Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana
|
|
- Sri Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Nasional Pascasarjana VIII ITS, Surabaya 13 Agustus 2008 ISBN No Struktur Bangunan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Tempat Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana Ir. Hery Budiyanto, MSA, PhD Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang Abstrak Masalah penanganan penampungan penduduk dan fasilitas darurat selalu muncul pada daerah bencana yang hingga kini banyak menggunakan tenda dan bangunan darurat, menggunakan sistem struktur dan teknologi konvensional sehingga perlu waktu lama dan biaya besar. Struktur pneumatik merupakan sistem struktur bangunan tenda dengan bahan lembaran tipis (misalnya: kain parasit) fleksibel, distabilkan oleh perbedaan tekanan dengan medium udara, perbedaan tekanan dalam dan luar tenda akan membentuk sistem pneumatic ; Struktur mampu menahan gaya luar, karena tekanan dalam berubah menjadi medium penahan dan menjadi elemen strukural membentuk struktur pneumatik penahan beban. Riset mengenai Model dan Prototipa Struktur Pneumatik telah dilakukan pada tahun Kelebihan struktur ini adalah: investasi awal lebih murah, kecepatan dan kemudahan pembangunan, pemeliharaan mudah, elemen membran struktur dapat dibuat knockdown dan disimpan dalam gudang ukuran 2x3 m2. Proses pembuatan tenda pneumatik bahan parasit coated ukuran 36 m2 dapat menampung 20 orang, dibuat seminggu, dirakit 3 jam dan digelembungkan selama 30 menit. Kondisi dalam tenda cukup nyaman untuk kegunaan menampung penduduk, rumah sakit darurat, maupun posko darurat. Berdasarkan kelebihan tersebut sistem struktur ini dapat dikembangkan terutama untuk kegunaan temporer guna menampung korban bencana, sehingga direkomendasikan untuk diterapkan secara nasional. Katakunci: struktur bangunan, tenda pneumatik, bencana Abstract The problem of handling the people s accommodation and emergency facilities always appear at the disaster territory. Until now, the handling of accommodation for disaster s victims and the placement of the emergency facilities problem usually using tent and any other emergency buildings that built using conventional structure and technology system and its needs too long time and high cost. The pneumatic structure is a tent structure building that built by thin layer material (e.g.: parachute fabric) flexible, stabilized by pressure difference using air as a medium, the pressure difference inside and outside the tent will make a pneumatic condition; The inflated membrane resisted external forces, because pressure medium have changed into support medium and become structural element and shaped a pneumatic structure and to be a load resistor. Research of the Model and Prototype Pneumatic Structure has done in The benefits of this structure are: a cheaper initial investation, quick and easy built, easy to maintenance, the membrane structure element can be build by knock down system, and it can be store at a 2x3 m 2 warehouse. The pneumatic tent of 36 m 2 built using coated parachute fabric that can accommodate up to 25 persons, finished in a week, assembled in 3 hours, and inflated in 30 minutes. The inside condition of the tent was pleasant enough to be used as the accommodation place for the disaster s victims, emergency hospital, or emergency office. From those benefits, this structure system can be developed, especially for the temporary purpose (for example, as the accommodation place for the disaster s victims), so it s highly recommended to be applying nationally. Keyword: building structure, pneumatic tent, disaster 1. Pendahuluan Masalah penanganan penampungan penduduk dan fasilitas darurat yang selalu muncul pada daerah bencana, misalnya : tsunami, gempa bumi, longsor, kebakaran, dan lain-lain. Kejadian bencana yang sering terjadi di seluruh wilayah di Indonesia memerlukan kesiapan dan penanganan yang cepat dan efektif. UNDP dalam Program Pelatihan Kesiapan Bencana memberikan arahan bahwa kesiapan menghadapi bencana akan meminimalisir akibat-akibat yang merugikan
