TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Dewasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Dewasa"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Dewasa Yulianasari (2009) yang mengacu pada WHO (1995) mengkategorikan usia remaja berada pada kisaran umur tahun dan dewasa berada pada kisaran umur tahun. Ciri-ciri yang spesifik pada usia remaja adalah pertumbuhan yang cepat, perubahan emosional, dan perubahan sosial. Wahlquist (1997) menegaskan bahwa pada fase remaja seseorang mengalami perubahan pada karakteristik fisik, psikis, aturan sosial dan tanggung jawab. Satu hal yang penting akibat perubahan tersebut adalah kontrol yang berlebihan terhadap pola asupan makanan dan asupan minuman ke arah yang kurang baik. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Dalam masa pencarian identitas ini remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Lebih jauh, kebiasaan makan dan minum pada remaja dipengaruhi oleh keluarga, teman, dan media, terutama iklan di televisi. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja, dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucil dan akan merusak rasa percaya diri (Mann & Stewart 2007). Hurlock (2004) menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Secara psikologis orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhan fisiknya. Selain itu orang dewasa telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa dibagi menjadi tiga fase, yaitu masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut. Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun hingga 40 tahun, saat terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 hingga 60 tahun, yakni saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang. Masa dewasa madya, dilihat dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja. Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi

2 5 psikologisnya, sedangkan masa dewasa madya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemunduran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. Kemudian masa dewasa lanjut dimulai pada umur 60 tahun keatas hingga kematian, saat kemampuan fisik dan psikologis cepat menurun (Hurlock 2004). Air sebagai Zat Gizi Esensial Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Asupan air yang kurang ataupun berlebih akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Bayi normal berkisar 70-75% berat badan, pada bayi prematur sebesar 80%, sebelum pubertas sebesar 65-70%, dan orang dewasa 50-60% dari berat badan (Santoso et al. 2011). Almatsier (2003) menyatakan bahwa air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain: Pelarut dan alat angkut Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin, serta mineral dan bahan-bahan lain yang oleh tubuh seperti oksigen dan hormon-hormon. Zat-zat gizi dan hormon ini dibawa ke sel-sel yang membutuhkan. Disamping itu, air sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme termasuk karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal. Pelumas Air berperan sebagai pelumas dalam sendi-sendi tubuh. Katalisator Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologik dalam sel, termasuk dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana. Fasilitator pertumbuhan Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan, dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun. Pengatur suhu Air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh karena kemampuan air untuk menyalurkan panas. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37 C. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh.

3 6 Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlu segera disalurkan ke luar. Sebagian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh (keringat). Tubuh setiap waktu mendinginkan diri melalui penguapan air. Kebutuhan Air Kebutuhan air sangat bervariasi antar individu. Besarnya kebutuhan air individu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, suhu tubuh dan kelembaban lingkungan serta aktivitas fisik. Penentuan kebutuhan air untuk orang sehat dapat didasarkan pada umur, berat badan, asupan energi dan luas permukaan tubuh (Proboprastowo & Dwiriyani 2004). Kebutuhan yang dipengaruhi oleh aktivitas fisik, kelompok umur, berat badan, iklim atau suhu (ekologi) serta diet (asupan air pangan) akan berpengaruh terhadap jenis makanan dan minuman yang diasupan air dan jumlah asupan air yang menjadi salah satu tolak ukur pemenuhan kebutuhan air seseorang (Hardinsyah et al. 2009). The National Research Council (NRC) (1989) dalam Manz dan Wentz (2003) merekomendasikan asupan air 1,5 ml/kkal untuk bayi dan 1mL/kkal untuk anak-anak dan dewasa. Selain itu NRC (1989) dalam Sawka et al. (2005) juga merekomendasikan asupan air harian yaitu sekitar 1 ml/kkal energi yang dikeluarkan. Kebutuhan air akan meningkat seiring bertambahnya umur, mulai 0,6 L pada bayi hingga 1,7 L pada anak-anak. Pada orang dewasa kebutuhan air meningkat menjadi 2,5 L untuk aktivitas sedentary dan 3,2 L untuk aktivitas fisik sedang, untuk orang dewasa yang lebih aktif yang tinggal di lingkungan panas memiliki kebutuhan air sekitar 6 L (Sawka et al. 2005). Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2,5 L air/harinya. Sekitar 1,5 L air tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernapasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feses (Irawan 2007). Batmanghelidj (2007) menyatakan bahwa air harus diminum saat merasa haus. Air harus diminum saat bangun pagi untuk memperbaiki dehidrasi yang dihasilkan selama tidur panjang. Air harus diminum sebelum olahraga untuk menyediakan serta menggantikan air yang akan keluar menjadi keringat. Air juga harus diminum oleh orang yang sembelit dan tidak cukup makan buah dan sayur.

