Merapi sebagai gunungapi strato muda memiliki potensi mataair yang cukup besar. Polapersebaran mataair ini umumnya melingkari badangunungapi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Merapi sebagai gunungapi strato muda memiliki potensi mataair yang cukup besar. Polapersebaran mataair ini umumnya melingkari badangunungapi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air menjadi kebutuhan utama makhluk hidup di bumi, terutama bagi manusia. Manusia memanfaatkan air sebagai sumber air minum. Sedangkan pemanfaatan yang lain adalah untuk memenuhi keperluan rumah tangga, pertanian, perikanan, dan industri. Pemanfaatan inilah yang menjadikan air memiliki peran cukup penting bagi pembangunan di bidang ekonomi dan sosial.sumberdaya air secara alami semakin mengalami penurunan, baik segi kualitas maupun kuantitas, sedangkan kebutuhan akan air semakin besar (Bruggen, et.al., 2010).Permintaan terhadap air yang semakin besar dapat dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk yang terus berlangsung (Kodoatie dan Syarief, 2005).Sedangkan penyediaan air bersih di Indonesia masih terdapat beberapa permasalahan, yaitu tingkat pelayanan air minum, masalah kuantitas dan kualitas air, serta suplai air dan distribusinya (Sarkol, 2010). Kebutuhan air penduduk dapat dipenuhi dari airtanah dan air permukaan. Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Sedangkanairtanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah dan bebatuan dalam. Airtanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer di bawah watertable (Todd, 2005). Airtanah merupakan sumber air bersih yang paling murah bagi masyarakat (Santosa, 2006). Airtanah dipilih karena secara kuantitas dan kualitas dianggap lebih baik daripada air permukaan. Airtanah relatif lebih stabil jumlahnya, baik pada musim penghujan maupun kemarau(siswanto, 2000).Aliran airtanah yang terpotong topografi akan muncul ke permukaan sebagai matair. Menurut Tolman (1937), mataair merupakan pemusatankeluarnya airtanah yang muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran airtanah. Mataair ini pada umumnya banyak ditemukan pada daerah pegunungan. 1

2 Merapi sebagai gunungapi strato muda memiliki potensi mataair yang cukup besar. Polapersebaran mataair ini umumnya melingkari badangunungapi membentuk pola seperti sabuk,yang biasa disebut sabuk mataair (spring belt) (Santosa, 2006). Pada ketinggian-ketinggian tertentu terdapat jalur mataair (spring belt)yang berkaitan dengan sifat orohidrologi-nya, juga berkaitan dengan perubahan lereng yang diakibatkan oleh perubahanstruktur batuan pembentuknya (Purbohadiwidjojo dalam Santosa, 2006). Mataair ini berperan sebagai input bagi aliran permukaan dan merupakan sumber utama bagi pemenuhan kebutuhan air bagi penduduk di daerah lereng selatan Gunung Merapi. Hal ini disebabkan karena kualitas mataair cenderung masih baik.salah satu mataair di lereng selatan Merapi yang memiliki debit cukup besar adalah Mataair Umbulwadon. Mataair Umbulwadon menjadi salah satu sumber air paling potensial dibandingkan airtanah dan air sungai bagi penduduk di Desa Umbulharjo dan Kepuharjo. Hal ini disebabkan karena airtanah di daerah ini diperoleh dengan penggalian sedalam lebih dari 20 meter.selain Mataair Umbulwadon, kedua desa tersebut juga memiliki mataair lain yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Mataair yang dimaksud adalah mataair Petung dan Batur yang berada di Desa Kepuharjo, Mataair Pentingsari, Pelemsari, Sidorejo, dan Pawon yang berada di Desa Umbulharjo. Oleh karena itu, mataair memiliki peran yang cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan air domestik pada kedua desa tersebut. Pemanfaatan mataair oleh masyarakat sekitar Mataair merupakan bagian dari kebijakan pengelolaandari aspek pemanfaatan. Pola dan bentuk pemanfaatan mataair yang dilakukan masyarakat sangat beragam. Mulai dari pemanfaatan yang sederhana, pemanfaatan secara individu dan berkelompok, hanya sekedar memanfaatkan, ada pula yang mulai peduli dengan pelestarian dan pemeliharaan mataair, hingga pemanfaatan yang telah tertata dengan membentuk sebuah organisasi untuk memperkuat pengelolaan mataair (Akhmadi, 2011). Mataair Umbulwadon telah dikelola dan dibangun bak penampung. Bak penampung ini berfungsi untuk menampung air yang berasal dari Mataair Umbulwadon yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga melalui pipa. 2

3 Pasca erupsi Merapi 2010 sumber Mataair Umbulwadon sempat tertutup material hasil erupsi dan jaringan penghubung (pipa air) kerumah penduduk rusak. Hal ini mengakibatkan perubahan debit mataair menjadi lebih kecil sehingga ketersediaan air bersih menjadi semakin langka. Kelangkaan air dapat menimbulkan beberapa permasalahan, termasuk konflik (Gleick, 2009). Konflik ini sering muncul karena adanya perbedaan pandangan tentang konsep kebutuhan air, kemampuan air memenuhi kebutuhan, dan krisis air (Indrawaty, 2009). Pengelolaan yang tepat bagi kelestarian Mataair Umbulwadon dan mataair lain di Umbulharjo dapat menjadi pemecahan permasalahan ini. Dengan tetap terjaganya kelestarian Mataair Umbulwadon, maka kemampuan mataair ini dalam memenuhi kebutuhan air penduduk juga akan terjaga Perumusan Masalah Erupsi Merapi 2010 menimbulkan beberapa dampak di bidang sumberdaya lahan, fisik, dan air. Salah satu sumberdaya air yang terkena dampak adalah mataair dan distribusinya. Erupsi Merapi menghasilkan material yang tercampur dengan air hujan. Material tersebut mengalir melalui sungai-sungai yang berhulu di Merapi. Salah satu sungai yang membawa material tersebut adalah Kali Kuning. Tutupan material dan lahar yang mengalir pada Kali Kuning menyebabkan tertututpnya sumber mataair pada hulu Kali Kuning, yaitu Mataair Umbulwadon. Selain itu, pipa untuk mendistribusikan air yang berasal dari Mataair Umbulwadon mengalami kerusakan sehingga peyaluran air dari sumber mataair menjadi terhambat. Mataair merupakan salah satu sumber utama pemenuhan kebutuhan air domestik bagi penduduk di Desa Umbulharjodan Kepuharjo. Kerusakan pipa distribusi dan tertutupnya sumber air dapat menjadi permasalahan yang serius. Permasalahan lain yang muncul adalah ketidakmerataan pendistribusian air dari mataair. Mataair Umbulwadon yang mengalami penurunan debit akibat erupsi Merapi tidak hanya dimanfaatkan oleh penduduk sekitar, tetapi juga oleh PDAM Tirta Dharma Sleman dan PDAM Tirta Marta Kodya. Ketidakmerataan pendistribusian ini menyebabkan beberapa penduduk di sekitar Mataair, yaitu 3

4 Desa Kepuharjo tidak mendapat pasokan air dari Mataair Umbulwadon dan harus membeli air dari pemasok. Selain itu, kualitas air yang berasal dari mataair mengalami penurunan akibat bercampurnya material hasil erupsi dengan sumber air. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi mataair untuk pemenuhan kebutuhan domestik di Desa Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan? 2. Bagaimana pola pemanfaatan mataair di Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan setelah erupsi Gunungapi Merapi 2010? 3. Bagaimana strategi pengelolaan mataair di Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan? Permasalahan yang timbul akibat adanya erupsi Merapi 2010 dalam bidang sumberdaaya air, khususnya mataair merupakan permasalahan yang perlu segera ditangani. Dengan adanya sistem pengelolaan mataair yang tepat diharapkan dapat mengurangi permasalahan tersebut. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan diatas menjadi dasar untuk mengadakan penelitian sumberdaya air, khusunya mataair di Umbulharjo dengan judul Potensi Dan Strategi Pengelolaan Mataair Untuk Memenuhi Kebutuhan Air Domestik Desa Umbulharjo Dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghitung dan menganalisis potensi mataair untuk pemenuhan kebutuhan domestik di Desa Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan 2. Menganalisis pola pemanfaatan mataair di Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringansetelah erupsi Gunungapi Merapi Merumuskan strategi pengelolaan mataair di Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan 4

5 1.4. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya hidrologi 2. Sebagai bahan masukan kepada masyarakat sekitar dan pemerintah, khususnya Dinas SDAEM Kabupaten Sleman, PDAM Sleman, dan PDAM Tirta Marta dalam melakukan pengelolaan mataair di daerah penelitian 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian terkait potensi mataair dan pengelolaannya telah banyak dilakukan di berbagai tempat. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Akhmadi (2011). Beberapa penelitian juga telah dilakukan pada mataair yang terdapat di Desa Umbulharjo, yaitu pada penelitian Indrawaty (2009). Perbedaan penelitian potensi dan strategi pengelolaan mataair di Desa Umbulharjo dan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan dengan penelitian yang lain terdapat pada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah AHP (Tabel 1.1). Selain itu, penelitian ini juga menitikberatkan pada analisis potensi dan pola pemanfaatan mataair oleh masyarakat di daerah penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1. Akhmadi (2011) melakukan penelitian dengan judul Pola Pemanfaatan Mataair Tuk Babon Dan Tuk Pakis Oleh Masyarakat Lokal Di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemanfaatan mataair oleh masyarakat lokal dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan dan sumber daya alam kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dan merumuskan strategi pelestarian pemanfaatan mataair oleh masyarakat lokal yang selaras dengan kebijakan pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan mataair Tuk Babon dan Tuk Pakis dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi sosial sehingga kelestariannya dapat dijaga. Pelestarian pemanfaatan Tuk Babon dan Tuk Pakis dapat dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan aspek 5

6 lingkungan/ekologi, aspek sosial budaya dan aspek ekonomi masyarakat. Rumusan strategi disusun dalam berbagai bentuk program alternatif dalam lingkup aspek lingkungan, sosial budaya dan ekonomi, dengan alternatif sebanyak 13 rumusan strategi yang dapat disajikan dalam skala prioritas. 2. Villholth dan Rajasooriyar (2010) melakukan penelitian dengan judul Groundwater Resources and Management Challenges in Sri Lanka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan fisik dan kimia airtanah di Sri Lanka terkait dengan beberapa permasalahan, yaitu aspek kualitatif, kuantitatif, dan dampak dari tsunami terhadap airtanah. Penelitian ini juga dilakukan untuk menentukan pengelolaan airtanah yang tepat, ditinjau dari aspek perencanaan institutional (peraturan dan organisasi), monitoring, dan partisipasi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tsunami berpengaruh terhadap kualitas airtanah di Sri Lanka, terutama di daerah pesisir. Pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat belum maksimal, ditandai dengan kurangnya partisipasi masyarakat dengan memenuhi peraturan maupun kegiatan pengelolaan. Dalam hal ini, penguatan dan penegasan peraturan perlu dilakukan dan harus terus dimonitoring agar pelaksanaannya maksimal. 3. Sarkol (2010) melakukan penelitian dengan judul Kajian Potensi Mataair Sebagai Sumber Air Bersih di Pulau Wamar Kabupaten Kepulauan Aru provinsi Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi mataair dan kebutuhan air bersih di daerah penelitian, serta menyusun strategi pengelolaan lingkungan terkait penggunaan mataair sebagai sumber air bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 mataair yang memiliki potensi besar sebagai sumber utama pemenuhan air domestik, yaitu mataair Gomu dan Mataair Nam dengan debit sebesar lt/detik dan 8.13 lt/detik. Debit kedua mataair ini dapat memenuhi 77% kebutuhan air penduduk pada tahun Kualitas air yang berasal dari mataair tergolong baik dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik penduduk. Strategi pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian kedua mataair adalah 6

7 melindungi DAS dari pencemaran dan pembalakan liar, penghijauan, pembuatan instalasi pengelolaan air minum, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan. 4. Saba (2010) melakukan penelitian dengan judul Karakteristik dan Potensi Mataair di Pulau Sompu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe dan sifat aliran mataair, mengevaluasi potensi mataair sebagai sumber air bersih, mengevaluasi tingkat kekritisan mataair akibat perubahan kebutuhan mataair, dan mengetahui beban mataair berdasarkan pola ruang pemanfaatan mataair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mataair di daerah penelitian merupakan tipe perennial dengan klas debit V dan VI, memiliki suhu pada golongan ordinary temperature, merupakan mataair fracture, tipe air kalsium dan bikarbonat, serta memiliki sifat aliran diffuse. Potensi mataair di daerah penelitian berkisar antara sedang hingga tinggi. Pola konsumsi air domestik dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, dan sumber air. Pemanfaatan ini tidak merata yang dipengaruhi oleh aksesibilitas terhadap mataair. 5. Indrawaty (2009) melakukan penelitian dengan judul Konflik Kelangkaan Sumber Mataair Umbulwadon Desa UmbulharjoKecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya kelangkaan sumber Mataair Umbulwadon dan mengetahui efektivitas kesepakatan AMDAL sebagai proses institusionalisasi manajemen Common Pool Resources (CPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik yang terjadi bersifat laten. Konflik ini disebabkan oleh ketidakterlibatan masyarakat dalam kebijakan proyek PDAM Tirta Dharma Sleman, tidak efektifnya AMDAL, dan tidak adanya kebijakan yang mengakomodir persoalan kelangkaan Mataair Umbulwadon dari hulu hingga hilir. Penyelesaian konflik tidak dapat dilakukan hanya dengan membagi air, tetapi juga dengan menjaga kelestarian Mataair Umbulwadon. 7

8 Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian Terkait No Peneliti dan Judul Tujuan Metode Hasil dan kesimpulan 1 Akhmadi (2011) Pola Pemanfaatan Mataair Tuk Babon Dan Tuk Pakis Oleh Masyarakat Lokal Di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu 2 Villholth dan Rajasooriyar (2010) Groundwater Resources and Management Challengesin Sri Lanka 3 Sarkol, R (2010) Kajian Potensi Mataair Sebagai Sumber Air Bersih di Pulau Wamar Kabupaten Kepulauan Aru provinsi Maluku 1. Mengetahui pola pemanfaatan mataair terkait pengelolaan mataair 2. merumuskan strategi pelestarian pemanfaatan mataair oleh masyarakat local 1. Mengetahui keadaan fisik dan kimia airtanah di Sri Lanka 2. menentukan pengelolaan airtanah yang tepat, ditinjau dari aspek perencanaan institutional, monitoring, dan partisipasi masyarakat 1. mengetahui potensi mataair 2. mengetahui kebutuhan air bersih di daerah penelitian 3. menyusun strategi pengelolaan lingkungan terkait penggunaan mataair sebagai sumber air bersih 1. survei lapangan 2. wawancara 3. analisis deskriptif kualitatif 4. analisis AHP 1. pengambilan sampel airtanah untuk mengukur kualitas airtanah 2. analisis deskriptif kualitatif 1. metode survei lapangan 2. analisis laboratorium 3. studi literatur 1. pemanfaatan mataair Tuk Babon dan Tuk Pakis dilakukan dengan mempertimbangkan fungsi social 2. pemanfaatan Tuk Babon dan Tuk Pakis dapat dilakukan dengan 13 pilihan strategi yang menyeimbangkan aspek ekologi, social, dan ekonomi masyarakat 1. tsunami berpengaruh terhadap kualitas airtanah di Sri Lanka, terutama di daerah pesisir 2. Pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat belum maksimal 3. Perlu adanya penguatan peraturan dan monitoring pelaksanaan peraturan terkait pengelolaan airtanah 1. potensi sumber pemenuhan kebutuhan air: mataair Gomu dan Mataair Nam 2. mataair ini dapat memenuhi 77% kebutuhan air penduduk pada tahun Kualitas air dari mataair tergolong baik 4. Strategi pengelolaan lingkungan untuk menjaga mataair adalah melindungi DAS dari pencemaran dan pembalakan liar, penghijauan, pembuatan instalasi pengelolaan air minum, dan menambah pengetahuan masyarakat tentang lingkungan 8

9 4 Saba, L.A. (2010) Karakteristik dan Potensi Mataair di Pulau Sompu Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara 5 Indrawaty, A. T. (2009) Konflik Kelangkaan Sumber Mataair UmbulwadonDesa UmbulharjoKecamatan CangkringanKabupaten Sleman 6 Rohmah, F.N (2013) Strategi Pengelolaan Mataair Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik Desa Umbulharjo dan Sekitarnya 1. mengetahui tipe dan sifat aliran mataair 2. mengevaluasi potensi mataair sebagai sumber air bersih 3. mengevaluasi tingkat kekritisan mataair 4. mengetahui beban mataair berdasarkan pola ruang pemanfaatan mataair 1. mengetahui proses terjadinya kelangkaan sumber Mataair Umbulwadon 2. mengetahui efektivitas kesepakatan AMDAL sebagai proses institusionalisasi manajemen Common Pool Resources (CPR) 1. Mengetahui potensi mataair untuk pemenuhan kebutuhan domestik di Desa Umbulharjo dan sekitarnya 2. Menganalisis pola pemanfaatan Mataair Umbulwadon 3. Merumuskan strategi pengelolaan Mataair Umbulwadon 1. metode survei lapangan 2. sampling dengan stratified randomberdasarkan tingkat pendidikan kepala rumah tangga 3. Analisis laboratorium 4. Analisis deskriptif kualitatif 1. wawancara dilakukan kepada informaninforman kunci 2. analisis dengan metode deskriptif 1. Survei lapangan 2. Analisis laboratorium 3. Wawancara dengan metode purposive samplingdan random sampling 4. Analisis dengan metode deskriptif dan AHP 1. mataair di daerah penelitian merupakan tipe perennial dengan klas debit V dan VI, memiliki suhu pada golongan ordinary temperature, merupakan mataair fracture, tipe air kalsium dan bikarbonat, serta memiliki sifat aliran diffuse. 2. Potensi mataair di daerah penelitian berkisar antara sedang hingga tinggi 3. Pola konsumsi air domestik dipengaruhi oleh jumlah anggota rumah tangga, pendidikan, dan sumber air 1. konflik yang terjadi bersifat laten 2. Konflik disebabkan oleh ketidakterlibatan masyarakat dalam kebijakan proyek PDAM Tirta Dharma Sleman, tidak efektifnya AMDAL, dan tidak adanya kebijakan yang mengakomodir persoalan kelangkaan Mataair Umbulwadon dari hulu hingga hilir 3. Penyelesaian konflik tidak dapat dilakukan hanya dengan membagi air, tetapi juga dengan menjaga kelestarian Mataair Umbulwadon. 1. Mataair dengan potensi tinggi adalah Umbulwadon dan Sidorejo, potensi potensi rendah adalah Pentingsari 1 dan Pentingsari 2 2. Masyarakat memanfaatkan dan mengelola mataair secara bersama-sama. Pemakaian air paling besar untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan ternak. 3. Strategi pengelolaan yang dapat diterapkan adalah perlindungan kawasan konservasi, rehab lahan, pengaliran mataair, kelembagaan, dan peraturan. 9

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Selain sebagai air minum, air juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keperluan

Lebih terperinci

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan BAB 1 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pelestarian sumberdaya air secara kualitatif dan kuantitatif kurang mendapat perhatian. Secara kualitatif

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR DOMESTIK PENDUDUK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Nelya Eka Susanti, Akhmad Faruq Hamdani Universitas Kanjuruhan Malang nelyaeka@unikama.ac.id, hamdani_af@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan semua mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka ragam, baik untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muka bumi yang luasnya ± 510.073 juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 148.94 juta Km 2 (29.2%) dan lautan 361.132 juta Km 2 (70.8%), sehingga dapat dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pesisir adalah wilayah bertemunya daratan dan laut, dengan dua karakteristik yang berbeda. Bergabungnya kedua karakteristik tersebut membuat kawasan pesisir memiliki

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma pembangunan berkelanjutan mengandung makna bahwa pengelolaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan sekarang tidak boleh mengurangi kemampuan sumberdaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii INTISARI... xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.1.1.Rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam (SDA) merupakan unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan. SDA merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air harus dilindungi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM UMBUL WADON dan STAKEHOLDER PENGELOLAAN AIR UMBUL WADON

BAB IV GAMBARAN UMUM UMBUL WADON dan STAKEHOLDER PENGELOLAAN AIR UMBUL WADON viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv INTISARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sudah menjadi kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tidak hanya untuk mandi atau mencuci, tapi kebutuhan akan air bersih juga diperlukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan mahkluk hidup. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki berbagai macam bentuk, baik berupa bentuk padat/es, cairan dan juga gas/uap air. Air sangat berguna bagi kelangsungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Ruang lingkup geografi Pengertian geografi secara bahasa menurut Erathostenes dalam Nursid Sumaatmaja (1981:30) berasal dari kata geographika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat dan sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA Disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Dosen: PELATIHAN DAN SOSIALISASI PEMBUATAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN POTENSI MATAAIR DI SEBAGIAN WILAYAH TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DAN SEKITARNYA

KARAKTERISTIK DAN POTENSI MATAAIR DI SEBAGIAN WILAYAH TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DAN SEKITARNYA KARAKTERISTIK DAN POTENSI MATAAIR DI SEBAGIAN WILAYAH TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI DAN SEKITARNYA Finishia Kusuma Putri finishiakusumaputri@gmail.com Ig. L. Setyawan Purnama

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN MATA AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM DI KECAMATAN BANDONGAN DAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG Hermin Poedjiastoeti 1) dan Benny Syahputra 2) Abstrak Mata air menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan zat yang tidak dapat dipisahkan dari makhluk hidup di kehidupan sehari-harinya. Zat tersebut sangatlah dibutuhkan ketersediannya di berbagai waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan lainnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya Alam dan Lingkungan (SDAL) sangat diperlukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila dilakukan secara berlebihan dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang meliputi kegiatan produksi primer, kegiatan produksi sekunder, dan kegiatan produksi tersier. Industri merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup termasuk manusia. Kebutuhan akan air tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain: menampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Airtanah adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air (akuifer) di bawah permukaan tanah, termasuk mataair yang muncul di permukaan tanah. Peranan airtanah

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI MATAAIR UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010

EVALUASI POTENSI MATAAIR UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 EVALUASI POTENSI MATAAIR UNTUK KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PASCA ERUPSI MERAPI 2010 Anastasia Erista Purnama Wardani eristapw@gmail.com Ig. L. Setyawan Purnama setyapurna@ugm.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Daftar Lampiran... i ii iii vi ix xi xiii xii BAB I. PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan air sangat komplek, antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Menurut WHO di negaranegara maju setiap orang memerlukan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan sampai akhirnya bermuara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan. Dalam melaksanakan setiap aktivitasnya, manusia selalu membutuhkan ketersediaan air yang

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bekasi, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat yang terletak di sebelah timur Jakarta. Batas administratif Kota bekasi yaitu: sebelah barat adalah Jakarta, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan sumber air yang sangat melimpah. Sumber air

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan sumber air yang sangat melimpah. Sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan sumber air yang sangat melimpah. Sumber air ini merupakan sumber daya yang sangat penting untuk pemenuhan kehidupan makhluk hidup (Indriatmoko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini, tak ada yang bisa menyangkal, bahwa air merupakan

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR I. UMUM Air merupakan karunia Tuhan sebagai salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan sumber air yang dapat dipakai untuk keperluan makhluk hidup. Dalam siklus tersebut, secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air memiliki peran penting bagi kehidupan makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik untuk menunjang proses metabolisme

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program Konsep Perencanaan Pengelolaan DAS Terpadu, dengan ciri-ciri sebagai berikut (1) hutan masih dominant, (2) satwa masih baik, (3) lahan pertanian masih kecil, (4) belum ada pencatat hidrometri, dan (5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam semesta ini. Bagi umat manusia, keberadaan air sudah menjadi sesuatu yang urgen sejak zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa lalu dimana daya dukung alam masih baik, manusia dapat mengkonsumsi air dari alam secara langsung. Sejalan dengan penurunan daya dukung alam menurun pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur penting bagi ketersediaan pangan. Jika ketersediaan air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

Lebih terperinci

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM DAS Bengawan Solo merupakan salah satu DAS yang memiliki posisi penting di Pulau Jawa serta sumber daya alam bagi kegiatan sosial-ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada beberapa tempat di Indonesia,

Lebih terperinci

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR

POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR POLA DAN PROSES KONSUMSI AIR MASYARAKAT PERMUKIMAN SEPANJANG SUNGAI JAJAR DI KABUPATEN DEMAK (Kecamatan Demak Kecamatan Kebonagung) TUGAS AKHIR Oleh : MAYANG HAPSARI L2D 304 158 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (tambak). Air

BAB I PENDAHULUAN. air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (tambak). Air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 2004, air adalah semua wujud air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan penting pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup untuk berbagai keperluan. Suplai air tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali termasuk manusia. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Air merupakan sumber kehidupan bagi segala jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun 1621, 1654 dan 1918, kemudian pada tahun 1976, 1997, 2002 dan 2007. Banjir di Jakarta yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wilayah yang mempunyai keunikan dan keistimewaan yang khas di dunia. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000

Lebih terperinci

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta

Lebih terperinci

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki ibukota Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul sebesar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup dan sebagai barang publik yang tidak dimiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikan bersama (global commons atau common

Lebih terperinci

Prodi Kartografi Penginderaan Jauh, Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi UGM,

Prodi Kartografi Penginderaan Jauh, Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi UGM, PENYUSUNAN BASIS DATA SPASIAL SUMBERDAYA AIR MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa arjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Prima Widayani 1) ; Tim

Lebih terperinci

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Novitasari,ST.,MT. TIU & TIK TIU Memberikan pengetahuan mengenai berbagai metode dalam penanganan drainase, dan mampu menerapkannya dalam perencanaan drainase kota:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia. Air sangat dibutuhkan dalam segenap aspek kehidupan manusia. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia. Air sangat dibutuhkan dalam segenap aspek kehidupan manusia. Fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber daya yang bersifat terbatas dan berharga serta memiliki kedudukan sangat penting dalam menjaga keberlanjutan kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumberdaya air bawah tanah merupakan sumberdaya yang vital dan strategis, karena menyangkut kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak dalam berbagai aktivitas masyarakat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sungai Cidurian merupakan salah satu sungai strategis di Provinsi Banten yang mengalir dari hulu di Kabupaten Bogor, dan melewati Kabupaten Lebak, perbatasan Kabupaten

Lebih terperinci

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta mahluk hidup lainnya (UU Perlindungan dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta mahluk hidup lainnya (UU Perlindungan dan Pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,

Lebih terperinci

Sumber : id.wikipedia.org Gambar 2.1 Gunung Merapi

Sumber : id.wikipedia.org Gambar 2.1 Gunung Merapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Letusan Gunung Merapi Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan mampu hidup, begitu halnya dengan manusia yang sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan sumber kehidupan manusia. Ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi adalah sangat penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia di bumi.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 yang lalu adalah letusan terbesar jika dibandingkan dengan erupsi terbesar Gunung Merapi yang pernah ada dalam sejarah yaitu tahun 1872.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar. Air diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan manusia sehari-hari mulai dari minum, memasak,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan. Aliran permukaan sendiri memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas air yang dimilikinya selain

Lebih terperinci

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG Kajian Alternatif Penyediaan Air Baku I Wayan Mundra Hirijanto KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG I Wayan Mundra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Selain sebagai kebutuhan dasar, air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif

Lebih terperinci

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) Artikel OPINI Harian Joglosemar 1 MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011) ŀ Turunnya hujan di beberapa daerah yang mengalami kekeringan hari-hari ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di Indonesia banyak sekali terdapat gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif. Gunung berapi teraktif di Indonesia sekarang ini adalah Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Air merupakan kebutuhan paling mendasar yang sangat diperlukan bagi kehidupan baik di darat, laut, maupun udara. Untuk hidup semua makhluk hidup memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan

Lebih terperinci

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu BAB I PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian integral daripada pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur (Ditjen Tanaman Pangan, 1989). Agar pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ini, ketidakseimbangan antara kondisi ketersediaan air di alam dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan mutlak bagi seluruh kehidupan di bumi. Air juga merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Tetapi saat ini, ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas

BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas daripada daratan, menjadikan jumlah air yang tersedia sangatlah berlimpah. Tapi dalam kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kab. Gunungkidul terdiri atas 3 (tiga) satuan fisiografis atau ekosistem bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi pembagian satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap insan dipermukaan bumi baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Setiap kegiatan mereka tidak lepas dari kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan manusia, air tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik saja, yaitu digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagi masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi debit air khususnya debit air tanah. Kelangkaan sumberdaya air

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi debit air khususnya debit air tanah. Kelangkaan sumberdaya air II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelangkaan Sumberdaya Air Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu penyebab pemanfaatan berlebihan yang dilakukan terhadap sumberdaya air. Selain itu, berkurangnya daerah

Lebih terperinci