PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA WINONGGO MADIUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA WINONGGO MADIUN"

Transkripsi

1 PERBEDAAN DEPRESI ANTARA PRIA DAN WANITA DI POSYANDU LANSIA DESA WINONGGO MADIUN Asrina Pitayanti Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang asrina_pitayanti@yahoo.com ABSTRAK Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan seperti perubahan fisik, psikologis, dan mental sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan baik secara fisik maupun mental, gangguan mental yang sering dialami pada usia lanjut adalah depresi. Depresi lebih sering ditemui pada wanita dibandingkan dengan pria dan wanita pun mempunyai resiko dua kali mengalami depresi.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita di Posyandu Lansia kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Desain penelitian yang digunakan adalah Komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dari seluruh populasi yaitu sebanyak 60 lansia terdiri dari 27 lansia pria dan 33 lansia wanita. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner depresi Beck & Deck. Analisa data menggunakan uji beda dua mean (Rumus uji T-test). Hasil perhitungan uji T (T-test) = 4,23 dan diperoleh T tabel dengan df = 58 dan taraf signifikansi 0,05 (untuk uji dua pihak/two tail test) adalah 2,00 (T hitung > T tabel) yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi pada lansia pria dan lansia wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi pada lansia pria dan lansia wanita. Hal ini disebabkan oleh karakteristik wanita yang lebih mengedepankan emosional daripada rasional, lebih mudah merasa bersalah dan mudah cemas. Selain itu tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, kehilangan pasangan, keaktifan dalam kegiatan masyarakat juga dapat mempengaruhi terjadinya depresi pada lansia dan cara penanganannya dengan menganjurkan lansia agar tetap berpikir positif dan menjaga hubungan sosial yang baik. Kata kunci : depresi, lansia Halaman 5

2 PENDAHULUAN Depresi terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius meskipun pemahaman kita tentang penyebab dan perkembangan pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Meskipun depresi banyak terjadi di kalangan lansia, depresi ini sering salah diagnosis atau di abaikan. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia (Hurlock, 2003). Depresi merupakan masalah mental yang banyak ditemui pada lanjut usia (lansia). Angka kejadian depresi di dunia adalah berkisar 8 sampai 15 % dan hasil rata-rata depresi adalah 13,5% dengan perbandingan wanita dan pria adalah 14,1 banding 8,6. Prevalensi depresi pada lansia yang menunjukkan bahwa wanita lebih banyak dibanding pria, wanita juga mempunyai resiko dua kali terserang depresi ringan sampai berat dibanding dengan pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan siklus hidup dan struktur sosial yang sering menempatkan wanita sebagai subordinat pria. Selain itu, usia wanita yang lebih panjang dan jumlah wanita lansia yang memang lebih banyak, juga mempengaruhi prevalensi rata-rata depresi. lansia yang ada di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo sebanyak 466 lansia. Dari jumlah lansia yang ada di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo menurut pengurus Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo hanya 60 lansia yang aktif dalam kegiatan Posyandu yang terdiri dari 27 lansia pria dan 33 lansia wanita. Penanganan yang dapat diberikan kepada lansia yang mengalami depresi bisa terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah dari lansia itu sendiri (penanganan ini adalah yang paling penting karena berasal dari kemauan dan pengertian dari diri sendiri) sedangkan yang kedua adalah dari keluarga dekat hingga keluarga yang jauh, tetangga, teman, dan masyarakat. Penanganan yang berasal dari lansia itu sendiri adalah menjalin hubungan sosial dan berpikiran positif. Segala sesuatu akan menjadi hal yang menyenangkan apabila kita melihat hal tersebut dengan pandangan yang positif karena sekaligus juga memberikan nilai positif bagi kepuasan kita sendiri. Lansia-lansia bisa membuat kontak sosial dengan mengadakan pertemuan-pertemuan atau aktivitas seperti kumpul-kumpul dengan orang lain sehingga dapat bertukar informasi dan membangkitkan semangat hidup (Agus, 2003). Dukungan dari sisi keluarga, meluangkan waktu untuk menemani dan menjalin hubungan dengan lansia sehingga lansia pun dapat senang dan tidak bosan. Bagi para lansia, peran keluarga sangatlah penting karena mereka adalah orang-orang yang memiliki ikatan batin yang kuat dengan lansia. Keluarga dapat menjadi pendukung bagi mereka (Agus, 2003). Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mengidentifikasi depresi pada lansia pria di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, 2) Mengidentifikasi depresi pada lansia wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, 3) Menganalisa perbedaan depresi pada lansia pria dan wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Di dalam penelitian ini populasinya adalah semua lansia yang ada di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun sebanyak 60 lansia terdiri dari 27 lansia pria dan 33 lansia wanita. Dalam penelitian ini, tehnik yang digunakan adalah total sampling / sampling jenuh. Pada penelitian ini terdapat dua variable, Variable independen yaitu depresi pada lansia dan variable dependen adalah jenis kelamin (pria dan wanita). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner berdasarkan skala depresi Beck & Deck yang terdiri dari 13 pertanyaan. Masingmasing pertanyaan tersedia 4 jawaban yang menggambarkan tidak adanya gejala sampai adanya gejala yang paling berat dan setiap jawaban memiliki skor (skor 0 untuk jawaban a, skor 1 untuk jawaban b, skor 2 untuk jawaban c dan skor 3 untuk jawaban d. Prosedur yang digunakan untuk mendapatkan data responden meliputi langkah-langkah: mengurus ijin penelitian, Setelah mendapat ijin, peneliti meminta data lansia yang aktif mengikuti kegiatan di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun meliputi nama dan alamat lengkap dari calon Halaman 6

3 responden. Kemudian peneliti mendatangi calon responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Setelah responden selesai mengisi, kuesioner dikumpulkan kembali kepada peneliti, selanjutnya peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data dan jawaban dari kuesioner yang diisi responden. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring dan tabulating. Data depresi dalam penelitian ini berupa data numerik. Skor depresi lansia pria dan lansia wanita yang terkumpul dari hasil pengumpulan data akan diukur perbedaannya dengan uji beda dua mean (T-test). Langkah pertama pengujian T-test adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data (data kelompok lansia pria dan data kelompok lansia wanita). Oleh karena itu dalam pengujian T-test diperlukan uji homogenitas varian (dengan menggunakan uji F) untuk mengetahui varian antara kelompok data depresi lansia pria dan kelompok data depresi lansia wanita. Nilai F selanjutnya dibandingkan dengan F tabel dengan df (degree of freedom) pembilang (n1 1 ) dan df penyebut (n2 1 ) dan taraf signifikansi 0,05, jika F hitung lebih kecil dari F tabel dapat dinyatakan kedua varian adalah sama (homogen). Sebaliknya jika F hitung lebih besar dari F tabel dapat dinyatakan kedua varian tidak sama. Kemudian nilai T hitung dibandingkan dengan nilai T tabel (dengan signifikansi 0,05), dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila nilai T hitung lebih kecil dari nilai T tabel maka Ho diterima. Sebaliknya jika nilai T hitung lebih besar dari nilai T tabel maka Ho ditolak. HASIL PENELITIAN Penelitian tentang Perbedaan depresi lansia antara pria dan wanita di Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo secara keseluruhan akan di kemukakan pada bab berikut. Diawali dengan data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin selanjutnya data skor depresi pada lansia. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 1. Karakterisik Responden Menurut Umur di Posyandu Lansia Kelurahan WinongoKecamatan Manguharjo Kota Madiun No Umur mean Median Modus Min Max D CI 95% 1 Pria 5, ,41 63,17 68,24 2 Wanita 6, ,19 63,87 68,26 Tabel 1 menunjukkan dari 27 responden pria rata-rata umur responden adalah 65,7 tahun dengan median pada umur 62 tahun dan responden paling banyak berumur 60 tahun. Umur minimal responden 60 tahun dan umur maksimal responden 84 tahun dengan standart deviasi 6,41 tahun. Pada taraf kepercayaan 95% umur responden berada pada 63,17 68,24 tahun. Dari 33 responden wanita rata-rata umur responden adalah 66,06 tahun dengan median pada umur 64 tahun dan responden paling banyak berumur 60 tahun. Umur minimal responden 60 tahun dan umur maksimal responden 80 tahun dengan standart deviasi 6,19 tahun. Pada taraf kepercayaan 95% umur responden berada pada 63,87 68,26 tahun. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun No Jenis Kelamin Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA PT f % f % F % f % f % f % 1 Pria wanita Tabel 2 menunjukkan proporsi responden wanita yang tingkat pendidikannya rendah (tidak sekolah dan SD) sama dengan proporsi lansia pria yang mempunyai pendidikan rendah. Halaman 7

4 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Pekerjaan di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Pekerjaan No Jenis Kelamin Tidak bekerja Bekerja f % F % f % 1 Pria Wanita Tabel 3 menunjukkan bahwa proporsi responden wanita yang tidak bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi responden pria yang tidak bekerja 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendapatan Keluarga Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin dan Pendapatan Keluarga di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Pendapatan Keluarga No Jenis Kelamin < 500 ribu/bln 500 ribu -1 >1juta/bln juta/bln f % F % F % f % 1 Pria Wanita Tabel 4 menunjukkan bahwa proporsi responden wanita yang besar pendapatan keluarga kurang dari 500 ribu/bulan lebih tinggi dibandingkan proporsi responden pria yang besar pendapatan keluarga kurang dari 500 ribu/bulan. Proporsi responden pria yang besar pendapatan 500 ribu 1 juta/bulan lebih tinggi dari proporsi responden wanita. 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Perkawinan Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Perkawinan di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun No Jenis Kelamin Status Perkawinan Menikah Janda / Duda f % F % F % 1 Pria Wanita Tabel 5 menunjukkan bahwa proporsi wanita yang berstatus janda lebih tinggi dibandingkan proporsi pria yang berstatus duda. 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Penyebab Kehilangan Pasangan Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Penyebab Kehilangan Pasangan Jika Berstatus Janda/Duda di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun No Jenis Kelamin Penyebab Kehilangan Pasangan Perceraian Kematian f % F % F % 1 Pria Wanita Tabel 6 menunjukkan bahwa proporsi responden wanita yang berstatus janda dan penyebab kehilangan pasangan karena kematian lebih tinggi dibandingkan proporsi responden pria yang berstatus duda 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Keaktifan Dalam Kegiatan di Masyarakat Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Keaktifan Dalam Kegiatan di Masyarakat di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun No Kegiatan Masyarakat Jenis Kelamin Aktif Tidak Aktif f % F % f % 1 Pria Wanita Halaman 8

5 Tabel 7 menunjukkan bahwa proporsi responden wanita yang tidak aktif dalam kegiatan masyarakat lebih tinggi dibandingkan proporsi responden pria dan proporsi responden pria yang aktif dalam kegiatan masyarakat lebih tinggi dibandingkan proporsi responden wanita. 8. Data Depresi Lansia Tabel 8 Skor Depresi lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun No Depresi 1 Depresia Lansia pria 2 Depresia Lansia Total Skor Depresi Mean Min-max SD 43 1, , , ,98 F hitung F Tabel α (0,05) F hitung F Tabel α (0,05) 1,57 1,95 4,23 2,00 wanita Tabel 8 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa jumlah skor depresi dari 33 responden wanita lebih tinggi adalah 118 dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 7, ratarata skor = 3,58 dan standart deviasi = 1, Perbedaan depresi antara lansia pria dan lansia wanita Data kelompok lansia pria dan wanita akan diuji beda dua mean (T-test). Tetapi sebelumnya kedua kelompok data akan diuji homogenitas varian (uji F). Hasil perhitungan uji F = 1,57 dan diperoleh F tabel dengan df1 = 32, df2 = 26 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 1,95. Sehingga F hitung < F tabel yang berarti kedua varian sama. Berdasarkan hasil uji F kedua kelompok data depresi lansia pria dan wanita akan diuji perbedaannya dengan uji T (T-test) untuk varian sama. Hasil perhitungan uji T (T-test) = 4,23 dan diperoleh T tabel dengan df = 58 dan taraf signifikansi 0,05 (untuk uji dua pihak/two tail test) adalah 2,00 (T hitung > T tabel) yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi pada lansia pria dan lansia wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. PEMBAHASAN 1. Depresi pada lansia pria Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo kecamatan Manguharjo Kota Madiun didapatkan jumlah skor depresi dari 27 responden pria adalah 43 dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 6, rata-rata skor = 1,59 dan Standart deviasi dari skor depresi pria adalah 1,58. Skor depresi pada lansia pria mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor umur. Hal ini dilihat dari tabel 1 yang menunjukkan bahwa umur rata-rata responden pria adalah 65,7 tahun, paling banyak responden berumur 60 tahun dengan umur minimal 60 tahun dan maksimal 84 tahun. Menurut Susanto (2008) depresi memang banyak dialami oleh orang yang berusia tahun dan kondisinya makin memburuk saat lansia. Hal ini mungkin karena saat lansia orang mengalami berbagai perubahan-perubahan bio-psikososial yang cenderung mengalami kemunduran dan didukung oleh kematangan kepribadian yang semakin menurun sehingga pada lansia yang kurang bisa beradaptasi akan mudah mengalami kondisi depresi. Selain faktor umur, ada beberapa faktor yang mungkin dapat mempengaruhi skor depresi pada lansia pria. Salah satunya adalah perbedaan karakteristik,yang dimungkinkan juga tingkat pendidikan berpengaruh pada skor depresi lansia pria. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik formal maupun informal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga jika Halaman 9

6 menghadapi suatu masalah akan mendapatkan dukungan dari lingkungan lebih banyak dan tidak sampai menimbulkan rasa kesepian yang akhirnya jatuh pada kondisi depresi. Hal ini dapat dilihat dari tabel 2 yang menunjukkan responden pria yang berpendidikan rendah. Sehingga mungkin faktor tingkat pendidikan rendah mempengaruhi juga kemampuan individu dalam menghadapi suatu masalah atau stressor dan kemungkinan mengalami depresi lebih besar. Status sosial ekonomi dan Kehilangan pasangan hidup dan penyebab kehilangan pasangan hidup mungkin bisa mempengaruhi skor depresi pria. Hal ini dapat dilihat dari hasil tabel 5 dan tabel 6 yang menunjukkan responden pria yang menikah (masih memiliki pasangan hidup) lebih tinggi daripada responden pria yang bersatus duda (kehilangan pasangan hidup) dan penyebab kehilangan pasangan paling banyak karena kematian. Menurut Gunadi (2010) kehilangan pasangan dapat menjadi stressor (kehilangan pasangan hidup karena kematian biasanya lebih berpengaruh dibandingkan dengan perceraian) terjadinya depresi tapi hal ini tergantung kemampuan seseorang dalam mengahadapi stressor tersebut. Sehingga mungkin walaupun ada responden pria yang berstatus duda dan penyebab kehilangan pasangan terbanyak karena kematian tapi pada umumnya karakteristik pria yang lebih matang emosinya dalam mengahadapi suatu masalah sehingga lebih cepat beradaptasi dengan stressor yang timbul akibat kehilangan pasangan hidup / istri. 2. Depresi Pada Lansia Wanita Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo kecamatan Manguharjo Kota Madiun didapatkan jumlah skor depresi dari 33 responden pria adalah 118 dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 7, rata-rata skor = 3,58 dan standart deviasi dari skor depresi wanita adalah 1,98. Skor depresi pada lansia pria mungkin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor umur. Hal ini dilihat dari tabel 1 yang menunjukkan bahwa umur rata-rata responden pria adalah 66,06 tahun, paling banyak responden berumur 60 tahun dengan umur minimal 60 tahun dan maksimal 80 tahun. Menurut Susanto (2008) depresi memang banyak dialami oleh orang yang berusia tahun dan kondisinya makin memburuk saat lansia. Hal ini mungkin karena saat lansia mengalami berbagai perubahan-perubahan bio-psiko-sosial yang cenderung mengalami kemunduran dan didukung oleh kematangan kepribadian yang semakin menurun sehingga pada lansia yang kurang bisa beradaptasi akan mudah mengalami kondisi depresi. Selain faktor jumlah responden dan umur, dimungkinkan juga tingkat pendidikan berpengaruh pada skor depresi lansia wanita. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik formal maupun informal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga jika menghadapi suatu masalah akan mendapatkan dukungan dari lingkungan lebih banyak dan tidak sampai menimbulkan rasa kesepian yang akhirnya jatuh pada kondisi depresi. Tetapi dalam dalam penelitian ini, dapat dilihat dari tabel 2 proporsi responden wanita yang berpendidikan rendah (tidak sekolah dan SD) lebih banyak dibandingkan dengan responden wanita yang berpendidikan SMP, SMA dan sarjana. Sehingga mungkin faktor tingkat pendidikan rendah mempengaruhi juga kemampuan individu dalam menghadapi suatu masalah atau stressor dan kemungkinan mengalami depresi lebih besar terutama pada lansia wanita yang mempunyai karakteristik lebih mudah cemas. Status sosial ekonomi dan Kehilangan pasangan hidup dan penyebab kehilangan pasangan hidup mungkin bisa mempengaruhi skor depresi wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil tabel 5 dan tabel 6 yang menunjukkan responden wanita yang berstatus janda (kehilangan pasangan hidup) lebih tinggi dibandingkan dengan responden wanita yang masih menikah dan penyebab kehilangan pasangan paling banyak karena kematian. Menurut Gunadi (2010) kehilangan pasangan dapat menjadi stressor (kehilangan pasangan hidup karena kematian biasanya lebih berpengaruh dibandingkan dengan Halaman 10

7 perceraian) terjadinya depresi tapi hal ini tergantung kemampuan seseorang dalam mengahadapi stressor tersebut. Sehingga mungkin karena karakteristik wanita yang dalam menghadapi masalah cenderung lebih banyak mengunakan perasaan, sulit beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat lansia terutama kehilangan pasangan hidup dibandingkan dengan lansia pria. Kemudian jaringan sosial berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti oleh individu seperti aktif dalam pertemuanpertemuan sosial atau organisasi yang ada dimasyarakat mungkin juga dapat berpengaruh pada depresi lansia wanita.. Sehingga mungkin karena proporsi lansia wanita yang aktif lebih rendah dan lebih banyak yang tidak aktif mungkin dapat mempengaruhi skor depresi lansia wanita. 3. Perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita Depresi pada lansia antara pria dan wanita akan diuji perbedaannya dengan uji T (t-test). Sebelumnya kelompok data depresi pria dan kelompok data depresi wanita diuji homogenitas varian (uji F). Hasil perhitungan uji F = 1,57 dan diperoleh F tabel dengan df1 = 32, df2 = 26 dan taraf signifikansi 0,05 adalah 1,95. Sehingga F hitung < F tabel yang berarti kedua varian sama. Berdasarkan hasil uji F kedua kelompok data depresi lansia pria dan wanita akan diuji perbedaannya dengan uji T (T-test) untuk varian sama. Hasil perhitungan uji T (T-test) = 4,23 dan diperoleh T tabel dengan df = 58 dan taraf signifikansi 0,05 (untuk uji dua pihak/two tail test) adalah 2,00 (T hitung > T tabel) yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi pada lansia pria dan lansia wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Artok Wijayanto dari Falkutas Kedokteran Jember yang diadakan di Panti Sosial Trisna Werdha Kecamatan Puger Kabupaten Jember pada bulan Januari sampai Februari 2013 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara depresi pada lansia pria dan wanita di Panti Sosial Trisna Werdha Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya karena jumlah responden yang berjenis kelamin wanita lebih banyak (33 responden) dibandingkan dengan pria (27 responden). Hal ini sesuai dengan pendapat Dharmono (2008) yang mengatakan bahwa rata-rata depresi menunjukkan perbandingan dengan wanita selalu lebih tinggi dibandingkan dengan pria dikarenakan jumlah lansia wanita yang memang lebih banyak daripada jumlah lansia pria dan juga dipengaruhi oleh faktor umur yaitu semakin bertambahnya umur keadaan depresi juga akan semakin memburuk. Dalam penelitian ini kemungkinan faktor umur dapat mempengaruhi perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Hal ini dilihat dari tabel 5.1 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata umur responden antara pria dan wanita, dimana rata-rata umur responden wanita lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata umur responden pria. Sehingga semakin bertambahnya umur akan berkaitan dengan kematangan kepribadian seseorang semakin menurun dan semakin besar resiko untuk mengalami depresi. Selain faktor jumlah responden dan umur, ada beberapa faktor yang mungkin dapat menyebabkan perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Salah satunya adalah perbedaan karakteristik, hal ini sesuai pendapat Dharmono (2008) yang mengatakan bahwa karakteristik pria lebih mengedepankan rasional daripada emosional sehingga dalam menghadapi suatu masalah atau stressor lebih matang emosinya berbeda dengan karakteristik wanita yang lebih mengedepankan emosional daripada rasional dan dalam mengahadapi masalah lebih banyak menggunakan perasaan bersalah dan lebih mudah cemas. Kemudian dimungkinkan juga tingkat pendidikan dapat mempengaruhi perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan Halaman 11

8 segala bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik formal maupun informal., dapat dilihat dari tabel 2 proporsi responden pria yang berpendidikan rendah (tidak sekolah dan SD) sama dengan proporsi wanita yang berpendidikan rendah. Sehingga tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap perbedaan yang terjadi antara pria dan wanita karena baik lansia pria dan wanita sama-sama berpeluang mengakami depresi jika dihubungkan dengan faktor tingkay pendidikan. Status sosial ekonomi meliputi : berhasilnya suatu pekerjaan dan besarnya pendapatan keluarga mungkin dapat mempengaruhi perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Hal ini dapat dilihat dari tabel 3 dan tabel 4 proporsi responden pria yang masih bekerja dan besar pendapatan keluarga 500 ribu 1 juta/bulan lebih tinggi dibandingkan dengan responden wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Pinquart dan Sorenson (2000) tinggi rendahnya status sosial ekonomi individu tidak mutlak mempengaruhi terjadinya depresi, tetapi kadang status sosial ekonomi seseorang memegang peran dalam terjadinya depresi terutama pada seseorang yang yang memiliki sosial ekonomi rendah. Sehingga dalam segi status sosial ekonomi pada responden pria lebih tinggi daripada responden wanita mungkin dapat mempengaruhi perbedaan depresi antara pria dan wanita. Kehilangan pasangan hidup dan penyebab kehilangan pasangan hidup mungkin bisa mempengaruhi perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil tabel 5 dan tabel 6 yang menunjukkan proporsi responden wanita yang berstatus janda (telah kehilangan pasangan hidup) lebih tinggi daripada responden pria yang bersatus duda. Kemudian penyebab kehilangan pasangan paling banyak karena kematian dan pada penyebab kehilangan pasangan hidup karena perceraian proporsi responden pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Menurut Gunadi (2010) kehilangan pasangan dapat menjadi stressor (kehilangan pasangan hidup karena kematian biasanya lebih berpengaruh dibandingkan dengan perceraian) terjadinya depresi tapi hal ini tergantung kemampuan seseorang dalam menghadapi stressor tersebut. Sehingga mungkin walaupun ada responden pria yang berstatus duda dan responden yang berstatus janda kemudian penyebab kehilangan pasangan terbanyak karena kematian tapi pada umumnya karakteristik pria yang lebih matang emosinya dalam mengahadapi suatu masalah dibandingkan dengan wanita yang mempunyai karakteristik yang lebih mengedepankan emosional daripada rasional menyebabkan dalam menghadapi tahapan kehilangan wanita lebih sulit melakukan adaptasi dan lebih beresiko mengalami depresi. Kemudian jaringan sosial berkaitan dengan aktivitas sosial yang diikuti oleh individu seperti aktif dalam pertemuanpertemuan sosial atau organisasi yang ada dimasyarakat mungkin juga dapat berpengaruh pada perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil tabel 7 yang menunjukkan proporsi responden wanita yang aktif dalam kegiatan masyrakat lebih rendah daripada proporsi responden pria yang aktif. Menurut pendapat Pinquart dan Sorenson (2000) semakin luas jaringan individu tersebut dalam masyarakat maka individu tersebut akan lebih mendapat dukungan sosial jika menghadapi suatu masalah atau stressor. Sehingga semakin seseorang Jadi jika individu tidak atau kurang aktif dalam kegiatan yang ada dimasyarakat, semakin sedikit pula dukungan sosial yang diberikan jika menghadapi masalah. Sehingga individu seperti terkucil dari masyarakat dan perasaan terkucil dan kesepian apalagi pada lansia akan bisa memicu terjadinya depresi. SIMPULAN Berdasarkan analisa data penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengukuran skor depresi lansia dari 27 responden lansia pria di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kota Madiun didapatkan rata-rata skor 1, Pengukuran skor depresi lansia dari 33 responden lansia wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kota Madiun didapatkan rata-rata skor 3, Uji beda dua mean menggunakan uji T (Ttest) antara skor depresi lansia pria dan skor depresi lansia wanita diperoleh hasil Halaman 12

9 perhitungan T-test = 4,23 dan diperoleh T tabel dengan df = 58 dan taraf signifikansi 0,05 (untuk uji dua pihak/two tail test) adalah 2,00 (T hitung > T tabel) yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara depresi pada lansia antara pria dan wanita di Posyandu Lansia Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. SARAN 1. Bagi Puskesmas Manguharjo Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana atau masukan bagi puskesmas untuk menambah program pembinaan mental yang ada di Posyandu Lansia Kelurahan winongo sehingga dapat mencegah sekaligus mengurangi gejala depresi pada lansia pria maupun lansia wanita. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan adanya kelanjutan penelitian tentang perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita dalam cakupan yang lebih luas yaitu penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan depresi pada lansia antara pria dan wanita. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Anonim Didera Rasa Kesepian Merusak Kesehatan, Anonim Depresi, Anonim Lansia Rentan Alami Depresi, Anonim Rentan Depresi di Usia Emas, Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Hadi,P Depresi dan Solusinya, Hawari, Dadang Menejemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedikteran Universitas Indonesia Hinton, John Depresi dan Perawatannya. Jakarta: Dian Rakyat Hurlock, Elizabeth Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehiidupan. Jakarta: Erlangga Kausler Kebutuhan Berafiliasi dan Tingkat Depresi, http//untitled.htm Kuntjoro, Zainuddin Sri Masalah Kesehatan Jiwa Lansia, lanjutusia_detail.htm Maslim, Rusdi Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta: Erlangga Mc Kay&Don Dink Mayer Rahasia Kekuatan Pilihan Emosional. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Mubarak, W.I Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto Nursalam Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Roan, W.M Buku Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika Widyarini, nilam Bila Pasangan Anda Pergi untuk Selamanya, Halaman 13

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan berbagai perubahan fisik, mental, dan emosional seiring dengan bertambahnya usia.

Lebih terperinci

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan korelatif antara dua variabel, variabel independent (tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kreativitas anak ditinjau dari ibu bekerja dan ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Jenis Penelitian Desain penelitian adalah strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan berupa pertanyaan sebagai alat ukur (Nursalam, 2003). Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menjelaskan masalah penelitian gambaran perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kemandirian personal higiene pada anak usia 6-12 tahun di panti asuhan 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian yang digunakan adalah study komparatif yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Diskriptif Korelasi yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi antara kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Penelitian komparatif untuk mencari perbandingan antara dua sampel atau dua uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Heni Dwi Windarwati*, Asti Melani A*, Rika Yustita*

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN YENY PERWITOSARI 201001039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu menggambarkan hubungan pelayanan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien pasca operasi rawat

Lebih terperinci

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT KEKEBALAN TERHADAP STRES (SKALA MILLER & SMITH) PADA LANSIA DI KELURAHAN KEDUNGWUNI TIMUR KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional yang meneliti tentang hubungan antara variabel dependen dan independen. Metode yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL (Activity Dialy Living) PADA LANSIA DI DESA BAKALANPULE KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Nur Khoirun Nisa*, Arifal Aris**

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu bentuk analisis terhadap variabel penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan, bentuk atau

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan meraih derajat Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : ATIK ARYANI J 210

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan variabel

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK Imunisasi campak merupakan imunisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi, BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Rancangan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI Nanik Nur Rosyidah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : naniknurrosyidahdh@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif yaitu penelitian untuk menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok objek.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif untuk melihat hubungan antara gejala dengan gejala lain, atau variabel dengan variabel lain (Notoatmojo, 2002).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif corelasi yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (tingkat pendidikan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN Oleh : Ade Pratiwi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro 2009 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah yang disarankan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perbandingan (comparative study) dengan jenis penelitian cross sectional. Cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan belah lintang (Cross

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara dua variabel independen (interaksi sosial di lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi deskriptif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Deskripsi peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan hidup, terkadang hal tersebut menjadi penyebab beberapa orang mengalami putus asa dan membuatnya depresi. Depresi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari 19 Kecamatan di Kabupaten Semarang. Secara administratif batas wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 201, pp. 383~388 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Dwi Helynarti, S.Si *) Abstrak Kanker serviks uteri merupakan penyakit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara status gizi balita dengan kejadian

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2003). Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel (Alimul,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Berdasarkan hipotesa yang ditetapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci