LAPORAN AKHIR. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR. Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi"

Transkripsi

1

2 Dokumen Laporan Akhir ini merupakan laporan terakhir dari beberapa laporan lainnya yang pernah dibuat dalam Pekerjaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Sungai Penuh ini dilaksanakan atas kerjasama Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dengan Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Jambi. Secara umum materi yang disampaikan dalam Laporan Akhir ini adalah merupakan perbaikan dari laporan sebelumnya yaitu Draft Laporan Akhir yang pernah dipresentasikan dihadapan pemberi kerja dan mendapatkan masukan-masukan dan koreksi dalam pembahasan tersebut. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih atas segala perhatian dan kami berharap dalam Laporan Akhir ini dapat bermanfaat. Nopember 20 Penyusun LAPORAN AKHIR Halaman i

3 Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii v viii BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang....2 Pemahaman Terhadap SPPIP.... Tujuan dan Sasaran Tujuan Sasaran....4 Ruang Lingkup Penyusunan SPPIP Lingkup Kegiatan Lingkup Wilayah Perencanaan Kedalaman Substansi SPPIP Keluaran Penyusunan SPPIP Sistematika Penyusunan Laporan Akhir... 2 BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA SUNGAI PENUH 2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Sungai Penuh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Sungai Penuh Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sungai Penuh Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh Renstra Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Renstra Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sungai Penuh Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota Serta Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kota Sungai Penuh LAPORAN AKHIR Halaman ii

4 2.0 Kajian Isu-Isu Permukiman Dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Kota Sungai Penuh Kajian Potensi, Permasalahan Dan Tantangan Peembangunan... 2 BAB GAMBARAN UMUM KOTA SUNGAI PENUH. Letak Geografis dan Administrasi....2 Kondisi Fisik Dasar Kondisi Fisiografi Kondisi Kemiringan Lahan Klimatologi Jenis Tanah Hidrologi Penggunaan Lahan Kota Perkembangan Kawasan Terbangun Potensi Lansekap Kota Keberadaan Pusat pusat Kegiatan Kota Keberadaan Bangunan Bersejarah Rawan Bencana Kondisi Kependudukan Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kepadatan Penduduk Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan Kondisi Perekonomian Perekonomin Kota Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kondisi Permukiman Perumahan dan Permukiman Kondisi Infrastruktur Perkotaan... 4 BAB 4 PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 4. Dasar Kebijakan Pembangunan RPJP Kota Sungai Penuh RPJMD Kota Sungai Penuh Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sungai Penuh RTRW Kota sungai Penuh Tahun Penetapan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan BAB ANALISIS INFRASTRUKTUR DAN PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS. Kondisi Perumahan di Kota Sungai....2 Kebutuhan Perumahan di Kota Sungai Penuh... 4 LAPORAN AKHIR Halaman iii

5 .2. Kebutuhan Perumahan Berdasarkan Proyeksi Penduduk Kebutuhan Perumahan Berdasarkan Daya Tampung Ruang Kawasan Peruntukan Perumahan.. Analisis Kebutuhan Infrastruktur Kota Sungai Penuh Kebutuhan Air Bersih Kota Sungai Penuh 6..2 Analisis Air Limbah 7.. Analisis Persampahan Analisis Drainase Perumusan Kriteria Dan Indikator Kawasan Permukiman Kota Sungai Penuh Analisis Penentuan Kawasan Kota Sungai Penuh Tipologi Permukiman Kota Sungai Penuh Penentuan Kawasan Kota Sungai Penuh Profil Kawasan. BAB 6 PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH 6. Perumusan Strategi Pembangunan Strategi Pembangunan Permukiman Kota Sungai Penuh Skala Kota Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Korelasi Strategi Dalam Skema Pembangunan Perkotaan Sungai Penuh 6 6. Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pembangunan BAB 7 PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH 7 LAPORAN AKHIR Halaman iv

6 Tabel 2. Kebijakan RPJP Kota Sungai Penuh Tahun Tabel 2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Sungai Penuh 2 6 Tabel 2. Kebijakan, Strategi dan Program RTRW Kota Sungai Penuh Tabel 2.4 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Sungai Penuh 2 Tabel 2. Rencana Pola Ruang Kota Sungai Penuh Tabel 2.6 Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh 2 9 Tabel 2.7 Kebijakan, Strategi dan Program RPIJM Kota Sungai Penuh 2 2 Tabel 2.8 Tabel 2.8 Tabel 2.9 Kebijakan, Strategi dan Program Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh Tahun Kebijakan, Strategi dan Program Renstra Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Kota Sungai Penuh Tahun Kebijakan, Strategi dan Program Renstra Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun Tabel 2.0 Kebijakan, Strategi dan Program Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sungai Penuh Tahun Tabel 2. Arah Pengembangan Kota Sungai Penuh 2 9 Tabel 2.2 Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kota Sungai Penuh 2 4 Tabel 2. Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan 2 47 Tabel 2.4 Kajian Potensi, Permasalahan dan Tantangan Pembangunan Permukiman 2 2 Tabel. Luas Wilayah Kota Sungai Penuh Dirinci Per Kecamatan 2 Tabel.2 Banyaknya Desa Dan Kelurahan Di Kota Sungai Penuh Dirinci Per Kecamatan Tabel. Nama Desa/Kelurahan Kota Sungai Penuh Per Kecamatan LAPORAN AKHIR Halaman v

7 Tabel.4 Ketinggian Kota Sungai Penuh Per Kecamatan 8 Tabel. Kemiringan Kota Sungai Penuh 0 Tabel.6 Jenis Tanah Kota Sungai Penuh Tabel.7 Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh 9 Tabel.8 Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh Tahun Tabel.9 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh Tabel.0 Kepadatan Penduduk Kota Sungai Penuh Tahun 20 0 Tabel. Persentase Penduduk Kota Sungai Penuh Menurut Jenis Pekerjaan Tabel.2 Perkembangan PDRB Kota Sungai Penuh Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tabel. Perkembangan PDRB Kota Sungai Penuh Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Tabel.4 Jumlah Rumah di Kota Sungai Penuh Tahun Tabel. Kondisi Eksisting Pelayanan Air Bersih PDAN Kota Sungai Penuh 42 Tabel.6 Kondisi Sanitasi (Limbah Domestik) Kota Sungai Penuh Tahun Tabel 4. Tabel 4.2 Matriks Perumusan Tujuan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh 4 6 Matriks Perumusan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh 4 9 Tabel. Jumlah KK, Jumlah Rumah dan Backlog Rumah Tahun 20 2 Tabel.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Sungai Penduh Sampai Dengan Tahun 20 4 Tabel. Proyeksi Kebutuhan Rumah dan Luas Kavling Kota Sungai Penuh Sampai Dengan Akhir TAhun Perencanaan 20 8 Tabel.4 Proyeksi Kebutuhan Rumah Total Kota Sungai Penuh Sampai Dengan Akhir Tahun Perencanaan 20 2 Tabel. Daya Tampung Lahan Kota Sungai Penuh 4 Tabel.6 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Kota Sungai Penuh Sampai Dengan Akhir Tahun Perencanaan 20 6 Tabel.7 Perkiraan Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah Kota Sungai Penuh Sampai Dengan Akhir Tahun Perencanaan 20 7 Tabel.8 Perkiraan Banyaknya Timbulan Sampah Dan Kebutuhan Sarana Pendukung Sampai Dengan Akhir Tahun Perencanaan 20 9 LAPORAN AKHIR Halaman vi

8 Tabel.9 Strategi Pembangunan Permukiman Penentuan Kriteria, Indikator Dan Parameter Kawasan Kota Sungai Penuh 22 Tabel.0 Analisis Terhadap Persentase Kawasan Terbangun Kota Sungai Penuh 2 Tabel. Kepadatan Penduduk Terhadap Lahan Terbangun Kota Sungai Penuh 28 Tabel.2 Presentase Rumah Tidak Sehat Kota Sungai Penuh Tabel. Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh Tabel.4 Legalitas Lahan Kota Sungai Penuh 7 Tabel. Tingkat Pelayanan Air Bersih (Pdam) Kota Sungai Penuh 40 Tabel.6 Tingkat Pelayanan Air Limbah Kota Sungai Penuh 42 Tabel.7 Skoring Penentuan Kawasan Kota Sungai Penuh 0 Tabel.8 Urutan Kawasan Tabel 6. Matrik Analisis SWOT Pembangunan Permukiman Kota Sungai Penuh 6 2 Tabel 6.2 Matrik Analisis SWOT Air Bersih Kota Sungai Penuh 6 Tabel 6. Matrik Analisis SWOT Air Limbah Kota Sungai Penuh 6 7 Tabel 6.4 Matrik Analisis SWOT Persampahan Kota Sungai Penuh 6 8 Tabel 6. Matrik Analisis SWOT Drainase Kota Sungai Penuh 6 Tabel 6.6 Matrik Analisis SWOT Jalan Lingkungan Kota Sungai Penuh 6 Tabel 6.7 Matrik Analisis SWOT Pembangunan Permukiman Kawasan 6 - Tabel 6.8 Matrik Analisis SWOT Pembangunan Air Bersih Kawasan 6 4 Tabel 6.9 Matrik Analisis SWOT Pembangunan Air Limbah Kawasan 6 6 Tabel 6.0 Matrik Analisis SWOT Pembangunan Persampahan Kawasan 6 7 Tabel 6. Matrik Analisis SWOT Pembangunan Drainase Kawasan 6 8 Tabel 6.2 Matrik Analisis SWOT Pembangunan Jalan Lingkungan Kawasan 6 9 Tabel 6. Strategi Pembangunan Permukiman Skala Kota 6 2 Tabel 6.4 Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan Permukiman 6 2 Tabel 6. Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan Permukiman Tabel 6.6 Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan Permukiman 6 27 Tabel 6.7 Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan Permukiman Tabel 6.8 Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan Permukiman 6 LAPORAN AKHIR Halaman vii

9 Tabel 6.9 Analisis Korelasi Strategi Pembangunan Dalam Skema Pembangunan Perkotaan Sungai Penuh 6 4 Tabel 6.20 Analisis Implikasi Strategi Pembangunan Perkotaan Sungai Penuh 6 0 Tabel 7. Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Skala Perkotaan 7 2 Tabel 7.2 Tabel 7. Tabel 7.4 Tabel 7. Tabel 7.6 Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan 7 9 Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan 7 4 Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan Program Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Kawasan 7 49 LAPORAN AKHIR Halaman viii

10 Gambar. Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP 8 Gambar 2. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Sungai Penuh 20 2 Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kota Sungai Penuh 2 6 Gambar 2. Peta Rencana Pola Ruang Kota Sungai Penuh 2 8 Gambar 2.4 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh 2 20 Gambar 2. Arah Pembangunan Kota Sungai Penuh 2 42 Gambar 2.6 Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kota Sungai Penuh 2 46 Gambar 2.7 Isu Strategis Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kota Sungai Penuh 2 0 Gambar. Peta Orientasi Kota Sungai Penuh 6 Gambar.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Sungai Penuh 7 Gambar. Peta Topografi 9 Gambar.4 Diagram Kemiringan Kota Sungai Penuh 0 Gambar. Peta Kemiringan Gambar.6 Peta Morfologi 2 Gambar.7 Peta Jenis Tanah 4 Gambar.8 Peta Hidrogeologi Kota Sungai Penuh 6 Gambar.9 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) 7 Gambar.0 Peta Penggunaan Lahan Kota Sungai Penuh Tahun Gambar. Diagram Perbandingan Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh Gambar.2 Grafik Perkembangan Penduduk Kota Sungai Penuh Tahun Gambar. Peta Pelayanan PDAM Tirta Sakti 44 Gambar.4 Peta Jaringan Air Bersih Kota Sungai Penuh 4 LAPORAN AKHIR Halaman ix

11 Gambar. Strategi Pembangunan Permukiman Identifikasi Kawasan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kota 2 Gambar.2 Peta Wilayah Banjir Kota Sungai Penuh 4 Gambar. Peta Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh 6 Gambar.4 Tipologi Kawasan Permukiman Kota Sungai Penuh 4 Gambar. Peta Kawasan Kota Sungai Penuh 4 Gambar.6 Peta Kawasan Kota Sungai Penuh 6 Gambar.7 Profil Wilayah Kawasan Kelurahan Sungai Penuh 9 Gambar.8 Profil Wilayah Kawasan Kelurahan Pasar dan Desa Pasar Baru 6 Gambar.9 Gambar.0 Profil Wilayah Kawasan Desa Gedang Dan Kelurahan Pondok Tinggi 68 Profil Wilayah Kawasan Desa Pondok Agung Dan Desa Permanti 7 LAPORAN AKHIR Halaman x

12 . LATAR BELAKANG Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu kewaktu dan meliputi semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan melakukan aktivitas ekonominya di kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan terjadinya migrasi yang menambah beban kawasan perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas aktivitas. Meningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan perkotaan ini perlu untuk disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah yang terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat membangkitkan banyak persoalan perkotaan terutama yang terkait dengan ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir perkembangan kawasan perkotaan akan menimbulkan persoalan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur perkotaan, (b) ketidaktersediaannya lingkungan permukiman yang layak, (c) perkembangan permukiman yang tidak terkendali pada daerah-daerah pengembangan nonpermukiman, dan (d) permukiman kumuh. Selama ini, di Indonesia, persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan ditangani dan diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: () perencanaan pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah pembangunan keruangannya. Adapun kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2 (dua) dokumen, yaitu: () dokumen rencana pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, beserta persoalan pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan, kedua bentuk perencanaan ini perlu saling sinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam pelaksanaanya, kondisi ini seringkali belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa persoalan sebagai berikut: LAPORAN AKHIR Halaman -

13 Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan kota, termasuk dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, kondisi ini dapat dilihat dari arahan kebijakan di dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan bidang wilayah dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan pembangunan ke dalam kebijakan spasial untuk pengembangan permukiman yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu rencana pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata ruang lebih didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan arahan pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan. Arah pengembangan dan pembangunan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan seringkali tidak didasarkan pada kebutuhan kota dan bersifat sektoral. Pengembangan dan pembangunan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian persoalan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan penanganan, serta belum mempertimbangkan keterkaitan antarsektor. Hal ini menyebabkan bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan dan pembangunan bersifat sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini menyebabkan kota diarahkan pengembangan dan pembangunannya oleh program-program yang masuk dan tidak berdasarkan pada kebutuhan kota secara keseluruhan. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dengan strategi pengembangan dan pembangunan kota seringkali belum saling mengacu. Hal ini merupakan fenomena umum yang juga terjadi untuk bidang-bidang pembangunan lainnya, yang disebabkan oleh: () strategi pembangunan skala kota yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi pembangunan sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada strategi pembangunan dalam skala kota. Terkait dengan hal tersebut, arahan pengembangan dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran makro yang bersifat filosofis dan normatif, sehingga menyulitkan untuk diturunkan dalam strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan atau strategi sektoral lainnya yang implementatif dan operasional. Sebaliknya, strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, serta strategi sektoral lainnya seringkali disusun sebagai suatu strategi yang terpisah yang belum mengacu pada strategi di atasnya. Mempertimbangkan persoalan-persoalan yang muncul tersebut, maka suatu kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan dan pembangunan kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan programprogram pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Terkait dengan hal ini, kota/kabupaten perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 2

14 dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu pada strategi pengembangan dan pembangunan kota yang telah ada. Dalam pembangunan bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan keduanya menjadi suatu yang penting. Kedua produk perencanaan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan perencanaan spasial..2 PEMAHAMAN DASAR TENTANG SPPIP SPPIP merupakan suatu strategi yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya yang penyusunannya tetap mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan dan pembangunan kota secara komprehensif. SPPIP ini secara tidak langsung merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Selain itu, SPPIP ini juga dipahami sebagai suatu rancangan tindakan atau aksi untuk membangun permukiman dan infrastruktur sebagai komponen inti pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai suatu rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini diterjemahkan kedalam suatu strategi berikut mekanisme pentahapannya. Dalam prosesnya, SPPIP memiliki karakteristik yang membedakannya dengan kebijakan dan strategi lainnya, yaitu: SPPIP lebih kepada bentuk sinkronisasi, akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang ada; dalam proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk, namun juga pada legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan kota yang terlibat dalam proses penyusunan dan penerapannya; kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral, melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun dilihat dari mulai skala kota sampai dengan skala kawasan, dimana pada skala kawasan disusun dengan mengacu pada kebijakan dan strategi skala kota. Terkait dengan hal ini, maka dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP ini memiliki fungsi: sebagai acuan bagi masuknya program-program pembangunan permukiman dan infrastuktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah ada; sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; LAPORAN AKHIR Halaman -

15 sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tersebar di berbagai dokumen; dan sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota. sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang cipta karya di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen SPPIP/RPKPP; Dalam kerangka kebijakan pembangunan kota, SPPIP ini bukan merupakan suatu kebijakan baru. SPPIP ini lebih merupakan bentuk sinkronisasi dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam konteks pembangunan dan pengembangan kota, SPPIP ini merupakan kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan di tingkat kota/kabupaten yang nantinya akan menjadi rujukan bagi semua pihak. Strategi dan program yang menjadi keluaran dari SPPIP disajikan dalam peta spasial skala : Dalam kondisi kota/kabupaten yang bersangkutan belum memiliki peta dengan skala tersebut, maka dapat menggunakan skala minimum : TUJUAN DAN SASARAN.. TUJUAN Tujuan penyusunan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) adalah : Untuk mendorong terwujudnya kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan yang berkelanjutan serta terintegrasi dalam pengembangan wilayah khususnya dalam pengembangan prasarana dan sarana dasar bidang ke-cipta Karya-an, dalam rangka mengembangkan kehidupan sosial yang adil dan demokratis, aman damai serta kehidupan ekonomi nasional yang lebih sejahtera. Meningkatkan kerjasama pemerintah pusat dan daerah yang lebih sinergis dan sistematis. LAPORAN AKHIR Halaman - 4

16 ..2 SASARAN Strategi Pembangunan Permukiman Sasaran penyusunan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) ini adalah :. Tersosialisasikannya konsep penyelenggaraan pembangunan perkotaan dan peran strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan; 2. Terjadinya kerjasama yang berkesinambungan antara tim konsultan pendamping, pokjanis, tim teknis Propinsi dan pihak satker melalui konsolidasi persiapan pelaksanaan penyusunan SPPIP. Terbangunnya pemahaman oleh semua pemangku kepentingan kota/kabupaten terhadap seluruh dokumen perencanaan yang dimiliki oleh wilayahnya dan relasi fungsionalnya dengan dokumen perencanaan di level makro di atasnya; 4. Teridentifikasikannya arah, tujuan dan sasaran pembangunan permukiman dalam mendukung arah pembangunan perkotaan sebagai penerjemahan visi dan misi kabupaten/kota, dengan memperhatikan pertimbangan potensi, peluang, permasalahan dan tantangan yang dimiliki wilayah perkotaan;. Terjadinya penguatan kepedulian dan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota/kabupaten dalam setiap proses yang dilalui dalam penyusunan SPPIP; 6. Terbangunnya kesepakatan dan mufakat yang mengutamakan asas manfaat dan kepentingan bersama dalam penentuan setiap proses penentuan kriteria, indikator dan penetapan kawasan strategis yang menjadi prioritas penanganan; 7. Terjadinya interaksi dan keterlibatan komponen-komponen masyarakat dalam proses penyusunan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan melalui penyelenggaraan konsultasi publik; 8. Terwujudnya pemahaman yang baik oleh semua pemangku kepentingan kota/kabupaten tentang strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan kota/kabupaten; 9. Terbangunnya koordinasi antar pemangku kepentingan kota dan propinsi, tersusunnya sinkronisasi program dan kegiatan pembangunan kota, sebagai acuan pelaksanaan pembangunan yang optimal sesuai sumber daya dan sumber dana yang dimiliki wilayah..4 RUANG LINGKUP PENYUSUNAN SPPIP Pemahaman konsultan terhadap ruang lingkup pekerjaan pada KAK adalah : meliputi (lima) kegiatan, yaitu: () persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, () perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, (4) perumusan strategi dan LAPORAN AKHIR Halaman -

17 program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, dan () finalisasi dan sosialisasi..4. LINGKUP KEGIATAN. Persiapan Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik sifatnya teknis maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Dalam lingkup kegiatan persiapan ini terdapat 2 (dua) sub kegiatan, yaitu: sosialisasi persiapan dan pemantapan rencana kerja Lingkup kegiatan persiapan akan diselesaikan pada minggu awal pelaksanaan kegiatan selama 2 (dua) minggu. 2. Identifikasi Potensi Dan Permasalahan Kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan adalah kegiatan awal dari tahapan penyusunan SPPIP yang bertujuan untuk memetakan potensi dan permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan ini terdapat 4 (empat) sub kegiatan, yaitu: kajian kebijakan, strategi, dan program pembangunan kota/kabupaten perumusan indikasi arah pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan kajian potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan Lingkup kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan akan diselesaikan selama (satu) bulan terhitung dari kegiatan persiapan selesai dilakukan.. Perumusan Tujuan Dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan kegiatan yang mendasari perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Lingkup kegiatan ini meliputi: perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukimaan perkotaan; perumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan identifikasi kawasan permukiman prioritas Secara keseluruhan lingkup kegiatan ini akan diselesaikan selama, (satu seteng ah) bulan terhitung dari kegiatan identifikasi potensi dan masalah selesai dilakukan. LAPORAN AKHIR Halaman - 6

18 4. Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah lingkup kegiatan inti dari penyusunan SPPIP ini, yang intinya adalah merumuskan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan tujuan dan kebijakan yang telah dirumuskan. Lingkup kegiatan ini meliputi: perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; identifikasi dan analisis korelasi dalam skema manajemen pembangunan perkotaan; analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi pembangunan; perumusan program pembangunan dalam skala kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi; dan analisis dampak penerapan program pembangunan. Secara keseluruhan lingkup kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan ini akan diselesaikan selama (tiga) bulan terhitung dari kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan selesai dilakukan.. Finalisasi Dan Sosialisasi Kegiatan finalisasi dan sosialisasi adalah kegiatan terakhir dari rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP yang intinya adalah penyempurnaan dari strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan masukan dari berbagai diskusi. Lingkup kegiatan ini meliputi: penyempurnaan strategi dan program pembangunan dalam skala kota dan kawasan; dan penyempurnaan materi visualisasi SPPIP Secara keseluruhan lingkup kegiatan finalisasi dan sosialisasi ini akan diselesaikan selama (satu) bulan terhitung dari kegiatan perumusan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan selesai dilakukan..4.2 LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN Kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas di. Wilayah yang menjadi kajian adalah kawasan permukiman di kota yang bersangkutan yang telah diarahkan dalam rencana pola ruang kawasan budidaya di dalam RTRW Kota Sungai Penuh..4. KEDALAMAN SUBSTANSI SPPIP Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah riil dan terukur yang harus diambil LAPORAN AKHIR Halaman - 7

19 untuk merealisasikan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut (Gambar.) : Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis; Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting; Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai. Sumber daya ini dapat berupa: - sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah daerah; - luas lahan yang tersedia untuk pembangunan; - kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan; - kapasitas aparatur pelaksana program; - dan sebagainya Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diharapkan. GAMBAR. DASAR PERTIMBANGAN PERUMUSAN STRATEGI DALAM SPPIP LAPORAN AKHIR Halaman - 8

20 Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu: cakupan aspek dan wilayah. strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi, pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya, serta legalisasi. strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan disusun untuk skala kota/kabupaten dan skala kawasan. Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu tertentu. Dalam perumusan program dilakukan dengan mengacu beberapa hal berikut: disusun untuk menjawab implementasi strategi pembangunan sehingga penyusunan program dilakukan untuk tiap strategi; rumusan program disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 200 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 9 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 2 Tahun 20, berikut penyesuaiannya di kota/kabupaten yang bersangkutan dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) kota/kabupaten; serta Rencana Strategi (Renstra) Kementerian/Lembaga lainnya; program merupakan pengarah dan penjembatan terhadap rencana aksi program yang akan dirincikan dalam RPKPP (siap dijabarkan dalam komponen dan volume serta pentahapan program); dan perlunya penekanan pada program bidang permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya. Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun, dilengkapi dengan pihak yang berperan serta sumber pendanaannya.untuk mendukung dan memberikan kejelasan dalam proses implementasi, program yang disusun tersebut dirinci mekanisme pentahapan pelaksanaanya dalam jangka waktu 20 tahun dengan rincian tahapan per lima tahunan. Untuk (lima) tahun pertama dirinci dalam tahapan (satu) tahunan. Skema pentahapan program yang dimaksud dalam SPPIP diwujudkan ke dalam tabel isian strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. LAPORAN AKHIR Halaman - 9

21 . KELUARAN PENYUSUNAN SPPIP Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan SPPIP meliputi: () Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan (2) Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan) dengan rincian muatan sebagai berikut: () Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) MUATAN - Indikasi arah pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan - Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas - Identifikasi Kawasan Permukiman prioritas - Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan - Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan - Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan. - Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. - Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala kota dan skala kawasan) - Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. - Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai Laporan Utama (terpisah dengan dokumen Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) - Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan peta yang representatif LAPORAN AKHIR Halaman - 0

22 (2) Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyepakatan dan diseminasi - Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan penyepakatan dan diseminasi - Materi yang disampaikan - Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan - Proses diskusi PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Lapo ran Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan dokumen SPPIP - Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD, diskusi informal, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi - Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui - Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai lampiran dalam dokumen ini. LAPORAN AKHIR Halaman -

23 .6 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR Sistematika Penyusunan Laporan Akhir ini terdiri dari : Bab : Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, lingkup wilayah, kedalaman substansi dan keluaran yang dihasilkan. Bab 2 : Arahan Kebijakan Pembangunan Kota Sungai Penuh yang terdiri dari RPJP, RPJMD, Renstra SKPD, Dokumen Perencanaan (RTRW dan RDTR) serta kebijakan lainnya yang terkait dengan Penyusunan SPPIP Kota Sungai Penuh. Bab : Gambaran Umum Wilayah Perencanaan, meliputi gambaran umum wilayah administrasi, kondisi fisik, kependudukan da kondisi perekonomian. Gambaran wilayah perencanaan ini masih bersifat umum, dimana gambaran wilayah yang lebih terincinya akan disajikan dalam Laporan Antara. Bab 4 : Penetapan Kawasan SPPIP Kota Sungai Penuh, berisi analisis kebutuhan perumahan sampai dengan tahun 20, kebutuhan pengembangan infrastruktur sampai dengan tahun 20 serta perumusan kriteria dan indikator kawasan dan penentuan kawasan prioritas. Bab : Perumusan Tujuan dan Kebijakan SPPIP Kota Sungai Penuh, dalam bagian ini diterangkan mengenai visi dan misi Kota Sungai Penuh, serta tujuan dan kebijakan SPPIP Kota Sungai Penuh. Bab 6 : Perumusan Strategi Pembangunan Kota Sungai Penuh, dalam bagian ini diterangkan mengenai strategi pembangunan Kota Sungai Penuh yang merupakan dasar dalam penyusunan program. Bab 7 : Perumusan dan Penyusunan Indikasi Program Pembangunan Kota Sungai Penuh jangka pendek, menengah dan panjang. LAPORAN AKHIR Halaman - 2

24 2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) KOTA SUNGAI PENUH Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 4 tahun 200 pasal, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah dokumen perencanaan daerah (provinsi dan ka bupaten/kota) untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dokumen perencanaan daerah merupakan satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan kewenangannya. Penyusunan RPJPD dilakukan melalui beberapa tahapan serta perumusannya berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah, diantaranya : dilakukan pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masingmasing, mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah serta dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Dalam upaya menjamin keberlanjutan pembangunan daerah maka peran RPJPD menjadi sangat penting bagi suatu daerah, diantaranya; (a) meningkatkan pelaksanaan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan daerah, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas baik antar daerah, ruang, waktu, fungsi pemerintah pusat dan daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan, serta mengoptimalkan partisipasi masyarakat. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

25 TABEL 2. KEBIJAKAN RPJP KOTA SUNGAI PENUH TAHUN Visi Kota KEBIJAKAN Kota Sungai Penuh Kota Pendidikan yang Berdaya Saing, Perdagangan dan Jasa yang Produktif serta Berwawasan Lingkungan Misi Kota, mencakup : Mewujudkan Tata Pemerintahan yang baik berdasarkan prinsip good governance and clean government A. Pembangunan aparatur pemerintah Kota Sungai Penuh yang memahami etika birokrasi dan budaya kerja, pemahaman terhadap prinsip-prinsip pemerintahan yang baik serta penerapan komitmen percepatan pemberantasan KKN. B. Peningkatan kualitas perencanaan dan pengendalian pembangunan yang aspiratif, implementatif dan berkelanjutan. C. Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur melalui pengawasan internal, fungsional dan pengawasan masyarakat. D. Perbaikan pengelolaan keuangan pemerintah diarahkan pada sistem anggaran yang transparan, bertanggung jawab dan dapat menjamin efektivitas dan efisiensi pemanfaatan. E. Mewujudkan pemerintahan yang berdasarkan hukum melalui pembangunan hukum yang diarahkan pada pembinaan aparatur sehingga makin terwujudnya pemahaman hukum yang mantap oleh semua aparatur. F. Memantapkan kehidupan demokrasi, kelembagaan dan semangat kebangsaan, yang lebih kokoh, melaksanakan reformasi struktur politik dan nilai-nilai persamaan, anti kekerasan dan nilai-nilai toleransi. G. Pembangunan bidang komunikasi dan informasi untuk mendukung penyelenggaraan demokratisasi yang harmonis. H. Pembangunan pada sector keamanan diarahkan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam penciptaan keamanan masyarakat akan dibangun melalui mekanisme jaring pengaman masyarakat yang berarti masyarakat turut bertanggung jawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan dan ketertiban dalam bentuk kerjasama dan kemitraan dengan aparat penegak hokum dalam menjaga keamanan dan ketertiban. LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

26 2 Mewujudkan kualitas kehidupan Masyarakat yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat dan berbudaya A. Peningkatan human investment melalui peningkatan pendidikan dimulai sejak usia dini sampai ke jenjang pendidikan perguruan tinggi agar terbentuk anak, remaja dan masyarakat Kota Sungai Penuh yang unggul dan berwawasan luas dengan penguasaan teknologi informasi dan bahasa asing serta pemanfaatan dan pengembangan IPTEK di berbagai bidang menuju masyarakat yang berbudaya produktif. B. Pembangunan kesehatan masyarakat dan peningkatan gaya hidup sehat serta kualitas kesehatan masyarakat yang ditandai dengan peningkatan indeks kesehatan yang berupa Angka Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, Peningkatan status gizi masyarakat, serta rendahnya tingkat prevalensi penyakit degeneratif dan penyakit menular. C. Pertumbuhan penduduk yang seimbang diarahkan pada peningkatan pelayanan Keluarga Berencana (KB), ke sehatan reproduksi yang terjangkau dan bermutu menuju terbentuknya keluarga yang berkualitas dalam rangka mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Peningkatan keahlian dan perlindungan bagi Masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial, penyandang cacat dan lanjut usia melalui penguatan lembaga jaminan sosial. D. Pembangunan keagamaan diarahkan untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat sehingga tercapai suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan harmonis. E. Revitalisasi nilai-nilai kearifan local sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas daerah. F. Peningkatan kualitas tenaga kerja lebih diarahkan kepada aspek profesionalisme dan kredibilitas keahlian sehingga memiliki kemandirian, bertalenta tinggi dan merupakan Brand Image kinerja tersendiri yang lebih produktif dalam berkarya yang menjadi keunggulan dari SDM Kota Sungai Penuh. G. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di bidang ekonomi, social budaya, iptek dan politik. Disamping itu pembangunan olahraga diarahkan pada peningkatan budaya olahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.. Mewujudkan perekonomian berbasis potensi daerah yang tangguh dengan memperhatikan kearifan lokal disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan A. Pengembangan ekonomi dilakukan dengan memperkuat perekonomian daerah yang berorientasi dan berdaya saing pada skala local dan regional dengan membangun keterkaitan system produksi, distribusi dan pelayanan skala lokal dan regional yang kokoh. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

27 B. Pembangunan sektor pertanian yang didorong untuk mengarah pada pengembangan agroindustri dan agribisnis dengan tetap mempertahankan fungsi lahan pertanian sebagai salah satu ruang terbuka kota serta peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian. C. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja. D. Perikanan dikembangkan untuk meningkatkan optimalitas pengelolaan perikanan dalam upaya pemanfataan dan pengolahan serta pemasaran hasil perikanan. E. Pembangunan kehutanan serta perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. 4. Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang berkualitas sesuai daya dukung dan fungsi ruang A. Pengembangan infrastruktur dan atau wilayah serta kawasan strategis cepat tumbuh diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan wilayah. B. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengurangan kesenjangan wilayah. C. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh D. Pembangunan energi air, surya, dan angin guna terpenuhinya pasokan energy yang handal, efisien, dan berkelanjutan. E. Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi antar sektor secara sinergis, serasi dan berkelanjutan LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

28 2.2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KOTA SUNGAI PENUH Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari walikotadan wakil walikota terpilih yang diterjemahkan dalam tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program prioritas selama lima tahun. Selanjutnya, RPJMD ini harus dijadikan pedoman perencanaan pembangunan tahunan. RPJMD Kota Sungai Penuh Tahun merupakan pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Sungai Penuh Tahun RPJM ini selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh SKPD dalam menyusun Rencana Strategis. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMD ini akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R) pada tahapan tahunannya. RPJMD Kota Sungai Penuh Tahun adalah tahapan tahunan kedua dalam rangka mewujudkan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sungai Penuh , yaitu Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai Pusat Pendidikan, Perdagangan dan Jasa. Dengan demikian, visi RPJMD merupakan rangkaian dalam perwujudan visi RPJPD Penyusunan RPJMD didasarkan pada pertimbangan objektif sesuai dengan karakteristik wilayah yang meliputi berbagai potensi yang dimiliki serta permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat dirumuskan isu-isu strategis sebagai dasar untuk menentukan strategi dan arah kebijakan pembangunan selama tahun RPJMD merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra) setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), sekaligus sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

29 MISI : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik. Tersusunnya konsep perencanaan yang berkualitas dengan didasari oleh analisa study yang baik TABEL 2.2 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RPJM KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM VISI:. Penataan dan penguatan kapasitas Kota Sungai Penuh Yang Mandiri, Maju Dalam Ekonomi Dan Terdepan Dalam Pendidikan 2. kelembagaan daerah Peningkatan kualitas SDM aparatur. Peningkatan budaya kerja yang berdasarkan pada ketaatan akan hukum dan perundangundangan 4. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan daerah. Peningkatan kualitas pelayanan public 6. Pengembangan manajemen pendidikan berbasis prestasi 7. Penyediaan prasarana pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) 8. Gerakan pendidikan untuk e-learning 9. Perluasan lapangan kerja pada sektor unggulan 0. Pengembangan kewirausahaan. Pengembangan koperasi, UMKM dan industri kecil berbasis sektor dan komoditas unggulan dengan menerapkan teknologi tepat guna (TTG) 2. Penerapan Sistem Kesehatan Daerah (SKD). Program Perencanaan Pembangunan Daerah. 2. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi.. Program Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya. 4. Program Pengembangan Data dan Informasi.. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 6. Program Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Daerah. 7. Survey dan publikasi data statistik pembangunan 8. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam LAPORAN AKHIR Halaman 2-6

30 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM. Pengamanan dan Pelestarian Nilai Kebudayaan dan Keagamaan Dalam Kehidupan Bermasyarakat MISI : Meningkatkan Kualitas Pembangunan Infrastuktur, Sarana Dan Prasarana Daerah yang Berkeadilan 4. Memantapkan daya dukung infrastruktur daerah. Mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 2. Pengembangan pengelolaan sumber daya air Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah. Penataan dan pengelolaan kawasan perumahan dan. Program pembangunan infrastruktur perdesaan permukiman 2. Program Lingkungan Sehat Perumahan 4. Mensinergiskan sistem infrastruktur dengan konsep Program pe nataan ruang tata ruang wilayah. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas angkutan jalan. Program Peningkatan Jalan & Jembatan 2. Program pembangunan jalan dan jembatan. Program pemeliharaan jalan dan jembatan 4. Pogram peningkatan pelayanan angkutan 6. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebencanaan 7. Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional.. Program pengendalian banjir 2. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong. Program tanggap darurat jalan dan jembatan 4. Program pembangunan saluran drainase/ goronggorong dan tembok penahan tebing aliran sungai Program Pengembangan Wilayah strategis dan cepat tumbuh LAPORAN AKHIR Halaman 2-7

31 MISI : Pengelolaan Potensi Daerah, Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup. Optimalisasi pengelolaan potensi daerah secara bijaksana dan berkelanjutan 6. Pengembangan pusat kegiatan skala lokal dan wilayah. Mengendalikan aktivitas masyarakat dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan hidup dan tata ruang 2. Peningkatan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur (lahan marginal). Pengelolaan, rehabilitasi dan pelestarian sumber daya hutan Program pendidikan politik masyarakat. Program rehabilitasi hutan dan lahan 2. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 4. Pengembangan sistem penanggulangan bencana. Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 2. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana. Program tanggap darurat bencana 4. Program rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. Program pengendalian kebakaran hutan. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana. Program peningkatan pengendalian polusi 2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup LAPORAN AKHIR Halaman 2-8

32 2. RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA SUNGAI PENUH TABEL 2. KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RTRW KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan A. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional. Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala local dan regional. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional. B. Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. Pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup. Perwujudan pengembangan kegiatan budidaya yang optimal dan efisien. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. A. Strategi pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional meliputi : Menetapkan hirarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang. Mengembangkan aksesibilitas transpostasi darat ke bandar udara. Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa berskala regional. Mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan Mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya. B. Strategi peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala lokal dan regional meliputi : Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat pelayanan kegiatan kota. Mengembangkan jalan lingkar dalam dan lingkar luar. Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota secara terintegrasi. Mengembangkan terminal angkutan umum regional dan terminal angkutan umum dalam kota. A. Perwujudan Struktur Ruang Perwujudan Pusat- Pusat Pelayanan Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Kota Rencana Infrastruktur Perkotaan B. Perwujudan Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan Budidaya LAPORAN AKHIR Halaman 2-9

33 C. Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi : Pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi. Pengembangan kawasan strategis perspektif sosial budaya. Pengembangan kawasan strategis perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup C. Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional : Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan. Mengembangkan sistem prasarana energi. Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi. Mengembangkan prasarana sumber daya air. Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan. Meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih. Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah. Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu. D. Strategi pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau meliputi : Mengembangkan kerjasama antar wilayah Perbatasan dalam mempertahankan fungsi lindung. Mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Melestarikan daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan sumberdaya air. Mencegah dilakukannya kegiatan budidaya di sempadan mata air yang dapat mengganggu kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air. Mengelola dan melestarikan sumberdaya hutan melalui kegiatan penananman kembali hutan yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar. Mengamankan benda cagar budaya dan sejarah dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, dan situs purbakala. Menetapkan daerah evakuasi bencana. Mewujudkan jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan wilayah yang berbatasan. C. Perwujudan Kawasan Strategis Kota Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi - Kawasan ekowisata - Kawasan Industri kecil - Kawasan Perdagangan dan jasa Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan sosial budaya - Kawasan kebudayaan dan pengkajian Islam - Kawasan Pendidikan dan Pelatihan Kawasan strategis dari Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup - Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) - Kawasan Resepan Air LAPORAN AKHIR Halaman 2-0

34 mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada; mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi meningkatan dan menyediakan ruang terbuka hijau 0% secara proporsional di seluruh wilayah kota. E. Strategi pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup meliputi : Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap terjadi keseimbangan perkembangan antar wilayah. Mengendalikan kegiatan pertanian pada kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian kelestrarian lingkungan. Mengembangkan dan memanfaatkan kawasanhutan produksi pola partisipasi masyarakat dengan pertanian konservasi. Mengendalikan perluasan pertanian pada kawasan rawan bencana dan kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan. F. Strategi Perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan efisien meliputi : Menetapkan kawasan budi daya sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan. Mendorong pengembangan kawasan budi daya secara vertikal di kawasan kepadatan tinggi. Mengembangkan wilayah tanaman holtikultura sesuai dengan potensi dan kesesuaian lahan secara optimal. Memperhatikan keterpaduan antar kegiatan budi daya. G. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara, meliputi : Mendukung menetapkan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan Mengembangkan budidaya secara LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

35 selektif didalam dan disekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan. Mengembangkan kawasan lindung dan / atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan. H. Strategi Kebijakan pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi meliputi: Menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekowisata. Menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yang berbasis industri kecil. Menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yang berbasisi kawasan perdagangan dan jasa skala kota. wilayah Menetapkan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi yang berbasis kawasan terpadu skala. I. Strategi Kebijakan pengembangan kawasan strategis perspektif social budaya meliputi : Menetapkan kawasan pendidikan dan pelatihan Menetapkan kawasan kebudayaan islam. J. Strategi Kebijakan pengembangan kawasan strategis perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi : Menetapkan kawasan strategis dari sudut pandang fungsi dan daya dukung lingkungan berupa Taman Nasional Kerinci Seblat. Menetapkan kawasan strategis dari sudut pandang fungsi dan daya dukung lingkungan berupa Kawasan Resapan Air. LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

36 TABEL 2.4 RENCANA SISTEM PUSAT PELAYANAN KOTA SUNGAI PENUH NO SKALA PELAYANAN Pusat Pelayanan Kota FUNGSI PELAYANAN LOKASI FASILITAS UTAMA Perdagangan dan Jasa Desa Gedang, Kel. Pasar Sungai Penuh Desa Pasar Baru Desa Lawang Agung Kel. Dusun Baru Desa Koto Tinggi Pasar Retail, pertokoan. Pergudangan, Perkantoran Swasta. Transportasi Pemerintahan Kota Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Permukiman Perkotaan Kec Sungai Penuh, Kel. Pasar Sungai Penuh Desa Aur Duri Kota Sungai Penuh Desa Karya Bakti Kec. Pesisir Bukit Kec. Sungai Penuh Desa Koto Renah Kel. Pasar Sungai Penuh Kec Sungai Penuh Seluruh Desa/Kel Kec. Sungai Penuh Kecuali Desa Sungai Jernih, Desa Talang Lindung Desa Sungai Ning Terminal Type A Terminal Barang Terminal Type C Kantor Walikota Kantor DPRD Kantor SKPD Kantor Perguruan Instansi Tinggi dan Pusat Pelatihan Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Militer Rumah Sakit Khusus Sarana Permukiman Rekreasi dan Wisata Kota Sungai Penuh Hotel dan Restoran Taman Kota LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

37 NO SKALA PELAYANAN 2 Sub Pusat Pelayanan Kota Pusat Lingkungan Pelayanan Lokal dan beberapa Desa FUNGSI PELAYANAN LOKASI FASILITAS UTAMA Tanah Kampung Hamparan Rawang Pesisir Bukit Kumun Debai Olah raga Pertanian dan perikanan Pendidikan Tinggi Agropolitran Pasar Kecamatan/ Pertokoan SLTA Balai serba guna Puskesmas Peribadatan Kantor Polsek Desa Sungai Ning, Pasar Lingkungan Desa Sungai Jernih, SLTP dan Sekolah Dasar Desa Talang Lindung Balai Pengobatan Desa Koto Padang Taman Lingkungan Desa Koto Pudung Mesjid Lingkungan Desa Koto Dumo Desa Paling Serumpun Desa Koto Dian Desa Tanjung Muda Desa Koto Bento Desa Sebrang Desa Di ujung Sakti Desa Debai Desa Muara Jaya Desa Renah Kayu Embun LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

38 GAMBAR 2. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

39 LAPORAN AKHIR Halaman 2-6

40 TABEL 2. RENCANA POLA RUANG KOTA SUNGAI PENUH No Fungsi Kawasan Luas (ha) Persentase (%) I Kawasan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat 2.77,60 9,20 2 Kawasan yang memberikan perlindungan 9,2 0,0 pada kawasan bawahnya II Ruang Terbuka Hijau Kota 492,,26 4 Kawasan Cagar Budaya,00 0,0 Kawasan Rawan Bencana 4.77,2,8 Kawasan Budidaya Sub total 28.24,44 72, A Kawasan Perkotaan.28,00,28 Permukiman 977,40 2,0 2 Perdagangan dan jasa 98,4 0,2 Perkantoran 7,46 0,04 4 Pariwisata 47,87 0,8 Kawasan Pendidikan 2,08 0,08 6 Kawasan Kesehatan 9,78 0,02 B Peruntukan Lainnya 9.62,6 24,8 Kawasan Pertahanan dan Keamanan 4,8 0,0 2 Kawasan Pertanian : a. Perkebunan dan Holtikultura.944,,8 b. Pertanian Tanaman Pangan 2.7, 6,98 Hutan Produksi 94,0 2,40 Sub total 0.904,6 27,8 Luas Wilayah Kota Sungai Penuh 9.0,00 00,00 Sumber : Dokumen RTRW Kota Sungai Penuh Tahun LAPORAN AKHIR Halaman 2-7

41 LAPORAN AKHIR Halaman 2-8

42 TABEL 2.6 KAWASAN STRATEGIS KOTA SUNGAI PENUH Jenis Kawasan Strategis Kawasan Strategis dari Perspektif Ekonomi Kawasan Strategis. Kawasan Ekowisata 2. Kawasan Industri Kecil. Kawasan Perdagangan dan jasa Lokasi. Kec.Hamparan Rawang, Kec.Pesisir Bukit, Kec.Sungai Penuh, Kec. Tanah Kampung dan Kec.Kumun Debai 2. Kec. Hamparan Rawang, Kec.Pesisir Bukit, Kec.Sungai Penuh, Kecamatan Tanah Kampung dan Kec.Kumun Debai. Kecamatan Sungai Penuh Kawasan Strategis dari Perspektif Sosial Budaya Kawasan Strategis dari Perspektif Fungsi daya dukung Lingkungan. Kawasan Pendidikan dan Pelatihan 2. Kawasan Kebudayaan Islam. Kawasan Pengkajian Islam. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) 2. Kawasan Resapan Air. Kecamatan Pesisir Bukit, Kec. S.Penuh 2. Pondok Tinggi (Kec. Sungai Penuh). Kec. Hamparan Rawang. Kec. Sungai Penuh,Kec. Pesisir Bukit, Kec. Kumun Debai. 2. Kec. Kumun Debai, Kec. Sungai Penuh, Kec.Pesisir Bukit Sumber : Dokumen RTRW Kota Sungai Penuh Tahun LAPORAN AKHIR Halaman 2-9

43 LAPORAN AKHIR Halaman 2-20

44 2.4 RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Daerah Bidang PU/ Cipta Karya diperlukan sebagai satu acuan dalam penyusunan perencanaan program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur bidang PU/ Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber baik APBN, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota. Dalam hal ini dana APBN lebih bersifat stimulan dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat berkontribusi dalam bentuk cost sharing/ joint program terhadap program program kegiatan yang diusulkan untuk mendapatkan dana dari APBN. Disamping itu RPIJM disusun melalui proses partisipatif yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan/ pendanaan dan kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, mempertimbangkan aspek kelayakan program masing masing sektor dan kelayakan spasialnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta kelayakan sosial dan lingkungan. TABEL 2.7 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RPIJM KOTA SUNGAI PENUH MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM. Memenuhi data base dan sistem informasi perumahan. Program Pembangunan Permukiman 2. Menyiapkan lingkungan perumahan yang bersih dan sehat. Melakukan penanggulangan terhadap kawasan permukiman yang rawan bencana genangan / banjir 4. Pengembangan dan pembangunan permukiman bagi masyarakat menengah dan berpenghasilan rendah. Meningkatkan kualitas lingkungan, meningkatkan fasilitas dan bantuan teknis perbaikan rumah pada kawasan kumuh, desa tradisional, dan desa eks-transmigrasi. 2. Menyediakan perumahan dan lahan bagi masyarakat berpendapatan rendah minimal tersedianya rumah sangat sederhana (RSS), rumah sederhana (RS) dan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Melakukan penataan, peremajaan dan revitalisasi bagi daerah daerah permukiman yang kumuh sehingga akan memberikan kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan perumahan sederhana yang sehat, sebagai dasar bagi pengembangan kawasan siap LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

45 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM. Melakukan penanganan terhadap permukiman padat maupun cenderung kumuh 6. Memenuhi kekurangan kebutuhan rumah bangun. Kawasan permukiman hendaknya terletak di daerah datar dengan kemiringan lahan < %. 4. Menyediakan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum yang bersih, listrik, telepon, dan sanitasi yang sehat secara luas dan merata.. Menciptakan iklim yang kondusif yang mampu menarik investor maupun pengembang untuk membangun fasilitas perumahan yang sehat, nyaman dan asri. 6. Memfasilitasi pembiayaan prasarana dan sarana lingkungan perumahan melalui pembangunan perumahan yang bertumpu pada masyarakat. 7. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan pada kawasan kumuh perkotaan 8. Mengembangkan pola subsidi yang tepat sasaran, efisien dan efektif. 9. Mengembangkan lembaga yang bertanggungjawab dalam pembangunan perumahan dan permukiman pada semua tingkatan pemerintahan serta fasilitasi pelaksanaan penataan ruang permukiman yang transparan dan partisipatif. 0. Menciptakan kepastian hukum dalam bermukim (tinggal) serta fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan yang tanggap terhadap bencana.. Menyediakan prasarana jalan lingkungan permukiman kota dan desa 2. Mempersiapkan aksesibilitas untuk Desa tertinggal.. Memberikan Pelayanan kepada masyarakat yang masih sangat terbatas (belum banyak tersentuh oleh program pemerintah/non pemerintah) 4. Pembangunan Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya PNS/TNI/Polri.. Mengikuti program sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Kota. 6. Memberikan dukungan PSD dalam LAPORAN AKHIR Halaman 2-22

46 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah 7. Memprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera mendorong perkembangan wilayah 8. Melaksanakan MoU antara Pemerintah Daerah dengan Bapertarum, khususnya yang sudah ada progres pembangunan rumah ± 60%. 9. Pengembangan lokasi kawasan Agropolitan 20. Pengembangan kawasan permukiman baru (Kasiba/Lisiba BS) 2. Bedah rumah 22. Identifikasi lokasi kawasan tertinggal yang ada dalam pemerintah kota 2. Penyusunan SPPIP dan RPKPP Kota Sungai Penuh. 2. Pengelolaan Air Limbah. Perencanaan pengelolaan air limbah sistem off-site 2. Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site di perkotaan dan pedesaan.. Meningkatkan pemanfaatan, operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang telah terbangun 4. Memantapkan kelembagaan dan peraturan pengelolaan air limbah. Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan 6. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana di bidang air limbah 7. Peningkatan kemampuan SDM dalam pengelolaan air limbah. Pengelolaan Persampahan. Mengembangkan pola kerja sama regional dalam penanganan sampah Program pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pola penanganan air limbah yang bersifat komprehensif (menyeluruh); b. Meningkatkan pelayanan di bidang penanganan air limbah yang bersifat menyeluruh; c. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah Kegiatan pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut: a. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah b. Meningkatkan kapasitas pengolahan melaui pembangunan IPAL c. Meningkatkan pelayanan Air limbah melalui sistem terpusat (sewerage) d. Melakukan pembinaan teknis dalam peningkatan peran pemerintah provinsi, kota/kab dalam pengembangan prasarana dan sarana air limbah e. Memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana air limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah f. Melakukan optimalisasi dan rehabilitasi Pengelolaan Sistem Air Limbah (IPAL &IPLT) g. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dalam peningkatan kerja Pengelolaan Sistem air limbah ) Program Pembinaan Pengelolaan Sistem Persampahan, dengan kegiatan: Pelatihan SDM bidang persampahan LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

47 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM 2. Meningkatkan cakupan Penyuluhan dan sosialisasi ke pelayanan persampahan masyarakat. Penangan pengelolaan Pembinaan kelompok masyarakat persampahan melalui (pemulung, organisasi di tingkat program R lingkungan hunian) 4. Meningkatkan peran swasta Evaluasi dan Revisi peraturan di bidang dalam pengelolaan persampahan. persampahan Studi Banding pengelolaan persampahan 2) Program Pengembangan Program Dan Perencanaan Pembangunan Persampahan Penyusunan masterplan persampahan Penyusunan DED TPA ) Program Pengurangan Timbulan Sampah dengan kegiatan: Penyediaan Anggaran operasional pengelolaan persampahan Pengurangan volume sampah melalui peningkatan upaya pemilahan, pemanfaatan, daur ulang sampah dan pembuatan kompos dengan skala individu, kawasan/lingkungan dan skala kota 4) Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan dengan kegiatan: Peningkatan pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan penambahan sarana persampahan yang meliputi : - Pengadaan Tong Sampah 70 unit - Pengadaan gerobak 7 unit. - Pengadaan Motor Dump sebanyak 2 unit. - Pengadaan dump truck sebanyak 0 u nit. - Pengadaan Arm Roll Truck sebanyak 4 unit. - Pengadaan Pick Up sebanyak 4 unit. - Pembangunan TPS sebanyak 0 unit - Pengadaan container sebanyak 2 unit ) Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah Peningkatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan penambahan sarana prasarana berupa: - Pengadaan alat berat unit - Pembangunan TPA - Peningkatan Jalan TPA Km - Pengadaan alat proses daur ulang sampah 2 unit 6) Program Pengembangan Kapasitas LAPORAN AKHIR Halaman 2-24

48 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Masyarakat Dan Swasta Meningkatkan Sistem Pengelolaan Persampahan dengan kegiatan: Penyuluhan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengurangan timbulan dan pengelolaan sampah Membuat regulasi yang bisa menarik keterlibatan swasta dalam pengurangan produksi sampah dan peningkatan proses pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan sampah sampai ke pendaur-ulangan 4. Penanganan Drainase Kota ) Melakukan pengembangan dan pengelolaan sungai. Pengembangan dan Peningkatan Kinerja Air Minum 2) Melakukan penanganan genangan sementara air hujan ) Melakukan penanganan saluran drainase dan gorong gorong yang rusak dan sedimentasi 4) Mendorong masyarakat dalam pembuatan lobang biopori / green drainage. Meningkatkan supply sumber air baku 2. Mengembangkan cakupan pelayanan air minum. Meningkatkan kinerja PDAM 4. Menangani kebocoran air Pola penanganan penataan saluran drainase dibagi dalam beberapa program antara lain :. Pemeliharaan jaringan drainase, program ini dilaksanakan untuk daerah atau jalan yang sudah ada jaringan saluran drainasenya sehingga pekerjaannya berupa perbaikan saluran yang rusak dan penggalian endapan lumpur/tanah akibat sedimentasi. 2. Pembangunan saluran Drainase, program ini dilakukan pada jalan atau daerah yang belum ada jaringan drainasenya atau meningkatkan saluran alam menjadi saluran permanen. Normalisasi Sungai, program ini dilakukan pada sungai-sungai yang mengalami pendangkalan sehingga memerlukan pengerukan dan pelebaran untuk tetap memperlancar aliran sungai. 4. Pembersihan parit, kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan swasta melalui Dinas Kebersihan, hanya pada saluran drainase sepanjang jalan protokol.. Sistim polder, diperlukan karena luapan sungai Batanghari yang bersifat rutin, bahkan akhir-akhir ini sudah semakin sering, kali setahun. Meningkatnya frekwensi ini menunjukkan semakin parahnya kondisi DAS di bagian hulu, dan terjadinya iklim yang ekstrim. Membangun Instalasi baru sesuai dengan Kapasitas yang dibutuhkan. 2. Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Kota Sungai Penuh melalui Dinas/Instansi terkait untuk melakukan reboisasi (penghijauan) disepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai).. Peremajaan sebagian peralatan IPA seperti shelter, bahan material dan rehabilitasi bangunan filter. LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

49 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM 4. Menata kembali dengan membuat peta jaringan secara lengkap dengan kondisi yang ada di lapangan saat ini dan memasang patok rambu rambu tanda posisi jaringan pipa.. Meningkatkan SDM dengan cara mengikuti pelatihan air minum bidang Manajemen dan bidang teknis, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melanjutkan pendidikan dibidang air minum dan melakukan study banding ke PDAM yang lebih maju. 6. Membentuk tim manajemen aset untuk melakukan inventarisir semua aset perusahaan agar aset-aset tersebut dapat dikelola dengan baik dan mengusahakan aktiva tetap dapat ditetapkan statusnya. LAPORAN AKHIR Halaman 2-26

50 2. RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD untuk perioede (lima) tahun. Renstra SKPD berfungsi sebagai arahan untuk menentukan program dan target capaian kinerja satuan SKPD. Didalam proses penyusunan Renstra SKPD harus mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi, kemampuan sumberdaya manusia dan kemampuan pendanaan dalam merealisasikan target kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah setiap kepala daerah terpilih harus menjabarkan visi dan misi kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berlaku selama (lima) tahun. Sebagai sebuah dokumen perencanaan, Renstra SKPD merupakan penjabaran secara mendetail dari RPJMD. Didalam Penyusunan Renstra SKPD Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh, selain mengacu kepada RPJMD Kota Sungai Penuh , juga harus mempertimbangkan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum RI dan Renstra Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Jambi VISI : Terlaksananya pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh untuk menunjang mobilitas orang, barang dan jasa serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat MISI :. Meningkatkan basis data ( data base) yang memuat gambaran kondisi dan kebutuhan infrastruktur dasar secara komprehensif 2. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana TABEL 2.8 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RENSTRA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM. Memantapkan daya dukung infrastruktur daerah : Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur harus mengutamakan pembangunan dan pengembangan aksesibilitas transportasi darat yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan local dan wilayah serta mengintegrasikannya dengan rencana pembangunan bidang kelistrikan, irigasi dan air bersih serta sarana dan prasarana perkotaan lainnya. 2. Pengembangan Pusat Kegiatan A. Tersedianya Tata Ruang Kota Sungai Penuh :. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang 2. Pemberian Rekomendasi izin mendirikan bangunan (IMB) B. Program kerjasama pembangunan. Fasilitasi kegiatan program PNPM mandiri perkotaan/p2kp C. Program Lingkungan Sehat Perumahan. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat miskin 2. Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong D. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan jalan dan jembatan LAPORAN AKHIR Halaman 2-27

51 permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air.. Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, pengawasan dan penjadwalan pemeliharaan infrastruktur 4. Meningkatkan kemampuan teknis aparatur dalam pengawasan pembangunan infrastruktur. Meningkatkan infrastruktur daerah yang berkesinambungan yang tercermin dengan adanya pembangunan gedung perkantoran pemerintahan Kota Sungai Penuh, jalan, jembatan, saluran irigasi dan fasilitas umum lainnya yang terintegrasi. Skala Lokal dan Wilayah : Melalui pengembangan pusat kegiatan skala local dan wilayah akan memacu pembangunan berbagai sektor sehingga akan berdampak pada peningkatan cakupan dan kualitas fasilitas infrastruktur perkotaan. Rehabilitasi/Pemeliharaan jalan E. Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan. Pengadaan alat berat 2. Rehabilitasi/pemeliharaan alat berat F. Program Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) G. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya. Pembangunan jaringan air bersih/air minum 2. Pelaksanaan normalisasi saluran sungai. Optimalisasi fungsi jaringan yang telah dibangun H. Program pembangunan infrastruktur perdesaan. Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan 2.6 RENSTRA DINAS KEBERSIHAN PERTAMANAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA SUNGAI PENUH Pertumbuhan dan dinamika kependudukan mengakibatkan timbulan sampah yang merupakan sisa hasil kegiatan dan aktifitas penduduk dari berbagai kegiatan. Selain masalah persampahan, ruang terbuka dan penanganan kejadian kebakaran dalam perkotaan merupakan kebutuhan publik yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagaimana arahan dalam peraturan pemerintah untuk memenuhi standar pelayanan minimum bagi masyarakat dan menciptakan lingkungan perkotaan yang sehat dan aman. Oleh karena itu Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kota Sungai Penuh selaku dinas yang bertanggungjawab dalam hal kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran menyusun Rencana Strategis SKPD sebagai acuan dalam mengatasi serta menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut. Adapun Maksud disusunnya RENSTRA Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran adalah untuk menjabarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakn dan Program yang tercantum dalam RPJMD Kota Sungai Penuh Tahun menjadi Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Program dan kegiatan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran Kota Sungai Penuh Tahun yang disertai dengan indikator kinerja utama sebagai dasar pengendalian dan evaluasi. Sedangkan Tujuan disusunnya RENSTRA Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran adalah : LAPORAN AKHIR Halaman 2-28

52 . Merupakan dokumen perencanaan sebagai sebagai acuan bagi pimpinan dan staf DKP2K dalam melaksanakan seluruh program dan kegiatan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran dinas sekaligus mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kota Sungai Penuh Tahun Membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen pimpinan dan staf DKP2K dalam meningkatkan kinerja organisasi, meningkatkan pelayanan bidang kebersihan, pertamanan dan pemadam kebakaran, mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik serta memenuhi standar pelayanan publik bagi masyarakat kota. Terwujudnya pengolahan sampah yang efektif dan efisien 4. Terwujudnya peningkatan pelayanan kebersihan yang optimal. Meminimalkan dampak pencemaran lingkungan 6. Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang indah, sejuk dan nyaman VISI : Mewujudkan Kota Sungai Penuh menjadi kota yang beriman yaitu bersih, indah dan aman MISI :. Meningkatkan sarana dan prasarana 2. Meningkatkan pengawasan di lapangan. Meningkatkan sumberdaya manusia yang menyadari akan pentingnya kebersihan 4. Meningkatkan informasi-informasi pada masyarakat. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dibidang kebersihan TABEL 2.9 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RENSTRA DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMADAM KEBAKARAN KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah pada sembarang tempat, tetapi membuang sampah melalui TPS 2. Melaksanakan pembinaan pada warga melalui Kepala Desa/Lurah tentang kota bersih dan nyaman. Meningkatkan SDM petugas penanggulangan kebersihan melalui pelatihan penyuluhan 4. Meningkatkan peranserta masyarakat membuang sampah pada tempatnya A. Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran. Kegiatan rekruitmen tenaga sukarela pertolongan bencana kebakaran 2. Kegiatan penyuluhan pencegahan bahaya kebakaran. Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran 4. Peningkatan pelayanan bahaya kebakaran B. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Penyusunan program pengembangan RTH 2. Pemeliharaan RTH. Pengembangan Taman Rekreasi 4. Pemeliharaan dan Pengawasan Penerangan Jalan Umum LAPORAN AKHIR Halaman 2-29

53 2.7 RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA SUNGAI PENUH Renstra Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh, selain mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Propinsi Jambi , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Sungai Penuh , juga mengakomodir ide dasar visi, misi dan strategi yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun , serta Millenium Development Goals (MDG s). Tujuan penyusunan rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh tahun adalah sebagai berikut : a. Menjabarkan visi, misi Pemerintah Kota Sungai Penuh ke dalam Visi, Misi, Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh. b. Sebagai pedoman bagi jajaran Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh dalam pelaksanaan program dan tolok ukur, penyusunan Rencana Kerja Anggaran dan penilaian kinerja pembangunan kesehatan Kota Sungai Penuh. c. Merupakan rencana antisipatif dan inovatif pembangunan kesehatan Kota Sungai Penuh sebagai bahan masukan kepada steak holder di Kota Sungai Penuh dalam mengambil keputusan pembangunan kesehatan Kota Sungai Penuh d. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi institusi kesehatan, dan masyarakat untuk berperan secara aktif dalam pembangunan kesehatan Kota Sungai Penuh TABEL 2.9 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Visi Misi Terwujudnya Masyarakat Kota Sungai Penuh yang Sehat, Adil dan Mandiri Tahun 206. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku pembangunan guna mendorong pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mewujudkan komitmen Pembangunan Kesehatan, melalui peningkatan advokasi kesehatan. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat. Peningkatan pemanfaatan sarana LAPORAN AKHIR Halaman 2-0

54 Kesehatan.. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini penanggulangan penyakit. 4. Meningkatkan upaya promotif preventif untuk mewujudkan budaya hidup bersih dan sehat serta kemandirian masyarakat.. Meningkatkan kemitraan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan. Strategi Pembangunan Permukiman kepada stake holder.. Mendorong pemerataan, jangkauan, dan mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan sesuai standar pelayanan minimal. 4. Memantapkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan di semua jenjang administrasi melalui pengembangan kebijakan, sistem informasi, keterpaduan dalam perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi serta memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanggulangi masalah kesehatan.. Mengoptimalkan sumber daya kesehatan yang ada melalui peningkatan kompetensi dan profesionalisme SDM kesehatan kesehatan 4. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan. Pembinaan Kesehatan Institusi 6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 2. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 2.8 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA SUNGAI PENUH Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan sanitasi jangka menengah ( tahunan) yang komprehensif dan bersifat strategis., tetap memperhatikan skala prioritas sesuai dengan kemampuan daerah. Sebagai dokumen perencanaan, SSK tidak boleh bertentangan dengan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kota Sungai Penuh. Oleh sebab itu, dalam penyusunannya SSK harus mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sungai Penuh, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Sungai Penuh, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jambi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Selain itu juga perlu mengacu kepada target-target Millenium Development Goals (MDGs) maupun peraturan dan perundangan yang berlaku di tingkat nasional maupun provinsi. Apabila suatu kota telah menyusun dokumen Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPI JM) Bidang Pekerjaan Umum (ke -PU-an), maka dokumen ini perlu digunakan sebagai acuan. Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Sungai Penuh berisi visi, misi, dan tujuan pembangunan sanitasi Kota Sungai Penuh berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut komponen-komponen kegiatan indikatifnya. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

55 TABEL 2.0 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA SUNGAI PENUH TAHUN MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Visi Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang Bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan di tahun 207 Misi Air Limbah Domestik. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor air limbah domestik;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan air limbah domestik; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor air limbah domestik;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor air limbah domestik. AIR LIMBAH DOMESTIK Terkait Teknis : Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah skala kabupaten/kota. Peningkatan akses masyarakat terhadap jamban sehat. Melaksanakan pembinaan teknis dalam peningkatan peran pemerintah Kota Sungai Penuh dalam pengembangan Prasarana dan Sarana Air limbah. Melakukan pembinaan dan bimbingan tekhnis dalam peningkatan kinerja prasarana dan sarana air limbah. Terkait Kebijakan daerah dan kelembagaan : Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam pembangunan air limbah. Memfasilitasi peningkatan manajemen pembangunan air limbah di Kota Sungai Penuh. Memfasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang berkompeten di Kota Sungai Penuh. Menyusun regulasi terkait pengelolaan air limbah domestik dengan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Terkait Pendanaan : Mendorong peningkatan sumber. Pengembangan Infrastruktur Air Limbah Sistem Setempat Dan Sistem Komunal Jamban Keluarga MCK Umum IPAL Komunal / Tangki Septik Komunal 2. Penyusunan Peraturan Pendukung Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah Penyusunan Peraturan Pengelolaan B 4.Pemantauan Kualitas Lingkungan.Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 6.Pengembangan Teknologi Pengolahan Air Minum dan Air Limbah 7.Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengolahan Air Limbah 8.Rehabilitasi/ Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

56 pendanaan alternatif di luar Kota Sungai Penuh. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan perintah Kota Sungai Penuh dalam pengembangan sistim pengolahan dan pengelolaan air limbah. Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan pihak swasta melalui program CSR ( Corporate Social Responsibility). Terkait Komunikasi : Menyelenggarakan sosialisasi dan diseminasi Norma, Standard, Pedoman dan Manual ( NSPM ) bidang air limbah. Menyelenggarakan sosialisasi dan kampanye perlunya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ). Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam advokasi dan kampanye di sektor air limbah. Terkait Keterlibatan Swasta : Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan pihak swasta melalui program CSR ( Corporate Social Responsibility ) Terkait PMJK dan Higiene : Melaksanakan pengolahan dan pengelolaan air limbah yang berbasis masyarakat. Menyelenggarakan sosialisasi untuk merubah prilaku supaya tidak BABS ( Buang Air Besar Sembarangan ). Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah, melalui pemberian penghargaan dan sanksi. Terkait Monitoring dan Evaluasi : Melaksanakan monitoring dan evaluasi stakeholder yang mengelola secara langsung pengelolaan air limbah di Kota Sungai Penuh. Limbah 9.Program Lingkungan Sehat Perumahan 0. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin. Program Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanan pembangunan daerah LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

57 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Misi Persampahan :. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor persampahan; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor persampahan;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan persampahan; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor persampahan;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor persampahan. PERSAMPAHAN Terkait Teknis: Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran pelayanan Mendorong terlaksananya penelitian, pengembangan dan aplikasi tekhnologi penanganan persampahan. Terkait Pendanaan : Penyamaan persepsi para pengambil keputusan tentang prioritas pengelolaan persampahan baik eksekutif maupun legislatif. SKPD teknis yaitu Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda perlu mencari alternatif pembiayaan untuk sektor persampahan diluar Kab/Kota. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain terkait pendanaan pengelolaan persampahan sebagai alternatif sumber pembiayaan. Terkait Kebijakan Daerah dan Kelembagaan : Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola persampahan Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan Meningkatkan kelengkapan produk hukum peraturan dan perundangan sebagai landasan dan acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan. Memisahkan fungsi dari institusi pengelolaan persampahan antara fungsi regulator dan operator. Meningkatkan peran Pemerintah. Pengembangan kebijakan dan kinerja pengelolaan persampahan 2. Pengelolaan sampah dari sumbernya. Pengelolaan sampah dari stasiun antara sampai tpa - TPS - Alat Angkut Stasiun antara dan TPA LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

58 Provinsi untuk memfasilitasi dalam penyelesaian MoU antara Kab. Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Terkait Komunikasi : Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah. Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam advokasi dan kampanye di sektor persampahan. Terkait Keterlibatan Swasta : Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan pihak swasta melalui program CSR ( Corporate Social Responsibility) didalam pengelolaan persampahan. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia usaha/ swasta didalam pengelolaan persampahan. Terkait PMJK dan Higiene Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya R dan pengamanan sampah B rumah tangga. Mengembangkan dan menerapkan sistim insentif dalam pelaksanaan R. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Terkait Monitoring dan Evaluasi: Mendorong implementasi dalam penerapan hukum, peraturan perundangan di bidang pengelolaan persampahan. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

59 MUATAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM Misi Drainase :. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor drainase; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor drainase;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan drainase; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor drainase;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor drainase. DRAINASE Terkait Teknis: Penyiapan rencana induk sistem drainase yang terpadu antara sistem drainase utama, lokal dengan pengaturan dan pengolahan sungai Mengembangkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan Pengembangan kapasitas operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana terbangun. Penyiapan prioritas optimalisasi sistem drainase. Terkait Pendanaan : Penyamaan persepsi para pengambil keputusan akan prioritas dan pentingnya pengelolaan drainase. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan di Kota Sungai Penuh dalam pengembangan sistim pengolahan dan pengelolaan drainase. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan lain terkait pendanaan pengelolaan drainase sebagai alternatif sumber pembiayaan. Mengembangkan sumber pendanaan melalui retribusi lingkungan Terkait Komunikasi : Meningkatkan kampanye dan sosialisasi tentang pengelolaan pada sektor drainase di masyarakat umum. Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam advokasi dan kampanye di sektor pengelolaan drainase. Terkait Kebijakan Daerah dan Kelembagaan : Mendorong penyusunan produk hukum peraturan perundangan untuk pengelolaan drainase.. Stabilitas kawasan sempadan sungai dan daerah aliran sungai 2. Program Pembangunan Saluaran Drainase/ Goronggorong Perencanaan Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong Survey Kontur Saluran Drainase/ Gorong-gorong Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Perencanaan Pembangunan Reservoir Pembangunan Reservoir Rehabilitasi/Pemeliharaan Reservoir 4. Review Master Plan dan DED drainase LAPORAN AKHIR Halaman 2-6

60 Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait pengelolaan drainase Pengembangan kapasitas SDM untuk pengelolaan drainase. Terkait Keterlibatan Swasta : Mendorong pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan drainase Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan pihak swasta melalui program CSR ( Corporate Social Responsibility ) di bidang pengelolaan drainase. Terkait PMJK dan Higiene Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan drainase Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat masyarakat di dalam pengelolaan drainase. Terkait Monitoring dan Evaluasi : Mendorong implementasi dalam penerapan hukum, peraturan perundangan di bidang pengelolaan drainase. Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat :. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat; 2. Meningkatan kemampuan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan PHBS;. Meningkatkan peran dunia usaha dan pendidikan dalam pelaksanaan PHBS;Meningkatkan fungsi kelembagaan di masyarakat dalam mewujudkan PHBS. SANITASI Terkait Teknis: Meningkatkan frekuensi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) terkait PHBS. Meningkatkan pelaksanaan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di masyarakat. Meningkatkan kemampuan tenaga SDM untuk pengelolaan kampanye dan edukasi PHBS. Terkait Kelembagaan : Meningkatkan fungsi kelembagaan dalam upaya pencapaian PHBS di masyarakat. Terkait Pendanaan : Penyamaan persepsi para pengambil keputusan akan prioritas dan pentingnya PHBS. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan di Kota Sungai Penuh dalam peningkatan kampanye dan edukasi PHBS. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku A. Peningkatan Kesadaran Masyarakat dalam PHBS melalui Kampanye Road Show Penyuluhan tentang PHBS (CTPS, stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya) Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi CTPS, Stop BABS dan Membuang sampah pada tempatnya. B. Penyediaan Sarana Fisik untuk mendukung PHBS C. Peningkatan peranserta masyarakat dalam PHBS LAPORAN AKHIR Halaman 2-7

61 kepentingan lain terkait pendanaan kampanye dan edukasi sebagai alternatif sumber pembiayaan. Terkait Komunikasi : Mengembangkan media dan sarana promosi terkait PHBS melalui pendekatan lokal. Advokasi ditingkat kabupaten/kota. Mengoptimalkan peran media cetak dan elektronik dalam advokasi dan kampanye terkait PHBS. Terkait Keterlibatan Swasta : Mendorong pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam kampanye dan edukasi PHBS. Meningkatkan pembiayaan melalui kemitraan pemerintah dan pihak swasta melalui program CSR ( Corporate Social Responsibility) di dalam kampanye dan edukasi PHBS. Terkait PMJK dan Higiene Meningkatkan peran jender dalam menerapkan PHBS di masyarakat. Terkait Monitoring dan Evaluasi : Melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan PHBS untuk pengambilan kondisi sanitasi eksisting di tatanan rumah tangga dan sekolah. LAPORAN AKHIR Halaman 2-8

62 2.9 Strategi Pembangunan Permukiman PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN KOTA SERTA PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH Kegiatan perumusan indikasi arah pengembangan kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah sebuah kegiatan untuk mengidentifikasi hasil sintesa kebijakan terkait arah pengembangan kota/kabupaten yang berimplikasi terhadap pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang berkembang di dalamnya. TABEL 2. ARAH PEMBANGUNAN KOTA SUNGAI PENUH NO DOKUMEN VISI ARAH PEMBANGUNAN KOTA RPJP Visi Kota Kota Sungai Penuh Kota Pendidikan yang Berdaya Saing, Perdagangan dan Jasa yang Produktif serta Berwawasan Lingkungan A. Pengembangan infrastruktur dan atau wilayah serta kawasan strategis cepat tumbuh diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan wilayah. B. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengurangan kesenjangan wilayah. C. Pembangunan sektor pertanian yang didorong untuk mengarah pada pengembangan agroindustri dan agribisnis dengan tetap mempertahankan fungsi lahan pertanian sebagai salah satu ruang terbuka kota serta peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian. D. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja. LAPORAN AKHIR Halaman 2-9

63 NO DOKUMEN VISI ARAH PEMBANGUNAN KOTA 2 RPJMD VISI: Kota Sungai Penuh Yang Mandiri, Maju Dalam Ekonomi Dan Terdepan Dalam Pendidikan RTRW Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan RENSTRA DINAS PU 6 RENSTRA Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran VISI : Terlaksananya pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh untuk menunjang mobilitas orang, barang dan jasa serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat VISI : Mewujudkan Kota Sungai Penuh menjadi kota yang beriman yaitu bersih, indah dan aman A. Pengembangan infrastruktur dan atau wilayah serta kawasan strategis cepat tumbuh diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan wilayah. B. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengurangan kesenjangan wilayah. C. Pembangunan sektor pertanian yang didorong untuk mengarah pada pengembangan agroindustri dan agribisnis dengan tetap mempertahankan fungsi lahan pertanian sebagai salah satu ruang terbuka kota serta peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian. D. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja. A. Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala local dan regional. B. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional. C. Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. D. Pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi. E. Pengembangan kawasan strategis perspektif sosial budaya. F. Pengembangan kawasan strategis perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup A. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air. A. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana perkotaan B. Pengelolaan potensi daerah, tata ruang dan lingkungan hidup yang sehat LAPORAN AKHIR Halaman 2-40

64 NO DOKUMEN VISI ARAH PEMBANGUNAN KOTA 7 SSK Visi Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang Bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan di tahun 207 A. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik, persampahan, drainase dan sanitasi lingkungan. LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

65 LAPORAN AKHIR Halaman 2-42

66 TABEL 2.2 ARAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KOTA SUNGAI PENUH NO DOKUMEN VISI ARAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN RPJP Visi Kota Kota Sungai Penuh Kota Pendidikan yang Berdaya Saing, Perdagangan dan Jasa yang Produktif serta Berwawasan Lingkungan 2 RPJMD VISI: Kota Sungai Penuh Yang Mandiri, Maju Dalam Ekonomi Dan Terdepan Dalam Pendidikan RTRW Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan A. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh B. Pembangunan energi air, surya, dan angin guna terpenuhinya pasokan energy yang handal, efisien, dan berkelanjutan. C. Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan serta pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi antar sektor secara sinergis, serasi dan berkelanjuta A. Penataan dan pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman B. Mensinergiskan sistem infrastruktur dengan konsep tata ruang wilayah C. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebencanaan D. Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional.. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional. 2. Pengembangan permukiman perkotaan secara linier kearah Padang dan Jambi. Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hirarki pelayanan 4. Mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap terjadi keseimbangan perkembangan antar wilayah.. Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat pelayanan kegiatan kota. 6. Mengembangkan jalan lingkar dalam dan lingkar luar. 4 RPIJM. Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH 2. Penyediaan PS dalam Rangka Penanganan LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

67 RENSTRA DINAS PU VISI : Terlaksananya pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh untuk menunjang mobilitas orang, barang dan jasa serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat Bencana. Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site di perkotaan dan pedesaan 4. Pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang efisien dan efektif. Penyelenggaraan/penanganan terpadu dengan sektor terkait terutama pengendalian banjir, air limbah dan sampah). 6. Mengoptimalkan sistem drainase yang ada, disamping pembangunan baru. 7. Pengembangan Dan peningkatan Kinerja Air Minum. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air. 2. Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, pengawasan dan penjadwalan pemeliharaan infrastruktur. Meningkatkan kemampuan teknis aparatur dalam pengawasan pembangunan infrastruktur 6 RENSTRA DKP2K 7 RENSTRA DINAS KESEHATAN VISI : Mewujudkan Kota Sungai Penuh menjadi kota yang beriman yaitu bersih, indah dan aman Visi Terwujudnya Masyarakat Kota Sungai Penuh yang Sehat, Adil dan Mandiri Tahun 206. Meningkatkan sarana dan prasarana 2. Meningkatkan pengawasan di lapangan. Meningkatkan sumberdaya manusia yang menyadari akan pentingnya kebersihan 4. Meningkatkan informasi-informasi pada masyarakat. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dibidang kebersihan. Memberdayakan masyarakat dan swasta dalam rangka pengembangan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 2. Mendorong dan menggerakan peningkatan mutu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.. Pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat di setiap jenjang administrasi kesehatan dalam rangka pengambilan keputusan berdasarkan evident base. 4. Pengembangan perencanaan, pendistribusian, pendayagunaan serta monitoring evaluasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan. LAPORAN AKHIR Halaman 2-44

68 8 SSK Visi Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang Bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan di tahun 207. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik, persampahan, drainase, sanitasi LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

69 LAPORAN AKHIR Halaman 2-46

70 2.0 KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH Kegiatan kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah kegiatan untuk merumuskan isu pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan kebijakan yang berlaku. TABEL 2. ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN NO ASPEK YANG DIAMATI ISU PEMBANGUNAN PERMUKIMAN. Sistem Permukiman di Kota Sungai Penuh terbentuk secara alami, dimana permukiman/kampung tempat masyarakat tinggal terdapat di pusat-pusat kecamatan yang saling berkumpul membentuk sebuah kelompok permukiman. 2. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar, % secara langsung akan meningkatkan luas penggunaan lahan untuk permukiman. Di wilayah Kota Sungai Penuh masih adanya kawasan/desa yang akses untuk ke desa tersebut masih kurang baik. 4. Terdapat kawasan permukiman yang berada disekitar sungai yang memiliki kerawanan akan banjir.. Kondisi wilayah Kota Sungai Penuh yang berbukit menjadikan adanya keterbatasan pengembangan permukiman dan infrastrukturnya pada masa dating 6. Terbatasnya lahan untuk pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 7. Kota Sungai Penuh memiliki potensi bencana alam (gempa bumi, banjir) dan bahaya kebakaran 2 AIR LIMBAH. Di Kota Sungai Penuh pengelolaan air limbah masih dilakukan secara individual oleh penduduknya. Pengelolaan secara komunal LAPORAN AKHIR Halaman 2-47

71 maupun sistem perpipaan masih belum dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun oleh swasta. 2. nya permintaan pengurasan septic tank, mengindikasikan bahwa septic tank yang ada tidak kedap air, sehingga berpotensi terjadinya pencemaran air tanah dan timbulnya penularan penyakit yang diakibatkan oleh air (water borne deceases).. Belum adanya instalasi pengolahan limbah (IPAL), sehingga limbah rumah tangga (non -WC) dan limbah dari industri kecil/home industri dibuang langsung ke saluran drainase. 4. Belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), sehingga dimungkinkan lumpur tinja hasil pengurasan/penyedotan dari tangki septik dibuang langsung ke badan air atau lahan kosong.. Di beberapa wilayah sungai dimanfaatkan penduduk sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga. PERSAMPAHAN. Meningkatnya jumlah penduduk, terutama yang bermukim di kawasan perkotaan, telah mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Disamping itu, pola konsumsi masyarakat yang cenderung makin beragam juga telah menyebabkan munculnya jenis sampah yang makin beragam pula. 2. Hingga saat ini penanganan sampah masih terfokus pada penanganan timbulan sampah dan belum ada pengurangan volume sampah dari sumbernya.. Belum adanya rencana induk pengelolaan sampah menjadikan belum tersedianya profil dan rencana penanganan sampah di tingkat kabupaten/kota. 4. Ketiadaan rencana induk juga mengakibatkan tidak bersinerginya sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah dengan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga integrasi penanganan sampah dari sumber hingga ke TPA belum tercapai. Masih memanfaatkan TPA regional milik Kabupaten Kerinci yang difasilitasi oleh Pemerintah Propinsi Jambi 4 DRAINASE. Kondisi alam Kota Sungai Penuh secara umum dapat dibedakan menjadi daerah datar, LAPORAN AKHIR Halaman 2-48

72 bergelombang, dan berbukit. Limpasan air permukaan yang berpotensi banjir biasanya terjadi di wilayah dengan topografi datarbergelombang dengan kelerengan daerah kurang dari %. 2. Menurunnya fungsi saluran drainase yang berimplikasi pada peningkatan luasan dan durasi tergenang diakibatkan oleh kelangkaan lokasi pembuangan sampah, serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.. Pembuangan air limbah domestik dan air limbah industri rumah tangga ke saluran drainase juga menyebabkan peningkatan debit air pada saluran drainase. 4. Peningkatan debit limpasan hujan juga disebabkan oleh semakin berkurangnya bidang resapan dan adanya perubahan iklim akibat efek pemanasan global (global warming) yang menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan dalam interval waktu yang semakin pendek. AIR BERSIH. Tidak terolahnya limbah domestik dan non domestik menjadi penyebab utama menurunnya kualitas air baku air minum. 2. Belum terpetakannya wilayah yang akan dilayani sistem perpipaan maupun non- perpipaan menyebabkan kemungkinan sistem penyediaan air minum, khususnya di perkotaan, menjadi saling tumpang tindih. LAPORAN AKHIR Halaman 2-49

73 LAPORAN AKHIR Halaman 2-0

74 2. KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN Kegiatan identifikasi potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan adalah kegiatan untuk menemukenali potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan suatu kota/kabupaten dalam menyelenggarakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

75 NO ASPEK YANG DIAMATI Strategi Pembangunan Permukiman PERMUKIMAN. Saat ini persentase lahan permukiman di Kota Sungai Penuh masih rendah ratarata mencapai,78% dari luas lahan yang diperuntukkan untuk kawasan budidaya 4% di Kota Sungai Penuh. Dilihat dari data yang ada maka masih terlihat Kota Sungai Penuh masih sangat kekurangan penggunaan lahan untuk permukiman. TABEL 2.4 KAJIAN POTENSI, PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN KEBUTUHAN PENANGANAN 2. Dengan kondisi Penggunaan lahan terbangun yang masih sedikit memberikan kesempatan yang cukup luas bagi pengembangan kawasan permukiman. Permukiman terjadi berkelompok sesuai dengan kondisi daerah yang ditempati. Keadaan ini membuat kurangnya perhatian tentang penataan kawasan, sehingga tidak beraturannya penempatan bangunan yang akan berdampak kualitas lingkungan permukiman yang kurang baik. 2. Di Kota Sungai Penuh dengan kondisi kepadatan pada daerah tertentu berpotensi terjadinya kawasan kumuh, apabila kurang perhatian dari pihak terkait dalam hal ini pihak pemerintah.. Peluang berkembangnya permukiman akibat beberapa interaksi dengan wilayah luar, dimana akan banyak pendatang yang akan menetap di Kota Sungai Penuh dengan berbagai alasan. 2. Disekitar Kota Sungai Penuh merupakan daerah rawan bencana (gempa bumi, tanah longsor, banjir) yang dapat mengancam kota.. Letak Kota Sungai Penuh yang cukup jauh dari ibukota propinsi menjadikan kota ini tidak mudah dijangkau.. Pengarahan pengembangan prmukiman ke kawasan yang memiliki kepadatan rendah 2. Pengembangan permukiman memperhatikan kondisi wilayah dan potensi bencana. Peningkatan sarana dan prasarana permukiman untuk menjadikan permukiman yang layak dan sehat dan mencegah terjadinya kekumuhan LAPORAN AKHIR Halaman 2-2

76 NO ASPEK YANG DIAMATI 2 AIR LIMBAH. Sebagian penduduk perkotaan Sungai Penuh telah membuang limbah padat (tinja manusia) menggunakan jamban (76%) (masyarakat yang menggunakan jamban sebanyak 88% sudah dilengkapi dengan septic tank. POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN KEBUTUHAN PENANGANAN 2. Pertambahan jumlah penduduk Kota Sungai Penuh sangat berpotensi meningkatkan jumlah produksi air limbah kota.. Belum adanya instalasi pengolahan limbah (IPAL), sehingga limbah rumah tangga (non -WC) dan limbah dari industri kecil/home industri dibuang langsung ke saluran drainase. 2. Belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), sehingga dimungkinkan lumpur tinja hasil pengurasan/penyedotan dari tangki septik dibuang langsung ke badan air atau lahan kosong.. Fasilitas pembuangan air limbah manusia kurang memadai dan umumnya kurang higienis, masih banyak yang membuang limbah ke perairan terbuka 4. Fasilitas pengurasan lumpur tinja kurang memadai. Kesadaran masyarakat terhadap masalah kebersihan dan sanitasi masih rendah. Secara berkala/jangka panjang kemungkinan terjadi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah yang tidak memenuhi ketentuan 2. Keterbatasan lahan yang memenuhi persyaratan untuk pengembangan IPAL dan IPLT. Pengembangan IPAL dan IPLT untuk penanganan limbah jangka panjang 2. Pengembangan septic tank komunal dan MCK ++. Sosialisasi mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan perumahan 4. Pembangunan permukiman baru mensyaratkan pembangunan septic tank rumah tangga LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

77 NO ASPEK YANG DIAMATI PERSAMPAHAN Peningkatan jumlah penduduk Kota Sungai Penuh dan juga meningkatnya aktifitas social, ekonomi penduduk kota akan meningkatkan jumlah volume sampah yang terbuang dari rumah tangga dan non rumah tangga (perdagangan, perkantoran dan lain-lain) POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN KEBUTUHAN PENANGANAN. Masih rendahnya tingkat pelayanan persampahan terhadap cakupan pelayanan, yaitu sebesar 0,97% 2. Kurang memadainya prasarana dan sarana penunjang kegiatan pengelolaan persampahan. Belum maksimalnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, terutama pada proses pemilahan sampah di masing-masing rumah tangga. 4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana persampahan yang disediakan, sehingga ada kecenderungan membuang sampah di sembarang tempat, termasuk di sungai.. Keterbatasan lahan Kota Sungai Penuh yang menyebabkan belum teridentifikasinya lahan yang cocok untuk dikembangkan sebagai TPA.. TPA masih menggunakan sistem open dumping 2. Lokasi TPA yang cukup jauh dari pusat kota.. TPA masih dibawah pengelolaan Kabupaten Kerinci 4. Perkotaan Sungai Penuh merupakan kawasan yang rawan genangan, penanganan sampah akan lebih sulit.. Peningkatan pelayanan pengelolaan persampahan kota. 2. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Pengurangan volume sampah dari rumah tangga 4. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan sampah yang baik. Kerjasama dengan pihak Kabupaten Kerinci mengenai peningkatan pengelolaan sampah di TPA (sanitary landfill) 6. Pengembangan TPST LAPORAN AKHIR Halaman 2-4

78 NO ASPEK YANG DIAMATI 4 DRAINASE. Peningkatan debit air permukaan dipengaruhi pula oleh jenis tanah lempungan, dimana resapan air relatif kecil. Pada musim penghujan dimana curah hujan cenderung tinggi, genangan air permukaan semakin meningkat pada daerahdaerah tersebut. POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN KEBUTUHAN PENANGANAN 2. Kondisi topografi memungkinkan aliran drainase mengalir lebih cepat karena pengaruh grafitasi.. Pembuangan air limbah domestik dan air limbah industri rumah tangga ke saluran drainase juga menyebabkan peningkatan debit air pada saluran drainase. 2. Peningkatan debit limpasan hujan juga disebabkan oleh semakin berkurangnya bidang resapan dan adanya perubahan iklim akibat efek pemanasan global (global warming) yang menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan dalam interval waktu yang semakin pendek.. Terjadi genangan air pada kawasan tertentu saat hujan turun karena keterbatasan kapasitas drainase di kawasan perkotaan Sungai Penuh. 4. Perencanaan sistem pengelolaan drainase belum didasari dengan adanya suatu rencana induk pengelolaan sistem drainase yang baku.. Peningkatan debit air sungai terutama pada daerah hulu saat terjadi hujan. 2. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kondisi drainase agar tidak tercemar.. Pada saat musim penghujan luapan air sungai yang mengalir menggenangi di wilayah-wilayah disekitarnya. Pembuatan Master Plan Drainase Kota Sungai Penuh sebagai acuan dalam pengembangan saluran drainase kota 2. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan saluran drainase. Rehabilitasi dan pemeliharaan saluran drainase yang bermasalahan 4. Bekerjasama dengan BLHKP dalam penanganan sempah pada saluran drainase kota. LAPORAN AKHIR Halaman 2 -

79 NO ASPEK YANG DIAMATI Strategi Pembangunan Permukiman AIR BERSIH. Umumnya seiring dengan periode perencanaan akan terjadi peningkatan kebutuhan air, yang disebabkan oleh adanya pengembangan sistem (sumber dan distribusi), disamping akibat meningkatnya tingkat dan cara hidup masyarakat. POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN KEBUTUHAN PENANGANAN 2. Perkembangan perekonomian juga berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan air bersih (untuk kawasan perdagangan, pasar, perkantoran dll). Pipa transmisi maupun distribusi existing masih ada yang merupakan peninggalan jaman pemerintahan Belanda, sehingga sudah banyak yang bocor. 2. Sambungan/koneksi pada pipa transmisi maupun distribusi sudah banyak yang rusak, sehingga mengurangi tekanan air yang mengakibatkan reservoir tidak terisi penuh. Dengan demikian kebutuhan pada jam puncak tidak dapat terpenuhi.. Pada jalur pipa transmisi maupun distribusi utama ada koneksi langsung, hal ini juga menyebabkan berkurangnya tekanan air. 4. Konsumen ada juga yang mengalami kemacetan supply karena kurangnya air yang tersedia (terutama pada jam puncak),. Masih tingginya angka kehilangan air, yaitu sebesar + % 6. Permukaan air pada intake turun pada musim kemarau yang disebabkan rendahnya debit sungai pada saat musim kemarau.. Legalitas PDAM Tirta Sakti yang masih merupakan aset Kabupaten Kerinci, sedangkan sebagian besar konsumen berada di wilayah Kota Sungai Penuh 2. Tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi menyebabkan kebutuhan air minum cukup tinggi. Kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan yang berpengaruh terhadap kualitas air minum 4. Sumber air baku yang digunakan saat ini mayoritas masih berasal dari Kabupaten Kerinci. Potensi Sumber air baku kota belum dimanfaatkan maksimal. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan air bersih kota 2. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan jaringan air bersih. Peningkatan kemampuan IPA dalam memproduksi air bersih 4. Pengurangan tingkat kebocoran air.. Peningkatan kemampuan SDM pengelolaan air bersih guna meningkatkan pelayanan 6. Pemeliharaan dan perlindungan terhadap sumber air baku agar debit air baku tidak terganggu 7. Kemandirian PDAM Kota Sungai Penuh LAPORAN AKHIR Halaman 2-6

80 LAPORAN AKHIR Halaman 2-7

81 Strategi Pembangunan Permukiman. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Secara astronomis, Kota Sungai Penuh terletak antara 0 0 4' 2'' BT sampai dengan 00 27' '' BT dan 020 0' 40'' LS sampai dengan 020 4' 4'' LS. Sedangkan secara geografis Kota Sungai Penuh berada dalam lingkup Kabupaten Kerinci di bagian Barat Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kota Sungai Penuh merupakan wilayah hasil pemekaran Kabupaten Kerinci sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh yang diresmikan pada tanggal 08 November Secara administratif Kota Sungai Penuh berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan : Kecamatan Siulak, Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Sebelah Barat berbatasan dengan : Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat Sebelah Timur berbatasan dengan : Kecamatan Air Hangat Timur dan Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci Luas Kota Sungai Penuh adalah 9.0 Ha yang sekitar 9,2 % (2.77,6 Ha) merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan merupakan kawasan lindung dan kawasan strategis nasional. Sedangkan wilayah hunian/budidaya sebesar 40,8 % (.972,4 Ha). Untuk lebih jelas mengenai luas dan persentase kawasan lindung (TNKS) dan kawasan budidaya di Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada Tabel.. Rincian dari luas keseluruhan Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut : LAPORAN AKHIR Halaman -

82 Strategi Pembangunan Permukiman. Kecamatan Tanah Kampung dengan luas areal.00 Ha atau 2,8% dari total luas Kota Sungai Penuh. 2. Kecamatan Kumun Debai dengan luas areal Ha atau 6,27% dari total luas Kota Sungai Penuh.. Kecamatan Sungai Penuh dengan luas areal 20.2 Ha atau 2,4 % dari total luas Kota Sungai Penuh. 4. Kecamatan Pondok Tinggi dengan luas areal 7.9 Ha atau 20,2 % dari total luas Kota Sungai Penuh.. Kecamatan Sungai Bengkal dengan luas areal 2.28 Ha atau,2 % dari total luas Kota Sungai Penuh 6. Kecamatan Hamparan Rawang dengan luas areal.2 Ha atau, % dari total luas Kota Sungai Penuh. 7. Kecamatan Pesisir Bukit dengan luas areal.976 Ha atau,0 % dari total luas Kota Sungai Penuh. 8. Kecamatan Koto Baru dengan luas areal Ha atau 0,4 % dari total luas Kota Sungai Penuh Berdasarkan Hunian/Budidaya, maka wilayah Kota Sungai Penuh yang dapat dilakukan pengembangan kota hanya sebesar % dari luas wilayah keseluruhan. Sedangkan sisanya sebesar 9.20 % merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). TABEL. LUAS WILAYAH KOTA SUNGAI PENUH DIRINCI PER KECAMATAN NO KECAMATAN TNKS Tanah Kampung Kumun Debai Sungai Penuh Pondok Tinggi Sungai Bungkal Hamparan Rawang Pesisir Bukit Koto Baru JUMLAH 0,8.8 4, , ,77.6 LUAS (HA) HUNIAN/BUDIDAYA LUAS TOTAL,00.0, ,6.7 4,704.0,2.0, ,00 4, ,9 2,28,2,976,972.7 % % Hunian/Budidaya , Sumber : - Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, Hasil Pengolahan Data 20 - Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun 202 LAPORAN AKHIR Halaman - 2

83 Strategi Pembangunan Permukiman Wilayah administrasi Kota Sungai Penuh terbagi menjadi 8 (delapan) kecamatan yang meliputi 4 kelurahan dan 6 desa. TABEL.2 BANYAKNYA DESA DAN KELURAHAN DI KOTA SUNGAI PENUH DIRINCI PER KECAMATAN NO KECAMATAN Tanah Kampung Kumun Debai Sungai Penuh Pondok Tinggi Sungai Bungkal Hamparan Rawang Pesisir Bukit Koto Baru JUMLAH LUAS (HA) DESA,00 4, ,40,7 2,64, ,0 6 KELURAHAN JUMLAH Sumber : - Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun 202 TABEL. NAMA DESA/KELURAHAN KOTA SUNGAI PENUH PER KECAMATAN NO KECAMATAN Tanah Kampung 2 Sungai Penuh LAPORAN AKHIR NAMA DESA/KELURAHAN Desa Mekar Jaya Dusun Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Desa Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo Kelurahan Sungai Penuh Kelurahan Pasar Sungai Penuh Gedang Pasar Baru Amar Sakti Halaman -

84 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. NO KECAMATAN Pondok Tinggi 4 Sungai Bungkal Kumun Debai 6 Hamparan Rawang LAPORAN AKHIR NAMA DESA/KELURAHAN Kelurahan Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu Sungai Ning Pelayang Raya Kelurahan Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung Air Teluh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Sandaran Galeh Ulu Air Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun Tanjung Paling Serumpun Simpang Tiga Kota Beringin Koto Teluk Dusun Dilir Kampung Dilir Kampung Dalam Larik Kemahan Maliki Air Koto Dian Tanjung Mudo Cempaka Halaman - 4

85 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. NO 7 8 KECAMATAN Pesisir Bukit Koto Baru NAMA DESA/KELURAHAN Koto Keras 2 Koto Renah Koto Bento 4 Koto Lolo Koto Tengah 6 Koto Dua 7 Sungai Liuk 8 Seberang 9 Sumur Gedang Kampung Tengah 2 Dujung Sakti Permai Indah 4 Koto Limau Manis Koto Baru 6 Sri Menanti JUMLAH 69 Sumber : - RTRW Kota Sungai Penuh Tahun BAPPEDA Kota Sungai Penuh Tahun 20 - Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun 202 LAPORAN AKHIR Halaman -

86 Strategi Pembangunan Permukiman PETA ORIENTASI KOTA SUNGAI PENUH LAPORAN AKHIR Halaman - 6

87 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 7

88 Strategi Pembangunan Permukiman.2 KONDISI FISIK DASAR.2. KONDISI FISIOGRAFI Secara fisiografi, Kota Sungai Penuh secara umum berada pada ketinggian antara m dpl. Wilayah kota yang memiliki ketinggian m dpl mencapai 0, %, wilayah kota yang memiliki ketinggian m dpl mencapai 2, 9%, sedangkan wilayah kota yang memiliki ketinggian > 000 m dpl sebesar 46,90 %dari luas wilayah. Kecamatan yang secara umum berada pada ketinggian terendah (00 00 m dpl) adalah Kecamatan Kumun Debai seluas 200 Ha, sedangkan kecamatan yang berada pada wilayah tertinggi (> 000 m dpl) adalah Kecamatan Kumun Debai, Sungai Penuh dan Pesisir Bukit. Kota Sungai Penuh dikelilingi oleh perbukitan di sebelah utara dan barat. Kota Sungai Penuh menjadi perlintasan sistem sungai regional, yang mengalir dari hulu di utara ke arah hilir di selatan. Sistem drainase di Kota Sungai Penuh akan didukung oleh sistem sungai regional tersebut, dengan mengalirkan limpasan air hujan yang jatuh di Kota Sungai Penuh ke sistem sungai terkait, yang secara topografis mengalir ke arah hilir selatan di Kabupaten Kerinci. TABEL.4 KETINGGIAN KOTA SUNGAI PENUH PER KECAMATAN NO KECAMATAN Tanah Kampung 2 Kumun Debai Sungai Penuh 4 Pondok Tinggi Sungai Bungkal dpl % (Ha) > dpl % (Ha) > 000 dpl % (Ha) TOTAL LUAS, , , ,200 6, , ,2 Hamparan Rawang, Pesisir Bukit, ,0 8 Koto Baru 20, ,60 46,90 9,0 JUMLAH ,00,2 Sumber : - RTRW Kota Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, BPS - Data Kecamatan Sungai Penuh, Pondok Tinggi dan Sungai Bungkal masih digabungkan. LAPORAN AKHIR Halaman - 8

89 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 9

90 Strategi Pembangunan Permukiman.2.2 KONDISI KEMIRINGAN LAHAN Dengan lokasi yang berada pada dataran tinggi, kemiringan lereng wilayah Kota Sungai Penuh sangat bervariasi, dapat dibagi menjadi topografi yang relatif datar, berbukit bukit dan terjal. Wilayah yang terjal berada di bagian tengah Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai (24,26 %), sementara daerah perbukitan (28,2 %) berada di bagian barat Kecamatan Sungai Penuh dan Kumun Debai dan dikasawan perbatasan Kota Sungai Penuh dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Lahan yang memiliki kemiringan relatif datar (2,29 %) terdapat sebagian besar di Kecamatan Hamparan Rawang dan Tanah Kampung serta di Kecamatan Pesisir Bukit, Sungai Penuh dan Kumun Debai bagian timur. TABEL. KEMIRINGAN KOTA SUNGAI PENUH NO 2 4 KLASIFIKASI LERENG Datar Bergelombang Berbukit Curam Sangat Curam, Terjal KEMIRINGAN (%) LUAS (Ha) % 0-2% > 2 - % > - 2 % > 2-40 % > 40 % 4,82 4,68,0 9,7 9, , JUMLAH Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh Tahun GAMBAR.4 LAPORAN AKHIR Halaman - 0

91 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman -

92 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 2

93 Strategi Pembangunan Permukiman.2. KLIMATOLOGI Kota Sungai Penuh memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 2,9 C dengan suhu maksimum sebesar 28,9 C terjadi pada bulan Mei, serta suhu minimum sebesar 2, C terjadi pada Bulan September. Curah hujan rata-rata per bulan sebesar 20, mm dengan curah hujan terendah sebesar 4,80 mm terjadi pada Bulan Juli dan curah hujan tertinggi sebesar 264, mm terjadi pada Bulan Nopember. Kelembapan relative udara rata- rata per bulan sebesar 76 MmHg dengan kelembapan udara terendah sebesar 7 MmHg terjadi pada bulan juli dan kelembapan udara tertinggi sebesar 84 MmHg terjadi pada bulan Desember..2.4 JENIS TANAH Jenis tanah yang terdapat di Kota Sungai Penuh meliputi 4 (empat) macam jenis tanah, yaitu: andosol, latosol, podsolik, dan alluvial. Pemanfaatan tanah jenis alluvial pada usaha pertanian dapat dilakukan di daerah endapan sungai atau daerah rawa-rawa pasang surut, sedangkan tanah aluvial yang berasal dari bahan alluvium umumnya merupakan tanah subur. Perbaikan drainase perlu diperhitungkan agar tidak mengakibatkan munculnya cat clay yang sangat masam akibat oksidasi sulfida menjadi sulfat. Jenis tanah alluvial di Kota Sungai Penuh umumnya berupa tanah subur yang dimanfaatkan menjadi lahan pertanian sawah. TABEL.6 JENIS TANAH KOTA SUNGAI PENUH NO 2 4 JENIS TANAH Andosol Latosol Podsolik Alluvial JUMLAH LUAS (Ha) % 2,64,77,94, , Sumber : - RTRW Kota Sungai Penuh Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, BPS LAPORAN AKHIR Halaman -

94 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 4

95 Strategi Pembangunan Permukiman.2. HIDROLOGI Pada dasarnya kondisi hidrologi Kota Sungai Penuh dapat terlihat dari adanya sumber sumber air, baik berupa air permukaan, mata air, maupun air tanah sebagai berikut. a. Air Permukaan Wilayah Kota Sungai Penuh termasuk dalam Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari, yang merupakan rangkaian daerah aliran sungai dari Kabupaten Kerinci. Wilayah Kabupaten Kerinci didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dan rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang pantai Barat Sumatera, titik tertinggi adalah puncak Gunung Kerinci. Terdapat banyak dataran sepanjang lembah Bukit Barisan tersebut. Pegunungan Bukit Barisan yang berada sebelah Barat dan timur Kerinci ini menjadi titik tertinggi di wilayah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci, sehingga semua sungai yang mengalir di Kota Sungai Penuh mengalir ke arah tengah dan selatan menuju dan bermuara ke Danau Kerinci dan selanjutnya mengalir ke Sungai Batang Hari. Berdasarkan hasil penyelidikan hidrogeologi regional lembar Sungai Penuh dapat dibagi kedalam tiga (tiga) wilayah produktivitas akuifer (lapisan pembawa air) yaitu :. Akuifer Produktif sedang dengan penyebaran luas, keterusan rendah sampai sedang, muka air tanah beragam dan debit sumur kurang dari l/det. 2. Akuifer dengan produktifitas rendah setempat dimana umumnya keterusan rendah, setempat sedang, air tanah dalam jumlahnya cukup dapat diperoleh terutama dilembah lembah atau zona sesar dan pelapukan.. Daerah air tanah langka. Pemanfaatan air permukaan sebagai air baku untuk pelayanan air bersih di Kota Sungai Penuh terutama berasal dari anak Sungai Ampuh yang terletak ± m di bagian tenggara pusat Kota Sungai Penuh yakni di desa sungai jernih Kecamatan Sungai Penuh. b. Mata Air Di wilayah Kota Sungai Penuh juga dijumpai mata air, yang terbentuk dari dasar lembah atau kaki perbukitan yang disebabkan adanya lapisan batuan kedap air dibawahnya, sehingga peregangan tidak terus ke dalam melainkan ke arah kateral dan muncul di kaki tebing/ lembah atau kaki perbukitan. Hal ini ditunjukkan adanya beberapa danau, dan air terjun di daerah pegunungan. c. Air Tanah Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat dibawahnya serta morfologi. Potensi air tanah umumnya relatif dalam, sekitar > 60 meter. Hampir seluruh Kecamatan di Kota Sungai Penuh mempunyai kedalaman efektif tanah >90 meter. Sungai-sungai utama yang terdapat di Kota Sungai Penuh adalah : Sungai Ning, Sungai Pengasah, Sungai Air Sesat, Sungai Air Sempit, Sungai Terung, Sungai Air Hitam, Sungai Batang Sangkir, Sungai Air Bungkal, Sungai Rampuh, Sungai Ulu Air Kumun, Sungai Batang Bungkal dan Sungai Batang Merao. LAPORAN AKHIR Halaman -

96 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 6

97 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 7

98 Strategi Pembangunan Permukiman.2.6 PENGGUNAAN LAHAN KOTA Kota Sungai Penuh saat ini pada dasarnya terbentuk dari percampuran kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan sebagian kecil bersifat perdesaan berupa lahan-lahan pertanian, serta kegiatan kepariwisataan. Kegiatan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan wilayah (regional) berupa fasilitas perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi regional dan fasilitas perkantoran dan/atau pemerintahan. Sedangkan kegiatan-kegiatan kepariwisataan di Kota Sungai Penuh memiliki tingkat pelayanan nasional maupun regional antara lain berupa fasilitas akomodasi hotel dalam memberikan pelayanan jasa kepariwisataan yang mengkaitkan objek-objek wisata baik yang berada di dalam kota ataupun yang terletak di luar kota dan daerah lain di Kabupaten Kerinci. Komponen ruang kota yang bersifat pedesaan berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan sawah dan kebun lahan kering terdapat lebih banyak di wilayah hinterland kota dengan hasil produksi yang dipasarkan ke Propinsi Jambi, dan wilayah SumateraBarat. Daerah pertanian ini sebagian besar berada di bagian timur dan selatan wilayah kota, terutama di Kecamatan Tanah Kampung dan Hamparan Rawang. Secara umum gambaran penggunaan lahan di Kota Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Kawasan Pusat kota yang merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan dan perkantoran, pelayanan kegiatan sosial dan pariwisata dengan lingkup pelayanan regional wilayah kota dan daerah pinggiran. Kegiatan ini berada di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Desa Gedang, Permanti, Koto Tinggi, serta Aur Duri. (b) Kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Bukit Sentiong, Bukit Kayangan dan kawasan Taman Bunga di Talang Lindung serta kawasan Bukit Khayangan. (c) Kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi kearah pusat kota. Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit. (d) Kawasan Pertanian pada kawasan utara dan tenggara kota yang besaran lahannya semakin menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan perumahan. Perkembangan fisik ruang kota dari awal hingga mencapai besaran luas seperti sekarang berawal dari lingkungan pusat kota. Perkembangan mengikuti rencana pola jaringan jalan lingkar yaitu poros jalan Desa Gedang Jembatan I Tanah Kampung. LAPORAN AKHIR Halaman - 8

99 Strategi Pembangunan Permukiman Struktur Kota Sungai Penuh yang bersifat konsentrik cenderung mengarah ke pola pembauran sektoral yang terintegrasi tanpa zonasi yang tidak begitu jelas batasnya. Terjadi pemusatan kegiatan-kegiatan utama seperti kegiatan perdagangan, perkantoran, perhotelan dan kepariwisataan, pendidikan, dan kesehatan dengan konsentrasi tinggi pada pusat kota. TABEL.7 PENGGUNAAN LAHAN KOTA SUNGAI PENUH KECAMATAN NO PENGGUNAAN LAHAN TANAH KAMPUNG HAMPARAN RAWANG % KUMUN DEBAI SUNGAI PENUH,02, , , , , , , Hutan Primer (TNKS) 2 Hutan Sekunder Kebun Campuran 8, Permukiman Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Rawa 8 Sawah PESISIR BUKIT JUMLAH (Ha) Semak/ Belukar Lahan Terbuka ,200 20,2 2,0 9, LUAS,00 6,2 Sumber : - RTRW Kota Sungai Penuh RPJP Kota Sungai Penuh Catatan : - Kecamatan Sungai Penuh masih bergabung dengan Kecamatan Pondok Tinggi dan Sungai Bengkal Kecamatan Pesisir Bukit masih bergabung dengan Kecamatan Koto Baru Berdasarkan fungsi utama kawasan yakni fungsi lindung dan budidaya, jenis pemanfaatan lahan yang terdapat di Kota Sungai Penuh terbagi atas :. Kawasan Budidaya, yang terdiri dari : a. Perumahan Luas Kawasan Perumahan di Kota Sungai Penuh adalah sebesar 9 ha. Pada kondisi eksisting perumahan berkembang secara linear mengikuti jaringan jalan arteri dan kolektor pada kawasan perdesaan dan beberapa kawasan perkotaan. Sedangkan pada kawasan pusat kota perumahan berkembang secara merata (konsentris) dengan intensitas yang lebih tinggi, hal ini dipengaruhi tingginya nilai lahan pada kawasan pusat kota dan belum adanya aturan yang membatasi fungsi ruang secara jelas. LAPORAN AKHIR Halaman - 9

100 Strategi Pembangunan Permukiman b. Perdagangan dan Jasa Kawasan Perdagangan dan Jasa Kota Sungai Penuh merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang melayani skala Regional dan lokal. Pelayanan regional terutama berkembang pada kawasan pusat kota dan koridor utama kawasan kota sungai penuh yang terdapat pada Kecamatan Sungai Penuh dengan jenis barang yang diperjual belikan mulai dari barang primer hingga tersier, yang melayani sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Perannya sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional menjadikan menjadi kawasan ini cepat tumbuh yang menimbulkan tarikan masyarakat yang besar ke kawasan ini dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari. c. Perkantoran Sebagai kota yang baru berkembang berdasarkan UU No. 2 Tahun 2008, Pada kondisi eksisting kawasan perkantoran Kota Sungai Penuh tersebar pada beberapa wilayah karena menempati bangunan kantor sementara hingga selesainya pengalihan status kepemilikan bangunan gedung perkantoran yang saat ini masih ditempati oleh kabupaten Kerinci di Jalan Basuki Rahmat Kecamatan Pesisir Bukit. Pusat pemerintahan Kota Sungai Penuh dikembangkan di Desa Aur Duri, Kecamatan Sungai Penuh, sementara beberapa SKPD atau instansi lainnya tersebar pada beberapa kawasan di Kecamatan Sungai Penuh, seperti di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Karya Bakti dan Desa Talang Lindung. d. Pariwisata Kota Sungai Penuh telah memiliki kelengkapan fasilitas pelayanan wisata berupa hotel, restoran dan jasa keuangan yang sebagian besarnya terpusat di Kecamatan Sungai Penuh. Objek wisata yang dimiliki Kota Sungai Penuh berupa objek Wisata Alam, Objek wisata Budaya dan Objek Wisata Religius, antara lain : LAPORAN AKHIR Bukit Khayangan Bukit Sentiong Pembangunan Pasar Tradisional Pariwisata Objek Wisata Bukit Tapan Taman Bunga Puti Senang Tempat Benda Bersejarah Halaman - 20

101 Strategi Pembangunan Permukiman 2. Kawasan Lindung a. Kawasan Suaka Alam Kota Sungai penuh memiliki kawasan lindung berupa kawasan Suaka Alam yang merupakan kawasan strategis nasional yakni Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang terdapat di Kecamatan Sungai Penuh, Kecamatan Pesisir Bukit dan Kecamatan Kumun Debai. b. Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Perlindungan Setempat yang terdapat di Kota Sungai Penuh berupa kawasan sempadan sungai dan Kawasan Tangkapan Air yang sebagian besar terdapat di Kecamatan Hamparan Rawang, Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Tanah Kampung. Disamping itu juga terdapat kawasan Sesar (Patahan) dan Ruang Terbuka Hijau Kota yang juga menjadi kawasan perlindungan setempat. LAPORAN AKHIR Halaman - 2

102 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 22

103 Strategi Pembangunan Permukiman.2.7 PERKEMBANGAN KAWASAN TERBANGUN Berdasarkan daerah terbangunnya, bentuk Kota Sungai Penuh mencerminkan pola konsentrik, hal tersebut dipengaruhi oleh letak geografis kota yang berada di tepi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Keberadaan TNKS membatasi perkembangan kota ke arah Barat. Berbatasannya Kota Sungai Penuh dengan wilayah Kabupaten Kerinci, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Muko Muko memberikan kecenderungan bahwa Kota Sungai Penuh merupakan pusat pelayanan yang melayani wilayah sekitarnya, terutama wilayah perbatasan Kabupaten Kerinci sebagai pusat kegiatan perumahan. Semakin berkembangnya kawasan terbangun perkotaan ke arah timur wilayah kota semakin membentuk citra Kota Sungai Penuh sebagai kota tujuan perjalanan (destinasi) sementara pada wilayah sekitarnya (wilayah Kabupaten Kerinci) merupakan pusat domisili penduduk yang sehari-hari memiliki destinasi perjalanan ke Kota Sungai Penuh. Penggunaan lahan di wiliyah Kota Sungai Penuh saat ini pada dasarnya terbentuk dari percampuran kegiatan-kegiatan yang bersifat perkotaan dan sebagian kecil bersifat perdesaan berupa lahan-lahan pertanian, serta kegiatan kepariwisataan. Kegiatan perkotaan yang mempunyai jangkauan pelayanan wilayah (regional) berupa fasilitas perdagangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi regional dan fasilitas perkantoran dan/atau pemerintahan. Komponen ruang kota yang bersifat pedesaan berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan sawah dan kebun lahan kering terdapat lebih banyak di wilayah hinterland kota dengan hasil produksi yang dipasarkan ke Propinsi Jambi, dan wilayah Sumatera Barat, Secara umum gambaran penggunaan lahan di Kota Sungai Penuh dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Kawasan Pusat kota yang merupakan konsentrasi kegiatan perdagangan, pemerintahan dan perkantoran, pelayanan kegiatan social dan pariwisata dengan lingkup pelayanan regional wilayah kota dan daerah pinggiran. Kegiatan ini berada di Kelurahan Pasar Sungai Penuh, Pondok Tinggi, Sungai Penuh, Desa Gedang, Permanti, Koto Tinggi, serta Aur Duri. (b) Kawasan pariwisata dan kegiatan pendukungnya yaitu sepanjang Bukit Sentiong, Bukit Kayangan dan kawasan Taman Bunga di Talang Lindung serta kawasan Bukit Tapan. (c) Kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota. Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit. (d) Kawasan Pertanian pada kawasan utara dan tenggara kota yang besaran lahannya semakin menyusut karena beralih fungsi menjadi lahan perumahan. LAPORAN AKHIR Halaman - 2

104 Strategi Pembangunan Permukiman Perkembangan fisik ruang kota dari awal hingga mencapai besaran luas seperti sekarang berawal dari lingkungan pusat kota. Perkembangan mengikuti rencana pola jaringan jalan lingkar yaitu poros jalan Desa Gedang Jembatan I Tanah Kampung. Struktur Kota Sungai Penuh yang bersifatkonsentrik cenderung mengarah ke pola pembauran sektoral yang terintegrasi tanpa zonasi yang tidak begitu jelas batasnya. Terjadi pemusatan kegiatankegiatan utama seperti kegiatan perdagangan, perkantoran, perhotelan dan kepariwisataan, pendidikan, dan kesehatan dengan konsentrasi tinggi pada pusat kota..2.8 POTENSI LANSEKAP KOTA Kondisi topografi yang berbukit dapat memberi warna bagi pengembangan Kota Sungai Penuh ke depan, yaitu potensi pemandangan lansekap kota. Kawasan perbukitan di Kota Sungai Penuh memiliki potensi pandang ke arah perkotaan yang memiliki ketinggian yang lebih rendah. Keberadaan bukit-bukit tersebut dapat menjadi titik-titik pengembangan yang memberikan nilai view yang terbaik di Kota Sungai Penuh. Lokasi-lokasi perbukitan yang dapat diidentifikasi diantaranya:. Kawasan Bukit Sentiong, Kawasan ini memiliki potensi city view dan pandangan ke arah pegunungan di hinterland kota dari lokasi-lokasi perbukitan. 2. Koridor sepanjang Sungai Jernih dan Renah Kayu Embun pariwisata Bukit Khayangan, Kawasan ini memiliki potensi pandangan ke arah pegunungan di hinterland kota dari lokasi-lokasi perbukitan.. Kawasan Pemerintahan Kantor Walikota. Kawasan ini memiliki potensi pandangan ke arah persawahan, pegunungan di hinterland kota, serta city view. 4. Kawasan Taman Bunga Talang Lindung. Kawasan ini memiliki pandangan ke arah persawahan, pegunungan di hinterland kota, serta city view..2.9 KEBERADAAN PUSAT-PUSAT KEGIATAN KOTA Saat ini pada Kota Sungai Penuh terdapat kawasan-kawasan yang dapat diidentifikasi sebagai pusat kegiatan kota, dan berpotensi untuk menjadi pusat kegiatan di masa mendatang. Kawasan-kawasan pusat kegiatan tersebut diantaranya: kawasan pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kawasan pusat pelayanan pariwisata, kawasan pusat pemerintahan, kawasan pusat pelayanan sarana umum pendidikan dan kesehatan, serta kawasan pusat pelayanan perumahan. LAPORAN AKHIR Halaman - 24

105 Strategi Pembangunan Permukiman A. Pusat Pendidikan dan Kesehatan Saat ini pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan pada Kota Sungai Penuh terletak di Kecamatan Pesisir Bukit, dimana terdapat berbagai pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta pelayanan kesehatan setingkat kota. Selain itu pada kawasan ini juga terdapat pusat pemerintahan lama. Hal ini mengakibatkan kawasan ini memiliki tarikandan bangkitan harian yang cukup besar. Berdasarkan kondisi tersebut, maka kawasan ini perlu dipertimbangkan dan berpeluang sebagai salah satu pusat kegiatan kota dalam pembentukan struktur dan pola ruang Kota Sungai Penuh di masa mendatang. B. Pusat Perdagangan dan Jasa Pusat pelayanan perdagangan dan jasa yang saat ini berkembang pada Kota Sungai Penuh adalah pusat pelayanan perdagangan dan jasa di Kawasan Pasar Tanjung Bajure dan Kawasan Kincai Plaza. Saat ini Kawasan Kawasan Pasar Tanjung Bajure dan Kawasan Kincai Plaza merupakan pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa dimana transaksi perdagangan dan jasa cukup dominan pada kawasan ini. Perkembangan kawasan ini sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa diindikasikan melalui kegiatan perdagangan dan jasa yang terpusat. Dengan adanya pemusatan kegiatan perdagangan dan jasa pada kawasan ini, aliran distribusi barang dan jasa menjadi semakin deras dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi kota sehingga dapat dikatakan bahwa kawasan ini sangat berpotensi menjadi pusat kegiatan di masa mendatang. Dengan demikian Kawasan Pasar Tanjung Bajure dan Kawasan Kincai Plaza memiliki peluang untuk dikembangkan sebagai pusat pelayanan perdagangan dan jasa di masa mendatang pada penetapan rencana struktur dan pola ruang kawasan. C. Pusat Pariwisata Kota Sungai Penuh pada bagian Barat kota (Bukit Khayangan) merupakan kawasan yang masih didominasi oleh kebun campuran dan semak belukar, namun memiliki potensi besar untuk pengembangan kawasan pariwisata alam, karena potensi pemandangan dan hawanya yang sejuk. Namun kawasan ini masih jauh dari kondisi yang diharapkan dari sebuah kawasan wisata alam, cenderung belum dieksplorasi dengan baik. Oleh karena itu perlu diarahkan pengembangan kawasan wisata alam pusat komersial wisata untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Untuk mendukung pengembangan pariwisata kota agar tetap eksis perlu dirumuskan rencana struktur dan pola ruang yang akomodatif terhadap pengembangan pariwisata, yaitu dengan menetapkan pusat kegiatan pelayanan pariwisata serta dengan menetapkan zona/kawasan khusus pariwisata pada Kota Sungai Penuh. D. Pusat Pemerintahan Pada Kota Sungai Penuh, penetapan struktur dan pola ruang di masa mendatang akan dipengaruhi oleh keberadaan pusat pemerintahan baru yang saat ini telah dikembangkan di pusat pemerintahan baru di Desa Aur Duri akan menjadi potensi baru dan akan menarik perkembangan Kota Sungai Penuh ke arah Barat dan sekitarnya. Hal ini akan menjadikan kawasan ini memiliki beban pelayanan hingga skala Kota Sungai Penuh. LAPORAN AKHIR Halaman - 2

106 Strategi Pembangunan Permukiman Dengan demikian, pembentukan struktur dan pola ruang Kota Sungai Penuh di masa mendatang perlu mempertimbangkan keberadaan kawasan pusat pemerintahan baru di Desa Aur Duri, sebagai salah satu pusat kegiatan yang melayani dalam skala kota..2.0 KEBERADAAN BANGUNAN BERSEJARAH Keberadaan bangunan-bangunan bersejarah pada Kota Sungai Penuh berkaitan dengan sejarah masa lalu Kota Sungai Penuh yang diwujudkan melalui bentuk-bentuk peninggalan fisik berupa situs-situs dan bangunan yang memiliki nilai historis. Perkembangan dan modernisasi Kota Sungai Penuh hingga 20 tahun mendatang harus dibarengi dengan perwujudan aksentuasi objek dan kawasan bersejarah yang lebih kuat dan diselaraskan dengan objek dan kawasan dengan ciri khas modern. Dalam keterkaitannya dengan pengembangan Kota Sungai Penuh, maka perwujudan ruang yang aman, nyaman dan estetis menjadi suatu kebutuhan, yang salah satunya dapat diwujudkan dengan pembentukan image kota sebagai kota dengan nilai historis melalui pelestarian peninggalan-peninggalan bersejarah. Oleh karena itu pengembangan ruang kawasan dengan pertimbangan terhadap pelestarian objek-objek bersejarah menjadi kebutuhan penting. Pada Kota Sungai Penuh dapat diidentifikasi objek wisata bersejarah Mesjid Agung dapat menjadi potensi bagi penciptaan ruang-ruang kota yang nyaman dan estetis. Objek-objek tersebut pada umumnya terletak di kawasan pusat kota, dan merupakan bangunan peninggalan sejarah karena mempunyai ciri khas arsitektur..2. RAWAN BENCANA Wilayah Kota Sungai Penuh dapat dibagi kedalam 4 (empat) wilayah potensi gerakkan tanah, yaitu potensi gerakan tanah sangat rendah, potensi gerakan tanah rendah, potensi gerakkan tanah sedang, dan potensi gerakkan tanah tinggi. LAPORAN AKHIR Halaman - 26

107 Strategi Pembangunan Permukiman Potensi Gerakan Tanah Sangat, wilayah ini umumnya menempati bentang alam yang disusun oleh endapan allivium pantai dan rawa. Gerakkan tanah di wilayah ini tidak pernah terjadi, sehingga cukup stabil. Potensi Gerakkan Tanah, wilayah ini menempati bentang alam perbukitan dan pengunungan batuan sedimen, batuan gunung api, dan batuan terobosan dengan kemiringan lereng sangat terjal. Gerakkan tanah di wilayah ini, umumnya pada zona lapukan batuan yang cukup tebal dengan tutupan lahan (vegetasi) yang jarang. Potensi Gerakkan Tanah Tinggi, wilayah ini menempati bentang alamperbukitan dan pengunungan batuan sedimen, batuan gunung api, dan batuan terobosan dengan kemiringan lereng sangat terjal lebih dari 0%. Wilayah ini nampak sebagai gerakkan tanah lama atau tempat berakumulasinya material tanah pelapukan, yang bilamana terjadi perubahan terhadap kondisi eksisting medan dapat memicu terjadinya gerakan tanah baru. a. Banjir Musiman Curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama di bagian hulu daerah aliran Sungai Batang Bungkal dan Sungai Ampuh mengakibat terjadinya banjir di bagian hilir aliran sungai akibat kurangnya resapan dan kurang baiknya aliran sungai ke danau kerinci serta kondisi permukiman masyarakat di sekitar daerah aliran sungai yang lebih rendah dari batas normal debit air hal ini terjadi setiap adanya musim hujan. Curah hujan yang tinggi ini juga meluapkan sungai Batang Merao sehingga pada musim hujan setiap tahunnya mengakibatkan banjir musiman disepanjang Sungai Batang Merao. b. Banjir Bandang Banjir bandang berpotensi terjadi di wilayah Kota Sungai Penuh. Banjir ini diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama di bagian hulu daerah aliran Sungai Batang Bungkal dan Sungai Ampuh yang bersatu masuk ke dalam badan air Sungai Batang Merao. Peresapan air hujan di bagian hulu tersebut kurang baik sehingga air langsung mengalir ke bagian daerah aliran sungai sekitarnya yang langsung mengalir ke Sungai Batang Bungkal yang melintasi Sungai Penuh. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap bangunan fisik, jembatan, bangunan rumah yang berada di sekitar tepian Sungai Batang Bungkal. c. Kegempaan Berdasarkan peta seimotektonik, daerah Sungai Penuh dan sekitarnya termasuk zona gempa berskala IV, V, VI, dan VII MMI. Wilayah yang dibentuk oleh bentangan alam perbukitan dan pengunungan mempunyai intensitas gempa maksimum V sakla MMI, percepatan horizontal gal (permukaan/00 tahun), pergeseran tanah pemukiman 0, sampai meter dengan periode predominan 0, hingga detik. Wilayah yang disusun dengan tanah residu yang membentuk kolovial dan endapan allivium sungai dan rawa mempunyai intensitas gempa maksimum VI hingga VII skala MMI, percepatan horizontal 00 gal (permukaan/00 tahun) dengan periode predominan 0,2 hingga 0, detik. LAPORAN AKHIR Halaman - 27

108 Strategi Pembangunan Permukiman. KONDISI KEPENDUDUKAN.. JUMLAH DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK Jumlah penduduk Kota Sungai Penuh pada tahun 20 sebesar 8.47 jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Sungai Penuh yaitu.940 jiwa atau 42,60% dari jumlah keseluruhan penduduk kota. Sedangkan Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk paling kecil adalah Kecamatan Tanah Kampung dengan jumlah penduduk jiwa atau 0,20% dari jumlah keseluruhan penduduk Kota Sungai Penuh. TABEL.8 JUMLAH PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 20 NO KECAMATAN Tanah Kampung Kumun Debai Sungai Penuh Pondok Tinggi Sungai Bungkal Hamparan Rawang Pesisir Bukit Koto Baru JUMLAH JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) Laki-laki Perempuan Jumlah Total % 4,8 4,86 4,80 7,864 4,884 6,282 4,84,92 4,40 4,446,6 8,29 4,947 6,76,9 4,0 8,608 8,62 9,986 6,2 9,8,047 0,20 7, ,90 4,407 84, Sumber : - Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, BPS Kota Sungai Penuh - Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun 202 GAMBAR. LAPORAN AKHIR Halaman - 28

109 Strategi Pembangunan Permukiman Perkembangan jumlah penduduk Kota Sungai Penuh rata-rata adalah sebesar,29% per tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel.9 dan Gambar.0. TABEL.9 PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH TAHUN NO KECAMATAN Tanah Kampung Kumun Debai Sungai Penuh Pondok Tinggi Sungai Bungkal Hamparan Rawang Pesisir Bukit 8 Koto Baru JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) ,4 8,779,04 8,402 8,84,274 8,46 8,907,7 8,96 8,42,067,8 6,64,279 6,77,76 6,899 2,726 7, ,608 8,62 9,986 6,2 9,8,047 0,20 7,92 JUMLAH 79,99 80,7 8,62 82,29 84,7 Sumber : - Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, BPS Kota Sungai Penuh - Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun 202 GAMBAR.2 GRAFIK PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH TAHUN Sumber : Hasil Pengolahan Data 202 LAPORAN AKHIR Halaman - 29

110 Strategi Pembangunan Permukiman..2 KEPADATAN PENDUDUK Kepadatan rata-rata penduduk di Kota Sungai Penuh adalah sebesar jiwa/ha, dengan Kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Hamparan Rawang jiwa/ha. Sedangkan kepadatan terendah yaitu Kumun Debai dengan jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk Kota Sungai Penuh (terhadap kawasan terbangun/hunian/budidaya) dapat dilihat pada tabel.0. TABEL.0 KEPADATAN PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 20 Jumlah Penduduk (Jiwa) NO KECAMATAN Tanah Kampung Kumun Debai Sungai Penuh Pondok Tinggi Sungai Bungkal Hamparan Rawang Pesisir Bukit Koto Baru 8,608 8,62 9,986 6,2 9,8,047 0,20 7,92 JUMLAH 84,7 TNKS LUAS (HA) HUNIAN/BUDIDAYA LUAS TOTAL,00.0, ,6.9 4,704.0,2.0, ,00 4, ,9 2,28,2, , ,0 0,8.8 4, , ,77.6 Kepadatan (Jiwa/Ha) Sumber : - Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, BPS Kota Sungai Penuh - Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit Dalam Angka Tahun JUMLAH PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN Proporsi pekerja dilihat dari lapangan pekerjaan merupakan salah satu indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, disamping itu juga mencerminkan struktur perekonomian dari suatu wilayah. Jika dilihat dari jenis lapangan pekerjaan utama maka sektor pertanian tetap merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja selama periode yang kemudian diikuti oleh sektor perdagangan. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona di Kota Sungai Penuh dari tahun 200. Terbukti dari angka pada tabel dibawah yang memperlihatkan bahwa sebagian besar (44,70 %) penduduk di Kota Sungai Penuh masih banyak yang bekerja di sektor pertanian. Meskipun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun, masih tertinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, yaitu perdagangan. Penyerapan tenaga kerja di sektor Industri masih sangat kecil, hanya 8,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor lapangan pekerjaan di Kota Sungai Penuh masih berfokus LAPORAN AKHIR Halaman - 0

111 Strategi Pembangunan Permukiman pada sektor pertanian, padahal kalau bisa didukung dengan sektor perdagangan dan industri maka akan terbentuk banyak kesempatan kerja, karena biasanya sektor ini merupakan sektor yang memberi nilai tambah yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Indikator lain untuk menggambarkan kedudukan pekerja adalah status pekerjaan. TABEL. PERSENTASE PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH MENURUT JENIS PEKERJAAN KECAMATAN NO JENIS PEKERJAAN Tanah Kampung 4 Kumun Debai 49 Sungai Penuh,464 Hamparan Rawang 76 Pesisir Bukit,22 4,20,24, ,766,8,902,06 Pedagang 2 Petani Buruh 4 PNS ,2 Industri/Jasa Lain-lain 6, JUMLAH Jumlah Total (Jiwa) % 8, 20.29,226,29 7,99, ,98.47, , ,707 4,29 6,690 6,902 40, Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh Catatan : Data Kecamatan Sungai Penuh dan Pesisir Bukit merupakan data sebelum terjadinya pemekaran wilayah kecamatan.4 KONDISI PEREKONOMIAN.4. PEREKONOMIAN KOTA Secara regional, Kota Sungai Penuh merupakan pusat ekonomi bagi wilayah hinterlandnya, dalam hal ini wilayah Kabupaten Kerinci. Karakteristik ekonomi Kota Sungai Penuh tercermin dari dominasi kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Sungai Penuh, yang menjadi orientasi bagi wilayah hinterlandnya. Dalam hal ini Kota Sungai Penuh berperan sebagai pusat distribusi dan koleksi barang dan jasa bagi wilayah di Kota Sungai Penuh itu sendiri maupun wilayah regionalnya. Terkait dengan Kabupaten Kerinci yang memiliki sektor unggulan pada sektor pertanian, Kota Sungai Penuh berperan sebagai pusat pemasaran produksi pertanian dari Kabupaten Kerinci, yang tercermin dari maraknya kegiatan pasar di Kota Sungai Penuh, yang berpusat di Kawasan Tanjung Bajure dan Pasar Pond. LAPORAN AKHIR Halaman -

112 Strategi Pembangunan Permukiman Dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa perekonomian Kota Sungai Penuh yang ditopang oleh sektor perdagangan dan jasa didukung oleh keberadaan sektor-sektor primer di Kabupaten Kerinci, seperti sektor pertanian, serta maraknya berbagai kegiatan industri kecil kerajinan tangan. Jalur pemasaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: sentrasentra produksi sektor primer pusat-pusat pengumpul (kota orde 2 Kerinci) pusat pengolahan dan pemasaran serta pusat distribusi dan koleksi (Kota Sungai Penuh). Dalam kaitannya antara sektor unggulan kota dengan mata pencaharian utama penduduk kota, dapat dikatakan bahwa saat ini kegiatan ekonomi utama yang ada saling mendukung dengan mata pencaharian utama masyarakat Kota Sungai Penuh sebagai pedagang dan petani. Mata pencaharian sebagai pedagang tercermin dari kegiatan ekonomi yang didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa, sementara mata pencaharian sebagai petani tercermin dari masih banyaknya penggunaan lahan pertanian di pinggiran kota. Selain itu, dukungan kota terhadap masyarakat yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani adalah sebagai pusat pemasaran hasil produksi pertaniannya. Ilustrasi diatas tercermin dalam perkembangan PDRB Kota Sungai Penuh. Perekonomian Kota Sungai Penuh berdasarkan perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun bila dilihat dari distribusinya ternyata tidak mengalami pergeseran yang terlalu signifikan. Secara umum, dominasi sektor tersier sangat besar kontribusinya terhadap perekonomian Kota Sungai Penuh, yaitu pada tahun 200 mencapai hingga 80%. Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Sungai Penuh telah menunjukkan sifatnya sebagai kawasan perkotaan, dimana sektor-sektor ekonomi yang berkembang sudah tidak tergantung lagi pada esktraksi sumber daya alam secara langsung dan pengolahan lanjutannya. Apabila dilihat dengan lebih seksama, maka sektor-sektor yang memberikan kontribusi terbesar di Kota Sungai Penuh adalah sektor perdagangan besar dan eceran, angkutan jalan raya, pemerintahan umum, industry pengolahan non migas, dan komunikasi. Dengan pariwisata sebagai salah satu andalan Kota Sungai Penuh, maka dapat terlihat bahwa sektor-sektor yang memberikan kontribusi besar di atas adalah sektor-sektor yang terkait langsung dengan kegiatan pariwisata..4.2 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB Kota Sungai Penuh per sektor atas dasar harga konstan tahun 20 sebesar Rp. 86,070., (dalam ribuan), dengan komposisi terbesar terdapat pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp. 7, (dalam ribuan) (29,2 %), Selanjutnya yaitu pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 26, (dalam ribuan) (2,6 %), perusahaan jasa-jasa lainnya sebesar Rp. 82,8.4 (dalam ribuan) (4,0 %), pertanian sebesar 64,80.88 (dalam ribuan) (,06 %), dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa sebesar Rp. 64, (dalam ribuan) (,0 %). Untuk lebih jelasnya perkembangan PDRB Kota Sungai Penuh persektor tahun 200 dan tahun 20 dapat dilihat pada Tabel.2 dan Tabel.. LAPORAN AKHIR Halaman - 2

113 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.2 PERKEMBANGAN PDRB KOTA SUNGAI PENUH ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH) NO LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 70, , , a Tanaman Bahan Makanan 44, ,7. 42, b Tanaman Perkebunan 8, ,97.7 4, c Peternakan dan Hasilnya 6,42.6 6,6.2 6, d Kehutanan e Perikanan , ,0.6 9, , , PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a Minyak dan Gas Bumi b Pertambangan Non Migas c Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN a b 4 % 20 Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi 2 Gas Alam Cair Industri Non Migas Makanan, Minuman dan Tembakau 2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 2, , Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 4, , Kertas dan Barang Cetakan,4., Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet Semen dn Brang Galian Non Logam,60.0, Logam Dasar Besi dan Baja 8 Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya,6.0, Barang Lainnya 2, , LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4,28.8 4, , a Listrik,8.8,297.6, b Gas c Air Bersih,6.00,209.48, , ,80.68, BANGUNAN 6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 4,22.4 8, , a Perdagangan Besar dan Eceran 22,9.27 4,96. 4, b Hotel 2,0.06 2, , c Restoran 20, ,2.22 2, LAPORAN AKHIR Halaman -

114 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel 2.2 NO 7 LAPANGAAN USAHA % 20 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI, , , a 06,8., , , Pengangkutan Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut 4 Angkutan Air Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan, ,064.,49.66, KEUANGAN, REAL ESTATE DAN JASA PERUSAHAAN 7,4.2 60, , a Bank 4,680.67, , b Lembaga Keuangan Non Bank 6, , , c Jasa Penunjang Keuangan d Real Estate 4, ,97.4 8, e Jasa Perusahaan b Komunikasi Pos dan Telekomunikasi 2 Jasa Penunjang Telekomunikasi,0.,7.8, JASA-JASA 69,.77 77, , a 4,64., , ,2.8 4, b Pemerintah dan Pertahanan Pemerintahan Umum dan Pertahanan 2 Jasa Pemerintahan Lainnya 9,.98 20, Swasta 2, , , Sosial Kemasyarakatan 8, , , Hiburan dan Rekreasi Perorangan dan Rumah Tangga 4, ,98.7, TOTAL PDRB 8, , , Sumber : Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, Data Diolah LAPORAN AKHIR Halaman - 4

115 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. PERKEMBANGAN PDRB KOTA SUNGAI PENUH ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH) NO LAPANGAN USAHA PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 84, , , a Tanaman Bahan Makanan 20, ,8.8 29, b Tanaman Perkebunan 2, , , ,9.68 4, , , ,64. 2, , , , , , , , , , , , , c Peternakan dan Hasilnya d Kehutanan e Perikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a Minyak dan Gas Bumi b Pertambangan Non Migas c Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN a b % 20 Industri Migas Pengilangan Minyak Bumi 2 Gas Alam Cair Industri Non Migas Makanan, Minuman dan Tembakau 2 Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 4,878.7, Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 9,48.22, Kertas dan Barang Cetakan 6,04.0 6, Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2, , Semen dn Brang Galian Non Logam,77.26, Logam Dasar Besi dan Baja 8 Barang dari Logam, Mesin dan Peralatannya 4,0.4 4, Barang Lainnya 4,70.97, ,4.9,94.4, , , LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a Listrik b Gas c Air Bersih ,24.22, , , , BANGUNAN 6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 74, , , a Perdagangan Besar dan Eceran , , b Hotel , , c Restoran , , LAPORAN AKHIR Halaman -

116 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. NO 7 LAPANGAN USAHA % 20 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 2, ,9.6, a 27, , , , , b Pengangkutan Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya Angkutan Laut 4 Angkutan Air Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Pos dan Telekomunikasi 2 Jasa Penunjang Telekomunikasi KEUANGAN, REAL ESTATE DAN JASA PERUSAHAAN 762.9,42.0 4, , , , , , , a Bank 6, ,64.8, b Lembaga Keuangan Non Bank 2,72.2 4,9.9 6, c Jasa Penunjang Keuangan d Real Estate e Jasa Perusahaan 92, , , ,8.04 2,742.70, JASA-JASA 22, ,9.9 28, a 28,22.87, , , , b Pemerintah dan Pertahanan Pemerintahan Umum dan Pertahanan 2 Jasa Pemerintahan Lainnya 9, , Swasta 84, ,09.0, Sosial Kemasyarakatan 72,.8 86,6.6 99, Hiburan dan Rekreasi,0.9,69.99, Perorangan dan Rumah Tangga 0,70. 2,2.0, TOTAL PDRB,08,49.24,8,96.07,728, Sumber : Kota Sungai Penuh Dalam Angka Tahun 202, Data Diolah LAPORAN AKHIR Halaman - 6

117 Strategi Pembangunan Permukiman. KONDISI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN.. PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Sistem Permukiman di Kota Sungai Penuh terbentuk secara alami, dimana permukiman/kampung tempat masyarakat tinggal terdapat di pusat-pusat kecamatan yang saling berkumpul membentuk sebuah kelompok permukiman. Selain itu permukiman di Kota Sungai Penuh terbentuk mengikuti jaringan jalan yang ada secara linier. Adanya pertumbuhan penduduk secara langsung akan mempengaruhi jumlah lahan terbangun untuk permukiman. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar,29 % secara langsung akan meningkatkan luas penggunaan lahan untuk permukiman. Untuk itu perlu disiapkan lahan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk tersebut. Dengan kondisi Penggunaan lahan terbangun yang masih sedikit memberikan kesempatan yang cukup luas bagi pengembangan kawasan permukiman, adanya kesempatan untuk mengembangkan kawasan permukiman tidak berarti menjadikan pembangunan kawasan permukiman berjalan secara sembarangan dan tidak teratur. Pengembangan kawasan permukiman tetap harus mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip penataan ruang seperti mengikuti ketentuan kemiringan lereng, ketentuan teknis bangunan, kebebasan dari bencana banjir, bukan di kawasan lindung, memiliki aksesibilitas dan kedekatan dengan jaringan jalan dan lain sebagainya. Arahan pengembangan kawasan permukiman sebaiknya diarahkan di pusat-pusat kecamatan dan terhubung dengan jaringan jalan. Sistem permukiman di Kota Sungai Penuh selama ini berada di pusat-pusat kota kecamatan dan mengikuti pola jaringan jalan atau akses sungai. disanalah berkelompoknya pembangunan permukiman. Melihat dari keadaan yang terjadi di Kota Sungai Penuh masih memiliki permukiman/ kawasan desa tertinggal. Kawasan perumahan yang menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota. Bagian barat dan tenggara serta utara kota merupakan daerah perkembangan perumahan yang antara lain di Kecamatan Sungai Penuh bagian barat, dan Pesisir Bukit. Berdasarkan hasil pendataan, pada tahun 202 terdapat unit bangunan rumah tinggal (sumber data: Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20). Sedangkan jumlah KK di Kota Sungai Penuh secara keseluruhan adalah KK. Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah KK lebih banyak dari jumlah rumah yang ada dan terdapat beberapa rumah yang dihuni lebih dari satu keluarga. LAPORAN AKHIR Halaman - 7

118 Strategi Pembangunan Permukiman Secara ideal bahwa setiap Kepala Keluarga berada dalam satu rumah, dengan kata lain (satu) KK merupakan representasi dari rumah (satu) unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kekurangan pemenuhan perumahan untuk penduduk Kota Sungai Penuh. Dari data tersebut masih dibutuhkan sebanyak.82 unit rumah untuk memenuhi persyaratan ideal pemenuhan kebutuhan rumah di Kota Sungai Penuh. Kawasan permukiman tradisional juga merupakan salah satu kawasan yang akan menjadi sasaran dalam penataan bangunan dan lingkungan. Di Kota Sungai Penuh ada beberapa kawasan yang bisa dikategorikan dalam kawasan permukiman tradisional, antara lain di Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh, Desa Sungai Liuk Kecamatan Pesisir Bukit. Pada kawasan-kawasan permukiman tradisional tersebut belum pernah dilakukan program penataan maupun revitalisasi. TABEL.4 JUMLAH RUMAH DI KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 202 No Kecamatan/Desa I Kecamatan Tanah Kampung Mekar Jaya Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo Jumlah Kecamatan Sungai Penuh Kel. Sungai Penuh Kel. Pasar Sungai Penuh Desa Gedang Pasar Baru Amar Sakti Jumlah II 2 4 LAPORAN AKHIR Jumlah Rumah (Unit) Halaman - 8

119 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.4 No Kecamatan/Desa III Kecamatan Pondok Tinggi Kel. Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu Jumlah Kecamatan Sungai Bungkal Sungai Ning Pelayang Raya Kel. Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung Jumlah Kecamatan Kumun Debai Air Teluh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Ulu Air Sandaran Galeh Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun Jumlah IV V LAPORAN AKHIR Jumlah Rumah (Unit) Halaman - 9

120 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.4 No Kecamatan/Desa VI Jumlah Rumah (Unit) Kecamatan Hamparan Rawang Koto Dian Koto Beringin Cempaka Maliki Air Kampung Dalam Kampung Diilir Larik Kemahan Dusun Diilir Koto Teluk Simpang Tiga Paling Serumpun Tanjung Tanjung Muda Jumlah VII Kecamatan Pesisir Bukit Koto Keras 2 Koto Renah Koto Bento 4 Koto Lolo Koto Tengah 6 Koto Dua 7 Sungai Liuk 8 Seberang 9 Sumur Gedang Jumlah VIII Kecamatan Koto Baru Kampung Tengah 2 Dujung Sakti Permai Indah 4 Koto Limau Manis Koto Baru 6 Srimenanti Jumlah TOTAL Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20 LAPORAN AKHIR Halaman - 40

121 Strategi Pembangunan Permukiman..2 KONDISI INFRASTRUKTUR PERKOTAAN..2. Air Bersih Manusia membutuhkan air tidak saja memenuhi kebutuhan tubuhnya, melainkan juga untuk memenuhi proses produksi pangan dan lain-lain. Syarat air bersih adalah jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Syarat tersebut adalah merupakan syarat fisik, sedangkan secara kimia adalah tidak mengandung zat yang berbahaya untuk kesehatan seperti zat racun, dan tidak mengandung mineral. Penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kota Sungai Penuh pada saat ini terbagi ke dalam 2 (dua) sistem, yaitu sistem jaringan perpipaan yang dikelola oleh PDAM dan sistem non perpipaan yang dikelola secara mandiri oleh penduduk. Untuk pelayanan dengan sistem perpipaan meliputi seluruh kecamatan-kecamatan di Kota Sungai Penuh, kecuali hanya beberapa desa saja yang belum. Pemanfaatan air tanah (non perpipaan) masih menjadi pilihan bagi masyarakat yang belum terjaring air bersih. Sistem jaringan perpipaan di Kota Sungai Penuh ini pelayanan dan pengelolaannya dilakukan oleh PDAM. Secara umum, distribusi air bersih di Kota Sungai Penuh menggunakan sistem gravitasi dan pemompaan, namun setiap sumber air memiliki cara pendistribusian masing-masing hingga sampai ke daerah pelayanan. Kebutuhan air bersih di Kota Sungai Penuh diperoleh dari pelayanan PDAM Tirta Sakti yang merupakan BUMD milik Pemerintah Kabupaten Kerinci. Kebutuhan air bersih di Kota Sungai Penuh diperoleh dari pelayanan PDAM Tirta Sakti dengan kapasitas 80 ltr/dtk, yang terdiri dari IPA Sungai Jernih dengan kapasitas liter/detik, IPA Pelayang Raya dengan kapasaitas liter/detik dan IPA Rawang kapasitas 20 liter/detik. Jumlah ini tidaklah mencukupi untuk melayani konsumen di lapangan yang selalu meningkat kebutuhannya. Untuk menutupi kekurangan kapasitas tersebut pada tahun 20 direncanakan penambahan IPA baru yaitu IPA Kumun kapasitas 0 ltr/dtk dan IPA Tanah Kampung dengan kapasitas 0 ltr/dtk. Total Kapasitas untuk 6 IPA yang ada tersebut adalah 40 liter/detik. LAPORAN AKHIR Halaman - 4

122 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. KONDISI EKSISTING PELAYANAN AIR BERSIH PDAM KOTA SUNGAI PENUH (IPA RAWANG, SUNGAI JERNIH DAN PELAYANG RAYA) NO URAIAN Tahun Berdiri Jarak dari kota Sei. Penuh Pengolahan Sistim Kapasitas Terpasang Kapasitas dimanfaatkan Jumlah Sambungan Jumlah Desa Terlayani Jumlah Penduduk Penduduk dilalui jalur pipa Jumlah Pddk. Terlayani Cakupan Pelayanan Tingkat Kebocoran KETERANGAN KM IPA Lengkap Gravitasi/Pompa 80 L/det 80 L/det.094 Unit 6 Desa Jiwa Jiwa 2.70 Jiwa 8.2 %.94 % Sumber : Data Produksi dan Hubungan Langganan PDAM Tirta Sakti Desember Tahun 202 Dalam penyediaan air bersih di Kota Sungai Penuh, terdapat berbagai persoalan yang dihadapi, diantaranya: Legalitas PDAM Tirta Sakti Kerinci yang masih merupakan aset Kabupaten Kerinci, sedangkan sebagian besar konsumen berada di wilayah Kota Sungai Penuh. Keterbatasan sumber air baku. Sumber air baku yang digunakan saat ini mayoritas berasal dari Kabupaten Kerinci. Sambungan/koneksi pada pipa transmisi maupun distribusi sudah banyak yang rusak, sehingga mengurangi tekanan air yang mengakibatkan reservoir tidak terisi penuh. Dengan demikian kebutuhan pada jam puncak tidak dapat terpenuhi. Pada jalur pipa transmisi maupun distribusi utama ada koneksi langsung, hal ini juga menyebabkan berkurangnya tekanan air. Tidak semua instalasi produksi dioperasionalkan selama 24 jam/hari, karena keterbatasan biaya operasional, hal ini menyebarkan ketersediaan air tidak kontinyu. Jam operasional setiap IPA berkisar antara 7 24 jam. Konsumen ada juga yang mengalami kemacetan supply karena kurangnya air yang tersedia (terutama pada jam puncak), Belum adanya pembagian zona pelayanan Masih tingginya angka kehilangan air pada setiap IPA yaitu masing-masing sebesar 8% LAPORAN AKHIR Halaman - 42

123 Strategi Pembangunan Permukiman Peta cakupan layanan air bersih untuk Kota Sungai Penuh berdasarkan data dari PDAM Tirta Sakti, dapat ditampilkan pada Gambar.. Untuk mengatasi berbagai permasalahan subsektor air bersih kedepan maka pelayanan yang akan dikembangkan dalam pembangunan air bersih adalah : Peningkatan peranserta masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air bersih. Pengembangan pelayanan air bersih yang berbasis masyarakat. Penyediaan air bersih bagi kawasan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pengembangan teknologi pengolahan air bersih, dan Perbaikan prasarana dan sarana air bersih yang rusak. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola air bersih melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan dan perbaikan pelayanan kesehatan. LAPORAN AKHIR Halaman - 4

124 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 44

125 Strategi Pembangunan Permukiman GAMBAR.4 PETA JARINGAN AIR BERSIH KOTA SUNGAI PENUH LAPORAN AKHIR Halaman - 4

126 Strategi Pembangunan Permukiman..2.2 Air Limbah. Air Limbah Domestik Sistem pengelolaan air limbah di Kota Sungai Penuh masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai. Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kota Sungai Penuh lebih pada pemanfaatan sistem setempat (on-site system) antara lain black water dan grey water yang yang dihasilkan langsung di buang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank kemudian dibuang ke drainase lingkungan. Di Kota Sungai Penuh masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. TABEL.6 KONDISI SANITASI (LIMBAH DOMESTIK) KOTA SUNGAI PENUH No I II 2 4 III IV Kecamatan/ Desa Ke camatan Tanah Kam pung Mekar Jaya Baru Debai Pendung Hiang Koto P adang Sem bilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto P anap Koto Tuo Koto Te ngah Koto Baru Tanah Kampung Koto P udung Koto Dumo J umla h Ke camatan Sungai Penuh Kel. Sungai P enuh Kel. P asar Sungai Penuh De sa Gedang Pasar Baru Amar Sakti J umla h Ke camatan Pondok Tinggi Kel. P ondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto L ebu J umla h Ke camatan Sungai Bungkal Sungai Ning Pelayang Raya Kel. Dusun Baru Koto Tinggi Sumur A nyir Talang Lindung J umla h LAPORAN AKHIR Jumlah KK Li mbah Dom estik T angki Septik Jamban Thd KK % Tangki Septik Thd Jamba n Juml ah Rumah Jam ban Halaman - 46

127 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.6 No V VI VII No 9 VIII Desa Kecamatan Kum un Deba i Air Teluh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Ulu Air Sandaran Gale h Pinggir Air De bai Re nah Kayu Embun Jumla h Kecamatan Hamparan Rawang Koto Dian Koto Beringin Cempaka Maliki Air Kampung Dalam Kampung Diilir Larik Kemahan Dusun Diilir Koto Te luk Simpang Tiga Paling Serumpun Tanjung Tanjung Muda Jumla h Kecamatan Pesisir B ukit Koto Keras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Te ngah Koto Dua Sungai Liuk Seberang Sumur Ge dang Desa Jumla h Kecamatan Koto Baru Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Srimenanti Jumlah TOTAL Jumlah KK Limbah Dom estik T angki Septik % Tangki Septik Thd Jamba n Jumlah Rumah Jam ban Jumlah KK Jumlah 290 Rumah Limbah 286 Domestik 277 Tangki Jamban Septik Jamban 8 Thd KK % 97 Tangki Septik 9 Thd Jamban Jamban Thd KK Sumber : Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20 LAPORAN AKHIR Halaman - 47

128 Strategi Pembangunan Permukiman 2. Limbah Non-Domestik Pengelolaan limbah non-domestik ditangani oleh Kantor Lingkungan Hidup (terbentuk th.200). Limbah non-domestik ditangani diantaranya : - Limbah Hotel Limbah Industri/UKM, Rumah Makan dan Restoran Limbah Medis Sedangkan penanganan untuk limbah Non-Domestik, pada tahap awal akan dilakukan sosialisasi, penertiban dan penyusunan peraturan daerah, karena saat ini belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan limbah cair sehingga landasan hukum pengelolaan limbah cair di Kota Sungai Penuh masih mengacu pada Peraturan Pemerintah maupun peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Berdasarkan kondisi yang ada, persoalan-persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut:. Belum adanya instalasi pengolahan limbah (IPAL), sehingga limbah rumah tangga (nonwc) dan limbah dari industri kecil/home industri dibuang langsung ke saluran drainase. 2. Belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), sehingga dimungkinkan lumpur tinja hasil pengurasan/penyedotan dari tangki septik dibuang langsung ke badan air atau lahan kosong.. nya permintaan pengurasan septic tank, mengindikasikan bahwa septic tank yang ada tidak kedap air, sehingga berpotensi terjadinya pencemaran air tanah dan timbulnya penularan penyakit yang diakibatkan oleh air (water borne deceases)...2. Sektor Persampahan Sistem pengelolaan persampahan Kota Sungai Penuh ditangani oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran yang didukung dengan sarana berupa truk sampah 4 unit, kapasitas 6 m ( unit rusak ringan dan 2 rusak berat) dengan rata rata ritasi pengangkutan 2- ritasi perhari. Selain itu pula didukung dengan adanya kendaraan roda (4 unit), kendaraan pick up (2 unit), Gerobak sampah (4 unit). Sedangkan sarana bak sampah sebanyak 4 buah dan container 2 buah dengan kapasitas 6 m. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran memiliki buah TPS yang tersebar diseluruh kecamatan di Kota Sungai Penuh. Dengan daya tampung masing-masing TPS sebanyak m, maka seluruh TPS yang ada dapat menampung m (.000 liter) sampah diseluruh kota. Berdasarkan data yang diperoleh dari RTRW Kota Sungai Penuh hasil didapatkan satuan timbulan sampah Kota Sungai Penuh berkisar 2 l/o/h. Tingkat pelayanan saat ini 77,62 % dengan Jumlah sampah yang terangkut ke TPA mencapai 26 M perhari. LAPORAN AKHIR Halaman - 48

129 Strategi Pembangunan Permukiman Timbulan sampah Kota Sungai Penuh sebanyak 2 lt/org/hari masih dibawah standar rata-rata timbulan sampah penduduk kota kecil-sedang di Indonesia yang mencapai 2,7,2 lt/org/hari. Dengan jumlah penduduk Kota Sungai Penuh yang mencapai 84.7 jiwa, maka diperkirakan timbulan sampah mencapai lt/org/hari. jumlah TPS sebanyak (volume.000 liter), maka dapat disimpulkan bahwa Kota Sungai Penuh masih kelebihan timbulan sampah yang belum tertampung sebesar.74 lt/org/hari, sehingga masih dibutuhkan tambahan TPS sebanyak 4 buah yang penyebarannya disesuaikan kebutuhan disetiap kecamatan. Dari sampah yang ada, 49,29% volume sampah yang ditimbulkan berasal dari rumah tangga, sedangkan 0,7% sisanya berasal dari pasar, pertokoan/komersiil, perkantoran, jalan, industri, fasilitas umum, saluran dan lainnya. (RTRW Kota Sungai Penuh Tahun 20) Ada dua (2) jenis sampah yang dikelola, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik bersumber dari sampah rumah tangga dan pasar. Sedangkan sampah anorganik berasal dari aktifitas di jalan dan kantor. Dalam pengelolaannya sampah-sampah tersebut masih tergabung baik ketika di TPS maupun sesudah dibuang ke TPA. Daur ulang dilakukan oleh pemulung-pemulung yang jumlahnya masih sedikit. Jadi dimulai dari pewadahan, pengumpulan/penyapuan, pengangkutan dan diakhiri pembuangan di TPA Sanggaran Agung. Persoalan-persoaan yang dihadapi dalam pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut : Masih rendahnya pengurangan volume sampah dari sumbernya. Belum dilakukannya pemilahan sampah dari sumbernya. Keterbatasan lahan Kota Sungai Penuh yang menyebabkan belum teridentifikasinya lahan yang cocok untuk dikembangkan sebagai TPA. TPA yang ada masih dioperasionalkan dengan sistem open dumping. Tidak direkomendasikannya pengoperasionalan TPA dengan Open Dumping Sektor Drainase Pengelolaan drainase di Kota Sungai Penuh di tangani oleh Dinas Pekerjaan Umum. Secara umum, saluran drainase di Kota Sungai Penuh telah menjangkau seluruh wilayah kota. Saluran-saluran drainase bertujuan untuk mengalirkan limpasan air hujan, baik dalam bentuk drainase buatan maupun drainase alami. Namun dalam pengelolaan pemeliharaannya masih belum optimal, hal ini terbukti masih banyaknya terjadi luapan air ke permukaan jalan ketika terjadi hujan. Kedepan perlu dilakukan inventarisasi ke lapangan saluran-saluran tersebut, karena antara jaringan drainase dengan irigasi masih bercampur satu sama lain. LAPORAN AKHIR Halaman - 49

130 Strategi Pembangunan Permukiman Saluran-saluran drainase memiliki pola yang sejajar dengan jaringan jalan. Dengan kondisi topografi yang relatif miring, serta dengan ketinggian kota di atas permukaan laut yang cukup tinggi, maka hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pengaliran air pada sistim drainase sehingga aliran permukaan mengalir langsung ke dataran yang lebih rendah yaitu Batang Air Bungkal. Penanganan limbah non domestik belum ada sistem pengolahan akhir jadi akan langsung dibuang ke sungai Sistem drainase di Kota Kota Sungai Penuh secara umum dibagi dalam tiga sistem : Sistem Drainase terbuka. Sistem drainase terbuka saat ini cukup memadai untuk menampung dan mengendalikan air hujan. Sistem drainase tertutup. Sistem drainase tertutup saat ini juga memadai, namun terkendala dalam hal pembersihan/pengerukan sedimen, disebabkan oleh adanya sebagian pertokoan di atas saluran (khususnya wilayah dalam pasar). Sistem drainase saluran tanah. Sistem ini sudah lama ada dan sangat bermanfaat bagi drainase kota dikala hujan turun sehingga drainase tanah yang ada dapat menampung beban curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi saluran secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: Kondisi Saluran pada lingkungan perumahan dalam kota Sungai Penuh pada umumnya mengalir pada sisi jalan raya maupun jalan utama, dimana pada sisi jalan utama saat ini mempunyai saluran drainase yang cukup baik sehingga baik pada musim hujan maupun musim kemarau saluran drainase di lingkungan perumahan maupun di jalan utama masih dapat mengatasi air masuk ke dalam saluran. Letak kota Sungai Penuh yang konturnya berbukit, sehingga air mengalir memanfaatkan gravitasi ke tempat yang lebih rendah. Drainase kota menggunakan saluran tertutup, bagian atas tutup saluran dijadikan site walk/trotoar, ± 2 m diberi manhole untuk mengetahui kelancaran aliran air. Masih adanya genangan air pada saat musim hujan di beberapa tempat yang disebabkan belum adanya pembuatan drainase. Kurang seragamnya dimensi saluran yang mengakibatkan meluapnya air hujan ke jalan. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh didapatkan data sebagai berikut :. Panjang Saluran drainase total adalah meter yang terdiri dari konstruksi beton (44.00 meter), drainase tanah sepanjang meter. 2. Drainase konstruksi beton di Kota Penuh prosentasenya lebih besar dari drainase beton terbuka yaitu drainase konstruksi tertutup 72,8 %, sedangkan drainase konstruksi beton terbuka sebesar 27,9%. LAPORAN AKHIR Halaman - 0

131 Strategi Pembangunan Permukiman Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan sistem drainase di Kota Sungai Penuh secara umum adalah sebagai berikut: Tidak mengalirnya air dari badan jalan ke saluran sehingga cenderung terjadi genangan air pada saat hujan. Terdapat beberapa saluran drainase yang memiliki dimensi/kapasitas lebih kecil dibandingkan debit atau limpasan yang mengalir sehingga saluran tidak dapat berfungsi secara optimal, begitu pula dengan gorong-gorong, namun hal ini tidak berlangsung lama, ± s/d 2 jam dan normal kembali. Belum terselesaikannya saluran drainase di beberapa tempat, sehingga pada saat hujan akan terjadi genangan pada bagian pinggir jalan. Kurang berfungsinya tali air, sebagai tempat mengalirnya air hujan dari badan jalan ke saluran, hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharaan, yang mengakibatkan tersumbatnya tali air tersebut akibat pengendapan kotoran atau sampah. Banyaknya sampah dan lumpur yang menyebabkan menyumbatan aliran air dan kapasit saluran menjadi kecil sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang masuk terutama saat hujan lebat. Hal ini berkaitan dengan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan saluran. Masih difungsikannya saluran drainase sebagai saluran pembuangan air limbah. Permasalahan-permasalahan tersebut diatas menimbulkan dampak berupa terjadinya genangan terutama pada saat terjadi hujan. Genangan berpotensi terjadi disekitar Jalan Merdeka, Jl. Pancasila, Jl M.Yamin, Jl. Depati Parbo, Jl. Yos Sudarso, Jl. H. Bakri Untuk mengatasi berbagai permasalahan subsektor drainase kedepan pelayananan yang akan dikembangkan dalam pembangunan drainase adalah pelayanan drainase yang berkualitas, terjangkau, efisien, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, serta berwawasan lingkungan yang akan dilaksanakan dengan kebijakan sebagai berikut :. Menciptakan kesadaran seluruh komponen masyarakat terhadap pentingnya peningkatan pelayanan drainase. 2. Peningkatan peranserta seluruh komponen masyarakat dalam upaya mencapai sasaran pembangunan drainase.. Menciptakan peraturan daerah yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta dalam pembangunan drainase. 4. Meningkatkan kinerja pengelola drainase.. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainase melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan. LAPORAN AKHIR Halaman -

132 4. DASAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan merupakan kegiatan untuk menerjemahkan visi/misi pengembangan kota/kabupaten yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman. 4.. RPJP KOTA SUNGAI PENUH MISI 2 Mewujudkan kualitas kehidupan Masyarakat yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat dan berbudaya A. Revitalisasi nilai-nilai kearifan local sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas daerah. MISI Mewujudkan perekonomian berbasis potensi daerah yang tangguh dengan memperhatikan kearifan lokal disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan A. Pembangunan sektor pertanian yang didorong untuk mengarah pada pengembangan agroindustri dan agribisnis dengan tetap mempertahankan fungsi lahan pertanian sebagai salah satu ruang terbuka kota serta peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian. B. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja. C. Perikanan dikembangkan untuk meningkatkan optimalitas pengelolaan perikanan dalam upaya pemanfataan dan pengolahan serta pemasaran hasil perikanan. D. Pembangunan kehutanan serta perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

133 MISI 4 Strategi Pembangunan Permukiman Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang berkualitas sesuai daya dukung dan fungsi ruang A. Pengembangan infrastruktur dan atau wilayah serta kawasan strategis cepat tumbuh diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan wilayah. B. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengurangan kesenjangan wilayah. C. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh D. Pembangunan energi air, surya, dan angin guna terpenuhinya pasokan energy yang handal, efisien, dan berkelanjutan. E. Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan serta pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi antar sektor secara sinergis, serasi dan berkelanjutan 4..2 RPJMD KOTA SUNGAI PENUH MISI 2 Meningkatkan Kualitas Pembangunan Infrastuktur, Sarana Dan Prasarana Daerah yang Berkeadilan. Mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. 2. Pengembangan pengelolaan sumber daya air. Penataan dan pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman 4. Mensinergiskan sistem infrastruktur dengan konsep tata ruang wilayah. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas angkutan jalan 6. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebencanaan 7. Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional. MISI Pengelolaan Potensi Daerah, Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup. Mengendalikan aktivitas masyarakat dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan hidup dan tata ruang 2. Peningkatan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur (lahan marginal. Pengelolaan, rehabilitasi dan pelestarian sumber daya hutan LAPORAN AKHIR Halaman 4-2

134 4. Pengembangan sistem penanggulangan bencana. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana 4.. RENSTRA DINAS PU VISI : Terlaksananya pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh untuk menunjang mobilitas orang, barang dan jasa serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat MISI :. Meningkatkan basis data ( data base) yang memuat gambaran kondisi dan kebutuhan infrastruktur dasar secara komprehensif 2. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air.. Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, pengawasan dan penjadwalan pemeliharaan infrastruktur 4. Meningkatkan kemampuan teknis aparatur dalam pengawasan pembangunan infrastruktur Meningkatkan infrastruktur daerah yang berkesinambungan yang tercermin dengan adanya pembangunan gedung perkantoran pemerintahan Kota Sungai Penuh, jalan, jembatan, saluran irigasi dan fasilitas umum lainnya yang terintegrasi RPIJM AIR LIMBAH Kebijakan pengelolaan air limbah adalah: Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site di perkotaan dan pedesaan. PERSAMPAHAN Terkait dengan rencana pengelolaan persampahan ini, Pemerintah Kota Sungai Penuh telah menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan persampahan, yaitu: ) Pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang efisien dan efektif 2) Penerapan mekanisme pengelolaan persampahan yang baik dan sesuai dengan masingmasing daerah DRAINASE Adapun arah dan kebijakan Penanganan Drainase adalah: Penyelenggaraan/penanganan terpadu dengan sektor terkait terutama pengendalian banjir, air limbah dan sampah). Mengoptimalkan sistem yang ada, disamping pembangunan baru. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat. LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

135 Mendorong pemerintah Kota Sungai Penuh dalam pembangunan Sarana dan Prasarana drainase untuk melancarkan perekonomian regional dan nasional serta meningkatkan tenaga kerja 4.. STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) Visi Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang Bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan di tahun 207 Misi Air Limbah Domestik. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor air limbah domestik;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan air limbah domestik; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor air limbah domestik;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor air limbah domestik. Misi Persampahan. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor persampahan; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor persampahan;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan persampahan; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor persampahan;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor persampahan. Misi Drainase. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor drainase; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor drainase;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan drainase; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor drainase;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor drainase. LAPORAN AKHIR Halaman 4-4

136 Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat Strategi Pembangunan Permukiman. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat; 2. Meningkatan kemampuan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan PHBS;. Meningkatkan peran dunia usaha dan pendidikan dalam pelaksanaan PHBS; 4. Meningkatkan fungsi kelembagaan di masyarakat dalam mewujudkan PHBS RTRW KOTA SUNGAI PENUH Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan A. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional. Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala local dan regional. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional. B. Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. Pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup. Perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan efisien. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. C. Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi : Pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi. Pengembangan kawasan strategis perspektif sosial budaya. Pengembangan kawasan strategis perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

137 NO I KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA RPJP Kota Sungai Penuh MISI 2 Mewujudkan kualitas kehidupan Masyarakat yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehat dan berbudaya A. Revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas daerah. TABEL 4. MATRIKS PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR POINT TUJUAN :. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 2. PEMERATAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR. KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM/ PENGELOLAAN SDA BERKELANJUTAN PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN MISI Mewujudkan perekonomian berbasis potensi daerah yang tangguh dengan memperhatikan kearifan lokal disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan TUJUAN : TERWUJUDNYA PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG LAYAK, SEHAT DAN BERKELANJUTAN DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KOTA. Mempertahankan Ruang Terbuka Kota (RTH) A. Pembangunan sektor pertanian yang LAPORAN AKHIR Halaman 4-6

138 didorong untuk mengarah pada pengembangan agroindustri dan agribisnis dengan tetap mempertahankan fungsi lahan pertanian sebagai salah satu ruang terbuka kota serta peningkatan efisiensi, modernisasi dan nilai tambah pertanian. B. Kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan memberikan perluasan kesempatan kerja. C. Perikanan dikembangkan untuk meningkatkan optimalitas pengelolaan perikanan dalam upaya pemanfataan dan pengolahan serta pemasaran hasil perikanan. D. Pembangunan kehutanan serta perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. 2. Konservasi Sumberdaya Alam MISI 4 Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang berkualitas sesuai daya dukung dan fungsi ruang A. Pengembangan infrastruktur dan atau wilayah serta kawasan strategis cepat LAPORAN AKHIR Halaman 4-7

139 tumbuh diarahkan pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi kesenjangan wilayah. B. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengurangan kesenjangan wilayah. C. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh D. Pembangunan energi air, surya, dan angin guna terpenuhinya pasokan energy yang handal, efisien, dan berkelanjutan. E. Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan serta pengembangan wilayah yang terencana dan terintegrasi antar sektor secara sinergis, serasi dan berkelanjutan. Pembangunan Infrastruktur guna mengurangi kesenjangan wilayah 4. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh LAPORAN AKHIR Halaman 4-8

140 Lanjutan Tebl 4. Strategi Pembangunan Permukiman NO II KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA RPJMD Kota Sungai Penuh PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN MISI 2 Meningkatkan Kualitas Pembangunan Infrastuktur, Sarana Dan Prasarana Daerah yang Berkeadilan. Mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. 2. Pengembangan pengelolaan sumber daya air. Mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya.. Penataan dan pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman 4. Mensinergiskan sistem infrastruktur dengan konsep tata ruang wilayah. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas angkutan jalan 6. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebencanaan 7. Meningkatkan akses antara pusatpusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke 6. Meningkatkan akses antara pusat-pusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke LAPORAN AKHIR Halaman 4-9

141 wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional. wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional. MISI Pengelolaan Potensi Daerah, Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup. Mengendalikan aktivitas masyarakat dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan hidup dan tata ruang 2. Peningkatan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur (lahan marginal. Pengelolaan, rehabilitasi dan pelestarian sumber daya hutan 4. Pengembangan sistem penanggulangan bencana. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana 7. Peningkatan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur (lahan marginal) 8. Pengelolaan, rehabilitasi dan pelestarian sumber daya hutan 9. Pengembangan sistem penanggulangan bencana LAPORAN AKHIR Halaman 4-0

142 Lanjutan Tebl 4. Strategi Pembangunan Permukiman NO III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA RENSTRA Dinas PU PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN VISI : Terlaksananya pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh untuk menunjang mobilitas orang, barang dan jasa serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat MISI :. Meningkatkan basis data ( data base) yang memuat gambaran kondisi dan kebutuhan infrastruktur dasar secara komprehensif 2. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air. 0. Pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air.. Melaksanakan pembangunan, rehabilitasi, pengawasan dan penjadwalan pemeliharaan infrastruktur 4. Meningkatkan kemampuan teknis LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

143 IV aparatur dalam pengawasan pembangunan infrastruktur. Meningkatkan infrastruktur daerah yang berkesinambungan yang tercermin dengan adanya pembangunan gedung perkantoran pemerintahan Kota Sungai Penuh, jalan, jembatan, saluran irigasi dan fasilitas umum lainnya yang terintegrasi. RPIJM AIR LIMBAH Kebijakan pengelolaan air limbah adalah: Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site di perkotaan dan pedesaan. PERSAMPAHAN Terkait dengan rencana pengelolaan persampahan ini, Pemerintah Kota Sungai Penuh telah menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan persampahan, yaitu: ) Pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang efisien dan efektif 2) Penerapan mekanisme pengelolaan persampahan yang baik dan sesuai dengan masing-masing daerah 2. Peningkatan Pelayanan Air Limbah diseluruh wilayah kota. Peningkatan Pelayanan persampahan diseluruh wilayah kota LAPORAN AKHIR Halaman 4-2

144 DRAINASE Adapun arah dan kebijakan Penanganan Drainase adalah: Penyelenggaraan/penanganan terpadu dengan sektor terkait terutama pengendalian banjir, air limbah dan sampah). Mengoptimalkan sistem yang ada, disamping pembangunan baru. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat. Mendorong pemerintah Kota Sungai Penuh dalam pembangunan Sarana dan Prasarana drainase untuk melancarkan perekonomian regional dan nasional serta meningkatkan tenaga kerja 4. Peningkatan Pelayanan system drainase diseluruh wilayah kota LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

145 Lanjutan Tebl 4. Strategi Pembangunan Permukiman NO V KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA Strategi Sanitasi Kota (SSK) PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Visi Terwujudnya Kota Sungai Penuh yang Bersih dan Sehat melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkualitas, Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan di tahun 207. Pembangunan infrastruktur perkotaan yang nerkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Misi Air Limbah Domestik. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik; 6. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor air limbah domestik;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan air limbah domestik; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor air limbah domestik;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha LAPORAN AKHIR Halaman 4-4

146 dalam pembangunan dan pengelolaan sektor air limbah domestik. Misi Persampahan :. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor persampahan; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor persampahan;. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan persampahan; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor persampahan;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor persampahan. Misi Drainase :. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor drainase; 2. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor drainase; 7. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor persampahan; 8. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor drainase; LAPORAN AKHIR Halaman 4 -

147 . Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan drainase; 4. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk sektor drainase;. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan sektor drainase. Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat :. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat; 2. Meningkatan kemampuan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan PHBS;. Meningkatkan peran dunia usaha dan pendidikan dalam pelaksanaan PHBS; 4. Meningkatkan fungsi kelembagaan di masyarakat dalam mewujudkan PHBS. 9. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor sanitasi kota; LAPORAN AKHIR Halaman 4-6

148 Lanjutan Tebl 4. Strategi Pembangunan Permukiman NO VI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA RTRW Kota Sungai Penuh PERUMUSAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Mewujudkan Kota Sungai Penuh sebagai pusat pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa serta pariwisata berskala regional yang aman nyaman, produktif, dan berkelanjutan A. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi : Pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional. 20 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum (infrastruktur perkotaan). Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala local dan regional. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum skala lokal dan regional. 2. Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. B. Kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka LAPORAN AKHIR Halaman 4-7

149 hijau. Pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup. Perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan efisien. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. C. Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi : Pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi. Pengembangan kawasan strategis perspektif sosial budaya. Pengembangan kawasan strategis perspektif fungsi dan daya dukung lingkungan hidup LAPORAN AKHIR Halaman 4-8

150 NO URUT DI PERUMUSAN KEBIJAKAN (TABEL DIATAS) TABEL 4.2 MATRIKS PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA SUNGAI PENUH PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 4. Terpenuhinya kebutuhan perumahan beserta sarana dan prasarana dasarnya dengan didukung oleh pembiayaan perumahan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat dan terbebas dari permukiman kumuh. Mengharmonisasikan keterpaduan sistem jaringan jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya. 9. Pengembangan sistem penanggulangan bencana. Mengoptimalkan aspek perencanaan yang mencakup bangunan gedung, prasarana permukiman, jalan dan jembatan, sanitasi lingkungan dan sumberdaya air. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Mewujudkan permukiman yang layak, sehat dan berkelanjutan LAPORAN AKHIR Halaman 4-9

151 NO URUT DI PERUMUSAN KEBIJAKAN (TABEL DIATAS) PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN. Mempertahankan Ruang Terbuka Kota (RTH) 2. Konservasi Sumberdaya Alam 2. Peningkatan produktivitas lahan kritis dan lahan tidur (lahan marginal. Pengelolaan, rehabilitasi dan pelestarian sumber daya hutan. Pembangunan infrastruktur perkotaan yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan 2. Pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Mewujudkan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat LAPORAN AKHIR Halaman 4-20

152 NO URUT DI PERUMUSAN KEBIJAKAN (TABEL DIATAS) PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN. Peningkatan Pelayanan Air Limbah diseluruh wilayah kota 2. Peningkatan Pelayanan persampahan diseluruh wilayah kota. Peningkatan Pelayanan system drainase diseluruh wilayah kota 6. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor air limbah domestik; 7. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor persampahan; 8. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor drainase; 9. Peningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di sektor sanitasi kota; KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Mewujudkan pemerataan penyediaan dan peningkatan cakupan pelayanan infrastruktur pemukiman perkotaan LAPORAN AKHIR Halaman 4-2

153 NO URUT DI PERUMUSAN KEBIJAKAN (TABEL DIATAS) PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 20. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana dan prasarana umum (infrastruktur perkotaan).. Pembangunan Infrastruktur guna mengurangi kesenjangan wilayah 6. Meningkatkan akses antara pusatpusat permukiman dengan pusat pertumbuhan, meningkatkan akses ke wilayah-wilayah potensial/sentra produksi dan meningkatkan akses secara regional. 0. Pembangunan infrastruktut dasar yang merata disemua wilayah Kota Sungai Penuh KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN LAPORAN AKHIR Halaman 4-22

154 NO URUT DI PERUMUSAN KEBIJAKAN (TABEL DIATAS) PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN 22. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, terutama dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana 2. Meningkatkan kemampuan teknis aparatur dalam pengawasan pembangunan infrastruktur 24. Meningkatkan fungsi kelembagaan dan kebijakan daerah di sektor air limbah domestik; 2. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi dalam pengelolaan air limbah domestik; 26. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha dan masyarakat. 27. Meningkatkan kemampuan pembiayaan untuk infrastruktur perkotaan ( sektor air limbah domestik, persampahan, drainase, air bersih); 28. Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur perkotaan. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN Menumbuhkembangkan kerjasama dan peningkatan kelembagaan dalam mewujudkan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang layak dan sehat Menggali dan mengembangkan sumbersumber pembiayaan dalam penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan LAPORAN AKHIR Halaman 4-2

155 4.2 PENETAPAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Berdasarkan proses perumusan yang mempertimbangkan beberapa kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Sungai Penuh, maka dapat ditetapkan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kota Sungai Penuh sebagai berikut : TUJUAN : TERWUJUDNYA PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG LAYAK, SEHAT DAN BERKELANJUTAN DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KOTA KEBIJAKAN :. Mewujudkan permukiman yang layak, sehat dan berkelanjutan 2. Mewujudkan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. Mewujudkan pemerataan penyediaan dan peningkatan cakupan pelayanan infrastruktur pemukiman perkotaan 4. Menumbuhkembangkan kerjasama dan peningkatan kelembagaan dalam mewujudkan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang layak dan sehat. Menggali dan mengembangkan sumber-sumber pembiayaan dalam penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan Mewujudkan permukiman yang layak, sehat dan berkelanjutan Mewujudkan pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Mewujudkan pemerataan penyediaan dan peningkatan cakupan pelayanan infrastruktur pemukiman perkotaan Menumbuhkembangkan kerjasama dan peningkatan kelembagaan dalam mewujudkan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang layak dan sehat Menggali dan mengembangkan sumber-sumber pembiayaan dalam penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan LAPORAN AKHIR Halaman 4-24

156 LAPORAN AKHIR Halaman 4-2

157 Strategi Pembangunan Permukiman Pada Bab ini akan dibahas penetapan kawasan permukiman prioritas dengan pendekatan akademis yaitu dengan penyepakatan kriteria, indikator dan parameter yang jelas, dengan ditunjang data-data teknis mengenai kondisi setiap kawasan permukiman yang akan dipilih. Penetapan kawasan permukiman prioritas juga memakai pendekatan partisipatif yang melibatkan pemangku kapentingan kota yaitu dengan dilaksanakannya kegiatan FGD. Unsur yang penting dalam kegiatan penetapan kawasan prioritas adalah penetapan kriteria dan indikator. Dalam pemahaman kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan dalam pemilihan kawasan, dimana ukuran tersebut disasarkan pada tinjauan akademis dan menjadi kesepakatan semua pihak, sedangkan kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan dalam pemilihan kawasan, dimana ukuran tersebut disasarkan pada tinjauan akademis dan menjadi kesepakatan semua pihak.. KONDISI PERUMAHAN DI KOTA SUNGAI PENUH Berdasarkan data yang telah didapat pada tahun 202 jumlah rumah di Kota Sungai Penuh tahun 202 sebanyak unit yang berarti bahwa unit rumah rata-rata dihuni lebih dari (satu) KK. Dengan demikian terdapat kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan Rumah di Kota Sungai Penuh. Kebutuhan Backlog Perumahan di Kota Sungai Penuh Tahun 202 adalah sebesar.82 unit. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini : LAPORAN AKHIR Halaman -

158 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. JUMLAH KK, JUMLAH RUMAH DAN BACKLOG RUMAH TAHUN 20 No I II 2 4 III IV Kecamatan/Desa Kecamatan Tanah Kampung Mekar Jaya Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo Jumlah Kecamatan Sungai Penuh Kel. Sungai Penuh Kel. Pasar Sungai Penuh Desa Gedang Pasar Baru Amar Sakti Jumlah Kecamatan Pondok Tinggi Kel. Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu Jumlah Kecamatan Sungai Bungkal Sungai Ning Pelayang Raya Kel. Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung Jumlah LAPORAN AKHIR Jumlah KK Jumlah Rumah Backlog Halaman - 2

159 Strategi Pembangunan Permukiman No V VI VII VIII Desa Kecam atan Kumun Debai Air Te luh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Ulu Air Sandaran Galeh Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun Jumlah Kecam atan Ha mparan Ra wang Koto Dian Koto Beringin Cempaka Maliki Air Kampung Dalam Kampung Diilir Larik Kemahan Dusun Diilir Koto Teluk Simpang Tiga Paling Serumpun Tanjung Tanjung Muda Jumlah Kecam atan Pesisir Bukit Koto Ke ras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Tengah Koto Dua Sungai Liuk Seberang Sumur Gedang Jumlah Kecam atan Koto Baru Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Srimenanti Jumlah TO TAL Jumlah KK Jumlah Rum ah Backlog Sumber : - Data Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20 - Data diolah (Hasil Analisis) LAPORAN AKHIR Halaman -

160 Strategi Pembangunan Permukiman.2 KEBUTUHAN PERUMAHAN DI KOTA SUNGAI PENUH.2. KEBUTUHAN PERUMAHAN BERDASARKAN PROYEKSI PENDUDUK Proyeksi jumlah penduduk per kelurahan/desa di Kota Sungai Penuh sampai akhir tahun perencanaan (20) adalah sebanyak.96 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak adalah terdapat di Desa Gedang Kecamatan Sungai Penuh sebanyak.649 jiwa dan terendah terdapat di Desa Tanjung Karang Kecamatan Tanah Kampung yaitu sebanyak 426 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL.2 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA SUNGAI PENUH SAMPAI DENGAN TAHUN 20 JLH PENDUDUK NO KECAMATAN/DESA TAHUN 20 TAHUN PROYEKSI (JIWA) I KECAMATAN TANAH KAMPUNG Desa Mekar Jaya Dusun Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Desa Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo JUMLAH II KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh Kelurahan Pasar Sungai Penuh Gedang Pasar Baru Amar Sakti JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 4

161 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.2 JLH PENDUDUK NO KECAMATAN/DESA TAHUN 20 TAHUN PROYEKSI (JIWA) III KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu JUMLAH IV KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL Sungai Ning 2 Pelayang Raya Kelurahan Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung JUMLAH V KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Sandaran Galeh Ulu Air Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman -

162 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.2 JLH PENDUDUK NO KECAMATAN/DESA TAHUN 20 TAHUN PROYEKSI (JIWA) VI KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Paling Serumpun Simpang Tiga Koto Beringin Koto Teluk Dusun Dilir Kampung Dilir Kampung Dalam Larik Kemahan Maliki Air Koto Dian Tanjung Mudo Cempaka Tanjung 2 JUMLAH VII KECAMATAN PESISIR BUKIT - Koto Keras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Tengah Koto Dua Sungai liuk Seberang Sumur Gedang JUMLAH VIII - KECAMATAN KOTO BARU - - Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Sri Menanti JUMLAH JUMLAH TOTAL Sumber : Hasil Analisis LAPORAN AKHIR Halaman - 6

163 Strategi Pembangunan Permukiman Kebutuhan rumah di tiap Kelurahan/Desa di Kota Sungai Penuh sampai akhir tahun perencanaan (20) adalah sebanyak unit rumah dengan jumlah luas lahan yang dibutuhkan sebesar 64,68 Ha. Kebutuhan rumah tipe kecil sebanyak 6.79 unit, tipe sedang sebesar 8.70 unit dan tipe besar sebanyak unit. Luas kavling yang dibutuhkan sampai akhir tahun perencanaan untuk rumah tipe kecil adalah sebesar 2,09 Ha dengan luas kavling sebesar 0 m2,, untuk tipe sedang luas kavling yang dibutuhkan sebanyak 2,09 Ha dengan luas kavlingnya sebesar 00 m2 dan untuk tipe besar dengan luas kavling 00 m2 pada akhir tahun perencanaan dibutuhkan sebanyak 9,49 Ha. LAPORAN AKHIR Halaman - 7

164 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. PROYEKSI KEBUTUHAN RUMAH DAN LUAS KAVLING KOTA SUNGAI PENUH SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PERENCANAAN 20 Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 20 NO I II KECAMATAN/DESA Luas Wilayah (Ha) Type Kecil Type Sedang Type Besar Jumlah (Unit) Luas Kavling Rumah 0 m2 00 m2 00 m2 Luas (Ha) KECAMATAN TANAH KAMPUNG Desa Mekar Jaya 6, ,60 2 Dusun Baru Debai 06, ,08 Pendung Hiang 86, ,9 4 Koto Padang 6, ,80 Desa Sembilan 6, ,66 6 Tanjung Karang 64, ,4 7 Tanjung Bunga 2, ,90 8 Koto Panap 0, ,77 9 Koto Tuo 6, ,77 0 Koto Tengah 0, ,29 Koto Baru Tanah Kampung 7, ,2 2 Koto Pudung 28, ,08 Koto Dumo 6, , ,62 - JUMLAH KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh 4, ,7 2 Kelurahan Pasar Sungai Penuh 26, ,4 Gedang 249, ,48 4 Pasar Baru 6, ,77 Amar Sakti 7, , ,2 JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 8

165 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 20 NO III KECAMATAN/DESA Type Type Type Jumlah (Ha) Kecil Sedang Besar (Unit) KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi 2 Luas Kavling Rumah 0 m2 00 m2 00 m2 Luas (Ha) , ,4 Pondok Agung, ,4 Aur Duri ,2 4 Permanti, ,6 Sungai Jernih 606, ,70 6 Lawang Agung 7, ,06 7 Karya Bakti 786, ,99 8 Koto Lebu 06, , ,9 - - JUMLAH IV Luas Wilayah KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL Sungai Ning ,6 2 Pelayang Raya 08, ,46 Kelurahan Dusun Baru 2, ,47 4 Koto Tinggi 4, ,96 Sumur Anyir 27, ,6 6 Talang Lindung , ,94 JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 9

166 Strategi Pembangunan Permukiman Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 20 NO V VI KECAMATAN/DESA KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk Luas Wilayah (Ha) 2.0 Type Kecil 209 Type Sedang 04 Type Besar Jumlah (Unit) 48 Luas Kavling Rumah 0 m2 00 m2 00 m Luas (Ha) 8,00 2 Kumun Mudik ,6 Muara Jaya ,4 4 Kumun Hilir ,80 Sandaran Galeh ,7 6 Ulu Air ,08 7 Pinggir Air , 8 Debai , 9 Renah Kayu Embun , ,42 7,28 JUMLAH KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Tanjung 2 Paling Serumpun ,0 Simpang Tiga ,86 4 Koto Beringin ,44 Koto Teluk ,47 6 Dusun Dilir , 7 Kampung Dilir ,7 8 Kampung Dalam ,0 9 Larik Kemahan ,60 0 Maliki Air ,2 Koto Dian ,07 2 Tanjung Mudo ,9 Cempaka , ,46 JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 0

167 Strategi Pembangunan Permukiman Proyeksi Kebutuhan Rumah Tahun 20 NO VII KECAMATAN/DESA Type Type Type Jumlah (Ha) Kecil Sedang Besar (Unit) KECAMATAN PESISIR BUKIT 0 m2 00 m2 00 m2 Luas (Ha) Koto Keras ,72 2 Koto Renah ,8 Koto Bento ,67 4 Koto Lolo ,8 Koto Tengah , 6 Koto Dua ,2 7 Sungai liuk ,8 8 Seberang 9 Sumur Gedang JUMLAH VIII Luas Wilayah Luas Kavling Rumah , , , KECAMATAN KOTO BARU Kampung Tengah ,4 2 Dujung Sakti ,96 Permai Indah ,0 4 Koto Limau Manis ,8 Koto Baru ,42 6 Sri Menanti , , ,68 JUMLAH JUMLAH TOTAL Sumber : Hasil Analisis LAPORAN AKHIR Halaman -

168 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.4 PROYEKSI KEBUTUHAN RUMAH TOTAL KOTA SUNGAI PENUH SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PERENCANAAN 20 NO I KECAMATAN/DESA KECAMATAN TANAH KAMPUNG Desa Mekar Jaya III IV 208 TAHUN PROYEKSI KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh 2 Kelurahan Pasar Sungai Penuh Gedang 4 Pasar Baru Amar Sakti JUMLAH KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi 2 Pondok Agung Aur Duri 4 Permanti Sungai Jernih 6 Lawang Agung 7 Karya Bakti 8 Koto Lebu JUMLAH KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL Sungai Ning 2 Pelayang Raya Kelurahan Dusun Baru 4 Koto Tinggi Sumur Anyir 6 Talang Lindung JUMLAH II BACKLOG RUMAH TAHUN 20 Dusun Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Desa Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 2

169 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.4 KEBUTUHAN NO KECAMATAN/DESA RUMAH TAHUN PROYEKSI TAHUN 20 V VI VII KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk 2 Kumun Mudik Muara Jaya 4 Kumun Hilir Sandaran Galeh 6 Ulu Air 7 Pinggir Air 8 Debai 9 Renah Kayu Embun JUMLAH KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Tanjung 2 Paling Serumpun Simpang Tiga 4 Koto Beringin Koto Teluk 6 Dusun Dilir 7 Kampung Dilir 8 Kampung Dalam 9 Larik Kemahan 0 Maliki Air Koto Dian 2 Tanjung Mudo Cempaka JUMLAH KECAMATAN PESISIR BUKIT Koto Keras 2 Koto Renah Koto Bento 4 Koto Lolo Koto Tengah 6 Koto Dua 7 Sungai liuk 8 Seberang 9 Sumur Gedang JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman -

170 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.4 KEBUTUHAN NO KECAMATAN/DESA RUMAH TAHUN PROYEKSI TAHUN 20 VIII KECAMATAN KOTO BARU Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Sri Menanti JUMLAH JUMLAH TOTAL Sumber : Hasil Analisis.2.2 KEBUTUHAN PERUMAHAN BERDASARKAN DAYA TAMPUNG RUANG Daya tampung lahan merupakan kemampuan lahan untuk dapat menampung kawasan terbangun termasuk kemampuan kota dalam menampung jumlah penduduk. Pertumbuhan jumlah penduduk dimasa depan merupakan suatu hal yang harus diantispasi dan harus disesuaikan dengan kemampuan Kota Sungai Penuh. Kemampuan daya tampung kota dalam menampung perkembangan jumlah penduduk beserta aktifitasnya dihitung dengan mempertimbangkan kondisi eksisting persebaran kawasan perumahan dan juga peran setiap bagian kawasan di dalam struktur ruang kota. Kota Sungai Penuh yang didominasi oleh lahan lindung akan menyebabkan terbatasnya pengembangan lahan untuk kegiatan perkotaan seperti perumahan. Berdasarkan hasil analisis terhadap daya tampung lahan, diperkirakan Kota Sungai Penuh secara optimal akan dapat menampung pertambahan penduduk sebanyak lebih kurang jiwa, seperti dijelaskan pada tabel berikut. TABEL. DAYA TAMPUNG LAHAN KOTA SUNGAI PENUH Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh Tahun LAPORAN AKHIR Halaman - 4

171 Strategi Pembangunan Permukiman Apabila mengacu kepada kebijakan pengembangan perumahan yang tertian dalam RTRW Kota Sungai Penuh Tahun 20, berdasarkan tabel daya tampung lahan Kota Sungai Penuh maka lahan yang memiliki potensi untuk alokasi perumahan adalah seluas.424 Ha. Sedangkan berdasarkan proyeksi kebutuhan lahan untuk perumahan sampai dengan akhir tahun perencanaan (20) adalah 64,68 Ha. Dengan demikian masih terdapat lahan tersedia yang cukup luas untuk pengembangan perumahan kota..2. KAWASAN PERUNTUKAN PERUMAHAN. Perumahan Kepadatan Tinggi Perumahan kepadatan tinggi merupakan kawasan perumahan dengan intensitas pemanfaatan ruang tinggi dan didukung dengan kepadatan penduduknya yang juga tinggi, hal ini dipengaruhi oleh nilai lahan dan daya dukung kawasan. Pada kawasan yang cepat tumbuh dan nilai lahan yang tinggi kawasan perumahan diarahkan untuk menjadi permukiman dengan kepadatan tinggi. Berdasarkan RTRW Kota Sungai Penuh Tahun 20 sebaran lokasi perumahan kepadatan tinggi terdapat di Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Pesisir Bukit. 2. Perumahan Kepadatan Sedang Perumahan kepadatan Sedang merupakan kawasan perumahan dengan intensitas pemanfaatan ruang Sedang dan didukung dengan kepadatan penduduknya yang juga tidak memungkinkan untuk kepadatan bangunan tinggi, hal ini dipengaruhi oleh nilai lahan dan daya dukung kawasan. Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan pada lapis kedua dari perumahan kepadatan tinggi, hal ini dilakukan untuk menghambat perkembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga. Berdasarkan RTRW Kota Sungai Penuh Tahun 20 sebaran lokasi perumahan kepadatan sedang terdapat di Kecamatan Sungai Penuh, Pesisir Bukit, Hamparan Rawang dan Kumun Debai.. Perumahan Kepadatan Perumahan kepadatan merupakan kawasan perumahan dengan intensitas pemanfaatan ruang rendah dan didukung dengan kepadatan penduduknya yang juga tidak memungkinkan untuk kepadatan bangunan sedang hingga tinggi, hal ii dipengaruhi oleh daya dukung lahan sehingga pengembangan perumahan pada kawasan ini harus dengan konstruksi yang tahan terhadap gempa. Perumahan kepadatan rendah ini tersebar di Kecamatan Hamparan Rawang, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Kumun Debai dan Kecamatan Sungai Penuh untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. LAPORAN AKHIR Halaman -

172 Strategi Pembangunan Permukiman. ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR DI KOTA SUNGAI PENUH.. KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA SUNGAI PENUH Kebutuhan air bersih di Kota Sungai Penuh diperoleh dari pelayanan PDAM Tirta Sakti dengan kapasitas 80 ltr/dtk, yang terdiri dari IPA Sungai Jernih dengan kapasitas liter/detik, IPA Pelayang Raya dengan kapasaitas liter/detik dan IPA Rawang kapasitas 20 liter/detik. Jumlah ini tidaklah mencukupi untuk melayani konsumen di lapangan yang selalu meningkat kebutuhannya. Untuk menutupi kekurangan kapasitas tersebut pada tahun 20 direncanakan penambahan IPA baru yaitu IPA Kumun kapasitas 0 ltr/dtk dan IPA Tanah Kampung dengan kapasitas 0 ltr/dtk. Total Kapasitas untuk 6 IPA yang ada tersebut adalah 40 liter/detik Berdasarkan hasil analisis proyeksi yang dilakukan kebutuhan air bersih Kota Sungai Penuh sampai dengan akhir tahun perencanaan adalah sebesar 27 liter/detik atau liter/hari. TABEL.6 PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA SUNGAI PENUH SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PERENCANAAN 20 No Infrastruktur Perkotaan Jumlah Penduduk Satuan Jiwa Kondisi Eksisting Proyeksi Kebutuhan , Air Minum : - Tingkat pelayanan % - Kebutuhan Air domestik Lpd Kebutuhan Air Non Domestik Lpd Kehilangan Air % Kehilangan Air Lpd Total Kebutuhan Air (QR) Lpd Jumlah Sambungan Rumah SL ,,,,, Faktor Qmaks - Debit Produksi Lpd Sumber : Hasil Analisis LAPORAN AKHIR Halaman - 6

173 Strategi Pembangunan Permukiman..2 ANALISIS AIR LIMBAH Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat yang berakibat pada meningkatnya volume pencemaran pada khususnya berasal dari pembuangan domestik, baik dari limbah WC (black water), air limbah cucian maupun dari kamar mandi (grey water). Dengan terbatasnya pendanaan untuk menyediakan prasarana layanan tersebut, maka diperlukan adanya rencana penanganan yang dapat dibagi dalam program jangka pendek dan program jangka menengah serta program jangka panjang sehingga penanganan air limbah dapat dilakukan secara terpadu dan menyeluruh. TABEL.7 PERKIRAAN KEBUTUHAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA SUNGAI PENUH SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PERENCANAAN 20 No Infrastruktur Perkotaan Satuan Kondisi Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air Limbah - On-site : jamban keluarga % - On site MCK Umum % - Jamban Keluarga Jiwa - MCK Umum Jiwa Tingkat Pelayanan % - Penduduk terlayani Jiwa Jamban Keluarga Unit MCK Umum Unit Vacuum Truck Unit IPLT Unit Sumber : Hasil Analisis Adapun Arahan Pengembangan Air Limbah tersebut adalah sebagai berikut : Area Zona I Kota Sungai Penuh Dengan resiko rendah, yang merupakan area dengan permasalahan air limbah yang diarahkan untuk diatasi/ditangani dalam program jangka pendek dengan pilihan system pengelolaan air limbah STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan menyediakan MCK++ bagi keluarga yang tidak mempunyai jamban pribadi dengan skala rumah tangga. Berikut disebutkan desa desa yang yang masuk kedalam Zona I Kota Sungai Penuh mencakup antara lain sebagai berikut : Sungai Jernih, Koto Lebu, Karya Bakti, Pondok Tinggi, Gedang, Sumur Anyir, Aur Duri, Pelayang Raya, Talang Lindung, Sungai Ning, Dusun Baru, Renah Kayu Embun, Air Teluh, Muara Jaya, Kumun Hilir, Ulur Air, Sandaran Galeh, Pinggir Air, Debai, Koto Renah, Koto Keras, Koto Tengah, Koto Lolo, Koto Duo, Sumur Gedang, Kampung Tengah, Dusun Baru Debai, Pendung Hiang, dan desa yang tidak masuk kedalam zona 2 dan Zona LAPORAN AKHIR Halaman - 7

174 Strategi Pembangunan Permukiman Area Zona ke-ii Kota Sungai Penuh Dengan resiko sedang, yang merupakan area dengan permasalahan air limbah yang dapat diatasi/ditangani dalam program jangka pendek dan program menengah dengan pilihan system pengelolaan air limbah setempat (on site individual ) dan pendekatan komunal (tidak berbasis rumah tangga), terutama untuk wilayah yang cukup padat. Zona ini tersebar di seluruh cakupan kecamatan di Kota Sungai Penuh Berikut desa desa yang masuk ke dalam Area Zona ke II adalah sebagai berikut : Lawang agung,kel. Sungai Penuh, Amar Sakti, Koto Tinggi, Kumun Mudik, Baru Sri Menanti, Koto Limau Manis, Koto Baru, Permai Indah, Koto Bento, Sungai Liuk, Dujung Sakti, Koto Padang, Mekar Jaya dan Kampung Dalam Area Zona ke Kota Sungai Penuh Dengan resiko tinggi, merupakan area dengan permasalahan air limbah yang arahkan untuk diatasi/ditangani dengan pilihan system pengelolaan air limbah terpusat (off site medium) dalam program jangka panjang dan dengan sistem pengelolaan secara komunal dalam program jangka menengah. Zona ini mencakup antara lain Kota : Pasar Baru, Pasar Sungai Penuh, Permanti, Pondok Agung dan Seberang.. ANALISIS PERSAMPAHAN Kebutuhan sarana persampahan di Kota Sungai Penuh didasarkan pada timbulan sampah yang dihasilkan, dengan asumsi bahwa satu jiwa menghasilkan sampah sebanyak 2 liter/orang/hari untuk sampah domestik dan 20%-nya untuk sampah non domestik, maka timbulan sampah yang dihasilkan Kota Sungai Penuh pada akhir tahun perencanaan (20), yaitu sebesar 24,0 m/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : LAPORAN AKHIR Halaman - 8

175 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.8 PERKIRAAN BANYAKNYA TIMBULAN SAMPAH DAN KEBUTUHAN SARANA PENDUKUNG SAMPAI DENGAN AKHIR TAHUN PERENCANAAN 20 No Infrastruktur Perkotaan Satuan Jumlah Penduduk Jiwa Kondisi Eksisting Proyeksi Kebutuhan Persampahan : - Cakupan pelayanan % 77, Jml pddk terlayani Jiwa , 76,7 98,87 22,9 - Timbulan sampah domestik m/hari - Timbulan sampah non domestik m/hari,,4 9,77 44,64 - Jumlah timbulan sampah D + ND m/hari 87,84 22,0 28,64 267,8 Unit Unit Unit Unit Unit Tong Sampah (kapasitas 4 l) - Gerobak sampah (kap 0,m) - TPS (kap m ) - Truk Sampah (kap 6m ) - Transfer Depo/bak sampah (kap 6m ) Sumber : Hasil Analisis Asumsi : Produksi sampah domestik :2 l/orang/hari Produksi sampah non domestik 20% dari sampah domestik Arahan pengembangan sanitasi untuk sektor persampahan di Kota Sungai Penuh adalah : Di tingkat TPS proses dimulai dengan pemilahan sampah oleh pemulung maupun pekerja pengangkut sampah. Untuk sampah organik bisa diolah melalui proses pengomposan sedangkan untuk sampah non-organik yang bisa didaur ulang dapat dijual kepada pengepul sampah. Di TPA pemilahan sampah non organik dilakukan oleh pemulung yang bernilai ekonomi untuk dijual kepada pengepul sampah. Kemudian untuk pengolahan sampah organik diproses dengan unit pengomposan yang dilengkapi dengan alat penangkap gas metana, hasil dari pengomposan tersebut berupa pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian sedangkan gas metana dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Peningkatan pembangunan untuk sarana dan prasarana pendukung di sektor persampahan. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan memilah sampah. Pembangunan sarana dan prasarana persampahan dengan konsep R. Kota Sungai Penuh kedepannya terus memperbarui kesepakatan bersama dengan Pemerintah Kabupaten Kerinci terkait sistem pengelolaan persampahan di TPA Desa Sanggaran Agung dan peningkatan sistem operasional dari Open Dumping menjadi Controlled Landfill. LAPORAN AKHIR Halaman - 9

176 Strategi Pembangunan Permukiman Kebutuhan penanganan persampahan di Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut : Area Zona I atau area dengan resiko rendah. Dapat dilakukan dengan system sanitasi cakupan secukupnya, dengan merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan persampahan dengan pola R. Zona ini meliputi desa Sungai Jernih, Koto Lebu, Karya Bakti, Lawang agung, Gedang, Kel. Sungai Penuh, Kel. Pasar Sungai Penuh, Aur Duri, Pelayang Raya, Talang lindung, Koto Tinggi, Dusun Baru, Tanjung Karang an Koto Teluk. Area Zona II atau area dengan resiko sedang. Di perlukan penanganan dengan Sistem Tidak Lansung Coverage > 70%, dengan melalui peningkatan sarana dan prasarana serta penanganan persampahan dengan pola R. Zona ini mencakup desa yang tidak masuk ke dalam Zona dan Zona. Area Zona III atau area dengan dengan resiko tinggi. Di perlukan penanganan system sanitasi Cakupan Penuh, penertiban pembuangan sampah di Daerah Aliran Saluran Air, penyediaan sarana dan prasarana persampahan dengan pola R. Zona ini berada pada daerah Pasar Baru, Permanti, Pondok Agung dan Seberang...4 ANALISIS DRAINASE Arahan pengembangan sanitasi untuk sektor drainase lingkungan yaitu : a. Pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana untuk sektor drainase lingkungan serta meningkatkan pemeliharaan untuk saluran drainase primer, sekunder dan tersier. b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pengelolaan dan pemeliharaan sistem drainase lingkungan. Dalam penentuan wilayah pengembangan saluran drainase disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah yang dijadikan dasar menyusun prioritas pengembangan sistem drainase, yang terbagi dalam zona yang ditentukan berdasarkan kriteria seleksi yang mengacu ke SPM (standar pelayanan minimum), yaitu genangan, klasifikasi wilayah dan kepadatan penduduk, serta kondisi eksisting drainase. Adapun Area Zona pengembangan drainase terdiri dari: Area Zona I atau area dengan resiko rendah yang dapat dilakukan dengan penanganan jangka pendek. Zona ini meliputi desa Pasar Baru, Kel. Pasar Sungai Penuh, Permanti, Pondok Agung dan desa Seberang. Area Zona II atau area dengan resiko sedang yang memerlukan penanganan jangka menengah. Zona ini mencakup desa Lawang Agung. Area Zona III atau area dengan resiko tinggi yang memerlukan jangka menengah dan panjang. Adapum desa yang masuk kedalam area ini adalah desa yang tidak masuk kedalam Zona I dan Zona II LAPORAN AKHIR Halaman - 20

177 Strategi Pembangunan Permukiman.4 PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH Kegiatan perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kriteria dan indikator yang digunakan sebagai pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganan kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Kawasan prioritas permukiman dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (SPPIP) merupakan kawasan yang membutuhkan penanganan secara segera. Kawasan prioritas permukiman ditentukan berdasarkan kriteria dan indikator tertentu yang telah disepakati. Perumusan kriteria dan indikator kawasan prioritas permukiman didasarkan pada empat kriteria utama yakni : Urgensi Penanganan, semakin masalah tersebut dinilai mempunyai urgensi yang tinggi (harus segera ditangani) pada suatu kawasan, maka kawasan permukiman tersebut berpeluang besar menjadi kawasan prioritas. Indikator dari suatu kawasan permukiman yang mempunyai urgenitas penanganan yang tinggi yaitu meliputi bahwa permukiman tersebut mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi, permukiman tersebut mempunyai daerah terbangun (kepadatan bangunan) yang tinggi terhadap luas wilayah yang ada, dan permukiman tersebut mempunyai persentase rumah tidak sehat yang tinggi terhadap total Jumlah bangunan di Kawasan. Kesesuaian dengan Kebijakan Kota yaitu jika suatu kawasan permukiman didukung/sesuai dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan kota yang ada maka kawasan permukiman tersebut lebih berpeluang menjadi suatu kawasan prioritas, indikator yang dipakai yaitu kesesuaian lokasi permukiman dengan RTRW Kota Sungai Penuh, dan loksai tersebut mempunyai legalitas lahan yang jelas. Permasalahan Infrastruktur Terkait Bidang Keciptakaryaan, karena permukiman prioritas yang terpilih akan ditindaklanjuti dengan program RPKPP yang bertujuan memberi solusi bidang keciptakaryaan maka sudah sepantasnya kawasan permukiman yang terpilih harus mempunyai dominasi permasalahan bidang keciptakaryaan seperti jalan lingkungan, drainase lingkungan, instalasi air bersih, sanitasi lingkungan dan keberadaan ruang terbuka hijau. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan setelah dilakukan FGD 2, maka dapat ditentukan kriteria, indikator dan parameter dalam penentuan kawasan prioritas di Kota Sungai Penuh seperti yang tercantum dalam Tabel.9 LAPORAN AKHIR Halaman - 2

178 Strategi Pembangunan Permukiman Kriteria dan indikator yang telah disepakati, kemudian digunakan untuk mengidentifikasi / menganalisis setiap kawasan permukiman di Kota Sungai Penuh. Dari penilaian tersebut dihasilkan indikasi kawasan prioritas dan kawasan prioritas permukiman selalui langkahlangkah yang ditampilkan pada Gambar.. TABEL.9 PENENTUAN KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER KAWASAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH KRITERIA Urgenitas Penanganan (Bobot 0%) INDIKATOR Persentase Luas Lahan Terbangun Terhadap Luas Wilayah Kepadatan Penduduk Persentase rumah tidak sehat terhadap total jumlah bangunan di kawasan Kawasan Rawan Bencana Permukiman padat didalam kawasan strategis kota Sesuai Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Kota (Bobot 0%) Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kota Sungai Penuh Legalitas Lahan RTH Permasalahan terkait bidang keciptakaryaan (Bobot 40%) Tingkat Pelayanan Air Bersih Tingkat pelayanan PDAM Tingkat Pelayanan persampahan (sampah yang terangkut) Drainase Terjadinya genangan Kepemilikan Jamban (Septic Tank) Jalan Lingkungan PARAMETER Tinggi (> 67%) Sedang (4-67%) (< 4%) Tinggi (> 244 jiwa/ha) Sedang (2-244 jiwa/ha) (< 2 jiwa/ha) > % 2-% <2% Berada pada kawasan rawan bencana Tidak berada pada kawasan rawan bencana Berada pada kawasan startegis kota berdasarkan RTRW Kota S Penuh Tidak berada pada kawasan startegis kota berdasarkan RTRW Kota S Penuh Sesuai dengan Tata Ruang Tidak Sesuai dengan Tata Ruang > 60% 0-60% < 0% Terdapat RTH Tidak Terdapat RTH Terlayani < 0% Terlayani 0-80% Terlayani > 80% < 0% 0-60% > 60% Terlayani Tidak Terlayani Kurang Baik (Terjadi Genangan) Baik (Tidak Terjasi Genangan) Memiliki jamban < 0% Memiliki jamban 0-80% Memiliki jamban > 80% <0% kondisi jalan pada kawasan baik 60-80% kondisi jalan pada kawasan baik >80% kondisi jalan pada kawasan baik Sumber : Hasil Analisis dan Hasil FGD 2 LAPORAN AKHIR Halaman - 22

179 Strategi Pembangunan Permukiman GAMBAR. IDENTIFIKASI KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN KOTA RUMUSAN KRITERIA & INDIKATOR TEKNIS URGENITAS PENANGANAN Persentase luas lahan terbangun terhadap luas wilayah Kepadatan Penduduk Persentase rumah tidak memenuhi syarat Kawasan Rawan Bencana SESUAI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KOTA DOMINASI PERMASALAHAN TERKAIT BIDANG KECIPTAKARYAAN Permukiman Dalam Kawasan Strategis Kota Kesesuaian lokasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Legalitas Lahan RTH Tingkat Pelayanan Air Bersih Tingkat Pelayanan PDAM Tingkat Pelayanan Persampahan Drainase Kepemilikian Jamban (Septic Tank) Jalan Lingkungan PENGELOMPOKKAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN KAWASAN PRIORITAS TINGGI KAWASAN PRIORITAS SEDANG KAWASAN PRIORITAS RENDAH PEMILIHAN LANJUT KAWASAN PRIORITAS PADA TAHAP RPKPP LAPORAN AKHIR Halaman - 2

180 Strategi Pembangunan Permukiman. ANALISIS PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH Berdasarkan pada kriteria dan indikator yang telah ditetapkan tersebut, kemudian dilakukan penilaian terhadap kawasan permukiman di Kota Sungai Penuh berdasarkan data-data dan analisis kondisi setiap kelurahan yang ada di Kota Sungai Penuh. Analisis bagi penentuan kawasan prioritas dilakukan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :. Analisis Terhadap Persentase Kawasan Terbangun terhadap Luas Wilayah 2. Analisis Terhadap Kepadatan Penduduk Terhadap Lahan Terbangun di Kota Sungai Penuh Tahun 20.. Analisis persentase Rumah Tidak Sehat di Kota Sungai Penuh 4. Analisis Terhadap Kawasan Rawan Bencana. Analisis Terhadap Kawasan yang Berada pada Kawasan Strategis Kota 6. Kesesuaian Dengan RTRW Kota Sungai Penuh 7. Legalitas Lahan 8. Tingkat Pelayanan PDAM di Kota Sungai Penuh 9. Analisis Tingkat pelayanan Persampahan Kota Sungai Penuh 0. Analisis Kondisi Drainase. Analisis Tingkat Pelayanan Air Limbah (Jamban) Berikut ini ditampilkan hasil analisis data aspek-aspek diatas yang dilengkapi dengan peta kondisi setiap aspek yang dirinci per kelurahan. Dengan disusunnya analisa setiap aspek per kelurahan, maka kta mengetahui kondisi setiap kelurahan/desa sehingga dapat dilakukan penilaian sesuai parameter yang ada. LAPORAN AKHIR Halaman - 24

181 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.0 ANALISIS TERHADAP PERSENTASE KAWASAN TERBANGUN KOTA SUNGAI PENUH NO I KECAMATAN/DESA KECAMATAN TANAH KAMPUNG Desa Mekar Jaya % Lahan (Ha) Terbangun Nilai Klasifikasi 6,6 9,7 Dusun Baru Debai 06, 9 8,4 Pendung Hiang 86, 8 9,2 4 Koto Padang 6,4 22,94 Desa Sembilan 6,6 9 28,94 6 Tanjung Karang 64,2 4 2,8 7 Tanjung Bunga 2, 2 20,44 8 Koto Panap 0, , 9 Koto Tuo 6, 7 2,9 0 Koto Tengah 0,7 9,94 Koto Baru Tanah Kampung 7,7 9,74 Sedang 2 Koto Pudung 28,4 2 6,6 Koto Dumo 6,6 7 2, ,00 4, 9 89,66 Tinggi 26, 2 79,8 Tinggi 249, 2 0,02 KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh 2 Kelurahan Pasar Sungai Penuh Gedang 4 Pasar Baru 6,6 7,76 Tinggi Amar Sakti 7,8 6 76,92 Tinggi ,77 4, 9,00 4,,4,00 88,24 Tinggi 20,0,00 7,07, 4,00 72,7 Tinggi.,4 20,00,0 Jumlah III Lahan Terbangun 2 Jumlah II Luas (Ha) KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi 2 Pondok Agung Aur Duri 4 Permanti Sungai Jernih 6 Lawang Agung 7,6 4,00 6,6 Sedang 7 Karya Bakti 786, 80,00 0,7 8 Koto Lebu 06,6,00 6, ,00 0,0 Jumlah LAPORAN AKHIR Halaman - 2

182 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.0 NO IV KECAMATAN/DESA KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL Sungai Ning VI Lahan Terbangun % Lahan (Ha) Terbangun Nilai Klasifikasi 6.4,7 20,27 2 Pelayang Raya 08, 8 6,62 Kelurahan Dusun Baru 2,9 0 44,29 Sedang 4 Koto Tinggi 4,6 8 8, Tinggi Sumur Anyir 27,2 0,8 6 Talang Lindung 4.0, 0, , ,47 Jumlah V Luas (Ha) KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk 2 Kumun Mudik 70 0,7 Muara Jaya 09 0,24 4 Kumun Hilir 2 4,2 Sandaran Galeh ,00 6 Ulu Air ,44 7 Pinggir Air 2 0 9,2 8 Debai,70 9 Renah Kayu Embun ,68 Jumlah , ,8 KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Tanjung 2 Paling Serumpun 90 0,79 Simpang Tiga ,60 4 Koto Beringin 8 9 2,68 Koto Teluk 24 2,04 6 Dusun Dilir 2 20,00 7 Kampung Dilir 2 20,00 8 Kampung Dalam ,00 Sedang 9 Larik Kemahan ,22 0 Maliki Air 9 6 6,2 Koto Dian 8 0 2,0 2 Tanjung Mudo 708 8, Cempaka 44 8, , Jumlah LAPORAN AKHIR Halaman - 26

183 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.0 NO VII KECAMATAN/DESA KECAMATAN PESISIR BUKIT Koto Keras Lahan Terbangun % Lahan (Ha) Terbangun Nilai Klasifikasi 8 0,48 2 Koto Renah 64 8,9 Koto Bento ,00 Sedang 4 Koto Lolo 96 8,84 Koto Tengah 70 9,2 6 Koto Dua 8 0,60 7 Sungai liuk , Sedang 8 Seberang 00,00 Tinggi 9 Sumur Gedang , ,7 2,64 Jumlah VIII Luas (Ha) KECAMATAN KOTO BARU Kampung Tengah 2 Dujung Sakti , Sedang Permai Indah 2 7 8, Sedang 4 Koto Limau Manis 4 7 0,00 Sedang Koto Baru ,00 Sedang 6 Sri Menanti ,67 Sedang 7 42,22 Sedang Jumlah Sumber : - Kecamatan Dalam Angka ( Kecamatan), BPS Tahun Hasil Analisis 20 Keterangan : () = < Sedang (2) = 4 67 Tinggi () = > 67 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di kelurahan-kelurahan/desa-desa yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh (Kelurahan Pasar, Sungai Penuh, Desa Pasar Baru, Amar Sakti), Kecamatan Pondok Tinggi (Desa Pondok Agung, Permanti), Kecamatan Sungai Bungkal (Desa Koto Tinggi) mempunyai kawasan terbangun dengan klasifikasi tinggi, sedangkan di kecamatan lainnya dan kelurahan/desa lainnya termasuk klasifikasi sedang sampai rendah, sehingga indikasi kawasan permukiman prioritas akan berada di kelurahan/desa yang mempunyai presentasi kawasan terbangun yang tinggi atau mempunyai kepadatan bangunan tinggi. LAPORAN AKHIR Halaman - 27

184 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. KEPADATAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN TERBANGUN KOTA SUNGAI PENUH NO I II III KECAMATAN/DESA KECAMATAN TANAH KAMPUNG Desa Mekar Jaya 2 Dusun Baru Debai Pendung Hiang 4 Koto Padang Desa Sembilan 6 Tanjung Karang 7 Tanjung Bunga 8 Koto Panap 9 Koto Tuo 0 Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung 2 Koto Pudung Koto Dumo Jumlah KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh 2 Kelurahan Pasar Gedang 4 Pasar Baru Amar Sakti Jumlah KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi 2 Pondok Agung Aur Duri 4 Permanti Sungai Jernih 6 Lawang Agung 7 Karya Bakti 8 Koto Lebu Jumlah LAPORAN AKHIR Lahan Terbangun Jumlah Pddk (Ha) (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha) Lahan Terbangun Nilai Klasifikasi Sedang Sedang ,00,00,00 4,00 20,00 4,00 80,00, Sedang Tinggi Tinggi 29, Halaman - 28

185 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. NO IV V VI KECAMATAN/DESA KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL Sungai Ning 2 Pelayang Raya Kelurahan Dusun Baru 4 Koto Tinggi Sumur Anyir 6 Talang Lindung Jumlah KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk 2 Kumun Mudik Muara Jaya 4 Kumun Hilir Sandaran Galeh 6 Ulu Air 7 Pinggir Air 8 Debai 9 Renah Kayu Embun Jumlah KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Tanjung 2 Paling Serumpun Simpang Tiga 4 Koto Beringin Koto Teluk 6 Dusun Dilir 7 Kampung Dilir 8 Kampung Dalam 9 Larik Kemahan 0 Maliki Air Koto Dian 2 Tanjung Mudo Cempaka Jumlah LAPORAN AKHIR Lahan Terbangun Jumlah Pddk (Ha) (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha) Lahan Terbangun Nilai Klasifikasi Tinggi Sedang Sedang Halaman - 29

186 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. NO KECAMATAN/DESA VII KECAMATAN PESISIR BUKIT Koto Keras 2 Koto Renah Koto Bento 4 Koto Lolo Koto Tengah 6 Koto Dua 7 Sungai liuk 8 Seberang 9 Sumur Gedang Jumlah VIII KECAMATAN KOTO BARU Kampung Tengah 2 Dujung Sakti Permai Indah 4 Koto Limau Manis Koto Baru 6 Sri Menanti Jumlah Lahan Terbangun Jumlah Pddk (Ha) (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha) Lahan Terbangun Nilai Klasifikasi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sumber : - Kecamatan Dalam Angka ( Kecamatan), BPS Tahun Hasil Analisis 20 Keterangan : () = < 44 jiwa/ha Sedang (2) = jiwa/ha Tinggi () = > 278 jiwa/ha Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa di kelurahan-kelurahan/desa-desa yang terletak di Kecamatan Pondok Tinggi (Desa Permanti, Pondok Agung), Kecamatan Pesisir Bukit (Desa Seberang) mempunyai kepadatan penduduk terhadap lahan terbangun dengan klasifikasi tinggi, sedangkan di kecamatan lainnya dan kelurahan/desa lainnya termasuk klasifikasi sedang sampai rendah, sehingga indikasi kawasan permukiman prioritas akan berada di kelurahan/desa yang mempunyai kepadatan penduduk terhadap lahan terbangun yang tinggi atau mempunyai kepadatan penduduk tinggi. LAPORAN AKHIR Halaman - 0

187 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.2 PRESENTASE RUMAH TIDAK SEHAT KOTA SUNGAI PENUH NO I KECAMATAN/DESA Jumlah Rumah Tidak Sehat (Unit) % Rumah Tidak Sehat Nilai Klasifikasi Desa Mekar Jaya ,7 2 Dusun Baru Debai , Pendung Hiang , 4 Koto Padang ,0 Desa Sembilan ,4 6 Tanjung Karang ,9 7 Tanjung Bunga , 8 Koto Panap ,8 9 Koto Tuo , 0 Koto Tengah ,7 Koto Baru Tanah Kampung , 2 Koto Pudung ,8 Koto Dumo , , KECAMATAN SUNGAI PENUH Kelurahan Sungai Penuh ,8 Tinggi 2 Kelurahan Pasar Sungai Penuh , Sedang Gedang 69 24, Sedang 4 Pasar Baru ,7 Amar Sakti , ,4 - JUMLAH III Jumlah Rumah Sehat (Unit) KECAMATAN TANAH KAMPUNG JUMLAH II Jumlah Rumah (Unit) KECAMATAN PONDOK TINGGI Kelurahan Pondok Tinggi ,7 Sedang 2 Pondok Agung , Aur Duri ,0 Sedang 4 Permanti , Sedang Sungai Jernih , 6 Lawang Agung , Tinggi 7 Karya Bakti , 8 Koto Lebu , ,7 8 - JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman -

188 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.2 NO IV KECAMATAN/DESA % Rumah Tidak Sehat Nilai Klasifikasi Sungai Ning , 2 Pelayang Raya , Tinggi Kelurahan Dusun Baru ,6 Tinggi 4 Koto Tinggi , Sumur Anyir ,7 6 Talang Lindung , ,2 KECAMATAN KUMUN DEBAI Air Teluk 97 62,0 2 Kumun Mudik ,2 Muara Jaya , 4 Kumun Hilir ,7 Sandaran Galeh ,6 6 Ulu Air ,2 7 Pinggir Air ,2 8 Debai 0 248,6 9 Renah Kayu Embun , , JUMLAH VI Jumlah Rumah Tidak Sehat (Unit) KECAMATAN SUNGAI BUNGKAL JUMLAH V Jumlah Rumah (Unit) Jumlah Rumah Sehat (Unit) KECAMATAN HAMPARAN RAWANG Tanjung , 2 Paling Serumpun ,8 Simpang Tiga , Sedang 4 Koto Beringin , Koto Teluk ,7 6 Dusun Dilir 282 2,4 7 Kampung Dilir ,0 Sedang 8 Kampung Dalam ,8 9 Larik Kemahan ,4 0 Maliki Air ,6 Koto Dian ,6 2 Tanjung Mudo , Cempaka , , JUMLAH LAPORAN AKHIR Halaman - 2

189 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.2 NO VII KECAMATAN/DESA Jumlah Rumah (Unit) Jumlah Rumah Tidak Sehat (Unit) % Rumah Tidak Sehat Nilai Klasifikasi KECAMATAN PESISIR BUKIT Koto Keras 28 24,4 2 Koto Renah ,7 Koto Bento , Sedang 4 Koto Lolo 0 20,6 Koto Tengah ,6 6 Koto Dua ,4 7 Sungai liuk ,9 8 Seberang ,7 9 Sumur Gedang , ,0 JUMLAH VIII Jumlah Rumah Sehat (Unit) KECAMATAN KOTO BARU Kampung Tengah ,2 2 Dujung Sakti , Permai Indah ,8 4 Koto Limau Manis , Sedang Koto Baru , 6 Sri Menanti , JUMLAH , JUMLAH TOTAL KOTA ,0 Sumber : - Data Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20 - Hasil Analisis 20 Keterangan : () = <,9% Sedang (2) =,9,4% Tinggi () = >,4% Berdasarkan data daerah yang rawan genangan banjir yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh, didapatkan klasifikasi beserta wilayah yang terkena dampak. A. Wilayah Banjir (Klasifikasi Tinggi). Desa Tanjung Bunga (Kecamatan Tanah Kampung) 2. Desa Lawang Agung, Karya Bakti, Koto Lebu (Kecamatan Pondok Tinggi). Desa Air Teluk, Kumun Mudik, Muara Jaya, Sandaran Galeh (Kecamatan Kumun Debai) 4. Desa Tanjung, Paling Srumpun Tanjung Mudo (Kecamatan Hamparan Rawang) LAPORAN AKHIR Halaman -

190 Strategi Pembangunan Permukiman B. Wilayah Berpotensi Banjir (Klasifikasi Sedang). Desa Koto Panap, Koto Tuo, Koto Tengah (Kecamatan Tanah Kampung) 2. Desa Pinggir Air (Kecamatan Kumun Debai) C. Wilayah Tidak Berpotensi Banjir (Klasifikasi ) Wilayah Desa/Kelurahan yang tidak termasuk wilayah banjir dan wilayah berpotensi banjir GAMBAR.2 PETA WILAYAH BANJIR KOTA SUNGAI PENUH LAPORAN AKHIR Halaman - 4

191 Strategi Pembangunan Permukiman Kawasan strategis menjadi salah satu indikator penanganan kawsan permukiman perkotaan Sungai Penuh. Suatu wilayah/kawasan dapat diklasifikasikan tinggi apabila wilayah administrasinya berada pada kawasan strategis. Berdasarkan ketentuan yang direkomendasikan dalam RTRW mengenai Kawasan Strategis Kota Sungai Penuh, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut : TABEL. KAWASAN STRATEGIS KOTA SUNGAI PENUH Sumber : RTRW Kota Sungai Penuh 20 LAPORAN AKHIR Halaman -

192 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 6

193 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL.4 LEGALITAS LAHAN KOTA SUNGAI PENUH No Kecamatan/Desa I Kecamatan Tanah Kampung Mekar Jaya Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo Jumlah Rumah Legalitas Lahan % Nilai ,9 0,,,0 0,0 0,8 0,8,0, 0,6 0,8,4, ,6 II 2 4 Jumlah Kecamatan Sungai Penuh Kel. Sungai Penuh Kel. Pasar Sungai Penuh Desa Gedang Pasar Baru Amar Sakti ,4, 4,4 2,0 0, III Jumlah Kecamatan Pondok Tinggi Kel. Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu ,,6,,7, 4,0 2,, ,6 Jumlah LAPORAN AKHIR Klasifikasi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Halaman - 7

194 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. No Kecamatan/Desa IV Kecamatan Sungai Bungkal Sungai Ning Pelayang Raya Kel. Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung V VI Jumlah Rumah Legalitas Lahan % Nilai , 2,,,2 2,,2 Jumlah Kecamatan Kumun Debai Air Teluh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Ulu Air Sandaran Galeh Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun.8.808, ,,4,,6 2,,2 0,7,, Jumlah Kecamatan Hamparan Rawang Koto Dian Koto Beringin Cempaka Maliki Air Kampung Dalam Kampung Diilir Larik Kemahan Dusun Diilir Koto Teluk Simpang Tiga Paling Serumpun Tanjung Tanjung Muda ,4,2 2, 0,8,,0 0,8 0,9 0,7 0,6, 0,8 0,7 Jumlah ,9 LAPORAN AKHIR Klasifikasi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Halaman - 8

195 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel. No Kecamatan/Desa VII Kecamatan Pesisir Bukit Koto Keras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Tengah Koto Dua Sungai Liuk Seberang Sumur Gedang VIII Jumlah Rumah Legalitas Lahan % ,7 2, 2, 2,,8 0,9,2, Jumlah Kecamatan Koto Baru Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Srimenanti , ,6 0,0 0,0,0, 0,0 Jumlah , TOTAL , Nilai Klasifikasi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sumber : - Kecamatan Dalam Angka ( Kecamatan), BPS Kota Sungai Penuh Tahun 20 - Hasil Analisis 20 Keterangan : () = <,% Sedang (2) =,,0% Tinggi () = >,0% LAPORAN AKHIR Halaman - 9

196 Strategi Pembangunan Permukiman TABEL. TINGKAT PELAYANAN AIR BERSIH (PDAM) KOTA SUNGAI PENUH Kecamatan Sungai Penuh Pesisir Bukit Hamparan Rawang Tanah Kampung Kelurahan/Desa Kel.Sungai Penuh Kel.Pasar Sungai Penuh Gedang Pasar Baru Amar Sakti Koto Keras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Tengah Koto Duo Sungai Liuk Seberang Sumur Gedang Tanjung Paling Serumpun Simpang Tiga Koto Beringin Koto Teluk Dusun Dilir Kampung Dilir Kampung Dalam Larik Kemahan Maliki Air Koto Dian Tanjung Muda Cempaka Desa MekarJaya Dusun Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Desa Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo LAPORAN AKHIR Jumlah KK PDAM % ,0 84,8 70,4 6, 9,6 40, 7,7 40, 24,9,7,6 4, 9,4 2,6 8,7 6, 87,6 0, 96, 46,7 8, 87,,7 49,2 69, 29,4, 28,0 6,9,9 4,7 6, 40,2 4,7 7,8 6,8 27,0 2, 88,2 48, Nilai Klasifikasi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Halaman - 40

197 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.6 Kecamatan Kumun Debai Pondok Tinggi Koto Baru Sungai Bungkal Kelurahan/Desa Air Teluk Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Sandaran Galeh Ulu Air Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun Kel.Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Sri Menanti Sungai Ning Pelayang Raya Kel.Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung Jumlah KK PDAM % Nilai ,4 6, 7, 7,7 24,2 2,9 90,, ,0 9,8 98,0 8,2 47, 24,9 9,0 2, 9, 46, 9, 8, 6,8 87,4 6, 92,2 9,4 69,6 87,6 2,6 Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Klasifikasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sumber : - Potensi Desa Kota Sungai Penuh, BAPPEDA Kota Sungai Penuh Tahun 20 Keterangan : () = > 60% Sedang (2) = 0 60% Tinggi () = < 0% LAPORAN AKHIR Halaman - 4

198 Strategi Pembangunan Permukiman Kecamatan Sungai Penuh Pesisir Bukit Hamparan Rawang Tanah Kampung TABEL.6 TINGKAT PELAYANAN AIR LIMBAH KOTA SUNGAI PENUH Jumlah Septic Jamban Kelurahan/Desa % Nilai Tank Rumah Kel.Sungai Penuh kel.pasar Sungai Penuh Gedang Pasar Baru Amar Sakti Koto Keras Koto Renah Koto Bento Koto Lolo Koto Tengah Koto Duo Sungai Liuk Seberang Sumur Gedang Tanjung Paling Serumpun Simpang Tiga Koto Beringin Koto Teluk Dusun Dilir Kampung Dilir Kampung Dalam Larik Kemahan Maliki Air Koto Dian Tanjung Muda Cempaka Desa MekarJaya Dusun Baru Debai Pendung Hiang Koto Padang Desa Sembilan Tanjung Karang Tanjung Bunga Koto Panap Koto Tuo Koto Tengah Koto Baru Tanah Kampung Koto Pudung Koto Dumo LAPORAN AKHIR ,4 69, 00,0 92,4 6,7 6,8 8,,2 80,,8 77, 8,9 82,9 78, 69,6 92,6 00,0 00,0 87,9 9,2 89, 94,8 9,8 89,0 8,6 7,9 00,0 60,0 9, 24,8 2,2 9,7, 2,7 66,2 29,9 28,0 0,7 7,8 6, Klasifikasi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Halaman - 42

199 Strategi Pembangunan Permukiman Lanjutan Tabel.7 Kecamatan Kumun Debai Pondok Tinggi Koto Baru Sungai Bungkal Kelurahan/Desa Air Teluh Kumun Mudik Muara Jaya Kumun Hilir Sandaran Galeh Ulu Air Pinggir Air Debai Renah Kayu Embun Kel.Pondok Tinggi Pondok Agung Aur Duri Permanti Sungai Jernih Lawang Agung Karya Bakti Koto Lebu Kampung Tengah Dujung Sakti Permai Indah Koto Limau Manis Koto Baru Sri Menanti Sungai Ning Pelayang Raya Kel.Dusun Baru Koto Tinggi Sumur Anyir Talang Lindung Jumlah Rumah Jamban Septic Tank % 68,0 40,2 2,8 62, 74,4 4,9 0,0 8,9 0,0 74, 66,7 6,8 7,8 66, 00,0 67,8 9, 9,9 00,0 8,9 68,8 64,0, 70,0 49, 7,7 76,9 00,0 80,7 Nilai Klasifikasi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sumber : - Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 20 Keterangan : () = > 80% Sedang (2) = 0 80% Tinggi () = < 0% LAPORAN AKHIR Halaman - 4

200 .6 Strategi Pembangunan Permukiman TIPOLOGI PERMUKIMAN KOTA SUNGAI PENUH Berdasarkan data-data potensi wilayah Kota Sungai Penuh baik fisik kawasan, kondisi dan karakteristik permukiman maupun data lainnya, maka dapat diidentifikasi beberapa tipologi kawasan permukiman yaitu : Kawasan Permukiman Pusat Kota Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang Kumun Debai Kawasan Permukiman Kepadatan dan Permukiman Tradisional Pesisir Bukit Kawasan Permukiman Kepadatan Tanah Kampung Kawasan Permukiman Kepadatan Koto Baru Kawasan Permukiman Kepadatan Talang Lindung-Sungai Jernih Kawasan Permukiman Rawan Longsor Kumun Debai Kawasan Permukiman Tepi Sungai Tanah Kampung Kawasan Permukiman Rawan Banjir Tanah Kampung Kawasan Permukiman Tepi Sungai Kumun Debai Kawasan Permukiman Rawan Banjir Hamparan Rawang Kawasan Permukiman Tepi Sungai Hamparan Rawang Untuk lebih jelasnya mengenai tipologi kawasan permukiman Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada Gambar.4 dibawah ini. Berdasarkan hasil proses analisis dan arahan dari tim pokjanis untuk tipologi permukiman tepi sungai dan permukiman rawan banjir dijadikan satu karena memiliki karakteristik yang hamper sama, sehingga yang semula terdapat (tigabelas) tipologi, kemudian disepakati menjadi 9 (sembilan) tipologi permukiman Kawasan Permukiman Pusat Kota Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang Kumun Debai Kawasan Permukiman Kepadatan dan Permukiman Tradisional Pesisir Bukit Kawasan Permukiman Kepadatan Tanah Kampung Kawasan Permukiman Kepadatan Koto Baru Kawasan Permukiman Kepadatan Talang Lindung-Sungai Jernih Kawasan Permukiman Rawan Longsor Kumun Debai Kawasan Permukiman Tepi Sungai dan Rawan Banjir Untuk lebih jelasnya mengenai tipologi kawasan permukiman Kota Sungai Penuh hasil identifikasi dan analisis dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini. LAPORAN AKHIR Halaman - 44

201 Strategi Pembangunan Permukiman TIPOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN KOTA SUNGAI PENUH I. KAWASAN PERMUKIMAN TRADISIONAL PUSAT KOTA (PENUNJANG PERDAGANGAN DAN JASA) II. KAWASAN PERMUKIMAN LONGSOR KUMUN DEBAI III. KAWASAN PERMUKIMAN SEDANG KUMUN DEBAI IV. KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH PERMUKIMAN TRADISIONAL PESISIR BUKIT V. KAWASAN KAMPUNG VI. KAWASAN PERMUKIMAN RENDAH TANAH KAMPUNG RAWAN RAWAN KEPADATAN BANJIR TANAH KEPADATAN VII. KAWASAN TEPI SUNGAI KUMUN DEBAI VIII. KAWASAN RAWAN BANJIR HAMPARAN RAWANG IX. KAWASAN TEPI SUNGAI TANAH KAMPUNG X. KAWASAN PERMUKIMAN TINGGI PUSAT KOTA KEPADATAN XI. KAWASAN RAWANG SUNGAI HAMPARAN XII. KAWASAN PERMUKIMAN RENDAH KOTO BARU KEPADATAN TEPI XIII. KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH TALANG LINDUNG-SUNGAI JERNIH LAPORAN AKHIR Halaman - 4

202 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 46

203 Strategi Pembangunan Permukiman Berdasarkan beberapa data dan peta-peta yang didapatkan sebagai dasar penentuan tipologi permukiman perkotaan Kota Sungai Penuh maka seluruh tipologi permukiman yang telah ditetapkan tersebut akan dirinci kedalam wilayah administrasi desa yang seluruhnya berada dalam klasifikasi tipologi permukiman tersebut. Adapun pembagian tipologi permukiman kedalam wilayah administrasi desa adalah sebagai berikut : I. Kawasan Permukiman Pusat Kota, terdiri dari : Kelurahan Sungai Penuh Kelurahan Pasar Desa Pasar Baru Desa Gedang Kelurahan Pondok Tinggi Desa Pondok Agung Desa Permanti II. Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi, terdiri dari :. Kelurahan Dusun Baru 2. Desa Koto Tinggi. Desa Amar Sakti 4. Desa Lawang Agung. Desa Aur Duri 6. Desa Sumur Anyir III. Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang Kumun Debai, terdiri dari :. Desa Ulu Air 2. Desa Kumun Mudik. Desa Sandaran Galeh 4. Desa Kumun Hilir. Desa Muara Jaya IV. Kawasan Permukiman Kepadatan dan Permukiman Tradisional Pesisir Bukit, terdiri dari :. Desa Koto Renah 2. Desa Koto Keras. Desa Koto Lolo 4. Desa Koto Bento. Desa Koto Tengah 6. Desa Sungai Liuk 7. Desa Seberang 8. Desa Sumur Gedang 9. Desa Koto Duo V. Kawasan Permukiman Kepadatan Tanah Kampung, terdiri dari :. Desa Pendung Hiang 2. Desa Koto Padang. Desa Dusun Baru Debai 4. Desa Sembilan LAPORAN AKHIR Halaman - 47

204 Strategi Pembangunan Permukiman VI. Kawasan Permukiman Kepadatan Koto Baru, terdiri dari :. Desa Kampung Tengah 2. Desa Duyung Sakti. Desa Permai Indah 4. Desa Koto Limau Manis. Desa Koto Baru 6. Desa Sri Menanti VII. Kawasan Permukiman Kepadatan Talang Lindung-Sungai Jernih, terdiri dari :. Desa Talang Lindung 2. Desa Sungai Jernih. Desa Sungai Ning 4. Desa Pelayang Raya VIII. Kawasan Permukiman Rawan Longsor Kumun Debai, terdiri dari :. Desa Air Teluk 2. Desa Karya Bakti. Desa Koto Lebu IX. Kawasan Permukiman Tepi Sungai dan Rawan Banjir, terdiri dari : Kumun Debai. Desa Pinggir Air 2. Desa Debai. Desa Ranah Kayu Embun Tanah Kampung 4. Desa Tanjung Bungan. Desa Koto Panap 6. Desa Koto Tuo 7. Desa Koto Tengah 8. Desa Mekar Jaya 9. Desa Tanjung Karang 0. Desa Koto Baru Tanah Kampung. Desa Koto Pudung 2. Desa Koto Dumo Hamparan Rawang. Desa Tanjung 4. Desa Paling Serumpun. Desa Tanjung Mudo 6. Desa Simpang Tiga 7. Desa Koto Beringin 8. Desa Koto Teluk 9. Desa Dusun Dilir 20. Desa Kampung Dilir 2. Desa Kampung Dalam 22. Desa Larik Kemahan 2. Desa Maliki Air LAPORAN AKHIR Halaman - 48

205 Strategi Pembangunan Permukiman 24. Desa Koto Dian 2. Desa Cempaka.7 PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH Berdasarkan pada hasil analisis tersebut diatas terhadap masing-masing kriteria dan indikator. Maka didapatkan hasil kawasan prioritas seperti yang tercantum dalam tabel berikut. LAPORAN AKHIR Halaman - 49

206 Strategi Pembangunan Permukiman Koto Baru Sri Menanti Koto Limau Manis Dujung Sakti Permai Indah Kampung Tengah Seberang Sumur Gedang Koto Duo Sungai Liuk Koto Lolo Koto Tengah Koto Bento Koto Renah Cempaka Koto Keras Tanjung Mudo Maliki Air Koto Dian Larik Kemahan Kampung Dilir Kampung Dalam Koto Teluk Dusun Dilir Simpang Tiga Koto Beringin Tanjung Paling Serumpun Debai Renah Kayu Embun Ulu Air Pinggir Air Sandaran Galeh Muara Jaya Kumun Hilir Air Teluh Kumun Mudik Talang Lindung Koto Tinggi Sumur Anyir Pelayang Raya Kel.Dusun Baru Koto Lebu Sungai Ning Karya Bakti Sungai Jernih Lawang Agung Aur Duri Permanti Pondok Agung Amar Sakti Kel.Pondok Tinggi Gedang Pasar Baru Koto Dumo Kel.Sungai Penuh 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 8 2,4 6,8 6,8 6,8 6,8 4,2 4,2 2,6 0 6, ,4 6,8 4 4,2 6,8 4 4,2 4, ,4 8 2,4 4,2 6,8 8 2,4 0 4,2 4,2 8 2,4 8 2,4 8 2,4 4,2 8 2,4 6,8 6,8 6,8 4, ,8 4,2 8 2,4 4,2 6,8 6,8 4,2 4,2 4,2 8 2,4 4,2 4,2 6,8 8 2,4 6,8 6,8 4,2 6,8 4 4,2 4,2 4,2 6,8 6,8 8 2,4 8 2,4 8 2, ,4 8 2,4 8 2,4 2,6 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 4 4, ,7 4 4,2 8 2,4 6 4,8 4 4,2 4 4,2 0 4,2 4 4,2 4 4,2 4 4,2 4, ,2 6 4,8 0 4,2 8 2,4 2,6 8 2, ,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2, ,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2, ,4 2, , ,6 8 2,4 2,6 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2,4 8 2, , ,4 7,2 0 2,8,6,6 2,8 2,2 0,6,4 R S S S S S R R 22 8,8 S 4,6 9,2 R ,4 6,4 4,8 6,4 0 4,2,8,9 R T T T 22 8,8 6 T 2 8 4,8 7,2 9,6,8 R T 4,6 4 T ,4,2 8,6 4 4,8,8 0,4 0,4 0,6 2,6 S S R R R S 0 4 8,2 R 6 2,2 6,4 4,8 8,8,8 0,2 R S R 0 4 8,8 R 6 6,4 0 R 2 4,8 9,6 R 6 8 6,4 7,2 0,4 R R 0 4 8,2 R 4,6 9,2 R 6 6,4 0 R ,8 8 6,4 8,6 7,2 9 2,8,2 2,2,6 2,6 R S R R R S 8 7,2 2 R ,2 8 7,2 2 2,2 2,6 R R S 6 6,4 S 8 7,2 2 R 4 6,6 6,4 9,2 0,6 R S 0 4 8,2 R Halaman - 0 Sri Menanti Koto Baru Koto Limau Manis Permai Indah Dujung Sakti Kampung Tengah Seberang Sumur Gedang Koto Duo ,8,6,6 9,6 0,4 0,4 R R R Koto Baru Sungai Liuk Koto Tengah Koto Lolo Koto Bento Koto Renah Koto Keras Cempaka Tanjung Mudo Koto Dian Pesisir Bukit Maliki Air Larik Kemahan Kampung Dilir Koto Teluk Simpang Tiga Koto Beringin Tanjung Paling Serumpun Debai Renah Kayu Embun Hamparan Rawang Pinggir Air Ulu Air Sandaran Galeh Muara Jaya Kumun Mudik Air Teluh Kumun Debai Talang Lindung Koto Tinggi Sumur Anyir Pelayang Raya Kel.Dusun Baru Sungai Ning Koto Lebu Karya Bakti Sungai Bungkal 4 8,6 7,2 9,8,4 R R Kampung Dalam , ,6 2,2,4 2,8 S S S S Dusun Dilir ,4 8 6,4 8,8 2,8 2,4 R S S Kumun Hilir Pondok Tinggi Sungai Jernih Sungai Penuh 6 4 6,4,6 8,8 2,8 S Lawang Agung Koto Tengah Koto Tuo Koto Panap Tanjung Bunga Tanjung Karang Desa Sembilan Koto Padang Tanah Kampung ,2 0 4,4 R T Permanti ,8,6 2,4 S S Aur Duri Drainase Terjadinya genangan LAPORAN AKHIR Koto Pudung Koto Tuo Koto Tengah Koto Panap Tanjung Bunga Tanjung Karang Koto Padang Desa Sembilan Pendung Hiang Pondok Agung Kurang Baik Cukup Baik Baik Kepemilikan Jamban (Septic Tank) Memiliki jamban < 0% Memiliki jamban 0-80% Memiliki jamban > 80% Jalan Lingkungan <0% kondisi jalan pada kawasan baik 60-80% kondisi jalan pada kawasan baik >80% kondisi jalan pada kawasan baik JUMLAH BOBOT (40% TOTAL JUMLAH) TOTAL BOBOT PRIORITAS Amar Sakti Tingkat Pelayanan persampahan (sampah yang terangkut) Kel.Pondok Tinggi Tingkat pelayanan PDAM Pasar Baru Tingkat Pelayanan Air Bersih Koto Baru Desa MekarJaya Permasalahan terkait bidang keciptakaryaan (Bobot 40%) Pesisir Bukit Gedang RTH Hamparan Rawang kel.pasar Sungai Penuh Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kota Sungai Penuh Legalitas Lahan Kumun Debai Pendung Hiang Sesuai Kebijakan Pembangunan dan Pengembangan Kota (Bobot 0%) Sungai Bungkal Kel.Sungai Penuh Permukiman padat didalam kawasan strategis kota Pondok Tinggi Koto Dumo Persentase rumah tidak sehat terhadap total jumlah bangunan di kawasan Kawasan Rawan Bencana Tinggi (> 67%) Sedang (4-67%) (< 4%) Tinggi (> 244 jiwa/ha) Sedang (2-244 jiwa/ha) (< 2 jiwa/ha) > % 2-% <2% Berada pada kawasan rawan bencana Tidak berada pada kawasan rawan bencana JUMLAH BOBOT (0% TOTAL JUMLAH) Berada pada kawasan startegis kota berdasarkan RTRW Kota S Penuh Tidak berada pada kawasan startegis kota berdasarkan RTRW Kota S Penuh Sesuai dengan Tata Ruang Tidak Sesuai dengan Tata Ruang > 60% 0-60% < 0% Terdapat RTH Tidak Terdapat RTH JUMLAH 2 BOBOT (0% TOTAL JUMLAH) Terlayani < 0% Terlayani 0-80% Terlayani > 80% < 0% 0-60% > 60% Terlayani Tidak Terlayani Kecamatan / Kelurahan Sungai Penuh Koto Pudung Kepadatan Penduduk Koto Baru Tanah Kampung Persentase Luas Lahan Terbangun Terhadap Luas Wilayah PARAMETER Dusun Baru Debai Urgenitas Penanganan (Bobot 0%) INDIKATOR Desa MekarJaya KRITERIA Dusun Baru Debai Tanah Kampung kel.pasar Sungai Penuh Koto Baru Tanah Kampung TABEL.7 SKORING PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH

207 Strategi Pembangunan Permukiman Dari hasil penilaian dengan menggunakan kriteria dan indikator tersebut diatas, maka berdasarkan tipologi permukiman yang telah ditepakan dapat disusun kawasan prioritas Kota Sungai Penuh sepetti yang tercantum pada tabel berikut. TABEL.8 URUTAN KAWASAN PRIORITAS NO I TIPOLOGI PERMUKIMAN NILAI RATA-RATA URUTAN KAWASAN PERMUKIMAN TRADISIONAL PUSAT KOTA (PENUNJANG PERDAGANGAN DAN JASA) Sungai Penuh 4 2 Pondok Agung 4 Permanti 4 4 Kelurahan Pasar 4 Desa Gedang 4 6 Pondok Tinggi II Pasar Baru KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN SEDANG KUMUN DEBAI 8 Ulu Air 9 Kumun Mudik 2 0 Sandaran Galeh Kumun Hilir 2 2 Muara Jaya 4 III KAWASAN PERMUKIMAN RAWAN LONGSOR KUMUN DEBAI Air Teluk 4 Karya Bakti Koto Lebu 2 IV KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH PERMUKIMAN TRADISIONAL PESISIR BUKIT 6 Koto Renah 2 7 Koto Keras 2 8 Koto Lolo 2 9 Koto Bento 20 Koto Tengah 2 2 Sungai Liuk 22 Seberang 2 Sumur Gedang V Koto Duo KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH TANAH KAMPUNG 2 Pendung Hiang 0 26 Koto Padang 27 Dusun Baru Debai 2 28 Desa Sembilan 2 LAPORAN AKHIR Halaman -

208 Strategi Pembangunan Permukiman NO TIPOLOGI PERMUKIMAN NILAI VI KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN TINGGI PUSAT KOTA 29 Kelurahan Dusun Baru 0 Koto Tinggi Amar Sakti 0 2 Lawang Agung Aur Duri 0 4 Sumur Anyir VII KAWASAN TEPI SUNGAI DAN RAWAN BANJIR RATA-RATA URUTAN KUMUN DEBAI Pinggir Air 0 6 Debai 7 Ranah Kayu Embun 9 TANAH KAMPUNG 8 Desa Tanjung Bunga 9 Koto Panap 2 40 Koto Tuo 4 Koto Tengah 42 Desa Mekar Jaya 2 4 Tanjung Karang 2 44 Koto Baru Tanah Kampung 4 Koto Pudung 46 Koto Dumo 9 0 HAMPARAN RAWANG 47 Tanjung 2 48 Paling Serumpun 0 49 Tanjung Mudo 0 Simpang Tiga 9 Kota Beringin 0 2 Koto Teluk 0 Dusun Dilir 0 4 Kampung Dilir Kampung Dalam 8 6 Larik Kemahan 9 7 Maliki Air 0 8 Koto Dian 9 9 Cempaka VIII KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH KOTO BARU 60 Kampung Tengah 6 Duyung Sakti 62 Permai Indah 8 6 Koto Limau Manis LAPORAN AKHIR 9 0 Halaman - 2

209 Strategi Pembangunan Permukiman NO TIPOLOGI PERMUKIMAN NILAI 64 Koto Baru 0 6 Sri Menanti 0 IX KAWASAN PERMUKIMAN KEPADATAN RENDAH RATA-RATA URUTAN TALANG LINDUNG-SUNGAI JERNIH 66 Talang Lindung 9 67 Sungai Jernih 9 68 Sungai Ning 0 69 Pelayang Raya 0 Sumber : Hasil Analisis Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :. Kota Sungai Penuh memiliki potensi bencana yang cukup tinggi 2. Terdapat kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi. Terdapat beberapa peninggalan permukiman tradisional yang perlu dilestarikan Maka ditetapkan beberapa kawasan permukiman prioritas yang terdiri dari :. Kawasan permukiman pusat kota 2. Kawasan permukiman kepadatan tinggi. Kawasan permukiman rawan longsor Kumun Debai 4. Kawasan permukiman tepi sungai dan rawan banjir. Kawasan permukiman kepadatan rendah dan permukiman tradisional Pesisir Bukit LAPORAN AKHIR Halaman -

210 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 4

211 .7 Strategi Pembangunan Permukiman PROFIL KAWASAN PRIORITAS KOTA SUNGAI PENUH Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kawasan permukiman prioritas di Kota Sungai Penuh dibagi kedalam beberapa prioritas, dimana kawasan prioritas pertama ( ) merupakan kawasan yang akan diprioritaskan pengembangannya pada tahun pertama pembangunan (tahun 204). Kawasan prioritas yang telah ditetapkan terdiri dari :. Kelurahan Sungai Penuh 2. Kelurahan Pasar Sungai Penuh. Desa Pasar Baru 4. Desa Gedang. Kelurahan Pondok Tinggi 6. Desa Pondok Agung 7. Desa Permanti Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. LAPORAN AKHIR Halaman -

212 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 6

213 Strategi Pembangunan Permukiman. KELURAHAN SUNGAI PENUH A. Karakteristik Permukiman. Berada di Kawasan Strategis Pendidikan (berdasarkan RTRW) 2. Berada pada pusat Kota Sungai Penuh (aktivitas ekonomi dan pendidikan). Terdapat permukiman tradisional dengan rumah larik yang menjadi cirri khas kawasan dan juga keberadaan beberapa cagar budaya dalam kawasan permukiman tradisional 4. Permukiman tradisional berada di RT 4 sampai dengan RT 4 (dari RT yang ada di Kelurahan Sungai Penuh). Luas Permukiman Tradisional,4 Ha 6. Jumlah Rumah sebanyak 92 unit dengan jumlah KK sebanyak.206 (backlog 274 unit rumah) B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan 4, Ha 2. Luas Lahan Terbangun 9 Ha (89,66% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan cukup tinggi.. Jumlah Penduduk jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 72 jiwa/ha, termasuk kategori rendah C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 4% 2. Pelayanan air limbah : seluruh penduduk (00%) sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 98% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Jalan lingkungan konstruksi beton dan sebagian sudah beraspal D. Potensi Kawasan. Permukiman tradisional yang tampak tertata dengan baik menjadikan kawasan ini sebagai kawasan bersejarah yang perlu penanganan khususnya dengan keberadaan rumah tradisional Rumah Larik. Permukiman ini merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Sungai Penuh. 2. Permukiman tradisional berada pada pusat kota yang merupakan kawasan strategis cepat tumbuh, sehingga dapat dijadikan sebagai objek wisata kota.. Terdapat Mesjid Raya yang merupakan salah satu landmark Kota Sungai Penuh E. Permasalahan. Permukiman tradisional merupakan permukiman padat yang cukup rawan akan sanitasi lingkungan dan juga rawan terhadap kebakaran 2. Tingkat pelayanan PDAM di kawasan permukiman ini masih sangat minim (4%). Saluran limbah rumah tangga yang berada pada bagian belakang permukiman masih bersatu dengan saluran drainase dengan sebagian besar kondisi cukup memprihatinkan LAPORAN AKHIR Halaman - 7

214 Strategi Pembangunan Permukiman 4. TPS terdapat diluar kawasan, dimana pihak Pemkot cukup sulit membangun TPS karena ada sebagian masyarakat tidak mau lahannya dimanfaatkan untuk pembangunan TPS F. Indikasi Penanganan. Penataan kembali permukiman tradisional dan rehabilitasi Rumah Larik yang sudah rusak untuk mempertahankan keberadaan Rumah Larik dan permukiman tradisional 2. Pengembangan sanitasi lingkungan, sehingga tercipta permukiman tradisional yang sehat dan layak huni. Pengembangan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran LAPORAN AKHIR Halaman - 8

215 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 9

216 Strategi Pembangunan Permukiman 2. KELURAHAN PASAR SUNGAI PENUH A. Karakteristik Permukiman. Berada di Kawasan Strategis sektor ekonomi (berdasarkan RTRW) 2. Berada pada pusat Kota Sungai Penuh (aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa, pemerintahan dan pendidikan). Permukiman umumnya berada pada bagian belakang kawasan perkantoran 4. Dilalui oleh sungai Batang Bungkal yang merupakan salah satu sungai yang mengalir melalui pusat Kota Sungai Penuh. Jumlah Rumah sebanyak 46 unit dengan jumlah KK sebanyak 422 (backlog 6 unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, kondisi ini dikarenakan permukiman berada pada pusat kota sehingga kondisi sosial ekonomi juga berbeda dengan kawasan lainnya. B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan 26, Ha 2. Luas Lahan Terbangun 2 Ha (80% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan cukup tinggi.. Jumlah Penduduk.9 jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 76 jiwa/ha, termasuk kategori rendah C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 84,8% 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 69,% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Memanfaatkan jalan utama, kolektor primer/sekunder dan lokal sebagai akses antar kawasan D. Potensi Kawasan. Berada pada kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Dilalui oleh sungai Batang Bungkal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi PDAM dan juga sebagai saluran drainase utama kota E. Permasalahan. Terbatasnya lahan untuk pengembangan permukiman karena sebagian besar (80%) sudah merupakan lahan terbangun 2. Sebagian penduduk masih membuang limbah rumah tangga ke saluran/sungai yang ada. Terdapat permukiman yang langsung berdekatan dengan Sungai Bungkal, sehingga pemanfaatan lahan yang seharusnya untuk jalur hijau tepi sungai dimanfaatkan penduduk sebagai bagian dari bangunan rumah LAPORAN AKHIR Halaman - 60

217 Strategi Pembangunan Permukiman F. Indikasi Penanganan Pengembangan RTH Kota dan pengamanan sempadan sungai Penataan kawasan sekitar terminal Pengembangan parker kendaraan bermotor Pengembangan jalur sepeda pusat kota guna mendukung pencemaran/polusi udara. Pengembangan jalur pejalan kaki (trotoar) kawasan pengurangan. DESA PASAR BARU A. Karakteristik Permukiman. Berada di Kawasan pusat kota dan Kawasan Strategis sektor ekonomi (berdasarkan RTRW) 2. Permukiman pada umumnya berada pada bagian belakang kawasan perdagangan. Jumlah Rumah sebanyak 0 unit dengan jumlah KK sebanyak 46 (backlog unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, akan tetapi cukup banyak juga rumah yang dihuni oleh lebih dari satu KK, kondisi ini dikarenakan permukiman berada pada kawasan perdagangan diman terdapat masyarakat yang bermukim di rumah took (ruko). B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan 6,6 Ha 2. Luas Lahan Terbangun Ha (7,76% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan cukup tinggi.. Jumlah Penduduk 77 jiwa LAPORAN AKHIR Halaman - 6

218 Strategi Pembangunan Permukiman 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : jiwa/ha, termasuk kategori sedang C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 6,6%, selebihnya memanfaatkan sumur bor untuk mendapatkan air bersih 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 92,4% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Memanfaatkan jalan utama, kolektor primer/sekunder dan lokal sebagai akses antar kawasan E. Potensi Kawasan. Berada pada kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Kawasan perekonomian, perdagangan dan jasa berkembang pesat, kebutuhan perekonomian penduduk dapat terpenuhi. Jarak permukiman dengan kawasan perdagangan dan jasa berdekatan dehingga kegiatan perekonimian penduduk dapat dengan mudah dilakukan E. Permasalahan. Terbatasnya lahan pengembangan permukiman yang dikarenakan luas lahan terbangun yang cukup tinggi yaitu mencapai 7,76% 2. Permukiman bercampur dengan kawasan perdagangan dan jasa. Kondisi lingkungan pasar yang tidak tertata dengan baik, pemanfaatan jalan umum untuk dijadikan tempat berjualan 4. Saluran drainase tertutup limbah kegiatan perdagangan dan menyebabkan terjadinya genangan F. Indikasi Penanganan Pengembangan RTH disekitar terminal dan pasar Penataan kawasan sekitar terminal Pengembangan parkir kendaraan bermotor Berfungsinya kembali jalan umum yang ada disekitar pasar Pengembangan jalur pejalan kaki (trotoar) kawasan LAPORAN AKHIR Halaman - 62

219 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 6

220 Strategi Pembangunan Permukiman 4. DESA GEDANG A. Karakteristik Permukiman. Berada pada pusat Kota Sungai Penuh (aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa, pemerintahan dan pendidikan) 2. Pada kawasan non permukiman terdapat lahan persawahan yang cukup luas, sehingga memungkinkan pengembangan kawasan permukiman. Berdekatan langsung dengan kawasan Pasar Tanjung Bajure 4. Pada bagian utara batas desa dilalui oleh Sungai Bungkal. Kepadatan permukiman cukup tinggi terutama pada kawasan yang berdekatan (di bagian belakang) dengan Pasar Tanjung Bajure 6. Jumlah Rumah sebanyak 69 unit dengan jumlah KK sebanyak 749 (backlog 0 unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, sebagian lagi diisi oleh beberapa keluarga. 7. Berdasarkan peta potensi banjir kawasan Desa Gedang merupakan kawasan yang berpotensi banjir terutama pada kawasan persawahan B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan 249, Ha 2. Luas Lahan Terbangun 2 Ha (0,02% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan cukup tinggi.. Jumlah Penduduk 4.26 jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 70 jiwa/ha, termasuk kategori sedang C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 70,4% 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 00% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Jalan lingkungan konstruksi beton dan beberapa bagian sudah beraspal F. Potensi Kawasan. Berada pada kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Dilalui oleh sungai Batang Bungkal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku bagi PDAM dan juga sebagai saluran drainase utama kota. Memiliki luas kawasan yang cukup besar untuk pengembangan permukiman 4. Memiliki beberapa sumber air bersih berupa mata air (Sumur Pulai) yang dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih yang layak dikonsumsi LAPORAN AKHIR Halaman - 64

221 Strategi Pembangunan Permukiman E. Permasalahan. Permukiman berdekatan dengan lokasi Pasar Tanjung Bajure sehingga berpotensi terjadinya kekumuhan kawasan 2. Saluran drainase pada kawasan dibelakang pasar sering terhambat karena limbah yang dihasilkan pasar menutupi saluran. Posisi kawasan lebih rendah dari pasar, sehingga buangan air dari pasar akan mengalir melalui kawasan terutama pada saat turun hujan. Terjadi genangan pada kawasan yang rendah karena kurangnya daya tamping saluran drainase 4. Kawasan merupakan daerah rawan terjadi kebakaran karena terdapat kawasan dengan kepadatan tinggi. Sebagian jalan lingkungan cukup sempit dan sulit dilalui kendaraan bermotor F. Indikasi Penanganan. Penataan Kawasan Pasar Tanjung Bajure 2. Penataan drainase disekitar Pasar Tanjung Bajure terutama drainase yang menuju kawasan Desa Gedang, sehingga air limbah dari pasar tidak masuk ke saluran drainase kawasan. Penataan drainase disekitar Jalan M. Yamin, RE Martadinata dan Yos Sudarso 4. Penyediaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran lokal. Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan LAPORAN AKHIR Halaman - 6

222 Strategi Pembangunan Permukiman. KELURAHAN PONDOK TINGGI A. Karakteristik Permukiman. Berada pada pusat Kota Sungai Penuh (aktivitas ekonomi perdagangan dan jasa, pemerintahan dan pendidikan) 2. Pada kawasan non permukiman terdapat lahan persawahan yang cukup luas, sehingga memungkinkan pengembangan kawasan permukiman. Berada disekitar jalan utama Kota Sungai Penuh 4. Pada bagian utara batas desa dilalui oleh Sungai Bungkal. Jumlah Rumah sebanyak unit dengan jumlah KK sebanyak 842 (backlog 09 unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, sebagian lagi diisi oleh beberapa keluarga. B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan 4, Ha 2. Luas Lahan Terbangun 9 Ha (4,% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan rendah.. Jumlah Penduduk.9 jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 68 jiwa/ha, termasuk kategori sedang C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 92% 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 74,% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi. Jalan lingkungan konstruksi beton dan beberapa bagian sudah beraspal D. Potensi Kawasan. Berada pada kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Memiliki luas kawasan yang cukup besar untuk pengembangan permukiman E. Permasalahan. Permukiman berdekatan dengan lokasi Pasar Tanjung Bajure sehingga berpotensi terjadinya kekumuhan kawasan 2. Saluran drainase pada kawasan dibelakang pasar sering terhambat karena limbah yang dihasilkan pasar menutupi saluran. Posisi kawasan lebih rendah dari pasar, sehingga buangan air dari pasar akan mengalir melalui kawasan terutama pada saat turun hujan. Terjadi genangan pada kawasan yang rendah karena kurangnya daya tamping saluran drainase 4. Kawasan merupakan daerah rawan terjadi kebakaran karena terdapat kawasan dengan kepadatan tinggi. Sebagian jalan lingkungan cukup sempit dan sulit dilalui kendaraan bermotor LAPORAN AKHIR Halaman - 66

223 Strategi Pembangunan Permukiman F. Indikasi Penanganan. Penataan Kawasan Pasar Tanjung Bajure 2. Penataan drainase disekitar Pasar Tanjung Bajure terutama drainase yang menuju kawasan Desa Gedang, sehingga air limbah dari pasar tidak masuk ke saluran drainase kawasan. Penataan drainase disekitar Jalan M. Yamin, RE Martadinata dan Yos Sudarso 4. Penyediaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran lokal. Peningkatan dan pemeliharaan jalan lingkungan LAPORAN AKHIR Halaman - 67

224 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 68

225 Strategi Pembangunan Permukiman 6. DESA PONDOK AGUNG A. Karakteristik Permukiman. Berdekatan dengan pusat kota/aktivitas perekonomian dan pemerintahan dan pendidikan 2. Terdapat permukiman tradisional dengan rumah larik yang menjadi cirri khas kawasan dan juga keberadaan Mesjid Agung yang merupakan cagar budaya dalam kawasan permukiman tradisional. Hampir seluruh permukiman di Desa Pondok Agung merupakan permukiman Rumah Larik yang merupakan rumah asli (tradisional) yang merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Sungai Penuh 4. Jumlah Rumah sebanyak 297 unit dengan jumlah KK sebanyak 7 (backlog 20 unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, sebagian lagi diisi oleh beberapa keluarga. B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan,4 Ha 2. Luas Lahan Terbangun Ha (88,24% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan tinggi.. Jumlah Penduduk.240 jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 4 jiwa/ha, termasuk kategori tinggi C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 9,8% 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 66,7% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Jalan lingkungan konstruksi beton dan beberapa bagian sudah beraspal D. Potensi Kawasan. Berdekatan dengan kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Permukiman tradisional yang tampak tertata dengan baik menjadikan kawasan ini sebagai kawasan bersejarah yang perlu penanganan khususnya dengan keberadaan rumah tradisional Rumah Larik. Permukiman ini merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Sungai Penuh. Selain itu terdapat juga Masjid Agung yang sudah berusia ratusan tahun yang merupakan cagar budaya. Merupakan potensi wisata budaya dan sejarah Islam E. Permasalahan. Permukiman tradisional merupakan permukiman padat yang cukup rawan akan sanitasi lingkungan dan juga rawan terhadap kebakaran LAPORAN AKHIR Halaman - 69

226 Strategi Pembangunan Permukiman 2. Saluran limbah rumah tangga yang berada pada bagian belakang permukiman masih bersatu dengan saluran drainase dengan sebagian besar kondisi cukup memprihatinkan 4. TPS kurang terawat dengan baik dan kesadaran masyarakat dalam penanganan persampahan F. Indikasi Penanganan. Penataan kembali permukiman tradisional dan rehabilitasi Rumah Larik yang sudah rusak untuk mempertahankan keberadaan Rumah Larik dan permukiman tradisional 2. Pengembangan sanitasi lingkungan, sehingga tercipta permukiman tradisional yang sehat dan layak huni. Pengembangan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran 7. DESA PERMANTI A. Karakteristik Permukiman. Berdekatan dengan pusat kota/aktivitas perekonomian dan pemerintahan dan pendidikan 2. Terdapat permukiman tradisional dengan rumah larik yang menjadi cirri khas kawasan.. Hampir seluruh permukiman di Desa Permanti merupakan permukiman Rumah Larik yang merupakan rumah asli (tradisional) yang merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Sungai Penuh 4. Jumlah Rumah sebanyak 407 unit dengan jumlah KK sebanyak 4 (backlog 24 unit rumah) yang berarti sebagian besar rumah diisi oleh satu keluarga, sebagian lagi diisi oleh beberapa keluarga. LAPORAN AKHIR Halaman - 70

227 Strategi Pembangunan Permukiman B. Luas Wilayah dan Kependudukan. Luas Lahan, Ha 2. Luas Lahan Terbangun 4 Ha (72,7% terhadap luas lahan), termasuk kategori kepadatan bangunan tinggi.. Jumlah Penduduk.7 jiwa 4. Kepadatan penduduk (terhadap lahan terbangun) : 79 jiwa/ha, termasuk kategori tinggi C. Karakteristik Infrastruktur. Tingkat pelayanan PDAM 8,2% 2. Pelayanan air limbah : sebagian besar sudah memanfaatkan jamban rumah tangga dengan 7,8% diantaranya sudah menggunakan septic tank. Persampahan, dilayani oleh TPS 4. Saluran drainase sebagian besar konstruksi beton dengan kondisi saluran masih bersatu dengan pembuangan air limbah rumah tangga dan berpotensi terjadi sedimentasi pada saluran drainase. Jalan lingkungan konstruksi beton dan beberapa bagian sudah beraspal D. Potensi Kawasan. Berdekatan dengan kawasan pusat kota dan kawasan strategis perspektif ekonomi 2. Permukiman tradisional yang tampak tertata dengan baik menjadikan kawasan ini sebagai kawasan bersejarah yang perlu penanganan khususnya dengan keberadaan rumah tradisional Rumah Larik. Permukiman ini merupakan cikal bakal terbentuknya Kota Sungai Penuh.. Merupakan potensi wisata budaya dan sejarah Islam E. Permasalahan. Permukiman tradisional merupakan permukiman padat yang cukup rawan akan sanitasi lingkungan dan juga rawan terhadap kebakaran 2. Saluran limbah rumah tangga yang berada pada bagian belakang permukiman masih bersatu dengan saluran drainase dengan sebagian besar kondisi cukup memprihatinkan 4. TPS kurang terawat dengan baik dan kesadaran masyarakat dalam penanganan persampahan F. Indikasi Penanganan. Penataan kembali permukiman tradisional dan rehabilitasi Rumah Larik yang sudah rusak untuk mempertahankan keberadaan Rumah Larik dan permukiman tradisional 2. Pengembangan sanitasi lingkungan, sehingga tercipta permukiman tradisional yang sehat dan layak huni. Pengembangan sarana dan prasarana pencegahan bahaya kebakaran LAPORAN AKHIR Halaman - 7

228 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 72

229 Strategi Pembangunan Permukiman LAPORAN AKHIR Halaman - 7

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Modul Pelaksanaan Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP MODUL PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) PANDUAN PENYUSUNAN STRATEGI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) Edisi Cetakan ke-5 (Revisi) Jakarta, Tahun 2014 Tim Penyusun Direktorat Pengembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Prioritas dan sasaran pembangunan merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu. Penetapan prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pembaharuan tata kelola pemerintahan, termasuk yang berlangsung di daerah telah membawa perubahan dalam berbagai dimensi, baik struktural maupun kultural. Dalam hal penyelenggaraan

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Kerja (Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan dan pendanaan yang berisi program dan kegiatan SKPD sebagai penjabaran dari RKPD dan Renstra SKPD dalam satu

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

----- LAPORAN BULANAN -----

----- LAPORAN BULANAN ----- ----- LAPORAN BULANAN ----- STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DI KOTA KEDIRI PEKERJAAN Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) di Kota Kediri

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TANA TORAJA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan perlu ditingkatkan. Ketidaktahuan dan pemahaman masyarakat

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Pinrang bersama seluruh pemangku kepentingan mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan;

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; belum terdapatnya strategi khusus infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi Kabupaten (SSK) Bone adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten.

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

Kota Nabire, JUNI 2012 TIM PENYUSUN 1 P E N Y U S U N A N S P P I P K A B. N A B I R E L A P O R A N B U L A N J U N I

Kota Nabire, JUNI 2012 TIM PENYUSUN 1 P E N Y U S U N A N S P P I P K A B. N A B I R E L A P O R A N B U L A N J U N I PUJI SYUKUR kehadirat TUHAN YME atas tersusunnya laporan bulanan keempat kegiatan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Nabire. Sesuai dengan yang diwajibkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014

PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 PENJELASAN MEKANISME PENYUSUNAN Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman SEMARANG, 5 JUNI 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERA CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat yang Berakhlak dan Berbudaya sangat dibutuhkan political will, baik oleh

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP

FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP FORM PEMANTAUAN PENYUSUNAN SPPIP FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN FORM 1.1S : MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN SOSIALISASI SPPIP Kegiatan : Sosialisasi Peserta : Hari/Tanggal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Aceh Tamiang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Aceh Timur di Provinsi Aceh yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Ke 6. ( 2 November 29 November 2012 ) Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP

Laporan Bulanan Ke 6. ( 2 November 29 November 2012 ) Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan SPPIP Kabupaten Polewali Mandar Laporan Bulanan Ke 6 ( 2 November 29 November 2012 ) Kata Pengantar Laporan Bulanan Ke- 6 ini merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 1.8. Kebijakan Pembangunan Daerah Berkelanjutan Provinsi DKI Jakarta Pembangunan di DKI Jakarta adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan dan pembangunan pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMD 2013-2017 baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan Standar Pelayanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERANAN RP2KPKP DALAM PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KUMUH PERKOTAAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KLUNGKUNG JALAN GAJAH MADA NO 47 SEMARAPURA 2014 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Gajah Mada Nomor 47 Telp. (0366)

Lebih terperinci