BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1.1 Hakikat dan Pentingnya Media Pembelajaran Biologi. Media merupakan salah satu bentuk alat bantu yang digunakan untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1.1 Hakikat dan Pentingnya Media Pembelajaran Biologi. Media merupakan salah satu bentuk alat bantu yang digunakan untuk"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Hakikat dan Pentingnya Media Pembelajaran Biologi Media merupakan salah satu bentuk alat bantu yang digunakan untuk meningkatkan dan memudahkan kinerja. Tuntutan terhadap kemajuan teknologi mengharuskan adanya pengembangan. Inovasi terhadap suatu media selalu dilakukan guna mendapatkan kualitas yang lebih baik. Menurut Asyhar (2012:15) kualitas pembelajaran memerlukan berbagai upaya untuk mewujudkannya. Upaya tersebut terkait dengan berbagai komponen yang terlibat di dalam pembelajaran, salah satu diantaranya adalah dengan pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran hendaknya mampu membuat pembelajaran lebih bermakna dan berkualitas. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Kustandi dan Sutjipto (2011:80-81) yakni: 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. 3) Praktis, luwes, dan bertahan. 4) Guru terampil menggunakannya. 5) Pengelompokan sasaran. 6) Mutu teknis. 7

2 8 Kebutuhan akan media pembelajaran merupakan masalah dalam kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi penyebab perlunya dilakukan suatu pengembangan dan produksi media pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada dalam kegiatan pembelajaran karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan, serta dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik. 2.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran Menurut Asyhar (2010:52-53) dari berbagai ragam dan bentuk dari media pembelajaran, pada dasarnya media dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: a. Audio Jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterimanya berupa pesan verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lain-lain. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. b. Visual Jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata, sehingga pengalaman belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya.

3 9 c. Audio-Visual Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. d. Multimedia Media yang melibatkan berbagai indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Contoh dari media ini diantaranya yaitu TV, film, game pembelajaran dan lain-lain. Menurut Rosch (1966) dalam Munir (2012:2) multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Sekolah mungkin merupakan institusi yang paling membutuhkan multimedia. Multimedia dapat membawa perubahan dalam proses pembelajaran, khususnya saat siswa menemukan bahwa mereka dapat keluar dari batasan metode pengajaran tradisional (Vaughan, 2006:7). 2.3 Media Pembelajaran Berbasis Android Pengertian Android Menurut Satyaputra dan Aritonang (2014:2) Android adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti robot yang menyerupai manusia. Logo Android sendiri, dicerminkan seperti sebuah robot berwarna hijau, yang mengacu pada arti kata Android. Android adalah sebuah sistem operasi untuk Smartphone dan Tablet. Sistem operasi dapat diilustrasikan sebagai jembatan antara piranti (device) dan

4 10 penggunanya, sehingga pengguna bisa berinteraksi dengan devicenya dan menjalankan aplikasi-aplikasi yang tersedia pada device. Android merupakan sistem operasi terbuka atau open source. Disebut open source karena source code (kode sumber) dari sistem operasi Android dapat dilihat, didownload, dan dimodifikasi secara bebas. Paradigma open source ini memudahkan pengembangan teknologi Android, karena semua pihak yang tertarik dapat memberikan kontribusi, baik pada pengembangan sistem operasi maupun aplikasi (Satyaputra dan Aritonang, 2013:4) Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Android Media pembelajaran berbasis Android termasuk kedalam kelompok multimedia pembelajaran. Beberapa keunggulan dari multimedia pembelajaran yaitu (Ariani dan Haryanto, 2010:12) : a. Pengenalan perangkat teknologi informasi dan komunikasi kepada siswa. b. Memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi guru itu sendiri maupun siswa. c. Mengejar ketertinggalan pengetahuan tentang Iptek di bidang pendidikan. d. Dapat membangkitkan motivasi belajar para pembelajar, karena adanya multimedia membuat presentasi atau tampilan pembelajaran menjadi lebih menarik. e. Dapat digunakan membantu pembelajar membentuk model mental yang akan memudahkannya memahami suatu konsep. f. Mengikuti perkembangan Iptek.

5 Eclipse Galileo Eclipse Galileo (Eclipse 3.5) merupakan alat bantu dalam pengembangan media pembelajaran. Eclipseadalah sebuah IDE (Integrated Development Environment) untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan di semua platform (platform-independent). Konsep Eclipse adalah IDE (Integrated Development Environment)yang terbuka, mudah diperluas untuk apa saja, dan tidak untuk sesuatu yang spesifik. Jadi, Eclipse tidak saja untuk mengembangkan program Java, akan tetapi dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, cukup dengan menginstal plug-in yang dibutuhkan. Selain itu, pengembangan secara visual bukan hal yang tidak mungkin oleh Eclipse, plug-inuml2 tersedia untuk membuat diagram UML. Menurut Satyaputra dan Aritonang (2014:12-13) ada beberapa alasan Eclipse dipilih sebagai salah satu software pengembang aplikasi berbasis Android yaitu: 1. Eclipse tersedia secara bebas untuk merancang dan mengembangkan Android. 2. Eclipse merupakan IDE terpopuler, ini dapat terlihat pada banyaknya developers yang menggunakan Eclipse sebagai IDE dalam pengembangan aplikasinya. 3. Eclipse memiliki plugin Android. 4. Eclipse mendapatkan dukungan sebagai IDE pengembang Android dari Google. Eclipse Galileo merupakan produk yang diluncurkan pada proyek Galileoproject pada tanggal 24 juni Kelebihan Eclipse Galileo ini dengan Eclipse versi sebelumnya adalah kemudahan pada navigasinya. Awalnya

6 12 Eclipsedikembangkann oleh IBM (International Businesss Machines)untuk menggantikan perangkat lunak IBM Visual Age for Java 4.0. Produk ini diluncurkan oleh IBM pada tanggal 5 November 2001, yang menginvestasikan sebanyak US$ 40 juta untuk pengembangannya. Semenjak itu konsursium Eclipse Foundation mengambil alih untuk pengembangan Eclipse lebih lanjut dan pengaturan organisasinya. Gambar 2.1 Tampilan kerja Eclipse Galileo Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014) 2.5Materi Pembelajaran Pengenalan Plantae Menurut Prawirohartono dan Hidayati (2013:135) dunia tumbuhan atau kingdom Plantae, meliputi organisme multiseluler dengan sel-sel berdinding tebal

7 13 dari bahan selulosa. Seluruh anggota dunia tumbuhan memiliki klorofil, sehingga mampu melakukan fotosintesis. Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sebagai berikut (Irnaningtyas, 2013:251): a. Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta). b. Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) Lumut Menurut Irnaningtyas (2013: ), Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) merupakan anggota kingdom Plantae (tumbuhan) yang paling sederhana dan bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati) dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, daun sejati). Lumut juga dikenal sebagai moss. A. Cara hidup dan habitat lumut Lumut memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Lumut mudah ditemukan, terutama di tempat yang lembab (higrofit), di tanah, tembok, bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) di kulit pohon. Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans. Di tempat yang lembab dan teduh,lumut tumbuh subur dan tampak sebagai hamparan hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh di bioma tundra di daerah kutub utara.

8 14 Sumber: Glime (2013) Sumber: Glime (2013) (a) (b) Sumber: Lepp, Heino (2012) (c) Gambar 2.2 Habitat lumut: (a) lumut daun (di pohon lapuk), lumut tanduk Anthoceros (di tanah), (c) lumut hati Ricciocarpus natans (di air). A. Ciri-ciri tubuh lumut 1. Bentuk dan ukuran tubuh lumut Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida), ada juga yang berbentuk tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut daun (Bryopsida). Lumut yang berukuran kecil umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar tingginya sekitar 20 cm. Lumut memiliki bagian-bagian tubuh yang mirip akar, batang dan daun. Akar sederhana pada lumut

9 15 disebut rizoid. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang mengakibatkan lumut tumbuh memanjang. Lumut hanya mengalami pertumbuhan memanjang dan tidak mengalami pertumbuhan membesar. Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut. Jaringan pengangkut berupa jaringan empulur. Sel-sel tubuh lumut memiliki plastid yang mengandung klorofil a dan b, serta memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin. Sumber: Irnaningtyas, 2013 Gambar 2.3 Struktur tubuh lumut daun Polytrichum sp. dengan Sporangium 1. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk gametofif Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau, berbentuk lembaran, dan membentuk alat kelamin (gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Sel kelamin jantan (spermatozoid) dihasilkan oleh alat kelamin jantan yang disebut anteridium, sedangkan sel kelamin betina (ovum) dihasilkan oleh alat kelamin betina yang disebut arkegonium. Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkegonium disebut monoesis (berumah satu) atau homotalus.

10 16 Sumber: Becker, Michael (2002) Sumber: Carboni, Giorgio (2007) (a) (b) Gambar 2.4 (a) Bentuk gametofit lumut Polytrichum sp.dan (b) Lunularia cruciata Lumut yang hanya memiliki salah satu jenis alat kelamin (anteridium atau arkegonium saja) disebut diesis (berumah dua) atau heterotalus. Gametofit yang memiliki anteridium disebut gametofit jantan, sedangkan gametofit yang memiliki arkegonium disebut gametofit betina. Pada gametofit betina akan tumbuh sporofit. 1. Struktur dan fungsi tubuh lumut bentuk sporofil Sumber: Lepp, Heino (2012) Sumber: Silverside (2010) (a) (b) Gambar 2.5 Bentuk Sporofit lumut: (a) Sphagnum flexuosum dan (b) Tortula muralis Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit menumpang di atas gametofit, bertangkai, dan berbentuk seperti terompet atau

11 17 kapsul. Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat makanan dari gametofit. Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian-bagian vaginula (selaput pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak spora). Sporangium berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya terdapat pada lumut daun. Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka, operculum (penutup). Spora memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga disebut homospora atau isospora. A. Reproduksi Lumut Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan sel meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara seksual juga (vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup(piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan bagian tubuhnya). Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek, sekitar 3-6 bulan. Dalam siklus hidupnya, lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dan generasi sporofit (2n). Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan sebagai berikut : 1) Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n). 2) Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan

12 18 dan betina yang haploid (n). 3) Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). 4) Anteredium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n). Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum. Pergerakan spermatozoid disebut kemotaksis. 5) Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n). 6) Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n). 7) Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). 8) Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium). 9) Di dalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).

13 19 Sumber: Irnaningtyas, 2013 Gambar 2.6 Siklus hidup lumut daun (Polytrichum commune) B. Klasifikasi Lumut 1. Hepaticopsida (lumut hati) Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat pada subtrat dengan menggunakan rizoidnya. Lumut hati banyak ditemukan di tanah yang lembap, terutama di hutan hujan tropis. Ada juga yang tumbuh dipermukaan air. Pada umumnya lumut hati berumah dua, misalnya Marchantia sp. Namun, ada pula yang berumah satu. Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram. Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur

14 20 berbentuk cawan dengan tepi berlekuk tidak dalam. Dibagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan spermatozoid berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit (2n) akan membentuk sporogonium yang akan menghasilkan spora (n). Terdapat sekitar spesies lumut hati, antara lain Marchantia sp., Ricciocarpus natans Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica. Sumber: Glime (2013) Sumber: Weaver (2014) (a) (b) Gambar 2.7 Spesies lumut hati (a) Marchantia sp. dan (b) Reboulia hemisphaerica 2. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk) Anthocerotopsida berbentuk seperti lumut hati, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Sporogonium memiliki benang-benang elaster yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Lumut tanduk tumbuh di batuan atau tanah yang lembab. Terdapat sekitar 100 spesies lumut tanduk, antara lain Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Folioceros,dan Leiosporoceros.

15 21 Sumber: Glime (2013) Sumber: Glime (2013) (a) (b) Gambar 2.8 Spesies lumut tanduk: (a) Anthoceros bulbicosus, (b) Phaeoceros laevis 3. Bryopsida (Lumut Daun) Bropsida merupakan lumut sejati. Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon. Pada umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40 cm, misalnya Polytrichum commune. Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit. Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan menghasilkan ovum. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid akan menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit. Sporofit membentuk sporogonium yang bentuknya bervariasi. Sporogonium memiliki sporangium yang di dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang baru bila jatuh pada habitat yang cocok. Selain dengan spora, lumut daun Sphagnum dapat pula bereproduksi dengan fragmentasi. Terdapat sekitar spesies lumut daun, antara lain Polytrichum commune, Polytrichum hyperboreum, Sphagnum palustre, Dichodontium, dan Campylopusi.

16 22 Sumber: Glime (2013) Sumber: Dave (2014) (a) (b) Gambar 2.9 Contoh spesies lumut daun: (a) Sphagnum Palustre dan (b) Dichodontium C. Peranan lumut bagi manusia Meskipun ukuran tubuhnya kecil namun lumut mampu tumbuh dan menutupi areal yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan menyediakan sumber air pada saat musim kemarau. Lumut dapat hidup di habitat di mana tumbuhan lain tidak dapat tumbuh, maka lumut termasuk vegetasi perintis setelah lichen (lumut kerak). Beberapa jenis tumbuhan lumut bermanfaat bagi manusia, antara lain : 1) Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis. 2) Sphagnum untuk bahan pembalut dan bahan bakar Tumbuhan paku

17 23 Menurut Prawirohartono dan Hidayati (2013: ), tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi Pteridophyta, diperkirakan saat ini di permukaan bumi sekitar spesies tumbuhan paku. A. Cara hidup dan habitat tumbuhan paku Tumbuhan paku umumnya hidup di darat yang basah atau lembab. Hanya beberapa jenis saja yang hidup di air. Tumbuhan paku telah memilliki klorofil, sehingga bersifat autotrof. Tumbuhan paku banyak dijumpai di daerah tropis hingga daerah beriklim sedang. A. Ciri-ciri tumbuhan paku Sumber: Prawirohartono dan Hidayati (2013) Gambar 2.10 Bagian tubuh tumbuhan Paku Tumbuhan paku telah memiliki organ tubuh seperti akar, batang, dan daun yang sesungguhnya. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Ujungnya dilindungi oleh kaliptra yang tersusun atas sel-sel yang bentuknya berbeda dengan sel akar.

18 24 Batang tumbuhan paku pada umumnya berupa akar tongkat atau rhizome, kecuali beberapa spesies yang memang telah memiliki batang sesungguhnya, seperti paku tiang. Daun tumbuhan paku berwarna hijau. Karena sel-selnya mengandung banyak klorofil. Ukuran, bentuk, dan anatomi daun paku sangat bervariasi. Berdasarkan ukurannya, daun paku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Berdasarkan fungsinya, daun paku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sporofil dan tropofil. Sporofil adalah daun yang berfungsi untuk menghasilkan spora, sedangkan tropofil adalah daun yang berfungsi sebagai penyelenggara asimilasi. Pada sporofit dewasa ditemukan sporofil yang mempunyai bintil-bintil berbentuk bulatan berwarna kuning, cokelat, atau kehitam-hitaman. Bintil-bintil tersebut adalah sorus, yaitu badan tempat berkumpulnya kotak spora atau sporangium. Setiap sporangium dikelilingi oleh sel-sel yang berbentuk cincin yang disebut annulus. Ditinjau dari jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Paku homospor atau isospor adalah jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besarnya. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium). 2) Paku Heterospor adalah paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukurannya. Spora yang besar disebut makrospora berkelamin betina, sedangkan spora yag kecil mikrospora jantan. Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan semanggi (Marsilea).

19 25 3) Paku Peralihan. Paku ini merupakan paku peralihan antara paku homospor dan paku heterospor. Pada paku ini spora yang dihasilkan mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, tetapi sebagian berkelamin jantan dan sebagian berkelamin betina. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum). Spora Mikrospora Megaspora Protalium Mikroprotalium Megaprotalium Anteridium Arkegonium Anteridium Arkegonium Spermatozoid Ovum Spermatozoid Ovum Zigot Zigot Tumbuhan Paku Tumbuhan Paku Sporangium Sporangium Spora (a) (b) Spora Gambar 2.11 Bagan daur hidup tumbuhan paku: (a) Pergiliran keturunan paku homospor dan (b) Pergiliran keturunan paku heterospor (Prawirohartono dan Hidayati (2013:163)). A. Reproduksi Tumbuhan Paku Tumbuhan paku berkembang biak secara vegetatif dan secara generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi antara lain sebagai berikut : 1) Fragmentasi

20 26 Fragmentasi adalah pemisahan rhizome dari koloni induk. Biasanya pangkal rhizome tua mati dan cabang-cabangnya akan tumbuh menjadi individu baru. Contohnya pada tumbuhan paku yang tumbuh menjalar, misalnya Pteridium aquilinum dan Dryopteris rigido. 2) Membentuk kuncup tunas Dibentuk pada sisi bawah helaian daun, misalnya pada Asplenium buldiferum, atau sisi helaian daun, misalnya pada Asplenium viviparum, atau di pangkal daun, misalnya pada Cystopteris bulbifera. Tunas yang dihasilkan akan tetapi tumbuh pada daun dan tumbuh di tempat yang sesuai. 3) Membentuk Ujung Daun Dibentuk oleh tunas ujung daun yang bersifat embrional. Bila ujung daun menyentuh tanah yang lembap, akan segera membentuk tunas dengan akar-akar yang tumbuh ke dalam tanah. Selanjutnya, tunas tumbuh menjadi individu baru. Contohnya adalah Asplenium pentifidum. 4) Membentuk Umbi Batang Dijumpai pada semanggi (Marsilea crenata). Umbi yang dihasilkan dapat bertahan pada tanah yang kering. 5) Membentuk tunas akar Dijumpai pada Platycerium, Asplenium, dan Ophioglosum. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan. Gametofitnya merupakan generasi haploid, yaitu protalium. Sedangkan sporofitnya adalah generasi diploid, yaitu tumbuhan paku. Bila spora paku jatuh di tempat yang sesuai maka akan tumbuh

21 27 protalium. Setelah masak, protalium akan menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). Masing-masing alat kelmain akan menghasilkan spermatozoid dan ovum. Bila terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoid, akan dihasilkan zigot. Selanjutnya, zigot tumbuh menjadi embrio dan akhirnya menjadi tumbuhan paku. Setelah dewasa, sporofil dari sporofit akan menghasilkan spora yang terdapat di dalam kotak spora. Kotak spora ini akan berkumpul di dalam sorus. Sumber : Morales, Elizabeth (2009) Gambar 2.12 Siklus hidup tumbuhan paku B. Klasifikasi tumbuhan paku 1) Psilopsida Psilophyta merupakan tumbuhan paku sederhana dan sebagian jenis dari subdivisi ini telah punah. Sporofit tumbuhan paku ini mempunyai batang rhizome dan

22 28 tidak mempunyai akar dan daun. Sebagai pengganti akar, tumbuhan ini mempunyai rhizome yang diselubungi rizoid. Contohnya adalah Psilotum nudum. 2) Lycopsida Lycopsida yang masih hidup saat ini merupakan peninggalan dari suatu bentuk masa lalu yang jauh lebih banyak jumlahnya. Dewasa ini hanya dua genus, yaitu genus Lycopodium sp. dan Selaginella sp. yang masih hidup. Tumbuhan paku ini mempunya rhizome horizontal yang menjadi akar dan cabang vertikal, dan memiliki daun sejati yang mengandung untaian-untaian jaringan pembuluh. Sporangia tumbuhan ini terletak pada daun khusus yang disebut sporofil. 3) Sphenopsida Salah satu dari subdivisi ini adalah Equisetum (paku ekor kuda). Paku ekor kuda memiliki rhizome di bawah tanah tempat batang vertikal akan muncul. Batang lurus berlubang memiliki ruas-ruas, dan lilitan daun atau batang kecil akan muncul di ruas tersebut. 4) Pteropsida Pteropsida (pakis) merupakan tumbuhan vaskuler tak berbiji yang paling banyak jumlahnya. Daun pakis tumbuh seiring membukanya gulungan ujung yang melingkar seperti kepala biola. Sporangia pada banyak pakis tersusun dalam kelompok yang disebut sori dan dilengkapi dengan peranti yang menyerupai pegas yang melemparkan spora beberapa meter jauhnya.

23 29 Sumber: Lang, Peter(2014) Sumber: Rothfels, Carl (2008) (a) (b) Sumber : Barnes, thomas(2003)sumber : Young,Curtis (2012) (c) (d) Gambar 2.13 Aneka tumbuhan paku: (a) Psilotum nudum (b) Selaginella sp. (c) Equisetum (d) Pakis C. Peranan Tumbuhan Paku Dibanding tumbuhan biji, manfaat tumbuhan paku bagi kehidupan manusia lebih sedikit diantaranya sebagai berikut : 1) Tanaman hias, misalnya paku rane (Selaginella), paku sarang burung (Asplenium), simbar menjangan (Platycerium), dan suplir (Adiantum). 2) Bahan makanan atau sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata) dan paku tiang (Alsophia clavatum). 3) Bahan obat-obatan, misalnya paku kawat (Lycopodium clavatum). 4) Bahan karangan bunga, misalnya paku kawat (Lycopodium cermuum). 5) Pupuk hijau, misalnya paku air (Azola pinnata) Tumbuhan biji (Spermatophyta)

24 30 Menurut Irnaningtyas (2013: ), tumbuhan berbiji atau spermatophyte (Yunani, sperma = biji, phyton = tumbuhan) meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji (seed) terdapat calon individu baru (embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan (endosperma) yang terbungkus oleh lapisan pelindung Cara hidup dan habitat Spermatophyta Pada umumnya Spermatophyta bersifat fotoautotrof karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis. Contonya Eucalyptus sp. dan Aster sp. Namun, ada pula yang tidak memiliki klorofil sehingga hidup parasit pada tumbuhan lainnya untuk mendapatkan zat organik, contohnya Cuscuta sp. (tali putri). Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan darat, meskipun ada pula yang tumbuh di lingkungan air. A. Ciri-ciri tubuh Spermatophyta 1) Bentuk dan ukuran tubuh Spermatophyta Bentuk tubuh Spermatophyta dapat dibedakan atas : a. Semak (berbatang pendek, merayap, berumpun), contohnya rumput teki (Cyperus rotundus) dan serai (Andropogon nardus). b. Perdu (berbentuk seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek), contohnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan cabai (Capsicum annuum). c. Pohon (berbatang besar dan tinggi), contohnya jambu air (Eugenia aquea) dan jati (Tectona grandis).

25 31 d. Liana (berbentuk seperti tali tambang dan tumbuh melilit pada pohon lain), contohnya rotan (Calamus rotang) dan sirih (Piper betle). Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014)Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014) (a) (b) Sumber: Saputra (2013)Sumber: Dokumentasi Pribadi (2014) (c) (d) Gambar 2.14 Bentuk tubuh Spermatophyta: (a) semak: rumput teki (Cyperus rotundus) (b) perdu: Cabai (Capsicum annuum) (c) pohon: jati (Tectona grandis) (d) liana: sirih (Piper betle) Struktur dan fungsi tubuh Spermatophyta Bentuk sporofit tumbuhan berbiji memiliki akar, batang dan daun. Akar dapat berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, ada pula yang tidak berkambium. Daun memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi. Tulang daun

26 32 berbentuk lurus, menyirip atau menjari. Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut, baik xylem maupun floem, pada akar, batang maupun daunnya. Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau bunga. Stobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan Spermatophyta dikelompokkan menjadi dua divisi yaitu (Prawirohartono dan Hidayati, 2013: ): A. Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) Menurut sejarah geologi, diduga Gymnospermae sudah menghuni bumi sejak 3000 juta tahun lalu. Gymnospermae berkembang biak secara generatif, yaitu dengan pembuahan antara spermatozoid dan ovum, yang masing-masing dihasilkan oleh strobilus jantan dan strobilus betina. Hasil pembuahannya adalah zigot, terus berkembang menjadi embrio atau lembaga. Lembaga ini tersimpan di dalam bakal biji yang tidak terlindung oleh daun buah, sehingga disebut tumbuhan berbiji terbuka. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal. 1. Ciri-ciri morfologi Tumbuhan berbiji terbuka mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: a. Umumnya merupakan tumbuhan berkayu, berupa pepohonan atau perdu. b. Sistem perakarannya adalah tunggal. c. Batangnya berkayu tumbuh tegak, banyak cabang atau tidak bercabang sama sekali. Bekas tempat melekatnya daun tampak sebagai noda-noda. Daunnya kecil, tebal, atau berbentuk jarum.

27 33 d. Alat perkembangbiakan gymnospermae disebut strobilus. Strobilus jantan dan betina umumnya terpisah. 2. Klasifikasi Gymnospermae a. Cycadinae Tumbuhan ini disebut juga palem sagu karena bentuk tubuh fisiknya yang mirip dengan palem, tetapi bukan golongan palem sejati. Cycadinae memiliki batang pendek dan tidak bercabang dan dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Daun-daun tersusun spiral rapat diseliling batangnya. Pada batang dekat akar, tumbuh tunas yang merupakan cara perkembangbiakan vegetatif. Cycadinae termasuk tumbuhan berumah dua (diesis) karena mikrospora dan megaspora dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Cycadinae tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Contoh Cycadinae antara lain Cycas rumphii (pakis haji), Cycas revolute, Dioon edule, dan Zamia floridana. b. Coniferae Coniferae merupakan tumbuhan dominan penyusun hutan konifer di belahan bumi utara dan sebagian tumbuh di pegunungan tropis. Daun Coniferae berbentuk kecil, tebal seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau (evergen). Coniferae pada umumnya berumah satu karena memiliki dua jenis konus jantan dan betina. Namun biasanya konus jantan dan konus betina terletak pada cabang yang berbeda. Contoh Coniferae antara lain Pinus merkusii (ordo Pinales), Taxus babccata (ordo Taxales), dan Agathis dammara (damar) (ordo Aracariales). c. Gnetianae

28 34 Gnetianae merupakan tumbuhan berbentuk pohon atau liana dengan batang bercabang atau tidak bercabang. Gnetianae memiliki daun tunggal berbentuk lembaran dengan susunan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Gnetianae merupakan rumah berumah dua atau berkelamin tunggal. Contohnya antara lain Gnetum gnemon (melinjo) (Ordo Gnetales) dan Ephedra sinica (Ordo Ephedrales). d. Ginkgoinae Ginkgoinae merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30 m 50 m. Batang bercabang-cabang dengan tunas yang pendek. Daun Ginkgoinae berbentuk kipas dengan tangkai yang panjang. Tulang daun bercabang (menggarpu), dan daun mudah gugur. Contoh Ginkgoinae antara lain Ginkgo biloba (Ordo Ginkgo), Ginkgoadiantoides dan Ginkgo gardneri. Sumber: Harduki (2008) Sumber: Cook, Will (2006) (a) (b) Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015) Sumber:Nix ( 2014) (c) (d)

29 35 Gambar 2.15 Contoh Gymnospermae: (a) pakis haji (Cycas rumphii), (b) Pinus merkusii, (c) melinjo (Gnetum gnemon), (d) Ginkgo biloba. 3. Manfaat Gymnospermae Tumbuhan Gymnospermae memiliki beberapa manfaat yang penting dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut: a. Bahan industri kertas, contohnya Podocarpus, Pinus, dan Agathis. b. Obat-obatan, contohnya Ginkgo biloba (getahnya untuk obat luka). c. Kosmetika, contohnya Ginkgo biloba, sebagai agen anti penuaan. B. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) Menurut Irnaningtyas (2013: ) Angiospermae (Yunani, angeion = wadah, sperma = biji) disebut juga Anthophyta (Yunani, anthos = bunga, phyton = tumbuhan), yang memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Berdasarkan kajian fosil yang pernah ditemukan, diduga Angiospermae ada di bumi sekitar 130 juta tahun silam. 1. Ciri-ciri tubuh Angiospermae Angiospermae memiliki ciri utama, yaitu bakal bijinya berada di dalam megasporofil yang termodifikasi menjadi daun bual (karpel) sehingga serbuk sari harus menembus jaringan daun buah untuk mencapai bakal biji dan membuahi ovum. Pada umumnya daun buah berdaging tebal.

30 36 Tubuh Angiospermae memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Ada yang berupa tumbuhan berbunga terkecil. Tubuhnya terdiri atas bagian akar, batang, daun dan bunga. 2. Siklus hidup Angiospermae Angiospermae bersifat heterospora. Bunga sporofit akan menghasilkan megaspora dan mikrospora. Siklus hidup Angiospermae adalah sebagai berikut. a. Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel induk mikrospora (2n). b. Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan mikrospora yang haploid (n). c. Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid (n). d. Pada bakal biji terdapat sel induk megaspora (2n). Sel induk megaspore membelah secara meiosis menghasilkan empat sel megaspore (n). Namun, hanya satu sel megaspora yang hidup, sedangkan tiga lainnya mengalami degenerasi (mati). e. Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau sel kantong embrio). Inti kandung lembaga membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut. f. Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung) serbuk sari yag intinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti.

31 37 g. Setelah buluh serbuk sari sampai di mikropil, inti vegetatif mengalami degenari. Inti sperma I (n) membuahi ovum (n) dan menghasilkan zigot (2n). Inti sperma II (n) membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n). Pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. h. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan makanan. Ketika bakal biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah yang melindungi biji dan membantu pemencarannya. 3. Klasifikasi Angiospermae 3.1 Dicotyledoneae (Magnoliopsida) Dicotyledoneae memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Keping berbelah dua. b. Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral terbuka. c. Batang dan akar memiliki kambium sehingga terjadi pertumbuhan sekunder dan dapat tumbuh membesar. d. Batang bercabang-cabang dengan ruas batang yang tidak jelas. e. Berakar tunggang. f. Bagian bunga berjumlah 4, 5 atau kelipatannya. Dicotyledoneae memiliki beberapa ordo yaitu: ordo Casuarinales, Capparales, Malvales, Myrtales, Fabales, Gentianales, Pipereales, Rosales, Solanales, Magnoliales, Caryophyllales, dan Sapindales Monocotyledoneae Monocotyledoneae memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

32 38 a. Keping biji tunggal atau satu. b. Berkas vaskuler bertipe kolateral tertutup. Letak xylem dan floem tersebar. c. Pada umumnya batang dan akar tidak memiliki kambium. d. Berdaun tunggal, kecuali pada kelompok palem. e. Bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatan tiga. Monocotyledoneae memiliki beberapa ordo yaitu ordo Liliales, Asparagales, Arecales, Poales, Zingiberales, Caryophyllales, dan Pandanales. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015) Sumber:Dokumentasi Pribadi (2015) (a) (b) Gambar 2.16 Contoh Angiospermae: (a) Monocotyledoneae: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)(b) Dicotyledoneae: kacang tanah (Arachis hypogea). 4. Peranan Angiospermae Tumbuhan Angiospermae dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia. Antara lain sebagai bahan makanan pokok (padi, jagung, ubi jalar), bahan sayuran (bayam, katuk, labu siam), dan bahan obat-obatan (kina, jahe, kunyit). 2.6 Hasil Penelitian yang Relevan

33 39 Menurut Marsa dan Sardianto (2013:156) dengan penelitiannya yang berjudul Pengenalan Bahasa Inggris untuk Anak Melalui Aplikasi Edukasi Berbasis Android, konten edukasi ternyata paling disukai oleh pengguna Android. Pada kuartal ke-3 tahun 2012 Android menduduki pasar paling besar dengan angka fantastis sebesar 75 %. Hal ini baik, karena pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan media pembelajaran berbasis Android, selain konten edukasi sangat disukai oleh pengguna Android, media pembelajaran yang dikembangkan ini juga dapat menjadi pembelajaran mandiri yang menarik, yang dapat membantu siswa dalam memahami materi. Media pembelajaran yang akan dikembangkan merupakan paket lengkap, dimana didalamnya terdapat kompetensi, materi Plantae, evaluasi dan pengetahuan umum mengenai tumbuhan, yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, video serta audio. Media ini juga akan mudah digunakan dengan tombol navigasi yang dikemas menarik, tetapi sederhana, sehingga tidak menyulitkan pengguna dalam mengoperasikan. Afifuddin (2013:93) menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan aplikasi mobile learning pada smartpone berbasis Android pada mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, setelah aplikasi diujicobakan kepada responden didapat hasil bahwa aplikasi berbasis Android yang memiliki tampilan yang mudah digunakan akan menarik perhatian. Hasil persentase pengujian yaitu sangat setuju 40%, setuju 43,4 %, netral 16, 6%, tidak setuju 0 % dan sangat tidak setuju 0%.

34 40

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Berkelas BAB 7 KINGDOM PLANTAE SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi CIRI-CIRI Multiseluler,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG Jl. Sultan Agung Utara No.7 Telp (0341)324768, Fax (0341)341530 Website : www.sman3malang.sch.id E - mail : snbi@sman3malang.sch.id Lampiran

Lebih terperinci

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) 19 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) A. DIVISIO BRYOPHYTA (LUMUT) a. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut Bryophyta adalah tumbuhan tidak berpembuluh

Lebih terperinci

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal

Lebih terperinci

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN BAB VIII DUNIA TUMBUHAN PENDAHULUAN CIRI-CIRI TUMBUHAN = 1. Memiliki akar, batang, dan daun. 2. Eukariotik, Multiseluler. 3. Dinding sel Selulosa (keras dan kaku) 4. Autotrof Fotosintesis (kloroplas) 5.

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24 DUNIA TUMBUHAN CIRI-CIRI TUMBUHAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN A.TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH B.TUMBUHAN BERPEMBULUH B.1.TIDAK BERBIJI B.2.BERBIJI B.2.1.GYMNOSPERMAE B.2.2.ANGIOSPERMAE Plant 1. 1/24 CIRI-CIRI

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) DUNIA TUMBUHAN A. Pendahuluan Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai di

Lebih terperinci

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE SUPER DIVISIO 1. THALOPHYTA 2. KORMOFITA FUNGI ALGAE LICHENES BERSPORA BERBIJI 7 ALGAE 1. DIVISIO : CYANOPHYTA Ganggang biru-hijau, contoh Oscilatoria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora Paku/Pteridophyta Tumbuhan paku adalah tumbuhan darat tertua yang ada sejak zaman Devon dan Karbon. Artinya telah hidup sejak 300 350 juta tahun yang lalu. Fosil paku merupakan sumber batu bara di bumi.

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal

Pembahasan Soal-soal Pembahasan Soal-soal 1. Contoh tumbuhan paku yang termasuk jenis tumbuhan paku heterospora adalah... a. Platycerium sp. b. Lycopodium sp. c. Marsilea sp. d. Asplenium nidus e. Equisetum sp. Pembahasan

Lebih terperinci

Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply

Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang banyak dimanfaatkan manusia. Hewanpun bergantung pada tumbuhan sebagai

Lebih terperinci

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

KINDOM PLANTAE. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

KINDOM PLANTAE. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013 KINDOM PLANTAE Drs. Refli., MSc Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua 16-25 Juli 2013 Ciri-ciri Kingdom Plantae?? (10 mnt) eukariotik multiseluler sel-sel diferensiasi dan

Lebih terperinci

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2013/2014 Pokok Bahasan : Keanekaragaman Tumbuhan

Lebih terperinci

10/8/2014. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

10/8/2014. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Keanekaragaman Tumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tumbuhan Paku (Pteridophyta ) Dunia tumbuhan secara umum dibagi mejadi 5 kelompok besar dalam divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang

Lebih terperinci

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah

Lebih terperinci

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 Pendahuluan Istilah tumbuh-tumbuhan digunakan karena tumbuhnya liar dan bersifat alami, sedangkan tanaman untuk jenis yang dibudidayakan. Dari dua istilah tersebut,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6 1. Pada metagenesis terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan fase sporofit. Fase sporofit adalah fase yang menghasilkan...

Lebih terperinci

Copyright Provide Free Tests and High Quality

Copyright Provide Free Tests and High Quality BAB - 1 KLASFKAS MAHLUK HDUP KNGDM Virus Monera Protista Mycota/fungi Plantae/ tumbuhan Animalia/hewan KETEANGAN Virus dapat digolongkan kep makhluk hidup karena mampu berproliferasi/berkembangbiak p sel/jaringan

Lebih terperinci

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut Analisis Artikel Tumbuhan Lumut Pendahuluan Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut

Lebih terperinci

Ciri-ciri Spermatohyta

Ciri-ciri Spermatohyta Ciri-ciri Spermatohyta Memiliki biji Memiliki jaringan pengangkut (xylem dan Floem) Dibedakan atas Gymnospermae (berbiji terbuka), dan Angiospermae (Berbiji tertutup) Gymnospermae (berbiji terbuka) berbiji

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARA KABUPATEN PIDIE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARA KABUPATEN PIDIE EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUTIARA KABUPATEN PIDIE SKRIPSI Diajukan Oleh ERNA MAULIZA Mahasiswa Fakultas Tarbiyah

Lebih terperinci

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan Bab VII Dunia Tumbuhan Sumber: Tetumbuhan TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat: 1. mengidentifikasi, membedakan, dan mengomunikasikan ciri-ciri divisi dalam kingdom Plantae; 2.

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

17.1 What is a plant?

17.1 What is a plant? LUMUT (BRYOPHYTA) 17.1 What is a plant? Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang mampu: 1. berfotosintesis, 2. multiseluler dan 3. eukariotik. 17.5 Klasifikasi Filogeni pada Tumbuhan Radiation of flowering

Lebih terperinci

Tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

Tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) =====================================Plantae=================================== A. Ciri Umum Kingdom Plantae 1. Eukariotik 2. Multiseluler 3. Memiliki dinding sel yang tersusun atas selulosa 4. Autotrof

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tumbuhan Paku Tumbuhan paku dalam dunia tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisio Pteridophyta (pteris : bulu burung, phyta : tumbuhan ) yang diterjemahkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. AGATHIS DAMMARA WARB. Botani Agathis alba Foxw. Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb. Damar Pohon, tahunan, tinggi 30-40 m. Tegak, berkayu,

Lebih terperinci

Kingdom Plantae. Presented by Hari Prasetyo

Kingdom Plantae. Presented by Hari Prasetyo Kingdom Plantae Presented by Hari Prasetyo Kelompok Plantae Tum mbuhan Tumbuhan Tidak Berpembuluh (non-tracheophyta) Tumb. Lumut (Bryophyta) Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta) Tumb. Paku (Pteridophyta)

Lebih terperinci

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut : TUMBUHAN PINUS Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut : -Kerajaan : Plantae - Divisi : Spermatophyta - Anak Divisi : Gymnospermae - Kelas : Coniferae atau Coniferinae -

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

Bab 7: Kingdom Plantae Dunia Tumbuhan 1

Bab 7: Kingdom Plantae Dunia Tumbuhan 1 Bab 7: Kingdom Plantae Dunia Tumbuhan 1 Pendahuluan... 2 Bryophyta... 2 Pteridophyta... 9 Spermatophyta... 14 Kegiatan... 25 Latihan Soal Kingdom Plantae... 26 Lampiran... 34 Daftar Pustaka... 36 Bab 7:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Spora Definisi umum spora adalah unit reproduksi baik seksual maupun aseksual pada bakteri, algae, fungi, dan sebagian tumbuhan seperti lumut dan tumbuhan paku. Menurut

Lebih terperinci

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PLANTAE 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, yaitu tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian utama yaitu akar,

Lebih terperinci

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5 ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN Pertemuan Ke-5 Bunga Buah Biji Daun Akar Batang AKAR Mengokohkan tegaknya tumbuhan Menyerap air dan garam mineral serta mengalirkannya ke batang dan daun Menyimpan

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU 1:32 AM NGURAH I. TUJUAN menjelaskan struktur Tubuh paku beserta fungsinya dan mengamati struktur sporofit dan gametofit paku. II.DASAR TEORI Tumbuhan Paku merupakan golongan

Lebih terperinci

KINGDOM PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN)

KINGDOM PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN) KINGDOM PLANTAE (DUNIA TUMBUHAN) Tumbuhan adalah : organisme eukaryotik, multisel, berklorofil, memiliki dinding sel, autotrop Dunia tumbuhan dikelompokan menjadi tumbuhan tidak berpembuluh atau non- tracheophyta

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN Anggota kelompok : KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup Kerjakanlah berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TUMBUHAN

KLASIFIKASI TUMBUHAN KLASIFIKASI TUMBUHAN Berdasarkan klasifikasi lima kingdom maka kingdom Plantae (tumbuhan ) dibagi ke dalam beberapa filum yakni Lumut ( Bryophita ), Paku-pakuan (Pteridhophyta), serta tumbuhan berbiji

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho

TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE Oleh : Gabryna Auliya Nugroho 105040201111165 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN AGROEKOTEKNOLOGI MALANG 2010 Tumbuhan biji (Spermatophyta) Dibagi

Lebih terperinci

Makalah Botani Tumbuhan Rendah

Makalah Botani Tumbuhan Rendah Makalah Botani Tumbuhan Rendah Paku Putba Psilophytinae Di susun oleh: Debby C.Runtu Wulan Engka Rifke Onibala UNIVERSITAS NEGRI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA Gymnospermae termasuk tumbuhan berbiji. Berdasarkan pada jaringan yang melindungi bakal biji (ovulum) dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup? Apa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan? Apakah metamorfosisi itu? Apakah

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI TAHUN 2015/2016 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin.

Lebih terperinci

TES (ASPEK KOGNITIF)

TES (ASPEK KOGNITIF) TES (ASPEK KOGNITIF) 1. Berdasarkan pernyataan di bawah ini manakah yang bukan merupakan karakteristik pada semua tumbuhan berbunga? a. fertilisasi ganda b. adanya scutellum c. embrio tumbuhan dilindungi

Lebih terperinci

BAB 8. PLANTAE. Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd

BAB 8. PLANTAE. Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd BAB 8. PLANTAE Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd Kompetensi Dasar: 3.1 Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik DUNIA TUMBUHAN Ciri-ciri tumbuhan : - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik - Beradaptasi terhadap lingkungan darat - Mempunyai pergiliran keturunan : - Generasi saprofit

Lebih terperinci

Mengenal Dunia Tumbuhan (Plantae)

Mengenal Dunia Tumbuhan (Plantae) Bab7 Mengenal Dunia Tumbuhan (Plantae) Coba kalian lihat indahnya bunga yang mekar, mencium aroma basah di pagi hari saat embun menempel pada dedaunan. Tumbuhan memberi warna pada dunia. Tumbuhan beraneka

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN JARINGAN MERISTEM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN Adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. CIRI-CIRI : 1.Dinding

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor... 1. Perhatikan pernyataan di bawah ini 1). Bersifatreversible 2). Bersifat irreversible 3). Menuju ke arah dewasa 4). Jumlah dan ukuran sel semakinmeningkat 5). Perubahan dari kecil jadi besar SMP kelas

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011 FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan Delayota Science Club April 2011 Reproduksi Tumbuhan Tumbuhan melakukan perkembangbiakan (reproduksi) sebagai bagian dari siklus hidupnya. Reproduksi tumbuhan dibagi

Lebih terperinci

PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009

PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009 PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009 Evolusi Tumbuhan Berpembuluh Asal muasal tumbuhan berasal dari tumbuhan air (alga). Air merupakan medium yang ideal bagi tumbuhan hidup, karena menyediakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. deskriptif diperoleh hasil penelitian yaitu rata-rata reliabilitasnya 97,5%, 41,6 dan U2 yaitu 85 (terjadi peningkatan sebesar 43,4).

BAB V PENUTUP. deskriptif diperoleh hasil penelitian yaitu rata-rata reliabilitasnya 97,5%, 41,6 dan U2 yaitu 85 (terjadi peningkatan sebesar 43,4). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw pada materi Kingdom Plantae dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas X SMU Swasta

Lebih terperinci

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan 05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Funaria merupakan salah satu marga dari kelas bryopsida yang merupakan kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkatan perkembangannya diantara ketiga kelas briopyta.

Lebih terperinci

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Cara Perkembangbiakan Tumbuhan Kompetensi Dasar :2.1 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan Tumbuhan Dapat Berkembang Biak Secara Generatif Maupun Vegetatif 1. Tumbuhan Berkembang Biak

Lebih terperinci

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI Daftar Isi.. 1 Kata Pengantar.. 2 Standar Kompetensi. 3 Indikator Pembelajaran... 4 Tujuan Pembelajaran. 4 Bagian-bagian

Lebih terperinci

CIRI CIRI KACANG TANAH

CIRI CIRI KACANG TANAH CIRI CIRI KACANG TANAH 1. Kacang tanah (Arachis hypogaea) adalah tanaman dari keluarga kacang polong, satu famili dengan tanaman pangan lain seperti lentil, kacang kedelai dan buncis. 2. Meskipun dari

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam rangka menghindari kesalahpahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan berikut ini. 1. Perubahan konsepsi siswa yang dimaksud

Lebih terperinci

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 DUNIA TUMBUHAN Pokok Bahasan: Asal-usul dan karakter tumbuhan Keanekaragaman tumbuhan Siklus hidup dan pergiliran generasi Tumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran itu sendiri adalah suatu kerangka konseptual yang. pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran itu sendiri adalah suatu kerangka konseptual yang. pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran itu sendiri adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup A. Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot akan tumbuh dan berkembang hingga terbentuk

Lebih terperinci

Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT. Klasifikasi Tanaman

Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT. Klasifikasi Tanaman Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT Klasifikasi Tanaman Klasifikasi Tanaman Karakter tumbuhan lumut Dinding sel tersusun atas selulosa. Daun lumut tersusun

Lebih terperinci

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Perkembangbiakan merupakan salah satu ciri kehidupan untuk mempertahankan jenisnya. Oleh karena itu berkembangbiak merupakan ciri yang melekat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara berkembang selalu berusaha untuk mengejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Khususnya dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (AKAR, BATANG, DAUN, BUNGA, BUAH, DAN BIJI) I. A K A R Berdasarkan asalnya, akar ada 2 macam : 1. Akar Primer : Akar pertama yang tumbuh dari lembaga yang terkandung

Lebih terperinci

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti. PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH Oleh: Desti Indriyanti Destiindriyanti11@gmail.com FKIP UMRAH, Kepulauan Riau Abstrak Tumbuhan paku atau pterydophyta merupakan

Lebih terperinci

KELAS MUSCI(LUMUT DAUN)

KELAS MUSCI(LUMUT DAUN) KELAS MUSCI(LUMUT DAUN) Oleh Bella Pertiwi (1513024061) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

ALAM PLANTAE FILUM/DIVISI : SPERMATOFITA / FENAROGAM SUBDIVISI : GIMNOSPERMAE & ANGIOSPERMAE

ALAM PLANTAE FILUM/DIVISI : SPERMATOFITA / FENAROGAM SUBDIVISI : GIMNOSPERMAE & ANGIOSPERMAE ALAM PLANTAE FILUM/DIVISI : SPERMATOFITA / FENAROGAM SUBDIVISI : GIMNOSPERMAE & ANGIOSPERMAE Hakcipta G. Rusea DIVISI SPERMATOFITA divisi terbesar dlm alam tumbuhan ciri umum penghasilan biji 2 subdivisi

Lebih terperinci

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN Anggota kelompok : KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup Kerjakanlah berbagai macam aktivitas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3.

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3. SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.3 1. Jenis organisme dan cara reproduksi yang tepat adalah... Jahe -Stolon

Lebih terperinci

Gymnospermae. Modul 1 PENDAHULUAN

Gymnospermae. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Gymnospermae M PENDAHULUAN Dr. Agus Pudjoarinto, S.U. odul ini membahas tentang Praktikum mengenai beberapa golongan tumbuhan yang termasuk Gymnospermae. Sebelum melaksanakan praktikum dari modul

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12 1. Urutan takson yang paling tepat untuk hewan adalah... Divisi-kelas-ordo-famili-genus-spesies Divisi-famili-kelas-genus-spesies

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBASIS HERBARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 COMAL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh, maka bagian ini disajikan data kegiatan pembelajaran oleh guru dengan model pembelajaran

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1 1. Berikut ini merupakan beberapa fungsi daun pada tumbuhan, kecuali Tempat

Lebih terperinci

Kantor Pusat: Jln. Tgh Abdul Qadir Dusun Tanak Malit Utara Desa Masbagik Selatan Kec. Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat CP.:

Kantor Pusat: Jln. Tgh Abdul Qadir Dusun Tanak Malit Utara Desa Masbagik Selatan Kec. Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat CP.: Kantor Pusat: Jln. Tgh Abdul Qadir Dusun Tanak Malit Utara Desa Masbagik Selatan Kec. Masbagik, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat CP.:+6287763055909. Web: lpk-balaiterampil.blogspot.com email:lpkbalaitermpil@gmail.com

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

TUMBUHAN TINGKAT RENDAH TUMBUHAN TINGKAT RENDAH I. CIRI-CIRI DAN PEMBAGIAN TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (CRYPTOGAMAE) Ciri-ciri tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae) : a. Organ tubuh berupa thallus digolongkan kedalam thallophyta.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga. Pada proses pembelahan, pembesaran dan diferensiasi sel-sel

Lebih terperinci