIWI PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADA TAHUN 2014 DI PROPINSI ACEH Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya KHARINA PRATIWI 102407093 PROGRAM STUDI D3

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM

PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM PERAMALAN PRODUKSI JAGUNG KABUPATEN SIMALUNGUN PADA TAHUN 2012 TUGAS AKHIR SYAIPUL BAHRI STM 062407013 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN LAPANGAN KERJA DI PEMATANGSIANTAR TUGAS AKHIR NIDA ELHAQ 072407035 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG

PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG PERAMALAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2015-2017 DENGAN MENGGUNAKAN PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR SUMARYANI MANURUNG 132407040 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMENMATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, karena selain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, sektor ini juga menyumbang devisa, menyediakan

Lebih terperinci

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008 PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 DI KECAMATAN MEDAN KOTA PROVINSI SUMATERA UTARABERDASARKAN DATA TAHUN 1999 s/d 2008 TUGAS AKHIR MARTA ARISA PANGARIBUAN 062407146 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI PADA TAHUN 2013 di KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BERDASARKAN DATA TAHUN 2003 s/d 2009 TUGAS AKHIR FLORINA FRETTY SINAGA 082407003 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

Lebih terperinci

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR

ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR ANALISIS JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TUGAS AKHIR YAYAN SYAHFAJAR 112407095 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak masa kolonial sampai sekarang Indonesia tidak dapat lepas dari sektor perkebunan. Bahkan sektor ini memiliki arti penting dan menentukan dalam realita ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM:

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM: ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TAHUN 2006-2007 TUGAS AKHIR AGUS EFRATA BRAHMANA NIM:062407135 PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB ) SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR MAHYULY SUAIDAH SIREGAR 072407080 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR BANGUNAN ATAU KONSTRUKSI TAHUN 2012 TUGAS AKHIR OLEH WILLY RAMSAL 092407028 PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH

PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH PERAMALAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI MEDAN TAHUN 2013 TUGAS AKHIR ANDRI DWI ANUGRAH 082407020 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH

ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ANALISIS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PERKAPITA KOTA PADANGSIDIMPUAN TUGAS AKHIR OLEH ISMED SULAIMAN SITANGGANG 102407037 PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan diperlukan karena adanya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA

TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH AIR MINUM YANG DIPRODUKSI PDAM TIRTAULI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2008-2010 DENGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL GANDA TUGAS AKHIR RESTI FERONIKA PURBA 062407139 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

PROGRAM DEPARTE ATIKA. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM DEPARTE ATIKA. Universitas Sumatera Utara ii PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2017 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL TUGAS AKHIR YAHYAA HAKIM DAMANIK 112407018 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTE EMEN MATEMA ATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena secara tradisional Indonesia merupakan negara agraris yang bergantung pada sektor

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR

PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR PERAMALAN BANYAKNYA JUMLAH SURAT KILAT YANG DIKIRIM DAN DITERIMA KANTOR POS MEDAN DAN BELAWAN TAHUN 2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya FRISKA

Lebih terperinci

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI

ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI ANALISA DERET WAKTU JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN BIREUEN TUGAS AKHIR INDRI HAFSARI 062407005 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA

ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA i ANALISIS REGRESI BERGANDA TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI TUGAS AKHIR YUDHISTIRA PRIA KUSUMA 112407085 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di

BAB 3 ANALISA DATA. produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun Tabel 3.1 Data Produksi Kelapa Sawit di BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk penganalisaan tugas akhir ini adalah data jumlah hasil produksi kelapa sawit dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 Tabel 3.1 Data Produksi

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2018 DEBI GRESIKA

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2018 DEBI GRESIKA PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2018 DEBI GRESIKA 142407019 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING

ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING ANALISIS KUNJUNGAN WISATAWAN DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KABUPATEN KARO TAHUN 2011 TUGAS AKHIR NOPA YANTI SEMBIRING 072407023 PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PADA TAHUN 2014-2018 DENGAN METODE PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL NAZLI KAMAL PASHA PURBA 122407119 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia melalui peningkatan nilai tambah, ekspor, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan

Lebih terperinci

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA

HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR IRDA AMELIA HUJAN DI KOTA PERAMALAN JUMLAH CURAH MEDAN PADA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya IRDA AMELIA 072407088 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan salah satu sektor penggerak utama dalam pembangunan ekonomi. Menurut Soekartawi (2000),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang didukung oleh sektor pertanian. Salah satu sektor pertanian tersebut adalah perkebunan. Perkebunan memiliki peranan yang besar

Lebih terperinci

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR WIDODO

PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN BERDASARKAN DATA TAHUN TUGAS AKHIR WIDODO PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2008-2012 BERDASARKAN DATA TAHUN 1996-2007 TUGAS AKHIR WIDODO 062407028 PROGRAM DIPLOMA III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN

MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN MENGHITUNG UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) KOTA MEDAN MENURUT LAPANGAN USAHA PADA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2011 BERDASARKAN DATA DARI TAHUN 2000-2009 TUGAS AKHIR OLEH NURHAYATI 082407016 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2010

PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2010 PROYEKSI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2010 TUGAS AKHIR TITRA NOVA WULANDARI 062407038 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari

industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, Peningkatan pengembangan sektor pertanian menuntut perhatian khusus dari I. A. Latar Belakang dan Masalah Perioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara I.PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara untuk membiayai pembangunan adalah ekspor nonmigas, yang mulai diarahkan untuk menggantikan pemasukan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tahun BAB I PENDAHULUAN Penelitian menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen rantai pasok minyak sawit mentah berbasis GIS dirancang. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN RIZKA RAHMI ZEBUA PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN NIAS PADA TAHUN 2010-2011 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RIZKA RAHMI ZEBUA 062407011

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri.

PENDAHULUAN. untuk bisa menghasilkan kontribusi yang optimal. Indonesia, khususnya pengembangan agroindustri. PENDAHULUAN Latar Belakang Untuk memacu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional Indonesia dalam jangka panjang, tentunya harus mengoptimalkan semua sektor ekonomi yang dapat memberikan kontribusinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari letak geografisnya, Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya serta tanah yang subur, sehingga pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN KARO RENNY AMANDA 102407003 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008

PERAMALAN NILAI PENJUALAN ENERGI LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) CABANG BINJAI UNTUK TAHUN 2008 PERAMALA ILAI PEJUALA EERGI LISTRIK DI PT. PL (PERSERO) CABAG BIJAI UTUK TAHU 2008 TUGAS AKHIR MAGDALEA LUMBATOBIG 052407060 DEPARTEME MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM UIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan keadilan dan kemakmuran masyarakat serta pencapaian taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional, sebab Indonesia merupakan Negara agraris yang sebagian besar masyarakat Indonesia bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan sumber pembiayaan yang sangat penting adalah devisa. Devisa diperlukan untuk membiayai impor dan membayar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang saat ini sedang marak dikembangkan di Indonesia. Pemerintah terus mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA ENERGI YANG DI SALURKAN PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2014 TUGAS AKHIR

PERAMALAN BANYAKNYA ENERGI YANG DI SALURKAN PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2014 TUGAS AKHIR PERAMALAN BANYAKNYA ENERGI YANG DI SALURKAN PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2014 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya SYAHRUL R SIHOTANG 102407017 PROGRAM

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN PENDUDUK KOTA MEDAN TAHUN 2012 TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya RAHMAD NUR HIDAYAT S 102407069 PROGRAM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA 2.1. Tinjauan Umum Minyak Nabati Dunia Minyak nabati (vegetable oils) dan minyak hewani (oil and fats) merupakan bagian dari minyak

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT 27 5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit yang menjadi salah satu tanaman unggulan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA

PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 1 PERAMALAN JUMLAH PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2016 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL GANDA BROWN TUGAS AKHIR HENNY KRISTINA SAGALA 132407112 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat PT. Paya Pinang Pada bulan Maret tahun 1962 para pendiri perusahaan (pribumi) yang tergabung dalam PT. Sumber Deli dan PT. Tjipta Makmur (sebagai owner) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia diawali pada tahun 1848 sebagai salah satu tanaman koleksi kebun Raya Bogor, dan mulai dikembangkan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR GEMBIRA SITANGGANG

PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN TUGAS AKHIR GEMBIRA SITANGGANG PERAMALAN JUMLAH ANGGARAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN PADA TAHUN 2016-2017 TUGAS AKHIR GEMBIRA SITANGGANG 142407032 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PADANG LAWAS UTARA TUGAS AKHIR SARIASMIN HUTAJULU 112407030 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR RAMAYANI SIMBOLON 142407076 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG PADA CV. SEJATI GROUP MEDAN TUGAS AKHIR GUSNI ELVINA

SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG PADA CV. SEJATI GROUP MEDAN TUGAS AKHIR GUSNI ELVINA SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG PADA CV. SEJATI GROUP MEDAN TUGAS AKHIR GUSNI ELVINA 052406104 PROGRAM STUDI D-3 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam GBHN 1993, disebutkan bahwa pembangunan pertanian yang mencakup tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman lainnya diarahkan pada berkembangnya pertanian yang

Lebih terperinci

APLIKASI WATERMARKING UNTUK MELINDUNGI HAK CIPTA PADA FILE GAMBAR DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB TUGAS AKHIR WENNI ADRIANI

APLIKASI WATERMARKING UNTUK MELINDUNGI HAK CIPTA PADA FILE GAMBAR DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB TUGAS AKHIR WENNI ADRIANI APLIKASI WATERMARKING UNTUK MELINDUNGI HAK CIPTA PADA FILE GAMBAR DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB TUGAS AKHIR WENNI ADRIANI 072406108 PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KANTOR CAMAT TANJUNG MORAWA DENGAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEWI ANGGRAINI

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KANTOR CAMAT TANJUNG MORAWA DENGAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEWI ANGGRAINI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN PADA KANTOR CAMAT TANJUNG MORAWA DENGAN MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL TUGAS AKHIR DEWI ANGGRAINI 072406006 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah energi yang dimiliki Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi di sektor industri (47,9%), transportasi (40,6%), dan rumah tangga (11,4%)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar negeri, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G

PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G PROYEKSI JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR MENURUT JENISNYA DI DELI SERDANG TAHUN 2018 DEDENIUS WILLIAM G 142407139 PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci