(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN"

Transkripsi

1 (MS.6) TAKSIRAN TFR BERDASARKAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA Jl. Purnawarman No. 63 Bandung yayatkaryana@gmail.com Abstrak Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari tahun 1961 sampai dengan tahun 2010, jumlah penduduk bertamah terus dan berdasarkan hasil SP 2010 penduduk Indonesia mencapai 237,56 juta orang, namun angka pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 2,34 % pada periode menjadi 1,50 % per tahun pada periode dan periode (Karyana, 2010). Sampai tahun 2000 ada penurunan angka pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan ada penurunan TFR (Total Fertility Rate) dari 5,6 pada tahun 1970 menjadi 2,26 pada tahun 2005 (BPS, 2006b). Namun angka pertumbuhan pada periode tidak turun, sehingga diduga bahwa TFR juga tidak turun, bahkan ada kemungkinan naik lagi. Hal ini seiring dengan kurangnya perhatian berbagai pihak terhadap program BKKBN. Karena itu perlu dihitung taksiran TFR berdasarkan hasil proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran. Dari hasil perhitungan didapat nilai TFR ada kecenderungan naik lagi. Kata Kunci : TFR, Proyeksi Penduduk, Metode Campuran. 1. PENDAHULUAN Metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan adalah Metode Matematik yang menghasilkan total penduduk saja dan Metode Komponen yang menghasilkan proyeksi total penduduk dan kelompok umurnya (UN,1952). Hasil proyeksi total penduduk dari Metode Matematik lebih baik apabila dibandingkan dengan Metode Komponen. Ini tercermin setelah dilaksanakan Sensus Penduduk (SP), hasil proyeksi Metode Matematik dengan hasil SP angkanya lebih mendekati (Karyana, 2002). Untuk proyeksi penduduk propinsi-propinsi yang dihasilkan melalui Metode Komponen juga kurang memuaskan. Kelemahan pada Metode Komponen adalah angka kematian yang digunakan bukan berdasarkan pola kematian penduduk Indonesia, sehingga wajar kalau terjadi kesalahan proyeksi. Sampai saat ini belum ada angka kematian penduduk Indonesia yang baik. Kelemahan lainnya adalah 282

2 masih digunakannya AMN atau ASOMR dan ASIMR per propinsi yang mengakibatkan hasil estimasi migrasi bias, karena tidak memperhitungkan penduduk asal dan juga perhitungan menjadi parsial. Untuk mengatasi masalah tersebut diajukan pengembangan Metode Komponen dengan menggunakan Metode Campuran yang merupakan kombinasi antara Metode Matematik dengan Metode Komponen. Pada Metode Campuran total penduduk diambil dari Metode Matematik, sedangkan proporsi per kelompok umur diambil dari Metode Komponen (Karyana, 2002). Apabila kesalahan hasil proyeksi kecil, maka metode ini diharapkan menjadi metode baru sebagai alternatif untuk memperbaiki proyeksi penduduk per kelompok umur. Untuk perencanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan berbagai pihak, BPS membuat proyeksi untuk periode tahun , namun saat ini tidak lagi dapat digunakan karena hasilnya jauh berbeda dengan hasil SP 2010 (Karyana, 2010c). Dengan demikian diperlukan proyeksi baru dan akan dibuat proyeksi penduduk Indonesia tahun dengan data dasar hasil Sensus Penduduk Karena itu di sini akan dibahas berapa besar kesalahan proyeksi untuk tahun 2010 dari Metode Komponen dan Metode Campuran dibanding dengan hasil SP 2010, bagaimana proyeksi penduduk Indonesia tahun dengan menggunakan Metode Campuran, dan berapa laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun Dengan demikian tujuan pada penelitian ini adalah mengetahui besar kesalahan proyeksi untuk tahun 2010, membuat proyeksi penduduk Indonesia tahun dengan menggunakan Metode Campuran, dan mengetahui laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Matematik Proyeksi penduduk dengan Metode Matematik, umumnya menggunakan model pertumbuhan eksponensial, geometrik, dan linear, atau penduduk tanpa pertumbuhan. Apabila pertumbuhan penduduk mengikuti model pertumbuhan eksponensial, proyeksinya adalah : P(.,t,m e) = P 0 e r n (1) Untuk pertumbuhan geometrik, proyeksinya adalah P(.,t,m g)=p 0(1+r)n (2) Jika pertumbuhan penduduknya linear, proyeksinya adalah P(.,t,m l) = P 0 (1 + r n) (3) di mana : 283

3 P t adalah proyeksi penduduk pada tahun ke t P 0 adalah penduduk pada tahun dasar proyeksi r adalah angka pertumbuhan penduduk n adalah jangka waktu proyeksi dalam tahun 2.2 Metode Komponen Proyeksi penduduk dengan metode ini adalah dengan memperhatikan komponen demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Jika penduduk awal tahun yang berumur x tahun adalah P(x,a), dan banyak kematian yang berumur x tahun adalah D(x), serta banyak net migran yang berumur x tahun adalah NM(x), maka dengan demikian proyeksi penduduk berumur x ahun pada tahun t adalah : P(x,t,k) = P(x,a) D(x) + NM(x) (4) dengan : D x=p(x,a) (1-S x) (5) NM(x)= ASOMR(x) ASIMR(x) P(x,a) (6) ASOMR(x) adalah Age Specific Out-Migration Rate per orang ASIMR(x) adalah Age Specific In-Migration Rate per orang Khusus untuk x = 0 tahun, proyeksi penduduk berumur 0 tahun yaitu P(0,t,k) didapat dari banyaknya kelahiran selama periode proyeksi, yang didapat dari P(0,t,k) =( ASFR x P f x) S 0 (7) ASFR x adalah Angka Kelahiran per wanita umur tahun P f x adalah banyak penduduk yang berumur tahun S 0 adalah rasio masih hidup bayi yang baru lahir. Untuk Metoda Komponen diperlukan : 1) Data penduduk pada tahun dasar menurut kelompok umur dan jenis kelamin Data penduduk pada tahun dasar biasanya digunakan hasil Sensus Penduduk (SP) atau hasil Survei Antar Sensus (SUPAS), dan data tersebut sudah dilakukan prorating; 2) Tingkat kematian atau level of mortality (level tabel kematian); 3) Asumsi pola fertilitas yaitu ASFR (Age Specific Fertility Rate); ASFR u Bu k f (8) P u ASFRu = Age Specific Fertility Rate untuk perempuan pada kelompok umur u, u = Kelompok umur, yaitu 15-19, 20-24,..., B u = Jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur u. P u f = Jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur u. 284

4 Apabila ASFR diketahui, maka dapat diketahui juga Angka Kelahiran Total atau TFR (Total Fertility Rate), yaitu TFR 5 ASFR u (9) 4) Rasio Jenis Kelamin saat lahir (sex ratio at birth); 5) Asumsi pola migrasi, dan di sini diperlukan ASNMR (Age Specific Net Migration Rate) per unit proyeksi, dengan rumus : ASNMR u M M iu ou k (10) Pu Mo u = banyaknya migran keluar menurut kelompok umur u M iu = banyaknya migrasi masuk (in) menurut kelompok umur u P u = banyaknya penduduk kelompok umur u pada pertengahan tahun daerah asal k = Metode Campuran Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Metode Campuran adalah metode proyeksi penduduk yang merupakan kombinasi dari Metode Matematik dengan Metode Komponen. Dalam Metode Campuran, proyeksi total penduduk diambil dari hasil proyeksi dengan Metode Matematik, sedangkan distribusi menurut kelompok umur diambil dari hasil proyeksi dengan Metode Komponen. Untuk Metode Komponen, asumsi yang paling sulit diprediksi adalah asumsi angka migrasi. Angka migrasi ini cepat berubah dengan kebijakankebijakan baru. Hasil proyeksi total penduduk dengan Metode Matematik, biasanya paling dekat dengan hasil Sensus Penduduk, yang dianggap merupakan data yang paling representatif. Dengan pertimbangan tersebut, maka dicoba untuk mengkombinasikan hasil dari proyeksi penduduk antara Metode Matematik dengan Metode Komponen, menjadi Metode Campuran. Misal V(x,t,k) adalah proyeksi proporsi penduduk umur x dengan Metode Komponen. V(x,t,k) dapat dihitung dari persaman : V(x,k) = P(x,t,k) / P(.,t,k) (11) dengan P(x,t,k) dari Persamaan (6) dan Persamaan (9), dan P(.,t,k) = P(x,t,k). Misal P(x,t,c) adalah proyeksi penduduk berumur x tahun dengan Metode Campuran. Nilainya didapat dari persamaan : P(x,t,c) = V(x,t,c) P(.,t,c) (12) karena diasumsikan total penduduk hasil proyeksi Metode campuran sama dengan hasil proyeksi Metode Matematik dan distribusi umur proyeksi Metode Campuran sama dengan 285

5 proyeksi Metode Komponen, maka P(x,t,c) pada persamaan (12) yang merupakan proyeksi umur x tahun pata tahun t dengan Metode Campuran menjadi : P(x,t,c) = V(x,t,k) P(.t,m) (13) V(x,t,k) dari Persamaan (11), dan P(.,t,m) dari Persamaan (1) atau Persamaan (2) atau Persamaan (3). 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Bahan Sebagai bahan pada penelitian ini adalah merupakan data sekunder yang didapat dari BPS yaitu : 1) TFR Penduduk Indonesia tahun (BPS, 2006b). 2) ASFR Penduduk Perempuan tahun 2005 (BPS, 2006b). 3) Level Mortalitas penduduk Indonesia tahun (BPS, 2006b). 4) Penduduk Indoenesia tahun berdasarkan Sensus SP (BPS, 2010). 5) Penduduk Indonesia tahun 2010 berdasarkan kelompok umur (BPS, 2010). 3.2 Metode Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi kajian teoritis dan aplikasi, dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1) Menaksir model pertumbuhan penduduk Indonesia. 2) Membuat proyeksi total penduduk Indonesia tahun ) Mengkaji model mortalitas penduduk Indonesia. 4) Membuat proyeksi mortalitas penduduk Indonesia tahun ) Mengkaji model fertilitas penduduk Indonesia. 6) Membuat proyeksi fertilitas penduduk Indonesia tahun ) Membuat proyeksi penduduk Indonesia tahun menggunakan Metode Campuran. 8) Berdasarkan hasil proyeksi dengan Metode Campuran, hitung taksiran ASFR. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan langkah-langkah perhitungan seperti dijelaskan pada bagian 3, hasil perhitungan dan proyeksinya adalah sebagai berikut : 4.1 Taksiran Model Trend Penduduk Indonesia Dengan menggunakan data penduduk Indonesia tahun trend pertumbuhan penduduk Indonesia dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 286

6 Trend Penduduk Indonesia y = 2,953x , R² = 0,996 Tahun Gambar 1. Trend Pertumbuhan Penduduk Indonesia Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa taksiran model trend pertumbuhan penduduk Indonesia adalah linier dengan persamaan : ^ Y t 5699,7 2,9533 _ t (14) di mana : Y t adalah banyaknya penduduk pada tahun t Dengan menggunakan taksiran model pada Persamaan 4.1, maka didapatkan proyeksi penduduk tahun 2010 yaitu sebanyak 236,433 juta orang. Selain mengunakan model linier, dihitung juga model pertumbuhan menggunakan model eksponensial, namun jumlah kuadrat kekeliruan menggunakan model linier lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat kekeliruan menggunakan model eksponensial. 4.2 Proyeksi Total Penduduk Tahun Hasil proyeksi total penduduk dengan menggunakan Metode Matematik, hasil Sensus Penduduk dan SUPAS yang dilaksanakan oleh BPS disajikan pada gambar di bawah ini. 287

7 PENDUDUK INDONESIA HASIL SP DAN PROYEKSI y = 2,967x , R² = 0,999 Penduduk Tahun Gambar 2. Penduduk Indonesia Hasil SP dan proyeksi 4.3 Proyeksi Penduduk Tahun Menggunakan Metode Campuran Proyeksi total penduduk dengan menggunakan Metode Matematik, dan proyeksi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dengan Metode Komponen, maka proyeksi penduduk dengan Metode Campuran pada tahun di bawah ini. UMUR Tabel 1. Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2015 Dan 2020 T A H U N ,4 22,4 22,5 22,6 23,1 23,8 24,7 25, ,7 22,4 22,5 22,7 23,0 23,6 24,3 25, ,8 21,8 22,6 22,7 23,1 23,4 24,0 25, ,6 20,8 21,9 22,8 23,1 23,6 23,9 24, ,3 20,6 20,9 22,2 23,2 23,6 24,0 24, ,3 21,3 20,7 21,1 22,5 23,6 24,0 24, ,8 21,3 21,3 20,9 21,4 22,8 24,0 24, ,9 20,8 21,3 21,4 21,1 21,7 23,2 24, ,4 19,8 20,7 21,3 21,6 21,3 22,0 23, ,4 18,1 19,6 20,7 21,4 21,7 21,5 22, ,1 16,0 17,8 19,4 20,5 21,3 21,7 22, ,5 13,6 15,4 17,2 18,9 20,0 20,9 21, ,5 10,7 12,7 14,6 16,4 18,0 18,8 19, ,8 7,6 9,6 11,5 13,2 14,9 17,0 17, ,8 4,8 6,3 8,1 9,7 11,2 12,9 14, ,4 4,7 5,6 7,1 9,1 11,3 13,8 15,8 Jumlah 251,6 266,5 281,3 296,2 311,0 325,9 340,7 355,6 288

8 4.4 Perhitungan TFR Tahun 2015 Pada proyeksi penduduk perempuan tahun 2015 menggunakan Metode Komponen telah diambil asumsi TFR=2,276 per wanita umur tahun. Tetapi hasil proyeksi penduduk dengan Metode Campuran telah mengasilkan proyeksi yang berbeda. Karena itu ditaksir berapa perkiraan TFR berdasarkan hasil proyeksi dengan Metode Campuran. Tahun 2015 taksiran TFR=2,282, sedangkan tahun berikutnya disajikan pada Tabel 3. Terlihat adanya trend kenaikan TFR mulai tahun Tabel 2. Taksiran TFR Tahun 2015 UMUR PR 2010 P MH 2015 RATA - RATA ASFR 2010 KEL/TH ASFR 2015 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) JUMLA H TFR 2282 Perkiraan TFR tahun 2010 yang didasarkan pada hasil SP 2010 untuk berumur 0-4 tahun atau didasarkan kelahiran pada tahun periode , menghasilkan perkiraan TFR yang lebih tinggi lagi yaitu TFR= 2,47. Namun nilai ini penggunaannya harus sangat hati-hati, karena masih adanya kemungkinan kesalahan pada hasil SP Bahkan beberapa pakar demografi masih meyakini bahwa di Indonesia saat ini tidak terjadi ledakan penduduk (Ananta, 2011), sehingga TFR juga masih akan turun. 289

9 Tabel 3. Taksiran TFR Penduduk Ndonesia Tahun TAHUN TFR 2,47*) 2,28 2,27 2,27 2,29 2,31 2,35 2,38 2,44 Keterangan : *) Taksiran berdasarkan P 0-4 hasil SP KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dengan menggunakan data dasar jumlah penduduk hasil SP 2010 dan metode proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran, maka dapat disimpulkan : 1. Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2015, tahun 2020, tahun 2025, tahun 2030, tahun 2035, tahun 2040, tahun tahun 2045 dan tahun 2050 menggunakan Metode Campuran, berturut-turut adalah 251, 64 juta, 266,490 juta, 281,185 juta, 311,032 juta, 325,880 juta, 340,728 juta dan 355,575 juta orang. 2. Taksiran TFR tahun periode , , , , , dan berturut-turut adalah 2,28; 2,27; 2,27; 2,29; 2,31; 2,35; 2,38 dan 2, Saran TFR yang dihitung di sini didasarkan pada hasil proyeksi penduduk menggunakan Metode Campuran yang merupakan metode baru untuk menaksir TFR, karena itu penggunaannya masih perlu hati-hati, dan apabila metode ini akan digunakan harus diperhatikan asumsi-asumsi yang diambil misalnya level tabel kematian, Ratio at birth dan model pertumbuhan penduduk. 6. DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris. (2011), Pertumbuhan Penduduk dan Ketahanan Pangan, (Cited: 20 Oktober 2011). Biro Pusat Statistik. (2006a), Penduduk Indonesia -Hasil Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2005, Jakarta (2006b), Estimasi Parameter Demografi : Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi, Jakarta. Karyana, Yayat. (2002). Proyeksi Penduduk Dengan Menggunakan Metoda Campuran. Jurnal BERKALA ILMIAH MIPA UGM. Yogyakarta. Nomor : 3. Halaman (2008). Proyeksi Penduduk dan Probematikanya. Makalah disampaikan pada Seminar Sosialisasi BPS Kabupaten Subang (2010a). MALPE dan MAPE Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2005 dari Metode Komponen dan Metode Campuran. Prosiding Seminar Nasional Matematika UNPAR Bandung. 290

10 (2010c), Proyeksi Penduduk Indonesia Sampai Dengan Tahun 2060 Dengan Data Dasar Hasil SUPAS Deseminasi Hasil Penelitian/PKM Dosen UNISBA United Nations. (1952). Methods for Population Projection by Sex and Age. Manual III, Population Studies No : 25 U.N., Departement of Economic and Social Affairs, New York. 291

PENGEMBANGAN METODE KOMPONEN DALAM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN DENGAN PENDEKATAN DEMOGRAFI MULTIREGIONAL

PENGEMBANGAN METODE KOMPONEN DALAM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN DENGAN PENDEKATAN DEMOGRAFI MULTIREGIONAL Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 PENGEMBANGAN METODE KOMPONEN DALAM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015-2050 MENGGUNAKAN METODE CAMPURAN DENGAN PENDEKATAN DEMOGRAFI

Lebih terperinci

Pengembangan Metode Komponen dalam Proyeksi Penduduk Indonesia Menggunakan Metode Campuran dengan Pendekatan Demografi Multiregional

Pengembangan Metode Komponen dalam Proyeksi Penduduk Indonesia Menggunakan Metode Campuran dengan Pendekatan Demografi Multiregional Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Pengembangan Metode Komponen dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2050 Menggunakan Metode Campuran dengan Pendekatan Demografi Multiregional

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN:

Prosiding SNaPP2010 Edisi Eksakta ISSN: PROYEKSI PENDUDUK INDONESIASAMPAI DENGAN TAHUN 2060 DENGAN DATA DASAR HASIL SUPAS 2005 Yayat Karyana¹ ¹Jurusan Statistika FMIPA Universitas Islam Bandung e-mail: yayat@unisba.ac.id&yayatkaryana@gmail.com

Lebih terperinci

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana

(S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana (S.5) SIMULASI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA DENGAN ASUMSI TFR NAIK DAN TURUN Yayat Karyana Jurusan Statistika FMIPA UNISBA E-mail : yayatkaryana@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dari

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU 1. Sensus Penduduk 2010 dan penyebaran tingkat Kabupaten/Kota Penduduk Provinsi Bengkulu hasil sensus penduduk tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan adalah masalah yang timbul sebagai akibat keadaan penduduk itu sendiri didalam pertumbuhannya. Oleh karena jumlah penduduk terus bertambah, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Padahal sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil kebijaksanaan, dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari tahun ke

Lebih terperinci

proyeksi penduduk Kependudukan semester

proyeksi penduduk Kependudukan semester proyeksi penduduk Kependudukan semester 2 2012 outline latar belakang dan pentingnya proyeksi definisi proyeksi kegunaan proyeksi jenis perkiraan penduduk metode proyeksi soal Antar Sensus (Intercensal)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan perubahannya dan sebab sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 12 : PROYEKSI PENDUDUK Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 200 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010 2035 Dr. Sukamdi Agus Joko Pitoyo, M.A. Eddy Kiswanto, M.Si M. Arif Fahrudin Alfana PENDAHULUAN Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah

Lebih terperinci

Data dan Informasi dalam Perencanaan

Data dan Informasi dalam Perencanaan Data dan Informasi dalam Perencanaan Sensus Penduduk (SP) dan Survey Penduduk antar Sensus (Supas) Data yang dikumpulkan meliputi Demografi : fertilitas, mortalitas dan migrasi, serta riwayat kelahiran

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANDUNG Nugraha Setiawan

PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANDUNG Nugraha Setiawan PROYEKSI PENDUDUK KOTA BANDUNG 2005-2025 Nugraha Setiawan PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN DAN PENGEMBANGAN SDM LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2006 KATA PENGANTAR Saat ini paradigma pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA

PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA Katalog: 2301018 PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA PEDOMAN PENGHITUNGAN PROYEKSI PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA BADAN PUSAT STATISTIK, Jakarta

Lebih terperinci

Estimasi Angka Migrasi Keluar Perdesaan (Rural-Urban Migration)

Estimasi Angka Migrasi Keluar Perdesaan (Rural-Urban Migration) Estimasi Angka Migrasi Keluar Perdesaan (Rural-Urban Migration) Oleh : Win Konadi Manan & Sonny M. Ikhsan Abstrak Kecenderungan perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain, seperti urbanisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang

Lebih terperinci

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap penduduk terutama jumlah, struktur dan pertumbuhan dari waktu ke waktu selalu berubah. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno aspek jumlah penduduk sangat

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Penduduk merupakan bagian terpenting bagi suatu negara dilihat dari segi kuantitas maupun

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER PROPINSI MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN 2005 2015 Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2005 2015 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai setiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peninggakatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK 11 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 21 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Dasar Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan kajian demografi, karena demografi merupakan gambaran mengenai jumlah penduduk. Pertumbuahan

Lebih terperinci

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2035

PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2035 PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2035 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI BENGKULU 1 I. Pendahuluan PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK

Lebih terperinci

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

Lebih terperinci

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035 I. Pendahuluan Laju pertumbuhan penduduk satu dasawarsa terakhir ini lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan kajian demografi, karena demografi merupakan gambaran mengenai jumlah penduduk. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pengertian Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisantulisan

Lebih terperinci

TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK

TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teoritis Penduduk adalah orang atau manusia yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, sedangkan populasi mencakup seluruh organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein yang berarti BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafein

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

Data dan Informasi dalam Perencanaan

Data dan Informasi dalam Perencanaan Data dan Informasi dalam Perencanaan http://en.wikipedia.org/wiki/data Data adalah sekumpulan fakta Data adalah suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya, hasil pengukuran atau pengamatan suatu

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK

Pertumbuhan Penduduk Di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau ABSTRAK Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Oleh : Yuliani Fitri*Yeni Erita**Rozana Eka Putri** Mahasiswa Program Studi Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Program Studi Geografi STKIP

Lebih terperinci

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,

Lebih terperinci

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Pada umumnya bahan-bahan yang dikumpulkan dari sensus bersifat demografis, ekonomis, dan sosial. Bahanbahan yang bersifat demografis (1) Kewarganegaraan (2) Umur (3) Pendidikan

Lebih terperinci

PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU

PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU T. PURWIANTI 1, H. SUMARNO 2, E. H. NUGRAHANI 3 Abstrak Data mortalitas suatu negara biasanya disajikan dalam

Lebih terperinci

KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA

KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA 2010-2035 Pembicara: Drs. Razali Ritonga, MA Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan, BPS-RI Kampus FEB UNAIR, Surabaya 08 Maret 2018 PENYUSUNAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Dasar Demografi Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafien

Lebih terperinci

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka DATA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROV. DIY BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012 PENDUDUK POPULATION (Penduduk) Jumlah orang yang mendiami suatu daerah pada waktu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada

Lebih terperinci

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair UKURAN FERTILITAS Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair Permasalahan Pengukuran Fertilitas Sulit menentukan jumlah bayi yang lahir hidup banyak bayi yang

Lebih terperinci

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003

SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 SEKILAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI BENGKULU KURUN WAKTU 1980 SAMPAI DENGAN 2003 BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Secara kuantitatif demografis Program KB Nasional mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH

PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH PENDUGAAN ANGKA FERTILITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANAK KANDUNG ATIKA RACHMAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir semua kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995

Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 Surat Kabar Harian PIKIRAN RAKYAT, terbit di Bandung, Edisi: 30 Desember 1995 PROFIL KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN DI JAWA BARAT Oleh : Ki Supriyoko Salah satu survei kependudukan, KB, dan kesehatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SUMBER DATA

PENDAHULUAN SUMBER DATA PENDAHULUAN Masalah penduduk sangat mempengaruhi gerak pembangunan. KB merupakan salah satu program pembangunan di bidang kependudukan. Masalah kependudukan masih tetap mendapat perhatian yang besar dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demografi adalah suatu studi statistik dan matematik tentang jumlah komposisi dan persebaran penduduk, serta perubahan faktor-faktor ini setelah melewati kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tepat rencana pembangunan itu dibuat. Suatu perencanaan kependudukan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perancangan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Makin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Penduduk Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat kesehatan masyarakat atau derajat kesehatannya. Indikator kesehatan suatu negara dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda. Statistika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda. Statistika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah statistik dengan statistika sering dipakai silih berganti meskipun sebenarnya artinya sangat berbeda. Statistika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder dari publikasi hasil Proyeksi Penduduk 2000 2025 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik dan

Lebih terperinci

lamban. 1 Pada tahun 2016 jumlah penduduk Indonesia mengalami lonjakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India

Lebih terperinci

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU

ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU ANALISA PENURUNAN TFR DAN BONUS DEMOGRAFI DI PROPINSI BENGKULU I. Pendahuluan Propinsi Bengkulu telah berhasil melaksanakan Program Keluarga Berencana ditandai dengan penurunan fertilitas dari 3% hasil

Lebih terperinci

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG

PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG PROYEKSI PENDUDUK KOTA SURAKARTA BERDASARKAN METODE LANGSUNG DAN METODE TIDAK LANGSUNG oleh LISNA MUNIFAH NIM. M 0102031 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri: 1984). Usaha untuk melihat situasi pada masa yang

Lebih terperinci

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE Sugandi yahdin 1, Endang Sri Kresnawati 2 1 Universitas Sriwijaya, Palembang 2 Universitas Sriwijaya, Palembang

Lebih terperinci

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012 outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go FERTILITAS PENDUDUK INDONESIA HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN: 978-979-064-312-3 No. Publikasi: 04000.1107 Katalog BPS: 2102025 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sumber-Sumber Data Sumber-sumber data kependudukan yang pokok adalah sensus penduduk, registrasi penduduk dan penelitian (survei). Secara teoritis data registrasi penduduk lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME.

Fertilitas. Andri Wijanarko,SE,ME. Fertilitas Andri Wijanarko,SE,ME andri_wijanarko@yahoo.com Fertilitas Merupakan komponen pertumbuhan penduduk yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia telah terjadi kemiskinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat atau penduduk dan Grafien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau 16 Daftar pustaka dan lampiran. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pengertian Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara sedang

I. PENDAHULUAN. dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara sedang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di dunia saat ini sudah mencapai tujuh miliar dan diperkirakan akan melonjak menjadi sembilan miliar pada tahun 2035. Lebih dari tiga perempat penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian-pengertian Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang artinya rakyat atau penduduk dan Grafien

Lebih terperinci

.g o..b ps w w w tp :// ht id .g o..b ps w w w tp :// ht id PROFIL PENDUDUK INDONESIA HASIL SUPAS 2015 ISBN: 978-602-438-027-4 Nomor Publikasi: 04110.1613 Katalog: 2101033 Ukuran Buku: 18,2 cm x 25,7 cm

Lebih terperinci