BAB II URAIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi. Sama maksudnya disini adalah sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan kesamaan dalam hal ini yang dimaksud adalah kesamaan pengertian antara si penyampai informasi dan penerima informasi (Cangara, 2006: 18). Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihan itu disebut kerangka pengalaman (field of experience), yang menunjukkan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol. Menurut Cangara, ada tiga prinsip komunikasi yakni: A B Gambar 2.1 : Pinsip Komunikasi (Cangara, 2006: 20) 1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experience). 2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif). 3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih semakin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif (Cangara, 2006: 20). 13

2 14 Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang digunakan khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi (Bungin, 2006: 57). Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial, dan lain sebagainya. Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Menurut Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society, cara yang baik untuk mendefenisikan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : who, says, what, in which channel, to whom, with what effect (Effendy, 2004: 33). Menurut Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2006: 19) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, sengaja maupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada konteks komunikasi verbal, tapi juga dalam konteks ekspresi muka, seni dan teknologi. Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Menginformasikan (to inform) yang memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau fikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2. Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain. 4. Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan (Effendy, 2004: 31).

3 15 Komunikasi Massa Komunikasi massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas khususnya media elektronik. Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (pengelihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2004: 71-75). Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, yaitu merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan media massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film, film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004: 3). Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi : Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Bungin (2006: 71) komunikasi massa adalah : Proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.

4 16 Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a) Komunikator b) Media massa c) Informasi (pesan) d) Gatekeeper e) Khalayak (publik) f) Umpan balik tertunda Ciri-ciri komunikasi massa adalah: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak, ke sejumlah khlayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam media massa biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah atau penerbit buku). 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama. Herbert Blumer memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan sebagai berikut: Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka bersal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antara individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. Mereka tidak mempunyai kemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya Bersifat Umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditunjukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesanpesannya ditunjukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesanpesan yang dikemukakanya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Contohnya pada saat kita membaca surat kabar komunikasi hanya berlangsung satu arah yakni dari media massa (koran itu) ke pembaca dan tidak sebaliknya. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa pasti sifatnya tertunda.

5 17 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Contohnya pada saat penayangan langsung siaran bola piala dunia dimana pada saat peristiwa penyetakan gol semua audience yang menonton sama-sama menerima pesan yang serempak bahwa tim sepak bola tersebut mencetak gol. Namun ketika penonton yang ketinggalan menonton tetap bisa mengetahui skor pertandingan yang tidak disiarkan secara langsung melalui news sport. 6. Komunikasi Menggandalkan Peralatan Teknis Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronika seperti televisi. 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang diserbarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film//surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameraman, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesanpesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2006: 16-30). Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio, internet, majalah, koran, tabloid, buku dan film (Nurudin, 2006: 5). Berikut beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru : Kaset/ CD Film Surat Kabar Televisi Alat Komunikasi Massa Majalah Radio Tabloid Buku Gambar 2.2: Model Komunikasi Massa Paradigma Lama Sumber : (Nuruddin, 2006: 12)

6 18 Televisi Film Surat Kabar Radio Alat Komunikasi Massa Majalah Internet Tabloid Buku Gambar 2.3 : Model Komunikasi Massa Paradigma Baru (Nuruddin, 2006: 12) Jika dilihat dari dua bagan diatas, ada perbedaan mencolok antara paradigma lama dengan paradigma baru, dalam paradigma baru ada penambahan dan pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, film, buku, tabloid, dan internet sedangkan pengurangannya ada apa CD/kaset. Perubahan tersebut dimungkinkan kerena perkembangan teknologi komunikasi massa yang kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi pada perubahan ciri yang melekat pada media massa tersebut. Kita tidak bisa membayangkan bahwa internet adalah media baru yang mempunyai keserempakan tinggi dalam penyebaran pesan kepada khalayak. Sedangkan media lama seperti surat kabar, tabloid, dan majalah pada masa yang akan datang keserempakan pesannya sangat mungkin harus direvisi pula. Beruntung saat ini, tiga media massa itu sudah didukung penyebarannya dengan internet. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa akan mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan tingkat perkembangan perubahan manusia dan peningkatan percepatan teknologi komunikasi (Nurudin, 2006: 14). Ada beberapa era yang dapat dijadikan pijakan untuk melihat sejarah perkembangan komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball

7 19 Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989), setidaktidaknya disebutkan ada lima revolusi komunikasi massa: 1. Zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and signals) 2. Zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the age of speech and language) 3. Zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing) 4. Zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print) 5. Zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass communication) Masing-masing perubahan membawa kepentingan sendiri-sendiri dan untuk masyarakat yang berbeda satu sama lain. Perubahan dalam cara berkomunikasi yang dilakukan manusia jelas telah membawa perubahan penting dalam kehidupan berkomunikasi manusia. Perubahan tersebut bukan hanya berdampak positif bagi manusia melainkan dampak negatif pun sudah semakin terasa. Misalnya acara yang disiarkan melalui media elektronik dengan menggunakan jaringan satelit sehingga dapat menyiarkan acara secara langsung. Namun dampak yang dirasakan adalah anak-anak memiliki peluang untuk menghabiskan waktunya berjam-jam di televisi daripada untuk belajar. Ditambah lagi dengan munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling baru. Membawa pengaruh yang tidak sedikit pula. Seperti munculnya mediamedia sosial di jaringan internet dan didukung oleh media telepon pintar yang mengakibatkan setiap orang dengan mudah dan dapat mengakses internet kapan saja dan dimana saja. Hal inilah yang mengakibatkan masyarakat banyak menghabiskan waktu dengan teknologi daripada bersosialisasi dengan lingkungan disekitar mereka. Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang kian kompleks. Orang tidak perlu lagi susah-susah mengirim surat dengan jasa pos, tetapi cukup memakai surat elektronik ( ). Inilah abad komunikasi massa pada zaman sekarang ini. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang dilakukan.

8 20 Menurut Wright (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai tiga ciri, yaitu : 1. Komunikasi massa yang diartikan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan unruk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. Menurut McManus (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4) ada beberapa ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut: 1. Teknologi yang terdahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung. 2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang melimpah. 3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu. 4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah ke media interaktif. Media baru merujuk pada dunia metamorfosis di mana banyak bentuk komunikasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak adalah menggunakan internet yaitu jaringan dari komputer yang berkembang pesat. Internet merubah komunikasi dengan sangat mendasar, termasuk melibatkan banyak interaktivitas antara komunikator dan pengguna. Dunia maya (internet) menawarkan kesempatan membentuk komunitas yang sebenarnya, orang yang memiliki kesamaan ketertarikan bertemu hanya melalui elektronik. Maka defenisi komunikasi massa bahwa audiens yang bersifat heterogen dan tidak saling mengenal dan berinteraksi tidaklah sama dengan prinsip pada media baru terutama pada jejaring sosial. Kemudian, pesan tidak lagi dijadwalkan secara umum dan komunikator berada dalam sebuah organisasi. Dalam media baru semua orang dapat menyebarkan pesan kepada semua orang baik bersifat umum maupun khusus baik itu penting ataupun tidak penting. Media baru dalam penggunaan medianya khalayak sangat aktif dalam pemanfaatan media termasuk

9 21 dalam menyebarkan informasi yang sering kita kenal citizen journalism (Saverin and Tankard, 2008 : 465). Merton (dalam Bungin, 2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas: a. Fungsi pengawasan Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Contoh nya saja seperti dalam jejaring sosial Instagram para pengguna Instagram bisa mengunduh gambar ataupun video mengenai HIV/AIDS. Sehingga orang yang melihat bisa terpengaruh untuk ikut menjahui hubungan seks bebas. b. Fungsi social learning Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Contohnya seperti dalam jejaring sosial Instagram dapat dijelaskan dengan menggunakan video yang berdurasi 15 detik serta ditambahkan dengan caption mengenai sebuah produk yang dapat memberikan pencerahan dan pengetahuan terhadap produk tersebut. c. Fungsi penyampaian informasi Komunikasi massa menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas, yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat. Contohnya dalam jejaring sosial Instagram dapat dimasukkan informasi

10 22 mengenai pemilu 2014 dengan menggunakan video berdurasi 15 detik yang diunggah oleh institusi yang bersangkutan. d. Fungsi transformasi budaya Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Contohnya dengan menggunakan Instagram kita dapat berbagi gambar dengan seluruh orang di penjuru dunia. Kita bisa mengunggah berbagai macam budaya dari Indonesia dan begitu pula sebaliknya dari negara lainnya. Sehingga tanpa disadari kita mengikuti budaya lain, misalnya dalam hal berpakaian. e. Hiburan Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunkasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Contohnya dengan adanya Instagram mampu menjadi media hiburan seperti melihat video, melakukan obrolan dan melihat gambar-gambar yang menarik yang diunggah oleh para pengguna Instagram. Khalayak memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh sumber media. fungsi media massa ini adalah fungsi sosial yang diinginkan dan fungsi sosial yang tidak diinginkan yang dimana para pengguna menyadari atau tidaknya fungsi pada media massa pada kehidupan mereka. Seperti pada fungsi transformasi budaya yang tanpa audiens sadari mereka telah mengikuti budaya dari negara lain dengan adanya terpaan tayangan di televisi maupun media massa lainnya termasuk pada media baru. Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian: secara sederhana Keith R. Stamm dan Jhon E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar, pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Nurudin, 2006: 206). Perkembangan teknologi yang begitu cepatnya menimbulkan suatu era bernama digitalisasi, dimana nantinya menimbulkan konvergensi antar media.

11 23 Kovergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi adalah keadaan dimana semua elemen media baik yang menggunakan teknologi lama atau baru bersatu untuk menghasilkan produk baru yang terintegrasi. Konvergensi media yang dimaksud adalah sebuah telepon pintar yang di dalamnya terdapat internet lengkap dengan aplikasi nya seperti media-media sosial, , kemudian dilengkapi dengan telepon selular, jaringan nirkabel, radio, kamera, video, dan lainnya yang tujuan nya adalah memudahkan para pengguna teknologi sehingga dapat melakukan berbagai hal hanya dengan satu media komunikasi dan dapat dibawa kemana saja. Perkembangan teknologi yang memicu lahirnya media baru tidak serta merta menghapuskan atau mengganti media lama. Karena ada beberapa karakteristik media lama yang tidak bisa digantikan oleh media baru (McQuail, 2011: 153). Menurut McQuail (2011: 153) terdapat beberapa perbedaan yang muncul akibat perkembangan teknologi terletak pada : 1. Digitalisasi dan konvergensi media 2. Interktifitas dan konektivitas jaringan yang semakin meningkat, dimana publik bisa secara langsung memberikan feedback terhadap konten. 3. Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima 4. Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak 5. Munculnya beragam bentuk baru pintu (gateway) media 6. Pemisahan dan pengaburan dari lembaga media Perkembangan teknologi tidak hanya memicu lahirnya media-media baru tapi juga melahirkan pola baru dalam lalu lintas informasi. Bordewijk dan Van Kaam (dalam McQuail, 2011: 159) mencoba membagi pola tersebut kedalam beberapa kategori : Allocution Merupakan suatu pola komunikasi dimana informasi disebarkan dari satu pusat kepada beberapa titik yang tersebar secara bersamaan. Biasanya pola ini banyak digunakan komunikasi yang berbentuk perkuliahan, konser, atau khotbah. Sedangkan ditengah perkembangan teknologi baru kita dapat melihat pola ini ketika ada salah satu Igers yang mengunggah foto atau video. Secara bersamaan pada saat itu juga akan menyebarkan kepada semua followernya.

12 24 Percakapan Karakteristik dari pola komunikasi ini adalah memungkin semua orang untuk berinteraksi baik yang dimediasi ataupun secara langsung. Kunci utama dari percakapan ini adalah adanya kesetaraan diantara pihak yang terlibat dalam interaksi. Contohnya adalah percakapan melalui komentar/direct message pada aplikasi Instagram yang dimediasi oleh pihak ketiga berupa aplikasi Instagram itu sendiri. Konsultasi Konsultasi merupakan pola komunikasi dimana antara pihak yang terlibat ada yang berfungsi sebagai bank informasi yang bisa dijadikan tempat untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Surat kabar cetak merupakan salah satu media yang menggunakan pola komunikasi konsultasi, dimana didalamnya terdapat beraneka ragam informasi. Saat ini bank informasi dapat di peroleh dari world wide web / google sebagai search engine yang banyak digunakan dalam pencarian informasi apapun yang khalayak inginkan. Contoh lainnya dalam aplikasi Instagram banyak informasi terdapat pada bagian search dengan menggunakan hashtag maka informasi yang diinginkan akan keluar. Seperti misalnya ingin mencari konsep photo prawedding maka dengan menggunakan hashtag prawedding gambar-gambar yang sesuai dengan hashtag tersebut akan keluar dan dapat dilihat sebagai penambah inspirasi. Registrasi Pola komunikasi registrasi adalah pola konsultasi yang berkebalikan, dimana pusat meminta dan menerima informasi dari partisipan di periferi. Hal ini berlaku kapanpun pencatatan pusat disimpan oleh individu dalam sebuah sistem dan pada semua sistem pengawasan. Misalnya dengan pencatatan otomatis di pusat pertukaran panggilan telepon. Pusat Kontrol Gudang Informasi Allocution Registrasi Kontrol Waktu dan Pilihan Subjek Individual Konsultasi Percakapan Gambar 2.4: Tipologi Lalu Lintas Informasi. Sumber: (Bordewijk dan Van Kaam dalam McQuail, 2011: 161).

13 25 Empat pola ini melengkapi dan membatasi (atau tumpang tindih) satu sama lain. Para pencipta model ini telah menunjukkan bagaimana pola-pola dapat dihubungkan dan berkaitan dengan dua variabel utama: dari kontrol informasi pusat versus individual: dari kontrol waktu dan pilihan topik sentral versus individual. Pola allocution di sini berlaku pada media lama komunikasi massa pada umumnya. Secara luas sama dengan model transmisi-khususnya penyiaran, dimana persediaan konten yang terbatas disediakan untuk khalayak massa. Pola konsultasi telah dapat tumbuh tidak hanya karena telepon dan media telematika baru, tetapi karena penyebaran peralatan rekaman gambar dan suara dan semata-mata peningkatan jumlah saluran sebagai hasil dari kabel dan satelit. Media baru juga secara berbeda meningkatkan potensi komunikasi percakapan atau komunikasi interaktif antara individu-individu yang terpisah jauh. Seperti yang telah dijelaskan, registrasi menjadi lebih praktis sekaligus sering terjadi, meskipun hal ini bukan pengganti bagi jenis lintas komunikasi lain. Hal ini dapat dipandang sebagai perpanjangan kekuatan pengawasan di era elektronik. Anak panah yang tertera pada gambar 4 mencerminkan penyebaran ulang lalu lintas informasi dari pola allocution ke percakapan dan konsultatif. Secara umum, hal ini mengimplikasikan pergeseran luas keseimbangan kekuatan komunikatif dari pengirim ke penerima, meskipun hal ini dapat diimbangi dengan pertumbuhan registrasi dan perkembangan lebih jauh jangkauan dan daya tarik media massa. Pola allocutory belum betul-betul berkurang volumenya, tapi telah mengambil bentuk-bentuk baru dengan penyediaan skala kecil untuk khalayak yang tersegmentasi berdasarkan kepentingan atau keperluan informasi (narrowcasting) (McQuail, 2011: 161) Teori Uses and Gratification (Teori Penggunaan dan Kepuasan) Pendekatan ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang menyatakan bahwa penelitian komunikasi mengenai efek media massa sudah mati. Penelitian yang mulai hidup adalah tentang usaha untuk menjawab pertanyaan: what do people do with media? karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan

14 26 kebutuhan, maka efek media sekarang didefenisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan terjadi (Rakhmat, 2004: 199). Teori ini menjelaskan bagaimana individu berusaha mencari dan menikmati apa yang disajikan media massa guna memuaskan berbagai macam kebutuhan. Perilaku orang sering berorientasi pada tujuan (goal oriented) ketika mereka memilih media dan menikmati apa yang disajikan media massa (isi media). Pilihan mereka terhadap media juga ditentukan oleh informasi dan kepuasan yang telah mereka antisipasi sebelumnya. Little John (dalam Morissan, 2010: 77) mengajukan gagasan teori bahwa perbedaan individu (jenis kelamin, usia, tingkatan pendidikan, status sosial, dan lain-lain) menyebabkan audiens mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh faktor sosial dan psikologis yang berbeda-beda diantara individu audiens. Inti dari model Uses and Gratification ini adalah aktivitas audiens yaitu pilihan yang disengaja oleh para pengguna isi media untuk memenuhi kebutuhan mereka. Teori Uses and Gratification ini merupakan kebalikan dari teori peluru atau teori jarum hipodermik, dimana dalam teori peluru, media sangat aktif dan sementara khalayak berada di pihak yang pasif (Nurudin, 2006: 192). Sedangkan teori Uses and Gratification ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, melainkan tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2007: 65). Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratification menurut Katz, Blumler dan Gurevitch (dalam Ardianto, 2004: 71) adalah : 1. Khalayak dianggap aktif artinya sebagian penting dari penggunaan media masa di asumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

15 27 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Untuk lebih jelasnya teori Uses and Gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini : Antesenden Motif Penggunaan Media Efek Variabel individual Kognitif Hubungan Kepuasan Variabel lingkungan Diversi Macam isi Pengetahuan Personal Hubungan Depedensi Identity dengan Isi Media Gambar 2.5 : Model Uses and Gratification Sumber: (Kriyantono, 2010: 210) Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut : 1. Variabel antesenden terbagi atas dua dimensi yaitu: a. Individual: dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan: dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. 2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu : a. Kognitif: dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas. b. Diversi: dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity: dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni : a. Hubungan: dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

16 28 b. Jenis isi media: dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan. c. Jumlah waktu: dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. 4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu: a. Kepuasan: dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. b. Pengetahuan: dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu. c. Dependensi media: dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya. Perkembangan tahap kedua teori penggunaan dan kepuasaan terjadi pada tahun 1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasan-alasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori Uses and Gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow (1970). Gambar 2.6 : Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1970) Sumber: (Morissan dkk, 2010: 83) Menurut Abraham H Maslow (dalam Morissan dkk, 2010: 83) Teori hirarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya

17 29 secara aktif untuk memuaskan hirarki kebutuhannya (hierarchy of needs), dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hirarki kebutuhan akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Rubin (dalam Morissan dkk, 2010: 84) menemukan bahwa alasan atau motivasi orang menggunakan media dapat dikelompokkan ke dalam sejumlah kategori sebagai berikut: untuk menghabiskan waktu, sebagai teman (companionship), memenuhi ketertarikan (excitement), pelarian kesenangan, interaksi sosial, relaksasi, memperoleh informasi, dan untuk mempelajari konten media tertentu. Rakhmat (2004) menyatakan Kebanyakan riset Uses and Gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Masyarakat secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Disini muncul istilah Uses and Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini muncul pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu. Untuk mengetahui minat audiens terhadap media, berarti hal ini menyangkut sejauhmana selektivitas audien, jenis motivasi yang menimbulkan penggunaan media, penolakan terhadap pengaruh yang tidak diinginkan, jenis dan jumlah tanggapan yang diajukan audiens media. Terdapat semacam ketidak sepakatan tentang kadar selektivitas dalam perilaku penggunaan media. Disatu pihak, ada indikasi kuat dari konstansi pengharkatan audiens atau figure kepembacaan pers dibanding kebanyakan konsumsi media (McQuail, 2011: 216) Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratification Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi audien sebagai aktif atau pasif kearah memperlakukan aktivitas sebagai suatu variabel (Rubin, dalam Saverin, 2008: 363). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai

18 30 atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media. Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalnya saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (dalam Saverin, 2008: 363) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu Gratification Sought and Gratification Obtained (Konsep Mengukur Kepuasan: Kepuasan yang Dicari dan Kepuasan yang Diperoleh) Salah satu macam riset Uses and Gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dan Kentucky University. Kebanyakan riset Uses dan Gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut Gratification Sought dan Gratification Obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori Uses and Gratifications, yaitu teori Expectancy Values (nilai pengharapan) (Kriyantono, 2010: 210). Gratification sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv, dan media baru). Gratification sought adalah motif yang mendorong sesorang mengkonsumsi media. Sedangkan Gratification obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen dalam Kriyantono, 2010: 211). Operasionalisasi adalah membandingkan kedua konsep Gratification sought dan Gratification obtained, sehingga dapat diketahui kesenjangan kepuasan (Gratifications discrepancy) dengan melihat perbedaan

19 31 perolehan kepuasan yang terjadi antara skor Gratification sought dan Gratification obtained dalam mengkonsumsi media tertentu. Beliefs evaluations Gratifications Sought Media Consumptio Perceived Gratifications obtained Gambar 2.7: Model Expectancy-Values Sumber: (Kriyantono, 2010: 112) Gratification sought dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan audience yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Sedangkan gratification obtained adalah prefensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu yang dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu dengan yang lainnya. Gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu Motif Penggunaan Media Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Semua tingkah laku manusia yang melingkupi penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force.

20 32 Motif sebagai pendorong sangat terikat dengan faktor-faktor lain yang disebut dengan motivasi (Walgito, 2010: 255). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian motivasi mempunyai tiga aspek di dalamnya yaitu: Keadaan terdorong dalam diri organisme (a drive state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, atau keadaan mental seperti berfikir dan ingatan. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan. Tujuan atau goal yang dituju oleh perilaku tersebut. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis, dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut dengan motif. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif adalah suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa melakukan itu, dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know how, dan know why. Dalam hal ini, persoalan know why adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam perbuatannya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Perbuatan dan tingkah laku manusia tentu sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Ardianto, 2004: 87). Defenisi tersebut, motif jika dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia menyebabkan seseorang menggunakan media. Setiap individu pasti memiliki motif yang berbeda dalam memilih media, perbedaan motif ini kemudian menimbulkan perbedaan dalam tingkat kepuasan yang didapat individu dalam menggunakan media. Jika motif dihubungkan dengan konsumsi media berarti segala faktor dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan orang menggunakan media dan tujuannya menggunakan media tersebut. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak yang disesuaikan dengan kebutuhan dan motif. Seleksi terhadap media ini berlaku untuk semua jenis media, baik media cetak maupun media

21 elektronik. Penggunaan media disebabkan oleh adanya kebutuhan yang timbul dari lingkungan sosial dan psikologis dan khalayak menggunakan media untuk memuaskan kebutuhannya. Adapun penyebab atau dorongan tersebut disebut motif. Motif pengguna dalam menggunakan Instagram sebagai media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media menurut pendapat McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin dan Tankard, 2008: 356): 1. Informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu seperti: a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Mencari tambahan pengetahuan. e. Belajar, pendidikan dari diri sendiri. 2. Identitas pribadi (personal identity) yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya meliputi : a. Menemukan penunjang nilai-niilai pribadi. b. Menemukan dan meniru perilaku yang berkaitan dengan tindakan atau metode tertentu. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dalam media untuk memuaskan egonya dengan menambah peranan yang memuaskan konsep dirinya. d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Hubungan personal (personal relationship) yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan, pengganti media untuk kepentingan perkawanan, meliputi : a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkatkan empati sosial. b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan pembicaraan dan interaksi sosial. d. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman dan masyarakat. 4. Pengalihan (diversion) yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan emosi meliputi: a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan yang secara psikologi individu membutuhkan penyelesaian. b. Bersantai. c. Mengisi waktu luang. d. Penyaluran emosi. 33

22 34 Selanjutnya, motif-motif ini akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media dan akan mempengaruhi terpaan selektif individu terhadap jenis isi media. Antara individu yang satu dengan yang lain akan mengkonsumsi media dengan cara yang berbeda dengan tujuan yang berbeda-beda pula New Media (Media Baru) New media atau media baru merupakan istilah yang digunakan untuk semua media komunikasi yang berlatar belakang teknologi komunikasi dan informasi. Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencangkup seperangkat teknologi komunikasi terpaan yang semakin berkembang dan beragam (McQuail, 2011). Media baru dapat berarti sebuah rangkaian perubahan yang luas pada produksi media, distribusi media, dan penggunaan media (Lister, 2003: 9). Pengelompokan media baru terbagi menjadi empat kategori. Pertama, media komunikasi interpersonal yang terdiri dari telepon, handphone, . Kedua, media bermain interaktif seperti komputer, videogame, permainan dalam internet. Ketiga, media pencarian informasi yang berupa portal/ search engine. Keempat, media partisipasi kolektif seperti penggunaan internet untuk berbagi dan pertukaran informasi, pendapat, pengalaman dan menjalin melalui komputer dimana penggunanya tidak semata-mata untuk alat namun juga dapat menimbulkan afeksi dan emosional (McQuail, 2011: 127). Dalam media baru dapat memudahkan kita untuk mengetahui segala informasi yang jauh, sehingga kita dapat bertemu secara tatap muka dalam sebuah teknologi. Melalui media baru juga kita mendapatkan berbagai informasi dari seluruh dunia. Beberapa karateristik menurut Martin Lister, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, dan Kieran Kelly (2003) meliputi : digitalisasi, interaktif, hyperteks, dispersal (pemecahan), virtuality (nyata), networked dan cyberspace. Apa yang ditawarkan oleh media baru dibandingkan dengan media lama adalah kapasitas untuk memperluas volume informasi yang memungkinkan individu melalui kontrol yang lebih besar dan suatu kapasitas untuk menyeleksi informasi tertentu yang mereka harapkan dapat diterima. Tidak heran jika Ward (1995: 279) mengatakan bahwa media baru terkesan tanpa mediasi karena bisa digunakan secara langsung tanpa melalui organisasi media yang rumit seperti

23 layaknya organisasi media lama atau tradisional. Sebagaimana dikatakan lebih jelas oleh McQuail (2011: 119) dimana kebanyakan media baru ini memungkinkan pengumpulan sekaligus pengiriman informasi sehingga implikasinya bisa beragam. pada produser, bisa memiliki peluang yang lebih luas untuk dikenal dan melakukan publikasi. Pada penerbit, dapat memberikan bentuk alternatif untuk komunikasi dan publikasi sehingga dapat melakukan komunikasi dan publikasi sehingga dapat dapat melakukan editing maupun validasi terhadap publikasinya. Pada faktor produksi dan distribusi, tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu karena dapat memberikan informasi dalam jumlah yang sangat besar kemana pun tempatnya dan dalam waktu yang sama. Pada penerima informasi, dapat terjadi berbagai prubahan karena kebebasan dan kesamaan dalam hubungan antara pengirim dan penerima informasi sehingga penerima informasi dituntut untuk membuat berbagai pilihan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang harus diintergrasikan agar mampu melakukan komunikasi. Perbedaan yang tampak antara media baru dan yang lama adalah dari segi penggunaan secara individual yaitu melalui tingkat interaktif penggunaan media yang diindikasikan oleh rasio respon pengguna terhadap pengirim pesan, tingkat sosialisasi pengguna dimana media baru lebih bersifat individual dan bukan bersifat interaksi sosial secara langsung, tingkat kebebasan dalam penggunaan media, tingkat kesenangan dan menariknya media yang di gunakan sesuai dengan keinginan serta tingkat privasi yang tinggi untuk penggunaan media baru (McQuail, 2011: 127). Secara lebih tegas dikatakan oleh Ganley (dalam Ward, 1995:284) bahwa : Media baru memungkinkan individu memainkan peranan yang lebih aktif sebagai warga negara sekaligus sebagai konsumen karena media baru meningkatkan akses dari warga negara yang biasa menjadi lebih terinformasi secara politis yang memungkinkan peningkatan demokrasi. Meskipun begitu harus dilihat bahwa media baru tidak menutup kemungkinan adanya kesenjangan pengetahuan antara orang yang mempunyai informasi dengan yang tidak mempunyai informasi. 35 Menurut Poster (dalam McQuail, 2011: 151) ada perbedaan media baru dari media lama:

24 36 Internet menggabungkan radio, film, dan televisi dan menyebarkannya melalui teknologi tekan (push): media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan (1) memungkinkan terjadinya percakapan dengan antar-banyak pihak; (2) memungkinkan penerimaan secara simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek-objek budaya; (3) mengganggu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya, dari hubungan kewilayahan dari modernitas; (4) menyediakan kontak global secara instan; dan (5) memasukkan subjek modern/akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan. Terdapat lima kategori utama media baru yang sama-sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks, seperti berikut ini: 1. Media komunikasi antarpribadi (interpersonal communication media). Meliputi telepon (yang semakin mobil) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi menjadi semakin personal). Secara umum, konten bersifat pribadi dan mudah dihapus dan hubungan yang tercipta dan dikuatkan lebih penting daripada informasi yang disampaikan. 2. Media permainan interaktif (interactive play media). Media ini terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual. Inovasi utamanya terletak pada interaktivitas dan mungkin dominasi dari kepuasan proses atau penggunaan. 3. Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah kategori yang luas tetapi Internet/www merupakan contoh yang paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan aksebilitasnya belum pernah ada sebelumnya. Posisi mesin pencari telah telah menjadi sangat penting sebagai alat bagi para pengguna sekaligus sebagai sumber pendapatan untuk Internet. Di samping Internet, telepon (mobile) juga semakin menjadi saluran penerimaan informasi, sebagaimana juga teleteks yang disiarkan dan layanan data radio. 4. Media partiisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar informasi,gagasan, dan pengalaman, serta untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini. 5. Substitusi media penyiaran (substitution of broadcasting media). Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau mengunduh konten yang dimasa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode lain yang serupa (McQuail, 2011: ). McQuail (2011: 157) membuat karakteristik kunci untuk membedakan media lama dengan media baru dari prespektif pengguna yaitu :

25 1. Interaksi (interactivity): sebagaimana ditunjukkan oleh rasio respons atau inisiatif dari sudut pandang pengguna terhadap penawaran sumber atau pengirim. 2. Kehadiran sosial (sosiabilitas) (social presence or sociability): dialami oleh pengguna, berarti kontak personal dengan orang lain dapat dimunculkan oleh pengguna media. 3. Kekayaan media (media richness): jangkauan dimana media dapat menjembatani kerangka referensi yang berbeda, mengurangi ambiguitas, memberikan lebih banyak petunjuk, melibatkan lebih banyak indra, dan lebih personal. 4. Otonomi (autonomy): derajat dimana seorang pengguna merasakan kendali atas konten dan penggunaan, mandiri dari sumber. 5. Unsur bermain-main (playfulness): kegunaan untuk hiburan dan kesenangan, sebagai lawan dari fungsi dan alat. 6. Privasi (privacy): berhubungan dengan kegunaan media dan atau konten tertentu. 7. Personalisasi (personalization): derajat dimana konten dan penggunaan menjadi personal dan unik. 37 OLD MODEL Limited supply homogeneus content passive mass audience undifferentiated reception/effect NEW MODEL Many different sources diserve channels and contents fragmented and active users/audience- varied and unpredictable reception/effect. Gambar 2.8 : Teknologi Media Baru Sumber: (McQuail, 2002: 312) McQuail (2002:312) membuat perubahan komunikasi sehubungan dengan hadirnya media baru dalam skema di atas. Dari model di atas bisa terlihat jelas bahwa ketika pada model lama, sumber informasi sangat terbatas, maka pada model baru terdapat banyak sekali sumber informasi. Perubahan juga terlihat dari isi yang cenderung homogen pada model lama menjadi isi dan saluran yang sangat bervariasi dalam media baru. Sedangkan audience sendiri dilihat sebagai audiens yang terfragmentasi sekaligus bersifat sangat aktif tak lagi bersifat passif dan massal. Hal yang sama juga nampak pada respon maupun efek yang semula

26 38 tidak terdiferensiasi beralih menjadi respon dan efek yang sangat bervariasi sekaligus tidak dapat di prediksikan dan salah satu media baru adalah social networking Social Networking (Jejaring Sosial) Menurut Boyd & Ellison (2007) social networking merupakan : Layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk: mengembangkan profil umum atau semi umum melalui sistem yang terikat, menunjukan daftar pengguna lainnya dengan siapa seseorang berhubungan, dan melihat daftar hubungan mereka dan yang lainnya yang ada di dalam sistem. Pada jejaring sosial, pengguna dapat menunjukkan hubungan sosial. Sedangkan keunikan dari jejaring sosial bukan karena semata-mata media ini mampu membuat individu bertemu dengan orang tak dikenal, namun karena media ini dapat membuat penggunanya terhubung dan memperlihatkan jaringan sosial mereka. Boyd dan Ellison juga melanjutkan bahwa kekuatan utama dari Social Networking adalah adanya profil pengguna yang dapat dilihat serta daftar teman-temannya yang tergabung di situs tersebut. Pada umumnya dalam Social Network atau dikenal dengan Social Network Site, para penggunanya menjalin hubungan dengan pengguna lainnya yang sudah menjadi bagian dalam jaringan sosial mereka. Para pengguna social networking ini dapat bertemu dan berkomunikasi dengan orang asing yang belum kita kenal sebelumnya. Mereka dapat mengenal satu individu dan individu yang lainnya melalui profil, foto dan biodata yang ada sebagai pengguna social networking tersebut. Social networking ini diluncurkan pertama kali pada tahun 1997 yang dikenal dengan SixDegress.com. Dimana situs ini awalnya memungkinkan pengguna membuat profilnya sendiri dan menunjukan daftar teman-temannya. Profil disini akan menjelaskan biodata kita seperti usia, lokasi, kesenangan dan hobi serta hal-hal lain yang bisa menggambarkan pengguna (Boyd & Ellison 2007). Mulai memasuki tahun 2001 munculah Ryze.com yang membantu penggunanya dalam jaringan bisnis dan sampai saat ini berbagai macam social networking telah muncul di dunia diantaranya adalah Friendster, Facebook,

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA INSTAGRAM

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA INSTAGRAM INSTAGRAM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA INSTAGRAM DI KALANGAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa kita pada era komunikasi massa. Komunikasi pada awalnya sederhana berubah menjadi kompleks. Sejak ditemukannya mesin cetak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

BAB II PENDEKATAN TEORETIS BAB II PENDEKATAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut akan diuraikan beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan kajian kepuasan pada media radio. Beberapa di antaranya adalah radio sebagai

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin

Lebih terperinci

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK Komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti, lewat saluran tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Komunikasi Massa Menurut McQuail (1987) pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter 01 Komunikasi Massa Pada Perkembangan Teknologi Komunikasi massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan penerbitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 7 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Khalayak / Audiens Komunikasi Massa Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak gerakan reformasi tahun 1998, media massa khususnya televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik fungsi maupun tujuan pembentukannya. Sejak

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti

BAB IV ANALISIS DATA. yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Dalam hal ini, peneliti BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Teori Uses and Gratifications menjelaskan bahwa bukanlah media yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media tersebut dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DI KALANGAN MAHASISWA

DI KALANGAN MAHASISWA PEMANFAATAN YOUTUBE DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Penggunaan Youtube di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Medan dengan Pendekatan Uses and Gratification) Aritas Puica Sianipar 080904123 ABSTRAK

Lebih terperinci

3 & 4. Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

3 & 4. Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 3 & 4 Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi Proses Komunikasi Dalam Masyarakat Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

MOTIF PENGGUNA JEJARING SOSIAL GOOGLE+ DI INDONESIA

MOTIF PENGGUNA JEJARING SOSIAL GOOGLE+ DI INDONESIA JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA MOTIF PENGGUNA JEJARING SOSIAL GOOGLE+ DI INDONESIA Dea Anggraeni Utomo, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki sebuah peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam salah satu fungsi media massa sebagai penyebar

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 8 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI Hambatan dalam kegiatan komunikasi Efektivitas proses komunikasi Beberapa Hambatan dalam Komunikasi Massa Hambatan Psikologis Hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan proses komunikasi telah dimulai dari nenek moyang kita terdahulu, perubahan dalam berkomunikasi terus berkembang dari waktu ke waktu. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman, hampir setiap aspek kehidupan juga mengalami perubahan melalui setiap perkembangan yang ada. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari beberapa

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA Feni Fasta, M.Si Eka Perwitasari Fauzi, M.Ed Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Sejumlah upaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan cara observasi, wawancara struktur maupun tidak berstruktur, dan dokumentasi. Obervasi yang dilakukan

Lebih terperinci

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke:  Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi MEDIA RELATIONS Pokok Bahasan TV RELEASE Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations http://mercubuana.ac.id POKOK BAHASAN TV Release: Perbedaan Release

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data

BAB I PENDAHULUAN. yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial di dalam internet yang memungkinkan pengguna (user) dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain. Dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) JUDUL SKRIPSI : KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7) OLEH : CHRISTINE, PEMBIMBING : BIROWO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Penelitian ini berfokus pada motif pendengar di Surabaya dalam mendengarkan program dari colors radio 87,7 FM Casual and Fun. Motif merupakan penggerak untuk melakukan

Lebih terperinci

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING.

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING. Modul ke: Komunikasi Massa Pengantar Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING www.mercubuana.ac.id Proses Komunikasi Massa Proses Komunikasi Massa Dengan melihat formula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan bagi manusia. Seperti yang diketahui, manusia merupakan makhluk sosial. Berarti manusia tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification sangat menonjolkan sisi audiens sebagai pihak yang paling aktif menentukan pilihan media mana yang hendak digunakan. Teori Uses and Gratification

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka 5 PENDEKATAN TEORETIS Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan definisi operasional. Bahan pustaka yang dirujuk berasal dari beberapa sumber berupa buku dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masyarakat telah secara bebas dalam memilih jenis media yang disukai. Sesuai dengan pendekatan Uses and Gratifications yang menjelaskan bahwa pengguna

Lebih terperinci

budaya Sosiologi Komunikasi ekonomi

budaya Sosiologi Komunikasi ekonomi KOMPLEKSITAS STUDI MASSA budaya teknologi sosiologi negara Sosiologi Komunikasi Hokum, agama, administrasi ekonomi Saat ini,kendali arah perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum dan Teori Khusus. 2.1.1 Definisi Komunikasi. Bila dilihat dari etimologis bahasanya, berasal

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum dan Teori Khusus. 2.1.1 Definisi Komunikasi. Bila dilihat dari etimologis bahasanya, berasal BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum dan Teori Khusus 2.1.1 Definisi Komunikasi Bila dilihat dari etimologis bahasanya, berasal dari bahasa Latin, comunis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI MASSA. Pengertian Komunikasi Massa. Radityo Muhamad, MA. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi ILMU KOMUNIKASI Modul ke: KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhamad, MA Program Studi ILMU KOMUNIKASI Pengertian Komunikasi KOMUNIKASI Istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic)

PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic) PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic) Oleh: Milzani Dinda Pradipta Wida 210000179 PENDAHULUAN Kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

BAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, baik itu yang berorientasi sosial apalagi profit, keberadaan public relations sangat penting. Pengertian public relations

Lebih terperinci

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu Click to edit Master title style Komunikasi massa dan efek media terhadap individu Click to edit Master subtitle style *Rahmawati Z Komunikasi massa Sistem komunikasi massa Oleh komunikator professional

Lebih terperinci

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA Eunike Laura C.S., Prodi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 3 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Komunikasi Massa, Fungsi dan Peran Media Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan paradigma baru dalam mengubah cara pandang seseorang mengenai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan paradigma baru dalam mengubah cara pandang seseorang mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi informasi yang semakin berkembang saat ini, memberikan paradigma baru dalam mengubah cara pandang seseorang mengenai berbagai hal, termasuk

Lebih terperinci

TEORI KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI MASSA BAB 6 Modul 9 TEORI KOMUNIKASI MASSA Tujuan Intruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P Tipe-tipe komunikasi Puri Kusuma D.P a)komunikasi kesehatan b)komunikasi politik c) Komunikasi bisnis d)komunikasi keluarga e) dll Konteks-konteks komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa-sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan sehari-hari bagi seluruh umat manusia. Tiada hari tanpa berkomunikasi. Karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain untuk bertahan

Lebih terperinci

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Tiga konseptualisasi komunikasi 1. Komunikasi sebagai tindakah satu-arah Penyampaian pesan Co: Seseorang bercerita mengenai suatu masalah. Menurut Michael Burgoon

Lebih terperinci

Komunikasi Massa, Untirta Press

Komunikasi Massa, Untirta Press Komunikasi Massa, oleh Isti Nursih Wahyuni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Buku ini diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Wide Shot di Metro TV Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi pada Mahasiswa Komunikasi FISIP USU) Sona Adha

Lebih terperinci

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan internet sebagai perantara untuk memperoleh dan saling bertukar informasi telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y MENGAPA MEDIA SOSIAL Selamat Datang di Era Generasi Y 1 Media Sosial di Indonesia 2 Dokter, Pasien, dan Media sosial Sisi positif Sisi Negatif 3 MENGENAL MEDIA SOSIAL Masihkah Anda ingat dengan perangko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat mulai mengandalkan segala sesuatu yang serba instan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin ingin tahu keadaan sekitarnya. Setiap peristiwa dan kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin ingin tahu keadaan sekitarnya. Setiap peristiwa dan kejadian yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan informasi menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan informasi. Perkembangan informasi yang berjalan begitu cepat membuat manusia semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perkembangan informasi yang sangat cepat serta mempermudah. individu dalam berkomunikasi satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi era digital dewasa ini sangat pesat. Dengan begitu banyak bermunculan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Deskripsi Perkuliahan Mata kuliah ini merupakan tinjauan tentang komunikasi atau interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal serta saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih moderen ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, informasi berkembang dengan pesat dan semakin aktual sehingga membuat masyarakat ingin selalu mengakses perkembangan informasi. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Media massa cetak dan elektronik merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Uses and Gratification berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Pendengar sebagai sasaran komunikasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi memiliki peran penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi memiliki peran penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi memiliki peran penting bagi dunia komunikasi. Pada awalnya perkembangan sebuah media diawali dengan munculnya media cetak. Media

Lebih terperinci

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya Komunikasi Massa Universitas Pembangunan Jaya Konsep dan Model Komunikasi Massa Isu Media Massa dan Masyarakat Kekuatan media Massa Kontribusi Media Massa dalam pembentukan integrasi sosial Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci