BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya"

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Mellitus Pengertian Diabetes Mellitus Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh (Tjokroprawiro Askandar, 1992). Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah atau kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah (Tjokroprawiro Askandar, 1992) Tipe Tipe Diabetes Mellitus Diabetes mellitus merupakan kondisi dalam tubuh yang tidak dapat mengatur kandungan gula dalam darah sehingga glukosa atau gula yang biasanya diangkut menuju sel-sel tubuh sebagai sumber energi justru terbuang dalam aliran darah, bahkan ikut terbuang dalam air seni. Diabetes mellitus terdiri dari dua jenis antara lain (Mansjoer, 1999).

2 7 1. Tipe I : Diabetes Mellitus Tergantung Insulin Diabetes tipe I adalah diabetes yang disebabkan karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin sama sekali. Penderita diabetes tipe I harus mendapatkan suntikan insulin atau dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Penyebab diabetes mellitus tipe I adalah infeksi virus atau reaksi autoimun (rusaknya sistem kekebalan tubuh). Auto -imun yang rusak tersebut menyerang sel β pankreas secara menyeluruh. Sel β pankreas berfungsi untuk memproduksi insulin, oleh karenanya bila sel β pankreas rusak, maka tidak tersedia lagi insulin bagi tubuh untuk mengatur kadar gula dalam darah (Hartini, 2009). 1. Tipe II : Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin Diabetes tipe II adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Seluruh penderita diabetes mellitus, jumlah penderita diabetes mellitus tipe II adalah yang paling banyak yaitu %. Diabetes mellitus tipe II biasanya disebabkan karena keturunan, gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan, kurang olahraga, terlalu banyak makan dengan gizi yang tidak seimbang. Gejala yang menyertai diabetes mellitus tipe II yang biasa dikeluhkan adalah cepat lelah, berat badan turun walaupun banyak makan, atau rasa kesemutan ditungkai (Hartini, 2009). Pada diabetes mellitus tipe II, insulin masih diproduksi namun insulin tidak dapat bekerja secara adekuat (retensi insulin). Diabetes tipe II tidak mutlak memerlukan suntikan insulin seperti penderita penderita diabetes tipe I. Obat yang

3 8 diberikan pada penderita diabetes mellitus tipe II adalah obat untuk memperbaiki kerja insulin dan obat untuk memperbaiki fungsi sel β pankreas dalam memproduksi insulin. Usaha penurunan berat badan dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin sehingga gula dapat masuk ke dalam sel untuk proses metabolisme (Hartini, 2009). Kurva kejadian diabetes mellitus tipe II mencapai puncaknya pada usia setelah 40 tahun, hal ini karena kelompok usia diatas 40 tahun mempunyai resiko tinggi terkena diabetes mellitus akibat menurunnya toleransi glukosa yang berhubungan dengan berkurangnya sensitifitas sel perifer terhadap efek insulin (Haznam, 1991). Pada usia tahun diabetes mellitus lebih banyak terjadi pada wanita, tetapi pada umur yang lebih muda frekuensi diabetes lebih besar pada pria. Hal ini juga dipicu oleh adanya persentase timbunan lemak badan pada wanita lebih besar dibandingkan dengan laki-laki yang dapat menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin pada otot dan hati (Ferannini Elle, 2003) Gejala dan Tanda Diabetes Mellitus Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita diabetes mellitus yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai mg/dl dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula ( glukosa), sehingga sering dikerubuti semut. Penderita umumnya menampakkan tanda dan gejala di bawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita : 1. Jumlah air seni yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria). 2. Sering atau cepat merasa haus (Polydipsia).

4 9 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia). 4. Frekuensi air seni meningkat atau kencing terus (Glycosuria). 5. Kesemutan atau mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan dan kaki. 6. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya. 7. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba. 8. Apabila luka atau tergores penyembuhannya akan lama. 9. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma (Tjokroprawiro, 1992) Diagnosa Diabetes Mellitus Diagnosa penderita diabetes mellitus bila dalam pemeriksaan gula darah menunjukkan ketidaknormalan, menunjukkan gejala klinis maupun dalam pemeriksaan laboratorium urinnya terdapat kandungan gula. Kemampuan orang untuk meregulasi glukosa plasma dapat ditentukan melalui uji : 1. Kadar glukosa serum puasa : apabila nilai kadar glukosa puasa selama 8 10 jam menunjukkan hasil 126 mg/dl maka terdiagnosa diabetes mellitus. 2. Uji toleransi glukosa oral : dilakukan dengan meminum larutan glukosa khusus 75 gram. Bila setelah 2 jam kadar gula darah menunjukkan nilai 200 mg/dl maka penderita menderita diabetes mellitus (Hartini, 2009).

5 Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus 1. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut (mendadak). Komplikasi akut yang sering terjadi adalah: 1) Reaksi hipoglikemik. Gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa dengan tanda-tanda: rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing dan sebagainya. Penderita tidak segera diobati, penderita akan tidak sadarkan diri karena koma disebut koma hipoglikemik. Tanda hipoglikemik mulai timbul bila glukosa darah kurang dari 50 mg/dl. 2) Koma diabetik. Kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang timbul adalah: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, rasa mual, muntah, nafas penderita menjadi cepat, panas badan karena ada infeksi (Misnadiarly, 2006). 2. Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus Komplikasi diabetes mellitus secara kronik (menahun), yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap penyakit diabetes mellitus. Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian tubuh ( Angiopati diabetik). Angiopati diabetik di bagi menjadi dua yaitu makroangiopati (makrovaskuler) dan mikroangiopati (mikrovaskuler). Komplikasi kronik diabetes mellitus : 1) Mikrovaskuler : Ginjal dan mata. 2)Makrovaskuler : Jantung koroner, pembuluh darah kaki dan pembuluh darah otak.3) Neuropati : Mikrovaskuler dan makrovaskuler : mudah timbul infeksi (Misnadiarly, 2006).

6 Pengendalian Diabetes Mellitus Pilar utama pengelolaan diabetes mellitus dalam kedokteran modern antara lain perencanaan makan (diet), latihan jasmani, asupan obat hipoglikemik, penyuluhan, dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau urine. Kelima pilar ini memiliki tujuan utama yaitu mengontrol dan menormalkan kadar gula darah. Kelima pilar harus dijalankan seumur hidup untuk mencegah agar komplikasi tidak berlangsung cepat (Tjokroprawiro, 1991) Perencanaan Makan Makanan dengan komposisi seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi. Prinsip perencanaan makan untuk diabetes mellitus meliputi 3 (tiga) J, antara lain : 1. Jumlah energi disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, usia, stress dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan idaman. Menentukan status gizi, digunakan Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Pola pengaturan makan penderita diabetes mellitus tidak berbeda dengan orang normal, kecuali jumlah energi dan waktu makan terjadwal. Kandungan kolesterol < 300 mg/hari. Lemak dari sumber asam lemak tidak jenuh dan menghindari asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari, diutamakan dari serat larut air. 2. Jadwal makan (6 kali) makan pagi selingan pagi makan siang selingan sore makan malam menjelang tidur malam. 3. Jenis makanan yang beragam meliputi : karbohidrat 60 70% kebutuhan energi, protein 10-15%, lemak 20-25% dan serat 25-35% (Marthian, 2008).

7 Latihan Jasmani Latihan jasmani teratur, 3 4 kali tiap minggu selama ± 30 menit yang sifatnya sesuai CRIPE ( Continous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training ). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit kelatihan yang lebih berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung (Soegondo S, 2007). Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani adalah jangan memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi oleh orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia, harus selalu membawa permen, membawa tanda pengenal sebagai penderita diabetes mellitus dalam pengobatan, dan memeriksa kaki secara cermat setelah olahraga (Soegondo S, 2007). a. Prinsip Latihan Jasmani yang dilakukan : 1. Terus - menerus Latihan jasmani harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa henti, contoh : jogging 30 menit, maka penderita harus melakukannya selama 30 menit tanpa henti. 2. Secara Ritmis Latihan olahraga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur, contoh : berlari, berenang, jalan kaki.

8 13 3. Interval Latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat, contoh : jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan. 4. Progresif 1) Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan sampai sedang selama mencapai menit. 2) Sasaran HR = % dari maksimal HR (Heart Rate / denyut nadi). 3) Maksimal HR = 220 (umur) 5. Daya tahan Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, dan sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olahraga kesenangannya (Santoso Mardi, 2010). b. Manfaat Latihan Jasmani 1. Olahraga membantu membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan. 2. Olahraga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel tempat insulin bisa melekatkan diri. 3. Olahraga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung. 4. Olahraga meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi kadar kolesterol jahat.

9 14 5. Olahraga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan stres, dan ketegangan, sehingga memberikan rasa sehat dan bugar (Santoso Mardi, 2010). c. Petunjuk Olahraga untuk Diabetes Bergantung pada Insulin : 1. Monitor kadar glukosa darah sebelum dan sesudah berolahraga. 2. Menghindari gula darah rendah dengan memakan karbohidrat ekstra sebelum olahraga. 3. Menghindari olahraga berat selama reaksi puncak insulin. 4. Melakukan suntikan insulin di tempat-tempat yang tidak akan digunakan untuk olahraga aktif. 5. Mengikuti saran dokter untuk mengurangi dosis insulin sebelum melakukan olahraga yang melelahkan atau lama. 6. Glukosa darah bisa turun bahkan beberapa jam setelah berolahraga karena sangat penting untuk memeriksa gula darah secara periodik (Santoso Mardi, 2010). d. Petunjuk Berolahraga untuk Diabetes Tidak Bergantung pada Insulin 1. Gula darah rendah jarang terjadi selama berolahraga dan karena itu tidak perlu memakan karbohidrat ekstra. 2. Olahraga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan asupan kalori. 3. Olahraga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olahraga berat mungkin bisa dilakukan tiga kali seminggu.

10 15 4. Melakukan latihan ringan guna pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolahraga. 5. Memilih olahraga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup secara umum. 6. Manfaat olahraga akan hilang jika tidak berolahraga selama tiga hari berturutturut. 7. Olahraga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori bertambah, untuk menghindari makan makanan ekstra setelah berolahraga. 8. Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olahraga teratur (Santoso Mardi, 2010) Asupan Obat Hipoglikemik Pada dasarnya pengelolaan diabetes mellitus tanpa dekompensasi dimulai dengan pengaturan makan disertai olahraga yang cukup selama 4-8 minggu. Bila dalam periode tersebut, kadar glukosa darah masih tinggi dari normal, baru diberikan obat hipoglikemik oral (OHO). Tercatat hanya 5% penderita yang mencapai normoglikemia dengan pengaturan makan dan olahraga sedang sisanya 95% tidak memberi hasil yang memuaskan sehingga dapat dimulai dengan pemberian OHO. Pada penderita hiperglikemia berat, pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) harus dimulai lebih awal (Lebovitz, HE. 1994). Peranan obat hipoglikemik oral pada pengobatan diabetes mellitus dalam hal mekanisme kerja OHO, klasifikasi, indikasi dan kontra indikasi, serta jenisjenis OHO

11 16 a. Mekanisme Kerja Obat Hipoglikemik Oral Pada dasarnya diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh defek pada sekresi insulin dan kerja insulin. Ada tidaknya hiperglikemia ditentukan oleh 3 faktor yaitu sel beta pankreas yang mensekresi insulin, Hepatic glucose out put (produksi glukose hati) oleh hati dan sensitivitas jaringan perifer (otot, usus dan hati) terhadap insulin. Obat hipoglikemik oral mempunyai titik kerja pada salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut diatas. Sulfonilurea misalnya mempunyai kerja terutama meningkatkan sekresi insulin, metformin bekerja diperifer pada otot-otot dimana memperbaiki sensitivitas sel terhadap insulin, inhibitor alfa glukosidase bekerja menekan penyerapan glukosa di usus, troglitazon bekerja menekan produksi glukosa oleh hati dan repaglinide bekerja meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas (Lebovitz, HE. 1994). b. Klasifikasi OHO Dikenal berbagai jenis obat hipoglikemik oral : a) Obat Hipoglikemik Oral (OHO) 1) Sulfonilurea Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara : (a) Menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan (stored insulin). (b) Menurunkan ambang sekresi insulin. (c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Sulfonilurea terikat dengan permukaan reseptor pada membran sel beta dan menghambat ATP-Sensitive Potassium Channel sehingga mencegah keluarnya kalium dan terjadilah depolarisasi membran sel.

12 17 Depolarisasi membuka voltage-dependent calcium channel akibatnya kalsium ekstra seluler masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan Calcium Cytosolic yang merangsang insulin. Golongan sulfonilurea dalam pemberiannya dapat menyebabkan kegagalan primer yaitu sejak awal pasien tidak memberi respons yang memuaskan walaupun sudah ditingkatkan dosisnya ke dosis maksimal. Keberhasilan menurunkan kadar glukosa puasa terbatas hanya 20-30% penderita. Demikian pula dapat terjadi kegagalan sekunder bila dalam periode yang lama obat ini sudah tidak memberi hasil yang memuaskan walaupun diberikan dalam dosis maksimal. Kegagalan sekunder dapat terjadi pada sekitar 10% penderita pertahun. Untuk itu diperlukan obat OHO tambahan atau insulin untuk memperbaiki kontrol glikemik (Henrichs, HR. 1988). Obat golongan ini diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan dipakai pada penderita yang berat badannya lebih dari normal. Klorpropamid tidak dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orang tua karena resiko hipoglikemia yang berkepanjangan, demikian juga glibenklamid. Untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek (tolbutamid, glikuidon). Glikuidon juga diberikan pada penderit a diabetes mellitus dengan gangguan ginjal atau hati ringan (Henrichs, HR. 1988). 2) Biguanid Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Metformin adalah

13 18 golongan dimetil biguanide merupakan OHO yang dipakai untuk menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe II, penggunaannya bertujuan untuk menurunkan resistensi insulin dengan memperbaiki sensitivitas insulin terhadap jaringan. Dengan demikian metformin di indikasikan sebagai obat pilihan pertama pada pasien diabetes mellitus tipe II gemuk yang mana dasar kelainannya adalah resistensi insulin. Walaupun cara kerja metformin berbeda dengan sulfonilurea akan tetapi efek kontrol glikemik sama dengan golongan sulfonilurea. Metformin dikenal bekerja sebagai anti hiperglikemia sedang sulfonilurea sebagai obat yang bekerja sebagai hipoglikemik (Balley, CJ. 1996). Mekanisme kerja metformin menambah up-take (utilisasi) glukosa diperifer dengan meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin, menekan produksi glukosa oleh hati, menurunkan oksidasi Fatty Acid dan meningkatkan pemakaian glukosa dalam usus melalui proses non oksidatif. Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati dan digunakan sebagai bahan baku glukoneogenesis. Keadaan ini mencegah terjadinya efek penurunan kadar glukosa yang berlebihan. Pada pemakaian tunggal metformin dapat menurunkan kadar glukosa darah sampai 20% (Balley, CJ, 1996). 3) Inhibitor α glukosidase Obat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai mekanisme kerja menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada brush border dipermukaan membran usus halus. Enzim alfa

14 19 glukosidase berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat menjadi glukosa diusus halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat menjadi glukosa di usus akan menjadi berkurang, dengan sendirinya kadar glukosa darah akan berkurang (Adam, JMF. 1997). 4) Insulin sensitizing agent Thoazolidinediones (Troglitazon) adalah golongan obat baru yang mempunyai efek farmakologi meningkatkan sensitifitas jaringan perifer terhadap insulin. Obat ini tidak menyebabkan reaksi hipoglikemia, menghilangkan adanya resistensi insulin, menurunkan hepatic glucose out put, menormalkan gangguan toleransi glukosa, dan mencegah serta memperlambat progresifitas gangguan toleransi glukosa menjadi diabetes. Terbukti pula obat ini dapat memperbaiki kendali glukosa darah dan hiperinsulinemia. Obat ini belum beredar di Indonesia ( Iwamoto, Y. et al. 1996). b) Insulin Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM adalah : 1) Diabetes mellitus dengan berat badan menurun cepat/kurus. 2) Ketoasidosis, asidosis laktat, dan koma hiperosmolar. 3) Diabetes mellitus yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat, dan lain-lain). 4) Diabetes mellitus dengan kehamilan / Diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan.

15 20 5) Diabetes mellitus yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis rendah, lalu dinaikkan perlahan-lahan sesuai dengan hasil glukosa darah penderita. Penderita sudah diberikan sulfonilurea atau metformin sampai dosis maksimal namun kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, untuk menggunakan kombinasi sulfonilurea dengan metformin. Dengan cara ini tidak berhasil, dipakai kombinasi sulfonilurea dan insulin (Soegondo S, 2007). Nama Generik Sulfonilurea Klorpropamid Tolbutamid Glibenklamid Glikuidon Tabel 1. Obat Hipoglikemik Oral (Sarwono W, 1996) Dosis Merk Harian Awal Diabenese Rastinon Daonil Glurenorm Lama Kerja (jam) Frek (Kali) Biguanid Metformin Glukophage Penghambat α Glukosidase Acarbose Glucobay Penyuluhan (Edukasi) Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi penderita diabetes yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman penderita akan penyakit yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik (Hartini, 2009).

16 Senam Diabetes Tahap-tahap (urutan kegiatan) melakukan olahraga atau senam diabetes adalah : 1. Pemanasan (warm-up) Pemanasan dilakukan sebelum memasuki latihan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya, seperti menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut nadi secara bertahap tidak meningkat secara mendadak. Pemanasan perlu untuk mengurangi terjadinya cedera akibat olahraga. Lama pemanasan cukup 5-10 menit. 2. Latihan inti (conditioning) Denyut nadi diusahakan mencapai Target Heart Rate (THR) agar latihan benar-benar bermanfaat. Bila THR tidak tercapai maka tidak akan bermanfaat, bila melebihi THR akan menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. 3. Pendinginan (cooling-down) Selesai melakukan olahraga dilakukan pendinginan, untuk mencegah terjadinya penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot sesudah olahraga atau pusing-pusing karena darah masih terkumpul pada otot yang aktif. 4. Peregangan (stretching) Peregangan dilakukan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang dan lebih elastis. Komponen ini lebih penting bagi diabetesi usia lanjut (Costill, DL. 1995).

17 Adaptasi Fisiologi Olahraga pada Diabetesi Pada orang normal perubahan metabolik yang terjadi akibat berolahraga sesuai dengan lama, beratnya latihan dan tingkat kebugaran. Hal yang sama juga terjadi pada diabetesi namun selain itu dipengaruhi pula oleh kadar insulin plasma, kadar glukosa darah, kadar benda keton dan imbangan cairan tubuh (Storlien, H. 1993). Pada diabetesi tidak terkendali, olahraga akan menyebabkan terjadinya peningkatan glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Pada suatu penelitian didapatkan bahwa diabetes tidak terkontrol dengan glukosa darah sekitar 332 mg/dl, olahraga tidak menguntungkan malah berbahaya. Keadaan ini diakibatkan oleh adanya peningkatan glukagon plasma dan kortisol, yang pada akhirnya menyebabkan terbentuknya benda keton. Sebaiknya bila diabetesi ingin berolahraga, kadar gula darah tidak lebih dari 250 mg/dl (Stacy,P & Borushek,A. 1986). Ambilan glukosa oleh jaringan otot pada keadaan istirahat membutuhkan insulin, disebut sebagai jaringan insulin-dependent. Sedangkan pada otot yang aktif, kebutuhan otot terhadap glukosa meningkat, tidak disertai peningkatan kadar insulin. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kepekaan reseptor insulin di otot dan bertambahnya jumlah reseptor insulin di otot dan bertambahnya jumlah reseptor insulin yang aktif pada waktu berolahraga. Otot yang aktif disebut sebagai jaringan non-insulin dependent. Peningkatan kepekaan ini berakhir hingga cukup lama setelah masa latihan berakhir. Pada waktu berolahraga blood flow

18 23 (BF) meningkat, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Skinner,JS. 1994). Pada waktu olahraga dalam waktu singkat, ambilan glukosa oleh otot yang sedang aktif bergerak meningkat 7-20 kali lipat, tergantung pada intensitas gerak yang dilakukan. Glikogen hati digunakan untuk memenuhi kebutuhan glukosa, oleh karena itu kadar glukosa darah tetap dalam keseimbangan, atau menurun hanya sedikit sekali. Ambilan asam lemak otot meningkat dengan nyata, dan dalam waktu yang bersamaan, pembakaran glukosa menurun menjadi 20-40% dari sebelumnya. Perubahan ini mencegah penurunan kadar glukosa darah yang terlalu cepat. Setelah beberapa jam berolahraga sumber glukosa darah sekarang berasal dari glukoneogenesis (AH. Asdie, 1996) Manfaat Olahraga Pada saat berolahraga terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh oleh otot yang aktif. Terjadi pula reaksi tubuh yang kompleks meliputi fungsi sirkulasi, metabolisme, penglepasan dan pengaturan hormonal dan susunan saraf otonom. Pada keadaan istirahat metabolisme otot hanya sedikit sekali memakai glukosa sebagai sumber bahan bakar sedangkan pada saat berolahraga glukosa dan lemak akan merupakan sumber energi utama. Setelah berolahraga selama 10 menit glukosa akan meningkat sampai 15 kali jumlah kebutuhan pada keadaan biasa. Setelah 60 menit dapat meningkat sampai 35 kali (Soegondo, 2007). Manfaat olahraga bagi diabetesi antara lain meningkatkan penurunan kadar glukosa darah, mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi terjadinya komplikasi aterogenik, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan

19 24 darah, hiperkoagulasi darah. Mengurangi resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan meningkatkan kualitas hidup diabetesi dengan meningkatnya kemampuan kerja dan juga memberikan keuntungan secara psikologis (Soegondo, 2007). Olahraga pada diabetesi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung olahraga dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Demikian pula yang didapatkan dari hasil penelitian Allen dkk. Olahraga yang teratur akan mengurangi kebutuhan insulin sebesar 30-50% diabetesi tipe I yang terkontrol dengan baik, pada diabetesi tipe II yang dikombinasikan dengan penurunan berat badan akan mengurangi kebutuhan insulin sehingga 100% (Marieb. 1992). 1. Manfaat Olahraga pada Diabetes Mellitus Tipe I Peran olahraga teratur pada pengaturan kadar glukosa darah ( glycemic control) pada diabetes mellitus tipe I masih kontroversial. Diabetes mellitus tipe I mempunyai kadar insulin darah yang rendah akibat kurang atau tidak adanya produksi insulin oleh pankreas. Diabetes mellitus tipe I mudah mengalami hipoglikemia selama dan segera sesudah berolahraga sebab hepar gagal untuk melepaskan glukosa sesuai dengan laju kebutuhan. Pada diabetes mellitus tipe I derajat pengaturan kadar glukosa darah akibat olahraga sangat bervariasi artinya pada diabetesi tertentu olahraga akan menyebabkan terjadinya pengaturan kadar glukosa darah dengan baik sedangkan pada diabetesi lain pengaturan kadar glukosa tidak demikian, jadi efek olahraga pada diabetes mellitus tipe I sangat individual (Wolfe. RR, 1998).

20 25 2. Manfaat Olahraga pada Diabetes Mellitus Tipe II Pada diabetes mellitus tipe II, olahraga berperan utama dalam pengaturan kadar glukosa darah. Produksi insulin umumnya tidak terganggu terutama pada awal menderita penyakit diabetes. Masalah utama pada diabetes mellitus tipe II adalah kurangnya respons reseptor terhadap insulin (resistensi insulin). Karena adanya gangguan tersebut insulin tidak dapat membantu transfer glukosa ke dalam sel. Kontraksi otot memiliki sifat seperti insulin (insulin-like effect). Permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi. Pada saat berolahraga resistensi insulin berkurang, sebaliknya sensitivitas insulin meningkat, menyebabkan kebutuhan insulin pada diabetes tipe II akan berkurang. Respons ini hanya terjadi setiap kali berolahraga, tidak merupakan efek yang menetap atau berlangsung lama, oleh karena itu olahraga harus dilakukan terus menerus dan teratur (Wolfe. RR, 1998) Protokol Latihan Klub Olahraga Senam Diabetes Persadia a. Sebelum Latihan 1. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan. 2. Mengukur tekanan darah dan menghitung denyut nadi. 3. Pemeriksaan kadar gula darah. b. Latihan 1. Mengatur barisan peserta senam. 2. Senam pemanasan / strechting / senam ringan. 3. Melakukan senam Diabetes Indonesia selama menit.

21 26 4. Melakukan pendinginan / cooling-down 5. Melakukan penghitungan denyut nadi. 6. Pijit Diabetes c. Penutup 1. Pemeriksaan gula darah 2. Mengukur tekanan darah 3. Mengkomsumsi makanan dan minum secukupnya (Santoso Mardi, 2010).

22 Kerangka Teori Aktivitas Pola Makan Psikologi Usia Diabetes Mellitus Keturunan PERSADIA SEBELUM SENAM SESUDAH KADAR GULA DARAH

23 Kerangka Konsep SEBELUM SENAM DIABETES KADAR GULA DARAH SESUDAH SENAM DIABETES 2.5. Hipotesis Penelitian 1. Ho : Ada perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah Senam Diabetes 2. Ha : Tidak ada perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah Senam Diabetes.

Definisi Diabetes Melitus

Definisi Diabetes Melitus Definisi Diabetes Melitus Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel (Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun

Lebih terperinci

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM. DIABETES MELITUS Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar - gula darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta bolik akibat gangguan hormonal. Akibat gangguan hormonal tsb

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Rumah Sakit ini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat

Lebih terperinci

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu) 14 (polidipsia), banyak kencing (poliuria). Atau di singkat 3P dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus naik, bertambah gemuk karena pada fase ini jumlah insulin masih mencukupi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri. digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

Lebih terperinci

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Bagi penderita diabetes, olahraga ringan tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Diabetes Millitus (DM) yang juga di kenal sebagai penyakit kencing manis/

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Diabetes Millitus (DM) yang juga di kenal sebagai penyakit kencing manis/ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Diabetes Millitus Penyakit Diabetes Millitus (DM) yang juga di kenal sebagai penyakit kencing manis/ penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan kelainan heterogen yang di tandakan apabila kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

Lebih terperinci

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai Gejala diabetes sering kali tidak terlihat secara jelas di awalnya. Kadang kita baru sadar atau terindikasi diabetes ketika sudah mengalami komplikasi diabetes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB Diabetes Mellitus DEFINISI Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara memadai.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004). Diabetes Mellitus merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai

Lebih terperinci

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Lebih terperinci

CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS

CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS CLINICAL SCIENCE SESSION DIABETES MELITUS Lhara raffany 12100114097 Lina yuliana 12100114098 Lisa Valentin Sihombing 12100113001 Maretta Prihardini Hendriawati 12100113025 Preseptor : dr Dartyaman, Sp.PD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sampai saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) masih merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat, mengingat banyaknya komplikasi yang dapat timbul

Lebih terperinci

Penyakit diabetes mellitus (DM) sudah dikenal orang cukup lama, tapi masih banyak

Penyakit diabetes mellitus (DM) sudah dikenal orang cukup lama, tapi masih banyak 1 PERAN OLAHRAGA SENAM DIABETES INDONESIA BAGI PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Suryanto Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Melitus 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus Menurut ADA (2010) DM merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat gangguan pada sekresi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : DIABETES MELLITUS Sasaran : Hari/ tgl : Waktu : 30 menit Tempat : A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti penyuluhan, peserta

Lebih terperinci

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU? Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif. Insulin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan

Lebih terperinci

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini gaya hidup modern dengan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga meyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke DM tahap komplikasi à dapat masuk semua jalur sistem tubuh manusia Komplikasi DM berat à kematian Mata Kadar gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan karakteristik adanya tanda-tanda hiperglikemia akibat ketidakadekuatan fungsi dan sekresi insulin (James,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Ermita (2002 dikutip dari Devita, Hartiti, dan Yosafianti, 2007) bahwa fluktuasi politik dan ekonomi mengakibatkan perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK PRAKTEK KLINIK KMB IV

TUGAS KELOMPOK PRAKTEK KLINIK KMB IV TUGAS KELOMPOK PRAKTEK KLINIK KMB IV ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny S Dengan Diabetes Melitus Tipe II Di IRNA Penyakit Dalam Interna C Rumah Sakit Dr. Moehammad Hoesin Palembang Tahun 2008 D I S U S U N OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci

EVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI

EVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI EVALUASI PEMILIHAN OBAT ANTIDIABETES PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : AYU WULANDARI K 100 050 291 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh komplikasi

Lebih terperinci

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan) Diabetes merupakan penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh anda untuk memproduksi atau menggunakan insulin. Yaitu, hormon yang bekerja untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Melitus Diabetes adalah gangguan metabolisme kronis, ditandai dengan kadar gula darah tinggi, serta adanya gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein akibat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Penulis menggunakan beberapa data literatur dan informasi guna mendukung Tugas Akhir ini, seperti : 2.1.1. Literatur Buku Literatur berupa media cetak yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

Lebih terperinci

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan meningkat, menjadi 366 juta pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus 2.1.1 Pengertian Kata diabetes berasal dari bahasa Yunani yag artinya orang yang berdiri mengangkangkan kedua belah kakinya atau selang untuk memindahkan air.

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena

ANALISA KASUS. Apabila keton ditemukan pada darah atau urin, pengobatan harus cepat dilakukan karena ANALISA KASUS 1. Diabetes Melitus tipe I Diabetes Melitus adalah suatu penyakit metabolic yang ditandai dengan terjadinya keadaan hiperglikemi akibat kekurangan sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya.

Lebih terperinci

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012 DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diabetes Mellitus Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, diabetes melitus merupakan permasalahan yang harus diperhatikan karena jumlahnya yang terus bertambah. Di Indonesia, jumlah penduduk dengan diabetes melitus

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015

AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 AKTIVITAS FISIK DAN OLAHRAGA UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON 9 APRIL 2015 Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyababkan pengeluaran energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) adalah gannguan kesehatan yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian dimulai. Kuisioner divalidasi dengan cara diuji coba pada 30 orang yang mana 20

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolisme yang memiliki tingkat prevalensi sangat tinggi di dunia. Prevalensi DM di Amerika Serikat diduga mencapai 10

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi

Lebih terperinci

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..? Penyakit Diabetes bisa disembuhkan setelah para ilmuwan menemukan bahwa gumpalan beracun dari sel berhenti memproduksi hormon insulin. Para ilmuwan di Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya sensitivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala penyakit degeneratif kronis yang disebabkan karena kelainan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan hormon Insulin baik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus

Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus Oleh: Mia Roosmalisa Dewi ABSTRAK Diabetes Melitus adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita. Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif. Kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna

Lebih terperinci

Obat untuk Diabetes Pengobatan diabetes secara menyeluruh mencakup diet yang benar, olahraga yang teratur, kemudian dilanjutkan dengan obat-obatan yang diminum, atau suntikan insulin. Pada diabetes tipe

Lebih terperinci

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide Obat Penyakit Metformin Biguanide. Obat diabetes ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, baik pada jaringan hati maupun perifer. Peningkatan sensitivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah / hiperglikemia. Secara

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID Glukosa Ada dalam makanan, sbg energi dalam sel tubuh. Dicerna dalam usus, diserap sel usus ke pembuluh darah, diedarkan ke sel tubuh. Untuk masuk ke sel dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes melitus didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN Niken Andalasari PENGERTIAN Hipoglikemia merupakan keadaan dimana didapatkan penuruan glukosa darah yang lebih rendah dari 50 mg/dl disertai gejala autonomic dan gejala neurologic.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat disebabkan karena faktor genetik, kekurangan produksi insulin oleh sel beta pankreas, maupun karena ketidakefektifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data mengenai jumlah serta tingkat penderita diabetes di Indonesia didapat dari beberapa website berita dan pengetahuan di media internet : - www.nationalgeographic.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci