: biomassa, jumlah berat individu-individu dalam suatu stok ikan : biomassa pada periode t

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": biomassa, jumlah berat individu-individu dalam suatu stok ikan : biomassa pada periode t"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 84 Lampiran 1. Daftar Istilah dan Singkatan B B t : biomassa, jumlah berat individu-individu dalam suatu stok ikan : biomassa pada periode t B t+1 : biomassa pada periode t+1 CPUE f f t : catch per unit of effort (hasil tangkapan per satuan upaya), hasil tangkapan yang diperoleh dari satu satuan upaya penangkapan tertentu dan biasanya digunakan sebagai indeks kelimpahan : fishing effort (upaya penangkapan), upaya yang dilakukan untuk mendapatkan hasil tangkapan pada suatu periode tertentu : upaya penangkapan pada periode t f t+1 : upaya penangkapan pada periode t+1 f opt FPI K m MSY Overcapacity Ovefishing q r : optimum effort (upaya penangkapan optimum), upaya yang dapat menghasilkan hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) : fishing power index (indeks daya tangkap), indeks yang mewakili kemampuan tangkap relatif suatu alat tangkap dibandingkan alat tangkap lain : carrying capacity (daya dukung lingkungan), batas tertinggi biomassa yang dapat didukung oleh lingkungan : parameter tambahan pada Model Pella dan Tomlinson yang nilainya lebih besar dari 1 : maximum sustainable yield (hasil tangkapan maksimum lestari), jumlah atau bobot suatu hasil tangkapan maksimum yang dapat dipanen dari sumberdaya ikan tanpa mengganggu kelestariannya : armada penangkapan yang berlebih sehingga upaya penangkapan melebihi upaya optimum : penangkapan berlebih sehingga jumlah hasil tangkapan melebihi hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) : cachability coefficient (koefisien ketertangkapan), koefisien yang mewakili kemampuan tangkap suatu alat tangkap : intrinsic growth (laju pertumbuhan instrinsik), nilai laju pertumbuhan yang khas dari suatu populasi (biomassa) ikan yang belum memperhitungkan pengaruh carrying capacity

3 85 Lampiran 1 (Lanjutan) stok U U t : besarnya cadangan sumberdaya ikan di suatu perairan yang dieksploitasi : CPUE (hasil tangkapan per satuan upaya) : CPUE pada periode t U t+1 : CPUE pada periode t+1 Undercapacity : kurangnya jumlah armada penangkapan sehingga upaya penangkapan lebih rendah dari upaya optimum Underfishing Y Y t : kurangnya penangkapan sehingga jumlah hasil tangkapan lebih rendah dari hasil tangkapan maksimum lestari (MSY) : yield (hasil tangkapan), jumlah atau berat ikan yang ditangkap pada suatu periode tertentu : hasil tangkapan pada periode t Y t+1 : hasil tangkapan pada periode t+1

4 Lampiran 2. Peta Teluk Palabuhanratu 86

5 87 Lampiran 3. Daftar Pertanyaan (Kuesioner) PERTANYAAN A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : 3. Peran : 4. Fishing Base : B. Kapal 1. Jenis kapal : 2. Ukuran : GT 3. Dimensi -Panjang : m -Lebar : m -Tinggi : m 4. Jumlah ABK : orang 5. Motor penggerak dan kekuatannya : C. Alat Tangkap 1. Jenis alat : 2. Ukuran -Panjang : m -Lebar : m 3. Apakah terjadi perubahan ukuran alat tangkap saat ini dari beberapa tahun sebelumnya : D. Data Hasil tangkapan 1. Jenis ikan tangkapan utama : 2. Berat ikan peperek dalam 1 trip -Pada saat musim : kg -Pada saat tidak musim : kg

6 88 Lampiran 3 (Lanjutan) E. Trip 1. Jumlah hari per trip : hari 2. Jumlah trip per hari : trip 3. Jumlah trip per bulan : trip 4. Jumlah trip per tahun : trip F. Lokasi Penangkapan (Fishing Ground) 1. Lokasi penangkapan secara umum : 2. Lokasi penangkapan peperek : G. Lokasi pendaratan : H. Musim Penangkapan 1. Bulan-bulan musim penangkapan peperek: 2. Bulan-bulan tidak musim peperek: A. Pemanfaatan Hasil: 1. Dijual ke TPI : 2. Dijual ke selain TPI : 3. Dikonsumsi (tdk dijual): %

7 Lampiran 4. Tabel Hasil Wawancara a. Payang No. Nama Responden Peran Nama Kapal Jenis Kapal Fishing Base Ukuran Dimensi Kapal (m) Mesin ABK Payang (m) (PK) (orang) P L D P L Tangkapan Utama 1. Edi ABK Bungasari Kayu PMT PPNP 12 2, Tergantung musim 2. Dado ABK Cempaka Jaya Kayu PMT PPNP 14 2, Tergantung musim 3. Deden ABK Mandala Jaya Kayu PMT PPNP 11 2, Tergantung musim 4. Odel ABK Linda Mas 4 Kayu PMT PPNP , Tongkol, Eteman 5. Iman ABK Linda Mas 4 Kayu PMT PPNP , Tergantung musim 6. Herman ABK Cempaka Kayu PMT PPNP 12 2, Tergantung musim 7. Biset Pemilik kapal+abk Langkah Jaya Kincang PMT PPNP 8 1,8 0, Lisong, Cakalang, Tuna 8. Sukandi ABK Langkah Jaya Kincang PMT PPNP 8 1,8 0, Tergantung musim 9. Aos K. Mantan pemilik kapal+abk Dua Putra Kayu PMT PPNP 12 2,8 2, Tongkol, Kembung, Eteman 10. Yayu ABK AJB Kayu PMT PPNP 11 2, Tongkol, eteman 11. Dudih Juru Mudi AJB Kayu PMT PPNP 11 2, Tergantung musim 12. Ajudin Juru Batu AJB Kayu PMT PPNP 11 2,5 1, Tergantung musim 13. Pardi Pedagang ikan - - PPNP Tergantung Musim 14. Enday Pedagang ikan - - PPNP Tergantung musim 15. Sepi M. Staf PPNP - - PPNP 10,9 2, Lisong, Eteman, Cakalang, Tuna 16. Nurdin Staf PPNP - - PPNP 10,9 2, Tergantung musim 17. Aris S. Staf PPNP - - PPNP 10,9 2, Tongkol, Cakalang, Tuna 18. Asep ABK Leubana Kincang PMT PPI Cisolok 8 1, Tergantung musim 19. Jumsih ABK Baharun Kincang PMT PPI CIsolok 8 1, Tergantung musim (tongkol, koyo, peperek) 20. Bandi ABK - Kincang PMT PPI Cisolok 9 1,8 1,25 25 maks Tergantung musim 21. Sadad Pengolah ikan asin dan mantan nelayan payang - Kayu PMT PPI Cibangban Tongkol 89

8 Lampiran 4 (Lanjutan) No. Berat Peperek Musim (kg) Tidak Musim (kg) Jumlah Trip Hari Bulan Tahun Fishing Ground Lokasi Pendaratan Musim Penangkapan Peperek Dijual ke TPI Pemanfaatan Hasil Dijual ke Selain TPI >200 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Bulan % Teluk Palabuhanratu, Ujung Genteng, Bayah, Binuangeun Konsumsi (%) TPI Palabuhanratu Kemarau - 10% Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Tidak tentu - 10% Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Hujan - 10% Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Hujan - 10% Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Kemarau - 5% >200 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Kemarau - 10% >200 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Kemarau - 10% Teluk Palabuhanratu, TPI Palabuhanratu Bulan % >200 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Bulan % Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Tidak tentu - 10% >200 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Peralihan musim % Bulan % Bulan Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Tidak tentu - 8% >120 Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Kemarau - 8% Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Bulan % Teluk Palabuhanratu, paling jauh ke Ujung Genteng atau Binuangeun Teluk Palabuhanratu TPI Cisolok Kemarau % TPI Cisolok kadang ke TPI Palabuhanratu Kemarau - 5% Teluk Palabuhanratu TPI Cisolok Tidak tentu - 2% Teluk Palabuhanratu TPI Cibangban Bulan % Catatan: PMT = perahu motor tempel 90

9 Lampiran 4 (Lanjutan) b. Bagan No. Nama Peran Nama Kapal Fishing Base Jenis Kapal Dimensi Kapal (m) P L D Mesin Jumlah Bagan di Kapal Jumlah ABK di kapal Ukuran Bagan (m) 1. Iman Juru Mudi Penasaran PPNP Kayu, Kapal Motor ,9 FE 100 PS paling umum, ada 1 juga yang Jaka ABK Penasaran PPNP Kayu, Kapal Motor Mitsubishi PS ,5 6, Dian ABK CHN PPNP Kayu, Kapal Motor 9 2,5 1,5 Yanmar 33 PK Jalaludin ABK CHN PPNP Kayu, Kapal Motor 9 2,5 1,5 Yanmar ,5 7, Joni ABK PHN PPNP Kayu, Kapal Motor ,5 Mitsubishi 120 PS Enday Pedagang Ikan Umumnya Dian ABK Bima 1 PPNP Kayu, Kapal Motor Mitsubishi Lukman N. Pemancing di bagan Bima Odes ABK Bima 1 PPNP Kayu, Kapal Motor 10 2,5 1,5 Mitsubishi 120 PS maks 15 maks Dadan ABK Bima 1 PPNP Kayu, Kapal Motor 10 2,5 1,5 Mitsubishi 120 PS maks 15 maks Pardi Pedagang ikan Sepi M. Staf PPNP ,6 1,2 Yanmar 33/22 PK Mitsubishi 120 PS dan Nurdin Staf PPNP ,6 1,2 Yanmar 33/22 PK Mitsubishi 120 PS Apud Pemilik Angkutan Bagan dan Juru Mudi Eka Jaya PPNP Kayu, Kapal Motor T Yanmar 22 PK Aris S. Staf PPNP ,6 1,2 Yanmar 33/22 PK Mitsubishi 120 PS Umumnya 9 8, ada juga 8 7 dan 6 6 Jumlah ABK di Bagan Obet ABK Penasaran PPNP Kayu, Kapal Motor Rustam ABK - PPI CIbangban Kayu, PMT 11 2,8 1,5 Johnson Suryadi ABK - PPI CIbangban Kayu, PMT 11 2,5 1,5 Yamaha 40 PK Jali ABK - PPI CIbangban Kayu, PMT 11 2,5 1,5 Johnson

10 Lampiran 4 (Lanjutan) No. Tangkapan Utama Berat Peperek dari 1 Bagan Tidak Musim Musim (kg) (kg) Berat Peperek dari 1 Kapal Tidak Musim Musim (kg) (kg) Jumlah Trip Hari Bulan Tahun 1. Tidak tentu Tidak tentu (Teri, Rebon, Peperek, Tembang) Tergantung musim (Teri, Peperek) Fishing Ground Teluk Palabuhanratu paling jauh ke Simpenan Teluk Palabuhanratu, paling jauh 10 km dari PPNP Kec. Palabuhanratu, Cikakak, Simpenan 4. Tergantung musim <200 Teluk Palabuhanratu 5. Tergantung musim (Teri, Peperek, Lisong, rebon) >100 Teluk Palabuhanratu Lokasi Pendaratan TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Musim Penangkapan Peperek Musim kemarau, puncaknya bulan 5-6 Dijual ke TPI Pemanfaatan Hasil Dijual ke Selain TPI Konsu msi (%) - 2% Tidak tentu - 5% Tidak tentu - 5% Tidak tentu - 5% Puncaknya bulan % 6. Tongkol kecil, Peperek Bulan Tergantung musim Teluk Palabuhanratu 8. Tongkol <200 Teluk Palabuhanratu 9. Tongkol, Tembang, Peperek Teluk Palabuhanratu paling jauh ke Simpenan 10. Tergantung musim Teluk Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Puncak bulan % Tidak tentu Tidak tentu tergantung arus, saat air air jernih Tidak tentu saat air jernih - 5% - 5% 11. Tergantung musim Teluk Palabuhanratu Tidak tentu Tergantung musim Teluk Palabuhanratu 13. Tergantung musim >120 Teluk Palabuhanratu 14. Tergantung musim (lisong, teri, peperek, rebon) Maks Teluk Palabuhanratu 15. Tergantung musim Teluk Palabuhanratu 16. Tergantung musim (Teri, Tembang, Rebon, Peperek) Kec. Palabuhanratu, Cikakak, Simpenan TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu TPI Palabuhanratu Puncaknya bulan % Tidak tentu - 6% Bulan % Tidak tentu - 6% Tidak tentu - 3% 92

11 Lampiran 4 (Lanjutan) 17. Tergantung musim (Teri, tembang, peperek) 18. Tergantung musim 19. Tergantung musim Teluk Palabuhanratu <10 km dari Cibangban Teluk Palabuhanratu Teluk Palabuhanratu TPI Cibangban TPI Cibangban TPI Cibangban Tidak tentu - 2% Tidak tentu, saat air jernih - 1-2% Tidak tentu - 2% Catatan: PMT = perahu motor tempel 93

12 94 Lampiran 5. Konstruksi Alat Tangkap Payang dan Bagan Rakit Konstruksi Payang (Sumber: auxis.tripod.com) Keterangan: 1. Kuluh 5. Kantong 2. Pemberat 6. Tali ris 3. Sayap 7. Tali selambar 4. Badan 8. Perahu payang

13 95 Lampiran 5 (Lanjutan) Konstruksi Bagan Rakit Keterangan: 1. Waring 4. Roler 2. Pelampung (blong) 5. Rumah bagan 3. Tiang pancang 6. Anjang-anjang

14 96 Lampiran 6. Hasil Tangkapan dan Jumlah Trip Penangkapan Ikan Peperek per Alat Tangkap Kurun Waktu a. Hasil tangkapan dan jumlah trip di TPI Palabuhanratu Tahun Hasil tangkapan (ton) Angkutan Bagan Trip keseluruhan Trip efektif Hasil tangkapan (ton) Payang Trip keseluruhan Trip efektif , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Purse seine Tahun Hasil tangkapan Trip (ton) keseluruhan Trip efektif , , , (Diolah dari data statistik PPN Palabuhanratu tahun ) Catatan: Rata-rata jumlah trip efektif payang adalah 5% dari jumlah trip keseluruhan; Rata-rata jumlah trip efektif angkutan bagan adalah 15% dari jumlah trip keseluruhan.

15 97 Lampiran 6 (Lanjutan) b. Hasil tangkapan dan jumlah trip di TPI Cisolok dan TPI Cibangban Angkutan Bagan Tahun Hasil tangkapan Trip Trip efektif (ton) keseluruhan (15% dari trip keseluruhan) , , , , , , , , , , , Payang Tahun Hasil tangkapan (ton) Trip keseluruhan Trip efektif (5% dari trip keseluruhan) , , , , , , , , , , , (Diolah dari data DKP Kabupaten Sukabumi 2013) Catatan: Jumlah trip efektif payang dihitung 5% dari jumlah trip keseluruhan; Jumlah trip efektif angkutan bagan dihitung 15% dari jumlah trip keseluruhan.

16 98 Lampiran 6 (Lanjutan) c. Hasil tangkapan dan jumlah trip kumulatif di ketiga TPI Angkutan Bagan Payang Purse seine Tahun Hasil Hasil Hasil Trip Trip Trip tangkapan tangkapan tangkapan efektif efektif efektif (ton) (ton) (ton) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

17 Lampiran 7. Standardisasi Upaya Penangkapan a. Hasil tangkapan, upaya penangkapan, dan CPUE per jenis alat tangkap Angkutan Bagan Payang Purse Seine Tahun CPUE CPUE CPUE Y (ton) f (trip) Y (ton) f (trip) Y (ton) f (trip) (ton/trip) (ton/trip) (ton/trip) , , , , , , , , , , , ,378 0, , , , , ,315 0, , , , , , , , , ,439 2, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,394 37, , Alat Tangkap CPUE rata-rata FPI Angkutan Bagan 0,392 0,984 Payang 0,398 1,000 Purse Seine 0,457 1,149 99

18 Lampiran 7 (Lanjutan) b. Upaya penangkapan hasil standardisasi (setara payang) f Tahun standar Angkutan Bagan f standar Payang f standar Purse Seine f total (trip) (trip) (trip) (trip)

19 101 Lampiran 8. Uji Multikolinieritas Model Walters & Hilborn, Schnute, dan CYP A. Model Walters dan Hilborn Tahun Y t (ton) f t (trip) (X) U t (Y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,350 Statistik Regresi R 2 0,0112 Tol = 1 0,0112 Tol = 0,9888 VIF = 1 0,9888 VIF = 1,0113

20 102 Lampiran 8 (Lanjutan) B. Model Schnute Tahun Y t (ton) f t (trip) (U t +U t+1 )/2 (X) (f t +f t+1 )/2 (Y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Statistik Regresi R 2 0,0235 Tol = 1 0,0235 Tol = 0,9765 VIF = 1 0,9765 VIF = 1,0241

21 103 Lampiran 8 (Lanjutan) C. Model Clarke Yoshimoto Pooley (CYP) Tahun Y t (ton) f t (trip) ln U t (X) (f t +f t+1 ) (Y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Statistik Regresi R 2 0,0001 Tol = 1 0,0001 Tol = 0,9999 VIF = 1 0,9999 VIF = 1,0001

22 104 Lampiran 9. Analisis Regresi, Uji F, dan P-Value Tiap Model Produksi Surplus dengan Tool Data Analysis pada Program Microsoft Office Excel 2007 A. Model Schaefer Tahun Y t (ton) f t (trip) (X) Y t /f t (ton/trip) (Y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,406 Uji F db JK KT F hitung Regresi 1 0, , ,10654 Galat 9 0, ,00574 Total 10 0,05230 Koeefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (a) 0, , , ,00008 Slope (b) -0, , , ,75158

23 105 Lampiran 9 (Lanjutan) B. Model Gulland Tahun Y t (ton) f t (trip) (X) Y t /f t (ton/trip) (Y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,406 Uji F db JK KT F hitung Regresi 1 0, , ,10654 Galat 9 0, ,00574 Total 10 0,05230 Koeefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (a) 0, , , ,00008 Slope (b) -0, , , ,75158

24 106 Lampiran 9 (Lanjutan) C. Model Pella dan Tomlinson Tahun Y t (ton) f t (trip) f t 0,1 (X) Y t /f t (ton/trip) (Y) , ,784 0, , ,865 0, , ,003 0, , ,007 0, , ,934 0, , ,013 0, , ,943 0, , ,810 0, , ,997 0, , ,896 0, , ,808 0,406 Uji F db JK KT F hitung Regresi 1 0, , ,46155 Galat 9 0, ,00553 Total 10 0,05230 Koeefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (a) 0, , , ,17986 Slope (b) -0, , , ,51399

25 107 Lampiran 9 (Lanjutan) D. Model Fox Tahun Y t (ton) f t (trip) (X) Y t /f t (ton/trip) ln (Y t /f t ) (Y) , ,547-0, , ,312-1, , ,412-0, , ,366-1, , ,363-1, , ,484-0, , ,306-1, , ,436-0, , ,420-0, , ,350-1, , ,406-0,901 Uji F db JK KT F hitung Regresi 1 0, , ,05130 Galat 9 0, ,03452 Total 10 0,31242 Koefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (a) -0, , , ,00022 Slope (b) -0, , , ,82588

26 108 Lampiran 9 (Lanjutan) E. Model Walters & Hilborn Tahun Y t (ton) U t (X 1 ) f t (X 2 ) (U t+1 /U t )-1 (Y) ,780 0, , ,214 0, , ,878 0, , ,963 0, , ,007 0, , ,964 0, , ,684 0, , ,617 0, , ,011 0, , ,049 0, , ,675 Uji F db JK KT F hitung Regresi 2 0, , ,37871 Galat 7 0, ,00801 Total 9 0,78325 Koefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (α) 1, , , ,00004 Slope (β 1 ) -3, , , ,00003 Slope (β 2 ) -0, , , ,04921

27 109 Lampiran 9 (Lanjutan) F. Model Schnute Tahun Y t (ton) f t (trip) U t (U t +U t+1 )/2 (X 1 ) (f t +f t+1 )/2 (X 2 ) ln (U t+1 /U t ) (Y) , ,547 0, , , ,312 0, , , ,412 0, , , ,366 0, , , ,363 0, , , ,484 0, , , ,306 0, , , ,436 0, , , ,420 0, , , ,350 0, , , ,406 Uji F db JK KT F hitung Regresi 2 0, , ,75677 Galat 7 0, ,10279 Total 9 0,87510 Koefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (α) 2, , , ,28143 Slope (β 1 ) -5, , , ,25875 Slope (β 2 ) -0, , , ,89608

28 110 Lampiran 9 (Lanjutan) G. Model Clarke Yoshimoto Pooley (CYP) Tahun Y t (ton) f t (trip) U t ln U t (X 1 ) f t +f t+1 (X 2 ) ln U t+1 (Y) , ,547-0, , , ,312-1, , , ,412-0, , , ,366-1, , , ,363-1, , , ,484-0, , , ,306-1, , , ,436-0, , , ,420-0, , , ,350-1, , , ,406 Uji F db JK KT F hitung Regresi 2 0, , ,49031 Galat 7 0, ,01219 Total 9 0,19482 Koefisien Error Standar t Stat P-Value Intercept (α) -1, , , ,00031 Slope (β 1 ) -0, , , ,02004 Slope (β 2 ) -0, , , ,87628

29 111 Lampiran 10. Perhitungan Koefisien Determinasi Tiap Model Produksi Surplus A. Model Schaefer Y t /f t Tahun aktual (Y i ) ,547 Persamaan regresi f t = 0, ,00003f t Y t Y t /f t prediksi (Y i ) 0,411 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,312 0,406 0, , ,412 0,392 0, , ,366 0,391 0, , ,363 0,400 0, , ,484 0,390 0,400 0, , ,306 0,399 0, , ,436 0,409 0, , ,420 0,393 0, , ,350 0,403 0, , ,406 0,409 0, ,00004 R 2 = 0, ,05230 R 2 = 0,0117 R 2 = 1,17% Jumlah 0, ,05230

30 112 Lampiran 10 (Lanjutan) B. Model Gulland Y t /f t Tahun aktual (Y i ) ,547 Persamaan regresi f t = 0, ,00003f t Y t Y t /f t prediksi (Y i ) 0,411 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,312 0,406 0, , ,412 0,392 0, , ,366 0,391 0, , ,363 0,400 0, , ,484 0,390 0,400 0, , ,306 0,399 0, , ,436 0,409 0, , ,420 0,393 0, , ,350 0,403 0, , ,406 0,409 0, ,00004 Jumlah 0, ,05230 R 2 = 0, ,05230 R 2 = 0,0117 R 2 = 1,17%

31 113 Lampiran 10 (Lanjutan) C. Model Pella dan Tomlinson Tahun Y t /f t aktual (Y i ) ,547 Persamaan regresi f t = 0, ,18300f t 0.1 Y t Y t /f t prediksi (Y i ) 0,424 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,312 0,409 0, , ,412 0,384 0, , ,366 0,383 0, , ,363 0,397 0, , ,484 0,382 0,400 0, , ,306 0,395 0, , ,436 0,419 0, , ,420 0,385 0, , ,350 0,404 0, , ,406 0,420 0, ,00004 R 2 = 0, ,05230 R 2 = 0,0488 R 2 = 4,88% Jumlah 0, ,05230

32 114 Lampiran 10 (Lanjutan) D. Model Fox ln (Y t /f t ) Tahun aktual (Y i ) ,603 Persamaan regresi ln Y t = 0, ,00005f f t t ln (Y t /f t ) prediksi (Y i ) -0,912 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,163-0,921 0, , ,886-0,944 0, , ,004-0,945 0, , ,013-0,931 0, , ,725-0,947 0,930 0, , ,185-0,932 0, , ,829-0,915 0, , ,868-0,943 0, , ,050-0,925 0, , ,901-0,915 0, ,00085 Jumlah 0, ,31242 R 2 = 0, ,31242 R 2 = 0,0057 R 2 = 0,57%

33 115 Lampiran 10 (Lanjutan) E. Model Walters & Hilborn (U t+1 /U t )-1 Tahun aktual (Y i ) ,429 Persamaan regresi U t+1 1 = 1, ,71141U U t t 0,00024f t (U t+1 /U t )-1 prediksi (Y i ) -0,432 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,319 0,395 0, , ,111-0,104 0, , ,009 0,061 0, , ,335 0,153 0, , , ,369-0,386 0, , ,428 0,357 0, , ,038-0,033 0, , ,167-0,126 0, , ,161 0,234 0, ,02234 Jumlah 0, ,78325 R 2 = 0, ,78325 R 2 = 0,9284 R 2 = 92,84%

34 ln U t+1 = 2, ,11787 U t + U t+1 U t 2 0,00007 f t + f t Lampiran 10 (Lanjutan) F. Model Schnute Tahun ln (U t+1 /U t ) aktual (Y i ) ,560 Persamaan regresi ln (U t+1 /U t ) prediksi (Y i ) -0,196 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,277 0,124 0, , ,118-0,033 0, , ,009 0,104 0, , ,289-0,200 0, , , ,460-0,055 0, , ,356 0,093 0, , ,039-0,207 0, , ,182 0,007 0, , ,150 0,064 0, ,03220 Jumlah 0, ,87510 R 2 = 0, ,87510 R 2 = 0,1778 R 2 = 17,78%

35 0,00001(f t + f t+1 ) 117 Lampiran 10 (Lanjutan) G. Model Clarke Yoshimoto Pooley (CYP) Tahun ln U t+1 aktual (Y i ) ,163 Persamaan regresi ln U t+1 = 1, ,59325ln U t ln U t+1 prediksi (Y i ) -1,149 Y (Y i Y) 2 (Y i Y) 2 0, , ,886-0,826 0, , ,004-0,998 0, , ,013-0,924 0, , ,725-0,919 0, , , ,185-1,091 0, , ,829-0,808 0, , ,868-1,022 0, , ,050-1,002 0, , ,901-0,885 0, ,00382 R 2 = 0, ,19481 R 2 = 0,5620 R 2 = 56,20% Jumlah 0, ,19481

36 118 Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian Bagan apung Bagan apung Setting bagan Angkutan bagan Rombongan nelayan di angkutan bagan Ikan peperek: hasil tangkapan bagan

37 119 Lampiran 11 (Lanjutan) Perahu payang Perahu payang: persiapan melaut Setting payang Hauling payang Aos Kusnadi: mantan pemilik dan nelayan payang di PPNP Yayu: nelayan payang di PPNP

38 120 Lampiran 11 (Lanjutan) Iman: juru mudi angkutan bagan di PPNP Dian: nelayan bagan di PPNP Bandi: nelayan payang di PPI Cisolok Jali dan Suryadi: nelayan bagan di PPI Cibangban Nurdin: staf PPNP Sepi Maharadika: staf PPNP

39 121 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 5 Desember Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Muslihin dan Ibu Yayah. Penulis menempuh pendidikan formal yaitu SDN Pasirpamenggel, Tasikmalaya tahun 1997 sampai dengan 2003, dilanjutkan ke SMP Negeri 5 Cikalong, Tasikmalaya pada tahun 2003 sampai dengan 2006, selanjutnya ke SMA Negeri 1 Cikalong, Tasikmalaya tahun 2006 sampai dengan Terakhir penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Perikanan Universitas Padjadjaran melalui program Beasiswa 1 Siklus (S1 Rumpun Pertanian) Pemerintah Daerah Jawa Barat sejak tahun 2009 sampai tahun 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Teluk Palabuhanratu merupakan sebuah perairan teluk yang terletak di Kabupaten Sukabumi dan berbatasan langsung dengan 4 kecamatan yakni

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari tanggal 17 April sampai 7 Mei 013. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 6 0'0"S 6 0'0"S 6 0'0"S 5 55'0"S 5 50'0"S 28 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Maret 2011. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palabuhanratu merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang cukup tinggi di Jawa Barat (Oktariza et al. 1996). Lokasi Palabuhanratu

Lebih terperinci

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu 24 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012 yang meliputi: observasi lapang, wawancara, dan pengumpulan data sekuder dari Dinas

Lebih terperinci

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun Cacth (ton) 46 4 HASIL 4.1 Hasil Tangkapan (Catch) Ikan Lemuru Jumlah dan nilai produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru yang didaratkan di PPP Muncar dari tahun 24 28 dapat dilihat pada Gambar 4 dan

Lebih terperinci

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan Kabupaten Morowali didasarkan atas kelompok ikan Pelagis Kecil, Pelagis Besar, Demersal

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

VI. ANALISIS BIOEKONOMI 111 VI. ANALISIS BIOEKONOMI 6.1 Sumberdaya Perikanan Pelagis 6.1.1 Produksi dan Upaya Penangkapan Data produksi yang digunakan dalam perhitungan analisis bioekonomi adalah seluruh produksi ikan yang ditangkap

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kajian tentang konsep kapasitas penangkapan ikan berikut metoda pengukurannya sudah menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of

Lebih terperinci

Lampiran 1 Layout PPN Prigi

Lampiran 1 Layout PPN Prigi LAMPIRAN 93 Lampiran 1 Layout PPN Prigi TPI Barat BW 01 BW 02 Kolam Pelabuhan Barat BW 03 Kantor Syahbandar Cold Storage Kantor PPN TPI Timur BW 04 Kolam Pelabuhan Timur Sumber: www.maps.google.co.id diolah

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemetaan Partisipatif Daerah Penangkapan Ikan kurisi dapat ditangkap dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan jaring rampus. Kapal dengan alat tangkap cantrang memiliki

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER Oleh : Moh. Erwin Wiguna, S.Pi., MM* Yogi Bachtiar, S.Pi** RINGKASAN Penelitian ini mengkaji

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi dalam 2 tahapan berdasarkan waktu kegiatan, yaitu : (1) Pelaksanaan penelitian lapangan selama 2 bulan (September- Oktober

Lebih terperinci

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun 37 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Aspek Teknis Perikanan Purse seine Aspek teknis merupakan aspek yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha penangkapan ikan, yaitu upaya penangkapan, alat

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian 21 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan dan pengumpulan data di lapangan dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan April 2009. Penelitian dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi Umum Perairan Teluk Banten Letak geografis Teluk Banten berada dalam koordinat 05 o 49 45-06 o 02 00 LS dan 106 o 03 20-106 o 16 00 BT. Teluk Banten

Lebih terperinci

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

Gambar 6 Peta lokasi penelitian. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan dimulai dengan penyusunan proposal dan penelusuran literatur mengenai objek penelitian cantrang di Pulau Jawa dari

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru. 3 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Juli 009 di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar - Perairan Selat Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Perairan Selat Bali terletak

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 27 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilaksanakan bulan Juli-September 2007 yaitu di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

C E =... 8 FPI =... 9 P

C E =... 8 FPI =... 9 P 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan yang meliputi studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Kondisi umum perairan Teluk Banten Perairan Karangantu berada di sekitar Teluk Banten yang secara geografis terletak pada 5 0 49 45 LS sampai dengan 6 0 02

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ikan Peperek Klasifikasi dan Morfologi Menurut Saanin (1984) klasifikasi dari ikan peperek adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ikan Peperek Klasifikasi dan Morfologi Menurut Saanin (1984) klasifikasi dari ikan peperek adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAA 2.1 Ikan Peperek 2.1.1 lasifikasi dan Morfologi Menurut Saanin (1984) klasifikasi dari ikan peperek adalah sebagai berikut: Filum : Chordata elas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TPI Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Lampiran 1). Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan alasan dan kriteria

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai dinamika stok ikan peperek (Leiognathus spp.) dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan nilai produksi ikan lemuru Indonesia, tahun Tahun

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan nilai produksi ikan lemuru Indonesia, tahun Tahun 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lemuru merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup penting. Berdasarkan data statistik perikanan Indonesia tercatat bahwa volume tangkapan produksi ikan lemuru

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR 1 PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR (Trichiurus sp.) DI PERAIRAN TELUK PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Adnan Sharif, Silfia Syakila, Widya Dharma Lubayasari Departemen Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Alat Tangkap Jaring Kembung a. Jaring Kembung b. Pengukuran Mata Jaring c. Pemberat d. Pelampung Utama e. Pelampung Tanda f. Bendera Tanda Pemilik Jaring Lampiran 2. Kapal

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah laut Indonesia terdiri dari perairan teritorial seluas 0,3 juta km 2, perairan laut Nusantara seluas 2,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat

3.1. Waktu dan Tempat 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni - Oktober 2008, Adapun lingkup wilayah penelitian di Bengkalis dengan mengambil beberapa desa sampel yaitu : Meskom, Pambang,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN Edy H.P. Melmambessy Staf Pengajar Univ. Musamus-Merauke, e-mail : edymelmambessy@yahoo.co.id ABSTRAK Ikan tongkol termasuk dalam golongan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai bulan Februari 2012 dengan interval waktu pengambilan sampel 1 bulan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Alat Tangkap 5.1.1 Penangkapan ikan pelagis besar Unit penangkapan ikan pelagis besar di Kabupaten Aceh Jaya pada umumnya dilakukan oleh nelayan dengan menggunakan alat penangkapan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Aktivitas Penangkapan Ikan Lemuru 5.1.1 Alat tangkap Purse seine merupakan alat tangkap utama yang digunakan oleh nelayan di sekitar Selat Bali dalam menangkap ikan lemuru. Purse

Lebih terperinci

MODEL PRODUKSI SURPLUS UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI TELUK BANTEN, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

MODEL PRODUKSI SURPLUS UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI TELUK BANTEN, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN i MODEL PRODUKSI SURPLUS UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI TELUK BANTEN, KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN NURALIM PASISINGI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Lebih terperinci

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin ,

Produksi (Ton) Trip Produksi (Ton) Pukat Cincin , Lampiran 1. Produksi per alat tangkap per tahun Tabel 11. Produksi ikan tembang per upaya penangkapan tahun 2008-2012 Jenis Alat 2008 2009 2010 2011 2012 Tangkap Upaya Penangkapan Produksi (Ton) Upaya

Lebih terperinci

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 5.1 Pendahuluan Armada penangkapan yang dioperasikan nelayan terdiri dari berbagai jenis alat tangkap,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di Pemerintah Aceh yang memiliki potensi sumberdaya ikan. Jumlah sumberdaya ikan diperkirakan sebesar 11.131 ton terdiri

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Secara astronomis wilayah Palabuhanratu berada pada 106º31' BT-106º37' BT dan antara 6 57' LS-7 04' LS, sedangkan secara administratif

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 14 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April tahun 2012. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan April tahun 2012 sedangkan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi terletak di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 0 57-7 0 25 Lintang

Lebih terperinci

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology ANALISIS POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN KABUPATEN KENDAL Potency Analysis and Utilization Rate of Demersal Fish Resource in Kendal Regency Ferry Sandria 1 Aristi Dian

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid Program Studi Ilmu Kelautan STITEK Balik Diwa Makassar Email : hartati.tamti@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG 66 6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG Hubungan patron-klien antara nelayan dengan tengkulak terjadi karena pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan tanpa lelang. Sistim pemasaran

Lebih terperinci

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production

Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production Praktikum m.k. Daerah Penangkapan Ikan Pendugaan Stok Ikan dengan Metode Surplus Production Julia E. Astarini Dept. PSP FPIK IPB 2010 Stok ikan : angka yang menggambarkan suatu nilai dugaan besarnya biomas

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 22 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Topografi dan Geografi Topografi wilayah Palabuhanratu adalah bertekstur kasar, sebagian besar wilayahnya merupakan dataran bergelombang dan terdiri atas daerah

Lebih terperinci

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL 5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL 5.1 Pendahuluan Pemanfaatan yang lestari adalah pemanfaatan sumberdaya perikanan pada kondisi yang berimbang, yaitu tingkat pemanfaatannya

Lebih terperinci

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1

Agriekonomika, ISSN e ISSN Volume 4, Nomor 1 CPUE DAN TINGKAT PEMANFAATAN PERIKANAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI SEKITAR TELUK PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT Dian Budiasih dan Dian A.N. Nurmala Dewi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi 93 6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu Unit penangkapan bagan yang dioperasikan nelayan di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar berukuran panjang lebar tinggi adalah 21 2,10 1,8 m, jika dibandingkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat 27 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat (Lampiran 1). Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Penentuan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Unit Penangkapan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto 4.1.1 Kapal Kapal yang dipergunakan untuk pengoperasian alat tangkap mini purse seine di Desa Tanru Sampe dan Tarowang

Lebih terperinci

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang 5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang Pemanfaatan sumberdaya perikanan secara lestari perlu dilakukan, guna sustainability spesies tertentu, stok yang ada harus lestari walaupun rekrutmen

Lebih terperinci

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar Andi Adam Malik, Henny Setiawati, Sahabuddin Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran frekuensi panjang ikan kuniran (Upeneus sulphureus) betina yang dianalisis dengan menggunakan metode NORMSEP (Normal Separation)

Lampiran 1. Sebaran frekuensi panjang ikan kuniran (Upeneus sulphureus) betina yang dianalisis dengan menggunakan metode NORMSEP (Normal Separation) 58 Lampiran 1. Sebaran frekuensi panjang ikan kuniran (Upeneus sulphureus) betina yang dianalisis dengan menggunakan metode NORMSEP (Normal Separation) menggunakan program FiSAT II 59 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi yang memiliki delapan Desa atau Kelurahan diantaranya Desa Palabuhanratu, Citarik, Citepus,

Lebih terperinci

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) Irianis Lucky Latupeirissa 1) ABSTRACT Sardinella fimbriata stock assessment purposes

Lebih terperinci

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR Nurul Rosana, Viv Djanat Prasita Jurusan Perikanan Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang

Lebih terperinci

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA BIOECONOMY STUDY OF MACKEREL (Rastrelliger spp) IN BELAWAN GABION OCEAN

Lebih terperinci

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU Helisha Damayanti 1), Arthur Brown 2), T. Ersti Yulika Sari 3) Email : helishadamayanti@gmail.com

Lebih terperinci

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR Jurnal Akuatika Volume II Nomor 2/September 2011 ISSN 0853-2523 KAJIAN BIO-EKONOMI SUMBERDAYA IKAN KAKAP MERAH YANG DIDARATKAN DI PANTAI SELATAN TASIKMALAYA, JAWA BARAT Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer METODE PENELITIAN 108 Kerangka Pemikiran Agar pengelolaan sumber daya udang jerbung bisa dikelola secara berkelanjutan, dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah perhitungan untuk mengetahui: 1.

Lebih terperinci

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI Hazmi Arief*, Novia Dewi**, Jumatri Yusri**

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian adalah nelayan yang menangkap ikan atau beroperasi di perairan sekitar Kabupaten Pekalongan dan menjadikan TPI Wonokerto

Lebih terperinci

BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT HERUL PATUROHMAN

BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT HERUL PATUROHMAN BIOEKONOMI SUMBERDAYA UDANG DOGOL DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT HERUL PATUROHMAN DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN

Lebih terperinci

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974). 7 spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974). Ikan kembung lelaki terdiri atas ikan-ikan jantan dan betina, dengan

Lebih terperinci

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) Penangkapan Tuna dan... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) PENANGKAPAN TUNA DAN CAKALANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) YANG BERBASIS DI PANGKALAN PENDARATAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU Berkala Perikanan Terubuk, November 2016, hlm 111 122 ISSN 0126-4265 Vol. 44. No.3 ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3

ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3 ANALISIS TINGKAT PEMANFAATAN DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN PRIGI JAWA TIMUR Hari Ilhamdi 1, Riena Telussa 2, Dwi Ernaningsih 3 1,2,3 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Abstrack Pelagic

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT Analysis of Fishing Season and Exploitation Rate of Hairtail Fish (Trichiurus

Lebih terperinci

4 HASIL. 4.1 Kondisi Perikanan Ikan Layang di Maluku Utara

4 HASIL. 4.1 Kondisi Perikanan Ikan Layang di Maluku Utara 65 4 HASIL 4.1 Kondisi Perikanan Ikan Layang di Maluku Utara 4.1.1 Deskripsi Unit Penangkapan Ikan Unit penangkapan ikan yang dominan menghasilkan ikan layang di perairan Maluku Utara adalah mini purse

Lebih terperinci

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI Analysis of CPUE (Catch Per Unit Effort) and Utilization Rates of Fishery

Lebih terperinci

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Wilayah Sebaran Penangkapan Nelayan Labuan termasuk nelayan kecil yang masih melakukan penangkapan ikan khususnya ikan kuniran dengan cara tradisional dan sangat tergantung pada

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (sustainable development) yang dilakukan secara berencana dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menteri

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI

FAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI FAKTOR-FAKTOR INPUT BAGI PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis, Cantor 1849) DI TELUK PALABUHANRATU, SUKABUMI RIZKA SARI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar 21 3METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 11 Desember 2010 ini bertempat di TPI Palabuhanratu. Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi eksperimen langsung

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian. 14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di PPI Labuan, Provinsi Banten. Ikan contoh yang diperoleh dari PPI Labuan merupakan hasil tangkapan nelayan disekitar perairan Selat

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004)

3. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan tembang (Sardinella fimbriata) Sumber : Dinas Hidro-Oseanografi (2004) 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan dari bulan Maret 2011 hingga Oktober 2011 dengan mengikuti penelitian bagian Manajemen Sumberdaya Perikanan

Lebih terperinci

4 KONDISI PERIKANAN TANGKAP CAKALANG DI KAWASAN TELUK BONE

4 KONDISI PERIKANAN TANGKAP CAKALANG DI KAWASAN TELUK BONE 4 KONDISI PERIKANAN TANGKAP CAKALANG DI KAWASAN TELUK BONE 4.1 Pendahuluan Salah satu perairan yang sumber ikannya perlu dikelola secara optimum adalah perairan teluk. Teluk adalah laut yang menjorok ke

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian. 31 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data untuk kebutuhan penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 hingga Mei 2011 bertempat di Sibolga Propinsi Sumatera Utara (Gambar 3).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikanan menjadi sektor penting yang berkontribusi dalam pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikanan menjadi sektor penting yang berkontribusi dalam pertumbuhan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Karakteristik Perikanan Perikanan menjadi sektor penting yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor perikanan

Lebih terperinci

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Riil Fasilitas Kebutuhan Operasional Penangkapan Ikan di PPN Karangantu Fasilitas kebutuhan operasional penangkapan ikan di PPN Karangantu dibagi menjadi dua aspek, yaitu

Lebih terperinci

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON 6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON Pada dasarnya pengelolaan perikanan tangkap bertujuan untuk mewujudkan usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan. Untuk itu, laju

Lebih terperinci

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Teluk Jakarta Secara geografis Teluk Jakarta (Gambar 9) terletak pada 5 o 55 30-6 o 07 00 Lintang Selatan dan 106 o 42 30-106 o 59 30 Bujur Timur. Batasan di sebelah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai September 2010. Pengambilan data lapangan dilakukan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, sejak 21 Juli

Lebih terperinci

PETA LOKASI PENELITIAN 105

PETA LOKASI PENELITIAN 105 14 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cisolok,

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO Teknik Penangkapan Ikan Pelagis Besar... di Kwandang, Kabupaten Gorontalo (Rahmat, E.) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum PPP Labuan, Banten Wilayah Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak antara 6 0 21-7 0 10 Lintang Selatan dan 104 0 48-106 0 11 Bujur Barat dengan luas

Lebih terperinci

ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK

ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK C 07 ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK Ika Istikasari, Abdul Kohar Mudzakir*), dan Dian Wijayanto Program Studi Pemanfaatan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Payang merupakan unit penangkapan ikan yang memiliki konstribusi terbesar dalam penyediaan stok ikan pada tahun 2011, yaitu sebesar 62,88% dari total volume

Lebih terperinci

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini fungsi komputer semakin dimanfaatkan dalam segala bidang. Baik di bidang pendidikan, bisnis, ataupun penelitian. Komputer dimanfaatkan dalam segala bidang dikarenakan

Lebih terperinci

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 1, Nomor 1, Juni

Lebih terperinci