BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi. lingkungan (Notoadmodjo, 2007,hlm.139).
|
|
- Iwan Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang, media massa, maupun lingkungan (Notoadmodjo, 2007,hlm.139). 2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoadmodjo, 2007, hlm.140) yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkat pengetahuan ini adalah kembali (recall), sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
2 16 tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (comprehantion) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. Orang yang telah paham secara objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluasi) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 3. Cara Mendapatkan Pengetahuan Menurut (Notoadmodjo, 2007) ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
3 a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan Cara tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumnya ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1) Cara coba-salah (Trial and Error) adalah cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. 2) Cara kekuasaan atau otoritas adalah dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. b. Cara Moderen Memperoleh Pengetahuan Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dilakukan mula-mula dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau masyarakat. Kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. B. Sikap 1. Pengertian Sikap merupakan kesiapan seseorang dalam melakukan tindakan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek ( Syafruddin, 2009, hlm.126). Menurut Maramis (2006, hlm.
4 18 254) sikap merupakan bentuk respon atau tindakan yang memiliki nilai positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang yang disertai dengan emosi. 2. Tingkatan Sikap a) Menerima (Receiving) dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (objek). b) Merespon (Responding) memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan hal yang dimaksud. c) Menghargai (Valving) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d) Bertanggung Jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko (Syafrudin, 2009, hal.126). 3. Pengukuran Sikap Model Likert Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala (Hidayat, 2007, hal.104). Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah : a. Sangat setuju (Strogly approve) : 4 b. Setuju (Approve) : 3 c. Tidak setuju (Disapprove) : 2 d. Sangat tidak setuju (Strogly disapprove) : 1
5 C. Neonatus Neonatus yaitu bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari, disebut juga bayi baru lahir. Pada masa neonatus, bayi rentan sekali terhadap penyakit yang dapat berpengaruh untuk kelangsungan hidup ke depannya. Bayi baru lahir mudah sakit dikarenakan fisiknya yang masih sulit beradaptasi dengan lingkungan baru di sekitarnya. Periode neonatal terdiri atas 28 hari pertama kehidupan. Dalam hal sehat dan sakit, periode neonatal merupakan periode terpenting masa bayi dan kanak-kanak karena selama waktu tersebut terdapat mortalitas paling tinggi. Kerusakan yang berefek seumur hidup dari peristiwa perinatal juga sering ditemukan (Rudolf, 2006, hlm. 229). Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik periode ini berbahaya karna sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang penting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda. Hal ini terbukti dengan tingginya tingkat kematian (Hurlock,1998, hlm. 53). D. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir, yaitu: Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlalu panas > 38 C atau terlalu dingin < 36,5 C. Warna kulit atau bibir biru pucat, memar atau sangat kuning. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah. Tali pusat terlihat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja. Aktivitas menggigil atau menangis tidak biasa,
6 20 sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus (Muslihatun, 2008, hlm. 46). E. Masalah-Masalah Kesehatan Pada Bayi Baru Lahir Yang Merupakan Tanda-tanda Bahaya 1. Hipotermi/Suhu Tubuh Dingin a. Pengertian Hipotermi yaitu dimana suhu tubuh bayi di bawah 36 o C serta kedua tangan dan kaki teraba dingin, sedang suhu normal adalah 36,5 o C - 37,5 o C. Hipotermi pada bayi baru lahir dapat berakhir dengan kematian karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan dapat berujung kematian. Hipotermi dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: hipotermi sedang, dimana suhu badan bayi berkisar 32 o C-36 o C dan hipotermi berat yaitu dimana suhu badan bayi mencapai dibawah 32 o C. Untuk dapat mengukur suhu pada hipotermi digunakan termometer yang dapat mengukur sampai suhu 25 o C yaitu termometer ukuran rendah (low reading thermometer) ( Syaifuddin, 2006, hlm.373) b. Gejala Hipotermi Hipotermi pada bayi baru lahir dapat diketahui dari gejala-gejala sebagai berikut yaitu bayi tidak mau minum/menyusu, tampak lesu dan mengantuk, tubuh bayi teraba dingin, dan dalam keadaan berat denyut jantung bayi bisa menurun dan kulit tubuh bayi mengeras. Hipotermi dikategorikan menjadi 3 yaitu hipotermi sedang, hipotermi berat dan stadium lanjut hipotermi. Hipotermi sedang ditandai dengan aktivitas berkurang, tangisan lemah, kulit berwarna tidak rata, kemampuan hisap lemah, kaki teraba dingin. Hipotermi berat sama dengan hipotermi sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan
7 lambat dan tidak teratur, bunyi jantung lambat. Dan stadium lanjut hipotermi ditandai dengan muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (Syafuddin, 2003,hlm. 373). c. Penyebab Hipotermi Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena lingkungan, udara yang terlalu dingin, pakaian yang basah, dan sebagainya. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut: 1) Radiasi yaitu dari objek ke panas bayi misalnya bayi ditimbang tanpa alas 2) Evaporasi yaitu penguapan cairan yang melekat pada kulit misalnya pada air ketuban yang melekat pada tubuh bayi dan tidak cepat dikeringkan. 3) Konduksi yaitu sesuatu yang melekat ditubuh bayi misalnya pakaian bayi yang basah tidak langsung diganti. 4) Konveksi yaitu penguapan dari tubuh ke udara contohnya angin disekitar tubuh bayi (Saifuddin, 2006, hlm. 373). d. Penanganan Hipotermi 1) Segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu. 2) Menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu dan Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan. 3) Bila tubuh bayi masih dingin dapat juga menggunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat (Saifuddin, 2006, hlm.373). 4) Selalu menjaga kehangatan bayi, bungkus bayi dengan kain kering kemudian diselimuti dan pakaikan topi agar terhindar dari kehilangan panas. 5) Beri ASI sesering mungkin, bila bayi tidak dapat menyusu, berikan
8 22 ASI peras sebagai salah satu alternatif lainnya agar bayi tidak kekurangan cairan atau dehidrasi. 6) Pantau terus suhu tubuh bayi setiap jam sampai normal. 7) Ibu harus selalu mengamati tanda kegawatan pada bayi, bila terlihat bayi sakit berat segera bawa ke tempat pelayan kesehatan (Syafuddin, 2002, hlm. M-122). 2.Hipertermi / Demam a. Pengertian Demam adalah suhu tubuh yang meningkat, dimana tubuh terasa panas dan suhunya naik sampai 38 o C, sementara suhu normal berkisar 36,5 o C-37,5 o C. Menurut Suriadi (2006, hlm. 63) demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal. Dan menurut Rudolfh (2006, hlm. 592) Berdasarkan pengukuran suhu bayi normal, suhu rektal sebesar 38 C atau lebih harus digunakan sebagai defenisi batas bawah demam. Demam pada suhu 37,8 o C-40 o C tidak berbahaya dan tidak mengakibatkan kerusakan otak, kecuali jika suhunya melebihi 41,7 o C yang berlangsung dalam jangka lama. Lebih lanjut, demam yang disebabkan oleh infeksi tidak cepat naik dan suhu tidak akan melebihi 41,2 o C (Schwartz, 2005, hlm. 336). b. Gejala Sebelumnya kita sudah banyak mengetahui tentang demam yang sering terjadi. Kalau demam tubuh teraba panas, bayi agak rewel, dan biasanya minum kurang. Gejala /demam pada bayi baru lahir yaitu: suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C, Frekuensi pernafasan bayi lebih dari 60/menit, terlihatnya tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang (Syafuddin, 2006, hlm. 375).
9 c. Penyebab Hipertermi/Demam Sebenarnya demam merupakan proses mekanisme tubuh yang sehat ketika melawan penyakit. Demam terjadi karena tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap adanya gangguan, baik infeksi maupun gangguan yang lainnya. Semua bayi demam berusia kurang dari 28 hari harus mendapatkan evaluasi lengkap untuk kemungkinan sepsis. Berdasarkan pengalaman dengan lebih dari 1000 bayi demam berusia 60 hari atau kurang, 436 bayi berada pada usia 30 hari atau kurang (142 berusia 14 hari atau kurang) dan 227 memenuhi kriteria yang dipertimbangkan sehingga mengelompokkan mereka sebagai beresiko rendah untuk mengalami infeksi bakteri serius. Hanya 1 dari 227 bayi berusia kurang dari 30 hari yang memenuhi kriteria resiko rendah yang menderita infeksi bakteri serius (Rudolf, 2006, hlm. 585). Menurut Suriadi (2006, hlm. 63) demam sering dikaitkan dengan adanya gangguan pada hipotalamus oleh karena adanya infeksi, alergi, endotoxin, atau tumor. c. Penanganan Hipertermi/Demam Penanganan demam dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar berkisar 26 o C-28 C. 2) Tanggalkan seluruh pakaian dan jangan menggunakan selimut. 3) Kompres dengan cara mencelup handuk kecil ke air hangat terlebih dahulu, tambahkan kehangatan air jika suhu tubuh bayi semakin tinggi. Dengan demikian perbedaan air kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu dingin, hal ini justru akan mengerutkan pembuluh darah bayi akibatnya panas tubuh tidak mau keluar. Bayi jadi semakin menggigil untuk mempertahankan suhu tubuhnya. 4). Memberi ASI sebanyakbanyaknya dan sesering mungkin, masuknya cairan yang banyak kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk urine merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh.
10 24 Tanda-tanda bahaya demam pada bayi yang perlu diwaspadai dan harus segera mendapat dari petugas kesehatan yaitu jika bayi mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut: bernafas cepat secara tidak normal, sulit bernafas atau nafasnya bersuara, mengantuk tidak normal, rewel yang tidak biasa, menolak minuman, muntah terus menerus, suhu tubuh di atas 39 o C (Syaffudin, 2006, hlm.377). 3. Kejang a. Pengertian Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya pada usia bayi 0-28 hari. Kejang pada bayi baru lahir disebabkan karena gangguan sistem saraf pusat, kelainan metabolik atau penyakit lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Kejang bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik. Kejang pada bayi baru lahir adalah kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir. Kejang ini merupakan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap dikemudian hari (Hasan, 2005, hlm. 1137). Kejang merupakan tanda bahaya yang sering terjadi pada neonatus yang dapat mengakibatkan hipoksia pada otak yang cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi yang dapat mengakibatkan gejala sisa dikemudian hari. Kejang pada bayi bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala dari gangguan saraf pusat, lokal atau sistemik (Ngastiah, 2005, hlm. 146). b.gejala Kejang Kejang pada neonatus sering tidak dikenali karena bentuknya beda dengan kejang pada anak dan dewasa. Karena gejala yang berbeda dan variasi, sering sekali kejang tidak disadari terutama oleh orang yang belum berpengalaman.
11 Bentuk kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot menghilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran, gerakan tidak menentu, mengedip-ngedipkan mata, gerakan mulut seperti mengunyah dan menelan. Setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berlangsung berulang-ulang dan periodik, harus dicurigai kemungkinan merupakan bentuk dari kejang (Saifuddin, 2006, hlm. 391). c.penyebab Kejang Kejang berasal dari setiap gangguan serebrum yang sesaat atau menetap, tetapi hanya beberapa kausa yang secara teratur dijumpai. Pada sekitar 25% bayi dengan kejang, penyebab tidak diketahui (Rudolfh, 2006, hlm. 2151). Sebesar 10%-30% kejang tidak dapat ditemukan penyebabnya dan sebaliknya tidak jarang ditemukan lebih dari satu penyebab kejang pada neonatus. Beberapa yang dapat menyebabkan kejang, yaitu: 1) Gangguan vaskular seperti perdarahan. 2) Gangguan metabolisme. 3) Infeksi seperti meningitis dan sepsis (Hasan, 2005,hlm.1139). d. Penanganan Kejang Kejang pada neonatus suatu keadaan darurat dan memerlukan tindakan cepat untuk mencegah bertambahnya kerusakan susunan saraf yang dapat menimbulkan gejala sisa dikemudian hari. Untuk itu sebaiknya bayi harus segera dirawat di rumah sakit dengan sarana yang lengkap (Hasan, 2000, hlm.1144). Jika bayi kejang jangan tunggu lama, segera bawa ke dokter. Penanganan pertama yang bisa dilakukan yaitu: 1) Buka seluruh pakaian untuk memudahkan sirkulasi panas tubuh bayi. 2) Perlu dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut. 3) Orangtua sudah seharusnya perlu lebih mendapat informasi mengenai
12 26 kondisi bayinya ketika kejang dan sebaiknya segera dirawat di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap (Maryunani,A dan Nurhayati, 2009, hlm. 205). 4. Ikterus/Bayi Kuning a. Pengertian Ikterus adalah kuning pada kulit atau pada bagian putih matanya yang disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam darah bayi (Simkin, 2008, hlm. 354). Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus fisiologis dan patologis. Ikterus fisiologis timbul pada hari kedua dan ketiga serta tidak mempunyai dasar patologis atau tidak ada potensi menjadi kern ikterus. Ikterus dianggap patologis jika terdapat salah satu keadaan berikut: Ikterus pada hari pertama kehidupan, kadar bilirubin meningkat lebih cepat dari 5 mg/hari, pada bayi cukup bulan ikterus memanjang hingga melebihi minggu pertama atau lebih dari dua minggu pada bayi prematur (Schwartz, 2005, hlm. 475). Terdapat beberapa perbedaan tanda dan gejala antara ikterus fisiologis dengan ikterus patologis. Tanda-tanda ikterus fisiologis, adalah timbul pada hari kedua dan ketiga, kadar indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar billirubin tidak melebihi 5 mg% perhari, kadar billirubin direk tidak melebihi 1 mg%, serta ikterus menghilang pada hari kesepuluh dan tidak berhubungan dengan keadaan patologis (Hasan, 2005, hlm. 1101). b. Gejala Gejala ikterus yaitu: kulit tubuh tampak kuning, bisa diamati dengan cahaya matahari dan menekan sedikit kulit untuk menghilangkan warna karena pengaruh sirkulasi darah. Gejala klinik kern ikterus pada permulaanya tidak jelas yaitu antara lain:
13 bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar, gerakan tidak menentu, kejang, tonus otot meninggi, dan leher kaku (Hasan, 2005, hlm. 1102). Penyebab Ikterus disebabkan oleh kadar billirubin yang tinggi dalam darah bayi. Bilirubin berasal dari pemecahan sel-sel darah merah yang tidak diperlukan yang terjadi secara normal pada bayi baru lahir, billirubin diekskresikan dari tubuh bayi melalui tinja. Jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan ikterus. Ikterus yang timbul pada hari pertama atau kedua dari kehidupan bahkan lebih serius dan membutuhkan perawatan intensif. Ikterus ini disebabkan oleh infeksi atau ketidakcocokan tertentu seperti ketidakcocokan Rh atau ketidakcocokan ABO. Ketidakcocokan Rh dapat terjadi jika resus darah ibu negatif sementara resus darah bayi positif. Ketidakcocokan ABO terjadi jika darah ibu O sementara ayah A, B, atau AB. c. Penanganan Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses alami (fisiologis), tidak berbahaya dan akan hilang tanpa pengobatan. Prinsip pengobatan warna kekuningan pada bayi baru lahir adalah menghilangkan penyebabnya. Cara lain untuk upaya mencegah peningkatan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam darah, hal ini dapat dilakukan dengan: 1) Susui sesering mungkin sesuai kebutuhannya, ini akan membuatnya sering buang air kecil, membuang sisa kimia dan membersihkan dari sistem tubuhnya. 2) Beri ASI eksklusif 3) Beri paparan sinar matahari pagi di bawah pukul sesering mungkin tanpa mengenakan pakaian maksimal 1 jam, ini dapat membantu tubuh bayi mengurai bilirubin. Ikterus yang muncul lebih dari satu minggu sesudah kelahiran bayi jarang ditemukan. Jenis ikterus ini dapat dikaitkan dengan bayi yang disusui atau disebabkan
14 28 oleh beberapa kondisi tertentu. Orang tua menjadi orang pertama yang menemukan adanya ikterus pada bayi, jika mengkhawatirkan segera hubungi dokter (Simkin, 2008, hlm. 355). Bayi ikterus dengan riwayat penyakit dalam keluarga atau bayi yang letargi atau muntah atau bayi yang memiliki tangisan tinggi, urin berwarna gelap, atau tinja sedikit memerlukan pemeriksaan lebih lanjut (Schwartz, 2005, hlm. 475). 5. Muntah a. Pengertian Muntah ada beberapa macam yaitu ada muntah karena kekenyangan susu atau di masyarakat sering disebut gumoh, muntah seperti ini yang keluar hanya sejumlah kecil cairan susu. Namun ada muntah yang cukup serius karena gangguan lambung. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut dengan bantuan kontraksi otot perut yang dapat dibedakan yaitu, regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali ke mulut akibat gerakan antiperistaltik esofagus. Ruminasi yaitu pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian ditelan kembali, sedang refluks esofagus merupakan kembalinya isi lambung ke dalam esofagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni sfingter esofagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esofagus dengan kardia, atau pengosongan isi lambung yang lambat (Mansjoer, 2003, hlm. 478). Mengeluarkan susu yang telah diminum dalam jumlah kecil, merupakan hal yang biasa pada bayi, biasanya bersifat sementara dan tidak mengganggu pertumbuhan. Untuk itu sudah seharusnya orang tua dapat mengenali antara mana muntah yang tidak mengkhawatirkan dan muntah yang memerlukan perhatian serius. Menurut Mansjoer (2003, hlm. 478) Perlu dibedakan antara muntah medis dengan muntah yang memerlukan bedah segera.
15 b. Gejala Gejala pada muntah biasa atau gumoh yaitu bayi terlihat sehat, baru selesai menyusui dan muntah hanya berupa cairan susu dalam jumlah kecil. Sebenarnya gumoh adalah bukan muntah jadi tidak perlu dicemaskan pada bayi yang sehat, karena ini hanya disebabkan kekenyangan dan udara yang menyebabkan bayi kembung. Bila bayi terus muntah maka ini akan dapat mengancam kesehatannya, bayi dapat kekurangan cairan, semua isi lambung keluar, kurang gizi, dan sebagainya. Komplikasi dari muntah yaitu dapat mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit, aspirasi isi lambung, malnutrisi dan gagal tumbuh, sindrom Mallory-Weiss (robekan pada epitel gastroesophageal junction akibat muntah yang berulang), ruptur esofagus dan esofagus peptikum (Mansjoer, 2003,hlm. 479). c. Penyebab Ada beberapa penyebab muntah pada bayi yaitu dapat disebabkan karena bayi kekenyangan atau kembung. Penyebab ini hal yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun penyebab lain dari muntah yang mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera yaitu muntah yang penyebabnya adalah infeksi. Maka ketika bayi muntah identifikasi dahulu penyebabnya. Muntah dapat merupakan manifestasi dari penyakit. Oleh karena itu pendekatan untuk identifikasi masalah sangat penting, yaitu meliputi: usia dan jenis kelamin, tentukan terlebih dahulu apa yang dihadapi, bagaimana keadaan gizi anak, adakah faktor predisposisi, Apakah ada penyakit yang menyerang, bagaimana bentuk/isi muntahan (apakah seperti susu/makanan asal atau merupakan susu yang menggumpal atau mengandung empedu atau darah), Apakah saat muntah berhubungan dengan saat makan/minum, apakah perubahan posisi tubuh mempengaruhi muntah, bagaimana
16 30 teknik pemberian minum, dan bagaimana kondisi psikososial di rumah (Mansjoer, 2003, hlm. 479). Selain itu penyebab lazim muntah pada bayi disebabkan karena obstruksi anatomik, gangguan metabolik, infeksi dan makan berlebihan (Schwartz, 2005, hlm. 747). d. Penanganan Penanganan muntah atau gumoh pada bayi yaitu: memperhatikan dalam pemberian susu, kemudian bayi disendawakan setiap selesai menyusui dengan meletakkan kepalanya di bahu atau di atas lutut, atau di pangkuan. Sedang penanganan muntah pada bayi yang dicurigai karena infeksi saluran pencernaan atau adanya penyakit lain maka segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Penatalaksanaan muntah yaitu mencari dan mengatasi penyebab, menghentikan makanan per oral dibantu dengan pemberian cairan sesuai kebutuhan baik secara oral seperti pemberian teh manis atau oralit untuk sementara waktu ataupun pemberian secara parenteral, pemberian anti muntah (Mansjoer, 2003, hlm. 479)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-
55 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Nurjannah/105102085 adalah mahasiswa Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan
Lebih terperinciKuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?
Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU 1 Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
Lebih terperinciASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada
Lebih terperinciPengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.
Pengertian Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT III TENTANG HIPOTERMI PADA BAYI BARU LAHIR DI AKADEMI KEBIDANAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2008 I. DATA DEMOGRAFI No. Responden : Sumber informasi : Petunjuk
Lebih terperinciWritten by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03
Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah
Lebih terperinciPERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR
PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?
Lebih terperinciAsfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.
ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K. (14019) 6.Ratna A. (14024) 7.Tetie (14026) ADAPTASI BAYI
Lebih terperinciPENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g
ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek
Lebih terperinciKEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA
DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar
Lebih terperinciKOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta
KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK
Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No. 2 Desember 2015 Khadijah et al., Gambaran Tingkat Ikterus Fisiologis... GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciPROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN
PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN NORMAL Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum,
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinci1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS
1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan
Lebih terperinciDIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.
DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan
Lebih terperinciCarolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE
Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Berat badan 2500-4000 gram. Panjang badan lahir 48-52 cm. Lingkar dada 30-35 cm. Lingkar kepala 33-35 cm. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau
Lebih terperinciMALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh
MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi
Lebih terperinciDehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:
Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam
Lebih terperinciPenyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio
Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,
Lebih terperinciPENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK
PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering
Lebih terperinciMerawat Bayi Prematur
Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin
Lebih terperinciDIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan
Termoregulasi Pada Neonatus Guslihan Dasa Tjipta Emil Azlin Pertin Sianturi Bugis Mardina Lubis DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan 1 Pendahuluan MASALAH YANG
Lebih terperinciJika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.
CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang
Lebih terperinciGANGGUAN NAPAS PADA BAYI
GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau
Lebih terperinciPola buang air besar pada anak
Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya
Lebih terperinciPENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi Rangkuman Kasus 3 Bayi Bambang berusia 1 minggu, dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari desanya, dengan riwayat demam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu
Lebih terperinciAneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi
Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi ASI Asi harus dibuang dulu sebelum menyusui, karena ASI yang keluar adalah ASI lama (Basi). ASI tak pernah basi! biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DIARE Diare adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, kadang disertai muntah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana bilirubin berasal dari penguraian protein dan heme. 13 Kadar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciDeteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi Dan Penyakit Masa Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas SELAMA KEHAMILAN Ada 6 (enam) tanda bahaya dalam masa periode antenatal 1. Perdarahan pervagina 2. Sakit kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai. kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan sebagian individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti
Lebih terperinciASUHAN HIPERBILIRUBIN
ASUHAN HIPERBILIRUBIN Pengertian. KERN IKTERUS Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. HIPERBILIRUBIN Suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia mencapai nilai yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciKESEIMBANGAN SUHU TUBUH
KESEIMBANGAN SUHU TUBUH Niken Andalasari Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dari tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium,
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2. Respon terpimpin ( guided respons). Hal ini berarti dapat melakukan sesuatu. indikator pada praktek tingkat kedua.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tindakan Praktik atau tindakan memiliki tingkatan meliputi persepsi, respon terpimpin, mekanisme, dan adopsi. 1. Persepsi (perception). Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO ( World Health Organization)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jamur, atau parasit (Djuwariyah, Sodikin, Yulistiani M; 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas normal. Seseorang dapat dikatakan demam jika suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37,5 0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adaptasi bayi baru lahir yang baru mengalami proses kelahiran sangat perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3). Kehidupan antara intrauterine
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 5 Diare Catatan untuk instruktur Fabian adalah anak usia 2 tahun yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari desa terpencil dengan diare dan tanda dehidrasi berat. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
Lebih terperinciGejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai
Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciINOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA
Lampiran 1 INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA A. Judul Penggunaan linen putih sebagai media pemantulan sinar pada fototerapi. B. Pengertian Foto terapi yaitu pemberian lampu fluoresen (panjang gelombang
Lebih terperinciPENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat
Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme pengaturan tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi
Lebih terperinciB. MANFAAT ASI EKSKLUSIF
ASI EKSKLUSIF A. PENGERTIAN Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloid- nakita.com, 2005 )
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir 1. Asuhan Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina)
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin
Lebih terperinciApa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?
Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom? Neuropati otonom Neuropati otonom mempengaruhi saraf otonom, yang mengendalikan kandung kemih,
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia dan terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui
Lebih terperinciTEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari dan memahami golongan darah. 2. Untuk mengetahui cara menentukan golongan darah pada manusia. II. Tinjauan Pustaka Jenis penggolongan
Lebih terperinciTEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun
MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) 1. Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
Lebih terperinciINFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum
Lebih terperinciHIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS
HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS IKTERUS Jaundice/ikterus : pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau membran mukosa akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan 60% pada bayi cukup bulan; 80% pada bayi
Lebih terperinci- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011
ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan
Lebih terperinciBAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
Lebih terperinciTak perlu khawatir dan jangan dipaksakan,karena nanti ia trauma.
Tak perlu khawatir dan jangan dipaksakan,karena nanti ia trauma. Mungkin ibu-ibu pernah mengalami kesulitan dalam memberikan makanan pada si bayi. Ia mengeluarkan makanan yang diberikan kepadanya alias
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dingin merupakan suhu rendah apabila dibandingkan dengan suhu tubuh manusia, paparan dingin yang lama dapat menimbulkan cedera akibat ketidakmampuan tubuh untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinci