BAB II DASAR TEORI. menggunakan gelombang radio di atas frekuensi 1 GHz. Suatu sistem transmisi
|
|
- Verawati Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Microwave Sistem transmisi microwave adalah suatu sistem transmisi dengan menggunakan gelombang radio di atas frekuensi 1 GHz. Suatu sistem transmisi microwave dapat berupa sebuah hop dengan jarak maksimum 50 km atau sebuah backbone yang berupa multiple hop, dengan jarak sampai ratusan atau ribuan kilometer. Secara garis besar, tujuan dari sistem komunikasi radio adalah untuk mentransmisikan informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa gangguan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, diperlukan suatu kondisi dimana antena pengirim dan penerima dapat saling melihat tanpa ada halangan Line Of Sight (LOS) dalam batas-batas tertentu. Gambar 2.1. Hubungan komunikasi Line of Sight
2 Daerah Fresnel Daerah fresnel atau fresnel zone adalah tempat kedudukan titik sinyal tidak langsung yang berbentuk ellips dalam lintasan propagasi gelombang radio dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak langsung (indirect signal) dan mempunyai beda panjang lintasan dengan sinyal langsung sebesar kelipatan ½λ atau 2 kali ½λ. Jika sinyal langsung dan tak langsung berbeda panjang lintasan sebesar ½λ, maka kedua sinyal tersebut akan berbeda fasa 180º, artinya kedua sinyal tersebut akan saling melemahkan. Secara matematis daerah Fresnel didekati dengan rumus sebagai berikut :...(2.1) Dimana : Fn = jarak lintasan tertentu terhadap lintasan LOS (m) n = daerah fresnel ke n d 1 = jarak pemancar ke penghalang (km) d 2 = jarak penerima ke penghalang (km) D = d 1 + d 2 = jarak pemancar ke penerima (km) f = frekuensi (Ghz)
3 Gambar 2.2. Ilustrasi Zona Fresnel Medan magnet yang berada pada jarak konstan, misal r 1 yang membentuk spherical surface akan memiliki kecepatan phasa yang konstan pada semua arah dalam ruang bebas. Permukaan phase yang konstan ini disebut sebagai wave front. Sedangkan fresnel pertama merupakan daerah yang mempunyai fading multipath terbesar, sehingga diusahakan untuk daerah fresnel pertama dijaga agar tidak dihalangi oleh obstacle Faktor Koreksi Kelengkungan Bumi Pada analisa daerah fresnel, jari-jari dihitung pada kondisi bumi datar, oleh sebab itu untuk analisa bumi bulat (kondisi nyata/riil) perlu ditambahkan perhitungan faktor koreksi terhadap kelengkungan bumi pada titik obstacle. Hal ini dikarenakan kondisi atmosfer tertentu kurva sinyal dapat mengalami refraksi melengkung menjauhi atau mendekati permukaan bumi, maka perlu diantisipasi dengan mengunakan suatu faktor pengali jari-jari bumi yang disebut faktor k. Untuk kondisi atmosfer seperti di Indonesia, digunakan faktor k sebesar 4/3 atau Dengan menyatakan perbedaan tinggi permukaan bumi pada kurva permukaan datar dan kurva permukaan bumi melengkung pada titik obstacle maka dapat dituliskan persamaan tersebut : Dimana : (2.2) h correction = faktor koreksi kelengkungan bumi ( )
4 d 1 = jarak ujung lintasan (Tx/Rx) ke penghalang (km) d 2 = jarak ujung lintasan lain (Tx/Rx) ke penghalang (km) k = faktor kelengkungan bumi 2.2. Antena Antena (antenna) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Dalam perancangan suatu antena, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah : - Bentuk dan arah radiasi yang diinginkan - Polarisasi yang dimiliki - Frekuensi kerja - Lebar band (bandwidth) dan Impedansi input yang dimiliki. Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya antena dipole 1/2, antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena. Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya.
5 Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik Pola Radiasi Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah. Dalam pengukuran pola radiasi, faktor jarak adalah faktor yang amat penting guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan teliti. Semakin jauh jarak pengukuran pola radiasi yang digunakan tentu semakin baik hasil yang akan diperoleh. Namun untuk melakukan pengukuran pola radiasi pada jarak yang benar-benar tak terhingga adalah suatu hal yang tak mungkin. Untuk keperluan pengukuran ini, ada suatu daerah di mana medan yang diradiasikan oleh antena sudah dapat dianggap sebagai tempat medan jauh apabila jarak antara sumber radiasi dengan antena yang diukur memenuhi ketentuan berikut : 2 2D r >, r >> D dan r >> (2.3) Dimana : r = jarak pengukuran (m) D = dimensi antena yang terpanjang (m) = panjang gelombang yang dipancarkan sumber (m) Di dalam pola radiasi seringkali dibutuhkan antena yang mempunyai pola radiasi broad side atau end fire. Suatu antena broad side adalah antena dimana pancaran utama maksimum dalam arah normal terhadap bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end fire adalah antena yang pancaran utama
6 maksimum dalam arah paralel terhadap bidang utama dimana antena berada. Namun demikian ada juga antena yang mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara bentuk broad side dan end fire yang disebut dengan intermediate. Gambar 2.3. Model Pola Radiasi Bandwidth Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemancar atau penerima selalu dibatasi oleh daerah frekuensi kerjanya. Pada range frekuensi kerja tersebut antena dituntut harus dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima atau memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Daerah frekuensi kerja dimana antena masih dapat bekerja dengan baik tersebut dinamakan bandwidth. Misalnya sebuah antena bekerja pada frekuensi tengah sebesar f C, namun masih juga dapat bekerja dengan baik pada frekuensi f L (di bawah f C ) sampai dengan f U (di atas f C ), maka lebar bandwidth dari antena tersebut adalah : BW = f U f L...(2.4) Suatu antena digolongkan sebagai antena broad band apabila impedansi dan pola radiasi dari antena itu tidak mengalami perubahan yang berarti untuk
7 f U / f L > 1. Bandwidth dari antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor yang digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). Misalnya pada antena dipole akan mempunyai bandwidth yang semakin lebar apabila penampang konduktor yang digunakannya semakin besar. Demikian pula pada antena yang mempunyai susunan fisik yang berubah secara smoth, biasanya akan menghasilkan pola radiasi dan impedansi input yang berubah secara smoth terhadap perubahan frekuensi (misalnya pada antena biconical, log periodic, dan sebagainya). Tabel 2.1 Contoh bandwidth 2.3. Karakteristik Lintasan Propagasi Dalam mendisain sistem komunikasi radio, sangat penting untuk memahami karakteristik kondisi lintasan propagasi sinyal. Rugi-rugi lintasan dapat sangat besar dikarenakan adanya pengaruh dari tinggi antena terminal yang rendah, banyaknya halangan pada kondisi lingkungan sekitar yang banyak pepohonan atau bangunan-bangunan seperti di kota besar. Oleh karena itu kondisi Line of Sight (LOS) sangat kecil atau jarang sekali kemungkinannya untuk terjadi. Sinyal informasi dipancarkan oleh antena pada stasiun radio. Pemancar ke
8 udara berupa gelombang elektromagnetik, kemudian di stasiun radio penerima diterima oleh antena penerima. Pada pemodelan Friis semua kondisi di stasiun pemancar, stasiun penerima dan kanal radio di udara diasumsikan berada pada kondisi ideal. Sehingga diperlukan formula untuk menentukan besarnya pengaruh ruang bebas terhadap propagasi gelombang, redaman ruang bebas merupakan redaman sinyal yang terjadi akibat dari media udara yang dilalui oleh gelombang radio antara pemancar dan penerima. Perambatan gelombang radio di ruang bebas akan menghalangi penyebaran energi di sepanjang lintasannya sehingga terjadi kehilangan energi. Untuk mengetahui kondisi point to point dengan saluran transmisi, maka perhitungan redaman ruang bebas menggunakan rumus Free Space Loss (FSL) sebagai berikut :..(2.5) Dengan adalah panjang gelombang dirumuskan dengan : Dimana : (2.6) f = frekuensi gelombang (Hz) c = kecepatan cahaya = m/s Mula-mula diasumsikan antena di stasiun pemancar dan stasiun penerima
9 berupa antena isotropis, dimana pola radiasinya berupa bola. Pada model sistem transmisi radio ideal di atas, rapat daya (power density) yang diterima di antena isotropis penerima : (watt/...(2.7) Dimana : P t = daya pancar (watt) r = jarak antena (m) Jika antena di stasiun pemancar dan stasiun penerima diganti dengan antena real, misalnya antena dipole, antena yagi atau antena lainnya. Sehingga dapat didefinisikan Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) yang menunjukkan besarnya daya pancar efektif yaitu besarnya daya pada output antena pemancar dengan saluran transmisi diasumsikan lossless : EIRP = P t.g t (watt)...(2.8) Maka rapat daya di antena penerima dapat dirumuskan sebagai berikut : (watt/m 2 )...(2.9) Berdasarkan persamaan diatas dapat dihitung besarnya daya terima yang dihasilkan dengan persamaan sebagai berikut : P r = P D. A eff...(2.10) A eff = η. A Geometri.. (2.11) Dimana : A eff = luas efektif antena
10 A Geometri = luas geometri dari antena Sedangkan hubungan antara gain antena dan luas efektif antena A eff adalah sebagai berikut :..(2.12).(2.13) Sehingga daya terima yang dihasilkan atau yang sering disebut dengan Receive Signal Level (RSL) dapat dirumuskan sebagai berikut :.(2.14)..(2.15).(2.16) Persamaan yang telah akurat di atas masih sementara. Penguatan dan redaman yang biasanya dinyatakan dalam desibel sehingga paramater seperti rasio daya, jarak antara pemancar dan penerima dan frekuensi dari sinyal dalam megahertz akan dilakukan konversi dalam satuan desibel yang diperlukan untuk mencapai persamaan yang lebih bermanfaat, persamaannya dapat dirumuskan sebagai berikut : P r = P t + G t + G r ( 32, log d + 20 log f ).(2.17)
11 P r = P t + G t + G r L fs.(2.18) Dimana : P r = daya terima (dbm) P t = daya pancar (dbm) G t = gain antena pancar (dbi) G r = gain antena terima (dbi) d f = jarak antara pemancar dan penerima (km) = frekuensi (MHz) 2.4. Broadband Wireless Access (BWA) Broadband Wireless Access (BWA) merupakan salah satu media akses berbasis Radio Frekuensi yang dapat menawarkan akses data/internet berkecepatan tinggi dan berkemampuan menyediakan layanan kapan dan dimanapun dengan menggunakan media nirkabel. BWA mentransmisikan informasi dengan menggunakan gelombang radio antara pelanggan dengan perusahaan penyedia jasa layanan BWA, yang memiliki kecepatan data mencapai diatas 64 Kbps. Terdapat beberapa layanan yang ditawarkan oleh perusahaan penyedia jasa layanan BWA antara lain akses internet broadband, VoIP, Multimedia, dan layanan on demand yang dapat diakses melalui satu perangkat saja secara bersamaan (Multiservice) Teknologi BWA Istilah BWA biasanya dianggap sebagai sebuah Base Station (Sentral) dan Terminal Station (Pelanggan) yang digunakan untuk konektivitasnya. Pada umumnya teknologi BWA muncul disebabkan oleh :
12 Keterbatasan jaringan terrestrial Kecepatan pemenuhan kebutuhan jaringan pelanggan Kebutuhan perluasan coverage dan backup jaringan dengan media lain Konfigurasi jaringannya dapat berupa point-to-multipoint (seperti layanan E1/T1 untuk kebutuhan bisnis) dan point-to-point (untuk koneksi internet backbone) yang memiliki cakupan area (coverage) sampai 10 km dengan menggunakan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) yang merupakan sistem pembagian frekuensi menjadi bagian-bagian yang sempit per kanal frekuensi sesuai dengan pembagian waktunya. Untuk memenuhi kebutuhan layanan akses data dan internet, maka pita-pita frekuensi BWA dialokasikan dalam range-range (jangkauan) tertentu. Jangkauan ini dapat berbeda disetiap negara, sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Pita frekuensi BWA di Indonesia dibagi menjadi dua dengan mengalokasikan sebagai berikut : Pita Eksklusif o o o o o o o Frekuensi 300 MHz ( MHz dan MHz) Frekuensi 1.5 GHz ( MHz dan MHz) Frekuensi 1.9 GHz Frekuensi 2 GHz ( MHz) Frekuensi 2.5 GHz ( MHz dan MHz) Frekuensi 3.3 GHz ( MHz) Frekuensi 3.5 GHz ( MHz) o Frekuensi 10.5 GHz ( MHz dan MHz)
13 Pita Non-Eksklusif o o o Frekuensi 2.4 GHz Frekuensi 5.2 GHz Frekuensi 5.8 GHz Pensinyalan BWA Suatu sektor pada sebuah Base Station dapat memancarkan lebih dari satu frekuensi sinyal carrier dengan menggunakan satu Base Radio Unit (BRU) untuk masing-masing frekuensi sinyal carrier. Dalam hal ini setiap sinyal carrier dimultiplex menggunakan prinsip Frequency Division Multiplexing (FDM). Setiap carrier yang dipancarkan bersifat broadcast dan dapat melayani beberapa Terminal Station dengan prinsip Time Division Multiplexing (TDM), dengan satu Terminal Station menempati satu slot waktu. Penempatan setiap pelanggan ke suatu slot dialokasikan secara dinamis. Gambar 2.4. Proses Sinyal Downlink Sejumlah Terminal Station yang berada pada satu sektor dapat mengakses Base Station secara bersamaan menggunakan prinsip Time Division Multiple Access (TDMA). Dengan teknologi ini, setiap pelanggan dapat berbagi bandwith yang sama. Sebuah Terminal Station hanya dapat mengirimkan
14 sinyal bila telah mendapat izin dari Base Station. Gambar 2.5. Proses Sinyal Uplink Power BWA Power BWA diperlukan untuk menghitung daerah cakupan (coverage area) sel dengan berdasar pada : Daya pancar transmitter (P TX ) Gain antena pemancar dan penerima (G TX dan G RX ) Rugi-rugi propagasi (L P ) Rugi-rugi saluran transmisi (L TX dan L RX ) Sensitivitas perangkat penerima (P th )
15 Gambar 2.6. Model Analisis Link Radio Sehingga power BWA dapat dihitung menggunakan persamaan seperti berikut ini :...(2.19) Dengan Eqivalent Isotropic Radiated Power (EIRP) adalah daya pancar efektif yaitu besarnya daya pada output antena pemancar dan dirumuskan sebagai berikut : (2.20) Berdasarkan persamaan diatas dapat dihitung besarnya power BWA atau Receive Signal Level (RSL) sebagai berikut :.(2.21) 2.5. Java Java menurut definisi dari Sun adalah nama untuk sekumpulan teknologi untuk membuat dan menjalankan perangkat lunak pada komputer standalone ataupun pada lingkungan jaringan. Java 2 adalah generasi kedua dari java platform (generasi awalnya adalah Java Development Kit). Java berdiri di atas
16 sebuah mesin interpreter yang diberi nama Java Virtual Machine (JVM). JVM inilah yang akan membaca bytecode dalam file.class dari suatu program sebagai representasi langsung program yang berisi bahasa mesin. Oleh karena itu bahasa Java disebut sebagai bahasa pemrograman yang portable karena dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi, asalkan pada sistem operasi tersebut terdapat JVM. Platform Java terdiri dari kumpulan library, JVM, kelas-kelas loader yang dipaket dalam sebuah lingkungan rutin Java, dan sebuah kompiler, debuger dan kakas lain yang dipaket dalam Java Development Kit (JDK). Agar sebuah program Java dapat dijalankan, maka file dengan ekstensi.java harus dikompilasi menjadi file bytecode. Untuk menjalankan bytecode tersebut dibutuhkan Java Runtime Environment (JRE) yang berisi JVM dan library Java yang digunakan dan memungkinkan pemakai untuk menjalankan program Java, hanya menjalankan, tidak untuk membuat kode baru lagi. Sun Microsystem telah mendefinisikan tiga buah edisi dari Java 2, yaitu : Java 2 Standard Edition (J2SE) Digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi dekstop dan applet (aplikasi Java yang dapat berjalan di dalam browser web). Java 2 Enterprise Edition (J2EE) Merupakan superset dari J2SE yang memperbolehkan programmer untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berskala besar (enterprise), yaitu dengan menggunakan enterprise JavaBeans (EJBs), dan teknologi lainnya. Java 2 Micro Edition (J2ME)
17 Merupakan subset dari J2SE yang digunakan untuk menangani pemrograman di dalam perangkat kecil, yang tidak memungkinkan untuk mendukung implementasi J2SE secara penuh Java 2 Micro Edition (J2ME) J2ME adalah satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat konsumen. Perangkat ini memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya batere, layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah. Dengan perkembangbiakan perangkat mobile konsumen dari telepon dan PDA, Java menyediakan suatu lingkungan yang portable untuk mengembangkan dan menjalankan aplikasi pada perangkat ini. Suatu configuration menggambarkan lingkungan runtime dasar dari suatu sistem J2ME, configuration tersebut menggambarkan core library, virtual machine, fitur keamanan dan jaringan. Profile Configuration Kumpulan Library JVM Sistem Operasi Gambar 2.7. Arsitektur J2ME Configuration Suatu configuration menggambarkan fitur minimal dari lingkungan lengkap Java runtime. Untuk menjamin kemampuan portabilitas dan interoperabilitas optimal diantara berbagai macam perangkat yang dibatasi sumber dayanya (memory, prosesor, koneksi yang dibatasi), configuration tidak menggambarkan fitur tambahan. Suatu
18 configuration J2ME menggambarkan suatu komplemen yang minimum dari teknologi Java. Yang berati merupakan tugas profile-profile untuk menggambarkan tambahan library untuk suatu kategori perangkat tertentu. Dalam J2ME telah didefinisikan dua buah konfigurasi yaitu Connected Limited Device Configuration (CLDC) untuk perangkat kecil dan Connected Device Configuration (CDC) untuk perangkat yang lebih besar. Profile Suatu profile menggambarkan set-set tambahan dari Application Programmable Interface (API) dan fitur untuk pasar tertentu, kategori perangkat atau industri. Sementara configuration menggambarkan library dasar, profile menggambarkan library yang penting untuk membuat aplikasi-aplikasi efektif. Library ini memasukkan user interface, jaringan dan penyimpanan API. Dalam J2ME terdapat dua buah profile yaitu Mobile Information Device Profile (MIDP) dan Foundation Profile. Keterhubungan antara configuration dan profile dapat dilihat pada gambar berikut : MIDP CLDC Kumpulan Library KVM Sistem Operasi Gambar 2.8. Aplikasi J2ME (MIDlet)
19 o Connected Limited Device Configuration (CLDC) CLDC adalah spesifikasi dasar yang berupa library dan API yang diimplementasikan pada J2ME seperti yang digunakan pada handphone, pager, dan PDA. Perangkat tersebut dibatasi dengan keterbatasan memori, sumber daya, dan kemampuan memproses. Spesifikasi CLDC adalah spesifikasi minimal dari package, kelas, dan sebagian fungsi Java Virtual Machine yang dikurangi agar dapat diimplementasikan dengan keterbatasan sumber daya pada alat tersebut. o Mobile Information Device Profile (MIDP) MIDP merupakan spesifikasi untuk sebuah profil J2ME. MIDP memiliki lapisan di atas CLDC, API tambahan untuk daur hidup aplikasi, antarmuka, jaringan, dan penyimpanan persisten MIDlet MIDlet adalah aplikasi yang ditulis untuk MIDP. MIDlet berupa sebuah kelas abstrak yang merupakan sub kelas dari bentuk dasar aplikasi sehingga antara aplikasi J2ME dan aplikasi manajemen pada perangkat dapat terbentuk. Siklus MIDlet dapat dilihat pada gambar 2.9. berikut : Gambar 2.9. Siklus MIDlet Ketika MIDlet dijalankan maka akan diinisialisasi dengan kondisi pause
20 dan dijalankan pauseapp(), kondisi berikutnya adalah fungsi MIDlet dijalankan, yaitu pada startapp(). Metode yang ada tersebut diimplementasikan sebagai protected, hal ini dimaksudkan agar MIDlet lain tidak dapat memanggil metode tersebut. Pada saat pemakai keluar dari MIDlet, maka metode destroyapp() akan dijalankan sebelum MIDlet benar-benar tidak berjalan lagi. Metode notifydestroyed() akan dipanggil sebelum MIDlet benar-benar tidak berjalan lagi, destroyapp() akan memanggil notifydestroyed(), dan notifydestroyed() akan memberitahu platform untuk menterminasi MIDlet dan membersihkan semua sumber daya yang mengacu pada MIDlet. Aplikasi MIDlet dipaket kedalam perangkat sebagai MIDlet suites. Sebuah MIDlet suites terdiri dari Java Archive (JAR) dan sebuah tambahan Java Application Descriptor (JAD). File JAD berisi deskripsi file JAR dan pemetaan atribut MIDlet, sedangkan file JAR berisi kumpulan kelas dan resource Kode Program Java 2 Micro Edition (J2ME) Setiap aplikasi MIDlet harus merupakan turunan dari kelas MIDlet atau subclass dari MIDlet class, yaitu kelas abstrak yang didefinisikan di dalam paket javax.microedition.midlet. Kelas abstrak ini memiliki tiga buah method yang harus di-override oleh kelas-kelas turunannya yaitu method: startapp(), destroyapp() dan pauseapp(). Method-method tersebut adalah method yang diperlukan untuk menjalankan dan mengkontrol MIDlet. Berikut ini adalah contoh dari kode program MIDP : import javax.microedition.midlet.*; import javax.microedition.lcdui.*;
21 public class HelloMidlet extends MIDlet implements CommandListener { Display display; Command exitcommand = new Command("Exit", Command.EXIT, 1); Alert helloalert; public HelloMidlet(){ helloalert = new Alert("Hello MIDlet","Hello, world!", null,alerttype.info); helloalert.settimeout(alert.forever); helloalert.addcommand(exitcommand); helloalert.setcommandlistener(this); } public void startapp() { if (display == null){display = Display.getDisplay(this);} display.setcurrent(helloalert); } public void pauseapp() {} public void destroyapp(boolean unconditional) {} public void commandaction(command c, Displayable d){ if (c == exitcommand){ destroyapp(true); notifydestroyed(); // Exit } } } Selanjutnya akan dipelajari MIDlet tersebut, difokuskan pada line yang penting dari kode di atas : import javax.microedition.midlet.*; import javax.microedition.lcdui.*; Line di atas ini adalah library yang dibutuhkan sebuah program MIDP. Dengan mengimpor paket javax.microedition.midlet.*; maka menyatakan akan dibuat sebuah program MIDlet, sedangkan dengan mengimpor kelas-kelas yang terdapat pada paket javax.microedition.lcdui.*; maka menyatakan aplikasi ini merupakan aplikasi Graphical User Interface (GUI). public class HelloMidlet extends MIDlet implements CommandListener { Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, maka diharuskan membuat subclass dari MIDlet untuk membuat MIDP program. Pada line ini, sudah
22 dibuat subclass dari MIDlet dengan memberikan turunan kelas induk dan menamakannya HelloMidlet. Kode "implements CommandListener" adalah untuk command/key presses, sehingga program akan mampu menghandle "command" events. Jika akan melakukan implement CommandListener, maka harus membuat method commandaction(). Display display; Command exitcommand = new Command("Exit", Command.EXIT, 1); Alert helloalert; Line di atas ini adalah variabel properties dari MIDlet. Maka dibutuhkan object Display (hanya ada satu display per MIDlet) untuk melakukan fungsi menggambar pada layar. ExitCommand adalah perintah yang akan diletakkan pada layar agar dapat keluar dari program. Jika tidak memiliki perintah keluar, maka program ini tidak memiliki cara untuk keluar dari MIDlet dengan benar. public HelloMidlet(){ helloalert = new Alert("Hello MIDlet","Hello, world!", null,alerttype.info); helloalert.settimeout(alert.forever); helloalert.addcommand(exitcommand); helloalert.setcommandlistener(this); } Line ini merupakan Constructor yang melakukan inisialisasi dari object Alert. Method addcommand() pada object Alert memberikan perintah "Exit" pada layar. Method setcommandlistener() memberikan informasi kepada sistem untuk memberikan semua command events ke MIDlet. public void startapp() { if (display == null){display = Display.getDisplay(this);} display.setcurrent(helloalert); } Kode di atas adalah bagian awal dari program ketika program sudah siap untuk ditampilkan. Jika MIDlet berhenti atau dihentikan, seperti bila ada telepon masuk, program akan masuk ke state berhenti (pauseapp). Jika panggilan sudah selesai maka akan kembali ke program dan memanggil
23 method startapp() lagi. Method display.setcurrent() memberikan informasi ke sistem bahwa menginginkan object Alert untuk dimunculkan ke layar. Maka object dapat menampilkan dengan memanggil method statis Display.getDisplay(). public void commandaction(command c, Displayable d){ if (c == exitcommand){ destroyapp(true); notifydestroyed(); // Exit } } Kode commandaction() di atas hanya akan menghandle request untuk perintah "Exit". Method di atas akan menghentikan program menggunakan notifydestroyed() jika perintah "Exit" dijalankan atau ditekan.
Materi II TEORI DASAR ANTENNA
Materi II TEORI DASAR ANTENNA 2.1 Radiasi Gelombang Elektromagnetik Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
Lebih terperinciBAB III JAVA 2 MICROEDITION (J2ME) definisi dari sun adalah sekumpulan teknologi pemrograman yang digunakan
BAB III JAVA 2 MICROEDITION (J2ME) 3.3 Arsitektur Java Bahasa Java merupakan salah satu bahasa tingkat tinggi. Java berdasarkan definisi dari sun adalah sekumpulan teknologi pemrograman yang digunakan
Lebih terperinciBab Tujuan. 2.2 Pengenalan. 2.3 "Hello, world!" MIDlet
Bab 2 Memulai Pemrograman Mobile 2.1 Tujuan In this section, we will be delving into writing, building, using the emulator and packaging J2ME applications. The Integrated Programming Environment that we
Lebih terperinciRadio dan Medan Elektromagnetik
Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa
Lebih terperinciAPLIKASI KAMUS MATEMATIKA UNTUK HANDPHONE
APLIKASI KAMUS MATEMATIKA UNTUK HANDPHONE Ismi Amalia Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam Email : ismiamalia@gmail.com ABSTRAKS Penelitian ini bertujuan untuk merancang
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian Aplikasi Kamus Bahasa Jepang - Indonesia Pada Perangkat Genggam Mengunakan J2ME (Murthi, Tommy Adhi Kresna, 2010), perancangan sistem ini
Lebih terperinciMobile Computing. Ramos Somya
Mobile Computing Ramos Somya javax.microedition.lcdui Merupakan suatu desain user interface yang dikhususkan untuk perangkat dengan limited screen perangkat mobile. MIDP UI dirancang secara fleksibel sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1 Dasar Komunikasi Radio.1.1 Frekuensi Frekuensi adalah jumlah siklus per detik dari sebuah arus bolak balik. Satuan frekuensi adalah Hertz disingkat Hz. Satu (1) Hz adalah frekuensi
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM
ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM Kevin Kristian Pinem, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departement Teknik Elektro
Lebih terperinciIF5093 Java ME. Achmad Imam Kistijantoro Semester II 2006/2007. IF-ITB/AI/Mar 07. IF5093 Java ME
IF5093 Java ME Achmad Imam Kistijantoro Semester II 2006/2007 IF5093 Java ME 1 Java ME overview Java ME (Micro Edition) adalah java platform untuk consumer devices seperti handphone, PDA, TV set-top boxes
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN LINK MICROWAVE Tujuan utama dari perencanaan link microwave adalah untuk memastikan bahwa jaringan microwave dapat beroperasi dengan kinerja yang tinggi pada segala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dalam pembahasan tentang chatting menggunakan J2ME ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dalam pembahasan tentang chatting menggunakan J2ME ini pernah dibahas dalam skripsi yang berjudul APLIKASI CHATTING MENGGUNAKAN J2ME dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE
PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE Tujuan Mengidentifikasi karakteristik dari perangkat mobile Menjelaskan arsitektur J2ME Mengetahui peran atau aturan configuration dan profile Mengidentifikasi API yang disediakan
Lebih terperinciIstilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel)
Istilah istilah umum Radio Wireless (db, dbm, dbi,...) db (Decibel) Merupakan satuan perbedaan (atau Rasio) antara kekuatan daya pancar signal. Penamaannya juga untuk mengenang Alexander Graham Bell (makanya
Lebih terperinciJAVA DAN APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI JURUSAN SISTEM INFORMASI
Makalah PTIK JAVA DAN APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DI JURUSAN SISTEM INFORMASI Oleh: KHAIRUNNISA R (5212100148) PTIK 05 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perangkat Mobile Perangkat mobile memiliki banyak jenis dalam hal ukuran, desain dan layout, tetapi perangkat mobile memiliki kesamaan karakteristik yang sangat berbeda dari sistem
Lebih terperinciKata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)
Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS KEKUATAN DAYA RECEIVE SIGNAL LEVEL(RSL) MENGGUNAKAN PIRANTI SAGEM LINK TERMINAL DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA Oleh : Hanief Tegar Pambudhi L2F006045 Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB III PERFORMANSI AKSES BWA
BAB III PERFORMANSI AKSES BWA 3.1 Pengertian BWA BWA (Broadband Wireless Access) mentransmisikan informasi dengan menggunakan gelombang radio antara pelanggan dengan perusahaan penyedia jasa layanan BWA.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA
BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA 4.1 Parameter Komponen Performansi BWA Berikut adalah gambaran konfigurasi link BWA : Gambar 4.1. Konfigurasi Line of Sight BWA Berdasarkan gambar 4.1. di atas terdapat hubungan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 54 LAMPIRAN 1 Pengukuran VSWR Gambar 1 Pengukuran VSWR Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ Analyzer Anritsu MS2034B adalah 1. Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmisi merupakan suatu pergerakan informasi melalui sebuah media jaringan telekomunikasi. Transmisi memperhatikan pembuatan saluran yang dipakai untuk mengirim
Lebih terperinciPengantar Pemrograman dengan Bahasa Java
Pengantar Pemrograman dengan Bahasa Java IF2123 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Sejarah Bahasa Java Bahasa java dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini akan dibahas tahap dan parameter perencanaan frekuensi dan hasil analisa pada frekuensi mana yang layak diimplemantasikan di wilayah Jakarta. 4.1 Parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. untuk memperoleh informasi baik dari manusia maupun dunia maya semakin meningkat, sehingga manusia
Lebih terperinciBONUS. Dasar Java Mobile. Mengenal Java Mobile Mengenal MIDlet Mobile Grafis Mobile Animasi Latihan Soal
BONUS Dasar Java Mobile Mengenal Java Mobile Mengenal MIDlet Mobile Grafis Mobile Animasi Latihan Soal Mengenal Java Mobile Dasar Java Mobile Java Mobile (J2ME) atau singkatan dari Java 2 Mobile Edition
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan antenna saat ini semakin berkembang terutama untuk system komunikasi. Antenna adalah salah satu dari beberapa komponen yang paling kritis. Perancangan
Lebih terperinciDasar Sistem Transmisi
Dasar Sistem Transmisi Dasar Sistem Transmisi Sistem transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi dari suatu tempat yang merupakan sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan. Pada
Lebih terperinciBAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER
BAB III SISTEM JARINGAN TRANSMISI RADIO GELOMBANG MIKRO PADA KOMUNIKASI SELULER 3.1 Struktur Jaringan Transmisi pada Seluler 3.1.1 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) terdiri dari
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO
BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO 2.1 Umum Salah satu teknologi pengamatan vertikal atmosfer dari permukaan adalah peluncuran balon sonde atau radiosonde. Radiosonde adalah sebuah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis dan perancangan Pengembangan Aplikasi Mobile Ticketing untuk
Lebih terperinciPengantar Pemrograman dengan Bahasa Java
Pengantar Pemrograman dengan Bahasa Java IF2123 Aljabar Geometri Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB 1 Sejarah Bahasa Java Bahasa java dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bahasa. Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disusun berdasarkan kesepakatan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peranan Bahasa untuk Anak Usia Dini Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat melepaskan diri dari bahasa. Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disusun berdasarkan kesepakatan
Lebih terperinciBAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang
BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal
Lebih terperinciPEMOGRAMAN APLIKASI BERGERAK (Java ME) Yoannita
PEMOGRAMAN APLIKASI BERGERAK (Java ME) Yoannita Daur Hidup MIDlet kehidupan MIDlet dimulai ketika di-instantiate oleh AMS. MIDlet pada awalnya masuk status Pause setelah perintah baru dibuat. AMS memanggil
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA. Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless,
BAB II TEORI DASAR ANTENA 2.1 Umum Dilihat dari latar belakang telekomunikasi berupa komunikasi wireless, antena radio pertama dibuat oleh Heinrich Hertz yang tujuannya untuk membuktikan keberadaan gelombang
Lebih terperinciMOBILE PROGRAMMING (VI-SK)
MOBILE PROGRAMMING 162015 (VI-SK) Selasa Kelas A(08.00-10.15), Kelas B (16.30-18.30) Ruang,.. Dosen Lie Jasa Prasyarat Jaringan Komputer Algoritma dan Pemrograman (java) Tujuan Mahasiswa dapat memiliki
Lebih terperinciB A B 1 TEORI DASAR ANTENA
B A B TEORI DASAR ANTENA. PENDAHULUAN Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN TNI AU. LATAR BELAKANG Perkembangan Teknologi Komunikasi. Wireless : bandwidth lebih lebar. Kebutuhan Sarana Komunikasi VHF UHF SBM
Desain Perencanaan Radio Link untuk Komunikasi Data Radar S a t u a n R a d a r 2 4 2 T W R d e n g a n K o m a n d o S e k t o r P e r t a h a n a n U d a r a N a s i o n a l I V B i a k R a d i o L i
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING
BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING 4.1 Analisa Profil Lintasan Transmisi Yang di Rencanakan Jaringan Transmisi Gelombang mikro yang
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciBAB IV. Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada. dari buku-buku referensi dan dengan menggunakan aplikasi Java melalui
BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN RECEIVE SIGNAL LEVEL (RSL) PADA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) 4.1. Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan parameter-parameter pada Broadband Wireless Access (BWA)
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Kualitas suatu sistem komunikasi sangat ditentukan oleh kuat sinyal yang diterima. Salah satu cara agar sinyal dapat diterima secara maksimal adalah dengan mengarahkan antena
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Perencanaan jaringan WiMAX akan meliputi tahapan perencanaan seperti berikut: 1. Menentukan daerah layanan berdasarkan data persebaran dan kebutuhan bit rate calon pelanggan
Lebih terperinci29 Februari Introduction Of Java
29 Februari 2012 Introduction Of Java Sejarah Java Dikembangkan oleh tim Pemimpin: James Gosling Company: Sun Microsystem Agustus 1991, bernama Oak Januari 1995, berganti nama Java Dapat dijalankan di
Lebih terperinciAntenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP
Antenna NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP 1 Topik Pendahuluan Jenis Antena Parameter Pelemahan (attenuation) Multi Antena 2 Pendahuluan Prinsip Dasar Klasifikasi Propagasi 3 Pendahuluan Prinsip dasar Antena
Lebih terperinciPemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Yuliana Setiowati. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Pengenalan Java Yuliana Setiowati Kilas Balik Teknologi Java Bahasa Java awalnya bernama Oak, yakni bagian dari projek Green yang dikembangkan khusus oleh Sun Microsystem untuk memprogram perangkat-perangkat
Lebih terperinciBAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk
BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya laju perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia, tidak terkecuali di bidang komunikasi jarak jauh atau
Lebih terperinciBAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima
BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima (Receiver / Rx ) pada komunikasi radio bergerak adalah merupakan line of sight dan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. cara menitipkan -nya pada suatu gelombang pembawa (carrier). Proses ini
5 BAB II DASAR TEORI 2. 1 Konsep Dasar Radio Radio merupakan teknologi komunikasi yang melakukan pengiriman sinyal melalui modulasi gelombang elektromagnetik. Informasi dikirim dengan cara menitipkan -nya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Platform Java dibagi dalam 3 (tiga) edisi dimana masing-masing dari
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Java 2 Micro Edition (J2ME) Platform Java dibagi dalam 3 (tiga) edisi dimana masing-masing dari edisi tersebut mempunyai segmen pasar yang berbeda. Ketiga edisi dari Java tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. ANTENA 2.1.1. Pengertian Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON
BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON Tujuan utama dari perancangan Minilink Ericsson ini khususnya pada BTS Micro Cell adalah merencanakan jaringan Microwave untuk mengaktifkan BTS BTS Micro baru agar
Lebih terperinciPemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Entin Martiana. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Pengenalan Java Entin Martiana Sejarah Java (1) 1991, Sun dipimpin Patric Naughton dan James Gosling ingin merancang bahasa computer untuk perangkat consumer seperti cable TV Box. Karena perangkat itu
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciBAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT
BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT 4.1 Komunikasi Radio Komunikasi radio merupakan hubungan komunikasi yang mempergunakan media udara dan menggunakan gelombang
Lebih terperinciPengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Eki Ahmad Zaki Hamidi, Nanang Ismail, Ramadhan Syahyadin Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciPengenalan J2ME (Java 2 Platform Micro Edition)
Pengenalan J2ME (Java 2 Platform Micro Edition) Wiranti Sri Utami whiranty68@gmail.com Abstrak Java merupakan sebuah bahasa pemrograman yang diciptakan oleh james gosling pada tahun 1996 dan mengklaim
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Posisi Teknologi WiMAX
BAB II DASAR TEORI WiMAX merupakan evolusi dari teknologi broadband wireless sebelumnya. Teknologi ini didesain untuk mampu memberikan layanan data dengan kecepatan sampai dengan 13 Mbps. Secara teknis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antena Antena (antenna atau areal) didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai media transisi antara saluran transmisi atau pemandu gelombang dengan udara, atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Secara umum, antena adalah sebuah perangkat yang mentransformasikan sinyal EM dari saluran transmisi kedalam bentuk sinyal radiasi gelombang EM dalam ruang
Lebih terperinciBandwidth Transmisi Radio
Media Transmisi - Getaran sinyal pembawa itu harus disampaikan kepada penerima - Proses penyampaian ini harus dilakukan melalui suatu media - Analogi dengan pembawa truk maka maka jalan rayanya disebut
Lebih terperinci11.1 Tujuan Timers
Bab 11 Topik-topik Tambahan 11.1 Tujuan Setelah menyelesaikan bab ini, siswa diharapkan mampu: mengatur jadwal tugas menggunakan Timers meregister koneksi yang datang pada Push Registry 11.2 Timers Timer
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk
Lebih terperinciMODUL 11 J2ME (Java 2 Micro Edition)
MODUL 11 J2ME (Java 2 Micro Edition) A. Tujuan : 1. Memahami konsep interkoneksi client server 2. Memahami passing parameter antara client dan server INTERNET PROGRAMMING PENS-ITS B. Dasar Teori Interkoneksi
Lebih terperinci4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciDateField adalah objek yang dapat digunakan untuk menampilkan atau mengedit objek yang bertipe Date.
Seri User Interface DateField chocolove_mic@yahoo.co.uk http://www.mycgiserver.com/~chocolove2003 Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara
Lebih terperinciDasar- dasar Penyiaran
Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN MICROWAVE
BAB II JARINGAN MICROWAVE 2.1. Transmisi Radio Microwave Minilink berfungsi sebagai perangkat untuk menghubungkan BSC (Base Station Controller) ke BTS (Base Transceiver Station) ataupun menghubungkan BTS
Lebih terperinciPerencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto
Perencanaan Transmisi Pengajar Muhammad Febrianto Agenda : PATH LOSS (attenuation & propagation model) FADING NOISE & INTERFERENCE G Tx REDAMAN PROPAGASI (komunikasi point to point) SKEMA DASAR PENGARUH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wimax adalah pilihan tepat saat ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa telekomunikasi yang cepat dan mudah di akses kapanpun dimanapun. WiMAX (Worldwide
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Broadband Wireless Access (BWA) merupakan suatu jaringan akses nirkabel pita lebar. Sedangkan yang disebut dengan broadband menurut standar IEEE 802.16-2004
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM HP CLIENT UNTUK APLIKASI REMOTE CONTROL PC BERBASIS BLUETOOTH
PERANCANGAN SISTEM HP CLIENT UNTUK APLIKASI REMOTE CONTROL PC BERBASIS BLUETOOTH Oleh : Iyus Irwanto (5107100522) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Muchammad Husni, M.Kom (131411100) 2. Royyana Muslim I, S.Kom,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Televisi pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu, sisi penghasil sinyal yang disebut sebagai sisi studio, dan sisi penyaluran yang disebut
Lebih terperinciPada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat :
Pengenalan Java tujuan Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat : Menjelaskan fitur-fitur teknologi Java seperti, Java Virtual Machine(JVM), garbage collection, dan code security. Menjelaskan perbedaan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perancangan dan Analisa 1. Perancangan Ideal Tabel 5. Hasil Perhitungan Link Budget FSL (db) 101,687 Absorption Loss (db) 0,006 Total Loss 101,693 Tx Power (dbm) 28 Received
Lebih terperinciLINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
LINK BUDGET Ref : Freeman 1 LINK BUDGET Yang mempengaruhi perhitungan Link Budget adalah Frekuensi operasi (operating frequency) Spektrum yang dialokasikan Keandalan (link reliability) Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network
5 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu teknologi alternatif yang relatif murah dibandingkan dengan menggunakan
Lebih terperinciPENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA
PENGUJIAN DAYA PANCAR ANTENA YAGI TERHADAP EMPAT JENIS ANTENA PENERIMA Andi Sri Irtawaty 1, Maria Ulfah 2, Hadiyanto 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Balikpapan E-mail: andi.sri@poltekba.ac.id,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN
BAB II DASAR TEORI ANTENA MIKROSTRIP DAN WIRELESS LAN Pada bagian ini menerangkan mengenai tinjauan pustaka atau teori dasar mengenai antenna dan gambaran umum tentang jaringan wireless. Dalam bab ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memberikan kemudahan dan kemajuan dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang telekomunikasi. Ini dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era informasi saat ini, manusia memerlukan komunikasi untuk saling bertukar informasi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satu sistem komunikasi
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)
Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@gmail.com
Lebih terperinciDASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Klasifikasi Sistem Telekomunikasi By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? BLOK SISTEM TELEKOMUNIKASI Message Input Sinyal Input Sinyal Kirim Message Output
Lebih terperinciPENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL
PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL MANA HILUL IRFAN 2207100051 Dosen Pembimbing : Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D Dr. Ir. Wirawan, DEA Latar Belakang 2 Green Telecommunication
Lebih terperinciPengenalan JAVA. Farhat, ST., MMSI., MSc
Pengenalan JAVA Tim sun Microsystems (dipimpin oleh James Gosling) bahasa komputer kecil (chipchip embedded) Proyek bernama Green. Pascal (diciptakkan oleh Niklaus Wirth) Bahasa yang portable kode intermediate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kalangan masyarakat memiliki telepon seluler, personal digital assistant
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi mobile telah menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari. Hampir semua kalangan masyarakat memiliki telepon seluler, personal digital assistant (PDA) atau
Lebih terperinciPembuatan Aplikasi Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Handphone dengan J2ME
Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 September 2010 18 Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Handphone dengan J2ME Yusni Nyura Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Samarinda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk jaringan WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) atau jaringan generasi ketiga (3G) dari GSM (Global System
Lebih terperinciMonitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon
Monitoring Jaringan Menggunakan Wireless Mon Yama Fresdian Dwi Saputro fds.yama@gmail.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2015 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi
Lebih terperinciPendahuluan. Gambar I.1 Standar-standar yang dipakai didunia untuk komunikasi wireless
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Sistem broadband wireless access (BWA) sepertinya akan menjadi metoda akses yang paling fleksibel dimasa depan. Dibandingkan dengan teknologi eksisting, fiber optik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tools untuk membantu proses perancangan dan simulasi link radio microwave bukanlah suatu hal yang baru. Saat ini telah tersedia beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.
76 BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Pada Bab IV ini akan disajikan hasil penelitian analisa performansi kinerja radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A. Pada penelitian
Lebih terperinci