PERANAN PENERIMAAN PAJAK PEMBANGUNAN I TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANAN PENERIMAAN PAJAK PEMBANGUNAN I TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA"

Transkripsi

1 SK R IP S1 DIYAH PURNAMASARI K.W. PERANAN PENERIMAAN PAJAK PEMBANGUNAN I TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A 1987

2 pa]^ A pi M 5 A r i6 U r l^ PERANAN PENERIMAAN PAJAK PEMBANGUNAN I TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH JS. KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA SKRIPSI Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat Syarat dalam Memperoleh Gelar Sar^ana Ekonomi Jurusan Studl Pembangunan WITHC pt ' * - Mtvi i SUKABAYA I Oleh : DTYAH PURNAMASARI K W Noc Pokok i PAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIHLANGGA SURABAYA 1987,

3 Surabaya,... Di3etujui dan siap untuk d iu ji

4 Surabaya,. ' Disetujui dan diterima baik oleh : Dosen pembimbing, ifetua Jurusan, Choesni A«, MSc) ( y ldrs.ec. Suprajitno)

5 KATA PENGANTAR P u ji syukur p en u lis panjatkan keh adirat A llah yang Maha Kuasa atas karunia yang diberikan-n ya sehingga' p en u lisa n s k r ip s i yang berju du l : "PERANAN PENERIMAAN PA JAK FIMBANGrtfNAN I TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KO TAMADYA DAERAH TINGKAT I I SURABAYA" dapat terw ujud. P enulisan s k r ip s i in i merupakan salah satu syara t untuk dapat menempuh u jia n Sarjana Lengkap pada Pakultas Ekonomi U n iversita s A irlangga Jurusan StucLL Pembangunan disamping persyaratan yang lain n y a, Dalam kesempatan in i p en u lis menyampaikan rasa te rima kasih yang seb esa r-b esa m ya kepada : 1. Bapak Drs.Ec* A. Choesni A*, MSc, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersusah payah untuk membe rikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang sa - ngat berharga sehingga s k r ip s i in i dapat t e r s e le saikan. 2. Bapak D rs.e c. Herman Soedirman selaku Kepala Pa - jak Pembangunan I di KTPENDA Tingkat I I Surabaya b eserta S t a f f yang tela h memberikan kesempatan pe n u lis untuk memperoleh data dan keterangan yang diperlukan dalam pen u lisan s k r ip s i i n i. 3. Sahabat-sahabat yang tela h memberikan dorongan - dan semangat dalam pen u lisan s k r ip s i i n i.

6 4. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakak yang te r c in ta yang telah memberilcan dorongan dan bantuan sehingga p en u lis dapat m enyelesaikan s k r ip s i. d i.j&kultas Ekonomi.Univorsitas Airlangga. Mengingat terbatasnya waktu, dana, l it e r a t u r ser ta kemampuan p e n u lis, maka p en u lis s e la lu mengharapkan saran-saran dari rekan-rekan semua, Akhim ya p e n u lis mengharapkan semoga s k r ip s i in i dapat beim anfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Surabaya, Agustus 1987 P en ulis, i i

7 DAFTAR ISI Hal am an KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAHK... DAFTAR LAMPIRAN... i l l v v i v i i v i i i B A B : I. PSNDAHU1UAN , Pandangan Urattm Penjelasan Judul Alas an Pemilihan Judul... i Tujuan Penyusunan Sistem atika Skripsi M etodologi Perm asalahan H ipotesis Kerja Ruang Lingkup A n a lisis o4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data I I. TINJAUAN TEORITIS Peranan Pajak Dalam Pembangunan Pengertian P a ja k * Pajak Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Daerah i i i

8 B a b : Halaman 4. Sumber-Sumber Pajak Daerah Pengertian Pajak Pembangunan I I I I. PENERIMAAN PAJAK PB1J3ANGUNAN I JK KOTAMADYA DAEHAH TINGKAT II SURABAYA Struktur O rganisasi Dinas Pendapatan Dae rah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Pelaksana Pemungutan Pajak Pembangunan I di DIPENDA Kotamadya Daerah Tingkat I I S u ra baya H asil Pemungutan Pajak Pembangunan I Pa da Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I I Ko tamadya S u ra b a y a * Perkembangan Pajak Pembangunan I Terha - dap Pajak Daerah dan Perkembangan Pajak Daerah terhadap Pendapatan A sli Daerah.. 61 IV. ANALISA MASALAH PS1UNGUTAN PPI DI DIPENDA DATI I I SURABAYA o Perkembangan Penerimaan Pendapatan Dae - rah di Kotamadya Daerah Tingkat II Sura baya, c Perkembangan Penerimaan Pajak Pemba - ngunan I di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Perkembangan Pajak Pembangunan I Untuk 5(lim a) Tahun yang Akan D atan g Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Dalam Pe laksanaan Pemungutan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Usaha-Usaha Untuk Meningkatkan Penerima an Pajak Pembangunan I d i Kotamadya Dae rah Tingkat I I S u rabaya V0 KESIMPULAN DAN SARAN Keaimpulan S a r a n DAFTAR KEPUSTAKAAN. iv

9 DAFTAR TABEL Nomor : Hal aman 1. Target dan R e a lia lis a s i Penerimaan Pajak Pem bangunan I di Kotamadya S u ra baya Penerimaan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Surabaya dalam Bulan A p ril sampai dengan Ju l i pada Periode 1985/ Peranan Pajak Pembangunan I Terhadap Pajak Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Tahun 1981/ / ; D aftar Penerimaan Pendapatan A sli Daerah di Kotamadya Surabaya pada Tahun Anggaran 1981/ / Perkembangan Penerimaan Pajak Daerah dan PAD pada Tahun Anggaran 1981/ / _ Penerimaan Rutin dari PAD, Non PAD dan Pemba ngunan Terhadap Total Penerimaan Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Tahun Anggaran 1981/ / R ea lisa si penerimaan PPI Dibandingkan dengan R ea lisa si penerimaan PAD di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya pada Tahun Anggaran 1981/ / P royeksi pajak Pembangunan I untuk Lima Ta - hun yang akan Datang R e a lisa si Penerimaan Pajak Pembangunan I pada Tahun Anggaran 19^3/ / Proyeksi pajak Pembangunan I untuk Perhitung an Lima Tahun yang Akan Datang dengan Angka Pertumbuhan 11%... 86

10 DAFTAR GAMBAR Nomor : Hal am an 1. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah. Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya v i

11 DAFTAR GRAFIK Nomor : Hal am an 1- G aris Trend dari Pendapatan A s li Daerah dan Pajak Pemhangunan I v i i

12 DAFTAR LAMP!RAN Nomor : 1o Surat Keputusan Kepala Dinas Pendapatan'Daerah Ten tang Pemmjukan Sebagai Penanggung Jawab (Undang - Undang No* 14 Tahun 194-7)* 20 Bon Makanan/Hinuman. 3. Perhitungan Trend d a r i.pajak PembahgUnan^;! -.;vdait' Pendapatan A s li Daerah dengan Metode Least Square. v i i i

13 B A B I PENDAHULUAN 1 Pandangan Umum Sua^tu. Negara, dikatakan. bertam bah maj.u,., apabi la negar.a-ter,sebut< mengadakan. pembangunan. -ekonomi*-.. Hal in ila h.yang/m.endororig...pemerintah.,..untuk,le b ih moningkatkan.- p roses pembangunan.yang-' sedang' g ia t ; d i laksanakan, pada; saat i n i.. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemak muran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena i t u h a sil h a s il d ari pembangunan harus dapat dinikm ati..o le h ma.syarakat sebagai peningkatan kesejahteraan l a h ir dan b a tin secara a d i l 0. B erhasilnya pembangunan tergantung kepada p a r t is ip a s i dari seluruh masyarakat. Dalam G a ris-g a ris Besar Haluan Negara (GBHN) te la h disebutkan bahv/a sasaran utama dari pembangunan jangka panjang adalah tercip ta n y a landasan yang kuat ba g i bangsa.in d on esia untuk tumbuh dan berkembang atas ke kuatannya s e n d iri menuju masyarakat yang a d il dan mak - mur berdasarkan P a n ca sila, sedangkan dalam pembangunan jangka pendek d i t i t i k beratkan pembangunan dibidang eko nomi. Pembangunan ekonomi yang akan k it a laksanakan ha rus didasarkan kepada demolcrasi ekonomi dan yang sudah ditentukan s e r t a masyarakat harus memegang peranan ak - 1

14 2 t i f dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan ekonomi s e n d iii mempunyai a r ti seba gai berlkut: "pengolahan kekuatan ekonomi p oten sla l men jadl kekuatan ekonomi r i i l m elalui penan am an modal, peng gunaan tehnologi serta m elalui penambahan kemampuan ber organ isasi dan manajemen11. ^ Dalam suatu negara yang sedang membangun tugas dan kegiatan pemerintah dalam bidang keuangan akan sela lu meningkat setiap tahunnya, in i disebabkan adanya ke naikan dari kebutuhan masyarakat setiap tahunnya Behing ga p e rlu diimbangi dengan peningkatan penyediaan dana. Dana yang diperlukan untuk melaksanakan pemba - ngunan ekonomi cukup besar dan berlandaskan atas kemam puan sen d iri dalam membiayai pembangunan tersebut tanpa tergantung dari bantu an lu a r negeri karena bantu an lu ar negeri hanya b e r s ifa t sebagai pelengkap s a ja. Untuk di perlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan dana in v esta si dari kemampuan sen d iri. Dana-dana in vesta si yang diperlukan bersumber di tabungan masyarakat, tabungan pemerintah serta penerima an devisa yang berasal dari ekspor dan ja s a -ja s a. ^Republik Indonesia, G-aris-garis Besar Haluan Ne Kara, P e n e rb it Sinar Wijaya, Surabay^.", 19133,

15 Untuk; meningkatkan ana in v e s t a s i atau penerima / an dalam n egeri terutama d ari sumber-sumber d ilu a r mi - nyak dan gas bumi, Pemerintah mengambil. k eb i jaksanaan dengan meningkatkan penerimaan d a ri perpajakan* K eberhasilan Pemerintah pusat dalam meningkatkan penerimaan negara dari perpajakan sangat pen tin g, karena akan memperbesar penerimaan ru tin maupun penerimaan pem bangunan, sehingga dapat membiayai pembangunan dengan sumber d a ri dalam n e g eri. Kebi jaksanaan perpajakan diarahkan untuk merang- sang pemanfaatan sumber-sumber alam secara optim al, men dorong ekspor dan mengembangkan kegiatan ekonomi pacla umumnya, Segala je n is pajak harus didasarkan atas p er aturan perundang-undangan S ela in i t u Pemerintah harus s e la lu berusaha agar dapat d ica p a i tekanan p ajak yang a d il, Karena pada dasarnya pajak adalah sebagian dari hak m ilik masyarakat diserahkan kepada negara, sehingga anggapan masyarakat terhadap segala macam pajak merupa kan suatu beban yang harus ditanggung. B egitu juga dalam melaksanakan pembangunan di Pe merintah Daerah, baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat I I. Sedang dana yang didapat bersumber dari pendapatan a s li daerah s e n d ir i, pendapatan d a ri Pemerin tah Pusat serta pendglpatan la i n - l a i n yang sah.

16 Untuk dapat memenuhi dana pembangunan daerah, Pe merintah Daerah hendaknya dapat meningkatkan pendapatan a s li daerahnya, dengan menggali segala sumber dana. yang ada. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai pembiayaan pemba ngunan d i daerahnya masing-masing. Hal in i sesuai dengan p rin s ip otonomi daerah yait u ; suatu daerah berkewajiban untuk menggali segala sumber keuangannya sen d iri agar Pemerintah daerah dapat mengurus rumah tangganya s e n d ir i. Dengan demikian Pane rintah Daerah dapat pula mengarahkan pembangunan daerah nya serta menggerakkan kegiatan ekonomi dalam masyara - kat selaras dengan arah kebijaksanaan Pemerintah Pusat. Pendapatan dari daerah sen d iri in ila h yang akan memban tu dana yang d iperoleh dari Pemerintah Pusat untuk meme nuhi kebutuhan Anggaran Pendapatan Daerah. Pendapatan a s li daerah in i akan dipergunakan untuk memenuhi kebu - tuhan ru tin, sedang kelebihannya dipergunakan untuk ke butuhan pembangunan. Pendapatan a s li daerah dapat terp erin ci kedalam pendapatan yang berasal dari pajak daerah dan bukan pa jak. Pendapatan a s li daerah yang bukan pajak dapat ber sumber dari h a sil r e trib u s i daerah, h a sil dari perusaha an daerah serta la in -la in usaha daerah yang sah. Sedang pendapatan a s li daerah yang dari pajak - daerah dapat d ib a gi menjadi dua macam y a itu : Pajak -

17 5 langsung dan Pajak tidak langsung. Pajak langsung meru pakan pajak yang harus d ip ik u l sen d iri o le h w ajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang la in, Pemu - ngutan pajak terseb u t dilakukan secara berulang - ulang pada waktu te rte n tu (se ca ra p e rio d ik ) berdasarkan kohir, M isalnya i p ajak pendapatan, pajak radio dan l a in - la in, Sedang p ajak tid ak langsung adalah pajak yang dapat di limpahkan kepada orang la in. Secara tek n is perpajakan pajak tid ak langsung umumnya tid ak b erk oh ir dan tidak dipungut secara berkala, te ta p i dikenakan Mariya, jik a - ada p e ris tiw a -p e ris tiw a yang menyebabkan dikenakannya - pajak. M isalnya : pajak pembangunan, pajak tontonan dan l a i n - l a i n, Oleh karena i t u kebi jaksanaan peningkatan pajak daerah suatu langkah yang tep a t, untuk Pemerintah Dae - rah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya. Karena pajak daerah merupakan sumber dana yang cukup p oten sia l'd a la m pembentukan pendapatan a s li daerah. Untuk i t u d ip erlu kan berbagai usaha untuk meningkatkan pendapatan daerah yang b erasal dari sek tor perpajakan yang a s li antara la in ditempuh dengan cara meningkatkan e fe k t iv it a s da - lam pemungutan pajak Pembangunan I, Pajak Pembangunan I d i Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya mempunyai po - ten si yang cukup dalam menunjang kebutunan keuangan dae rah.

18 6 Dengan le b ih efek tifn ya pemungutan pajak pemba - ngunan I diharapkan pendapatan a s li daerah dapat d itin g katkan yang dapat digunakan untuk perabiayaan pembangun an, Dengan demikian h a s il pemungutan pajak pembangunan I akan dapat le b ih berperan dalam menunjang usaha-usaha pembangunan yang sedang dilaksanakan di Kotamadya Dae - rah Tingkat I I Surabaya. Dalam hal in i sudah tentu ha rus diimbangi dengan peningkatan pemberian pelayanan ke pada masyarakat karena pada hakekatnya Pemerintah Dae - rah merupakan abdi d a ri masyarakat. 2. P en jela san Judul Dalam sk rip si yang berjudul :,,P2RA37AN PalNEHIttTAAN PAJAK Pi&BANGUKAK I TERHADAP PENDA PATAN ASLI DAERAH DI KOTAMADYA DAERAH TINGKAT I I SURABA YAn, dapat d ijelask an sebagai berikut : Yang dimaksud Peranan Penerimaan Pajak Pemba - ngunan I " adalah sampai seberapa jauh kemampuan yang berasal dari penerimaan pajak Pembangunan I dalam kon - tribu sin ya ke pendapatan a s li daerah, sehingga besar ke ciln y a pajak Pembangunan I akan mempengaruhi besar ke - o iln y a penerimaan pendapatan a s l i daerah. Yang dimaksud "Pajak Pembangunan I " adalah pajak yang b era sa l d ari h a s il pemungutan d i rumah makan/res -

19 7 taurant-restaurant/w arung~w arung/depot-depot dan d i rumah pengin apan/losm en/h otel. Sedang yang dimaksud "Pendapatan A s li Daerah" - adalah flemua je n is pendapatan yang dasar pemungutan di atur dengan peraturan daerah yang dibuat o le h Pemerin - tah Daerah, Menurut Undang -'u n dan g No- 5 tahun tentang Pokok-pokok Pemerintah Daerah, sumber pendapatan a s l i daerah adalah : 1. H asil pajak daerah. 2. H asil r e tr ib u s i daerah. 3. H a sil perusahaan daerah. 4. L a in - la in usaha daerah yang sah. 3. Alasan P em ilih an Judul Dengan adanya peningkatan usaha-usaha untuk me - laksanakan pembangunan maka akan dibutuhkan suatu biaya atau dana yang semakin b e sa r. Untuk it u Pemerintah Dae ' rah di tun tu t supaya berusaha untuk meningkatkan peneri maan daerah yang teru s menerus, Usaha untuk meningkatkan penerimaan daerah in i p e rlu agar kebutuhan dana yang diperlukan untuk memba- ngun dapat dlpenuhi. Untuk i t u Pemerintah Daerah harus dapat menggali sumber-sumber pendapatan daerahnya, sa - la h satunya dapat d ip eroleh d ari h a s il pemungutan pajak

20 8 Pembangunan I. H asil yang diperoleh dari pajak Pembangunan I - akan dipergunakan sebagai pembiayaan daerah it u sen diri terutama untuk pembangunan daerah. Karena Pajak Pembangunan I mempunyai potensi yang cukup besar, maka Pemerintah Daerah Tingkat XI Ko tamadya Surabaya berusaha untuk menangani pelaksanaan pemungutan Pajak Pembangunan I dengan le b ih in ten sip. Agar hambatan-hambatan yang se rin g te r ja d i dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Pembangunan I dapat d iatasi* Karena hambatan-hambatan tersebu t dapat mempengaruhi pe nerimaan Pajak Pembangunan I. Penerimaan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya masih mempunyai kemungkinax. be sar untuk ditingkatkan, sehingga penerimaan dari Pajak Pembangunan I akan dapat menanbah keuangan Pemerintah Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya. Karena Pajak Pembangunan I mempunyai peranan yang cukup besar terhadap pendapatan daerah terutama yang bersumber pada pajak daerah dan yang akhir-akhir in i ba nyak bermunculan rumah-rumah makan dimana in i merupakan obyek-obyek baru bagi Pajak Pembangunan I. Untuk it u penulis tergerak untuk memilih judul sk rip si yang te rte ra pada halaman judul dimuka.

21 9 Dengan semakin meningkatnya obyek-obyek Pajak - Pembangunan I diharapkan akan sen akin banyak pula dana pembangunan daerah yang dapat dihimpun. 4* Tujuan Penyusunan Tujuan penyusunan sk rip si in i adalah : a«memberi gambaran mengenai pendapatan a s li daerah terutama yang berasal. dari h a sil pungutan Pajak Pembangunan I. bo Memperoleh gambaran sampai sejauh mana usaha-usa ha Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Pa - jak Pembangunan I di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. c. Memperoleh altern a tive langkah-langkah kebijaksa naan dalam memungut Pajak Pembangunan I secara le b ih e fe k t if. d. Memberi gambaran dalam usaha dan upaya peningkat an pendapatan daerah yang bersumber dari p en erimaan Pajak Pembangunan I guna dapat pembangunan daerah di Kotamadya Daerah menunjang Tingkat^ I I Surabaya. 5. Sistematlka Skripsi Penyusunan sk rip si in i terbagi dalam Lima Bab f

22 10 dan masing-masing Bab akan te r d ir i dari beberapa Sub Bab yang susunannya sebagai berik u t : Bab I. Pendahuluan. Dalam Bab in i dimuat pandangan umum mengenai Pa jak Pembangunan I sebagai sal ah satu sumber pen dapatan a s li daerah, penjelasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan penyusunan, sistem atika sk rip si dan m etodologi yang digunakan m eliputi pemasalahan, h ipotesa kerja, scope analisa, prosedur pengumpulan data dan pengolahan data. Bab I I. Dalam Bab in i diuraikan mengenai peranan pajak dalam pembangunan, pengaruh pajak terhadap p erekonomian, pengertian pajak, pajak daerah pengaruhnya terhadap perekonomian daerah dan serta sumber-sumber pajak daerah dan h a l-h a l yang me nyangkut dalam Pajak Pembangunan I. Bab I I I. Dalam Bab in i diuraikan mengenai stru k tu r organ isa si DIPENDA Kotamadya Daerah Tingkat I I Sura baya, pelaksanaan dan pemungutan Pajak Pemba - ngunan I di Kotamadya Daerah Tingkat II Suraba ya serta h asil pemungutan Pajak Pembangunan I, perkembangan Pajak Pembangunan I terhadap pajak daerah dan perkembangan pajak: daerah terhadap pendapatan a s l i daerah.

23 11 Bab IV. Dalam Bab in i akan digambarkan perkembangan pe neriraaan pendapatan daerah di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya, perkembangan penerimaan Fa jak Pembangunan I dan pengembangan Pajak Pemba- n gun an I untuk lima tahun yang akan datang, ma salah-masalah yang dihadapi serta usaha yang di tempuh untuk mengatasi masalah tersebut, usaha usaha untuk meningkatkan penerimaan Pajak Pemba ngunan I di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya. Bab V. Dalam Bab terakhir in i memuat tentang kesimpul an dari pada penulisan sk rip si in i serta saran- saran yang kemungkinan dapat meningkatkan penda patan a s li daerah, terutama yang berasal dari penerimaan Pajak Pembangunan I. 6 0 M etodologi 601. Pennasalahan0 Pajak Pembangunan I merupakan pajak Daerah yang cukup p oten sia l untuk meningkatkan a s li daerah, tetapi sampai saat in i pendapatan pemungutan Pajak Pembangunan I masih belum in ten sip karena masih banyak te r ja d i penundaan dan penghindaran dalam pembayaran.

24 Hambatan terseb u t akan mempengaruhi penerimaan Pajak Pembangunan I* Untuk i t u k ita harus ber usaha untuk mengatasinya karena terhimpunnya da na pendapatan a s l i daerah te rse b u t oleh Pemerin tah Daerah akan dipergunakan untuk..pembangunan daerah, M isalnya ; untuk membiayai_pembangunan p royek -p royek yang sedang dilaksanakan, sehing ga pembangunan proyek i n i akan dapat memperluas lapangan pek erjaan. Terbukanya lapangan peker jaan selan ju tn ya akan menyerap banyak tenaga - k e rja dan akan meningkatkan pendapatan, dengan b e g itu akan meningkatkan pula perekonomian dae rah secara koseluruhan. H ip o te s is K erja. Dengan le b ih m engintensifkan pemungutan Pembangunan I serta meningkatkan bimbingan Pajak dan pengawasan yang te ru s menerus diharapkan t e r j a - dinya penundaan dan penghindaran dalam pembayar an Paja'k Pembangunan I dapat d i a t a s i, sehingga penerimaan Pajak Pembangunan I akan meningkat. Dengan adanya peningkatan i t u, diharapkan akan dapat memperbcsar sumbangan Pajak pembangunan I kepada penerimaan pendapatan a s l i daerah yang b e r a r t i peranannya terhadap pendapatan a s l i dae

25 1 3 rah akan meningkat p u la, 6. 7j* Ruang Lingkup A n a lis is. A n a lis is yang dilakukan dalam pembahasan perma salahan te rb a ta s pada pendapatan a s l i daerah yang b era sa l d a r i Pajak Pembangunan I d i Kotama dya Daerah Tingkat I I Surabaya pada tahun ang garan 19C1/ /1986, se rta masalah-masa la h yang d ih a d a p i dalam pemungutan P ajak Pembangunan I dan usaha-usaha untuk mengatasi masa lah-m asalah te r s e b u t. t ' 6.4. FTosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder. Data sekunder d ip e r o le h d a ri stu d i kepustalcaan yang b e ra sa l d a r i buku-buku, m ajalah-m ajalah, koran-koran dan lembaga pemerintah yang berkaib an dengan pembahasan permasalahan. A n alisa da ta dilakukan dengan model-model sederhana yang b e r s ifa t d e s k r ip s i. D ata-data yang berupa ang, t ka-angka d is a jik a n dan d ia n a lis a secara ta b u la - s i dan d ia n a lis a secara g a r is besarnya. Meski - pun demikian a n a lisa te rseb u t diharapkan. dapat memberikan gambaran yang je l a s mengenai masalah yang seb en a m ya, sehingga upaya untuk menemukanpenyelesaiannya dapat d ip e ro le h dengan te p a t.

26 B A B I I OTJAUAtf TEORIIIS 1 * Peranan Pa.jak Dalam Pembangunan Itfegara-negara sedang berkembang pada umumnya b er usaha untuk melepaskan dan mengembangkan d irin y a s it u a s i masyarakat yang b e r s ifa t t r a d is io n il dengan dari ke adaan perekonomian yang masih terbelakang, menuju ke - arah keadaan yang le b ih baik. B ila hal in i menyangkut bidang ekonomi tujuan pokoknya adalah untuk meningkat - kan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang le b ih b a ik bagi warga negaranya. Masyarakat di dalam hidupnya membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya yang dapat dipecah - pecah menjadi berbagai kepentingan, s e p e r t i - keamanan keaehatan, pendidikan dan banyak la g i yang lain n y a. Pembangunan ekonomi m elip u ti pembangunan mengem bangkan kegiataji ekonomi dan mempertinggi tin gk at penda patan masyarakatnya. Pembangunan ekonomi in i merupakan bagian dari keseluruhan pembangunan bangsa/pembangunan n asion a l yang dilaksanakan oleh tia p -t ia p negara disam- v p in g pembangunan p o l i t i k, pembangunan s o s ia l dan la in lain n ya. ' Pembangunan ekonomi pada umumnya d id e fin is ik a n sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan p e r-k a p ita pen 14

27 15 duduk sesuatu masyarakat meningkat dalam jangka pan- ja n g ".1 Dengan demikian tujuan kebijaksanaan pembangunan ekonomi adalah untuk memperdaiki kesejahteraan ekonomi masyarakatnya agar mereka mendapatkan lcehidupan yang le bih baik. Semua in i dapat dicerminjcan dengan adanya ke naikan pendapatan per-k apita. Oleh karena it u dalam melaksanakan pembangunan - ekonomi harus ada campur tangan pemerintah, karena tidak semua kebutuhan masyarakat untuk menaikkan kesejahteraan dapat dj.penuhi o le h se k to r swasta. Pemerintah diharapkan se la lu meningkatkan k egia t- annya karena kebutuhan dari mas,yarak:at juga selalu me - m ngkat, sehingga kebutunan dana untuk peabangunan akan meningkat sesuai dengan tingkat pertumbuhan yang d iin g in kan. Sumber penerimaan pemerintah yang ideal untuk me- menuhi kebutuhan masyaraicat yang mengalami peningkatan adalah dari penerimaan yang u e rsifa t ajeg dan juga sela xu mengalami kenaikan/peningkatan. Ajeg (regu ler, con ti nue) dalam a r t i s e la lu dapat diharapkan masuk ke kas ne- <1 Sadono Sukim o, Ekonomi Pembangunan, P roses, Ma s a l ah dan. Dasar Kebi.jaksanaan/ B orta Gorat, Medan, 19^1, E T H

28 16 gara dan se la lu mengalair.i kenaikan dalam a rti pararel dengan kenaikan jumlah dari kebutuhan masyarakat. Pene rimaan yang dapat memenuhi. persyaratan seperti tersebut adalah penerimaan dari sek tor perpajakan. Perpajakan yang terbaik dipandang dari sudut pan dangan ilmu ekonomi adalah sistem perpajakan yang memi l*.ki pengaruh-pengaruh ekonomi yang p a lin g baik atau se tidak-tid'aknya memberikan p3ngaruh, walaupun tidak baik te ta p i s e d ik it. Pengaruh pajak terhadap perekonomian - i n i dapat k it a bedakan diantaranya : a, Pengaruh pajak terhadap d is t r ib u s i pendapatan. b. Pengaruh pajak terhadap produ ksi. Ad, a. Pengaruh pajak terhadap d is t r ib u s i pendapatan. Pajak pada unumnya dapat mengurangi besarnya ke tidak merataan pendapatan dalam perekonomian. Un tuk itu pajak disarankan untuk mengurangi k e ti - dak merataan penghas.ilan. Bukan b era rti tujuan dari suatu perekonomian adalah memberikan yang merata sama besarnya bagi para anggota masyara - kat, teta p i hanya mengurangi jurang antara s i ka ya dan s i m iskin. Oleh karena itu diperlukan suatu a la t yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah tersebu t, a la t tersebut adalah pajak.

29 17 Dari h a sil penarikan atau pemungutan pajak terse hut diharapkan pajak akan dapat digunakan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh untuk anggota masyarakat sehingga akan dapat mengurangi k e ti - dak merataan didalam pembagian pendapatan dianta ra anggota masyarakat. Ketimpangan dalam d is t r i busi pendapatan merupakan sal ah satu c i r i dari negara yang sedang berkembang, dimana kelemahan utamanya y a itu golongan yang berpendapatan tin g - gi akan meningkatkan konsumsinya terhadap barang mewah b ila pendapatan yang diterimanya meningkat dan hal in i akan dicontoh oleh masyarakat berpen dapatan rendah* Pajak yang akan diterapkan un - tuk mempengaruhi ketidak merataan tersebut ada lah pajak pendapatan yang b e r s ifa t p r o g r e s if ser ta peranan pajak tidak langsung, misalnya terha dap barang-barang konsumsi yang mewah merupakan usaha untuk meningkatkan tabungan masyarakat dan sekaligus mengurangi konsumsi akan barang-barang mewah tersebu t. Karena segala bentuk pajak te r masuk juga pajak pendapatan seluruh masyarakat adalah sa l ah satu bentuk tabungan masyarakat da lam artian penyisian sebagian pendapatan masyara kat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Pajak merupakan sa l ah satu bentuk tabungan paksaan, ka

30 18 rena p aja k merupakan bagian pendapatan yang pe - nyisihannya dapat dipaksakan oleh. pem erintah i dan akan disetork an ke kas negara atau daerah, dimana h a s il pajak tersebu t akan digunakan oleh pemerintah untuk m em biayai'pengeluaran pem erintah yang digunakan untuk meningkatkan k e seja h te - raan seluruh masyarakat. Ad. b. Pengaruh pajak terhadap produksi. Dengan adanya pengenaan pajak dapat menyebabkan adanya penyimpangan dalam fa k to r produksi, y a itu penggunaan yang seharusnya dapat menghasilkan - produksi yang maksimum menjadi penggunaan menghasilkan produksi yang le b ih s e d ik it. karenanya pajak yang dikenakan hendaknya sampai mengakibatkan adanya penyimpangan yang Oleh jangan penggu naan fa k to r -fa k to r produksi atau kaiau memang t i dak dapat dihindarkan pajak yang dikenakan dalam perekonomian i t u jangan sampai menimbulkan t e r la l u banyak penyimpangan-penyimpangannya. Seseorang yang m em iliki fa k to r -fa k to r produk s i sen d iri dan digunakan pada suatu kegiatan produksi terten tu. Kalau kegiatan produksi i t u tem y a ta merupa kan obyek pajak pemerintah maka pem ilik fak: to r produksi tersebut akan berusaha untuk raenghindari pemungutan pajak dengan cara mengalihkan fa k to r produksi yang d im ilik in y a it u dari penggunaan pada kegiatan - kegiatan yang merupakan obyek pajak ke kegiatan - k e-

31 19 gia ta n yang tem yata tid ak menjadi sasaran - pemungutan pajak, atau k egiatan tersebu t ju ga dikenai pajak teta p i pajak: yang dikenakan le b ih rin gan. 2 Di dalam t e o r i serin g dik^itakan bahwa kalau Perubahan peim intaan akan barang yang d ih a s il lean tin g g i, maka sebaiknya dikenakan pajak yang p a lin g ringan. Sedangkan kalau perubahan p er mintaan akan barang yang akan d ih asilk an oleh suatu k egiatan tersebu t rendah, maka ' sebaiknya pajak yang dikenakan le b ih b e r a t. Sebagai con - toh adalah p ajak yang dikenakan pada produksi mi numan k era s. D isin i diharapkan bahwa a k ib a t da r i pengenaan pajak it u akan mengurangi masyarakat akan minuman keras te rse b u t. konsumsi Juga pa jak tin g g i yang dikenakan pada barang-barang me wah/barang im port mempunyai maksud sama dengan - minuman keras ta d i. Kemudian k it a akan meinbica rakan mengenai p ergeseran d a r i yang sa tu ke daerah yang l a in sebagai ak ibat adanya p aja k. M isalnya, p ajak yang dikenakan pada yang akan d id irik a n di k o ta -k o ta besar, in d u s tr i sedang in d u stri yang akan d id irik a n d i kota k e c il tidak ^Supannoko, Keuan^an Negara, Dalam fjeori dan praktck, BPFS, Yogyakarta, E disi K etiga, K &. 234*

32 dikenai pajak* Maksud dari pemerintah adalah - mendorong pembangunan ekonomi di kota-kota k e c il. Akibatnya te r ja d i pergeseran fa k tor-fa k tor pro - duksi dari kota-kota besar ke kota-kota k e c il. Supaya perekonomian dapat berjalan lan car k ita m elihat dulu tujuan dari perekonomian tersebut. harus Kalau tujuan dari perekonomian adalah untuk menaikkan tingkat produksi yang setin g g i mungkin, hendaknya digunakan ca ra pajak tidak langsung sebagai sumber penerimaan, kare na pajak yang demikian in i tidak akan menghambat jalan nya produksi. Sebaliknya kalau tujuan suatu perekonomi an adalah untuk mencapai d istrib u si pendapatan yang l e bih baik dan merata maka sebaiknya digunakan pajak lan g sung sebagai sumber utama dari penerimaan negara dan bu kan pajak tidak langsung. Karena pajak yang tidak lan g sung terkandung s i f a t yang tidak mempersempit perbedaan pendapat karena s i f a t dari pajak it u adalah regresip da lam pengenaannya. Hasil dari pemungutan pajak yang diterim a oleh pemerintah tersebu t akan dikembalikan la g i oleh pemerin tah ke masyarakat dalam ujud pembiayaan kepentingajn ma syarakat, m isalnya untuk pembangunan rumah sa k it, jem - batan, ja la n -ja la n dan la in -la in n y a. Sehingga akan mem berikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat.

33 21 Dalam rangka pembangunan ekonomi, di negara yang sedang berkembang penarikan pajaknya masih belum sempur na atau masih mengalami bemacam-macam kesulitan antara l a in adm inistrasi perpajakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga undang-undang mengenai p er pajakan yang tidak sesuai la g i. Untuk mengatasi hal - tersebu t diperlukan kebijaksanaan yang lebih e fe k tip s e r ta kebi jaksanaan yang dapat meningkatkan penerimaan pajak yang dioperasikan m elalui 1 embaga-1 embaga pemerin tah. Karena sek tor perpajakan merupakan sal ah satu sumber penerimaan dana pemerintah untuk melaksanakan - pembangunan ekonomi. Maka dari it u besar keciln ya po te n si perpajakan suatu negara akan mempengaruhi pemba ngunan ekonominya. Secara umum p o te n si perpajakan suatu negara akan tergantung kepada lim a fak tor berik u t i n i : a* Tingkat pendapatan r ie l p er-k apita. b. Tingkat ketimpangan dalam pemerataan pendapatan tersebut. e. Perbedaan daripada a k tiv ita s/stru k tu r ekonomi. d. Susunan s o s ia l, p o lit ik dan kelembagaan se rta - berbagai kelompok yang r e la t ip mempunyai kekuatan. (m isalnya, tuan-tuan tanah dan juga pem ilik pem ilik pabrik d n la in -la in ) e. Kemampuan/kecakapan adm inistrasi dari para petu gas pajak. 3 ^Michael P. Todaro, Economic Development in The Third World, Terjemahan Aminu'ddin rdan Mursid" G halia In d on esia, Jakarta, 1983, h a l. 231.

34 22 Dengan uraian di atas i n i lei r any a telah d isa d a ri betapa menentukan peranan pajak dalam mencapai kelan g - aungan dan tujuan pembangunan n a sion a l k ita. 2. P engertian Pajak p en gertian mengenai pajak banyak menimbulkan de f i n i s i yang d ib erik a n oleh para a h li dan sarjana, dimana satu dan yang la in s e la lu berbeda. le ta p i sebenar nya dari tia p -t ia p d e fin is in y a mempunyai p en gertian yang sama. Perbedaannya hanya te r le ta k dalam cara me ngemukakan sa ja. Dari sekian banyak d e f in is i, p en u lis hanya menge mukakan dari beberapa sarjana s a ja, antara la in y a itu ; menurut P rof,d r. Rachmat Soem itro, 5H, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (p e r - alih an kekayaan dari p a r t ik u lir ke sek tor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)de ngan tidak mendapat jaaa tim bal b a lik (tegen p resta - t i i e ) yang langsung dapat d itunju k dan yang diguna kan untulc membiayai pengeluaran umum (p u b lik e v i t - gaven) * 4 Dapat.dipaksakan a rtin ya b i l a hutang p aja k t i dak dibayar, hutang terseb u t dapat ditagihkan dengan menggunakan kekerasan, m isalnya dengan surat paksa, s i ta dan penyanderaan terhadap pembayaran pajak, tid a k - ^Rachmat Soem itro, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pa.iak Pendapatan. 1944* :PT.Erefico, : Jakarta-Bandung ", W 3, l i a i ; 2 j :

35 23 dapat ditunjukkan ja sa timbal baliknya. Menurut P rof.d r. P.J.A. Adrian!, pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipak 3akan) yang terhutang oleh yang wajib membayamya - menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat kan p resta si kembali, yang langsung dapat ditunjuk kan dan yang gunanya adalah untuk raembiayai penge - luaran-pengeluaran umura. Berhubung dengan tugas ne gara untuk menyelenggarakan p erin ta h. 5 Sedang menurut Dr. Soepaiman Soemahamidjaja, Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut penguasa berdasarkan norma-no ima hu - kum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan ja s a -ja s a k olek tip dalam mencapai kesejahteraan na syarakat. b j f Dengan mencantumkan i s t i la h iuran wajib, b e lia u mengharapkan terpenuhinya c i r i bahwa pajak dipungut de ngan bantuan dari danker jasama dari wajib pajak sehingga p e rlu pula dihindari penggunaan is t ila h paksaan. Dari ke tig a d e fin is i tersebut je la s persamaan-persamaannya yang dapat disimpulkan terdapat sebagai b erik u t : 1. Merupakan pembayaran kepada negara yang berasal dari pungutan. rakyat. 2. Mempunyai landasan hukum, oleh sebab it u pungutannya b e r s ifa t paksaan. 5 Santoso B rotodih arjo, Ilmu Hukum Pajak, PT Eres c o, Jakarta-Bandung, 1982, h a l. 5. Hagam Santike, Mochamad Sanusi, Endang Residen Mukrl Vfijaya, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Dipenda Pro - pina'i 5axi I Jawa Barat, i i r o Kepegawaian Prop. Dati I Jawa 'l'imur, 1980, h a l. 1.

36 24 3* Tidak mendapat p resta si kerabali secara langsung, karena dari pembayaran it u akan dipakai membiayai pembangunan yang berguna untuk untuk kepen- tingan umum. 3. Pajak Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomlan Daerah Pendapatan daerah yang bersumber dari pungutan - pajak akan ik u t menumbuhkan perekonomian daerah. Kare na dengan terkumpulnya dana yang berasal dari pajak tersebut, akan dapat digunakan untuk pembangunan daerah yang sedang dilaksanakan. pungutan membiayai Dimana de ngan adanya pembangunan tersebut akan dapat memperluas lapangan pekerjaan. Dengan terbukanya lapangan pekerja an in i misalnya dibangunnya proyek-proyek baru akan me nyerap banyak tenaga k e rja dan akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang selanjutnya akan meningkat kan pula perekonomian daerah secara keseluruhan. dapat dilcatakan pembangunan daerah adalah merupakan Atau ke rangka dalam memberikan landasan yang kuat bagi perkem bangan atau pertumbuhan perekonomian selan jutnya. Pembangunan i t u merupakan suatu proses yang di - laksanakan oleh pemerintah dalam meningkatkan atau men ciptakan c it a - c i t a agar dapat meningkatkan ta ra f hidup

37 25 masyarakat, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh. pemerintah daerah i n i menjadi urusan daerah s e n d ir i. Sebagaimana telah k ita ketahui bahwa peningkatan pendapatan daerah pada dasamya bersumber pada penerima an yang berasal dari pajak-pajak daerah dan penerimaan dari r e strib u si daerah. Zedua hal in i akan dapat te r - laksana apabila keadaan dari masyarakat setempat nyai sumber penghasilan atau lapangan pekerjaan mempu yang lu a s, yang akan memungkinkan bagi mereka untuk memba - yar pajak dan r e s tr ib u s i daerah. Dari keadaan tersebut di atas dapat bahwa pendapatan daerah te rja d i sebagai akibat dikatakan bertam- bahnya pendapatan dan kesempatan k e rja masyarakat. in i dapat d ilih a t dalam PKB, BBNKB, Pajak T e le v isi Hal dan pajak pembangunan I. In i akan bertambah/meningkat b ila penduduk telah bertambah kemampuannya untuk membeli ken daraan bermotor, t e le v is i dan ra d io. Demikian juga de ngan berbagai jen is restrib u si sep erti restrib u si pasar, re s tr ib u s i iz in usaha dan la in sebagainya. In i semua - akan dapat meningkat apabila te r c ip ta keadaan perdagang an dan pendapatan masyarakat te la h meningkat. I tu sebabnya dapat dikatakan bahwa terjadin ya ke naikan pendapatan daerah sejalan dengan proses kegiatan perekonomian daerah yang bersangkutan.

38 26 Sudah menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk meng - atu r jalannya mekani sme perekonomian. Kegiatan pereko nomian in i akan b e r s ifa t menambah produksi dan jasa, dimana in i merupakan suatu kegiatan pembangunan. Pem - biayaan pembangunan ini. didapat dari h a sil kegiatan eko nomi it u sen d iri. Di dalam mengadakan pemungutan pajak k ita harus seja la n dengan ke dua fungsi pajak y a itu : pajak seba - gai sumber penerimaan yang utama, disebut fungsi budge- te r dan mempunyai fungsi yang la in y a itu fungsi ren sebagai a la t untuk mengatur dan mengawasi regula kegiatan k eg iatan svvasta dalam perekonomian. Sebagai fungsi budgeter pajak digunakan sebagai a la t untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-ke giatan pemerintah, terutama kegiatan-kegiatan ru tin. Pajak dalam fungsinya sebagai pengatur (reg u leren ), maksudkan terutama untuk mengatur perekonomian guna di me nuju pada pertumbuhan ekonomi yang le b ih cepat y a itu untuk mengatur kegiatan-kegiatan baik kegiatan produsen maupun konsumen dalam mencapai tujuannya masing-masing. Dengan m elalui sistem perpajakan pemerintah dapat mence gah konsumsi barang-barang terten tu yang diperkirakan akan mengganggu kesehatan atau lingkungan dan dianggap kurang p en tin g o le h pemerintah.

39 27 Sebaliknya dengan meringankan atau menghapus pajak, pe merintah dapat memajukan suatu kegiatan perekonomian - terten tu. Di dalam melaksanakan pemungutan pajak, harus di perhatikan p rin sip -p rin sip yang terkandung dalam penge naan pemungutan pajak tersebut. P rin sip pengenaan pa ~ jak it u disebut dengan "Smith s Canons, yaitu s 1. P rin sjp kesamaan/keadilan (E q u ity) Artinya ia la h bahwa beban pajak harus sesuai de ngan kemampuan r e la tip dari setia p wajib pajak* Perbedaan dalam tingkat penghasilan harus diguna kan sebagai dasar didalam d is tr ib u s i beban pajak itu, sehingga bukan beban pajak dalam a r t i uang yang penting, tetapi beban r i i l dalam a r t i ke - puasan yang h ilan g. 2. P rin sjp kepastian (C erta in ty; Pajak hendaknya tegas, je la s dan pasti bagi se - tiap w ajib pajak, sehingga mudah digemaii oleh mereka dan juga akan mempeimudah aam inistrasi pe merintah sen d iri. 3* P rin sjp kecocokkan/kelayakan (Convenience) Pajak jangan sampai menekan s i wajib pajak, se - hingga w ajib pajak akan suka dan senang h a ti me lakukan pembayaran pajak kepada pemerintah. 4. P rin sjp ekonomi (Economy) Pajak hendaknya menimbulkan kerugian yang mini - mal dalam a r ti jangan sampai biaya pemungutannya le b ih b esa r daripada jumlah penerimaan pajaknya.' Pada hakekatnya pemungutan pajak it u, mempunyai a k ib a t terhadap kegiatan perekonomian yakni : mengurangi pendapatan/kekayaan masyarakat dan menambah/meningkat - kan tingkat h a rga/ta rip. 7 Suparmoko, 0pi c j t, h al. 97.

40 28 Oleh sebab i t u kebi jaksanaan pemerintah dalam meningkat kan pendapatan daerah harus diarahkan pada us aha - us aha yang bertujuan untuk mencapai tingkat kesempatan k erja yang tin ggi dan B ta b ilita s ekonomi. Untuk menjamin ke sempatan k erja yang tin ggi dan kesetabilan perekonomian, maka pemerintah di tun tu t untuk mengadakan in v e sta si. Dimana in v e sta si-in v e sta si tersebut harus ditujukan pa da s o s ia l overhead c a p ita l, misalnya meinbangun jalan ra ya sehingga akan melancarkan arus perekonomian. Selan jutnya kalau prasarana-prasarana itu telah dapat d ise - diakan oleh pemerintah, maka pihak swastapun akan meng ik u ti pula in v e sta si pada produksi yang menguntungkan. Dengan adanya sa lin g melengkapi in v esta si yang dilak sa nakan oleh pihak swasta akan menimbulkan. kesempatan ker ja yang luas bagi tenaga k erja setempat dan juga akan - memperlancar a k t iv it a s perekonomian setempat. Untuk membangun sarana-sarana yang bermanfaat bagi kelancaran perekonomian tersebut pemerintah menggu nakan kebi jaksanaan perpajakan sebagai a la t utama untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan untuk kepentingan urn urn. Jadi dari kebi jaksanaan yang di jalankan oleh pe merintah m elalui pungutan pajak, maka ada 2(dua) hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu pungutan p aja k harus :

41 29 1* Menambah kemampuan pembiayaan pemerintah untuk kepentingan umum. 2. Dalam melaksanakan pemungutan pajak harus tetap dapat menggiatkan seluruh kegiatan ekonomi. Oleh karena it u dalam hubungannya dengan usaha pening - katan pendapatan pemerintah daerah p erlu suatu dasar kebi jaksanaan sehingga mekanisme meletakkan a k tiv ita a perekonomian dalam wilayahnya dapat berjalan dengan - b a ik. Dimana pokok-pokok kebi jaksanaan in i dapat beru pa antara la in : 1. Bimbingan dan komunik'asi yang erat dengan peng - usaha-pengusaha daerah untuk mendorong dan ik u t memecahkan persoalan yang dihadapi oleh pengusa ha-pengusaha tersebut sehingga tetap terja& in - kon tinuitas proses produksi dalam negeri dan dae rahnya s e r ta perdagangannya, 20 Penyediakan prasarana dan sarana sehingga memper lan car arus la lu -lin t a s barang-barang dan ja sa - jasa. 4. Sumber-Sumber Pajak Daerah Penerimaan uaerah yang beraumber dari pajak akan ik u t serta menumbuhkan perekonomian di daerah tersebu t. Terhimpunnya suatu dana yang berasal dari pajak akan di gunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran r u tin

42 30 sedang sisanya digunakan untuk menambah pengeluaran pem "bangunan. Sejak tahun anggaran 1969/1970 penerimaan daerah di Indonesia tela h d ik la s ifik a s ik a n menjadi 2(dua) bagi an atau golongan y a itu : penerimaan ru tin dan penerima an pembangunan. Penerimaan pembangunan akan d ib e la n ja - kan untuk membiayai ^nvestasi pemerintah daerah. Sedang kan penerimaan ru tin untuk membiayai kegiatan ru tin. Penerimaan ru tin daerah berasal dari pendapatan daerah, penerimaan d ari instan si/pem erin tah yang a s li le b ih tin g g i dan pendapatan ru tin lainnya. Selanjutnya pendapatan a s li daerah dapat d ip erin c i ke dalam 2(dua) sumber, y a itu : a. Pendapatan yang b e ra s a l d a ri pajak daerah., b. Pendapatan bukan pajak. Ad. a. Pendapatan yang b era sa l d a ri pajak daerah. Yang dimaksud dengan pajak daerah adalah yang dipungut' o le h daerah untuk membiayai pajak rumah tangganya sebagai badan hukum p u b lik. Dalam rangka pemberian otonomi, terutama dalam bidang keuangan kepada daerah telah diserahkan beberapa macam pajak antara la in ; Kepada Daerah T lag k a t.i* 1. Pajak Bumi dan Bangunan Adalah pajak yang dikenakan kepada orang atau

43 31 badan yang nyata-nyata memiliki dan atau me - nguasai bumi dan atau bangunan. Pajak in i me rupakan penyederhanaan terhadap sistem pajak sebelumnya yang dirasakan b e r s ifa t ganda dan membingungkan. Pajak yang dihapuskan dengan adanya pajak btani dan bangunan adalah pajak kekayaan, IPEDA, pajak perponding, perponding Indonesia, pajak rumah tangga, pajak jalan, pajak-pajak la in yang dipungut oleh pemerin - tah daerah yang obyeknya berupa harta tak ber gerak, 2 Pajak Kendaraan Bermotor. Adalah pajak yang dikenakan kepada badan maupun orang yang mem iliki kendaraan berm otor. 3. Bea B a lik Kama Kendaraan Bennotor. Adalah pajak yang dipungut ataa penyerahan - kendaraan bennotor dalam hak m ilik yang d ila lcukan di Indonesia* Kepada Daerah Tingkat I I. 1. Pajak Tontonan. Adalah pajak yang dibebankan kepada pengusaha yang menyelenggarakan pertunjukkan atau keramaian dengan menggunakan uang masuk.

44 32 *2. P ajak Pembangunan I. Adalah pajak yang dipungut d i rumah makan, atau restau ran dan rumah penginapan atau ho t e l. 3. Pajak R adio. Adalah pajak yang dikenakan kepada mereka yang mempunyai pesawat r a d io, 4. Pajak Bangsa A sing. Adalah pajak yang dikenakan kepada orang - orang a sin g yang tin g g a l d i In d on esia. Ad. b. Pendapatan bukan p a ja k. Adalah pendapatan yang b e ra s a l d a r i r e tr ib u s i daerah, pendapatan d a ri d in as - din as dan penerimaan yang b e ra s a l d a ri penerimaan peru sahaan daerah. Sedang yang dimaksud r e tr ib u s i daerah adalah : Suatu pembayaran d a r i rak yat kepada negara dimana dapat d ilih a t ada nya hubungan antara b a la s ja sa yang : langsung d iterim a dengan adanya pembayaran r e t r ib u s i te r s e b u t. "M isalnya ; uang langganan a ir mi num".8 ^Soeparmoko, A zas-azas Ilmu Keuangan Ne&ara, UGM, 1979, h a l. 4-9.

45 33 Dari pendapat yang la in r e t r ib u s i, adalah : Pembayaran-pembayaran kepada negara-yang d ilak u kan oleh mereka yang menggunakan ^ asa-jasa nega r a ".9 Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan wa pembayaran r e tr ib u s i mendapat p r e s ta s i l i yang langsung ditunjuk, sehingga bagi bah kemba orang orang yang tid ak menggunakan ja s a -ja s a pemerin - tah yang tela h disediakan tid a k membayar r e tr ib u s i. R etrib u si pada umumnya dapat dipandang keda lam 2(dua) aspek, y a it u : 1. Aspek pen yelen ggara pem erintah di daerah. 2. Aspek ekonomi, Dipandang dari aspek penyelenggara pemerintah di daerah, maka c i r i - c i r i yang terdapat didalam re tr ib u s i daerah adalah adanya suatu k aitan antara tindakan, keadaan atau keja d ia n dari pihak yang berkepentingan dengan imbalan jasa yang langsung dari pih ak pem erintah. B ila dipandang dari aspek ekonomi, r e tr ib u s i dae rah merupakan HbeaH yang hanya -dibebankan kepada pihak yang menggunakan atau memakai jasa yang te la h disediakan oleh pemerintah daerah, ^Rochmat Soem itro, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan - Pajak Pendapatan 1944, PT Eresco,- Jakarta--Bandung*-, 1979, h a l.1 7.

46 34 Lapangan re trib u si daerah adalah seluruh lapang an pungutan yang diadakan untuk keperluan keuang an daerah sebagai pengganti jasa yang diberikan oleh daerah. Misalnya ; retrib u si pasar, r e t r i busi rumah sa k it dan la in -la in. Pendapatan yang berasal dari pendapatan daerah, diatux dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tang Pokok-pokok Pemerintah Daerah yaitu : ten peme rintah daerah dapat mengadakan perusahaan daerah, penyelenggaraan dan pembinaannya dilakukan berda sarkan asas ekonomi perusahaan. Perusahaan daerah i t u antara la in : Perusahaan Daerah. A ir Mi - num, taman hiburan rakyat dan la in -la in. Sedang pendapatan yang berasal dari la in - la in usaha daerah yang sah dapat berupa : penerimaan dari kartu penduduk, denda-denda dan la in -la in. Mengenai su bsidi yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah sebetulnya memperlihatkan carapur tangan pm erin tah pusat terhadap adanya masalah keuangan daerah. Gampur tangan pemerintah pusat in i diperlukan karena tidak samanya p o s is i ke - uangan daerah. Dengan demikian fungsi su bsid i yang diberikan pe merintah pusat pada daerah antara la in adalah s 1«Untuk mendorong pembangunan daerah.

47 35 2. UntuK mendorong dan m ngembangkan ja s a -ja s a l o - kal dari pemerintah daerah atau pembangunan dae rah. 3. Mengurangi perbedaan p o s is i keuangan antar dae - rah, Demikian uraian singkat mengenai sumber - sumber pendapatan a s li daerah yang akan digunakan sebagai lan dasan teori dalam penulisan sk rip si in i. 5. P engertian Pa.iak Pembangunan I 5.1. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Pembangunan I. Semula pemungutan Pajak Pembangunan I merupakan sumbangan untuk: raemuantu keperluan dana perjuangan bang sa Indonesia di dalam mempertahankan kemerdekaannya, yang hanya b e r s ifa t suka rela. Kenudian oleh pemerin - tah sumbangan tersebu t dijadikan pajak resmi yang mempu nyai tujuan untuk me~6umpulkan dana guna menunjang pem bangunan dengan nama Pajak Pembangunan I. Sebenamya - pemerintah pada waktu it u bezmaksud akan mengadakan Pa jak Pembangunan I I sebagai pelengkap dari PajaJc Pemba - ngunan I tetapi maksud tersebut belum terlaksana, dan hingga sekarang yang ada hanya Pajak Pembangunan I. Maksud dari Pajak Pembangunan I adalah ; Pajak yang dipungut dari semua pembayaran yang dilakukan se -

48 36 hagai pembayaran di rumah makan dan rumah penginapan. Peraturan tentang pemungutan Pajak Pembangunan I terse bu t dalam Undang-Undang No. 14 Tahun Kemudian Undang-Undang tersebut mengalami p er - ubahan dan tambahan terdapat pada Undang-Undang No. 20 Tahun P erlu diubahnya Undang-Undang No. 14 Tahun 1947 karena adanya kesukaran-kesukaran yang tirobul dida lam menjalankan peraturan tersebut dan ditambah dengan p a sa l-p a sa l mengenai penagihan dengan paksa. Sesuai dengan Undang-tJndang No. 32 Tahun juncto peraturan pemerintah No. 3 Tahun 1957 yang dulu Pajak Pembangunan I diarabil a lih oleh Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya terdapat pada Peraturan Daerah Ting kat II Kotamadya Surabaya No. 3 tahun Oleh karena i t u tata cara pelaksanaan pemungutan dan pe nyenpumaan pemenuhan pembayaran Pajak Pembangunan I su dah merupakan wewenang dari Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya Obyek Pajak Pembangunan I. Yang menjadi obyek Pajak Pembangunan I adalah se mua pembayaran di rumah makan dan ruinah penginapan, se te la h menikmati manfaatnya.

49 Subyek Pajak Pembangunan I. Yang menjadi subyek Pajak Pembangunan I adalah yang melakukan pembayaran. Sedangkan sebagai penang - gung pajak i t u yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah para pengusaha rumah makan dan rumah pengi nap an. 5.4* Besam ya Pajak Pembangunan I. Tarip Pajak Pembangunan I adalah 10 persen dari jumlah pembayaran. Pajak in i dibebankan kepada mereka yang membayar dengan cara menambahkan dalam jumlah yang harus dibayar, seb esa r 10 persen.

50 B A B I I I P3WJGRIMAAN PAJAK PMBANGUNAN I III KOM'ATfYA DAERAH TXKOKAT I I SURABAYA Dalam usaha untuk pembangunan daerah, pemerintah daerah memerlukan suatu dana yang b egitu besar untuk me langsungkan pembangunan tersebu t. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan bersumber pada pendapatan a s li daerah yang te r d ir i dari : a. Pajak daerah* b. R etribusi daerah. c. H a sil-h a sil/b a g ia n laba dari perusahaan daerah. d* L a in -la in usaha daerah yang sah. Sedangkan Pajak Pembangunan I merupakan s a l ah satu bagian dari pajak daerah, dimana pajak daerah in i me rupakan sumber pendapatan a s li daerah. Pajak daerah in i merupakan sal ah satu sumber utama untuk kelangsungan hi dup bagi pemerintahannya, sebab dengan adanya hak otono- mi yang diberikan oleh pemerintah pusat b era rti segala keperluan yang bersangkutan dengan kelangsungan hidup - suatu daerah tergantung dari daerah itu sen d iri sedapat mungkin harus dapat dicukupi sen d iri tanpa bantuan dari pemerintah pusat atau dengan d ib e ri bantuan tapi sem ini- mal mungkin. 38

51 39 Untuk i t u pemerintah daerah berusaha menggali atau meningkatkan penerimaan dari sumber-sumber yang sudah - ada terutama bersumber dari pajak daerah, karena pajak merupakan sumber penerimaan yang i d e a l. Sal ah satunya berasal dari Pajak Pembangunan I, Jadi besar k eciln ya penerinaan y-.ng diperoleh dari Pajak Pembangunan I akan mempengaruhi oe ar keciln ya pajak dae rah sedangkan pajak daerah merupakan salah satu sumber dari pendapatan a s li daerah. Karena Pajak Peaubangunan I merupakan salah penerimaan pajak daerah sedang pajak daerah tersebut rupakan tulang punggung d a ii pendapatan a s li daerah, satu. me ma ka pemerintah daerah Kotamadya Daerah Tingkat II ya berusaha untuk meningkatkan Pajak Penbangunan I Suraba guna menambah dana pendapatan a s l i daerah. Untuk i t u pemerintah daerah kotamadya Surabaya da lam menangani masalah Pajak Pembangunan I mempunyai wewe nang dan kewajiban untuk mengatur pelaksanaannya. Dimana pelaksanaannya Pajak Pembangunan I di tangani langsung o le h DIPENDA Surabaya. 1. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Pedoman pembentukan susunan o rg a n isa si dan ta ta -

52 40 k e r ja dinas daerah telah ditetapkan dengan surat keputus an Menteri Dalam Negeri Noraor 35 tahun 1977, pengaturan le b ih lan ju t terdapat di dalam surat keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor MUID 7/ mengenai susunan o r - gan isasi dan tata k erja dinas pendapatan daerah kabupa - ten/kotamadya daerah tin gk at I I. Dengan ditetapkannya keputusan tersebut d i atas diharapkan adanya penyeragaman nama, ta ta k erja, lingkup tugas dan kewenangan serta struktur dari yang bergerak dalam bidang pemungutan pendapatan ruang dinas daerah diseluruh daerah tingkat I I. Dengan r e a lis a s i keputusan tersebut diharapkan t i dak la g i te rja d i nama yang berbeda-beda dari dinas yang menangani tugas pemungutan pnjidapatan daerah serta dapat diharapkan peningkatan e fis ie n s i dari pelaksanaan tugas in sta n si tersebut seh a ri-h a ri. Untuk s-usunan organisasi dan ta ta k erja Dinas Jen dapatan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya ber dasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I I Su rabaya Nomor 5 tahun Susunan organ isasi Dinas Pendapatan Daerah te r d i- r i dari : unsur pimpinan (Kepala Dinas Pendapatan Dae - rah ), unsur pembantu pimpinan (Sub Bagian Tata Usaha), un sur pelaksana (S e k s i-s e lc s i).

53 41 Yang dimaksud dengan unsur pembantu pimpinan dalam hal in i adalah membantu pimpinan dalam pelaksanaan tugas ad- m in is t r a tif kedalam. Sedangkan unsur pelaksana adalab. membantu pimpinan dalam pelaksanaan tugas pelayanan te r hadap masyarakat. Untuk supaya le b ih jelasn ya dapat d ilih a t di da - lam G-ambar 1 h al am an 42, yang menggambarkan stru k tu r o r g an isasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Daerah Ting kat I I Surabaya. Kedudukan dari Dinas Pendapatan Daerah adalah se bagai unsur pelaksana pemerintah daerah sedangkan DA dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Pemerintah yang merupakan pembantu langsung dan bertanggung IHPEN Daerah jawab kepada Kepala Daerah. Sedang pertanggung jawaban daiam bidang adm inistrasi m elalui se k re ta ria t kotamadya. Pembagian tugas k erja dari masing-masing bagian sebagai berikut ; 1. Kepala Dinas : - Membantu Wall Kota Kepala Daerah di dalam meiak sanakan tugasnya dibidang pendapatan dalam pe - rencanaan dan perurausan kebi jaksanaan umum. - Memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan se mua k egiatan dinas. - Memberikan in fo m a s i s itu a o i pendapatan, saran

54 $ & H WH 5 < 'Ti s ^ t=> 3-* 1 ^W«5 ) < O Cl>{H fh ( * M «< < N m pq &H cn C-4 53 <3 S Mci> -*} -<rn EH(3 <. pq Di <s p. 0 W JD cn cn * * < S3 H <t < tn» cn w«^<<e W O?!z i cn«<c< worn S fefrl W «H ^ P^hI <jj w i 3 C3 M W cn co ra < o os d th CH CA J2<525 h m * cn «a M 3 fhh* H <n 3 w <1 cn fm Sumber: Peraturan Daerah Kotamadya UNIT PELAKSANA L'aerah tin g k a t ll Surabaya T'SKI'HK DINAS

55 43 dan pertimbangan kepada V/alikota Kepala Daerah serta Kepala DIP3NDA P ropin si Daerah Tingkat I Jawa Timur dalam menentukan kebijaksanaan/mem - buat keputusan. - Mempersiapkan dan menyusun d aftar pegawai yang akan d id id ik di. lu a r negeri maupun di dalam ne g e ri, untuk disampaikan kepada V/ali Kota Kepala Daerah. - Membuat program k erja dalam rangn.a melaksanakan tugasnya. - Memoina terus-menerus kemampuan p re sta si para pegawai dal an lingkungan dinasnya. 2. Kepala Sub ^agian ^ata Usaha mempunyai tugas mem bantu dan mempertanggung jawabkan kepada Kepala Dinas dalam h al : - Memimpin dan menyelenggarakan kegiatan dalam b i dang adm in istrasi. - llempersiapkan dan menyusun pedoraan serta petunjuk ta ta laksana ad m in istra si m m, - Lle/npersiapkan lan menyusun rencana anggaran me nurut tugasnya. - Menyelenggarakan adm inistrasi dalam a r ti nenge lo la dan membimbing kegiatan ketata usahaan, me n g elola dan membina kepegawaian, m engelola ke - uangan dan p era la ta n dilingkungan d in as.

56 44 - Memberikan saran dan/atau pertimbangan kepada kepala Dinas mengenai h al-h al yang ada annya dengan inasalah hukum yang timbul hubung akibat pelaksanaan tugas Dinas. - Mengumpulkan dan mengelola bahan/infom asi di bidang adm inistrasi serta nerigajukan pemecahan masalah dan p ertimbangannya kepada kepala Di - nas untuk dijadikan pegangan dalam melaksana - kan sesu atu kebi jaksanaan. - Melaksanakan tugas-tugas la in yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas - nya. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut diatas Kepa l a Sub Bagian Tata Usaha dibantu oleh Kepala Ur us an Umum, Kepala Urusan Kepegawaian, Kepala - Ur us an peralatan dan Perbekalan, Kepala Urusan - Keuangan/B endaharawan. 3. Bendaharawan khusus penerina adalah : Pada Dinas Pendapatan Daerah ditunjuk seorang - bendaharawan khusus penerj.ma oleh V/ali Kotamadya Kepala Daerah. Hal in i p erlu dilakukan agar Di nas Pendapatan dapat mengetahui secara cepat dan tepat jumlah pendapatan daerah di kas pemerintah daerah.

57 45 Sedang hal-hal yang menyangkut ketentuan-ketentu an tehnie administrasi dari bendaharawan khusus penerima akan diatur tersendiri dengan suatu su rat keputusan kepala daerah. 4- Kepala seksi pajak mempunyai tugas membantu dan memp ertanggung jawabkan kepada kepala Hinas da - lam memimpin dan menyelenggarakan kegiatan - kegi atan dalam hal : - Mengumpulkan data tentang sumber-sumber penda patan daerah yang berasal dari pungutan pajak. - Mengumpulkan dan menganalisa data untuk penyu sunan rencana dalam rangka peningkatan daya gu na dan manfaat sumber-sunber pendapatan daerah dibidang perpajakan*, - Membuat dan menyelenggarakan buku register wa jib pajak membuat atau menyusun daftar dan subyek pajak serta menyelenggarakan jaan penetapan pajak/kohir pajak antara obyek peker lain meliputi penempelan segi-segi pembayaran. - Menyelenggarakan pekerjaan perhitungan dan pe meriksa perhitungan/penetapan pajak. - Menyusun rumusan- rum us an penyelesaian sengketa atas keberatan wajib pajak. - Membuat daftar tunggakan dan pembayaran pajak

58 46 sesuai dengan tembusan-tembusan surat-surat Ke tetapan Pajak (SKP) yang diterima dari Bendaha rawan Khusus Penerima. - Menyusun/membuat daftar/buku hasil bersih atau produksi dari pajak-pajak yang bersangkutan se bagai bahan/data yang diperlukan oleh seksi - seksi lainnya dilingkungan Dinas. - Membuat dan mengatasi ketentuan pembayaran atas tunggakan-tunggakan pajak. - Melakukan tindakan penagihan sesuai dengan per aturan perundangan yang berlaku. - Menyelenggarakan pen gurus an tata usaha dalam lingkungan seksi pajak. - Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ke pala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya,, Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Kepala Seksi Pajak dibantu oleh para Kepala Sub Seksi. 5o Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dida - lam memimpin dan menyelenggarakan kegiatan dalam hal : - Mengumpulkan data tentang sumber-sunber Penda patan Daerah yang berasal dari pungutan r e t r i busi. - Mengumpulkan dan menganalisa data untuk menyu-

59 47 sun rencana dalara rangka peningkatan daya guna manfaat sumbejvsumber pendapatan daerah dibi - dang pungutan retribusi. - Membuat dan raenyelenggarakan buku register wa jib membayar retribusi serta membuat dan menyu sun daftar obyek dan subyek pungutan retribusi, - Menyelenggarakan pekerjaan perhitungan dan pe meriksaan perhitungan, penetapan pungutan ser ta membuat usul/rencana penetapan pungutan ber dasarkan peraturan perundang-undangan yang ber laku. - Menyelenggarakan. pengawasan terhadap penyediaran karcis-karcis (sebagai tanda bukti lunas ba yar) dan penyerahannya kepada wajib pajak* - Mengadakan kerja sama dengan dinas-dinas lain yang bersangkutan dal am melakukan penertiban - pungutan retribu si. - Membuat daftar tunggakan dan pembayaran r e tr i busi. - Menyelenggarakan tugas lain yang diberikanoleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya* Dalam melaksanakan tugasnya tersebut diatas, kepala seksi retribusi dibantu oleh para kepala - sub seksi. 6. Kepala seksi pajak % w i dan Bangunan mempunyai -

60 48 tugas-tugas membantu dan bertanggung jawab kepa da kepala dlnas dal am hal : - Mengumpulkan data tentang sumber-sumber penda patan daerah yang berasal dart pungutan Pajak Bumi dan Bangunan. - Mengumpulkan dan menganalisa data untuk menyu sun rencana aalain rangka peningkatan daya guna dan manfaat sumber-sumber pendapatan daerah. dl bidang Pajak Burai dan Bangunan. - Membuat dan menyelenggarakan buku register wa jib iuran, membuat/menyusun daftar obyek dan - subyek Pajak Buol dan Bangunan* - Membuat daftar tunggakan dan pembayaran P&;jak Bumi dan Bangunan sesuai dengan t embus an surat surat ketetapan pajak (SKP) yang diterima darl Bendaharawan Khusus Penerima* - Menyelenggarakan tugas yang lain diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugas - nya. Dal am raelaksanakan tugasnya dibantu oleh para ke pala sub seksi* 7«Kepala Seksi Pendapatan la in -la in mempunyai tu - gas membantu dan bertanggung jawab kepada kepala dinas di dalam memimpin dan menyelenggarakan. ke giatan dalam hal :

61 49 - Mengumpulkan data tentang sumbeivsumber penda patan daerah lainnya diluar pungutan pajak dan retribusi daerah. - Mengumpulkan dan menganaliea data untuk penyu sunan rencana dal am rangka peningkatan daya gu na dan manfaat suraber-sumber pendapatan daerah lainnya diluar pungutan pajak dan retribusi - daerah. - Membuat dan menyelenggarakan buku register wa jib bayar, serta membuat/menyusun daftar obyek dan subyek pungutan pendapatan daerah lainnya diluar pajak dan retribusi daerah. - Menyelenggarakan pekerjaan perhitungan dan pemeriksaan perhitungan, penetapan pungutan s e r ta membuat usul/rencana penetapan pungutan ber dasarkan peraturan perundang-undangan yang ber laku. - Menyelenggarakan tugas yang la in yang d ib e ri - kan k ep ala dinas sesu ai dengan tugasnya. Dal am melaksanakan tugasnya dibantu oleh kepala sub s e k s i0 8. Kepala seksi perencanaan, pengawasan, penelitian dan pengembangan mempunyai tugas membantu dan - bertanggung jawab kepada kepala dinas didalam me mimpin dan menyelenggarakan kegiatan dalam hal :

62 50 - Merencanakan, mempersiapkan mengolah dan mene- laah penyusunan rurausan kebi jaksanaan teknls serta menyusun program-program kerja atas pu - ngutan-pungutan pajak retribusi dan pendapatan daerah lainnya. - Menyelenggarakan pencatatan, penelitian dan pe nyusunan segala berkas-berkas peraturan per - undang«undangan dan peraturan daerah lainnya, yang ada kaitannya dengan soal-soal perpajakan, retribusi dan pendapatan daerah lainnya, ter - masuk membuat/menyusun buku himpunan/peraturan tentang pendapatan daerah beserta suplementasi nya* - Meneliti seluruh hasil pekerjaan sekei - seksi yang melakukan perhitungan/penetapan besamya pajak, retribusi dan pungutan daerah lainnya. - Menyelenggarakan pengurusan tata us aha dalam lingkungan seksi perencanaan pengawasan, pene lit ia n dan pengembangan. - Menyelenggarakan tugas-tugas lain yang diberi kan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tu gasnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, kepala seksi perencanaan, pengawasan, penelitian dan pe ngembangan dibantu oleh para kepala sub sek si.

63 51 9. Kepala Unit pelaksana teknis dinas membantu kepa l a dinas sebagai berikut : - ^emimpin dan menyelenggarakan semua kegiatan teknis dan administrasi dilingkungan unit pe - laksana teknis dinas. - Mempersiapkan bahan untuk menyusun rencana ang garan dilingkungan unit pelaksana teknis dinas. - Melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan - kebi jaksanaan dan petunjuk kepala dinas. - Memberikan saran pertimbangan dan/atau informa si mengenai situasi pendapat dilingkungan unit pelaksana teknis dinas sebagai bahan menetap - kan kebijaksanaan. - Mengkoordinir dan mengendalikan semua kegiatan dinas yang berada di wilayah kerja unit pelak sana teknis dinas. Kepala unit pelaksana teknis dinas teknis opera- sionil dan teknis administratif berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala unit. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dan tata kerja unit pelaksana dinas pendapatan daerah kotamadya daerah tingkat II Surabaya dapat dilihat pada Oarabar 1 halaman 52 berikut in i.

64 52 GAMBAR 2 BAGAN STRUXTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSAtfA DINAS PENDAPATAN DAE RAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA Sumber : Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat Surabaya. I I 2, pelaksana Pemun/^utan Pajak Pemban&unan I di DIPENBA Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya DtPENDA Surabaya sebelum menetaplcan Pajak Pemba - ngunan I terlebih dahulu mengkukuhkan obyek Pajak Pemba ngunan I sebagai penanggung Jawab pajak (contoh darl gu rat pengkukuhan Pajak Pembangunan I dapat d ilih a t pada -

65 53 Lamp!ran 1). Setelah itu baru mengadakan peninjauan - terhadap obyek-obyek pajak tersebut. Peninjauan tersebut mempunyai tujuan untuk meli hat dari dekat tentang keadaan obyek pajaknya balk yang berupa rum ah makan atau restauran dan run ah penginapan atau hotel, bagaimana keadaan obyek pajak sebenaraya, Peninjauan tersebut dilakukan oleh petugas dinas Petugas dinas luar disini akan mengamati luar* berapa penerimaan yang diterima oleh obyek pajak tersebut. Da lam mengadakan pengamatan tersebut tidak hanya cukup 1 (satu) kali saja, tetapi dilakukannya beberapa kali ku rang lebih selama 1(satu) bulan. Setelah itu baru BT - PENDA menetapkan sistem pajak yang akan dikenakan serta besamya pajak yang akan dikenakan. Untuk obyek Pajak Pembangunan I yang baru oleh pihak BTPENDA diberi kebebasan pajak atau tax holiday selazna 3(tiga) bulan. Setelah itu harus dan wajib mem bayar pajak yang dikenakan. Pembayaran Pajak Pembangun an I menurut sistem pemungutan pajak yang akan dikena - kan, tiap-tiap sistem mempunyai cara pemungutan yang - berlainan. Disini para petugas mengamati berapa pengunjung yang bemalam dan yang makan pada kondisi yang berlainan, sehingga para petugas tersebut dapat mengetahui be-

66 54 sarnya pendapatan yang diterima oleh pengusaha obyek Pa jak Pembangunan I. Hasil dari peninjauan ini oleh para petugas akan dijadikan dasar untuk menetapkan sistem yang akan di gun akan dalam melaksanakan pemungutan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Setelah para petugas meninjau kebenarannya obyek-obyek Pajak Pembangunan I, para pengusaha obyek-obyek tersebut diberi foimulir oleh DIPENDA dari dari Sura baya yang mana harus d iisi oleh yang berkepentingan. Setelah mengisi formulir diatas dengan kcadaan yang se benamya kemudian diserahkan kepada DIPENDA Surabaya. Setelah data terkumpul DIPENDA Surabaya menetap kan Pajak Pembangtman I berdasarkan fonnulir tadi. Bila tidak dikembalikan maka DIPEKDA Surabaya bertindak sepi hak yaitu dengan menetapkan sendiri besamya Pajak Pem bangunan I yang harus dibayar oleh wajib pajak. Sedang tata cara pembayaran/pemenuhan P&jak bangunan I di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pem Sura baya diatur dalam keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya No. 110 Tahun Tata cara pea bayaran Pajak Pembangunan I menurut keputusan tersebut dapat dibagi dalam 3(tiga) sistem, yaitu ; a Sistem menghitung pajak sendiri (MPS). b, Sistem Bon. c. Sistem Taksasi.

67 55 Ad. a. Sistem Menghitung Pajak Sendiri ( MPS ). Sistem ini diberikan kepada pengusaha rum ah ma - kan, rumah penginapan atau hotel yang menurut pertimbangan kepala dinas pendapatan daerah te - lah mempunyai catatan atau pembukuan yang leng- kap dan dapat dipertanggung jawabkan, dapat meme nuhi pajak yang telah dipungut/ditexlma t ia p -tiap bulan dengan cara menghitung, memungut dan me nyetorkan langsung kepada bendaharawan khusus pe nerimaan dinas pendapatan daerah Ad, b. Sistem Bon* Bagi pengusaha rumah makan dan rumah atau hotel yang tidak mempunyai suatu penginapan pembukuan yang lengkap mempergunakan sistem Bon yang telah diporporasi in i sebagai bukti penerimaan pem bayaran dan perhitungan pajak. Buku Bon yang di pergunakan buku Bon yang telah disediakan oleh EEPENDA Surabaya, sehingga bentuk, ukuran dan - jumlahnya telah ditetapkan. Ad. c«sistem Taksasi, Sistem ini diberikan bagi pengusaha rumah makan yang tidak tetap. terai pembangun an. Bukti penyetorannya berupa ma Misalnya; penjual bakwan, wa rung-warung dipinggir jalan dan lain sebagainya.

68 56 Ada jug a rumah makan yang tetap menggunakan tem taksasi 3eperti Benardi, Kentucky dan sis lain sebagainya* Rumah makan tersebut tidak dapat - menggunakan Bon karena dalam membeli makan an ti dak melalui pesanan tetapi mengambil sendiri. Untuk itu DIPENDA Surabaya dalam pemungutan pa - jaknya menggunakan sistem taksasi yaitu sistem yang dilakukan dengan mengamati obyek-obyek pa - jak melalui jam-jam yang ramai dan jam-jam yang sepi. Masing-masing dari jam-jam tersebut menda pat pendapatan berapa, selanjutnya diambil rata ratanya. Setelah itu baru dapat menetapkan pa - jak yang akan dikenakan pada rumah makan tersebut. 3. Hasjl Pemungutan Pa.iak Pembangunan I Pada Dinas pen dapatan Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya Untuk mengetahui hasil pemungutan Pajak Pemba - ngunan I dapat melihat target dan realisasi dari peneri maan Pajak Pembangunan I, Dari Tabel 1 halaman 57 ter sebut bisa diketahui besamya target dan realisasi pens rimaan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Surabaya untuk tahun anggaran 1981/1982 sampai dengan tahun anggaran 1985/1986o

69 57 H i cn t»o cfl A CQ vh W -P '-s ON ta a \ C - r o ' O H <U m ro CM i n T co b O ^, *» * co a) fn VO o o p Ph r t w o o o o o u & v~ r* v ~ a) Pj ^ <o «S vo r *H o \ Lf> i n o d 0} CM o T * c -,a 1 «h t k at s m 1 lt\ * CV VO * CM T " $ 3 * h a! ' - ' 0) <D a 3EH a a s H CO r - <7> CM ro 00 ro O T~ k s > *k» H r o VO CM i n in 03 C\! in Lf\ VO r * * t aj - T o T VO t~ CQ «H O r r ) CO CM Q H CM 00 o CM VO 0> Co ro 00 **» VO in a) «o j e' i n c \ o CM i n en Q \ T~ T - o O V LA CO r - vo ««T V t CM» v CM V / rt a? to H P ^*1 boc H O O o o o o o O o o o o p * t m h * o o o o o o <d o o o o O o o o o o O o tto * * o o o o o o o o o o o o o o o o o o <d c o in o o o o in EH f* CO o o VO cn r~ in oo **» in T T - w CM I - ^ 7 CM m i n VD CO ao CO CO 00 d cn cr» cn 0 ^ 3 V r- <r» T A N \ \ \ co TO T CM r o i n rh 6H CO CO 00 CO oo 0 ^ < T > <T* cn cr» T r* T~ T h> EH a Lf. 0>^-x cd 03 P *H rh 0} 2 >> R tj o> 03 Pi +3 J3 <D O r-t «O rt -q Tl TO P5 rh 0) O a to

70 58 Perbandingan juinlah penerimaan Pajak Pembangun an I yang dapat d irealisir dengan penerimaan yang ditar getkan rata-rata setiap tahunnya adalah 101,46%. Sedang kan perbandingan realisasi dengan target dalam penerima an Pajak Pembangunan I terbesar terjadi pada tahun anggaran 1981/1982 yaitu sebesar 106,39% atau dapat dikata kan bahwa dari juralah target sebesar Rp realisasinya dapat mencapai sebesar :Rp ,58*. Sedang untuk tahun-tahun berikutnya perbandingan r e a lisasi dengan target tidak begitu besar meskipun demikian realisasi yang diterimanya masih melampaui/melebihi tar get yang ditetapkan. Mengenai pertambahan jumlah realisasi penerimaan Pajak Pembangunan I, pada tahun anggaran 1981/1982 realis a s i penerimaan Pajak Pembangunan I hanya dapat menca pai sebesar = Rp ,00 sedang pada tahun ang garan 1982/1983 realisasi penerimaan Pajak Pembangunan I mencapai Rp , 8 7. Maka pertambahan realisa si untuk tahun anggaran 1982/1983 b ila dibandingkan de ngan tahun anggaran 1981/1982 la ju pertambahannya dapat mencapai sebesar 15*29% atau sejumlah Rp. 158, 363*033, 49 di dapat dari Rp ,87 dikurangi dengan - Rp ,00. Untuk tahun anggaran 1983/1984 b ila dibandingkan tahun anggaran 1982/1983 mengalami la ju pertambahan

71 59 rea lisa si sebesar 2 7,0% atau se jumlah ,47. Sedang untuk tahun berikutnya laju pertambahan realisasinya sebesar 19,15% tahun anggaran 1984/1985, dan tahun anggaran 1985/1986 sebesar 16,70%. Dari data yang terdapat pada tabel tersebut di atas dapat dilihat tingkat la ju pertambahan realisasi pada tahun anggaran 1983/1984 merupakan tingkat la ju pertambahan rea lisa si yang terbesar yaitu 27,05%. A Realisasi penerimaan Pajak Pembangunan I di Kota madya Surabaya terdiri dari 5(lima) jenis penerimaan - yang dapat dilihat dalam Tabel 2 hal aman 60, dim ana se mua jenis penerimaan tersebut akan mempengaruhi pemasuk an dari Pajak Pembangunan I. Dari data yang terdapat pada Tabel 2 dapat d ili hat bahwa penerimaan Pajak Pembangunan 1 yang paling ba nyak terdapat pada hotel yang mempunyai sistem MPS. Di sini penulie hanya mengambil periode tahun 1985/1986, karena penulis disini bezmaksud hanya mau memperlihat kan jenis penerimaan yang mana yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan Pajak Pembangunan I. Dari Tabel 2 tersebut jenis penerimaan yang mem punyai pengaruh besar beraaal dari hotel MPS terhadap pembentukan Pajak Pembangunan I* Dirnana pada bulan April jumlah penerimaan Pajak Pembangunan I seluruhnya

72 60 TA33L r v e w i y a s c : f ; j a k t t u & s g u b a h i d i x o t a m o 'j a s r ^ a t a DALAI' BUI/. APRIL S /ttf A l 1 I T GAT: JULI FAT'A PERIODS 1 9 ^ 5 /1 S-oi) (Dalam TtuT.ial:) Suniber : Dari Dipenda Surabaya. (D iolah oleh p e n u lis ).

73 61 sebesar Rp.145* ,00 sedang penerimaan yang ber - asal dari hotel MPS sebesar ftp ,00 berarti pe ranan penerimaan yang berasal dari hotel MPS sebesar 68,37% dari seluruh penerimaan Pajak Pembangunan I. Dengan melihat per3entase dari jenis penerimaan Pajak Pem bangunan X hotel yang mempunyai sistem MPS mempunyai pe ranan yang paling besar terhadap pemasukan penerimaan Pajak Pembangunan I. Sudah mencapai sep'aruh lebih dari semua jenis penerimaan. Sedang jenis penerimaan yang paling kecil terdapat pada jenis penerimaan bar/night - club. Begitu juga untuk bulan Mei, Juni, Juli, angka yang terbesar terdapat pada penerimaan hotel MPS sedang penerimaan yang terkecil terdapat pada jenis penerimaan bar/night club. 4. Perkembangan Pa.jak Pembangunan 1 terhadap Pajak Daerah dan Perkembangan Pajak Daerah Terhadap Pendapat an Asli Daerah Untuk mengetahui perkembangan posisi Pajak Pemba rigunan I atau dapat dikatakan peranan Pajak Pembangunan I terhadap Pajak Daerah dapat dilihat pada label 3 halaman 62. Dimana pada Tabel 3 tersebut kita dapat me lih a t berapa besar peranan Pajak Pembangunan I terhadap Pajak Daerah.

74 62 nj J-t 0 <0 p 3 *r» «J Pt 00 ro * r- T ~ ro # VO fo ro 0 VO 1rv o 00 c m o o o rn ro CO ^trn 03 in O IA O f- o\ rj- O CM i n V O cr» vo" cn rvj VO VO in o> VO * <J\ 8 i n CM o ' VD i n o cr» t~ CO <X) ro s Eh & WOO fl! «* <* O'*P g S <*!. «3 <^S Gh <*EH * 8 sa s M bo la * 3 5 s - ^ - s s*3s«<d t i d fco tf P4 S h C J P <o t CT» i n o CO «% 00 VO CM i n v o i n CM o» VO i n c- o VO i n O t CM ro o O o O T» t * *» i n VO ro o <x\ VO o VO r o V o 00 i n VO VO r- i n O r * cr\ c^- O v - o CM CM o^ 00 rn c*- i n i n vo 00 r o r - o <r> m IA VO cn ro VO T - o CM CM * CM bo I t C a) I h r f,r^ -» CM o CO 00 m \ ctf in «CM o\ CTi * #* >» 8* - P o T m r o p S fi ^ ro "s4* 3 A> 0) c W tf co * * a» CM r o 00 ro o r *»* * > ro VO CM in in T CM in in v o ro m T* T~ o T~ VO T * e «C H o rn CO CM O r h «CM CO o CM Vf> o> P* r o uo VO in «P4 f - Ln 0^ o CM in ro c n V -r~ r - O * in 0 0 x~ vo c» T t CM c - CM rn < in VO oo d o> C h cn cr\ cn P T f - V \ \ N \ \ CO r - CM ro in EH 00 co <r> CTv cr\ CT\ 0^ T x~ i T r* v 7 rn in r * CM «o ro O s\ ««O D ro 0\ 00 ro T X> r " x> r~ 4» 00 o CM *1 T - V * t o m ro T «a o CT» r i n r n 0 i n X> r - m vo T r ^ T s w Sumber : Dipenda Dati II Surabaya (Diolah p e n u lis)*

75 63 Pada tahun anggaran 1981/1982 penerimaan Pajak Daerah sebesar Rp ,00 sedang penerimaan da r i Pajak Pembangunan I sebesar R p ,38 atau sebesar 40,52 dari keseluruhan penerimaan Pajak Daerah. Sedangkan Pajak Daerah lainnya sebesar 59,40% dari kese luruhan penerimaan Pajak Daerah. Pada tahun anggaran 1982/1983 peranan Pajak Pem bangunan I terhadap Pajak Daerah tersebut sebesar 31,20%. Pada tahun in i peranan Pajak Pembangunan I me ngalami penurunan, sedang peranan Pajak Daerah lainnya mengalami peningkatan menjadi seb esa r 68,00%. Sedang pada tahun anggaran 1983/1984 peranan Pa jak Pembangunan I meningkat la g i menjadi sebesar 43, 48%. B egitu juga untuk tahun anggaran berikutnya y a itu tahun anggaran 1984/1985 dan tahun anggaran 1985/1986 masing masing seb esa r 43,98% dan 43,93%. B ila di lih a t selama 5(lim a) tahun anggaran pe - ranan Pajak Pembangunan I terhadap penerimaan Pajak Dae rah ra ta -ra ta sebesar 40,80% tiap tahunnya. Sedang pe ranan Pajak Daerah lainnya ra ta -ra ta sebesar 59,20% t i ap tahunnya d ari keseluruhan penerimaan Pajak Daerah. Dengan demikian peranan Pajak Pembangunan X te r hadap penerimaan Pajak Daerah dapat dikatakan cukup pen tin g karena hampir separuh y a itu seb esar 40,80% p e n e r i-

76 64 maan Pajak Daerah. diduduki oleh penerimaan yang berasal dari Pajak Pembangunan I. Sedang sisanya diduduki oleh penerimaan Pajak Daerah lainnya. Dimana Pajak Daerah lainnya te r d ir i dari pajak-pajak yang berhak di ambil oleh pemerintah daerah tingkat I I. Tetapi bukan b erar- t i penerimaan Pajak Pembangunan I sa ja yang mempunyai peranan cukup besar, penerimaan Pajak Daerah yang la in nya juga mempunyai peranan yang cukup b e r a r t i. Untuk selanjutnya k ita akan m elihat perkembangan p o s is i Pajak Daerah atau peranan Pajak Daerah terhadap pendapatan a s li daerah, dapat di lih a t dalam Tabel 4 - halaman 65. Dimana pada Tabel 4 tersebu t dapat d ilih a t berapa besar peranan Pajak Daerah terhadap pembentukan penerimaan daerah yang berasal dari pendapatan a s li dae rah. Selain i t u dapat di lih a t penerimaan yang mana - yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemoentukan pen dapatan a s li daerah. Pada tahun anggaran 1981/1982 r e a lis a s i pendapat an a s li daerah sebesar Rp ,75 sedang pajak daerahnya sebesar Rp , 38 b era rti peranan - Pajak Daerah terhadap pendapatan a s li daerah sebesar : 37,95^< Pada tahun in i proposi antara Pajak Daerah - dan pendapatan a s li daerah merupakan proposi yang te r besar dibandingkan dengan penerimaan lainnya yang ik u t mendukung dalam pembentukan pendapatan a s li daerah*

77 5 4 BAF7AR FKKSRI.MAAT F2j3)APATAJ? ASLJ DAEflAH 3 1 Kr-TAKAOTA CURABAYA FADA TAIHi!: AITCGARAi: 1 y f - ; / l ^ / 1 Penerinaan 1981/1932 Propcrci Terhadap P.A.D. 1982/1983 Froporsi Tcrhadap F.A.D. 1333/1384 Proporid Torhadap P.A.D. 13 ^ / Prcporni Terhadap P. A. D. 1985/1986 Proporsi Terhadap P.A.D. Pajak Daerah 2* ,317,38 w 37, , , ,34 36, ,20 33,25 4* ,46 35,67 Hetripuci ,00 14, ,00 15, ,50 23, , 0c 25, ,17 26,44 Bagian Laba Bercih ,00 6, ,00 7, ,00 1,34 80 '( ,33 6, ,00 7,38 Ferierifnaan dai'i Dinas-dinas / Bagi an Ba^iar , ,12. 35, ,00 19, ,00 30, ,0c 19, ,05 19,05 Penerin^aan Lain lain ».Tu-l-i.V r.?.» 5, ,00 _19, ,178,05 8,00 1 * , ( 15, ,08 11,46 A >r t > / 'r» ^ ^ r i p -. ^ r -T- i n Sn 1 * 0 -» * 7 i\ r. i. T ". < *- - f * r r r /- *~ * 0 j * j «~ j» : _2>_*, - ' w.... i i 5unVer : u a r i D ipen aa.*3iiralias's. ^diolah oleh p en u lis).

78 66 Untuic tahun anggaran 1982/1983 r e a lis a s i penda - patan a s li daerah sebesar Rp ,69 sedang jumlah pajak daerahnya sebesar Rp.3* ,47 atau peranan pajak daerah terhadap pendapatan a s li daerah se b e sa r 38,37%. Pada tahun i n i p ro p o s i pajak daerahnya - mengalami peningkatan dibandingkan tahun anggaran lumnya. t sebe Pada tahun anggaran 1983/1984 penerimaan penda - patan a s li daerah sebesar Rp ,39 dan pene rimaan pajak daerah sebesar Rp. 3.* , 34 atau pe ranan pajak daerah sebesar 56,90% dari seluruh penerima an pendapatan a s li daerah. Pada tahun in i pajak daerah masih juga menduduki prosentase yang terbesar dalam pem bentukan pendapatan a s li daerah b ila dibandingkan de - ngan penerimaan yang lainnya yang ik u t mendukung dalam pembentukan pendapatan a s li daerah. Begitu juga pada tahun anggaran 1984/1985 dan ta hun anggaran 1985/1986 peranan pajak daerah terhadap pe nerimaan pendapatan a s li daerah masih begitu besar d i - bandingkan dengan penerimaan yang lainnya masing-masing sebesar 33, 25% dan %. B ila di lih a t dari tahun anggaran 1981/1982 sam pai dengan tahun anggaran 1985/1986 peranan pajak dae - rah terhadap penerimaan pendapatan a s li daerah r a t a - r a ta seb esa r 36,80% s e tia p tahun.

79 67 Dengan m elihat angka-angka yang terdapat pada Ta b el 4 penerimaan pajak daerah merupakan penerimaan yang mempunyai proposi yang p alin g besar dibanding dengan pe nerimaan yang la in dalam pembentukan pendapatan a s li daerah. Tingkat la ju pertumbuhan r e a lis a s i pajak daerah dan pendapatan a s li daerah dapat di lih a t dalam Tabel 5 hal am an 68. Untuk pajak daerah r e a lis a s i penerimaan pa da tahun anggaran 1981/1982 hanya dapat mencapai sebe - sa r Rp.2«, *317,38 sedangkan penerimaan pajak dae rah pada tahun anggaran 1982/1983 sebesar Rp*3o o021,87. Maka pertambahan rea lisa sin y a se oesar 49,71% atau sejumlah R p ,49 (R p ,87 dikurangi dengan Rp ,38) Sedangkan pada tahun anggaran 1983/1984 b i l a dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya mengalami penurun- an sebesar Rp« , 53%. Jadi pada tahun anggaran in i tidak mengalami la ju pertumbuhan r e a lis a s i. Pada tahun anggaran 1984/1985 dan tahun anggaran 1985/1986 f tin gk at la ju pertambahan re a lisa sin y a masing-masing se besar 19*79% dan 16,84%. Sedang pertambahan r e a lis a s i untuk pendapatan a s li daerah pada tahun anggaran 1981/ 1982 penerimaan pendapatan a s l i daerah seb esa r Rp.6o ,75 sedangkan penerimaan pendapatan a s li daerah pada tahun anggaran 1982/1983 sebesar

80 68 Q) ffl S' *5- o o CM vo CO r - r - CO l >», «te in vf- o CO t +> w (0 <1>*H P<H in cn O ' O c*- co co in O 9k * n» CM T <M o o CO in 0% m CO T- CM * o p CM t - T CO in 'd* VO C- in CM o C*~ o t> PH c r*- Q\ a\ in ro \ o t - r - <J\ ro «VO cn <T> <M ro r- in 3 E H <D Oh S * S~ th 03 + > CQ 4»f-l T ro o> f - CO r~ CO «*» * cn CO r - vo T T~! I 0cti P a o PM C O r - v o c o C O r O 8 * * I c -~ ^ 0 0 i n i n CM i n v o c n r O o O c n \ ««V O o i n v o v o r O o o c n V O c n * c CM t 0 o C O v o c n V O c n c n T o i n C O r c o 0» CM r o m ' 4* <d & 'S CO*H cd C C 0) <1>ft P<_ S EH CM CO in VO 00 CO 00 CO 00 cn <J\ cn cn cn V r * X- \ X N * N s t* CM m in CO CO CO 00 CO <7\ cn cn <y\ cn r T~ T T- T OJP P ^ Jh <u P (fi

81 69 B p.9* , 89, maka pertambahan r e a lisa sin y a sebe sa r 45,80% atau sejumlah R p.3.190, ,14 (Rp*9* , 89 dikurangi dengan Rpo3* ,1 4 ). Pada tahun anggaran 1983/1984 bi l a dibandingkan dengan tahun anggaran sebelumnya meng - alami penurunan sebesar : Rp ,00. Jadi pada tahun anggaran in i tidak mengalami l a ju pertambahan rea l i s a s i, Untuk tahun anggaran 1984/1985 dan tahun ang - garan 1985/1986 tin gk a t l a ju pertambahan r e a lis a s in y a - m asing-m asing se b e sa r 30,72% dan 8,86%. Dari p en jelasan te rse b u t d i atas k ita akan da pat m elihat perkembangan Pajak Pembangunan I vterlia&ap pendapatan a s l i daerah, dimana. akan dibahas dalam bab sela n ju tn y a.

82 B A B IV ANALISA MASALAH PEMUNGUTAN PPI DI DIPENDA DATI I I SURABAYA 1. Perkembangan Penerimaan Pendapatan Daerah di Kotaraa dya Daerah Tlngkat I I Surabaya Pembangunan Nasional di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang a d il makmur juga merata m a te riil dan s p ir itu iln y a dan m elalui peningkatan ta ra f hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat* Sedangkan pembangunan Kotamadya Dae - rah Tingkat I I Surabaya merupakan bagian yang tak te r pisahkan dari pembangunan Nasional dan juga akan menun jang pembangunan tersebut* Untuk mewujudkan c it a - c i t a pembangunan Nasional yang telah ditetapkan, memerlukan dana yang tidak sedi k i t jumlahnya. Untuk i t u k ita harus mengetahui r e a li- sa si penerimaan daerah Kotamadya Surabaya, sep erti yang t e r lih a t pada Tabel 6 halaman 71. Pada Tabel 6 tersebut akan te r lih a t b e s a r a n -b e saran yang akan menunjukkan perkembangan dari penerima an ru tin pendapatan a s li daerah, penerimaan ru tin non pendapatan a s l i daerah dan penerimaan pembangunan, Besaran-besaran dalam Tabel 6 terseb u t menunjuk 70

83 71 rh (d +> O 6< rn a \ c- T~ Ch cn <T\ CO (M o vo vo o cr» r * T «e rn rn VO c C h VO CM CM CM CM CM CM o o o o o o o o o o O H ggvo 5 <ico ci> P crv 25 S PCO Pi < cn * 5 T J25en I P cm P W CH'S O o\ Tf vo *3" CM t*- o o^ vo O vo 00 t- vo LA C- e o cn t- c- VO vo ro Q r'"> ^ ro rn (\1 N O fo * > J25MCO «vad O Oh Cn S W - f l H 5 f*s P. <d a pj cd S PS H O ma a> s a a» m Pi-p p 2 ^ a p< Tj P! S +> <D3 p4 & vo co VO 00 oo CO ro c- cr> T cn CO G\ o o\ p r - ta co CO G\ o c r^ cn CT\ IA rh ro VO C^ O O C*- Cn m «^- *4* «««c e 0 VO 0^ <T* CM ro o T- \ T P) CM ro LTV vo 0 <D 00 CO CO » cn cn <T» cn cn 3 T T»- rh \ s \ N \ CO O T CM IA (0 CO 00 CO CO CO 6H ro (X* cn <y\ cn CT* < T p&u I ri +> o I A ^ N T* fo (Nl fo fo cr\ cm vo ^ vo aj m ^* m CTi rn CM ro IA vo cd o t o CO * > T\ cn cn cn cn rt H r- * r r* U +> N. \ \ \ \ fij i- CM ro LA is H X) CO 00 co CO +> 0) 7\ cn cn cn cn $ Pi T t r* c4 Sumber ; Bappeda Kotamadya Dati II S u rabaya.

84 72 kan perkembangan yang menggembirakan. Diraana pada sek to r penerimaan ru tin pendapatan a s li daerah setia p ta - hun ada kenaikan, hanya pada tahun anggaran 1983/1984 mengalami penurunan se k ita r *[% sehingga penurunan terse but kurang b e r a r ti. Hal in i diperbaik i dengan adanya kenaikan penerimaan yang tajam pada tahun anggaran 1984/1985 yakni sebesar + 30%. Sedangkan untuk penerj maan ru tin non pendapatan a s li daerah setiap tahun ada kenaikan b ila d ilih a t secara absolu te, Dipihak la in - s e k to r penerimaan pembangunan cenderung s e la lu menurun. B ila d ik a ji le b ih la n ju t dari masing-masing sekt o r penerimaan selama 5(lim a) tahun anggaran penerimaan ru tin pendapatan a s li daerah mendomi*.ir dari m asing-m a sin g penerimtian yang la in se k ita r di atas r a t a - r a t a dari to ta l penerimaan daerah* Sebagaimana telah diketahui bahwa untuk membia - y a i pembangunan Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya da nanya didapat d a ri : 1. Tabungan Pemerintah Daerah, 20 Penerimaan Pembangunan. 3«Pinjamanc Penerimaan pembangunan selama 5(linia) tahun anggaran mu l a i tahun anggaran 1981/1982 sampai dengan tahun anggar an 1985/1986 ada kecenderungan untuk menurun, menyebab-

85 73 kan k ita harus h a ti-h a ti sela lu dalam memastikan peneri raaan dari sek tor in i* Sedang dana yang berasal dari - pinjaman masih harus ada pihak lu a r yang mau raengulur kan tangan untuk i t u. Tabungan pemerintah daerah meru pakan h a sil dari penerimaan ru tin dikurangi pengeluaran ru tin, N ilai tabungan in i sangat tergantung dari besar an penerimaan ru tin pendapatan a s li daerah dan penerima an rutin non pendapatan a s li daerah serta pengeluaran r u tin. Penerimaan ru tin non pendapatan a s li daerah ma s ih tergantung dari pemerintah pusat, sedangkan penge - luaran ru tin tidak mungkin diciutkan mengingat penye - lenggara pelayanan yang meningkat se irin g dengan pertua buhan pembangunan. Untuk i t u k ita harus berusaha untuk meningkatkan penerimaan rutin yang berasal dari penda - patan a s li daerah. B ila di lih a t secara r e la tip dalam Tabel 6 terse but k ita dapat mengetahui bahwa ketergantungan penerima an pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya te r hadap penerimaan ru tin non pendapatan a s li daerah se - tiap tahunnya berkurang. Untuk i t u harapan pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan daerah tertumpu pa da penerimaan pendapatan a s li daerah. Jelaslah kiranya peningkatan penerimaan ru tin da r i pendapatan a s li daerah akan meningkatkan kemandirian pemerintah daerah Kotamadya Surabaya di bidang keuangan

86 74 yang pada akhim ya akan memperbesar pembangunan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk i t u pemerintah dae rah harus berusaha menggali penerimaan daerah yang ber asal dari penerimaan pendapatan a s li daerah sen d iri, terutama dari pemungutan pajak. Dimana penerimaan yang berasal dari pungutan pajak akan ik u t menunbuhkan p er - ekonomian daerah, Dengan terhimpunnya dana yang ber asal dari pungutan pajak tersebu t, akan dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang sedang dilaksanakan, sehingga pembangunan proyek in i akan da - p at memperluas lapangan pekerjaan. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan in i selanjutnya akan menyerap banyak tenaga k erja dan akan meningkatkan pendapatan. b egitu akan meningkatkan pula perekonomian daerah Dengan seca ra keseluruhan. Sebagaimana telah diketahui bahwa peningkatan - pendapatan daerah pada dasamya bersumber pada penerima an dari pajak-pajak daerah dan r e tr ib u s i. Hal in i da p at terlaksana jik a keadaan dari masyarakat setempat - mempunyai sumber penghasilan atau lapangan pekerjaan - yang lu as, sehingga memungkinkan mereka untuk mampu mem bayar pajak dan r e tr ib u s i. Oleh sebab it u dapat dikata kan bahwa te r ja d i kenaikan pendapatan daerah se ja la n de ngan proses kegiatan perekonomian daerah yang bersang- kutane

87 75 Pajak daerah yang berasal dari pajak Pembangunan I meru pakan sal ah satu sumber pajak untuk pembentukan penda - patan a s li daerah. Pajak Pembangunan I adalah sumber pendapatan dae rah yang mempunyai p oten si cukup balk, maka p oten si in i kalau diolah secara in ten sip akan dapat memberikan ha - e l l yang b era rti bagi pendapatan daerah* Hup any a sumber pendapatan yang berasal d ari pene rimaan Pajak Pembangunan I in i memang tidak d is ia -s ia - kan, walaupun dalam Bab I I telah disebutkan bahwa pajak tidak langsung terkandung s i f a t yang tidak mempersempit perbedaan ekonomi. Jadi peningkatan pajak Pembangunan I sebenam ya tidak mempunyai dampak R ed istribusi E ffe c t yang diharapkan, teta p i pemerintah daerah d is in i membu- tuhkan penerimaan yang digunakan untuk dana pembangunan. Dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Pembangunan I, pemerintah daerah masih menghadapi k esu litan. demikian perhatian pemerintah daerah Kotamadya Tingkat I I Surabaya masih b egitu besar hal in i Meskipun Daerah terbuk- t i i "In te n sifik a si pendapatan a s li daerah sumber n a f - kah yang harus dipenuhi, karena i t u Kadispenda mengga - lakkan pemungutan P ajak Pembangunan I d i h o te l dan r e s - *1 tauran". i Surabaya P ost, Pajak Pembangunan I di H otel dan Res tauran akan Dj-pacu. 30 Agustus 1986, hal. 2.

88 76 Jadi je la s d is in i bahwa penerimaan Pajak Pembangunan I memang sangat diperlukan untuk meningkatkan pendapatan a s li daerah. Karena i t u diperlukan adanya in is ia t ip untuk mengembangkan sumber penerimaan daerah. sen d iri f terutama sektor Pajak Pembangunan I. Untuk meningkat - kan penerimaan Pajak Pembangunan I us aha pemerintah dae rah Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya diarahkan pa da usaha-usaha yang b e r s ifa t in te n s ifik a s i dan exte n si- fik a s i, y a itu dengan mencari obyek baru yang dapat mem perlu as pemungutan sek tor Pajak Pembangunan I i n i. Tentu s a ja peningkatan i t u tetap tidak mengesam- pingkan adanya kemungkinan peningkatan bagi sumber- sum b er pendapatan a s li daerah yang la in, karena Pajak Pem bangunan I hanyalah merupakan sa l ah satu sub sek tor sum b er pendapatan a s li daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. Untuk i t u k ita harus mengetahui perkembangan penerimaan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Daerah Ting kat I I Surabaya. 2 0 Perkembangan Penerimaan Pa.jak Pembangunan I d i Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Apabila di lih a t dari pajak daerah, penerimaan P a jak Pembangunan I mempunyai peranan yang cukup b e r a r t i dibanding pajak daerah yang la in n y a.

89 77 Rata-rata tiap tahunnya penerimaan Pajak Pembangunan I sebesar 40,8($ dari seluruh penerimaan pajak daerah (lih a t Tabel 3 ). B ila penerimaan Pajak Pembangunan I mengalami suatu penurunan dengan asumsi penerimaan dari pajak daerah yang la in tetap, maka penerimaan dari. pa jak daerah akan mengalami penurunan karena Pajak Pemba ngunan I merupakan sa l ah satu pendukung dari penerimaan pajak daerah, Untuk m elihat peranan Pajak Pembangunan I dap pendapatan a s li daerah, te r le b ih dahulu harus terha m eli hat kondisi pajak daerah terhadap pendapatan a s li dae - rah. Berdasarkan data yang d ip eroleh penulis pajak dae rah mempunyai peranan yang cukup besar dibanding dengan penerimaan yang la in -la in yang ik u t dalam pembentukan pendapatan a s li daerah (lih a t Tabel 4 ). Bari Tabel 5 - yang terdapat pada Bab I I I te r lih a t pula bahwa naik tu runnya penerimaan yang berasal dari pajak daerah d iik u ti oleh naik turunnya PAD, meskipun dengan la ju peningkatan yang tidak saraa. Sehingga dapatlah dikatakan bahwa pembentukan pendapatan a s li daerah sangat tergantung pa da h a s il penerimaan pajak daerah, karena sumbangan pene rimaan pajak daerah terhadap pembentukan pendapatan a s li daerah adalah sangat besar. Sebagai m isal : pada tahun anggaran 1983/1984 penerimaan pajak; daerah telah turun dengan la ju penurunan sebesar 8,83% b ila diban -

90 78 dingkan dengan tahun anggaran sebelumnya. Ternyata pada kurun waktu yang sama pendapatan a s li daerah juga menga lami penurunan dengan la ju penurunan seb esa r 4,7 0 Dengan demikian pajak daerah mempunyai a n d il yang besar dalam pembentukan pendapatan a s l i daerah. Untuk i t u DIPENDA Surabaya harus berusaha untuk meningkatkan - penerimaan yang berasal dari pajak daerah, sehingga pene rimaan d a r i pendapatan a s l i daerah akan raeningkat. Salah satunya pajak daerah berasal d a ri penerimaan Pajak Pembangunan I, Untuk melihat perkembangan d ari p o s is i Pajak Pembangunan I terhadap pendapatan a s li daerah dapat d ilih a t dalam ta b el 7 halaman 79. Pada tahun anggaran 1982/1983 peranan Pajak Pembangunan I terhadap pendapatan a s l i dae rah 15,37 sedang pada tahun anggaran 1982/1983 pera - nan Pajak. Pembangunan I turun menjadi sebesar 12,03 % - i n i disebabkan adanya pertambahan r e a lis a s i pendapatan - a s l i daerah tid ak sebanding dengan pertambahan r e a lis a s i Pajak Pembangunan I, Dimana tela h d ije la sk a n pada ta b el 1 dan ta b e l 5 tentang pertambahan r e a lis a s i te rse b u t. Sedang pada tahun 1983/1984 peranan Pajak Pembangunan I - menjadi sebesar 16,04# disebabkan tahun i n i r e a lis a s i- - pendapatan a s li daerah turun sebesar 4*70# sedangkan rea l i s a s i Pajak Pembangunan I meningk&t 27,03$ dimana i n i - merupakan peningkatan Pajak Pembangunan I yang te r b e s a r,

91 79 u <D S h 9 m PM f-l O P< A nj O 'O M <C PM ^ r - ro * l A V r o O OJ 1 6, , 6 2 I 1 5, 6 7 t n c n Cn cn V > O T CO c o LA C*- O *» t t * * t C\) M CM o o o 00 l A «sfr cn ro o T CO CVJ T VO A ««e f l CVJ C"- v~ CO l A -'tf* ^d* \D t - l A C\1 VO < O t O P - r - 0 o PM t - T cn cn LA CO ro vo c - r - o C c n ra **4* o vo c n <T \ CVJ ro CVJ T~ t n ««v y K C >53 W h m p cofe;«; < w p* co pm a 00 t-* c n CM 00 ro o T~ «N *» s > ro VO CVJ la l A r o OJ LA i n VO m ro T - O r VO r* ««e M o c*~ ) CO CVJ Q 6 OJ CO o CM VO 0 ^ PM ro CO r n VO i n «0 e PM *-* LA c n o CVJ i n ro ( J \ *r v - r - t O x t n CO T vo * e T «r* T T - CVJ OJ ro LA vo CO 00 CO g cn cn cn cn 0> *3 r T~ * A S. A \ N TO c3 T <M m i n r 1 EH CO (J\ o 0 ^ cn < 7 \ 0 T v* T **3 t cj^ >»ffl 05 *H 82 W P< a to R H 0) o fiv» U d) A CO

92 80 sehingga peranan Pajak Pembangunan I terhadap pendapatan a s l i daerah menjadi meningkat pada tahun in i* Begitu ju ga pada tahun anggaran 1984/1985 dan tahun anggaran 1985/1986. B ila d i lih a t selama 5(lim a) tahun anggaran peranan d ari Pajak Pembangunan I terhadap pendapatan as l i daerah ra ta -ra ta sebesar 14#75# setia p tahunnya* * Dengan m elihat angka sebesar 14*75% tersebu t da - pat dikatakan peranan Pajak Pembangunan I tid ak begitu besar karena Pajak Pembangunan I hanya merupakan sub sek t o r, te ta p i in i bukan b e r a r ti bahwa penerimaan Pajak Pem bangunan I d i Kotamadya Surabaya tidak mempunyai a r t i di dalam menunjang pembiayaan pembangunan d i daerah. Karena Pajak Pembangunan I sangat mendukung pembentukan d ari pajak daerah, sedang pajak daerah juga ikut mendukung da lam pembentukan pendapatan a s l i daerah, sehingga peranan p a ja k daerah terhadap pembentukan pendapatan a s li dae - rah sangat besar. Maka peranan Pajak Pembangunan I te r hadap pembentukan pajak daerah sangat besar, sehingga pe ranan Pajak Pembangunan I. terhadap pembentukan pendapatan a s l i daerah juga menempati tempat yang cukup b e r a r ti, Untuk le b ih jelasn ya penulis akan menggambarkan - trend d a r i pendapatan a s l i daerah dan Pajak Pembangunan- I, dimana akan t e r l i h a t bagaimana perkembangan pendapat

93 81 an a s li daerah dan Pajak Pembangunan I di Kotamadya Dae rah Tingkat I I Surabaya, Dalam G-rafik 1 halaman 82, nampak bahwa perkem - bangan pendapatan a s li daerah le b ih cepat dari pada Pa jak Pembangunan I. Maka dari i t u pemerintah daerah ha rus s e la lu berusaha m engintensifkan penerimaan Pajak - Pembangunan I supaya perkembangan Pajak Pembangunan I juga akan secep a t pendapatan a s li daerah. (Perhitungan d a ri G rafik 1 dapat di lih a t dalam Lampiran 3')-. Penerimaan Pajak Pembangunan I apabila d i l ih a t p rosen tase se tia p tahunnya s e la lu dapat melampui ta rg e t yang tela h ditetapkan, bahkan kalau d i lih a t dalam p er kembangan kota Surabaya serta perkembangan jumlah pendu duknya, maka Pajak Pembangunan I mempunyai prospelc yang b a ik 0 Untuk i t u pemungutan. Pajak Pembangunan I d i Kota madya Daerah T ingkat I I Surabaya masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Dengan m elih a t perkembangan Pajak Pembangunan I d i Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya. Untuk sementa ra in i k ita b oleh merasa puas, karena dalam perkembang- annya penerimaan Pajak Pembangunan I mengalami pening - katan. Diharapkan penerimaan Pajak Pembangunan I akan dapat terus meningkat. Peningkatan r e a lis a s i peneriraa- an Pajak Pembangunan I tersebu t antara la in disebabkan adanya peningkatan dalam jural ah rumah makan atau r e s -

94 82 GARIS TRKND DARI PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PAJAK PEMBANGUNAN I Dalam M ily a r d

95 83 tauran dan rumah penginapan atau h otel sebagai obyek Pa jak Pembangunan I. S elain it u juga adanya kesadaran da r i s i w a jib a ja k. Dari r-cabel 1 Bab I I I dapat di lih a t bahwa setia p tahun-terdapat kenaikan dalam jumlah ta rg et. Hal te r s e but memang merupakan suatu kebi jaksanaan yang dilaksana kan oleh 3EPENDA Surabaya dengan tujuan untuk meningkat kan penerimaan Pajak Pembangunan 1. Di dalam menentukan ta rg et p erlu diperhatikan - adanya fa k to r -fa k to r yang memungkinkan dapat ruhi jumlah penerimaan Pajak Pembangunan I. mempenga- Supaya ta r g e t yang ditetapkan dapat terwujudkan, sehingga ta rg e t yang tidak t e r e a l i s i r terhindarkan. F a k to r-fa k to r t e r sebut antara la in : M elihat p oten si yang ada, jumlah petugas yang ada, pengembangan obyek, r e a l is a s i pene - rimaan pada.tahun -sebelumnya serta pertumbuhan ekonomi sebagai h a s il pembangunan daerah. S e la in itu penentuan ta rg et Pajak Pembangunan I juga harus memenuhi rasa keadilan,.. sehingga d i dalam penentuan ta rg e t tid a k hanya semata-mata atau njutlak - harus meningkatkan pemasukan ke kas pemerintah.daerah tanpa memperhatikan keadilan s o s ia l dan k o n d isi ekonomi dalam kehidupan masyarakat*

96 84 Dengan meraperhatikan fa k to r -fa k to r yang mempenga ruhi dalam penentuan target diharapkan r e a lis a s i p en eri maan dapat d ica p a i dan tidak akan te r ja d i r e a lis a s i nerimaannya d i bawah target yang tela h ditentukan. pe Se- la in i t u diharapkan perbandingan antara jumlah yang da, p at d ir e a l i s i r dengan jumlah ta rg et tidak b e g itu menyo- lo k. Dengan demikian penetapan ta rg et akan kan suatu keadaan maeyarakat yang sebenarnya, mencermin sehingga di dalam m erealisasikan pajak tersebu t dapat mewujudkan suatu yang diharapkan atau dapat memperoleh penerimaan tid a k berbeda dengan penetapan ta rgetn ya. Pihak DIPENDA Surabaya dalam menentukan ta rg e t tidak hanya asal menetapkan sa ja, te ta p i juga akan m eli hat penerimaan Pajak Pembangunan I yang dapat d ica p a i pada tahun anggaran sebeluranya. Karena dalam penetapan ta rg et pada tahun anggaran berikutnya tidak boleh le b ih k e c il dari r e a lis a s i penerimaan tahun sebelumnya. 3, Perkembangan Pa.jak Pembangunan I Untuk 5(lim a) Tahun yang Akan Datang Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Pajak - Pembangunan I pada period e 5(lim a) tahun anggaran yang akan datang dapat d il i h a t dalam Tabel 8 haiaman 85.

97 85 TABEL 8 PROYEKSI PAJAK PMBANGUNAN I UNTUK LIMA TAHUN YANG AKAN DATANG (dalam ju ta) Tahun 1987/ / / / /1992 T arget PPI Rp Rp Rp Rp Rp Sumber : BAPPEDA Kotamadya Surabaya. Dalam Tabel 8 te r lih a t selama 5(lim a) tahun ta r g et yang direncanakan oleh BAPPEDA setia p tahun mening kat, d is in i menunjukkan bahwa p oten si Pajak Pembangunan I cukup b a ik. Angka-angka tersebu t dihitung berda sarkan Least Square dengan memakai p eriod e tahun anggar an 1981/1982 sampai dengan tahun anggaran 1986/1987. Sebagai pembanding dari data Tabel 8 Pajak Pembangunan I k it a proyeksikan berdasarkan kenaikan r e a lis a s i pada ta hun yang la lu. Untuk i t u dapat di lih a t dalam Tabel 9 halaman 86, Pada Tabel 9 angka kenaikan r e a lis a s i pada tahun anggaran yang tera k h ir sebesar 11%, in i juga menunjuk - kan tingkat kenaikan yang t e r k e c il selama 4(empat) ta - hun.

98 86 TABEL 9 REALISASI PENERIMAAN PAJAK PEMBANGUNAN I PADA TAHUN ANGGARAN 1983/ /1987 (Dalam Juta) Tahun R ea lisa si Kenaikan R e a lisa si 1983/1984 Rp* 1, /1985 Rp % 1985/1986 Rp % 1986/1987 Rp % Sumber : DdPENDA Surabaya, (d io la h p e n u lis ), A pabila angka pertumbuhan 11 % in i k ita pakai untuk pro yeksi 5(lim a) tahun berikutnya, h asiln ya s e p e rti yang t e r lih a t pada Tabel 10 di bawah i n i. TABEL 10 PROYEKSI PAJAK PEMBANGUNAN I UNTUK PERHITUNGAN LIMA TAHUN YANG AKAN DATANG DENGAN ANGKA PERTUMBUHAN 11 % (Dalam Juta) Tahun Target PPI dengan Angka pertumbuhan 11 % 1987/ Rp / Rp / Bp / Rp / Rp* Sumber : EEPENDA Kotamadya Surabaya, (d io la h p e n u lis ).

99 87 Dengan m elih a t angka-angka dari Tabel 8 dan Ta - b e l 10 dapat k it a jelaskan sebagai b erik u t : Pada tahun anggaran 1987/1988 ta rg e t Pajak PembangunanI dari BAPPEDA seb esa r Rp ju ta sedang yang berda - sarkan dengan angka pertumbuhan '[V/s ta rget Pajak Pemba ngunan I sebesar Rpo2.624 ju ta, maka perhitungan ta rg e t Pajak Pembangunan I dari BAPPEDA optim is akan terpenuhi* B eg itu juga untuk tahun-tahun berikutnya. P en u lis ber pendapat bahwa angka-angka dalam Tabel 10 le b ih dapat - dipercaya, mengingat pertumbuhan kota yang sangat me - mungkinkan kenaikan pemungutan Pajak Pembangunan I seca ra p r o g r e s if. pertumbuhan kota tersebu t terceim in de - ' ngan makin banyaknya dibangun plap-a-pla^a, tempat h ibur an d isa tu pihak dan makin meningkatnya kebutuhan konsum s i di lu a r rumah bagi para eksekutip, orang-orang b is - n is maupun karyawan dipihak la in. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan peningkatan penerimaan Pajak Pembangunan X, akan adanya dapat menvperbesar sumbangan Pajak pembangunan I kepada p en eri maan pendapatan a s li daerah, yang b e r a r ti r a tio penerimaan Pajak Pembangunan I dengan pendapatan antara a s li daerah akan meningkat p u la. Dari segi jumlah angka-angka yang tercantum da - lam penerimaan Pajak Pembangunan I sepin tas memang meru pakan p re sta si bagi pemerintah daerah.

100 88 Tetapi hal in i sebenamya tidaklah demikian kar«na di dalam pelaksanaannya yang sesungguhnya banyak sek a li hambatan yang te r ja d i. 4. Hambatan-Hambatan yang Dihadapj Dalam Peiaksanaan? e mungutan Pajak pembangunan I di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Pelaksanaan pemungutan Pajak Pembangunan I d i DI PENDA Daerah Tingkat I I Surabaya masih mengalami hambat an. Hambatan-hambatan tersebut datangnya dari pengusa- ha-pengusaha rumah makan atau restauran dan rumah pengi napan atau h o te l-h o te l maupun dari dalam lingkungan Di nas Pendapatan dan Pajak Daerah i t u s e n d ir i. Hambatan-hambatan yang dihadapj oleh Dinas penda patan dan Pajak Daerah di dalam melaksanakan pemungutan P ajak Pembangunan I sebagai b e r ik u t : a. Pemungutan Pajak Pembangunan I yang memperguna - kan sistem MPS. Sistem in i di lih a t pembukuan dari pengusaha, b i la di. s in i pengusaha mempunyai pembukuan le b ih dari satu, dimana setia p pembukuan mempunyai ang ka yang berbeda. Sebagai contoh : Pembukuan yang dibuat sebenam ya diserahkan kepa da manager, pembukuan yang dibuat dengan tidak benar sehingga t e r l ih a t perusahaan i t u maju de -

101 89 ngan maksud untuk memperraudah untuk mencari kre d it. Sedangkan pembukuan yang nantinya diserah - kan pada petugas pajak pembukuan tersebut akan menggambarkan perusahaan yang nanperoleh keun - tungan yang minimum agar pajak yang dikenakan - menjadi k e c il. b. pungutan Pajak Pembangunan I yang meapergunakan sistem bon. Biasanya data yang d iperoleh tidak sesuai dengan kenyataannya karena banyak pengusaha yang tidak memberikan bon kepada para konsumennya* Hal se p e rti in i biaaanya dilakukan oleh rumah makan atau restauran dan rumah penginapan atau h o te l - hotel yang msmpunyai ta rip menengah. Pada umua nya para pengunjung atau pembeli kurang b is a untuk minta bon pembayaran. Paktor in ila h yang me nyebabkan para petugas tidak b isa berbuat apa - apa oleh karenanya fa k to r kesadaran para pengusa ha dan w ajib pajak, adalah pen ting untuk dapat meningkatkan pendapatan a s l i daerah. c 0 Pungutan Pajak Pembangunan I yang mempergunakan taksasi* Di dalam sistem in i tidak mempunyai pembukuan - yang sempuma sehingga w ajib pungut s u l i t untuk

102 90 menentukan berapa besarnya pajak yang harus dike nakan di s in i hanya mempergunakan perkiraan saja. Disamping i t u pihak pengusaha akan se la lu menca- r i keuntungan sebesar raungkin sehingga menunjuk kan pendapatan yang tidak semestinya dengan mak sud untuk memperkecil pajak yang harus dibayar. Untuk it u petugas dinas lu a r tersebut apabila tidak j e l i atau t e l i t i di dalam mengadakan penga matan di lapangan. Maka pajak yang akan dikena kan k e c il sehingga dapat merugikan EETPENDA Sura baya dan b ia a sebalikn ya. d«pungutan Pajak Pembangunan I yang mempunyai tem pat tidak pemanen, Li s in i omzet pemungutan Pajak Pembangunan I se betulnya masih memenuhi syarat untuk dikenakan Pajak Pembangunan I, karena ada kesukaran dalam hal pengenaan dan pelaksanaan pajak sehingga ku rang diperhatikan. Padahal in i sudah merupakan menjadi kewajiban pihak-pihak ETPENDA untuk me - laksanakan pemungutan pajak secara a d il dan mera ta, sehingga b isa menjangkau semua wajib pajak terhadap kewajibannya. e. Kurang tram pilnya petugas pajak dalam melaksana- kan tugas, sehingga dalam melaksanakan pengawas- an serin g te r ja d i kesalah fahaman.

103 91 Oleh karena it u w ajib pajak serin g mengartikan pe tugas pajak dalam melaksanakan tugasnya mengada - kan suatu pengawasan yang b erlebih -lebih a n. Hal in ila h yang serin g menghambat jalannya peme riksaan Pajak Pembangunan I. Untuk it u p erlu di perhatikan supaya dapat la n ca r dalara menjalankan penarikan Pajak Pembangunan I. f* DIPENDA Surabaya dalam mengadakan penetapan besar nya Pajak Pembangunan I atas dasar jumlah bon yang masuk dikalikan Pelaksanaannya hanya berda sarkan kepercayaan sa ja kepada para pengusaha te r sebut mengembalikan bon yang telah dipergunakan - terhadap para pengunjung yang telah melakukan pem bayaran. Dengan mengingat banyaknya para pengusa ha sebagai penanggung jawab pajak yang diu rusi di Kotamadya Surabaya sedangkan petugas Pajak Pemba ngunan I sangat terbatas jumlahnya, sehingga hal in i terdapat kemungkinan adanya keterbatasan da - lam mengawasi pelaksanaan pemungutan Pajak Pemba ngunan I. g s Kurangnya kesadaran dari w ajib pajak untuk meme - nuhi kewajibannya sebagai w ajib pajak, sehingga serin gkali menghindari atau cenderung untuk mem - p e r k e c il pajak sem estinya harus dibayar.

104 92 h. Dipihak masyarakat belum mengerti a r ti dan fungsi Pajak Pembangunan I sehingga baik pengusaha mau - pun konsumen se la lu mengartikan la in bahwa pajak adalah merupakan beban belaka yang tidak ada im - balannya. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut pihak DIPENDA Surabaya p erlu memperhatikan karena dengan ada - nya beberapa hambatan akan dapat menimbulkan kebocoran penerimaan Pajak Pembangunan I yang kebocoran akhim ya akan merugikan pihak DIPENDA Surabaya. Selain it u juga akan menghambat jalannya pelaksanaan pemungutan Pajak - Pembangunan I. Hal i n i dapat dibuktikan dengan adanya b e s a r pengusaha h o te l berbintang dan non bintang sebagian maupun rumah makan menunggak Pajak Pembangunan I puluhan ju ta - 2 rupiah. Akibatnya pemerintah daerah Kotamadya Surabaya banyak mengeluarkan surat tagihan paksa berwama merah jambu. Padahal Pajak Pembangunan I yang dikenakan kepa da para tamu it u bukan tanggungan para pengusaha, teta p i pengusahanya hanya k e titip a n uang pajak. Biasanya sete la h muncul tim au d it baru ketahuan besarnya tunggakan pa jak yang belum dibayarkan. 2 Surabaya P ost, puluhan Juta Pajak Ditunggak Ho - t e l & Rumah Makan, 8 Oktober 19B6, h a l. 2.

105 93 Pemeriksaan terhadap pembukuan tersebut dilakukan tiap antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan sek a li. Apabila di dalam pembukuan in i jumlahnya ternyata le b ih besar dari pajak yang disetorkan. Untuk merlngankan beban atas pem bayaran pajak tersebut, pihak DIPENDA Surabaya memperbo- lehkan untuk melakukan pembayaran dengan mengangsur. Ba tas pembayaran te rse b u t berak h ir sampai tahun anggaran. Menurut pasal 9 ayat 1 Undang-undang tentang Pa - jak Pembangunan I, apabila masih belum mau melakukan pem bayaran akan dianggap suatu pelanggaran yang akan dikena kan denda seb esa r 100 x pajak yang tid a k dibayar. Untuk it u diperlukan us aha yang benar-benar te r - arah sehingga dapat mencapai sasarannya, baik m elalui usaha-usaha yang b e r s ifa t in te n s ifik a s i maupun ek sten si- fik a s i di dalam melaksanakan pemungutannya. Didalam us a ha-usaha tersebu t akan meningkatkan penerimaan d ari pen dapatan a s li daerah. 5. Usaha-usaha Untuk Meningkatkan Penerimaan Pa.iak Pemba ngunan I di Kotamadya Daerah Tingkat I I Surabaya Pendapatan a s li daerah sebagai salah satu sumber utaraa untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di daerah tersebut dipengaruhi oleh besar - k e ciln y a h a sil penerimaan dari pajak daerah yang antara la in berasal dari sek tor Pajak Pembangunan I.

106 94 Rupanya sumber pendapatan dari penerimaan Pajak Pembangunan I ini memang tidak disia-siakan oleh peraerin tah daerah, meskipun di dalam pelaksanaannya masih harus menghadapi kesulitan. Adapunusaha pesnerintah daerah tingkat II Suraba ya dalam melaksanakan peningkatan Pajak Pembangunan I an tara lain : a0 Sebagai motivasi bagi masyarakat untuk mengawasi ketertiban pembayaran pajak, maka bagi siapa saja yang menemukan pelanggaran antara lain bon tanpa proporasi atau catatan-catatan lain yang palsu. Hal tersebut dapat dilaporkan kepada pihak DIPEN DA untuk mendapatkan penggantian yang tercantum - di dalam bon tersebut di tambah 10% dari hasil pe ngenaan denaa pajak. b Semua pembayaran dalam bentuk apapun untuk makan- an, minuman, kamar serta service tambah an pemba yaran lainnya harus dicantumkan dalam buku bon. c. Bagi semua rumah makan, rumah penginapan baik itu losmen, hotel, bar yang dikenakan Pajak Pemba - ngunan I dengan sistem bon diwajibkan menggunakan buku bon yang ditetapkan bentuk, ukuran, warna - dan jumlah lembar. Terlebih dahulu harus disah - kan oleh kepala daerah dan kepala Dinas Pendapat an Daerah.

107 95 Dalam pelaksanaan kebijaksanaan terseb u t d i atas, akan memberikan pengaruh yang p o s it ip terhadap perkembangan Pajak Pembangunan I* Dengan Memperhatikan Tabel 1, Tabel 2, Tabel 7* G rafik 1 dan mengingat masalah-raasalah yang dihadapi da lam rangka pemungutan Pajak Pembangunan I, maka d apat- lah d it a r ik suatu kesimpulan bahwa h ip otesa k erja yangterdapat pada halaman 12 dapat d iterim a sebagai. suatu te sa atau pendapat, y a itu "Dengan le b ih m engintensifkan pemungutan Pajak Pembangunan I serta meningkatkan bim - bingan dan pengawasan yang te ru s menerus diharapkan t e r ja d in y a penundaan dan penghindaran dalam pembayaran Paja k Pembangunan I dapat d ia t a s i, sehingga penerimaan Pajak Pembangunan I akan m eningkat. Dengan adanya peningkatan i t u, diharapkan akan dapat raemjperbesar sumbangan Pajak Pembangunan I kepada p en eri maan pendapatan a s l i daerah yang b e r a r t i peranannya t e r hadap pendapatan a s l i daerah akan meningkat p u la 11, ^ Pelaksanaan in t e n s ifik a s i dapat ditempuh dengan ja la n antara la in : a. Mempercepat dan mempermudah prosedur pembayaran pajak* b* Meningkatkan te r u s suatu pelayanan kepada masyara k a t, baik dengan ja la n mempercepat proses maupun k u a lita s pelayanan yang d ib e rik a n.

108 96 Misalnya : dengan adanya penyederhanaan dan samaan di dalam pelayanan, sehingga diperoleh kese pe layanan yang cepat dan tepat dan dapat dipertanggung jawabkan* c. Memberi pengertian/penerangan kepada para pengusa ha a^umah makan/restauran, rumah penginapan/hotelr bar, n igh t clu b dalam rangka meningkatkan kesadar an membayar pajak sehingga tidak enggan untuk meet bayar pajak. d. Pengawasan dapat dilaksanakan m elalui pengawasan atasan langsung, pengawasan m elalui laporan, peng awasan dengan jalan analisa/perbandingan. Pengawasan dapat pula dilaksanakan dengan cara mengadakan p e n e litia n dan pemeriksaan terhadap - obyek maupun subyek pajak. Secara umum dapat di katakan bahwa pengawasan akan m eliputi dua hal ya it u : - Terhadap petugas pajak, pengawasan akan d i t i t i k beratkan pada pengaturan dan pelaksanaan tugas tugas pokok m eliputi pelayanan, pembiayaan, n e litia n, pemeriksaan, penerapan sanksi dan pe l a in sebagain yae - Terhadap w ajib pajak, pengawasan akan d i t i t i k beratkan pada pengaturan dan pelaksanaan kewa - jib a n dan hak-hak perpajakan w ajib pajak, p e lu

109 97 nasan tunggakan, pembayaran pajak dan la in -la in. e. Peningkatan Pajak pembangunan I dtlakukan secara a k tif, maksudnya adalah DIPBNDA dalam memungut t i dak la g i menunggu para pengusaha ran ah mak a n /restaur an, rumah penginapan/hotel, bar, n igh t untuk memenuhi kewajiban membayar pajak, akan club te tap! D1PENDA menjalankan dengan cara menugaskan petugas-petugas o p e ra sio n il untuk menagih pajak - nya pada tia p -tia p bulan. jjt* Memberikan pengarahan-pengarahan, penerangan dan bimbingan kepada petugas pajak maupun pengusaha rumah makan/restauran dan rumah p en g in a p a n /h otel agar yang bersangkutan mengetahui peranan Pajak Pembangunan 1 dalam membentuk penerimaan daerah. B ila peningkatan pendapatan a s li daerah m elalui P ajak Pembangunan X dapat dilaksanakan maka : I. Pemerintah daerah d is in i dapat le b ih raengarahkan perekonomiannya. Yang dimaksud di s in i pemerin - tah daerah dapat le b ih menyalurkan dananya ke sek to r-sek to r yang membutuhkan berdasarkan p e r io r i - tasnya, bukan hanya berdasarkan petunjuk dari pe merintah di atasnya (m isal proyek INPRJ3S). Dengan makin besam ya pendapatan a s li daerah maka p r io r i tas, r e h a b ilita s i dan perluasan prasarana daerah

110 98 akan dapat ditingkatkan. Hal in i akan sangat - mendorong perekonomian daerah# 2. Perencanaan pemerintah daerah dalam meningkatkan penerimaan le b ih r e a lit is, karena tidak t e r la lu tergantung pada keputusan penyediaan dan p en cair an dana dari pemerintah.

111 B A B V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1.1 Dengan lebih. m engintensifkan pemungutan pajak Pembangunan I serta meningkatkan bimbingan dan pengawasan yang teru s menerus diharapkan t e r j a - dinya penundaan dan penghindaran dalam pembayar an Pajak Pembangunan I dapat d i a t a s i, sehingga penerimaan Pajak Pembangunan I akan meningkat. Dengan adanya peningkatan i t u, diharapkan akan dapat memperbesar sumbangan Pajak Pembangunan I kepada penerimaan pendapatan a s l i daerah yai}g b e r a r t i peranannya terhadap pendapatan a s l i dae rah akan meningkat p u la, 1.2 S ela in m engintensifkan, untuk meningkatkan pe - nerimaan Pajak Pembangunan I dengan melakukan - e x t e n s ifik a s i y a itu mencari obyek baru yang da pat memperluas pemungutan sek tor Pajak Pemba - ngunan I i n i tercerm in dengan makin banyaknya - dibangun p la sa -p la sa dan tempat hiburan. 1.5 Peranan Pajak Pembangunan I terhadap Pajak Daerah cukup besar dibandingkan dengan penerimaan pajak daerah lainnya, sedang peranan pajak Dae rah sendiri terhadap pendapatan asli daerah ju

112 100 ga besar dibanding dengan penerimaan la in yang - juga ikut mendukung dalam pembentukan pendapatan a s l i daerah. Dengan b egitu peranan Pajak pemba ngunan I terhadap pembentukan pendapatan a s l i da erah mempunyai tempat yang cukup b e r a r t i M elihat perkembangan Pajak pembangunan I dan- pendapatan a s l i daerah, nampak le b ih cepat pen dapatan a s l i daerah d a ri pada Pajak Pembangun - an I. Maka d a ri itu pemerintah daerah harus se la lu berusaha m engintensifkan penerimaan p ajak I kepada penerimaan pendapatan a s l i daerah,yang b e r a r ti r a t io antara penerimaan Pajak Pembangun an I dengan pendapatan a s l i daerah akan m ening- kat pula Pendapatan a s l i daerah sebagai salah satu sumber utama untuk membiayai kegiatan - k egiatan pemba ngunan yang dilaksanakan d i daerah tersebu t d i - pengaruhi oleh besar k eciln ya h a s il pembangunan I supaya perkembangan Pajak pemba - ngunan I juga akan sepesat pendapatan a s l i dae - rah Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya peningkatan penerimaan Pajak Pembangunan I, akan dapat memperbesar sumbangan Pajak Pembangunan- penerimaan-

113 101 d a r i pajak daerah yang.antar'a l a in b e r a s a l. da r i sek to r Pajak Pembangunan I. 1.7* Pelaksanaan pemungutan Pajak Pembangunan I d i DIPENDA KMS masih banyak hambatan an tara la in : - Masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama para pengusaha rumah m akan/restauran, p en gin apan /h otel, b a r, losmen untuk rumah memenuhi kew ajibannya. - Adanya pihak-pihak yang menyalah gun akan ke - sempatan dan kelemahan-kelemahan dalam ngutan Pajak pembangunan I d i Kotamadya pemu Sura baya. - Kurangnya p etu gas yang berada d i lapan gan. 2. S a r a n 2.1. Penerimaan Pajak Pembangunan I mempunyai peranan yang cukup b e r a r ti dalam pembentukan penda patan a s li daerah sehingga segala usaha dan. ke bijaksanaan untuk meningkatkan penerimaan terse bu t p e r lu dijalankan secara teru s menerus Dalam menentukan ta rg e t Pajak Pembangunan I hen daknya ada d ata dan in fo rm a si yang lengkap se -

114 102 hingga perbedaan yang menyolok antara penerimaan yang ditargetkan dengan yang dapat direali - sir dapat dihindarkan Selalu mengadakan penyempumaan sistem administrasi sehingga pelaksanaan pemungutannya lebih efisien dan efektip, antara lain dengan melaksa nakan pemungutan pada waktu yang tepat* Sehing ga tidak ter jail penunggakan yang berlarut-la - rut Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat terutama wajib pajak dengan maksud untuk ke lancaran pelaksanaan pembayaran Pajak Pembangun an I. Misalnya : di ad akan pembagian daerah tu gas bagi para juru pungut, sehingga tugas-tugas yang dibebaskan kepadanya dapat dilaksanakan lebih lancar Mencari wajib pajak baru, karena masih banyak nya rumah makan/restauran, rumah penginapan / ho tel/losmen dan sebagainya yang belum terkena Pajak Pembangunan I sehingga akan dapat mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah di Ko tamadya Surabaya. 2,6. DIP'SNDA Daerah Tingkat II Surabaya hendaknya se r in g mengadakan suatu penerangan/bimbingan d i -

115 103 temp at-temp at tertentu mengenai pajak pada umum- nya dan Pajak Pembangunan I pada khususnya, supa ya masyarakat mengetahui arti dan fungsl pajak di dalam menunjang pembangunan, agar ikut berparti sipasi dalam merabantu masyarakat pelaksanaan Pajak Pembangunan I. 2.7* Dengan banyalcnya Pajak Perabangunan I yang t e r - tunggak diharapkan pihak DIPENDA Surabaya untuk le b ih meningkatkan pengawasan yang te la h d ila k sanakan, supaya pajak yang tertunggak dapat d i a t a s i.

116 DAFTAR KEPUSTAKAAN A lfia n L ain s, Pendapatan Daerah Dalam Ekonomi Orde Baru, Majalah Prism a, LP^ES, J a k a r t a,a p r i1 198$» T Badan Perencana Pembangunan Daerah Kotamadya /.Daerah- Tingkat I I Surabaya, Program PenRembanRan Sumber' Per hitungan P oten si Penda'batan A s li Daerah, Bappeda, Su rabaya, 1986, Departemen Penerangan R. I., Rencana Pembangunan Lima Ta hun Kedua, Departemen Penerangan R. I., Jakarta,1974, Buku Satu. John Due, Government F inance, Economics o f the P u blic S e c to r, Terjemahan Iskandaryah dan A n e f. Janin, Pa - k u lta s Ekonomi U n iv ersita s In d on esia, Jakarta, 1973* M ichael P. T odaro, Economic Development in The Third World Part I I I - I V, Terjemahan Aminuddin dan M ursid, G halia In d on esia, Jakarta, O tto E ck ste in, P u blic F in a n ce, Terjemahan ST. P.T Bina Aksara, J a k a rta, 1982* D ianjung, Ragam S antik a, Moehamad Sanusi, Endang Residen Mukri Wija y a, Pengantar Ilmu Hukum P ajak, Dipenda P ro p in si D ati I Jawa B arat, B iro Kepegawaian P rop in si D ati I Jawa Timur, R epublik In d on esia, G a ris-g a ris Besar Haluan Negara, n e r b it Sinar W ijaya, Surabaya, Rochmat Soem itro, Dasar-Dasar Hukum Pa.iak dan Pajak dapatan 1944, FT* E resco, Jakarta-Bandung, 1979*" Pe Pen Rochmat S oem itro, Pajak dan Pembangunan, PT. E resco, Ban dung - Jakarta*,' 19^2^ R udiger Bornbusch & S ta in le y F isch e r, Ma cro Econom ics, Terjemahan Rudy P. Sitom pul, PenerBlt E rlangga, Ja - k a rta, Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, Proses Masalah Dasar K ebijak san aa n, B orta G ora t, Medan, dan

117 Soepaxmoko, Keuangan Negara Dalam Teorl dan Praktek, BP PE Yo gyakarta, Agus tus, Soetrisno, Dasai>Dasar Ilmu Keuangan Negara, BPFE Y o gyakarta, ' r UGM

KESIMPULAN DM SARAN. Dari uraian dan pembahasan ten tang stu d i kasus pada. Putra A s li Utarna dirnuka dapat d it a r ik kesimpulan seba-

KESIMPULAN DM SARAN. Dari uraian dan pembahasan ten tang stu d i kasus pada. Putra A s li Utarna dirnuka dapat d it a r ik kesimpulan seba- BAB V KESIMPULAN DM SARAN 1. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan ten tang stu d i kasus pada PT Putra A s li Utarna dirnuka dapat d it a r ik kesimpulan seba- gai b e rik u t : 1. Pabrik t e g e l PT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

A. C O B O L R e se rv e d W o rd s

A. C O B O L R e se rv e d W o rd s P e m rop a m rja n T e rstru lctu r 1 (C O B O L ) A. C O B O L R e se rv e d W o rd s R ese rv ed W o rd s, m e ry p a fc a rn :: - k ata y a n g te la h d id e fin is ik a n - y a n g m e m ilik i art!

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 41, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3 SALINAN NOMOR 24, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 201 2 TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 24, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa den ga n a da n ya kenaikan h a rga

Lebih terperinci

D e skrip to r K u a lifik a si M a g ister S a in s/s 2 (L e v el 7 )

D e skrip to r K u a lifik a si M a g ister S a in s/s 2 (L e v el 7 ) m a sy a ra k a t M e n g h a rm o n ik a n sa in s (ilm u p e n g eta h u a n d a n te k n o lo g i k e d o k te ra n h e w a n ), re g u la si (le g is la s i v ete rin e r d a n siste m k e se h ata

Lebih terperinci

'4Z >= 9 M e m ilik i ke m a m p u a n d a la m "tra n sa k s i th e ra p e u tik ", @ '$ m e la k u k a n a n a m n e st^ re k a m m e d ik, p e rsetu ju a n,* tin d a k a n m e d ik {info rm e d co n

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 50, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa berda s

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER SALINAN NOMOR 12, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 13/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) B e n tu k: PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) O le h : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o m or: 28 TAHUN 1960 (28/ 1960) Tanggal: 12 AGUSTUS 1960 (JAKARTA) Sum ber: LN 1960/ 85; TLN NO.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 1 4/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

F E A S I B I L I T Y F A T T E N I N G B E E F C A T T L E W I T H D I F F E R E N T F E E D

F E A S I B I L I T Y F A T T E N I N G B E E F C A T T L E W I T H D I F F E R E N T F E E D F E A S I B I L I T Y F A T T E N I N G B E E F C A T T L E W I T H D I F F E R E N T F E E D IN C I B E U R E U M D I S T R I C T K U N I N G A N R E G E N C Y B y : T a t a n g R u s t e n d i T e d

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 25, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa den ga n a da n ya kenaikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, 1 SALINAN NOMOR 11/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SALINAN NOMOR 105, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

MEMB EK ALI DIR I S EJAK DINI DENG AN K EWIR AUS AHAAN Disampaikan dalam pelatihan Kewirausahaan Akademi Komunikasi Radio dan Televisi (AKOMRTV)

MEMB EK ALI DIR I S EJAK DINI DENG AN K EWIR AUS AHAAN Disampaikan dalam pelatihan Kewirausahaan Akademi Komunikasi Radio dan Televisi (AKOMRTV) MEMB EK ALI DIR I S EJAK DINI DENG AN K EWIR AUS AHAAN Disampaikan dalam pelatihan Kewirausahaan Akademi Komunikasi Radio dan Televisi (AKOMRTV) O le h : A r is B. S e t y a w a n P r o g r a m D I II

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI?

BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? Berdasarkan uraian terdahulu. pada Bab ini penulis akan menarik kesimpulan isi skripsi guna memberi saran -.ia ran perbaikan sebagai hasil dari pada pembahasan yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 104 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 104 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN SALINAN NOMOR 104, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 104 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012 SALINAN NOMOR 97, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V. K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i. suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n

BAB V. K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i. suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n BAB V P E N U T U P 1. K esim pulan K ita b Undang-undang Hukum P idana (ICUIIP) se b a g a i suatu perundang-undangan p id a n a yang t e la h d ib e rla k u k a n s e ca ra n a s io n a l b erd a sark

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 3, 2011 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa pen yerta a

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 17, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 201 3 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 109 TAHUN 201 2 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 23, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa u n tu k m ela ksan a ka n keten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah diuraikan mengenai ketentuan- ketentuan la. poran secara te o ritis kemudian praktek- praktek pelaporanyang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah diuraikan mengenai ketentuan- ketentuan la. poran secara te o ritis kemudian praktek- praktek pelaporanyang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah diuraikan mengenai ketentuan- ketentuan la poran secara te o ritis kemudian praktek- praktek pelaporanyang dijalankannya dan juga analisa dan pembahasannya, maka dalam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SALINAN NOMOR 31, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENCABUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MENGENAI PERTANAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014 SALINAN NOMOR 36, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN NOMOR 2 9, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n SALINAN NOMOR 30, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n SALINAN NOMOR 28, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 8, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 201 3 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERIKAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DALAM

Lebih terperinci

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!

136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! 136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! (Penyingkapan 11:15; 12:10) Capo fret 2 G C G A D A Ye - hu - wa, Kau s la - lu a - da Hing - I - blis se - ge - ra bi - na - sa; Di - Ma - lai - kat di sur -

Lebih terperinci

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M P U T U S A N N o m o r 1 7 1 1 / P d t. G / 2 0 1 5 / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M D E M I K E A D I L A N B E R D A S A R K A N K E T U H A N A N Y A N G M A H A E S A P

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 34, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN, TEMPAT PEMBAYARAN,

Lebih terperinci

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M

P U T U S A N. N o m o r / P d t. G / / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M P U T U S A N N o m o r 1 7 0 6 / P d t. G / 2 0 1 5 / P A. P a s B I S M I L L A H I R R A H M A N I R R A H I M D E M I K E A D I L A N B E R D A S A R K A N K E T U H A N A N Y A N G M A H A E S A P

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia di segala bidang khususnya bidang ekonomi dan perdagangan merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 77, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA UJI AIR TANAH, LIMBAH CAIR DAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA UJI AIR TANAH, LIMBAH CAIR DAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 42, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA UJI AIR TANAH, LIMBAH CAIR DAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa Kepu

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian tentang Pendirian Bangunan untuk Rumah Tinggal di

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian tentang Pendirian Bangunan untuk Rumah Tinggal di BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Pendirian Bangunan untuk Rumah Tinggal di Kabupaten Sleman setelah berlakunya Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1990 tentang Peraturan Bangunan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 5, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa da la m ra n gka pen da

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG Jl. Raya P ancasan - A jibarang Kode Pos 53163 Telp. ( 0281) 6570004 Fax. (0281) 6570005 E -m a il: rsudajibarang@ banyum askab.go.id P E

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 32, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN, TEMPAT PEMBAYARAN, ANGSURAN

Lebih terperinci

F a u z u l A liw a rm a n 1. M a s A n ie n d a T F.2

F a u z u l A liw a rm a n 1. M a s A n ie n d a T F.2 T A N G G U N G J A W A B H U K U M P E N G E L O L A J A L A N T E R H A D A P K E S E L A M A T A N P E N G G U N A M O B IL D I J A L A N R A Y A K O T A S U R A B A Y A F a u z u l A liw a rm a n 1.

Lebih terperinci

Tempat dan Tanggal Lahir :MUGI, 19 OKTOBER 1983 : 03/DPRD-NDUGA/2015 : KETUA KOMISI C DPRD KAB. NDUGA : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KAB.

Tempat dan Tanggal Lahir :MUGI, 19 OKTOBER 1983 : 03/DPRD-NDUGA/2015 : KETUA KOMISI C DPRD KAB. NDUGA : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KAB. Nduga, 01 O ktober 2016 Kepada, Yth. Ketua DPRD Kabupaten Nduga di- Keneyam Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : LAS NIRIGI, SE Tempat dan Tanggal Lahir :MUGI, 19 OKTOBER 1983

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 79, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN REKREASI KOTA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN

Lebih terperinci

KESIMPULAN BAN SARAN - SABAN. Pada lazimnya pengambilan kesimpulan pada akhir. lisa n sep erti in i dilakukan berdasarkan h a sil "comparative

KESIMPULAN BAN SARAN - SABAN. Pada lazimnya pengambilan kesimpulan pada akhir. lisa n sep erti in i dilakukan berdasarkan h a sil comparative BAB 6 KESIMPULAN BAN SARAN - SABAN 6.1. Keslmpulan* Pada lazimnya pengambilan kesimpulan pada akhir tu- lisa n sep erti in i dilakukan berdasarkan h a sil "comparative study" diantara keadaan perusahaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 73, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT BERSALIN PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI SALINAN NOMOR 26, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 201 3 TENTANG PENERTIBAN KEGIATAN TEMPAT USAHA REKREASI DAN HIBURAN UMUM PADA BULAN RAMADHAN DAN IDUL FITRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DT II CIREBON NOMOR 14 TAHUN 1996

Lebih terperinci

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA KARYA AKHIR OLEH R IL IP SR I 55108110203 UNIVERSITAS M ERCU BUANA PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM M AGISTER M

Lebih terperinci

Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian

Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian pen- dapatan denqan tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat Instansi / suatu badan yang menangani pembangunan daerah provinsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 75, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PADA DINAS KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 13, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 201 3 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERKANTORAN TERPADU PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT DANA PERIM BANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT DANA PERIM BANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN DIREKTORAT DANA PERIM BANGAN Gedung Radius PrawiroLt. 7 Jalan Dr.Wahidin No. 1, Jakarta 10710, Kotak Pos 21 Telepon (021)3847225

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN PEMILIHAN GARAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN PEMILIHAN GARAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN PEMILIHAN GARAM DI KELURAHAN BANARAN KECAMATAN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI

USAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTEM. masalah. Solusi

PENDEKATAN SISTEM. masalah. Solusi PENDEKATAN SISTEM 1. Pemecahan Masalah Masalah m eru pa ka n s u a tu kon disi ya n g m em iliki poten s i u n tu k m en im bu lkan keru gian lu ar biasa atau m en gh asilkan keu n tu n gan lu ar bia s

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik di bidang kenegaraan maupun di bidang sosial dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 74, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA PADA DINAS KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi MARS VISI

Deskripsi karya Komposisi MARS VISI Deskripsi karya Komposisi MARS VISI 75-100 Karya : Heni Kusumawati /heni_kusumawati@uny.ac.id NIP : 19671126 199203 2 001 A. Latar Belakang Penciptaan Salah satu kegiatan sebagai langkah awal dari pencanangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 8, 201 4 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERUPA UANG MAKAN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN SALINAN NOMOR 76, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TERMINAL PADA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA

Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Deskripsi karya Komposisi MARS UNDIKSHA Karya : Heni Kusumawati (heni_kusumawati@uny.ac.id) NIP : 19671126 199203 2 001 Latar Belakang Penciptaan Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) merupakan institusi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MALANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MALANG SALINAN NOMOR 5/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 4/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 2, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 101 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR 199 TAHUN 2015 TENTANG PENYESUAIAN

Lebih terperinci

A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o

A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z. A I U E O a i u e o A a B b C c D d E e F f G g H h I i J j K k L l M m N n O o P p Q q R r S s T t U u V v W w X x Y y Z z A I U E O a i u e o 1 Rumput Ketak Ke tak Tum buh nya di hu tan Ke tak Da un nya se per ti da un

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejalan dengan perkembangan era globalisasi, nampaknya pembangunan yang merata pada

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 1 0, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 1 0 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT KELAS C DAN RUMAH SAKIT KELAS D DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a... P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) I N D U S T R I S O H U N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H

Lebih terperinci

M E L A L U I G E R A K A N C IN T A A L -Q U R 'A N (G E N T A A L -Q U R 'A N )

M E L A L U I G E R A K A N C IN T A A L -Q U R 'A N (G E N T A A L -Q U R 'A N ) P E T U N J U K O P E R A S IO N A L P E N IN G K A T A N K U A L IT A S P E M B E L A J A R A N P A I P A D A S E K O L A H M E L A L U I G E R A K A N C IN T A A L -Q U R 'A N (G E N T A A L -Q U R 'A

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 70, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS SANGGAR KEGIATAN BELAJAR PADA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembuktian yang telah periu. lis bahas dalam skripsi ini, maka hipotesa kerja yang pe

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembuktian yang telah periu. lis bahas dalam skripsi ini, maka hipotesa kerja yang pe BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembuktian yang telah periu lis bahas dalam skripsi ini, maka hipotesa kerja yang pe nulis ajukan telah terbukti kebenarannya. Selain hasil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KETAHANAN PANGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KETAHANAN PANGAN SALINAN NOMOR 67, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 12, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 201 3 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA BURING PADA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 36 TAHUN 2005 SERI D.22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 35, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 201 3 TENTANG REKAYASA LALU LINTAS DI KAWASAN JALAN SUMBERSARI JALAN GAJAYANA JALAN MT. HARYONO JALAN DI. PANJAITAN JALAN BOGOR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengkajian terhadap data lapangan, mengadakan diskusi tentang hasil penelitian ke mudian membandingkannya dengan landasan konsep teori yang relevan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1997 Pemerintah akhirnya mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kalau dilihat dari segi waktu

Lebih terperinci

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 12 TAHUN 2015

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 12 TAHUN 2015 BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, - 1 - PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR OT.001/PERKA.122/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA SANDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi dan apa yang

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak dikemukakan oleh beberapa ahli telah memberikan batasan-batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

1 0 0 m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN NILA

1 0 0 m 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN NILA P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A R A N I K A N N I L A P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA SALINAN NOMOR 30/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

Y a n a In d a w a ti1, D o d d y R id w a n d o n o 2, M o h a m m a d irw a n A fa n d i3

Y a n a In d a w a ti1, D o d d y R id w a n d o n o 2, M o h a m m a d irw a n A fa n d i3 P E R M O D E L A N P E N G E T A H U A N P E R A T U R A N P E R U N D A N G -U N D A N G A N M E N G E N A I A K T A O T E N T IK D I IN D O N E S IA B E R B A S IS O W L Y a n a In d a w a ti1, D o

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang terharapar pada bab-bab. sebelumnya temyata bahwa hipotesa kerja yang terdapat -

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan yang terharapar pada bab-bab. sebelumnya temyata bahwa hipotesa kerja yang terdapat - BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1* Kcsimpulan Berdasarkan pembahasan yang terharapar pada bab-bab sebelumnya temyata bahwa hipotesa kerja yang terdapat - pad Bab I ini terbukti benar, maka kini dapatlah ditarik

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER SALINAN NOMOR 95, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN 201 2 TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SALINAN NOMOR 49, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan pembangunan, pemerintah perlu melakukan usaha-usaha yang cukup optimal,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya

BAB III TINJAUAN TEORI. senantiasa berpacu untuk meningkatkan pendapatan daerah, salah satunya BAB III TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pajak dan Objek Pajak Sebagaimana diketahui bahwa sektor pajak merupakan pemasukan bagi Negara yang terbesar demikian juga halnya dengan daerah. Sejak dikeluarkannya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MALANG TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MALANG TAHUN 2013 SALINAN NOMOR 4, 201 1 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA MALANG TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015 BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

0,8 9 0,9 4 1,2 4 7,1 6 %

0,8 9 0,9 4 1,2 4 7,1 6 % P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) E M P I N G M E L I N J O P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) E M P I N G M E L I N J O B A N K I N D O N E S I A K A

Lebih terperinci