KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Pemerintah. Laporan Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPAN-RB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja Instansi Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian disusun berdasarkan indikatorindikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama Badan Litbang Pertanian dengan 6 (enam) indikator kinerja sasaran. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 33 propinsi di Indonesia. Diharapkan Laporan Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya. Jakarta, Februari 2015 Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc. i

2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI..... ii IKHTISAR EKSEKUTIF iii BAB I. PENDAHULUAN... 3 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Visi Misi Tujuan Sasaran Arah Kebijakan Program Badan Litbang Pertanian Kegiatan Badan Litbang Pertanian Indikator Kinerja Utama Rencana Kinerja Tahun Penetapan Kinerja Tahun ii

3 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Capaian Kinerja Tahun Analisis Capaian Kinerja Capaian Kinerja 2014 dan Capaian Kinerja Lainnya Kendala dan Langkah Antisipasnya Akuntabilitas Keuangan Alokasi Anggaran Realisasi Anggaran Pengelolaan PNBP dan Hibah Analisis Capaian Kinerja Keuangan BAB IV. PENUTUP LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun menurut Tingkat Halaman Pendidikan... 6 Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN... 8 Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun Tabel 7. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai iii

4 Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Barang Tabel 9. Rician Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Modal Tabel 10. Satker yang merevisi Target dan Pagu PNBP Tabel 11. Satker dengan realisasi PNBP di bawah target Tabel 12. Akuntabilitas Keuangan Balitbangtan Tahun DAFTAR TABEL Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun menurut Tingkat Halaman Pendidikan... 6 Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN... 8 Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Badan Litbang Pertanian Tahun Tabel 7. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Pegawai Tabel 8. Rincian Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Barang Tabel 9. Rician Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Modal Tabel 10. Satker yang merevisi Target dan Pagu PNBP Tabel 11. Satker dengan realisasi PNBP di bawah target Tabel 12. Akuntabilitas Keuangan Balitbangtan Tahun iv

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan dan varietas Inpari 35 Salin Agritan Gambar 2. Pertanaman di lapang Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan serta kualitas gabah dan berasnya.. 34 Gambar 3. Penampilan VUB kedelai Demas Gambar 4. Bentuk biji kacang tanah varietas Talam 2 dan Talam Gambar 5. Keragaan VUB kacang hijau varietas Vima 2 dan Vima Gambar 6. Ubi Jalar Antin 2 dan Antin Gambar 7. Keragaan jagung pulut varietas URI 3 H Gambar 8. Penampilan VUB jagung hibrida HJ 21 Agritan (kiri) dan jagung hibrida HJ 22 Agritan Gambar 9. Keragaan gandum varietas GURI 3 Agritan pada ketinggian 1000 m dpl di Malino,Sulsel Gambar 10. Bawang Merah Hasil Hasil 29,30 ton/ha, produksi stabil pada musim kemarau dan Hujan. Bentuk umbi bulat dan berwarna merah, umur panen hari Gambar 11. Cabai Rawit (CRM) Hasil 10,50 ton/ha (Produksi tinggi), buah besardan bergelombang, daya simpan 8 9 hari Gambar 12. Jeruk JRM 2012 Tanaman mulai berbuah pada umur3,5 tahun. Hasil buah berkisar antara kg/pohon. Tekstur buah halus, rasa manis, kulit buah Gambar 13. Domba Compass Agrinak Gambar 14. Kunjungan Presiden RI dalam rangka meninjau kesiapan penyediaan benih Gambar 15. Peta penyebaran ayam KUB tahun Gambar 16. Mesin Tanam Pindah Bibit Padi (Indo Jarwo Transplanter Prototipe2) Gambar 17. Mesin tanam pindah Indo Jarwo Transplantor v

6 Gambar 18. Tampilan Web Katam Terpadu Gambar 19. Desain Sistem CCTV Gambar 20. Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi Gambar 21. Database genome untuk peta genetik komoditas pentingpertanian Gambar 22. Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1: kabupaten Tapin- KalimantanSelatan Gambar 23. Produk vinegar air kelapa dan introduksinya di RPA Jambu Raya, Bogor Gambar 24. Display cabai di supermarket dengan cara dihamparkan dan dengan pengemasan Gambar 25. Introduksi teknologi penanganan segar kentang di CV. Sinar Dua Putra, Garut Gambar 26. Contoh Publikasi Balitbangtan yang diterbitkan PUSTAKA.. 72 Gambar 27. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA.2014 per UnitKerja Gambar 28. Presentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA Per Belanja Gambar 29. Perbandingan (Presentase) Realisasi terhadap Pagu Anggaran Balitbangtan TA 2014 per Belanja Gambar 30. Perbandingan (Presentase) realisasi terhadap Pagu Anggaran Balitbangtan Per Eselon vi

7 IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menetapkan Rencana Strategis Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang ; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan selama lima tahun ke depan ( ). Agar Balitbangtan dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal. Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Balitbangtan menetapkan program utama pada periode yang diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

8 Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, berdasarkan RPJM , Balitbangtan mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu: (1) Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak; (2) Jumlah inovasi teknologi; (3) Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian, dan (4) Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan. Target untuk 4 indikator sasaran tersebut, secara umum telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan dengan kisaran prosentase capaian antara 123,84% (sangat berhasil). Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan per 31 Desember 2014, anggaran Balitbangtan telah direalisasikan sebesar 85,59%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Balitbangtan menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 85%. Hal ini disebabkan karena tidak semua anggaran Belanja Modal pada anggaran Pinjaman Luar Negeri (RK) dapat terserap. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru dari Bank Dunia yang terbit pada bulan Juni 2014 terhadap pemberlakuan ketentuan petugas belajar. Sedangkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai 234,65% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan. Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Masih banyak kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan Balitbangtan. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Balitbangtan dengan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

9 BAB I PENDAHULUAN Pada kurun waktu , Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis. Perkembangan organisasi Balitbangtan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Balitbangtan. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian No.61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang menyatakan bahwa Balitbangtan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian, dengan fungsi sebagai (1) penyusun kebijakan teknis, (2) pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, (3) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian, serta (4) pelaksanaan administrasi Balitbangtan. Struktur Organisasi Balitbangtan tahun 2014 masih tidak berubah, disusun berdasarkan pendekatan komoditas, bidang masalah, teknologi spesifik lokasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

10 dan pendekatan hulu-hilir, yaitu meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) empat Puslitbang yang menangani komoditas, (3) dua Pusat di bawah Sekjen Kementan yang pembinaannya diserahkan di bawah Balitbangtan, (4) tujuh Balai Besar yang menangani litbang komoditas/bidang masalah, (5) lima belas Balit komoditas/bidang masalah, (6) tiga Lolit komoditas/bidang masalah, (7) tiga puluh satu BPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi spesifik lokasi, (8) dua LPTP yang melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi spesifik lokasi, dan (9) satu Balai di bawah Sekretariat yang menangani alih dan pemanfaatan teknologi. Struktur Balitbangtan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Balitbangtan beserta jajarannya terus berupaya mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi petani dalam berproduksi melalui penelitian dan pengembangan inovasi teknologi berbasis sumberdaya lokal. Dalam kurun , berbagai inovasi teknologi pertanian telah dihasilkan Balitbangtan seperti KATAM Terpadu yang diselaraskan dengan MODIS yang sangat bermanfaat untuk meminimalkan risiko pergeseran awal dan akhir tanam sebagai dampak perubahan iklim. Dalam mendukung swasembada pangan terutama dalam hal peningkatan produktivitas padi, Balitbangtan telah merekomendasikan sistem tanam jajar legowo 2:1. Begitupula di sisi alsintan telah dikembangkan mesin tanam padi Indo Jarwo Transplanter dan panen padi Indo Combine Harvester dengan sejumlah keunggulan daripada alsin sebelumnya. Sejumlah varietas unggul tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan yang telah dihasilkan Balitbangtan diharapkan mampu mempercepat target empat sukses Kementerian Pertanian. Dalam menjalankan perannya, Balitbangtan berupaya terus untuk mengantisipasi permasalahan pertanian yang semakin kompleks. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang masih tinggi dan perubahan iklim yang ditandai oleh terjadinya cuaca ekstrem dengan laju frekuensi yang berlebihan sehingga mengancam keberlanjutan produksi pertanian. Degradasi lahan, konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, fragmentasi lahan, perkembangan hama penyakit tanaman, lemahnya modal petani, makin memudarnya minat generasi muda untuk terjun pada sektor pertanian juga merupakan sederetan masalah yang dihadapi sektor pertanian ke depan. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Balitbangtan telah, sedang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

11 dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki. Paradigma Balitbangtan dalam era pembangunan yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Balitbangtan akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional. Peran Balitbangtan yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri. Jumlah SDM Balitbangtan per Desember 2014 sebanyak orang atau 36.74% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah orang. SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Balitbangtan. Perkembangan komposisi SDM Balitbangtan menurut tingkat pendidikan dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

12 Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Balitbangtan Tahun menurut Tingkat Pendidikan No. Pendidikan S S S <S TOTAL Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014 Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Balitbangtan pada tahun 2014 terdiri atas tenaga fungsional sebanyak orang (39.21%), dan tenaga administrasi orang (60.79%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam dua tahun terakhir disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Balitbangtan Tahun No. Jabatan Fungsional Peneliti Perekayasa Penyuluh Pertanian Teknisi Litkayasa Pustakawan Arsiparis Pranata Komputer Analis Kepegawaian Perencana Pranata Humas Statistisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

13 No. Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak Pengawas Mutu Pakan Pengawas Benih Tanaman Pengendali OPT Medik Veteriner Pengawas Mutu Hasil Pertanian Jumlah Sumber data : SIMPEG Balitbangtan, data diolah, Desember 2014 Dari sejumlah peneliti Balitbangtan, ada beberapa yang telah mendapatkan gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para peneliti yang sudah mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul. Sampai dengan tahun 2014, Balitbangtan telah mempunyai Profesor Riset sebanyak 121 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI dengan bidang kepakaran antara lain adalah Agro Ekonomi, Bioteknologi Pertanian, Pakan dan Nutrisi Ternak, Teknologi Pascapanen dan Teknologi Benih. Dalam mendukung tugas dan fungsi Balitbangtan sebagai Lembaga Penelitian, Laboratorium merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting untuk menunjang hasil kegiatan penelitian, keberhasilan dan mutu penelitian yang dihasilkan ditunjang oleh kelengkapan laboratorium yang berstandar baik peralatan, SDM serta sistem pengendalian mutu yang memenuhi persyaratan standar baku nasional dan internasional yaitu sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI ISO/IEC :2005 atau ISO/IEC :2008) yang merupakan adopsi dari ISO/IEC 17025: 1999) dan (SNI 9001: 2001 yang merupakan adopsi dari ISO 9001: 2001). Hingga saat ini, dari sebanyak 169 laboratorium di lingkup Balitbangtan, terdapat 37 laboratorium di BB/Balit/Lolit dan 7 laboratorium di BPTP telah mendapatkan pengakuan kesesusaian (akreditasi) penerapan sistem manajemen dengan persyaratan ISO/IEC 17025:2005 atau ISO/IEC 19- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

14 17025:2008 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), 7 laboratorium dalam proses akreditasi, dan sisanya 118 laboratorium belum terakreditasi. Hal ini dirasa masih kurang memadai, oleh karena itu upaya percepatan untuk mendapatkan akreditasi Lab (bagi Lab yang belum diakreditasi), meningkatkan kompetensi, kualitas, dan peringkat Lab (bagi Lab yang sudah diakreditasi), serta sertifikasi KP sangat penting dilakukan. Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi KAN No UPT Jenis Laboratorium Terakreditasi ISO/IEC BB Padi Laboratorium Fisiologi Hasil 2. BB Padi Laboratorium Penguji 3. BB Padi Laboratorium Penguji 4. Balitkabi Laboratorium Tanah dan Tanaman 5. Balitkabi Laboratorium Pemuliaan/Lab Uji Mutu Benih 6. Balitkabi Laboratorium Kimia Pangan 7. Balitsereal Laboratorium Pengujian (Perbenihan) 8. Balitbu Laboratorium Uji Mutu Benih 9. Balithi Laboratorium Virologi 10. Balithi Laboratorium BUSS 11. Balitjestro Laboratorium Fitopatologi 12. Balittro Laboratorium Penguji (Servis/Kimia) 13. Balittas Laboratorium Pengujian Benih 14. BB Litvet Laboratorium Parasitologi 15. BB Litvet Laboratorium Bakteriologi 16. BB Litvet Laboratorium Patologi 17. BB Litvet Laboratorium Toksikologi dan Mikologi 18. BB Litvet Laboratorium Virologi 19. Balitnak Laboratorium servis kimia Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

15 No UPT Jenis Laboratorium 20. Balingtan Laboratorium Terpadu 21. Balingtan Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (RBA) 22. BB Biogen Laboratorium Biologi Molekuler 23. BB Biogen Fasilitas Bank Gen 24. BB Pascapanen Laboratorium Kimia Biokimia 25. BB Pascapanen Laboratorium Uji Mutu Fisik 26. BB Mektan Pengujian Traktor Roda BB Mektan Pengujian Traktor Roda BB Mektan Pengujian Pompa Air Irigasi 29. BB Mektan Pengujian Pasca Panen Biji-bijian 30. BPTP Sumut Laboratorium Tanah dan Tanaman 31. BPTP Jatim Laboratorium Tanah 32. BPTP Yogyakarta Laboratorium Tanah 33. BPTP NTB Laboratorium Tanah 34. BPTP NTB Laboratorium Pengujian 35. BPTP Sulsel Laboratorium BPTP Sulawesi Selatan Terakreditasi ISO/IEC Balitsa Laboratorium Fisiologi Hasil 37. Balitsa Laboratorium Tanah 38. Balitsa Laboratorium Bakteriologi-Mikologi 39. Balitsa Laboratorium Virologi 40. Balitsa Laboratorium Benih 41. Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan Balitsa Laboratorium Kultur Jaringan BPTP Kaltim Laboratorium Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

16 Sumber data : i-asset Balitbangtan, data diolah, Desember 2014 Selain laboratorium, keberdaan Kebun Percobaan (KP) mempunyai peran sangat besar dan memberikan kontribusi nyata bagi Balitbangtan dalam menghasilkan teknologi. Sampai dengan tahun 2014 Balitbangtan didukung oleh 119 KP dengan luas total sebesar 4.617,94 ha tersebar di 45 UPT. Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun Percobaan tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Berdasarkan fungsinya KP dioptimalisasikan pendayagunaannya antara lain : 1) Aktualisasi pelaksanaan litbang melalui penggunaan kebun percobaan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian dan koleksi plasma nutfah, (2) Aktualisasi keunggulan teknologi hasil penelitian dengan menggunakan kebun percobaan untuk diseminasi teknologi melalui show window teknologi, diversifikasi dan ketahanan pangan, dan agro widya wisata hasil Balitbangtan, (3) Pendukung pembiayaan litbang: Pemanfaatan untuk peningkatan PNBP, dan Pemanfaatan untuk kerjasama untuk mendapatkan hibah Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan Litbang Pertanian. Pengembangan KP sesuai fungsinya berdasarkan antara lain 1) Kegiatan konservasi, evaluasi dan pemanfaatan plasma nutfah, 2) Kegiatan penelitian pemuliaan meliputi peningkatan produktivitas (contoh padi: perakitan PTB, hibrida PTB dan peningkatan adaptabilitas (toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, low-external input tolerance, fiksasi N2, external-p2o5-release), 3) Kegiatan penelitian PTT meliputi peningkatan produktivitas (pencapaian potensi hasil VUB/PTB dan mitigasi degradasi lingkungan (polusi, emisi VOC/GRK, 4) Kegiatan pengujian lapangan (uji produktivitas, UDHL/UML, uji dampak terhadap lingkungan) dengan validitas (akurasi, presisi) yang sesuai dengan persyaratan regulasi, 5) Implementasi konservasi lingkungan di Kebun Percobaan litbang meliputi Instalasi Pengelola Air Limbah (IPAL), bio-indikator, bio-sentinel, Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3), 6) Pengembangan teknologi dalam skala luas (komersial) sebagai media diseminasi (profitabilitas ekonomi merupakan motor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

17 penggerak sustainabilitas meliputi Produksi benih sumber VUB, Visitor plots, ekspo, 7) Pemantauan dan pembinaan kinerja Kebun Percobaan meliputi evaluasi kinerja pengujian Kebun Percobaan, investigasi (root cause analysis, penanganan pengaduan), tindakan korektif dan pencegahan. 8) Pembinaan untuk meningkatkan efektivitas implementasi sistem manajemen ISO 9001 dalam pengelolaan KP (network peningkatan efektivitas SMM). Dalam memaksimalkan tupoksi Balitbangtan terutama dalam penyebarluasan varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 47 UPT lingkup Balitbangtan sebagai pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES) dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan maupun peternakan. Keberadaan UPBS diharapkan dapat membantu mempercepat penyebaran varietas baru, terutama kelas benih Breeder Seed (Benih Penjenis) dan Foundation Seed (benih dasar) yang selanjutnya diperbanyak oleh penangkar lain menjadi kelas benih yang lebih rendah yaitu Stock Seed (Benih Pokok) dan Extention Seed (benih Sebar). Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen. Balitbangtan telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

18 bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Balitbangtan perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis IPTEK. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

19 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana kerja Balitbangtan selama lima tahun dituangkan dalam Rencana Strategis Balitbangtan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang ; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun Rencana kerja ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Sebagai bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ) bidang penelitian dan pengembangan pertanian perencanaan kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Balitbangtan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-sektor terkait. Pada tahap berikutnya, rencana kinerja yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan ini dituangkan dalam rencana kinerja tahunan Balitbangtan. Sebagai bentuk komitmen, rencana kinerja tahunan ini ditetapkan dalam sebuah perjanjian kinerja antara Kepala Balitbangtan dengan Menteri Pertanian dalam bentuk dokumen Penetapan Kinerja Tahunan sebagai acuan penilaian terhadap akuntabilitas pelaksana kegiatan lingkup Balitbangtan. Renstra Balitbangtan Tahun telah direviu dan direvisi sejalan dengan terbitnya Revisi Renstra Kementan Tahun Perubahan ini terjadi sebagai bentuk penyesuaian terhadap dinamika perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia, khususnya perubahan kebijakan di lingkup Kementan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

20 2.1 Visi Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal 2.2 Misi a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan. b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya. c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition) dan peningkatan peran Balitbangtan dalam pembangunan pertanian (impact recognition). 2.3 Tujuan a. Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor. b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity building) untuk menghasilkan, mengembangkan, mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

21 c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing. d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial. f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Sasaran Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, ada 6 sasaran strategis yang harus dicapai, yaitu: a. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor. d. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

22 e. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional. f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian. 2.5 Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. 2. Peningkatan diversifikasi pangan. 3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. 4. Peningkatan kesejahteraan petani Dukungan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

23 peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor. b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian. c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi. b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian. b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bioenergy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

24 b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada petani/kelompok tani di pedesaan. 2.6 Program Balitbangtan Program Balitbangtan pada periode diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik). 2.7 Kegiatan Balitbangtan Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Balitbangtan untuk periode terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: Kegiatan Litbang Tanaman Pangan Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

25 2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat (kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

26 2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba, kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian, perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler, serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan (7) diseminasi hasil dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

27 peningkatan kapasitas lembaga Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar, workshop, magang, pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Balitbangtan dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

28 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka mensinergikan kegiatan pengkajian di 33 BPTP Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Balitbangtan yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi. 2.8 Indikator Kinerja Utama Berdasarkan 6 (enam) sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Balitbangtan, maka pada periode awal RPJMN , disusunlah 18 (delapan belas) Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitbangtan tahun sebagai parameter pengukuran realisasi capaian setiap sasaran dengan rincian sebagai berikut : Sasaran strategis pertama, terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

29 swasembada dan swasembada berkelanjutan diukur dengan enam indikator kinerja utama, yaitu: 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. 2. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias). 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan. 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi. Sasaran strategis kedua, terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diukur dengan delapan indikator kinerja utama : 1. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk. 2. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian. 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. 4. Jumlah teknologi budidaya dan panen. 5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim. 6. Jumlah teknologi spesifik lokasi. Sasaran strategis ketiga, terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dikur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

30 Sasaran strategis keempat, tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani, diukur dengan satu indikator kinerja utama yaitu jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan. Sasaran strategis kelima, meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional, diukur dengan dua indikator kinerja utama yaitu: 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder. 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional. Sasaran strategis keenam, meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian, diukur dengan empat indikator kinerja utama yaitu: 1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian. 2. Prosentase perpustakaan digital. 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI. 4. Jumlah lisensi hasil litbang. 2.9 Rencana Kinerja Tahun 2014 Untuk mempertajam rencana pencapaian target kinerja yang tertuang dalam renstra , Badan Litbang menetapkan rencana kinerja tahunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokumen yang berisi penjabaran dari renstra yang memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun anggaran dan tertuang dalam sejumlah indikator kinerja strategis yang relevan. Untuk tahun 2014, Balitbangtan telah merencanakan untuk merealisasikan 22 indikator kinerja sebagai penjabaran atas 6 (enam) sasaran strategis dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4. Rencana Kinerja Tahunan TA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

31 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT 1. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya (varietas). b. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk, buah sub tropika, dan hias) (varietas). c. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu (varietas). d. Jumlah galur unggul/ harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi (varietas). e. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO (ton). f. Jumlah benih sumber tebu hasil kultur jaringan (G2) (budset) juta 2. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan 3. Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk (teknologi). b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, mutu, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian (teknologi). c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan (teknologi). d. Jumlah teknologi budidaya dan panen (teknologi).n, horti, bun, nak) e. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (teknologi). f. Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi). g. Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi (teknologi). h. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil (peta). Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing (teknologi) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

32 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja RKT 4. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis untuk peningkatan kesejahteraan petani 5. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional 6. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pembangunan pertanian (kebijakan). a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder (teknologi). b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional (kerja sama). a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian yang diterbitkan (artikel). b. Persentase perpustakaan digital (persentase). c. Jumlah invensi yang memperoleh HKI (invensi). d. Jumlah lisensi hasil litbang (lisesnsi) Sumber data : Dokumen RKT Balitbangtan TA Rencana Kinerja Tahunan TA 2014 Balitbangtan telah sesuai dengan Renstra Revisi Balitbangtan Target RKT mendukung sasaran I dengan indikator Jumlah VUB tanaman hortikultura pada Renstra tercantum 34 VUB, namun di RKT tercantum 35 VUB, hal ini disebabkan perlunya ditambahkan target penciptaan VUB tanaman hortikultura, mengingat realisasi pada tahuntahun sebelumnya diatas 100 persen Penetapan Kinerja Tahun 2013 Berdasarkan PERMENPAN Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta alokasi anggaran tahun Seluruh Indikator Kinerja tersebut telah tertuang dalam dokumen PK tahun 2014 dan ditandatangani oleh Kepala Balitbangtan bersama dengan Menteri Pertanian. Pada tahun 2014 terdapat Revisi APBN P berupa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

33 pengurangan pagu anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi BBM (penghematan) sebesar Rp ,- yang disahkan pada tanggal 15 Juli Sehingga hal ini mengakibatkan adanya perubahan output yang awalnya sudah ditetapkan pada RKT maupun PK. Perubahan terhadap dokumen PK ditetapkan pada tanggal 20 Agustus 2014 dengan rincian sebagai berikut : Tabel 5. Penetapan Kinerja Tahunan TA No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK 1. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan a. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya (varietas). b. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika, jeruk, buah sub tropika, dan hias) (varietas). c. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu (varietas). d. Jumlah galur unggul/ harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi (varietas). e. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO (ton). f. Jumlah benih sumber tebu hasil kultur jaringan (G2) (budset) jt PK Revisi jt 2. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan a. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah (teknologi). b. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin pertanian untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, mutu, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian (teknologi). c. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan (teknologi) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

34 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja PK d. Jumlah teknologi budidaya dan panen (teknologi).n, horti, e. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim (teknologi). f. Jumlah teknologi spesifik lokasi (teknologi). g. Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi (teknologi). h. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil (peta) PK Revisi Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing (teknologi) Tersedianya rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam rangka pembangunan pertanian Jumlah kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha, pengelolaan sumberdaya dan infrastruktur, kelembagaan, makro ekonomi, dinamika, serta kebijakan pembangunan pertanian (kebijakan) Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional a. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada pengguna/stake holder (teknologi). b. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional (kerja sama) Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian a. Jumlah artikel hasil litbang pertanian yang diterbitkan. b. Persentase perpustakaan digital. c. Jumlah invensi yang memperoleh HKI. d. Jumlah lisensi hasil litbang Sumber data : Dokumen PKT Balitbangtan TA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

35 Berdasarkan dokumen renstra tahun , Balitbangtan telah menetapkan 22 indikator sebagai target kinerja tahunan. Perubahan yang terjadi adalah adanya pengurangan 2 target output pada sasaran II, yaitu jumlah teknologi pengelolaan SDL dari target 37 menjadi 36 teknologi, dan teknologi budidaya dan panen dari target 136 menjadi 127 teknologi. Walaupun terjadi penghematan anggaran namun penambahan target juga terjadi dalam sasaran II yaitu pada output peta tematik, dari target 18 menjadi 20 peta. Hal ini disebabkan adanya kebutuhan yang mendesak terhadap peta kesesuaian lahan untuk beberapa komoditas. Selanjutnya, pengurangan target output juga terdapat pada sasaran V yaitu jumlah teknologi yang didiseminasikan dari target 330 menjadi 229 teknologi, dan jumlah kerjasama penelitian dari target 300 menjadi 225 kerjasama. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

36 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja telah ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: %, (3) cukup berhasil: 60 79%, dan tidak berhasil: 0 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2014 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 123,84% (sangat berhasil ). Keberhasilan pencapaian sasaran tidak terlepas dari diterapkannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di UK/UPT lingkup Balitbangtan. Pengawalan kegiatan dilakukan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dengan cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. 3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014 Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem AKIP berupa proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi. Pengukuran kinerja dilakukan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi secara periodik, khususnya dengan memantau rencana aksi AKIP triwulanan dari setiap indikator yang tertuang pada PK (dapat dilihat pada lampiran). Pengukuran tingkat capaian kinerja Balitbangtan tahun 2014 dilakukan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

37 membandingkan antara target dengan capaiannya. Berdasarkan RPJM , Balitbangtan mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator kinerja utama (IKU) dengan target dan capaian untuk tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 6. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJMN Balitbangtan Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Uraian Target Capaian % Meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak 76 teknologi 96 teknologi 126,32 Jumlah inovasi teknologi ,97 teknologi teknologi Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian 34 rekomendasi 45 rekomendasi 132,35 Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan 330 paket teknologi 329 paket teknologi 99,70 Indikator kinerja berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Balitbangtan. Untuk indikator pertama, yaitu mengenai capaian varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan output dari kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura dan litbang peternakan. Capaian indikator kedua, merupakan output dari 8 kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan sebagainya. Untuk indikator kinerja ketiga, target pada RPJMN sebesar 34 rekomendasi. Target tersebut merupakan akumulasi dari target kegiatan litbang sosial ekonomi pertanian, litbang peternakan, litbang sumberdaya lahan pertanian dan litbang mekanisasi pertanian. Capaian indikator keempat diperloleh melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

38 kegiatan pengkajian teknologi spesifik lokasi. Target yang tertuang pada indikator keempat adalah sebesar 330 teknologi yang didesiminasikan. Target tersebut adalah target RPJMN , sedangkan pada target PK revisi tahun 2014 sebesar 329 teknologi, sehingga capaiannya 100%. Dengan demikian, pada tahun 2014, indikator kinerja RPJMN Balitbangtan telah tercapai seluruhnya, bahkan umumnya tercapai melebihi dari target yang ditetapkan. 3.2 Analisis Capaian Kinerja Capaian Kinerja 2014 dan Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 Balitbangtan dapat dijelaskan sebagai berikut: Sasaran 1 : Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu 20 VUB 21 VUB 105,0 35 VUB 36 VUB 102,9 10 VUB 14 VUB 140,0 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 25 galur unggul/ harapan 25 galur unggul/ harapan 100,0 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

39 Indikator Kinerja Target Realisasi % 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO ton 256,14 ton 126,2 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan budset tebu budset tebu 111,2 Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2014, hampir semua melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil). Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 21 varietas unggul baru (VUB) berasal dari tanaman pangan, yaitu 5 VUB padi, 9 VUB aneka kacang dan ubi, dan 7 VUB serealia. Padi. Sebanyak 5 VUB padi yang dihasilkan berdasarkan SK Menteri Pertanian sebagai berikut : Inpari 34 Salin Agritan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.1252/Kpts/SR.120/12/2014, Inpari 35 Salin Agritan berdasarkan SK No.1250/Kpts/SR.120/12/2014, Inpari Unsoed 79 Agritan berdasarkan SK No.1251/Kpts/SR.120/12/2014, Inpara 8 Agritan berdasarkan SK No.1244/Kpts/SR.120/12/2014, Inpara 9 Agritan berdasarkan SK No.1245/Kpts/SR.120/12/2014. Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan merupakan varietas padi toleran salin berpotensi hasil tinggi. Seperti diketahui, salah satu fenomena perubahan iklim adalah berkurangnya lahan sawah di pesisir Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akibat pengaruh salinitas. Dalam rangka menyediakan varietas toleran salinitas yang beradaptasi pada daerah pesisir pantai Pulau Jawa dan Nusa Tenggara, kedua varietas ini teruji memiliki toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dsm -1. Potensi hasil Inpari 34 Salin Agritan dan Inpari 35 Salin Agritan masing-masing 8,1 t/ha dan 8,3 t/ha yang setara dengan varietas Siak Raya, lebih tinggi daripada varietas Dendang (keduanya telah dilepas beberapa tahun lalu). Keunggulan lain adalah lebih tahan terhadap hama wereng batang coklat biotipe 1 dan 3, dan mutu giling Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

40 setara dengan Siak Raya dan lebih baik daripada Dendang. Kedua varietas tersebut sesuai untuk dikembangkan dan memanfaatkan lahan yang dipengaruhi salinitas di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan Inpari Unsoed 79 Agritan mempunyai keunggulan umur 109 hari setelah sebar, potensi produksi 8,2 ton/ha, rata-rata hasil 4,9 ton/ha, tahan blas dan agak tahan HDB III, rasa nasi cukup pulen, serta toleransi terhadap salinitas pada fase bibit dan pada cekaman 12 dsm -1. Gambar 1. Keragaan varietas Inpari 34 Salin Agritan (kiri) dan varietas Inpari 35 Salin Agritan (kanan ) Inpara 8 Agritan dan Inpara 9 Agritan sesuai untuk dikembangkan di lahan rawa yang tersedia cukup luas di Indonesia. Inpara 8 Agritan memiliki potensi hasil 6,0 t/ha dengan rata-rata hasil 4,77 t/ha, berumur genjah, toleran keracunan Fe, agak tahan penyakit blas ras 133, tahan HDB strain IV dan VIII, dan bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,8% dan tekstur nasi pera. Inpara 9 Agritan memiliki potensi hasil 5,6 t/ha dengan rata-rata hasil 4,2 t/ha, berumur 114 HSS, toleran keracunan Fe, bermutu beras baik dengan kadar amilosa 25,7% dan tekstur nasi pera sesuai dengan selera masyarakat di daerah Kalimantan dan Sumatera. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

41 Gambar 2. Pertanaman di lapang Inpara 8 Agritan (kiri) dan Inpara 9 Agritan (kanan) serta kualitas gabah dan berasnya Aneka Kacang dan Ubi. Kedelai berpeluang untuk ditingkatkan luas areal tanamnya terutama di lahan suboptimal lahan kering masam yang luasnya mencapai 102,82 juta hektar yang tersedia di luar Pulau Jawa. Namun, pengembangannya terkendala keracunan hara mikro seperti Al dan Mn, serta defisiensi unsur hara makro. Akibatnya, produktivitas kedelai yang ditanam di lahan kering sangat rendah. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering adalah dengan menggunakan varietas unggul toleran lahan masam. Oleh karena itu, diperlukan suatu varietas yang adaptif di lahan kering masam. Telah dilepas 3 VUB kedelai antara lain varietas Demas 1, Dena 1, dan Dena 2. Kedelai varietas Demas 1, memiliki keunggulan adaptif ditanam di lahan masam. Varietas ini memiliki potensi hasil 2,5 t/ha, ukuran biji 12,88g/100 biji, rata-rata produksi 1,5 t/ha, memiliki ketahanan terhadap penggerek polong dan karat daun. Varietas Dena 1 dan Dena 2 merupakan kedelai berumur genjah masing-masing 78 dan 81 hari, toleran naungan sampai 50% dengan potensi produksi 2,9 ton/ha dan 2,8 ton/ha. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

42 Gambar 3. Penampilan VUB kedelai Demas 1 Telah dilepas 2 VUB kacang tanah yang diberi nama varietas Talam 2 dan Talam 3. Varietas Talam 2 memiliki keunggulan potensi hasil 4,0 t/ha polong kering dengan rata-rata hasil 2,5 t/ha polong kering. Kandungan protein 25,42% (Bk), lemak 46,53% (Bk), serta agak tahan terhadap penyakit layu bakteri, karat daun dan bercak daun. Adaptif di lahan masam (ph 4,2-4,7) dengan kejenuhan Al 10-30%. Sedangkan varietas Talam 3, mempunyai potensi hasil 3,7 t/ha polong kering dengan rata-rata hasil 2,6 t/ha polong kering. Kandungan protein 27,58% (Bk), lemak 49,62% (Bk), agak tahan terhadap penyakit layu bakteri, karat daun, dan bercak daun. Adaptif pada lahan masam (ph 4,5-5,6) dengan kejenuhan Al 10-30%. Gambar 4. Bentuk biji kacang tanah varietas Talam 2 (kiri) dan Talam 3 (kanan) Kacang hijau yang dilepas dengan nama varietas Vima 2 mempunyai potensi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

43 hasil 2,4 t/ha dengan rata-rata hasil 1,8 t/ha. Warna biji hijau mengkilap, polong mudah pecah, tahan terhadap thrips dan penyakit tular tanah. Beradaptasi di lingkungan suboptimal atau lingkungan sawah tanpa irigasi. Sedangkan varietas Vima 3 mempunyai potensi hasil 2,1 t/ha dengan rata-rata hasil 1,78 t/ha. Warna biji hijau kusam, polong mudah pecah, tahan terhadap penyakit tular tanah. Gambar 5. Keragaan VUB kacang hijau varietas Vima 2 (kiri) dan Vima 3 (kanan) Telah dilepas ubijalar 2 (dua) unggul dengan nama varietas Antin 2 dan Antin 3. Varietas Antin 2 memiliki potensi hasil 37,1 ton/ha dengan umur panen 4-4,5 bulan. Keunggulan lain, kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan, agak tahan penyakit kudis dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi. Sedangkan varietas Antin 3 memiliki potensi hasil 30,6 ton/ha dengan umur panen 4-4,5 bulan. Keunggulan lain, kandungan antosianin tinggi, toleran kekeringan, agak tahan penyakit kudis dan boleng. Sesuai ditanam di lahan tegalan dan lahan sawah sesudah tanam padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

44 Gambar 6. Ubi Jalar Antin 2 dan Antin 3 Serealia. Jagung pulut yang dilepas dengan nama varietas URI 3 H mempunyai keunggulan utama yaitu mengandung nutrisi amilosa sebesar 7,65% yang mencirikan sebagai jagung hibrida pulut dengan rasa tongkol muda yang sangat enak/gurih, kisaran perbedaan 62,8%-64,2% terhadap Bima Putih 1. Varietas ini berumur genjah (88 hst) dengan potensi produksi 10,68 t/ha dan rata-rata hasil 8,57 t/ha pada kadar air 15%. Keunggulan lainnya yaitu, memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai dan hawar daun, serta tahan rebah. Gambar 7. Keragaan jagung pulut varietas URI 3 H Jagung varietas HJ 21 Agritan memiliki keunggulan umur 82 HST, potensi hasil 12,2 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 11,4 t/ha pipilan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

45 kering kadar air 15%. Tahan penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, serta stay green, umur genjah, dan tahan rebah. Sedangkan jagung varietas HJ 22 Agritan memiliki keunggulan umur genjah 80 HST, potensi hasil 12,1 t/ha pipilan kering kadar air 15% dan rata-rata hasil 10,9 t/ha pipilan kering kadar air 15%. Memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, hawar daun, dan karat daun, stay green, dan tahan rebah. Gambar 8. Penampilan VUB jagung hibrida HJ 21 Agritan (kiri) dan jagung hibrida HJ 22 Agritan (kanan) Telah dilepas 2 (dua) VUB gandum dengan nama GURI 3 Agritan dan GURI 4 Agritan. Calon varietas ini memiliki potensi hasil 7,5 t/ha dengan rata-rata hasil 3,5 t/ha. Dibandingkan dengan varietas Gandum yang sudah dirilis sebelumnya, calon varietas ini lebih adaptif pada dataran menengah m dpl, tahan penyakit karat dan hawar daun serta hama aphis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

46 Gambar 9. Keragaan gandum varietas GURI 3 Agritan pada ketinggian 1000 m dpl di Malino, Sulsel Telah dilepas 2 (dua) VUB Sorgum dengan nama SURI 3 Agritan dan SURI 4 Agritan. Umur panen 95 hari, potensi hasil 6,0 t/ha dan rata-rata hasil 4,5 t/ha pada kadar air 10% dengan rata-rata bobot biomas batang 21,1 t/ha. Varietas ini beradaptasi pada lingkungan suboptimal, terutama pada daerah dengan curah hujan rendah. Dengan kadar tanin rendah, varietas ini sangat sesuai untuk pangan, terutama bagi daerah rawan pangan karena sering mengalami kekeringan. Dapat juga menjadi bahan pembuatan energi terbarukan dengan kadar gula (brix) 16,0%. Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 36 varietas unggul baru tanaman hortikultura dari 35 VUB tanaman hortikultura yang ditargetkan. Capaian VUB tanaman hortikultura tersebut telah melebihi target, yaitu 102,86% (sangat berhasil). Ketiga puluh enam VUB hortikultura yang dilepas tersebut berasal dari: 6 VUB tanaman sayuran, 2 VUB tanaman buah tropika, 25 VUB tanaman hias, dan 3 VUB tanaman jeruk dan buah subtropika. Dengan rincian sebagai berikut: Cabai rawit daya hasil tinggi, Kentang toleran suhu tinggi, Bawang Merah daya hasil tinggi, Caisim LV45, Bayam Amara 1 Agrihorti, dan Bayam Amara 2 Agrihorti, Pepaya Agri Solinda, Jambu Biji Piraweh Ampalu, 5 Anggrek Dendrobium (varietas: Almira Agrihorti, Dian Agrihorti, Prima Agrihorti, Solvia Agrihorti, Ardina Agrihorti), 2 Anggrek Phalaenopsis (varietas Ayu Pujiastuty Agrihorti, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

47 Permata Agrihorti), 5 Krisan Mutan (varietas Syiera Violeta Agrihort, Jayanti Agrihort, Maruta Agrihort, Haryanti Agrihort, Maharani Agrihort), 9 Krisan tipe Spray (varietas Dahayu Agrihorti, Vania Agrihorti, Socakawani Agrihorti, Asmarini Agrihorti, Trissa Agrihorti, Yastayukti Agrihorti, Cayapati Agrihorti, Nismara Agrihorti, Naweswari Agrihorti), 2 Gladiol (varietas Anjani Agrihorti, Azka Agrihorti), 2 Gerbera (varietas Athalia Agrihorti, Zsopia Agrihorti), Jeruk varietas JRM 2012, Anggur Jestro Ag5, dan Anggur Jestro Ag45. Gambar 10. Bawang Merah Hasil 29,30 ton/ha, produksi stabil pada musim kemarau dan hujan. Bentuk umbi bulat dan berwarna merah, umur panen 50 hari. Gambar 11. Cabai Rawit Merah (CRM) Hasil 10,50 ton/ha (produksi tinggi), buah besar dan bergolombang, daya simpan 8 9 hari Gambar 12. Jeruk JRM 2012 Tanaman mulai berbuah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada umur 3,5 tahu. Hasil 41 buah berkisasr antara kg/pohon. Tekstur buah halus, rasa manis, kulit buah mulus dengan warna kuning

48 Pencapaian Indikator ketiga adalah pelepasan varietas unggul baru tanaman perkebunan sebanyak 14 VUB dari target 10 VUB (140,0%, sangat berhasil), 14 VUB tersebut adalah sebagai berikut: Kapas Agri Kanesia 16 : Varietas unggul dengan potensi produksi kg kapas berbiji per hektar, Produktivitas pada kondisi unspray adalah kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.76%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat mm, kekuatan serat g/text, kehalusan serat 4.94 mic, daya mulur 4.95%, dan keseragaman serat 88.05%.dalam produksi butir/ha/tahun dan kopra 240 g/butir. Kapas Agri Kanesia 17 : Varietas unggul dengan potensi produksi kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat varietas ini mencapai 39.90%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat mm, kekuatan serat g/text, kehalusan serat 4.92 mic, daya mulur 4.82%, dan keseragaman serat 88.10%. Kapas Agri Kanesia 18 : Varietas unggul dengan potensi produksi kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01008/4 mencapai 38.10%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat mm, kekuatan serat g/text, kehalusan serat 5.07 mic, daya mulur 5.12%, dan keseragaman serat 87.90%. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

49 Kapas Agri Kanesia 19 : Varietas unggul dengan potensi produksi kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai kg kapas berbiji/ha. Varietas ini memilliki tingkat ketahanan lapang tertinggi yaitu rata-rata %, menunjukkan bahwa varietas ini sesuai untuk pengembangan kapas tanpa pengendalian pestisida. Kandungan serat galur varietas ini mencapai 38.61%. varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat mm, kekuatan serat g/text, kehalusan serat 4.38 mic, daya mulur 5.87%, dan keseragaman serat 88.57%. Kapas Agri Kanesia 20 : Varietas unggul dengan potensi produksi kg kapas berbiji per hektar. Produktivitas pada kondisi unspray adalah kg kapas berbiji/ha, dan pada kondisi spray mencapai kg kapas berbiji/ha. Kandungan serat galur 01010/2 mencapai 37.99%. Varietas ini memiliki mutu serat sedang, yaitu panjang serat mm, kekuatan serat g/text, kehalusan serat 4.62 mic, daya mulur 5.25%, dan keseragaman serat 88.33%. Kemiri Sunan Kermindo 1 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran terhadap hama penyakit dan penyakit; Kemiri Sunan Kermindo 2 : Produksi lebih tinggi daripada Kemiri Sunan 1 dan Kemiri Sunan 2; Potensi biodiesel lebih tinggi daripada KS1 dan KS2; Toleran terhadap hama penyakit dan penyakit; Minyak lebih jernih dibandingkan KS1 dan KS2 dan Kermindo 2; Proses pengolahan sampai biodiesel jauh lebih efisien Aren Akel Toumuung: Produksi nira tinggi rata-rata >30 liter per mayang per hari; Masa sadap panjang > 3 bulan; Jumlah mayang jantan yang dapat disadap banyak; Potensi produksi benih tinggi, produksi benih per pohon dapat digunakan untuk pengembangan aren Dalam seluas 136 hektar. Sagu Baruq : Persentase kandungan karbohidrat dan pati hampir sama dengan sagu metroxylon yaitu kadar karbohidrat 86,9 % dan kadar pati 80,6 %; Memiliki batang kecil, sehingga dapat diusahakan sebagai tanaman pekarangan/ornamen; Pengolahan sagu baruk lebih mudah dibandingkan dengan sagu metroxylon; Memiliki perakaran yang kuat dan menyerap air serta dapat tumbuh pada lahan-lahan yang curam sehingga dapat digunakan sebagai Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

50 tanaman konservasi serta pemulihan lahan kritis (lahan bekas tambang batubara). Kumis Kucing Orsina 1 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi (39,94 ton herba segar/ha/2x panen) untuk spesifik lokasi dataran rendah sampai menengah, beriklim basah,. Kumis Kucing Orsina 2 Agribun : Varietas unggul dengan produksi tinggi (38,43 ton herba segar/ha/2x panen) untuk dataran rendah sampai menengah beriklim basah sampai agak kering, Kumis Kucing Orsina 3 Agribun : Varietas unggul dengan produksi terna stabil (24,69 ton herba segar/ha/2x panen), rata-rata kadar sinensetin tinggi (0,094%), dan tumbuh di lahan kering (tanah mineral) sehingga peluang pengembangannya lebih luas. Lempuyang Ziarina 1 Agribun: mempunyai produksi tinggi (16,74 ton/ha), mempunyai karakteristik diameter daging rimpang agak besar, aroma wangi lembut manis enak dengan kadar linalool 7,47-10,0% kadar zerumbone dalam ekstrak rimpang 47,51-52,69%, kadar zerumbone dalam minyak atsiri simplisia rimpang 42,58 50,28%. Genotipa ini sesuai ditanam pada kondisi agroklimat di Cibinong, Bogor, Jawa Barat yang mempunyai tingkat kesuburan tanah lebih baik dibandingkan dua lokasi lainnya. Lempuyang Ziarina 2 Agribun: varietas unggul dengan produktivitas rimpang tinggi (19,19 ton/ha), aroma rimpang wangi lembut, dengan kadar linalool dalam ekstrak rimpang 7,26-10,29% dan dalam minyak atsiri rimpang 16,74 17,05%, serta kadar zerumbone dalam ekstrak rimpang 47,47 57,1%, dan kadar zerumbone dalam minyak atsiri simplisia rimpang 36,26 51,46% Kadar minyak atsiri rimpang 1,15% rimpang. Genotipa ini sesuai ditanam pada kondisi agroklimat di Karanganyar, Jawa Tengah Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan yaitu telah dihasilkan 25 galur harapan ternak dan tanaman pakan ternak, meliputi 18 galur harapan ternak, yaitu ayam jantan Gaok, ayam jantan SENSI, ayam KUB betina calon GPS, itik PMp, itik Alabio sebagai bibit GPS, itik Mojosari sebagai bibit GPS, galur itik pedaging, domba Komposit Garut, domba Komposit Sumatera (Compass Agrinak), kambing Boerka, kambing Boerawa, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

51 kambing Boer Indonesia, kambing F1 (50% Anglo Nubian dan 50% PE), kelinci Rex, kelinci Satin, kelinci Reza, rumpun kelinci pedaging adaptif iklim tropis, pejantan kerbau potong unggul dan sapi FH unggul protein susu serta 7 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu Calopogonium mucunoides untuk lahan asam, kultivar Sorghum untuk pakan ternak, kultivar Clitoria ternatea untuk lahan asam, leguminosa herba toleran lahan asam, kultivar Panicum maximum toleran lahan kering asam dan kultivar Indigofera zollingeriana pada lahan asam. Untuk perlindungan hukum terhadap hasil riset, Balitbangtan telah mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB kepada Kementerian Pertanian dan telah terbit Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 274/Kpts/SR.120/2/2014 tentang pelepasan ayam KUB, tertanggal 12 Juni 2014 bertepatan dengan pelaksanaan Penas XIV di Malang. Selain itu telah terbit pula Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1050/Kpts/SR.120/10/2014 tentang pelepasan Rumpun Domba Compass Agrinak, tertanggal 13 Oktober Rumpun domba tersebut merupakan hasil persilangan antara domba lokal Sumatera (50%), St. Croix (25%), dan Barbados Blackbelly (25%). Ciri spesifik kualitatif meliputi: tanduk, warna tanduk, orientasi tanduk, profil muka, warna tubuh dominan, pola warna, dan persentase belang. Sedangkan ciri spesifik kuantitatif: produktivitas individu, produktivitas induk, ukuran tubuh, reproduksi, kualitas semen, kualitas karkas, dan potongan karkas. Keunggulan domba Compass Agrinak adalah: 1) mampu beradaptasi pada lingkungan tropis dan lembab; 2) siklus reproduksi sepanjang tahun; 3) mempunyai laju pertumbuhan yang baik; dan 4) mempunyai anak sekelahiran sama dengan domba lokal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

52 Gambar 13. Domba Compass Agrinak Pencapaian indikator kelima yaitu telah dihasilkan 256,14 ton benih sumber tanaman pangan yang terdiri dari : 136,4 ton benih padi, 84,5 ton benih aneka kacang dan ubi, dan 35,24 ton benih jagung dan serealia. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mendapat kunjungan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara untuk melihat kesiapan penyediaan benih unggul padi pada hari Jumat (26/12/2014) dalam upaya mengejar target swasembada beras pada tahun Presiden yang didampingi Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Sekretaris Negara tersebut untuk melihat berbagai fasilitas penelitian dan kesiapan benih unggul padi yang dihasilkan dari para peneliti Balitbangtan. Presiden mendapat penjelasan langsung oleh Dr. Ali Jamil, Kepala BB Padi tentang berbagai macam varietas unggul baru padi seperti Inpari, Inpago dan melihat secara langsung Benih Sumber yang berada di BB Padi. Di samping itu, alat mesin pertanian juga mendapat perhatian yang serius dari Presiden. Kunjungan tersebut dilakukan sebelum penyerahan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2014 kepada 95 orang yang terdiri dari Gubernur, Bupati/Walikota, Kelompok Tani dan semua pihak yang terkait dalam upaya membangun ketahanan pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

53 Gambar 14. Kunjungan Presiden RI dalam rangka meninjau kesiapan penyediaan benih Pencapaian indikator keenam yaitu telah dihasilkan bibit tebu kultur jaringan sebanyak budset G2 bibit tebu. Bibit tebu dihasilkan dari hasil kultur jaringan tebu di Laboratorium Kultur Jaringan di Bogor, yang kemudian diaklimatisasi di Kebun Percobaan Cibinong dan KP Sukamulya (Jawa Barat) dan Muktiharjo (Pati, Jawa Tengah). Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja untuk sararan pertama Balitbangtan selama dapat dilihat pada tabel berikut : Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi % 1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya 2. Jumlah varietas unggul baru tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, jeruk serta sub tropika, dan hias) 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu 64 VUB 65 VUB 108 VUB 166, VUB 113 VUB 153 VUB 135,40 42 VUB 42 VUB 50 VUB 119,05 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

54 Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi % 4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi 37 galur unggul/ harapan 68 galur unggul/ harapan 96 VUB unggul/ harapan 141,18 5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO ton 353 ton 443,63 ton 125,67 6. Jumlah benih tebu hasil kultur jaringan budset tebu budset tebu budset tebu 256,0 Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa keenam indikator dari sasaran kinerja pertama Balitbangtan tahun telah tercapai, bahkan semua indikator jauh melebihi target (sangat berhasil). Outcome yang dihasilkan dari sasaran pertama ini antara lain : 1. Inpari 30 Ciherang Sub 1 padi tahan rendaman mulai dikembangkan di NTB. Balitbangtan telah merespon perubahan iklim dengan merakit varietas padi yang dapat dikembangkan dalam cekaman lingkungan ekstrim. Telah dilepas tahun 2012 varietas unggul baru (VUB) dengan nama Inpari 30 Ciherang Sub 1 yang salah satu kelebihannya tahan terhadap rendaman, guna mengantisipasi resiko akibat banjir dan genangan. Inpari 30 Ciherang Sub 1 sesuai ditanam di sawah dataran rendah hingga ketinggian 400 m dpl, di daerah luapan sungai, cekungan dan rawan banjir lainnya dengan dengan rendaman keseluruhan fase vegetatif selama 15 hari. Umur tanaman Inpari 30 Ciherang Sub 1 hanya 111 hari setelah semai dengan potensi hasil 9,6 ton/ha. Tekstur nasi pulen yang disukai umumnya masyarakat. Varietas ini tergolong agak rentan wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe III. Varietas Inpari 30 Ciherang Sub 1 mulai dikembangkan di Nusa Tenggara Barat. Panen perdana telah dilakukan di areal persawahan Gadjah Mada, Kelurahan Rabadompu, Kecamatan Raba, Kota Bima 24/07/2014 dengan produksi 9 ton/ha gabah kering. Selanjutnya akan dikembangkan di wilayah pesisir sungai di Bima. Panen padi varietas ini juga dilakukan di Kelurahan Pagutan, Kecamatan Mataram, Kota Mataram (09/08/2014), yang dibudidayakan melalui teknologi PTT. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

55 2. Kedelai varietas Dering 2, Detam 1, Burangrang, dan Argomulyo telah dikembangkan di Madagaskar. Pertemuan ini diinisiasi oleh Dubes RI di Madagaskar (Artanto Salmoen Wargadinata) dengan Direktur Jenderal Teknik dari Ministere Del L Agriculture et du Development Rural (Voahangy Arijona). Kementan RI melalui penelitian dan pengembangan oleh peneliti Balitbangtan mendapatkan apresiasi Menteri Pertanian Minagri bahkan oleh jajaran kepresidenan yang ditunjukkan dengan pencanangan penanaman kedelai oleh Presiden Madagaskar. Diharapkan ke depan, pengembangan dapat diperluas kepada komoditas lain yang berpeluang meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat di Madagaskar. Saat ini dilakukan pengembangan kedelai di wilayah Antsirabe seluas 6 ha yang terdiri dari uji adaptasi varietas kedelai, demplot teknologi budi daya kedelai, dan dem-farm teknologi budi daya kedelai. Penanaman dimulai sejak akhir November hingga 10 Desember Lokasi pengembangan menggunakan lahan kering dengan elevasi sekitar m diatas permukaan laut. 3. Lisesnsi VUB Hortikultura. Beberapa VUB hortikultura telah mendapat lisensi oleh pihak swasta, seperti : Kangkung Sutera (PT. Sang Hyang Seri), Buncis Tegak Balitsa 1, Buncis Tegak Balitsa 2, Cabai Kencana, mentimun Mars oleh Fajar Seed, Cabai Kencana dan Kangkung Sutera (PT. Agrindo H.M), Kentang Medians (PT. P&CF), Cabai Kencana (PT. PUSRI), Mentimun Litsa, Cabai Lingga, Cabai Kencana, Cabai Ciko oleh Koperasi Agro.M, Kentang GM-05 dan Cabai Kencana (PT. Pupuk Kujang), serta Cabai Ciko (CV. Agrofarmaka). Sertifikat hak perlindungan varietas tanaman untuk tanaman sayuran, yaitu buncis varietas Balitsa 1 dengan nomor 00256/PPVT/S/2014, Buncis varietas Balitsa 2 dengan nomor 00257/PPVT/S/2014 dan Cabai Keriting Varietas Kencana dengan nomor 00257/PPVT/S/2014. Kemudian varietas bawang merah Bima Brebes Balitbangtan diadopsi cukup luas di Kabupaten Brebes dan diperkirakan luas sebaran adopsinya sekitar ha. Pada tahun 2013, adopsi varietas Bima Brebes di Kabupaten Brebes dapat meningkatkan pendapatan bersih adopter sebesar total Rp.825,7 milyar. Tingkat pengembalian investasi (ROI) biaya penelitian dan diseminasi varietas bawang merah Bima Brebes untuk tahun 2013 di Kabupaten Brebes adalah ROI = ,3 % atau x lipat. Sedangkan varietas bawang putih Lumbu Hijau Balitbangtan diadopsi cukup luas di Kabupaten Tegal dan diperkirakan luas sebaran adopsinya sekitar 185 ha. Pada tahun 2013, adopsi bawang putih varietas Lumbu Hijau di Kabupaten Tegal memberikan profit sebesar Rp.2,6 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

56 juta/ha atau total Rp ,00 untuk semua adopter. Tahun 2012, varietas cabai merah Tanjung 2 dari Balitsa telah diadopsi petani di 10 kecamatan di kabupaten Ciamis. Luas tanam Tanjung 2, angka sementara, adalah 35 ha. Diperkirakan total luas tanam Tanjung 2 adalah 140 ha. Dampak langsung dari adopsi varietas cabai Tanjung 2 di Ciamis saja, pada tahun 2012, adalah terjadi peningkatan profit petani adopter sebesar 7,4 milyar rupiah dan terjadi peningkatan ROI = 131%. Dampak tak langsung dari adopsi Tanjung-2 adalah berkurangnya hari kerja bagi tenaga kerja petani senilai 1,5 Milyar, diperolehnya profit bagi produsen benih sebesar Rp.205 juta dan tersedianya ton cabai merah berkualitas untuk bahan baku sambal tradisional bagi konsumen rumah tangga/warung. Tingkat pengembalian biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2 adalah ROI sebesar 2.558%. Artinya setiap 100 rupiah yang dialokasikan untuk biaya penelitian dan biaya diseminasi varietas Tanjung-2 akan memberikan peningkatan profit sebesar Rp rupiah bagi petani adopternya. 4. Penyebaran Ayam KUB. Selama periode telah dilakukan penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) Ayam KUB ke 25 provinsi sebanyak ekor, yaitu Provinsi Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Kegiatan penyebaran bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB 1 sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam potong lokal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

57 Gambar 15. Peta penyebaran ayam KUB tahun Penyebaran Kambing Boerka. Salah satu upaya pengembangan kambing Boerka telah terbentuk Kampung Boerka di desa Suka Dame, kecamatan Pulo Bandring, kabupaten Asahan Sumatera Utara. Selama periode telah tersebar 65 ekor kambing Boerka di 7 propinsi meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat dan Jawa Timur. Sasaran 2 : Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut : Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk 36 tekn. 40 tekn. 111,11 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

58 Indikator Kinerja Target Realisasi % 2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian 11 teknologi 11 teknologi 100,0 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. 8 tekn. 8 tekn. 100,0 4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 127 tekn. 141 tekn. 111,02 5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim 5 tekn. 5 tekn. 100,0 6. Jumlah teknologi spesifik lokasi 250 tekn. 250 tekn. 100,0 7. Jumlah inovasi telnologi berbasis bioteknologi 4 tekn. 4 tekn. 100,0 8. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail. 20 peta 28 peta 140,0 Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2014, tiga indikator telah melebihi target, dengan kategori keberhasilan di atas 100% (sangat berhasil), untuk lima indikator tercapai dengan realisasi 100% (berhasil). Pencapaian indikator pertama sebanyak 40 teknologi (111,11%) dari target 36 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah. Secara rinci 40 teknologi tersebut terdiri dari 8 Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan (Teknologi Pengelolaan Pemulihan Produktivitas tanah terdegradasi, Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara, Teknologi Lahan Kering Iklim Basah untuk Karbon Budget, Teknologi pemulihan Kualitas Lahan Sawah Terdegradasi Akibat Intrusi Air Laut, Teknologi enkapsulasi pupuk hayati Teknologi enkapsulasi pupuk hayati Teknologi enkapsulasi pupuk hayati, Teknologi perbanyakan Cyanobacter, Teknologi Percepatan Pengomposan Limbah Ternak Sapi, Teknologi adaptasi Rhizobium terhadap varietas kedelai dan jenis tanah), 7 Formula Pupuk dan Pembenah Tanah, 7 Teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

59 Pengelolaan Lahan Sawah dan Kering, 3 Prototipe Test Kit, 3 perangkat lunak sistem informasi pengelolaan tanah, 10 Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Rawa, dan 2 Teknologi Remediasi Lahan Tercemar. Pencapaian indikator kedua menghasilkan 11 teknologi unggulan baik berupa prototipe alat dan mesin pertanian maupun model mekanisasi untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk atau limbah pertanian. Kelima teknologi tersebut adalah : teknologi mektan mendukung swasembada pangan berkelanjutan; teknologi mektan mendukung program strategis Kementan; dan teknologi mektan spesifik lokasi. Adapun 11 teknologi mesin pertanian tersebut adalah : 1) Rekayasa Alat Ukur Hara Tanah Lahan Sawah Secara Kuantitatif, 2) Mesin Tanam Pindah Bibit Padi (Indo Jarwo Transplanter Prototipe, 3) Mesin Panen Padi Tipe Mini Combine Kapasitas 14 Jam/Ha (Indo Combine Havester Prototipe, 4) Pengembangan Paket Alsin Panen Tebu Siap Giling Mendukung Swasembada Gula, 5) Pengembangan Energi dari Limbah Biomasa Perkebunan, 6) Penerapan Teknologi Pengolahan Buah untuk Mendukung Konsorsium Pengembangan Pertanian Berbasis Tanaman Buah di DAS, 7) Kajian Pemanfaatan Mesin Rawat Ratoon Tebu Mendukung Swasembada Gula, 8) Kajian Penerapan Alat Pencetak Beras Buatan Tipe Twin Roll Mendukung Program Diversifikasi Pangan, 9) Kajian Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Sawah Sistem Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di Prov. Jateng, 10) Kajian Pemanfaatan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Sawah Sistem Jajar Legowo (Jarwo Transplanter) di Prop. Bengkulu, dan 11) Kajian Pengembangan Mekanisasi integrasi Tanaman Jagung-Sapi di Kalsel. Gambar 16. Mesin Tanam Pindah Bibit Padi (Indo Jarwo Transplanter Prototipe 2) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

60 Gambar 17. Mesin tanam pindah Indo Jarwo Transplanter Pencapaian indikator ketiga yaitu telah dihasilkan 8 teknologi veteriner dengan rincian sebagai berikut: 5 teknologi diagnosa penyakit hewan yaitu: 1) teknik ELISA untuk deteksi antibodi penyakit IBD, 2) teknik PCR untuk deteksi Brucella pada semen sapi, 3) metode Lateral Flow Test (LFT) untuk deteksi bakteri M. paratubercullosis dalam feses yang tervalidasi, 4) protein rekombinan LipL32 yang digunakan untuk diagnosa Leptospirosis, dan 5) teknik Felisavet untuk deteksi penyakit IBR yang tervalidasi; 1 teknologi vaksin ND generasi baru (GVII); dan 2 teknologi obat biofarmaka untuk hewan yaitu : 1) obat herbal tanaman Artemesia annua sebagai antikoksidia (Eimeria tenella) pada ayam broiler, dan 2) formula obat herbal sebagai anti E. coli pada ayam broiler. Vaksin ND generasi baru yang telah dihasilkan adalah merupakan prototipe vaksin yang mengandung seed vaksin ND GVII yang dapat memberikan perlindungan 100% terhadap ayam yang ditantang dengan virus ND. Pencapaian indikator keempat, yaitu 140 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, dengan rincian 22 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, 24 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura, 53 teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan dan 41 teknologi budidaya dan panen peternakan. Telah dirakit 22 teknologi budidaya dan panen tanaman pangan, yang terdiri dari budi daya padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya. Rincian dari teknologi budidaya dan panen yang dihasilkan yaitu padi 7 sebanyak teknologi (Susut Hasil, Pemberian Amelioran, Penanganan HDB, dll), jagung 6 teknologi (penanganan OPT, pemupukan, dll), kedelai sebanyak 5 teknologi (perkaitan di berbagai ekosistem lahan), serta aneka kacang dan umbi sebanyak 4 teknologi (pengendalian hama). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

61 Telah dirakit 24 teknologi budidaya dan panen tanaman hortikultura yang diperoleh melalui kegiatan litbang sayuran, buah, dan tanaman hias, yaitu : 1) Teknologi Budidaya Kentang Toleran Suhu Tinggi di Dataran Medium; 2) Teknologi Penggunaan Pupuk Hayati pada Budidaya Bawang Merah; 3) Teknologi Aplikasi Pupuk Majemuk Hayati Biotrico terhadap Pengendalian Penyakit dan Peningkatan Produksi Cabai Merah; 4) Teknologi Produksi Bulblet Bawang Merah Melalui Teknik Embrio Somatik; 5) Perbaikan Teknologi Budidaya Pisang Ketan; 6); Teknologi Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Manggis; 7) Teknologi Pemberian Pupuk Organik pada Tanaman Buah Naga; 8) Teknologi Pengendalian Pathogen Utama Buah Naga Skala In-Vitro; 9) Teknologi Perbanyakan Benih Manggis Melalui Kultur Jaringan; 10) Teknologi Optimasi Kultur Meristem untuk Perbanyakan Masal pada Anggrek Phalaenopsis; 11) Teknologi Perbanyakan Anggrek Vanda Secara In Vitro; 12) Teknologi Budidaya Krisan Hemat Sumber Daya; 13) Teknologi Budidaya Leather Leaf; 14) Teknologi Respon Varietas Krisan terhadap Pemberian Pupuk P; 15) Teknologi Perbanyakan Masal; 16) Gerbera Teknologi Pengendalian Bakteri Busuk Lunak pada Anggrek Phalaenopsis; 17) Teknologi Pengendalian Cymv pada Anggrek Dendrobium; 18) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Cendawan Antagonis pada Tanaman Krisan; 19) Teknologi Pengendalian Hama Pengorok Daun dengan Insektisida Nabati pada Tanaman Krisan; 20) Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Putih dengan Inducer untuk Ketahanan Tanaman Krisan; 21) Teknik Deteksi Cepat Penyakit Huang Long Bing (HLB) Tanaman Jeruk; 22) Paket Teknologi Perbaikan Mutu Buah Jeruk Keprok; 23) Teknologi Perbanyakan Anggur Melalui Kultur Meristem; dan 24) Teknologi Perbanyakan Apel Melalui Kultur Meristem. Telah dihasilkan 53 teknologi budidaya dan panen tanaman perkebunan yang mencakup tanaman tebu, kapas, tembakau, nilam, tanaman obat, jambu mete, karet, kakao, kelapa sawit, kopi dan coklat. Teknologi tersebut antara lain Teknologi epicotyl grafting tanaman pala jantan dan betina, teknologi Kompatibilitas Insektisida Nabati dan Agensia Hayati untuk mengendalikan Helopeltis antonii SIGN pada jambu mete, Teknologi pengendalian beberapa jenis OPT utama jahe (bakteri, jamur dan nematoda parasit jahe) melalui integrasi sistim tumpang sari jahe, perlakuan benih dan perlakuan tanah, Teknologi biodiesel sistem kontinyu dengan kapasitas produksi 800 liter/hari, dengan konsumsi daya listrik minimal (350 watt), Teknologi Gasifikasi tandan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

62 kosong kelapa sawit untuk pemanasan atau pengeringan dan pengolahan agroindustri dan bahan bakar motor mesin pertanian, Teknik perbanyakan bibit tebu secara kuljar, Teknologi penanganan pasca panen kopi Arabika rakyat yang tepat untuk beberapa ketinggian penanaman, Teknologi kemandirian energi pengolahan white tea berbasis bioenergi, melalui konversi biomassa limbah pada hanca petik teh menjadi energi termal dan listrik. Kapasitas sumber listrik mampu memenuhi kebutuhan energi untuk mengolah white tea sebesar kg/tahun, Disain prototipe pengering sederhana untuk proses pengeringan biji kakao pasca fermentasi skala petani individu. Telah dihasilkan 41 teknologi budidaya dan panen peternakan yang meliputi 24 teknologi veteriner (Prototipe ELISA Kit, Teknik PCR, Teknik Felisavet, dll), 5 teknologi pakan (Teknologi formulasi pakan berbasis limbah pertanian dan perkebunan ramah lingkungan mendukung PBBH > 0.70 Kg; Teknologi Karakteristik fermentasi pakan berbasis sisa hasil pertanian / perkebunan rendah emisi metan; Teknologi fermentasi daun dan pelepah kelapa sawit dengan Trichoderma viridae dan ragi tempe; Pakan imbuhan menggunakan Saccharomyces sarevisiae dan Asetoanaerobium, 3 teknologi reproduksi (Teknologi perbaikan performans reproduksi pejantan sapi potong melalui exercise dan pengaturan penampungan semen; Teknologi Rasio sapi pejantan dan betina pada kandang kelompok "model Litbangtan" terhadap fertilitas induk sapi potong dan Teknologi Peningkatan masa pubertas calon pejantan sapi PO dengan menggunakan kandang komunal) dan 9 teknologi budidaya ternak (Penentuan gen, Pakan Aditif, dll). Pencapaian indikator kelima sebanyak 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim (100%). Teknologi beserta manfaat/kegunaannya adalah sebagai berikut. 1) Sistem informasi kalender tanam terpadu tanaman padi dan palawija (jagung dan kedelai): Untuk mengidentifikasi secara spasial dan tabular awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan banjir dan kekeringan, potensi serangan OPT, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varietas padi, jagung, dan kedelai pada level kecamatan seluruh Indonesia. 2) Teknologi monitoring katam terpadu dan CCTV : Untuk validasi dan pemantauan pelaksanaan tanam di lapang secara on line. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

63 Gambar 18. Tampilan Web Katam Terpadu Gambar 19. Desain Sistem CCTV 3) Teknologi pengelolaan air di lahan kering iklim kering melalui model Food Smart Village (FSV): Untuk mendesain (menyusun rancang bangun) teknik pemanfaatan potensi sumberdaya air (jaringan irigasi dengan pipa tertutup) dari sumber ke lahan berdasarkan jenis dan potensi sumberdaya air, bentang Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

64 lahan, panjang jalur distribusi saluran, dan pilihan komoditas. 4) Teknologi pemanfaatan sumber energi alamiah untuk pengelolaan sumber daya air (pompa air tenaga surya) : Pompa air ini tidak memerlukan biaya energi penggerak, tidak direpotkan oleh ketersediaan bahan bakar atau listrik sehingga sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau daerah yang sulit diakses. 5) Teknologi nano hydrogel untuk efisiensi irigasi : Hydrogel berbasis teknologi nano menghasilkan smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan yang meringankan petani dalam aplikasi irigasi karena hydrogel mampu menyerap air sehingga meningkatkan water holding capacity sehingga irigasi yang diberikan lebih hemat. Gambar 20. Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi Pencapaian indikator keenam, jumlah teknologi spesifik lokasi telah tercapai sebesar 100%, dari target 250 teknologi. Adapun output yang dihasilkan berupa: 55 paket teknologi budidaya tanaman pangan, 15 paket teknologi budidaya perkebunan, 15 paket teknologi budidaya hortikultura, 8 paket teknologi pascapanen, 30 paket teknologi Peternakan, 5 paket kelembagaan, 7 paket teknologi sumberdaya lahan dan AEZ, 33 paket teknologi AEZ, 33 paket plasma nutfah dan sumberdaya genetik, 4 paket teknologi mekanisasi, 33 paket model akselerasi pembangunan pertanian ramah lingkungan lestari, dan 12 paket laboratorium lapang. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

65 Pencapaian indikator ketujuh, telah tercapai 100% dari target yang berupa 4 inovasi teknologi berbasis bioteknologi, dengan rincian sebagai berikut: 1) 1 teknologi peta genetik marka SNP kedelai (Tanggamus, Anjasmoro, Tambora, Grobogan, Malabar dan Wilis) untuk karakter agronomis dan komponen hasil, 2) 1 teknologi kloning gen menghasilkan 6 klon gen yang teridiri dari satu klon gen terkait produktivitas (gen OsEUI), dua klon gen terkait umur pembungaan (Osld1 dan AtELF3) dan tiga klon gen terkait toleransi terhadap cekaman kekeringan (AtCOR15A, AtCBF3 dan AtNFYA5), 3) 1 teknologi analisis sidik jari DNA plasma nutfah pertanian terhadap 288 aksesi plasma nutfah padi menggunakan analisis GGT-384 SNP), dan 4) 1 teknologi bioprospeksi SDG serangga berupa formulasi feromon untuk pengendalian ulat grayak Helicoverpa armigera (Fero-Armi). Analisis genotyping dan whole genome untuk membuat peta genetik telah dilakukan terhadap padi lokal, kelapa sawit, sapi, jarak pagar, kakao, pisang, kentang dan cabe. Data hasil analisis berikut peta genetiknya sudah tersedia dalam web IAARD Genome Center yang dapat digunakan pemulia dalam perakitan galur dan varietas unggul menggunakan marka spesifik untuk seleksinya. Capaian ini merupakan keberhasilan Balitbangtan dalam melakukan jump strat program pemuliaan komoditas pertanian melalui analisis genome dengan invesntasi alat high throughput genotyping platforms dan next generation sequencing (NGS). Investasi kedua alat ini ditujukan untuk mengantisipasi paradigma program pemuliaan dan pemanfaatan sumber daya genetik sudah berubah dari upaya mencari fenotipe menjadi mencari gen. Pembuatan peta genetik Tanggamus, Anjasmoro, Tambora, Grobogan, Malabar dan Wilis dilakukan dengan merujuk pada data genome refference kedelai varietas Williams 82. Hasil analisis sekuen tersebut diketehui bahwa rata-rata pada setiap 308 pasang basa ditemukan I variasi basa di genom varuetas kedelai Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi marka polimorfik untuk sidik jari maupun karakter unggul tertentu. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa dari keseluruhan variasi genom dalam 20 kromosom kedelai dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu (1) sebanyak SNP (single nucleotide polymorphism/1 basa berubah menjadi basa lain), missense mutation (mutasi DNA yang mengubah asam amino) dan nonsense mutation (mutasi DNA yang menghasilkan stop codon); (2) sebanyak insertion (tambahan basa dibanding dengan rujukan); dan (3) sebanyak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

66 deletion (jumlah basa berkurang dibanding dengan rujukan). Pada pemetaan ini juga ditemukan adanya SNP umum terdapat pada semua genotipe dan SNP unik yang hanya ada di satu genotipe saja. Dari pengambilan sampel 337 SNP yang ada di exon, Grobogan, Malabar, dan Tambora memiliki genotipe yang sama di 59 lokus SNP, yang berbeda dengan Williams82. SNP unik yang berpotensi dijadikan sidik jari pada masing-masing genotipe kedelai sebanyak 18 SNP spesifik untuk Grobogan, 12 SNP spesifik untuk Malabar, 10 SNP spesifik untuk Tambora, 17 SNP spesifik untuk Wilis, 11 SNP untuk Tanggamus dan 15 SNP spesifik untuk Anjasmoro. Gambar 21. Database genome untuk peta genetik komoditas penting pertanian Pencapaian indikator kedelapan sebanyak 28 peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil dari target 20 peta (140%). Sebagai contoh peta yang dihasilkan adalah Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1: kabupaten Tapin - Kalimantan Selatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

67 Gambar 22. Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1: kabupaten Tapin- Kalimantan Selatan Peta-peta yang dihasilkan selanjutnya akan diserahkan kepada daerah sesuai lokasi pemetaan untuk digunakan sebagaimana peruntukannya. Salah satu contoh yakni Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tebu di 7 Kabupaten P. Kalimantan, merupakan permintaan dari Dirjen Perkebunan dan akan dijadikan sebagai data dasar untuk pengembangan areal perkebunan Kelapa sawit dan Tebu. Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan ( ) dapat dilihat pada tabel berikut : Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) 1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk 2. Jumlah teknologi/prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian 46 tekn 77 tekn 100 tekn 130,87 25 tekn 30 tekn 60 tekn 200,0 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

68 Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) 3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan. 25 tekn 23 tekn 26 tekn 113,04 4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen 322 tekn 347 tekn 571 tekn 164,55 5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim 29 tekn 29 tekn 39 tekn 134,48 6. Jumlah teknologi spesifik lokasi 566 tekn 654 tekn 889 tekn 135,93 7. Jumlah inovasi teknologi berbasis bioteknologi 8. Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detil 8 tekn 8 tekn 8 tekn 100,0 28 peta 48 peta 72 peta 150,0 Dari pencapaian delapan indikator kinerja dalam mendukung sasaran kedua Badan Litbang Litbang Pertanian , terlihat semua indikator telah mencapai target yang telah ditetapkan. Beberapa outcome dari sasaran kedua adalah sebagai berikut : Dalam rangka pemanfaatan teknologi dan peningkatan kualitas profesi peneliti nasional dalam menghasilkan inovasi pertanian dalam penggunaan varietas unggul baru tanaman pangan Balitbangtan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) dan PT. Sang Hyang Seri (PT. SHS). MoU telah ditandatangani pada hari Selasa 9 Desember 2014 di Jakarta. Inovasi dan teknologi unggul yang telah tersedia dimana dalam tahap awal dimulai dengan komoditas padi akan segera dipercepat penyebarannya ke seluruh Indonesia agar dapat tercapai target swasembada pangan berkelanjutan. Pengembangan kerja sama ini merupakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

69 instrumen meningkatkan kontribusi Balitbangtan dalam percepatan pembangunan pertanian Indonesia dan pengembangan Iptek bidang pertanian. Tahap berikutnya akan dilakukan untuk jagung dan kedelai. Balitbangtan akan menyediakan rekomendasi varietas unggul baru tanaman pangan sesuai dengan kondisi spesifik daerah pengembangan dan preferensi masyarakat, PT. SHS akan memproduksi varietas unggul baru tanaman pangan sesuai dengan hasil rekomendasi Balitbangtan, dan Ditjen TP akan mengadopsi inovasi teknologi yang diproduksi oleh PT. SHS dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Diharapkan kerja sama ini dapat mengembangkan teknologi varietas unggul baru (VUB) padi untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani di Indonesia. Salah satu peta yang dihasilkan oleh BBSDLP yakni Peta AEZ telah diadopsi oleh BBP2TP untuk dijadikan sebagai acuan arahan pengembangan pertanian sesuai dengan zona agroekologi di tiap-tiap provinsi. Pada pertengahan tahun 2013 BBP2TP membagikan Peta AEZ Skala 1: kepada seluruh BPTP di 33 Provinsi melalui kepala daerahnya masing-masing. Penyerahan dilakukan oleh Kepala Balitbangtan dan disaksikan oleh Wakil Menteri Pertanian pada acara Pekan Pertanian Spesifik Lokasi yang dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Peta kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian skala 1: yang dihasilkan pada tahun 2013, digunakan oleh Pemda Kab. Fak-fak sebagai dasar dalam mengembangkan areal pertanian di kabupaten tersebut. Sasaran 3 : Terciptanya inovasi teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian sasaran ketiga, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja, yaitu jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor serta teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

70 Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut : Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subtitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing 18 tekn. 18 tekn. 100,00 Berdasarkan data hasil akhir kegiatan (Tabel diatas), maka target teknologi yang telah ditetapkan dapat dicapai seluruhnya (realisasi 100%) atau termasuk kedalam kategori berhasil. Secara rinci 18 teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian terdiri dari 3 klasifikasi yaitu : 1. Teknologi penanganan segar produk pertanian (4 Teknologi), meliputi: a) Teknologi penyosohan enzimatis untuk meningkatkan mutu dan rendemen beras giling; b) Teknologi produksi pengawet tingkat RPA dan pedagang; c) Teknologi penanganan segar varietas unggul cabai skala usaha tani; dan d) Teknologi penanganan segar varietas unggul kentangskala usaha tani. 2. Teknologi dan produk untuk diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor (3 Teknologi), meliputi: a) Teknologi produksi beras artifisial fungsional skala pengembangan (35-40 kg); b) Teknologi produksi tempe koropedang pada tingkat pengrajin; dan c) Teknologi pembuatan tepung premix berbasis tepung ubijalar termodifikasi. 3. Teknologi danproduk untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing (11 Teknologi),meliputi : a) Prototipe produk nutrasetikal berbasis nanoteknologi (minuman instan, tablet effervescent, dan pengawet roti); b) Teknologi aplikasi enkapsulat nano-vitamin A dan zat besi untuk fortifikasi flake ubikayu; c) Teknologi nano-biokomposit (biofoam) antimikroba sebagai bahan kemasan pangan; d) Teknologi penanganan segar buah salak untuk ekspor, e) Teknologi powder aktif 1-MCP untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

71 memperlambat kematangan pisang, f) Teknologi produksi biopreservatif dari buah mangga rucah skala 10 L dan aplikasinya pada buah ekspor; g) Teknologi enzimatis untuk meningkatkan rendemen dan mutu gula tebu skala 400 kg; h) Teknologi gula dari sorgum manis berbasis pemanfaatan enzim untuk substitusi gula tebu skala 400 kg; i) Teknologi percepatan fermentasi biji kakao melalui modifikasi kultur dan pemerasan pulpa; j) Teknologi produksi bioetanol dari tongkol jagung skala 50 liter; dan k) Teknologi produksi bioetanol dari bagase sorgum skala 50 liter. Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan ( ) dapat dilihat pada tabel berikut : Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk 73 tekn 76 tekn 79 tekn 103,94 Dari tabel tersebut dapat terlihat indikator dari sasaran kinerja ketiga Balitbangtan tahun telah tercapai 103,94% (sangat berhasil). Outcome pada sasaran ketiga yang dihasilkan dari output pada TA. 2014, diperoleh dari kegiatan sebagai berikut : 1. Kegiatan penelitian teknologi produksi pengawet alami (vinegar) skala liter. Keunggulan teknologi ini, yaitu : a) Memperpanjang masa simpan karkas ayam menjadi 6-12 jam pada suhu ruang dan 6-9 hari pada suhu dingin, b) Sifat fisiko-kimia dan organoleptik karkas ayam yang diawetkan dengan vinegar dapat diterima oleh konsumen, c) Teknologi produksi vinegar feasible, mudah diadopsi, dan diterapkan di industri pangan, d) Vinegar merupakan pengawet alami yang berbahan baku lokal, sehat, dan ramah lingkungan, e) Dapat digunakan untuk mengganti pengawet formalin, dan f) Harga vinegar air kelapa sekitar Rp 5.000/liter. Produk vinegar yang dihasilkan telah diintroduksikan pada Rumah Potong Ayam Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

72 (RPA) Jambu Raya di wilayah Bogor dan di tiga pedagang pasar Shangrila Kebayoran Lama, Jakarta. Gambar 23. Produk vinegar air kelapa (kiri) dan introduksinya di RPA Jambu Raya, Bogor (kanan) 2. Kegiatan penelitian teknologi penanganan segar varietas unggul cabai skala usaha tani. Keunggulan teknologi penanganan segar cabai, yaitu : 1) Mampu memperpanjang daya simpan cabai merah segar (cabai rawit, keriting, dan besar) dari 2-4 hari menjadi 8 hari pada suhu ruang, b) Cabai masih segar, tangkai buah hijau, warna buah merah, tegar, dan mudah patah, c) Kandungan kimia relatif tidak berubah, d) Mudah diterapkan di tingkat petani dan pen-supply cabai. Teknologi ini telah diintroduksikan di PT. Bimandiri, Lembang pada skala usahatani. Cabai hasil penanganan dikirim ke supermarket wilayah Jakarta Selatan untuk dipasarkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

73 Gambar 24. Display cabai di supermarket dengan cara dihamparkan (kiri) dan dengan pengemasan (kanan) 3. Kegiatan penelitian teknologi penanganan segar varietas unggul kentang skala usaha tani. Keunggulan teknologi penanganan segar cabai dengan teknologi isolasi pencahayaan, yaitu : 1) Mampu mempertahankan mutu kentang hingga lebih dari 3 bulan pada skala gudang ± 35 ton, dan b) Kentang tetap segar, tidak bertunas, tidak berwarna hijau, dan tidak ada kerusakan. Teknologi penyimpanan kentang segar dengan isolasi pencahayaan telah dintroduksi di CV. Sinar Dua Putra, Garut. Gambar 25. Introduksi teknologi penanganan segar kentang di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67

74 CV. Sinar Dua Putra, Garut Sasaran 4: Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mencapai sasaran keempat, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani. Adapun pencapaian target dari indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan 22 rekomendasi 23 rekomendasi 104,6 Berdasarkan indikator kinerja sasaran keempat yang telah ditargetkan pada tahun 2014 telah melebihi target (sangat berhasil) dengan kategori keberhasilan di atas 100%. Rekomendasi kebijakan pertanian yang telah dihasilkan adalah 1 rekomendasi kebijakan terkait dengan penguatan daya saing dan perlindungan usaha pertanian, 2 rekomendasi kebijakan terkait pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur pertanian, 3 rekomendasi kebijakan terkait pengembangan kelembagaan dan peraturan mendorong iklim usaha yang kondusif, 2 rekomendasi kebijakan terkait makro ekonomi yang mendorong pertumbuhan sektor pertanian, 2 rekomendasi kebijakan terkait dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, dan 13 rekomendasi kebijakan terkait dengan isu-isu kebijakan aktual. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 68

75 Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kedua Balitbangtan ( ) dapat dilihat pada tabel berikut : Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) Jumlah rekomendasi kebijakan yang terkait dengan penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan pedesaan 78 rek. 76 rek. 79 rek. 104,6 Sasaran kinerja keempat yaitu tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani tahun telah tercapai 79 rekomendasi dari target 76 rekomendasi (104,6 %). Sasaran 5 : Meningkatnya sistem diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional Untuk mencapai sasaran kelima, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder 329 teknologi 329 teknologi 100,0 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional 225 kerjasama 601 kerjasama 267,0 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 69

76 Berdasarkan indikator kinerja sasaran kelima yang telah ditargetkan pada tahun 2014 telah mencapai target (berhasil). Pencapaian indikator pertama, yaitu teknologi yang didiseminasikan ke pengguna telah tercapai berupa 329 teknologi yang didiseminasikan kepada pengguna. Teknologi yang didiseminasikan terdiri atas: 48 teknologi dalam pendampingan PTT Padi, 13 teknologi dalam pendampingan PTT Jagung, 16 teknologi dalam pendampingan PTT kedelai, 48 teknologi dalam pendampingan kawasan agribisnis hortikultura, 37 teknologi dalam pendampingan swasembada daging sapi/kerbau, 11 teknologi dalam pendampingan program P2T3, 7 teknologi dalam pendampingan kakako, 33 teknologi dalam pengembangan m-krpl, 33 teknologi dalam pengembangan m-p3mi, 12 pengembangan model inovasi LL, 32 teknologi kalender tanam, 29 teknologi pasca panen, 3 teknologi perkebunan, dan 7 teknologi Ayam KUB. Teknologi ini telah disebarluaskan melalui berbagai media diseminasi di BBP2TP dan 33 BPTP, serta kegiatan pendampingan di 33 provinsi. Pencapaian indikator kedua berupa kerjasama penelitian lingkup nasional maupun internasional telah tercapai sebesar 601 kerjasama dari target 225 kerjasama (267,0%), yang terdiri dari: a. Kerja sama kemitraan dengan Swasta/LSM/Pemda/Instansi Pemerintah, termasuk juga dengan Perguruan Tinggi, yang dibiayai melalui DIPA Sekretariat Balitbangtan berjumlah 83 kegiatan. b. Kerja sama dengan lembaga penelitian asing atau internasional terdapat 47 kegiatan, yang dibiayai oleh mitra kerja sama luar negeri (hibah). c. Kerja sama operasional dengan lembaga asing atau internasional terdapat 139 kegiatan. d. Kegiatan kerja sama operasional dengan Pemerintah Daerah (Pemda) berjumlah 131 kegiatan. e. Kerja sama operasional dengan Swasta Nasional berjumlah 65 kegiatan. f. Kerja sama operasinal dengan Perguruan Tinggi Nasional berjumlah 46 kegiatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 70

77 g. Kerja sama dengan lintas Lembaga Kementerian yang dikenal dengan Program KKP3N berjumlah 90 kegiatan. Program KKP3N ini dibiayai melalui DIPA Balitbangtan. Jumlah realisasi kegiatan kerja sama jauh melampaui target dikarenakan adanya kegiatan kerja sama dalam negeri maupun luar negeri yang diusulkan oleh pihak mitra termasuk dana penelitiannya yang dibiayai oleh mitra kerja sama. Semula target kerja sama mencantumkan kegiatan-kegiatan yang akan dibiayai Balitbangtan, yaitu Program KKP3T dan Program Kemitraan, serta kerja sama luar negeri (hibah). Sehingga kedepan pencantuman target perlu memprediksi kemungkinan adanya minat kerja sama dari pihak mitra baik dalam negeri maupun mitra luar negeri. Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan kelima Balitbangtan ( ) dapat dilihat pada tabel berikut : Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) 1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder tekn tekn tekn 99,2 2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional kerjasama kerjasama kerjasama 178,2 Sasaran kinerja kelima Balitbangtan selama 5 tahun ( ) pada indikator kedua yaitu Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional telah melebihi target dengan mencapsi 178,24%, sedangkan pada indikator pertama yaitu jumlah teknologi yang terdiseminasi ke pengguna/stakeholder hanya tercapai 99,2%, hal ini dikarenakan pada tahun pertama (2010) realisasi jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna masih rendah karena tidak semua BPTP mendapatkan alokasi dana untuk melakukan kegiatan utama koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71

78 Sasaran 6 : Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HAKI), serta komersialisasi hasil penelitian Untuk mencapai sasaran keenam diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Jumlah artikel yang diterbitkan hasil litbang pertanian 188 artikel 227 artikel 120,74 2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina 95 Persen 95,83 Persen 100,88 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI 45 Invensi 49 Invensi 108,00 4. Jumlah lisensi hasil litbang 15 lisensi 17 lisensi 113,00 Pencapaian indikator pertama, yaitu telah diterbitkan 227 artikel dari target 188 artikel (120,74%). Kinerja dari indikator ini yaitu melalui penerbitan artikel dalam jurnal ilmiah di dalam dan luar negeri. Capaian kinerja ini juga dilakukan melalui penerbitan bagian buku dalam Laporan Tahunan Balitbangtan Tahun Gambar 26. Contoh Publikasi Balitbangtan yang diterbitkan PUSTAKA Pencapaian indikator kedua yaitu berupa persentase perpustakaan digital Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 72

79 yang dibangun dan dibina telah mencapai 138 perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian (95,83 persen) dari 144 perpustakaan yang akan dibangun dan dibina sejak tahun 2006, sehingga capaian indikator ini sebesar 100,88% (sangat berhasil). Pada tahun 2014, dilakukan melalui pelaksanaan temu teknis/bimbingan Teknis dan pemdampingan terhadap perpustakaan binaan dengan uraian pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Temu/Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan Digital dilaksanakan 3 kali, yaitu: 1) Temu Teknis Pengelolaan Perpustakaan Digital lingkup Kementan dilaksanakan pada tanggal tanggal 7-10 Mei 2014 di Semarang dengan peserta sebanyak 83 peserta dari UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian, 2) Bimbingan Teknis Pengelolaan Perpustakaan dan Literasi Informasi lingkup BPPSDMP tanggal 7-9 Oktober 2014 dan Oktober 2014 diikuti 49 peserta. Materi bimbingan teknis meliputi: 1) Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Digital ; 2) Tren dan Arah Layanan Perpustakaan Masa Depan; 3) Membangun Motivasi Pengelola Perpustakaan dengan Mindset Agent of Change ; 4) Aplikasi perpustakaan digital Kementerian Pertanian (Sistem Informasi Pengelolaan Perpustakaan Pertanian (SIMPERTAN) release 2.0); dan (5) Manajemen Pengelolaan Informasi. b. Pendampingan Teknis Perpustakaan Digital di 20 UK/UPT lingkup Balitbangtan yaitu BPTP Papua Barat, BPTP NTB, Balitsa, BPTP Kaltim, BPTP Kalsel, Balittra, Balai Veteriner Banjarbaru, BPTU Pelaihari, BPTP Sulbar, BPTP Bengkulu, BPTP Lampung, BPTP Kepri, BPTP Yogjakarta, BPTP Sumut, BPTP Jambi, Lolit Sapi Potong, BPTP Banten, BPTP Bangka Belitung, BPTP Bali, BPTP Gorontalo dan Badan Ketahanan Pangan. Disamping itu, pendampingan Pengelolaan Perpustakaan dan Literasi Informasi 20 UK/UPT lingkup BPPSDMP yaitu: STPP Manokwari, STPP Malang, STPP Yogyakarta, STPP Magelang, STPP Cinagara, STPP Gowa, STPP Medan, BPP Lampung, BPP Jambi, BBPP Binuang, BBPP Lembang, BBPP Batang Kaluku, BBPP Batu, BBPP Ketindan, BBPP Lampung, BPKH Cinagara, BP2KP Seranga, BKP3K Kepulauan Bangka, BP4K Simpang Katis, Bangka Tengah, dan SMKPP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 73

80 Outcome dari kegiatan ini adalah terwujudnya pelayanan prima dalam bidang IPTEK pertanian melalui ketersediaan perpustakaan digital di seluruh UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian, tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan ketrampilan dalam sistem informasi manajemen hasil penelitian dan aplikasi sistem teknologi informasi, dan tersedianya sumberdaya informasi yang memadai dan tersedianya anggaran yang diperlukan. Pencapaian indikator ketiga yaitu telah diperolehnya 49 invensi HaKI (yang terdiri dari perlindungan paten sebanyak 18 buah, pendaftaran karya cipta sebanyak 15 buah, pendaftaran merk 4 buah, permohonan hak PVT sebanyak 12 buah) dari target 45 invensi (108,89 %). Capaian ini diperoleh melalui upaya untuk mempercepat proses perlindungan HKI dalam rangka meningkatkan adopsi teknologi oleh industri yang dilaksanakan melalui sosialisasi, pemanduan penyusunan draft dokumen HKI, mediasi percepatan proses pemeriksaan substantif paten, dan pelatihan drafting paten. Kegiatan sosialisasi, mediasi dan pemanduan terhadap peneliti sebagai inventor. Dengan adanya sosialisasi tersebut berdampak pada pemahaman peneliti tentang pentingnya perlindungan HKI terhadap hasil penelitiannya meningkat. Sehingga dalam menyusun draft naskah lebih mengarah ke petunjuk penulisan dari masing-masing rezim. Di samping itu Balitbangtan juga memfasilitasi kegiatan pemanduan draft penulisan paten, cipta, merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman dan mediasi. Dengan demikian finalisasi draft penulisan paten, cipta, merek dan permohonan perlindungan varietas tanaman lebih cepat sehingga perolehan HKI-nya diharapkan cepat tercapai. Pencapaian indikator keempat yaitu telah diperolehnya 17 lisensi hasil litbang yang telah dilisensi oleh industri. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan pada tahun 2014 sampai dengan 31 Desember 2014 telah melebihi target dari 15 lisensi (113,33%). Pencapaian target Renstra dan Penetapan Kinerja sararan keenam Balitbangtan ( ) dapat dilihat pada tabel berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 74

81 Indikator Kinerja Target Renstra ( ) Penetapan Kinerja ( ) Target Realisasi (%) 1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian 2. Prosentase perpustakaan digital yang dibina 3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI 4. Jumlah lisensi hasil litbang 397 artikel 398 artikel 452 artikel 113,56 95 % 95 % 95,83 % 100, invensi 163 invensi 315 invensi 193,25 58 lisensi 53 lisensi 73 lisensi 137,0 Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa keempat indikator dari sasaran kinerja keenam Balitbangtan tahun telah tercapai, bahkan semua indikator melebihi target yang telah ditentukan (sangat berhasil) Capaian Kinerja Lainnya Selama tahun 2014, Balitbangtan telah berpartisipasi aktif dan berkontribusi terhadap pembangunan pertanian. Melalui UK/UPT lingkup Balitbangtan, peran penting dan prestasi Balitbangtan baik secara institusi maupun personilnya semakin diakui oleh banyak pihak, baik internal maupun di luar lingkup Kementan. Beberapa capaian prestasi yang cukup membanggakan yang telah diterima Balitbangtan antara lain : 1. Tiga belas UPT lingkup Balitbangtan raih penghargaan Abdi Bakti Tani, dalam rangka HUT KORPRI ke-34 tahun Sejak tahun 1996, Kementerian Pertanian telah melaksanakan pembinaan dalam pelayanan publik melalui penilaian penghargaan Abdibaktitani kepada UPT lingkup Kementerian Pertanian dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) bidang pertanian di provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, Kementerian Pertanian dalam rangka HUT KORPRI tahun 2014 juga menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain lomba Kebersihan dan Kerapihan serta lomba Tata Arsip. Balitbangtan pada tahun2014 menjadi Juara Pertama dalam lomba Kebersihan dan Kerapihan sedangkan untuk lomba Tata Arsip Balitbangtan meraih Juara Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 75

82 2. Dua UK Balitbangtan menerima penghargaan dari Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil inovasi teknologi yang telah dicapai dalam rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTENAS) ke-19. Penghargaan diberikan pada bula Agustus 2014 di Gedung BPPT. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) menerima Anugerah Prayogasala, yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI Boediono dan diterima oleh Kepala BB Pascapanen Ir. Rudy Tjahjohutomo. Penghargaan ini merupakan anugerah ilmu pengetahuan teknologi untuk kategori Pranata Litbang yang merupakan suatu upaya memotivasi Pranata Litbang untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung Sistem Inovasi Nasional (SINas). Penghargaan kedua diberikan kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) atas terpilihnya hasil inovasi teknologi berupa 18 varietas unggul baru bunga krisan, 13 varietas unggul baru bunga lili dan 1 varietas baru anyelir kedalam 19 karya unggulan teknologi anak bangsa. Penghargaan diserahkan oleh Menristek dan diterima Kepala Puslitbang Hortikultura Dr. M. Prama Yufdy. 3. Dua peneliti Balitbangtan mendapatkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN), yaitu Ir. Suprio Guntoro (BPTP Bali) dan Drh. Rini Damayanti, M.Sc, APVet. (Balai Besar Penelitian Veteriner) yang dinilai berjasa berkat inovasi dan kreasinya sehingga memperkuat ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, regional maupun nasional. Adhikarya Pangan Nusantara (APN) merupakan penghargaan yang diberikan kepada Gubernur, Bupati/Walikota, Petani, Kelompok Tani maupun pelaku usaha dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Penghargaan yang biasanya diserahkan oleh Presiden di Istana Negara ini, untuk tahun 2014 diserahkan di tengah-tengah pematang sawah di area Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Subang, Jawa Barat, pada bulan Desember Kekayaan Intelektual yang dihasilkan dari para peneliti Balitbangtan mendapat penghargaan Anugrah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 76

83 dari pemerintah. Empat penghargaan diserahkan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, di Jakarta pada bulan Desember 2014 kepada Prof. Dr. Sri Widowati (Kategori Paten 1) dan 3 orang Pemulia yaitu Dr. Muhamad Azrai, Dr. Sudarmadi Purnomo dan Prof. Dr. Astanto Kasno (Kategori Perlindungan Varietas Tanaman). 5. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Balitbangtan berhasil meraih Anugerah Pusat Unggulan IPTEK (PUI) dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Penghargaan disampaikan Menteri Ristek dan Dikti, Muhamad Nasir di Auditorium BPPT Jakarta pada bulan Desember Balitkabi, mampu meraih penghargaan PUI dengan menyisihkan 27 nominator lembaga litbang lainnya. Aktifitas riset Balitkabi mencakup pengelolaan sumber daya genetika, perakitan varietas, pengembangan sistem bioindustri, biosains dan bio-energi. Tugas Balitkabi adalah menghasilkan teknologi terutama varietas unggul baru (VUB), antara lain kedelai, berikut teknologi pendukungnya dari hulu hingga hilir, demikian juga pengembangan umbi-umbian sebagai makanan fungsional dan kedepan pemanfaatan umbi kayu untuk etanol. 6. Stan pameran Balitbangtan dinobatkan sebagai juara II stand terbaik dari 78 peserta yang berasal dari komunitas iptek, lembaga penelitian pemerintah, swasta, umum dan perguruan tinggi pada acara Ritech Expo. Pada pameran yang diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-19 yang berlangsung pada 9-12 Agustus 2014 di Gedung BPPT ini, Balitbangtan menampilkan nanoteknologi yang diyakini merupakan salah satu solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan pangan dan pertanian di masa depan. Beberapa teknologi yang dipamerkan antara lain cassava flake, yaitu makanan cepat saji berbahan dasar ubi kayu yang diperkaya dengan nano vitamin A dan nano zat besi. Ditampilkan juga roti nano bio-preservative yang menggunakan nano biji pala sebagai bahan pengawet alami roti. Hasil inovasi nanoteknologi lainnya seperti nano cocoa butter spread, nano green tea instant drink dan nano curcumin instant drink turut disajikan dalam gelaran tersebut. Wakil Presiden Boediono seusai pembukaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 77

84 berkesempatan mengunjungi stand Balitbangtan dan memberikan apresiasi atas hasil inovasi nanoteknologi yang ditampilkan Kendala dan Langkah Antisipasi Capaian Balitbangtan tahun 2014 menunjukkan bahwa secara umum indikator sasaran seluruhnya dapat tercapai dengan berhasil (lebih dari 100%). Tercapainya kinerja sasaran Balitbangtan dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun ekternal. Faktor internal yang mempengaruhi antara lain: 1. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian secara periodik, mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik. 2. Sarana dan prasarana penelitian cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan, pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian antara lain adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian, seperti Direktorat Jenderal/Badan, maupun instansi di luar Kementerian Pertanian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Perdagangan, asosiasi berbagai komoditas, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, pihak swasta bahkan dengan instansi luar negeri. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Walau secara umum target yang ditetapkan telah terpenuhi namun dalam pelaksanaan kegiatan tidaklah selalu berjalan mulus. Kendala teknis maupun non teknis yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di antaranya adalah : 1. Pelaksanaan penelitian yang tergantung musim terkendala perubahan iklim dan serangan hama penyakit. 2. Pengadaan bahan yang harus indent dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama. 3. Adanya renovasi laboratorium sehingga menganggu kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian 4. Kegiatan penelitian yang bekerjasama dengan pihak lain sering terhambat oleh kesiapan mitra kerjasama. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 78

85 5. Jadwal pemakaian beberapa peralatan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian alat. 6. Waktu pencairan anggaran yang terkadang tidak sinkron dengan kebutuhan dana penelitian. 7. Perubahan kebijakan pemerintah yang menyebabkan ada beberapa rencana kegiatan tidak dapat terealisir. 8. Layanan jasa penyebaran informasi terbaru mengalami hambatan pada ketersediaan alat pengolah data yang kurang memadai dan gangguan koneksi internet. Beberapa kendala tersebut telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Balitbangtan dengan : 1. Mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta sosialisasi peningkatan kapabilitas dan pembinaan program/kegiatan. 2. Mempertimbangkan musim panen dan ketersediaan peralatan, SDM, dan dana. 3. Memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis. 4. Menginventarisasi peralatan bangsal dan laboratorium yang dibutuhkan dalam penelitian untuk diusulkan pengadaannya pada tahun anggaran mendatang, sebaiknya kebutuhan alat sudah direncanakan sejak menyusun proposal penelitian. 5. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dari sisi metodologi penelitian dan teknisi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam rangka pencapaian sasaran mutu/output yang diharapkan. 6. Meningkatkan manajemen di tingkat perencanaan, seperti mempersiapkan kegiatan secara lebih cermat, realistis, dan matang, menentukan target output dan sasaran secara realistis, menyusun penanganan risiko secara cermat, serta merevisi dokumen perencanaannya jika menemui perubahan pelaksanaan kegiatan dari yang sudah direncanakan. 7. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 79

86 8. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran). 9. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan penelitian. 10. Melakukan pola kerjasama Balit Komoditas dengan BPTP sehingga transfer pengetahuan dari tenaga peneliti Balit Komoditas ke peneliti di BPTP telah dilakukan secara bertahap. 11. Melakukan koordinasi lebih aktif ke UK/UPT untuk memperoleh rekapitulasi RPTP dan RDHP teraktual. 12. Meningkatkan kerjasama aktif pertukaran publikasi dan informasi dengan instansi terkait. 13. Menambah kemampuan koneksi jaringan internet. 14. Mengoptimalkan pengadaan alat pengolah data. 15. Sosialisasi pemanfaatan informasi terbaru dan terseleksi akan lebih diintensifkan melalui kegiatan pendampingan perpustakaan. 3.3 Akuntabilitas Keuangan Alokasi Anggaran Untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2014, Balitbangtan semula mendapat alokasi anggaran pagu indikatif sebesar Rp ,-, sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 1949/M.PPN/04/2013 dan Menteri Keuangan S- 279/MK.02/2013 tanggal 5 April 2013 mengenai Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun Dalam pembahasan anggaran lebih lanjut, pagu anggaran Balitbangtan TA 2014 ditetapkan sebesar Rp ,- sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 258/KMK.02/2013 tentang Penetapan Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Langkah-Langkah Penyelesaian Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga TA tanggal 17 Juli Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 80

87 Berdasarkan hasil kesepakatan dengan Komisi IV DPR, pagu alokasi anggaran Balitbangtan TA disetujui sebesar Rp ,-. Selama tahun anggaran 2014 terjadi revisi pagu anggaran yang disebabkan adanya APBN P (Penghematan dan Penambahan Pagu PNBP) tahun 2014 dan pencatatan hibah langsung. Revisi APBN P berupa pengurangan pagu anggaran untuk memenuhi kekurangan subsidi BBM (penghematan) sebesar Rp ,- yang disahkan pada tanggal 15 Juli Penambahan Pagu PNBP TA sebesar Rp ,- yang disetujui pada tanggal 7 Nopember 2014 untuk 15 satker. Sedangkan revisi penambahan anggaran dari Hibah Luar Negeri sebesar Rp ,- pada 19 Satker. Pada akhir tahun anggaran 2014 total anggaran Balitbangtan sebesar Rp ,- yang dialokasikan untuk 66 Satker pada 14 unit kerja, dengan persentase masing-masing dapat dilihat pada gambar 27. BB Pengkajian 30.40% BB Pascapanen 1.83% Set. Badan 26.00% BB Biogen 2.41% BBSDLP 6.79% BBP Mektan 1.36% Pustaka 1.39% PSE-KP 2.27% Puslitbangnak 6.72% Puslitbangbun 7.03% Puslitbanghort 6.15% Puslitbangtan 7.64% Gambar 27. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA 2014 per Unit Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 81

88 Dari gambar 27 terlihat bahwa BB Pengkajian mendapat alokasi anggaran tertinggi, yaitu sebesar Rp ,- (30,40%). Hal tersebut dikarenakan anggaran BB Pengkajian mencakup anggaran untuk 33 satker (BPTP/LPTP) yang tersebar di semua provinsi. Sedangkan beberapa Unit Kerja yang tidak memiliki UPT alokasi anggarannya berkisar Rp ,- (1,36%) di BBP Mektan sampai dengan Rp ,- (2,41%) di BB Biogen. Sedangkan pagu Balitbangtan yang dialokasikan berdasarkan belanja pegawai, barang dan modal dapat dilihat pada gambar berikut. Modal; 20.20% Pegawai; 32.00% Barang; 47.80% Gambar 28. Persentase Pagu Anggaran Balitbangtan TA 2014 per Belanja Memperhatikan komposisi penyediaan anggaran memperlihatkan belanja barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di Balitbangtan, lebih membutuhkan belanja barang, termasuk untuk pendanaan kegiatan penelitian. Sedangkan belanja modal dibutuhkan untuk melengkapi kegiatan penelitian maupun operasional berupa peralatan dan atau bangunan Realisasi Anggaran (Anaudited) Realisai belanja Balitbangtan sampai 31 Desember 2014 adalah senilai Rp ,00 atau sebesar 85,43% dari anggaran setelah dikurangi pengembalian belanja senilai Rp ,00. Selengkapnya Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2010 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014 IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Balitbangtan Tahun 2014 IKHTISAR EKSEKUTIF IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menetapkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2013 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN LITBANG PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No. 29 Pasar Minggu JAKARTA 12540

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Litbang

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI Organisasi Berdasarkan Peraturan Presi den RI No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, Badan Litbang Pertanian mempu nyai tugas melaksanakan peneli

Lebih terperinci

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA A. KEMENTRIAN : (18) KEMENTERIAN PERTANIAN FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 215 B.

Lebih terperinci

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA

MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA MANUAL PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015-2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 1 2 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan mekanisasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.09-0/2013 DS 1617-0070-0530-2353 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani i ii Laporan Tahunan 2015 Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.299/ Kpts/OT.140/7/2005, tugas Badan Litbang Pertanian adalah melaksana kan penelitian dan pengembangan pertanian. Untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.299/ Kpts/OT.140/7/2005, tugas Badan Litbang Pertanian adalah melaksana kan penelitian dan pengembangan pertanian. Untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rencana Strategis. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Rencana Strategis Tahun 2015-2019 Kementerian Pertanian Kata Pengantar dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ke depan semakin Visi Balitbangtan sebagai l Kepala Balitbangtan Dr. Haryono i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan BAB I. PENDAHULUAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan salah satu unit eselon I di Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan"

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan RUMUSAN SEMINAR NASIONAL INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI "Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kedaulatan Pangan Berkelanjutan" Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN Kepala Pusat PVTPP Disampaikan pada Koordinasi Teknis Pusat PVTPP Kementerian Pertanian Surabaya, 28 April 2017 STRUKTUR ORGANISASI PPVTPP Komisi PVT

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Kepala Badan, Dr. Ir. Muhammad Syakir, MS KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2015 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LAKIP BBSDLP TAHUN ANGGARAN 2013 (BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra dan Balingtan) Oleh BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI

Organisasi. Sejarah. Pra Pembentukan Badan Litbang Pertanian ORGANISASI Organisasi Berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, Badan Litbang Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Powerpoint Templates RANCANGAN KOMODITAS DUKUNGAN PSP 1. Sub Sektor Tanaman Pangan: Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Lainnya Diutamakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166 INDEKS A adopsi teknologi 94, 100, 106, 111, 130, 171, 177 agregat 289, 295, 296, 301, 308, 309, 311, 313 agribisnis 112, 130, 214, 307, 308, 315, 318 agroekosistem 32, 34, 35, 42, 43, 52, 55, 56, 57,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

REVITALISASI PERTANIAN

REVITALISASI PERTANIAN REVITALISASI PERTANIAN Pendahuluan 1. Revitalisasi pertanian dan pedesaan, merupakan salah satu strategi yang dipilih oleh Kabinet Indonesia Bersatu dalam upayanya mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN Dr. Suswono, MMA Menteri Pertanian Republik Indonesia Disampaikan pada Seminar Nasional Universitas

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 Dok L.11/19/03/2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN AMBON Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN TAHUN 211 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember 2016 Kepala BPTP Aceh. Ir. Basri AB, M.Si NIP KATA PENGANTAR Perwujudan dan upaya meningkatkan manajemen pemerintah dan pembangunan yang berdayaguna, bertanggung jawab dan bebas KKN dapat dicapai dengan menerapkan suatu sistem pertanggung-jawaban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 i KATA PENGANTAR Memasuki periode ke-3 dalam Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani 144 Pengembangan Organisasi Balitbangtan terus mengembangkan kelembagaan dan organisasi guna lebih memantapkan kinerja dalam mendukung pembangunan pertanian 2015 2019. Menuju era baru pembangunan pertanian,

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 06 Maret 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA A. Program dan Indikasi Kegiatan Program merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014

RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014 RUMUSAN SEMENTARA RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, 11 12 FEBRUARI 2014 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Serpong telah menyelenggarakan

Lebih terperinci

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana kerja (RENJA) SKPD Tahun 2015 berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, yang penyusunan dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS JAGUNG Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Jl. Merdeka No. 147 Bogor, 16111 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA RENCANA STRATEGIS BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA 2015-2019 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BALAI PENELITIAN

Lebih terperinci

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017 Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci