BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas Defenisi Pengendalian Kualitas Kualitas dalam suatu perusahan industri sangatlah penting apalagi semakin banyaknya industri-industri baru yang tumbuh maka tingkat persainganpun bertambah, untuk itu industri-industri tersebut haruslah mulai memperhatikan kualitas dari produk yang dihasilkannya, karena kualitas telah menjadi alat strategis perusahaan untuk mendapatkan posisi pasar dalam menempatkan produknya. Hal ini didukung oleh pernyataan Brooks (1982) bahwa kualitas sesungguhya berawal dari penetapan pikiran tingkat manajemen yang paling tinggi. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kualitas merupakan ujung tombak perusahaan dalam melakukan proses produksi. Pengertian kualitas secara luas adalah bahwa kualitas merupakan kesesuaian terhadap suatu pernyataan atau spesifikasi. Pendapat para ahli lainnya tentang kualitas adalah : 1. Crossby (1979) yang berpendapat bahwa pengaturan kualitas yang memadai mengharuskan kita untuk melakukan pengukuran terhadap kualitas itu sendiri. 2. Juran (1974) mengemukakan bahwa kualitas adalah kemampuan yang digunakan. Persyaratan atau spesifikasi mewujudkan kemampuan untuk digunakan ke dalam jumlah yang terukur.

2 28 Suatu lembaga yang mempelajari standar pengukuran, American National Standards Institute (ANSI), menerbitkan suatu dokumen yang memberikan pembahasan yang meliputi banyak hal mengenai kualitas yaitu ANSI/ASQC A3 (1978). Didalamnya dikemukakan suatu pengertian bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri- ciri dan karakteristik produk atau pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang ingin diberikan. Selanjutnya pengertian kualitas ini dapat dikelompokkan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda dari para ahli berikut. Dua pendapat pertama mengemukakan bahwa kualitas produk terbentuk pada proses pembuatannya. Ini berarti bahwa kualitas produk terbentuk pada proses pembuatannya. Ini berarti pengertian kualitas bersifat absolut dan hanya ditinjau dari sudut pandang pembuatannya (produsen). Everret E. Adam Jr dan Ronald J. Ebert (1982) mengemukakan bahwa kualitas adalah derajat kesesuaian produk dengan spesifikasi desain. Sedangkan James L. Riggs (1976) mengemukakan bahwa kualitas produk adalah hasil spesifikasi desain yang teliti, kesesuaian dengan spesifikasi dan umpan balik tentang performansi atau kinerja produknya. Sementara itu, beberapa pendapat berikut mengemukakan hal yang bertentangan dengan pendapat dari kelompok pertama, bahwa kualitas bukanlah sifat yang mempunyai arti absolut, dimana pengertian kualitas juga ditinjau dari sudut pandang pemakainya. J.M. Juran dan F.M. Gryna (1979) mengemukakan bahwa kualitas suatu produk berdasarkan kemampuannya untuk digunakan, dinilai oleh konsumen.

3 29 Pendapat ini menempatkan perhaitan kepada keterlibatan aspek ekonomi dalam menentukan kualitas, kecuali pada perancangan kualitras tersebut. Genichi Taguchi (1982) mengembangkan definisi tersebut dengan menyatakan bahwa suatu produk mempunyai kualitas yang ideal ketika mencapai target performansinya setiap saat produk itu digunakan, dibawah kondisi yang diinginkan serta selama waktu pemakaiannya yang diharapkan. Philip J. Ross (1989) mengembangkan pendapat Taguchi itu dengan menambahkan bahwa kualitas suatu produk diukur berdasarkan semua karakteristiknya dan suatu produk dengan kualitas yang jelek akan menimbulkan kerugian masyarakat pemakainya selama siklus hidup produk tersebut. K.S. Stephens (1979) menjelaskan bahwa kualitas tidak perlu kualitas yang baik, tetapi merupakan suatu hal yang diinginkan pemakai dan dapat disediakan oleh pembuatnya. Spesifikasi harus didasarkan pada apa dihasilkan oleh suatu proses secara ekonomis dengan suatu pengendalian yang layak. Untuk itu produsen dan pemakai harus bekerjasama untuk menempatkan suatu spesifikasi kualitas yang praktis, layak dan ekonomis. Berdasarkan pengertian pengendalian dan pengertian kualitas diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pengendalian kualitas adalah kegiatan yang bertujuan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, sehingga jika terjadi penyimpangan dapat diambil tindakan perbaikan sehingga penyimpangan itu tidak terjadi lagi pada proses produksi berikutnya. Hal ini sesuai dengan pengertian pengendalian kualitas yang

4 30 dikemukakan oleh J.M. Juran (1979) bahwa pengendalian kualitas adalah proses pengaturan berkala mengukur kualitas hasil aktual, membandingkannya dengan standar, dan bertindak jika ada penyimpangan. Pendapat lain oleh John F. Biegel (1987) mengenai kualitas ini yaitu bahwa pengendalian kualitas adalah suatu tanggung jawab untuk menentukan kualitas bahan baku, bahan dalam proses serta barang jadi sehingga produk akhir sesuai dengan spesifikasi atau persyaratan produk yang telah ditetapkan dalam penggunaannya. Di dalam ANSI/SQC Standard A3 (1978) dikemukakan bahwa pengendalian kualitas adalah teknik-teknik dan kegiatan-kegiatan operasional yang memungkinkan kualitas suatu produk atau pelayanan dapat memenuhi kebutuhan yang ingin diberikan Pentingnya Pengendalian Kualitas Persaingan Produk Pasar Dengan semakin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbagai macam produk dengan berbagai macam kualitas dan harga yang tersedia dipasaran. Hal ini mendorong konsumen untuk selalu tanggap dan selektif dalam memilih barang yang dikonsumsinya. Kualitas produk dari barang merupakan salah satu faktor bagi konsumen untuk membeli. Kualitas produk tersebut sudah dikatakan baik apabila konsumen yang mengkonsumsinya ataui yang menggunakannya sudah merasakan yang

5 31 namanya customer satisfaction (kepuasan konsumen). Harapan konsumen mengenai kualitas mengalami peningkatan berarti berkaitan dengan performansi, kemampuan, daya tahan, harga, ketersediaan dan pengiriman produk yang dibeli. Keadaan ini menyebabkan persaingan berbagai macam produk di pasaran tidak dapat dihindarkan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan, sehingga diharapkan dapat menempatkan produk pada posisi pasar yang lebih kompetitif. Dengan demikian produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan pesaing Kualitas Produk Yang Jelek Menimbulkan Kerugian Sebenarnya kerugian itu terdiri dari dua komponen; Perusahaan rugi jika ada produknya yang rusak atau tidak memenuhi target performansinya dan kemungkinan perusahaan harus memperbaikinya, sedangkan pembeli rugi karena kehilangan uang, mengalami hal yang tidak enak, atau menghadapi resiko dalam penggunaan produk tersebut. Karena untuk menghindari kerugian itu, jaminan kualitas harus dimulai sebelum proses produksi itu berjalan dimana produk dan proses produksi dirancang agar menghasilkan performansi, kualitas dan ongkos yang optimal. 2.2 Langkah-langkah Dalam Pengendalian Proses Agar kualitas suatu produk tetap terjaga, maka perlu dilakukan suatu metode atau langkah-langkah dalam mengendalikan proses, dimana metode ini sampai

6 32 sekarang masih digunakan dengan pendekatan berdasarkan pola Daur Deming, yang mempunyai langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut : 1. Plan (Rencanakan) Akan sangat menyulitkan bagi kita untuk mengetahui adanya penyimpangan, apabila dari semula tidak diketahui apa yang dijadikan sasaran. Bahkan dapat saja dikatakan tidak ada penyimpangan karena memang tidak ada sasaran yang jelas. Sasaran merupakan bagian dari rencana yang menjelaskan secara kuantitatif tentang apa yang akan dicapai, sehingga akan jelas bagi pelaksana seberapa besar hasil yang harus dicapai dan merupakan pernyataan yang terukur tentang apa yang mampu dicapai selama kegiatan berlangsung. Penjabaran sasaran didasarkan atas hasil yang akan dicapai dan batas sumber daya yang dimiliki. Sasaran yang telah dijabarkan tidak akan ada artinya tanpa disertai petunjuk bagaimana mencapainya dan siapa yang akan bertanggung jawab. 2. Do (Laksanakan) Sasaran dengan cara ini harus dimengerti oleh pelaksana agar tidak terjadi salah penafsiran. Peran serta pimpinan sangat diperlukan dalam memberikan latihan maupun pengarahan bagi pelaksana, agar penerapan selaras dengan rencana. 3. Check (Periksa) Pimpinan tidak hanya memberikan perintah dan melakukan program latihan pada bawahan, tetapi juga bertanggung jawab memeriksa hasil kerja. Masalah

7 33 itu timbul apabila ada satu penyimpangan dari standar yang berarti merangsang kita untuk melakukan tindakan. Masalah dapat dipecahkan menjadi dua yaitu : - Masalah yang sebabnya sudah diketahui. - Masalah yang membutuhkan analisis sebab akibat. 1. Action (Tindakan Koreksi) Tindakan koreksi dilakukan tidak sekedar usaha untuk memperkecil akibat, tetapi juga berusaha mengatasi penyebab timbulnya masalah. Dengan tindakan koreksi diharapkan adanya peningkatan prestasi kerja sehingga dapat mengarah kearah kemajuan. Hal-hal yang sudah diperbaiki dilakukan penelitian ulang agar dapat dibuat suatu standar baru dari kondisi yang sudah dicapai. 2.2 Sasaran Pengendalian Kualitas Pada bagian implementasi pengendalian kualitas hal-hal yang diharapkan akan implementasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Agar produk yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen.

8 34 2. Penggunaan biaya produksi serendah-rendahnya. 3. Untuk mengetahui apakah semua sesuai dengan rencana yang ada. 4. Proses produksi selesai tepat dengan waktunya. Apabila tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas dapat tercapai, maka perusahaan yang bersangkutan akan mendapat keuntungan karena pengendalian kualitas yang baik berarti : 1. Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. 2. Menaikkan produktivitas pada proses manufaktur. 3. Mengurangi ongkos pembuatan produk dan pelayanan. 4. Menentukan serta meningkatkan kemampuan pasar dari produk dan pelayanan. 5. Meningkatkan dan atau menjamin serta ketersediaan yang tepat waktu. 6. Membantu pengaturan perusahaan. 2.4 Teknik-teknik Pengendalian Kualitas Inspeksi Inspeksi adalah kegiatan penerapan kualitas yang utama yang harus dilakukan setiap waktu. Produk harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan agar satuan-satuan yang rusak dapat disingkirkan sehingga perusahaan dapat menghemat berbagai biaya. Sebelum inspeksi dilakukan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen, yaitu : 1. Kegunaan dari produk yang dihasilkan.

9 35 2. Bagian dari proses produksi dimana inspeksi perlu dilakukan. 3. Orang yang melakukan inspeksi. 4. Sistem yang akan digunakan untuk menentukan pemeriksaan, jumlah sampel yang harus diambil sehingga keseluruhan inspeksi dapat memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan suatu produk. Tujuan utama dari inspeksi ini adalah penerimaan produk, yaitu menempatkan produk berdasarkan kualitasnya. Penempatan ini melibatkan tiga keputusan, yaitu : 1. Keputusan mengenai kesesuaian 2. Untuk mengambil keputusan ini, operator produksi harus di organisir serta dilatih untuk memahami sifat produk, standar dan peralatan yang digunakan. Mereka diberi kekuasaan untuk menentukan apakah suatu produk diterima atau tidak. Identifikasi ini kemudian diinformasikan dengan menyatakan produk yang bersangkutan dapat dilakukan prosedur proses selanjutnya. Dengan tanpa pengecualian, produk yang sesuai dengan spesifikasi adalah produk yang mempunyai kemampuan untuk digunakan. 3. Keputusan bahwa produk mempunyai kemampuan untuk digunakan 4. Pada produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, pertanyaan akan timbul apakah produk yang mempunyai kemampuan untuk digunakan. Pada sebagian besar kasus, jawaban akan pertanyaan ini sangat jelas, bahwa produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak layak untuk digunakan.

10 36 Karenanya produk itu harus dibuang atau diperbaiki atas dasar pertimbangan proses produksi dan biaya yang dikeluarkan. 5. Keputuasan yang berhubungan dengan komunikasi 6. Inspeksi tidak hanya membuat keputusan akan produk yang besangkutan, tetapi juga membangkitkan data yang dapat diolah menjadi informasi yang penting bagi berbagai tujuan. Sumber informasi ini adalah keputusan mengenai kesesuaian dan kemampuan untuk digunakan. Komunikasi kedalam dan keluar sangat diperlukan ketika suatu produk yang tidak sesuai dikirimkan sebagai produk yang layak digunakan. Inspeksi harus bersifat pencegahan, bukan hanya mencari komponen yang tidak memenuhi standar. Tujuannya adalah untuk menghentikan pembuatan komponen-komponen yang rusak. Kegiatan ini memerlukan tenaga kerja yang melakukan pemeriksaan yang lalu bertugas untuk melaporkan hasil pemeriksaannya kepada manajer agar para manajer dapat merencanakan tindakan perbaikan. Apabila inspeksi yang dilakukan digunakan untuk menyaring produk berdasarkan standar kualitas, sering dijumpai bahwa setiap produk diperiksa dalam suatu usaha untuk mencegah produk yang rusak jatuh ke tangan konsumen, atau dengan kata lain dilakukan pemeriksaan dengan inspeksi 100%. Walaupun telah dilakukan pemeriksaan 100% seringkali masih ada produk yang lolos kurang dari 100%. Hal ini disebabkan oleh tugas pemeriksaan yang cenderung

11 37 monoton dan membosankan, sehingga tingkat ketelitian pemeriksaan tidak dapat diandalkan untuk pemeriksaan secara jangka panjang. Karena hal tersebut, maka inspeksi dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari proses produksi. Jelas disini bahwa pengendalian kualitas dengan mendeteksi kualitas rendah dengan melakukan inspeksi pada pasca produksi tidak dapat dipercaya, boros dan merugikan. Sistem pengendalian ini harus diganti dengan strategi yang berbeda yaitu melalui pencegahan kegagalan kualitas. Pada proses produksi ada tempat dimana inspeksi dapat dan harus diadakan. Secara umum inspeksi dilakukan tiga tahap yaitu saat bahan diterima, pada saat proses dan pada tahap pemeriksaan produk akhir. Inspeksi pada tahap masukan perlu untuk menjamin adanya kualitas bahanyang baik. Bahan yang buruk mungkin akan dikembalikan ke pemasok, dibuang. Jika inspeksi pada tahap ini berfungsi dengan baik maka perusahaan akan mampu mengurangi masalah pada proses produksi dan menghemat biaya. Inspeksi pada proses berarti memeriksa bagaimana proses itu bekerja. Dua tujuan yang berbeda terlihat disini. Yang pertama ada kemungkinan penggunaan informasi mengatur proses dan mengurangi produk yang buruk. Sedangkan kedua adalah kemungkinan membuang produksi yang buruk dan memilih atau mengembalikan bagian-bagian untuk diproses ulang sebelum biaya pemrosesan itu terjadi. Inspeksi pada keluaran perlu dilakukan untuk mengurangi biaya resiko lolosnya produk dengan kualitas yang buruk ke tangan konsumen. Jika jaminan

12 38 akan produk baik dapat tercapai, perusahaan akan mempunyai kekuatan untuk melawan keluhan dari konsumen. Produk yang ditolak mungkin dibuang, dijual sebagai produk yang berkualitas jelek, atau dipisahkan dari produk yang baik dan mengganti bagian yang cacat dari produk tersebut Pengendalian Kualitas Secara Statistik Statistical Process Control atau SPC merupakan salah satu cabang ilmu turunan dari Statistical Quality Control (SQC), Statistical Process Control (SPC) adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan pengunaan teknik-teknik statistikal (statistical techniques) dalam memantau dan meningkatkan performansi proses menghasilkan produk berkualtas. Pada tahun 1950-an samapai 1960-an digunakan terminologi Pengendalian Kualitas Statistikal (Statistical Qualtity Control) yang memiliki pengertian yang sama dengan SPC. 1 Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, melalui mana kita mengukur karakteristik kualitas dari output (barang/jasa), kemudian membandingkan hasil itu dengan spesifikasi output yang diinginkan oleh pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan yang tepat apabila ditemukan perbedaan antara perfomansi aktual dan standar. Berdasarkan uraian diatas, kita boleh mendefinisikan pengendalian proses statistikal (SPC) sebagai suatu metodologi pengumpulan dan analisis data 1 Manajemen Operasi, (Jay Heizer ) Statistical Proses Control, (0vincent gaspersz)

13 39 kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran-pengukuran yang menjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas dari output guna memenuhi kebutuhan dan ekspetasi pelanggan. Dalam SPC terminologi kualitas diartikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Berdasarkan dari terminologi kualitas yang telah disampaikan maka mutu menurut SPC adalah bagaimana baiknya suatu output (barang/jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian desain dari suatu perusahaan Definisi Variasi dalam Konteks SPC Dalam konteks pengendalian proses statistikal, penting juga untuk mengetahui bagaimana suatu proses itu bervariasi dalam menghasilkan output sehingga dapat diambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses itu secara tepat. Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau opersional sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas output (barang/jasa) yang dihasilkan. Pada dasarnya dikenal dua sumber atau penyebab timbulnya variasi, yang diklarifikasikan sebagai berikut: 1. Variasi Penyebab-Khusus (special causes variation) adalah kejadian-kejadian di luar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor-faktor: manusia,

14 40 peralatan, material, lingkungan, metode kerja, dll. Penyebab khusus ini mengambil pola-pola nonacak sehingga dapat diidentifikasikan/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses statistikal menggunakan peta-peta kendali atau kontrol, jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yagn melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan. 2. Variasi Penyebab-Umum (common causes variation) adalah faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan terjadinya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes). Karena penyebab umum ini selalu melekat pada sistem, untuk menghilangkannya kita harus menelusuri elemen-elemen dalam sistem itu dan hanya pihak manajemen yang dapat memperbaikinya, karena pihak menejemenlah yang mengendalikan sistem itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dengan menggunakan peta-peta kendali atau kontrol (control charts), jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas pengendalian yang didefinisikan. 2 2 Statistical Proces Control (Vincent Gaspersz, 29 )

15 Definisi tentang Data dalam Konteks SPC Data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif yang dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data, kita mempelajari fakta-fakta yang ada dan kemudian mengambil tindakan yang tepat berdasarkan pada fakta itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dikenal dua jenis data, yaitu: Tabel 2.1 Jenis Data dan Peta Kendalinya Jenis Data Jenis Peta kendali Data Atribut Data Variabel Peta p Peta np Peta u Peta c Peta X-bar dan R Peta X-bar dan MR Peta X-bar dan S 1. Data Atribut yaitu data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencacatan dan analisis. Contoh dari data attribut karakteristik kualitas adalah: ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk, banyaknya produk kayu lapis yang cacat Statistical Proces Control (Vincent Gaspersz,2 )

16 42 karena corelap, dll. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. 2. Data Variabel merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Contoh dari data variabel kuantitas adalah: diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, banyaknya kertas setiap rim, konsentrasi elektrolit dalam persen, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume biasanya merupakan data variabel. 2.5 Alat Pengendali Kualitas 1 Alat-alat pengendalian dalam lingkungan pengawasan secara statistik umumnya diterapkan dalam dua teknik, yaitu : 1. Peta Kontrol (Control Chart) Peta ini adalah suatu diagram yang menunjukkan batas-batas dimana hasil pengamatan masih dapat ditolerir dengan tertentu yang menjamin bahwa proses produksi masih berada dalam keadaan baik. Peta ini terdiri dari dua jenis yaitu : Peta Kontrol Atribut Digunakan untuk mengendalikan karakteristik-karakteristik untuk yang tidak terukur misalnya warna, baik, buruk dan lain sebagainya. Yang termasuk peta kontrol atribut ini adalah :

17 43 - Peta P : digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan presentasi jumlah produk yang ditolak karena tidak sesuai dengan spesifikasi atau untuk peta kontrol dengan bagian (prosentase) yang tidak memenuhi syarat/gagal (defect). Berikut adalah langkah-langkah pembuatan peta kendali p Hitung untuk setiap subgroup nilai proporsi unit cacat Hitung rata-rata dari p Hitung batas kendali untuk peta kendali p, dengan rumus dibawah Ini Σcacat p = ΣJumlah Pr oduksi CL = p UCL = p + 3 LCL = p - 3 p(1- p) ni p(1- p) ni Plot data proporsi unit cacat dan amati apakah data itu berada dalam pengendalian statistical atau tidak. Penggunaan Software Minitab Masukkan data proses dalam tabel

18 44 Gambar 2.2 Tampilan Pengisian Data 2. Clic Stat > Control Chart > 3. Masukkan produksi dalam variable 4. Masukkan besar ukuran sampel dalam subgroup in 5. Klik OK Gambar 2.3 Tampilan Pengolahan Data

19 45 Gambar 2.4 Tampilan hasil Peta kendali p - Peta np : digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan persentase jumlah poduk yang ditolak atau banyak butir yang tidak sesuai. Proses perhitungan tidak didasarkan pada persentase produk cacat tetapi pada jumlah produk cacat. - Peta c : digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan jumlah ketidaksesuaian yang ada dalam sub grup (biasanya merupakan satu unit dengan catatan; ukuran sub grup konstan dan eksistensi ketidaksesuaian relatif sama). - Peta u :digunakan untuk mengendalikan mutu berdasarkan jumlah ketidaksesuaian yang ada dalam suatu unit pemeriksaan (biasanya jumlah sub grup tidak konstan dan eksistensi ketidaksesuaian tidak seragam).

20 46 Peta Kontrol Variabel Digunakan untuk mengendalikan karakteristik mutu yang diukur seperti dimensi (berat, panjang, volume, besarnya tegangan dan lain-lain). Yang termasuk peta kontrol variabel adalah : - Peta X - Peta R - Peta r 2.6 Tujuh Macam Alat-alat dalam Quality control The Traditional QC Tools 1. Diagram Pareto Suatu diagram/grafik yang menjelaskan hirarki dari masalah-masalah yang timbul, sehingga berfungsi untuk menentukan prioritas penyelesaian masalah. Urut-urutan prioritas perbaikan untuk mengatasi permasalahan dapat dilakukan dengan memulai pada masalah dominan yang diperoleh dari diagram pareto ini. Setelah diadakannya perbaikan dapat dibuat diagram pareto baru membandingkan dengan kondisi sebelumnya. Penggunaan Sofware Minitab Masukkan data ke dalam tabel

21 47 Gambar 2. 5 Tampilan Pengisian Data 2. Klik Stat > Quality Tools > Pareto Chart 3. Masukkan data yang telah dimasukkan ke dalam dialog box, untuk jenis cacat kedalam kolom labels in dan angka cacat kedalam frequencies in. 4. Klik OK Gambar 2. 6 Tampilan Pengolahan Data

22 48 Pareto Chart of jenis cacat Count jenis cacat Jahitan yang rusak / salah Pengeleman yang rusak Kotor Robek Kesalahan punch eyelet Ketidak lengkapan Asesoris Count Percent Cum % Percent Gambar 2. 7 Tampilan Pengolahan Data 2. Diagram Sebab-Akibat (Cause-effect diagram) Merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mencari semua unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah tersebut. 3. Histogram Merupakan diagram batang yang berfungsi untuk menggambarkan bentuk distribusi sekumpulan data yang biasanya berupa karakterisrik mutu. Histogram ini dapat dibuat dengan cara membentuk terlebih dulu tabel frekuensinya, kemudian diikuti dengan perhitungan statistis, baru kemudian memplot data kedalam histogram. Hasil plot data akan memudahkan dalam menganalisis kecenderungan sekelompok data.

23 49 4. Stratifikasi Merupakan suatu usaha untuk mengelompokan kumpulan data (data kerusakan, phenomena, sebab-sebab, dsb) kedalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik sama. 5. Diagram Tebar (scatter Diagram) Suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua faktor dengan memplot data dari kedua faktor tersebut pada suatu grafik. Dengan diagram ini kita dapat menentukan korelasi antara suatu sebab dengan akibatnya. 6. Check Sheet (lembar Periksa) Alat ini berupa lembar pencatatan data secara mudah dan sederhana sehingga menghindari kesalahan-kesalahan yang mengkin terjadi dalam pengumpulan data tersebut. Umumnya ckeck sheet ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat cukup memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia dan/atau memberikan keterangan seperlunya. 7. Grafik dan Peta Kendali (Graph and Control Chart) Grafik adalah suatu bentuk penyajian data yang terdiri dari garis-garis yang menghubungkan dua besaran tertentu. Grafik terdiri dari tiga jenis yaitu : Garis (Line Graph) Batang (Bar Graph) Lingkaran (circle Graph)

24 50 Peta kendali adalah suatu bentuk grafik dengan batasan-batasan yang berguna dalam menetapkan pengambilan keputusan dalam pengendalian mutu secara statistik. 2.7 Metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) 3 FMEA atau Analisis mode kegagalan dan efek adalah suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan. Suatu metode kegagalan adalah apa saja yang termasuk dalam kecacatan/kegagalan dalam desain, kondisi diluar batas spesifikasi yang ditetapkan, atau perubahan-perubahan dalam produk yang menyebabkan terganggunya fungsi dari produk itu. Dengan menghilangkan mode kegagalan, maka FMEA akan meningkatkan keandalan dari produk sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Langkah-langkah dalam membuat FMEA: 1. Mengidentifikasi proses atau produk/jasa. 2. Mendafatarkan masalah-masalah potensial yang dapat muncul, efek dari masalah-masalah potensial tersebut dan penyebabnya. Hindarilah masalahmasalah sepele. 3. Menilai masalah untuk keparahan (severity), probabilitas kejadian (occurrence) dan detektabilitas (detection). 3 Pedoman Implementasi Program Six Sigma (Gaspersz, )

