FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk)"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk) DONNY REYNALDO DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk) adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak dari penulisan lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Donny Reynaldo H

3 ABSTRAK DONNY REYNALDO. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk). Dibimbing oleh YUSALINA. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah program pemerintah untuk membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk merupakan salah satu pihak perbankan yang menyalurkan kredit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian KUR di sektor agribisnis di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk dan Menganalisis dampak penyaluran KUR di sektor agribisnis terhadap peningkatan pendapatan usaha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik, pendekatan keuntungan dan uji statistik t-hitung. Hasil penelitian menjelaskan bahwa : (1) Debitur yang berusia tua berpeluang lebih besar melakukan pengembalian kredit sesuai jadwal dibandingkan debitur berusia muda. (2) Debitur yang memiliki tanggungan keluarga tidak banyak memiliki peluang lebih besar melakukan pengembalian kredit sesuai jadwal dibandingkan debitur yang banyak memiliki tanggungan keluarga. Dan (3) Debitur yang telah dua kali menerima fasilitas kredit, memiliki peluang lebih lancar dari debitur yang baru pertama kali menerima kredit. Kata Kunci : faktor analisis pengembalian kredit, Kredit Usaha Rakyat (KUR) ABSTRACT DONNY REYNALDO. Factors That Influence The Repayment Kredit Usaha Rakyat (Cases On PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Hayam Wuruk Branch). Supervised by YUSALINA. Kredit Usaha Rakyat or KUR is help the government is program to develop entrepreneur (UMKM) business. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Branch Offices Hayam Wuruk is one of distribute loan (KUR). The purpose of this research are analyze of Factors that influence the repayment and loan s impact on revenue in BRI branch office Hayam Wuruk agribusiness sector. Methods used in this research are regression logistic, profits distribution and T Test. The results of research that : (1) oldest debtors will return loans on scheduly than youngest debtors (2) debtors have a family has few greater opportunities do credit repayment schedule than many debtors have a family (3) debtors who has twice received credit facility having opportunities more performing than debtors who first accept loan. Key words : Factors that influence the repayment, Kredit Usaha Rakyat (KUR)

4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk) DONNY REYNALDO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

5 Judul Skripsi Nama NIM : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk) : Donny Reynaldo : H Disetujui oleh Dra. Yusalina, MSi. Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus :

6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah kredit, dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk). Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra. Yusalina, MSi. selaku pembimbing, Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi. selaku dosen evaluator kolokium dan dosen penguj utama, Arif Karyadi Uswandi, SP selaku dosen penguji Komdik, serta Bapak Inal Rojid Sihotang beserta karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan dukungannya. Semoga karya ini bermanfaat. Bogor, Oktober 2013 Donny Reynaldo

7 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7 TINJAUAN PUSTAKA 7 Perkreditan di Indonesia 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit 12 Dampak Penyaluran Kredita Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha 14 KERANGKA PEMIKIRAN 16 Kerangka Pemikiran Teoritis 16 Teori Penawaran dan Permintaan Kredit 16 Risiko Kredit 18 Dampak Kredit Terhadap Pendapatan 20 Kerangka Pemikiran Operasional 21 METODE PENELITIAN 25 Lokasi dan Waktu Penelitian 25 Data dan Sumber Data 25 Metode Pengambilan Contoh 25 Metode Analisis dan Pengolahan Data 26 Analisis Deskriptif 26 Regresi Logistik 26 Analisis Dampak KUR Terhadap Pendapatan Usaha 27 GAMBARAN UMUM BRI 28 Sejarah BRI 28 Struktur Organisasi Perkreditan BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk 29 Karakteristik Responden 30 Karakteristik Individu 30 Karakteristik Usaha 32 Karakteristik Kredit 32 HASIL DAN PEMBAHASAN 33 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian KUR 33 Usia Debitur 34 Pendidikan 35 Jumlah Tanggungan Keluarga 35 Pemahaman Akad Kredit 36 Omset 36 Lama Usaha 36 Jenis Usaha 37 Frekuensi KUR 37 Dampak KUR Terhadap Pendapatan Usaha 38

8 KESIMPULAN DAN SARAN 39 Kesimpulan 39 Saran 40 DAFTAR PUSTAKA 40 LAMPIRAN 42 DAFTAR TABEL 1 Kriteria UMKM Berdasarkan Aset dan Omset 1 2 Jumlah Unit Usaha Kecil dan Menengah Menurut Sektor Ekonomi Tahun Realisasi Penyaluran KUR Bank Nasional (31 Desember 2012) 3 4 Realisasi KUR Menurut Sektor Ekonomi (31 Desember 2012) 4 5 Laporan Penyaluran KUR di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Tahun Laporan Data Non Perfoming Loan (NPL) di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Tahun Karakteristik Individu Debitur BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk 31 8 Karakteristik Usaha Debitur BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk 32 9 Karakteristik Kredit Debitur BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Hasil Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian KUR pada BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Tingkat Pendapatan Debitur Sebelum dan Sesudah Menerima Fasilitas KUR Berdasarkan Bidang Usaha Hasil Pengolahan Data Debitur Sebelum dan Sesudah Menerima Fasilitas KUR dengan Menggunakan Uji Statistik t-hitung 38 DAFTAR GAMBAR 1 Permintaan dan Penawaran Kredit 17 2 Kerangka Pemikiran Operasional 24 3 Struktur Organisasi Perkreditan BRI Kanca Hayam Wuruk 29 DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil Pengolahan Data dengan Regresi Logistik 42 2 Hasil Uji Statistik t-hitung 44

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian, baik di sektor hulu maupun di hilir hal ini karena agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain) 1. Sektor budidaya pertanian (on farm) merupakan sektor yang mengubah input pertanian menjadi output atau komoditas primer hasil pertanian. Sektor ini meliputi pertanian dalam arti luas, yaitu budidaya tanaman, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Komoditas primer yang dihasilkan oleh sektor ini adalah bahan pangan (padi, jagung, kedelai, dan sebagainya), daging, ikan, telur, susu, sayur atau hortikultura, serat, dan kayu. Peranan agribisnis secara keseluruhan dalam perekonomian nasional cukup besar. Besarnya peranan agribisnis ini dapat dilihat dari kontribusi agribisnis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7 persen pada dasawarsa 1990-an merupakan kontribusi agribisnis 1. Sektor agribisnis mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 43 juta orang dari total tenaga kerja di Indonesia yang mencapai 116 juta 2. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyedia lapangan kerja yang potensial bagi perekonomian nasional. Tantangan yang dihadapi dunia usaha agribisnis pada saat ini adalah pelaku usaha agribisnis di Indonesia sebagian besar masih termasuk ukuran Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM). Sisi positif dari sektor usaha yang berskala UMKM adalah fleksibilitasnya dalam situasi yang berubah, karena tidak perlu terhambat oleh persoalan-persoalan birokrasi yang dihadapi perusahaan besar. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), salah satu kriteria dari UMKM adalah berdasarkan aset dan omset (Tabel 1). Tabel 1. Kriteria UMKM di Indonesia Berdasarkan Asset dan Omset Tahun No Usaha Asset (Rp.) Kriteria Omset (Rp.) 1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta 2 Usaha Kecil > 50 Juta 500 Juta > 300 Juta 2,5 Miliar 3 Usaha Menengah > 500 Juta 10 Miliar > 2,5 Miliar 50 Miliar Pelaku bisnis skala UMKM mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang merupakan sektor usaha yang merupakan cerminan dari sektor agribisnis, sebagian besar masih dalam bentuk usaha kecil dan menengah. Berdasarkan data Departemen Koperasi Usaha Pengertian Agribisnis. [03 Mei 2013] Sektor Agribisnis Serap 43 Juta Tenaga Kerja. [03 Mei 2013] 3 Keragaman Definisi UKM di Indonesia. [03 Mei 2013]

10 2 Mikro Kecil dan Menengah (2012) terjadi peningkatan pada sektor agribisnis sebesar 2,00 persen, yaitu dari unit pada tahun 2009 menjadi unit pada tahun Jika dilihat dari persentase pertumbuhan setiap sektor usaha, maka persentase pertumbuhan sektor agribisnis tergolong rendah. Pada Tabel 2 menjelaskan pertumbuhan jumlah UMKM menurut sektor ekonomi dari tahun Peranan UMKM adalah sarana pembuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan pendapatan nasional. Permodalan merupakan hambatan bagi sebagian UMKM dalam melakukan pengembangan usahanya. Hal ini disebabkan pelaku usaha UMKM sulit untuk memenuhi persyaratan dari lembaga keuangan atau perbankan dan kurangnya informasi yang tersedia dari pihak lembaga perbankan. Tabel 2. Jumlah Unit Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Menurut Sektor Ekonomi tahun Sektor Pertumbuhan Skala Usaha (Unit) Skala Usaha (Unit) Kecil Menengah Jumlah Kecil Menengah Jumlah (%) Agribisnis ,00 Tambang Dan Penggalian ,62 Industri Pengolahan ,31 Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan ,03 Perdagangan, Hotel dan ,14 Restoran Pengangkutan dan ,62 Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ,85 Jasa-Jasa ,07 Jumlah ,15 Sumber : Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (2013). Salah satu program pemerintah untuk mengatasi kendala permodalan bagi pelaku usaha UMKM dan koperasi adalah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM dan koperasi yang layak (feasible) tetapi belum memenuhi syaratsyarat sebagai calon debitur perbankan (bankable). Dengan demikian, usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain adalah pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan koperasi dapat langsung mengakses KUR di kantor bank pelaksana. Penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana. Tujuan KUR adalah meningkatkan akses pada sumber pembiayaan, antara lain dilakukan dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKM dan koperasi.

11 3 Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2007 tanggal 8 Maret 2007 tentang Kebijakan Percepatan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM dan koperasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Pelaksana yang menyalurkan KUR ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT.Bank Negara Indonesia Syariah, PT. Bank Tabungan Negara, PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Bukopin dan Bank Jabar Banten (BJB). Perkembangan penyaluran KUR dari bank pelaksana pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang baik (Tabel 3). Pertumbuhan ini dapat menunjukkan keberhasilan pemerintah dan pihak perbankan dalam memajukan usaha sektor mikro, kecil dan menengah. Tabel 3. Realisasi Penyaluran KUR Bank Nasional (31 Desember 2012) 4 No. Bank Realisasi Penyaluran KUR Plafon (Rp. Juta) Debitur (Orang/Badan Usaha) 1 BNI BRI Mandiri BTN Bukopin Bank Syariah Mandiri BNI Syariah BJB Berdasarkan Tabel 3 bahwa pada saat ini PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI adalah penyalur KUR terbesar dengan total plafon mencapai Rp. 55 triliun. Selanjutnya, Bank Mandiri dengan total plafon sebesar Rp. 10 triliun dan di urutan ketiga adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dengan total plafon sebesar Rp. 9,2 triliun. Program KUR telah membantu sektor-sektor ekonomi dalam memajukan usahanya, sektor ekonomi yang terbantu dengan adanya program KUR antara lain adalah sektor perdagangan dan sektor pertanian. Pelaku bisnis di sektor perdagangan memiliki debitur sebanyak orang (badan usaha) dan di sektor pertanian memiliki debitur sebanyak orang (badan usaha). Semakin banyak debitur yang percaya terhadap program KUR. Dengan demikian, Kepercayaan terhadap program KUR sebagai pinjaman yang dijamin oleh pemerintah dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan usaha ekonomi di Indonesia. Data mengenai jumlah debitur di setiap sektor dapat dilihat pada Tabel 4. 4 Sebaran penyaluran Kredit Usaha Rakyat periode November 2007-Desember [09 Februari 2013]

12 4 Tabel 4. Realisasi KUR di Indonesia Menurut Sektor Ekonomi (31 Desember 2012) 5 No. Total Sektor Ekonomi Plafon Outstanding Debitur (Rp. juta) (Rp. juta) 1 Pertanian Perikanan Pertambangan Industri pengolahan Listrik, gas dan air Konstruksi Perdagangan Penyediaan akomodasi Transportasi , Perantara keuangan usaha persewaan Jasa pendidikan Jasa kesehatan Jasa kemasyarakatan Jasa perorangan Badan internasional Lainnya Total Fungsi bank dalam hal ini adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kepada sektor-sektor usaha yang produktif, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional (Kasmir, 2004). Peranan bank terhadap agribisnis sangat penting, dalam hal pemberian bantuan modal pembiayaan kepada sektor usaha agribisnis. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah yang fokus pada pemerataan pembangunan dan pengembangan UMKM. Hal ini dapat dilihat dari misi yang dimiliki BRI yaitu melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah, untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. BRI hingga saat ini merupakan penyalur KUR terbanyak diantara bank penyalur KUR lainnya, dengan realisasi KUR sebanyak debitur dari bulan November BRI memberikan fasilitas kepada masyarakat dan pelaku bisnis untuk mengembangkan UMKM dalam bentuk pembiayaan dengan menerapkan program kredit dari pemerintah berupa KUR. Beberapa jenis dari KUR antara lain Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI). 5 Sebaran penyaluran Kredit Usaha Rakyat periode November 2007-Desember [09 Februari 2013]

13 5 Perumusan Masalah Program KUR adalah program yang diharapkan dapat membantu UMKM dan koperasi dalam bentuk pinjaman modal usaha tanpa jaminan. Pemerintah dalam melaksanakan program KUR bekerjasama dengan lembaga perbankan dan lembaga penjamin. Kerjasama ini bertujuan untuk menyalurkan KUR kepada pelaku usaha yang belum memiliki aset akan tetapi prospek usaha baik untuk kedepannya. Lembaga perbankan yang berkerjasama dengan pemerintah adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tujuan dari penunjukkan BRI sebagai bank penyalur KUR adalah membantu calon debitur KUR dalam penyediaan modal usaha. Adanya KUR tersebut diharapkan para pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatan usahanya. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk di Jakarta merupakan kantor pelayanan yang berada di lokasi strategis dan memiliki potensi ekonomi dan finansial dalam peningkatan kredit, dana dan jasa yang termasuk didalamnya memberikan bantuan KUR bagi UMKM dan koperasi. Peningkatan jumlah debitur baik dari perorangan ataupun badan usaha dari tahun 2007 sampai dengan 2012 menunjukkan semakin membaiknya perkembangan sektor ini. Kondisi ini berpengaruh positif dalam mendukung upaya ekspansi penyaluran kredit di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Laporan Penyaluran KUR di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Tahun Tahun Total Debitur Debitur Lancar Debitur NPL Total Baki Debet Kredit (Rp. 000) Sumber : BRI Hayam Wuruk, 2013 (diolah) Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk juga disertai dengan sejumlah masalah. Pengembalian kredit yang tidak lancar menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan. Berdasarkan data kredit bermasalah pada program KUR di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk dari tahun 2007 sampai dengan 2012, menunjukkan masih cukup tingginya debitur yang gagal dalam membayar kewajibannya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.

14 6 Tabel 6. Laporan Data Non Perfoming Loan (NPL) KUR di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk Tahun Tahun Debitur Total Debitur Baki Debet Kredit (Rp. 000) Total NPL (Rp. 000) NPL (%) , , , , , ,90 Sumber : BRI Hayam Wuruk, 2013 (diolah) Berdasarkan Tabel 6, nilai NPL KUR dari tahun 2007 sampai dengan 2012 berada di kisaran 5 persen, bahkan pada tahun 2009 mengalami peningkatan mencapai 6,10 persen. Hal ini cukup meresahkan bagi pihak manajemen BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk. BRI menetapkan posisi NPL terhitung semenjak kolektibilitas (performa kelancaran pengembalian kredit) dari kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Macet (M). Pada tahun 2009 BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk mendapatkan pinalti tidak diizinkan untuk sementara waktu menyalurkan KUR, sampai dengan tingkat NPL kurang dari 5 persen (< 5 persen). Target dari manajemen BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk adalah dapat menurunkan tingkat NPL sebesar kolektibilitas 1 (lancar), sebagai pembanding adalah Kantor Cabang Veteran yang dapat menekan tingkat NPL dari tahun 2010 sampai dengan 2012 sebesar kolektibilitas 1. Hal ini terjadi karena Kantor Cabang Veteran selektif dalam penerimaan calon debitur, baik penilaian dari sisi calon debitur dan usaha yang dijalankan. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5 persen) maka bank tersebut tidak sehat. Aturan ini berlaku untuk semua jenis kredit yang disalurkan oleh bank umum. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank. Penurunan laba mengakibatkan deviden yang dibagikan juga semakin berkurang, sehingga pertumbuhan tingkat pengembalian saham bank akan mengalami penurunan. Kondisi seperti ini tentunya menjadi dilematis bagi pihak bank di satu sisi BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk ingin membantu UMKM dalam hal pendanaan untuk menjalankan usahanya, namun di sisi lain BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk juga berharap adanya keuntungan dari pemberian kredit untuk membiayai kelangsungan BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk itu sendiri. Hal tersebut menyebabkan perlunya penelitian untuk mengetahui sebab-sebab tidak lancarnya pengembalian KUR BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk, sehingga diharapkan dapat menyusun strategi yang lebih baik lagi dalam menyeleksi calon debitur agar angka kredit bermasalah dapat ditekan. Berdasarkan uraian perumusan masalah maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pengembalian KUR di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk? 2. Bagaimana dampak penyaluran KUR agribisnis terhadap peningkatan pendapatan usaha?

15 7 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian KUR di sektor agribisnis di BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk. 2. Menganalisis dampak penyaluran KUR di sektor agribisnis terhadap peningkatan pendapatan usaha. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi pihak yang berkepentingan, yaitu : 1. Bagi pihak perbankan secara umum dan BRI Kantor Cabang Hayam Wuruk khususnya diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan strategi kebijakan dalam mencegah terjadinya tunggakan kredit. 2. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. TINJAUAN PUSTAKA Perkreditan di Indonesia Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang (badan usaha) untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak, kreditur percaya bahwa kredit itu tidak akan macet. Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati-hatian. Indikator kepercayaan ini adalah kepercayaan moral, komersial, finansial dan agunan. Kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati (Hasibuan, 2001) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok Perbankan dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal I menjelaskan arti kredit. Bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihantagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjammeminjam antara bank dengan lain pihak dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. 6 Undang-Undang nomor 14 tahun 1967 telah diperbarui dengan Undang- Undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, hal ini dikarenakan sudah tidak dapat mengikuti perkembangan perekonomian nasional maupun internasional. Penjelasan kredit berdasarkan UU nomor 7 tahun 1992 bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan 6 Undang-Undang RI nomor 14 tahun [15 September 2012]

16 8 persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. 7 Pemberian kredit kepada debitur berdasarkan atas kepercayaan. Bank percaya bahwa kredit yang telah diberikan kepada debitur akan dapat dikembalikan di kemudian hari pada saat jatuh tempo kredit. Sesuai dengan kondisi yang tertulis dalam perjanjian kredit (pokok pinjaman, bunga pinjaman, jangka waktu kredit, dan tanggal jatuh tempo). Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut (Agustania, 2009) : 1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para peminjam untuk kebutuhan usaha atau kebutuhan pribadi. Selain itu para pemilik uang atau modal juga dapat menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan. 2. Kredit dapat meningkatkan peredaran lalu lintas uang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel. Sehingga apabila pembayaran dilakukan dengan cek, giro bilyet, dan wesel maka peredaran uang giral akan dapat meningkat. Di samping itu, kredit perbankan yang ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang kartal sehingga lalu lintas uang akan berkembang pula. 3. Kredit dapat meningkatkan peredaran barang kredit dapat meningkatkan peredaran barang, baik melalui penjualan secara kredit maupun dengan membeli barang-barang disatu tempat dan menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut berasal dari kredit. Hal ini berarti bahwa kredit tersebut dapat meningkatkan manfaat suatu barang. 4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi Pemberian kredit kepada sektor usaha yang produktif secara selektif dan terarah dapat meningkatkan kemampuan daya saing suatu usaha. Hal ini dapat memberikan dampak nyata seperti meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar dapat diekspor. Kebijakan ini dapat dilakukan pada saat perekonomian sedang tidak baik. Berdasarkan tujuan pengunaannya kredit dapat dibagi menjadi dua jenis (Agustania, 2009), yaitu: 1. Kredit konsumtif Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif seperti kredit perumahan, kredit kendaraan, serta kredit untuk pembelian makanan. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan 7 Undang-Undang Republik Indonesia. [15 September 2012]

17 memberikan efek produktif dengan cara meningkatkan dari barang atau jasa yang dibeli pelanggan. 2. Kredit produktif Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi atau dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperan untuk menghimpun dana dari masyarakat (baik dalam bentuk tabungan ataupun deposito) dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga perantara bagi masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang membutuhkan dana. Oleh karena itu, bank harus dapat dipercaya oleh masyarakat sehingga nantinya bank dapat dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpankan uangnya di bank (Hutagaol, 2009). Tingkat bunga adalah biaya peminjaman atau harga yang dibayar untuk meminjam sejumlah dana (PPK Ritel BRI, 2009). Menurunnya suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang berarti menurunnya pendapatan perbankan dari penempatan dana pada SBI dan mendorong perbankan pada pembiayaan sektor riil. Namun, suku bunga kredit tidak mengikuti pergerakan suku bunga SBI dan keterbatasan daya serap sektor riil dalam menerima pembiayaan kredit secara layak. Syarat-syarat kredit diperlukan bagi pihak perbankan dalam memberikan pinjaman dana kepada nasabah, bank mengharapkan dana pinjamannya kembali. Syarat-syarat kredit dipergunakan untuk memperkecil risiko dana tidak kembali, dalam hal ini pihak perbankan perlu mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya (Supriyono, 2011). Hal-hal yang diperhatikan dalam perjanjian kredit antara lain adalah jangka waktu kredit, suku bunga, cara pembayaran, agunan atau jaminan kredit, biaya administrasi, asuransi jiwa dan tagihan. Jenis-jenis kredit terdiri dari kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit usaha tanpa agunan (Hutagaol, 2009). 1. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan fasilitas kredit yang bertujuan untuk membiayai investasi untuk menunjang kegiatan usaha yang bersangkutan dengan jangka waktu kredit lebih dari satu tahun. Cara pelunasannya dilakukan dengan angsuran setiap bulannya berupa pokok dan bunga pada bank konvensional. Tujuan penggunaan kredit investasi yang umum dilakukan oleh debitur antara lain adalah pembelian mesin, pembelian kendaraan usaha, pembelian tempat usaha, relokasi tempat usaha, pembangunan gedung usaha dan lain-lainya. 2. Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja adalah kredit yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja dan digunakan untuk menunjang perputaran usaha. Komponen-komponen yang dibiayai oleh modal kerja adalah membiayai stok barang, membiayai piutang usaha dagang dan pembelian barang secara tunai. 3. Kredit Konsumsi Kredit konsumsi dikaitkan dengan kredit yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi (non usaha). Kredit yang tergolong dengan kredit 9

18 10 konsumsi antara lain adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Multi Guna (KMG), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kartu Kredit. 4. Kredit Usaha Tanpa Agunan Kredit usaha tanpa agunan umumnya program dari pemerintah yang ditujukan untuk usaha kecil dan menengah. Pemerintah akan bekerjasama dengan perbankan dan asuransi penjamin kredit untuk menyalurkan kredit tanpa agunan. Contoh dari kredit tanpa agunan adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Pedoman Pelaksaan Kredit BRI bahwa pembagian kredit terdiri dari obyek kredit, sektor ekonomi dan menurut sifatnya. 1. Jenis kredit menurut obyek yang dibiayai Berdasarkan obyek kredit yang dibiayai, kredit dapat dibedakan menjadi : a. Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu periode usaha, hal ini dalam neraca debitur akan berupa uang kas ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan, baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses dan persediaan bahan baku. b. Kredit Investasi (KI) Kredit Investasi adalah kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian produksi dan penunjang, seperti contoh pembelian mesin-mesin produksi dan pembuatan gudang penyimpanan. Sifat dari kredit investasi tidak habis dalam satu periode usaha, 2. Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi Pembagian kredit menurut sektor ekonomi bertujuan untuk menentukan tahapan pengembalian kredit, seperti contoh kredit di sektor perkebunan, umumnya pembayaran pokok dibayarkan pertahun dengan pembayaran bunga dibayarkan setiap bulannya. Secara garis besar pembagian kredit menurut sektor ekonomi dapat dibedakan sebagai berikut : a. Sektor pertanian dan perkebunan b. Sektor jasa c. Sektor pertambangan d. Sektor perindustrian e. Sektor perdagangan, restoran dan hotel 3. Pembagian Kredit Menurut Sifat-Sifatnya Variasi bidang usaha yang beragam akan mempengaruhi dari pola pencairan kebutuhan modalnya dan bentuk dari struktur pelunasan dari kreditnya. Jenisjenis perkreditan menurut sifatnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Berulang (Revolving Credit) Revolving Credit adalah suatu sifat kredit yang dapat ditarik sesuai dengan kebutuhan dana dari pihak debitur. Jenis kredit ini baki debetnya (outstanding) akan berfluktuasi dari waktu ke waktu sesuai dengan kapasitas atau kebutuhan dana yang akan berlangsung. Jangka waktu dapat diperpanjang selama kegiatan usahanya masih produktif.

19 b. Kredit Sekali Tarik (Einmalig Credit/Self Liquidating Credit) Kredit ini bersifat satu kali penarikan untuk suatu jangka waktu. Pola pelunasan kredit ini dilunasi pada saat kredit ini telah jatuh tempo sesuai perjanjian kredit. Pengertian bank adalah organisasi yang menggabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan bagi pemilik bank. Menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana dari bank tersebut, kemudian bank menyalurkan kembali dana tersebut (Hutagaol, 2009). Lembaga penjaminan yang menjadi rekanan pemerintah dalam menyalurkan KUR adalah PT. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). PT. Askrindo didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia pada tahun Askrindo bergerak pada bidang asuransi kredit bank dan juga usaha-usaha lainnya, khusus di bidang penjaminan. Jamkrindo merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 95 tahun 2000 tanggal 7 November Perusahaan ini didirikan untuk meneruskan Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK) dengan sasaran dan lingkup usaha diperluas. Perluasan sasaran dan lingkup usaha tersebut antara lain dengan memberikan pelayanan tidak hanya kepada koperasi melainkan juga kepada UMKM. Langkah nyata dari program pemerintah dalam memberikan kemudahan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank yaitu meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) nomor 6 tahun 2007 tanggal 08 Juni 2007 tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM serta Nota Kesepahaman Bersama antara pemerintah, perbankan dan perusahaan penjamin pada tanggal 09 Oktober Pengertian pengertian yang dipergunakan dalam KUR antara lain : 1. Penerima Jaminan Pihak perbankan yang akan memberikan fasilitas kredit kepada usaha mikro, kecil dan koperasi. Dalam memberikan fasilitas kredit tersebut pihak perbankan menanggung risiko kerugian yang timbul dari adanya ketidakpastian atas pelunasan kredit. 2. Penjamin Perusahaan penjamin yang kegiatan usahanya memberikan penjaminan kredit kepada usaha mikro, kecil dan koperasi. Perusahaan yang memberikan penjaminan dalam hal ini PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia. 3. Terjamin Usaha mikro, kecil dan koperasi berbentuk usaha, perorangan, kelompok, kemitraan, persekutuan perdata maupun Badan Hukum yang mengadakan Perjanjian Kredit dengan pihak Penerima Jaminan. 11

20 12 Pola kredit yang diterapkan oleh sistem KUR antara lain : 1. KUR adalah kredit modal kerja dan atau investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp. 500 juta (total eksposur) yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif. KUR dapat diberikan dengan pola linkage program kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Badan Kredit Desa (BKD), Baitul Mal Wa Tanwil (BMT) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) lainnya. 2. Besarnya maksimal prosentase penjaminan atas kredit yang disalurkan oleh BRI yang dapat dijamin oleh Penjamin sebesar 70 persen dari plafon kredit. 3. Bagian dari jumlah kerugian pihak Penerima Penjamin sebesar 30 persen atau yang tidak diganti oleh Penjamin merupakan risiko Penerima Penjamin. 4. Sumber dana KUR berasal sepenuhnya dari dana Penerima Penjamin. Ketentuan umum dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) antara lain : 1. Persyaratan calon debitur (Terjamin) adalah individu (perorangan atau badan hukum), kelompok, koperasi atau kemitraan yang melakukan usaha produktif yang layak namun belum bankable. 2. Jenis kredit dapat diberikan untuk keperluan modal kerja atau investasi. Jangka waktu kredit modal kerja maksimal tiga tahun dan jangka waktu kredit investasi maksimal lima tahun. 3. Besar kredit yang diberikan sampai dengan maksimal Rp. 500 juta (total eksposur). 4. Suku bunga efektif yang dikenakan atas KUR adalah minimal sebesar Base Lending Rate dan maksimal 14 persen per tahun dan bersifat revieable. 5. Bentuk kredit : a. Kredit Modal Kerja (KMK) : R/C Maksimum CO Menurun. b. Kredit Investasi : Pseudo R/C. c. Khusus untuk usaha musiman, contohnya adalah pertanian dan perkebunan. Jangka waktu kredit maksimal satu tahun, bentuk kredit dapat sekaligus lunas. Pembayaran pokok dan bunga dibayar per bulannya. 6. Denda atau penalty yang dibebankan kepada debitur apabila terjadi tunggakan pembayaran sebesar 50 persen dari besarnya suku bunga yang berlaku atas tunggakan pokok dan bunga. 7. Biaya administrasi dan provisi kredit tidak dibebankan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Beberapa kajian yang berkaitan dengan faktor-faktor pengembalian kredit telah dilakukan sebelumnya untuk beberapa kasus bank pada beberapa tahun sebelumnya. Hasibuan (2010) pada BRI Unit Cijeruk, Bogor, menemukan bahwa variabel usia, tingkat pendidikan, dan agunan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kelancaran pengembalian kredit. Variabel usia dan pendidikan memiliki nilai koefisien negatif, akan tetapi variabel agunan memiliki koefisien positif. Dengan demikian, semakin bertambah usia dan semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka kemungkinan terjadinya penunggakan akan semakin tinggi. Sebaliknya, adanya agunan akan mengurangi kemungkinan terjadinya penunggakan terhadap pengembalian kredit.

21 Penelitian yang dilakukan oleh Agustania (2009) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian KUR di BRI Unit Cimanggis menunjukkan bahwa dengan taraf nyata sebesar 10 persen adanya pinjaman terhadap pihak lain, omset usaha, dan besarnya jumlah pinjaman mempengaruhi tingkat pengembalian. Adanya pinjaman terhadap pihak lain berdampak negatif terhadap kelancaran pembayaran kredit, sedangkan omset usaha dan besarnya jumlah pinjaman berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Metode pengambilan data yang dilakukan oleh Utomo (2010) yaitu menggunakan sample random sampling yaitu pengambilan secara acak, populasinya adalah nasabah pembiayaan Syariah Mitra Al Salaam (PSMA) yang mengalami penunggakan hingga Desember Sedangkan, metode pengambilan data yang digunakan oleh Handoyo (2009) adalah teknik Stratified Sampling dengan metode berimbang untuk menstratifikasi populasi pengembalian lancar dan tidak lancar. Metode pengolahan pada keberhasilan pengembalian pembiayaan yang digunakannya adalah model analisis Regresi Logistik (LOGIT) dengan tujuan untuk mengetahui variabel-variabel prediktor (tingkat pendidikan, omset usaha, pengalaman usaha, jumlah pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, frekuensi pembiayaan, pola tagihan dan jenis penggunaan pembiayaan). Hal ini juga dilakukan oleh Utomo (2010) untuk melakukan pengolahan data menggunakan LOGIT dan menambahkan metode analisis omnibus test. Variabel prediktor yang digunakan oleh Utomo (2010) antara lain adalah usia, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengetahuan akad pembiayaan, omset, lama usaha, jenis usaha (penyedia input, usahatani, pengolahan dan pemasaran), margin dan frekuensi pembiayaan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit adalah omset (Sig = 0,007), lama usaha (Sig = 0,002) dan margin (Sig = 0,002). Hal ini berdasarkan nilai signifikasi (Sig), faktor yang menjadi variabel penjelas dapat dinyatakan berpengaruh nyata jika variabel penjelas tersebut mempunyai nilai signifikasi kurang dari alpha 5 persen (0,05), jika nilai signifikasi variabel penjelas lebih tinggi dari taraf alpha maka variabel tersebut dinyatakan tidak berpengaruh nyata. Handoyo (2009), hasil dari pengolahan yang menggunakan LOGIT terhadap pengembalian kredit antara lain adalah tingkat pendidikan (nilai P = 0,049) dan pengalaman usaha (nilai P = 0,049). Hal ini berdasarkan dari P-value pada dua variabel tersebut yang masing-masing memiliki nilai sebesar 0,049 (P < 0,05). Alamsyah (2007) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit macet pada kredit usaha pedesaan (Kupedes) dalam sektor agribisnis di BRI Unit Ciomas, Bogor mengemukakan bahwa jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah debitur dengan bank serta omset usaha memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat pengembalian Kupedes. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dan semakin jauhnya jarak rumah dengan bank serta semakin kecilnya omset usaha yang diperoleh maka kemungkinan timbulnya kredit macet semakin besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor yang sebelumnya diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit seperti usia, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, jangka waktu pengembalian, serta beban bunga ternyata tidak berperan dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit. Adapun model analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah model regresi logistik. 13

22 14 Hermawan (2007) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembalian kredit umum pedesaan (Kupedes) untuk usaha mikro, kecil, dan menengah di Kabupaten Bogor dengan menggunakan model analisis logistik biner. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik individu yang berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak rumah debitur dengan BRI. Sedangkan berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa pengembalian kredit bermasalah paling banyak terjadi pada tingkat usia tertentu. Karakteristik usaha yang berpengaruh nyata dan positif terhadap pengembalian Kupedes adalah omset, pengalaman kredit, dan jangka waktu pengembalian pinjaman. Berdasarnya analisis deskriptif disimpulkan bahwa pengembalian kredit, dan jangka waktu pengembalian bahwa pengembalian kredit bermasalah terjadi pada nasabah yang mempunyai nilai agunan di bawah nilai tertentu. Muhammah (2008) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit oleh UMKM studi kasus nasabah Kupedes pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk Unit Cigudeg Cabang Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor omset usaha serta frekuensi peminjaman kredit memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat pengembalian Kupedes. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor yang sebelumnya diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, jarak rumah dengan kantor unit lama usaha, jangka waktu pengembalian, serta beban bunga ternyata tidak berperan dalam menentukan kemampuan pengembalian kredit. Secara umum, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pengembalian kredit pada penelitian-penelitian terdahulu tersebut mewakili karakteristik personal, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit. Karakter personal meliputi usia, jenis kelamin, jarak rumah nasabah dengan bak, jumlah tanggungan, serta pembinaan. Karakter usaha meliputi pengalaman usaha, omset usaha, serta pengalaman atau frekuensi peminjaman kredit. Sedangkan karakter kredit meliputi jumlah peminjaman, beban bunga, jangka waktu pengembalian, agunan, serta peggunaan kredit dan pola penagihan. Dampak Penyaluran Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Sektor perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran menentukan arah dan perkembangan perekonomian suatu wilayah atau daerah. Salah satu peran perbankan dalam pembangunan terhadap pengusaha kecil adalah turut membantu usaha dengan pemberian kredit. Fitrianingsih (2008) menjelaskan bahwa pengusaha kecil dan masyarakat kecil membutuhkan layanan kredit yang tidak berorientasi kepada ada tidaknya agunan atau jaminan tetapi lebih menekankan pengembangan kewirausahaan masyarakat. Secara umum kredit yang diperlukan masyarakat adalah kredit yang murah yaitu bunga dan biayabiaya lainnya haruslah serendah-rendahnya serta kemudahan untuk memperolehnya dengan prosedur yang sederhana. Kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan atau lembaga keuangan lainnya dapat berupa kredit mikro dan menengah, seperti kredit yang disalurkan oleh BRI unit Citeureup cabang Bogor (Fitrianingsih, 2008). Kredit yang disalurkan merupakan program Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES). Debitur

23 yang menerima fasilitas Kupedes, umumnya mengalami peningkatan dalam pendapatan usahanya. Dengan, menggunakan pendekatan pendapatan debitur sebelum dan setelah menerima Kupedes. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terjadi perubahan pendapatan nasabah setelah menerima kredit sebesar 29,14 persen dari pendapatan sebelumnya. Pendapatan usaha rata-rata responden sebelum menerima kredit adalah Rp Sedangkan, Pendapatan usaha rata-rata responden sesudah menerima kredit adalah Rp dengan selisih sebesar Rp Peningkatan pendapatan tersebut dapat diindikasikan bahwa debitur telah mampu meningkatkan usahanya dan membayar angsuran pinjaman sesuai jadwal yang telah ditentukan. Peranan perbankan dalam menyalurkan kredit kepada pelaku usaha, khususnya pelaku usaha yang bergerak dibidang agribisnis, memberikan pengaruh positif bagi perkembangan usahanya. Seperti contohnya, restoran XYZ yang berlokasi di kota Bogor mengalami peningkatan penjualan dan rasio keuangan (Wijaya, 2011). Penjualan Restoran XYZ pada saat sebelum menggunakan fasilitas kredit (tahun 2005 dan 2006) adalah sebesar Rp. 1,1 miliar dan Rp. 1,5 miliar. Pada dua tahun tesebut penjualan Restoran XYZ mengalami peningkatan sebesar Rp. 494 juta. Pada tahun 2007 pada saat Restoran XYZ menggunakan fasilitas kredit pemilik restoran melakukan relokasi tempat usaha ke Jalan Pajajaran Bogor dan ini berpengaruh sangat banyak terhadap penjualan Restoran XYZ yaitu mencapai Rp. 2,1 miliar. Perubahan rasio keuangan restoran XYZ sebelum dan setelah mendapatkan fasilitas kredit mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada rasio likuiditas, dalam hal ini rasio likuiditas diwakili oleh current ratio, cash ratio, dan quick ratio. Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka pendeknya. Berdasarkan perhitungan nilai Current Ratio Restoran XYZ sebelum menggunakan fasilitas kredit sebesar 11,21 pada tahun 2005 dan sebesar 7,13 pada tahun Secara rata-rata Current Ratio sebelum menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 9,17. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 9,17. Berdasarkan angka tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek sangat baik dan memiliki posisi yang aman bagi kreditur. Nilai Current Ratio Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 18,8 pada tahun 2007, 16,23 pada tahun 2008 dan 15,42 pada tahun Rata-rata Current Ratio pada ketiga tahun tersebut adalah sebesar 16,81. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 16,81. Cash Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan efek yang mudah dijual. Berdasarkan perhitungan nilai Cash Ratio Restoran XYZ sebelum menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 2,86 pada tahun 2005 dan sebesar 1,85 pada tahun Secara rata-rata Cash Ratio sebelum menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 2,35. Angka ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar dalam bentuk uang kas sebesar Rp. 2,35. Nilai Cash Ratio Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 4,79 pada tahun 2007, 4,96 pada tahun 2008 dan 4,69 pada tahun Rata-rata Cash Ratio pada ketiga tahun tersebut adalah sebesar 4,81. Angka ini menunjukkan 15

24 16 bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar berupa kas sebesar Rp. 4,81. Quick Ratio digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa nilai Quick Ratio sebelum menggunakan kredit yaitu tahun 2005 dan dan 2006 adalah sebesar 9,11 dan 5,61. Secara rata-rata nilai Quick Ratio Restoran XYZ sebelum menggunakan kredit adalah sebesar 7,36. Angka ini berarti setiap Rp. 1 kewajiban lancar yang dibayarkan dijamin sebesar Rp 7,36 aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Nilai Quick Ratio Restoran XYZ setelah menggunakan fasilitas kredit adalah sebesar 11,22 pada tahun 2007, 9,31 pada tahun 2008 dan 8,80 pada tahun Rata-rata Quick Ratio pada ketiga tahun tersebut adalah sebesar 9,77. Angka ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan sebesar Rp 9,77. Perkembangan kinerja pemasaran yang dilihat dari sisi penjualan dan pertumbuhan pejualan Restoran XYZ secara umum mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tingkat Likuiditas Restoran XYZ berada pada posisi yang cukup baik. Kredit yang diharapkan oleh calon debitur adalah kredit yang murah, baik dari biaya dan suku bunga yang dibebankan kepada calon debitur (Novitasari, 2006). Kredit yang murah dapat membantu perkembangan usaha debitur, hal ini dikarenakan debitur tidak akan terbebankan dengan suku bunga yang tinggi pada saat mengangsur pinjaman. Dampak penyaluran Kupedes dapat dilihat dari hasil penelitian Novitasari. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode membandingkan pendapatan responden Kupedes dan responden yang tidak melakukan pinjaman kepada bank (non Kupedes). Berdasarkan hasil penelitian bahwa respon yang memanfaatkan fasilitas Kupedes mengalami peningkatan pendapatan, baik di bidang pertanian, industri, perdagangan dan jasa komersial. Berbeda dengan usaha yang tidak melakukan pinjaman kepada bank, walaupun responden dengan kelompok non Kupedes ini sebagian besar mengalami peningkatan pendapatan dari usahanya, tetapi tingkat perubahan pendapatannya tidak sebesar usaha yang dibantu permodalannya oleh Kupedes BRI. Dengan, perbandingan rata-rata tingkat perubahan pendapatan sebesar 8,93 persen dan 31,96 persen untuk kelompok yang meminjam kepada bank dalam satu tahun. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan nyata antara tingkat pendapatan responden Kupedes dan non Kupedes. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran dan Permintaan Kredit Bank sebagai badan usaha dengan menetapkan kebijakan komprehensif yang diarahkan untuk mencapai tujuan utama yaitu tingkat keuntungan yang bertujuan untuk menjamin pendapatan untuk kreditur dan pemegang saham (pemilik bank). Bank merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai fungsi pendapatan sebuah badan usaha yang mempunyai fungsi pendapatan dan biaya

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011 1 Peran UMKMK Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 51,3 juta unit usaha UMKM menyerap tenaga

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Hasil analisis deksriptif (Wangi SP, 2008) memperlihatkan bahwa semakin besar nilai pengajuan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang I.PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain petani perkebunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank

I. PENDAHULUAN. Persaingan antar Bank sebagai industri jasa keuangan semakin tajam. Bank-bank 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini banyak sekali lembaga Bank bermunculan dengan menawarkan berbagai macam produk dan layanan guna meraih kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengertian Bank menurut Kasmir (2011 : 3), Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan perekonomian global telah memperkuat posisi perbankan sebagai pilar utama dalam menunjang pertumbuhan ekonomi baik secara internasional maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor yang mempunyai peranan strategis bagi perekonomian Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis sebagai penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung dengan pesat. Hal ini juga ditunjukkan dengan semakin banyaknya bank yang bermunculan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan, alat penggerak pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Bank sebagai

Lebih terperinci

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN 1 KREDIT MENURUT UU NO. 10/1998 TENTANG POKOK-POKOK PERBANKAN Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Kredit di Dalam Perkembangan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Kredit di Dalam Perkembangan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Kredit di Dalam Perkembangan Usaha Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) mengenai pengaruh kredit program kemitraan dan bina lingkungan terhadap produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan urat nadi perekonomian nasional. Salah satu peran penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dari penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) yang berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit oleh Bank Pengkreditan Rakyat (BPR)

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta. memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Bank adalah menghimpun dana, menyalurkan dana, serta memberikan jasa jasa perbankan kepada masyarakat. Peranan bank dalam mendukung kegiatan bisnis sangatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam penambahan modal ini adalah bank. Bank sebagai sebuah lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus berdampak kurang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Semua sektor usaha baik sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian di dunia meskipun kini tengah dilanda krisis ekonomi global, dunia bisnis merupakan dunia yang paling ramai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu pelaku utama dari perekonomian negara karena berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku ekonomi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan yang semakin pesat membutuhkan pendanaan yang baik. Peran bank cukup penting untuk dapat menyediakan dana yang mencukupi bagi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat persaingan antar bank dan resiko perkreditan, menyebabkan pihak manajemen Bank perlu menerapkan suatu pengendalian yang memadai. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik skala pendek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang dibentuk terutama untuk melayani kebutuhan pelayanan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat ekonomi lemah terutama

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010] I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tingkat perekonomiannya sedang berkembang. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan perbankan yang didirikan, baik itu bank BUMN maupun

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 IX. KREDIT PERBANKAN A. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa latin credo atau credere, yang berarti I believe, I trust, saya percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa lepas peran jasa bank atau dunia perbankkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya, hampir tidak satupun aspek kehidupan masyarakat yang tidak tersentuh atau dipengaruhi oleh negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10

Lebih terperinci

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR [ Senin, 25 Februari 2013 09:41:20 Oleh : Administrasi] TANYA JAWAB TENTANG KUR 1. Apakah Kredit Usaha Rakyat itu? Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan Modal Kerja

Lebih terperinci