2 melalui tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan serta pengiriman bantuan dan pertolongan secara tepat waktu (Kent, 1994). Bantuan dan pertolongan antara lain dimaksudkan agar korban bencana yang jumlahnya cukup banyak segera dapat ditampung dalam bangunan yang layak huni dan nyaman. Hingga saat ini penampungan penduduk korban bencana dan penempatan fasilitas darurat banyak menggunakan tenda dan bangunan darurat yang dibangun menggunakan sistem struktur dan teknologi konvensional yang memerlukan waktu lama serta biaya yang besar. Untuk itu tenda pneumatik merupakan salah satu solusi tepat untuk memecahkan masalah penampungan penduduk korban bencana yang dapat dibangun dengan waktu yang cepat (kurang dari 1 jam), biaya yang murah dan dapat menampung penduduk dengan jumlah banyak untuk sebuah tenda. Bangunan tenda pneumatik sebelum dan sesudah bencana dapat disimpan pada gudang dengan volume penyimpanan yang kecil, karena bahan strukturnya (membran kain) dapat dilipat dan sewaktu-waktu dapat diangkut ke daerah bencana menggunakan truk atau pickup (Hery, 2007). Struktur tenda pneumatik ini diharapkan menjadi prototip struktur yang dapat digunakan untuk penampungan penduduk korban bencana, rumah sakit darurat maupun posko penanggulangan bencana dalam skala nasional. 2. Prinsip dasar struktur pneumatik Struktur pneumatik merupakan sistem struktur bangunan tenda yang dibangun dari bahan lembaran tipis (membran) fleksibel, distabilkan oleh perbedaan tekanan dengan medium: gas cair, busa, atau bahan-bahan butiran halus. Apabila komposisi membran fleksibel diberikan medium yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan maka akan membentuk suatu pneumatik (dari bahasa latin pneuma yang berarti gelembung berisi udara; Membran yang digelembungkan mampu menahan gaya-gaya luar, karena medium tekanan berubah menjadi medium penahan dan menjadi elemen strukural sehingga terbentuk suatu struktur pneumatik penahan beban (Hery, 1992; Herzog, 1976). Bangunan tenda dengan bahan yang beratnya tidak lebih dari 3 kg/m2 mampu menaungi tanah dengan bentang lebih dari 100 meter (Otto, 1973) meskipun menggunakan perbedaan tekanan yang tidak terlalu besar antara ruang dalam dan luar (Luchsinger, at.al., 2004). Purwanto (2000) menjelaskan bahwa Struktur pneumatik pada mulanya hanya dikembangkan sebagai struktur bidang penutup atap dan untuk bangunan berbentang lebar. Namun sekarang mulai digunakan untuk berbagai fungsi bangunan, bahkan dapat digunakan untuk memikul beban lantai pada bangunan bertingkat sedang (Medium Rise Building). Keandalan sistem struktur pneumatik dapat dinilai dari 4 aspek, yaitu : kekuatan, keindahan, penghematan, dan kecepatan dalam pembangunannya (Hery, 1992; Hery, 2007). Struktur bangunan tenda yang ditumpu udara harus selalu mempunyai tekanan udara internal sedikit lebih besar daripada tekanan udara, untuk menjamin elemen membran berada dalam keadaan tarik (Gambar 1). Tekanan aktual internal tidak boleh terlalu besar agar tetap dapat memberikan rasa nyaman kepada pengguna bangunan (Schodek, 1980). Apabila beban eksternal merata, maka tekanan internal yang digunakan untuk memikul beban juga merata. Dengan demikian membran hanya berfungsi sebagai pemisah. Karena beban eksternal relatif kecil, maka tekanan internal yang diperlukan pada struktur yang ditumpu udara juga dapat relatif kecil. P2 P1 tekanan internal P1>P2 P1 = tekanan internal P2 = tekanan eksternal Gambar 1: Prinsip struktur tenda pneumatik yang ditumpu udara 3. Penelitian Model dan Prototipa Struktur Pneumatik Penelitian tentang model dan prototipa struktur pneumatik telah dilaksanakan pada tahun 2007 (Hery, 2007) dengan metoda eksperimental yaitu melakukan aplikasi uji coba terhadap berbagai variabel (Cowan, 1968), antara lain pengujian pengaruh bahan membran terhadap berbagai kondisi cuaca (variabel kekuatan bahan struktur terhadap sinar matahari, dan hujan), pengujian terhadap variabel berbagai jenis sambungan dan variabel kenyamanan termal bagi orang yang menempatinya. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan melakukan kajian literatur, dilanjutkan dengan pembuatan desain (bentuk struktur pneumatik, pola dasar lembaran membran), komponen dan elemen struktur) yang dilaksanakan di Lab. Komputer; Selanjutnya dirancang dan dibuat 3 (tiga) buah model struktur tenda yang didukung udara (pneumatik) berupa model struktur berskala 1 : 5 dengan bahan membran yang berbeda (plastik, kain blacu, kain tetoron) dan dirakit (dibangun) di luar ruang, diuji pengaruh bahan terhadap kekuatan dan ketahanan struktur terhadap cuaca, sambungan antar komponen, kecepatan bangun dan kenyamanan pengguna/penghuni (selama 1 minggu); Kemudian dilakukan pembuatan prototipa struktur dengan skala 1 : 1 dengan pilihan bahan dan sistem sambungan yang paling efisien. Prototipa ini diuji (selama 1 minggu) terutama aspek kenyamanan untuk berbagai fungsi darurat, antara lain untuk tempat 2
3 KELEMBABAN (% TEMPERATUR penampungan sementara dan kantor tim penanggulangan bencana yang dibangun di Lapangan Parkir. 3.1 Hasil Uji Kekuatan Bahan dan Sambungan Pengujian kekuatan bahan dilakukan dengan mengukur kekuatan maksimum bahan dalam menerima beban tarik, sehingga didapatkan angka regangan maksimum bahanbahan membran. Masing-masing bahan membran dibuat dengan lebar 1 cm, kemudian dilakukan pengujian menggunakna alat ukur timbangan pegas. Pengujian dilaksanakan 2 (dua) tahap, yaitu pada hari pertama dan pada hari ke-30 dimana bahan dan sambungan diletakkan di luar ruang sehingga terkena cuaca (hujan, panas, dingin) sehari-hari (Lihat tabel 1). bahwa bahan kain parasit baik tebal maupun tipis mengalami penurunan kekuatan tidak terlalu besar dibandingkan dengan bahan plastik dan kain blacu. Ketahanan terhadap cuaca dimungkinkan karena bahan ini dilapisi dengan bahan coating sehingga bahan ini direkomendasikan untuk menjadi komponen struktur pneumatik. Tabel 1: Regangan Maksimum Bahan Membran Regangan Maksimum Pengujian Hari ke 1 Hari ke 30 Bahan Plastik 1 kg/cm2 0,3 kg/cm2 Kain Blacu 4 kg/cm2 1,3 kg/cm2 Kain Parasit 9 kg/cm2 8,2 kg/cm2 Tebal Kain Parasit Tipis 6 kg/cm2 5,1 kg/cm2 Sambungan Jahitan 2 kg/cm2 1,8 kg/cm2 Kretekan 1,6 kg/cm2 1,55 kg/cm2 Sumber: Hery, Pengujian Model Struktur Aspek-aspek yang diuji pada model struktur adalah pengujian penggelembungan dan Pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur Pengujian penggelembungan Gambar 3: Grafik Waktu Penggelembungan Model Struktur Berdasarkan hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa untuk menggelembungkan model struktur pneumatik rata-rata memerlukan waktu 1,764 menit dengan waktu terlama 2,88 menit Pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur Hasil pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur dapat dilihat pada grafik berikut: 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0, PERBEDAAN TEMPERATUR temp. luar temp. dalam Gambar 4: Perbedaan Temperatur Luar dan Dalam Model Struktur Pnaumatik kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan dalam model struktur; b) Pada kondisi cuaca mendung, temperatur di luar lebih tinggi atau sama dengan di dalam model struktur, sedangkan pada cuaca gerimis dan hujan, temperatur di luar lebih rendah atau sama dengan di dalam struktur, d)temperatur maksimum di luar model struktur 30,50 o C disebabkan karena cuaca mendung hingga hujan JAM Uji Perbedaan Kelembaban Gambar 2: Uji Penggelembungan Model Struktur Uji Penggelembungan dilaksanakan dengan melakukan 10 (sepuluh) kali penggelembungan model struktur pneumatik dengan hasil sebagaimana tabel dan grafik berikut: PERBEDAAN KELEMBABAN Kelembaban Luar Kelembaban Dalam JAM Gambar 5: Perbedaan Kelembaban Luar dan Dalam Model Struktur Pneumatik 3
4 Tekanan (incixhg) Kelembaban (%) kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban maksimum 6% antara bagian luar dan dalam model struktur, b) Kelembaban dalam model pada pagi dan sore hari lebih besar dari kelembaban di luar model, c) Kelembaban maksimum di dalam model struktur 91% disebabkan karena cuaca hujan pada sore hari 3.3 Pengujian Prototipa Struktur Pengujian waktu perakitan dan penggelembungan Uji Perbedaan Temperatur PERBEDAAN TEMPERATUR Temp. Luar Jam Temp. Dalam Gambar 7: Uji Perbedaan Temperatur Prototipa kesimpulan: a) Terdapat perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar antara bagian luar dan dalam struktur, b)temperatur maksimum di luar struktur 30,00 o C, sedangkan temperatur maksimum di dalam prototipa struktur adalah 27,50 o C Uji Perbedaan Kelembaban KELEMBABAN Kelembaban Luar Jam Kelembaban Dalam Gambar 7: Grafik Perbedaan Kelembaban Gambar 6: Pengujian Waktu Penggelembungan Prototipa Struktur Tabel 2: Kebutuhan Waktu Operasional Prototip Struktur o N Aktivitas Waktu 1 Pembuatan bahan 3 hari membran (kain parasit) 2 Pembuatan pintu 3 hari 3 Perakitan 3 jam membran 4 Pemasangan 30 menit blower 5 Penggelembungan 20 menit 6 Pembongkaran 1 jam Pengujian aspek tekanan, temperatur dan tekanan dalam dan luar model struktur Hasil pengujian aspek tekanan, temperatur dan kelembaban dalam dan luar model struktur dapat dilihat pada grafik berikut: kesimpulan: a) Terdapat perbedaan kelembaban maksimum 6% antara bagian luar dan dalam struktur, b) Kelembaban dalam prototipa lebih besar dari kelembaban di luar, c) Kelembaban maksimum di dalam struktur 76% disebabkan karena cuaca hujan pada pagi hari Uji Perbedaan Tekanan PERBEDAAN TEKANAN Tek. Luar Tek. Dalam Gambar 8: Grafik Perbedaan Tekanan Udara Pada Prototipa Struktur kesimpulan: a) Terdapat perbedaan tekanan udara maksimum 0,03 incihg antara bagian luar dan dalam struktur, b) Tekanan udara dalam prototipa struktur tenda lebih besar dari pada di Jam 4
5 luar, c) Tekanan Udara maksimum di dalam struktur tenda adalah 29,58 incihg Pengujian Kenyamanan Gambar 9:Suasana di Dalam Prototipa Tenda Pneumatik padapengujian Kenyamanan Berdasarkan interview kepada responden yang memasuki prototipa tenda pneumatik didapatkan bahwa sebagian besar responden merasakan cukup nyaman ketika memasuki dan tinggal di dalam tenda minimal 10 menit. Kelemahan pada prototipa struktur ini adalah pada outlet blower, dimana kecepatan angin yang berhembus cukup kencang sehingga orang yang berada di dekatnya terasa terganggu dengan tiupan angin tersebut. Kelemahan ini dapat dierbaiki dengan menggunakan diffuser ada ujung outlet pipa angin. 4. Kesimpulan 4.1 Aspek Desain Struktur Pneumatik Pembuatan desain bentuk struktur pneumatik diupayakan menggunakan bentuk-bentuk sederhana agar mudah dalam pelaksanaan konstruksinya dan menghindari adanya ketidaksesuaian antara desain dan prototipa struktur Perbedaan bentuk antara desain dan prototipa pada penelitian ini ditemukan terjadi tertama pada bagian diagonal atap membran, terjadi karena berat bahan membran mempengaruhi bentuk akhir struktur. Desain sambungan diupayakan simpel, mudah dilaksanakan, dan menjamin kedap terhadap cuaca. Sambungan yang menggunakan unsur jahitan akan mengurangi kekuatan komponen membran 4.2 Aspek Pelaksanaan Pembuatan, perakitan dan penggelembungan sistem struktur pneumatik membutuhkan waktu yang sangat cepat. Pembuatan membran hanya memerlukan 6 hari, pembuatan pintu 3 hari, dan perakitan serta penggelembungan memerlukan waktu tidak lebih dari 1 hari bangunan sudah dapat dipergunakan. Bahan membran yang tipis dan ringan lebih mudah diaplikasikan untuk sistem struktur pneumatik Pelapisan (coating) menggunakan alat spray tidak dapat menjamin penutupan pori-pori kain secara sempurna sehingga pada percobaan menggunakan kain blacu tidak dapat digelembungkan dengan sempurna. Sedangkan coating dari pabrik (kain parasit coated) memiliki kekedapan terhadap udara sangat baik sehingga dapat digelembungkan dengan sempurna. 4.3 Aspek Kenyamanan Perbedaan temperatur antara bagian luar dan dalam bangunan tidak lebih dari 2,5 derajad celsius, oleh karenanya apabila pembangunan struktur pneumatik akan dilaksanakan di daerah yang iklimnya relatif panas perlu ditambahkan sistem penghawaan buatan (AC). Tekanan udara yang ditimbulkan oleh blower di dalam bangunan pneumatik rata-rata 0,25 mm Hg. Kelebihan tekanan ini tidak mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuninya. 5. Rekomendasi Daerah Kabupaten/Kota yang rawan terhadap bencana perlu melengkapi diri dengan bangunan Tenda Pneumatik sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi bencana lebih cepat melakukan evakuasi terhadap penduduk korban bencana Sistem struktur ini perlu disosialisasikan secara nasional Penelitian lanjut perlu dilakukan terutama berkaitan dengan manufacturing struktur tenda pneumatik. DAFTAR PUSTAKA Cowan, HJ et.al Models in Architecture. London: Elsevier Publishing Company. Chassagnoux, Alain. et.al Teaching of Morphology. International Journal of Space Structures. Vol.17 No. 2 & 3. Brendwood (UK): Multi Science Publishing Ltd. Dent, Roger N Principles of Pneumatic Architecture. London: Elsevier Publishing Company. Hery, Budiyanto Kajian dan Perancangan Bangunan dengan Konsep Struktur Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung Olah Raga. Tesis S2. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Hery, Budiyanto Ujicoba Model Dan Prototipa Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana. Laporan Hibah Penelitian PHK-A2. Malang: Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Merdeka Malang. 5
6 Herzog, Thomas Pneumatic Structures, a handbook for the architect and engineer. London: Crosby Lockwood Staples. Intent Membran Structures. Belgia: Kortrijk. Intent, Inc. Itek Air Cell Technology. Pennsylvania: Inflatable Technology- USA, Inc. Kent, Rudolph Kesiapan Bencana: Program Pelatihan Manajemen Bencana. Edisi Kedua. Jakarta: UNDP. Luchsinger, Rolf H. et.al., Pressure Indicated Stability: From Pneumatic Structure to Tensairity. Article No.JBE , Journal of Bionic Engineering. Vol.1. No.3, hal Changchun: PR China Jilin University - Nanling Campus. Purwanto Perkembangan Struktur Pneumatik Memperkaya Desain Arsitektur. Jurnal Dimensi. Vol 28, No. 1. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Otto, Frei Tensile Structures. Cambridge: The MIT Press. Pahl, Peter Jan Structuraal Models for Architectural and Engineering Education.. Cambridge: Massachusetts Insitute of Technology. 6
Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana
Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana M. Ikhsan Setiawan 1, Tiong Iskandar 2, Hery Budiyanto 3 1) Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya 2) Program
Lebih terperinciPROCEEDING Seminar Nasional Teknologi 2015, ISSN: ITN, Malang, 17 Januari 2015
PROCEEDING Seminar Nasional Teknologi 2015, ISSN: 2407-7534 ITN, Malang, 17 Januari 2015 PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA M. Ikhsan Setiawan 1, Ronny D Nasihien
Lebih terperinciPOROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA M. Ikhsan Setiawan 1, Hery Budiyanto 2, Fredy Kurniawan 3, Sri Wiwoho M 4 dan Ronny D. Nasihien
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA
PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA M. Ikhsan Setiawan 1, Tiong Iskandar 2, Hery Budiyanto 3 1) Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya 2) Program
Lebih terperinciPOROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI :
POROS MARITIM DUNIA DAN BENCANA TSUNAMI : PENGEMBANGAN AIR INFLATED STRUCTURE SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA M. Ikhsan Setiawan 1, Hery Budiyanto 2, Fredy Kurniawan 3, Sri Wiwoho M 4 dan Ronny D. Nasihien
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE
PROCEEDING Seminar Nasional Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama, Surabaya, 28 Februari 2015 ISBN: 978-602-72437-1-2 PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR AIR INFLATED GREENHOUSE M. Ikhsan Setiawan 1, Hery Budiyanto 2, Koespiadi 3 1 M. Ikhsan Setiawan, Universitas Narotama, ikhsan.setiawan@narotama.ac.id
Lebih terperinciStorage House Sebagai Fasilitas Pendukung
Teknologi Portable Inflated Solar Power Cold Storage House Sebagai Fasilitas Pendukung Peningkatan Produksi Dan Pemasaran Perikanan Nelayan M. Ikhsan Setiawan, Reswanda T. Ade Universitas Narotama Surabaya
Lebih terperinciTAR 219 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR. Contoh Bangunan dengan Sistem Struktur Pneumatik. Nadia Dianissa
TAR 219 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Contoh Bangunan dengan Sistem Struktur Pneumatik Nadia Dianissa 2012420097 Struktur pneumatik adalah suatu sistem struktur yang memperoleh kestabilannya
Lebih terperinciPertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN
AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing
Lebih terperinciAPLIKASI STRUKTUR MEMBRAN PADA BANGUNAN STADION TOKYO DOME DI JEPANG
APLIKASI STRUKTUR MEMBRAN PADA BANGUNAN STADION TOKYO DOME DI JEPANG Gambar 1. Tampak perspektif Tokyo Dome Tokyo Dome yang berada di Tokyo, Jepang merrupakan bangunan hasil desain dari Nikken Sekkei Ltd,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PORTABLE INFLATED GREENHOUSE SEBAGAI FASILITAS PENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING)
TEKNOLOGI PORTABLE INFLATED GREENHOUSE SEBAGAI FASILITAS PENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) Ronny Durrotun Nasihien, Diah Ayu Restuti Wulandari, Achfas Zacoeb,
Lebih terperinciPENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )
PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA Oleh: Inggi Irawan (6505 040 0) Latar Belakang TATA adalah suatu perusahaan yang bertindak di bidang konstruksi.
Lebih terperinciPemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi
Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi Lia Laila Prodi Teknologi Pengolahan Sawit, Institut Teknologi dan Sains Bandung Abstrak. Sistem pengondisian udara dibutuhkan untuk
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Struktur bangunan yang aman adalah struktur bangunan yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Dalam suatu perancangan struktur harus memperhitungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinding panel merupakan suatu komponen non struktural yaitu dinding yang dibuat dari suatu kesatuan blok dinding parsial, yang kemudian dirangkai menjadi sebuah dinding
Lebih terperinciSTUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI
STUDI PEMILIHAN BAHAN PENGHAMBAT KEBAKARAN PASIF UNTUK SEBUAH GEDUNG BERDASARKAN SNI 03-1736-2000 Sentosa Limanto Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipilih oleh para ahli struktur. Banyaknya pemakaian beton disebabkan beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,
Lebih terperinciPENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR
Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan
Lebih terperinciANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI
BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Penelitian sistem prefabrikasi ini berawal dari terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, yang terjangkau dan
Lebih terperinciSISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Unknown Add Comment Arsitek, sipil Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini
Lebih terperinciKAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG
KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA
STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciPengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pengukuran dan Pengolahan Data Komponen Iklim di Makassar Triyatni Martosenjoyo, Baharuddin, Yoenus Osman, Dahri Kuddu, Rahma Hiromi Lab. Sains dan Teknologi Bangunan, Departemen,
Lebih terperinciPERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak
PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA KEBAKARAN Kusdiman Joko Priyanto Abstrak Kebakaran merupakan bencana yang dapat terjadi setiap saat dan kapan saja. Banyak bangunan telah mengalami kebakaran karena berbagai
Lebih terperinciBangunan Portabel Sebagai Solusi Kebutuhan Hunian Temporer yang Layak Huni
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-226 Bangunan Portabel Sebagai Solusi Kebutuhan Hunian Temporer yang Layak Huni Muchammad Irwan, Sri Nastiti Nugrahani Ekasiwi,
Lebih terperinciSOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan. Pekerjaan suatu konstruksi proyek dituntut untuk lebih berkualitas selain dari segi kekuatan yang mutlak
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Magister Teknik Sipil Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ANALISIS PENGGUNAAN METODE HALF SLAB TERHADAP NILAI BIAYA DAN WAKTU DALAM PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PROYEK M-GOLD TOWER BEKASI JAWA BARAT) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN A METODA KONSTRUKSI LAMPIRAN B DRAWING. xiv
DAFTAR PUSTAKA Brockenbrough Roger L.1999. Structural Steel Designers Handbook, McGRAW-HILL, Inc. CSI.2000. SAP2000 Steel Design Manual.Computers and Structure, Inc. Davison, B. & Graham W Owens. 2003.
Lebih terperinciPENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA
PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciABSTRAK. penting dalam penentuan kualitas dari tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan matematis
PEMODELAN PADA PROSES PENGERINGAN MEKANIS TEPUNG KASAVA DENGAN MENGGUNAKAN PNEUMATIC DRYER: HUBUNGAN FINENESS MODULUS DENGAN VARIABEL PROSES PENGERINGAN Modelling on Mechanical Cassava Flour Drying Process
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Tenda Tenda adalah naungan sementara dengan penutup dan strukturnya. Tenda tidak dapat memberikan semua kebutuhan sebuah hunian. Manusia juga harus
Lebih terperinciJURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Pindhy Secaningrum Santoso : Asrama Mahasiswa Binus University di Jakarta Barat : Permulaan
Lebih terperinciOPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation
OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation Eva Wahyu Indriyati Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciPENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL
PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL Frans Soehartono 1, Anik Juniwati 2, Agus Dwi Hariyanto 3 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STRUKTUR PNEUMATIK MEMPERKAYA DISAIN ARSITEKTUR
PERKEMBANGAN STRUKTUR PNEUMATIK MEMPERKAYA DISAIN ARSITEKTUR (LMF. Purwanto) PERKEMBANGAN STRUKTUR PNEUMATIK MEMPERKAYA DISAIN ARSITEKTUR LMF. Purwanto Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciTransfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang
Transfer Termal pada Selubung Bangunan SMPN 1 Plandaan Jombang Bagus Widianto 1, Beta Suryokusumo Sudarmo 2, Nurachmad Sujudwijono A.S. 3 123 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan
Lebih terperinciPERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE
PERANCANGAN APARTEMEN MENGGUNAKAN DOUBLE SKIN FACADE Mefita 1), Purwanita Setijanti 2), dan Hari Purnomo 3) 1) Bidang Keahlian Perancangan Arsitektur, Pascasarjana Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciStruktur dan Konstruksi II
Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan
Lebih terperinciShanghai World Finansial Center Shanghai, China
Shanghai World Finansial Center Shanghai, China Sistem Struktur Bangunan 2 Shanghai World Finansial Center Nurlina Windawati Shafrina Inka Adil Mushaitir Amelia Hapsari HISTORY Dirancang oleh perusahaan
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP
STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP 3105 100 080 Dosen Pembimbing : Endah Wahyuni, ST.MSc.PhD Ir. Isdarmanu MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas
Lebih terperinciDESAIN CONTAINER HOUSE SEBAGAI DIREKSI KIT YANG MUDAH DIPINDAHKAN DAN NYAMAN
DESAIN CONTAINER HOUSE SEBAGAI DIREKSI KIT YANG MUDAH DIPINDAHKAN DAN NYAMAN Fega Pradana 1) dan A. Haris H. A. 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi... BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1
DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang yang menunjukkan masalah ini penting untuk diteliti dan diselesaikan, perumusan dari masalah yang akan diselesaikan, tujuan yang ingin dicapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bata Merah 2.1.1 Definisi bata merah Suatu unsur bangunan, yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*
PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG* Reynold Andika Pratama Binus University, Jl. KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat, 5345830, reynold_andikapratama@yahoo.com
Lebih terperinciKata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan
Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global Nasrul Ilminnafik 1, a *, Digdo L.S. 2,b, Hary Sutjahjono 3,c, Ade Ansyori M.M. 4,d dan Erfani M 5,e 1,2,3,4,5
Lebih terperinciStruktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.2, No.2 (Juli,2013) ISSN:2301-928X 1 Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya Faranita Dwi Hapsari dan I Gusti Ngurah Antaryama Jurusan
Lebih terperinciANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN
Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 5 No. 2 Juni 2010 : 60-65 ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN Ediwan Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara LAPAN e-mail:
Lebih terperinciPerancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami
Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami Teguh Prasetyo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
PERENCANAAN TANGGAP DARURAT DI GEDUNG PERKANTORAN PT. LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SEBAGAI UPAYA IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Priyo Agus Setiawan 1, Politeknik Perkapalan Negeri
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pekerjaan konstruksi, atap merupakan salah satu elemen penting pada bangunan gedung dan perumahan. Sebab atap pada bangunan berfungsi sebagi penutup seluruh atau
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRUKTUR ATAP MEMBRAN PADA BANGUNAN BENTANG LEBAR
PENGGUNAAN STRUKTUR ATAP MEMBRAN PADA BANGUNAN BENTANG LEBAR Eric Willyanto Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara, Jakarta Jl. Letjen S. Parman no. 1, Jakarta Barat 11440. Email:
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana ini diharapkan dapat menjadi hunian asrama yang nyaman aman dan mudah dijangkau bagi mahasiswa Universitas
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-340 Analisa Pengaruh Variasi Tanggem Pada Pengelasan Pipa Carbon Steel Dengan Metode Pengelasan SMAW dan FCAW Terhadap Deformasi dan Tegangan
Lebih terperinciEvaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang Moch Fathoni Setiawan, Andi Purnomo, Eko Budi Santoso Lab. Struktur dan Teknologi Bangunan, Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai daerah di Indonesia rawan terjadi bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan gunung meletus. Bencana tersebut selain menelan banyak korban jiwa
Lebih terperinciStudi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi
176 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 19, No.2, 176-182, November 2016 Studi Perbandingan Dinding Geser dan Bracing Tunggal Konsentris sebagai Pengaku pada Gedung Bertingkat Tinggi (Comparative Study
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema
BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas disegala aspek selain aspek kekuatan yang mutlak harus dipenuhi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi dalam bidang ilmu kedokteran semakin dituntut kemajuannya. Karena kesehatan adalah harta terbesar bagi setiap individu. Untuk itu berbagai macam penelitian
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Latar Belakang Hampir sebagian besar industri-industri yang bergerak dibidang penyimpanan dan pengiriman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehadiran bangunan ke dalam tanah (Schodek,1998). Bentuk struktur permukaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Definisi struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran bangunan ke dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciEffisiensi Biaya Pelat Beton Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang Surabaya. Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK
Effisiensi Biaya Pelat Beton Komposit (Julistyana T) 35 Effisiensi Biaya Pelat Beton Komposit Baja Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang Surabaya Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK Proyek pembangunan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Dinding Geser (Shear Wall) pada Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung
140 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 18, No. 2, 140-146, November 2015 Pengaruh Penambahan Dinding Geser (Shear Wall) pada Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung (Effect of Adding Shear Wall on
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK
IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Katerina 1), Hari Purnomo 2), dan Sri Nastiti N. Ekasiwi
Lebih terperinciInvestigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD Suhendri, M. Donny Koerniawan KK Teknologi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, dalam pembuatan rumah tinggal dan sarana umum
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern saat ini, dalam pembuatan rumah tinggal dan sarana umum bukan hanya dilihat dari estetika keindahannya saja tapi juga dilihat dari kekuatan bangunannya
Lebih terperinciSTUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING
STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING Emil Salim 1 dan Johanes Van Rate 2 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Unsrat ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 4.1. Konsep perancangan utama Konsep perancangan dari extreme sport center ini adalah memadukan beberapa fungsi aktivitas kedalam satu bangunan. Dalam hal ini
Lebih terperinciPENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)
PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS) Agus Setiawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciPerilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja Pertemuan - 1 Sub Pokok Bahasan : Perilaku Mekanis Baja Pengantar LRFD Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Eksistensi green desain pada dunia arsitektur dan interior merupakan hal yang sangat disadari bagi para pekerja dunia arsitektur dan interior desain. Pada saat ini,
Lebih terperinciSeminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo 1 Tavio 2 Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciPENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA
PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA Himawan Indarto 1, Bambang Pardoyo 2, Nur Fahria R. 3, Ita Puji L. 4 1,2) Dosen Teknik Sipil Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK
1 PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK Agung Aji Binton Nababan, I Gusti Putu Raka, dan Isdarmanu Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U
VOLUME 5 NO. 2, OKTOBER 29 STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U Jati Sunaryati 1, Rudy Ferial
Lebih terperinciKata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan
ANALISIS BAJA RINGAN SEBAGAI BAHAN KONSTRKSI ATAP PADA PEMBANGUNAN RUMAH DINAS BANK INDONESIA PALANGKA RAYA AFRIJONI, ST Alumni Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI
PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI Dewasa ini kuda-kuda baja ringan menjadi alternatif penggunaan kuda-kuda kayu pada rangka
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo Tavio Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 Mahasiswa S Jurusan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengantar Truss Truss adalah struktur yang terdiri dari elemen-elemen yang membentuk satu atau lebih unit segitiga yang terbentuk dari elemen lurus yang ujung-ujungnya dihubungkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Pengumpulan Data Lapangan 3.2. Studi Pustaka 3.3. Metodologi Perencanaan Arsitektural dan Tata Ruang
62 BAB III METODOLOGI Proses penyusunan Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Struktur Menara Masjid Agung Jawa Tengah ini meliputi langkah langkah sebagai berikut : 3.1. Pengumpulan Data Lapangan Jenis
Lebih terperinciDAMPAK PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL PADA BANGUNAN GEDUNG TINGKAT RENDAH
ASTRAK DAMPAK PEMATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL PADA ANGUNAN GEDUNG TINGKAT RENDAH Josia Irwan Rastandi 1 Salah satu hal yang baru dalam SNI 03-1726-2002 yang tidak ada dalam peraturan sebelumnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. jembatan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pondasi, masih dalam batas parameter yang diijinkan.
BAB V KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa struktur sabo dam yang berfungsi sebagai jembatan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Stabilitas bangunan sabo dam aman terhadap
Lebih terperinciPengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah
Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinci