SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011"

Transkripsi

1 SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Syahlan NIM PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 2 S A R I Syahlan ( 2011 ) : Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun Permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh? 2) Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh? 3) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh, 2) Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh, 3) Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh. Metode penelitian menggunakan metode survey test. Populasi yang digunakan adalah Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun 2011 yang berjumlah 20 orang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik randoom sampling. Metode pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif. 1) Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov- Smirnov tes 2) Uji Homogenitas menggunakan Chi-Square dan 3) Uji linieritas garis regresi dengan melihat nilai F, 4) Uji keberartian model, uji sumbangan dengan uji regresi sederhana dan regresi ganda. Pengolahan data dengan komputerisasi dengan system SPSS versi 12. Hasil penelitian adalah : 1) Dari perhitungan untuk uji sumbangan kekuatan otot tungkai dengan hail tendangan jarak jauh diperoleh nilai t hitung sebesar 5,227 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara keduanya maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar (0,778) 2 x 100% = 61,62%. 2) Dari hasil perhitungan hubungan keseimbangan dengan tendangan jarak jauh diperoleh t hitung sebesar 3,112 dan nilai signifikasi sebesar 0,006 < 0,05 maka kesimpulannya terdapat hubungan maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar (0,602) 2 x 100% = 36,24%, 3) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 38,794 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 kesimpulannya terdapat hubungan kekuatan otot tungkai, dan kelincahan dengan kecepatan menggiring bola maka dapat diketahui besarnya sumbangan, ialah sebesar 82%. Saran Peneliti adalah : 1) Pelatih perlu memberikan latihan kepada pemain dalam peningkatan kekuatan otot tungkai sehingga menghasilkan tendangan semakin jauh. 2) Pelatih perlu memberikan latihan keseimbangan kepada pemain dalam peningkatan koordinasi dalam melakukan tendangan sehingga menghasilkan sudut yang tepat agar menghasilkan tendangan semakin jauh. 3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan antara keseimbangan dengan sudut elevasi. Dengan demikian diharapkan akan diketahui peran keseimbangan terhadap sudut elevasi saat menendang bola. ii

3 3 HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Kecamatan Winong Pati Tahun Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Hari : Tanggal : Semarang, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sukirno, M. Pd Drs. Wahadi, M. Pd NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan PKLO Drs. Nasuka, M. Kes NIP iii

4 4 HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Pada hari : Sabtu Tanggal : 13 Agustus 2011 Panitia Ujian : Ketua Panitia Sekretaris Drs. Uen Hartiwan, M.Pd Soedjatmiko, S.Pd. M.Pd NIP NIP Dewan penguji : 1) Drs. Hermawan, M.Pd ( Ketua ) 1. NIP ) Drs. Sukirno, M.Pd ( Anggota ) 2. NIP ) Drs. Wahadi, M.Pd ( Anggota ) 3. NIP iv

5 5 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Sermarang, Yang membuat pernyataan Syahlan NIM v

6 6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Dan janganlah kamu campurkan kebenaran dengan yang batil, dan jangan kamu sembunyikan kebenaran itu sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al Baqoroh : 42 ) Persembahan : Skripsi ini saya persembahkan kepada : Bapak Rus Karnadi dan Ibu Padmi tercinta, Kedua mertuaku Bapak Dawud dan Ibu Marsih Istriku Kunasih tercinta Kedua Anandaku Evita dan Erina tercinta semua Sobat Aktivis Mahasiswa, dan Almamater FIK UNNES. vi

7 7 KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang kita tunggu syafaatnya di hari kiamat kelak. Dalam penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rektor UNNES yang telah memberikan berbagai fasilatas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti kuliah di Universitas Negeri Semarang. 2. Dekan FIK UNNES yang telah memberikan ijin penelitian dan dorongan selama penulis mengikuti kuliah di FIK. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberi motivasi serta arahan selama penulis kuliah di FIK. 4. Bapak Drs. Sukirno, M.Pd dan Drs. Wahadi, M.Pd sebagai pembimbing utama dan pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Matfur selaku Manager SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah berkenan mengijinkan penulis dalam pengambilan data penelitian. 6. Bapak Yantono, S.Pd selaku Pelatih SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah berkenan mengijinkan dan membantu penulis dalam pengambilan data. 7. Pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. vii

8 8 8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan studi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran, kritik dan balikan sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Amin...Amin...Amin.Yaa Robbal Alamin. Semarang, Penulis viii

9 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SARI... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul Permasalahan Tujuan Penelitian Penegasan Istilah Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan Hasil Tendangan Jarak Jauh Pemain Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teori Permainan Sepak Bola Teknik Dasar Sepak bola Menendang Bola Tendangan Jarak Jauh ix

10 Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan Kerangka Berfikir Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN Populasi Sampel Variabel Penelitian Rancangan Penelitian Teknik Pengambilan Data Prosedur Penelitian Instrumen Penelitian Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Deikriptif Hasil Uji Prasyarat Hasil Uji Hipotesis Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN x

11 11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Tabel 4.3. Hasil Uji Linieritas Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Ganda Tabel 4.5. Hasil Uji Simultan xi

12 12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Menendang bola dengan kaki bagian dalam Menendang bola dengan punggung kaki Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam Menendang bola dengan ujung kaki Menendang bola dengan tumit Struktur otot tungkai atas Struktur otot tungkai bawah Alat Back and Leg Dynamometer Tes Pengukuran Otot Tungkai Tes Pengukuran Keseimbangan. 43 xii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga permainan yang paling populer dan digemari di seluruh dunia. Permainan sepak bola berkembang pesat dikalangan masyarakat, karena permainan ini dapat dimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa dan orang tua, (Sucipto, 2000:7). Di kota, di desa bahkan di pelosokpelosok kampung juga tidak asing dengan permainan sepak bola. Banyak orang bermain sepak bola karena berbagai macam tujuan, antara lain : untuk hiburan, pengisi waktu luang, hobi, kesenangan, menjaga kesegaran dan kebugaran, mencari keringat dan lain-lain. Tetapi ada diantara mereka yang giat berlatih karena ingin berprestasi di bidang olaharaga.. Prestasi olahraga adalah puncak penampilan dari seorang olahragawan atau atlet yang diraih dalam suatu pertandingan. Prestasi tinggi yang dapat dicapai merupakan suatu kebanggaan dan dambaan setiap atlet. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya menjadi penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan di daerah tendangan hukuman. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (out door) dan di dalam ruangan tertutup (in door), (Sucipto, 2000:7). Tujuan permainan sepak bola adalah pemain memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak 1

14 2 kemasukan, (Sucipto, 2000:7). Tetapi tujuan yang paling utama dan yang paling diharapkan untuk dunia pendidikan terutama pendidikan jasmani adalah sepak bola merupakan salah satu mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, jujur dan sportif. Selain itu melalui permainan sepak bola diharapkan dalam diri anak akan tumbuh dan berkembang semangat persaingan (competition), kerjasama (cooperation), interaksi sosial (social interaction), dan pendidikan moral (moral education). Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak mengandung unsur gerak yang kompleks. Gerakan-gerakan pada permainan sepak bola terdapat gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan-gerakan terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain sepak bola (Sucipto, 2000:8). Agar dapat bermain sepak bola dengan baik, pemain diharuskan menguasai teknik-teknik sepak bola, selain ditunjang dengan kondisi fisik dan kesiapan mental. Menurut Sukatamsi, (2004:2.6) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikuasai oleh pemain dalam berlatih sepak bola, yaitu : 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan tanpa bola yang terdiri dari : lari cepat dan mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu tanpa bola dan geakangerakan khusus penjaga gawang. 2) teknik dengan bola yaitu semua gerakangerakan dengan bola yang terdiri dari : mengenal bola, menendang bola, menerima bola, menggiring bola, menyundul bola, melempar bola, gerak tipu dengan bola, merampas atau merebut bola dan teknik khusus penjaga gawang. Selain itu harus didukung dengan kondisi fisik yang baik seperti kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kekuatan (strength), kelentukan (flexibility),

15 3 kelincahan (agility), keseimbangan (balance), daya tahan (endurance) dan koordinasi (coordination), (Sukatamsi, 2004:1.39). Faktor penting yang sangat mempengaruhi prestasi pemain sepak bola adalah penguasaan teknik dasar sepak bola. Teknik dasar bermain sepak bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepak bola (Sukatamsi, 2004:2.4). Menurut Remmy Muchtar (1992:54) bahwa untuk dapat bermain sepak bola penguasaan teknik merupakan keharusan dan penguasaan teknik yang tinggi memerlukan latihan yang sungguh-sungguh dan terencana dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarumpaet (1992:12) bahwa teknik dasar sepak bola merupakan salah satu pondasi bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi maka masalah teknik merupakan salah satu syarat yang menentukan keberhasilan seorang pemain. Penguasaan pola gerak dominan merupakan syarat mutlak guna terbentuknya keterampilan khas dalam suatu cabang olahraga, salah satunya adalah sepak bola. Dalam gerakan-gerakan bermain sepak bola terdapat pola gerak yang dominan seperti gerakan lari ke berbagai arah untuk mengikuti irama permainan, meloncat atau melompat pada waktu menyundul bola, merampas bola, menendang bola, menggiring bola, menahan bola dan menangkap bola, (Sucipto, 2000:9). Sebetulnya ada tiga gerakan yang perlu dikembangkan pola gerak dominannya pada permainan sepak bola yaitu lari, lompat dan menendang. Gerakan lari yang bervariasi baik kecepatan maupun arahnya dalam permainan sepak bola, seperti ke depan, ke belakang, ke samping, pada akhirnya mengarah pada pengembangan agilitas. Agilitas itu sangat penting dalam bermain sepak

16 4 bola, seperti untuk menjaga atau melepaskan lawan, dribbling melewati lawan, mengecoh lawan, dan masih banyak lagi, (Sucipto, 2000:10-11). Gerakan melompat dalam sepak bola terutama bertujuan untuk menyundul bola. Dalam perebutan bola tinggi umpamanya, pemain perlu melompat untuk dapat lebih dahulu menyundul bola daripada lawan. Dan untuk lebih dahulu dapat menyundul bola itu, perlu melompat lebih tinggi dari lawan. Untuk mencapai tinggi lompatan yang maksimal, caranya adalah dengan melakukan lompatan yang vertical atau tegak lurus, (Remmy Muchtar, 1992:28). Sedangkan menendang untuk memberikan operan, shooting dan tendangan-tendangan. Menendang adalah teknik dasar yang paling dominan dalam permainan sepak bola dari berbagai teknik yang ada, dikarenakan kemampuan menendang bola dengan baik dan benar dapat dipergunakan untuk tujuan memberi operan kepada teman, menembak bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan, membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan yang dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan, dan untuk melakukan bermacam-macam tendangan diantaranya adalah tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan gawang dan tendangan hukuman pinalti, (Sukatamsi, 2004:2.41). Menendang bola merupakan pola gerak dominan yang paling penting dalam permainan sepak bola. Pada dasarnya bermain sepak bola itu tidak lain dari permainan menendang bola. Sedangkan teknik-teknik dasar lainnya bermuara pada teknik menendang bola. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal) dan menyapu

17 5 untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping), (Sucipto, 2000:7) Menendang adalah merupakan teknik dasar yang paling utama karena teknik menendang bola tidak hanya dibutuhkan oleh pemain depan, namun juga diperlukan oleh pemain belakang, pemain tengah bahkan oleh penjaga gawang. Menendang bola merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam bermain sepak bola. Menendang bola adalah modal dasar untuk mengalahkan lawan dengan menciptakan gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya. Teknik tendangan terbagi dua macam yaitu : tendangan yang biasa kita lakukan dan tendangan yang tidak biasa kita lakukan. Tendangan yang biasa kita lakukan adalah tendangan dengan menggunakan kaki bagian dalam, kura-kura kaki, kura-kura kaki bagian dalam dan kura-kura kaki bagian luar. Yang tidak biasa kita lakukan adalah tendangan dengan ujung kaki, tendangan dengan menggunakan kaki bagian belakang ( tumit ), dan tendangan dengan kaki bagian bawah. Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (outside), punggung kaki (instep) dan punggung kaki bagian dalam (inside of the step), (Sucipto, 2000:17). Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah : 1) pandangan mata, 2) kaki tumpu, 3) kaki yang digunakan menendang, 4) bagian bola yang ditendang, dan 5) sikap badan, ( Sukatamsi, 2004:2.40 ). Selain harus menguasai teknik dasar dengan baik dan benar, seorang pemain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang baik. Kecerdasannya dalam mengolah latihan, aspek-aspek latihan, pengembangan fakto-faktor lain yang mendukung dalam pelatihan sepak bola, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan

18 6 juara (M. Sajoto, 1988 :7). Faktor fisik mempunyai peranan yang sangat utama, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan modal utama bagi atlet dalam meraih prestasi, agar kondisi fisik selalu stabil, atlet harus sadar dan disiplin dalam melakukan latihan serta menjalankan program yang telah ditetapkan pelatih. Dukungan fisik yang baik akan meningkatkan prestasi seorang atlet bila program yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Menurut M Sajoto, (1995 : 8) mengatakan bahwa kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponenkomponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya dalam usaha pengembangan kondisi fisik maka seluruhnya komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk apa keperluan atau status yang dibutuhkan. Kondisi fisik tersebut antara lain: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, ketepatan, reaksi, (M. Sajoto, 1995:8) Dalam permainan sepak bola untuk bisa menghasilkan tendangan melambung jarak jauh lebih tepat bila menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan tendangan bola yang parabola sehingga jarak yang akan di tempuh semakin jauh. Agar tendangan menjadi lambung dan keras tentu dibutuhkan kekuatan otot tungkai yang maksimal, oleh karena itu perlu melatih kekuatan otot tungkai. Menendang bola melambung agar menghasilkan tendangan yang jauh maka gerakan eksplosif otot tungkai sangat dibutuhkan untuk memperoleh gaya yang besar. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemain-pemain asing (Eropa) bisa menendang bola sampai 2/3 lapangan sedangkan bagi pemain Indonesia kurang lebih 50 meter. Sebagai contoh di Liga Inggris, Nieke Summerbee bisa menendang sejauh 87 meter sedangkan Riky Yacob hanya mampu menendang sejauh 67 meter. Selain

19 7 itu juga, salah satu pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo atas nama Trio Mardiyanto hanya bisa mencapai 34,87 m pada saat menendang bola. Padahal fungsi tendangan lambung sangat besar manfaatnya, diantaranya menjauhkan dari titik aman (dekat gawang), untuk mencetak gol (shooting), umpan lambung jarak jauh. Kebanyakan pemain-pemain top dunia mengandalkan shooting jarak jauh, hal ini dikarenakan rapatnya barisan pertahanan. Banyak metode latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Misalnya: dengan menggunakan katrol, bangku, skipping, barbell, dumbbell dan juga bola berbeban (bola medicine). Selain kekuatan otot tungkai, kondisi fisik yang mendukung dalam meningkatkan hasil tendangan jarak jauh adalah keseimbangan. Kesimbangan adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis Keseimbangan yang baik dapat menentukan keberhasilan seorang pemain dalam melakukan tendangan. Keseimbangan dalam mengatur tumpuan kaki dapat menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Tendangan jarak jauh dalam permainan sepak bola memiliki fungsi yang penting. Dengan tendangan jauh seorang penjaga gawang dapat langsung memberikan bola kepada pemain penyerang yang jauh berada di depan, pemain belakang dapat menggunakannya untuk menyapu atau menjauhkan bola dari area pertahanan ketika tim dalam keadaan terdesak, dan pemain sayap banyak menggunakan tendangan jauh untuk mengumpan ke arah penyerang, bahkan seorang penyerang bisa menggunakannya untuk mencetak gol ketika posisi penjaga gawang terlalu jauh dengan gawangnya.

20 8 Sebagai salah satu wujud kepedulian di dalam cabang olah raga khususnya olahraga sepak bola, SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati ikut menyelenggarakan dan mengembangkan olahraga ini. Namun berbagai kekurangan banyak dialami oleh para pemain maupun pelatih. Oleh karena itu, penulis memandang perlu untuk melakukan penelitian terhadap SSB DIPONGGOLO Kecamatan Winong Pati. Dari uraian tersebut peneliti akan melakukan penelitian dengan judul SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PEMAIN SSB DIPONGGOLO BUMIHARJO KECAMATAN WINONG PATI TAHUN Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan memilih judul tersebut maka permasalahan penelitian yang dimunculkan adalah sebagai berikut : 1. Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011? 2. Berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011? 3. Berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011?

21 9 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun Untuk mengetahui berapa besar sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun Untuk mengetahui berapa besar sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan secara bersama-sama terhadap hasil tendangan jarak jauh pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya perbedaan pemahaman dan persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda dan menyimpang dari tujuan, maka perlu adanya penegasan istilah. yang meliputi : Sumbangan Sumbangan adalah memberikan sokongan. (Depdikbud, 1999:972) Sumbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh Kekuatan Otot Tungkai Tungkai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kaki atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah, (Poerwodarminto, 2003:1226) Kekuatan

22 10 otot tungkai menurut M.Sajoto ( 1995:98 ) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban suatu kerja. Semakin besar serabut otot seseorang, semakin kuat pula untuk bergerak dan dipengaruhi oleh faktor latihan. Dalam penelitian ini kekuatan otot tungkai yang dimaksud adalah kemampuan otot tungkai dalam melakukan aktifitas menendang bola. Hasil aplikasi kekuatan otot tungkai dapat dilihat berdasarkan hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Keseimbangan adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis, (Sri Haryono, 2003 : 23). Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organorgan syaraf otot, (M. Sajoto, 1988 : 9). Keseimbangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan keseimbangan yang digunakan dalam bermain sepak bola Hasil Menurut Kamus Pelajar Bahasa Indonesia, (Bambang Sarwiji, 2006 : 272) hasil adalah perolehan dari proses produksi atau proses kerja. Sedangkan berhasil adalah mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tendangan jarak jauh yang dimanfaatkan dalam permainan sepak bola Tendangan Jarak Jauh Tendangan berasal dari kata tendang yang artinya menyepak atau mendepak (dengan kaki) ( Depdikbud, 1989 : 927). Tendangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu usaha untuk memindahkan bola dari satu tempat ke

23 11 tempat lain dengan menggunakan kaki, (Sarumpaet, 1992 : 20). Dari tendangan yang berbeda-beda dapat kita lihat melalui hasil tendangan melambung sejauhjauhnya yang diukur dengan satuan meter Pemain Yang dimaksud pemain disini adalah pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Tahun Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Mahasiswa Ilmu Kepelatihan Olahraga sebagai sumber informasi tentang peranan otot tungkai dan keseimbangan sebagai penunjang yang harus dimiliki terkait dengan hasil tendangan jarak jauh. 2. Masyarakat sepak bola khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang permainan sepak bola. 3. Pemain sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas permainan khususnya yang berhubungan dengan tendangan jarak jauh.

24 12 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh sebelas orang pemain dalam satu tim yang disebut kesebelasan. Dalam pertandingan, masingmasing regu atau kesebelasan yang bertanding saling berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan untuk memperoleh kemenangan dan mempertahankan gawang timnya dari kemasukan. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya, (Sucipto, 200 : 7). Sepak bola adalah cabang olahraga beregu atau tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang menguasai berbagai teknik dasar sepak bola dan mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, yang artinya memiliki kerja sama tim yang baik. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola Teknik Dasar Bermain Sepak Bola Teknik dasar merupakan dasar bagi seseorang untuk dapat bermain sepak bola. Teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan sedemikian itu sudah dapat bermain sepak bola, (Sarumpaet, 1992 : 17). Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut dapat bermain sepakbola 12

25 13 dengan baik pula. Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping), ( Sucipto, 2000 : 17). Menurut Sukatamsi ( 2004 : 2.6) teknik dasar permainan sepak bola terdiri dari : 1) teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari : a) lari cepat dan mengubah arah, b) melompat dan meloncat, c) gerak tipu tanpa bola, d) gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang. 2) teknik dengan bola yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola terdiri dari : a) mengenal bola, b) menendang bola, c) menerima bola, d) menggiring bola, e) menyundul bola, f) melempar bola, g) gerak tipu dengan bola, h) merampas atau merebut bola dan i) teknik-teknik khusus penjaga gawang Menendang Bola Menendang bola merupakan suatu usaha memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki, (Sarumpaet, 1992 : 20). Menendang bola merupakan teknik dengan bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepak bola. Maka teknik menendang bola merupakan dasar didalam bermain sepak bola. Seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan baik, tidak akan mungkin menjadi pemain yang baik. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara. Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cermat, cepat dan tepat pada sasaran baik sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan, (Sukatamsi, 2004 : 2.38). Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permain sepak bola yang paling dominan. Pemain yang

26 14 memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menenmbak ke gawang ( shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping), (Sucipto, 2000 : 17). Dilihat dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan beberapa macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar (out side), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of the step). Prinsip-prinsip menendang bola : 1. Pandangana mata Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau keadaan permainan. Pada saat akan menendang bola, mata harus melihat pada bola dan bagian bola yang akan ditendang, kemudian pandangan ke arah jalannya bola. 2. Kaki tumpu a. Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. b. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap letak bola, akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. c. Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu menendang lutut diluruskan. Gerakan dari lutut ditekuk kemudian diluruskan merupakan kekuatan mendorong ke depan. 3. Kaki yang menendang.

27 15 Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. a. Pergelangan kakik yang menendang bola pada saat menendang bola dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh bergerak. b. Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke depan hingga bagian kaki yang digunakan untuk menendang mengenai bagian bola yang ditendang, kemudian dilanjutkan gerak lanjutan ke depan, dan seterusnya bergerak lari untuk mencari posisi. 4. Bagian bola yang ditendang. Bagian bola yang ditendang merupakan bagian bola di sebelah mana yang akan ditendang, ini akan menentukan : a. arah jalannya bola b. tinggi-rendahnya lambungan bola c. Sikap badan Sikap badan waktu menendang bola sangat dipengaruhi oleh posisi atau letak kaki tumpu terhadap bola : a. Posisi kaki tumpu tepat di samping bola maka pada saat menendang bola badan berada tepat di atas bola dan sikap badan akan sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk tendangan bola menggulir rendah atau sedikit melambung sedang. b. Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka badan berada di atas belakang bola hingga sikap badan condong ke belakang maka hasil tendangan bola melambung tinggi. Macam-macam tendangan :

28 16 1. Atas dasar bagian mana dari kaki yang digunakan untuk menendang : a. dengan kaki bagian dalam Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak pendek (short passing). Analisis gerak menendang dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut : 1) badan menghadap sasaran di belakang bola 2) kaki tumpu berada disamping bola kurang lebih 15 cm, ujung kaki menghadap sasaran, lutut sedikit ditekuk 3) perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan tepat di tengah-tengah bola. 4) gerak lanjut kaki tendang diangkat menghadap sasaran 5) pandangan ditujukan ke bola dan mengikuti arah jalannya bola terhadap sasaran 6) kedua lengan terbuka di samping badan 7) untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini Gambar : 1 Menendang bola dengan kaki bagian dalam ( Gintar Meliala, 1985 : 9 )

29 17 b. dengan kura-kura kaki penuh Menendang dengan kura-kura penuh digunakan untuk menembak ke gaeawang ( shoting at the goal ). Analisis gerak menendang dengan kura-kura kaki adalah sebagai berikut : 1) badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan ujung kaki menghadap ke sasaran, dam lutut sedikit ditekuk 2) kakik tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki menghadap ke depan/sasaran. 3) kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola 4) perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki penuh dan tepat pada tengah-tengah bola dan pada saat mengenai bola pergelangan kaki ditegangkan 5) gerak lanjut kaki tendang diarahkan dan diangkat ke arah sasaran 6) pandangan mengikuti jalannya bola dan ke sasaran Gambar : 2 Menendang bola dengan punggung kaki ( Gintar Meliala, 1985 : 11 )

30 18 c. dengan kura-kura kaki bagian luar Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan untuk mengumpan jarak pendek ( short passing ). Analisis gerak menendang dengan kura-kura kaki bagian luar adalah sebagai berikut : 1) posisi badan di belakang bola, kaki tumpu di samping belakang bola kurang lebih 25 cm, ujung kaki menghadap ke sasaran,lutut sedikit ditekuk 2) kaki tendang di belakang bola, dengan ujung kaki menghadap ke dalam 3) kaki tendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola 4) perkenaan kaki pada bola tepat pada punggung kaki bagian luar dan tepat pada tengah-tengah bola, pada saat perkenaan dengan bola pergelangan kaki ditegangkan. 5) Gerak lanjut kaki tendang diangkat serong kurang lebih 45 derajat menghadap sasaran 6) Pandangan ke bola dan mengikuti jalannya bola ke sasaran 7) Kedua lengan terbuka menjaga keseimbangan di sampng badan. Gambar : 3 Menendang dengan kura-kura kaki bagian luar ( Gintar Meliala, 1985 : 13 )

31 19 d. dengan kura-kura kaki bagian dalam Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long passing). Analisis menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam : 1) posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dri garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat sudut 40 derajat dengan garis lurus bola. 2) Kaki tendang berada di belakang bola dengan ujung kaki serong kurang lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tendang tarik ke belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat keki mengenai bola, pergelangan kaki ditegangkan. 3) Gerak lanjutan kaki tendang diangkat dan diarahkan ke depan. 4) Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran 5) Lengan dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan. Gambar : 4 Menendang dengan kura-kura kaki bagian dalam ( Gintar Meliala, 1985 : 14 )

32 20 e. dengan ujung kaki Menendang dengan ujung kaki pada umumnya jarang digunakan. Analisis gerak menendang dengan ujung kaki adalah sebagai berikut : 1) kaki tumpu sedikit ditekuk pada lutut, dan ujung jari menghadap ke depan 2) kaki sepak diangkat (ditekuk) dan membentuk sudut runcing dengan ujung kaki bagian bawah, pergelangan kaki dikuatkan. 3) ayunan dilakukan dengan jalan meluruskan lutut. Ujung sepatu adalah daerah yang kontak dengan bola. f. dengan tumit (jarang digunakan) Gambar : 5 Menendang dengan ujung kaki ( Gintar Meliala, 1985 : 15 ) Analisis gerak menendang dengan tumit adalah sebagai berikut : 1) kaki tumpu diletakkan kurang lebih selebar kaki disamping depan bola, jarijari menghadap ke arah yang berlawanan dengan jalannya bola, dengan lutut ditekuk sedikit.

33 21 2) Ayunan dilakukan dari depan ke belakang dengan suatu hentakan. Daerah yang kontak dengan bola adalah bagian tumit. Gambar : 6 Menendang dengan tumit ( Gintar Meliala, 1985 : 12 ) 2. Atas dasar kegunaan atau fungsi dari tendangan : untuk memberikan operan bola kepada teman a) memberikan umpan untuk menembakkan bola ke arah mulut gawang lawan, untuk membuat gol kemenangan. b) untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan (belakang) langsung ke depan, tendangan ini biasa dilakukan oleh pemain belakang untuk mematahkan serangan lawan. c) untuk melakukan bermacam-macam tendangan khusus yaitu untuk i. tendangan bebas langsung maupun tendangan bebas tidak langsung ii. iii. iv. tendangan sudut tendangan gawang tendangan hukuman (pinalti).

34 22 3. Atas dasar tinggi-rendahnya lambungan bola a). Tendangan bola rendah Bola menggulir datar di atas permukaan tanah sampai setinggi lutut. b). Tendangan bola melambunglurus atau melambung sedang Bola melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi adalah setinggi kepala. c). Tendangan bola melambung tinggi Bola melambung tinggi paling rendah setinggi kepala. 4. Atas dasar putaran dan jalannya bola. a) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar, sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Pada tendangan lurus ini, tenaga tendangan melalui titik pusat bola, keluar menuju lintasan bola (lurus). b) Tendangan melengkung ( slice ), bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan arah tendangan dan arah bola, bila bola melambung setelah sampai puncak akan turun vertikal. Pada tendangan melengkung ini tenaga tendangan tidak melalui pusat bola, tenaga tendangan menyinggung bola dan memutar bola, sehingga lintasan bola melengkung atau berupa garis lengkung sesuai dengan arah putaran bola. Menurut Sucipto, (1992 : 32) bahwa untuk memperoleh hasil tendangan yang diinginkan sesuai kebutuhannya dalam bermain perlu diperhatikan : a. letak kaki tumpu pada saat menendang b. perkenaan kaki pada bola c. perkenaan bola pada kaki

35 23 d. titik berat badan e. kekuatan dan follow thrugh Tendangan Jarak Jauh Tendangan jauh dalam permainan sepak bola memiliki fungsi yang penting. Dengan tendangan jauh seorang kipper dapat langsung memberikan bola kepada pemain penyerang yang jauh berada di depan, pemain belakang dapat menggunakannya untuk menyapu atau menjauhkan bola dari area pertahanan ketika tim dalam keadaan terdesak, dan pemain sayap banyak menggunakan tendangan jauh untuk mengumpan kepada penyerang, bahkan seorang penyerang bisa menggunakannya untuk mencetak gol ketika posisi penjaga gawang terlalu jauh dari gawangnya. Menurut Sukatamsi ( 2004 : 2.41 ) atas dasar kegunaan dan fungsi dari tendangan sebagai berikut : a. untuk memberikan operan bola kepada teman b. untuk menenmbakan bola ke arah mulut gawang lawan c. untuk menyapu d. untuk melakukan bermacammacam tendangan khusus sepaerti tendangan bebas, tendangan sudut dan tendangan pinalti. Untuk dapat menendang bola melambung dengan hasil yang jauh di samping membutuhkan power otot tungkai juga memerlukan penguasaan teknik menendang bola yang baik. Perlu diperhatikan pula bahwa teknik-teknik tertentu dapat memberikan hasil yang diharapkan sedangkan untuk menghasilkan suatu tendangan yang melambung dan jarak yang jauh lebih tepat jika menggunakan

36 24 kura-kura kaki bagian dalam (inside of the instep). Analisis gerak menendang dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: a. Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong kurang lebih 40 derajat dari garis lurus bola, kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola kurang lebih 30 cm dengan ujung kaki membuat 40 derajat dengan garis lurus bola. b. Kaki tendang berada di belakang bola dengan ujung kaki serong kurang lebih 40 derajat ke arah luar. Kaki tendang tarik ke belakang bola dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola. Perkenaan kaki dengan bola tepat di punggung kaki bagian dalam dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai bola pergelangan kaki dikunci. c. Gerak kaki lanjutan kaki tendang diangkat dan di arahkan kedepan d. Pandangan mengikuti jalannya bola ke sasaran e. Lengan dibuka berada di samping badan sebagai keseimbangan, (Sucipto dkk, 2000:21) Uraian di atas dapat diketahui bagaimana teknik atau pola dasar melakukan tendangan lambung yang baik dan benar. Agar para pemain dapat melakukan tendangan lambung sejauh mungkin maka diperlukan suatu bentuk latihan teknik dan fisik terutama yang dapat meningkatkan kemampuan tendangan lambung dalam permainan Sepakbola. Seorang pemain untuk dapat menendang bola dengan hasil yang terjauh pada tendangan lambung secara teoritis tergantung pada: a) sudut elevasi saat bola lepas dari kaki dan, b) kecepatan gerak bola saat meninggalkan kaki. Sudut 45 derajat adalah sudut maksimum untuk menghasilkan tendangan terjauh.

37 25 Tendangan jarak jauh sering digunakan oleh pemain sepak bola guna mengoper teman yang berada jauh di depan atau pun bisa digunakan untuk menembak bebas maupun pinalti..tendangan jarak jauh harus dikuasai dengan benar oleh pemain sepak bola karena apabila pemain tersebut tidak mampu menendang jarak jauh maka pemain tersebut perlu memperhatikan teknik menendang dengan benar terlebih dahulu. Tendangan jarak jauh dapat dilakukan dengan punggung kaki, kaki sebelah dalam maupun kaki bagian luar yang terpenting adalah pemain harus menguasai teknik dasar tendangan tersebut dengan benar. Untuk menghasilkan tendangan jauh tersebut bisa dilakukan dengan latihan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan (strength) adalah kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewktu bekerja, (M. Sajoto, 1995 : 98). Kekuatan yang dominan dalam permainan sepak bola adalah kekuatan otot tungkai yaitu kemampuan kerja otot tungkai dalam menerima beban untuk melakukan teknik menendang bola. Kita dapat bergerak karena adanya otot dan persendian, kekuatan kontraksi tergantung dari otot. Otot dalam menjalankan fungsinya dibedakan menjadi dua macam yaitu otot sinergis dan otot antagonis. Otot sinergis adalah otot-otot yang mempunyai kerja sama, umumnya otot-otot yang menekuk. Otot antagonis adalah otot-otot yang mempunyai kerja yang berlawanan, sebagai contoh otot untuk meluruskan dan menekuk. Otot merupakan 40-45% dari berat badan tubuh seseorang, di dalam tubuh manusia terdapat 217 pasang otot rangka. Untuk dapat mempelajari fungsi otot dengan jelas maka perlu kita ketahui struktur otot. Otot

38 26 terdiri dari empat macam komponen yaitu : a) jaringan otot yang terdiri dari selsel otot, b) jaringan ikat, c) syaraf, d) urat-urat darah, (Soekarman, 1987 : 27-29). Menurut Soekarman (1987 : 31) fungsi otot adalah untuk berkontraksi. Kontraksi ini terdiri dari : (a) Kontraksi isotonik, dalam kontraksi ini terjadi pemendekan otot. (b) Kontraksi isometrik, kontraksi ini tidak kelihatan adanya gerakan untuk mempertahankan sikap tubuh. (c) Kontraksi eksentrik, tidak ada perpanjangan otot pada waktu kontraksi. (d) Kontraksi isokinetik, ketegangan yang timbul pada otot pada waktu menjadi pendek dengan kecepatan yang sama. Apabila otot itu dapat berkontraksi berturut-turut secara maksimal untuk jamgka waktu yang lama dikatakan mempunyai ketahanan otot yang baik. Dalam proses latihan, kadang-kadang otot mengalami kepayahan, dan otot-otot yang cepat payah ini dikatakan bahwa ketahanannya rendah. Kekuatan otot tungkai sangat menentukan dalam teknik sepak bola sebab kekuatan otot tungkai pada dasarnya adalah kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan kerja tertentu, dalam hal ini adalah pada saat melakukan teknik-teknik dasar sepak bola yaitu teknik menendang bola. Kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan, atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan (tension) terhadap suatu tahanan (resistance), (Harsono, 1988 : 47). Menurut Sugianto (1993 : 226) kekuatan otot adalah unsur kemampuan fisik yang menjadikan sesorang mampu menahan beban atau tahanan dengan menggunakan kontraksi otot. Kekuatan otot ditentukan oleh besarnya penampang otot serta kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan. Tungkai adalah kaki atau seluruh kakinya dari pangkal paha ke bawah (Depdiknas, 2001 : 895). Tungkai dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan

39 27 sebagai kaki atau seluruh kaki dari pangkal paha ke bawah (Poewodarminto, 2003 : 1226). Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu tertentu dimana kemampuan itu dihasilkan oleh kontraksi otot yang terdapat pada tungkai dan kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan atau tahanan pada saat melakukan teknik sepak bola. Kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot yang secara maksimal dalam sekali angkat, atau sekali dorong melawan beban yang berat. Semakin kuat seseorang, maka semakin besar pula beban yang dapat diangkat atau didorong, (Yunusul Hairy, 2004 : 1.22). Menurut Sudarminto (1992 : 60-61), tungkai terdiri dari tungkai atas yaitu pangkal paha sampai lutut dan tungkai bawah yaitu lutut sampai kaki. Otot-otot tungkai atas (otot paha) mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu : 1. Otot abduktor terdiri dari : a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam. b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah. c. Muskulus abduktor longus sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur. 2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot berkepala 4. Otot ini merupakan otot yang terbesar terdiri dari : a. Muskulus rektus femoris. b. Muskulus vastus lateralis eksternal. c. Muskulus vastus medialis internal. d. Muskulus vastus intermedial. 3. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha terdiri dari : a. Biseps femoris, otot berkepala 2 (dua). Fungsinya membengkokkkan paha dan meluruskan tungkai bawah. b. Muskulus semi membranosus, otot seperti

40 28 selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah. c. Muskulus semi tendinosis, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam. d. Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya panjang seperti pita, terdapat dibagian paha. Fungsinya eksorotasi femur, memutar keluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar. Gambar : 7 Struktur otot tungkai atas (Syaifuddin, 1997:45-46) Otot tungkai bawah, terdiri dari : 1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsimya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki. 2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari manis dan jari kelingking kaki.

41 29 3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar. 4. Urat Akiles (tendo achilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Otot-otot tersebut terletak dengan berpangkal pada kondilus tulang kering, melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar tibia ke dalam endorotasi. Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki ke dalam. 5. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada betis, uratnya melewati tulang jari dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan empu kaki. 6. Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posteior) Berpangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam. 7. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki. Fungsinya dapat meluruskan jari kaki (muskulus ekstensor falangus 1-5) Otot-otot yang lain antara lain : 1. Otot ketul 2. Otot penengah empu kaki, telapak di telapak kaki.

42 30 3. Otot pronasi, terletak di sebelah punggung kaki. Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput. Fasia flontaris, bagian khusus dari fasia yang terletak di bawah telapak kaki. Gambar : 8 Struktur otot tungkai bawah (Syaifuddin, 1997:48) Jadi yang dimaksud kekuatan otot tungkai adalah komponen kondisi fisik tulang kemampuannya dalam mempergunakan otot tungkai untuk menahan beban sewaktu melakukan aktifitas kerja. Kekuatan otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting untuk keberhasilan pemain sepak bola dalam melakukan teknikteknik sepak bola khususnya pada waktu menendang bola. Hasil aplikasi kekuatan otot tungkai dapat dilihat berdasarkan hasil tendangan bola lambung jauh Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan organorgan syaraf otot (M. Sajoto, 1995 : 9). Kesimbangan adalah suatu kemampuan

43 31 untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Dangsina Moeloek, 1984 : 10). Keseimbangan ini penting dalam kehidupan maupun olahraga, untuk itu penting dimana tanpa keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pemain sepak bola apabila memiliki keseimbangan yang baik, maka pemain itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu menguasai bola. Apabila keseimbangannya baik maka pemain tersebut tidak akan mudah jatuh dalam perebutan bola maupun dalam melakukan body contact terhadap pemain lawan. Keseimbangan dibutuhkan hampir diseluruh cabang olahraga yang mana setiap cabang olahraga menerapkannya dengan cara yang berbeda. Disuatu saat ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkat keseimbangan yang tinggi dan ada kalanya seorang atlet harus berada pada tingkat keseimbangan yang rendah. Dalam cabang olahraga kususnya sepak bola keseimbangan merupakan salah satu faktor yang penting agar dapat bermain sepak bola dengan baik. Sepak bola adalah cabang olahraga yang senantiasa bergerak. Dan selain itu gerak dalam sepak bola dalam waktu yang cukup lama yaitu 2x 45menit. Keseimbangan dalam sepak bola ada dalam berbagai contoh seperti : 1) Saat kontak fisik 2) Saat bertumpu sesudah melakukan heading 3) Berlari dan bergerak ke samping 4) Saat menendang bola 5) Penggunaan sepatu berspoul enam. Menurut Sukatamsi, (2004 : 2.39) dalam melakukan tendangan, tumpuan kaki

44 32 harus tepat dan benar. Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada persiapan akan menendang bola dan kaki tumpu merupakan letak titik berat badan. Posisi kaki tumpu atau dimana harus meletakkan kaki tumpu terhadap letak bola, akan menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya lambungan bola. Bentuk-bentuk kegiatan di atas merupakan penerapan keseimbangan dalam kegiatan sepak bola, meskipun dapat dikatakan bahwa keseimbangan tersebut tidak mutlak, tetapi erat sekali hubungannya dengan gerakan menendang bola. 2.2 Kerangka berfikir Analisis Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Tujuan melakukan latihan dalam olahraga adalah untuk meningkatkan kondisi fisik dan menguasai keterampilan dalam suatu cabang olahraga secara efektif dan efisien, yang akhirnya keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Latihan dilakukan dengan tujuan menguasai suatu keterampilan, agar latihan berhasil materi latihan harus diberikan secara bertahap dari yang sederhana sampai dengan yang komplek. Seorang pemain sepak bola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar. Untuk dapat menendang bola melambung dengan hasil yang jauh di samping membutuhkan kekuatan otot tungkai juga memerlukan kondisi fisik yang baik. Perlu diperhatikan agar para pemain dapat melakukan tendangan lambung sejauh mungkin maka diperlukan suatu bentuk latihan teknik dan fisik terutama yang dapat meningkatkan kemampuan tendangan lambung dalam permainan sepakbola. Seorang pemain

45 33 untuk dapat menendang bola dengan hasil yang terjauh pada tendangan lambung secara teoritis tergantung pada proses gerakan-gerakan yang terarah dan sistematis dengan tujuan terjadi penyesuaian pada otot dan fungsi organ tubuh. Meninjau kembali gerakan-gerakan pada permainan sepakbola terdapat gerakan lari, loncat, menendang, menghentakkan, dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya dilapangan. Komponenkomponen gerak yang digunakan dalam bermain sepakbola (lompat, loncat, menendang, menghentak) yang mana gerakan tersebut membutuhkan kekuatan yang maksimal, sehingga latihan kekuatan otot tungkai sangat cocok untuk pemain sepak bola. Kekuatan digunakan pada saat bola lepas dari kaki, semakin kuat otot yang mendukung gerakan tersebut semakin jauh tendangan yang dihasilkan. Pelaksanaan tendangan lambung akan menjadi efektif bila pemain memiliki teknik gerakan menendang yang baik dan benar serta didukung kondisi fisik yang dibutuhkan telah terpenuhi, yaitu komponen kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Gerakan menendang dibutuhkan gerakan ekplosive dari otot tungkai maka peranan dari latihan kekuatan otot tungkai sangat besar guna meningkatkan power otot tungkai. Kekuatan otot tungkai diperlukan dalam melakukan rangkaian gerakan pada saat menendang bola. Selain untuk tumpuan, tungkai digunakan sebagai ayunan dalam melakukan rangkaian gerakan menendang bola, yaitu dari gerakan awal sampai akhir. Tahapan-tahapan gerakan menendang bola merupakan satukesatuan gerak yang dinamis dan tidak terputus-putus

46 Analisis Sumbangan Keseimbangan terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Keseimbangan (balance) adalah suatu kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan statis maupun dinamis. Keseimbangan yang baik adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi dalam beberapa waktu tertentu. Gerak dan teknik tinggi dalam olahraga sulit atau bahkan tidak akan dapat dilakukan apabila atlet tidak memiliki keseimbangan yang baik, (Sri Haryono, 2008 : 38). Keseimbangan adalah suatu kemampuan tubuh untuk mengatur posisi secara tepat dan akurat. Gerakan yang dilakukan pada saat menendang bola adalah gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi, sebab gerakan menendang bola pada kenyataannya ditentukan oleh letak dan posisi tumpuan kaki. Seorang pemain akan mudah jatuh dan kehilangan kontrol tanpa ditunjang oleh keseimbangan yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa ada sumbangan antara keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Analisis Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan terhadap Tendangan Jarak Jauh Semua kondisi fisik berperan aktif dalam gerakan menendang bola. Peranan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan seperti yang dijelaskan tersebut sangat besar dalam menendang bola. Perpaduan kontraksi otot yang ada di paha kaki dan kaki akan menghasilkan explosive dan keseimbangan digunakan untuk mengatur tumpuan kaki dan posisi tubuh. Kekuatan otot yang dihasilkan oleh otot-otot paha dan kaki digunakan untuk mengayunkan kaki saat melakukan tendangan dan

47 35 keseimbangan digunakan untuk mengatur tumpuan dan posisi tubuh pada saat akan melakukan tendangan sehingga hasil tendangan yang diperoleh akan semakin jauh. Permainan sepak bola merupakan jenis olahraga permainan yang berat, karena membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu yang relatif lama yaitu 2 x 45 menit Seorang pemain harus memiliki kondisi fisik yang baik dan dituntut untuk mempunyai ketangkasan bermain yang tinggi karena permainan dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Seorang pemain sepak bola juga harus mampu menguasai teknik menendang bola, karena teknik bermain sepak bola pada dasarnya bermuara pada teknik menedang bola. Berdasarkan uraian di atas secara umum menunjukkan bahwa dengan kekuatan otot yang maksimal dan keseimbangan yang tinggi, akan diperoleh hasil yang optimal dalam gerakan menendang bola, sehingga dapat diduga bahwa ada hubungan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan dengan hasil tendangan jarak jauh pada permainan sepak bola. Dengan demikian dapat dicari berapa besar sumbangannya masing-masing variabel atau secara bersama-sama. 2.3 Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih dipikirkan kebenarannya, (Sutrisno Hadi, 1996 : 257). Berdasarkan landasan teori tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi.

48 36 2. Ada sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi. 3. Ada sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 tetapi besarnya tidak dapat diprediksi.

49 37 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis, (Sutrisno Hadi, 1984 : 4). Penggunaan metode harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode survey. Secara sistematis metodologi penelitian meliputi hal-hal sebagai berikut : 3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130). Sedangkan menurut Khomsin, (2008 : 88) populasi adalah sekelompok yang menarik peneliti, dimana kelompok tersebut oleh peneliti dijadikan objek untuk menggenaralisasikan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun 2011 yang berjumlah 20 pemain. Adapun sifat-sifat yang sama dari populasi penelitian ini adalah : 1) Populasi adalah pemain SSB DIPONGGOLO yang mendapat pelatihan yang sama di klub sepak bola SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati. 2) Usia populasi antara tahun. Dengan demikian populasi yang dimaksud sudah memenuhi memenuhi syarat sebagai sampel dalam penelitian. 37

50 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, (Khomsin, 2008 : 90). Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan random sampling, karena jumlah populasinya 52 pemain yang diambil 20 pemain yaitu pemain yang berusia tahun. Yang 32 pemain berusia 9-11 tahun. 3.3 Variabel Variabel menurut Frakel dan Walen (1990) dalam buku Khomsin (2008 : 110) dapat diartikan sebagai suatu konsep benda yang bervariasi. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel tersebut adalah : 1) Variabel bebas atau X yang terdiri atas dua variabel yaitu : a) Variabel bebas 1 atau X 1 : kekuatan otot tungkai b) Variabel bebas 2 atau X 2 : keseimbangan 2) Variabel terikat atau Y yaitu : hasil tendangan jarak jauh 3.4 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti, (Khomsin, 2008 : 116). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan metode tes dan pengukuran. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dua variabel bebas dan satu variabel terikat, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

51 39 Kekuatan Otot Tungkai X 1 X 1 - Y Hasil tendangan jarak jauh Y Keseimbangan X 2 X 2 - Y X 1.2 Y 3.5 Teknik Pengambilan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh keterangan yang benar sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai latar (setting), berbagai sumber, dan berbagai cara, (Khomsin, 2008 : 131). Langkah-langkah pengambilan data dalam penelitian ini sebagai berikut : pengukuran otot tungkai dengan menggunakan Back and Leg Dynamometer, keseimbangan dengan Stork Stand dan hasil tendangan jarak jauh dengan tes menendang bola dari M. Barrow, PED, Physical Education Philadelpia, (1971 : 310). 3.6 Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Penelitian Mengajukan ijin ke pihak SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, untuk mendapatkan rekomendasi.

52 Menghubungi pihak pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, untuk mendapatkan daftar nama pemain Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan Bumiharjo Winong Pati Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2011 yang dimulai pada pukul hingga selesai Tahap Pelaksanaan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati dikumpulkan lalu dilakukan pendataan ulang, setelah itu melakukan pemanasan Peserta tes harus berpakaian olahraga. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian survey, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran yaitu : 1) Pengukuran kekuatan otot tungkai dengan menggunakan Back and Leg Dynamometer, 2) Keseimbangan dengan Stork Stand tes. 3) Tendangan jarak jauh dengan tes menendang bola dari M. Barrow, PED, Physical Education Philadelpia, (1971 : 310). 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan hasil pengukurannya, dan mempunyai validitas tes dan realibitas tes. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data, (Suharsimi Arikunto, 2009:101). Tes yang digunakan ada tiga macam yaitu : 1) pengukuran kekuatan otot tungkai, 2) pengukuran keseimbangan, 3) pengukuran tendangan jarak jauh.

53 Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai Pengukuran kekuatan otot tungkai dengan menggunakan alat Back and Leg Dynamometer, bertujuan untuk mengukur kekuatan otot tunkai maksimal. Pelaksanaanya adalah : Gambar : 9 Alat Back and Leg Dynamometer ( 2011, UNNES ) 1. Testee berdiri dengan kaki sejajar dan dibuka selebar 6 inchi, kemudian petugas memasangkan sabuk pada pinggang dan diikatkan pada besi pegangan. 2. Kepala tegak, punggung lurus, dan tangan menggenggam palang selebar paha setelah diolesi kapur 3. Testee menekuk kaki dengan sudut derajat, badan tegak, pandangan lurus ke depan dan kedua lengan memegang besi pandangan.

54 42 Gambar : 10 Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai ( Sri Haryono, 2008 : 18 ) 4. Testee menarik dengan meluruskan kaki ke atas sampai kemampuan maksimal. 5. Penarikan dilakukan tanpa hentakan sampai tes dan jarum skala tidak bergerak lagi. Tes dilakukan 3 kali dan yang diambil hasil yang terbaik Tes Pengukuran Keseimbangan (Stork Stand) Pengukuran keseimbangan dengan tes Stork Stand, bertujuan untuk mengukur keseimbangan statis pada saat bertumpu pada satu kaki. Alat yang digunakan Stopwath atau jam tangan. Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dengan satu kaki tumpu, dan ujung jari kaki yang lain diletakkan di belakang lutut kaki lain, kedua tangan bertolak pinggang. Setelah

55 43 aba-aba yak angkat tumit dari lantai, pertahankan sikap ini selama mungkin tanpa tumit menyentuh lantai atau menggeserkan ujung telapak kaki dari tempat semula atau memindahkan kaki dan kedua tangan dari pinggang. Penilaian : skor diambil waktu terbaik dari tiga kali kesempatan, sebagai skor akhir peserta tes dalam detik Tes tendangan jarak jauh Gambar : 11 Pengukuran Tes Keseimbangan ( Sri Haryono, 2008 : 39 ) ) Tes tendangan jarak jauh yang digunakan adalah tes menendang bola dari M. Barrow, PED, Physical Education Philadelpia, (1971 : 310) Tujuan adalah untuk mengukur hasil tendangan jarak jauh. Alat dan perlengkapan : bola sepak, meteran panjang 30 m, rafia untuk garis samping dan lapangan yang rata.

56 44 Pengetes : 1. Pengambil jarak tendangan 1 orang. 2 Pengawas merangkap pencatat 1 orang. Pelaksanaan tes : Testee berdiri di belakang garis, menghadap ke arah lapangan yang akan digunakan untuk menendang bola. Bola diletakkan di garis batas yang ditentukan. Testee mengambil awalan untuk melakukan tendangan. Setelah petugas memberi aba-aba ya bola segera ditendang. Tes dilakukan 3 kali, hasil yang terjauh yang diambil. Bola yang keluar dari garis batas, dianggap tendangan gagal. 20 m 5 m 10 m 15 m 20 m 25 m dst Gb. Lapangan tes tendangan lambung (M. Barrow, PED, Phisical Education Philadelpia, (1971 : 310) 3.8 Metode Analisis Data Menganalisis data penelitian merupakan suatu langkah yang sangat kritis, (Khomsin, 2008 : 156). Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena dengan analisis data, maka hipotesis yang ditetapkan bisa diuji kebenarannya untuk selanjutnya dapat ditarik kesimpulan. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik. Sebelum dilakukan penghitungan statistik deskriptif terlebih dahulu dilakukan transformasi data diubah kedalam skor t, baru dihitung dengan penghitungan statistik diskriptif. Pengolahan data ini dengan komputerisasi SPSS versi 12.

57 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada permainan sepak bola pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati tahun 2011 maka data yang diperoleh dari pengukuran dan tes dianalisis secara deskriptif dan statistic inferensial yaitu regresi dengan syarat berdistribusi normal dan linier Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari masingmasing variabel. Analisis ini digunakan statistik mean, maksimum dan minimum. Hasil analisis deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Analisis Deskriptif Sumber variasi Kekuatan Otot Tungkai (kg) Keseimbangan (detik) Jauhnya Tendangan (m) Mean Standar deviasi Maksimum Minimum Hasil tes kekuatan otot tungkai menggunakan Back and Leg Dynamometer diperoleh rata-rata kekuatannya mencapai 80,95 kg. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemain SSB DIPONGGOLO kurang lebih 80,95 kg dengan kekuatan terbesar 128,5 kg, dengan kekuatan terkecil 47,5 kg. Dari hasil 45

58 46 pengukuran keseimbangan menggunakan stork stand diperoleh rata-rata 39,66 detik, dengan waktu terlama 58,82 detik dan waktu paling pendek 18,16 detik. Hasil pengukuran jauhnya tendangan diperoleh rata-rata 27,43 meter dengan tendangan paling jauh 37,14 meter dan paling dekat 40 m Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas Syarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah data berdistribusi normal. Berkaitan dengan pengujian ini, digunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan apabila nilai p value > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Sumber variasi Kekuatan Otot Tungkai Keseimbangan Jauhnya Tendangan Kolmogorov Smirnov 0,613 0,681 0,596 Asymp. Sig 0,846 0,743 0,869 Keterangan Normal Normal Normal Terlihat dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi untuk masing-masing variabel > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas dalam kajian penelitian ini menggunakan uji F dari masingmasing regresi sederhana linear. Apabila nilai p value < 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu kekuatan otot tungkai,

59 47 keseimbangan, dengan hasil tendangan jarak jauh bersifat linier. Hasil uji linieritas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel 4.3. Sumber variasi Tabel 4.3 Hasil Uji Linieritas Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Hasil tendangan jarak jauh Hubungan Keseimbangan dengan hasil tendangan jarak jauh Model regresii Y = ,847X 1 Y = 13, ,729X 2 F hitung 45,803 20,412 P value 0,000 0,000 Kriteria Linier Linier Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan hasil tendangan jarak jauh dinyatakan dengan persamaan regresi linear: Y = 7, ,847X 1 Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan satu satuan kekuatan otot tungkai akan terjadi perubahan hasil tendangan sebesar 0,847, begitu juga sebaliknya. Model regresi linear tersebut diuji kebermaknaannya menggunakan uji F dan diperoleh F hitung = 45,803 dengan pvalue = 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa hubungan kedua variabel membentuk regresi linear. Tabel 4.3 juga memperlihatkan bahwa hubungan antara keseimbangan dengan hasil tendangan jarak jauh dinyatakan dengan persamaan regresi linear: Y = 13, ,729X 2 Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan satu satuan keseimbangan akan terjadi perubahan hasil tendangan sebesar 0,729, begitu juga sebaliknya. Model regresi linear tersebut diuji kebermaknaannya menggunakan uji

60 48 F dan diperoleh F hitung = 20,412 dengan pvalue = 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa hubungan kedua variabel membentuk regresi linear Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda seperti terlihat pada tabel 4.4. Model 1 (Constant) Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Ganda Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Coefficients a Standardized Coefficients Correlations t Sig. Partial B Std. Error Beta Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa model regresi yang diperoleh adalah: Y = -1, ,640X 1 + 0,381X 1 Model regresi tersebut menunjukkan bahwa: 1. Setiap terjadi perubahan satu satuan kekuatan otot tungkai akan terjadi perubahan hasil tendangan jarak jauh sebesar 0,640, apabila keseimbangan dikontrol. 2. Setiap terjadi perubahan satu satuan keseimbangan akan terjadi perubahan hasil tendangan jarak jauh sebesar 0,381, apabila kekuatan otot tungkai dikontrol Uji Hipotesis I Hipotesis I yang menyatakan ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati diuji menggunakan uji t. Hasil uji t seperti tercantum

61 49 pada tabel 4.4 diperoleh t hitung = 5,227 dengan pvalue = 0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis I diterima. Besarnya sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh mencapai (0,785) 2 x 100% = 61,62% Uji Hipotesis II Hipotesis II yang menyatakan ada kontribusi keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati diuji menggunakan uji t. Hasil uji t seperti tercantum pada tabel 4.4 diperoleh t hitung = 3,112 dengan pvalue = 0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis II diterima. Besarnya sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh mencapai (0,602) 2 x 100% = 36,24%. Hipotesis I dan II menunjukkan besarnya kontribusi mencapai 97,86%. Dengan demikian dari hasil hipotesis tersebut yang 2,14% merupakan kontribusi teknik yang lain Uji Hipotesis III Hipotesis III yang menyatakan ada sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati diuji menggunakan uji F. Tabel 4.5. Hasil Uji Simultan (Uji F) Model Summary b Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of Sig. F R R Sq uare R Sq uare the Estimate F Change df1 df2 Change.906 a a. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Kekuatan otot tungkai b. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh

62 50 Hasil uji F seperti tercantum pada tabel 4.5 diperoleh F hitung = 38,794 dengan pvalue = 0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis III diterima. Besarnya sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh mencapai 82 %. 4.2 Pembahasan Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial kekuatan otot tungkai memberikan sumbangan yang nyata terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, terbukti dari hasil uji t dengan pvalue < 0,05. Analisis data ini memberikan bukti nyata bahwa jauh dekatnya hasil tendangan dipengaruhi kekuatan otot tungkai pemain. Semakin besar kekuatan otot tungkainya diikuti dengan semakin jauh hasil tendangan bola, begitu juga sebaliknya. secara biomekanika, bola hasil tendangan jarak jauh membentuk lintasan parabola sehingga hasil yang dicapai tergantung dari kecepatan tendangan dan sudut tendangan. Jarak tempuh hasil tendangan (R) dinyatakan dengan R = V 0 Sin 2. g Vo yang semakin besar maka nilai R juga semakin naik, ini artinya bahwa kecepatan awal tendangan sebanding dengan jarak yang ditempuh bola. Kecepatan awal akibat dari momentum atau tumbukan antara kaki yuang menendang dengan bola. Tendangan dengan kekuatan otot tungkai besar akan menghasilkan momentum yang besar pula sehingga kecepatan awal bola juga semakin besar.

63 Sumbangan Keseimbangan terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Hasil analisis data menunjukan bahwa secara parsial keseimbangan memberikan sumbangan yang nyata terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, terbukti dari hasil uji t dengan pvalue < 0,05. Sesuai dengan rumus di atas, apabila sudut elevasinya 45 0 maka nilai R akan optimal karena sin 2(45 0 ) = sin 90 0 = 1 (maksimum), dengan demikian agar hasil tendangan jarak jauh lebih optimal diperlukan sudut elevasi yang tepat yaitu mendekati Penentuan sudut tersebut diperlukan koordinasi yang tepat. Keseimbangan kaki dalam hal ini diperlukan dalam penentuan sudut elevasi. Kaki yang seimbang akan mudah mengkoordinasi tendangan sehingga memungkinkan menghasilkan sudut elevasi yang tepat sehingga menghasilkan tendangan yang semakin jauh Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan terhadap Hasil Tendangan Jarak Jauh Hasil analisis data menunjukan bahwa secara simultan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan memberikan sumbangan yang nyata terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, terbukti dari hasil uji F dengan pvalue < 0,05. Dalam pergerakan menendang bola, peran kekuatan otot tungkai sangat besar. Otot tungkai yang kuat menghasilkan momentum (tumbukan) kaki dengan bola semakin besar, sehingga tendangan yang dihasilkan semakin jauh. Disamping kekuatan otot tungkai, faktor lain yang berpengaruh adalah keseimbangan. Saat menendang bola tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkan pada satu tumpuan kaki. Keseimbangan kaki yang semakin besar yang menyebabkan kecepatan awal gerakan bola yang besar

64 52 serta koordinasi penentuan sudut elevasi yang tepat, semakin baik hasil yang dicapai dalam menendang bola. Kondisi tersebut secara signifikan berpengaruh terhadap hasil tendangan jarak jauh.

65 53 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil simpulan bahwa : Ada sumbangan kekuatan otot tungkai terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati Ada sumbangan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati, Ada sumbangan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain SSB DIPONGGOLO Bumiharjo Kecamatan Winong Pati. 5.2 Saran Berkaitan dengan hasil penelitian ini disarankan kepada: Pelatih perlu memberikan latihan kepada pemain dalam peningkatan kekuatan otot tungkai sehingga menghasilkan tendangan semakin jauh Pelatih perlu memberikan latihan keseimbangan kepada pemain dalam peningkatan koordinasi dalam melakukan tendangan sehingga menghasilkan sudut yang tepat agar menghasilkan tendangan semakin jauh Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang keterkaitan antara keseimbangan dengan sudut elevasi. Dengan demikian diharapkan akan diketahui peran keseimbangan terhadap sudut elevasi pada saat menendang bola. 53

66 54 DAFTAR PUSTAKA Barrow, M, P.E.D Physical Education. Philadelpia Bambang Sarwiji Kamus Pelajar Bahasa Indonesia. Jakarta. Ganeca Exact Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Gintar Meliala Petunjuk Praktis Penggunaan dan Perawatan Alat-alat Olahraga Sepak bola. Jakarta : Depdikbud Harsono Ilmu Coaching. Jakarta : Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat Khomsin Metodologi Penelitian. Semarang : UNNES M.Sajoto Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize Remmy Muchtar Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta : Depdikbud Setiadi Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu Soedarminto. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud Sarumpaet, 1992, Permainan Besar, Jakarta : Depdikbud Sri Haryono Tes dan Pengukuran Olahraga. Semarang : UNNES Sucipto Sepak Bola. Jakarta : Depdikbud Sugiyanto Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Putra , Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sukatamsi Permainan Besar I Sepak Bola. Jakarta : Universitas Terbuka Sutrisno Hadi Metodologi Researh. Yogyakarta. Andi Offset , 1990, Statistik. Yogyakarta. Andi Offset 54

67 55 Syaifuddin Anatomi Fisiologi. Jakarta. Buku Penerbitan Kedokteran Yunusul Hairy Dasar-Dasar Kesehatan Olahraga. Jakarta. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

68 56 Lampiran 1 No Nama Sampel Data Hasil Kekuatan Otot Tungkai, Keseimbangan Dan Hasil Tendangan jarak jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Kekuatan otot Tungkai I II III Terbaik Keseimbangan T. Jarak Jauh 1 Candra Ali R-1 69,5 65,0 71,5 71,5 51,47 28,22 2 Ali Mustaqim R-2 55,5 58,5 54,0 58,5 50,58 25,26 3 Imam Setyawan R-3 38,5 41,5 47,5 47,5 26,01 20,30 4 Seto Nurmajid R-4 68,5 92,0 93,5 93,5 46,17 30,81 5 M. Richo Anafi R-5 75,5 63,0 78,5 78,5 18,16 22,81 6 Muhamad Soleh R-6 37,5 56,5 53,0 56,5 20,06 17,60 7 Shobirin R-7 64,5 59,5 64,0 64,0 50,72 37,14 8 Angga Adi Saputra R-8 43,0 48,5 48,5 48,5 58,82 30,27 9 Agus Saputra R-9 105, 89,5 102, 105,5 53,54 31,62 10 Trio Mardiyanto R-10 72,5 101, 100, 101,5 27,68 34,87 11 M. Ali Imron R-11 50,0 38,5 55,0 55,0 23,35 11,56 12 Rizky Raharja R , 103, 102, 104,5 28,07 26,41 13 Irwan Andi R-13 89,5 78,0 90,5 90,5 37,07 33,68 14 Eko Wido Utomo R-14 99,5 68,0 97,0 99,5 27,06 26,15 15 Iwan Rifai R-15 58,5 41,0 56,5 58,5 31,01 30,02 16 Deni Saputra R , 108, 109, 128,5 58,03 30,25 17 Joko Utomo R-17 98,5 101, 104, 104,5 47,28 31,46 18 Rizky Agung R-18 77,0 82,5 5 81,0 5 82,5 41,77 26,19 19 Riki Pratama R-19 63,5 61,5 69,5 69,5 38,46 21,35 20 Mohamad Billal R-20 94,5 99,5 98,0 99,5 58,00 26,06 Mean 80,95 39, ,426 Standar Deviasi 23,29 13,64 5,44

69 57 Lampiran 2 Data Hasil Kekuatan Otot Tungkai, Keseimbangan Dan Hasil Tendangan jarak jauh Pemain SSB DIPONGGOLO Transformasi ke Skor t No Nama Sampel Kek. Ot. Tungkai Keseimbangan Tend.Jarak Jauh 1 Candra Ali R-1 71,5 51,47 28,22 2 Ali Mustaqim R-2 58,5 50,58 25,26 3 Imam Setyawan R-3 47,5 26,01 20,30 4 Seto Nurmajid R-4 93,5 46,17 30,81 5 M. Richo Anafi R-5 78,5 18,16 22,81 6 Muhamad Soleh R-6 56,5 20,06 17,60 7 Shobirin R-7 64,0 50,72 37,14 8 Angga Adi Saputra R-8 48,5 58,82 30,27 9 Agus Saputra R-9 105,5 53,54 31,62 10 Trio Mardiyanto R ,5 27,68 34,87 11 M. Ali Imron R-11 55,0 23,35 11,56 12 Rizky Raharja R ,5 28,07 26,41 13 Irwan Andi R-13 90,5 37,07 33,68 14 Eko Wido Utomo R-14 99,5 27,06 26,15 15 Iwan Rifai R-15 58,5 31,01 30,02 16 Deni Saputra R ,5 58,03 30,25 17 Joko Utomo R ,5 47,28 31,46 18 Rizky Agung R-18 82,5 41,77 26,19 19 Riki Pratama R-19 69,5 38,46 21,35 20 Mohamad Billal R-20 99,5 58,00 26,06

70 58 Lampiran 3 Tabel 4.9 Data Sampel Penelitian Pemain SSB DIPONGGOLO Winong No Nama Usia 1 Candra Ali 14 Pebruari Ali Mustaqim 07 Desember Imam Setyawan 22 Maret Seto Nurmajid 3 Januari M. Richo Anafi 15 Pebruari Muhamad Soleh 6 Juni Shobirin 10 Maret Angga Adi Saputra 11 April Agus Saputra 17 Juli Trio Mardiyanto 12 Januari M. Ali Imron 23 Januari Rizky Raharja 15 September Irwan Andi 08 Mei Eko Wido Utomo 18 Juni Iwan Rifai 7 November Deni Saputra 8 Desember Joko Utomo 20 Juli Rizky Agung 29 Nopember Riki Pratama 16 Oktober Mohamad Billal 13 Agustus 1997

71 59 Lampiran 4 Tabel 4.10 Data Hasil Tes dan Pengukuran Variabel Bebas (X1 dan X2) No Nama Kekuatan Otot Tungkai Maks Keseimbangan Maks 1 Candra Ali 69,55 65,0 71,5 71,5 50,38 51,47 48,66 51,47 2 Ali Mustaqim 55,5 58,5 54,0 58,5 42,0 49,27 50,58 50,58 3 Imam Setyawan 38,5 41,5 47,5 47, ,06 20,24 26,01 4 Seto Nurmajid 68,5 92,0 93,5 93,5 31,00 46,17 25,02 46,17 5 M. Richo Anafi 75,5 63,0 78,5 78, ,16 14,05 18,16 6 Muhamad Soleh 37,5 56,5 53,0 56,5 12,08 20,06 17,34 20,06 7 Shobirin 64,5 59,5 64,0 64,0 29, ,72 50,72 8 Angga Saputra 43,0 48,5 48,5 48,5 50,58 58,82 44,36 58,82 9 Agus Saputra 105,0 89,5 102,5 105,5 23,68 53,44 50,02 53,54 10 Trio Mardiyanto 72,5 101,5 100,5 101,5 19,38 18,82 27,68 27,68 11 M. Ali Imron 50,0 38,5 55,0 55,0 18,76 22,00 23,35 23,35 12 Rizky Raharja 104,5 103,5 102,5 104,5 24,58 28,67 25,03 28,07 13 Irwan Andi 89,5 78,0 90,5 90,5 22,37 37,07 33,19 37,07 14 Eko Wido Utomo 99,5 68,0 97,0 99,5 22,68 27,06 27,00 27,06 15 Iwan Rifai 58,5 41,0 56,5 58,5 22,76 30,62 31,01 31,01 16 Deni Saputra 128,5 108,5 109,0 128,5 36,66 58,03 51,46 58,03 17 Joko Utomo 98,5 101,5 104,5 104,5 44,66 47,28 41,13 47,28 18 Rizky Agung 77,0 82,5 81,0 82,5 41,77 40,01 39,89 41,77 19 Riki Pratama 63,5 61,5 69,5 69,5 37,09 38,46 37,07 38,46 20 Mohamad Billal 94,5 99,5 98,0 99,5 58,0 55,12 47,22 58,00 Jumlah ,2 1 Rata-rata 80,95 39,66 05 SD 23,29 13,64 Maksimal 128,5 58,82 Minimal 47,5 18,16

72 60 Lampiran 5 No Nama Tabel 4.11 Data Hasil Tes Tendangan Jarak Jauh (Y) Hasil Tendangan Jarak Jauh Terbaik 1 Candra Ali 22,65 28,22 20,05 28,22 2 Ali Mustaqim 25,26 24,10-25,26 3 Imam Setyawan - 19,87 20,30 20,30 4 Seto Nurmajid 30,81 28,56 20,84 30,81 5 M. Richo Anafi 22,81 20,53 19,00 22,81 6 Muhamad Soleh 17,60 17,60-17,60 7 Shobirin 33,05 37,14-37,14 8 Angga Adi Saputra 30,27 27,58 30,14 30,27 9 Agus Saputra 28,89 31,62-31,62 10 Trio Mardiyanto 32,53 28,00 34,87 34,87 11 M. Ali Imron 18,05-11,56 11,56 12 Rizky Raharja 24,53 26,41 16,02 26,41 13 Irwan Andi - 33,68-33,68 14 Eko Wido Utomo 26,15 21,03 24,76 26,15 15 Iwan Rifai - 24,90 30,02 30,02 16 Deni Saputra 30,25 16,00 28,56 30,25 17 Joko Utomo 31,46 29,66 29,47 31,46 18 Rizky Agung 24,22 26,19-26,19 19 Riki Pratama 18,17 19,06 21,35 21,35 20 Mohamad Billal 21,24-26,06 26,06 Jumlah Rata-rata SD Maksimal Minimal 548,52 27,426 5,44 37,14 17,6

73 61 Lampiran 6 No Nama Tabel 4.12 Data Hasil Penelitian Skor Mentah 1 Candra Ali 71,5 51,47 28,22 2 Ali Mustaqim 58,5 50,58 25,26 3 Imam Setyawan 47,5 26,01 20,30 4 Seto Nurmajid 93,5 46,17 30,81 5 M. Richo Anafi 78,5 18,16 22,81 6 Muhamad Soleh 56,5 20,06 17,60 7 Shobirin 64,0 50,72 37,14 8 Angga Saputra 48,5 58,82 30,27 9 Agus Saputra 105,5 53,54 31,62 10 Trio Mardiyanto 101,5 27,68 34,87 11 M. Ali Imron 55,0 23,35 11,56 12 Rizky Raharja 104,5 28,07 26,41 13 Irwan Andi 90,5 37,07 33,68 14 Eko Wido Utomo 99,5 27,06 26,15 15 Iwan Rifai 58,5 31,01 30,02 16 Deni Saputra 128,5 58,03 30,25 17 Joko Utomo 104,5 47,28 31,46 18 Rizky Agung 82,5 41,77 26,19 19 Riki Pratama 69,5 38,46 21,35 20 Mohamad Billal 99,5 58,00 26,06 Jumlah Rata-rata SD Maksimal Minimal Skor T X1 X2 Y X1 X2 Y 50,67 54,77 51,46 48,95 49,12 46,02 39,50 39,99 36,90 54,10 60,10 56,22 45,08 43,66 41,51 35,64 35,63 31,93 70,42 58,11 67,86 42,94 58,66 55,23 60,11 63,47 57,71 60,54 41,22 63,69 38,86 38,04 32,76 40,36 51,55 48,13 60,33 64,05 61,50 45,94 40,76 47,65 55,39 55,59 54,77 57,96 58,01 55,19 58,82 63,45 57,42 36,07 48,10 47,73 40,36 41,50 38,83 57,96 34,24 47, ,21 548, ,95 39,660 27, ,29 13,64 5,44 128,5 58,82 37,14 47,5 18,16 17,6

74 62 Lampiran 7 Daftar Petugas Pengambil Data No Nama Tugas Keterangan 1 Syahlan Peneliti Mahasiswa PKLO 2 Sugeng Pengukur kekuatan otot Tungkai Mahasiswa PKLO 3 Sutrisno Pengukur Keseimbangan Mahasiswa PKLO 4 Moh. Sholeh Pengukur Tendangan Jarak Jauh Mahasiswa PKLO 5 Kunasih Administrasi Mahasiswa PKLO 6 Yantono Pembantu umum `Pelatih Kes. SSB DIPONGGOLO Winong

75 63 Lampiran 8 Uji normalitas One-Sample Kolmogorov -Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differenc es Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil Kekuatan Keseimb tendangan otot tungkai angan jarak jauh Regression 1 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Mean Std. Deviation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N C orrelations Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai

76 64 Model Summary Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of F Sig. F R R Square R Square the Estimate Change df1 df2 Change.847 a a. Predictors: (Constant), Kekuatan otot tungkai Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C onstant), Kekuatan otot tungk ai b. D ependent Variable: H asil tendangan jarak jauh Model 1 (Constant) Kekuatan otot tungkai Coefficients a Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig Collinearity Diagnostics a Mod el 1 Dimension 1 2 Variance Proportions Condition Kekua tan Eigenvalue Inde x (Constant) otot tungkai a. Depende nt Va riable: Hasil tend angan jarak jauh

77 65 Regression 2 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kes eimbangan Mean Std. Deviation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Correlations Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimb angan Model Summary Model 1 Change Statistics R Adjusted Std. Error of Sig. F R Square R Square the Estimate F Change df1 df2 Change.729 a a. Predictors: (Constant), Keseimbangan Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C ons tant), Kes eimbangan b. D ependent Variable: Has il tendangan jarak jauh Model 1 (Constant) Keseimbangan Coefficients a U nstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients B Std. Error Beta t Sig a. D ependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh

78 66 Regression 3 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Kes eimbangan Mean Std. Deviation N Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimb angan Model Summary b Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change.906 a a. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Kekuatan otot tungkai b. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C onstant), Keseimbangan, Kekuatan otot tungkai b. D ependent Variable: H asil tendangan jarak jauh Model 1 (Constant) Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Coefficients a Standardized Coefficients Correlations t Sig. Partial Collinearity Statistics VIF B Std. Error Beta Tolerance

79 67 OUT PUT DATA NPar Tests One-Sample Kolmogorov -Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differenc es Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil Kekuatan Keseimb tendangan otot tungkai angan jarak jauh Regression 1 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Mean Std. Deviation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N C orrelations Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungk ai Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai

80 68 Model Summary Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of F Sig. F R R Square R Square the Estimate Change df1 df2 Change.847 a a. Predictors: (Constant), Kekuatan otot tungkai Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C onstant), Kekuatan otot tungk ai b. D ependent Variable: H asil tendangan jarak jauh Model 1 (Constant) Kekuatan otot tungkai Coefficients a Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig Collinearity Diagnostics a Mod el 1 Dimension 1 2 Variance Proportions Condition Kekua tan Eigenvalue Inde x (Constant) otot tungkai a. Depende nt Va riable: Hasil tend angan jarak jauh

81 69 Regression 2 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kes eimbangan Mean Std. Deviation N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Correlations Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Keseimb angan Model Summary Model 1 Change Statistics R Adjusted Std. Error of Sig. F R Square R Square the Estimate F Change df1 df2 Change.729 a a. Predictors: (Constant), Keseimbangan Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C ons tant), Kes eimbangan b. D ependent Variable: Has il tendangan jarak jauh Model 1 (Constant) Keseimbangan Coefficients a U nstandardized Coef f icients Standardized Coef f icients B Std. Error Beta t Sig a. D ependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh

82 70 Regression 3 Descriptive Statistics Has il tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Kes eimbangan Mean Std. Deviation N Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Hasil tendangan jarak jauh Kekuatan otot tungkai Keseimb angan Model Summary b Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change.906 a a. Predictors: (Constant), Keseimbangan, Kekuatan otot tungkai b. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig a a. Predictors: (C onstant), Keseimbangan, Kekuatan otot tungkai b. D ependent Variable: H asil tendangan jarak jauh

83 Regression Studentized Residual 71 Model 1 (Constant) Kekuatan otot tungkai Keseimbangan Unstandardized Coefficients a. Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Coefficients a Standardized Coefficients Correlations t Sig. Partial Collinearity Statistics VIF B Std. Error Beta Tolerance Scatterplot Dependent Variable: Hasil tendangan jarak jauh Regression Standardized Predicted Value

84 Lampiran 9 72

85 73

86 74

87 75

88 76

89 77

90 78 Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian Gambar 1 : Tes Kekuatan Otot Tungkai Gambar 2 : Back and Leg Dynamometer

91 79 Gambar 3 : Stork Stand Gambar 4 : Stork Stand

92 80 Gambar 5 : Tes Tendangan Jarak Jauh Gambar 6 : Tes Tendangan Jarak Jauk

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang. 12 II. TINJAUAN PUTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola dengan mengunakan kaki, bola dperebutkan dintara para pemain, yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Menendang Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Sepak Bola Ikman Suleman (2008 : 3) menjelaskan sepak bola merupakan jenis olahraga yang fenomenal. Minat masyarakat terhadap sepak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011

PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011 1 PENGARUH LATIHAN LEG CURL DAN LEG EXTENTION TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG BOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA 1 BAE KUDUS TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan. BAB II LANDASAN TEORI A. Permainan Sepak Bola 1. Pengertian sepak bola Hampir dipastikan masyarakat dunia sangat mengenal olahraga sepak bola. Sepak bola adalah olah raga yang paling populer di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya. Di Indonesia sendiri permainan sepakbola berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan cara menendang bola keberbagai arah untuk diperebutkan oleh para pemainnya, yang mempunyai tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepakbola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING

PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING PENGARUH LATIHAN MENENDANG MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI DALAM DAN KURA-KURA KAKI PENUH TERHADAP KETEPATAN PASSING LAMBUNG PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer dan mengagumkan. Hal itu bisa kita lihat dengan banyaknya orang yang menggemari olahraga ini, baik dari pelosok

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN DOUBLE LEG BOUND TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI DENGAN PARAMETER TENDANGAN JARAK JAUH di SEKOLAH SEPAKBOLA DIKPORA U-15 WELERI 2015 SKRIPSI Oleh Yogi Purwo Negoro

Lebih terperinci

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd. Sepakbola Oleh: Rano Sulisto,S.Pd Untuk bermain bola dengan baik pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya (M. Sajoto, 1988: 57). Keadaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Permainan Sepak Bola Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh dunia. Sepakbola adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainanyang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan bola voli ini banyak dimainkan oleh masyarakat, mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi

Lebih terperinci

: SEPTIAN KUKUH SATRIA NIM.

: SEPTIAN KUKUH SATRIA NIM. SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II JURUSAN PKLO FIK UNNES TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Sepakbola a. Pengertian Sepakbola Sepakbola merupakan permainan yang menggunakan bola sepak yang dimainkan oleh dua kesebelasan yang masing-masing

Lebih terperinci

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra SEPAK BOLA III Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik seorang pemain harus dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam permaianan beregu, permainan sepak bola ini terdiri dari sebelas pemain yang berada dilapangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Panjang Tungkai Panjang tungkai sebagai salah satu anggota gerak bawah memiliki peran penting dalam unjuk kerja olahraga. Sebagai anggota gerak bawah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan suatu olahraga permainan yang menggunakan bola lapangan dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu disebut dengan kesebelasan. Permainan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika diamati kegiatan-kegiatan olahraga yang ada di lingkungan masyarakat sekarang ini, telah cukup tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : TRI SUGIONO

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : TRI SUGIONO SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KECEPATAN GERAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA PEMAIN PSP 007 WELERI KENDAL TAHUN 2009 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing masing beranggotakan sebelas orang. Permainan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan untuk saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tergantung pada pemain

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI

PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI PERBEDAAN KETEPATAN TENDANGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG KAKI PENUH PADA PESERTA UKM SEPAKBOLA UNY SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Olahraga ini terdiri dari gerakan-gerakan yang sangat kompleks.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola.

II. TINJAUAN PUSTAKA. waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. menentukan penampilan pemain di lapangan sepakbola. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental. Pemain harus melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola hanya diizinkan melakukan gerakan kaki, kepala,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Sepakbola Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dan dimainkan oleh dua kesebelasan yang berlawanan, yang masing-masing terdiri

Lebih terperinci

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SURVEI TEKNIK DASAR DAN KONDISI FISIK PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SE KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keseimbangan Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sikap atau posisi tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut Oxendine dalam Harsono (1988:223)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sepak Bola a. Pengertian Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola kian kemari untuk diperebutkan di antara pemain-pemain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang (Rofa, 2008). Sepakbola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan prestasi. Hal ini sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, begitupun di dunia. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda, mengetahui

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah mengalami kemajuan yang begitu pesat seiring dengan perkembangan jaman. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya perhatian dan antusiasme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Olahraga merupakan satu rangkaian kegiatan yang bisa membawa Negara menjadi terkenal. Hal ini dapat dilihat dari faktor kebugaran jasmani dan prestasi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat popular diseluruh dunia. Sepak bola telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pada abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di Cina, dimasa Dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin menjadi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan) merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL Oleh MAIZUL HENDRI FAUZI 1103183/2011 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain yang salah satunya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK TENDANGAN TERHADAP HASIL KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG PADA PEMAIN SSB PUTRA MAYONG KABUPATEN JEPARATAHUN 2013

EFEKTIVITAS TEKNIK TENDANGAN TERHADAP HASIL KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG PADA PEMAIN SSB PUTRA MAYONG KABUPATEN JEPARATAHUN 2013 EFEKTIVITAS TEKNIK TENDANGAN TERHADAP HASIL KETEPATAN TEMBAKAN KE GAWANG PADA PEMAIN SSB PUTRA MAYONG KABUPATEN JEPARATAHUN 2013 SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang PENGARUH LATIHAN MULTIPLE BOX TO BOX JUMPS DAN HURDLE HOPS TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH TAHUN 2015 (Studi Eksperimen di Sekolah Sepak Bola Tunas Muda Ngroto Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal (futbol sala) dalam bahasa Spanyol berarti sepak bola dalam ruangan merupakan permainan sepak bola yang dilakukan di dalam ruangan. Dalam beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ria Febriana Effendi NIM

SKRIPSI. Oleh: Ria Febriana Effendi NIM HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN AKURASI TENDANGAN KE GAWANG SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMP NEGERI 2 PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang bertujuan untuk memasukkan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia. Futsal dalam perkembangan makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari kehidupan manusia, dengan berolahraga kesegaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan sehingga untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad modern ini, banyak orang yang memahami pentingnya melakukan olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk kesehatan, rekreasi,

Lebih terperinci

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini olahraga sepakbola telah menjadi salah satu olahraga yang populer dan digemari banyak orang hampir di seluruh belahan dunia. Mulai dari kalangan anak kecil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

I. PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang sepakbola juga

Lebih terperinci

Journal of Sport Sciences and Fitness

Journal of Sport Sciences and Fitness JSSF 2 (3) (2013) Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf SUMBANGAN HIPEREKSTENSI TOGOK, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN LEHER TERHADAP KEMAMPUAN HEADING Afri Rismoko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak terkecuali untuk itu. Ilmu terapan untuk olahraga memungkinkan remaja modern untuk mengembangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Jasmani Menurut Santoso Giriwijoyo (2012:73 ) Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA Jurnal Oleh Chandra Sasongko FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Hakekat Permainan Sepak Bola Permainan sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari saat ini, terbukti hampir diseluruh

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN PERSATUAN SEPAKBOLA HERO KALIBENDA KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN PERSATUAN SEPAKBOLA HERO KALIBENDA KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN PERSATUAN SEPAKBOLA HERO KALIBENDA KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN (OBJEK STUDI PADA PEMAIN USIA 12 TAHUN DI MITRA TULUNGAGUNG TAHUN 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Olahraga pada sekarang ini berkembang sangat cepat sesuai dengan perkembangan jaman. Perkembangan jaman berpengaruh terhadap munculnya cabang olahraga baru,

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. harapannya. Menurut Lutan (2000:8), bahwa kemampuan motorik adalah

II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. harapannya. Menurut Lutan (2000:8), bahwa kemampuan motorik adalah II. KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Belajar Motorik Kemampuan gerak merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di seluruh belahan dunia. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang memasyarakat. Masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga sepak bola mempunyai berbagai tujuan diantaranya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Sepak bola telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa kita perhatikan pada peralatan, sarana dan prasarana olahraga yang dipakai, contohnya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI 1 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA SD INPRES KAPIROE KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI Marfrets Suseitom Tarukbua Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENENDANG PADA PEMAIN SSB ANEUK RENCONG BANDA ACEH TAHUN 2010 Dian Fahkruzzaman 1, Zulfikar 1, Abdurrahman 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat di gemari diseluruh dunia. Sepakbola dalam perkembangan makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melalui kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola 6 BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Nasional di Jawa Barat yang ke XIX, tim futsal Sumatera Utara mempersiapkan diri dengan melatih para atletnya Perlu disadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu olahraga yang sangat bermasyarakat saat ini adalah futsal. Olahraga futsal merupakan modifikasi olahraga sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

: Permohonan sebagai Judge Media Visual Teknik Dasar Sepakbola. Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga

: Permohonan sebagai Judge Media Visual Teknik Dasar Sepakbola. Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Hal : Permohonan sebagai Judge Media Visual Teknik Dasar Sepakbola Kepada Yth. : Bapak Drs. Subagyo Irianto, M.Pd. Dosen Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY Disampaikan

Lebih terperinci