REKAYASA PRODUKSI IKAN NILA SALIN UNTUK PERAIRAN PAYAU DI WILAYAH PESISIR
|
|
- Johan Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JRL Vol.10 No.1 Hal Jakarta, Juni, 2017 p-issn : e-issn : REKAYASA PRODUKSI IKAN NILA SALIN UNTUK PERAIRAN PAYAU DI WILAYAH PESISIR Ratu Siti Aliah Pusat Teknologi Produksi Pertanian - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Puspiptek Area, Gedung 612, Tangerang Selatan ratusitialiah@yahoo.com Abstrak Ikan nila (Nile tilapia) Oreochromis niloticus adalah spesies ikan air tawar asal Afrika yang saat ini telah dibudidayakan di lebih 100 negara di dunia. Tahun 2004 produksinya hanya mencapai ton, tetapi pada tahun 2009 produksinya dapat mencapai ton atau terjadi peningkatan sebesar 289%. Mudahnya ikan nila berkembang biak menyebabkan ikan ini menjadi prioritas untuk pengembangan usaha dan industri budidaya ikan dan dikenal dengan julukan aquatic chicken atau ikan yang dapat dikembangkan seperti industri ternak ayam. Tujuan dari perekayasaan dan pengembangan ikan nila SALINA adalah untuk menghasilkan benih hibrida ikan nila SALINA toleran salinitas tinggi untuk mendukung pengembangan usaha budidaya perikanan, peningkatan produksi dan pemanfaatan lahan tambak idle yang luasnya mencapai 60 % dari 1,4 juta lahan tambak idle yang terbengkalai tidak termanfaatkan akibat kerusakan lingkungan dari program intensifikasi budidaya udang pada periode tahun 1980 an. kata kunci : rekayasa produksi ikan nila salina, perairan payau, wilayah pesisir ENGINEERING OF SALINE TILAPIA PRODUCTION FOR BREAKISHWATER IN THE COASTAL AREA Abstract Nile tilapia, Oreochromis niloticus is a freshwater fish species of African origin that currently has been cultivated in over 100 countries in the world. In 2004 the production only reached 97,116 tons, but in 2009 its production could reach 378,300 tons or an increase of 289%. Easily tilapia breed causes this fish to be a priority for the development of fish farming and business and known as aquatic chicken or fish that can be developed as chicken livestock industry. The purpose of engineering and development of SALINE tilapia is to produce hybrid seeds of SALINE TILAPIA high salinity tolerant tilapia fish to support the development of fishery cultivation business, increasing production and utilization of idle pond area which reaches 60% from 1.4 million idle pond area abandoned untapped due to environmental damage from the shrimp farming intensification program in the 1980s period. keywords : engineering production of saline tilapia, brackish waters, coastal areas Rekayasa Produksi... JRL. Vol. 10 No. 1, Juni 2017 :
2 I. PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia yang dapat melampaui 220 juta membutuhkan ketahanan pangan nasional tidak hanya dari kecukupan pangan bersumber karbohidrat tetapi yang tak kalah penting juga kecukupan protein baik dari sumber nabati maupun hewani. Percepatan pembangunan dan ketatnya persaingan global menuntut sumberdaya manusia yang tangguh yang diantaranya dapat dicapai melalui kecukupan gizi. Indonesia memiliki lahan tambak 1,2 juta ha, % luasan tersebut berupa lahan tambak marjinal yang belum dimanfaatkan secara otpimal (idle) untuk kegiatan budidaya perikanan. Masih rendahnya tingkat pemanfaatan tambak baik disebabkan oleh terjadinya kerusakan lingkungan akibat eksploitasi berlebihan secara intensif pada periode tahun 1980-an maupun adanya pengaruh kenaikkan muka laut akibat pemanasan global yang menyebabkan areal lahan tambak perairannya menjadi lebih asin, telah membuka peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas strain unggul perikanan budidaya yang adaptif terhadap perubahan lingkungan. Peluang terbesar jatuh kepada ikan nila yang memiliki sifat euryhaline, telah terdomestikasi, bernilai ekonomi tinggi, dapat menjadi komoditi/alternatif pengganti udang, bandeng atau kakap, dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, mampu hidup pada perairan marjinal, dapat dibudidayakan baik dalam skala rumah tangga untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan sumber protein hewani masyarakat, maupun skala industri sebagai komoditas ekspor. Produksi ikan nila Indonesia di tingkat dunia pada tahun 2007 mencapai ton, menduduki peringkat tiga setelah China dan Mesir (Eknath and Hulata, 2009). Pembudidayaan ikan nila diminati karena kemampuan hidupnya yang tinggi pada perairan marjinal dengan sistem budidaya ekstensif melalui input minimal hingga sistem budidaya intensif. Mudahnya berkembang biak juga menyebabkan ikan ini menjadi prioritas untuk usaha dan industri pembudidayaan dengan julukan aquatic chicken atau ikan yang dapat dikembangkan seperti halnya industri ternak ayam. Ikan nila juga merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang ditetapkan sebagai komoditas unggulan, karena teknologi budidayanya relatif mudah, harganya terjangkau sehingga dapat dinikmati semua lapisan masyarakat dan untuk ukuran 600 gram ke atas dapat dijadikan komoditas ekspor. Produk derivatif dan olahan dari ikan nila telah banyak dikembangkan mulai dari produk fillet, surimi, kulit, dan sebagainya. Terkait dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi ikan nila sebagai sumber pangan protein, telah dihadapkan pada kenyataan bahwa lahan daratan dan perairan umum seperti kolam, waduk, sungai dengan kualitas perairan yang memadai sudah semakin sulit diperoleh sebagai akibat adanya konflik kepentingan berbagai aktivitas pembangunan industri dan pemukiman yang menjadi kendala dalam peningkatan dan akselerasi produksi ikan air tawar termasuk ikan nila. BPPT melihat adanya peluang pemanfaatan lahan marjinal dari kawasan pertambakan yang belum termanfaatkan secara optimal (idle) untuk pengembangan budidaya ikan nila untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan peningkatan peluang ekspor komoditas perikanan budidaya. Seperti diketahui, sejak industri tambak udang kolaps pada akhir tahun 1980-an, kebangkitan kembali usaha budidaya udang selama bertahun-tahun masih belum terlihat. Untuk itu budidaya ikan nila di kawasan pertambakan dapat menjadi alternatif karena sedikitnya ikan bersirip (finfish) yang telah terdomestikasi dan dapat dibudidayakan. Pada tahun 2008, BPPT menginisiasi program pengembangan ikan nila unggul yang dapat hidup di perairan dengan salinitas tinggi yang disebut ikan nila SALIN yang mampu berkembang dan tumbuh di perairan payau dengan kadar garam >20 ppt atau bahkan di perairan laut dengan salinitas hingga 32 ppt melalui pemanfaatan karakter euryhaline yang dimiliki ikan nila. Pengembangan budidaya ikan nila di perairan payau (brackishwater) dan perairan dengan salinitas tinggi sudah menjadi perhatian di berbagai negara seperti di Thailand, Vietnam, Jamaica, Mesir, Israel. Disisi lain, kecenderungan perubahan lingkungan perairan akibat pemanasan global yang menyebabkan naiknya permukaan air laut, air tanah menjadi lebih asin dan lahan persawahan di kawasan pesisir tergenang air laut, telah menyebabkan semakin bertambahnya luas lahan payau ataupun asin yang memerlukan antisipasi solusi pemanfaatannya. II. BAHAN DAN METODA 2.1. Bahan Rekayasa produksi ikan nila salin unggul toleran salinitas tinggi yang mampu hidup dan 18 Aliah, 2017
3 berkembang di perairan salinitas tinggi dilakukan melalui perekayasaan teknologi yang diawali dengan tahapan uji tantang salinitas tinggi pada 5 varietas ikan nila dan dilanjutkan dengan proses hibridisasi melalui metoda diallel crossing atau persilangan resiprokal. Sumber genetik ikan nila yang digunakan dalam proses perekayasaan ikan nila Salin adalah 5 (lima) varietas ikan nila dari spesies Oreochromis sp. yaitu 1. BEST (B), 2. NIRWANA (N), 3. SUKABUMI (S) (kini dikenal dengan varietas SULTANA), 4. Red NIFI (R) dan 5. Nila MERAH (M) (Gambar 1). dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAT) Sukabumi (Gambar 2 atas), Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) di Sungai Buntu-Kabupaten Karawang melalui kerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat (Gambar 2 bawah) dan Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang. Gambar 2. Lokasi pelaksanaan kegiatan di BBPBAT-Sukabumi (atas), fasilitas outdoor Laboratorium Akuakultur LAPTIAB-BPPT di Puspiptek Serpong (tengah) dan lokasi kegiatan lapangan di tambak BPBAPL-Karawang milik Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat (bawah). Gambar 1. Lima varietas ikan nila sebagai sumber genetik proses perekayasaan ikan nila SALIN Lokasi Kegiatan Perekayasaan Kegiatan perekayasaan ikan nila SALIN terdiri dari kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium dan kegiatan lapangan. Kegiatan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Outdoor Akuakultur (Gambar 2 tengah) pada Laboratoria Pengembangan Teknologi Industri- Agro dan Bio-Medika (LAPTIAB) di PUSPIPTEK Serpong. Pelaksanaan kegiatan lapangan 2.2. Metoda Proses Perekayasaan Secara garis besar skema proses perekayasaan ikan nila SALIN dilakukan melalui tahapan: 1) koleksi sumber genetik strain ikan nila, 2) uji tantang salinitas, 3) pembentukan induk, 4) proses diallel crossing atau persilangan resiprokal, dan 5) uji performan kandidat Nila SALIN Uji tantang terhadap salinitas 35 ppt Sebelum melalui tahapan uji tantang, ikanikan nila dari lima varietas yang akan digunakan dipelihara pada kolam beton di BBPBAT Rekayasa Produksi... JRL. Vol. 10 No. 1, Juni 2017 :
4 Sukabumi sampai ukuran yang dapat dipisahkan jenis kelaminnya. Uji tantang terhadap salinitas dilakukan untuk mendapatkan individu-individu tahan terhadap salinitas 35 ppt. Uji tantang dilakukan dengan menempatkan ikan-ikan nila pada wadah yang berisi air laut dengan salinitas 35 ppt. Sebanyak ekor ikan nila dimasukkan dalam wadah tersebut. Shock terhadap salinitas 35 ppt dihentikan saat jumlah ikan uji tersisa hidup 50% populasi awal Diallel cross atau Persilangan Resiprokal Individu-individu hasil uji tantang selanjutnya dipelihara pada kondisi perairan dengan salinitas 10 ppt sampai kondisi matang gonad dan siap untuk dipijahkan. Diallel cross atau persilangan resiprokal adalah desain penelitian dalam program pengembangbiakan yang biasanya digunakan untuk menguji seluruh kemungkinan kombinasi dari strain yang berbeda (crossbred lines) ataupun yang sama (inbred lines). Diallel cross (Kocher et al, 1998., Romana et al, 2004 and Schneider et al, 2000) ini juga digunakan untuk menduga atau mengetahui efek genetik dan mengevaluasi sifat kuantitatif dari sudut biologi maupun ekonomi. Pada organisme akuatik metode ini telah digunakan untuk mengevaluasi berbagai sifat seperti pertumbuhan, produksi, berat, kematangan gonad, ketahanan terhadap penyakit, toleransi terhadap suhu dan salinitas (Tave 1990a,b, Trewavas, 1983, Wolters 1995; Bentsen et al. 1998; Marengoni et al. 1998; Quinton et al. 2004). Pada pengkajian ini, diallel cross dilakukan pada lingkungan budidaya bersalinitas ± 10 ppt. dengan melakukan persilangan antar varietas yang digunakan (Gambar 3). Setiap persilangan dilakukan dalam hapahapa berukuran 2x2x1 m 3. Setiap hapa berisi 1 ekor jantan dan 3 ekor betina. Setiap persilangan/perlakuan diulang 3 kali. Pada saat benih berumur 1 bulan, induk-induk dikeluarkan dari hapa pemijahan dan dilakukan perhitungan terhadap jumlah benih. Selanjutnya benih-benih di pelihara lebih lanjut dalam hapa berukuran 5x2x1 m 3 dengan kepadatan 300 ekor/hapa pada lingkungan bersalinitas ±10 ppt. Setelah dapat dibedakan jenis kelaminnya, ikan-ikan uji dipindahkan pada hapa berukuran 4x6x1 m 3, dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya, dan selanjutnya diamati sampai sampai mencapai ukuran sekitar 600 g. Agar pertumbuhannya optimum, kepadatan dikurangi menjadi 150 ekor sampai ukuran ±300 g dan selanjutnya sampai mencapai ukuran ±600 g, kepadatan dikurangi menjadi 75 ekor per hapa. Pakan buatan (pellet) diberikan setiap hari sebanyak 3%-10% (tergantung umur), 2 kali sehari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein ±32%. Secara periodik juga diamati kualitas lingkungannya. Penentuan kandidat ikan nila SALIN 10 ppt ditentukan berdasarkan performan pertumbuhan, sintasan, dan konversi pakan (FCR) nya. Selanjutnya kandidat ikan nila SALIN 10 ppt tersebut diproduksi dan dipelihara di lingkungan bersalinitas 20 ppt untuk mengetahui performannya, dilanjutkan dengan mengetahui efek heterosisnya. Untuk melengkapi performan kandidat ikan nila SALIN 20 ppt ini, dilakukan uji tantang terhadap bakteri Streptococcus agalactiae dan analisa kandungan nutrisinya. Performan pertumbuhan keseluruhan populasi dilihat dari pertambahan bobot harian (daily growth rate, DGR), dan spesifik (spesific growth rate,sgr). a. Daily growrth rate (DGR) untuk bobot (g/hari) : DGR = (Wt-W0)/t b. Specific growth rate (SGR) untuk bobot (%) : SGR = [ (t&((wt) (Wo))) - 1] x 100% dimana: Wt : bobot rataan individu pada akhir pengamatan (g) W0: bobot rataan individu pada awal pengamatan (g) t : lama waktu pengamatan (hari) Gambar 3. Diagram diallel cross III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji Tantang Sebelum dilakukan uji tantang, 5 varietas ikan nila yang dikoleksi yaitu BEST (B), Nirwana (N), Sukabumi (S), Red NIFI (R), dan Nila Merah (M), masing-masing ekor, dipelihara secara terpisah dalam waring berukuran 4x5 m 2 yang ditempatkan dalam kolam beton yang dilengkapi dengan sistem aerasi, dan sumber air 20 Aliah, 2017
5 berasal dari sumur artesis. Uji tantang salinitas yang dilaksanakan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi merupakan tahapan awal untuk mengetahui ekspresi toleransi ikan nila terhadap salinitas tinggi. Ukuran ikan yang digunakan dalam uji tantang ±100 g. Uji tantang terhadap salinitas tinggi dilakukan dengan menempatkan ikan-ikan nila pada wadah yang berisi air laut dengan salinitas 35 ppt. Setiap varietas ikan nila, sebanyak ekor dimasukkan ke dalam wadah tersebut. Shock terhadap salinitas 35 ppt dihentikan saat jumlah ikan uji tinggal 50% dari jumlah awal (Gambar 4). persilangan resiprokal agar dapat menghasilkan hibrid dari seluruh kemungkinan betina dan jantan, dan selanjutnya dilakukan uji performan untuk memperoleh pasangan hibrid ikan nila yang dapat hidup dan tumbuh dengan baik pada salinitas >20 ppt. Skema diallel cross atau persilangan resiprokal perekayasaan ikan nila SALIN telah disajikan pada Gambar 6. Persilangan resiprokal untuk mendapatkan larva dan benih dilakukan pada lingkungan pemeliharaan bersalinitas 5-10 ppt di tambak. Pemijahan resiprokal untuk setiap kombinasi dilakukan di dalam hapa berukuran 2x1x1 m3 yang berisi 3 induk betina dan 1 induk jantan. Setiap kombinasi diulang tiga kali. Keberhasilan pemijahan dilihat dengan munculnya kelompok larva pada hari ke hari setelah percampuran jantan dan betina. Selanjutnya, larva dipanen dan ditempatkan dalam hapa yang lebih besar dan siap untuk diamati performannya. Gambar 4. Pelaksanaan uji tantang pada media pemeliharaan bersalinitas 35 ppt. Hasil uji tantang terhadap 5 (lima) varietas ikan nila yaitu BEST, Nirwana, Sukabumi, Red NIFI, dan Nila Merah memperlihatkan bahwa ikan nila memiliki ekspresi toleransi salinitas tinggi dengan daya tahan yang berbeda (Gambar 5). Minimal 90 menit seluruh strain dapat bertahan hidup pada salinitas 35 ppt. Meskipun demikian varietas Nirwana, Sukabumi dan Red NIFI dapat bertahan hingga menit ke Nila Nirwana merupakan varietas yang dihasilkan dari proses seleksi famili oleh Balai Induk dan Benih Wanayasa Jawa Barat. Seleksi famili tersebut diduga membuka peluang munculnya gen salinitas yang terekspresi ketika dilakukan uji tantang. Demikian halnya dengan strain Sukabumi (sekarang SULTANA). Sedangkan Red NIFI merupakan varietas yang dikembangkan oleh PT. Charoen Pokphand di Thailand merupakan hasil hybrid Oreochromis niloticus dengan O. mossambica. Diantara famili Tilapia, O. mossambica adalah jenis ikan mujair yang paling tahan terhadap salinitas tinggi. 3.2 Diallel Cross atau Persilangan Resiprokal Pemilihan Kandidat Ikan Nila SALIN Perekayasaan ikan nila SALIN diawali dengan menerapkan teknik diallel cross atau Gambar 5. Performan ikan nila terhadap uji tantang salinitas 35 ppt. Rekayasa Produksi... JRL. Vol. 10 No. 1, Juni 2017 :
6 Tabel 1. Pertambahan bobot badan (BB) dan panjang total (PT) Ikan nila SALIN hibrid, Red NIFI dan Srikandi selama 84 hari pemeliharaan. Tabel 2. Specific growth rate (%) panjang total dan bobot badan dan FCR ikan nila SALIN hibrid, Red NIFI dan Srikandi selama 84 hari pemeliharaan. Gambar 6. Penggunaan hapa untuk proses pemijahan diallel cross atau persilangan resiprokal Performan Ikan Nila SALIN Hibrid pada Salinitas 25 ppt. Untuk mengetahui performan ikan nila SALIN hibrid pada lingkungan tambak bersalinitas 25 ppt, dilakukan pemeliharaan pada ikan nila SALIN yang akan dirilis, dibandingkan dengan salah satu varietas pembentuknya yaitu Red NIFI dan strain nila salin yang telah dirilis, Srikandi. Selama pemeliharaan, suhu mencapai 29,5-31,7 ºC, DO 7,17-7,81 mg/l, salinitas 23,7-26,8 ppt, ph 7,73-8,80, dan kekeruhan NTU. Pengukuran panjang total dan bobot badan selama 84 hari pengamatan disajikan pada Tabel 1, sedangkan nilai SGR dan FCR nya disajikan pada Tabel 2. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan dengan protein minimal 32% secara satiation. Setelah awal tebar bobot badan (BB) ikan nila SALIN, Red NIFI, dan Srikandi masing-masing 3,73 g, 3,93 g dan 4,08 g. Setelah masa pemeliharaan 84 hari, bobot (g) ikan nila SALIN, Red NIFI dan Srikandi pemeliharaan menjadi g; g dan g (Tabel 1). Specific growth rate (SGR) BB ikan nila SALIN setelah pemeliharaan 84 hari adalah 6,57 lebih baik dibandingkan dengan Red NIFI (6,23) dan ikan nila Srikandi (6,10). FCR ikan nila SALIN, adalah yang terendah, 0,89 dibandingkan dengan Red NIFI (1,45) dan Srikabdi (1,85). Sintasan ikan nila Salin juga yang tertinggi (95,73%) dibandingkan dengan Red NIFI (85,40) dan Srikandi (88,07) Uji multilokasi fase pembesaran Untuk mengetahui performan ikan nila SALIN hibrid saat fase pembesaran, dilakukan pemeliharaan ikan nila SALIN di 2 lokasi berbeda yaitu di kawasan tambak yang biasa digunakan untuk budidaya udang intensif di tambak Samudra, desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang dan tambak tradisional milik masyarakat di desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Budidaya ikan nila belum dikenal secara luas oleh masyarakat pesisir, belum ditemukan adanya ikan nila lokal yang biasa digunakan untuk budidaya di tambak, Karenanya, pada performa ikan nila SALIN hibrid yang dipelihara di tambak dibandingkan dengan ikan nila dari salah varietas hasil pemuliaan yang juga digunakan dalam persilangan resiprokal ( non hibrid). Lokasi tambak Samudra, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang sering digunakan untuk budidaya intensif udang windu, tetapi karena beberapa kali telah mengalami panen, maka tambak digunakan untuk pembesaran ikan nila SALIN hibrid. Tambak yang digunakanmemiliki luas m 2, ukuran tebar benih nila SALIN adalah 2,72 g dengan padat tebar 5 ekor/m 2. Setelah 120 hari pemeliharaan, bobot badan ikan nila SALIN hibrid mencapai 146,89 g (Tabel 3). FCR nila SALIN hibrid mencapai 0,80 karena pada pemeliharaan di tambak, 22 Aliah, 2017
7 pellet (kandungan protein 32 %) baru diberikan setelah 10 hari pemeliharaan. Selama waktu tersebut benih mengkonsumsi pakan alami yang sediaannya berlimpah ditambak akibat pemupukan. Spesific growth rate (SGR) mencapai 3,38%. Performan ikan nila SALIN selama fase pembesaran ini lebih baik dibandingkan dengan ikan nila non hibrid (kontrol). Kondisi musim kemarau yang panjang dan berkurangnya pasokan air tawar menyebabkan salinitas meningkat dan tidak adanya pergantian air untuk memperbaiki kualitas air pemeliharaan, sehingga panen dilakukan lebih awal. Selama masa pemeliharaan, ph berkisar antara 7,23 sampai 7,85, turbidity 17,8 28,7 NTU, oksigen terlarut (DO) 6,92 7,81 ppm, suhu air 29,3 32,4 ºC dan salinitas 21,5 25 ppt. Ketinggian air dipertahan antara 75 cm sampai 100 cm. IV. PENUTUP Program perekayasaan ikan nila yang dilaksanakan BPPT bekerjasama dengan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat telah menghasilkan ikan nila SALIN (hibrid varietas nila betina Red NIFI dengan nila jantan Sukabumi), dengan karakter keunggulannya (pertumbuhan, toleransi terhadap salinitas tinggi, sintasan, rasio konversi pakan, pada perairan dengan salinitas ppt dibandingkan dengan Red NIFI, Sukabumi maupun ikan nila tahan salinitas tinggi yang telah dirilis sebelumnya. Untuk mempertahankan kualitas ikan nila Red NIFI, perlu didatangkan strain ikan nila merah dari beberapa daerah di Indonesia yang saat ini membudidayakan ikan nila berwarna merah dan kalau dimungkinkan perlu diimpor dari negara-negara yang telah melakukan perbaikan genetik untuk ikan nila yang berwarna merah (Israel, Thailand, Taiwan atau Singapura). Untuk memperbaiki kualitas strain Sukabumi (SULTANA), diharapkan produsen SULTANA yaitu Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi diharapkan dapat melakukan perbaikan kualitas strain Sukabumi (SULTANA). performance in a complete diallel cross experiment with eight strains of Oreochromis niloticus. Aquaculture 160: Eknath, A.E. and G. Hulata (2009). Use and exchange of genetic resources of Nile tilapia (Oreochromis niloticus). Reviews in Aquaculture. 1: Kocher T.D., Lee W.J., Sobolewska H., Penman D. & McAndrew B A Genetic Linkage Map Of A Cichlid Fish. The Tilapia (Oreochromis niloticus). Genetics 148, Marengoni, N.G., Onoue, Y., Oyama, T Offspring growth in a diallel crossbreeding with three strains of Nile tilapia Oreochromis niloticus. Journal of the World Aquaculture Society 29: Quinton, C.D., McKay, L.R., and McMillan I Strain and maturation effects on female spawning time in diallel crosses of three strains of rainbow trout (Oncorhynchus mykiss). Aquaculture 234: Romana-Eguia, M.R.R., Ikeda, M., Basiao, U., Taniguchi, N Genetic Diversity In Farmed Asian Nile And Red Hybrid Tilapia Stocks Evaluated From Microsatellite And Mitochondrial Dna Analysis. Aquaculture 236 : Schneider, S., Roessli, D., Excoffier, L., Arlequin, Ver A Software for Population Genetic Data Analysis. Genetics and Biometry Laboratory, University of Geneva, Switzerland. URL: ch/arlequin. Tave, D., Jayaprakas, V., and Smitherman, R.O. 1990a Effects of intraspecific hibridization in Tilapia nilotica on survival under ambient winter temperature in Alabama. Journal of the World Aquaculture Society 21: Tave, D., Smitherman, R.O, and Jayaprakas, V. 1990b. Estimates of additive genetic effects, maternal genetic effects, individual heterosis, maternal heterosis, and egg cytoplasmic effects for growth in Tilapia nilotica. Journal of the World Aquaculture Society 21: Trewavas, E., Tilapiine fishes of the genera Sarotherodon, Oreochromis and Danakilia. British Mus. Nat. Hist., London, UK. 583 p. DAFTAR PUSTAKA Bentsen H.B., Eknath, A.E., Palada-de Vera, M.S., Danting J.C., Bolivar, H.L., Reyes, R.A.,Dionisio, E.E., Longalong, F.M., Circa, A.V., Tayamen M.M., Gjerde B Genetic improvement of farmed tilapias: growth Rekayasa Produksi... JRL. Vol. 10 No. 1, Juni 2017 :
8 24 Aliah, 2017
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR Oleh: M.Husni Amarullah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Wikipedia: free encyclopedia (2012) Launching Program Kuliah Umum Ma had Aliy - Ponpes Madinatunnajah, Tangerang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,
Lebih terperinci*) Penulis penanggung jawab
Analisis Genetic Gain Ikan Nila Pandu F5 pada Pendederan I-III Analysis of Genetic Gain Tilapia Pandu F5 at Nursery I-III Edi Setiyono 1, Sri Rejeki 2, Fajar Basuki 3 *) Program Studi Budidaya Perairan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Kegiatan seleksi famili yang dilakukan telah menghasilkan dua generasi yang merupakan kombinasi pasangan induk dari sepuluh strain ikan nila, yaitu TG6, GIFT F2 dan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JANTAN DAN BETINA 24 FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA UMUR 6 BULAN
PERTUMBUHAN JANTAN DAN BETINA 24 FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA UMUR 6 BULAN RUDHY GUSTIANO, OTONG ZENAL ARIFIN, ANI WIDIYATI dan L. WINARLIN Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl.
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERFORMA PERTUMBUHAN DAN ESTIMASI NILAI HETEROSIS JUVENIL IKAN NILA
571 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 PERFORMA PERTUMBUHAN DAN ESTIMASI NILAI HETEROSIS JUVENIL IKAN NILA (Orochromis niloticus), IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus), DAN PERSILANGANNYA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN
ARTIKEL ILMIAH Oleh Ikalia Nurfitasari NIM 061810401008 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2012 ARTIKEL ILMIAH diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinciBudidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22
Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo memiliki
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih
Lebih terperinciNike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna lebih
Lebih terperinciPENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI
Media Akuakultur Vol. 0 No. Tahun 05: -6 PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI Didik Ariyanto Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya Pantura Sukamandi, Patokbeusi,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi
PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi Definisi Akuakultur Berasal dari bahasa Inggris: aquaculture Aqua: perairan, culture: budidaya Akuakultur : kegiatan untuk memproduksi biota (organisme)
Lebih terperinciInduk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok
Standar Nasional Indonesia SNI 6138:2009 Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6138:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN
46 ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN Genetic Gain Analysis of Pandu Tilapia (Oreochromis niloticus) between F4 and F5 Generation
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Ikan Nila GIFT 2.1.1 Klasifikasi Ikan Nila Gift Ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain nila GIFT (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi
Lebih terperinciBambang Gunadi, Priadi Setyawan, Adam Robisalmi
Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Produktivitas larva pada pemijahan alami beberapa strain ikan nila (Oreochromis niloticus) dan persilangannya dengan ikan nila biru (Oreochromis aureus) Bambang Gunadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap
Lebih terperinciANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I. Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *)
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 147-160 ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *) Program Studi Budidaya Perairan,
Lebih terperinciBenih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia SNI 6140:2009 Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 6140:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciPERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding Rate YANG BERBEDA
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 PERTUMBUHAN IKAN PATIN SIAM (Pangasianodon hypopthalmus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA Feeding
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciPENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹
PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ ¹Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN
27 ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN Analysis of Genetic Gain Tilapia Fish Kunti (Oreochromis niloticus) Between F4 and F5 Generation
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar
Lebih terperinciAhmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹
108 PENGARUH PERBEDAAN STRAIN TILAPIA F5 (LARASATI, MERAH, HITAM) YANG DIBERI PAKAN DENGAN NILAI E/P 10,96 KKAL/G PROTEIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN The Different Effect E/P Ratio 10,96 kcal/g
Lebih terperinciEVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
567 Evaluasi pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi... (Didik Ariyanto) EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK Didik Ariyanto
Lebih terperinciANALISA PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x niloticus) PADA PEMELIHARAAN DI KOLAM TEMBOK DAN KOLAM TANAH DI AIR TAWAR
407 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 ANALISA PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x niloticus) PADA PEMELIHARAAN DI KOLAM TEMBOK DAN KOLAM TANAH DI AIR TAWAR ABSTRAK
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciTEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso
TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso Abstrak Dalam rangka memenuhi kebutuhan induk betina sebagai pasangan dari induk jantan YY, maka diperlukan suatu teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, budidaya ikan nila di beberapa wilayah di Sumatera Utara berkembang dengan pesat. Dalam skala rumah tangga pada masyarakat ada yang membuat
Lebih terperinciPENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN
PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN ARTIKEL ILMIAH Oleh : Anggi Anjar Muria Renjani NIM 061810401017
Lebih terperinciArief Vrahmana, Fajar Basuki*, Sri Rejeki
31 HIBRIDISASI IKAN NILA PANDU DAN KUNTI GENERASI F4 TERHADAP EFEK HETEROSIS PADA IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) GENERASI F4 PADA UMUR 5 BULAN Hybridization F4 Generation Pandu and Kunti Tilapia
Lebih terperinciMeningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)
Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Lingkungan Bisnis) Nama : Yogi Renditya NIM : 11.02.7920 Kelas : 11-D3MI-01 Abstrak Budi daya ikan lele bisa dibilang gampang-gampang susah, dikatakan
Lebih terperinciDeskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)
1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),
Lebih terperinciPENERAPAN SELEKSI FAMILI F3 PADA IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus)
PENERAPAN SELEKSI FAMILI F3 PADA IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus) Implementation of F3 Family Selection on Black Tilapia (Oreochromis niloticus) Tristiana Yuniarti 1, Sofi Hanif 2, dan Dian Hardiantho
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA NIRWANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL INDUK PENJENIS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
Lebih terperinciPENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama
PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi masyarakat di Indonesia. Hal
Lebih terperinciUdayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 8,No. 2, Oktober 2017 ISSN: 2086-3861 E-ISSN: 2503-2283 KAJIAN KUALITAS AIR DAN PENILAIAN KESESUAIAN TAMBAK DALAM UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN BANDENG (Chanos
Lebih terperinciKata Kunci : Heterosis; Ikan Nila (Oreochromis niloticus); Pertumbuhan.
1 ANALISA PERTUMBUHAN DAN EFEK HETEROSIS BENIH HIBRID NILA LARASATI GENERASI 5 (F5) HASIL PENDEDERAN I III Agus Arif Rahman *) Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Lebih terperinciProduksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar
Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar
SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jumlah Larva Jumlah larva yang dipanen dari pemijahan induk semua tipe persilangan disajikan pada Gambar 5. Jumlah larva terbanyak dihasilkan dari persilangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciPENGARUH TIPE PERSILANGAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN POPULASI BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii)
591 Pengaruh tipe persilangan terhadap sintasan dan pertumbuhan... (Imron) PENGARUH TIPE PERSILANGAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN POPULASI BENIH UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) Imron *), Harry
Lebih terperinciNugroho Setiyadi, Fajar Basuki *), Suminto
STUDI PERBANDINGAN PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA STRAIN LARASATI, HITAM LOKAL DAN MERAH LOKAL YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK Comparative Study of Growth and Survival
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :
LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL
547 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL Gleni Hasan Huwoyon *), Rudhy Gustiano *), Endang Mudjiutami **), Wahyutomo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Bahari Indonesia: Udang [29 maret 2011Potensi]
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan sektor agribisnis yang hingga saat ini masih memberikan kontribusi yang cukup besar pada perekonomian Indonesia. Dari keseluruhan total ekspor produk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lebih terperinciKebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi
Kebijakan Perikanan Budidaya Riza Rahman Hakim, S.Pi Reflection Pembangunan perikanan pada dasarnya dititikberatkan pada perikanan tangkap dan perikanan budidaya Pada dekade 80-an perikanan budidaya mulai
Lebih terperinciPengujian Apilkasi Probiotik Pada Penggelondongan Calon Induk Bandeng Strain Barru Pada Bak Beton
Pengujian Apilkasi Probiotik Pada Penggelondongan Calon Induk Bandeng Strain Barru Pada Bak Beton Sirajuddin, Syamsul Bahri, Akmal, Mohd. Syaichudin Kualitas benih yang rendah menjadi penyebab lambatnya
Lebih terperinciPENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA PADA TAMBAK INTENSIF DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2): 153 158 (25) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 153 PENOKOLAN UDANG WINDU, Penaeus monodon Fab. DALAM HAPA
Lebih terperinci515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)
515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini) KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH Cherax quadricarinatus DARI BERBAGAI LOKASI UNTUK MENCAPAI UKURAN 5 6 INCI ABSTRAK Irin Iriana Kusmini dan Gleni
Lebih terperinciAPLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 4, No. 2, Agustus 2013 ISSN : 2086-3861 APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork) APPLICATION USE DIFFERENT
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumber daya alam di Indonesia cukup melimpah dan luas termasuk dalam bidang kelautan dan perikanan, namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan yang kurang optimal mengakibatkan
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF
BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF BUDIDAYA IKAN NILA POTENSI : - daya adaptasi tinggi (tawar-payau-laut) - tahan terhadap perubahan lingkungan - bersifat omnivora - mampu mencerna pakan secara efisien
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR SB
SIDANG TUGAS AKHIR SB 091358 Pengaruh Salinitas terhadap Kandungan Protein dan Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) Oleh : Hutami Tri Retnani 1508 100 008 Dosen Pembimbing : Dra. Nurlita
Lebih terperinciPengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)
Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.) The Effect of Salinity Acclimatization on Survival Rate of Nile Fry (Oreochromis sp.) Yuliana Asri 1,*,
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar
SNI : 01-6141 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Daftar isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi...
Lebih terperinciSELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT
Media Akuakultur Vol. 10 No. 2 Tahun 2015: 65-70 SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT Didik Ariyanto Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya 2 Pantura Sukamandi, Patokbeusi, Subang 41263, Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan nasional mengingat potensi perairan Indonesia yang sangat besar, terutama dalam penyediaan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati [1]. Dari seluruh kekayaan hayati yang dimiliki, salah satunya yaitu ikan nila
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemeliharaan Induk Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk terlebih dahulu di kolam pemeliharaan induk yang ada di BBII. Induk dipelihara
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN PAPUYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN PAPUYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL
PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA KUNTI F5 HASIL PEMBESARAN I (D90-150)
ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA KUNTI F5 HASIL PEMBESARAN I (D90-150) Kika Apriliza *) Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciPENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 2 Februari 2015 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai potensi perikanan cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Jawa Barat pada tahun 2010 terhadap
Lebih terperinciJournal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 8-16 Online di :
ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA PANDU (F6) (Oreochromis niloticus) DENGAN STRAIN IKAN NILA MERAH LOKAL KEDUNG OMBO DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM RESIPROKAL An Analysis of Character Reproduction Tilapia
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN KELABAU (OSTEOCHILUS MELANOPLEURUS) HASIL DOMESTIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk ikan nila yang berasal dari 4 populasi ikan nila yang berbeda, yaitu Red NIFI, NIRWANA, BEST, dan Merah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA TUGAS PENGENALAN KOMPUTER ZURRIYATUN THOYIBAH E1A012065 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perikanan budidaya diyakini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro-poor), menyerap tenaga kerja (pro-job) serta
Lebih terperinciSNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar
SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar 227.779.100 orang dan
Lebih terperinciHIBRIDISASI IKAN NILA PANDU DAN KUNTI GENERASI F5 TERHADAP EFEK HETEROSIS IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) GENERASI F5 PADA UMUR 5 BULAN
21 HIBRIDISASI IKAN NILA PANDU DAN KUNTI GENERASI F5 TERHADAP EFEK HETEROSIS IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) GENERASI F5 PADA UMUR 5 BULAN Hybridization Tilapia Pandu and Kunti for Heterosis
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang
16 PENDAHULUAN Latar belakang Ikan nila merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan ini adalah mudah dipelihara,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka dalam rangka
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU TAHAN PENYAKIT KHV DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Latar Belakang Udang windu merupakan salah satu komoditas ekspor non migas dalam sektor perikanan. Kegiatan produksi calon induk udang windu merupakan rangkaian proses domestifikasi dan pemuliaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam situasi pasca krisis ekonomi saat ini, sub sektor perikanan merupakan tumpuan harapan yang diandalkan oleh pemerintah untuk ikut berperan dalam upaya pemulihan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan
Lebih terperinci