4 7 Keseimbangan Air Tubuh Keseimbangan air ditentukan antara air yang masuk ke dalam tubuh dan air yang dikeluarkan dari tubuh. Air yang masuk ke dalam tubuh diperoleh dari makanan dan minuman serta pertukaran zat bahan yang sudah berada dalam tubuh. Air dikeluarkan dari tubuh melalui air seni, keringat dan dalam penguapan air melalui pernapasan paru-paru (Harper 1986). Pengeluaran air tubuh dapat berupa keluaran air wajib dan keluaran air kehendak sendiri (alektif). Keluaran air wajib yaitu keluaran air berasal dari urin, kulit, saluran nafas, dan feses. Keluaran air alektif yaitu pengeluaran air tubuh yang biasanya dipengaruhi oleh suhu dan aktivitas fisik (Santoso et al. 2011). Keseimbangan air tercapai apabila volume asupan air sama dengan keluaran air. Asupan dan keluaran air dapat berupa asupan atau keluaran wajib dan asupan atau keluaran alektif. Keseimbangan air tubuh dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Volume air menurut sumber dan pengeluaran tubuh No Sumber air tubuh Jumlah (ml) No Pengeluaran air tubuh Jumlah (ml) 1. Minuman Urin/Ginjal Makanan Keringat/kulit Hasil metabolisme Pernapasan/paru Tinja 150 Total Total Sumber: Santoso et al. (2011) Laporan yang dipublikasikan oleh WHO (2007) menunjukkan bahwa jumlah air yang diperlukan (termasuk air yang diambil dari makanan) untuk mempertahankan keseimbangan air untuk rata-rata orang dewasa dalam kondisi normal adalah 2,9 L/hari untuk laki-laki dan 2,2 L/hari untuk wanita. Batmanghelidj (2007) mengemukakan bahwa tubuh manusia terus menerus membutuhkan air. Tubuh kehilangan air melalui paru-paru ketika bernafas. Tubuh juga kehilangan air melalui keringat, produksi urin dan ketika buang air besar. Tolak ukur yang baik bagi kebutuhan tubuh akan air adalah warna dari urin. Seseorang yang terhidrasi dengan baik menghasilkan urin yang tidak berwarna. Seseorang yang relatif terdehidrasi menghasilkan urin yang kuning dan seseorang yang terdehidrasi berat menghasilkan urin berwarna jingga (orange). Kehilangan air dari tubuh terutama melalui ginjal (urin) dan saluran pencernaan (feses) disebut dengan sensible/measurable water loss. Kehilangan

5 8 air melalui paru paru dan kulit disebut dengan invisible water loss. Ginjal merupakan organ utama yang mengatur kehilangan air kentara (Whitmire 2004). Hartanto (2007) menyatakan bahwa pada keadaan normal, seseorang harus memenuhi asupan air rata-rata sebanyak ml per hari, dalam bentuk air maupun makanan padat. Jumlah tersebut untuk menggantikan kehilangan 250 ml air dari feses, ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan air yang tidak disadari dari kulit dan paru-paru dari invisible water loss. Tubuh kehilangan air terutama melalui urin, tinja, pernapasan, dan penguapan yang biasanya tidak disadari oleh tubuh. Orang yang tinggal di iklim panas biasanya kehilangan beberapa liter tambahan keringat sehari. Tubuh mendapatkan asupan air sebagian besar dari air yaitu sekitar 75% sampai 80% dan sisanya 20-25% dari makanan. Pada saat haus, tubuh sudah mengalami dehidrasi. Dibandingkan mengukur dari rasa haus, warna urin dan frekuensi buang air kecil adalah alat ukur yang lebih baik. Urin yang berwarna kuning emas, gelap atau kuning jeruk bisa menjadi tanda dehidrasi (Biali 2007). Manz dan Wentz et al. (2003) menyatakan bahwa asupan air merupakan total air dari makanan dan minuman serta air metabolik. Briggs dan Calloway (1987) menyatakan bahwa kehilangan air harus diganti dengan air yang diperoleh dari tiga sumber, yaitu dari minuman, air yang terkandung dalam makanan serta air yang diperoleh sebagai hasil metabolisme. Kandungan air pada makanan padat bervariasi, mulai 5% pada makanan yang sangat kering seperti crackers sampai lebih dari 90% pada buah dan sayuran segar seperti tomat, semangka, strawberry, bunga kol, dan daun selada. Muchtadi et al. (1993) menyatakan bahwa asupan air seseorang dipenuhi dalam beberapa cara. Kebanyakan air diperoleh dari minuman, yaitu sekitar 1650 ml per hari dalam bentuk air, teh, kopi, soft drink, susu dan sebagainya. Air dalam makanan padat menyumbangkan 750 ml. Total asupan air pada penelitian Hellert et al. (2001) diperoleh dari air yang terkandung dalam makanan, minuman serta air oksidasi. Hasil penelitian Hellert et al. (2001) menunjukkan bahwa secara keseluruhan total asupan air meningkat seiring bertambahnya umur, yaitu dari 1114 g/hari pada anak umur 2-3 tahun air meningkat menjadi 1891 g/hari untuk anak laki-laki umur 9-13 tahun serta 1676±386 g/hari untuk anak wanita umur 9-13 tahun. Total asupan air yang berasal dari makanan berkisar antara 33-38%, dari minuman 49-55% dan dari hasil oksidasi sebesar 12-13%.

6 9 Third National Health and Nutrition Survey (NHANES III) dalam Manz dan Wentz (2005) menyatakan bahwa pada anak-anak dan orang dewasa sekitar 80% total asupan air diperoleh dari minuman, sementara 20% sisanya diperoleh dari makanan. Hasil penelitian Bossingham et al. (2005) tentang keseimbangan air dan status hidrasi pada orang muda dan dewasa menyatakan bahwa total asupan air tidak berbeda antara orang muda dan dewasa. Mereka juga melaporkan bahwa umur tidak mempengaruhi total asupan air. Tubuh dalam jumlah yang terbatas akan memproduksi air melalui proses oksidasi. Studi pada kelompok dewasa laki-laki dengan berat 70 kg, dengan asupan energi 2900 kkal rata-rata membutuhkan air sebesar 2900 ml/hari. Jika produksi air dalam tubuh sebesar 250 ml, maka selebihnya kebutuhan air harus dipenuhi dari minuman dan makanan (Kleiner 1999). Minum air yang cukup penting untuk menghindari dehidrasi dan dari hasil penelitian menunjukkan jenis minuman yang diminum tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan hasil penelitian antara subyek yang asupan minumannya berupa air putih dengan asupan minuman dari berkafein atau jus tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap status hidrasi. Air dalam bentuk yang paling murni dapat memberikan manfaat lain seperti suplemen fluorida, tapi bukan satusatunya cara untuk menghindari dehidrasi (Grandjean 2003). Dehidrasi dan Gejala Dehidrasi Greenleaf (1992) dalam Shirreffs (2003) menyebutkan Euhydration adalah keadaan atau situasi keseimbangan air. Hyperhydration adalah keadaan keseimbangan air positif (kelebihan air) dan hypohydration adalah keadaaan dalam keseimbangan air negatif (kekurangan air). Dehydration adalah proses kehilangan air dari tubuh, sedangkan rehydration adalah proses mendapatkan air tubuh. Dehidrasi didefinisikan sebagai keadaan dimana terjadi kekurangan air dan elektrolit tubuh yang dapat berakibat serius dan berpotensi mematikan (Thompson et al. 2008). Menurut Gavin (2006) dehidrasi dapat terjadi akibat kehilangan air yang terlalu banyak, tidak minum air dalam jumlah cukup, ataupun akibat kedua hal di atas. AFIC (2000) menyebutkan bahwa rasa haus merupakan pertanda seseorang sedang mengalami dehidrasi. Banyak orang mengasumsikan bahwa haus merupakan indikator yang baik dari kebutuhan air. Meskipun demikian, haus sebenarnya merupakan suatu tanda bahwa tubuh baru saja mengalami dehidrasi.

7 10 Batmanghelidj (2007) menyatakan bahwa pengaturan air manusia bergantung pada sensasi hausnya. Namun sensasi haus seperti yang dipahami sampai saat ini (yaitu mulut yang kering) bukanlah pertanda yang akurat dari kebutuhan air yang sebenarnya. Jika tidak merasa haus, manusia cenderung tidak minum air. Biasanya, seseorang menunggu sampai haus sebelum mulai berpikir untuk minum air. Primana (2009) menyatakan bahwa minum air jangan menunggu sampai rasa haus timbul karena rasa haus tidak cukup baik sebagai indikator keinginan untuk minum. Keinginan minum air lebih banyak dan lebih sering karena kebiasaan, bukan karena adaptasi fisiologis. Rasa haus baru timbul apabila tubuh telah mengalami kekurangan air (dehidrasi). Tanda-tanda dehidrasi bervariasi mulai dari haus dan lemas sampai kerusakan fungsi ginjal. Menurut AFIC (2000) tanda-tanda dehidrasi adalah sebagai berikut: Dehidrasi tingkat ringan: haus, lelah, kulit kering, mulut dan tenggorokan kering. Dehidrasi tingkat sedang: detak jantung makin cepat, pusing, tekanan darah rendah, lemas, konsentrasi urinnya pekat, tetapi volumenya kurang. Dehidrasi tingkat berat: muscle spams (kejang), swollen tongue (lidah bengkak), kegagalan fungsi ginjal, poor blood circulation (sirkulasi darah yang tidak lancar) dan sebagainya. Whitmire (2004) menyatakan bahwa gejala dehidrasi akut bervariasi sesuai dengan pengurangan berat badan. Pada kehilangan berat badan 1-2% akan timbul rasa haus, lemah, lelah, sedikit gelisah serta hilang selera makan. Mulut kering, penurunan jumlah urin dan kulit kering akan terjadi pada pengurangan berat badan sebesar 3-4%. Kehilangan 5-6% berat badan akan menimbulkan sulit berkonsentrasi, sakit kepala, kegagalan pengaturan suhu tubuh serta peningkatan frekuensi nafas. Kehilangan 7-10% berat badan dapat mengakibatkan otot kaku serta colapse. Pada kehilangan 11% berat badan dapat menimbulkan penurunan volume darah serta dapat berakibat pada kegagalan fungsi ginjal. Pengukuran Status Hidrasi Dokter dapat mendiagnosa kondisi dehidrasi berdasarkan tanda-tanda dan gejala seperti buang air kecil sedikit atau jarang, mata cekung, kulit yang tidak elastis serta ketika mengalami dehidrasi tekanan darah cenderung rendah, jantung berdetak lebih cepat dari kondisi normal. Untuk memperkuat diagnosis

8 11 dan menentukan tingkat dehidrasi, perlu menjalani tes lain seperti tes darah dan analisis urin. Pada tes darah, contoh darah dapat digunakan untuk memeriksa sejumlah faktor seperti tingkat elektrolit tubuh, terutama natrium dan kalium serta seberapa baik kerja ginjal. Pada urinalisis pengujian dilakukan pada urin untuk dapat menentukan status dehidrasi dan derajat dehidrasi (Mayo 2011). Manz dan Wentz (2005) menjelaskan beberapa indikator yang sering digunakan untuk mengukur status hidrasi antara lain parameter keseimbangan air (contoh: asupan air), perubahan berat badan atau total air tubuh, indikator plasma, serta indikator urin. Bossingham et al. (2005) menjelaskan bahwa pengukuran status hidrasi dapat dilakukan menggunakan urine specific gravity (USG) dan osmolalitas plasma. USG diasumsikan sama dengan densitas urin yang diukur dengan menimbang volume urin selama 24 jam. Pengukuran osmolalitas plasma dilakukan dengan menimbang darah sampel kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan plasma dan diukur nilai osmolalitasnya dengan osmometer. Nilai USG yang normal adalah 1,006-1,020, sedangkan osmolalitas plasma yang normal adalah mosm/kg. Metode yang dapat digunakan dalam untuk penilaian kecukupan air bagi tubuh yaitu penurunan berat badan (body mass loss), air tubuh total (total body water) dengan pemeriksaan isotop (D 2 O), analisis aktivitas neutron, multiple frequency bioelectrical impedance, volume darah, perubahan volume darah, perubahan volume plasma, osmolaritas plasma, berat jenis urin, osmolaritas urin, konduktivitas urin, volume urin 24 jam, warna urin, variabel tambahan (urine dipsticks), pemeriksaan klinis mengenai status hidrasi, rasa haus (ratings of thirst). Metode yang memiliki tingkat akurasi tinggi yaitu metode isotop, analisis aktivitas neutron, osmolaritas plasma atau urin, perubahan volume plasma. Metode ini memerlukan biaya, keahlian serta risiko yang tinggi, sehingga metode yang sering digunakan yaitu penurunan berat badan, berat jenis urin, volume urin 24 jam, warna urin serta rasa haus. Metode berat jenis urin memiliki kolerasi kuat dengan metode osmolaritas urin, warna urin juga berkolerasi kuat dengan berat jenis urin (r 2 =0,80) maupun osmolaritas urin (r 2 =0,82). Oleh karena itu, pada tingkat laboratorium, metode yang digunakan adalah berat jenis urin, sedangkan pada tingkat masyarakat, metode warna urin dapat digunakan untuk penilaian kecukupan air. Kekuatan dan kelemahan metode penilaian kecukupan air dapat dilihat pada Tabel 2.

9 12 Tabel 2 Kekuatan dan kelemahan metode penilaian kecukupan air No Metode Biaya Waktu analisis Keahlian yang diperlukan Ketepatan Portabilitas alat Risiko bagi subyek 1 Berat jenis Sedang Singkat Sedang Sedang Ya Rendah urin 2 Penurunan berat badan Rendah Singkat Minimal Sedang Ya Rendah 3 Volume urin Rendah Lama Minimal Sedang Tidak Rendah 24jam 4 Warna urin Rendah 5 Rasa haus Rendah Singkat Minimal Rendah Ya Rendah Sumber: Santoso et al. (2011) Jenis kelamin Faktor Risiko Dehidrasi Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kebutuhan akan air. Berdasarkan Dietary Recommendation International (DRI), kebutuhan laki-laki terhadap air (2,4-3,7 L) lebih besar daripada kebutuhan wanita (2,1-2,7 L). Hal ini karena, aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki biasanya lebih banyak daripada wanita sehingga dibutuhkan air yang lebih banyak untuk menggantikan air yang keluar akibat aktivitas tersebut (Didinkaem 2006). Almatsier (2003) menyatakan bahwa kandungan air laki-laki lebih banyak daripada wanita. Pada remaja wanita yang mengalami pubertas juga menunjukkan persentase air yang lebih rendah dibandingkan laki-laki karena massa lemak yang tinggi (Novak 1989 dalam Pivarnik & Palmer 1994). Penelitian yang dilakukan Viktor (2007) menunjukkan bahwa asupan air laki-laki lebih banyak dari makanan dan minuman dibandingkan wanita. Wanita mengontrol kelebihan energi sebagai lemak simpanan, sedangkan laki-laki menggunakan kelebihan energinya untuk mensintesis protein (WHO 2000). Usia Hal ini berkaitan dengan perkembangan tubuh, semakin tinggi usia seseorang semakin banyak air yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan metabolisme dan aktivitas yang dilakukan oleh tubuh (Didinkaem 2006). Pada masa remaja fungsi pengaturan keseimbangan air berada dalam kondisi yang cukup baik artinya semua sistem organ yang terlibat telah mengalami pematangan yang sempurna dibanding masa anak-anak. Adanya keadaan yang dapat mengancam keseimbangan air, normalnya dapat diatasi dengan baik

10 13 melalui fungsi ginjal, sehingga pada kondisi sehat remaja tidak mengalami dehidrasi (Hardinsyah 2009). Status gizi Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh asupan air, penyerapan dan utilisasi zat gizi makanan. Penilaian terhadap status gizi akan menentukan apakah seseorang tersebut memiliki status gizi baik atau tidak (Riyadi 2003). Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat, yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan asupan air pangan (Riyadi 2003). WHO (2007) membedakan status gizi menjadi kurus, normal, dan gemuk. Klasifikasi terhadap status gizi tersebut didasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT). Perhitungan ini dilakukan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan hasil kuadrat tinggi badan (m). Status gizi dikategorikan kurus dengan nilai IMT <18,5 (kg/m 2 ), normal 18,5-24,9 (kg/m 2 ), serta gemuk 25 (kg/m 2 ). Santoso et al. (2011) menyatakan bahwa pada obesitas, air tubuh total lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas, kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah daripada kandungan air di dalam sel otot sehingga orang obesitas lebih mudah kekurangan air dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Aktivitas fisik Kehilangan air melalui keringat dapat meningkat mencapai 3 L/jam selama aktivitas berat dan di lingkungan yang panas dan jika asupan air yang tidak mencukupi dapat menimbulkan hypohydration persistent. Volume air yang direkomendasikan umumnya antara % dari volume yang hilang untuk menggantikan kehilangan air setelah melakukan aktivitas fisik (Sharp 2007). AFIC (1999) menyatakan bahwa ketika berolahraga, air yang dibutuhkan meningkat karena tubuh banyak kehilangan air, sehingga diperlukan penggantian air secara cepat untuk mencegah dehidrasi. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh tubuh, maka akan semakin banyak air yang dibutuhkan. Tambahan 1-2 gelas air, biasanya cukup untuk olahraga yang singkat, tetapi bila olahraga dalam durasi yang lama maka perlu jumlah air minum tambahan. Banyak air yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya keringat selama olah raga, biasanya 2-3 gelas dalam sejam sudah cukup, kecuali ketika udara sangat panas. Lebih baik menggantikan air dengan air

11 14 elektrolit agar elektrolit tubuh yang hilang (Natrium) bersama keringat dapat tergantikan. Selama aktivitas ringan di lingkungan yang dingin atau sedang, tingkat berkeringat hanya mencapai 100 ml/jam, namun selama aktivitas berat di lingkungan panas, beberapa individu dapat berkeringat mencapai lebih dari ml/jam. Tingkat berkeringat tinggi (misalnya 1,5 L/jam) dapat menyebabkan kondisi dehidrasi yang signifikan dan cenderung mengalami gangguan kerja (Murray 2007). WHO/Food and Agriculture Organization (FAO) (2002) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut: PAL = PAR Alokasi waktu tiap aktivitas 24 jam Keterangan: PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PAR : Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per satuan waktu tertentu) Tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL menurut WHO/FAO (2002) tercantum dalam tabel berikut: Tabel 3 Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Ringan (sedentary lifestyle) 1,40-1,69 Sedang (active or moderately active lifestyle) 1,70-1,99 Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) 2,00-2,40 Sumber: WHO/FAO (2002) Wilayah ekologi Suhu lingkungan tempat seseorang tinggal akan mempengaruhi fisiologis tubuh, yaitu dalam upaya untuk merespon dengan baik agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup. Suhu lingkungan yang tinggi menyebabkan suhu tubuh seseorang meningkat dan tubuh melakukan adaptasi dengan lingkungan dengan cara mengekskresikan keringat. Apabila ekskresi keringat terjadi secara terus menerus tanpa diimbangi dengan asupan air yang cukup maka dapat menyebabkan dehidrasi (Hardinsyah et al. 2009).

12 15 Ahrens (2007) dalam Hardinsyah et al. (2009) menyatakan bahwa apabila suhu tubuh meningkat maka kelenjar hipotalamus mengaktifkan mekanisme regulasi panas tubuh. Salah satu cara penurunan suhu tubuh adalah penguapan. Pada tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan dan keringat. Saat penguapan banyak air dan elektrolit yang hilang sehingga terjadi ketidakseimbangan air dalam tubuh. Udara yang panas dan lembab dapat membuat tubuh berkeringat sehingga membutuhkan tambahan air. Kondisi udara dalam ruangan yang panas juga dapat membuat kulit kehilangan kelembabannya. Ketinggian lebih dari 2500 meter (8200 kaki) dapat menyebabkan peningkatan urinasi dan proses bernapas menjadi lebih cepat, sehingga lebih banyak air yang terbuang (Didinkaem 2006). Saat berada di udara dingin, biasanya seseorang jarang merasa haus. Seseorang biasanya tidak minum ketika tidak merasa haus. Saat kekurangan asupan air itulah tubuh kita akan terkena dehidrasi. Air tubuh akan banyak hilang saat berada di tempat berudara dingin, hal ini disebabkan oleh proses pernapasan. Tubuh juga dipaksa bekerja keras untuk menghangatkan badan. Keringat cepat menguap ketika berada di tempat berudara dingin dan kering. Dua pertiga komposisi tubuh terdiri atas air. Ketika jumlah air dalam tubuh berkurang beberapa persen saja, kita akan berisiko terserang dehidrasi. Seseorang yang berdiam di tempat berudara dingin, ia akan berisiko kehilangan air sebesar 3-8% dari total berat badan (Robert 2005). Pengetahuan gizi Pranadji (1988) mendefinisikan pengetahuan secara sederhana sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan diperoleh seseorang melalui pendidikan formal, informal, serta non-formal. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih pangan, yang pada akhirnya berpengaruh pada keadaan gizi seseorang (Khomsan 2000). Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah penginderaan terhadap suatu obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih pangan, yang pada akhirnya berpengaruh pada keadaan gizi seseorang.

13 16 Suhu tubuh Suhu di dalam tubuh (suhu inti) hampir selalu konstan, kecuali pada orang yang menderita demam. Ketika membicarakan suhu tubuh seseorang, biasanya diartikan sebagai suhu bagian dalam yang dinamakan suhu inti, bukan suhu kulit atau jaringan di bawah kulit. Suhu inti dalam keadaan normal selalu diatur dengan tepat berkisar rata-rata tidak lebih dari 1 o F. Pada suhu permukaan akan meningkat dan turun sesuai dengan suhu di sekitarnya. Ketika membicarakan pengaturan suhu tubuh, kita hampir selalu menghubungkan dengan suhu inti dan bila kita menghubungkan dengan kemampuan kulit untuk melepaskan panas sekitarnya, biasanya kita menyatakan suhu permukaan. Untuk menghitung jumlah total panas yang disimpan didalam tubuh yang digunakan adalah suhu tubuh rata-rata dengan diperkirakan dengan rumus: Suhu tubuh rata-rata = 0,7 suhu internal + 0,3 suhu permukaan Suhu tubuh dapat berubah pada waktu kerja dan pada suhu lingkungan ekstrem, karena mekanisme pengaturan suhu tidak 100% efektif. Bila dihasilkan panas berlebihan pada tubuh akibat kerja yang berat suhu rektum dapat meningkat sampai setinggi o F. Sebaliknya pada keadaan sangat dingin dapat turun sampai 98 o F (Gibson 2002). Suhu tubuh dipertahankan antara 36-37,5 o C. pada sebagian besar orang dalam sehari terjadi perubahan antara suhu yang rendah pada pagi hari dan tinggi pada siang hari dengan suhu minimum dalam beberapa jam dan maksimum pada sore hari. Pola tersebut bersifat khas pada setiap individu dan tidak menunjukkan variasi dalam musim. Hal ini tidak berubah bila seseorang bekerja pada malam hari. Pada wanita terdapat variasi dalam bulanan. Suhu selama setengah siklus pertama menstruasi menjadi rendah dibandingkan dengan selama setengah kedua. Terdapat kenaikan yang tiba tiba sekitar 0,5 o C pada saat terjadinya ovulasi (Gibson 2002). Tubuh memerlukan air dalam jumlah yang sangat banyak dalam keadaan dingin. Karena persepsi individu tentang haus dan butuh untuk minum akan tertahan saat dingin, dehidrasi terjadi saat asupan air ke tubuh berkurang. Dehidrasi menyebabkan menurunnya ketahanan mental, menurunnya kapasitas kerja, menurunkan kemampuan tekanan darah saat suhu tubuh turun (Nugroho 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kelompok remaja dan kelompok dewasa. Karakteristik subyek terdiri dari umur, wilayah ekologi, jenis

Lebih terperinci

lebih lambat daripada pertumbuhan bayi. Akan tetapi, kegiatan fisik pada pertumbuhan tersebut meningkat. Dengan demikian dalam kondisi keseimbangan

lebih lambat daripada pertumbuhan bayi. Akan tetapi, kegiatan fisik pada pertumbuhan tersebut meningkat. Dengan demikian dalam kondisi keseimbangan TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak Anak-anak mempunyai perkembangan fisik maupun fisiologis yang khusus pada setiap tahapan kehidupannya. Banyak perbedaan perkembangan saat anak masih pada usia pra sekolah, sekolah,

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DEHIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA GUSTAM

FAKTOR RISIKO DEHIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA GUSTAM FAKTOR RISIKO DEHIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA GUSTAM DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ABSTRACT GUSTAM. Risk Factors of Dehydration in Adolescents and Adults.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air sebagai Zat Gizi Esensial Air merupakan komponen yang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Asupan air yang kurang ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Orang Dewasa

TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Orang Dewasa 4 TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Hurlock (2004) menyatakan bahwa istilah dewasa (adult) berasal dari bahasa latin adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

TINJAUAN PUSTAKA Remaja TINJAUAN PUSTAKA Remaja Istilah remaja (adolescence) berasal dari kata latin adolesceere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock 2004). Menurut Arisman (2004), masa ini dimulai antara usia

Lebih terperinci

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA http://dbriawan.staff.ipb.ac.id/research/studi-kebiasaan-minum-dan-hidrasi-pada-remaja-dan-dewas a STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA STUDI KEBIASAAN

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan zat gizi yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya memerlukan air untuk minum. Manusia tidak

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan zat yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa mengandung air. Air memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi menjadi dua tingkatan

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek yang diamati adalah karakteristik individu dan karakteristik keluarga. Karakteristik individu meliputi umur, jenis kelamin, dan pengeluaran

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Status Gizi

TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Status Gizi 4 TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Istilah dewasa (adult) berasal dari istilah latin adultus yang memiliki arti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. WHO (2009) mengklasifikasikan

Lebih terperinci

KEBIASAAN MINUM, KEBUTUHAN CAIRAN DAN KECENDERUNGAN DEHIDRASI SISWI SEKOLAH DASAR PARAMITA RACHMA

KEBIASAAN MINUM, KEBUTUHAN CAIRAN DAN KECENDERUNGAN DEHIDRASI SISWI SEKOLAH DASAR PARAMITA RACHMA KEBIASAAN MINUM, KEBUTUHAN CAIRAN DAN KECENDERUNGAN DEHIDRASI SISWI SEKOLAH DASAR PARAMITA RACHMA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ABSTRACT Paramita Rachma.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Remaja Air Fungsi Air

TINJAUAN PUSTAKA Remaja Air Fungsi Air 4 TINJAUAN PUSTAKA Remaja Masa remaja merupakan periode antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut Arisman (2004), masa ini dimulai antara usia 9 hingga 10 tahun dan berakhir pada usia sekitar 18 tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kampanye sosial merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat melalui pengembangan

Lebih terperinci

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C HYDRATION & EXERCISE 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C 2 Status Hidrasi Meningkatkan Exercise Performance Status hidrasi yang baik meningkatkan daya tahan/endurance pada

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN Tanggal: PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL KUISIONER PENELITIAN Salam, perkenalkan nama saya Ririn Triana Putri, mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut biasanya ditandai dengan adanya berbagai masalah kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi perubahan fisiologi yang menurunkan kemampuan

Lebih terperinci

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter Oleh: dr. Bambang Djarwoto, SpPD-KGH Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM FK UGM/RSUP Dr. Sardjito 4 Kelompok

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lansia Asupan dan Keluaran Air

TINJAUAN PUSTAKA Lansia Asupan dan Keluaran Air 4 TINJAUAN PUSTAKA Lansia Masa lanjut usia pada kelompok lansia merupakan masa penutup dari kehidupan manusia. Seseorang diatas umur 55 tahun disebut dalam tahap masuk lanjut usia (Setiyono 2010). Departemen

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 Lampiran I Kuesioner Penelitian Petunjuk : Isilah pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan jelas 1. Identitas Responden (diisi petugas) ID Responden : [ ] [ ] Nama : Umur : Jenis kelamin : Petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air memenuhi sekitar 60-65% berat badan orang dewasa. Kandungan air tubuh (body water) berbeda antar manusia tergantung proporsi jaringan otot dan jaringan lemak

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Batmanghelidj (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan 25% bahan padat. Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang berkaitan dengan termoregulasi dan keseimbangan cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang melakukan latihan saat suhu udara panas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arisman (2004) mengungkapkan bahwa secara umum lanjut usia atau lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo dalam Azizah (2011), lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah 5 tahun. Umur balita 0-2 tahun merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama yang penting adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan KESEIMBANGAN ENERGI Jumlah energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 kg sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana pertumbuhan manusia, pada masa ini terjadi pertahapan perubahan yang sangat cepat. Status kesehatan dan gizinya dapat mudah terpengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis dan Takaran Saji Minuman Komersial Minuman komersial yang digunakan sebagai sampel pada peneilitian ini merupakan minuman komersial yang pada awalnya merupakan minuman yang sesuai

Lebih terperinci

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah terutama bagi remaja putri usia sekolah. Hal ini dilakukan karena pada remaja putri usia sekolah

Lebih terperinci

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda

Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda Inilah 10 Gejala Serangan Jantung di Usia Muda Nyeri di Sekitar Dada Charles mengungkapkan bahwa salah satu gejala utama dari adanya risiko serangan jantung adalah adanya rasa nyeri di sekitar dada. Tak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi, termasuk air merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin 4 TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Beastudi Etos merupakan sebuah beasiswa yang dikelola oleh Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa. Beasiswa ini berdiri sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan jumlah

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dan tubuh adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. air adalah unsur penting dalam pembentukan sel bagi setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, dan manusia. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi membawa berbagai dampak perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh teknologi yang secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,

Lebih terperinci

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

ENERGI. Universitas Gadjah Mada ENERGI Energi Bahan Pangan Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu kegiatan dan dalam hal ini energi mengalami transformasi menjadi jenis energi yang sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat pertumbuhan yang terjadi sebelumnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebaran transportasi di Indonesia kini semakin mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya waktu. Jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi. masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas menjadi masalah global (WHO, 2015). Prevalensi obesitas didunia telah meningkat hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008.

Lebih terperinci