BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Jenis investasi berdasarkan instrumennya dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Jenis investasi berdasarkan instrumennya dapat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keputusan investasi merupakan salah satu fungsi manajemen keuangan yang sangat penting. Jenis investasi berdasarkan instrumennya dapat dikelompokkan dalam bentuk asset riil dan asset financial. Kedua jenis investasi ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari sisi tingkat return yang diperoleh maupun tingkat risiko yang ditanggung. Seiring dengan membaiknya situasi perekonomian Indonesia yang ditandai dengan bergairahnya pasar modal maka wahana investasi yang cukup menjanjikan dari sisi tingkat returnnya adalah investasi pada asset financial. Asset financial merupakan aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana (danareksaonline.com, 2012). Banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada asset financial karena interest individu ataupun hanya mengikuti trend melakukan investasi pada jenis aset ini. Salah satu bidang investasi yang cukup menarik pada asset financial adalah saham. Mirip dengan pedagang, motivasi seorang investor untuk melakukan investasi pada saham tak lain adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investor mengharapkan pembagian dividen (dividend income) dan keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain), karena saham bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Tetapi dunia investasi saham juga penuh dengan ketidakpastian atau risiko (Fardiansyah, 2002).

2 Sebuah pepatah sering mendasari kegiatan investasi di pasar modal guna menghindari besarnya risiko investasi yang mungkin ditanggung yaitu, Don t put all your eggs in one basket (jangan letakkan semua telur anda dalam satu keranjang). Jika kita menanamkan dana yang kita miliki hanya pada satu saham, ada kemungkinan kita akan menderita kerugian yang besar jika kondisi buruk menimpa perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Oleh karena itu investor dapat melakukan diversifikasi dengan mengalokasikan dana pada beberapa saham dari perusahaan yang berbeda. Kombinasi saham ini disebut dengan portofolio saham. Agar risiko dapat dikelola dengan baik maka investasi harus dilakukan secara menyebar dalam beberapa sekuritas (selanjutnya disebut portofolio). Menurut Fahmi (2012:19) teori portofolio berhubungan dengan pemilihan portofolio yang berada di dalam kelompok (set) yang layak menawarkan ke para investor pengembalian yang diharapkan (expected return) memaksimumkan atas berbagai level risiko dan juga risiko minimum untuk berbagai level pengembalian yang diharapkan. Itu artinya di dalam teori portofolio, tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan investor dan tingkat risiko portofolio yang dapat diterima investor dapat menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Dari pembentukan portofolio yang optimal itulah dapat dinilai juga sudah tercapai atau belumnya tujuan dari investasi. Salah satu model yang bisa digunakan dalam penyusunan portofolio optimum adalah Model Indeks Tunggal (Single Indeks Model). Model Indeks Tunggal mengasumsikan bahwa korelasi tingkat pendapatan antara sekuritas yang terjadi karena adanya reaksi perubahan indeks pasar secara umum. Oleh karena itu, ukuran risiko yang relevan adalah beta yang merupakan risiko pasar. Model Indeks Tunggal ini

3 bertujuan untuk dapat membentuk portofolio optimal, yaitu dengan mencari tingkat pendapatan saham dan tingkat pendapatan pasar. Pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal biasanya diterapkan atau diuji-cobakan pada saham-saham perusahaan. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang telah listing di BEI. Banyaknya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), membuat para investor bingung untuk menentukan pilihan yang tepat, saham mana yang aman, terbaik dan layak untuk dibeli. Maka dari itu BEI berusaha membantu para investor untuk menentukan pilihannya dengan membuat suatu indeks yang dikenal sebagai Indeks Liquid 45 (LQ-45). Indeks ini terdiri dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan biasanya sahamsaham ini banyak diminati investor. Dengan adanya indeks ini tentu sangat membantu para investor untuk memilih mana saham yang tepat, namun bukan berarti tidak perlu analisa lagi. Menurut Daryanti ( bumi-terdepak dari-indeks-lq-45, 2010), duduk di jajaran LQ45 merupakan suatu kehormatan bagi sebuah perusahaan karena itu berarti pelaku pasar modal sudah mengakui dan percaya bahwa tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar dari perusahaan ini baik. Namun bagi yang sudah berada di dalamnya harus tetap bekerja keras untuk mempertahankannya, karena sahamsaham ini akan dipantau setiap 6 bulan sekali dan akan diadakan review yang biasanya berlangsung pada awal Februari dan awal Agustus. Tujuan dari indeks LQ45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya lagi bagi analisis keuangan, manajer

4 investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitori pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan. Saham-saham yang masuk dalam golongan LQ45 mengalami pergeseran. Perubahan ini tergantung dari likuiditas saham-saham tersebut. Kriterianya ya saham-saham yang paling likuid. Kalau yang baru ganti periode Agustus sampai Desember, kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen di Kantornya, Jakarta, Kamis (26/7/2012). Namun menurutnya, saham-saham yang keluar dari jajaran LQ45 bukan berarti sudah nilai likuid. Dia menyebut, sahamsaham tersebut istilahnya hanya kalah saing dengan saham lain yang lebih likuid. (economy.okezone, 2012) Kemudian melihat fenomena yang bersumber dari Browning (2010) bahwa LQ 45 merupakan salah satu indeks yang paling representatif mewakili kelompok saham yang memiliki performa yang baik. Tingkat rata-rata harga saham pada bulan Januari 2010 sebesar 3,84%, sedangkan tingkat rata-rata saham pada bulan lainnya sebesar 0,68%. Menurut Rudiyanto 13 Oktober 2010 berpendapat bahwa dengan terus masuknya dana asing, harga saham di Indonesia menguat secara signifikan, sebagian beranggapan dengan kondisi indeks sekarang, valuasi saham sudah sangat mahal. Oleh karena itu, sebaiknya investor menahan diri, sebagian lagi beranggapan meski mahal, dana asing yang akan terus masuk akan menjadi penopang utama pertumbuhan saham. Kondisi makro ekonomi Indonesia sangat kondusif bagi investor asing saat ini. Rata-rata harga saham sebesar 4,91%. (rudiyanto.blog.kontan.co.id, 2010) Menurut Ningsih (Maret 2010) bahwa memasuki pekan kedua Maret 2010, emiten yang memiliki basis pasar dalam negeri mengalami kenaikan tertinggi di antara emiten LQ 45. Hingga saat ini ekspektasi investor masih tertuju

5 pada pertumbuhan ekonomi nasional, yang diperkirakan masih akan ditopang konsumsi domestik. Kondisi tersebut menyiratkan terjadinya perubahan, yakni mulai ditinggalkannya saham-saham komoditas yang selama ini menjadi pilihan investor. Investor sudah melihat hal tersebut dan mereka mulai melakukan akumulasi beli terhadap saham LQ 45 yang memiliki pangsa pasar domestik, kata Kepala Riset Paramitra Alfa Securities di Jakarta, Selasa, 9 Maret Perusahaan yang mengalami penurunan paling tinggi tahun 2010 adalah PT. Internasional Nickel Indonesia, Tbk sebesar 1,15% dan yang paling rendah pada tahun 2010 adalah PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 0,96%. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah perusahaan yang mengalami penurunan nilai perusahaan. Bila nilai perusahaan yang mengalami penurunan ini tidak diperbaiki, maka akan menurunkan kredibilitas perusahaan di mata investor. ( Kemudian menjelaskan mengapa rata-rata dan perubahan closing price tahun 2010 menurun secara drastis dari tahun sebelumnya dikarenakan masalah atau pengaruh selain fundamental perusahaan dikutip melalui artikel dari harga saham dikarenakan krisis finansial AS yang dengan cepat bertransformasi menjadi krisis gobal, krisis perbankan, penuruna mata uang, IHSG yang menurun, dan naiknya harga komoditas terutama harga minyak membuat ancaman inflasi di Indonesia. Pada akhir tahun 2012, IHSG mengalami penurunan hal itu disebabkan melemahnya sebagian besar indeks-indeks bursa saham Asia setelah beberapa bank memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China. Seluruh sektor utama dalam IHSG melemah, dengan sektor pertambangan turun 1.77%, sektor

6 infrastruktur 1.67% dan sektor aneka industri terpangkas 1.29%. Indeks LQ 45 berakhir negatif poin atau 1.05% di Turunnya IHSG dan indeks bursa-bursa saham regional Asia pada hari Senin juga terjadi setelah Jepang merilis data pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan melemahnya ekonomi negara tersebut. Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang untuk kuartal ke-2 hanya bertambah 1.4% dari kuartal sebelumnya, dibawah konsensus yang memperkirakan ekonomi negara tersebut dapat tumbuh 2.7% di kuartal ke-2. Hal tersebut semakin memperdalam kekhawatiran pasar terhadap merosotnya ekonomi global. Saham-saham pertambangan, infrastruktur, dan aneka industri menurun drastis pada waktu ini, namun ada saham yang diperkirakan berpotensi memimpin laju indeks LQ45 di paruh kedua tahun ini adalah saham sektor perbankan. Menurut Janson, tiga bank yang berpotensi memperlihatkan kinerja bagus adalah BBRI, BBCA, dan BMRI. BBRI akan ditopang kredit mikro, sedangkan kredit konsumen menjadi tumpuan BBCA dan BMRI. Kedua bank ini punya dana pihak ketiga paling tinggi. Cost of fund-nya rendah, jadi mudah untuk ekspansi kredit dengan biaya operasional rendah, kata dia. Selain emiten perbankan, Reza memperkirakan selama tingkat konsumsi masyarakat terhadap media tinggi, pendapatan iklan akan terus mengalir. Jadi perbankan dan media diprediksi akan meningkat pada paruh kedua ini. (finance.detik.com, 2012 dan Berikut ini adalah gambar grafik kinerja saham LQ 45 dari Desember 2011 sampai dengan November 2012 untuk periode perdagangan Agustus Januari 2013.

7 Gambar 1.1 Grafik Kinerja Saham LQ 45 dari Desember 2011 sampai dengan November 2012 untuk Periode Perdagangan Agustus 2012-Januari 2013 Sumber : britama.com Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa pada periode 30 Desember November 2012, saham-saham LQ 45 ada yang mengalami peningkatan ataupun penurunan dalam nilai transaksinya. Pada periode tersebut, saham PT. Media Nusantara Citra, Tbk. (MNCN) mengalami peningkatan nilai transaksi tertinggi, yaitu sebesar 111,83%. Sementara P.T. Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengalami penurunan nilai transaksi yang paling tinggi, yaitu sebesar 70,88%. Atas pertimbangan diatas penulis akan mencoba untuk memilih sahamsaham LQ 45 yang optimal, menganalisis saham-saham mana yang masuk ke dalam portofolio optimal dari saham-saham LQ 45, dan mengetahui besar proporsi investasi pada portofolio optimum di saham LQ 45. Atas dasar konsep tersebut penulis tertarik mengambil penelitian yang berjudul: Analisis Pembentukan Portofolio Optimal pada Saham-saham LQ 45 dengan Menggunakan Single Index Model pada Tahun 2012.

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan yang dikemukakan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Pembentukan Portofolio pada Saham Indeks LQ 45 di BEI pada Tahun 2012? 2. Saham perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 mana saja yang masuk dalam portofolio yang optimal pada tahun 2012? 3. Berapa besar proporsi investasi pada masing-masing saham perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 yang optimal pada periode tahun 2012? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai besar return dan risiko investasi pada saham-saham LQ 45 sehingga dapat membentuk portofolio optimal di tahun Disamping itu penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pembentukan portofolio saham perusahaan yang optimal pada perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia pada tahun Untuk menganalisis saham-saham perusahaan LQ 45 yang optimal (memiliki return tertentu dengan resiko yang dapat diterima) pada pada tahun Untuk menganalisis besarnya proporsi investasi pada masing-masing saham perusahaan LQ 45 yang optimal pada pada tahun 2012.

9 1.4 Batasan Masalah Guna membatasi adanya masalah yang timbul dan untuk memecahkannya dengan baik maka penelitian ini dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang saham-sahamnya termasuk dalam Indeks Liquid 45 (LQ 45) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Penelitian ini dibatasi hanya pada laporan keuangan tahunan pada tahun penelitian. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan dan Praktisi Keuangan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang menarik dan menjadi adalah satu masukan dalam mempertimbangkan keputusan investasi. 2. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan yang bermanfaat untuk mengetahui dan menganalisis pembentukan portofolio optimal pada saham-saham perusahaan, khususnya saham Indeks LQ 45, serta sebagai perbandingan sejauh mana teori-teori yang didapat selama kuliah bisa diterapkan secara nyata pada perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Sumber informasi mengenai pembentukan portofolio optimal di dalam saham perusahaan Indeks LQ 45, serta dapat digunakan sebagai masukan bagi penelitian sejenis.

10 1.6 Kerangka Pemikiran Analisis rencana investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan besar atau kecil seringkali menghadapi kebutuhan dana dan masalah perencanaan strategi yang dilakukannya dalam rangka mengantisipasi resiko kerugian akibat keputusan rencana investasi yang akan ditetapkannya. Hal ini berkaitan dengan risiko ketidakpastian pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang ditentukan oleh kemampuan dalam mengantisipasi dan mengelola hasil dan risiko dari rencana investasi yang dilakukannya. Menurut Jogiyanto (2007:5) bahwa investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini penundaan konsumsi dilakukan dengan cara melakukan kegiatan investasi oleh perusahaan atau oleh seorang investor tertentu terhadap perusahaan. Kegiatan investasi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sebelum melakukan kegiatan investasi, sebaiknya investor mengetahui tingkat pendapatan (return) yang diperoleh dan tingkat risiko (risk) yang akan ditanggungnya. Hal tersebut dapat diketahui investor melalui analisis yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya atau jika mampu, investor dapat melakukan analisis sendiri. Hal pertama yang akan diperhatikan investor ketika melakukan analisis investasi adalah return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Di dalam portofolio, investor yang menginvestasikan dananya akan memperoleh return ekspektasi.

11 Menurut Arifin (2005:24), pengertian Return Ekspektasi Portofolio adalah : Rata-rata tertimbang (ditimbang berdasarkan proporsi nilai modalnya dalam portofolio) dari ekspektasi return masing-masing asset yang ada dalam portofolio. Return hanyalah salah satu faktor yang awalnya akan diperhatikan investor namun ada hal lain yang harus diperhatikan oleh seseorang ketika akan berinvestasi. Pada dasarnya kegiatan investasi akan selalu berhubungan dengan risiko yang akan dihadapinya sehingga kedua unsur keadaan ini tidak dapat dipisahkan. Tendelilin (2010:103) mengemukakan pengertian Risiko dari suatu investasi adalah : Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Artinya bahwa Risiko adalah perbedaan keuangan atau lainnya yang diterima sebagai akibat dari perubahan tingkat pengembalian yang diberikan dari suatu aset. Return dan risiko akan berkaitan serta berpengaruh satu sama lain. Jadi sebenarnya pilihan investasi tidak dapat hanya mengadalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Karena apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Dalam pemilihan alternatif investasi, diasumsikan bahwa investor sebagai pengambil keputusan adalah seorang yang risk averter. Risk averter lebih menyukai sesuatu yang diperoleh saat ini. Sehingga untuk setiap tambahan satu unit risiko, ia menuntut adanya kompensasi berupa tingkat keuntungan yang lebih besar. Salah satu karakteristik

12 investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi, artinya investor dapat menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi dengan cara menggabungkan sekuritassekuritas ke dalam aktivitas investasinya. Seperti yang diungkapkan oleh Markowitz di dalam Jogiyanto (2007:149) bahwa : Secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Dengan demikian semakin besar kemungkinan penyimpangan maka semakin besar pula risikonya. Risiko investasi saham merupakan besarnya tingkat penyebaran dari nilai harapan pendapatan tertentu. Semakin besar tingkat penyebaran maka investasi yang dilakukan semakin berisiko. Untuk memperkecil risiko dalam suatu investasi dapat dilakukan diversifikasi. Diversifikasi merupakan cara memperkecil risiko dengan menyebar risiko dari suatu investasi. Risiko disebar melalui kegiatan investasi yang dilakukan pada beberapa jenis sarana investasi atau dilakukan pembentukan portofolio investasi. Portofolio dapat dibentuk dari saham, obligasi, sertifikat-sertifikat dana, dan instrumen-intrumen dari pasar modal lainnya. Pasar modal memungkinkan investor mempunyai berbagai pilihan investasi dengan melihat dan mempelajari kinerja dan prospek perusahaan yang menerbitkan saham sesuai dengan preferensi risiko mereka. Pasar modal memungkinkan investor untuk melakukan diversifikasi investasi serta membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Pengertian portofolio menurut Brigham & Houston (2004:168) sebagai berikut : Portofolio is collection of investment securities.

13 Artinya bahwa Portofolio adalah suatu kumpulan dari investasi di berbagai sekuritas. Sehingga portofolio dapat dibentuk dari kumpulan dari dua atau lebih investasi yang dikombinasikan sedemikian rupa dan diharapkan investor mendapatkan keuntungan yang optimal dengan risiko yang minimal. Dalam teori portofolio dapat diketahui berbagai kombinasi portofolio yang memiliki pengaruh terhadap risiko dan return yang diterimanya. Suatu portofolio dikatakan efisien, apabila portofolio tersebut memenuhi kaidah efficient frontier. Menurut Jogiyanto (2007:180), Portofolio yang Efisien adalah : Portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti. Dalam keadaan pasar modal yang efisien akan terjadi hubungan positif antara risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan, keputusan tentang investasi yang akan dilakukan investor sangat tergantung pada preferensi investor itu sendiri dalam menganalisis portofolio yang akan dipilihnya dari sejumlah portofolio yang menawarkan expected return maksimal untuk berbagai risiko dan menawarkan risiko minimum untuk berbagai tingkat expected return. Dan hal tersebut dikatakan sebagai Portofolio Optimal menurut Tandelilin (2010:157). Untuk menghasilkan diversifikasi sekuritas yang efisien sehingga didapat suatu portofolio yang optimal, investor perlu mengestimasi ekspektasi return dari saham-saham yang dipertimbangkan. Dalam penelitian ini penyeleksian saham dilakukan dengan menggunakan Single Indeks Model (Model Indeks Tunggal). Dimana saham-saham yang masuk ke dalamnya merupakan saham-saham yang mempunyai nilai pasar dan likuiditas yang tinggi. Selain itu semua kovarian

14 antara saham dengan pasar tersebut perlu diestimasi dan juga ditentukan tingkat bunga bebas risikonya. Setelah itu dilakukan, kemudian investor dapat mengidentikasi komposisi portofolio, menghitung perbandingan ekspektasi return, dan juga menghitung perbandingan beta. Setelah didapatkan hasilnya maka dengan menggunakan Excess Return to Beta dan Cut-off Rate dipergunakan untuk menentukan saham mana yang akan masuk menjadi saham unggulan yang optimal dengan menggunakan Single Indeks Model (Model Indeks Tunggal). Penyelesaian terakhir portofolio yang optimal adalah menentukan perbandingan proporsi dari masing-masing saham. Setelah proporsi dana masing-masing saham terpilih didapatkan, kemudian dihitung perbandingan tingkat pendapatan portofolio yang diharapkan dan didapat portofolio yang optimal dari portofolio yang terpilih. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membentuk portofolio optimal, diantaranya adalah Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Menurut Fahmi (2012:161), model Markowitz tidak mempertimbangkan aset bebas risiko dan hanya mempertimbangkan ekspektasi imbal hasil dan risiko saja, maka model ini disebut juga dengan mean-variance model (mean artinya ekspektasi imbal hasil yang banyak dihitung dengan cara rata-rata dan variance adalah pengukur risiko yang digunakan). Sedangkan menurut Jogiyanto (2007:231), Model Indeks Tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa tingkat keuntungan sekuritas dipengaruhi oleh tingkat keuntungan portofolio pasar. Saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, begitu sebaliknya jika indeks harga saham turun maka harga saham akan mengalami penurunan harga. Berbeda hal nya dengan Model Markowitz, pada Model Indeks Tunggal mempertimbangkan aset bebas risiko. Maka, dalam

15 Metode Indeks Tunggal dipilih sebagai alat penelitian karena metode perhitungannya yang lebih sederhana dibanding dengan model pembentukan portofolio yang lain, contoh model Markowitz. Dalam Model Indeks Tunggal juga, risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan menjadi perhitungan dalam penentuan risiko investasi. Dari keadaan tersebut di atas penulis mencoba untuk menganalisis sekuritas-sekuritas untuk dapat menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembentukan portofolio yang efisien dengan menggunakan Single Indeks Model (Model Indeks Tunggal). Kemudian memberikan tingkat return tertentu dengan menggunakan rumus-rumus yang ada serta memasukkan batasanbatasannya, maka akan diperoleh risiko portofolio beserta alokasi yang meminimumkan risiko investasi dari suatu portofolio. Selanjutnya investor dapat memilih portofolionya sesuai dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang bersedia ditanggungnya. Berdasarkan uraian di atas kerangka berpikir dapat disusun sebagai berikut :

16 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Investor Risiko, Return, dan Beta Pembentukan Portofolio Single Indeks Model (Model Indeks Tunggal) Portofolio Optimal : Tingkat pendapatan (Return) Ukuran risiko (Risk)

17 1.7 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hubungan hal tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat portofolio optimal dalam saham-saham perusahaan Indeks LQ 45 pada tahun 2012 dengan indikator return ekspektasi, risiko portofolio, beta, dan excess return to beta (ERB). 1.8 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian status objek penelitian dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. (Sumami, 2005:49) Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif. Dimana pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2005:54), yaitu: Metode deskriptif merupakan studi untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk didalamnya studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan reliabilitas. Tujuan dari deskriptif adalah membuat deskriptif secara otomatis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan antara fenomena yang diselidiki.

18 1.9 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan secara tidak langsung melalui data yang diperoleh dari harga-harga saham dan tingkat bunga yang terdapat dalam pustaka loka Universitas Widyatama yang berlokasi di jalan Cikutra, Pojok Bursa YPKP jalan Cikutra, Bank Inonesia jalan Braga dan perpustakaan MM UNPAD di jalan Dipatiukur, dan dilakukan melalui media elektronik seperti internet lainnya. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai dengan April 2013.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Hal itu ditunjukan dengan semakin banyak jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan pengeluaran modal saat ini, untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan untuk mengubah satu unit konsumsi dimasa sekarang yang akan menghasilkan lebih dari satu unit konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang yang berguna untuk mengantisipasi adanya inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Investasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan dan perekonomian suatu negara. Di dalam pasar modal, kita dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi 1.1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquidity) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan, keduanya sama-sama memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi sebagai alat ukur dalam menganalisa seberapa besar perkembangan perekonomian di suatu negara. Selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan oleh perorangan atau perusahaan yang kelebihan dana. Berdasarkan pengambilan keputusan, investor dibagi menjadi dua yaitu investor pasif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memainkan peran yang strategis dan sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, pasar modal yang berkembang sangat baik akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada dua kelompok utama pelaku ekonomi, yaitu pihak yang meminjam dana (borrowers) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Pemilik dana pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum LQ45 Indeks LQ45 adalah gabungan indeks saham dari 45 emiten yang tercatat di BEI yang telah memenuhi kriteria tertentu yang diterapkan Bursa. Indeks LQ45 ini memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan alternatif kepada masyarakat untuk berinvestasi. Investasi sendiri sebenarnya terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang atau long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal seperti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham- Saham Indeks LQ-45) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi berkomitmen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam pasar modal saat ini kian menarik banyak investor untuk melakukan investasi. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang tahu memanfaatkan peluang untuk memperoleh keuntungan maksimal dari harta yang dimilikinya. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya instrumen investasi yang ada mengharuskan investor agar dapat membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar di dalam perekonomian suatu negara dimana mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Peluang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan investasi dalam perkembangannya dewasa ini telah memberikan kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi modern. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah salah satu jalan untuk menempatkan dana atau uang dengan harapan kita akan mendapatkan keuntungan atau tambahan tertentu atas dana atau uang tertentu.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi di Indonesia saat ini, perkembangan situasi dan kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini mengalami keadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai

BAB I PENDAHULUAN. supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan bagian dari pasar finansial, yang berhubungan dengan supply dan demand akan dana jangka panjang. Sejak berdirinya pasar modal sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal sekarang dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Keberhasilan dalam berinvestasi harus didukung dengan stabilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Hartono (2014) individu-individu yang berpengalaman di dalam dunia ekonomi dan bisnis sekarang ini sudah tidak asing lagi dengan kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan wahana alternatif yang dimanfaatkan untuk mengalokasikan dana. Keberadaannya bukan hanya sebagai sumber pembiayaan saja tetapi juga sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin majunya peradaban masyarakat, pilihan investasi pun semakin bervariasi salah satunya adalah berinvestasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat, bagi emiten memberikan banyak manfaat. Dalam kondisi risiko hutang yang tinggi maka akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di pasar modal kini menjadi alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat karena pasar modal memiliki beragam instrumen investasi dengan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan yang signifikan ditunjukkan dengan kapitalisasi pasar modal mencapai Rp 5.071 triliun (Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dicapai, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dalam rangka memperoleh modal untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Indonesia selama tahun 2003 ternyata mampu bertahan dan mengalami pertumbuhan walaupun menghadapi situasi yang kurang menguntungkan bagi pemulihan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan Asia pada tahun 1997 berdampak pada stabilitas keuangan yang menyebabkan perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba-lomba membeli Dolar. Situasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk investasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam banyak bentuk, dan diantaranya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun. terkandung apabila kita ingin melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun. terkandung apabila kita ingin melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, perekonomian sedang tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Khususnya pada kegiatan investasi, baik berupa real asset maupun financial asset.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal pada hakikatnya memiliki sifat yang sama dengan pasar barang atau pasar tradisional pada umumnya. Karena dalam pasar modal terdapat kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Industri Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)), merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia di tahun 2012 telah tumbuh sebesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang telah menembus angka US$ 1 trilyun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi membuat masyarakat mengubah sudut pandang mereka terutama dalam berinvestasi. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang pasang surut, hal tersebut diikuti oleh adanya persaingan yang ketat antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua parameter penting yang selalu menjadi fokus perhatian dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dua parameter penting yang selalu menjadi fokus perhatian dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dua parameter penting yang selalu menjadi fokus perhatian dalam kegiatan investasi adalah seberapa besar imbal hasil yang diharapkan (expected return) pada

Lebih terperinci