PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PERTAMINA IDE GILA ENERGY COMPETITION 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PERTAMINA IDE GILA ENERGY COMPETITION 2017"

Transkripsi

1 PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PERTAMINA IDE GILA ENERGY COMPETITION 2017 Proposal dibuat dalam format Pdf Ketentuan umum: 1. Proposal ini agar diberi header DGil.2017_ [Judul Ide Gila]. 2. Proposal ditulis sesuai dengan format yang telah disediakan 3. Proposal yang telah dilengkapi agar di submit dalam format ukuran A4, arial 11 point dalam bentuk PDF. 4. Peserta dapat melampirkan summary, gambar, chart, grafik, diagram atau datadata lain untuk Ide Bisnis New & Renewable Energy (NRE) Inovatif sebagai lampiran dibelakang setelah Business Model Canvas (BMC). 5. Harap dicatat bahwa sub-pertanyaan hanya sebagai pedoman untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Anda dapat menambahkan informasi tambahan jika diperlukan

2 PROPOSAL PERTAMINA IDE GILA ENERGY COMPETITION TAHUN 2017 Judul Invensi/Inovasi: Pemanfaatan nira nipah (Nypa fruticans) sebagai sumber alternatif bioetanol gel yang ramah lingkungan Bidang Invensi/Inovasi Teknologi: Produk Bioetanol Gel Disusun oleh: Arif Habibal Umam, S.Si., M.Sc. Adian Aristia Anas, S.T., M.Sc. PT PERTAMINA ( PERSERO ) TAHUN 2017

3 JUDUL USULAN INVENSI/INOVASI (Mohon gunakan bahasa populer) Pemanfaatan nira nipah (Nypa fruticans) sebagai sumber alternatif bioetanol gel yang ramah lingkungan A. IDENTITAS INVENTOR/INOVATOR 1. Nama Pengaju Usulan Arif Habibal Umam, S.Si., M.Sc. Adian Aristia Anas, S.T., M.Sc. (nama pengusul atau nama penanggung jawab, jika kelompok) 2. Alamat Kontak Jalan T. Iskandar Lr. Puta Blang No. 3 Kompleks Griya Nuri Indah Kelurahan Ceurih Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Kode Pos Propinsi Aceh Telepon: HP Fax arifhabibalumam@yahoo.com 3. Profil Anggota (jika pengusul lebih dari 1 orang) No. Nama Pekerjaan Tempat, Tgl Lahir 1. Arif Habibal Umam, S. Si., M.Sc Dosen Krueng Ceh Seunagan, Adian Aristia Anas, S.T., M.Sc Dosen Desa Rawa, Darimana anda pertama kali mengetahui Pertamina Ide Gila Energy Competition 2016? (beri tanda yang sesuai dan bisa lebih dari satu) Brosur Internet/ website/ Televisi Radio Koran/Majalah NGO/LSM Universitas/ Lembaga Penelitian X Orang lain Lainnya, sebutkan 5. Apakah invensi/inovasi ini pernah mendapatkan bantuan dari pihak lain? (beri tanda yang sesuai ) Pernah, sebutkan pihak yang memberi dan nama program (jika ada) X Belum pernah. 3

4 B. DESKRIPSI TEKNIS 1. Tahapan Invensi/Inovasi saat ini (beri tanda yang sesuai dan bisa lebih dari satu) Ide Dasar Desain/Rancangan Teknis Model/Prototipe Prototipe Teruji Produksi Skala Terbatas Lain-lain, sebutkan 2. Jenis Invensi/Inovasi (beri tanda yang sesuai dan bisa lebih dari satu) X Produk X Teknologi Proses Lain-lain, sebutkan bahan baku 3. Latar Belakang Invensi/Inovasi a. Uraikan masalah teknis yang ingin diatasi (max 100 kata) Pesisir Aceh Barat merupakan salah satu kawasan yang memiliki hutan mangrove paling luas di Aceh. Di wilayah ini, tanaman Nipah (Nypa fruticans) merupakan salah satu penyusun vegetasi mangrove yang belum banyak dimanfaatkan, baik sebagai sumber pangan maupun energi alternatif. Nipah termasuk kelompok tumbuhan suku palem (familia: Arecaceae), merupakan vegetasi khas pantai (daerah pasang surut) yang menghasilkan nira. Di daerah lain, nira nipah sudah banyak dimanfaatkan sebagai sumber penggganti gula. Buah nipah diolah menjadi kolang kaling dan buah nipah muda dapat pula dijadikan jus. Nira nipah sudah ada pula yang menjadikan sumber energi alternatif yaitu sebagai bioetanol berbentuk cair. b. Tujuan umum invensi/inovasi yang Anda ajukan untuk mengatasi masalah teknis dan kelemahan/kekurangan teknologi yang sudah ada/ terdahulu (max 100 kata) Pada bagian ini penjelasan rinci belum perlu Bioetanol cair dinilai kurang aman karena mudah terbakar dan tidak praktis. Penduduk di pesisir Aceh Barat sejak beberapa tahun terakhir mengalami masalah kelangkaan minyak tanah. Pemanfaatan nira nipah sebagai sumber alternatif bahan pembuatan bioetanol gel diyakini akan dapat mengatasi kelangkaan energi tersebut, sekaligus melestarikan hutan mangrove. Tujuan inovasi ini yaitu menciptakan bioetanol gel dari sumber bahan baku alternatif yaitu nipah, sehingga tidak terjadi konflik dengan sumber bioetanol dari pangan seperti singkong atau aren. Produk inovasi dapat menjadi sumber energi yang aman penggunaannya bagi masyarakat serta sangat ramah lingkungan karena pemanfaatannya berasal dari nipah yang merupakan vegetasi mangrove 4

5 pelindung abrasi pantai. 4. Bagaimana penemuan ini akan diimplementasikan (max 100 kata) Penemuan bioetanol gel dapat diimplementasikan kepada masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan pesisir pantai, di mana banyak terdapat tumbuhan nipah. Masyarakat target dapat berprofesi sebagai nelayan, pemandu wisata, atau wirausahawan lainnya yang berpenghasilan rendah sehingga membutuhkan sumber-sumber energi alternatif yang murah dan aman. Di pesisir Aceh Barat pun telah lama terjadi kelangkaan minyak tanah, sehingga masyarakat miskin biasanya menggunakan kayu bakar untuk bahan bakar saat memasak. Tentu saja, cara-cara seperti menyebabkan kerusakan hutan karena kayu bakar biasanya diperoleh dari hutan dengan menebang pohon, termasuk pula hutan bakau. Karena arang yang dihasilkan dari tanaman bakau sangat baik. C. Status HKI atas Invensi/Inovasi 1. Pihak-pihak yang telah terlibat dalam kegiatan pengembangan substansi Invensi/Inovasi yang diajukan (diisi jika ada) Sebutkan nama-nama pihak lain selain tim inventor/inovator yang disebutkan dan perannya dalam usulan Invensi/Inovasi saat in terutama berkaitan dengan pengembangan ide atau substansi invensi/teknologi a. [nama 1], peran sebagai [peran 1] b. [nama 2], peran sebagai [peran 2] c. dan seterusnya 2. Pihak-pihak yang telah terlibat dalam pendanaan dan/atau fasilitas kegiatan pengembangan Invensi/Inovasi yang diajukan (diisi jika ada) Sebutkan nama-nama pihak yang terlibat pendanaan kegiatan pengembangan invensi/inovasi saat ini terutama penyediaan dana dan/atau fasilitas.. a. [nama 1], [jumlah 1] b. [nama 2], [jumlah 2] c. dan seterusnya 3. Publikasi Invensi/Inovasi yang diajukan (diisi jika ada) Sebutkan judul, nama media publikasi jika berupa tulisan atau nama acara (event), jika berupa seminar atau pameran dan waktu publikasi (tahun) a. [Judul 1], [nama media/acara 1], [tahun 1] b. [Judul 2], [nama media/acara 2], [tahun 2] c. dan seterusnya 4. Status Pendaftaran HKI/Paten terkait invensi/inovasi yang diajukan (diisi jika ada) 5

6 Sebutkan judul dan nomor pendaftaran atau nomor sertifikat (bisa lebih dari satu) D. POTENSI PENGGUNA 1. Seberapa besar potensi pengguna? Uraikan jenis usaha/sektor dan skala usaha industri/ukm yang berpotensi menjadi pengguna teknologi Anda Penggunaan bioetanol gel di masa depan di wilayah pesisir Aceh Barat sangat potensial dan dapat mencapai lebih dari 100 Kepala Keluarga (KK). Sektor yang berpotensi menggunakan produk inovasi ini adalah rumah tangga, warung makan dan/atau cafe-cafe di pesisir pantai tempat inovasi produk ini dilakukan. Serta sektor pariwisata yaitu kegiatan-kegiatan perkemahan pelajar atau mahasiswa di alam khususnya di pantai. Bioetanol gel merupakan sumber energi alternatif yang sangat aman dan praktis digunakan untuk kegiatankegiatan tersebut. 2. Siapa target pengguna hasil invensi/inovasi ini? (Boleh diisi pada salah satu atau keduanya) a. Industri atau UKM Uraikan jenis usaha/sektor dan skala usaha industri/ukm yang berpotensi menjadi pengguna teknologi Anda UKM atau Industri yang dapat memanfaatkan produk inovasi bioetanol gel dari nira nipah yaitu warung makan, cafe-cafe di pesisir pantai, penyedia jasa wisata atau pemandu wisata b. Perorangan atau kelompok masyarakat Uraikan profil singkat perorangan/kelompok masyarakat yang berpotensi menjadi pengguna teknologi Anda Rumah tangga yang berada di pesisir pantai merupakan kelompok target yang paling potensial, terutama jika di daerah tersebut terjadi kelangkaan bahan bakar seperti minyak tanah, seperti kasus yang terjadi di wilayah pesisir Aceh Barat. Wisatawan-wisatawan yang datang untuk berwisata atau berkemah di wilayah pesisir Aceh Barat pun dapat memanfaatkan produk inovasi ini. 6

7 3. Apa hambatan utama untuk komersialisasi invensi/inovasi ini? Uraikan permasalahan atau hambatan yang mungkin dapat dihadapi untuk melakukan komersialisasi invensi Hambatan utama yang mungkin terjadi adalah faktor kebiasaan masyarakat. Masyarakat Aceh terutama di pesisir barat masih kurang familiar dengan pemakaian Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan yang intensif kepada masyarakat mengenai ketersediaan bahan baku energi alternatif yang murah dan melimpah dari Nipah. Selain itu, masyarakat pun akan mendapat penghasilan tambahan dari pekerjaan menderes nira nipah dan menghemat pengeluaran untuk bahan bakar dari penggunaan energi tersebut. E. POTENSI MANFAAT/DAMPAK 1. Apa manfaat sosial-ekonomi dari invensi/inovasi teknologi bagi pengguna dan/atau masyarakat sekitar? Sebutkan manfaat sosial-ekonomi hasil invensi/inovasi yang diajukan terhadap pengguna teknologi dan/atau masyarakat sekitar. Jika memungkinkan, bisa disebutkan ukurannya (waktu, biaya, sumber daya, output). Contoh: Potensi nira nipah yang akan dihasilkan yaitu liter/ha/tahun, sehingga jumlah bioetanol yang dihasilkan yaitu 4000 liter/ha/tahun dengan asumsi 40% pohon nipah menghasilkan nira. Mengurangi konsumsi bahan bakar minyak tanah sebesar 20 liter/kk/bulan sehingga pengguna dapat menghemat biaya rupiah/bulan jika beralih ke bioetanol gel nipah Meningkatkan pendapatan keluarga/masyarakat penderes nira nipah sebesar rupiah/bulan dengan asumsi setiap penderes menghasilkan 500 liter nira nipah/bulan dari 1 hektar lahan Menciptakan lapangan kerja baru sebanyak minimal 50 orang yang tinggal di pesisir pantai Aceh Barat yang mau menderes nira nipah untuk bahan baku bioetanol gel Mencegah bahaya pemakaian minyak tanah oplosan yang telah banyak menelan korban jiwa 2. Apa manfaat invensi/inovasi bagi lingkungan? Sebutkan manfaat hasil invensi/inovasi yang diajukan bagi lingkungan. Contoh: Mengenalkan bentuk energi alternatif unik (bioetanol gel) kepada masyarakat Memanfaatkan Sumber Daya Alam yaitu nira nipah yang selama ini terabaikan Memanfaatkan bahan baku lokal Indonesia (pesisir Aceh Barat) Mengurangi jumlah emisi Gas Rumah Kaca Mengurangi pemakaian energi fosil seperti kerosin (minyak tanah) Meningkatkan pemakaian sumber energi terbarukan yang aman dan ramah lingkungan Menjaga kelestarian tumbuhan nipah sebagai penyusun vegetasi hutan 7

8 mangrove Secara tidak langsung mencegah abrasi pantai dan mengurangi dampak gelombang tsunami F. LAMPIRAN Lampirkan Gambar/Ilustrasi/Tabel/Grafik/Foto (jika diperlukan untuk mendukung uraian invensi/inovasi) (Masing-masing diberi nomor dan judul serta dibuat pada halaman terpisah) Tempat : Banda Aceh Tanggal: 05 Maret 2017 Tanda tangan Arif Habibal Umam Adian Aristia Anas (ditandatangani oleh seluruh anggota tim, jika pengaju lebih 1 satu orang) Pernyataan: Dengan menandatangani proposal untuk dapat berpartisipasi dalam Pertamina Ide Gila Energy Competition 2017, maka saya/kami menyatakan bahwa invensi/inovasi yang kami ajukan benar-benar merupakan hasil penelitian dan/atau pengembangan kami sendiri dan bukan merupakan invensi/inovasi orang lain atau hasil penjiplakan dari invensi/inovasi orang lain. Saya/kami juga menyatakan bahwa semua informasi yang diberikan pada proposal ini adalah benar sejauh pengetahuan saya/kami. Jika ternyata informasi yang saya berikan tidak benar dan secara sengaja bermaksud mengelabui untuk memperbesar peluang saya/kami terpilih menjadi juara Pertamina Ide Gila Energy Competition 2017, maka kami akan mentaati segala keputusan yang akan diambil PT Pertamina (Persero) menyangkut keberlanjutan dukungan pendanaan dan mentoring program PT Pertamina (Persero), demikian juga yang berhubungan dengan aset yang timbul dari program ini dan apabila ada konsekuensi hukum akibat adanya tuntutan dari pihak lain yang merasa dijiplak, maka akan menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya. 8

9 Desain kemasan produk Nipanol Gel (Bioetanol gel nipah) 9

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL. Deskripsi singkat dibuat rangkap 4 (empat) dan diterima paling lambat di Sekretariat RAMP-IPB pada 31 Mei 2007.

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL. Deskripsi singkat dibuat rangkap 4 (empat) dan diterima paling lambat di Sekretariat RAMP-IPB pada 31 Mei 2007. PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL Deskripsi singkat dibuat rangkap 4 (empat) dan diterima paling lambat di Sekretariat RAMP-IPB pada 31 Mei 27. Ketentuan umum: 1. Deskripsi singkat diketik pada kertas ukuran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Proposal Inovasi Teknologi Untuk Mengikuti Pelatihan Intensive-Student Technopreneursip Program 2014

Lampiran 1. Formulir Proposal Inovasi Teknologi Untuk Mengikuti Pelatihan Intensive-Student Technopreneursip Program 2014 Lampiran 1. Formulir Proposal Inovasi Teknologi Untuk Mengikuti Pelatihan Intensive-Student Technopreneursip Program 2014 (i-step 2014) Recognition And Mentoring Program- Institut Pertanian Bogor (RAMP-IPB)

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM TECHNOPRENEURSHIP MAHASISWA Program Pelatihan Intensif 2007 RAMP - IPB

PANDUAN PROGRAM TECHNOPRENEURSHIP MAHASISWA Program Pelatihan Intensif 2007 RAMP - IPB PANDUAN PROGRAM TECHNOPRENEURSHIP MAHASISWA Program Pelatihan Intensif 2007 RAMP - IPB Pendahuluan Program Technopreneurship Mahasiswa merupakan salah satu program RAMP (Recognition and Mentoring Program)

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2013 (i-step 2013) Sekretariat: Jl. Raya Pajajaran No. 1 Kampus IPB Baranangsiang, Pintu 3, Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tel/Fax: +62 251 8317386

Lebih terperinci

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3

Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 2 No. 1 Maret 2018 e. ISSN: Boy Riza Juanda 1, Syukri Risyad 2, Hanisah 3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Buah Nipah (Nypa Fruticans, Wurmb) Menjadi Berbagai Produk Olahan Dan Pembentukan Sentra Industri Kecil Di Kecamatan Langsa Timur Kota Langsa Boy Riza Juanda

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2014 (i-step 2014) Sekretariat: Jl. Raya Pajajaran No. 1 Kampus IPB Baranangsiang, Pintu 3, Bogor 16127, Jawa Barat, Indonesia Tel/Fax: +62 251 8317386

Lebih terperinci

PANDU PROGRAM- BOGOR

PANDU PROGRAM- BOGOR PANDU AN PROGRAM PENGEMBANGAN PROTOTIPE 2014 (Prototype Development Program) 2014 RECOGNITION AND MENTORING PROGRAM- INSTITUTT PERTANIAN BOGOR ( RAMP-IPB) BOGOR PENDAHULUAN Program Pengembangan Prototipe

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2011 (i-step 2011)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2011 (i-step 2011) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2011 (i-step 2011) 2011 RECOGNITION AND MENTORING PROGRAM- INSTITUT PERTANIAN BOGOR (RAMP-IPB) BOGOR Pendahuluan Recognition and Mentoring Program-Institut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah mengurangi beban subsidi Pemerintah terhadap minyak tanah, mengalokasikan kembali minyak

Lebih terperinci

KRENOVA KABUPATEN BOYOLALI TH. 2017

KRENOVA KABUPATEN BOYOLALI TH. 2017 KRENOVA KABUPATEN BOYOLALI TH. 2017 PANDUAN LOMBA KREATIVITAS DAN INOVASI (KRENOVA) KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2017 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Visi Misi Bupati Boyolali Pro Investasi Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, lebih dari 81.000 KM garis pantai dan 17.508 pulau yang membentang

Lebih terperinci

PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM (i-step 2010)

PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM (i-step 2010) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2010 (i-step 2010) 2010 RECOGNITION AND MENTORING PROGRAM- INSTITUT PERTANIAN BOGOR (RAMP-IPB) BOGOR Pendahuluan Recognition and Mentoring Program-Institut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018 KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan energi baru dan energi baru terbarukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh di daerah-daerah perbukitan dengan curah hujan yang relatif tinggi. Awalnya aren merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Orisinalitas (State of the Art) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkurangnya sabuk hijau (green belt) di Indonesia terutama didaerah Jakarta, disebabkan oleh gelombang air laut yang langsung mengenai daratan sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable).jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun batu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Djeni Hendra, M.Si. Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, 11-12 Mei 2016

Lebih terperinci

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI GAPLEK GANYONG (Canna edulis Kerr.) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI GAPLEK GANYONG (Canna edulis Kerr.) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI GAPLEK GANYONG (Canna edulis Kerr.) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir bukan merupakan pemisah antara perairan lautan dengan daratan, melainkan tempat bertemunya daratan dan perairan lautan, dimana didarat masih dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

MARITIME YOUTH COMPETITION

MARITIME YOUTH COMPETITION MARITIME YOUTH COMPETITION MYCompetition Pengantar (GPMI) melalui Program Jaringan dan Komunikasi (Desa Pesisir dan Pulau Kecil) menyelenggarakan kegiatan Indonesian Maritime Youth Festival. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat

Lebih terperinci

Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha

Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha Manfaat limbah menjadi sumber energi bagi dunia usaha Bayangkan jika limbah diubah menjadi sumber energi Masih banyak rumah tangga dan dunia usaha di Indonesia yang memiliki akses terbatas untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, kehidupan sebagian besar masyarakatnya adalah ditopang oleh hasil-hasil pertanian dan pembangunan disegala bidang industri jasa

Lebih terperinci

Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 Buku Pedoman PENGHARGAAN ENERGI MENUJU DESA MANDIRI ENERGI DI JAWA TENGAH TAHUN 2015 JA W A-TENG A H PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Madukoro AA-BB No. 44 Telp.

Lebih terperinci

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2012 (i-step 2012)

PANDUAN. INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2012 (i-step 2012) PANDUAN INTENSIVE-STUDENT TECHNOPRENEURSHIP PROGRAM 2012 (i-step 2012) Sekretariat: Jl. Raya Pajajaran No. 1 Kampus IPB Baranangsiang, Pintu 3 Bogor 16144, Jawa Barat, Indonesia Tel/Fax: +62 251 8317386

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kaya yang dikenal sebagai negara kepulauan. Negara ini memiliki banyak wilayah pesisir dan lautan yang terdapat beragam sumberdaya alam. Wilayah

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring prediksi peningkatan jumlah penduduk tahun 2023 sebayak 400 juta orang, maka kebutuhan sandang papan, pangan dan enegi juga meningkat. Disisi lain terjadi

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Djeni Hendra, MSi. Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cirebon, 5 April 2016 Outline

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah energi yang dimiliki Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi di sektor industri (47,9%), transportasi (40,6%), dan rumah tangga (11,4%)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di beberapa tempat terpencil mengalami kelangkaan pasokan. Oleh karena itu sudah saatnya Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi pertukaran materi

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

Teknologi Pengolahan. Bioetanol Teknologi Pengolahan Djeni Hendra, MSi Bioetanol Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogyakarta, 11 Februari 2016 Outline I Latar

Lebih terperinci

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS INOVATOR : 1. SLAMET WAHYUDI Bidang Energi PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN JL. Basuki Rahmat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai tumbuhan, hewan, dan mikrobia yang berinteraksi dengan lingkungan di habitat mangrove (Strategi Nasional

Lebih terperinci

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK RAFIKA DEWI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi 2016 Dosen pembimbing: Bapak Ahmad Ma ruf, S.E., M.Si.

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini pertumbuhan penduduk dunia semakin meningkat. Dunia yang kita tempati terdiri atas 195 negara dengan jumlah penduduk sebanyak 7.256.490.011 jiwa (CIA World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan minyak tanah dalam kehidupannya sehari hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah konsumsi BBM yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggunaan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggunaan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang terus menerus melakukan pembangunan nasional. Dalam mengahadapi era pembangunan global, pelaksanaan pembangunan ekonomi harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda masyarakat. Kelangkaan tersebut menimbulkan tingginya harga-harga bahan bakar, sehingga masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PRT/M/2017PRT/M/2017 TENTANG PENYEDIAAN RUMAH KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan bakar (minyak, gas dan batu bara) merupakan persoalan yang krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG Ellyza Nurdin, Salam N.Aritonang, Elly Roza Fak. Peternakan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4 1. Penanaman pohon bakau di pinggir pantai berguna untuk mencegah.. Abrasi Erosi Banjir Tanah longsor Jawaban a Sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal TINJUAN PUSTAKA Ekosistem Mangrove Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau (bahasa Indonesia), selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat

Lebih terperinci

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah. Sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga menjadi salah satu indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan selain

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di wilayah pesisir yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut air laut tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Konsumsi bahan bakar fosil dan kebutuhan sumber daya alam yang semakin meningkat adalah masalah yang penting untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. laut. Hutan bakau atau mangrove ini tumbuh terutama di tempat tempat yang. ikan blodok, kepiting, burung kuntul, kera, dan ular.

I. PENDAHULUAN. laut. Hutan bakau atau mangrove ini tumbuh terutama di tempat tempat yang. ikan blodok, kepiting, burung kuntul, kera, dan ular. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan bakau merupakan hutan yang bisa tumbuh di atas rawa berair payau kemudian terletak di pesisir pantai serta dipengaruhi oleh adanya pasang surut dari air laut. Hutan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20 Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu sumberdaya pesisir yang penting adalah ekosistem mangrove, yang mempunyai fungsi ekonomi dan ekologi. Hutan mangrove dengan hamparan rawanya dapat menyaring dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi. BPPT. Jakarta. Indonesia. Jakarta. Prosising Workshop Nasional Biodesel dab Bioethanol Di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi. BPPT. Jakarta. Indonesia. Jakarta. Prosising Workshop Nasional Biodesel dab Bioethanol Di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi utama dunia atau sekitar 80% kebutuhan energi yang digunakan saat ini adalah energi fosil yang berasal dari minyak bumi, batubara dan gas alam (Hollander,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penggunaan energi oleh manusia yang berasal dari bahan bakar fosil semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan penduduk di dunia.menurut laporan

Lebih terperinci

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T. ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL Hasbullah, S.Pd, M.T. Biomassa Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Manihot glaziovii Muell) DENGAN MENGGUNAKAN RAGI

PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Manihot glaziovii Muell) DENGAN MENGGUNAKAN RAGI PEMBUATAN BIOETANOL DARI FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Manihot glaziovii Muell) DENGAN MENGGUNAKAN RAGI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna

Lebih terperinci

PEDOMAN ANUGERAH IPTEK KREATIVITAS INOVASI MASYARAKAT (LABDHAKRETYA)

PEDOMAN ANUGERAH IPTEK KREATIVITAS INOVASI MASYARAKAT (LABDHAKRETYA) KRENOVA 2015.pdf, Flat 1 of 10 - Pages: i, 03/06/15 08:18 AM PEDOMAN ANUGERAH IPTEK KREATIVITAS INOVASI MASYARAKAT (LABDHAKRETYA) Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke 20 Tahun

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN

MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN MEMANFAATKAN BIOENERGI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN Kata Pengantar Dunia saat ini sedang mengalami transisi dalam penggunaan energi, dari energi fosil ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) terbesar di dunia, yaitu mencapai 8,60 juta hektar, meskipun saat ini dilaporkan sekitar

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis berbentuk kepulauan dengan 17.500 pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan kawasan tempat tumbuh hutan

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap sumberdaya alam memiliki fungsi penting terhadap lingkungan. Sumberdaya alam berupa vegetasi pada suatu ekosistem hutan mangrove dapat berfungsi dalam menstabilkan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENJARINGAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KABUPATEN BLORA 2016

BUKU PANDUAN PENJARINGAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KABUPATEN BLORA 2016 BUKU PANDUAN PENJARINGAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KABUPATEN BLORA 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Pengertian... 4 Maksud... 4 Tujuan... 4 Sasaran... 4 Ruang

Lebih terperinci

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Pertamina Geothermal Energi adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi geografis yang dimiliki Indonesia berpengaruh terhadap pembangunan bangsa dan negara. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2011 menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 CONTOH : PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS INOVATOR : SLAMET WAHYUDI Bidang Energi LEMBAR PENGUSULAN Judul Inovasi : Pemanfaatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan selalu atau secara teratur digenangi oleh air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA SEMARANG TAHUN 2016

PANDUAN LOMBA KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA SEMARANG TAHUN 2016 PANDUAN LOMBA KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA SEMARANG TAHUN 2016 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan mencerdaskan kehidupan bangsa sudah menjadi kebijakan nasional dan telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEJAHTERAAN. Penanganan. Fakir Miskin. Pendekatan Wilayah. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449) PERATURAN

Lebih terperinci

Berkah dari Listrik. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat

Berkah dari Listrik. Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Berkah dari Listrik Pada dua bagian sebelumnya telah diceritakan bagaimana masyarakat yang diwakili oleh tokoh tiga desa (desa Baro, Teunong dan Meunasah) membentuk Koperasi untuk Mencari Bantuan untuk

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Permasalahan Pembangunan Berdasarkan gambaran kondisi umum daerah yang telah disajikan pada Bab sebelumnya, maka dapat diketahui beberapa permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

Definisi Perubahan Iklim. Adaptasi perubahan iklim. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

Definisi Perubahan Iklim. Adaptasi perubahan iklim. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April Knowledge Management Forum 2017, 25-27 April 2017 Definisi Perubahan Iklim AKSI ADAPTASI DAN MITIGASI BERBASIS MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KOTA YANG BERKETAHANAN IKLIM Knowledge Management

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu global yang paling banyak dibicarakan saat ini adalah penurunan kualitas lingkungan dan perubahan iklim yang salah satu penyebabnya oleh deforestasi dan degradasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Banjarnegara adalah dengan mendorong terciptanya daya saing daerah. Hal yang terpenting untuk memenuhi

Lebih terperinci