BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
|
|
- Ari Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Kecerdasan Emosional Pada umumnya kecerdasan seseorang hanya diukur berdasalkan kecerdasan akal saja. Kecerdasan akal ini sebagian besar hanya meliputi ketrampilan membaca, menulis, dan berhitung yang dapat diasah melalui pendidikan formal (sekolah) dan nonformal (lembaga pendidikan) yang akan mengarahkannya pada keberhasilan akademik saja. Namun sebenarnya tolok ukur keberhasilan hidup bukan hanya dari keberhasilan akademik saja, diperlukan juga seperangkat kecakapan lain diluar kecerdasan intelektual seperti bakat, hubungan sosial, kematangan emosional, pengendalian diri dan lain-lain yang biasa disebut dengan kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosional sangat penting dalam kehidupan karena pada hakikatnya pengalaman emosional akan selalu mengalir dan berkelanjutan dalam perkembangan individual. Istilah kecerdasan biasa diartikan dengan kata intelegensi dari bahasa latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Secara umum, seseorang dengan tingkat kecerdasan yang tinggi akan dapat mudah belajar menerima apa yag diberikan padanya. Adapun yang intelegensinya 8
2 9 rendah, cenderung lebih lambat menerima (kesulitan menangkap materi yang diberikan). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Heller, Monks dan Passow menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki intelegensi yang tinggi, belum tentu tidak mengalami gangguan dalam belajar. Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegemiraan, kesedihan, keharuan dan kecintaan (Kamus besar Bahasa Indonesia, 2002 dalam Yuniani, 2010). Kecerdasan emosional dapat membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan. Emosi merupakan suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang biologis dan psikologis dalam bertindak (Goleman, 2003 dalam Yuniani, 2010). Pada masa sekarang pengembangan kepribadian mahasiswa dapat dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ) atau Kecerdasan Emosional. Goleman menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasabiasa saja, selain kecerdasan akal yang mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja. Kecerdasan adalah kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, serta kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali (Chaplin, 2009).
3 10 Kecerdasan adalah kemampuan untuk menciptakan produk yang efektif atau penawaran jasa yang bernilai dalam budaya, sekelompok kemampuan yang memungkinkan manusia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupannya serta potensi untuk menemukan atau menciptakan solusi masalah, yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang baru (Gardner dalam Sariolghalam, Noruzi, dan Rahimi, 2010). Kecerdasan emosional merupakan himpunan kecerdasan sosial untuk mengetahui perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan (Shapiro dalam Nadhirin, 2009). Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang mengacu pada keterampilan nonkognitif, kemampuan, serta komponen yang mempengaruhi seseorang untuk berhasil dalam tuntutan lingkungan dari tekanan (Arfan Ikhsan Lubis, 2011). Kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosio sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif (Melandy dan Aziza, 2006 dalam Nieke, 2010). Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi (Melandy dan Aziza, 2006 dalam Nieke, 2010). Sementara menurut pencipta istilah mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan
4 11 perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual (Salovey dan Mayer dalam Nieke, 2010). Kelebihan orang yang bekerja dengan kecerdasan emosional tinggi adalah lebih jeli melihat peluang, lebih kreatif memanfaatkan kesempatan, berinisiatif tinggi, pandai bergaul dan bekerja sama, memiliki daya cipta dan komitmen tinggi (Eko J. Santoso, 2012). Mereka yang tidak sadar akan kemampuan-kemampuannya atau yang mempunyai pikiran sesat terhadap dirinya sendiri, biasanya hidup dalam kehampaan atau kekosongan. Harga diri yang positif adalah suatu kualitas yang menggaris bawahi pengembangan batiniah yang dapat menghantarkan kita menuju penghargaan diri dan kesuksesan pribadi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional sangat berperan dalam pembentukan watak dan kepribadian seseorang, serta sangat menentukan keberhasilan dan kualitas kehidupannya. Tidak hanya itu, seseorang yang dapat mengelola emosi dirinya akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting dibanding dengan kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang (Maliki, 2009). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memahami emosi sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri, serta menjalin hubungan dengan orang lain.
5 12 Dalam penelitian ini, dimensi kecerdasan emosional yang dipakai adalah dimensi kecerdasan emosional menurut (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013), secara garis besar Goleman membagi dua kecerdasan emosional, yaitu kompetensi personal (pribadi) yang meliputi pengenalan diri (kesadaran diri), pengendalian diri (pengaturan diri), motivasi diri, dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan ketrampilan sosial. Jadi lima dimensi atau komponen kecerdasan emosional (EQ) menurut Goleman adalah sebagai berikut: a. Pengenalan diri (Self awareness) Pengenalan diri adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). b. Pengendalian diri (Self regulation) Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). c. Motivasi (Motivation) Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan
6 13 inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013).. d. Empati (Empathy) Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bebagai macam orang (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk memahami emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim e. Keterampilan sosial (Social skills) Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013).
7 14 Tabel 2.1 Komponen Kecerdasan Emosional Kecakapan Pribadi Menentukan bagaimana kita mengolah diri sendiri. Kesadaran diri Mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya dan intuisi. Kesadaran emosi: mengenali emosi diri sendiri dan efeknya. Penilaian diri secara teliti: mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri. Percaya diri: keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. Kecakapan Sosial Menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan Empati Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Memahami orang lain: mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengembangkan orang lain: mengatasi keseragaman, kesadaran politis. Pengaturan diri Mengelola kondisi, implus, dan sumberdaya diri sendiri. Kendali diri: mengelola emosi dan desakan hati yang merusak. Sifat dapat dipercaya: memelihara norma kejujuran dan integritas. Keterampilan sosial Kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain. Pengaruh: memiliki taktik untuk melakukan persuasi. Komunikasi: mengirimkan pesan
8 15 Kewaspadaan: bertanggung jawab atas kinerja pribadi. Adaptabilitas: keluwesan dalam menghadapi perubahan. Inovasi: mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi baru. Motivasi Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Dorongan prestasi: dorongan untuk menjadi lebih baik dan memenuhi standar keberhasilan. Komitmen: menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan. Inisiatif: kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Optimisme:kegigihan memperjuangkan sasaran kendati ada halangan dan kegagalan. Sumber: Utami (2012). yang jelas dan meyakinkan. Kepemimpinan: membangkitkan inspirasi memandu kelompok dan orang lain. Katalisator perubahan: memulai dan mengelola perubahan. Manajemen konflik: negosiasi dan pemecahan silang pendapat. Pengikat jaringan: menumbuhkan hubungan sebagai alat. Kolaborasi `dan kooperasi: kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama. Kemampuan tim: menciptakan sinergi. Kelompok dalam memperjuangkan tujuan. 2. International Financial Reporting Standard (IFRS) Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal sebagai International Financial Reporting Standard (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan tekanan pada penilaian profesional dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
9 16 penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua negara untuk mempermudah proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan model revaluasi, yaitu kemungkinan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan di sajikan dengan basis true and fair. IFRS merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia. a. Sejarah International Financial Reporting Standard (IFRS) Sejarah IFRS cukup panjang dan berliku. Pada 1982, international financial accounting committee (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan federasi akuntan eropa pada Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS.
10 17 Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti IAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui AS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke IAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB, dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi kompatible. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan. b. Pengertian IFRS IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) (Nadhia, 2012). Standar
11 18 akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC) (Nadhia, 2012). IFRS adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional. Sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS) kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan (Natawidyana, 2008). Secara keseluruhan IFRS mencakup: a. International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah tahun b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun c. Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun d. Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001
12 19 c. Tujuan IFRS Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan 2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS. 3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. d. Manfaat adopsi IFRS Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai negara berkembang. International Financial Reporting Standards, manfaat utama yang diperoleh dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang berasal dari berbagai Negara (Marsini Purba, 2010). Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber dana setiap
13 20 tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional. Membuat perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat perusahaan dimengerti oleh pasar dunia. The Big- 4 Accounting Firm mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia. Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat: 1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional. 2. Meningkatkan arus investasi global. 3. Menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan berdasar IFRS: Elemen laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas
14 21 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada perioda komparatif Basis pengukuran 1. Biaya perolehan 2. Biaya kini 3. Nilai realisasi dan penyelesaian 4. Nilai sekarang 3. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Judul Hasil Penelitian Nieke H. Widaningrum, dkk (2010) Pengaruh ketersediaan sarana pendidikan dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman IFRS dengan minat sebagai variabel moderating di Fakultas Ekonomi UNSOED Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sarana pendidikan dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tingkat pemahaman IFRS baik pada mahasiswa maupun dosen. Namun dalam pengujian secara parsial diketahui bahwa sarana pendidikan hanya
15 22 Nadhia Riesti Putri Utami (2012) Pengaruh status perguruan tinggi, status mahasiswa, kecerdasan emosional dan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen terhadap pemahaman IFRS pada mahasiswa akuntansi di kota semarang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa akuntansi mengenai IFRS tetapi tidak berpengaruh terhadap pemahaman dosen mengenai IFRS. Sarana pendidikan tidak diteliti dalam penelitian ini dikarenakan peneliti percaya bahwa sarana pendidikan pada perguruan tinggi di semarang relatif sudah memadai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis perguruan tinggi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemahaman IFRS. Status mahasiswa berpengaruh positif signifikan terhadap pemahaman IFRS. Kecerdasan emosional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemahaman
16 23 Diana Nugraheni dan Ardiani Ika Sulistyawati (2012) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman IFRS IFRS. Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat yaitu kecerdasan emosional. Sedangkan seperti kecerdasan intelektual, ketersediaan sarana pendidikan, perilaku belajar, dan kepercayaan diri memiliki pengaruh signifikan terhadap minat. Mengenai IFRS hasil penilian menunjukkan hanya ada satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pemahaman IFRS yaitu kecerdasan intelektual.
17 24 Kurniawan (2013) Linda Eva Natalia (2013) Tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS Pengaruh ketersediaan sarana pendidikan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kepercayaan diri dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman IFRS Dan untuk minat hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukan satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi IFRS yaitu minat belajar. Sedangkan kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya ada satu variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS yaitu kepercayaan diri dan satu variabel yang memiliki pengaruh
18 25 signifikan tetapi mempunyai nilai koefisien negatif terhadap tingkat pemahaman IFRS yaitu perilaku belajar. Sedangkan seperti ketersediaan sarana pendidikan, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman IFRS. B. Kerangka Pemikiran Berdasarkan logika dari pernyataan di atas maka dikembangkan suatu kerangka pemikiran atas penelitian ini, yaitu: 1. Pengenalan Diri Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Pengenalan diri adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dirasakan dalam dirinya dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri sendiri dan
19 26 kepercayaan diri yang kuat (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Pengenalan diri menyertakan kemampuan seseorang menguasai reaksi pada berbagai peristiwa, tantangan, bahkan orang-orang tertentu. Pengenalan diri yang tinggi akan dapat memungkinkan seseorang untuk melihat dan meneliti tindakan yang dilakukannya. Dengan tidak mempunyai pengenalan diri yang tinggi, seseorang tidak memiliki informasi yang memadai untuk dapat mengambil keputusan yang efektif. Pada tahap ini memerlukan pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul pemahaman tentang diri. H1 : Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 2. Pengendalian Diri Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Pengendalian diri adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan menangani emosinya sendiri sedemikian rupa sehingga berdampak positif pada pelaksanaan tugas, memiliki kepekaan pada kata hati, serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Mengelola emosi berarti memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut untuk menghadapi situasi secara produktif, bukannya menekan emosi dan menghilangkan informasi berharga yang disampaikan oleh emosi kepada diri sendiri.
20 27 Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika tertimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. H2 : Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 3. Motivasi Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Motivasi adalah menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Selain itu motivasi juga berarti daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan ketrampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggrakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. H3 : Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.
21 28 4. Empati Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Empati adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bebagai macam orang (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus setuju dengan apapun yang kita dengar. Keuntungan dari memahami orang lain adalah kita lebih banyak pilihan tentang cara bersikap dan memiliki peluang lebih baik untuk H4 : Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. 5. Keterampilan sosial Tidak Berpengaruh terhadap Pemahaman Mahasiswa terhadap IFRS Keterampilan sosial adalah kamampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan sosial dengan orang lain, mampu membaca situasi jaringan sosial secara cermat, berinteraksi dengan lancar, menggunakan ketrampilan ini untuk mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, serta bekerja sama dalam tim (Goleman, 2002 dalam Syifa, 2013). Tanpa komunikasi, entah itu bahasa isyarat, bahasa tubuh, atau percakapan tatap muka, tidak akan ada pertalian sehingga tidak ada hubungan interpersonal yang terjadi. H5 : Keterampilan sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. Dari uraian tersebut, untuk menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dikemukakan suatu kerangka pemikiran teoritis
22 29 mengenai Pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati, dan Keterampilan sosial Terhadap tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap IFRS dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengenalan Diri (X1) Pengendalian Diri (X2) Motivasi (X3) Empati (X4) Tingkat Pemahaman International Financial Reporting Standard (IFRS) (Y) Keterampilan Sosial (X5) C. Hipotesis H1 : Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H2 : Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H3 : Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS. H4 : Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.
23 30 H5 : Keterampilan sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap IFRS.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan dan Emosi Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi: kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang merupakan keterampilan
Lebih terperinciTEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS
TEORI AKUNTANSI MAKALAH ADOPSI PENUH IFRS Dosen : Anis Chariri, SE, MCom, Ph.D. Akt. Disusun oleh: Astri Laksitafresti Destaria Ferdiani Ranny Tanjungsari Yuliana C2C008022 C2C008035 C2C008116 C2C008153
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh International Accounting Standard Board (IASB).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 IFRS (International Financial Reporting Standards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT terbuka). Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja. Hal ini termasuk latar belakang penelitian, rumusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Pembelajaran Menurut Dimyati Mahmud, bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Adapun Winkel menyatakan sebagai semua aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional Pada tahun 1990 psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire pertama kali melontarkan istilah kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh globalisasi bukan hanya membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan juga membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terjadinya globalisasi karena adanya beberapa faktor, globalisasi ini mulai terlihat dari kegiatan ekonomi suatu negara dengan fenomena-fenomena yang muncul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
Modul ke: 07 Dra. Fakultas FIKOM Interpersonal Communication Skill Kecerdasan Emosi Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising Emotional Equotion (Kecerdasan Emosi) Selama ini, yang namanya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam
Lebih terperinci3. Standar Akuntansi Syariah Standar Akuntansi Syariah akan diluncurkan dalam tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab.
PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciC H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI)
Dosen : Christian Ramos Kurniawan C H A P T E R 1 FINANCIAL REPORTING AND ACCOUNTING STANDARDS (PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI) 1-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta mengharmonisasi standar akuntansinya dengan standar akuntansi internasional. Hal ini bertujuan agar
Lebih terperinci1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam pasar modal global memberi arti bahwa dimensi internasional dari akuntansi menjadi semakin penting dari masa sebelumnya bagi kalangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Atribusi (attribution theory) Menurut Robbins dan Judge (2008), teori hubungan atau teori atribusi (attribution theory)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi akan mendapatkan bekal berupa teori yang telah diterima selama perkuliahan, yang nantinya setelah lulus dari
Lebih terperinciAKUNTANSI INTERNASIONAL
AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah diadopsi oleh banyak negara di dunia, seperti Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Australia.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK
BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di setiap negara, penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang berbeda-beda. Standar dan tahapan tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, metode sangat diperlukan karena bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang diteliti agar mencapai
Lebih terperinciSEMINAR PENULISAN ILMIAH
ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA RUGI MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL (IFRS) DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi dikenal sebagai bahasa bisnis. Dalam hal bisnis, terdapat kebutuhan sebuah bahasa sebagai penghubung antara pengirim dan penerima informasi untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini semakin berkembang, ini mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan kekayaan atau harta yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi telah membuat batasan negara sudah semakin tidak tampak sehingga mendorong terjadinya kegiatan bisnis di luar batas negara. Sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Definisi Semangat Kerja Davis & Newstrom (2000) menyebutkan bahwa semangat kerja adalah kesediaan perasaan maupun perilaku yang memungkinkan seseorang bekerja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk mempunyai kepandaian atau kecerdasan otak saja agar dapat memperoleh pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan bisnis di luar batas negaranya. Adanya kebutuhan akan pelaporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan oleh penduduk dunia. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun lalu internasionalisasi pada pasar modal sudah dirasakan oleh penduduk dunia. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Globalisasi berpengaruh
Lebih terperinciAkuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee
Modul ke: Fakultas Pasca Sarjana Akuntansi Keuangan Kontemporer Lobbying of the international accounting standards committee Dr.Harnovinsah M.Si,Ak,CA Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perilaku Belajar Mahasiswa Perilaku dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005) diartikan dengan tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau balasan. (Batson, 1991) Altruisme adalah sebuah keadaan motivasional
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Altruis 2.1.1 Pengertian Altruis adalah suatu bentuk perilaku menolong berupa kepedulian untuk menolong orang lain dengan sukarela tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional Menurut Stain dan Book (2002) kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan kedunia yang rumit, aspek pribadi,
Lebih terperinciKeterkaitan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja SDM
KeterkaitanKecerdasanEmosionaldenganKinerjaSDM Oleh: Dra. Maria F.Lies Ambarwati, M.M. Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi sejak dulu hingga saat ini tidak pernah surut sedikitpun. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang. Konvergensi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan arus globalisasi, Pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum telah bersepakat untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. IAI mencanangkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan yang dimiliki. Kecerdasan tersebut terdiri dari kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Konseptual 1. Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam belajar. Apabila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat
Lebih terperinci*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan
J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t 2 0 1 4 512 TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS SWASTA DI LAMONGAN) *( Abdul Ghofur Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan mengenai transaksi (kejadian ekonomi dan keuangan) suatu organisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, pasar modal di dunia sudah sangat luas. Berbagai perusahaan dari negara berlomba-lomba menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
Lebih terperinci(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI DALAM SISTEM PENDIDIKAN TINGGI AKUNTANSI (Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks, terutama kita yang hidup di perkotaan yang sangat rentan pada perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan globalisasi sangat cepat dan tidak ada batasan waktu, ruang, dan tempat antar suatu negara. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap orang untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Perilaku Belajar Mahasiswa Konsep tentang belajar yang dikemukanan Skinner adalah konsep belajar secara sederhana, namun komprehensif. Menurut Skinner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka yang berpendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS
Makalah Seminar Akuntansi STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS OLEH : Wildha Ardhiyanto (A311 12 268) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015 BAB I PENDAHULUAN Standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa era globalisasi ini Indonesia menerapkan standar akuntansi yang diakui oleh setiap negara yaitu IFRS (International Financial Reporting Standard) dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan mencatat informasi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai pihak seperti investor, karyawan,
Lebih terperinciPengantar Ilmu akuntansi haruslah terus berkembang sejalan dengan perkembangan lingkungan ekonomi agar dapat mengembangkan ilmu akuntansi itu sendiri.
Trend Akuntansi Pengantar Ilmu akuntansi haruslah terus berkembang sejalan dengan perkembangan lingkungan ekonomi agar dapat mengembangkan ilmu akuntansi itu sendiri. Adolf J. H. Ethoven (1995) dalam Accounting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan atau standar akuntansi.ifrs (Internasional Financial Reporting Standard) merupakansuatu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dunia. Selama tahun tersebut siklus laporan keuangan untuk International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2005 merupakan permulaan pasar di era globalisasi dan genap 30 tahun untuk membuat aturan atas pelaporan keuangan untuk perusahaan kapital diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai permasalahan yang dihadapi
Lebih terperinciDAMPAK INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) NO. 16 TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT. X. A.A. Ngr. Yudi Surya Kusuma¹ I Kadek Sumadi²
DAMPAK INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) NO. 16 TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT. X A.A. Ngr. Yudi Surya Kusuma¹ I Kadek Sumadi² ¹Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Sebagai respon atas meningkatnya
Lebih terperinciDESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20
DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA Purwati 19, Nurhasanah 20 Abstrak. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dan investasi dari obligasi atau surat hutang yang diterbitkan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu investasi dari saham, dan investasi dari obligasi atau surat hutang yang diterbitkan perusahaan dipasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi adalah sebuah aktifitas jasa, dimana fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula dengan persaingan di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. International Financial Reporting Standard. 1. Sejarah International Financial Reporting Standard
BAB II LANDASAN TEORITIS A. International Financial Reporting Standard 1. Sejarah International Financial Reporting Standard Sepanjang tahun 1999-2000, IASC (International Accounting Standard Committee)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting Standards Committee (IASC) dibentuk untuk menyusun standar pelaporan keuangan internasional
Lebih terperinciANALISIS TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS DENGAN. KONVERGENSI IFRS PADA PT INDOSAT Tbk PERIODE NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS DENGAN KONVERGENSI IFRS PADA PT INDOSAT Tbk PERIODE 2011-2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciHubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di. Indonesia. Di Susun Oleh : UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI
Hubungan IFRS, Tanggung Jawab Sosial dan Pendidikan Akuntansi di Indonesia Di Susun Oleh : Umbu Ardian T. Putra 11130100M UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI TAHUN AJARAN 2013/2014 Hubungan
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan
PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki suatu tantangan untuk terus meningkatkan kualitas informasi akuntansi disetiap perusahaan yaitu dengan melakukan penyajian dan pengungkapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Legitimasi Menurut Tristanti (2012) teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat. Teori legitimasi menjadi sumber
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP KONVERGENSI IFRS (INTERNATIONAL FINANCIALREPORTING STANDARTS) DENGAN PSAK (PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) DI INDONESIA
TINJAUAN TERHADAP KONVERGENSI IFRS (INTERNATIONAL FINANCIALREPORTING STANDARTS) DENGAN PSAK (PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) DI INDONESIA Lea Emilia Farida (1) dan Sirajudin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut adanya suatu sistem akuntansi internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara. Harmonisasi terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian kecerdasan emosional Kecerdasan emosional, secara sederhana dipahami sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri dan orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan investasi. Informasi yang diperlukan tersebut diantaranya disajikan dalam laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir. 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecerdasan Emosional pada Remaja Akhir 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Pada remaja Akhir Menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna laporan keuangan. Masing-masing pengguna memiliki beragam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan olehinternational Accounting Standard Board (IASB)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan tema penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : 1. Daske et al (2008). Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciDiajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS ANGKATAN 2007 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara, seringkali menyebabkan standar akuntansi yang digunakan oleh suatu negara berbeda dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan. Kegiatan ini memegang peranan penting terutama bila manajer
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengambilan Keputusan 1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memegang peranan penting terutama bila manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu laporan keuangan juga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan investasi dan perdagangan dan mengarah kepada pembentukan satu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Akhir-akhir ini perhatian para akademisi dan praktisi pendidikan terhadap pendidikan karakter mulai bangkit kembali seiring terbitnya kesadaran akan pentingnya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan digunakan manajemen untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya dalam mengelola sumber daya perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas
Lebih terperinci