Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
|
|
- Verawati Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Munziri 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, korespondensi : benzemaprayoga@yahoo.com Abstract People who live in the village of Saham, at Landak Regency are entirely Kanayatn Dayak ethnic. This enhnic community utilizes bamboo in daily life. The aim of this research was to investigate the use of bamboo by Kanayatn Dayak community who live in the village of Saham, at Sengah Temila subdistrict, at Landak regency. This research is conducted for three months, from April to June The method used is interview and observation. Based on the finding on the research in the village of Saham, at Sengah Temila Subdistrict, at Landak Regency, there are nine species of bamboo which are from four genera: Bambusa balcoa, Bambusa eutuldoide, Bambusa glaucophylla, Bambusa multiplex, Gigantochloa atter, Schizostachyum brachycladum, Schizostachyum lima, Schizostachyum sp dan Thyrsostachys siamensis. Kanayatn Dayak community in the village of Saham, at Sengah Temila subdistrict, makes use of bamboo for food, construction, crafts, musical instruments, ethnic ceremonies, and ornamental plants. Key words: ethnobotany, bamboo, Kanayatn Dayak community PENDAHULUAN Bambu memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan berupa batang yang kuat, serta kulit batang yang mudah dibentuk. Bambu banyak ditemukan di sekitar pemukiman daerah pedesaan, sehingga bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Bambu paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi sebagai bahan bangunan, karena memiliki batang yang kuat dengan ruas-ruas yang pendek (Mulyadi, 2010). Berdasarkan penelitian Arinasa (2004) terdapat 14 jenis bambu yang digunakan dalam upacara adat Pecaruan Rsighana di Bali, salah satunya yang paling banyak digunakan adalah jenis Gigantochloa atter. Kebaradaan bambu membawa arti cukup penting bagi masyarakat Dusun Mempahung Pada Kawasan Hutan Desa Nanga Sayan Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan yang begitu beragam, mulai dari rebung untuk sayur, tempat memasak, kerajinan anyaman, sampai menjadi pelengkap konstruksi rumah (Umbara, 2007). Kawasan Hutan Gunung Semahung Desa Saham Kecamatan Sengah Temila terdapat 10 jenis bambu antara lain: yaitu bambu anyang (Bambusa maculata), bambu aur (Bambusa balcoa), bambu munti (Schizostachyum sp), bambu munti curit (Thyrsostachys siamensis), bambu kuning (Bambusa uetuldoide), bambu pasak (Schizostachyum lima), bambu lemang (Schizostachyum brachycladum), buluh putih (Bambusa glaucophylla), bambu pagar (Bambusa multiplex) dan bambu tarekng (Gigantochloa atter) (Yuyun, 2010). Masyarakat Dayak Kanayatn di desa Saham kecamatan Sengah Temila memanfaatkan bambu untuk keperluan makanan, konstruksi, kerajinan, alat musik, upacara adat dan tanaman hias. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Gambar 1). Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jumlah responden untuk wawancara sebanyak 30 orang (Arikunto, 1996). Responden yang dipilih meliputi kepala dusun, pemuka masyarakat, dan masyarakat setempat yang 112
2 memanfaatkan bambu. Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Metode observasi dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan bambu dan melihat langsung proses pemanfaatannya. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Pemanfaatan Jenis-Jenis Bambu di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Berdasarkan Beberapa Kategori Manfaat Kategori Manfaat No. Nama Jenis Upacara Tanaman Lainlain Makanan Konstruksi Kerajinan Alat Musik Adat Hias 1 G.atter B.glaucophylla B.balcoa B.eutuldoide B.multiplex S.lima Schizostachyum. sp S.brachycladum T.siamensis Keterangan: + ada pemanfaatan - tidak dimanfaatkan Hasil penelitian di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila ditemukan 9 jenis bambu dari 4 genus yaitu Bambusa balcoa, Bambusa eutuldoide, Bambusa glaucophylla, Bambusa multiplex, Gigantochloa atter, Schizostachyum brachycladum, Schizostachyum lima, Schizostachyum sp dan Thyrsostachys siamensis. Pemanfaatan bambu di Desa Saham sangat beragam, dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori manfaat, seperti makanan (pemanfaatan rebungnya), konstruksi (kandang ayam, pante, tangga dan dinding rumah), kerajinan (bakul, nyiru, topi dan sado), alat musik (suling), upacara adat (Tolak Bala dan Nabo Uma), tanaman hias (pagar halaman) dan lain-lain (Tabel 1). 113
3 Pembahasan Bagian bambu yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah rebung. Jenis-jenis bambu yang rebungnya dapat dimakan antara lain: G. atter, Schizostachyum sp dan T. siamensis (Tabel 1). Rebung G. atter bertekstur halus dan manis dengan berat rata-rata 5 kg/rebung, sedangkan Schizostachyum sp berwarna hijau tertutup bulu hitam kecoklatan pada pelepahnya, sedangkan rebung T. siamensis berwarna hijau pucat sampai hijau keunguan, berbulu hitam. Rebung G. atter, Schizostachyum sp dan T. siamensis banyak dimakan oleh masyarakat karena memiliki rasa yang manis. Dayak Kanayatn memanfaatan rebung untuk makanan yaitu dengan cara ditumis. Konstruksi rumah masyarakat Desa Saham tidak hanya menggunakan kayu sebagai bahan baku, tetapi bambu juga dijadikan pelengkap konstruksi rumah. Bambu yang digunakan untuk bahan konstruksi adalah dari jenis G. atter, Schizostachyum sp dan S. brachycladum. Bambu yang digunakan untuk bahan konstruksi biasanya dijemur terlebih dahulu, ini bertujuan agar bambu terhindar dari serangan serangga. Menurut Widnyana (2003) bambu paling rentan terhadap serangan serangga. Proses penjemuran bambu ini bertujuan untuk mengurangi kadar pati dan gula pada bambu. Masyarakat Dusun Mempahung Kabupaten Melawi menggunakan bambu untuk bahan konstruksi melalui proses penjemuran terlebih dahulu (Umbara, 2007). Pembuatan kandang ayam menggunakan bambu dalam bentuk utuh, dan ada juga yang dibelah. Bambu yang digunakan dalam bentuk utuh biasanya dibuat untuk dinding kandang. Bambu yang dibelah digunakan untuk pembuatan lantai kandang sekitar 1m -2 m. Bambu yang digunakan masyarakat untuk membuat kandang ternak dari jenis Schizostachyum sp dan S. brachycladum. Sitorus (1997) masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari membuat kandang ternak menggunakan bambu cerincing (Bambusa forbessi) dan bambu ampel (Schizostachyum zollingeri Pembuatan tempat untuk menjemur padi (pante) menggunakan bambu dalam bentuk utuh dengan panjang kira-kira 4-5 m. Masyarakat di Desa Saham umumnya membuat pante dengan cara gotong royong. Bambu yang digunakan untuk membuat pante dari jenis G. atter dan B. balcoa. Pembuatan tangga biasanya digunakan bambu dari jenis G. atter. Pembuatan tangga menggunakan bambu dalam bentuk utuh, dengan panjang kira 0,3-6 m. Bambu betung (Dendrocalamus asper) digunakan masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari untuk membuat tangga (Sitorus, 1997). Pembuatan dinding rumah menggunakan kulit batang bambu. Kulit bambu tersebut dianyam sesuai model yang diinginkan. Bambu yang digunakan untuk pembuatan dinding rumah adalah bambu dari jenis Schizostachyum sp. Masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan kulit batang bambu Schizostachyum sp. untuk pembuatan dinding rumah karena mudah dibentuk dan tidak mudah patah. Bambu Schizostachyum sp juga digunakan oleh masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Manokwari untuk membuat dinding rumah (Sitorus, 1997). Pembuatan pagar tanaman menggunakan bambu yang telah dibelah, dengan panjang kira-kira 1 m. Bambu yang digunakan untuk pagar tanaman dari jenis Schizostachyum sp. Masyarakat Desa Saham tidak hanya menggunakan rotan untuk kerajinan, bambu juga dijadikan bahan untuk kerajinan, seperti pembuatan bakul, nyiru (penampi beras), topi, dan sado. Bambu yang digunakan untuk kerajinan adalah G. atter, B. eutuldoide, S. lima, Schizostachyum sp dan T. siamensis. Menurut Nababan (1983) bambu Schizostachyum sp merupakan salah satu jenis bambu yang banyak dimanfaatkan untuk bahan-bahan kerajinan tangan. Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari untuk membuat kerajinan tangan adalah bambu talang (Schizostachyum brachycladum). Bambu ini digunakan masyarakat karena mempunyai ruas yang panjang, berdinding tipis, sehingga mudah untuk dibelah-belah, hasil belahannya tidak mudah patah. Pemanfaatan bambu untuk kerajinan oleh Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari berbeda dengan Masyarakat Desa Saham. Kerajinan tangan yang dibuat oleh Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari adalah bakul, penampi beras, besek (tempat mencuci beras), tompo (tempat nasi), bubu (alat penangkap ikan), dan panah (Sitorus, 1997). Pembuatan bakul oleh masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan kulit batang bambu dengan cara dianyam. Sebelum dianyam bambu terlebih dahulu dikuliti. Pembuatan bakul tidak hanya menggunakan bambu, tetapi juga menggunakan rotan dan tali. Bakul yang sudah dianyam setengah jadi, pada bagian atasnya dikelilingi rotan, kemudian diikat menggunakan 114
4 tali. Bakul digunakan oleh masyarakat Desa Saham untuk mencuci beras. Pembuatan nyiru (penampi beras) sama seperti pembuatan bakul, yaitu dengan dianyam, hanya saja anyamannya berbeda. Anyaman nyiru agak sedikit rumit dibanding topi, ini dikarenakan bentuk nyiru lebih besar daripada bakul. Pembuatan nyiru menggunakan rotan dan tali. Bagian tepi nyiru dikelilingi rotan yang kemudian diikat menggunakan tali. Pembuatan topi sama seperti pembuatan bakul dan nyiru yaitu dianyam. Pembuatan topi tidak menggunakan rotan, tetapi menggunakan tali. Masyarakat Dayak Kanayatn ada yang membuat topi untuk dijual. Topi digunakan oleh masyarakat Dayak Kanayatn untuk bekerja di sawah. Upacara adat yang dilakukan masyarakat Dayak Kanayatn dengan menggunakan bambu yaitu Tolak Bala dan Nabo Uma. Upacara adat Tolak Bala dan Nabo Uma menggunakan Pabayo. Bentuk pabayo menyerupai kembang yang dibuat melalui rautan tangan pada bambu dengan menggunakan pisau rautan (insaut) (Gambar 3). Pabayo menurut masyarakat Dayak Kanayatn sebagai simbol penyambutan terhadap kehadiran Jubata (Tuhan) pada upacara adat. Pabayo merupakan identitas atau ciri khas masyarakat Dayak Kanayatn. Adapun teknis pemasangannya yaitu pabayo ditancapkan di tanah tempat upacara adat diadakan. Pembuatan sado digunakan batang bambu yang dibelah bagian ujungnya dan dianyam menggunakan tali atau rotan (Gambar 2). Sado digunakan untuk ayam bertelur dan mengeram. Pembuatan bakul, nyiru, topi dan sado oleh masyarakat desa Saham hanya dilakukan oleh para wanita yang sudah lanjut usia. Gambar 3. Pemanfaatan Bambu Untuk Pabayo Gambar 2. Pemanfaatan Bambu Untuk Sado Alat musik yang dibuat masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan bambu yaitu suling. Bambu yang digunakan untuk membuat suling adalah B. eutuldoide karena memiliki batang yang tidak terlalu besar dan apabila ditiup mengeluarkan suara yang merdu. Alat musik suling hanya dibuat pada jaman dahulu, ini dikarenakan tidak adanya generasi muda Dayak Kanayatn yang dapat membuat alat musik suling. Tolak Bala adalah upacara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Dayak Kanayatn agar terhindar dari segala bahaya. Pabayo diletakkan di pinggir jalan di tiap tikungan tajam yang sering terjadi kecelakaan. Nabo Uma adalah upacara adat yang dilakukan di sawah, dilakukan pada bulan April saat padi mulai ditanam sampai berumur sekitar 2 bulan, upacara ini bertujuan agar hasil panen nantinya melimpah dan terhindar dari hama dan penyakit. Upacara adat Nabo Uma menggunakan pabayo yang diletakkan di tengahtengah sawah. Bambu yang digunakan untuk upacara adat adalah B. eutuldoide. B. eutuldoide dipercaya oleh masyarakat Dayak Kanayatn masih mempunyai kekuatan gaib. Penggunaan bambu oleh Masyarakat Bali berbeda dengan Masyarakat dayak Kanayatn di Desa Saham. Masyarakat Bali memanfaatkan Gigantochloa sp. dalam upacara adat Pecaruan Rsighana dan merupakan jenis bambu yang paling banyak dimanfaatkan di Bali, Arinasa (2004). Bambu yang digunakan untuk tanaman hias adalah B. glaucophylla, B. eutuldoide dan B. 115
5 multiplex. Bambu ini sengaja ditanam di depan rumah sebagai pagar halaman karena memiliki batang yang kecil dan warna yang menarik. Menurut Sitorus (1997) di Kecamatan Oransbari Kabupaten Monokwari jenis bambu yang digunakan masyarakat Desa Margorukun untuk pagar adalah bambu betung (Dendrocalamus asper). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian. Renika Cipta, Jakarta Arinasa, IBK, 2004, Pemanfaatan dan Keanekaragaman Bambu Dalam Upacara Adat Pecaruan Rsighana di Kebun Raya Eka Karya, Bali. Mulyadi, S, 2010, Kajian Jenis dan Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Simon, H, 1998, Pengantar Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Sitorus, R, 1997, Analisa Pemanfaatan Bambu di Daerah Transmigrasi Desa Margorukun Kecamatan Oransbari Kabupaten Monokwari, Skripsi, Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih Manokwari Umbara, R, 2007, Tradisi Pengambilan dan Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat Dusun Mempahung Pada Kawasan Hutan Desa Nanga Sayan Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi, Skripsi, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak Widnyana, K, 2003, Bambu Dengan Berbagai Manfaatnya, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali Yuyun, 2010, Inventarisasi Jenis-Jenis Bambu di Hutan Gunung Semahung Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura, Pontianak 116
Pemanfaatan Rotan dan Bambu yang Bernilai Ekonomis oleh Masyarakat Suku Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Pemanfaatan Rotan dan Bambu yang Bernilai Ekonomis oleh Masyarakat Suku Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Fransisca Linda 1, Riza Linda 1, Rafdinal 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperinciProtobiont (2015) Vol. 4 (1) : Ica Adrianita Rahmi 1, Mukarlina 1, Riza Linda 1 1
Struktur Anatomi Batang Empat Spesies Bambusa (B. maculata Widjaja, B. uetuldoide Widjaja, B. glaucophylla Widjaja dan B. multiplex Widjaja) di Kalimantan Barat Ica Adrianita Rahmi 1, Mukarlina 1, Riza
Lebih terperinciPotensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya
Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya Pendahuluan Bambu adalah salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang potensial untuk mensubstitusi kayu bagi industri berbasis bahan baku kayu. Dengan adanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,
Lebih terperinciKeanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah
Jurnal Gradien Vol. 10 No. 2 Juli 2014 : 987-991 Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah Ariefa Primair Yani Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Bengkulu, Indonesia
Lebih terperinciISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH
KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH Ariefa Primair Yani Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu
Lebih terperinciJurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN :
KEANEKARAGAMAN HAYATI BAMBU (Bambusa spp) DI DESA WISATA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Ni Wayan Ekayanti Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati
Lebih terperinciOBSERVASI PLASMA NUTFAH BAMBU DI KABUPATEN MALANG OBSERVATION OF BAMBOOS GERMPLASM IN MALANG REGENCY
1044 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6, Juni 2017: 1044 1052 ISSN: 2527-8452 OBSERVASI PLASMA NUTFAH BAMBU DI KABUPATEN MALANG OBSERVATION OF BAMBOOS GERMPLASM IN MALANG REGENCY Riskyhanti Octriviana
Lebih terperinciSumiati Ibab, Iswan Dewantara, Sarma Siahaan
TRADISI MASYARAKAT DUSUN PANDAN TERHADAP PEMANFAATAN JENIS-JENIS BAMBU PADA KAWASAN HUTAN DI DESA TIANG TANJUNG KECAMATAN MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK The Tradition of Pandan Hamlet Community in Utilizing
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU
KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU (The Diversity of Bamboo (Bambusodae) In Riam Odong Waterfall Forest
Lebih terperinciInventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 15 No. 2, Juli 2015: 115-121 115 Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember The Inventory of Bamboo in Antirogo Village Sumbersari District
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai rumput raksasa The Giant Grass. Sebagai sebuah tanaman tumbuh tercepat di dunia, bambu pun memiliki
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak
Vol. 2 (1): 1 6 Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Gustap Baloari 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas
Lebih terperinciKegunaan bambu SNI 8020:2014
Standar Nasional Indonesia Kegunaan bambu ICS 79.060.01 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap
1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman merupakan sifat yang menunjukkan beragamnya spesies organisme yang ada dalam komunitas. Dua sifat yang mempengaruhi keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN 2.1 TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU 2.1.1 Tanaman Bambu Bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dan sudah menyebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK
KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK (Diversity Of Pitcher Plants ( Nepenthes Spp ) Forest
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bambu Bambu merupakan kumpulan rumput-rumputan berbentuk pohon atau perdu yang melurus dengan buluh yang biasanya tegak, terkadang memanjat dan bercabang-cabang. Tanaman bambu
Lebih terperinciSetelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.
Kegiatan Pembelajaran 9. Pengajiran Tanaman Sayuran. A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran pengajiran tanaman sayuran berisikan uraian pokok materi; Jenis & bahan ajir, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hutan adalah masyarakat tumbuh tumbuhan yang didominasi oleh pohonpohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar hutan (Smith, 1978). Berdasarkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS BERDASARKAN HASIL STUDI IDENTIFIKASI JENIS BAMBU DI DESA HARAPAN MAKMUR. Abstract
PENGEMBANGAN LKS BERDASARKAN HASIL STUDI IDENTIFIKASI JENIS BAMBU DI DESA HARAPAN MAKMUR Riska Rosalia 1*, Ariefa P. Yani 1, Kasrina 1 1 Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Bambu Bambu merupakan bahan lokal yang sudah sangat dikenal di Indonesia dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District
KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District Ridwansyah, Harnani Husni, Reine Suci Wulandari Fakultas Kehutanan
Lebih terperinciS i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n
T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...
Lebih terperinciV. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM
Wang X, Ren H, Zhang B, Fei B, Burgert I. 2011. Cell wall structure and formation of maturing fibres of moso bamboo (Phyllostachys pubescens) increase buckling resistance. J R Soc Interface. V. PEMBAHASAN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan tanaman dari famili rerumputan (Graminae) yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Secara tradisional bambu dimanfaatkan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di
TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Bambu Deskripsi tanaman Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa,
Lebih terperinciKeanekaragaman Jenis Bambu di Gunung Ciremai Jawa Barat
ISSN 2302-1616 Vol 4, No. 2, Desember 2016, hal 90-94 Available online http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/biogenesis DOI http://dx.doi.org/10.24252/bio.v4i2.2513 Keanekaragaman Jenis Bambu di
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri Morfologis Bambu Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae (rumput-rumputan). Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah batang (buluh) yang
Lebih terperinciMATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU
MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Bambu termasuk tanaman dengan laju pertumbuhan tercepat didunia.
Lebih terperinciArsitektur Dayak Kenyah
Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?
Lampiran 1 63 Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN
PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN Zumas Riza Ahmad 1, Kasmudjo 2, Rini Pujiarti 2 & Sigit Sunarta 2 1 Alumni Fakultas Kehutanan, Universitas
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok. Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2012. Alat dan bahan
Lebih terperinciINVENTARISASI JENIS, POTENSI DAN POLA SEBARAN BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU SKRIPSI
Artikel Skripsi INVENTARISASI JENIS, POTENSI DAN POLA SEBARAN BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga. Bambu memiliki cabang-cabang
Lebih terperinciBAB III METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian
BAB III METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan budaya, yaitu pendekatan dengan cara melihat obyek pengkajian
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU
STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU (Study on the use of rattan by people in kebak raya hamlet in the forest
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA SEKITAR TAHURA KABUPATEN KARO
INVENTARISASI DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA SEKITAR TAHURA KABUPATEN KARO Studi Kasus : Di Desa Sembahe, Sibolangit dan Tongkoh Kabupaten Karo Bukit Barisan SKRIPSI OLEH NURMALA SARI 051202037 Budidaya
Lebih terperinciJENIS TUMBUHAN PEWARNA ALAM YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT PENENUN DESA BATU LINTANG KECAMATAN EMBALOH HULU KABUPATEN KAPUAS HULU
JENIS TUMBUHAN PEWARNA ALAM YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT PENENUN DESA BATU LINTANG KECAMATAN EMBALOH HULU KABUPATEN KAPUAS HULU (Types of Natural Dyes Used by Weavers Community from Batu Lintang Village,
Lebih terperinci8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum
8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI 8.1. Pembahasan Umum Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan bukan merupakan hal yang baru, tetapi pemanfaatannya pada umumnya hanya dilakukan berdasarkan pengalaman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Propinsi Kalimantan Barat. Di Desa Hilir Tengah ini, tradisi upacara
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL BAMBU MENJADI PRODUK KERAJINAN HOME INDUSTRY
PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL BAMBU MENJADI PRODUK KERAJINAN HOME INDUSTRY Silvia Merdikawati 1*, Anita Mustikasari 2, Afni Khadijah 3 1 Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia, Tangerang Selatan.
Lebih terperinciKERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA
Ecogreen Vol. 3 No. 1, April 2017 Halaman 9 16 ISSN 2407-9049 KERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA Nurhayati Hadjar *, Niken Pujirahayu, Eko Fitriono Jurusan
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus Gambar 3. Bambu Apus/Bambu Tali (Sumber: Aboutherbal 2010) Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya
Lebih terperinciTINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT DESA MERAGUN TERHADAP HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU
TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT DESA MERAGUN TERHADAP HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU The Awareness of Meragun Villagers Toward Protection Forest of Gunung Naning Nanga
Lebih terperinciKAJIAN PERUBAHAN BENTUK BUBU IKAN BERBAHAN DASAR BAMBU (STUDI KASUS: RAJAPOLAH TASIKMALAYA)
KAJIAN PERUBAHAN BENTUK BUBU IKAN BERBAHAN DASAR BAMBU (STUDI KASUS: RAJAPOLAH TASIKMALAYA) Ratih Pertiwi Desain Komunikasi Visual Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara Nomor 9, Tol Tomang
Lebih terperinciANALISIS SOSIAL EKONOMI PEMANFAATAN DAN POTENSI TANAMAN BAMBU (Studi Kasus: Kelurahan Berngam, Kec. Binjai Kota, Kotamadya Binjai)
ANALISIS SOSIAL EKONOMI PEMANFAATAN DAN POTENSI TANAMAN BAMBU (Studi Kasus: Kelurahan Berngam, Kec. Binjai Kota, Kotamadya Binjai) SKRIPSI OLEH NATALINA BR SIHOTANG 061203005 Teknologi Hasil Hutan PROGRAM
Lebih terperinciSAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK
1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN
224 KAJIAN SIFAT FISIK BEBERAPA JENIS BAMBU DI KECAMATAN TONGGAUNA KABUPATEN KONAWE Oleh: Niken Pujirahayu 1) ABSTRACT The purpose this research is to find out of phisical properties of some culm of bamboo
Lebih terperinciKONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR. Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa
KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012 Latar Belakang 1. BAMBU TANAMAN SERBAGUNA a. peradaban manusia di Bali dari jaman dahulu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan
TINJAUAN PUSTAKA Pengenalan Bambu Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Keunikan Kawasan Gunung Merapi Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena adanya interaksi yang kuat antar berbagai komponen di dalamnya,
Lebih terperinciNo. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga
Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bambu tali (G. apus (Schult.f.) Kurz) yang terdapat di pinggiran
Lebih terperinciAGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri
AGROFORESTRI Ellyn K. Damayanti, Ph.D.Agr. M.K. Ekoteknologi Konservasi Tumbuhan Bogor, 19 Maret 2013 PENDAHULUAN Apa itu Agroforestri? Agro/agriculture; forestry Nama bagi sistem-sistem dan teknologi
Lebih terperinciNo Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Lebih terperinciPengaruh Perbedaan Umur dan Bagian Batang Bambu Legi (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) Sebagai Bahan Mebel dan Kerajinan
Pengaruh Perbedaan Umur dan Bagian Batang Bambu Legi (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) Sebagai Bahan Mebel dan Kerajinan Oleh : Rupita Nilansari 1 dan Kasmudjo 2 INTISARI Bambu yang telah dikenal dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bambu merupakan salah satu taksa yang sangat beragam dan mempunyai potensi ekonomi yang tinggi. Bambu termasuk ke dalam anak suku Bambusoideae dalam suku Poaceae. Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan anggota dari famili Graminae, subfamili Bambuscideae dan suku Bambuseae. Bambu memiliki sifat seperti pohon dan dapat dikelompokkan sebagai tanaman
Lebih terperinciSi Pengerat Musuh Petani Tebu..
Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan dua jenis font. Font Simply Glamorous untuk kata Layangan dan font Casual untuk kata Pusaka. Font Simply Glamorous
Lebih terperinciKeanekaragaman dan Penggunaan Jenis-jenis Bambu di Desa Tigawasa, Bali
B I O D I V E R S I T A S ISSN: 1412-033X Volume 6, Nomor 1 Januari 2005 Halaman: 17-21 Keanekaragaman dan Penggunaan Jenis-jenis Bambu di Desa Tigawasa, Bali Diversity and utilization of bamboo species
Lebih terperinciPengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinci5 PEMBAHASAN 5.1 Bambu Bahan Uji
5 PEMBAHASAN 5.1 Bambu Bahan Uji Bambu betung (Dendrocalamus asper) merupakan satu dari empat macam bambu yang dianggap paling penting dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, serta umum dipasarkan
Lebih terperinciPERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING
PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING Prof.Dr.Ir.Djamal Sanusi Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Jl.Perintis
Lebih terperinciKeberhasilan pertanaman di lapangan salah satunya
271A PENGGUNAAN RAK BAMBU DALAM PENGANGKUTAN BIBIT SENGON DENGAN TRUK Ruskandi 1 Keberhasilan pertanaman di lapangan salah satunya ditentukan oleh mutu bibit yang digunakan. Untuk membangun usaha perkebunan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat
TINJAUAN PUSTAKA Bambu Tali Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki kandungan lignoselulosa melimpah di Indonesia dan berpotensi besar untuk dijadikan sebagai bahan pengganti kayu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bambu Bambu termasuk ke dalam famili Gramineae, sub famili Bambusoidae dansuku Bambuseae. Bambu biasanya mempunyai batang yang berongga, akar yang kompleks, serta daun berbentuk
Lebih terperinciSkripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh
TRADISI UPACARA ADAT BABORE SEBAGAI SARANA PENGOBATAN TRADISIONAL BAGI MASYARAKAT SUKU DAYAK KANAYATN DESA HILIR TENGAH KECAMATAN NGABANG KABUPATEN LANDAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT Skripsi diajukan untuk
Lebih terperinciSTUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DI DESA SEKILAP KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK
STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DI DESA SEKILAP KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK (Study The Utilization Of Rattan In The Community Of Sekilap Village In Mandor District, Landak Regency) Brian
Lebih terperinciPENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN
Peningkatan daya tahan bambu dengan proses pengasapan untuk bahan baku kerajinan....effendi Arsad PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN Improved Durability of
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Bambu Sembilang 2.1.1 Klasifikasi Dalam pengelompokannya, bambu termasuk kedalam salah satu jenis rumput-rumputan. Menurut Sutarno (1996) bambu adalah tumbuhan
Lebih terperinciDeskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka
Lampiran 1. Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka Asal : Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Tinggi tanaman : 4-8 meter Bentuk tajuk : Perdu Keadaan tajuk : Rindang
Lebih terperinciSeleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Yang dimaksud dengan bahan tanaman karet adalah biji karet (calon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu bentuk tata guna lahan yang lazim dijumpai di mana mana, di daerah tropis maupun di daerah beriklim dingin, di negara yang sudah maju
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Wilayah 1. Deskripsi Wilayah Dusun Jipangan termasuk dalam wilayah Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kecamatan Kasihan mempunyai luas wilayah
Lebih terperinciBIODIVERSITAS BAMBU DI SUMATERA UTARA BAGIAN TIMUR
BIODIVERSITAS BAMBU DI SUMATERA UTARA BAGIAN TIMUR TESIS Oleh ANDINI SAPUTRI 117030014/BIO PROGRAM MAGISTER BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 BIODIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dilaksanakan pada hakekatnya untuk mensejahterakan masyarakat. Sektor industri menjadi penggerak pertumbuhan sektor ekonomi lainnya yang berperan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lignin Lignin merupakan komponen dinding sel tumbuhan berupa fenolik heteropolimer yang dihasilkan dari rangkaian oksidatif di antara tiga unit monomer penyusunnya yaitu p-coumaryl,
Lebih terperinciPembangunan Bambu di Kabupaten Bangli
BAB V Pembangunan di Kabupaten Bangli Oleh: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli. Dewasa ini, permintaan kayu semakin meningkat, sementara kemampuan produksi kayu dari kawasan hutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Venir Bambu Lamina Venir lamina (Laminated Veneer Lumber atau LVL) adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun sejajar serat lembaran venir yang diikat dengan perekat.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah diuraikan pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini peneliti akan menarik beberapa kesimpulan
Lebih terperinciProgram penanaman bambu ini dilakukan pada tahun 2009 sebagai Pilot Demonstration Activities (PDA) yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB). Keg
Bertanam Bambu di Banjaran Desa Mekarjaya, kecamatan Banjaran dapat dicapai melalui jalan dari Bale Endah menuju ke Pengalengan, Kabupaten Bandung. Memasuki Kampung Pasirbungur, salah satu dusun di Desa
Lebih terperinciPEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN
1 PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Hutan dan Hutan Rakyat Menurut UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, hutan adalah suatu ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi bambu dalam menopang keberlanjutan hutan dinilai ekonomis di masa depan. Hutan sebagai sumber utama penghasil kayu dari waktu ke waktu kondisinya sudah sangat
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
SEJARAH DAN FUNGSI BANGUNAN RUMAH PANJANG (BETANG) BAGI MASYARAKAT DAYAK KANAYATN DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK PROPINSI KALIMANTAN BARAT KAJIAN SEJARAH DAN ANTROPOLOGI SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciEmilia Dewiwati Pelipa STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang- Sintang
PEMANFAATAN TANAMAN BAMBU UNTUK MEMBUAT ANEKA KERAJINAN TANGAN KHAS SUKU DAYAK DESA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWADALAM MENGANALISIS PELUANG BISNIS Emilia Dewiwati Pelipa STKIP Persada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan
Lebih terperinciInstitut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, Bale Angklung Bandung Jl. Surapati no. 95, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Pengujian Karakteristik dan Kualitas Bambu Temen Hitam (Gigantochloa Atroviolacea Widjaja) Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Kuningan sebagai Bahan Baku Angklung Eko Mursito Budi 1a), Estiyanti Ekawati
Lebih terperinciA. Struktur Akar dan Fungsinya
A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis
Lebih terperinciIdentifikasi Bambu pada Daerah Aliran Sungai Tiupupus Kabupaten Lombok Utara. Jl. Majapahit No. 62, Mataram *
Identifikasi Bambu pada Daerah Aliran Sungai Tiupupus Kabupaten Lombok Utara Huzaemah 1*, Tri Mulyaningsih 1, Evy Aryanti 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciKerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu
Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH LADA
PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bambu Bambu adalah tumbuhan yang batangnya berbentuk buluh, beruas-ruas, berbuku-buku, berongga, mempunyai cabang berimpang dan mempunyai daun buluh yang menonjol (Heyne 1987).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bambu Bambu termasuk ke dalam famili Graminae, sub famili Bambusoidae dan suku Bambuseae. Bambu biasanya mempunyai batang yang berongga, akar yang kompleks, serta daun berbentuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar
BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM A. Proses Pendampingan 1. Inkulturasi Tahapan awal yang dilakukan yaitu inkulturasi. Melakukan observasi langsung ke tempat tujuan dimana proses pendampingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi
Lebih terperinci