WEBINAR GCFF. "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WEBINAR GCFF. "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim."

Transkripsi

1 WEBINAR GCFF "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim." BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

2 PERKENALKAN TIM KAMI: (kirike kanan) Erin Hicks, Luke Pritchard, Rosa María Vidal, Hill Grimmett, Claudia Ochoa, dan Virza Sasmitawidjaja

3 SELAMAT DATANG! 1. PERTANYAAN: Silakan menuliskan pertanyaan pada chat box. Seluruh pertanyaan akan dijawab pada akhir presentasi pada sesi tanya jawab. 2. MIC ON MUTE: Mohon mikrofon pada posisi mute selama presentasi dan saat orang lain sedang berbicara. 3. REKAMAN: Webinar ini akan direkam. Rekaman akan tersedia di jejaring kami di

4 UMUM 1. Latar Belakang: Governors Climate and Forests Task Force Governors Climate and Forests Fund Pendekatan yurisdiksi GCFF 2. Proses Akreditasi GCFF 3. Makalah Konsep/Concept Notes 4. Kesempatan untuk Pendanaan 5. Pengumuman pertama: Tata kelola Bentang alam 6. Pengumuman kedua: Kemitraan dengan Sektor Swasta 7. Pesan Utama 8. Tanya Jawab

5 1. LATAR BELAKANG:

6 LATAR BELAKANG: GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS TASK FORCE Merupakan suatu kerja sama yang unik antara 35 negara bagian dan provinsi dari Brazil, Colombia, Indonesia, Ivory Coast, Mexico, Nigeria, Peru, Spain, dan the United States. BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

7 LATAR BELAKANG: GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS TASK FORCE BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

8 STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia

9 STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia IDESAM INOBU PRONATURA SUR MDA GCF SECRETARIAT

10 STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia IDESAM INOBU PRONATURA SUR MDA GCF SECRETARIAT GCFF

11 DEKLARASI RIO BRANCO Diluncurkan oleh Gubernur GCF: 11 Agustus 2014 pada Pertemuan Tahunan GCF di Acre, Brazil Komitmen RBD memberikan kerangka kerja yang menjadi acuan bagi GCFF hingga Periode pendanaan GCFF sekarang ini akan mendukung kegiatan yang secara eksplisit melaksanakan tujuan dari Deklarasi Rio Branco Lihat RBD di

12 TARGET DARI DEKLARASI RIO BRANCO 1. Penurunan deforestasi sebesar 80% pada Mengembangkan kemitraan kunci dengan sektor swasta dengan upaya untuk mencapairantai pasokan tanpa deforestasi. 3. Menyalurkan porsi pendanaan berbasis kinerja yang signifikan pada masyarakat hukum adat, pemilik usaha skala kecil, dan masyarakat lainnya yang bergantung pada hutan.

13 2. LATAR BELAKANG:

14 SEJARAH SINGKAT GCFF Mulai beroperasi pada 2013 sebagai organisasi nirlaba. Dirancang sebagai mekanisme pendanaan yang dapat merespon kebutuhan yang diidentifikasi oleh anggota GCF. Diposisikan sebagai mekanisme komplimentari atas sumber pendanaan lain, seperti FCPF, Forest Investment Program, dan komitmen bi-lateral. Bottom Up Approach

15 VISI Visi GCFF adalah terwujudnya planet yang berketahanan dimana pemerintahan subnasional dan masyarakat sipil berperan sebagai pemimpin inovatif dalam melaksanakan jalannya pembangunan rendah karbon dan melindungi hutan tropis. MISI Untuk memperkuat KEMITRAAN SUBNASIONAL dalam yurisdiksi anggota GCF Task Force untuk menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan melalui pendanaan strategis yang mendukung kepemimpinan, inovasi, dan kemitraan.

16 PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi.

17 PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan.

18 PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi.

19 PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi. 4. Mempromosikan upaya para pemangku kepentingan dalam tata kelola bentangalam dan kehutanan.

20 PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi. 4. Mempromosikan upaya para pemangku kepentingan dalam tata kelola bentangalam dan kehutanan. 5. Mencari cara untuk meningkatkan penghidupan dan mempromosikan keseimbangan antara produksidan konservasi.

21 PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Accreditation 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Concept Notes

22 PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Concept Notes

23 PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

24 PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Rancangan Proposal BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

25 PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Rancangan Proposal BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

26 3. AKREDITASI:

27 AKREDITASI Agar dapat memperoleh pendanaan dari GCFF, lembaga harus melengkapi proses akreditasi. Proses ini mrpkn evaluasi thd pendaftaran lembaga yg mencakup: Pengelolaan fidusia Tata kelola organisasi Kompetensi teknis Latar belakang dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan terkait misi GCFF

28 AKREDITASI Batas akhir untuk mengirimkan pendaftaran akreditasi untuk proposal sekarang ini adalah: 31 Desember Informasi tambahan dapat dilihat di: Kirim ke: Tanya jawab pada akhir webinar.

29 4. MAKALAH KONSEP

30 MAKALAH KONSEP Memberikan kesempatan bagi anggota untuk mengirimkan ide dari proyek untuk mendapatkan masukan Hanya akan diterima bila dikirimkan langsung oleh anggota ke GCFF GCFF memiliki format standar, tetapi juga akan menerima format lain bila ide proyek telah dikembangkan

31 5. KESEMPATAN PENDANAAN SAAT INI

32 RFP SAAT INI Dibukadua kesempatan untuk mengirim proposal: 1. Penguatan tata kelola dan kapasitas bentang alam: Kesempatan pendanaan ini meningkatkan tata kelola kehutanan melalui penataan kesenjangan kapasitas yang diidentifikasi di masing-masing yurisdiksigcf. Kisaran proyek hingga USD

33 RFP SAAT INI Dibukadua kesempatan untuk mengirim proposal: 1. Penguatan tata kelola dan kapasitas bentang alam: Kesempatan pendanaan ini meningkatkan tata kelola kehutanan melalui penataan kesenjangan kapasitas yang diidentifikasi di masing-masing yurisdiksigcf. Kisaran proyek hingga USD Kemitraan yurisdiksi untuk hutan, iklim, dan pertanian: Kesempatan pendanaan ini untuk mengembangkan kemitraan pemerintah dan badan usaha dalam mengatasi produksi komoditas yang menjadi penyebab deforestasi. Sekitar 5 proyek, hingga USD

34 6. PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM

35 JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Legal, institutional and regulatory frameworks Planning and decision making processes Implementation and enforcement Example outputs: regulations, policies, mechanisms for cross-sectoral collaboration, training, land-use plans, monitoring systems, etc.) Program REDD+ yurisdiksional lanjutan

36 JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Kerangka kerja legal, institusional dan regulasi Proses penyusunan perencanaan dan keputusan Implementasi dan pengawasan Contoh output: regulasi, kebijakan, mekanisme untuk kerja sama antar sektor, pelatihan, rencana tata guna lahan, sistem pemantauan, dll Program REDD+ yurisdiksional lanjutan

37 JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Kerangka kerja legal, institusional dan regulasi Proses penyusunan perencanaan dan keputusan Implementasi dan pengawasan Contoh output: regulasi, kebijakan, mekanisme untuk kerja sama antar sektor, pelatihan, rencana tata guna lahan, sistem monitoring, dll Program REDD+ yurisdiksional lanjutan Terkait dengan Proses Nasional dan NDCs Readiness di tingkat subnasional (MRV, kerangka legal, safeguards, rencana keuangan dan pengaturan kelembagaan, dll.) Juga berhubungan dengan pembayaran atas kinerja

38 PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Contoh Kegiatan: Mengembangkan atau meningkatkan mekanisme untuk kejelasan tenurial tanah dan hak atas properti dan pengembangan registrasi lahan. Mekanisme perancangan kelembagaan yang memfasilitasi aliran dari pembayaran berbasis kinerja kepada yurisdiksi GCF dengan koordinasi pemerintahan nasional. Mengembangkan regulasi utama untuk menerapkan aturan perubahan iklim tingkat yurisdiksi. Melancarkan proses untuk alokasi konsesi/izin hutan baru, dan pengkajian ulang tumpang tindih klaim atas lahan yang terjadi.

39 PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Fokus pada kondisi pemungkin Sehubungan dengan terbatasnya pendanaan, maka harus berpikir secara strategis. Apakah penyebab deforestasi, dan apa saja peran kunci dari lembaga subnasional dalam mengendalikan perubahan tata guna lahan? Mengatasi penyebab deforestasi secara eksplisit Seharusnya terdapat hubungan yang jelas antara kegiatan dan mengatasi penyebab utama dari deforestasi.

40 PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Fokus pada kondisi pemungkin Sehubungan dengan terbatasnya pendanaan, maka harus berpikir secara strategis. Apakah penyebab deforestasi, dan apa saja peran kunci dari lembaga subnasional dalam mengendalikan perubahan tata guna lahan? Mengatasi penyebab deforestasi secara eksplisit Seharusnya terdapat hubungan yang jelas antara kegiatan dan mengatasi penyebab utama dari deforestasi.

41 PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Untuk kesiapan REDD+ yurisdiksional Koordinasi dengan pemerintah pusat dan fokus pada tanggung jawab kunci dari yurisdiksi subnasional untuk suksesnya program REDD+ Terhubung dengan keputusan di bawah UNFCCC Lengkapi komponen kesiapan REDD+

42 PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Kapasitas TIDAK sama dengan melaksanakan lokakarya Pertimbangkan tentang sumber daya finansial, manusia, teknologi, legal, dan kelembagaan ketika mengembangkan kapasitas. Pastikan baseline yang tepat yang disiapkan sebagai landasan.

43 7. KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN

44 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN YURISDIKSI GCF: Kebijakan, Koordinasi Antar Sektor SEKTOR SWASTA, LEMBAGA KEUANGAN: Insentif (Keuangan, insentif pasar, berbasis-kinerja) ORNOP, KONSULTAN: Bantuan teknis MENURUNKAN DEFORESTASI DARI KOMODITAS PRODUSEN, AGEN DI RANTAI PASOKAN: Meningkatkan efisiensi padarantai pasokan dan praktik produksi

45 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Contoh Kegiatan: Mendukung institusionalisasi dari kerja sama pemerintah-bidang usaha berdasarkan yurisdiksi. Mengembangkan mekanisme keuangan untuk mendukung transisi dari pengusaha kecil mengarah pada praktik yg berkelanjutan. Kerja sama antar sektor untuk meningkatkan pelaksanaan dari perangkat zonasi/tata ruang, dengan mempertimbangkan paradigma perlindungan produksi. Mengembangkan dan melaksanakan sistem pemantauan/landasan untuk menelusuri perkembangan menuju bebas deforestasi pada yursidiksi/produksi komoditi yang berkelanjutan di yurisdiksi GCF utama.

46 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH.

47 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH. Integrasikan kemitraan menjadi proses yang resmi Contohnya: pada perubahan zonasi tata guna lahan atau proses tata ruang

48 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH. Integrasikan kemitraan menjadi proses yang resmi Contohnya: pada perubahan zonasi tata guna lahan atau proses tata ruang. Libatkan perusahaan dan produsen yang aktif pada rantai pasokan Petakan para pelaku dan masukan partisipasi mereka dalam proposal. Pertimbangkan juga produsen setempat dan pembeli komoditi sebagai pemangku kepentingan utama.

49 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Pastikan kegiatan jelas keterkaitannya untuk melindungi hutan, bukan hanya meningkatkan produksi Peningkatan produktifitaspertanian memilikirisiko meningkatnya deforestasi sebagai peningkatan biaya kesempatan. Dengan demikian, maka merupakan hal penting dalam proposal untuk mengartikulasikan bagaimana kegiatan dan rencana dikembangkan melalui kemitraan yang akan melakukan perlindungandanmempromosikan pencadangan lahan hutan.

50 KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Pastikan kegiatan jelas keterkaitannya untuk melindungi hutan, bukan hanya meningkatkan produksi Peningkatan produktifitaspertanian memilikirisiko meningkatnya deforestasi sebagai peningkatan biaya kesempatan. Dengan demikian, maka merupakan hal penting dalam proposal untuk mengartikulasikan bagaimana kegiatan dan rencana dikembangkan melalui kemitraan yang akan melakukan perlindungandanmempromosikan pencadangan lahan hutan. Promosikan koordinasi antar sektor Seringkaliterjadi kurangnya koordinasi antar sektor antara lingkungan hidup, perencanaan, dan pertanian. Pertimbangkan untuk membangun kemitraan sebagai kesempatan kunci untuk mengatasi isu koordinasi dan melibatkan semua lembaga terkait untuk membicarakan pemecahannya.

51 8. ISU-ISU UTAMA UNTUK SEMUA PROPOSAL

52 PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global

53 PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global. Pastikan semua risiko teridentifikasi, kembangkan rencana pengelolaannya Manfaatkan format Lampiran 1 dari proposal dengan baik. Risiko harus teridentifikasi, rencana mitigasi harus disiapkan, dan sistem pemantauan dikembangkan. Pemantauan risiko harus dilaporkan ke GCFF setiap kuartal.

54 PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global Pastikan semua risiko teridentifikasi, kembangkan rencana pengelolaannya Manfaatkan format Lampiran 1 dari proposal dengan baik. Risiko harus teridentifikasi, rencana mitigasi harus disiapkan, dan sistem pemantauan dikembangkan. Pemantauan risiko harus dilaporkan ke GCFF setiap kuartal. Prioritas: anda harus mengetahui betul dengan kriteria evaluasi

55 PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan.

56 PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan, dan Kapitalisasi pada kepemimpinan politik Sudah ada komitmen yang ambisius yang merupakan kesiapan darigcf

57 PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan Kapitalisasi pada kepemimpinan politik sudah ada komitmen yang ambisius yang merupakan kesiapan darigcf Fokus pada hasilnyata yang sesuai dengan Rio Branco Declaration Outputs dan outcomes harus sesuai dengan kerangka hasil global GCFF

58 PESAN UTAMA Koordinasi dan keja sama dengan lembaga tingkat nasional Jalin strategi, kebijakan, dan langkah-langkah di tingkat yang berbeda. Revisi NDC memberikan kesempatan untuk meningkatkan dialog. Pertimbangkan untuk memperoleh surat dukungan. Pecahkan masalah yang menghambat akses ke pendanaan yang ada Petakan sumber-sumber pendanaan, pertimbangkan kekurangan yang mungkin ada, untuk mengakses sumber-sumber tersebut Masukkan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan dan kirimkan proposal ke sumber pendanaan lain. Temukan kaitan dengan proses Green Climate Fund.

59 SESI TANYA JAWAB Kontak InformasiGCFF: RFPs and Concept Notes: Luke Pritchard at Akreditasi: Hill Grimmett at Pertanyaan regional untuk Peru atau Brazil terkait RFP, concept notes, atau akreditasi: Claudia Ochoa at Pertanyaan regional untk Indonesia terkait RFP, concept notes, atau akreditasi: Virza Sasmitawidjaja at

60 TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA!

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Deklarasi Rio Branco Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian Rio Branco, Brasil 11 Agustus 2014 Kami, anggota Satuan

Lebih terperinci

PERLUASAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS LAHAN

PERLUASAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS LAHAN PEMBERITAHUAN PERMOHONAN PENGIRIMAN PROPOSAL: PERLUASAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS LAHAN DIBUKA: 25 September, 2016 TENGGAT WAKTU: 15 Desember, 2016 (Mountain Standard Time) 1. LATAR BELAKANG A. THE GOVERNORS

Lebih terperinci

Update Sekretariat untuk Koordinator Mei/Juni 2015

Update Sekretariat untuk Koordinator Mei/Juni 2015 Update Sekretariat untuk Koordinator Mei/Juni 2015 PENGUMUMAN/KEGIATAN PADA BULAN MEI/JUNI 1. Lokakarya GCF di Indonesia 14-15 Mei (Jakarta, Indonesia). Kluster Indonesia menetapkan sistem Ketua Daerah

Lebih terperinci

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates 10 Maret 2014 DRAF Pendekatan Evaluasi ini akan dilakukan

Lebih terperinci

DRAFT Kebijakan Tata Kelola GCF Untuk Dipertimbangkan Anggota GCF 10 Agustus 2011

DRAFT Kebijakan Tata Kelola GCF Untuk Dipertimbangkan Anggota GCF 10 Agustus 2011 DRAFT Kebijakan Tata Kelola GCF Untuk Dipertimbangkan Anggota GCF 10 Agustus 2011 I. Pengantar Rencana Aksi Bersama GCF tahun 2009-2010 menetapkan tujuan-tujuan GCF, dan berisi tiga halaman yang dititikberatkan

Lebih terperinci

Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012

Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012 Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012 Pusat Ilmu Pengetahuan Hutan Catalonia (Forest Sciences Center of

Lebih terperinci

Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur.

Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur. Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur. The Governors Climate and Forests Task Force (GCF) adalah upaya multi-jurisdiksi yang unik antara 14 negara

Lebih terperinci

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur REDD+ telah menjadi hal yang menonjol dalam beberapa tahun terakhir sebagai salah satu dari sedikit hal menyangkut konsensus dalam kebijakan politik internasional.

Lebih terperinci

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014 A) Latar Belakang Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat

Lebih terperinci

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI KONTRIBUSI NON-PARTY STAKEHOLDERS (NPS) DI KALIMANTAN TIMUR DALAM PEMENUHAN NDC FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI Niken Sakuntaladewi (niken_sakuntaladewi@yahoo.co.uk) Pusat Litbang Sosial,

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

SATUAN TUGAS PARA GUBERNUR DI BIDANG IKLIM DAN KEHUTANAN (GCF) BERITA ACARA DAN KEPUTUSAN PERTEMUAN BISNIS. 15 Juni 2015

SATUAN TUGAS PARA GUBERNUR DI BIDANG IKLIM DAN KEHUTANAN (GCF) BERITA ACARA DAN KEPUTUSAN PERTEMUAN BISNIS. 15 Juni 2015 SATUAN TUGAS PARA GUBERNUR DI BIDANG IKLIM DAN KEHUTANAN (GCF) BERITA ACARA DAN KEPUTUSAN PERTEMUAN BISNIS 15 Juni 2015 Pertemuan Temuan GCF, Catalonia, Spain Robert Palace, Barcelona, 15 Juni 2015 AGENDA...

Lebih terperinci

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force] Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force] Kelompok Ad-Hoc Keterlibatan GCF-Stakeholder 18 Agustus 2010 Satgas

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR

Lebih terperinci

REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan

REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan Lokakarya Pengembangan Kapasitas REDD+ Bogor, Indonesia 19 Maret 2010 Crystal Davis World Resources Institute Topik Presentasi 1. Mengapa tata kelola kehutanan penting

Lebih terperinci

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Strategi Nasional, Pengembangan Kelembagaan, dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Perhatian khusus terhadap hutan bukan hal baru 2007 2008 2009 Jan 2010 Mei 2010

Lebih terperinci

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Laporan No.: Nama Proyek Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor Lingkungan dan Pedesaan ID

Lebih terperinci

Pohon berarti kehidupan bagi kami.

Pohon berarti kehidupan bagi kami. satuan tugas Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur Laporan Kegiatan GCF tahun 2010 Pohon berarti kehidupan bagi kami. Odigha Odigha Ketua Komisi Kehutanan, Cross River State, Nigeria Daftar Isi Latar Belakang

Lebih terperinci

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI TATA KELOLA SUMBERDAYA ALAM DAN HUTAN ACEH MENUJU PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DAN RENDAH EMISI VISI DAN MISI PEMERINTAH ACEH VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi GCF Bali, Juni 2014

Pertemuan Koordinasi GCF Bali, Juni 2014 Pertemuan Koordinasi GCF Bali, 23-25 Juni 2014 Strategi Rencana Aksi Provinsi Papua BP REDD+ PEMDA PAPUA Yurisdiksi (Kabupaten) Komda PIP Penetapan REL dan MRV ParCiMon (Participatory Monitoring by Civil

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS) I. Pernyataan Tujuan A. Perubahan iklim menimbulkan tantangan dan resiko global terhadap lingkungan dan ekonomi, membawa dampak bagi kesehatan manusia,

Lebih terperinci

AGENDA PERTEMUAN SATUAN TUGAS IKLIM DAN KEHUTANAN GUBERNUR. September 13 17, 2010 Hotel Barrudada Tropical Santarém, Brasil

AGENDA PERTEMUAN SATUAN TUGAS IKLIM DAN KEHUTANAN GUBERNUR. September 13 17, 2010 Hotel Barrudada Tropical Santarém, Brasil AGENDA PERTEMUAN SATUAN TUGAS IKLIM DAN KEHUTANAN GUBERNUR September 13 17, 2010 Hotel Barrudada Tropical Santarém, Brasil Minggu, September 12, 2010 o Kedatangan Ketua GCF, Pimpinan dan Anggota Satgas

Lebih terperinci

2014 GCF Annual Meeting Rio Branco, Acre

2014 GCF Annual Meeting Rio Branco, Acre Senin, 11 Agustus 2014 Pertemuan Tahunan Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur Diselenggarakan oleh Ketua GCF 2014: Acre, Brasil 11-14 Agustus 2014 Maison Borges - Rio Branco, Acre Agenda 8:00-9:00 Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

9. Regulasi Cap-and-Trade

9. Regulasi Cap-and-Trade 9. Regulasi Cap-and-Trade Rencana Penjajakan (Scoping Plan) merekomendasikan pengembangan sebuah Program Cap-and-Trade California yang dikaitkan dengan program-program kemitraan Inisiatif Iklim Barat (Western

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi GCF

Pertemuan Koordinasi GCF Didanai oleh Uni Eropa Pertemuan Koordinasi GCF Bali, 23-25 Juni 2014 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan pelopor global dalam hal komitmen negara berkembang untuk melakukan aksi mitigasi secara nasional

Lebih terperinci

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA IMPLEMENTASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Ir. Wahyuningsih Darajati, M.Sc Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Disampaikan ik dalam Diskusi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional UNFCCC dan juga telah menyepakati mekanisme REDD+ yang dihasilkan oleh rezim tersebut dituntut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertemuan G20 di Pittsburg pada bulan September 2009, telah mencanangkan bahwa pada tahun 2020 Indonesia akan menurunkan emisi Gas

Lebih terperinci

PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM OUTLINE ISU PENDANAAN REDD+ PROGRESS PENDANAAN REDD+ di INDONESIA

Lebih terperinci

Pertemuan Tahunan Satuan Tugas Para Gubernur di Bidang Iklim dan Kehutanan Jalur dan Kemitraan Baru bagi Anggota dan Pemangku Kepentingan GCF

Pertemuan Tahunan Satuan Tugas Para Gubernur di Bidang Iklim dan Kehutanan Jalur dan Kemitraan Baru bagi Anggota dan Pemangku Kepentingan GCF Pertemuan Tahunan Satuan Tugas Para Gubernur di Bidang Iklim dan Kehutanan Jalur dan Kemitraan Baru bagi Anggota dan Pemangku Kepentingan GCF Diselenggarakan oleh Ketua GCF 2015: Catalonia 17 & 18 Juni

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF 2015-2019 PUSLITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN Bogor, 7 Agustus 2014 OUTLINE Visi dan Misi Rencana Kerja 2015 RPI Kontribusi Sektor Kehutanan dalam Penanganan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan + Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada Lokakarya Community of Practice : Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+ MENTERI KEHUTANAN LETTER OF INTENT (LOI) ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH NORWEGIA TENTANG KERJASAMA PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI KEHUTANAN JAKARTA,

Lebih terperinci

Lokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi

Lokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi Lokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi Balikpapan, 24-25 November 2014 Dr. H. Awang Faroek Ishak Gubernur Kalimantan

Lebih terperinci

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM Oleh DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM ACARA PELATIHAN GCF YANG BERJUDUL PENGUATAN KERANGKA KERJA KELEMBAGAAN PROVINSI MENGENAI PERUBAHAN

Lebih terperinci

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011 Pak Muliadi S.E yang terhormat, Terima kasih atas surat Anda tertanggal 24 Februari 2011 mengenai Kalimantan Forests and Climate

Lebih terperinci

RANGKUMAN PERTEMUAN TAHUNAN GCF 2011 Palangka Raya, Indonesia September 2011

RANGKUMAN PERTEMUAN TAHUNAN GCF 2011 Palangka Raya, Indonesia September 2011 RANGKUMAN PERTEMUAN TAHUNAN GCF 2011 Palangka Raya, Indonesia 20-22 September 2011 Satuan Tugas Iklim dan Hutan Gubernur (GCF) menyelenggarakan pertemuan paripurna ke-5 di Palangka Raya, Kalimantan Tengah,

Lebih terperinci

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DIREKTORAT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul: Jenis Kegiatan: Mitigasi Berbasis Lahan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN, KEMITRAAN, DAN INOVASI UNTUK MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN

KEPEMIMPINAN, KEMITRAAN, DAN INOVASI UNTUK MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN KEPEMIMPINAN, KEMITRAAN, DAN INOVASI UNTUK MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN TUAN RUMAH KETUA GCF 2014 ACRE, BRASIL 11 14 AGUSTUS, 2014 MAISON BORGES RIO BRANCO, ACRE RANGKUMAN EKSEKUTIF Di bawah kepemimpinan

Lebih terperinci

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia ISSN : 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM Jl. Gunung Batu No.

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia Juli 2014 Komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi risiko perubahan iklim tercermin melalui serangkaian

Lebih terperinci

Forum Lanskap Global. Rumusan Hasil. 2013, Warsawa, UNFCCC

Forum Lanskap Global. Rumusan Hasil. 2013, Warsawa, UNFCCC Forum Lanskap Global Rumusan Hasil 2013, Warsawa, UNFCCC Forum Lanskap Global: Rumusan Hasil Forum Lanskap Global: Rumusan Hasil Rekomendasi 1. Menerapkan prinsip-prinsip pendekatan lanskap dalam REDD+

Lebih terperinci

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth Memprioritaskan Investasi: Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau Oktober 2013 Kata Sambutan Dr Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A Wakil Menteri Kementerian Perencanaan

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai Para Peserta) Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan

Lebih terperinci

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) dari Proyek

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2015 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MENCIPTAKAN JASA-JASA LINGKUNGAN DAN REDD+ ROUNDTABLE MADRE DE RIOS Apa» Pembentukan Jasa-jasa Lingkungan

Lebih terperinci

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal Kemajuan Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal Ringkasan Eksekutif November 2015 www.forestdeclaration.org An electronic copy of the full report is available

Lebih terperinci

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah April 2015 Supported by: Dalam Konteks Indonesia dan Kalimantan Tengah Indonesia memiliki 10% dari

Lebih terperinci

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep No.149, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN. Badan Pengelola. Penurunan. Emisi Gas Rumah Kaca. Kelembagaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca runtuhnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adi kuasa, telah membawa agenda baru dalam tatanan studi hubungan internasional (Multazam, 2010). Agenda yang awalnya

Lebih terperinci

Mempersiapkan Program Pengurangan Emisi dalam Kerangka Skema Carbon Fund

Mempersiapkan Program Pengurangan Emisi dalam Kerangka Skema Carbon Fund Mempersiapkan Program Pengurangan Emisi dalam Kerangka Skema Carbon Fund TIM PENYUSUN ER-PIN FCPF CARBON FUND Puspijak Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Usulan Awal Lokasi

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) KEGIATAN Kode Activity Sistem Procurement Lokasi Dana Fasilitasi Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Komponen 1, Output

Lebih terperinci

TINJAUAN AWAL. SRAP dan Peluang Pendekatan Jurisdiksi. Outline. Latar dan Tujuan Satgas REDD+ Sekilas 11 SRAP Peluang Jurisdiksi: Kasus Kaltim

TINJAUAN AWAL. SRAP dan Peluang Pendekatan Jurisdiksi. Outline. Latar dan Tujuan Satgas REDD+ Sekilas 11 SRAP Peluang Jurisdiksi: Kasus Kaltim SRAP dan Peluang Pendekatan Jurisdiksi TINJAUAN AWAL TK ISP Bogor, 21 Juni 2013 Outline Komentar atas TOR Latar dan Tujuan Satgas REDD+ Sekilas 11 SRAP Peluang Jurisdiksi: Kasus Kaltim 1 Komentar atas

Lebih terperinci

Kegiatan GCF 2010 didukung oleh ClimateWorks dan Yayasan Gordon and Betty Moore

Kegiatan GCF 2010 didukung oleh ClimateWorks dan Yayasan Gordon and Betty Moore GUGUS TUGAS IKLIM DAN HUTAN TINGKAT PROVINSI 18-20 Mei 2010 Banda Aceh, Indonesia AGENDA Satu hari penuh Senin 17 Mei 2010 Kedatangan Peserta di Banda Aceh Kedatangan para peserta GCF Jamuan Selamat Datang

Lebih terperinci

Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan. Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim

Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan. Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim Proses UNFCCC terkait pendanaan, 2013 ADP 2-1 Bonn 29 Apr-3 Mei Intersessional Bonn 3-14

Lebih terperinci

SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI. Koordinator DEDEN DJAENUDIN

SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI. Koordinator DEDEN DJAENUDIN SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI Koordinator DEDEN DJAENUDIN TARGET OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA OUTPUT 1: OUTPUT 2: OUTPUT 3: OUTPUT 4: OUTPUT 5: Sosial

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA Nama Organisasi Periode pekerjaan: Conservation International Indonesia Mei : Mendukung pencapaian visi dan misi CI Indonesia melalui

Lebih terperinci

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI Lokakarya Nasional Peran dan Manfaat Pembangunan Berkelanjutan Bagi Kalangan Perbankan PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI Toshiro Nishizawa Japan Bank for International Cooperation Chair, UNEP FI

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia

Strategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia Strategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia Doddy S. Sukadri Yayasan Mitra Hijau (YMH) Jakarta 29 Maret 2017 Paparan Hari ini UNFCCC LATAR BELAKANG Artikel 6 UNFCCC (Action for Climate

Lebih terperinci

GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS FUND INDONESIA PROJECT (2015)

GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS FUND INDONESIA PROJECT (2015) GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS FUND INDONESIA PROJECT (2015) LAPORAN KEGIATAN GCF KICK OFF MEETING DAN THREE DAYS TRAINING FOR CAPACITY BUILDING FOR GCF PROVINCES TO CONDUCT FOREST CARBON INVENTORY, AND

Lebih terperinci

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim Jakarta, 17 Januari 2018 Agenda Presentasi RPP Perubahan Iklim sebagai Instrumen Pelaksana UU 16/2016 Good Governance dalam RPP Perubahan

Lebih terperinci

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA SOLUSI Masa depan perdagangan internasional Indonesia tidak harus bergantung pada deforestasi. Sinar Mas Group adalah pemain terbesar dalam sektor-sektor pulp dan kelapa sawit, dan dapat memotori pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGELOLA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI DEFORESTASI, DEGRADASI HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN TROPICAL FOREST CONSERVATION FOR REDUCING EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION AND ENHANCING CARBON STOCKS IN MERU BETIRI NATIONAL PARK, INDONESIA ITTO PD 519/08 REV.1 (F) KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

DANA INVESTASI IKLIM

DANA INVESTASI IKLIM DANA INVESTASI IKLIM 29 November 2011 USULAN RANCANG MEKANISME HIBAH TERDEDIKASI UNTUK WARGA PRIBUMI DAN MASYARAKAT LOKAL YANG AKAN DISUSUN BERDASARKAN PROGRAM INVESTASI HUTAN PENDAHULUAN 1. Dokumen Rancang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Apa» Perencanaan dan pemetaan partisipatif penggunaan lahan membangun kesiapan REDD+ dan memperkuat kepemilikan lahan diantara masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi prioritas dunia saat ini. Berbagai skema dirancang dan dilakukan

Lebih terperinci

REDD+: Selayang Pandang

REDD+: Selayang Pandang REDD+: Selayang Pandang Outline Paparan Tentang REDD+ Makna REDD+ bagi Masyarakat Adat Implikasi Operasional 1 1 REDD+ = Apa itu REDD+? Reduksi (=pengurangan) Emisi dari Deforestasi dan Degradasi hutan

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework/Kerangka Kerja Akuntabilitas (AFi) adalah suatu upaya kolaboratif untuk membantu perusahaan memenuhi komitmen rantai pasokan etis mereka terhadap rantai pasokan pertanian

Lebih terperinci

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan ISSN : 2085-787X Volume 5 No. 2 Tahun 2011 Transfer Fiskal antara Pemerintah

Lebih terperinci

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA Informasi Umum Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (Clean Stove

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Papua dengan luas kawasan hutan 31.687.680 ha (RTRW Provinsi Papua, 2012), memiliki tingkat keragaman genetik, jenis maupun ekosistem hutan yang sangat tinggi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi kawasan hutan di semua kabupaten di provinsi Jambi menurut hasil pengukuran indeks tata kelola hutan di 9 Kabupaten di provinsi oleh PGA UNDP

Lebih terperinci

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Dr. Medrilzam Direktorat Lingkungan Hidup Kedeputian Maritim dan Sumber Daya Alam Diskusi Koherensi Politik Agenda Pengendalian Perubahan

Lebih terperinci

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Desi Kusumadewi Senior Program Manager Landscape & Commodities IDH, The Sustainable Trade Initiative

Lebih terperinci

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia Peran dalam JCM Sekretariat JCM Indonesia Konsep dasar JCM Jepang Digunakan untuk membantu memenuhi target penurunan emisi Jepang Teknologi, investasi, pendanaan dan pembangunan kapasitas Sistem pelaporan,

Lebih terperinci

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini?

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini? Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, 17-19 Maret 2010 Untuk apa kita berada disini? Tulislah dalam metaplan, apa yang diharapkan dalam lokakarya ini. 1

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif. Laporan tentang Penilaian terhadap Beberapa Pilihan untuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD)

Ringkasan eksekutif. Laporan tentang Penilaian terhadap Beberapa Pilihan untuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) Laporan tentang Penilaian terhadap Beberapa Pilihan untuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) Ringkasan eksekutif Pemerintah Norwegia Dokumen ini diterbitkan untuk kepentingan

Lebih terperinci