BAB 1 PENDAHULUAN. proses penyembuhan luka. Pada dasarnya luka akan sembuh dengan sendirinya
|
|
- Utami Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Menurut Winter (1962), melalui penelitian yang dilakukan di Landmark, menunjukan hasil perawatan luka pada suasana lembab sangat membantu dalam proses penyembuhan luka. Pada dasarnya luka akan sembuh dengan sendirinya secara normal melalui tahap-tahap penyembuhan luka. Akan tetapi adanya proses penyembuhan luka yang memanjang penyebabkan luka yang tadinya bersifat akut, menjadi luka kronis. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan efektivitas terapi topikal metcovazin yang dapat mendukung metode perawatan luka modern pada suasana lembab. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kristianto, (2010) tentang adanya perbedaan perawatan luka teknik modern dan konvensional menjelaskan bahwa pada kelompok modern terjadi peningkatan ekspresi TGF ββ 1 dan penurunan respon nyeri, sedangkan pada kelompok konvensional terjadi penurunan TGF ββ dan peningkatan respon nyeri. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada alasan lagi untuk menggunakan metode perawatan luka modern dengan konsep lembab khususnya bagi perawat yang sudah mendapatkan sertifikasi dalam pelatihan perawatan luka modern, sedangkan metode perawatan luka konvensional harus benar-benar sudah tidak digunakan lagi, umumnya bagi pelaksana pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun di klinik-klinik yang melakukan perawatan luka. 8
2 2 Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyaknya metode perawatan yang masih menggunakan metode perawatan luka konvensional, sehingga perawatan yang diberikan cenderung akan membuat fase penyembuhan berjalan lambat atau bahkan menjadi memanjang. Dalam hal ini peneliti menggunakan salah satu jenis topical terapi metcovazin yang sudah diuji coba sebelumnya di Wocare Clinic sebagai terapi topikal jenis salep, serta telah dikembangkan dan digunakan selama 16 tahun lebih. Metcovazin merupakan nama merk terapi topikal yang terdaftar a.n Widasari Sri Gitarja, SKp,.RN,.WOC(ET)N sebagai penemu dari formula metcovazin di lembaga Hak Atas Kekayaan Intelektual Departemen Kehakiman sebagai nama dari terapi topikal yang digunakan dalam perawatan luka. Terapi topikal metcovazin masih dalam proses perizinan di BPPOM RI sehingga penggunaanya hanya untuk kalangan sendiri yang sudah terlatih dan mengikuti pelatihan perawatan luka yang dilakukan oleh Wocare Center Indonesia. Terapi topikal ini bersifat mempertahankan kelembaban luka sehingga permukaan luka tetap pada lingkungan optimal (moist wound healing). Metcovazin merupakan jenis salep dengan komposisi zincbased diantaranya adalah berisi metronidazole, vaseline, seng, dan Nistatin (Buku panduan pelatihan perawatan luka, 2012). Metcovazin sebagai salah satu terapi topikal yang memiliki beberapa keunggulan yaitu berfungsi untuk support autolysis debridement dalam mempersiapkan dasar luka berwarna merah, menghindari trauma saat membuka balutan, dan mengurangi bau tidak sedap. Serta dapat digunakan untuk semua jenis luka dan semua derajat (tingkat kedalaman) luka (Gitarja dalam Handayani, 2010). Terapi
3 3 topikal metcovazin merupakan salah satu jenis produk berbentuk salep yang digunakan untuk spesialis perawat luka yang sudah mendapatkan pelatihan perawatan luka modern dan tidak digunakan untuk bebas. Ini disebabkan karena penggunaanya diakukakan dengan metode perawatan luka dengan konsep kelembaban yang seimbang dan semua jenis luka baik akut maupun kronis akan dilakukan perawatan luka tertutup dengan bantuan wound dreassing. Dalam penelitian ini, fase yang akan dibahas dan diobservasi diantaranya adalah fase Inflamasi dan Granulasi pada penyembuhan luka. Meskipun pada dasarnya ada fase-fase penyembuhan luka yang lain seperti : Fase maturation. Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan dalam lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian sampai pada fase maturation yang berlangsung dari hari ke 21 sampai 2 tahun. Dalam fase penyembuhan luka tubuh memiliki respon (vascular response), ini terjadi beberapa detik setelah terjadinya luka pada tipe apapun, respon tubuh dengan penyempitan pembuluh darah (kontriksi) untuk menghambat perdarahan dan mengurangi pajanan terhadap bakteri. Granulasi merupakan penumpukan deposit kolagen pada luka, serta angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru). (Baroroh, 2011). Dalam penelitian ini, luka kronik menjadi salah satu masalah yang biasanya terjadi jika memanjangnya proses penyembuhan. Akan tetapi dengan pemilihan terapi topikal tepat guna serta diimbangi dengan metode perawatan luka lembab yang baik, tentunya akan mempercepat proses penyembuhan luka. Oleh sebab itu, peneliti tertarik akan sejauh mana efektivitas terapi topikal metcovazin tersebut dalam proses penyembuhan luka kronik.
4 4 Pada fase inflamasi, terapi topikal metcovazin mampu mempertahankan konsep lembab, sehingga fase inflamasi dalam proses penyembuhan luka (Wound healing) dapat berjalan sesuai dengan waktunya. Dalam hal ini inflamasi pada penyembuhan luka normal adalah 0-3 hari. Pada dasarnya semua jenis balutan yang dapat mempertahankan konsep kelembaban yang seimbang (moisture balance) akan mempercepat proses penyembuhan luka. Pada fase proliferation atau granulasi metcovazin memiliki peran dalam hal mempercepat pertumbuhan jaringan tersebut. Hal ini disebabkan karena Epithelization dan Collagen synthesis akan terjadi jika luka dalam keadaan lembab. Adapun peran terapi topikal metcovazin dalam fase granulation diantaranya adalah untuk mempertahankan luka agar tetap pada suasana kelembaban yang seimbang. Selain itu terapi topikal metcovazin juga berfungsi untuk mensupport granulasi (membantu membentuk jaringan granulasi), mengurangi bau tidak sedap, dan karena metcovazin berbahan dasar minyak, perawat luka dapt menghindari trauma saat membuka balutan (tidak lengket ketika membuka balutan). Adanya fenomena diatas, menjadikan alasan dan tujuan penelitian ini dilakukan, sehingga penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menganalisis efektivitas salah satu terapi topikal yaitu metcovazin yang digunakan untuk mendukung proses penyembuhan luka kronis tersebut. Tentunya perawatan yang akan dilakukan menggunakan metode perawatan luka modern dan bukan perawatan luka konvensional. Penelitian ini menjadi penting untuk diteliti karena masih banyak sekali kecenderungan perawat pada umumnya, maupun petugas
5 5 pelayanan kesahatan yang belum menggunakan konsep kelembaban dan terapi topikal tepat guna, khususnya bagi perawat luka profesional yang bersertifikasi yang mengetahui konsep perawatan luka modern, apalagi masyarakat umum, yang hanya mengetahui luka yang baik adalah luka yang dalam keadaan bersih dan kering. Pernyataan ini didukung dari beberapa penelitian yang mengatakan bahwa sebagian besar perawatan luka atau metode yang digunakan cenderung masih dengan konsep perawatan luka konvensional. Dari fenomena-fenomena tersebutlah peneliti ingin melakukan penelitian dengan menetapkan judul penelitian : Efektivitas Terapi Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Kronis di Asri Wound Care Centre Medan 2. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil rumusan masalah Bagaimana efektivitas terapi topikal Metcovazin terhadap proses penyembuhan luka kronis? 3. Hipotesis Dari landasan teori dan tinjauan pustaka, maka peneliti dapat menyimpulkan adanya hipotesis sementara yaitu adanya efektivitas terapi topikal metcovazin terhadap proses penyembuhan luka kronis.
6 6 4. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengidentifikasi efektivitas terapi topikal metcovazin terhadap proses penyembuhan luka kronis. 2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sebelum diberikan terapi topikal pada kelompok intervensi. 2. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sesudah diberikan terapi topikal pada kelompok intervensi. 3. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sebelum diberikan tindakan pada kelompok kontrol 4. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sesudah diberikan tindakan pada kelompok kontrol 5. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sebelum dan sesudah diberikan tindakan tanpa terapi topikal pada kelompok intervensi. 6. Mengidentifikasi fase penyembuhan luka kronis sebelum dan sesudah diberikan tindakan tanpa terapi topikal pada kelompok kontrol. 7. Mengidentifikasi perbandingan fase penyembuhan luka kronis sebelum dan sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol.
7 7 5. Manfaat Penelitian 1. Pendidikan keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan dan ilmu keperawatan secara khusus dalam perawatan luka kronis. 2. Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan khususnya bagi perawat luka yang bersertifikasi dalam melakukan perawatan luka dengan konsep lembab dengan terapi topikal tepat guna sehingga dapat digunakan dan dilakukan di dalam praktik pelayanan kesehatan, seperti klinik-klinik perawatan luka dan Rumah Sakit Umum. 3. Penelitian Keperawatan Sebagai bahan masukan peneliti dan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan konsep-konsep keilmuan terbaru yang lebih baik sehingga penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi perawat secara khusus dan masyarakat secara umum, terutama penelitianpenelitian tentang perawatan luka dengan menggunakan terapi topikal tepat guna.
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Topikal Obat topikal merupakan salah satu bentuk obat yang sering digunakan dalam terapi dermatologi. Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang memiliki arti berkaitan dengan daerah permukaan tertentu. Dalam literatur lainnya, kata topikal berasal dari kata topos yang berarti lokasi atau tempat. Dan secara luas obat topikal didefenisikan sebagai obat yang digunakan di tempat lesi. Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa (vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek teraupetik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal yang dapat berbentuk cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. ( Yanhendri & Yenny, 2012). Ada banyak pilihan terapi topikal dengan berbagai macam jenis dan produk, akan tetapi tingkat efektivitas dalam proses penyembuhannya akan berbeda. Kecermatan dalam memilih bentuk sediaan obat topikal sesuai dengan kondisi kelainan kulit diperlukan, karena merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi topikal disamping faktor lain seperti : konsentrasi zat aktif obat, efek fisika dan kimia, cara pemakaian, lama penggunaan obat agar diperoleh efikasi maksimal dengan efek samping minimal. (Yanhendri & Yenny, 2012). 8
EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN
1 EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KRONIS di ASRI WOUND CARE CENTRE MEDAN SKRIPSI Oleh : Muhammad Affan 1212121113 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 i HALAMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau ph, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi. Respon tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) atau biasa yang disebut penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah pelayanan asuhan keperawatan. dan berbeda dengan manajemen perawatan luka sebelumnya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan adalah dinamika yang terjadi sebagai sebuah tuntutan sesuai perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan kebutuhan. Perubahan diharapkan dapat berdampak
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. : Efektivitas Terapi Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Kronis
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Judul Penelitian Saya yang bernama : Efektivitas Terapi Topikal Terhadap Proses Penyembuhan Luka Kronis : Muhammad Affan NIM : 121121113 Saya yang bernama Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana terdapat
Lebih terperinciserangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena keturunan dan/atau disebabkan karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak efektifnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit atau jaringan akibat adanya kontak dengan listrik, api, pajanan suhu yang tinggi dari matahari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi luka bakar tertinggi terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar
BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai suatu trauma pada jaringan kulit atau mukosa yang disebabkan oleh pengalihan termis baik yang berasal dari api, listrik, atau benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit secara keseluruhan adalah antara lain kemampuannya sebagai penghadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka itu sendiri didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit. (Cohen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mengenali tanda-tanda awal penyakit diabetes mellitus menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila timbul komplikasi, umumnya
Lebih terperinciVol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MODERN MOIST WOUND HEALING DAN TERAPI KOMPLEMENTER NaCl 0,9% + MADU ASLI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK DERAJAT II DI RSUD BANGKINANG Ns. Riani, S.Kep.,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu manusia dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. 2013; Wasitaatmadja, 2011). Terjadinya luka pada kulit dapat mengganggu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Limabelas persen dari berat badan manusia merupakan kulit (Wasitaatmadja, 2011). Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kerusakan fisik yang ditandai dengan terganggunya kontinuitas struktur jaringan yang normal. 1 Luka sering terjadi dalam rongga mulut, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh, terhitung sekitar 16% dari berat badan manusia dewasa. Kulit memiliki banyak fungsi penting, termasuk sebagai sistem pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah melakukan ekstraksi atau pencabutaan gigi, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Regenerasi jaringan periodontal merupakan tujuan utama terapi periodontal (Uraz dkk., 2013). Salah satu tindakan terapi periodontal ialah bedah periodontal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan resiko timbulnya luka pada tubuh. Luka atau vulnus adalah putusnya kontinuitas kulit jaringan dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah dengan dataran rendah yaitu berupa sungai dan rawa yang di dalamnya banyak sekali spesies ikan yang berpotensi tinggi
Lebih terperinciPERAWATAN LUKA MODERN DRESSING
PERAWATAN LUKA MODERN DRESSING BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih menjadi masalah besar bagi dunia kesehatan. Biaya perawatan yang mahal, angka kematian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan rusak atau hilangnya sebagian dari jaringan tubuh. Penyebab keadaan ini dapat terjadi karena adanya trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
Lebih terperinciPERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS.
PERAWATAN LUKA DENGAN NACL 0,9 % PADA TN. R DENGAN POST EKSISIABSES GLUTEA SINISTRA HARI KE-25 DI RUMAH TN. R DI DESA KIRIG KABUPATEN KUDUS Oleh L.Sofa 1) S.Yusra 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas dan mencapai 15% dari total berat badan dewasa. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutaneus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan disebabkan oleh kecelakan pada kendaraan. Kematian tertinggi akibat luka bakar di dunia terdapat di Finldania
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi tulang alveolar pada kedua rahang dan mengelilingi leher gigi (Reddy, 2008). Perlukaan pada gingiva sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Luka bakar merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang cukup serius pada masyarakat. Karena di samping dampak terhadap kesehatan yang tinggi apabila tidak ditangani
Lebih terperinciPENGGUNAAN BAHAN PADA PERAWATAN LUKA
PENGGUNAAN BAHAN PADA PERAWATAN LUKA Meidina Sinaga*, Rosina Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen Keperawatan Dasar dan Keperawatan Medikal Bedah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kemajuan di bidang kedokteran merupakan hal yang. tidak dapat dipungkiri pada saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang kedokteran merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri pada saat ini. Penemuan dan penelitian yang baru pun sangat dinantikan dan dibutuhkan manfaatnya.
Lebih terperinci- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah
SOP perawatan luka ganggren SOP Perawatan Luka Ganggren Tujuan perawatan gangren: - Mencegah meluasnya infeksi - Memberi rasa nyaman pada klien - Mengurangi nyeri - Meningkatkan proses penyembuhan luka
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PERAWATAN LUKA MOISTURE BALANCE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM
EFEKTIVITAS METODE PERAWATAN LUKA MOISTURE BALANCE TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM Salia Marvinia, Widaryati STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: widaryati2902@yahoo.com Abstract: The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 1300 diantaranya digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannya. Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi pasien dengan diabetes melitus. Penyembuhan luka yang lambat dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar dari permukaan tubuh. Kulit berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi manusia, yakni sebagai jalan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari masyarakat. Luka bakar adalah rusak atau hilangnya suatu jaringan karena kontak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan kerusakan fisik sebagai akibat dari terbukanya atau hancurnya kulit yang menyebabkan ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal (Nagori and
Lebih terperinciE. Keaslian Penelitian (Tabel.1) No Penulis Judul Hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang sangat dinamik, karena melalui fase inflamasi, proliferasi dan remodeling, penutupan luka segera dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat. Luka adalah hilangnya atau rusaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan rusaknya permukaan kulit/mukosa yang menghasilkan perdarahan. Luka dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisik dan kimia. Terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit merupakan bagian terluar (pelindung) dari tubuh, dan luka kulit merupakan peristiwa yang sering dialami setiap orang dan sering kali dianggap ringan, padahal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kemakmuran, pendapatan per kapita yang meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kemakmuran, pendapatan per kapita yang meningkat dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan jumlah penderita penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman dahulu hingga sekarang ini, banyak sekali individu yang sering mengalami luka baik luka ringan maupun luka yang cukup serius akibat dari kegiatan yang dilakukannya
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi seluruh permukaan bagian tubuh. Fungsi utama kulit sebagai pelindung dari mikroorganisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh, baik lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar merupakan
Lebih terperinciPANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION. Saya yang
PANDUAN FOCUS GROUP DISCUSSION Lampiran 1a Tanggal : ----------------- Pukul : -------------- WIB Tempat : ------------------------ Assalamualaikum,.apa kabar bapak dan ibu?. ---------------------------------------
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR OBSERVASI No Responden = Tanggal Pengkajian = Jenis kelamin = Form Anamnesa = 1. Usia = 2. Riwayat penyakit diabetes mellitus = 3. Riwayat penyakit lainnya = 4. Riwayat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas sel dan jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma (Fedi dkk., 2004). Luka dapat disebabkan oleh trauma mekanis, suhu dan kimia (Chandrasoma
Lebih terperinci165
164 165 166 167 168 169 LEMBAR PERMOHONAN PARTISIPAN Kepada Yth Calon Partisipan Penelitian Semarang, Jawa Tengah Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Stevano V. Salawaney NIM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu jaringan organ (Harper dkk., 2014). Luka trauma pada jaringan lunak rongga mulut umumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar derajat II (partial thickness) merupakan kerusakan pada kulit yang terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis. Luka bakar tersebut mendominasi persentase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting dalam perawatan luka. Prinsip dasar dalam memilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dressing (balutan) luka merupakan suatu material yang digunakan untuk menutupi luka. Tujuan dari penutupan luka ini adalah untuk melindungi luka dari infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia tidak pernah lepas dari trauma, contohnya luka. Luka adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka dapat disebabkan oleh trauma benda tajam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingiva adalah mukosa mulut jaringan periodontal yang mengelilingi aspek koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam praktik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka adalah suatu cedera dimana kulit robek, terpotong, tertusuk, atau trauma benda tumpul yang menyebabkan kontusi. Luka dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
Lebih terperinciSOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH
SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.
Lebih terperinciEfek Komplementer pada Kapsul Yaccon Plus untuk Diabetes. Efek Komplementer pada Kapsul Yaccon Plus untuk Diabetes
Efek Komplementer pada Kapsul Yaccon Plus untuk Diabetes Efek Komplementer pada Kapsul Yaccon Plus untuk Diabetes Efek Komplementer pada Kapsul Yaccon Plus untuk Diabetes Tahukah anda bahwa selain efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyembuhan luka merupakan proses yang dinamis, meliputi empat fase, yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan luka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan karena tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khususnya pada negara dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka jaringan lunak rongga mulut banyak dijumpai pada pasien di klinik gigi. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, yang merupakan suatu respon imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh mikroorganisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepada pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2008). Lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi intravena adalah bagian terpenting dari sebagian terapi yang diberikan di rumah sakit, dan merupakan prosedur umum yang diberikan kepada pasien yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita Diabetes Melitus (DM). Sebanyak 15 % dari seluruh populasi penderita DM memiliki komplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang berkembang di dunia. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, atau gigitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun
Lebih terperinciKEBUTUHAN DASAR MANUSIA KONSEP LUKA
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA KONSEP LUKA Oleh Kelompok 7 Vera Tri Astuti Hsb (071101030) Nova Winda Srgh (071101031) Hafizhoh Isneini P (071101032) Rini Sri Wanda (071101033) Dian P S (071101034) Kulit merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka pencabutan gigi di Indonesia relatif masih tinggi. Rasio penambalan dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan di bidang kedokteran juga semakin berkembang. Selain pengembangan obat-obatan kimia, kini penggunaan obat-obatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan dan biasanya berhubungan dengan hilangnya fungsi. 1 Saat barier rusak akibat ulkus, luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal. ini. Ada beberapa kategori tingkat pendidikan seperti perawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Profesi keperawatan memiliki dasar pendidikan yang spesifik, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya. Hal ini menyebabkan profesi keperawatan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu dari 228 per kelahiran hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals (MDGs) 2000 menyebutkan bahwa pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 102 per
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut. Ulkus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut luka pada jaringan kutaneus atau mukosa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Luka merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008).
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengenainya. Terdapat tipe - tipe dari luka, diantaranya luka insisi, memar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran dapat berisiko menimbulkan luka, hal ini yang membuat ketidaknyamanan pasien. Luka dapat terjadi secara sengaja
Lebih terperinci1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak terhadap panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti bahan-bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi (Flaws dan Sionneau, 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencabutan gigi didefinisikan sebagai tindakan pembedahan dengan tujuan penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan karena berbagai hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biopsi adalah pengambilan jaringan dari tubuh makhluk hidup untuk mendapatkan spesimen histopatologi dalam upaya membantu menegakkan diagnosis (Melrose dkk.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi dapat berisiko menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya sebagian dari jaringan tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingiva merupakan bagian mukosa oral yang menutupi prosesus alveolaris dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan gingiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi kronis rongga mulut dengan prevalensi 10 60% pada orang dewasa. Penyakit periodontal meliputi gingivitis dan
Lebih terperinci