Nining Sulistyowati & Evlin Desianti Siallagan Akademi Kebidanan Anugerah Bintan ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Nining Sulistyowati & Evlin Desianti Siallagan Akademi Kebidanan Anugerah Bintan ABSTRAK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA IBU INPARTU FASE AKTIF KALA I DI KLINIK BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU X TAHUN Nining Sulistyowati & Evlin Desianti Siallagan Akademi Kebidanan Anugerah Bintan ABSTRAK Latar belakang : Beberapa faktor yang berkaitan dengan nyeri persalinan antara lain berkaitan dengan regangan, tekanan dan robekan struktur-struktur lokal. Teknik pemberian kompres hangat merupakan salah satu teknik mengatasi nyeri secara non farmakologis. Menurut Stevens, teknik pemberian kompres hangat membantu pasien mengurangi nyeri persalinan karena membuat pembuluh darah berdilatasi sehingga peredaran darah disekitar area nyeri lancar. Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dikompres hangat, untuk mengetahui gambaran distribusi penurunan nyeri setelah dikompres hangat, untuk mengetahui hubungan hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I Metode penelitian analitik kuantitatif dengan penekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin fase aktif kala I di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X, jumlah sampel sebanyak 31 ibu dengan teknik total sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah air hangat 40 o C, wash lap. Analisa data dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami nyeri kategori sedang sebelum diberikan kompres hangat sebanyak 61,3%, sebagian besar ibu mengalami penurunan nyeri setelah diberikan kompres hangat sebanyak 61,3%. Secara statistik ada hubungan signifikan antara pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri persalinan dengan p value 0,022(<0,05) sehingga H0 ditolak. Kesimpulan : ada hubungan antara pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri persalinan. Disarankan kepada seluruh bidan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X untuk untuk dapat menggunakan teknik kompres hangat kepada pasien inpartu fase aktif kala I dalam mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin. Kata Kunci : Kompres hangat, Ibu inpartu fase aktif kala I PENDAHULUAN Persalinanan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata, S, 2012). Salah satu tanda yang dialami ibu selama persalinan adalah nyeri persalinan yang semakin lama akan semakin kuat durasi atau frekuensinya yang menandakan sebuah kemajuan persalinan (Reeder, dkk, 2014). Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan nyeri persalinan antara lain: primipara, tubuh ibu yang kecil, intervensi obstetrik seperti amniotomi atau episiotomi, durasi 1

2 persalinan hingga tempat persalinan. Nyeri dalam persalinan juga berkaitan dengan regangan, tekanan dan robekan struktur-struktur lokal (Mander, R, 2009). Teknik pemberian kompres hangat merupakan salah satu teknik mengatasi nyeri secara non farmakologis. Menurut Stevens, teknik pemberian kompres hangat membantu pasien mengurangi nyeri persalinan karena dengan pemberian kompres hangat akan membuat pembuluh darah berdilatasi sehingga peredaran darah disekitar area nyeri lancar, maka penyaluran zat asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar/berdilatasi. Aktivitas sel yang meningkat akan mengurangi rasa sakit/nyeri (Andrarmoyo, 2013). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaya, S (2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh kompres hangat dalam memberikan sensasi relaksasi atau nyaman untuk mengatasi nyeri menunjukkan, penggunaan air hangat dengan suhu sekitar 37 o C- 40 o C mampu mengurangi rasa nyeri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mc Carffery tahun 1989 merekomendasikan pemberian kompres hangat efektif untuk mengurangi nyeri persalinan kala I pada nyeri tingkat ringan hingga sedang dengan waktu pemberian kompres selama 20 sampai 30 menit atau lebih lama, waktu efektif kompres hangat minimal adalah 5 sampai 10 menit (Reeder, dkk, 2014). Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang di wilayah Puskesmas Batu X selama tahun 2014 terdapat 989 ibu bersalin. Diketahui dalam Wilayah Kerja Puskesmas Batu X terdapat beberapa praktik bidan yang memberikan pelayanan persalinan kepada masyarakat antara lain: prktik bidan Fitri, bidan Riri, bidan Tio, bidan Hermina, bidan Efiarni dan bidan Murni yang banyak dikunjungi masyarakat ketika hendak bersalin (Dinkes Kota Tanjungpinang, 2015). Berdasarkan rekapan data ibu hamil selama 1 Januari-11 Februari di semua praktik bidan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X tercatat ada sebanyak 31 persalinan (Laporan bidan, 2015). Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan, ibu bersalin pada fase aktif inpartu kala I yang mengalami nyeri persalinan tidak ada melakukan intervensi mandiri untuk mengurangi nyeri persalinan dan terlihat dengan bertambahnya nyeri persalinan ibu menjadi tidak nyaman dan gelisah. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hubungan pemberian kompres hangat yang dapat digunakan pada ibu inpartu fase aktif kala I karena diduga pemberian kompres hangat dapat memberikan 2

3 rasa nyaman dan mengurangi nyeri selama persalinan. Judul penelitian yang akan diteliti adalah Hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di Klinik Bersalin pada Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang Tahun Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang tahun Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran tingkat nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang tahun b. Mengetahui tingkat nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I setelah diberikan kompres hangat di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang tahun c. Mengetahui hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang tahun Tinjauan Pustaka Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo, 2012). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Depkes, 2008). Persalinanan ialah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata, S, 2012). Tanda dan gejala inpartu: Berikut adalah tanda dan gejala inpartu menurut Depkes (2008): a. Adanya penipisan dan pembukaan serviks b. Kontraksii uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) c. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina 3

4 Tahap persalinan a. Kala 1 (kala pembukaan) Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kirakira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu (Prawirohardjo, 20012) : 1) Fase laten Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. 2) Fase Aktif Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Pada fase aktif terjadi peningkatan secara bertahap frekuensi dan lama kontraksi uterus dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu sepuluh menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, dari pembukaan 4cm sampai 10 cm, terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm per jam (nulipara atau primipara) dan kurang lebih 2cm per jam (pada multipara) serta tditandai dengan erjadinya penurunan kepala janin (Depkes, 2008). Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain: a) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. b) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. c) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap b. Kala II (kala pengeluaran janin) Menurut Depkes RI (2007), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah : 1) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi 2) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya 3) Perineum terlihat menonjol 4) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka 5) Peningkatan pengeluaran lendir darah Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk 4

5 ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul rasa mengedan Kala II pada primi: 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2003). c. Kala III (kala pengeluaran plasenta) Menurut Depkes (2007) tandatanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal dibawah ini : 1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (diskoit) dan tinggi fundus biasanya turun sampai di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan). 2) Tali pusat memanjang Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld). 3) Semburan darah tiba-tiba Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang secara tibatiba menandakan darah yang terkumpul diantara melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retroplasenter) ke luar melalui tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. (Mochtar, 2003). d. Kala IV Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Konsep Dasar Nyeri Nyeri merupakan bentuk ketidaknyamanan yang diidentifikasikan dalam berbagai perspektif, berikut adalah beberapa pengertian nyeri yang dikutip dari berbagai sumber dalam Andarmoyo (2013) sebagai berikut: Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (International Association for The Study of Pain) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan dan berkaitan 5

6 dengan kerusakan jaringan yang aktual, potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi kerusakan. Arthur C. Curton (1983) dalam Prasetyo (2010) mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri. Klasifikasi nyeri Nyeri akut Nyeri yang terjadi lebih kurang 0,1 detik saat ada rangsangan. Nyeri berlangsung singkat, mudah dilokasikan dan mudah didefinisikan dan dihubungkan dengan peningkatan fungsi neuroendokrin dan simpatis (Tabrani,1996 dalam Andarmoyo, 2013). Misalnya: nyeri pada patah tulang, pembedahan, miokardiak infark biasanya menunjukkan gejala peningkatan pernafasan, percepatan jantung, tekanan. b. Nyeri kronik malignan (Organik) Nyeri yang terjadi diluar waktu normal penyembuhan punya konsentrasi psikologis, fisiologis dan sosiologis yang negatif dan sukar dilokalisir, berlangsung progresif lebih dari enam bulan bahkan bertahuntahun seperti nyeri kanker. c. Nyeri kronik non malignan Nyeri berlangsung lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan pasien susah menentukan kapan nyeri tersebut dirasakan seperti artristis. Strategi penatalaksanaan nyeri non farmakologis Manajemen nyeri nonfarmakologis merupakan tindakan menurunkan respon nyeri tanpa menggunakan agen farmakologi. Dalam melakukan intervensi, manajemen nyeri non farmakologi merupakan tindakan independen dalam mengatasi respon nyeri individu. Manajemen nyeri non farmakologi sangat beragam, berikut ini adalah beberapa tindakan untuk mengatasi rasa nyeri secara non farmakologis menurut Andarmoyo (2013) sebagai berikut: a. Bimbingan antisipasi b. Sentuhan terapeutik atau Masase atau Pemijatan c. Mengalihkan perhatian d. Kompres hangat dan dingin e. Teknik relaksasi nafas dalam Teknik relaksasi kompres hangat Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah bertambahnya stimulasi nyeri (Mander, R, 2009). Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi : a. Posisikan pasien dengan tepat b. Pikiran beristirahat c. Lingkungan yang tenang Tujuan : untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri kronis 6

7 Prosedur pelaksanaan : a. Memberikan salam teraupetik b. Menjaga privacy pasien c. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga d. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang kurang jelas e. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik f. Instruksikan pasien untuk memilih posisi senyaman mungkin seperti berbaring miring atau duduk sehingga dapat dilakukan kompres hangat pada bagian punggung. g. lakukan kompres hangat selama 30 menit dan ganti handuk hangat setiap 10 menit. Konsep dasar kompres hangat Kompres hangat adalah suatu prosedur menggunakan kain/handuk yang telah di celupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu (Werkudorojakso, 2010). Adapun manfaat kompres hangat adalah dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh dalam menangani kasus klien yang mengalami demam (Werkudorojakso, 2010). Manfaat rasa nyaman yang ditimbulkan oleh kompres hangat disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah (vasodilatasi) akibat pemberian kompres hangat sehingga peredaran darah menjadi lancar hal ini membuat tubuh menjadi lebih nyaman jika dibandingkan dengan kondisi sebelum dikompres hangat. Menurut Eni (2006), idealnya kompres hangat dilakukan selama 30 menit dengan frekuensi mengganti handuk/washlap basah sebanyak dua kali atau suhu handuk menjadi lebih dingin, lama pemberian kompres hangat dapat diperpanjang atau lebih dari 30 menit sesuai kebutuhan untuk memperoleh hasil naksimal dalam memberikan rasa nyaman. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analitik korelatif, yaitu satu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yang terjadi didalam populasi tertentu. ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu kala I fase aktif yang melahirkan pervaginam. Akumulasi ibu inpartu kala I fase aktif yang melahirkan pervaginam pada tanggal 1 Januari Februari 2015 di beberapa klinik yang berada dalam Wilayah Kerja Puskesmas Batu X diketahui ada sebanyak 31 ibu. Berdasarkan gambaran dari populasi ibu inpartu kala I fase aktif yang melahirkan pervaginam di beberapa klinik yang berada dalam Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang pada tanggal 1 Januari Februari 2015 sehingga dapat 7

8 diprediksikan jumlah sampel minimal penelitian dapat memenuhi syarat sampel minimal menurut Notoatmodjo (2010) yang menyebutkan bahwa, sampel minimal penelitian dengan pendekatan cross sectional paling sedikit adalah sebanyak 30 responden. Data besar sampel ini hanyalah gambaran jumlah ibu inpartu yang harus ditemui selama penelitian berlangsung, teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling, Variabel Independen Kompres hangat, Variabel Dependen Penurunan nyeri persalinan. instrumen penelitian berupa thermometer air raksa, washlap atau handuk, air hangat kuku 40 o C, botol air mineral, analisis data secara bivariat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel maka peneliti menggunakan uji chi square dengan alasan bahwa variabel penelitian semuanya bersifat kategorik, adapun analisis bivariat nantinya akan dilakukan secara komputerisasi menggunakan program komputer SPSS 20. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Puskesmas Batu X adalah merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di kota Tanjungpinang. Wilayah kerja Puskesmas Batu X meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Pinang Kencana dan Kelurahan Air Raja, terletak di Kecamatan Tanjungpinang Timur. Memiliki batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Kijang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bukit Bestari, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bukit Bestari dan Tanjungpinang Kota, dan disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bintan Timur. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 31 ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X diketahui karakteristik responden penelitian sebagai berikut: Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan Jumlah Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Karakteristik Responden N =31 % Usia <20 atau 1 3, Tahun 30 96,8 >35 Tahun 0 0 Pendidikan SD 1 3,2 SMP 3 9,7 SMA 24 77,4 Perguruan Tinggi 3 9,7 Pekerjaan Tidak bekerja 26 83,9 Bekerja 5 16,1 Persalinan Pertama 10 32,3 Kedua 14 45,2 Ketiga 5 16,1 Keempat 2 6,5 8

9 Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 31 responden penelitian yang dijumpai, sebagian besar berusia antara tahun sebanyak 30 orang atau 96,8% dan hanya sebagian kecil responden berusia kurang dari 20 tahun sebanyak satu orang atau 3,2%. Untuk karakteristik pendidikan, sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan SMA sebanyak 24 orang atau 77,4% dan hanya sebagian kecil responden berpendidikan tamat SD sebanyak 1 orang atau 3,2%. Untuk karakteristik pekerjaan dijumpai hasil penelitian, sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 26 orang atau 83,9% dan hanya sebagian kecil responden yang bekerja yaitu sebanyak 5 atau 16,1%. Untuk karakteristik jumlah persalinan diketahui dari hasil penelitian, sebagian besar persalinan sekarang merupakan persalinan kedua sebanyak 45,2% dan sebagian kecil atau 10 responden (32,2%) mengaku ini adalah persalinan pertama mereka. Analisis Univariat a. Gambaran nyeri inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat Distribusi Frekuensi Gambaran Nyeri Inpartu Fase Aktif Kala I Sebelum Diberikan Kompres Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Nyeri Inpartu N = 31 % Nyeri Ringan 12 38,7 Nyeri Sedang 19 61,3 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa dari 31 responden, sebagian besar mengalami nyeri sedang sebanyak 19 (61,3%) responden dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 12 (38,7%) responden. b. Gambaran penurunan nyeri inpartu fase aktif kala I setelah diberikan kompres hangat Distribusi Frekuensi Penurunan Nyeri Inpartu Fase Aktif Kala I Setelah Diberikan Kompres Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Penurunan Nyeri N = 31 % Tidak ada penurunan nyeri ,7 61,3 Ada penurunan nyeri Sumber: Data Primer Penelitian Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa dari 31 responden, sebagian besar mengalami penurunan nyeri setelah mendapat kompres hangat sebanyak 19 (61,3%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak mengalami penurunan nyeri yaitu sebanyak 12 (38,7%) responden. Analisis Bivariat 9

10 Hubungan Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Ibu Inpartu Fase Aktif Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Nyeri Penurunan nyeri setelah dikompres Total ρ Tidak penurunan nyeri Ada penurunan nyeri value n % n % N % - Ringan - Sedan ,7 21, ,3 78, ,022 g Total 12 38, , Sumber: Data Primer Penelitian Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa dari 31 responden penelitian, sebagian besar mengalami nyeri sedang pada inpartu fase aktif kala I sebanyak 19 (61,3%) dan hanya sebagian kecil responden yang mengalami nyeri ringan pada inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat yaitu sebanyak 12 (38,7%) responden. Berdasarkan analisa statistik diperoleh hasil p value sebesar 0,022 artinya ada hubungan yang signifikan antara pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri pada inpartu fase aktif kala I. 1. Gambaran nyeri inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X mengalami nyeri sedang sebanyak 61,3% dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri ringan sebanyak 38,7%. Sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Manurung, S (2011), menunjukkan bahwa sebanyak 67,3% ibu primigravida yang melahirkan secara spontan mengalami nyeri persalinan kategori sedang. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bonica dalam Andarmoyo (2013), mengemukakan jalan nyeri perifer selama kala I persalinan fase aktif, nyeri diakibatkan oleh dilatasi serviks dan segmen bawah uterus dan distensia uteri. Intensitas nyeri pada kala ini disebabkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan kepala janin, tekanan cairan amnion terhadap nervus di sekitar lumbal, jika disimpulkan bahwa semakin besar tekanan yang dirasakan ibu baik berupa tekanan janin melakukan gerakan paksi dalam, penekanan kepala janin saat penurunan kepala dan kemajuan persalinan ditambah 10

11 tekanan cairan amniotomi yang keluar akan meningkatkan nyeri yang dirasakan ibu. Asumsi peneliti dalam penelitian ini yang menyebabkan sebagian besar ibu mengalami nyeri sedang dalam persalinan adalah sebagai akibat dari kemajuan persalinan itu sendiri serta faktor lain seperti usia ibu yang sebagian besar adalah ibu muda berusia tahun sehingga mempengaruhi persepsi nyeri yang dialami ibu sehingga wajar jika dalam penelitian ini banyak ibu yang mengalami nyeri sedang pada fase aktif kala I dalam persalinan. 2. Gambaran penurunan nyeri inpartu fase aktif kala I setelah diberikan kompres hangat Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami penurunan nyeri setelah diberikankompres hangat, yaitu sebanyak 19 (61,3%) responden dan hanya sebagian kecil ibu yang tidak mengalami penurunan nyeri yaitu sebanyak 12 (38,7%) responden. Sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaya, S (2013) dalam penelitiannya tentang pengaruh kompres hangat dalam memberikan sensasi relaksasi atau nyaman untuk mengatasi nyeri menunjukkan, penggunaan air hangat dengan suhu sekitar 37 o C- 40 o C mampu mengurangi rasa nyeri. Asumsi peneliti dalam penelitian ini yang menyebabkan sebagian besar ibu mengalami penurunan nyeri adalah sebagai akibat dari tindakan pemberian kompres hangat selama minimal 20 menit perlakuan kompres. Dapat dijelaskan bahwa pemberian kompres hangat pada daerah nyeri akan memberikan efek dilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan membuat ibu merasa nyaman karena peredaran darah akan menjadi lancar serta nyeri menjadi berkurang. 3. Hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I, ditandai dengan ρ value 0,022 (<0,05). Penelitian ini menunjukkan 78,9% ibu dengan nyeri sedang mengalami penurunan nyeri setelah mendapatkan kompres hangat 11

12 minimal 20 menit pelaksanaan. Tetapi pada penelitian juga ditemukan ada 66,7% ibu dengan nyeri ringan yang mengaku tidak mengalami penurunan nyeri setelah dikompres hangat selama minimal 20 menit. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Melzack dan wall (1988) dalam Judha (2012) mengatakan bahwa nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif dan dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang dan perhatian. Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar ibu (78,9%) dengan nyeri sedang mengalami penurunan nyeri setelah mendapatkan kompres hangat minimal 20 menit pelaksanaan disebabkan oleh perlakuan kompres hangat di area nyeri selama minimal 20 menit perlakuan. Karena dengan pemberian kompres hangat pada daerah nyeri akan memberikan efek dilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan membuat ibu merasa nyaman karena peredaran darah akan menjadi lancar serta nyeri menjadi berkurang. Sedangkan pada 66,7% ibu dengan nyeri ringan yang mengaku tidak mengalami penurunan nyeri setelah dikompres hangat selama minimal 20 menit disebabkan oleh subjektif ibu sendiri yang dipengaruhi oleh persepsi seorang ibu tentang nyeri yang dialaminya. Selain itu, hal ini mungkin juga disebabkan oleh harapan ibu untuk menghilangkan nyeri yang dialami secara total setelah dilakukan pengompresan ternyata tidak sesuai dengan harapan atau persepsi ibu, karena ibu masih merasa sakit. Sesungguhnya pemberian kompres hangat ini bukanlah obat yang dapat menghilangkan nyeri secara total namun sebagai alternatif untuk mengurangi rasa nyeri dengan memberikan rasa nyaman pada ibu saat menghadapi fase aktif persalinan kala I, karena sesungguhnya setiap persalinan pasti mengalami nyeri sesuai dengan kemajuan persalinan itu sendiri. Kesimpulan A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X tanjungpinang 12

13 tahun 2015, dapat disimpulkan seperti di bawah ini: 1. Distribusi nyeri persalinan sebelum diberikan kompres hangat menunjukkan sebagian besar ibu nyeri kategori sedang sebanyak 61,3%. 2. Distribusi nyeri persalinan setelah diberikan kompres hangat menunjukkan sebagian besar ibu nyeri kategori ringan sebanyak 61,3%. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I diperoleh nilai ρ value 0,022 (<0,05) dengan kata lain H0 ditolak. B. Saran 1. Bagi peneliti Selanjutnya Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian eksperimen lain tentang manfaat pemijatan dalam mengurangi nyeri persalinan atau tentang manfaat penggunaan musik klasik dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif. 2. Bagi Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang Disarankan pada Akademi Kebidanan Anugerah Bintan untuk mengajarkan mahasiswi kebidanan untuk dapat melakukan asuhan kebidanan sayang ibu pada setiap tindakan kebidanan. 3. Bagi Bidan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X DAFTAR PUSTAKA Disarankan untuk dapat menggunakan teknik kompres hangat kepada pasien inpartu fase aktif kala I dalam mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin. Andarmoyo, S, (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Asmadi, (2010). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Bandiyah, (2009). Asuhan kebidanan Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Depkes R.I. (2007). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Depkes R.I (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes R.I Dinas Kesehatan kota Tanjungpinang. (2015). Rekapan Laporan Bulanan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun Tanjungpinang Eni dkk, (2006). Keterampilan dan Prosedur laboratorium. Jakarta: EGC Evin, (2009). Karakteristik Ibu Bersalin Pervaginam Di Puskesmas Doro 1 kabupaten Pekalongan. Karya Tulis Ilmiah Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Jaya, S, (2013). Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan kompres dingin dalam mengurangi nyeri. SkripsiSarjana Keperawatan. STIKES Hang Tuah Tanjungpinang 13

14 Judha, (2012). Mekanisme Nyeri Persalinan. Diakses tanggal 20 Januari Mander, R, (2009). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC Yani. (2006). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Rasa nyaman Dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif. Skripsi Keperawatan Universitas Diponegoro Mochtar, R. (2003). Sinopsis Opstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC. Jakarta Notoatmodjo, S, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Potter dan Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Prasetyo, (2010). Mengatasi Nyeri Persalinan. CDK vol.38, no. 4 (hal ) Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Bina Pustaka Profil Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau. (2013). Cakupan Angka Kematian Ibu Di Propinsi Kepulauan Riau Tahun Tidak dipublikasikan Reeder, dkk, (2014). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga. Volume 1. Jakarta: EGC Riyanto, A, (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika Saryono. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Sastrawinata, S, (2012). Konsep Dasar Persalinan. Diakses tanggal 14 Januari 2015 Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Bandung: Alfabeta Werkudorojakso, (2010). ProsedurKompres. m. Diakses tanggal 5 Januari 2015 Pukul 11:00 Wib 14

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK Kasmuning*, Faizzatul Ummah**..............................ABSTRAK........................................................

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 Sri Wahayu 1, Erika Agung M, SST 2, Heni Maryati, S.Kep.,Ns,.M.Kes

Lebih terperinci

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA Sri Mintarsih STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3) STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah pelepasan dan pengeluaran produk konsepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER Dewi Rahmawati Abyu,Retno Dewi Prisusanti, AKBID Wijaya Kusuma Malang, Jln. Letjend S.Parman No.26A Malang Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan lahirnya bayi, placenta dan membran dari rahim ibu (Depkes, 2004). Persalinan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti ditingkatkan melalui sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA Sinopsis Rencana Tesis Oleh : Husna Maulida, SST BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN Ika Minda Agustin & Atik Setyaningsih Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI, PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI, Amd.Keb DESA JOTO SANUR KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2013 Nepi Vilanti Eka Ratnasari*, Lilin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama. digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap Dari data subjektif didapatkan hasil, ibu bernama Ny. R umur 17 tahun, dan ini merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN Heny Ekawati ABSTRAK Persalinan merupakan proses pengeluaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persalinan 2.1.1. Definisi Persalinan Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadinya dilatasi serviks lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002). Persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia sehat 2010 ditetapkan berdasarkan pembangunan yaitu bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang sehat serta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Heriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: herianibiomedik@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi HUBUNGAN PARITAS DAN PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI RS. KIA KOTA BANDUNG BULAN SEPTEMBER 2011 Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, di mana di dapatkan kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat. Walaupun demikian pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian Ibu (AKI) dalam kehamilan dan persalinan dunia mencapai 586.000 jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi : 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002,

Lebih terperinci

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan Mata Kuliah Semester/Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Dosen Pengampu : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir : III/Reguler : Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan atau partus merupakan proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus secara teratur yang menghasilkan penipisan dan pembukaan serviks secara progresif. Perubahan

Lebih terperinci

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan Herly Kartini Tambuwun, Sandra Tombokan, Jenny Mandang Jurusan Kebidanan Politeknik Kemenkes Manado ABSTRAK Latar Belakang : Asuhan sayang

Lebih terperinci

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti* PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN Novita Rudiyanti*, Diana Metti* Abstrak : Kejadian anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi

Lebih terperinci

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Disusun oleh : Kartika Eka Wulandari S.Ked ( 2009730089 ) DOSEN PEMBIMBING : dr.edy Purwanta, Sp.OG PROGRAM

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin Stella Pasiowan 1, Anita Lontaan 2, Maria Rantung 3 1. RSJ.Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA

NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER. Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA NORMAL DELIVERY LEOPOLD MANUEVER Dr.Cut Meurah Yeni, SpOG Bagian Obstetri & Ginekologi FK Unsyiah/RSUD-ZA PERSALINAN NORMAL 3 faktor yang menentukan prognosis persalinan, yaitu : Jalan lahir (passage)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses yang fisiologis pada umumnya dimulai dengan adanya kontraksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan Normal Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan dan Kemajuan Persalinan Persalinan / Partus Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016 PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Inna Antriana ABSTRAK Pengelolaan nyeri persalinan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan sembuh bervariasi,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan BAB V PEMBAHASAN A. Karateristik Responden Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan Februari sampai bulan April

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO Tri Puspa Kusumaningsih, Astuti Yuliningsih ABSTRAK Data Dinas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Persalinan Dan APN Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui janin lahir atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal. Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010 PENERAPAN ASUHAN SAYANG IBU SELAMA PROSES PERSALINAN DI BIDAN WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG I DAN GOMBONG II Ayu Pramitasari 1, Basirun Al Umah 2, Umi Laelatul Qomar 3 1,2,3Jurusan Kebidanan STKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang Dyah Ayu Wulandari1 1*, Vita Triani Adhi Putri2 2. 1 Program Studi D IV Bidan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang. Sekitar 25-50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: WINNY PUTRI LESTARI 201410104200 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu. Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau keselamatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh : HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA Oleh : Ita Rahmawati, S. SIT, M..Kes (Dosen AKBID ISLAM AL HIKMAH JEPARA) ABSTRAK Perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2012). Persalinan dikatakan normal jika proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Persalinan Normal 2.1.1 Pengertian Persalinan Normal Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan dan dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Umu Hani Akademi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah E-mail

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014

PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014 PENGARUH KOMUNIKASI TERAUPETIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE LATEN DI KLINIK DELIMA MEDAN TAHUN 2014 Dina Indarsita, Sri Utami, Rina Sari Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan `

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah

PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA. Siti Aisyah PERBEDAAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI ANTARA PRIMIPARA DAN MULTIPARA Siti Aisyah Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010 SYAFNELI, SST SRI MASYUNI DAULAY ABSTRAK Perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PARTOGRAF 1. Pengertian Partograf Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono, 2010). Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL The Effectively Technique of Deep Breath Relaxation toward Level of Contraction Uterus Kala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel yaitu pengaruh kompres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012. BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012. 1.1.2. Waktu Penelitian Penelitian ini di

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina Korespondensi: Lilin Turlina, d/a : STIKes Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Mobilisasi Dini Dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri 14 HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Dede Mahdiyah Akademi

Lebih terperinci

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Perbedaan Rasa Nyeri Pada Kala I Fase Aktif Terhadap Ibu Bersalin dengan Dilakukan Massase Punggung dan Tidak Dilakukan Massase Punggung (Studi Kasus di BPS. Kisworo Pratiwi Surabaya). Sumiati Tenaga Pengajar

Lebih terperinci

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : , HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA - TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN K4 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK PERBEDAAN EFEKTIFITAS KOMPRES PANAS DAN KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI RSUD Dr.SOEGIRI KABUPATEN LAMONGAN Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK Semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Lina Oktavia STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE Yuliana 1) 2) Akbid Yayasan Pendidikan Konawe Jl. DII Panjaitan No. 217 Kel. Touy Kec.

Lebih terperinci

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Isa Khasani dan Nisa Amriyah Abstrak Sectio caesarea merupakan salah satu pembedahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL Nurul Dwi Ariastuti 1, Edi Sucipto 2, Istiqomah Dwi Andari 3 Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita yang ada didunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapatkan penetalaksanaan

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Rifatul Bafiroh Farida Arintasari *) *) Akademi Kebidanan Abdi

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

ISSN No Media Bina Ilmiah 29 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 29 HUBUNGAN INFEKSI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN 2013 Oleh : Sudarmi 1, Hj Siti Aisyah 2 Abstrak:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE Fitriani 1*), Neny Yuli Susanti 1, Khairul Anwar 1 1 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN Lilin Turlina, Nepi Vilanti Eka Ratnasari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah

Lebih terperinci

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF Yenny Safitri Dosen Prodi Sarjana Keperawatan FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Email: yennysafitri37@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya

Lebih terperinci