ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, LIQUIDITY, ASSETS GROWTH DAN ASSETS SIZE TERHADAP BETA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA Chrstan Hery Masrendra Alumnus Fakultas Ekonom Jurusan Manajemen Unverstas Krsten Surakarta Krstyana Danant Sta Pengajar Fakultas Ekonom Jurusan Manajemen Unverstas Krsten Surakarta Magdalena Nany Sta Pengajar Fakultas Ekonom Jurusan Akuntans Unverstas Krsten Surakarta ABSTRACT Beta was a measure o a securty or portolo s systematc rsk. Beta measurement should consder undamental actors and the rm s characterstcs. The objectve o ths research was to gve emprcal evdence about the eects o nancal leverage, lqudty, assets growth and assets sze on beta both partally and smultaneously. Thrty stocks rom LQ 45 ndex at Jakarta Stock Exchange were analyzed by multple regresson analyss. The results showed that lqudty, assets growth and assets sze nsgncantly had negatve eects on beta. Fnancal leverage nsgncantly had a postve eect on beta. The results also ndcated that nancal leverage, lqudty, assets growth and assets sze smultaneously ddn t have sgncant eects on beta. Keywords: Systematc rsk, nancal leverage, lqudty, assets growth, assets sze. PENDAHULUAN Rsko nvestas dapat dgolongkan menjad dua macam, yatu rsko sstematk (systematc rsk) dan resko tdak sstematk (unsystematc rsk). Rsko sstematk adalah rsko yang dtmbulkan oleh pengaruh ekonom makro (pasar secara keseluruhan). Rsko n merupakan rsko yang tdak dapat dhlangkan dengan dverskas yatu penyebaran rsko dengan melakukan portoolo. Sedangkan rsko tdak sstematk dsebabkan oleh aktor-aktor spesk yang ada pada suatu perusahaan sehngga pengaruhnya hanya terbatas pada perusahaan yang bersangkutan. Msalnya, pemogokan, pengembangan produk baru, aktor ketnggalan teknolog, perubahan manajemen, dan kejadankejadan lan yang unk bag perusahaan tertentu. Rsko n dapat dhlangkan dengan dverskas (Agus Sartono 2001: 169). Dalam konsep CAPM, kepekaan tngkat keuntungan nvestas (saham) terhadap tngkat keuntungan pasar dsebut sebaga beta nvestas tersebut. Beta merupakan pengukur rsko sstematk dar suatu sekurtas atau portoolo. Mengetahu beta suatu sekurtas atau portoolo dan aktor-aktor yang mempengaruhnya merupakan hal yang pentng untuk menganalss sekurtas atau portoolo tersebut (Suad Husnan 1996: 58). Semakn besar nla beta, semakn peka tngkat keuntungan nvestas (saham) terhadap tngkat keuntungan pasar. Pengukuran beta tetap tdak terlepas dar aktor-aktor undamental dan karakterstk perusahaan yang mempengaruhnya. Faktoraktor undamental yang dgunakan dalam peneltan n adalah nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze. Peneltan n dlakukan untuk mendapatkan bukt emprs tentang pengaruh nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze terhadap beta saham secara parsal. Peneltan n juga dlakukan untuk mendapatkan bukt emprs tentang pengaruh nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze terhadap beta saham secara smultan. Return dan Rsko Dalam penlaan suatu nvestas terdapat suatu hubungan yang post antara rsko dan return (Husnan 1996: 143). Jka rsko yang dhadap tngg, tentunya keuntungan yang dperoleh juga akan lebh tngg. Dalam hal n, ada dua hal yang akan dhadap pemodal ketka melakukan nvestas, yatu tngkat keuntungan Masrendra, Chrstan Hery, Krstyana Danant & Magdalena Nany Analss Pengaruh Fnancal Leverage, Lqudty, Assets Growth dan Assets Sze terhadap Beta Saham LQ 45 d Bursa Eek Jakarta. Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI 3(2):

2 Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010: yang dharapkan (expected return) dan tngkat rsko. Pada umumnya pemodal akan memlh nvestas dengan tngkat keuntungan yang lebh besar dengan tngkat rsko yang dtanggung sama, atau nvestas dengan tngkat keuntungan sama tetap rsko yang dtanggung lebh kecl. Return merupakan salah satu aktor yang memotvas pemodal untuk melakukan nvestas yang juga merupakan mbalan atas keberanan nvestor menanggung rsko atas nvestas yang dlakukannya. Dengan demkan, return merupakan hasl yang dperoleh dar suatu nvestas. Sumber-sumber return terdr dar dua komponen utama, yatu yeld dan captal gan (loss). Yeld merupakan komponen return yang mencermnkan alran kas atau pendapatan yang dperoleh secara perodk dar suatu nvestas. Jka bernvestas pada saham, yeld dtunjukkan oleh besarnya devden yang dperoleh. Sedangkan captal gan (loss) merupakan kenakan (penurunan) atas surat berharga (bsa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bsa memberkan keuntungan (kerugan) bag nvestor. Dengan kata lan, captal gan (loss) bsa juga dartkan sebaga perubahan harga sekurtas. Rsko merupakan kemungknan tngkat keuntungan sebenarnya yang dperoleh (actual return) dalam suatu nvestas berbeda dengan tngkat keuntungan yang dharapkan (expected return) (Jones 1999: 126). Rsko yang ada dtmbulkan oleh adanya ketdakpastan. Rsko memlk dua dmens, yatu menympang lebh besar maupun lebh kecl dar keuntungan yang dharapkan. Rsko akan semakn besar jka terjad penympangan yang semakn besar atas tngkat keuntungan yang dharapkan. Rsko dalam nvestas dbag menjad dua, yatu resko yang dapat dhlangkan dengan membentuk portoolo dsebut dengan rsko yang dapat ddverskas (dversable rsk) atau rsko perusahaan (company rsk) atau rsko spesk (specc rsk) atau rsko unk (unque rsk) atau rsko tdak sstematk (unsystematc rsk). Rsko n dsebabkan oleh aktor-aktor spesk yang terjad pada suatu perusahaan sepert pemogokan buruh, tuntutan oleh phak lan, kemampuan manajemen dan lan sebaganya. Rsko yang kedua adalah rsko yang tdak dapat ddverskaskan dengan portoolo dsebut dengan nondversable rsk atau rsko pasar (market rsk) atau rsko umum (general rsk) atau rsko sstematk (systematc rsk). Rsko n 122 terjad karena pengaruh ekonom makro (pasar secara keseluruhan) msalnya perubahan tngkat suku bunga, nlas, reses ekonom, atau karena perubahan kebjakan ekonom secara menyeluruh. Penjumlahan dar kedua rsko tersebut dsebut rsko total. Skap pemodal dalam menghadap rsko nvestas berbeda-beda. (Husnan 1996: 110) mengelompokkan skap pemodal tersebut menjad tga macam, yatu nvestor yang menyuka rsko (rsk seeker), nvestor yang berskap netral terhadap rsko (rsk neutral) dan nvestor yang tdak menyuka rsko (rsk averter). Beta Saham Kepekaan tngkat keuntungan saham terhadap perubahan pasar dsebut sebaga beta dar nvestas tersebut. Beta merupakan koesen regres antara dua varabel, yatu kelebhan tngkat keuntungan portoolo pasar (excess return o market portolo) dan kelebhan keuntungan suatu saham (excess return o stock). Hal n dapat dgambarkan sebaga berkut: Β > 1 Β = 1 Β < 1 Excess return m Gambar 1 Beta Saham yang Dtunjukkan sebaga Kemrngan Gars Hubungan antara Excess Return o Stock dan Excess Return o Market Portolo Beta merupakan pengukur rsko sstematk dar suatu sekurtas atau portoolo terhadap resko pasar. Beta merupakan pengukur volatltas return suatu sekurtas atau return portoolo terhadap return pasar. Saham dengan nla beta sama dengan 1 merupakan saham yang memlk rsko sstematk yang sama dengan pasar.

3 Chrstan Hery Masrendra, Krstyana Danand & Magdalena Nany: Analss Pengaruh Fnancal Leverage... Saham dengan nla beta lebh besar dar 1 merupakan saham yang memlk rsko sstematk yang lebh besar dar pasar. Saham dengan nla beta lebh besar dar 1 dsebut sebaga saham yang agres. Saham dengan nla beta kurang dar 1 merupakan saham yang memlk rsko sstematk yang kurang dar pasar. Saham dengan nla beta kurang dar 1 dsebut sebaga saham yang deens. Pengukuran beta saham dengan Captal Asset Prcng Model (CAPM) dgambarkan dalam bentuk Securty Market Lne (SML) yang dormulaskan sebaga berkut: R R ( R R m ) Rumus tersebut dapat dtuls sebaga berkut: R R ( R R m ) R : Return Sekurtas (Saham) R : Return Saham Bebas Resko Rm : Return Pasar β : Beta Saham sebaga Pengukur Resko atas Saham Formula tersebut menyatakan bahwa tngkat keuntungan yang dharapkan dar suatu saham sama dengan tngkat keuntungan bebas rsko dtambah dengan prem rsko (R m - R ). Semakn besar rsko saham tersebut (beta), semakn besar prem rsko, semakn besar tngkat keuntungan yang dharapkan. Pengukuran beta saham dengan Sngle Index Model (SIM), menggunakan data tme seres. Beta saham dhtung melalu hubungan ungsonal (regres lner) antara return saham (R ) dengan return pasar (R m ). Model n dapat drumuskan sebaga berkut: R R m R : Return Sekurtas (Saham) R m : Return Pasar β : Beta Saham sebaga pengukur rsko atas saham yang merupakan α ε koesen yang mengukur perubahan R akbat perubahan R m : Nla ekspektas dar return sekurtas yang ndependen terhadap return pasar : Kesalahan resdu yang merupakan varabel acak dengan nla ekspektas sama dengan nol atau E(ε ) = 0. Fnancal Leverage dan Rsko Fnancal leverage dgunakan untuk mengukur aktva perusahaan yang dbaya dengan hutang. Weston dan Brgham (1993 dalam Ftra 2006) menyatakan bahwa apabla konds ekonom bagus, sangat mungkn perusahaan dapat menutup cost o captal dar hutang, maka leverage yang tngg akan lebh menguntungkan. Sedangkan pada konds kontraks ekonom, penggunaan leverage yang tngg tentu merugkan. Dengan demkan apabla return on assets melebh cost o debt, maka leverage akan menguntungkan dan semakn tngg leverage actor maka akan semakn tngg rate o return bag pemegang saham basa. Semakn besar hutang, semakn besar beban tetap yang berupa baya bunga dan angsuran pokok pnjaman yang harus dbayar, semakn besar rsko perusahaan. Lqudty dan Rsko Lqudty mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuh kewajbannya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Lkudtas dapat dbedakan menjad dua, yatu: 1. Lkudtas badan usaha mengukur kemampuan membayar yang dhubungkan dengan kewajban kepada phak luar (kredtur). Lkudtas badan usaha merupakan kemampuan perusahaan untuk dapat menyedakan alat-alat lkud sedemkan rupa sehngga memenuh kewajban nanslnya pada saat dtagh. Alat-alat lkud melput kas, surat berharga, persedaan dan putang. Lkudtas badan usaha membandngkan antara aktva lancar dengan hutang lancar. 123

4 Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010: Lkudtas perusahaan mengukur kemampuan membayar yang dhubungkan dengan kewajban nansl untuk menyelenggarakan proses produks. Dalam hal n perusahaan harus memperhatkan perusahaan setap saat agar dapat memenuh pembayaran-pembayaran yang dperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan, msalnya untuk membel bahan mentah, membayar upah buruh dan sebaganya. Lkudtas n dmaksudkan sebaga perbandngan antara jumlah uang tuna atau aktva lancar d satu phak dengan jumlah hutang lancar d phak lan (lkudtas badan usaha) juga dengan pengeluaranpengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan d luar phak. Lkudtas perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap nvestas perusahaan dan kebjakan pemenuhan kebutuhan dana. Keputusan nvestas akan menentukan tngkat ekspans dan kebutuhan dana perusahaan, sementara keputusan pembelanjaan akan menentukan pemlhan sumber dana untuk membaya nvestas tersebut (Husnan dan Pudjastut 2002: 293). Semakn lambat perusahaan membayar hutang jangka pendeknya, semakn berkurang lkudtas perusahaan, semakn besar rsko perusahaan. Assets Growth dan Rsko Tngkat pertumbuhan aktva yang cepat mengndkaskan adanya ekspans yang dlakukan oleh perusahaan. Semakn besar ekspans yang dlakukan oleh perusahaan, semakn besar dana yang dbutuhkan. Semakn besar dana yang dbutuhkan, semakn besar laba yang dtahan oleh perusahaan dan semakn kecl devden yang dbagkan untuk para pemegang saham. Semakn besar ekspans yang dlakukan oleh perusahaan, semakn besar dana yang dbutuhkan, semakn besar rsko kegagalan ekspans. Assets Sze dan Rsko Perusahaan besar memlk kemungknan kegagalan dan kebangkrutan yang lebh kecl dbandngkan dengan perusahaan kecl. Perusahaan besar dharapkan mampu mempertahankan kelangsungan hdupnya, tetap mampu bersang dengan pasar dan mampu memberkan kemakmuran kepada pemegang saham. Semakn besar ukuran perusahaan, semakn kecl rsko perusahaan. METODE Populas dalam peneltan n adalah seluruh perusahaan yang terdatar d Bursa Eek Jakarta pada akhr tahun Sampel dalam peneltan n adalah emten saham LQ45 yang terdatar d Bursa Eek Jakarta pada akhr tahun 2005 yang dplh dengan menggunakan krtera perusahaan memlk laporan keuangan yang lengkap. Data dalam peneltan n bersumber dar data sekunder. Sedangkan teknk pengumpulan data yang dgunakan adalah teknk observas mekank. Secara gars besar varabel-varabel dalam peneltan n dapat djelaskan sebaga berkut: 1. Varabel Dependen. Varabel dependen dalam peneltan n adalah rsko ekutas yang dukur dengan beta. 2. Varabel Independen. Varabel ndependen dalam peneltan n melput: a. Fnancal Leverage. Fnancal leverage merupakan raso antara total hutang dengan total aktva perusahaan. Fnancal leverage dapat dhtung dengan rumus: FL t = Total Hutang t / Total Aktva t Keterangan : FL t : Fnancal leverage bulan ke-t t : Perode (bulan) ke-t b. Lqudty. Lqudty dukur dengan current rato. Current rato merupakan perbandngan antara aktva lancar (current assets) dengan butang lancar (current labltes). Lqudty dapat dhtung dengan rumus: 124

5 Chrstan Hery Masrendra, Krstyana Danand & Magdalena Nany: Analss Pengaruh Fnancal Leverage... CR t = Total Aktva Lancar t / Total Hutang Lancar t c. Assets Growth. Assets growth dukur dengan persentase perubahan aktva dar suatu perode ke perode berkutnya (Wndart 2006: 27). Assets growth dapat dhtung dengan rumus: G t At A A t 1 t 1 G t = Pertumbuhan aktva bulan ke-t = Total aktva bulan ke-t. A t d. Assets Sze. Assets sze dukur dar nla buku aktva yang dmlk oleh perusahaan. Untuk mendapatkan skala raso, besarnya nla buku tersebut dhtung nla logartmanya (Wndart 2006: 27). Assets sze dapat dhtung dengan rumus: AS = log (Total Aktva) Data dalam peneltan n danalss dengan menggunakan analss regres berganda pada tngkat sgnkans 5%. Analss regres berganda dgunakan untuk menguj pengaruh nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze terhadap beta saham bak secara parsal maupun secara smultan. Adapun persamaan regresnya adalah: β = a + b 1 FL + b 2 CR + b 3 G + b 4 S + e Β = Beta Saham a = Konstanta (Intersep) b = Koesen Varabel Bebas e = Varabel Pengganggu FL = Fnancal Leverage CR = Lqudty G = Assets Growth S = Assets Sze HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasl uj regres pengaruh nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze terhadap beta saham dapat dlhat pada tabel 1. Hasl analss menunjukkan bahwa lqudty, assets growth dan assets sze memlk koesen regres bertanda negat dengan nla sgnkans masng-masng sebesar 0,486, 0,914 dan 0,321. Sedangkan nancal leverage memlk koesen regres bertanda post dengan nla sgnkan sebesar 0,161. Hasl analss juga menunjukkan bahwa keempat varabel bebas secara bersama-sama memlk nla sgnkans sebesar 0,355. Hasl peneltan menunjukkan bahwa nancal leverage berpengaruh post namun tdak sgnkan terhadap beta saham. Hal n menunjukkan bahwa kenakan nancal leverage akan menakkan rsko perusahaan. Semakn besar nla nancal leverage, semakn besar penggunaan hutang oleh perusahaan, semakn besar beban tetap berupa baya bunga dan angsuran pokok pnjaman yang harus dbayar, semakn besar rsko perusahaan. Temuan peneltan n mendukung hasl peneltan yang telah dlakukan oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dan Ben-Zon dan Shalt (1975). Hasl peneltan juga menunjukkan bahwa lqudty berpengaruh negat namun tdak sgnkan terhadap beta saham. Hal n menunjukkan bahwa kenakan lqudty justru akan menurunkan rsko perusahaan. Semakn besar nla lqudty, semakn besar kemampuan perusahaan dalam memenuh kewajbannya yang jatuh tempo dalam jangka pendek, semakn kecl rsko perusahaan. Temuan peneltan n mendukung hasl peneltan yang telah dlakukan oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970). Peneltan juga menunjukkan bahwa assets growth berpengaruh negat namun 125

6 Jurnal PERSPEKTIF EKONOMI, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2010: tdak sgnkan terhadap beta saham. Hal n menunjukkan bahwa kenakan assets growth justru akan menurunkan rsko perusahaan. Kenakan aktva yang berasal dar kenakan laba dan bukan berasal dar kenakan hutang justru mengndkaskan keberhaslan ekspans yang dlakukan oleh perusahaan. Semakn berhasl ekspans yang dlakukan oleh perusahaan, semakn sehat konds keuangan perusahaan dan semakn kecl rsko kegagalan ekpans dan rsko perusahaan. Temuan peneltan tdak mendukung hasl peneltan yang telah dlakukan oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970), yang menyatakan bahwa assets growth berpengaruh post terhadap beta saham. Tabel 1. Hasl Uj Regres Pengaruh Fnancal Leverage, Lqudty, Assets Growth dan Assets Sze terhadap Beta Saham Varabel Bebas Koesen Regres Nla sg. Uj t Nla sg. Uj F Fnancal Leverage 1,080 0,161 Lqudty -0,113 0,486 Assets Growth -0, ,914 Assets Sze -0,301 0,321 * sgnkan pada tngkat sgnkans sebesar 0,05 Selanjutnya tabel 1 menunjukkan bahwa assets sze berpengaruh negat namun tdak sgnkan terhadap beta saham. Hal n menunjukkan bahwa perusahaan yang lebh besar dharapkan lebh mampu mempertahankan kelangsungan hdupnya, lebh mampu bersang dengan pasar dan lebh mampu memberkan kemakmuran kepada pemegang saham. Sehngga perusahaan yang lebh besar memlk kemungknan kegagalan dan kebangkrutan yang lebh kecl. Semakn besar ukuran perusahaan, semakn kecl rsko perusahaan. Temuan peneltan mendukung hasl peneltan yang telah dlakukan oleh Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dan Ben-Zon dan Shalt (1975). KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Peneltan n menunjukkan bahwa lqudty, assets growth dan assets sze secara parsal berpengaruh negat namun tdak sgnkan terhadap beta saham. Namun nancal leverage berpengaruh post meskpun tdak sgnkan terhadap beta saham. Hasl peneltan juga menunjukkan 126 0,355 bahwa nancal leverage, lqudty, assets growth dan assets sze secara smultan tdak berpengaruh sgnkan terhadap beta saham. Saran Beberapa saran yang dapat dusulkan oleh penelt untuk peneltan yang akan datang adalah: 1. Peneltan selanjutnya sebaknya menggunakan sampel yang lebh banyak. 2. Peneltan selanjutnya sebaknya menggunakan perode peneltan yang lebh panjang. 3. Peneltan selanjutnya sebaknya menggunakan varabel-varabel bebas lan yang dduga berpengaruh sgnkan terhadap beta saham, sepert dvdend pay out, varablty o earnngs dan covarablty o earnngs. DAFTAR PUSTAKA Beaver, Wllam, Paul Kettler and Myron Scholes The Assocaton between Market Determned and Accountng

7 Chrstan Hery Masrendra, Krstyana Danand & Magdalena Nany: Analss Pengaruh Fnancal Leverage... Determned Rsk Measure. Accountng Revew 45. Ben-Zon, Ur and Sol S. Shalt Sze, Leverage, and Dvdend Record as Determnants o Equty Rsk. The Journal o Fnance XXX. Ftra A.G Pengaruh Karakterstk Perusahaan terhadap Tngkat Kelengkapan Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan. Skrps. Surakarta: Fakultas Ekonom UNS. Husnan, Suad Dasar-dasar Teor Portoolo dan Analss Sekurtas. Yogyakarta: AMP YKPN. Husnan, Suad dan Enny Pudjastut Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sartono, Agus Manajemen Keuangan Teor dan Aplkas. Yogyakarta: BPFE. Jones C. P Investment: Analyss and Management. John Wley and Sons Inc. Wndart, Nur Analss Pengaruh Fnancal Leverage, Lqudty, Asset Growth, dan Asset Sze terhadap Beta Saham Perusahaan Manuaktur d BEJ (Perbandngan Perode Sebelum Krss dan Selama Krss Moneter). Skrps. Surakarta: Fakultas Ekonom UNS. 127

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN 1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Pembmbng: Surtkant, SE., M.S Penuls: Ecatarna Febola Annsa Program Stud Akuntans Fakultas Ekonom Unverstas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah: 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI ANAJEEN PORTOFOLIO anajemen portofolo berkatan erat dengan nvestas. enurut Relly dan Brown, nvestas adalah komtmen untuk menyshkan uang (pendapatan) dalam suatu perode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN PT. BANGUN SUKSES PRATAMA TUGAS AKHIR

PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN PT. BANGUN SUKSES PRATAMA TUGAS AKHIR PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN PT. BANGUN SUKSES PRATAMA TUGAS AKHIR Dajukan Sebaga Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahl Madya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Lteratur Peneltan 2.1.1. Pasar Oblgas Pasar oblgas terdr atas pnjaman jangka panjang atau nstrumen utang selan yang dperdagangkan d pasar uang. Pasar n melput surat utang dan

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PENGARUH EFISISENSI PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PENCAPAIAN LABA PADA PT. GALATTA LESTARINDO PANCUR BATU MEDAN

PENGARUH EFISISENSI PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PENCAPAIAN LABA PADA PT. GALATTA LESTARINDO PANCUR BATU MEDAN WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 017 ISSN : 089-859 PENGARUH EFISISENSI PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP PENCAPAIAN LABA PADA PT. GALATTA LESTARINDO PANCUR BATU MEDAN Ilham Dosen Fakultas Ekonom Al-Ahzar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Analss Model Indeks Tunggal Portofolo Saham d Bursa Efek Indonesa (BEI) Perode 009-011 Mrah (mrah_vezmle@ymal.com) Trsnad Wjaya (trsnad@mdp.ac.d) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100)

Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Pengujan Captal Asset Prcng Model (CAPM) secara Emprs terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Bambang Hendrawan Polteknk Batam Program stud Akuntans Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA Suramaya Suc Kewal Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Mus Palembang suramayasuc@yahoo.com Abstrak: Pembentukan Portofolo Optmal

Lebih terperinci

Pengaruh Current Ratio, Asset Size, dan Earnings Variability terhadap Beta Pasar

Pengaruh Current Ratio, Asset Size, dan Earnings Variability terhadap Beta Pasar Jurnal Akuntans dan Investas Vol. 4 No., hal: 44-6, Jul 003 ISSN: 1411-67 Pengaruh Current Rato, Asset Sze, dan Earnngs Varablty terhadap Beta Pasar Ahm Abdurahm e-mal: ahmabdurahm@yahoo.com Unverstas

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot)

(DS.2) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Studi kasus untuk Desain Split Plot) (DS.) MENENTUKAN STATISTIK PENGUJIAN UNTUK EKSPERIMEN FAKTORIAL DENGAN DUA KALI PEMBATASAN PENGACAKAN (Stud kasus untuk Desan Splt Plot) Sr Mulyan Sanro Dra, M.Stat, Enny Supartn Dra, MS. Jurusan Statstka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) AALISIS ODEL IDEKS TUGGAL POTOFOLIO SAHA PADA PEUSAHAA AUFAKTU IDOESIA YAG TEDAFTA DI BUSA EFEK IDOESIA (BEI) Apryan Wdya Turangga luphyaya@ymal.com Dnnul Alfan Akbar dnnul_alfan_akbar@yahoo.com Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci