BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pengertian Bank Mendengar kata bank sudah tidak asing lagi bagi kita, terutama yang hidup diperkotaan. Bahkan, dipedesaan sekalipun saat ini kata bank bukan marupakan kata yang asing dan aneh. Menyebut kata bank setiap orang pasti mengaitkannya dengan uang sehingga mereka beranggapan bahwa yang berhubungan dengan bank selalu ada kaitannya dengan uang. Hal tersebut tidak salah karena bank merupakan lembaga keuangan yang bergerak dibidang keuangan. Pengertian bank yang dikutip berikut ini, pada dasarnya satu dengan yang lain mempunyai pengertian yang berbeda. Kalaupun ada perbedaan nampak pada tugas atau usaha bank. Ada yang mendefinisikan bank adalah perantara keuangan dari dua pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian lain mengatakan bahwa lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kamsir (2012 : 13) mendefinisikan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut 10

2 11 ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan. Dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau keduanya menyalurkan dan menghimpun dana. Sedangkan Menurut Joseph Sinkeymendefinisikan pengertian bank adalah departement store of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan (Taswan, 2010, hal. 6) Menurut Dictionary of Banking and Financial by Jerry rosenberg mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga. Pendapat lain yang dikemukakan Sinungan (1993 : 3) bank adalah lembaga financial Intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kemudian menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masayrakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

3 12 kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya yaitu: 1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang dengan tujuan agar uangnya aman. 2) Menyalurkan dana mempunyai arti bahwa melemparkan kembali dana yang diperoleh melalui simpanan giro, tabungan dan deposit ke masyarakat dalam bentuk kredit yang mengajukan permohonan. 3) Memberikan jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan simpanan maupun kredit. Jasa perbankan lainnya antara lain: jasa setoran telepon, jasa Letter of Credit (L/C), jasa kliring, jasa pembayaran gaji, jasa penjualan mata uang asing (Valas) serta jasa bank lainnya Jenis- jenis Bank Praktik perbankan di indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-undang perbankan, memiliki beberapa jenis bank.

4 13 Didalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 terdapat beberapa, perbedaan jenis perbankan. Maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank, yaitu: a. Bank Umum Pengertian bank umum sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (Commercial Bank). b. Bank Perkreditan Rakyat Sedangkan Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan BPR hanya meliputi kegiatan penghimpun dan menyalurkan

5 14 dana saja, bahkan dalam menghimpun dana BPR dilarang untuk menerima simpanan giro. Begitu pula jangkauan wilayah operasi, BPR hanya dibatasi dalam wilayahwilayah tertentu saja. Selanjutnya pendirian BPR dengan modal awal yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan bank umum. Larangan lainnya bagi BPR adalah tidak diperkenankan ikut kliring serta transaksi valuta asing (Kamsir, 2012, hal.23) Laporan Keuangan Menurut Harahap (dalam Lestari, 2012), laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasidan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaandaam suatu periode, dan arus dana perusahaandalam peride tertentu. Laporan keuangan yang disusun menurut prinsipprinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, Laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal. (Ramadhan, 2013 :2). Seperti halnya lembaga lainnya, bank juga memiliki jenis laporan keuangan. Menurut Kamsir (dalam dwi, 2009) Jenis-jenis laporan keuangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

6 15 a. Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu.posisi keuangan dimaksud adalah posisi aktiva (harta), Passiva (kewajiban dan modal) suatu bank. b. Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable)dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi c. Laporan laba/rugi merupakan laopran keuangan bank yang menggambarkan hasl usaha bank dalam suatu periode tertentu. d. Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang yang berssangkutan baik yang ada dalam negeri maupun diluar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan rakyat adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Fungsi dari BPR itu sendiri adalah penghimpun dana dan penyalur dana dari masyarakat, namun dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat,

7 16 tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan saja tetapi juga mencakup pemberian jasa perbnakan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah didaerah perkotaan (yanti, 2014 :2) Kepemilikan, Asas dan Usaha Bank Perkreditan rakyat Kepemilikan BPR a. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara indonesia, badan hukum indonesia yang seluruh pemiliknya warga negar indonesia, pemerintah daerah atau dapat dimiliki bersama diantara ketiganya. b. BPR berbentuk hukum koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perkoprasian yang berlaku c. BPR yang bentuk badan hukumnya perseroan terbatas, sahamnya hanya dapat diterbitkan dalam bentuk saham atas nama. d. Perubahan kepemilikan BPR wajib dialaporkan kepada Bank Indonesia e. Merger dan konsolidasi antara BPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin mentri keuangan yang sebelumnya telah mendengar pertimbangan pertimbangan Bank Indonesia.

8 Asas BPR Dalam melaksanakan usahanya BPR beasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD Usaha BPR Meliputi usaha menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR dieroleh dari spread effect dan pendapatan bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah sebagai berikut : a) Menghimpun dana dari masayarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya b) Memberikan Kredit kepada masyarakat c) menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada pihak lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over liquiditas Kesehatan Bank Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang

9 18 sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi Maret, Juni, September, dan Desember. Untuk menilai kesehatan bank dapat dilakukan berbagai metode. Penilaian kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL yang terdiri dari Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity. Sebagaimana layaknya manusia, bank sebagai perusahaan perlu juga dinilai kesehatannya. Tujuannya adalah mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat, atau tidak sehat. Apabila bank dalam kondisi sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi jika, kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka segera perlu diambil tindakan untuk mengobatinya. Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan ketahuan kinerja bank tersebut. Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut sehingga apabila kinerja ini buruk maka bukan tidak mungkin direksi akan diganti. Kinerja ini juga merupakan pedomanhal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya (Kamsir, 2012, hal.300).

10 Analisis CAMEL Analisis rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi danperkembangansuatu bank dengan menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank. (Kamsir,1999, hal. 52). Unsur unsur penilaian dalam analisi CAMEL adalah sebagai berikut: Capital (Permodalan) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital adequacy Ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) Asset (Kualitas Aset) Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimili bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu : Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang diklasifikasikan Management (Manajemen) Penialaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen

11 20 liquiditas, dan manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan Earning (Rentabilitas) Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan suatu bank bdalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu: Rasio laba terhadap total asset (Return on Asset). Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) Liquidity (Liquiditas) Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan pada dua macam, yaitu: Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas lancar. Rasio antar kredit terhadap dana yang diterima oleh bank Penilaian Kesehatan Bank Pengkreditan Rakyat Penilaian kesehatan BPR mengacu pada Surat keputusan direksi Bank Indonesia Nomor 30/11/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 tentang tatacara Penilaian Tingkat Kesehatn Bank Umum dan BPR. Untuk menilai kesehatan BPR pada dasarnya menggunakan pendekatan kuantitatif atas berbagai faktor-faktor pemodalan (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Asset Quality), Manajemen (Management), Rentabilitas (Earning), dan Liquiditas

12 21 (Liquidity)dan selanjutnya disingkat dengan CAMEL (Taswan, 2010, hal. 509). Untuk langkah pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen-komponen yang ada dalam faktor penilaian, penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System)yang dinyatakan angka Hasil penilaian atas bobot komponen dan faktor dapat dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sengsinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. Berikut adalah faktor-faktor penilaian dari faktor CAMEL Faktor Permodalan Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), tinggi rendahnya CAR dalam perbankan akan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu jumlah aktiva tertimbang menurut risiko dan besarnya modal yang dimiliki oleh suatu bank. Penilaian terhadap Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan sebagai berikut: a. Pemenuhan KPMM atau CAR sebesar 8% diberikan predikat sehat dengan nilai kredit 81 untuk setiap kenaiakan 0,1% dan

13 22 pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat kurang sehat dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9%, nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0 (Taswan, 2010, hal. 511). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/21/PBI/2001 bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Aktiva Tertinggi Menurut Risiko). Bank yang tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut akan ditempatkan dalam pengawasan khusus. Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) mengikuti rincian bobot sebagai berikut: a. Kas, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Kredit dengan agunan berupa SBI, tabunga dan deposito yang dibkolir pada BPR yang bersangkutan disertai dengan surat kuas pencairan, emas, dan logam mulia, sebesar nilai terendah antara agunan dan baki debet. Bobot 0%

14 23 b. Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan serta tagihan lainnya kepada bank lain atau Pemerintah Daerah. Bobot 20% c. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dijamin oleh hak tanggungan pertama dengan tujuan untuk dihuni. Bobot 40% d. Kredit kepada atau yang dijamin oleh Bank Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dan kredit kepada pegawai/ pensiunan yang memenuhi persyaratan sesuai yang ditentukan. Bobot 50% e. Kredit kepada usaha mikro dan kecil. Kredit dengan usaha mikro adalah dengan plafon sampai dengan Rp (Lima puluh juta rupiah) (Lima ratus juta rupiah). Bobot 85% f. Kredit kepada atau yang dijamin oleh perorangan, koperasi atau kelompok, dari perusahaan lainnya, aktiva tetap dan inventaris, aktiva lainnya selain tersebut diatas. Bobot 100%.

15 Faktor Kualitas Aktiva Yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara periode kepada Bank Indonesia. Penyisihan penghapusan aktiva produktf adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.ppap yang dapat diperhitungkan sebagai komponen modal pelengkap adalah 1,25% dari ATMR (Aktiva Tertinggi Menurut Risiko).APYD yang sudah atau yang mengandung potensi yang tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian, besarnya APYD ditetapkan sebagai berik ut: (Siamat, 2005, hal. 210). a. 25% dari aktiva produktif digolongkan dalam Perhatian Khusus (Spesial Mention)

16 25 b. 50% dari aktiva produktif diglongkan Kurang Lancar (Substandar) c. 75% dari aktiva produktif digolongkan Diragukan (Doubtful) d. 100% dari aktiva produktif digolongkan Macet (Loss) APYD (aktiva produktif yang diklasifikasikan) terhadap aktiva produktif sebesar 22,5% atau lebih diberi nilai kredit 0 sedangkan setiap penurunan 0, 15% mulai dari 22,5% maka nilai kredit ditambah nilai 1 dengan batas maksimum yang ditentukan adalah 100. Sedangkan PPAP yang dibentuk oleh bank terhadap PPAP yang wajib dibentuk oleh bank sebesar 0% diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Untuk rasio ini nilai kreditnya dapat ditentukan dengan rumus: 22,5 rasio/0,15 = Nilai Kredit

17 26 Bobot (a) Rasio (b) Berikut adalah Bobot nilai kredit rasio Kualitas Asset yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2: Tabel 2.1 Bobot Nilai Kredit dan Predikat kesehatan PPAP Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% *81 s/d s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat 66 s/d <81 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat 51 s/d <66 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat **0 s/d< 51 0 s/d< 51 0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR *Jika rasionya diatas 100% maka otomatis berpredikat sehat **kalau rasionya minus atau lebih kecil nol, maka berpredikat tidak sehat Tabel 2.2 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan KAP Bob ot (a) Rasio (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit dalam Faktor (d=axc) Predikat 25% *7.50 s/d < s/d ,30 s/d 30,00 Sehat s/d < s/d< 81 19,80 s/d <24,30 Cukup Sehat s/d < s/d<66 15,30 s/d <19,80 Kurang Sehat **14.85 s/d s/d<51 0 s/d <15,30 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR *Predikat sehat rasionya dibawah 10.35% atau lebih kecil dari 7.5% ** untuk predikat tidak sehat rasionya s/d Faktor Manajemen Manajemen merupakan kemampuan bank untuk merencakan, mengorganising, mengukur, mengawasi danmengontrol risiko yang mungkin ditimbulkan melalui kebijakan serta peratruran-peraturan yang digunakan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dari manajemen bank dapat

18 27 diukur dengan komponen yang sudah diklasifikasikan dan dikatagorikan sehat jika mempunyai nilai minimum 81% dari seluruh aspek. Taufik (2012 : 27) menyatakan untuk menilai kegiatan bank yang dikelola sehari-hari dari kualitas manajemen dilihat dengan menggunakan dua faktor, yaitu manajemen umum dan manajemen Risiko. Dalam penilaian faktor manajemen dilakukan dengan media kuisioner yang ditunjukkan bagi pihak manajemen bank. Terdapat 25 pertanyaan yang terdiri dari 10 dari manajemen umum dan 15 dari manajemen risiko. (Taswan, 2010, hal. 516). Bobot komponen Nilai kredit faktor manajemen dapat dilihat pada tabel 2.3 adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen Bobot Nilai Kredit Nilai Kredit Bobot Nilai Kredit Predikat (a) Faktor Standar (c) Dalam Komponen (d=axc) 20% 81 s/d s/d ,20 s/d 20,00 Sehat 66 s/d <81 66 s/d <81 13,20 s/d <16,20 Cukup Sehat 51 s/d <66 51 s/d <66 10,20 s/d <13,20 Kurang Sehat 0 s/d <51 0 s/d <51 0,00 s/d 10,20 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR Faktor Rentabilitas Pada aspek rentabilitas yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisien usaha yang

19 28 Bobot (a) dicapai. Penilaian ini yaitu rasio Laba terhadap total asset (Return on Asset), Rasio Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) (Pujiyanti, 2009). Berikut ini adalah Bobot Nilai Kredit Faktor ROA yang dapat dilihat pada tabel 2.4: Tabel 2.4 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan ROA Rasio ROA (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% 1,22% s/d < 1,50 81 s/d 100 4,05 s/d 5,00 Sehat 0,99% s/d < 1,22 66 s/d <81 3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat 0,77% s/d < 0,99 51 s/d <66 2,55 s/d < 3,30 Kurang Sehat 0 s/d < 0,77 0 s/d <51 0,00 s/d < 2,55 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR Berikut ini adalah Bobot Nilai Kredit Faktor BOPO yang Bobot (a) dapat dilihat pada tabel 2.5: Tabel 2.5 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Rasio BOPO Rasio BOPO (b) Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% 92,22 s/d < 93,52 81 s/d 100 4,05 s/d <5,00 Sehat 93,52 s/d < 94,72 66 s/d <81 3,30 s/d < 4,05 Cukup Sehat 94,72 s/d < 95,92 51 s/d <66 2,55 s/d < 3,30 Kurang Sehat 95,92 s/d < s/d <51 0,00 s/d < 2,55 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR Faktor Liquiditas Penilaian terhadap faktor ini didasarkan pada 2 Rasio yaitu: rasio terhadap alat liquid terhadap utang lancar dan Rasio kredit terhadap rasio yang diterima oleh bank

20 29 Bobot (a) Rasio LDR (b) sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap untuk penurunan 1% mulai rasio 115% nilai kreditnya ditambah 4 dengan maksimum 100. tabe 2.6: Bobot nilai kredit faktor liqiditas dapat dilihat pada Tabel 2.6 Bobot Nilai Kredit dan Predikat LDR Nilai Kredit Standar (c) Bobot Nilai Kredit Dalam Komponen (d=axc) Predikat 5% 89,00 s/d 93,75 81 s/d 100 4,50 < 5,00 Sehat 93,75 s/d < 97,50 66 s/d <81 3,30 s/d < 4,05 Cukup Sehat 97,50 s/d < 101,25 51 s/d <66 2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat 101,25 s/d < 115,00 0 s/d <51 0,00 s/d < 2,55 Tidak Sehat Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR Predikat Penilaian Kesehatan BPR Predikat penilaian tingkat kesehatan BPR dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan sebagai berikut : Nilai kredit 81 s/d 100 predikat Sehat, nilai kredit 66 s/d < 81 predikat cukup sehat, nilai kredit 51 s/d < 66 predikat kurang sehat, nilai kredit 0 s/d <51 predikat tidak sehat. Dalam melakukan penilaian kesehatan bank faktor dan komponen-komponen yang diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh dalam kesehatan bank.

21 30 Penilaian kesehatan BPR dapat dilihat pada tabel 2.7 : Tabel 2.7 Faktor Penilaian dan Bobot Penilaian Kesehatan BPR Faktor yang dinilai Komponen yang dinilai Bobot Modal Rasio/Modal/terhadap/ATMR 30% a. Rasio Aktiva 25% produktif yang diklasifikasikan terhadap total aktiva Kualitas Aktiva produktif. Produktif b. Rasio PPAP yang 5% dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk. a. Manajemen Umum 10% Manajemen b. Manajemen Risiko 10% a. Rasio Laba terhadap 5% Rata-rata Volume Usaha Rentabilitas b. Rasio Biaya 5% Operasional terhadap Pendapatan Operasional Liquiditas a. Rasio alat liquid 5% terhadap Utang Lancar b. Rasio Kredit terhadap 5% dana yang diterima Sumber: SK DIR BI Tanggal: 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank BPR 2.2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah melakukan penelitian tentang peniaian tingkat kesehatan bank. Penelitian tersebut akan digunakan sebagai bahan rujukan dan sebagai perbandingan dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut: Dwi (2009), Yanti (2014), Pujiyanti (2009), Lestari (2012).

22 31 Dwi (2009 ) melakukan penelitian di bank-bank pemerintah periode dengan menggunakan metode CAMELS dan fungsi diskriminan. Dengan hasil tingkat kesehatan pada 16 bank pemerintah selama terdapat 2 bank yang mendapat predikat tidak sehat yaitu PT. BTN pada tahun 2008 dan PT. BPD Nusa Tenggara Barat pada tahun Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yanti (2014) yang berjudul analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan CAMEL. Temuannya adalah tingkat kesehatan BPR diseluruh kecamatan buleleng dari tahun bahwa selama 3 tahun berturut-turut mendapat predikat sehat karena nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diatas 81% nilai diatas standar minimal. Hasil penelitian Pujiyanti (2009) yang berjudul analisis kinerja keuangan mengenai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL Menunjukkan bahwa PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank sehat, meskipun bank tersebut dikatakan bank sehat tetapi jika dibandingkan antara keduanya maka PT Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity. Lestari (2012) menganalisis tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Mualat Syariah Tbk cabang denpasar. Dari penelitian tersebut secara

23 32 No Nama Penulis 1 Venny Dwi Lestari (2009) umum PT Bank Muamalat Syariah berpredikat sehat periode tahun 2007 s/d Hal ini dibuktikan dengan alat analisis rasio CAMEL. Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan diatas maka dapat dilihat dalam tabel 2.8: 2 Luh Putu Ayu (2013) 3 Sri Pujianti (2009) 4 Eka Puji (2012) Tabel 2.8 Rangkuman Penelitian Terdahulu Variabel CAR, KAP, ROA, BOPO, LDR CAR KAP PPAP, Manajemen Umum dan Risiko, ROA, BOPO, CR dan LDR CAR, KAP, NPM, ROA, BOPO, LDR CAR, KAP, PPAP, ROA, BOPO, LACRL, LDR Metode Analisis menggunakan metode CAMELS dan fungsi diskriminan Metode CAMEL Metode CAMEL Metode CAMEL Hasil Tingkat kesehatan pada 16 bank pemerintah selama periode terdapat 2 bank yang mendapatkan predikat tidak sehat yaitu PT BTN pada tahun 2008 dan PT. BPD Nusa Tenggara Barat pada tahun berdasarkan analisis tingkat kesehatan BPR diseluruh kecamatan buleleng dari tahun bahwa selama 3 tahun berturut-turut mendapat predikat sehat karena nilai kredit CAMEL yang diperoleh berada diatas 81% nilai diatas standar minimal dengan menggunakan metode CAMEL PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank sehat, meskipun bank tersebut dikatakan bank sehat tetapi jika dibandingkan antara keduanya maka PT Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity. secara umum PT Bank Muamalat Syariah berpredikat sehat pada tahun hal ini dibuktikan dengan alat analisis rasio CAMEL Sumber : Dwi (2009), Yanti (2014), Pujiyanti (2009), Lestari (2012)

24 33 Dari beberapa penelitian-penelitian diatas, tentang tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL. Ada beberapa hal yang membedakan dengan penelitian yang akan dlakukan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada beberapa aspek yaitu: a) Variabel analisis yang digunakan CAR, KAP, PPAP, ROA, BOPO, dan LDR. b) Penulis menggunakan data sekunder dari laporan keuangan PD. BPR Bank Jepara Artha periode 2009 sampai dengan Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan dari telaah pustaka dan penelitian terdahulu diatas. Maka kerangka pemikiran teoritisnya dapat digambarkan pada gambar 2.1:

25 34 Laporan Keuangan PD. BPR Bank Jepara Artha Metode CAMEL CAR KAP PPAP M.Risiko& Umum ROA BOPO LDR Analisis Kesimpulan Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sumber: Pujiyanti (2009) Berdasarkan gambar 2.1 dapat diuraikan sebagai berikut: Hal yang pertama harus dilakukan yaitu mengumpulkan laporan keuangan PD. BPR Bank Jepara Artha kemudian menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL, dan diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi tingkat kesehatan PD. BPR Jepara Artha apakah dalam keadaan sehat atau tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun makro. Lembaga keuangan pada dasarnya adalah lembaga yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : 1. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan bank adalah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 8/ 28 /DPBPR Jakarta, 12 Desember 2006 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Perkreditan Rakyat ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Ayuningtyas Y.M Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Isna Yuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Rusliansyah Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Luh Putu Ayu Ita Purnama Yanti, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. PT. Bank Central Asia, Tbk. Kinerja keuangan Bank dapat dilihat melalui tingkat kesehatan Bank yang bersangkutan, dimana penilaian tingkat kesehatan Bank ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Berdasarkan Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teori sangat mutlak diperlukan dalam sebuah penelitian karena di dalam kerangka teori penelitian akan mempunyai dasar yang jelas untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE ) ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE 2011-2012) SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANK 2.1.1 Pengertian Bank Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata bank entah itu di perkotaan maupun di pedesaan. Masyarakat biasanya berpresepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik beberapa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELY YULIASTUTI NIM. B 100 110 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sarana yang mempunyai peran strategis dalam kegiatan perekonomian. Peran tersebut disebabkan oleh fungsi utama perbankan sebagai financial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Bank didefinisikan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN I Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Perkembangan Per 31 Desember 2011-2013 72 LAMPIRAN II Perhitungan Penyediaan Modal Minimum Per 31 Desember 2011-2013 73 PERHITUNGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan KATA PENGANTAR Buku Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang sebelumnya diterbitkan dengan nama buku Data Perbankan Indonesia (DPI), merupakan media publikasi yang menyajikan data mengenai perbankan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut: BAB I PENGENALAN BANK A. Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia Banco yang berarti Bangku Menurut UU No. 10 Tahun 1998, definisi Bank adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari (indah_lilienur@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Sri Mintarti Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE 2007-2011 DENGAN ANALISIS CAMEL Oleh : I Gede Nyoman Purnama Putra ABSTRAK Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Bank BCA, atau BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai analisis perbandingan kinerja keuangan pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Muamalat Malaysia Berhad, maka penulis

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 2014 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Banyak para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk

Lebih terperinci

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 dan 11 EMAIL: rowland dot pasaribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun. Pengelolaan perekonomian dan sektor usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian ini ada 4 penelitian yaitu: 1. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007). Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Studi Pada PT. Bank Jatim, Tbk Malang Periode

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Studi Pada PT. Bank Jatim, Tbk Malang Periode ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Studi Pada PT. Bank Jatim, Tbk Malang Periode 2010-2012 Nindyani Dyah A. Achmad Husaini Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ARTIKEL PUBLIK ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN 2013-2015 JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Pada tahun 1997 perekonomian di Indonesia mengalami keterpurukan, harga saham di pasar kacau dan banyak perusahaan yang terancam bangkrut karena tidak bisa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional menghadapi masalah yang dapat membahayakan kelangsungan usaha perbankan serta merugikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE 2010 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Pandy Pramadie, LCA Robin Jonathan dan ibu Rina Masithoh Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun waktu

Lebih terperinci

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD AKUNTANSI MODAL BANK OLEH: KELOMPOK 3 JOVI ARYADI JOENED 1006305138 I GUSTI NGURAH PUTRA HANGGA PRAWIRA 1106305119 I GUSTI NGURAH ARI SAMITHA 1106305160 I GUSTI NGURAH AGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci