PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P)"

Transkripsi

1 PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2 TATA TERTIB/KETENTUAN PRAKTIKUM KETENTUAN DAN TATA TERTIB : Praktikan dibagi ke dalam kelompok-kelompok masingmasing 3 mahasiswa. Pembagian dilaksanakan pada praktikum yang pertama. Tiap kelompok akan menjalani 1 unit praktikum tiap pekannya. Praktikum akan dibagi ke dalam 2 tahapan : a. Pre-Tes (sesuai bab praktikumnya) : 20 menit b. Pelaksanaan Praktikum (Pengambilan Data) : 160 menit Praktikan harus sudah hadir di tempat 10 menit sebelum praktikum dimulai, jika terlambat lebih dari 5 menit tidak diperbolehkan mengikuti pretest. Apabila terlambat lebih dari 10 menit maka praktikan diharap mengganti jadwal praktikum di hari yang lain. Kemudian jika terlambat lebih dari 15 menit maka tidak diperkenankan inhal/mengganti praktikum pada hari lain. Dalam pelaksanaan praktikum, praktikan harus benarbenar aktif, serius, dan memperhatikan petunjuk-petunjuk asisten demi keamanan dan keselamatan bersama. Laporan Praktikum harus diselesaikan dan dikumpulkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah pelaksanaan praktikum. Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikenai sanksi yang melekat padanya. Inhal hanya diizinkan untuk praktikan yang berhalangan hadir dengan alasan yang jelas dan dengan Surat Izin yang ditunjukkan kepada Kepala Laboratorium Teknik Tenaga Listrik. Inhal dilaksanakan pada hari selanjutnya sesuai

3 kesepakatan dengan asisten dan dengan seijin Laboran. Perlu diperhatikan bahwa, inhal hanya diberikan 1 kali kesempatan dan batas maksimum inhal adalah 3 kali dengan konsekuensi yang melekat di dalamnya. Diwajibkan memakai sepatu dan kemeja (pemakaian kaos berkerah hanya disarankan), apabila memakai kaos oblong tak berkerah dan/atau memakai sandal dan/atau sepatu sandal, serta disarankan tidak memakai jaket. Apabila praktikan menggunakan/memakai salah satunya, praktikan akan diminta menggantinya. PENILAIAN : PRESENSI PRAKTIKUM PRE-TEST LAPORAN RESPONSI TOTAL : 10 poin : 10 poin : 15 poin : 35 poin : 40 poin : 100 poin +

4 DAFTAR UNIT PRAKTIKUM 1 : UNIT 1. TES POLARITAS DAN PENENTUAN PERBANDINGAN TRANSFORMASI UNIT 2. PENENTUAN NILAI PARAMETER RANGKAIAN EKUIVALEN PADA TRANSFOMATOR PRAKTIKUM 2 : UNIT 3. GENERATOR DC MEDAN TERPISAH UNIT 4. GENERATOR DC SHUNT UNIT 5. MOTOR DC SHUNT PRAKTIKUM 3 : UNIT 6. PENGUJIAN TANPA BEBAN MOTOR INDUKSI (ASINKRON) UNIT 7. PENGUJIAN BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI (ASINKRON) PRAKTIKUM 4 : UNIT 8. PENGUJIAN BERBEBAN MOTOR INDUKSI/ASINKRON SANGKAR TUPAI PRAKTIKUM 5 : UNIT 9. PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN MOTOR SINKRON UNIT 10. PENGUJIAN GENERATOR SINKRON

5 1. UNIT 1. TES POLARITAS TRAFO DAN PENENTUAN PERBANDINGAN TRANSFORMASI 1.1. Maksud Percobaan a. Menentukan polaritas relatif antara terminal promer dan terminal sekunder sebuah transformator b. Mengetahui kegunaan dan proses tes polaritas c. Menentukan nilai perbandingan transformasi pada suatu transformator d. Mengetahui kegunaan dan proses penentuan nilai perbandingan transformasi 1.2. Dasar Teori Terminal primer trafo/transformator secara bergantian akan bertegangan posistif satu terhadap yang lain, karena sumber memberikan tegangan AC. Hal yang sama juga terjadi pada terminal sekunder. Apabila sebuah trafo atau lebih akan diparalel, atau trafo 1 fase digunakan sebagai trafo 3 fase, polaritas relatif antara terminal primer dan terminal sekunder setiap trafo perlu diketahui agar proses penyambungan dapat dilaksanakan dengan benar. Polaritas trafo relatif terminal primer terhadap terminal sekunder dapat diketahui dari tes polaritas, dimana rangkaian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut.

6 Gambar 1.1. Rangkaian Tes Polaritas suatu Transformator. Apabila hasil dari pengukuran tegangan antara terminal primer dan terminal sekunder menghasilkan: a. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih besar dari pada tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder hampir sama dengan penjumlahan tegangan terukur dari tegangan primer dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah additive b. Tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder lebih kecil dari pada tegangan primer atau tegangan terukur antara terminal primer dan sekunder hampir sama dengan pengurangan tegangan terukur dari tegangan primer dan tegangan sekunder maka polaritas trafo adalah substractive

7 Selanjutnya adalah penentuan nilai perbandingan transformasi. Nilai perbandingan transformasi ini merupakan suatu bilangan yang dinotasikan dalam simbol a yang merupakan suatu nilai perbandingan antara sisi primer dengan sisi sekunder dalam hal tegangan, arus, dan jumlah lilitan. Sehingga diperoleh hubungan seperti berikut. E primer E sekunder = N primer N sekunder = V primer V sekunder = I sekunder I primer =a Penentuan nilai perbandingan transformasi ini sering digunakan untuk pengecekan desain trafo. Selain itu, nilai perbandingan transformasi akan sangat berguna pada saat melakukan perhitungan nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen dan juga pada saat menghitung rugi-rugi yang muncul Peralatan Praktikum 1. Trafo 1 Fase 220/110V 2. Voltmeter AC 3. Amperemeter AC 4. Variac 1 Fase

8 1.4. Skema Praktikum 1. Tes Polaritas 2. Penentuan Nilai Perbandingan Transformasi 1.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai praktikum tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

9 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Apa manfaat dilakukannya tes polaritas pada trafo? Jelaskan! 2. Apa jenis polaritas trafo yang diuji? Berikan alasannya! 3. Berapa nilai perbandingan transformasinya? 4. Bagaimana pengaruh besar nilai perbandingan transformasi pada desain dan konstruksi trafo tersebut? 5. Sebutkan jenis-jenis trafo beserta fungsinya!

10 2. UNIT 2. PENENTUAN PENENTUAN NILAI PARAMETER RANGKAIAN EKUIVALEN PADA TRANSFOMATOR 2.1. Maksud Percobaan a. Mengetahui rangkaian ekuivalen trafo dan nilainya b. Mengetahui fungsi dan proses tes hubung buka dan hubung singkat pada trafo c. Mengetahui nilai parameter rangkaian ekuivalen trafo berdasarkan perhitungan 2.2. Dasar Teori Transformator atau trafo adalah salah satu jenis mesin listrik yang termasuk ke dalam kategori mesin listrik non-rotating. Rangkaian ekuivalen trafo dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut. Nilai-nilai pada rangkaian ekuivalen tersebut dapat diperoleh dari persamaan berikut. Pada pengujian hubung singkat akan berlaku hubungan berikut; Z sc R 1 jx 1 R c X m a 2 R 2 jx 2 Kemudian dengan asumsi R c dan X m lebih kecil dari pada a 2 R 2 dan a 2 X 2, maka persamaan di atas menjadi seperi berikut;

11 Z sc R 1 a 2 R 2 j X 1 a 2 X 2 R eq X eq Gambar 2.1. Rangkaian Ekuivalen Trafo 1 fase. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian berupa nilai daya trafo pada kondisi hubung singkat (P sc ), tegangan hubung singkat (V sc ) dan arus pada kondisi hubung singkat (I sc ), maka diperoleh hubungan seperi berikut; R eq P sc I2 sc Z sc V sc I sc

12 X eq Z 2 sc R2 eq Dengan memperhatikan hubungan berikut; R 1 a 2 R 2 R 2 ' X 1 a 2 X 2 X 2 ' Maka persamaan di atas menjadi; X 1 X 2 ' 1 2 X eq Persamaan di atas digunakan apabila nilai R dc belum diketahui. Namun bila nilai R dc diketahui maka nilai kerapatan arus antara sisi primer dan sekunder trafo akan mengalami perbedaan. Sehingga akan berlaku hubungan seperti berikut; R 1 R 1 dc R 1 dc a 2 R 2 dc R eq R 2 ' R eq R 1 Sementara itu, untuk pengujian hubung buka akan diperoleh suatu nilai hasil pengujian, antara lain adalah daya trafo (P oc ), tegangan hubung buka (V oc ) dan arus hubung buka (I oc ). Berdasarkan rangkaian ekuivalen di atas dan kondisi rangkaian yang terhubung buka maka diketahui bahwa nilai I 2 = I 2 = 0, maka diperoleh nilai impedan menjadi;

13 Z oc R 1 jx 1 R c X m Kemudian dengan asumsi nilai R c dan X m lebih besar dari pada nilai R 1 dan X 1, maka persamaan di atas akan menjadi; Z oc R c X m Sehingga dengan pendekatan seperti persamaan di atas maka; Maka akan diperoleh persamaan berikut; R c V oc 2 P oc Dan; X m V oc I m V oc I 2 oc V oc R c Peralatan Praktikum 1. Trafo 1 Fase 220/110V 2. Voltmeter AC 3. Amperemeter AC 4. Wattmeter 1 Fase 5. Variac 1 Fase

14 2.4. Skema Praktikum 1. Tes Hubung Buka 2. Tes Hubung Singkat Pc Ic Vc TT TR 2.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

15 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Apa kegunaan tes hubung buka dan hubung singkat pada trafo? 2. Sebut dan jelaskan rugi-rugi yang muncul di trafo! 3. Sebutkan tes apa saja yang dilakukan untuk sebuah trafo berdasarkan IEC ! Jelaskan! 4. Mengapa pada tes hubung buka, tegangan sisi primer tidak boleh menggunakan Tegangan Kerja (rated voltage)?

16 3. UNIT 3. GENERATOR DC MEDAN TERPISAH 3.1. Maksud Percobaan a. Mengetahui watak tanpa beban generator DC medan terpisah b. Menentukan besar tegangan output pada kondisi arus medan (arus pacu/arus eksitasi) diubah, dengan kecepatan tetap dan dalam keadaan tanpa beban c. Menentukan besar tegangan output pada kondisi arus medan (arus pacu/arus eksitasi) diubah, dengan kecepatan tetap dan dalam keadaan berbeban 3.2. Dasar Teori Mesin arus searah merupakan mesin yang menggunakan dan menghasilkan sumber arus searah (DC). Pada konstruksi mesin ini memiliki perbedaan dengan konstruksi pada trafo sebelumnya, pada mesin listrik ini terdapat bagian yang dapat bergerak (rotor) dan yang diam (stator). Namun rangkaian ekuivalen mesin ini dapat didekati menggunakan rangkaian ekuivalen trafo dengan mengalami modifikasi pada bagaian sela/celah udaranya.

17 Gambar 3.1. Rangkaian Mesin DC. (a) medan terpisah. (b) seri. (c) shunt. (d) kompon. Apabila bekerja sebagai generator maka akan berlaku persamaan berikut. Dengan E merupakan tegangan ggl dan R a adalah resistan jangkar yang menyebabkan jatuh tegangan pada terminal. Dimana nilai E diperoleh dari persamaan berikut. E = c.n.φ atau E = c. k. φ( ) Berdasarkan rangkaian kumparan jangkar dan kumparan medan, mesin DC terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Generator: 1) Medan terpisah 2) Shunt 3) Seri 4) Kompon (kumulatif dan diferensial) I f

18 b. Motor: 1) Shunt 2) Seri 3) Kompon (kumulatif dan diferensial) Pada praktikum ini akan digunakan generator DC medan terpisah. Pada generator jenis ini sumber tegangan DC yang mencatu kumparan medan dicatu oleh sumber yang berbeda dengan sumber yang mencatu kumparan armature/jangkar. Kemudian pada praktikum ini akan menguji watak berbeban dan tanpa beban generator DC medan terpisah. Penggerak mula yang digunakan adalah motor DC shunt Peralatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer

19 3.4. Skema Praktikum 3.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

20 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Mengapa pada saat arus pacu/eksitasi pada posisi 0 volt masih terdapat tegangan di terminal pembangkit? 2. Bagaimana cara membalik polaritas pembangkit DC? Berikan alasan! 3. Sebut dan jelaskan apa saja yang mempengaruhi besar tegangan terminal pada generator DC medan terpisah! 4. Mengapa neutral zone pada mesin DC harus diperhatikan pada saat pemasangan sikat?

21 4. UNIT 4. GENERATOR DC SHUNT 4.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui watak generator DC Shunt b. Menentukan besar tegangan terminal pada kondisi tanpa beban dengan mengeset kecepatan dan tahanan medan pada kondisi konstan c. Menentukan besar tegangan terminal pada kondisi berbeban dengan mengeset kecepatan dan tahanan medan pada kondisi konstan d. Mampu menyusun grafik unjuk kerja generator DC shunt 4.2. Dasar Teori Pada praktikum ini digunakan generator DC shunt, perbedaan generator jenis ini dengan generator DC medan terpisah (yang digunakan pada unit 3) terletak pada suplai tegangan DC untuk tahanan medan (Rf). Pada generator ini suplai untuk tahanan medan diambilkan dari terminal armature, karena dipasang secara paralel dengan beban. Seperti yang tersaji pada Gambar 4.1. berikut. Pada generator ini juga berlaku yang sama dengan generator DC medan terpisah, apabila bekerja sebagai generator maka akan berlaku persamaan berikut. V t E I a R a

22 Gambar 4.1. Rangkaian Mesin DC Shunt. Dengan E merupakan tegangan ggl dan R a adalah resistan jangkar yang menyebabkan jatuh tegangan pada terminal. Dimana nilai E diperoleh dari persamaan berikut. E = c.n.φ atau E = c. k. φ( ) I f Kemudian apabila memperhatikan rugi-rugi sikat dan reaksi jangkar maka akan berlaku hubungan berikut. V t = E A I a R a E b e RA Dengan ΔEb adalah rugi pada sikat dan e RA adalah rugi-rugi akibat reaksi jangkar. Apabila mesin dilengkapi dengan kutub bantu atau belitan kompensasi maka e RA = 0.

23 4.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer 4.4. Skema Praktikum

24 4.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

25 4.6. Pertanyaan 1. Mengapa penurunan akibat pembebanan pada generator DC shunt lebih besar daripada generator DC medan terpisah? 2. Mengapa apabila terjadi hubung singkat di terminal generator DC shunt tidak mengakibatkan kerusakan? 3. Sebut dan jelaskan hal-hal yang menyebabkan kegagalan dalam pembentukan tegangan pada generator shunt? 4. Apa kelebihan generator DC shunt daripada generator DC seri? Jelaskan!

26 5. UNIT 5. MOTOR DC SHUNT 5.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui watak motor DC shunt b. Menentukan pengaruh pembebanan terhadap kecepatan putar motor DC shunt c. Mampu menggambar grafik watak motor DC shunt 5.2. Dasar Teori Motor DC shunt merupakan salah satu tipe motor DC yang sering digunakan. Secara prinsip rangkaian sama dengan rangkaian pada generator DC shunt. Dimana kumparan medan akan memperoleh suplai yang sama dengan suplai untuk kumparan armatur/jangkar. Gambar 5.1. Rangkaian Mesin DC Shunt.

27 Pada motor DC shunt berlaku hubungan, seperti berikut: T = K φ I a V = E + I a R a E = c N φ Sehingga akan diperoleh persamaan seperti berikut: N = U I a R c φ a 5.3. Perlatan Praktikum 1. Mesin DC 2. Panel Mesin DC 3. Voltmeter DC 4. Amperemeter DC 5. DC-Supply variabel 6. Tachometer

28 5.4. Skema Praktikum 5.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

29 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Sebut dan jelaskan kelebihan motor DC shunt dibandingan motor DC tipe yang lain! 2. Sebut dan jelaskan metode pengendalian kecepatan putar motor DC! 3. Sebut dan jelaskan rugi-rugi yang muncul di motor DC! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lilitan peng-kompensasi (compensating winding)!

30 6. UNIT 6. PENGUJIAN TANPA BEBAN MOTOR INDUKSI (ASINKRON) 6.1. Maksud Praktikum a. Mampu menentukan nilai parameter rangkaian ekuivalen motor induksi b. Mengetahui karakteristik/watak motor induksi saat tanpa beban c. Mampu memisahkan rugi-rugi (rugi-rugi stator, rugi tembaga, dan rugi gesek bantalan dan angin d. Mampu menggambarkan karakteristik arus stator pada variasi tegangan input dalam kondisi kecepatan tetap 6.2. Dasar Teori Mesin induksi merupakan mesin dengan catu daya tegangan AC, ada yang menggunakan tegangan 3-fase dan ada pula yang menggunakan tegangan 1-fase sebagai catu dayanya. Di dalam berputarnya, mesin induksi ini memiliki slip. Slip ini timbul karena terdapatnya selisih antara kecepatan putar jangkar (kecepatan mekanis) dengan kecepatan putar medan (kecepatan sinkron). Karena untuk menghasilkan tegangan GGL pada rotor diperlukan perbedaan fluks sehingga untuk mengatasinya kecepatan putar medan dan kecepatan putar jangkar dibuat berbeda.

31 Guna mempermudahkan di dalam menganalisis, rangkaiann ekuivalen trafo dapat diterapkan sebagai dasar pada rangkaian ekuivalen mesin listrik ini. Hanya saja rangkaian tersebut mengalami modifikasi. Gambar 6.1. Rangkaian Ekuivalen Mesin Induksi. Parameter yang terdapat pada rangkaian ekuivalen di berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh pada pengujian. atas diperoleh Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan nilai tersebut adalah pengujian block-rotor dan pengujian tanpa beban. Pada pengujian block-rotor akan diperoleh beberapa hasil pengujian yaitu: arus masukan (I br ), tegangan masukan (V br ) dan daya masukan per fase (P br ). Pada pengujiann tanpa beban akan diperoleh nilai parameter R c dan X m. Pada kondisi pengujian ini kecepatan putar mekanik akan mendekati kecepatan sinkronnya ( ). Kemudian pada pengujian ini akan diperoleh data hasil pengujian berupa arus masukan kondisi tanpa beban (I nl ), tegangan masukan tanpa beban (V nl ) dan dayaa input per fase

32 (P nl ) serta kecepatan putar poros (n nl, ω nl ). Frekuensi rated eksitasi digunakan untuk memperbaiki nilai R c yang sensitif terhadap frekuensi. Kemudian sudut fase antara I nl yang mendahului V nl sehingga diperoleh persamaan berikut; θ nl cos 1 P nl V nl I nl Kemudian; E 1 V I nl θ nl R 1 jx 1 Sehingga akan diperoleh persamaan berikut; I' E 1 2 ' R 2 ' jx s 2 nl Dengan s nl ω s ω nl n s n nl ω s n s Selanjutnya nilai daya terdisipasi dapat dihitung dengan nilai R c, sehingga diperoleh; P c P nl I 1 2 R 1 I 2 ' 2 R 2 ' s Berdasarkan persamaan di atas maka nilai R c dapat dihitung langsung melalui persamaan berikut; R c E 1 2 P c

33 Untuk parameter lainnya, X m digunakan perhitungan berdasarkan nilai daya reaktif yang mengalir melalui X m tersebut. Sehingga berlaku persamaan berikut; Q m V nl I nl sin θ nl I 2 nl X 1 I ' 2 2 ' X 2 X m E 1 2 Q m Daya input total; P T 3V 1 I 1 cos V 1 I 1 Kecepatan putar rotor; n m 1 s n s Rugi-rugi F dan W; P FW P FWs n n m n s Dengan P FWs merupakan nilai rugi-rugi friksi gesekan bantalan dan angin pada kecepatan sinkron dan n merupakan nilai pangkat eksponen yang sesuai Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotot lilit

34 2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase 6. 3 fase AC-Supply variabel 7. Tachometer 6.4. Skema Praktikum

35 6.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

36 6.6. Pertanyaan 1. Sebutkan jenis/tipe motor induksi beserta keuntungan dan kekurangannya! 2. Carilah dan salinlah nilai-nilai empiris reaktansi ekuivalen yang diberikan oleh NEMA untuk mesin induksi! 3. Bagaimana cara membalik arah putaran motor induksi? Jelaskan! 4. Apakah slip pada motor induksi dapat bernilai 1? Jika ya, jelaskan kapan hal itu terjadi?

37 7. UNIT 7. PENGUJIAN BLOCK ROTOR MOTOR INDUKSI (ASINKRON) 7.1. Maksud Praktikum a. Mampu menghitung tahanan rotor (R2) dan reaktansi ekuivalen (Xeq) b. Menggambarkan karakteristik arus hubung singkat (Isc) terhadap variasi tegangan dalam kondisi slip 1 c. Menggambarkan karakteristik daya input terhadap variasi tegangan dalam kondisi slip 1 d. Mampu menghitung nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen pada motor induksi 7.2. Dasar Teori Pada pengujian block-rotor akan diperoleh beberapa hasil pengujian yaitu: arus masukan (I br ), tegangan masukan (V br ) dan daya masukan per fase (P br ). Kemudian berdasarkan rangkaian ekuivalen di atas maka diperoleh persamaan seperti berikut. Z br R 1 R 2 ' j X 1 X 2 ' R eq jx eq Dengan asumsi nilai R c dan nilai X m lebih besar daripada nilai R 1, X 1, R 2 dan X 2, maka diperoleh persamaan berikut; R eq P br 2 I Z br V br br I br

38 X br Z 2 br R 2 eq Kemudian dengan mendasarkan kepada kesepadanan pada rangkaian ekuivalen mesin induksi dengan rangkaian ekuivalen trafo dan persamaanpersamaan di atas sehingga diperoleh persamaan berikut. Dimana nantinya akan diperoleh nilai-nilai parameter rangkaian ekuivalen, seperti: R 1, R 2, X 1, dan X 2. R 1 1 V dc R ' 2 R eq R 1 2 I dc X eq f f br X br Dengan f adalah frekuensi jala-jala dan f br adalah frekuensi pada kondisi pengujian block-rotor. Adapun nilai distribusi X 1 dan X 2 yang diperoleh berdasarkan X eq dapat dilihat pada tabel NEMA design untuk mesin induksi. Berdasarkan tabel tersebut, nilai empiris untuk rotor lilit adalah: X eq = X 1 + X Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotot lilit 2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase

39 6. 3 fase AC-Supply variabel 7. Tachometer 7.4. Skema Praktikum

40 7.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

41 7.6. Pertanyaan 1. Jelaskan kegunaan tes hubung buka dan hubung singkat pada motor induksi! 2. Jelaskan prinsip kerja motor induksi! 3. Sebutkan macam rugi-rugi yang muncul di motor induksi! 4. Jelaskan mengapa pada motor induksi muncul slip!

42 8. UNIT 8. PENGUJIAN BERBEBAN MOTOR INDUKSI/ASINKRON SANGKAR TUPAI 8.1. Maksud Praktikum a. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai pada kondisi tanpa beban dan kumparan stator terhubung delta dan wye b. Menentukan besar tegangan per fase dan arus motor induksi sangkar tupai pada kondisi berbeban dan kumparan stator terhubung delta dan wye c. Menentukan besar slip motor induksi sangkar tupai pada beban yang bervariasi d. Mengetahui pengaruh asutan terhadap besar arus start (starting current) e. Mengetahui pengaruh pembebanan yang bervariasi terhadap kecepatan putar motor induksi 8.2. Dasar Teori Motor induksi sangkar tupai merupakan salah satu jenis mesin asinkron yang cukup banyak digunakan. Nama sangkar tupai diperoleh dari susunan batang konduktor pada bagian rotornya menyerupai sangkar tupai.

43 Secara rangkaian ekuivalen motor ini sama dengan motor induksi rotor lilit. Kemudian salah satu metode untuk melakukan pengasutan adalah metode starting wye-delta. Motor induksi rotor sangkar tupai mempunyai 3 lilitan stator yang dapat dihubungkan secara wye-delta. Pemilihan hubungan wye-delta ditentukan oleh kemampuan tegangan pada masing-masing lilitan. Pada waktu tegangan jala-jala pada tegangan kerjanya dan kumparan stator dihubung delta maka berlaku: V = Tegangan Kerja (Volt) I p = Arus yang mengalir/ 3 (ampere) Sedangkan bila terhubung wye akan berlaku: V = Tegangan Kerja/ 3 (Volt) I p = Arus yang mengalir (ampere) Kemudian kecepatan motor induksi rotor sangkar tupai dipengaruhi beban. Jika beban motor induksi sangkar tupai bertambah, maka kecepatan putar akan berkurang. Kecepatan rotor lebih kecil dari kecepatan sinkronm timbul slip (S). n S = s n n s m

44 Adanya slip menyebabkan pemotongan garis gaya fluks medan putar oleh penghantar rotor, sehingga di dalam penghantar rotor timbul ggl induksi. Oleh karena penghantar pada rotor dalam kondisi kalang tertutup sehingga menimbulkan arus pada penghantar tersebut. Arus inilah yang menyebabkan adanya gaya Lorentz pada rotor yang menimbulkan torsi sehingga rotor pun berputar Peralatan Praktikum 1. Mesin induksi 3 fase bertipe rotor sangkar tupai 2. Panel Mesin induksi 3 fase 3. Voltmeter AC 4. Amperemeter AC 5. Wattmeter AC 3 fase 6. Tachometer 7. Beban Resitif geser

45 8.4. Skema Praktikum 8.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum.

46 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Mengapa motor induksi induksi ini mendapatkan nama sangakr tupai? 2. Mengapa kecepatan motor induksi pada waktu tanpa beban lebih kecil daripada kecepatan sinkron? 3. Mengapa motor induksi sangkar tupai banyak digunakan di dalam industri? 4. Apakah mesin induksi dapat dijadikan sebagai generator? Jika jawabnya Ya, jelaskan?

47 9. UNIT 9. PENGUJIAN TANPA BEBAN DAN BERBEBAN MOTOR SINKRON 9.1. Maksud Praktikum a. Mengetahui pengaruh arus pacuan/eksitasi terhadap arus jangkar b. Mengetahui watak motor sinkron (kurva V) c. Mengetahui karakteristik motor sinkron pada saat berbeban dan tanpa beban 9.2. Dasar Teori Motor sinkron hanya bekerja pada kecapatan sinkron saja, dimana kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi tegangan jala-jala. 120 f n s = p Dengan p adalah jumlah kutub dan f adalah frekuensi jala-jala dalam Hertz dan n s adalah kecepatan sinkron dalam rpm. Maka dengan perubahan beban, kecepatan motor sinkron tidak mengalami perubahan. Pengaruh perubahan beban pada motor sinkron hanya menyebabkan perubahan kecepatan putar dan fase sesaat saja, lalu kemudian akan kembali menuju ke kecepatan dan fase sinkron.

48 Factor daya (PF) motor sinkron dapat diubah-ubah melalui pengaturan arus eksitasi/pacuan. Motor sinkron dapat berada dalam kondisi over-exited atau under-exited tergantung arus pemacunya, untuk pemacu yang melebihi normal, terjadi pemacuan lebih, sehingga motor akan mengambil arus Leading. Pemacuan dapat pula dibuat sedemikian rupa sehinggha motor sinkron bekerja dengan P.F = 1. Dalam keadaan tanpa beban dengan pemacuan = 0, tetapi bekerja pada kecepatan sinkron, maka arus jala dapat 150 % dari arus rated atau lebih. Bila arus medan dc dinaikkan dari nol, maka arus input ke motor akan berkurang sampai dicapai arus minimum pada PF = 1 diatas titik ini motor akan bekerja pada PF Leading. Pertambahan selanjutnya pada arus medan akan mengurangi Power Factor dan PF Leading dan arus jala yang ditarik motor akan besar untuk mempertahankan daya input yang sama. Bila motor dibebani lebih kecil dari pada beban penuh, maka untk suatu harga If, arus input yang diperlukan lebih kecil dari arus input pada beban penuh. Dengan pengertian pengertian diatas dapat dibuat bentuk umum watak berbeban motor sinkron yang disebut pula V curve yaitu sebagai berikut

49 9.3. Peralatan Praktikum 1. Mesin Sinkron 3 fase 2. Panel Mesin sinkron 3 fase 3. Mesin DC 4. Voltmeter AC dan DC 5. Amperemeter AC dan DC 6. Wattmeter AC 3 fase 7. Cos-Phi-meter dan frekuensi-meter 8. Tachometer 9. Beban Resitif 10. Suplai AC 3 fase dan DC

50 9.4. Skema Praktikum 9.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir.

51 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten) Pertanyaan 1. Sebutkan hal-hal yang menguntungan dan merugikan pada motor sinkron bila dibandingkan dengan motor asinkron! 2. Sebutkan aplikasi motor sinkron! 3. Jelaskan secara singkat mengenai liku-liku pada karakteristik kurva V! 4. Mengapa pada posisi starting motor sinkron, terminal medan harus dihubung singkat?

52 10. UNIT 10. PENGUJIAN GENERATOR SINKRON Maksud Praktikum a. Menentukan besar tegangan terminal/jepit sebagai fungsi arus penguatan untuk pembangkit sinkron pada arus beban I a, faktor daya P.F dan frekuensi konstan. (menentukan watak berbeban pembangkit sinkron). b. Menentukan besar tegangan terminal sebagai fungsi arus beban Pada arus penguatan, frekuensi dan faktor daya yang konstan. (menentukan watak luar pembangkit sinkron) Dasar Teori Pengujian berbeban pembangkit sinkron yaitu pengujian untuk mendapatkan watak berbeban dan watak luar pembangkit. Menentukan watak berbeban pembangkit sinkron Untuk ini, pembangkit dibebani sedemikian rupa sehingga beban besarnya tetap (full load caracteristic pada tegangan rated ). dan arus penguatan I f diubah ubah mulai dari nol hingga mencapai tegangan rated = U Ea Volt IX a N R B tanpa beban Cos Cos Cos = 1 = 0,8 = 0 U Q P N' A. 0 P' Q Fo M F If arus penguatan

53 Berdasarkan gambar di atas maka diketahui bahwa: Liku ONR Liku Fo P A IX FR NQ RS = liku watak tanpa beban = liku watak beban penuh, faktor daya nol = IX. M reaksi jangkar = FP = tegangan rated = tegangan terminal terbuka, kalau pengatan = CF = Ix a = jatuh tegangan pada reaksi jangkar. = penurunan tegangan karena reaksi jangkar. Jika pembangkit disambung dengan beban induktif murni, diperoleh Liku watak beban penuh, faktor daya fbl (full load zero p.f) (caracteristics), yaitu liku FoP pada gambar. Tetapi jika faktor daya tidak nol, melainkan 0 < P.F < 1, letak liku Yang bersangkutan ada diantara liku ONR dan FoP. Selanjutnya guna menentukan watak luar pembangkit sinkron. Untuk π beban induktif pada 0 < φ <, reaksi jangkar dan penurunan Potensial 2 I a ( R a + j X a ) menyebabkan tegangan terminal turun, oleh Karena itu watak luar untuk keadaan tersebut diatas mempunyai bagi an yang menurun (untuk keadaan Cos ϕ yang lebih kecil maka penurunan tegangan lebih besar). π Untuk keadaan Leading Cos ϕ, pada 0 > ϕ >, dua faktor tersebut 2 diatas bergerak pada penambahan tegangan. Untuk Cos ϕ yang lebih kecil, penambahan tegangannya lebih cepat Pada terminal = 0 ( U = 0, short circuit ) maka liku watak luar untuk berbagai Cos, akan berpotong pada satu titik, yaitu menunjukkan nilai I sc : 3 fase.

54 Un Cos = 0,8 < 0 Cos = 0 < 0 Cos = 1 = 0 Cos = 0,8 > 0 Cos = 0 > 0 0 Ia Ia Liku watak pembangkit Sinkron Tampak : Untuk keadaan lagging terjadi kenaikan tegangan, untuk keadaan Leading.terjadi penurunan tegangan. Catatan : Untuk mesin sinkron dengan nonsaient pole (turbo pembangkit) armature reaksinya lebih besar dari pada mesin dengan salient pole, maka penurun tegangan pada keadaan beban kapasitif akan lebih besar Peralatan Praktikum 1. Mesin Sinkron 3 fase 2. Panel Mesin sinkron 3 fase 3. Mesin DC 4. Voltmeter AC dan DC 5. Amperemeter AC dan DC 6. frekuensi-meter

55 7. Tachometer 8. Beban Resitif 9. Suplai DC Skema Praktikum

56 10.5. Langkah Praktikum Di dalam melaksanakan praktikum unit ini ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, antara lain: 1. Baca modul praktikum dan buku teori yang mendukung terlebih dahulu. 2. Mengisi presensi terlebih dahulu, apabila sampai selesai tidak presensi maka dianggap tidak hadir. 3. Menempati posisi sesuai unit praktikum, unit praktikum disesuaikan dengan urutan kelompok jadwal praktikum. 4. Mengerjakan pretes tertulis yang diberikan oleh Asisten Praktikum yang sifatnya BUKU TERTUTUP, dikerjakan selama 20 menit. 5. Bila telah selesai mengerjakan pretes, dipersilakan merangkai panel sesuai skema rangkaian unit praktikum yang dilaksanakan. 6. Cek kelengkapan alat ukur dan batas alat ukur, yang kemudian dicek oleh Asisten. 7. Asisten mengecek rangkaian yang telah disusun oleh praktikan. 8. Melakukan pengambilan data sesuai kebutuhan data yang diminta pada Lembar Pengamatan. 9. Buatlah kesimpulan sementara, kemudian fotokopi lembar pengamatan (asli untuk praktikan dan fotokopi untuk asisten).

57 10.6. Pertanyaan 1. Apa kelebihan dan kekurangan generator sinkron dibandingkan generator jenis yang lain? 2. Mengapa pembangkit listrik yang berkapasitas besar lebih melilih menggunakan generator sinkron daripada teknologi generator yang lainnya? 3. Sebut dan jelaskan komponen yang menyusun generator sinkron! Beserta fungsinya? 4. Sebutkan teknologi generator sinkron yang didasarkan pada arah flux magnetik rotor!

58 PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

59 I. KERANGKA LAPORAN PRAKTIKUM 1. Bagian Awal Laporan Praktikum Judul praktikum disesuaikan dengan judul unit praktikum yang dilaksanakan dan dibuat laporannya. Pada bagian ini terdiri atas: - Cover Sampul Praktikum-harus berlogo UGM - Judul unit praktikum - Nama dan NIM praktikan - Tanggal praktikum dan sesi praktikum Pada bagian ini diperbolehkan dalam bentuk cetak/printing 2. Pendahuluan Pendahuluan ini terdiri atas: - Dasar teori Tulislah dasar teori seperlunya yang sangat menunjang penulisan pada bagian pembahasan. Bagian ini dapat menyadur dari buku maupun sumber referensi lainnya yang nantinya ditulis pada bagian Daftar Pustaka - Skema Praktikum Gambarlah rangkaian yang digunakan pada praktikum yang dijalankan, baik rangkaian sederhana, rangkaian ekuivalen, dan rangkaian lengkap. Pada bagian Pendahuluan ini harus berupa tulisan tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. 3. Pembahasan

60 Pada bagian ini terdiri atas: - Grafik hasil pengamatan Hasil pengamatan yang diperoleh selama praktikum divisualisasikan/digambarkan ke dalam suatu grafik (jumlah dan komposisi grafik terserah praktikan) - Pembahasan hasil pengamatan Bagian ini merupakan bagian batang tubuh dari laporan praktikum. Pada bagian ini harus menjelaskan apa saja yang terjadi dan penyebab terjadinya kejadian yang muncul selama praktikum. Serta menjelaskan hasil praktikum yang telah dilaksanakan. Penjelasan dan pembahasan pada bagian ini harus sejelas-jelasnya namun jangan terlalu banyak. Pada bagian ini harus ditulis dengan tangan dan tidak diperbolehkan menggunakan metode cetak/printing. 4. Kesimpulan Pada bagian ini menyajikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang disajikan pada bagian sebelumnya. Kesimpulan bukan merupakan ringkasan pembahasan, sehingga simpulkan secara tepat apa yang dibahas. Bagian ini juga harus ditulis tangan dan tidak diperkenankan menggunakan metode cetak/printing. 5. Jawaban Pertanyaan Pada bagian ini merupakan bagian jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepada praktikan yang diambil dari panduan praktikum untuk

61 setiap unitnya. Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi) 6. Daftar Pustaka Merupakan bagian dari laporan praktikum yang menyajikan sumber referensi yang digunakan praktikan untuk menyusun bagian pendahuluan dan pembahasan. Bagian ini harus mutlak ada dan harus berupa tulisan tangan (tidak diperkenankan berupa hasil cetak/printing termasuk fotokopi) 7. Lampiran Laporan Sementara (Hasil Pengamatan) Hasil pengamatan/laporan sementara dilampirkan sebagai bukti praktikan telah melaksanakan praktikum sesuai unit yang dilaksanakan. Apabila bagian ini tidak ada maka laporan praktikum dinyatakan ditolak. Kerangka laporan ini bersifat mutlak dan harus ada pada setiap laporan praktikum. Apabila salah satu poin di atas tidak terdapat di dalam laporan praktikum maka laporan praktikum akan tetap diterima tetapi akan mengalami pengurangan nilai laporan.

62 II. KETENTUAN DAN TATA TERTIB LAPORAN PRAKTIKUM 1. Batas pengumpulan laporan praktikum adalah 1 (minggu) tanpa ada toleransi, apabila melanggar akan dikenakan sanksi yang berlaku. 2. Laporan merupakan salah satu prasyarat untuk mengikuti praktikum pada minggu selanjutnya. 3. Laporan praktikum adalah hasil karya individu yang dapat/bisa merupakan hasil diskusi bersama (tapi bukan hasil karya bersama), apabila terdapat laporan praktikum yang mem-fotokopi, menyalin, menyadur, meng-plagiat akan dikenakan sanksi. 4. Apabila hendak menggunakan laporan praktikum praktikan lain sebagai referensi harus mencantumkan laporan praktikum referensi. Apabila tidak mencantumkan namun diketahui terdapat kemiripan atau kesamaan dengan laporan praktikum praktikan lain, maka akan dicap sebagai plagiat (lihat poin ke-2 di atas). 5. Laporan praktikum harus menggunakan kertas HVS-A4 dan menggunakan tinta hitam, apabila tidak sesuai maka diminta untuk menyesuaikan. 6. Sanksi yang berlaku: a. Apabila terlambat mengumpulkan laporan; i. Kurang dari 1 jam : pengurangan nilai pada bagian kedisiplinan ii. Lebih dari 1 jam : pengurangan nilai total laporan pada unit bersangkutan

63 iii. Lebih dari 1 hari : pengurangan nilai total laporan mencapai 50% dari poin yang diperoleh iv. Hingga akhir masa praktikum belum mengumpulkan maka nilai praktikum tidak akan dikeluarkan hingga melengkapi kekurangan yang ada b. Apabila mem-fotokopi, menyalin, mem-plagiat laporan praktikum praktikan lain, maka: i. Membagi nilai maksimal yang diperoleh dengan jumlah laporan yang sama (isi dan tulisannya) ii. Pengurangan nilai total laporan praktikum iii. Pemberian nilai 0 (nol) pada nilai total laporan praktikum iv. Pembatalan nilai harian untuk unit yang bersangkutan

64 III. CONTOH COVER PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK DASAR (TEE 200P)

65 LEMBAR PENGAMATAN

66 LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 1 : TRANSFORMATOR 1 FASE 1. TES POLARITAS TRAFO Tegangan Primer (Vp) =. Volt Tegangan Sekunder (Vs) =. Volt Tegangan Antar Terminal (V3) =.. Volt Polaritas Trafo =. 2. PENENTUAN NILAI PERBANDINGAN TRANSFORMASI Sumber tegangan dari sisi Tegangan Tinggi (TT) Percobaan Tanpa Beban Tegangan Primer (Vp) Tegangan Sekunder (Vs) Percobaan Berbeban Tegangan Primer (Vp) Arus Primer (Ip) Tegangan Sekunder (Vs) Arus Sekunder (Is) Nilai Perbandingan Transformasi =. Volt =. Volt =. Volt =. Ampere =. Volt =. Ampere =..:.. 3. PENGUJIAN HUBUNG BUKA Sumber tegangan dari sisi Tegangan Rendah (TR) Daya tanpa beban (P o ) Tegangan kerja (V o ) Arus (I o ) = Watt = Volt =... Ampere

67 4. PENGUJIAN HUBUNG SINGKAT Sumber tegangan dari sisi Tegangan Tinggi (TT) Daya tanpa beban (P sc ) Tegangan kerja (V sc ) Arus (I sc ) = Watt = Volt =... Ampere Kesimpulan Sementara Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

68 LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 2 : MESIN DC Terpacu Terpisah E = E (I field ) No If (A) E (V) Generator DC Shunt V Out = f (I Load ) No I Load (A) V Out (V) , 3 2, 4 3, 5 4, 6 5, 7 6, 8 7, 9 8, 10 9, 11 10, Motor DC Shunt N = f (I A ) No I A (A) N(Rpm) 1 2,

69 Kesimpulan Sementara Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

70 LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 3 : MESIN ASINKRON (INDUKSI) ROTOR LILIT 1. Test Tanpa Beban 2. Block Rotor Test N : 1400 rpm (dijaga konstan) No V(Volt) I A (A) W(watt) No I A (A) V(Volt) W(watt)

71 Kesimpulan Sementara Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

72 LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 4 : MESIN ASINKRON (INDUKSI) ROTOR SANGKAR TUPAI Stator Hubung Y Stator Hubung Arus Start (I s ) : A Arus Start (I s ) :... A Tegangan Sumber (V S ) :. Volt Tegangan Sumber (V S ) :.... Volt No I A (A) N(rpm) P (Watt) 1 1, 2 1,3 3 1,5 4 1,8 5 2, 6 2,3 7 2,5 8 2,8 9 3, No I A (A) N(rpm) P (Watt) 1 4,5 2 4,7 3 4,9 4 5,1 5 5,3 6 5,5 7 5,7 8 6,0 Kesimpulan Sementara......

73 Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

74 LEMBAR PENGAMATAN PRAKTIKUM 5 : MESIN SINKRON 1. Motor Sinkron 1.1. Tanpa Beban No I F (A) I A (A) Berbeban No I F (A) I A (A)

75 Kesimpulan Sementara Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

76 2. Generator Sinkron 2.1. Arus Jangkar Tetap Arus Jangkar (I A ): 0,150 A N : konstan 1500 rpm R (beban) awalnya minimum No I F (ma) U(V) Arus Field Tetap Arus Field (I f ) :.. ma N : konstan 1500 rpm No I A (A) U(V) Kesimpulan Sementara......

77 Tanggal: Nama Praktikan: NIM Asisten: 1... ( ) ( ) ( )

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR SINKRON LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC) PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ARUS SEARAH (DC) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : TRANSFOMATOR LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC)

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC) PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : MOTOR ARUS SEARAH (DC) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI

PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM MESIN LISTRIK : GENERATOR ASINKRON/INDUKSI LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER AC-AC TRIAC

PRAKTIKUM KONVERTER AC-AC TRIAC PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER AC-AC TRIAC LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T I

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER

PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER DC-AC INVERTER LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER

PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER DC-DC CHOPPER LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K T

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR

PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KONVERTER AC DC THYRISTOR LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA TERTIB/KETENTUAN P R A K

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

MODUL 1 GENERATOR DC

MODUL 1 GENERATOR DC Nama NIM Kelompok Hari/Tgl MODUL 1 GENERATOR DC Asisten A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari proses terbangkitnya tegangan pada generator DC penguatan terpisah 2. Memperoleh kurva karakteristik tegangan

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P)

PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P) PANDUAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM KENDALI ELEKTRONIS SISTEM TENAGA LISTRIK (TEE 309P) LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TATA

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1 TOPIK 12 MESIN ARUS SEARAH Suatu mesin listrik (generator atau motor) akan berfungsi bila memiliki: (1) kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet; (2) kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mekatronika Modul 7 Aktuator Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan magnet. Perubahan

Lebih terperinci

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran JOB SHEET MESIN LISTRIK Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Materi Judul Percobaan Waktu : Motor Induksi

Lebih terperinci

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA MESN LSTRK - Teknik Elektro Fakultas Teknologi ndustri - Unissula Semarang 50 ndonesia MODUL TRNSFORMTOR STU FS. Pendahuluan Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan energi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator adalah mesin yang mengelola energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator adalah rotor generator yang digerakan oleh turbin sehingga menimbulkan

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC). BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA 2.1 Umum Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan generator sinkron. Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting dalam sebuah pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK PENDAHULUAN Dalam banyak aplikasi, maka perlu untuk memberikan torsi pengereman bagi peralatan yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI ( APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT USU

Lebih terperinci

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya BAB MOTOR KAPASTOR START DAN MOTOR KAPASTOR RUN 2.1. UMUM Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. Keinginan untuk mendapatkan mesin yang mudah dirangkai, memiliki torsi yang besar, hemat

Lebih terperinci

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1 TOPIK 14 MESIN SINKRON PRINSIP KERJA MESIN SINKRON MESIN sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sarna dengan mesin induksi. sedangkan

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Manfaat Relevansi Capaian Pembelajaran Pembahasan mengenai prinsip dasar motor DC. Pembahasan bagian-bagian motor DC. Pembahasan tentang prinsip kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum MOTOR ARUS SEARAH Motor arus searah (DC) adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Konstruksi motor arus

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH)

MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH) MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH) 1.1 PENDAHULUAN 1.1.1 Motor Arus Searah Motor arus searah adalah mesin kolektor arus searah yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik dengan prinsip induksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Penelitian Bansal (2005) mengungkapkan bahwa motor induksi 3 fase dapat diioperasikan sebagai generator induksi. Hal ini ditunjukkan dari diagram lingkaran mesin pada

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009 AlImran, Perbaikan Kinerja Motor Induksi Tiga Fase PERBAIKAN KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASE Muh. Nasir Malik Jurusan PEndidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH Lamcan Raya Tamba, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB MOTOR NDUKS SATU PHASA.1. Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan ANALISIS PENGARUH BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK DAN EFISIENSI GENERATOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON KUMULATIF DAN KOMPON DIFERENSIAL (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Syahrizal

Lebih terperinci

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Dian Retno Sawitri Mesin AC Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin AC terdiri dari Motor AC dan Generator AC Ada 2 tipe mesin AC yaitu Mesin Sinkron arus medan magnet disuplai oleh sumber daya DC yang terpisah Mesin Induksi

Lebih terperinci