Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014"

Transkripsi

1 95 Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-143 (A) X HADEN (H) DAN ARUMANIS-143 (A) X CARABAO (C) Ristianing Dwi Fitriani, Mochammad Roviq dan Tatik Wardiyati Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Abstract Mango is one of export commodities of Indonesia. The research objective was to character-rize the mango flowers and fruit crossing of Arumanis-143 (A) x Swarnarika (S), Arumanis-143 (A) x Haden (H) and Arumanis-143 (A) x Carabao (C). Experiments through descriptive methods. Morphological characters of mango flowers included the emerging time of flower, flower per cluster numbers, flower per cluster numbers, fruit per cluster numbers, fruit set, color of flower stalk, flower petal color and the color of the ovary. Morphological characters of fruit were the fruit physiologival maturity days, numbers of fruit per tree, fruit weight per plant, fruit length, fruit width, fruit flesh thick, thickness of rind, fruit hardness, seed length, seed width, fruit shape, fruit tip shape, color ripe fruit peel, seed coat color and flesh color. Organoleptic characters were determined by attractive color, distinctive fragrance, fruit flavor and prime of fruit size. The results presented that Cluster 1 consisted of 34 or 97,14% progeny that have distances close kinship with the parent and has a similarity, cluster 2 only AS 2 has a far distance kinship with-parents Arumanis-143 or by 2.86%. Regarding affective test, 61.53% of progenies similar to Arumanis-143. Key words: Breeding, progeny, morphology, organoleptic, descriptif Pendahuluan Di pasar internasional, kulit mangga yang berwarna hijau kurang kompetitif dibandingkan merah atau kulit berwarna kuning. Itulah alasan mengapa mangga Indonesia terutama kultivar superior seperti Arumanis-143 yang secara permanen memiliki kulit yang berwarna hijau meskipun buah telah masak tidak mampu menembus pasar ekspor sehingga sulit bersaing, sedangkan konsumen dunia membutuhkan buah yang memiliki warna kulit kuning atau merah (Rebin, et al, 2002; Thimm, 2004). Upaya yang dilakukan untuk menghasilkan varietas baru sesuai dengan permintaan pasar adalah dengan melakukan persilangan (Handajani dan Winarno, 1985). Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi bunga dan buah mangga hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, Arumanis-143 x Haden dan Arumanis-143 x Carabao. Bahan dan Metode Penelitian dilakukan di Kebun UPT Pengembangan Benih Hortikultura Pohjentrek, Pasuruan serta Laboratorium Fisiologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai Januari Alat yang digunakan antara lain penggaris, alat tulis, alat penghitung (counter), tangga, kamera, kertas millimeter, penetrometer, jangka sorong, refraktrometer, RHS colour chart, IPGRI (International Plant Genetic Research

2 96 R.D Fitriani, M Roviq dan T Wardiyati / Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Institute) seri mangga tahun Bahan penelitian adalah tanaman mangga hasil persilangan yang berumur 7 tahun yang terdiri dari 26 progeni Arumanis-143 x Swarnarika, 2 progeni Arumanis-143 x Carabao, 8 progeni, Arumanis-143 x Haden, 2 tetua Arumanis-143, 1 tetua Haden dan 1 tetua Carabao. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dengan parameter kuantitatif dan kualitatif. Pengamatan dilakukan 1 minggu 5 kali selama 4 bulan untuk pengamatan bunga dan 3 bulan untuk pengamatan buah, kemudian buah dikarakterisasi dan dilakukan uji organoleptik. Penelitian ini tidak menggunakan ulangan. Data akan dianalisis dengan menggunakan Hierarchi Cluster metode Average Linkage (Between Groups) program SPSS 18. Hasil olahan data analisis klaster yaitu dendogram. Dendogram adalah suatu format sederhana untuk menggambarkan jarak genetik yang ditampilkan dalam bentuk diagram pohon (Kovach, 2007). Fungsi dari penggunaan diagram dendogram ialah untuk menggambarkan hubungan kekerabatan antar sampel yang diamati (Santika et al., 2010). Selanjutnya dendogram tersebut di interpretasikan dalam bentuk kelompok (cluster) yang menggambarkan kedekatan masing objek. Hasil dan Pembahasan Karakter kuantitatif bunga mangga Terdapat perbedaan karakter pada bunga mangga hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika. Jumlah klaster bunga perpohon tertinggi terdapat pada AS-2 yaitu mencapai 146 klaster per pohon, lebih unggul bila dibandingkan dengan tetua Arumanis-143 seperti terdapat pada Tabel 1. Karakter kuantitatif jumlah bunga per klaster juga menunjukkan perbedaan seperti yang terdapat pada Tabel 1. Progeni AS 2 dan AS 1.1 memiliki jumlah bunga yang jauh lebih tinggi dengan tetua Arumanis-143 yang hanya berjumlah 1578 bunga per klaster. Menurut Meta (2011) bahwa tanaman asal biji akan mempunyai variasi genetik yang beragam, sebagian akan mengikuti sifat induk jantan, sebagian mewarisi sifat induk betina dan sebagian lagi akan membawa sifat gabungan antara sifat induk jantan dan sifat induk betina. Karakter bunga progeni AH dan HA terdapat perbedaan. Kelompok dengan jumlah bunga per klaster yang tinggi ( ) sebanyak 2 progeni yaitu AH 4 dan AH 8.1. Lebih tinggi dibandingkan dengan tetua Arumanis-143 yang hanya memiliki 1578 bunga per klaster, apabila dibandingkan dengan tetua Haden, AH 4 dan AH 8.1 memiliki keunggulan dalam jumlah bunga per klaster. Karakter fruit set juga memiliki perbedaan dengan tetuanya. Sebanyak 3 progeni memiliki keunggulan fruit set kategori tinggi yang berbeda dengan induk Arumanis-143 hanya 0,13% dengan jumlah bunga 1578 dan dapat dikatakan tingkat keberhasilan dari jumlah bunga hingga didapatkan fruit set masih rendah dan berbeda bila dibandingkan 3 progeni yang masuk kelompok fruit set tinggi tersebut atau 2 kali lipat. Untuk hasil yang lebih lengkap dapat dilihat pada data yang tersaji dalam Tabel 2. Terdapat perbedaan karakter jumlah klaster per pohon dan jumlah buah per klaster pada progeni hasil persilangan Arumanis-143 x Carabao. AC 59 memiliki jumlah klaster 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan induk Arumanis-143. Dapat disimpulkan bahwa untuk jumlah klaster per pohon, AC 59 lebih unggul 4 kali bila dibandingkan dengan AC 17. Seperti yang terlihat pada Tabel 3 yang menunjukkan karakter morfologi Arumanis-143 x Carabao. Karakter yang berbeda juga ditunjukkan pada jumlah buah per klaster. Jumlah buah per klaster tinggi terdapat pada AC 59 dan 2 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan tetua Arumanis-143

3 97 Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 dan juga AC 17. Progeni AC 59 dapat diunggulkan. Seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 1. Karakter kuantitatif bunga mangga AS umur 7 tahun No Kelompok Jumlah klaster 1 pohon Jumlah bunga 1 klaster 1 Rendah A-143, AS 16.1, AS 10, AS 13.1, AS 8.1, AS 22.3, AS 16.3, AS 13.4, AS 11.2, AS 13.3, AS 7.1, AS 22.2, AS 23, AS 22.1,AS 6.2, AS 16.4,AS 9.2, AS 8.2, AS 9.1 dan SA 2 AS 10, AS 13.1, AS 22.3, AS 16.3, AS 13.4, AS 13.3, AS 22.2, AS 23, AS 22.1, A S 6.2, AS 8.2, AS 9.1 dan SA 2. 2 Sedang A-143, AS 1.1, AS 6.1, AS 6.3, AS 1.2 dan AS 13,2. AS 16.1, AS 6.1, AS 6.3, AS 22.3, AS 11.2, AS 7.1, AS 1.2, AS 13.2, AS 16.4 dan AS Tinggi AS 2 AS 1.1 dan AS 2 Keterangan: Katagori jumlah klaster 1 pohon rendah: 0-53, sedang: , tinggi: Kategori jumlah bunga 1 klaster rendah: , sedang: , tinggi: Tabel 2 Karakter kuantitatif bunga mangga AH umur 7 tahun No Kelompok Jumlah bunga per klaster Fruit set 1 Rendah H, AH 10.2, AH 1.1, AH AH 5.2, AH 4, AH 5.1 dan HA , AH 6.1 dan AH Sedang AH 1.2 AH Tinggi A-143, AH 4 dan AH 8.1 AH 8.1, AH 6.1 dan AH 10.2 Keterangan: Kategori jumlah bunga per klaster: rendah: 0-986, sedang: , tinggi: Kategori Fruit set: rendah: 0-11%, sedang: 0,12-0,22%, tinggi: 0,23-0,33%. Tabel 3.Karakter kuantitatif bunga mangga AC umur 7 tahun No Kategori Jumlah klaster per pohon Jumlah buah per klaster 1 Rendah AC 17 AC 17 2 Tinggi AC 59 AC 59 Keterangan: Kategori jumlah klaster 1 pohon rendah: 0-33, tinggi: Kategori Jumlah buah 1 klaster rendah: 0-3, tinggi. Karakter kualitatif bunga mangga Persilangan Arumanis-143 x Swarnarika pengamatan warna tangkai bunga memiliki perbedaan karakter. Sebanyak 12 progeni memiliki warna tangkai bunga hijau keputihan dan mirip dengan tetua Arumanis-143. Terdapat perbedaan karakter hasil persilangan Arumanis-143 x Haden. Sebanyak 7 progeni memiliki warna tangkai bunga merah muda kekuningan dan cenderung mirip tetua Haden. Untuk hasil persilangan Arumanis- 143 x Carabao, cenderung mirip dengan warna tangkai dari tetua Carabao, tidak mirip Arumanis-143 sebagai tetua betina. Warna petal bunga persilangan Arumanis- 143 x Swarnarika memiliki perbedaan karakter. Hanya 1 progeni yang memiliki warna petal bunga mirip tetua Arumanis Sedangkan 8 progeni hasil persilangan Arumanis-143 x Haden memiliki warna kuning sedang kehijauan dan cenderung mirip tetua Haden. Untuk warna petal bunga progeni Arumanis-143 x Carabao, dari 2 progeni hanya 1 progeni yaitu AC 59 yang mempunyai kemiripan dengan tetua Carabao. Sedangkan AC 17 berbeda dengan induk Arumanis-143 dan Carabao. Perbedaan karakter warna bakal buah hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika dan Arumanis-143 x Haden dan Arumanis-143 x Carabao terbanyak memiliki warna bakal buah hijau dan cenderung mirip tetua Arumanis-143.

4 98 R.D Fitriani, M Roviq dan T Wardiyati / Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Karakter kuantitatif buah mangga Persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, Arumanis-143 x Haden dan Arumanis-143 x Carabao diketahui memiliki perbedaan karakter umur panen. Untuk progeni Arumanis-143 x Swanarika memiliki umur panen yang lebih dari 100 hari atau melebihi umur panen tetua Arumanis-143. Sedangkan progeni Arumanis-143 x Haden mmendekati atau mirip dengan umur panen tetua Arumanis-143. Hanya 1 progeni yang memiliki umur panen yang lama yaitu AH 5.2 umur panen 161 hari. Berdasarkan hasil persilangan Arumanis- 143 x Carabao, kedua progeni tersebut memiliki umur panen yang hampir bersamaan. Hasil pengamatan jumlah buah per pohon hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, Arumanis x 143 x Haden dan Arumanis-143 x Carabao, untuk jumlah buah per pohon AS 2 menghasilkan buah yang paling banyak dan unggul dibandingkan dengan progeni AH dan AC dengan jumlah buah 69 dalam 1 pohon dan lebih unggul bila dibandingkan dengan tetua Arumanis-143. Pada jumlah buah mangga atau pasca panen, dapat digolongkan menjadi 2 ukuran buah yaitu besar dan kecil untuk ukuran buah besar >500 g sedangkan untuk buah kecil ukuran ±300 g (Fitmawati et al., 2009). Dari data tersebut dapat digolongkan hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika sebanyak 3 progeni termasuk berukuran besar yaitu AS 6.1, AS 7.1 dan AS 6.2 dan 15 progeni lain berukuran kecil sementara hasil persilangan Arumanis-143 x Haden, dari total 6 progeni semua memiliki ukuran buah yang kecil. Persilangan Arumanis- 143 x Carabao 1 dari total 2 progeni yaitu AC 59 memiliki ukuran buah besar dan 1 progeni yaitu AC 17 memiliki ukuran buah kecil. Nilai berat buah per pohon tertinggi untuk AS terdapat pada progeni AS 2 dan berat buah terendah terdapat pada progenias 6.2. Untuk AH, berat buah per pohon tertinggi yaitu AH 4, sedangkan terendah yaitu AH 1.2. Apabila dibandingkan dengan berat buah per pohon tetua Arumanis-143, AS 2 memiliki berat buah 2 kali lebih besar. Dapat disimpulkan bahwa dalam berat buah per pohon, progeni AS 2 menjadi unggulan. Karakter kualitatif buah mangga Warna buah masak persilangan Arumanis- 143 x Swarnarika memiliki perbedaan karakter. Sebanyak 17 progeni (94,44%) memiliki warna (hijau) mirip dengan tetua Arumanis-143 yang berwarna hijau, sehingga terlihat kurang menarik (Purnomo dan Tegopati, 1986). Hanya 1 progeni yaitu AS 9.1 berbeda dengan warna buah masak tetua Arumanis-143 dan memiliki warna kulit buah hijau kekuningan. Menurut literatur, warna kulit buah tetua Swarnarika ialah Strong greenish yellow, brilliant greenish, yellow, moderate yellow (Wardiyati, 2010). Untuk hasil persilangan Arumanis-143 x Haden, 5 pohon (83,33%) memiliki warna buah masak yang mirip dengan induk Arumanis-143 hijau dan mendominasi sisanya yaitu AH 10.2 memiliki warna buah masak yang berbeda yaitu pada kuning. Hasil persilangan Arumanis-143 x Carabao, untuk AC 59 memiliki kemiripan dengan induk Arumanis-143. Berbeda dengan AC 17 yang tidak memiliki kemiripan warna buah masak dengan pohon induk Arumanis-143 dan memiliki warna buah masak yang kuning. Terdapat perbedaan karakter warna daging buah Arumanis-143 x Swarnarika. Untuk jumlah progeni 5, terdapat pada skor 5 dan 9. Skor 5 (kuning sedang) memiliki kemiripan dengan tetua Arumanis-143. Sisanya 1 progeni AS 16.3 memiliki warna daging buah kuning keputihan dan berbeda dengan progeni lainnya. Hasil persilangan Arumanis-143 x Haden sebanyak 5 progeni memiliki warna daging buah mirip tetua Arumanis-143 kuning keputihan, sedangkan 1 progeni yaitu AH

5 99 Buana Sains Vol 14 No 1: , memiliki warna buah masak kuning tua yang berbeda dengan tetua Arumanis-143. Arumanis-143 x Carabao AC 59 memiliki warna daging buah mirip dengan tetua Arumanis-143. AC 17 berbeda dengan tetua Arumanis-143. Mangga Haden memiliki warna kuning tua, daging buah Arumanis-143 memiliki warna hijau tua (Wardiyati et al., 2010). Dari warna daging buah hasil persilangan dapat dinyatakan bahwa warna daging buah hasil persilangan mendekati warna daging buah tetua Arumanis-143 dan Carabao untuk AC. Bentuk buah mangga hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, presentase terbesar ialah dengan bentuk buah lonjong (85%) dan mirip dengan tetua Arumanis-143, sedangkan bentuk lain yaitu elliptic (5%) dan obovoid (10%). Persilangan Arumanis-143 x Haden, bentuk buah dengan presentase terbesar ialah bentuk lonjong (75%) mirip Arumanis-143, bentuk lain ialah elliptic (25%). Persilangan Arumanis-143 x Carabao, memiliki 2 keragaman bentuk buah yaitu lonjong dan elliptic. Bentuk buah dikendalikan oleh dua lokus dengan dua alel per lokus. Bentuk lonjong dikendalikan gen resesif maka untuk menghasilkan buah lonjong atau bulat maka genotipnya harus homozigot (Murti et al., 2000). Bentuk ujung buah, diketahui dari hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, bentuk ujung buah terbesar ialah bentuk ujung tumpul (55%). Untuk bentuk lainnya yaitu bentuk runcing yang mirip dengan tetua Arumanis-143. Progeni Arumanis-143 x Haden, bentuk ujung buah runcing (50%) sedangkan bentuk lain ialah tumpul dan melingkar. Sama halnya dengan progeni Arumanis-143 x Carabao yang juga memiliki 2 keragaman bentuk ujung buah. Sebanyak 15 progeni (83,33%) memiliki warna kulit biji kuning keputihan dan mirip dengan tetua Arumanis-143. Sedangkan sisanya yaitu 3 progeni (16,67%) berbeda dengan tetua Arumanis-143. Hasil persilangan Arumanis-143 x Haden dari total 6 progeni, semuanya memiliki warna kulit biji yang mirip dengan tetua Arumanis Warna kulit biji AC 59 memiliki kemiripan dengan Arumanis-143. Progeni AC 17 berbeda dengan tetua Arumanis Uji organoleptik AS Hasil uji affective atau uji kesukaan dari 20 progeni hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika (AS), 3 progeni(15%) mangga AS yang memiliki tingkat kesukaan yang tinggi yaitu AS 13.2, AS 11.2, AS 8.1 dan AS 6.2. Begitu pula dengan tingkat kesukaan panelis terhadap daging buah yang terdiri dari rasa, aroma dan tekstur. Panelis lebih menyukai AS 13.2, AS 11.2, AS 8.1 dan AS 6.2 karena rasa asam yang rendah, berpati, kesan masam rendah, konsistensi buah saat dikonsumsi dari awal hingga akhir tetap. Namun kekurangannya menurut panelis ialah bau sengir dari buah mangga AS 8.1 yang tinggi. Uji organoleptik AH Hanya 1 progeni (12.5%) dari 8 progeni memiliki nilai tingkat kesukaan buah utuh yang terdiri dari warna, aroma, bentuk dan ukuran tertinggi yaitu AH 4. Untuk tingkat kesukaan terhadap daging buah, diketahui 1 progeni (12,5%) memiliki nilai tingkat kesukaan terhadap daging buah tertinggi yaitu AH 4, sebanyak 1 progeni (12,5%) memiliki tingkat kesukaan terendah yaitu AH 1.2. Tingkat kesukaan tertinggi baik dalam buah utuh dan daging buah ialah AH 4. Uji organoleptik AC Berdasarkan data uji affective, diketahui tingkat kesukaan buah utuh dan daging buah, AC 17 memiliki tingkat kesukaan buah utuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan AC 59. Karena AC 17 memiliki penampilan yang menarik dari segi luar dan juga rasa daging buah.

6 100 R.D Fitriani, M Roviq dan T Wardiyati / Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Gambar 1. Dendogram karakter kuantitatif bunga mangga yang berumur 7 tahun. Analisis kekerabatan karakter kuantitatif bunga mangga Dendogram analisis hierarchical cluster menunjukkan terdapat 2 klaster besar. Diketahui bahwa klaster 1 memiliki kemiripan karakter kualitatif dengan bunga Arumanis-143. Klaster 2 memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata dan memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan anggota dari klaster 1. Karakter kuantitatif bunga mangga progeni Arumanis-143 x Swarnarika x Arumanis- 143 x Haden dan Arumanis-143 Carabao sebanyak 34 progeni (97,14%) mirip tetua Arumanis-143. Sisanya memiliki karakter yang berbeda dengan tetua Arumanis-143 yaitu AS 2. Kemiripan genetik suatu populasi dapat digambarkan oleh jarak genetik dari individu anggota populasi tersebut. Semakin kecil jarak genetik antar individu maka semakin seragam populasi tersebut. Sebaliknya semakin besar jarak genetik individu dalam suatu populasi maka anggota yang semakin beragam (Pandin, 2009) seperti yang terlihat pada Gambar 1.

7 101 Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Gambar 2. Dendogram karakter kualitatif bunga mangga yang berumur 7 tahun Analisis kekerabatan karakter kualitatif bunga mangga Dendogram Hierarchical cluster, karakter kualitatif bunga mangga yang terdiri dari warna tangkai bunga, warna petal bunga dan warna bakal buah, membentuk 2 klaster besar. Klaster 1 untuk AH cenderung dekat dengan tetua Haden dan Arumanis-143. Anggota dari klaster 2 yaitu SA 2 memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan tetua Arumanis-143 seperti yang telihat pada Gambar 2. Analisis kekerabatan karakter kuantitatif buah mangga Berdasarkan analisis Hierarchical klaster terhadap 28 tanaman, dapat diketahui bahwa dari 28 tanaman membentuk 3 klaster seperti pada Gambar 3. Klaster 1 terdiri dari 22 progeni dan mirip dengan tetua Arumanis-143. Klaster 2 mempunyai anggota AH 6.1, AH 1.2 dan AC 17, sedangkan klaster 3 mempunyai anggota hanya AS 2 dan memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan klaster 1 dan juga tetua Arumanis-143. Hasil 22 progeni memiliki kesamaan karakter kuantitatif bobot buah, panjang buah, lebar buah tebal kulit dan tebal daging buah dengan tetua Arumanis-143. Klaster 3 mempunyai keungggulan karakter kuantitatif jumlah buah per pohon dan berat buah per pohon. Klaster 2 memiliki nilai yang berbeda dengan klaster 1 dan 3 dan kemiripan karakter kuantitatif yang jauh dengan tetua Arumanis-143 dari parameter bobot buah rata-rata, panjang buah, lebar buah dan juga tebal daging buah. Analisis kekerabatan karakter kualitatif buah mangga Sebanyak 28 progeni yang berbuah yang terdiri dari 18 progeni hasil persilangan Arumanis-143 x Swarnarika, 6 Progeni persilangan Arumanis-143 x Haden dan 2 pohon Arumanis-143 x Carabao. Dari

8 102 R.D Fitriani, M Roviq dan T Wardiyati / Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 analsis dendogram Hierarchical cluster, diketahui pada Gambar 4 terdapat 3 klaster besar. Klaster 1 berisi progeni yang memiliki karakter kualitatif mirip tetua Arumanis-143. Klaster 2 ialah berisi progeni yang memiliki nilai kemiripan sifat kualitatif buah yang sedikit atau yang mempunyai jarak kekerabatan yang tidak terlalu jauh dengan tetua Arumanis-143 yang berada pada klaster 1. Sebanyak 2 progeni beradapada klaster 2 yaitu AS 13.2 dan AS 8.1 yang memiliki perbedaan dalam warna buah masak dan bentuk buah yang berbeda dengan tetua Arumanis-143 yang memiliki warna buah masak strong yellowish green dengan bentuk buah obovoid. Sedangkan anggota klaster 3 yaitu AC 17 memiliki jarak kekerabatan atau memiliki nilai kemiripan yang juah dengan tetua Arumanis-143. Analisis kekerabatan uji organoleptik Dari analisis Hierarchical klaster terhadap 28 tanaman, membentuk 2 klaster besar seperti yang terdapat pada Gambar 5. Klaster 1 memiliki kemiripan karakter uji organoleptik yang terdiri dari penampilan luar dan rasa yang mirip tetua Arumanis- 143 dan juga memiliki penilaian panelis yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan, berdasarkan uji organoleptik, 17 progeni tersebut termasuk progeni harapan dan dapat dikembangkan karena memiliki nilai penerimaan yang baik pada konsumen. Sisanya sebanyak 9 progeni (klaster 2) memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan tetua Arumanis-143, selain itu nilai kesukaan panelis terhadap 9 progeni tersebut menunjukkan nilai yang rendah atau penerimaan yang kurang bila dibandingkan dengan 17 progeni lain apabila didasarkan pada penerimaan kesukaan warna buah utuh dan kesukaan warna daging buah.. Gambar 3. Dendogram karakter kuantitatif buah mangga yang berumur 7 tahun

9 103 Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Gambar 4. Dendogram karakter kualitatif buah mangga yang berumur 7 tahun Gambar 5. Dendogram uji organoleptik mangga AS, AH dan AC umur 7 tahun a b c d e f Gambar 6. Penampilan mangga (a) AS 13.2, (b) AS 8.1, (c) AH 4, (d) AH 1.2, (e) AC 17, (f)as 2

10 104 R.D Fitriani, M Roviq dan T Wardiyati / Buana Sains Vol 14 No 1: , 2014 Kesimpulan Karakter kuantitatif bunga ada 34 dari 35 progeni mirip dengan tetua Arumanis-143 (97,14%). AS 2 memiliki jarak kekerabatan yang jauh dengan tetua Aruamanis-143. Dari 26 progeni, sebanyak 22 progeni (84,61%) memiliki kemiripan karakter kuantitatif buah dengan tetua Arumanis- 143 dan berada pada klaster 1, sedangkan 3 progeni memiliki kemiripan yang sedang dengan tetua Arumanis-143 atau berada pada klaster 2. Klaster 2 memiliki kemiripan yang jauh dengan tetua Arumanis-143. Hasil uji organoleptik, untuk pasar Indonesia dengan ciri khas rasa daging buah manis antara lain AS 22.2, AS 9.1, AS 2, AS 13.1, AS 11.2, AS 13.2, AS 6.1, AS 8.1, AS 6.2, AS 6.3, AH 4 dan AC 17. Sedangkan untuk pasar eksport dengan ciri khas rasa yang tidak terlalu manis. Daftar Pustaka Fitmawati, A.Pratama dan B.S. Purwoko Taksonomi Mangga Budidaya Indonesia Dalam Praktik. J Agronomi Indonesia. 37 (2) : Handajani dan M. Winarno Biologi bunga mangga (Mangifera indica). Hortikultura. Jurnal Agrivita 14 (3) : 1-4. IPGRI Descriptors for Mango (Mangifera indica L.) International Plant Genetic Resources Institute, Rome, Italy. Kovach, W. L MVSP: A Multivariate Statistical Package for Windows, ver Kovach Computing Services. Pentraeth. Wales. U. K. Journal Statistic 6 (4) : Meta Memilih Jenis Varietas Tanaman Buah Mangga (Mangifera indica). Jurnal Agronomi 6 (1): Murti, R. H., E. Ambarwati dan Supriyanta,2000. Genetika sifat komponen hasil tanaman tomat. Mediagama II (2) : 58:64. Pandin, D. S Keragaman Genetik Kultivar Kelapa Dalam Mapanget (DMT) dan Dalam Tenga (DTA) Berdasarkan Penanda Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Jurnal Agronomi 5 (1): Purnomo, S dan B. Tegopati Efek Ethrel, Atonik Dan Pengairan Terhadap Ranting Produktif Dan Hasil Mangga (Mangifera indica L. Arumanis). Jurnal Agronomi 6 (2) : Rebin, S. Purnomo, S. Hosni, dan A. R. Effendy Evaluasi dan seleksi varietas mangga koleksi di Cukurgondang untukkarakter unggul mutu buah dan efisiensi lahan. J. Hort. 12 (1) : Santika, I. W. M., M. A. W. Darma, A. A. Kt. Sri Trisna Dewi W. dan I. Nyoman K. W Analisis Karakterisasi Kromatogram Senyawa Aktif Tablet Ekstasi Dengan Metode Hptlc- Spektrofotodensitometri. Jurnal Agrivita 7 (1) : Thimm, C The European market for organicand fairtrade products from West Africa.Draft report prepared for FAO. CBI Market Information Database. tino. Wardiyati, T., E.L. Arumingtyas and M. Roviq Evaluation Of Scar18 Marker Linked To Β-CaroteneFor Early Screening Of Mango (Mangifera Indica L.) Progenies. Agrivita 32 (3) :

KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-143 (A) X HADEN (H) AND

KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-143 (A) X HADEN (H) AND KARAKTERISASI BUNGA DAN BUAH MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 (A) X SWARNARIKA (S), ARUMANIS-143 (A) X HADEN (H) DAN ARUMANIS-143 (A) X CARABAO (A) CHARACTERIZATION FLOWER AND FRUIT OF MANGO (MANGIFERA

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BUNGA MANGGA (Mangifera indica L.) HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 DAN PODANG URANG

KARAKTERISASI BUNGA MANGGA (Mangifera indica L.) HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 DAN PODANG URANG KARAKTERISASI BUNGA MANGGA (Mangifera indica L.) HASIL PERSILANGAN ARUMANIS-143 DAN PODANG URANG MANGGO FLOWER CHARACTERIZATION (Mangifera indica L.) AS THE RESULT OF CROSSING BETWEEN ARUMANIS-143 AND

Lebih terperinci

IDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS

IDENTIFICATION MORPHOLOGY DIVERSITY OF MANGO LEAF (Mangifera indica L.) IN CROSS PLANTS BETWEEN ARUMANIS 143 VARIETIES AND PODANG URANG 2 YEARS 61 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 IDENTIFIKASI KERAGAMAN MORFOLOGI DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) PADA TANAMAN HASIL PERSILANGAN ANTARA VARIETAS ARUMANIS 143 DENGAN PODANG URANG UMUR

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Hingga saat ini varietas unggul mangga di Indonesia yang telah dilepas sebanyak 32 varietas. Dari 32 varietas unggul tersebut, 14 varietas berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mangga merupakan salah satu buah tropis unggulan. Luas panen dan

BAB I PENDAHULUAN. Mangga merupakan salah satu buah tropis unggulan. Luas panen dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mangga merupakan salah satu buah tropis unggulan. Luas panen dan produksi mangga Indonesia menempati posisi kedua setelah pisang. Pada tahun 2005, volume ekspor mangga

Lebih terperinci

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING

MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING SKRIPSI MORFOLOGI TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) KULTIVAR BELIMBING Oleh: Rizky Ari Setiawan 11082100056 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang

Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang No. 6 - Agustus 2010 Varietas Unggul Baru Mangga Merah DARI KP. cukurgondang Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah melepas enam varietas unggul mangga merah untuk buah segar. Varietas unggul mangga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu untuk menganalisis hubungan kekerabatan kultivar Mangifera

Lebih terperinci

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.)

HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK HARAPAN POPULASI F2 PADA TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annuum L.) HERITABILITY AND GENETIC GAINS OF F2 POPULATION IN CHILLI (Capsicum annuum L.) Zuri Widyawati *), Izmi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia yang digunakan sebagai sayuran maupun

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Barusjahe dan Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 10 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di pekarangan warga di Kecamatan Jumantono, Kecamatan Karanganyar dengan dua jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa

Lebih terperinci

KERAGAMAN DAN PENDUGAAN NILAI KEMIRIPAN 18 TANAMAN DURIAN HASIL PERSILANGAN Durio zibethinus DAN Durio kutejensis

KERAGAMAN DAN PENDUGAAN NILAI KEMIRIPAN 18 TANAMAN DURIAN HASIL PERSILANGAN Durio zibethinus DAN Durio kutejensis KERAGAMAN DAN PENDUGAAN NILAI KEMIRIPAN 18 TANAMAN DURIAN HASIL PERSILANGAN Durio zibethinus DAN Durio kutejensis VARIABILITY AND SIMILARITY PREDICTION OF 18 DURIAN PROGENIES FROM CROSSING BETWEEN Durio

Lebih terperinci

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU Heria Nova 1, Nery Sofiyanti 2 dan Fitmawati 2 1 Mahasiswi Jurusan Biologi FMIPA-UR 2 Dosen Botani Jurusan Biologi FMIPA-UR Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 7 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April Oktober 2015. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Nanda Marlian Iriani, Nery Sofiyanti, Fitmawati Mahasiswa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD Herdiyana Fitriani Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega biodiversitas karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara mega biodiversitas karena memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara mega biodiversitas karena memiliki kawasan hutan tropika basah dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia. Keanekaragaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1)

Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati 1) Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah Bogor pada Dua Musim (Morphological Performance and Fruit Quality of Papaya on Four Locations at Bogor Areas in Two Seasons) Siti

Lebih terperinci

Induksi Pembungaan, Kompatibilitas dan Karakterisasi Semai Hibrida Persilangan Antar-Kultivar Mangga (Mangifera indica L.)

Induksi Pembungaan, Kompatibilitas dan Karakterisasi Semai Hibrida Persilangan Antar-Kultivar Mangga (Mangifera indica L.) Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus No. 1 hlm 77-85, 2007 ISSN 1410-3354 Induksi Pembungaan, Kompatibilitas dan Karakterisasi Semai Hibrida Persilangan Antar-Kultivar Mangga (Mangifera indica L.) Flowers

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau

I. PENDAHULUAN. unggulan, baik untuk tujuan ekspor mau pun kebutuhan dalam negeri. Ditinjau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Durian ( Durio zibethinus, Murr.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek cukup cerah untuk menjadi komoditas unggulan, baik untuk tujuan ekspor

Lebih terperinci

MANGGA HIBRIDA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS- 143 DENGAN KLON MANGGA MERAH

MANGGA HIBRIDA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS- 143 DENGAN KLON MANGGA MERAH MANGGA HIBRIDA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS- 143 DENGAN KLON MANGGA MERAH Salah satu varietas mangga Indonesia yang memenuhi kebutuhan pasar untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor ialah Arumanis-143.

Lebih terperinci

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION

MORPHOLOGICAL IDENTIFICATION OF NORTH SUMATRA SALAK (Salacca sumatrana Becc.) AT SOUTH TAPANULI REGION 833. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGIS SALAK SUMATERA UTARA (Salacca sumatrana Becc.) DI BEBERAPA DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Lebih terperinci

KERAGAMAN BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt) DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DAN KABUPATEN SITARO

KERAGAMAN BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt) DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DAN KABUPATEN SITARO 118 KERAGAMAN BUAH PALA (Myristica fragrans Houtt) DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DAN KABUPATEN SITARO DIVERSITY OF NUTMEG (Myristica fragrans Houtt) AT THE DISTRICTS OF SANGIHE ISLANDS AND SITARO Robert

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

Evaluasi Hibrid Hasil Persilangan Mangga Arumanis-143 dengan Tiga Kultivar Mangga Merah Berdasarkan Karakter Buah

Evaluasi Hibrid Hasil Persilangan Mangga Arumanis-143 dengan Tiga Kultivar Mangga Merah Berdasarkan Karakter Buah Evaluasi Hibrid Hasil Persilangan Mangga Arumanis-143 dengan Tiga Kultivar Mangga Merah Berdasarkan Karakter Buah Karsinah*, Rebin, dan Lukitariati Sadwiyanti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Jl.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur. Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur. Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara 66 Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur Kabupaten Deli Serdang 67 Kabupaten Langkat Kabupaten Serdang Berdagai 68 Lampiran 2. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman Parameter deskripsi tanaman

Lebih terperinci

PENANDA MORFOLOGI DAN AGRONOMI ASAL KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

PENANDA MORFOLOGI DAN AGRONOMI ASAL KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU PENGELOMPOKAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.)BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI DAN AGRONOMI ASAL KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU Wahid Badru Zaman 1, Fitmawati 2, Herman 3 1 Mahasiswa Program S1 Biologi

Lebih terperinci

KERAGAMAN GENETIK PADA GENERASI F3 CABAI (Capsicum annuum L.) THE GENETIC VARIABILITY OF GNERATION F3 CHILLI (Capsicum annuum L.)

KERAGAMAN GENETIK PADA GENERASI F3 CABAI (Capsicum annuum L.) THE GENETIC VARIABILITY OF GNERATION F3 CHILLI (Capsicum annuum L.) KERAGAMAN GENETIK PADA GENERASI F3 CABAI (Capsicum annuum L.) THE GENETIC VARIABILITY OF GNERATION F3 CHILLI (Capsicum annuum L.) Neny Fidiyah Apriliyanti *),Lita Seotopo dan Respatijarti Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu bahan pangan penting di Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat dominan dalam

Lebih terperinci

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 3.2.Bahan dan Alat Bahan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara umum kerabat durian (Durio spp.) merupakan tanaman buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Jangkauan pasarnya sangat luas dan beragam mulai dari pasar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan lapangan dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB, Tajur dengan elevasi 250-300 m dpl

Lebih terperinci

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

PERAKITAN VARIETAS SALAK : PERAKITAN VARIETAS SALAK : SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009 SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010 KERJASAMA ANTARA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil protein dan lemak nabati yang cukup penting untuk memenuhi nutrisi tubuh manusia. Bagi industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai (Glycine max L) merupakan salah satu komoditas pangan penting setelah padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri. Sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......i LEMBAR PENGESAHAN......ii KATA PENGANTAR.....iii DAFTAR ISI......v DAFTAR GAMBAR....vii DAFTAR TABEL... viii INTISARI.....ix ABSTRACT......x I. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

THE PERFORMANCES FROM FIRST GENERATION LINES OF SELECTED CHILI PEPPER (Capsicum frutescens L.) LOCAL VARIETY

THE PERFORMANCES FROM FIRST GENERATION LINES OF SELECTED CHILI PEPPER (Capsicum frutescens L.) LOCAL VARIETY PENAMPILAN GALUR GENERASI PERTAMA HASIL SELEKSI DARI CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) VARIETAS LOKAL THE PERFORMANCES FROM FIRST GENERATION LINES OF SELECTED CHILI PEPPER (Capsicum frutescens L.) LOCAL

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH NAGA SUPER RED (Hylocereus contrasinences) DI KABUPATEN PELALAWAN

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH NAGA SUPER RED (Hylocereus contrasinences) DI KABUPATEN PELALAWAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH NAGA SUPER RED (Hylocereus contrasinences) DI KABUPATEN PELALAWAN UIN SUSKA RIAU Oleh: Kartika Fauziah 11082200284 JURUSAN ILMU PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

SKRIPSI. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI SKRIPSI KARAKTERISASI MORFOLOGI DAUN KULTIVAR DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr.) DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Oleh: Fepi Muliani 10882004356 JURUSAN ILMU PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (Makmur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Menurut Setyosari (2010) penelitian deskriptif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Lampiran 2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dalig Raya KUISIONER I. Lokasi a. Kabupaten : Simalungun b. Kecamatan : Raya c. Desa : Dalig Raya d. Dusun : Tumbukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai keanekaragaman genetik yang luas (Deanon dan Soriana 1967). Kacang panjang memiliki banyak kegunaan

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN ARTIKEL ILMIAH Oleh : Anggi Anjar Muria Renjani NIM 061810401017

Lebih terperinci

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi

Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi Keanekaragaman Infraspesifik Petai (Parkia speciosa Hassk.) Di Kabupaten Indragiri hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi Berdasarkan Karakter Morfologi ZULHENDRA 1*, FITMAWATI 2, NERY SOFIYANTI 2 123 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, dikembangkan teknologi yang mampu mengadopsi proses dan cara berpikir manusia yaitu teknologi Artificial Intelligence atau Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan hasil perikanan yang beranekaragam, sehingga mendatangkan devisa negara yang cukup besar terutama dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541 Asal : Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Silsilah : Gondok x

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tulungrejo, Batu dekat Raya Selekta, Wisata petik apel kota Batu, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.)

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.) KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG PAKAN (Zea mays L.) CHARACTERIZATION ON SOME INBRED LINES OF YELLOW CORN (Zea mays L.) Anini Siswati *), Nur Basuki dan Arifin Noor Sugiharto Jurusan Budidaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Yogyakarta).

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AKSESI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh : Pamungkas Surya Atmaja H

SKRIPSI IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AKSESI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DI KABUPATEN KARANGANYAR. Oleh : Pamungkas Surya Atmaja H SKRIPSI IDENTIFIKASI KARAKTER MORFOLOGI AKSESI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM) DI KABUPATEN KARANGANYAR Oleh : Pamungkas Surya Atmaja H0710082 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang

Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang Identifikasi Karakter Morfologis Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang Identification of morphological characteristic of banana (Musa spp.) in Deli Serdang district Monica Dame Yanti Ambarita, Eva

Lebih terperinci

Morfologi Aksesi Sagu di Hiripau, Distrik Mimika Timur, Timika, Provinsi Papua. Muhammad Iqbal Nurulhaq 1, Muhammad Hasjim Bintoro 2, Supijatno 2

Morfologi Aksesi Sagu di Hiripau, Distrik Mimika Timur, Timika, Provinsi Papua. Muhammad Iqbal Nurulhaq 1, Muhammad Hasjim Bintoro 2, Supijatno 2 Morfologi Aksesi Sagu di Hiripau, Distrik Mimika Timur, Timika, Provinsi Papua Muhammad Iqbal Nurulhaq 1, Muhammad Hasjim Bintoro 2, Supijatno 2 Pendahuluan Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi yang baik semakin meningkat, baik kecukupan protein hewani

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun Keterangan : Daerah Penelitian K Lampiran 2. Analisis Data umum Kuisioner Desa Dolok Saribu KUESIONER I. IDENTITAS RESPONDEN a. Nama : Andi Saragih/ 14 April

Lebih terperinci

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN

BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN BIOSISTEMATIKA VARIETAS PADA JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI DI AGROWISATA BHAKTI ALAM NONGKOJAJAR, PASURUAN Sherly Ochtavia, Dr. Hamidah, M.Kes. dan Dr. Junairiah, S.Si.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata [Sturt.] Bailey) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi karena banyak disukai oleh masyarakat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar dan banyak dimanfaatkan oleh manusia. Tanaman ini dapat dikonsumsi segar sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap LAMPIRAN Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap P2.1 P2.1 P2.1 P2.1 P0.2 P0.2 P0.2 P0.2 P3.2 P3.2 P3.2 P3.2 P1.3 P1.3 P1.3 P1.3 P0.1 P0.1 P0.1 P0.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.1 P4.3 P4.3 P4.3 P4.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keras (jawa: pelok) dan enak di makan. Di dalam daging buah tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah mangga banyak dikenal dan disukai orang dimana-mana. Mangga termasuk buah tempurung, pada bagian yang paling luar terdapat kulit, kemudian di lanjutkan daging buah

Lebih terperinci

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam iptek hortikultura Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam Buah pepaya telah menjadi buah trend setter sejak beredarnya beberapa varietas

Lebih terperinci

Universitas Muhammadiyah Malang

Universitas Muhammadiyah Malang KARAKTERISASI FASE PEMBANGUNAN DAN PEMBENTUKAN BAKAL BUAH APEL (MALUS X DOMESTICA BORKH. MANALAGI, ROME BEAUTY AND ANNA ) UNTUK MENDAPATKAN KULTIVAR BARU DALAM PROGRAM PEMULIAAN APEL 1 Sukardi, 2 Erny

Lebih terperinci

Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah

Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Karakterisasi 88 Aksesi Pepaya Koleksi Balai Penelitian Tanaman Buah Tri Budiyanti, Sudarmadi Purnomo, Karsinah, dan Anang Wahyudi Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok ABSTRACT Research Institute of Fruit

Lebih terperinci

Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai

Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai Pewarisan Sifat Beberapa Karakter Kualitatif pada Tiga Kelompok Cabai Abdullah Bin Arif 1 *, Sriani Sujiprihati 2, dan Muhamad Syukur 2 1 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Jl.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L. B. Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman

Lebih terperinci

KARAKTERISASI MORFOLOGI VARIETAS LOKAL DURIAN PETRUK DAN BRONGKOL DI JAWA TENGAH

KARAKTERISASI MORFOLOGI VARIETAS LOKAL DURIAN PETRUK DAN BRONGKOL DI JAWA TENGAH Agrotech Res J. Vol 4. No 1. 2015: 16-21 SSN : 2302-8226 KARAKTERSAS MORFOLOG VARETAS LOKAL DURAN PETRUK DAN BRONGKOL D JAWA TENGAH rfian Trias Yunanto 1), Endang Yuniastuti 2), Parjanto 2) 1) Undergraduate

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBUNGKUSAN PADA KANDUNGAN PIGMEN KULIT BUAH MANGGA HIBRIDA HASIL SILANGAN ARUMANIS DENGAN LIAR ( Cg-48xCg 299/1)

PENGARUH PEMBUNGKUSAN PADA KANDUNGAN PIGMEN KULIT BUAH MANGGA HIBRIDA HASIL SILANGAN ARUMANIS DENGAN LIAR ( Cg-48xCg 299/1) PENGARUH PEMBUNGKUSAN PADA KANDUNGAN PIGMEN KULIT BUAH MANGGA HIBRIDA HASIL SILANGAN ARUMANIS DENGAN LIAR ( Cg-48xCg 299/1) Syarif Husen¹,Choirul Anwar¹,Rebin²,Karsinah² ¹Fakultas Pertanian dan Peternakan

Lebih terperinci

KAJIAN KERAGAMAN GENETIK PADA POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN BLEWAH

KAJIAN KERAGAMAN GENETIK PADA POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN BLEWAH 104 KAJIAN KERAGAMAN GENETIK PADA POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN BLEWAH (Cucumis melo var cantalupensis) DENGAN MELON (Cucumis melo L.) THE STUDY OF THE GENETIC VARIATION ON F2 POPULATION RESULTED OF HYBRIDIZATION

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Kepenuhan, Kepenuhan Hulu Dan Kecamatan Rambah Hilir di Kabupaten Rokan Hulu.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada penelitian F 5 hasil persilangan Wilis x B 3570 ini ditanam 15 genotipe terpilih dari generasi sebelumnya, tetua Wilis, dan tetua B 3570. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada bulan Agustus tahun 2015. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kamboja (Plumeria sp.) Tanaman kamboja (Plumeria sp.) merupakan salah satu contoh dari famili Apocynaceae. Kamboja diketahui merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika

Lebih terperinci

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT SKRIPSI KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN GAMBUT Oleh: Fitri Yanti 11082201730 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN KEPUTUSAN NOMOR: 260/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA GALUH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi melon, varietas unggul mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia kedelai

Lebih terperinci