PRODUKSI DAN APLIKASI KITINASE DARI B. licheniformis HSA3-1a DALAM MENGHIDROLISIS KITIN DARI LIMBAH UDANG DAN DINDING SEL JAMUR Ganoderma sp.
|
|
- Hartanti Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRODUKSI DAN APLIKASI KITINASE DARI B. licheniformis HSA3-1a DALAM MENGHIDROLISIS KITIN DARI LIMBAH UDANG DAN DINDING SEL JAMUR Ganoderma sp. Hasnah Natsir 1), Abd. Rauf Patong 1), Maggy T.Suhartono 2) and Ahyar Ahmad 1) 1) Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea, Makassar, South Sulawesi, Indonesia ) Departement of Food Technology and Human Nutrition Fateta and Research Center for Biotechnology, Bogor Agricultural University, Jl. Raya Dramaga, Campus IPB. PO.BOX 220, Bogor 16002, West Java, Indonesia ABSTRAK Kitinase merupakan enzim golongan hidrolitik yang dapat menghidrolisis kitin dari berbagai sumber. Kitinase ini mempunyai aplikasi komersial dalam bidang pertanian dan kesehatan. Produksi kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a dilakukan secara ekstraseluler pada kondisi optimum, kemudian kitinase tersebut diaplikasikan dalam menghidrolisis kitin dari limbah udang dan kitin pada jamur Ganoderma sp. penyebab penyakit busuk batang pada kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri B. licheniformis HSA3-1a potensial menghasilkan kitinase yang diproduksi maksimum pada kondisi waktu fermentasi 72 jam, konsentrasi koloidal kitin 0,5%, suhu 55 o C dengan nilai aktivitas 0,225 U/mL. Kemampuan kitinase dalam menghidrolisis kitin dari limbah udang ditunjukkan dengan hasil pengujian aktivitas enzim yang menggunakan substrat kitin dari limbah udang dengan aktivitas 0,48 Unit/mL dan pola tekstur kitin sebelum dan sesudah hidrolisis terlihat berbeda yang dianalisis dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Kitinase juga dapat menghidrolisis kitin pada dinding sel jamur Ganoderma sp., hal ini ditunjukkan dengan adanya zona inhibisi disekitar koloni setelah diinkubasi 48 jam sebesar 19,5 mm. Kata kunci: B. licheniformis, Kitinase, Kitin, Ganoderma sp. PENDAHULUAN Kitinase adalah enzim yang dapat mendegradasi kitin, menjadi oligomer sampai dimernya. Kitinase dan hasil hidrolisisnya banyak dimanfaatkan dalam bidang bioteknologi pertanian, kesehatan dan lingkungan (Muzzarelli and Peter, 1997; Patil et. al., 2000). Mekanisme kerja enzim kitinase dalam menghidrolisis kitin pada limbah udang dan jamur patogen, terkait dengan adanya kitin pada limbah udang dan pada dinding sel jamur yang dapat dimanfaatkan oleh enzim tersebut sebagai substratnya (Katatny et. al., 2000). Kitin merupakan polimer linier yang tersusun dari monomer N- asetil-d-glukosamin yang dihubungkan dengan ikatan -1,4-glikosida. Sumber utama kitin adalah limbah hasil laut seperti: kulit udang, lobster, dan cangkang kepiting, serta dinding sel jamur dan bakteri (Wang and Chang,1997 dan Natsir et.al. 2002). 1
2 Penggunaan kitinase telah dilaporkan oleh beberapa peneliti antara lain: Katatny dkk. (2000) menggunakan kitinase dan 1,3- glukanase dari Trichoderma harzianum sebagai agensia fungisida dalam pengendalian jamur Sclerotium rolfsii secara in vitro; sedangkan Harjono dan Widyastuti (2001) menggunakan endo-kitinase murni dari Trichoderma reesei sebagai fungisida dalam menghambat perkecambahan spora jamur patogen Ganoderma philippii secara in-vitro. Berdasarkan informasi pada latar belakang, maka dilakukan produksi kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a dan diaplikasikan dalam hidrolisis kitin pada limbah udang dan kitin pada dinding sel jamur Ganoderma sp. METODE PENELITIAN Bahan: Bakteri B. licheniformis HSA3-1a yang diisolasi dari sumber air panas Sulili Sulawesi Selatan, kitin dari limbah udang, NaOH, HCl, N-asetil-D-glukosamin, Na 2 CO 3, K 3 [Fe(CN) 6 ], CuSO 4.5H 2 O, Sephadeks G-75 dan bahan untuk medium. Produksi Enzim Kitinase Produksi kitinase dilakukan dengan menggunakan inokulum aktif 10-15% dari spora biakan B. licheniformis HSA3-1a dengan komposisi medium: (NH 4 ) 2 SO 4 0,7%, yeast ekstrak 0.05%, bakto tripton 0,1%, NaCl 0,1%, K 2 HPO 4 0,1%, MgSO 4.7H 2 O 0,01% dan koloidal kitin 0,5%, dishaker pada 55 o C, 180 rpm selama 72 jam, Selanjutnya kitinase yang dihasilkan diuji aktivitas enzim dengan metode schales (Natsir et al., 2010), dan uji protein. Pengukuran Aktivitas Kitinase Prinsip pengukuran aktivitas kitinase didasarkan pada jumlah gula pereduksi yang dihasilkan dari hidrolisis koloidal kitin dan diukur dengan dengan metode Schales modifikasi (Toharisman et al., 2005; Natsir et al.,2010). Uji aktivitas enzim menggunakan substrat koloidal kitin 0,3 % yang diinkubasi pada 55 o C selama 30 menit. Selanjutnya campuran enzim, substrat dan bufer ditambah reagen Schales. Hasil reaksi diukur pada panjang gelombang 420 nm. Pengukuran ini menggunakan N-asetil-Dglukosamin sebagai larutan standar. Satu unit aktivitas enzim kitinase didefinisikan sebagai sejumlah enzim yang menghasilkan 1µmol N-asetil-D-glukosamin per menit. Aplikasi kitinase dalam menghidrolisis kitin limbah udang. Uji hidrolisis kitin menggunakan sampel: 1) serbuk kitin dari limbah udang windu 2) glikol kitin, dan 3) koloidal kitin yaitu serbuk kitin sigma yang dibuat dalam bentuk koloid. Sebelum menggunakan kitin dari limbah udang terlebih dahulu dilakukan isolasi kitin dari limbah udang secara kimiawi. Isolasi kitin dari limbah udang mengikuti metode Bastaman dkk. (1998) dan Natsir, dkk. (2007) dengan menggunakan larutan NaOH 0,5M pada tahap deproteinasi, dan HCl 1,0 N pada tahap demineralisasi. Hasil isolasi berupa serbuk kitin digunakan sebagai substrat dalam uji hidrolisis kitinase kasar dan murni. Analisis struktur kitin hasil hidrolisis kitinase menggunakan alat SEM (Scanning Electron Microscope). Aplikasi kitinase dalam hidrolisis kitin pada dinding sel jamur secara in vitro Uji aktivitas kitinase dalam hidrolisis kitin ini menggunakan jamur uji Ganoderma sp. Pengujian dilakukan dengan metode difusi agar yang menggunakan paper disc. Biakan jamur Ganoderma sp. telah tumbuh dalam medium potato dekstrose agar (PDA) selama 1x24 jam, dimasukkan paper disc yang telah diberi kitinase ektrak kasar dan kitinase murni, kemudian diinkubasi 2-3 hari. Pengamatan zona hidrolisis dilakukan setiap hari dengan mengukur zona inhibisi pada biakan jamur uji tersebut. Zona inhibisi memberikan indikasi aktivitas hidrolisis kitinase pada dinding sel jamur. 2
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Kitinase Enzim kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a diproduksi maksimum selama 72 jam dalam medium sintetik minimum (MSM) dengan kondisi suhu 50 o C dan ph 7,0 yang seiring dengan pertumbuhan sel mencapai akhir fase stasioner dengan aktivitas kitinase sebesar 0,225 U/mL (Gambar 1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut membutuhkan enzim kitinase sebagai strategi dalam mempertahan-kan hidupnya. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Toharisman et al. (2005) yang memproduksi kitinase dari B. licheniformis MB-2 maksimum pada jam ke-72 pada kondisi suhu 55 o C, ph 7,0. serta kitinase dari Bacillus MH-1 diproduksi maksimum pada suhu 58 o C dalam kisaran waktu jam (Sakai et al., 1998). Berdasarkan hasil peneitian aplikasi kitinase ekstrak kasar dan kitinase murni dari bakteri B. licheniformis HSA3-1a dalam menghidrolisis kitin dari koloidal kitin, dan kitin golongan crustaceae yaitu limbah udang windu (Gambar 2). Data hasil penelitian menunjukkan bahwa kitinase ini dapat menghidrolisis kitin dari limbah udang windu dengan aktivitas sebesar 0,48 U/mL. Gambar 1. Aktivitas kitinase ekstrak kasar dan kitinase murni dari B. licheniformis HAS3-1a dalam menghidrolisis kitin Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa pola tekstur kitin dari limbah udang sebelum dan sesudah hidrolisis oleh kitinase terlihat berbeda. Tekstur kitin sebelum hidrolisis terlihat utuh dan kompak sedangkan setelah hidrolisis terlihat mulai terurai dan tidak kompak (Gambar 3). Gambar 1. Produksi enzim kitinase dari B. licheniformis HAS3-1a pada kondisi suhu 50 o C, ph 7,0 dengan kecepatan aerasi 180 rpm. Aplikasi kitinase dalam menghidrolisis kitin pada limbah udang Kitinase dapat menghidrolisis kitin menjadi derivatnya yang banyak dimanfaatkan dalam bidang seperti: industri bahan obat, kosmetik, kapsul, dan dapat digunakan dalam bidang biokimia dan bioteknologi. A Gambar 3. Pola tekstur kitin dari limbah udang: (A) sebelum hidrolisis dan (B) setelah hidrolisis oleh kitinase. 3 B
4 Aplikasi kitinase dalam hidrolisis kitin pada dinding sel jamur secara in vitro Pengujian hidrolisis kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a terhadap jamur patogen tanaman dilakukan secara in vitro menggunakan jamur Ganoderma sp. yang diisolasi dari kelapa sawit. Pengujian hidrolisis ini selanjutnya disebut pengujian bioaktivitas yang menggunakan kitinase ekstrak kasar dan kitinase murni sebanyak 40 µl, kontrol negatif, dan kontrol positif (fungisida komersial yang bioaktivitasnya dianggap100%). Hasil pengujian aktivitas menunjukkan bahwa kitinase murni dengan konsentrasi enzim 0,024 mg (0,092 unit aktivitas kitinase) yang memiliki zona inhibisi 19,5 mm bioaktivitasnya sebesar 45%. Sedangkan kitinase ekstrak kasar hanya memiliki zona inhibisi 9,5 mm pada konsentrasi enzim 0,012 mg bioaktivitasnya hanya mencapai 11,7%. (Tabel 1). Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi kitinase murni lebih tinggi yang menyebabkan zona inhibisi luas daripada enzim ekstrak kasar. khususnya Ganoderma sp. secara in vitro. Secara teoritis enzim kitinase dapat digunakan dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman karena dinding sel jamur patogen tersebut mengandung kitin yang merupakan substrat dari enzim kitinase. Terkait dengan aplikasi kitinase dalam menghidrolisis kitin pada dinding sel jamur patogen tanaman yaitu sebagai agensia fungisida dilaporkan oleh: Katatny et al., (2000) menggunakan kitinase dari T. harzianum sebagai agen biokontrol dalam pengendalian hayati jamur patogen tanaman secara in vitro, khususnya pada jamur Sclerotium rolfsii, dan Mateos et al. (2007) melakukan peneliktian terhadap T. harzianum strain CECT 2413 dan menghasilkan kitinase yang menghambat pertumbuhan jamur Rhizoctania solani dan P. chipthoptora secara in vitro. Kedua penelitian aplikasi kitinase sebagai agensia fungisida sebelumnya memperkuat teori bahwa kitinase dapat digunakan dalam hidrolisis dinding sel jamur patogen. Tabel 1. Bioaktivitas kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a terhadap jamur Ganoderma sp. in vitro 1 Sampel Vol (µl) Konsentrasi (mg/ml) Zona Inhibisi (mm) Bioaktivitas Kitinase (%) Ekstrak murni Enzim crude Kontrol negatif Kontrol positif 40 0,024 19, ,012 9,5 11,7 20 0,002 6, ,002 36,0 100 Berdasarkan fenomena bioaktivitas pada Gambar 4 menunjukkan bahwa kitinase dari bakteri termofil isolat HSA3-1a dapat digunakan sebagai agensia fungisida dalam penanggulangan jamur patogen kelapa sawit Gambar 4. Uji bioaktivitas kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a terhadap pertumbuhan Ganoderma sp. Ket: 1) enzim murni; 2). enzim ekstrak kasar; 3) kontrol negatif dan 4) kontrol positif. KESIMPULAN: Kesimpulan dari penelitian ini adalah kitinase dari B. licheniformis HSA3-1a dapat menghidrolisis kitin dari limbah udang dan kitin pada dinding sel jamur Ganoderma sp. 4
5 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Dirjen Dikti atas bantuan Hibah Doktor yang diberikan untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan Disertasi pada Program Studi S3 Ilmu Kimia Universitas Hasanuddin. REFERENCES Bastaman, S., Aprianita, N. dan Hendarti Penelitian Limbah Udang sebagai Bahan Industri Kitin dan Kitosan. Balai Besar Penelitiaan dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian. Jakarta. Harjono and Widyastuti, S.M Antifungal Activity of Purified Endochitinase Produced by Biocontrol Agent Trichoderma reesei Against Ganoderma philippii. Pakistan J. of Biological Sciences. 4 (10): Katatny, M.H.EI., W. Somitsch, K.H. Robra, M.S.EI-Katatny and G.M. Gubitz, (2000), Production of Chitinase and 1,3- Glucanase by Trichoderma harzianum for Control of the Phytopathogenic Fungus Sclerotium rolfsii. J. Food Technol. Biotechnol. 38 (3) : Mateos, M.M.A., Jarana, J.D., Codon, A.C. and Benitez, T ph and Pacl Control Development and Antifungal Activity in Trichoderma harzianum. J. Fungal Genetic and Biology, 44: Muzzarelli, R.A.A. and Peter, M.G Chitin Handbook. European Chitin Society. Atec, Grottamare. Italy ; Natsir, H., Jawahir, B., dan Fitriani Konversi Kitin dari Limbah Udang Apiapi (Metapenaeus monodon) Menjadi Senyawa Kitosan Secara Enzimatis. Jurnal Marina Chemica Acta, Edisi Khusus FK3TI, ISSN: , Natsir, H., Chandra, D., Rukayadi, Y., Suhartono, M.T., Hwang, J.K. and Pyun, Y.R Biochemical Characteristics of Chitinase Enzyme from Bacillus sp. of Kamojang Creater, Indonesian. J. of Biochem. Molecular Biology and Biophysics. 6 (4): Natsir, H., Patong, A.R., Suhartono,M.T. and Ahmad, A Production and Characterization of Chitinase Enzymes from Hot Spring in South Sulawesi, Bacillus sp. HSA3-1a. Indo. J. of Chem. 10 (2): Rahayu, S., Tanuwijaya, F., Suhartono, M.T., Hwang, J.K. dan Pyun, Y.R Study of Thermostable Chitinase Enzymes from Indonesia Bacillus K J. Microbiol. and Biotech. 4: Sakai, K., Yokota, A., Kurokawa, H., Wakayama, M. and Moriguchi, M Purification and Characterization of Three Termostable Endochitinases of a Noble Bacillus sp. Strain, MH-1 Isolated from Chitin-Containing Compost. J. Appl. and Env. Microbiology. 64 (9): Toharisman, A., Suhartono, M.T., Spindler, B.M., Hwang, J.K. and Pyun, Y.R Purification and Characterization of a Thermostable Chitinase from Bacillus licheniformis MB-2. World J. Microbiol. Biotechnol. 21 (5): Wang, S.L. and Chang, W.T Purification and Characterization of Two Bifungsional Chitinases/Lysozymes Extracellularly Produced by Pseudomonas aeruginosa K-187 in a Shrimp and Crab Shell Powder Medium. J. Appl. and Environmental Micro-biology. 63 (2): 380. Yuli, E.P., Suhartono, M.T., Rukayadi, Y., Hwang, J.K. and Pyun, Y.R Characteristic of Thermostable Chitinase Enzymes from the Bacillus sp. J. Enzyme and Microbial Technology
OPTIMASI PRODUKSI DAN KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIAWI ENZIM GLUKANASE DARI B. licheniformis HSA3-1a ASAL SUMBER AIR PANAS, SULAWESI SELATAN
OPTIMASI PRODUKSI DAN KARAKTERISASI SIFAT BIOKIMIAWI ENZIM GLUKANASE DARI B. licheniformis HSA3-1a ASAL SUMBER AIR PANAS, SULAWESI SELATAN Hasnah Natsir Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciEnzymatic Production of Chitosan from thewhite Shrimp Waste (Penaeus merguiensis) and Its Applicationas Preservatives in Fishery Products
Enzymatic Production of Chitosan from thewhite Shrimp Waste (Penaeus merguiensis) and Its Applicationas Preservatives in Fishery Products Hasnah Natsir1 *, Seniwati Dali 1 Nurlaeli Fattah 2, dan Muhammad
Lebih terperinciPRODUKSI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK B1211 ASAL AIR PANAS BORA
PRODUKSI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK B1211 ASAL AIR PANAS BORA [Production and Activity Assay of Chitinase Enzyme from B1211 Thermophyl Bacteria Isolates in Bora Hot
Lebih terperinciIsolasi dan Identifikasi Mikroorganisme Penghasil Enzim Kitinase Termofil pada Permandian Air Panas Prataan, Tuban Steven Yasaputera, Tjandra Pantjajani, Ruth Chrisnasari * Departemen Biologi, Fakultas
Lebih terperinciProduksi dan Karakterisasi Enzim Kitinase dari Bakteri Kitinolitik Asal Kerang Anadara Granosa
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan 8 (15) (2017) 14-21 Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan http://journal.unhas.ac.id Abstract Produksi dan Karakterisasi Enzim Kitinase dari Bakteri Kitinolitik Asal Kerang Anadara
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat Teknologi Bioindustri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LTB- PTB-BPPT)-Serpong.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Pengamatan Pertumbuhan Jamur Hasil pengamatan pertumbuhan T. asperellum TNC52 dan T. asperellum TNJ63 dari proses inokulasi ke media agar miring ditumbuhi spora pada hari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciPENGARUH SENYAWA KOFAKTOR DAN STABILITAS TERHADAP AKTIVITAS ENZIM β-1,3- GLUKANASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFIL Bacillus licheniformis HSA3-1a
PENGARUH SENYAWA KOFAKTOR DAN STABILITAS TERHADAP AKTIVITAS ENZIM β-1,3- GLUKANASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFIL Bacillus licheniformis HSA3-1a Seniwati Dali 1, Hasnah Natsir 1, Gusti 1 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BIOKIMIAWI ENZIM TERMOSTABIL PENGHIDROLISIS KITIN
@ 2004 Sri Rahayu Posted 21 December 2004 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Dosen : Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng Prof. Dr. Ir. Zahrial
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK) Peremajaan dan purifikasi terhadap kedelapan kultur koleksi isolat bakteri dilakukan terlebih dahulu sebelum pengujian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium
15 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009
26 BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Hasil foto SEM dengan perbesaran 50 kali memperlihatkan perbedaan bentuk permukaan butiran yang sudah mengandung sel Lactobacillus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK B1211 ASAL AIR PANAS BORA
KARAKTERISASI ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK B1211 ASAL AIR PANAS BORA [Characterization of Chitinase from B1211 Thermophile Bacteria Isolates in Bora Hot Springs] Jaya Hardi 1*, Ruslan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil pengamatan peremajaan jamur Kultvir mumi hasil isolasi laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Riau yaitu jamur Trichoderma asperellum TNC52 dan TNJ63.
Lebih terperinciV, DISKUSI DAN KESIMPULAN
V, DISKUSI DAN KESIMPULAN V. 1. Diskusi V.1.2. Produksi Kitinase Kitinase termasuk enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang dihasilkan di dalam sel, tetapi dikeluarkan ke medium tumbuhnya. Mikroba akan terinduksi
Lebih terperinciMarina Chimica Acta, April 2002, hal 3-6 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN
Marina Chimica Acta, April 2002, hal 3-6 Vol. 3 No.1 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132 EKSPLORASI MIKROBA ASIDOFILIK PENGHASIL ENZIM PENDEGRADASI KITIN Hasnah Natsir Laboratorium
Lebih terperinciPRODUKSI ENZIM AMILASE
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROB DAN POTENSINYA PRODUKSI ENZIM AMILASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PRODUKSI ENZIM AMILASE Pendahuluan Amilase merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan,
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN SENYAWA N-ASETIL-D-GLUKOSAMIN HASIL HIDROLISIS KITIN NON ENZIMATIS
PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN SENYAWA N-ASETIL-D-GLUKOSAMIN HASIL HIDROLISIS KITIN NON ENZIMATIS DETERMINATION OF OPTIMUM CONDITION OF N-ACETYL-D-GLCOSAMINE BY HYDROLIZED CHITIN NON ENZYMATIC
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV. HASIL PENELITIAN
21 menit pada temperatur ruang. Setelah diinkubasi ditambahkan 200 µl Folin, kemudian campuran dinkubasi selama 30 menit pada temperatur ruang, kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis
Lebih terperinciIV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae
25 IV PEMBAHASAN 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae Rata-rata kandungan protein produk limbah udang hasil fermentasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari 2015, dengan tahapan kegiatan pengambilan sampel kulit udang di P.T Lola Mina,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Sistematika dari jamur Trichoderma sp. (Rejeki, 2007)
KAJIAN PUSTAKA Jamur Trichoderma sp. Jamur Trichoderma sp. Mempunyai morfolog/' sebagai berikut kadidiofora, hylin (bening), tegak lurus, bercabang, bersepta, phialida tunggal atau kelompok, konidia hylin,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN SIFAT KINETIKA ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI T5a1 ASAL TERASI
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 3 No. 2, Desember 28 ABSTRAK KARAKTERISTIK DAN SIFAT KINETIKA ENZIM KITINASE DARI ISOLAT BAKTERI T5a1 ASAL TERASI Dedi Noviendri *), Yusro
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolat Actinomycetes Amilolitik Terpilih 1. Isolat Actinomycetes Terpilih Peremajaan isolat actinomycetes dilakukan dengan tujuan sebagai pemeliharaan isolat actinomycetes agar
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN METODA
15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan
Lebih terperinciOPTIMASI PERTUMBUHAN ISOLAT KITINOLITIK LA 21 YANG DIISOLASI DARI TAMBAK UDANG DI LAMONGAN
OPTIMASI PERTUMBUHAN ISOLAT KITINOLITIK LA 21 YANG DIISOLASI DARI TAMBAK UDANG DI LAMONGAN OPTIMIZATION of GROWTH LA 21 ISOLATES CHITINOLYTIC ISOLATED FROM SHRIMP FARMS IN LAMONGAN Hasti Apriliana Wulandari
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK
PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M 1.2.3 TERMOFILIK ROZANA ZUHRI, ANTHONI AGUSTIEN DAN YETRIA RILDA Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA
Lebih terperinciPRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+
PRODUKSI DAN KARAKTERISASI ENZIM LIPASE DARI Pseudomonas aeruginosa DENGAN MENGGUNAKAN INDUSER MINYAK JAGUNG SERTA KOFAKTOR Na + DAN Co 2+ Dian Pratiwi (1), Firman Sebayang (1) dan It Jamilah (2) (1))
Lebih terperinciIsolasi bakteri kitinolitik dari Sumber Air Panas. Penentuan Isolat Terpilih
Lampiran 1. Alur Kerja Penelitian Isolasi bakteri kitinolitik dari Sumber Air Panas Pengukuran Indeks kitinolitik Penentuan Isolat Terpilih Penentuan Waktu Produksi Enzim Kitinase Sampai hari ke-8 Pengukuran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan serta kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian penelitian sampai pada selesainya laporan penelitian ini dengan
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena
27 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyiapan Tepung Xilan Alami Bagas tebu, sekam padi dan tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang memiliki kandungan xilan yang potensial untuk dijadikan media
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 2.4 BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan untuk preparasi media fermentasi semi padat adalah limbah pertanian berupa kulit durian, kulit jeruk Siam, kulit jeruk Medan, dan
Lebih terperinci1 atm selama 15 menit
85 Lampiran 1. Prosedur Kerja L.1.1 Pembuatan Media Nutrient Agar Media Nutrient Agar - ditimbang sebanyak 20 gram dan dimasukkan dalam erlenmeyer 1000 ml - dilarutkandengan aquades 1000 ml - dipanaskan
Lebih terperinciAKTIVITAS BAKTERI KITINOLITIK YANG DIISOLASI DARI TAMBAK UDANG DI SITUBONDO CHITINOLYTIC ACTIVITY ISOLATED FROM SHRIMP PONDS IN SITUBONDO
AKTIVITAS BAKTERI KITINOLITIK YANG DIISOLASI DARI TAMBAK UDANG DI SITUBONDO CHITINOLYTIC ACTIVITY ISOLATED FROM SHRIMP PONDS IN SITUBONDO Yusak Yulianus Prabowo, Nuniek Herdyastuti Jurusan Kimia FMIPA
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. protein dari sampel, sedangkan demineralisasi merupakan proses pemisahan
42 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Kitin Isolasi kitin mengunakan bahan baku serbuk kulit udang melalui dua tahap proses yaitu deproteinasi dan demineralisasi. Deproteinasi merupakan proses pemisahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara yang memiliki biodiversitas sangat besar, Indonesia menyediakan banyak sumberdaya alam hayati yang tak ternilai harganya, dari bakteri hingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor komoditi hasil perikanan dari Indonesia yang terbesar sampai saat ini adalah udang. Realisasi ekspor udang pada tahun 2007 mencapai 160.797 ton dengan nilai
Lebih terperinciOktantia Frenny Anggani, Rahayu Kusdarwati dan Hari Suprapto
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 7 No. 2, November 2015 POTENSI Bacillus licheniformis DAN Streptomyces olivaceoviridis SEBAGAI PENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Saprolegnia sp, PENYEBAB SAPROLEGNIASIS
Lebih terperinciTERHADAP PRODUKSI INHIBITOR PROTEASE YANG DIHASILKAN OLEH
Vol IX Nomor Tahun PENGARUH VARIASI DAN NaCl TERHADAP PRUKSI INHIBITOR PROTEASE YANG DIHASILKAN OLEH Acinetobacter baumanii (BAKTERI YANG BERASOSIASI DENGAN SPONS Plakortis nigra) Tati Nurhayati 1), Maggy
Lebih terperinciMetode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan
4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses hidrolisis minyak/lemak menjadi asam lemak dan gliserol secara komersial yang sampai kini digunakan, beroperasi pada suhu 240-250 o C dan tekanan 45-50 bar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Total produksi penangkapan dan perikanan udang dunia menurut Food and Agriculture Organization pada tahun 2009 berkisar 6 juta ton pada tahun 2006 [1] dan mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinci39 Universitas Indonesia
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum komponen penyusun kulit udang terdiri dari 3 (tiga) komponen utama yaitu kitin, protein, dan mineral (Rao et al., 2000). Pada percobaan ini digunakan kulit udang
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni
33 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014, dengan tahapan kegiatan yaitu pengambilan sampel di Gudang Lelang, Teluk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. nutrisi suatu bahan pakan, meningkatkan kecernaan karena ternak mempunyai
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi pengolahan pakan di bidang peternakan sudah banyak dilakukan sekarang. Teknologi pengolahan pakan menjadi penting karena memiliki beberapa keuntungan,
Lebih terperinciTRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN
Marina Chimica Acta, Oktober 2004, hal. 28-32 Vol. 5 No.2 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin ISSN 1411-2132 TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN Mustari
Lebih terperinciPRODUKSI ENZIM MANANASE
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MOLEKULAR PRODUKSI ENZIM MANANASE KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PRODUKSI ENZIM MANANASE Pendahuluan Indonesia mempunyai
Lebih terperinciANALISIS GUGUS FUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FT-IR DARI VARIASI KITIN SEBAGAI SUBSTRAT KITINASE BAKTERI Pseudomonas sp.
ANALISIS GUGUS FUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI FT-IR DARI VARIASI KITIN SEBAGAI SUBSTRAT KITINASE BAKTERI Pseudomonas sp. TNH-54 ANALYSIS FUNCTIONAL GROUPS USING FT-IR SPECTROSCOPY OF CHITIN VARIATION
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,
Lebih terperinciTINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak
TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI Pipih suptijah* ) Abstrak Kitosan adalah turunan dari kitin yang merupakan polimer alam terdapat pada karapas/ limbah udang sekitar 10 % - 25%.
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI ENZIM β-mananase EKSTRASELULER DARI BAKTERI Geobacillus stearothermophilus L-07
Sumardi Optimasi Produksi Enzim OPTIMASI PRODUKSI ENZIM β-mananase EKSTRASELULER DARI BAKTERI Geobacillus stearothermophilus L-07 ABSTRACT Sumardi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brojonegoro
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Actinomycetes Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4, isolat ini telah berhasil diisolasi dari sedimen mangrove pantai dengan ciri
Lebih terperinciWAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP
WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor RINGKASAN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari polimer-nasetil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam sistem biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi dan mampu meningkatkan
Lebih terperinciKITINOLITIK SERTA POTENSI AKTIVITAS KITINASENYA
SKRINING FUNGI dan BAKTERI KITINOLITIK SERTA POTENSI AKTIVITAS KITINASENYA Hany Latifah Zein, Dra. Tri Aminingsih, M.Si, Ir. Elizabeth.C. Situmorang, M.Si Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.
LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair. a. Komposisi media skim milk agar (Widhyastuti & Dewi, 2001) yang telah
Lebih terperinciAKTIVITAS ENZIM PENDEGRADASI KITIN DARI ISOLAT SDI23 ASAL PETIS SERTA KARAKTERISASI ph DAN SUHU AKTIVITAS ENZIM HASIL PURIFIKASI PARSIAL
96 AKTIVITAS ENZIM PENDEGRADASI KITIN DARI ISOLAT SDI23 ASAL PETIS SERTA KARAKTERISASI ph DAN SUHU AKTIVITAS ENZIM HASIL PURIFIKASI PARSIAL CHITINOLYTIC ENZYME ACTIVITY OF ISOLATE SDI23 FROM PETIS AND
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Kitinase Kitin adalah homopolimer yang tersusun dari GlcNAc yang saling berhubungan melalui ikatan linier β-1,4 dan merupakan biopolimer terbesar kedua di alam setelah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT
OPTIMALISASI PRODUKSI ENZIM SELULASE BAKTERI SELULOLITIK DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTRAT H. Suri 1, C. Jose 2, Y. Haryani 2 1 Mahasiswi Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Biokimia Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium Biokimia Jurusan Kimia, Laboraturium Instrumentasi Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset dan Standarisasi Industri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September
21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia, Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Cina dan India merupakan penghasil
Lebih terperinciKITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN YANG DIPEROLEH SECARA ENZIMATIK PADA TAHAP DEPROTEINASI CHITIN FROM SHELLS OF CRAB ENZIMATICALLY ON DEPROTEINATION
KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN YANG DIPEROLEH SECARA ENZIMATIK PADA TAHAP DEPROTEINASI CHITIN FROM SHELLS OF CRAB ENZIMATICALLY ON DEPROTEINATION Istiva Ameilia* and Nuniek Herdyastuti Departement of Chemistry,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.11. Hasil pengamatan peremajaan jamur Kultur mumi hasil isolasi laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Riau yaitu jamur Gliocladium sp. TNC73 dan Gliocladium sp.
Lebih terperinciKARAMTERlSWSl PWOTEWSE [BAR! FERMENTAS! CAfJPURAN
KARAMTERlSWSl PWOTEWSE [BAR! FERMENTAS! CAfJPURAN Oleh L U K M A N F 23. 0142 199 1 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN DAN GlZl FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Lukman. F 23.0142. Karakterisasi
Lebih terperinciIII. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
14 III. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari 2015
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.
29 LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: K 2 HPO 4 0,7 g KH 2 HPO 4 0,3 g M g SO 4. 7H 2 O 0,5 g FeSO 4.7H 2 O 0,01 g ZnSO 4 0,001 g MnCl 2 0,001 g Koloidal kitin
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM SELULASE DARI BAKTERI SELULOLITIK Bacillus sp. Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung 2)
KARAKTERISASI ENZIM SELULASE DARI BAKTERI SELULOLITIK Bacillus sp. Widamay Fresha Tarigan 1), Sumardi 2) dan Wawan Abdullah Setiawan 2) 1) Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung 2) Dosen Jurusan
Lebih terperinciRESPON METABOLIT ANTI PATOGEN PADA AKAR TUSAM AKIBAT PENGIMBASAN INTERAKSI SIMBIOTIK MIKORISA. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
RESPON METABOLIT ANTI PATOGEN PADA AKAR TUSAM AKIBAT PENGIMBASAN INTERAKSI SIMBIOTIK MIKORISA Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada LATAR BELAKANG Sehat Masa sukulen panjang Peka terhadap patogen
Lebih terperinciEFEK KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE) TERHADAP BAKTERI VIBRIO HARVEYI
EFEK KITOSAN DARI CANGKANG KEPITING LUNAK (SCYLLA OLIVACEAE) TERHADAP BAKTERI VIBRIO HARVEYI Muhammad Rusdi 1, Susisusantri 2, Guntur Yusuf 2 1 Jurusan Farmasi FIK Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April - September 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIFUNGAL β-1,3-glukanase Trichoderma reesei PADA FUNGI AKAR Ganoderma philippii
AKTIVITAS ANTIFUNGAL β-1,3-glukanase Trichoderma reesei PADA FUNGI AKAR Ganoderma philippii THE EFFECT OF ANTIFUNGAL ACTIVITY OF β-1,3-glucanase Trichoderma reesei AGAINST ROOT FUNGI OF Ganoderma philippii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya (2014), menyatakan bahwa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi sehingga paling berpotensi menjadi sumber limbah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udang diekspor 90% berada dalam bentuk beku tanpa kulit dan kepala sehingga dari proses pembekuan tersebut dihasilkan limbah berupa kulit dan kepala udang (Natsir
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Peremajaan Bakteri Pseusomonas pseudomallei dan Klebsiella ozaenae
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Peremajaan Bakteri Pseusomonas pseudomallei dan Klebsiella ozaenae Serta Jamur Fusarium oxysporum Bakteri yang digunakan untuk produksi enzim dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM KITINASE DARI Bacillus sp. BK17, ISOLAT POTENSIAL PENGENDALI HAYATI JAMUR PATOGEN TANAMAN TESIS. Oleh SITI MAIMUNAH /BIO
KARAKTERISASI ENZIM KITINASE DARI Bacillus sp. BK17, ISOLAT POTENSIAL PENGENDALI HAYATI JAMUR PATOGEN TANAMAN TESIS Oleh SITI MAIMUNAH 117030038/BIO PROGRAM PASCASARJANA BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur adalah suatu golongan mikroorganisme yang tubuh vegetatifhya berupa thalus, dan tidak mempimyai klorofil. Sumber utama nutrisi jamur adalah senyawa-senyawa organik
Lebih terperinciISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK
ISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK Firman Sebayang Departemen Kimia FMIPA USU Abstrak Telah dilakukan ekstraksi enzim
Lebih terperinci