BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Yenny Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Ceramah Berbantukan Media Lidi Metodolgi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar, salah satunya adalah metode ceramah. Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan pemahaman siswa Kelemahan metode ceramah adalah: a b Membuat siswa pasif Mengandung unsur paksaan kepada siswa c Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985) 6
2 d Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya e f Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). g Bila terlalu lama membosankan.(syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelebihan metode ceramah adalah: a b c Guru mudah menguasai kelas Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar d Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Agar metode ceramah bisa lebih efektif maka divariasikan dengan media lain salah satunya adalah lidi karena mudah didapat dan murah Hasil Belajar Hasil belajar adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pembelajaran (Nasution 1999). Menurut Darsono (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan hasilnya adalah sebagai berikut : A. Kesiapan Belajar Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh pehatian dn manpu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini. 7
3 B. Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu obyek. Pehatian ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. C. Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegitan tertentu yang mencpai tujuan. D. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat aktif berpean. E. Mengalami sendiri Dalam melakukan sesuatu sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih mendalam. F. Pengulangan Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi. G. Balikan dan Penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru. Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. 8
4 H. Perbedaan individual Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun pebedaan tingkat kemampuan dan minat belajar memerlukan perhatian khusus agar perkembangan siswa tetap berlangsung baik sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat 9
5 mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa dari serangkaian tes yang dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan seharihari. Untuk itu dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar tujuan yang diinginkan tercapai, maka perlu kita perhatikan hal-hal berikut ini: 1. kesiapan intelektual siswa 2. teori mengajar dan 3. teori belajar. A. Kesiapan Intelektual Siswa Guru mengajar dengan baik haruslah memperhatikan kesiapan kognitif siswa, yang mencakup dua hal yaitu mengenai perkembangan intelektual anak dan pengalaman belajar yang telah diperoleh siswa. Tahap-tahap berpikir anak yang dikemukakan Piaget harus diperhatikan penyusunan kurikulum sekolah. Khususnya dalam menyusun skenario pembelajaran matematika, karena perkembangan intelektual anak yang dikemukakan Pieget dirasakan untuk pengajaran matematika di sekolah. 10
6 Dengan demikian media mengajar matematika yang dipergunakan harus sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Perkembangan intelektual anak menurut Piaget ada empat tahap,, yaitu : 1). Periode mencari motor. Tahap ini dicapai anak sampai umur dua tahun. 2). Periode persiapan operasi kongkrit. Tahap ini dicapai anak mulai dapat memanipulasi simbul-simbul dari benda-benda sekitarnya. 3). Periode operasi konkrit. Tahap ini dicapai anak pada usia tujuh tahun sampai sebelas tahun. Anak pada usia ini ditandai dengan permulaan berfikir matematika logis dan observasi dari pengalaman dengan objek nyata dan ia mulai dapat menggeneralisasikan objek-objek tadi. 4). Periode operasi formal. Pada tahap ini biasanya dicapai anak mulai umur sebelas tahun ke atas. Pada tahap ini konsep konservasi telah tercapai sepenuhnya. Anak mulai mempunyai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan abstrak. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak yang dikemukaan Piaget ini, berlaku bagi setiap anak tetapi umur yang dinyatakan di atas sangat menentukan, terutama pada anak usia SD. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak-anak pada periode operasi kongkrit anak mulai dapat berfikir matematika logis dan observasi dari pengalaman benda-benda nyata. Dengan demikian teori Pieget berguna untuk pengajaran matematika di sekolah dasar. Menurut Pujiati (2004 : 6) benda-benda kongkrit pada pembelajaran matematika digunakan untuk penanaman konsep pada siswa, jika 11
7 penanaman konsep belum dikuasai oleh siswa, maka pembelajaran berikutnya sulit dipahami oleh siswa, karena siswa usia SD mulai berfikir logis dari pengalaman dengan objek-objek nyata atau tiruan, sedangkan fungsi alat peraga adalah sebagai media/alat peraga dalam menanamkan konsep-konsep pada pembelajaran matematika Dari sini dapat disimpulkan bahwa media/alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD memegang peran sangat penting untuk menanamkan konsep-konsep baru. B. Teori Mengajar Metode laboratori mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan indera, terutama penglihatan, peraba, dan gerak otot/kinetis, untuk dapat membantu secara optimal kemampuan abstraksi dan keterampilan siswa. Cara yang digunakan terutama dalam bentuk penemuan terbimbing melalui media yang berupa lembar kerja atau tugas terstruktuk serta dimungkinkan di lengkapi alat peraga. (Elly E ; 3). Dengan demikian mengajar tidak hanya memberikan suatu definisi yang harus dihafal, media apa yang digunakan, dan bagaimana menemukan konsep-konsep itu, sehingga pembelajaran itu lebih aktif bagi siswa, tidak menjenuhkan dan membuat siswa penasaran. C. Teori Belajar Belajar matematika merupakan suatu struktur hirarqi dari apa yang telah terbentuk sebelumnya, jika konsep-konsep awal tidak dipahami oleh siswa 12
8 sebelumnya, dimungkinkan pemahaman konsep-konsep itu sulit untuk dilanjutkan. Berdasarkan struktur kognitif, materi pokok harus disusun menurut urutan tingkat kesukaran yang logis, dan didasarkan atas pengalaman belajar sebelumnya. Menurut Ausubel bahan pelajaran/materi pokok haruslah meaningful artinya bahan pelajaran haruslah mempunyai arti, cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Dengan kata lain materi pokok baru haruslah ditanamkan konsepkonsepnya, kemudian dipahamkan konsep-konsep itu dengan beberapa latihan soal termasuk didalamnya soal uraian, baru pembinaan keterampilannya melalui drill, menghafal, permainan dan sebagainya. Jika ke tiga dari konsep itu ditinggalkan maka siswa akan menjumpai kesulitankesulitan, sebab konsep-konsep awal bila belum dipahami oleh siswa belum dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang hampir sama dengan materi pokok yang dipelajarinya. Belajar menemukan (discoveri learning), merupakan proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan untuk dirinya melalui suatu rangkaian pengalaman kongkret. Kebanggaan manusia adalah jika ia dapat menemukan sendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh orang lain bilamana mungkin. Begitu pula belajar haruslah aktif, tidak duduk dengar dan mencatat saja atau dengan kata lain siswa pasif menerima apa yang diberikan guru. Diharapkan jika siswa aktif melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran, 13
9 anak dapat menemukan konse-konsep dengan menggunakan alat peraga yang telah digunakan. Ausubel mengatakan bahwa metode penemuan itu penggunaannya terbatas, sehingga kita tidak dapat mengambil tengah yaitu siswa harus menemukan seluruh konsep, ide, dan struktur matematika melainkan halhal yang perlu ditemukan atau ada kemungkinan siswa dapat menemukan. Pengajaran matematika diharapkan dapat menemukan konsep-konsep dasar materi, setelah konsep-konsep ditemukan, dipahami konsep-konsep itu kemudian dibina keterampilannya melalui permainan, mencongak maupun hafalan. Permaianan matematika adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat menciptakan suasana penuh makna dapat dinikmati oleh seluruh siswa. Permainan yang diciptakan seharusnya: a. dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain b. dapat diciptakan suasana saling berkompetisi c. dapat memahami konsep-konsep, dan prinsip-prinsip matematika yang telah dipelajari d. dapat menciptakan suasana yang menyenangkan e. mudah dilaksanakan f. alokasi waktu yang dibutuhkan sesuai dengan alokasi tatap muka ( 2 jam ), dan lain-lain. ( Muchtar A, Karim : 1999 ; 2) 14
10 Permainan matematika bukan sekedar untuk bermain-main saja, tetapi melalui permainan matematika konsep dapat diingat lebih baik. Di dalam belajar matematika diperlukan ingatan, jika siswa harus menyelesaikan suatu masalah. Permainan matematika yang sering dilakukan akan melekat di otak Operasi Penjumlahan Bilangan Penjumlahan adalah proses, cara, perbuatan menjumlahkan (Nurkhasanah dan Didik Tumianto, 2007: 303). Sedangkan sifat-sifat dalam penjumlahan bilangan bulat antara lain: A. Sifat tertutup Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat. B. Sifat komutatif Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a. C. Mempunyai unsur identitas Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol), hasilnya adalah bilangan itu 15
11 sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a. D. Sifat asosiatif Sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut. Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c). Tujuan akhir dalam pembelajaran Matematika khususnya pada operasi penjumlahan bilangan adalah meningkatnya ketrampilan siswa dalam mengoperasikan penjumlahan bilangan. Ketika siswa sudah terampil dalam mengoperasikan penjumlahan bilangan,hal itu dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari antara lain: A. untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. B. Matematika diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari. C. Mampu menghadapi berbagai situasi melalui penyediaan pengalaman mencakup proses berpikir logis, rasional, tepat, serta efektif D. Dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi, misalnya menjumlahkan bilangan bulat. 16
12 2.1.5 Media Pembelajaran A. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Degeng. (1989: 142), media adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang. Sedangkan menurut Sadiman dkk (2002:6), media adalah sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan pengertian diatas, media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicitacitakan. B. Fungsi Media Pembelajaran Menurut Rohani, fungsi dari media pembelajaran antara lain: 1). Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar. 2). Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar. 3). Mendorong motivasi belajar. 4). Menambah variasi dalam penyajian materi. 5). Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan. 6). Memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, 17
13 bakat dan minatnya. 7). Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa). (1997: 9). C. Macam-macam Media Pembelajaran Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu: 1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok) 2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas) 3) Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide) 4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan televisi) 5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext) Gerlach dan Elly mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, yaitu: 1) Benda sebenarnya (realita): orang, kejadian, objek atau benda tertentu. 2) Presentasi verbal: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slide), transparansi, cetakan di papan tullis, majalah dan papan tempel. 3) Presentasi grafis: bagan, grafik, peta, diagram, lukisan, poster, kartun dan karikatur. 18
14 4) Potret diam (still picture): potret yang diambil dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dapat dipresentasikan melalui buku, film rangkai (filmstrips), film bingkai (slide) atau majalah/surat kabar. 5) Film (motion picture): film atauvideo tape dari pemotretan/perekaman benda atu kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi). 6) Rekaman suara (audio recorder): yaitu rekaman suara saja yang menggunakan bahasa verbal maupun efek suara musik (sound effect). 7) Program: terkenal pula dengan istilah pengajaran berprogram, yaitu sikuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. ada pula yang dioersiapkan dan diprogram melalui mesin komputer. 8) Simulasi: peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaaan sebenarnya. Misalnya prilaku bagaimana seoarang sopir ketika sedang mengemudi yang ditunjukan pada layar video atau layar film. Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah media lidi. D. Media Lidi sebagai Media Pembelajaran Salah satu kompetensi dasar pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan kelas satu SD adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 (Departemen Pendidikan Nasional: 2008). Dalam mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa SD kelas satu, terdapat empat langkah dalam proses 19
15 pembelajarannya, yaitu: langkah pengalaman sosial, langkah manipulasi konkrit, semi konkrit dan abstrak. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung merupakan suatu alternatif dalam pembelajaran yang memanfaatkan alam. Lidi dapat digunakan dalam membantu siswa mengenal konsep penjumlahan dan pengurangan sebagai dasar mempelajari matematika. Hal penting dalam proses belajar mengajar yaitu memotivasi siswa. Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan alat peraga sehingga, diharapkan konsep abstrak yang baru di fahami siswa akan mengendap, melekat dan tahan lama, tidak hanya sekedar lewat begitu saja Untuk belajar matematika sebenarnya tidak perlu mengeluarkan modal yang besar dan membutuhkan peralatan yang mahal dan mewah,yang diperlukan adalah kekreatifan.misalnya apa yang ada di alam bisa dijadikan media pembelajaran matematika sebagai contoh lidi dari daun kelapa.bagi sebagian orang mungkin berpikir bahwa lidi kelapa tidak ada kaitannya dengan matematika,tapi dalam kasus ini lidi kelapa kalau dimanfaatkan sebaik mungkin dalam pembelajaran matematika maka ia akan sangat membantu proses pembelajaran,misalnya lidi kelapa tersebut dapat dijadikan alat hitung dalam mengerjakan soal-soal matematika.ini terbukti,sejak dulu anak-anak di desa yang kurang mampu menggunakan lidi kelapa sebagai alat hitung pengganti sampoa. Dengan memanfaatkan lidi siswa akan terbantu dalam memahami penjumlahan dan pengurangan dalam matematika. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, 20
16 diantaranya adalah praktis, mudah diaplikasikan, mudah didapat dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Dalam pengunaanya sebagai alat bantu hitung lidi praktis karena mudah di bawa dan mudah di buat. Lidi mudah diaplikasikan karena mudah diterapkan bagi siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Bahan dasar pembuatan alat bantu hitung yang terbuat dari lidi mudah didapat sebab bahan tersebut mudah dijumpai disekitar lingkungan kita dan untuk mendapatkannya tidak memerlukan biaya. Selain itu, dengan menggunakan lidi siswa kelas satu dan dua SD akan lebih mengenal dan memanfaatkan lingkungan dengan semaksimal mungkin. Cara penggunaan lidi dalam kegiatan belajar mengajar cukup mudah karena mudah diterapkan dan di aplikasikan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam hal penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan = 16 a. Ambil 7 batang lidi. b. Ambil 9 batang lidi lagi. c. Gabungkan lidi-lidi yang diambil tadi. d. Hitung Jumlah lidi seluruhnya. Pengurangan 20-6 = 14 a. Ambil 20 batang lidi. b. Karena kurang, maka ambil 6 lidi dari 20 lidi tadi. c. Hitung lidi yang tesisa setelah pengambilan 6 tadi. 21
17 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penulis menyadari bahwa media lidi sebagai media pembelajaran adalah suatu tema yang sngat menarik untuk dikupas secara detail menjadi sebuah penelitian yang pada akhirnya penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi kepentingan dunia pendidikan. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan bisa di gunakan untuk menambah kreatifitas para penulis lain untuk membuat penelitian serupa dengan subjek yang berbeda. Penulis menemukan salah satu penelitian yang mengetengahkan tentang media lidi adalah pada Program Kreatifitas Mahasiswa ( PKM ) yang berjudul Pemanfaatan Lidi sebagai Alat Bantu Hitung Siswa SD karya 3 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Retno Dwi Mulyanti, Erna Yuliana, dan Kurniasari Widhyaningrum. Pada karya tulis tersebut, mereka bertiga mengemukakan tentang lidi sebagai alat bantu hitung tradisional yang sampai sekarang tidak kalah berfungsinya dengan munculnya berbagai alat bantu hitung modern. Pemanfaatan lidi sebagai alat bantu hitung dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah praktis, mudah diaplikasikan, mudah didapat dan terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat, untuk mendapatkan lidi tidak memerlukan biaya. Pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan melihat karya tulis tersebut, penulis terinspirasi untuk menggunakan media lidi sebagai bahan penelitian ini dengan siswa kelas 1 SD Negeri Amongrogo 02 sebagai subjeknya. Diharapkan dengan kepraktisan media lidi, dapat membantu 22
18 meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dalam materi penjumlahan bilangan. 2.3 Kerangka berpikir. Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahamanpemahaman yang lainnya, s e b u a h p e m a h a m a n y a n g p a l i n g m e n d a s a r d a n m e n j a d i p o n d a s i b a g i s e t i a p pemikiran selanjutnya.untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah,diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar inform asi-informasi yang terpenggal. Kerangka berpikir dalam penelitiam ini dapat digambarkan pada bagan di bawah ini: Kondisi awal Guru belum menggunakan media lidi dalam pembelajaran matematika Prestasi belajar siswa masih rendah Tindakan Kondisi akhir Pembelajaran penjumlahan bilangan menggunakan media lidi Dengan menggunakan media lidi dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri AMONGROGO 02 Semester 2 Tahun 2011/2012 Siklus I, guru menggunakan media lidi dalam pembelajaran penjumlahan bilangan Siklus II, guru menggunakan media lidi dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan bilangan 23
19 2.4 Hipotesis Tindakan Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, kaitannya dengan permasalahan yang ada maka hipotesis tindakan yang penulis ajukan adalah dengan menggunakan metode ceramah berbantukan media lidi akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa SD Negeri Amongrogo 2 semester 2 tahun pelajaran 2011/ 2012 dalam penjumlahan bilangan. 24
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbul
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA
MEDIA PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA MARET, 2004 PENGERTIAN MEDIA MEDIA ADALAH PERANTARA ATAU PENGANTAR
Lebih terperinciMEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH
MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media
Lebih terperinci2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika
4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana guru harus menyelidiki hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam
Lebih terperinciMEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media
MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam
Lebih terperinciTUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :
TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Mata kuliah : Pengembangan Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd Nama Kelompok : 1. Dodo Prastyoko 2. Anggi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk
Lebih terperinciPengertian Media adalah. segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan menstimulasi proses belajar.
MEDIA PEMBELAJARAN Anak Berkebutuhan Khusus Pengertian Media Pembelajaran Media Pembelajaran Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Mengapa Media Penting bagi ABK? Kegunaan media Kontribusi media pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan,
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)
MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
Lebih terperinciKONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)
17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan bangsa. Untuk menjaga kelangsungan hidup suatu bangsa, pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang lebih dahulu perlu dipahami dalam penelitian ini, diantaranya: pengertian belajar dan pembelajaran, hasil belajar, pembelajaran matematika,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Geometri Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika menengah, karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya.dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ABK Oleh, Asep Saripudin, S.Pd. Schramm mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Sedangkan
Lebih terperinciTeknologi & Media Pembelajaran
Teknologi & Media Pembelajaran Oleh: Khairul Umam dkk 1.1 Pengertian Secara etimologi, kata "media" merupakan bentuk jamak dari "medium", yang berasal dan Bahasa Latin "medius" yang berarti tengah. Sedangkan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo
Lebih terperinciMEDIA 2 DIMENSI. Disusun oleh: SAIFUL AMIEN
MEDIA 2 DIMENSI Disusun oleh: SAIFUL AMIEN sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar 1. Media Grafis 2. Media bentuk papan 3. Media
Lebih terperinciUNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN
1 UNIT 8 MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN Saudara-saudara mahasiswa saat ini terjadi pergeseran paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran yang mempunyai implikasi terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Triyanto (2009:7) menyatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,
Lebih terperinciKEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
KEDUDUKAN MEDIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Proses belajar mengajar dapat diartikan juga sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terjadi urutan pemindahan informasi (pesan) dari sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan
Lebih terperinciDari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan
Media Pembelajaran PENGERTIAN MEDIA Gange (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russel (1989) mengartikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM
PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan
Lebih terperinciADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG DIMEDIAKAN
MEDIA PEMBELAJARAN APA ITU MEDIA? APA ITU MEDIA PEMBELAJARAN? ADA 4 MODEL PEMBELAJARAN 1. TRADISIONAL/KONVENSIONAL 2. MEDIA SEBAGAI ALAT BANTU 2. 3. GURU BERBAGI TUGAS DENGAN MEDIA 4. PEMBELAJARAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. 1 Dalam belajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat dari proses pembelajaran adalah belajar, salah satunya belajar matematika. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang
Lebih terperinciKata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,
Lebih terperinciMacam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran
Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Lebih terperinciKata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar
PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Slameto dalam Harminingsih (2008) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar Menurut Slameto (1987:2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut kurikulum KTSP SD/MI tahun 2006 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
Lebih terperinciMEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA. Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung
MEDIA AUDIO, VISUAL, AUDIO-VISUAL, DAN MULTIMEDIA 2013 Beni Asyhar Program Studi Tadris Matematika STAIN Tulungagung Mendengarkan merupakan suatu proses rumit yang melibatkan 4 unsur, yaitu: - Mendengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran
Lebih terperinciPengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi. Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd.
Pengembangan Sumber Belajar di Perguruan Tinggi Oleh : Laksmi Dewi, M.Pd. CURRICULUM VITAE Laksmi Dewi, M.Pd, lahir di Cianjur 13 Juni 1977 Saat ini tinggal di Kompleks CGH Jl. Citra VI No. 10 Tanjungsari
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN. Choirul Anam dan Erny Hestiningrum PLPG PAUD 2017 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
MEDIA PEMBELAJARAN Choirul Anam dan Erny Hestiningrum PLPG PAUD 2017 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Pentingnya Media Pembelajaran Belajar merupakan proses aktif. Seseorang harus mengambil bagian dalam berbagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pembelajaran. a. Pengertian Pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lebih terperinciBAB. II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses
Lebih terperinciNama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno
Nama : ARI WULANDARI NIM : 836759945 Pokjar : Gantiwarno 1. Contoh pembelajaran yang saya gunakan menurut teori pada kelas bawah ( 1 ) : a. Teori PIAGET 1) Tahap Sensori Motor Pada tahap ini anak mulai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngrampal) SKRIPSI Untuk memenuhi
Lebih terperinciEpy Purwasih 1. Balinggi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peranan. di Kelompok B PAUD Terpadu Tri Dharma Santi Lebagu Kecamatan
PERANAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK DI KELOMPOK B PAUD TERPADU TRI DHARMA SANTI LEBAGU KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Epy Purwasih 1 ABSTRAK Rumusan
Lebih terperinciPenggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto
Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto (Studi Eksperimen) Resume Tesis Oleh : M.Saiful Bahri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Tahap Sensori Motor (0 2 tahun) 2. Tahap Pra-operasional (2 7 tahun)
1 BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar dikatakan efektif terjadi apabila terjadi proses transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh guru dapat diserap dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah I Nyoman Sumertna, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran sehingga memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Sebagai akibatnya, mereka mengalami kesulitan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Alat Peraga a. Pengertian Alat Peraga Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penulis mencoba mengungkap beberapa pendapat para ahli tentang Matematika. Menurut Karso dkk (1998: 14), Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Matematika Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK
Kegiatan Belajar 2 HAKIKAT ANAK DIDIK A. Pengantar Kita mengetahui bahwa dalam perkembangannya seorang anak berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas baik itu dalam bentuk fisik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar. termasuk salah satu disiplin ilmu yang memiliki kajian sangat luas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar 1. Pengertian Matematika di Sekolah Dasar Pengertian matematika pada dasarnya tidak dapat ditentukan secara pasti, hal ini disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.
BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menulis,
Lebih terperinciMAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M.
MAKALAH Media Visual Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Dosen pengampu : Hermawan Wahyu Setiadi, M. Pd Disusun Oleh: Madinatul Munawaroh (14144600187) Puput Wulandari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan alam lahir dari pengamatan terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. berdasarkan pengalaman. Cronbach dalam Riyanto, (2010:5) menyatakan bahwa
11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman. Cronbach
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah
Lebih terperinci