SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SINDROM CARPAL TUNNEL. Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D."

Transkripsi

1 SINDROM CARPAL TUNNEL Jeffrey N. Katz, M.D., dan Barry P. Simmons, M.D. Seorang Wanita pensiunan berumur 64 tahun, kinan (tangan kanan), mengeluhkan mati rasa yang hilang timbul, terasa geli dan nyeri seperti terbakar pada bagian radial jari III dari kedua tangan. Wanita ini mendapatkan gejala-gejala tersebut sejak tiga bulan yang lalu dan sering menyebabkan wanita itu terbangun pada malam hari. Tidak terdapat atropy dari otot thenar pada wanita itu. Sensasi rabaan ringan masih baik. Bagaimana sebaiknya wanita tersebut dievaluasi dan ditangani? PROBLEM KLINIS Gejala-gejala pada tangan, jari dan pergelangan tangan didapatkan pada 2,7 juta kunjungan pekerja ke dokter sebagai kasus baru untuk setiap tahunnya di USA. Diagnosis banding dari ketidaknyamanan pada tangan dan pergelangan tangan, termasuk saraf terjepit (seperti sindrom carpal-tunnel, jepitan saraf ulna dan radikulopati cervikal), penyakit tendon, aktifitas berlebihan dari otot, sindrom nyeri non spesifik dan sedikit muncul pada penyakit-penyakit umum. Disebutkan prevalensi elektrofisiologi, gejala-gejala sindrom carpal-tunnel sekitar 3% pada wanita dan 2% pada pria dengan puncak prevalensi pada wanita berumur lebih dari 55 tahun. Terowongan karpal terletak didasar telapak tangan, tepat diujung distal lipatan pergelangan tangan. Dikelilingi pada ketiga sisinya oleh tulang-tulang karpal yang membentuk sebuah arkus dan disisi palmar ditutupi oleh jaringan fibrous retinakulum fleksor atau ligamen karpal transversal. Sembilan tendon fleksor (dua memanjang menuju tiap-tiap jari dan hanya sebuah ke ibu jari) melintang pada terowongan karpal bersama dengan saraf median. Sindrom Carpal-Tunnel disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam terowongan karpal, peningkatan tekanan ini mengakibatkan iskemi pada saraf median, menghasilkan gangguan konduksi saraf disertai parestesia dan nyeri. Pada awalnya, tidak terdapat perubahan morfologi yang ditemukan di saraf median, fungsi neurologis reversibel dan gejala-gejala bersifat hilang-timbul. Pemanjangan episode dan peningkatan frekuensi penekanan dalam terowongan karpal akan menyebabkan demielinasi segmental dan lebih konstan dengan gejala-gejala yang lebih berat, kadang-kadang disertai dengan kelemahan. Saat terjadi pemanjangan proses iskemi, timbulah cedera axonal dan disfungsi saraf yang bersifat irreversibel. Sebuah kondisi bervariasi dapat dihubungkan dengan sidrom karpal-tunnel. Ini termasuk kehamilan, aktifitas inflamasi, fraktur colles, amyloidosis, hipotiroidism, diabetes mellitus, akromegaly, dan pemakaian kortikosteroid dan estrogen. Lebih dari sepertiga kasus sindrom carpal-tunnel timbul erat hubungannya dengan kondisi medis ; sekitar 6% pasien dengan diabetes mellitus. Sindrom carpal-tunnel juga dihubungkan dengan kegiatan berulang dari tangan, terutama kombinasi faktor kekuatan dan aktifitas yang berulang. Pekerjaan yang dihubungkan dengan tingginya insiden sindrom carpal-tunnel adalah termasuk pada pabrik pemprosesan makanan, penebangan kayu dan pekerjaan konstruksi.

2 Perjalanan ilmiah sindrom carpal-tunnel adalah bervariasi. Sebelas tahun studi para pekerja dengan sindrom carpal-tunnel menunjukkannya, walaupun abnormalitas konduksi saraf cenderung memburuk sejalan dengan waktu, tetapi sebaliknya prevalensi sindrom carpal-tunnel malah menurun. STRATEGI DAN FAKTA DIAGNOSIS Sebuah kombinasi dari studi elektrodiagnosis (studi konduksi saraf dan elektromiografi) pengetahuan akan lokasi dan tipe gejala-gejala menyediakan akurasi yang baik untuk mendiagnosis sindrom carpal-tunnel. Gejala-gejala konsisten sindrom carpal-tunnel terdapat pada lebih dari 15% populasi, dan false negatif dan false positif dihasilkan dari tes elektrodiagnosis telah dengan baik terdokumentasi. Oleh karena itu, gejala-gejala dan studi elektrodiagnosis keduanya harus diinterpretasikan secara hati-hati. Studi elektrodiagnosis sangat berguna untuk mengkonfirmasi diagnosis pada kasus yang dicurigai dan mengeluarkan diagnosis neuropati dan jepitan saraf lainnya. PERJALANAN PENYAKIT Sindrom carpal-tunnel umumnya menyebabkan nyeri, rasa geli, mati rasa atau beberapa kombinasinya pada bagian palmar ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan setengah radial dari jari manis. Para pasien kadang dilaporkan hanya dari pertanyaan dimana dijelaskan tidak adanya efek pada jari V. Sebuah diagram gejala-gejala ditangan bisa membantu pasien untuk melokalisasi gejala. Diagram gejala-gejala mendasari secara klasik atau memungkinkan sindrom carpal-tunnel sesuai standar dengan sensitifitas 61% dan spesifisitas 71% untuk mendiagnosis sindrom carpal-tunnel berbasis bukti-bukti klinis. Sensitifitas adalah rendah dan spesifisitas yang tinggi saat diagram digunakan untuk menyaring sindrom carpal-tunnel pada para pekerja. Keluhan gejala-gejala pada malam hari memiliki sensitifitas yang moderat (51-77%) dan spesifisitas (27-68%). Terkadang pasien-pasien melaporkan adanya keluhan tangan yang gemetar atau gejala-gejala pada tangan yang semakin memburuk. Respon sesaat ini, baik sensitifitas dan spesifisitas melebihi 90% pada suatu studi, tetapi belum dapat dievaluasi lebih lanjut. PEMERIKSAAN FISIK Kehilangan diskriminasi dua titik pada daerah distribusi saraf median (ketidakmampuan membedakan antara sebuah titik raba tajam pada jari pertama dan kedua) sama dengan lambatnya muncul atropi otot thenar dalam perjalanan sindrom carpal-tunnel. Tanda-tanda ini memiliki sensitifitas rendah dan spesifisitas yang tinggi. Tes-tes kemampuan pasien untuk merasakan berbagai derajat stimulus getaran dan tekanan langsung dari jari-jari pada daerah distribusi saraf median secara teknis merupakan syarat-syarat dan memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang moderat. Beberapa tes provokasi dapat membantu guna menegakkan diagnosa. Dalam manuver Phalen, pasien melaporkan fleksi pergelangan tangan dalam 60 detik menghasilkan rasa nyeri atau paresthesia pada daerah distribusi saraf median. Studi manuver Phalen melaporkan luas rentangan nilai untuk sensitifitas dan spesifisitas dari 40-80%. Tanda Tinel diduga muncul bila menekan secara ringan sepanjang permukaan volar dari pergelangan tangan yang menyebabkan penyebab paresthesia pada jari-jari yang diinervasi oleh saraf median. Sensitifitas dari tandatinel berkisar dari 25-60%, walaupun spesifisitasnya tinggi (67-87%). Pada tes provokasi, ibu jari pemeriksa

3 menekan terowongan karpal selama 30 detik. Pada tes torniket, manset tekanan darah mengelilingi lengan dipompa, hingga diatas sistolik selama 60 detik. Kedua tes dianggap positif apabila menimbulkan penyebaran parestesia di daerah distribusi saraf median. Diperkirakan, sensitifitas dan spesifisitas kedua tersebut sangat bervariasi. Sejak penemuan pemeriksaan fisik dan perjalanan penyakit memiliki nilai diagnostik yang terbatas, secara umum lebih baik adanya kecurigaan klinis untuk diagnosis sindrom carpal-tunnel (seperti saat seorang pasien datang dengan keluhan pada tangan). Perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik memiliki nilai prediksi yang rendah, sehingga kemungkinan sindrom carpal-tunnel juga rendah (seperti partisipasi berbasis populasi atau program skrining ditempat kerja). PENATALAKSANAAN PENGOBATAN SESUAI KONDISI Saat sindrom carpal-tunnel timbul dari rheumatoid arthritis atau tipe-tipe lain athritis inflamasi, maka pengobatan kondisi yang melatarbelakangi umumnya dapat menyembuhkan sindrom carpal-tunnel. Pengobatan terhadap kondisi-kondisi lain yang berhubungan (seperti hipotiroidism, dan diabetes mellitus) juga tepat, walaupun data-data masih kurang dalam membahas apakah pengobatan tersebut dapat mengurangi sindrom carpal-tunnel (seperti kortikosteroid ataupun estrogen) dan memudahkan penyembuhan, walaupun melakukannya sebagai suatu langkah juga layak dalam menghilangkan kontraindikasi. PEMBALUTAN Lebih dari 80% pasien dengan sindrom carpal-tunnel melaporkan bahwa sebuah pembalutan pada pergelangan tangan dapat menghilangkan gejala-gejala umum dalam beberapa hari. Pembalutan juga mengurangi efek sensoris yang berlebihan, disarankan bahwa dengan intervensi tersebut dapat mengubah penyakit yang melatarbelakangi terjadinya sindrom carpal-tunnel. Pembalutan lebih efektif apabila dipertahankan dalam posisi netral daripada ekstensi. Balut yang bebas diperdagangkan dapat digunakan selama dapat mempertahankan posisi netral. MEDIKASI Pengobatan dengan antiinflamasi nonsteroid, diuretik dan piridoxine (vitamin B6) telah diujicoba dalam studi kecil dan acak, dengan tidak adanya bukti-bukti kemujarabannya. Percobaan acak selama empat minggu melibatkan 91 pasien yang memakai empat kelompok pengobatan ; satu grup menerima plasebo, satu kelompok menerima antiinflamasi nonsteroid, satu grup memakai diuretik dan satu kelompok menerima 20 mg prednisolon setiap hari selama dua minggu diikuti 10 mg tiap hari selama dua minggu selanjutnya. Kelompok prednisolon yang mengalami pengurangan gejala-gejala, dimana hasil dari kelompok lainnya tidaklah berbeda dengan grup plasebo. Dalam studi yang kecil, pasien tidak diikuti setelah empat minggu pemberian pengobatan kortikosteroid berakhir. Tidak terdapat efek toksik bermakna dari kortikosteroid dalam percobaan jangka pendek, walaupun resiko termasuk peningkatan berat badan, hipertensi dan hiperglikemia diakui pernah dirasakan dalam pengobatan kortikosteroid jangka pendek. Sebagian dari studi kecil dan jangka pendek ini, tidak terdapat plasebo terkontrol lainnya dengan pengobatan antiinflamasi nonsteroid.

4 SUNTIKAN KORTIKOSTEROID LOKAL Pasien-pasien yang masih memiliki sisa-sisa gejala setelah memodifikasi aktifitas dan pembalutan merupakan kandidat untuk diberikan suntikan kortikosteroid kedalam terowongan karpal. Sebuah jarum berukuran 25 gauge dapat digunakan untuk menyuntikkan 1 ml lidokain 1% pada sisi ulnar dari tendon palmaris longus, bagian proximal dari daerah lipatan pergelangan tangan. Jarum diarahkan ke terowongan karpal dengan membentuk sudut 30. Bila tidak terjadi parestesia dari suntikan lidokain dengan jumlah sedikit, isi lidokain disuntikkan bersamaan dengan kortikosteroid. Suntikan kortikosteroid lebih baik daripada suntikan plasebo, dapat menyingkirkan gejala-gejala pada 75% pasien. Suntikan lokal kortikosteroid juga dihubungkan dengan perbaikan konduksi saraf median. Gejala-gejala umumnya akan berulang dalam satu tahun. Faktor resiko dari berulangnya sindrom carpal-tunnel meliputi abnormalitas dari tes elektrodiagnosis, mati rasa yang menetap, gangguan sensibilitas, dan atropy otot thenar. Resiko dari suntikan dan kerusakan saraf sebagai hasil dari suntikan kortikosteroid yang dipertimbangkan rendah tetapi tanpa dilatarbelakangi studi yang formal. Banyak klinikus membatasi jumlah suntikan kedalam terowongan karpal (mereka lakukan dengan jumlah yang berbeda) untuk sekitar tiga kali suntikan pertahun guna meminimalisasikan komplikasi lokal (seperti ruptur tendon atau iritasi saraf) dan kemungkinan efek toksisitas sistemik(seperti hiperglikemi atau hipertensi). Jumlah optimal suntikan tiap tahunnya belum pernah distudikan. Data awal menyarankan bahwa iontophorosis dengan krim kortikosteroid (sebuah metode dimana melibatkan penggunaan aliran listrik untuk mengalirkan obat-obatan menuju ke struktur yang lebih dalam) mampu sebagai alternatif untuk penyuntikan kortikosteroid. Secara umum, pengobatan konservatif lebih berhasil pada pasien dengan gangguan saraf yang ringan. Sebuah studi mendapatkan bahwa 89% pasien dengan sindrom carpal-tunnel (mati rasa yang menetap, atropy dan kehilangan sensoris) akan mengalami kekambuhan dalam satu tahun setelah program konservatif yang terdiri dari pembalutan dan penyuntikan kortikosteroid kedalam terowongan karpal. Diantara pasien-pasien dengan sindrom carpal-tunnel yang ringan (mati rasa yang hilangtimbul) disertai normalnya sensoris dan motoris yang ditemukan dari pemeriksaan fisik), 60% akan mengalami kekambuhan berulang dari gejala-gejala pasca terapi konsevatif. PEMBEDAHAN Secara umum, keputusan tentang sindrom carpal-tunnel apakah dapat disembuhkan dengan operasi dapat diterapkan sesuai dengan pilihan pasien. Bagaimanapun bila seorang pasien dengan gejala dan tanda adanya kehilangan fungsi axonal ; mati rasa yang menetap, gejala-gejala menetap lebih dari satu tahun, kehilangan sensibilitas dan atropy otot thenar, maka pembedahan dapat dipertimbangkan secara serius. Terdapat beberapa pendekatan untuk membebaskan terowongan karpal. Dalam prosedur klasik yang terbuka, ahli bedah membuat sebuah insisi 5-6 cm panjangnya, diperpanjang kearah distal lipatan pergelangan tangan dan membebaskan ligamen karpal transversal dengan visualisasi langsung. Untuk pembebasan dengan endoskopi, sebuah alat dengan dua portal atau satu portal digunakan untuk membebaskan

5 ligamen karpal transversal. Teknik endoskopi memberikan resiko yang benar daripada pembebasan terowongan karpal dengan teknik terbuka, yaitu cederanya saraf median. Gambaran gejala-gejala adalah sama pada prosedur terbuka dan endoskopi dan banyak studi melaporkan pasien dapat kembali bekerja dengan cepat pasca endoskopi. Dewasa ini, banyak ahli bedah yang mengadopsi teknik terbuka mini dimana membuat sebuah insisi 2-2,5 cm untuk membebaskan ligamen karpal transversal dibawah pengamatan langsung. Pendekatan ini digunakan dalam sebuah percobaan untuk mencapai proses penyembuhan yang lebih cepat dengan menghindari komplikasi seperti pada pendekatan endoskopi. Keberhasilan dari teknik terbuka mini, endoskopi dan teknik terbuka klasik tidak dapat diperbandingkan dalam sebuah percobaan acak yang cukup akurat. Lebih dari 70% pasien melaporkan kepuasan penuh dengan hasil pembedahan pada terowongan karpal (tidak jelas apakah mereka menjalani teknik terbuka atau pembedahan endoskopi). Sama halnya, 70-90% subyek melaporkan rasa bebas dari nyeri nokturnal pasca operasi. Tidak terdapat percobaan acak terkontrol untuk membandingkan pembebasan terowongan karpal dengan terapi konservatif. Pasca operasi, nyeri akan muncul dalam beberapa hari, tetapi kekuatan tangan tidak dapat kembali seperti preoperasi terbuka untuk beberapa bulan. Pasien dengan status umum lebih bagus dan kesehatan mental lebih baik setelah operasi terowongan carpal-tunnel. Diantara para pekerja yang menjalani pembebasan terowongan karpal, keterlibatan seorang pengacara (umumnya untuk mempermasalahkan sebuah keputusan mengenai klaim kompensasi pekerja) dihubungkan dengan hasil operasi yang buruk. Juga para pekerja dengan sedikit abnormalitas pada tes elektrodiagnosis yang mendapatkan hasil yang buruk. Penemuan yang sedikit berbeda ini dapat sebagai gambaran inklusi kasus dengan timbulnya gejala-gejala lain pada tangan atau lengan, maka ditegaskan pentingnya untuk berhati-hati menyeleksi pasien untuk pembedahan. TERAPI ALTERNATIF Akupunktur untuk sindrom carpal tunnel belum dapat dievaluasi dalam sebuah studi yang terkontrol. Dalam percobaan acak, sebuah intervensi dengan menerapkan pemanasan berbasis yoga, penguatan dan relaksasi pasien dengan sindrom carpaltunnel dihasilkan peningkatan kekuatan gengaman dan penurunan nyeri daripada penggunaan balut. Dalam sebuah studi, terapi chiropractic untuk pasien sindrom carpal-tunnel adalah efektif untuk menurunkan nyeri sama seperti pembalutan atau pengobatan, walau data-data masih terbatas. AREA TIDAK JELAS Keuntungan dari modifikasi aktifitas pasien tetap belum jelas. Walaupun begitu, cukup beralasan untuk menyarankan pasien untuk meminimalisasikan kekuatan tangan dan pergelangan tangan dalam aktifitas dirumah dan dikantor, sejak suatu aktifitas meningkatkan tekanan pada terowongan karpal pada pasien dengan sindrom carpal-tunnel dan pasien meminimalkan aktifitas apapun yang menyebabkan kambuhnya gejala-gejala. Efek-efek alat yang didesain ergonomis dan frekuensi istirahat yang dapat mengurangi insiden sindrom carpal-tunnel, belum dapat dilakukan dengan teliti. Studi-studi secara tepat juga diperlukan untuk menegaskan efektifitas dari berbagai macam pengobatan akupunktur, suplemen diet, chiropractic dan yoga, waktu yang optimal untuk operasi terowongan karpal dan hasil operasi membebaskan terowongan karpal dengan insisi terbuka mini.

6 PEDOMAN Clinical Guideline on Wrist Pain dari American Academy of Orthopedic Surgeons merekomendasikan pasien-pasien dengan kecurigaan sindrom karpaltunnel, maka ubahlah aktifitas mereka untuk 2-6 minggu diobati dengan pembalutan pergelangan tangan dan pengobatan antiinflamasi nonsteroid. Jika terapi-terapi ini tidak efektif, atau bila pasien dengan atropy otot thenar, maka pedoman merekomendasikan rujukan ke spesialis untuk pertimbangan suntikan atau pembedahan. Pedoman praktis dari American College of Occupational and Enviromental Medicine menyarankan pendekatan yang sama dan menekankan pentingnya menghindari aktifitas pekerjaan yang menyebabkan gejala-gejala semakin memberat. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pasien dengan gangguan ketidaknyamanan pada tangan dan pergelangan tangan seperti seorang wanita yang dijelaskan dalam tinjauan kasus, dievaluasi secara lengkap dari gejala-gejala (dimana dapat difasilitasi dengan sebuah diagram nyeri pada tangan) dan seperangkat pemeriksaan fisik yang berisi tes sensoris dan fungsi saraf motorik dan manuver yang diprovokasi. Penemuan dengan pemeriksaan diatas memiliki nilai diagnostik yang terbatas dan tidak dapat digunakan untuk sebagai diagnosis pasti. Bila sindrom karpal-tunnel terlihat ringan, dapat diusahakan manajemen konservatif dengan pembalutan. Jika pembalutan mengakibatkan ketidaknyamanan sepanjang melakukan beberapa tugas tangan yang intensif, hal ini mungkin disarankan untuk menghindari aktifitas tanpa pembalutan. Kami menyarankan para pasien untuk mengurangi aktifitas rumah dan pekerjaan yang dapat mengakibatkan kekambuhan gejala-gejala. Walaupun efek pengobatan antiinflamasi nonsteroid pada sindrom karpal-tunnel tidak dipelajari lebih lanjut. Kami umumnya menyarankan sebuah percobaan dengan agen-agen tersebut apabila tidak terdapat kontraindikasi. Kami tidak menyarankan konsumsi vitamin B6 (karena tidak terdapat bukti-bukti efektifitasnya) dan oral kortikosteroid (Pemberian berpotensi menimbulkan efek toksik). Kami umumnya mencari dan mengobati penyakit yang mendasari, secara spesifik, diabetes mellitus dan hipotiroidism. Apabila kondisi gagal membaik, Kami menyarankan rujukan pada spesialis dengan keahlian mendiagnosis dan manajemen sindrom karpal-tunnel. Jika diagnosa menunjukkan kejelasan, para klinikus akan mendiskusikan pilihan penyuntikan kortikosteroid dan terapi pembedahan pada pasien. Suntikan umumnya efektif apabila tidak ada kehilangan sensibilitas atau atropy otot thenar dan kelemahan dan bila gejala-gejala yang muncul cenderung hilang-timbul daripada menetap. Kami melakukan studi elektrodiagnosis bila diagnosis tidak jelas, umumnya jika pembedahan yang akan direncanakan. Untuk pembedahan guna mengobati pasien, Kami lebih cenderung membatasi insisi terbuka untuk membebaskan terowongan karpal.

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI CARPAL TUNNEL SYNDROME OLEH : AMANDA KRISTIN SEMBIRING PEMBIMBING : DR. ANTUN SUBONO, SP.S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA 2014 Kata Pengantar Puji

Lebih terperinci

Journal Reading ULFA ELSANATA ( )

Journal Reading ULFA ELSANATA ( ) Journal Reading ULFA ELSANATA (01.211.6546) Tujuan Mengevaluasi efektifitas gabapentin untuk menghilangkan gejala pada CTS Pendahuluan : Pengobatan CTS mencakup obat oral, suntikan steroid, decompressive

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Gerakan Berulang BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gerakan Berulang a. Pengertian Gerakan Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan sedikit variasi gerakan. (Budiono,

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S ) N.Medianus dpt tertekan/terdesak swkt melalui bag.bawah retinakulum flexor menuju telapak tangan sebabkan G/sensorik sampai kelemahan ibu jari. Etiologi dan Patologi Terowongan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Carpal Tunnel Syndrome Carpal Tunnel Syndrome adalah sindroma dengan gejala kesemutan dan rasa nyeri pada pergelangan tangan terutama 3 jari pertama yaituibu jari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan kesehatan kerja di dalam lingkungan pekerjaan untuk mencegah dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan dicantumkan dalam UU RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi yang berkembang pesat sekarang ini ternyata membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif bagi manusia. Lama dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome CTS merupakan suatu penyakit yang timbul dari kompresi intermiten atau terus menerus atau terjadi karena saraf median terjebak saat melewati terowongan

Lebih terperinci

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer

Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Obat Untuk Diabetes Dengan Komplikasi Neuropati Perifer Kerusakan saraf akibat diabetes disebut diabetic neuropathy. Sekitar setengah dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) : Sindrom Kanalis Cubitalis (Cubital Tunnel Syndrome) Kesemutan atau baal biasanya terjadi di jari manis. Atau terjadi di wilayah saraf ulnaris. Gejalanya seperti sindrom ulnaris. Baal biasanya terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer khususnya di perkotaan sudah sangat lazim, tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari anak-anak, ibu rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri di masa globalisasi saat ini merupakan salah satu faktor penting dari perekeonomian suatu negara. Baik sektor industri formal dan informal dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME

TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME TELAAH PUSTAKA CARPAL TUNNEL SYNDROME M.Hardian Basuki 1) 1) Staf Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RS dr.sutomo Surabaya Submitted : Oktober 2016 Accepted : November 2016 Published : Januari 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor

Lebih terperinci

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Etiologi: 1. Heriditer 2. Trauma 3. Pekerjaan 4. Infeksi 5. Metabolik 6. Endokrin 7. Neoplasma 8. Penyakit kolagen 9. Degeneratif 10. Iatrogenik 11.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Pengertian CTS Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan pada anggota tubuh bagian tangan yang menyebabkan rasa sakit dan mati rasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan akibat disfungsi dari saraf medianus yang terjadi karena peninggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan berfungsi sebagai instruksi gerakan tubuh dan pergelangan tangan sangat sering beraktifitas oleh karena itu perlu diperhatikan kondisi tangan dan pergelangan

Lebih terperinci

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan. Al-Sihah : Public Health Science Journal 19-25 Gambaran Faktor Pekerjaan dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Batu Tatakan di Desa Lempang Kec.Tanete Riaja Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri sektor Informal merupakan kegiatan yang dikaitkan dengan kerajinan tangan, dagang atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan 1. Industri sektor informal tidak memiliki

Lebih terperinci

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal ABSTRAK Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal Hendrik Sutopo L., 2005 Pembimbing : Winsa Husin, dr., MSc, M.Kes; Bing Haryono, dr., Sp.S Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan suatu kelainan terjepitnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA [VOLUME: 01 NOMOR 01 OKTOBER 2015] ISSN: 2460-9684 HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Dyah Wulaningsih Retno Edi, Rizaldy Taslim Pinzon, Esdras

Lebih terperinci

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Pratiwi TN, Saftarina F, Wahyuni A Faculty Of Medicine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis

Lebih terperinci

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain

Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Akupunktur - pengobatan alternatif untuk sakit dan kondisi lain Apa Akupunktur? Akupunktur merupakan praktek penyembuhan kuno obat tradisional Cina di mana jarum tipis ditempatkan pada titik-titik tertentu

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME

BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME BAHAN AJAR III CARPAL TUNNEL SYNDROME Nama Mata Kuliah/Bobot SKS Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Level Kompetensi Alokasi Waktu : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS : area kompetensi 5: landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati kompresi simtomatik nervus medianus pada pergelangan tangan berupa peningkatan tekanan

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda Apakah Anda menderita nyeri MAKOplasty pilihan tepat untuk Anda Jangan biarkan radang sendi menghambat aktivitas yang Anda cintai. Tingkatan Radang Sendi Patellofemoral compartment (atas) Medial compartment

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang

BAB II PEMBAHASAN. dalam praktek sehari-hari. Istilah terowongan kapal digunakan karena daerah yang BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI Sindrom terowongan karpal merupakan suatu kumpulan gejala akibat kompresi nervus medianus pada pergelangan tangan. Penyakit ini sering ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir-akhir ini, biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan penggunaan

Lebih terperinci

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan Jenis-Jenis Neuropati Tambahan Joint Charcot Joint Charcot, atau sering juga disebut arthropathy neuropatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran penting dalam melakukan berbagai aktivitas dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Apabila terjadi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA. KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Asia saat ini terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti peningkatan konsumsi kalori, lemak, garam;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Oleh: RIYADI J110050041 DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda dan gejala klasik apendisitis akut pertama kali dilaporkan oleh Fitz pada tahun 1886 (Williams, 1983). Sejak saat itu apendisitis akut merupakan salah satu kegawatdaruratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau disebut juga Sindrom Terowongan Karpal (STK) adalah kumpulan gejala akibat terjadi penekanan pada nervus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berumur 30 tahun (Riskesdas 2013) , dengan usia 15 tahun sebanyak 6,9 %, data Rikesdas 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan penyakit kronis di Indonesia pada beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan, apabila dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kondisi yang progresif meskipun pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi diabetes menimbulkan beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan pertambahan tenaga kerja menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi politik dan ekonomi mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. entrapment neuropathy. Sindroma ini disebabkan oleh entrapment dari nervus

BAB I PENDAHULUAN. entrapment neuropathy. Sindroma ini disebabkan oleh entrapment dari nervus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan salah satu neuropati kompresi pada ekstremitas atas yang paling sering dijumpai, yaitu sekitar 90% dari seluruh entrapment neuropathy.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang menghubungkan seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh, merasakan, memanipulasi, dan mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and

BAB I PENDAHULUAN. baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inovasi adalah perbuatan mengenalkan sesuatu yang baru dengan cara yang baru. (Millson, 2008). Sedangkan menurut pendapat Departement of Trade and Industry,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini terdapat setidaknya 1,3 milyar perokok di seluruh dunia. Jumlah ini mencakup hampir sepertiga jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur ekstremitas atas cukup sering terjadi, biasanya disebabkan karena jatuh dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten terhadap kerja insulin

Lebih terperinci

Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article

Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article Gestational Diabetes Mellitus : Challenges in diagnosis and management Bonaventura C. T. Mpondo, Alex Ernest and Hannah E. Dee Abstract Gestational

Lebih terperinci

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi Komala Appalanaidu Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (ria_not_alone@yahoo.com) Diterima: 15 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan adalah bagian tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang penting dalam melakukan berbagai aktivitas baik ringan maupun berat. Aktivitas tersebut antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia dan menjadi penyebab tingginya angka

Lebih terperinci

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, seiring dengan perkembangan jaman, masyarakat Indonesia mulai memilih alat transportasi yang praktis, modern, dan tidak membuang banyak energi seperti kendaraan

Lebih terperinci

CARPAL TUNNEL SYNDROME

CARPAL TUNNEL SYNDROME CARPAL TUNNEL SYNDROME Disusun Oleh : Yusprasi Kasim 1102110109 Pembimbing : Dr. dr. Nadra Maricar, Sp. S FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2015 Laporan Kasus IDENTITAS PASIEN Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam melaksanakan pekerjaannya seseorang dapat saja terkena gangguan atau cidera. Disadari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Semarang dalam kurun waktu Mei Juni pada tahun 2015. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB V PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM tipe 2 setelah dialokasikan secara acak 23 penderita masuk ke dalam kelompok perlakuan dan 21 penderita lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

Lebih terperinci

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga Bina Kurniawan *), Siswi Jayanti *), Yuliani Setyaningsih *) *) Bagian Kesehatan dan Keselamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan ilmu penyakit dalam RS. Dr.Kariadi Semarang. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit baik penyakit fisik maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah merupakan keadaan statis,

Lebih terperinci

SINDROMA GUILLAINBARRE

SINDROMA GUILLAINBARRE SINDROMA GUILLAINBARRE Dosen pembimbing: dr. Fuad Hanif, Sp. S, M.Kes Vina Nurhasanah 2010730110 Definisi Sindroma Guillian Barre adalah suatu polineuropati yang bersifat akut yang sering terjadi 1-3 minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat BAB I PENDAHULUAN Pembangunan dibidang kesehatan adalah penyelenggaran upaya kesehatan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Hidup sehat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi tangan dan jari dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam aktifitas kerja, vokasi, olahraga maupun kegiatan hobi dan rekreasi sangatlah penting.

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus

II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati terhadap nervus 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 2.1.1 Definisi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan gangguan umum yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada anak dan paling sering jadiindikasi bedah abdomen emergensi pada anak.insiden apendisitis secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang terus menerus dan bervariasi, penyakit metabolik yang dicirikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan optimal

Lebih terperinci

Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome.

Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome. Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome. [Subjek dan Metode] Empat elektronik database digunakan

Lebih terperinci