25 51 4. Menghitung Risk Priority Number, atau RPN yang rumusnya adalah dengan mengalikan ketiga variabel dalam poin 3 diatas dan menentukan rencana solusi-solusi prioritas yang harus dilakukan. Untuk keterangan lebih lanjut tentang rating occurance, severity and detectability dapat dilihat pada tabel dibawah ini 20 : Tabel 2.2 Definisi FMEA untuk rating Occurance Occurance (O) Keterangan Adalah tidak mungkin bahwa penyebab ini yang mengakibatkan mode kegagalan Rating 1 Kemungkinan kecil terjadinya kegagalan 2,3 Kemungkinan terjadinya kegagalan 4,5,6 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 7,8 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi 9,10 Tabel 2.3 Definisi FMEA untuk rating Detectability Detectability (D) Keterangan Metode pencegahan atau deteksi sangat efektif. Tidak ada kesempatan bahwa penyebab mungkin masih muncul atau terjadi Rating 1 Kemungkinan bahwa penyebab itu adalah rendah 2,3 Kemungkinan penyebab terjadi bersifat moderat. Metode pencegahan 4,5,6

26 52 atau deteksi masih memungkinkan kadang-kadang penyebab itu terjadi Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi masih tinggi. Metode pencegahan atau deteksi kurang efektif, karena penyebab masih berulang kembali Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi sangat tinggi. Metode pencegahan deteksi tidak efektif. Penyebab akan selalu terjadi kembali 7,8 9,10 Tabel 2.4 Definisi FMEA untuk rating Severity Severity (S) Keterangan Neglible severity (pengaruh buruk yang dapat diabaikan). Kita tidak perlu memikirkan bahwa akibat ini akan berdampak pada kinerja produk. Pengguna akhir mungkin tidak akan memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini. Mild Severity (pengaruh buruk yang ringan/sedikit). Akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan. Pengguna akhir tidak akan merasakan perubahan kinerja. Perbaikan dapat dikerjakan pada saat pemeliharaan reguler (reguler maintanace) Moderate Severity (pengaruh buruk yang moderat). Pengguna akhir akan merasakan penurunan kinerja atau penampilan, namun masih berada dalam batas toleransi. Perbaikan yang dilakukan tidak akan mahal, jika terjadi downtime hanya dalam waktu singkat High Severity (pengaruh buruk yang tinggi). Pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima, berada diluar batas toleransi. Potensial Safety Problem (masalah keselamatan / keamanan potensial). Akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya yang dapat terjadi tanpa pemberitahuan atau peringatan terlebih dahulu. Rating 1 2,3 4,5,6 7,8 9,10

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas dalam suatu perusahan industri sangatlah penting apalagi semakin banyaknya industri-industri baru yang tumbuh maka tingkat persainganpun bertambah,

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Six Sigma. Ada banyak pengertian Six Sigma. Six Sigma diartikan sebagai teknologi canggih yang digunakan oleh para statiskawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang dimaksud disini bukan pelanggan kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli dan

perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang dimaksud disini bukan pelanggan kembali lagi, melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli dan 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Secara garis besar kualitas adalah kepuasan pelanggan yang merupakan tujuan perusahaan atau organisasi. Pelanggan yang dimaksud disini bukan pelanggan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap survive. Ada berbagai berbagai cara untuk mewujudkannya, di mana salah

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Kualitas 1.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas menurut Gaspersz (2001) memiliki dua definisi yaitu definisi konvensional dan definisi strategik. Kualitas yang menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah.. ABSTRAK Usaha untuk tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh pihak CV.X agar produknya dapat bersaing di pasaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat keadaan perekonomian di Indonesia menjadi tidak menentu. Nilai mata uang rupiah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Tinggi dan rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PRODUK Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu produk yang sesuai

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena berguna untuk membantu usaha tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu memberikan keuntungan

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, di samping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 33 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah & Pengertian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan variabel-variabel

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 21 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin quails yang berarti sebagaimana kenyataannya. Definisi kualitas secara internasional (BS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV. Kembar Jaya merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengecoran dan menghasilkan berbagai jenis produk berbahan logam (jenis produk yang diproduksi sesuai dengan pesanan). Pengecoran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kualitas Tinggi dan rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Operation Management Menurut Heizer & Render (2006) mengemukakan tentang manajemen operasional sebagai berikut: Operation Management (OM) is the set of activities that creates

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Pengertian produk Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pertumbuhan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala kecil dan rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci