IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN, PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN, PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA"

Transkripsi

1 Surahyo IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM SISTEM PENDIDIKAN, PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA Surahyo STIT Muh. Kendal Abstrak: Implementasi Total Quality Manajement di sekolah mempunyai tujuan utama memberikan kepuasan terhadap pelanggan jasa pendidikan baik internal atau eksternal dengan hasil produk bermutu. Implementasi Total Quality Manajement di sekolah dibutuhkan sedikitnya tiga tahapan pelaksanaan, yaitu: persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan. Hambatan implementasi Total Quality Manajement di sekolah, antara lain adanya penolakan terhadap perubahan, belum adanya komitmen terhadap mutu, serta kurangnya kesiapan, kesediaan dan kompetensi sumbar daya manusia. Solusi alternatifnya perlu adanya informasi pentingnya perubahan mencapai mutu, mempertahankan dan mengembangkannya, sehingga tumbuh komitmen bersama terhadap mutu. Kata Kunci: Total Quality Manajement, Peningkatan Mutu Pendidikan. Pendahuluan Reformasi sekolah ( school reform) harus dilaksanakan untuk merespon kondisi pendidikan saat ini yang dinilai semakin memprihatinkan. Secara tidak langsung langkah langkah positif telah dilaksanakan dengan dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nasional sekitar dua belas tahun yang lalau tepatnya pada tanggal 2 Mei 2002, untuk memulai gerakan peningkatan mutu pendidikan. Gerakan ini perlu diawali dengan adanya reformasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau madrasah sebagai lembaga atau institusi yang memberikan layanan pendidikan apabila pendidikan kita ingin lebih bermutu. 1 1 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

2 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dasar pemikiran perlunya Total Quality Manajement (TQM) sangat sederhana, yaitu bahwa cara yang terbaik untuk dapat bersaing dan memiliki keunggulan dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Salah satu cara terbaik sebagi upaya memperbaiki kemampuan komponen komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan cara menerapkan konsep Total Quality Manajement. 2 Pada awalnya konsep Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajement) dikembangkan untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan organisasi bisnis, sebagai dampak dari semakin tajamnya persaingan dalam bidang usaha. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya konsep Total Quality Manajement (TQM) diterapkan pula dalam bidang industri, jasa dan pendidikan. Aspek yang paling fundamental dari sebuah manajemen ilmiah adalah adanya suatu pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan. Meskipun pembagian tugas dalam suatu organisasi telah menimbulkan peningkatan yang besar dalam hal produktivitas, sebenarnya konsep pembagian tugas tersebut telah menyisihkan konsep lama mengenai keahlian dan keterampilan, di mana seseorang yang sangat terampil melakukan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pendidikan sebagai produk jasa selalu dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya, dan hal itu harus dilakukan apabila tidak ingin ditinggal oleh pelanggan. Upaya untuk mencapai kondisi tersebut dengan mengadakan perubahan perubahan, antara lain dengan mengimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajement) dalam dunia pendidikan. Faktor yang mendorong diimplementasikannya Total Quality Manajement dalam dunia pendidikan adalah adanya kekuatan faktor eksternal (berasal dari luar oraganisasi), yang meliputi: a. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berlangsung setiap saat dan begitu cepat, besar pengaruhnya terhadap sistem pendidikan di sekolah, baik terhadap perencanaan, proses dan hasil pendidikan. Dengan demikian, sekolah perlu dikondisikan agar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan tersebut. 2 Fandy Tjiptono, dan Anastasia Diana, Toatal Quality Manajement, Edisi Revisi. (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm. 10. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 99

3 Surahyo b. Perkembangan penduduk yang cepat memerlukan pelayanan pandidikan yang besar. Untuk itu diperlukan anggaran yang besar pula, di samping diperlukan strategi yang tepat agar pendidikan dapat dinikmati oleh seluruh warga negara secara merata. c. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam waktu yang relatif singkat perekonomian Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara mantap dan dapat meningkatkan pendapatan nasional yang cukup tinggi. Hal yang demikian menjadi tantangan bagi sekolah bagaimana dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, mampu dan terampil, memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, dan mempunyai daya pandang jauh ke depan. Oleh karena itu, sekolah perlu mengadakan perubahan perubahan dan pembaharuan. d. Perkembangan teknologi informasi yang berjalan cepat memungkinkan hubungan antar negara menjadi semakin erat, seakan-akan tidak ada lagi pembatas. Untuk itu sekolah harus dapat mengantisipasi dengan mengadakan penyesuaian penyesuaian agar peserta didik tidak menjadi korban. 3 Di samping faktor eksternal, ada kekuatan faktor internal yang juga dapat mendorong perlunya implemenatsi Total Quality Manajement (TQM) dalam dunia pendidikan, yaitu adanya masalah sumber daya manusia dan perilaku atau keputusan manajerial. Dengan demikain menjadi kebutuhan yang mendesak untuk diimplementasikan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajement) di sekolah. Total Quality Manajement dalam Konteks Pendidikan Total Quality Manajement (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Suatu pendekatan, Total Quality Manajement (TQM) memiliki sistem manajemen yang mampu mengangkat kualitas sebagai strategi usaha yang berorinetasi pada kepuasan pelanggan dengan cara melibatkan seluruh anggota organisasi atau institusi. Total Quality Manajement (TQM) merupakan sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam 3 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

4 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggan saat ini dan masa yang akan datang. Total Quality Manajement bukanlah sebuah tugas yang hanya dikerjakan manajer senior yang selanjutnya memberikan arahan kepada bawahannya. Kata total atau terpadu dalam Total Quality Manajement menegaskan setiap orang yang berada dalam sebuah organisasi harus terlibat penuh dalam upaya melakukan peningkatan secara terus-menerus. Manajemen dalam Total Quality Manajement berlaku bagi setiap orang, sebab setiap orang dalam sebuah institusi, apapun status, posisi atau perananya adalah manajer bagi tanggungjawabnya masingmasing. Total Quality Manajement merupakan sebuah pendekatan praktis, namun strategis dalam melaksanakan roda organisasi yang memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan dan kliennya. Sebuah pendekatan, Total Quality Manajement memiliki tujuan yang jelas dan terarah yaitu mencari peningkatan hasil, kualitas yang lebih baik dan tepat dengan cara yang konsisten dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Implementasi Total Quality Manajement di Sekolah. Sesuai dengan awal munculnya konsep Manajemen Mutu Terpadu ( Total Quality Manajement) yang dikembangkan di lingkungan organisasi profit (perusahaan dan industri), maka dalam penerapan pengendalian manajemen mutu terpadu pada organisasi non profit seperti di sekolah sudah barang tentu tidak sama persis dengan yang diterapkan di dalam organisasi profit (dunia bisnis) pada umumnya, karena perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, serta menyesuaikan dengan kebutuhan yang relevan dengan usaha peningkatan kualitas/mutu pendidikan di sekolah, di samping adanya perbedaan dalam menginterpretasikan pengertian kualitas/mutu sebagai terminologi kunci utama. Implementasi manajemen mutu terpadu artinya adanya upaya mengadakan perubahan sistem manajemen yang telah ada dan mapan, dari sistem manajemen tradisional/manajemen lainnya beralih ke sistem manajemen baru yaitu Total Quality Manajement (TQM). Sedangkan untuk mengimplementasikan TQM diperlukan komitmen jangka panjang dan perubahan total atas sistem yang telah ada, maka dipandang perlu untuk diketahui perbedaan paradigma Total Quality Manajement (TQM) dengan paradigma manajemen lainya. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 101

5 Surahyo 1. Asal Intelektualnya. Sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal darai ilmu ilmu sosial. Ilmu ekonomi mikro merupakan dasar dari sebagian besar teknik teknik manajemen keuangan, ilmu psikologi mendasari teknik pemasaran dan, sosiologi memberikan dasar konseptual bagi desain organisasi. 2. Sumber Inovasinya Sebagian besar ide dan teknik manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan terkemuka. Inovasi Total Quality Manajement (TQM) sebagian besar dihasilkan oleh para pionir yang pada umunya para insinyur teknik industri dan ahli fisika yang bekerja di sektor industri dan pemerintah. 3. Asal Negara Kelahiran Kebanyakan konsep dan teknik dalam manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategik, dan desain organisasi berasal dari negara Amerika Serikat dan kemudian tersebar ke seluruh dunia. Total Quality Manajement (TQM) semula berasal dari negara Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian berkembang ke negara-negara lain termasuk negara Indonesia. 4. Proses Penyebaran atau Diseminasi Penyebaran sebagian manajemen modern bersifat hirarkis dan top down. Yang mempeloporinya biasanya adalah perusahaan perusahaan raksasa. Sedangkan perbaikan kualitas merupakan proses bottom up, yang biasanya dipelopori oleh perusahaan perusahaan kecil. Dengan memperhatikan perbedaan sebagaimana tersebut di atas sangat jelas dapat disebutkan bahwa Total Quality Manajement (TQM) terfokus pada pengupayaan kepuasan pelanggan, dengan hasil produk yang berkualitas atau bermutu. Kata kunci quality atau mutu dalam Total Quality Manajement perlu diuraikan agar dapat digunakan dalam menjembatani pengimplentasiannya di lingkungan organisasi atau lembaga non profit khususnya di bidang pendidikan. Pengertian kualitas sebagaimana tersebut di atas jelas berorientasi pada organisasi profit dalam menjalankan proses produksi, yang menunjukkan bahwa kondisi produk sebagai hasilnya harus memenuhi beberapa tolok ukur tertentu. Di antara tolok ukur yang dimaksud adalah terpenuhinya persyaratan yang dituntut konsumen pada produk tersebut. Tolok ukur yang lain meliputi kondisi kemampuan memenuhi persyaratan yang dituntut oleh konsumen sejak awal dan 102 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

6 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu secara terus menerus sesuai keinginan dan kebutuhannya yang selalu dapat berubah dan berkembang. 4 Sesuai permasalahan yang dibahas yaitu Implementasi Total Quality Manajement (TQM) pada dunia pendidikan, dimana termasuk organisasi non profit yang memiliki produk berupa jasa pendidikan, pengertian kualitas jasa pendidikan menurut Sallis (1993, Kualitas yang di dalamnya terkandung makna dapat memberi kepuasan lebih dari pada apa yang diminta dan diinginkan oleh konsumen. Berdasarkan pengertian kualitas tersebut di atas, semuanya terfokus pada pemberian kepuasan pelanggan dalam memanfaatkan produk yang dihasilkan atau bahkan melebihi dari apa yang diinginkan oleh pelanggan. Total Quality Manajement dikembangkan tidak hanya sekedar sebagai konsep yang mengutamakan kualitas pada produk akhir, karena untuk mendapatkan produk yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor simultan, yaitu kualitas proses, lingkungan kerja dan sumber daya manusia yang mengahasilkan produk sebagaimana yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. 5 Mengingat Total Quality Manajement di lingkungan pendidikan merupakan sesuatu yang relatif baru, maka perlu dicermati prinsip prinsip mendasar agar pelaksanaannya dapat dilaksanakan sebagiamana yang diaharapkan. Prinsip yang dimaksud adalah komitmen pimpinan (top manajer) dan semua staf guru dan karyawan untuk menerima Total Quality Manajement sebagai filsafat yang menjadi dasar budaya organisasi dan perilaku manajerial. Dengan demikian, bahwa dalam budaya organisasi, konsep kualitas harus dapat diterima melalui perpaduan semua fungsi manajemen kualitas sebagai proses yang sejak awal dan secara terus menerus dilaksanakan dalam memberikan pelayanan dan menghasilkan produk jasa yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Di dalam budaya organisasi yang mengutamakan kualitas, berarti seluruh fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pendanaan dan kontrol, harus dilaksanakan sesuai dengan karakteristik Total Quality Manajemen. 4 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), hlm Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Manajement. Edisi Revisi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm. 96 JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 103

7 Surahyo Filosifi Total Quality Manajement dalam pendidikan yang arahnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, maka budaya kerja yang mantab harus terbina dan berkembang dengan baik dari seluruh tenaga pendidik dan kepenidikan yang terlibat. Motivasi, sikap, kemauan dan dedikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting dari budaya kerja yang bermutu. 6 Total Quality Manajement tidak mengabaikan pembahasan masalah in-put (peserta didik) dan out-ut (lulusan), tetapi terpusat pada pelanggan yang memiliki kebutuhan dan bagaimana cara memuaskan pelanggan. Adanya pendapat yang menyatakan bahwa lulusan merupakan produk pendidikan pada kenyataanya memiliki kelemahan-kelemahan yang mendasar. Menurut Permadi sebagaimana dikutip Mulyasa karena Lulusan peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikannya adalah individu yang perilaku dan perbuatnnya sesungguhnya bukan hanya dipengaruhi ilmu dan keterampilan yang diperolehnya selama pendidikan, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, termasuk motivasi kerja, sikap, dan latar belakang budaya serta pengaruh lingknugan. 7 Dengan demikian pendidikan yang berkualitas tidak hanya dilihat dari mutu lulusannya saja, melainkan dapat dilihat dari bagaimana lembaga pendidikan tersebut mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Dalam pengimplementasian Total Quality Manajement di sekolah atau madrasah harus melalui tahapan tahapan yang terencana. Tahapan-tahapan implementasi Total Quality Manajement dikelompokan menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu persipan, perencanaan, dan pelaksanaan. Masing masing dari tahapan tersebut terdiri dari beberapa langkah, di mana waktu yang diperlukan untuk setiap langkah tergantung pada organisasi yang menerapkanya. a. Persiapan, meliputi: pelatihan, menyusun visi dan prinsip sebagai pedoman, merumuskan tujuan, komunikasi dan publikasi, identifikasi kekuatan dan kelemahan, identifikasi pendukung dan penolak, memperkirakan sikap karyawan dan mengukur kepuasan pelanggan. b. Perencanaan, meliputi: identifikasi proyek, komposisi tim, dan pelatihan tim. 6 Endong Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 9 7 Endong Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

8 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu c. Pelaksanaan, yang meliputi: penggiatan tim, umpan balik dari pelanggan, umpan balik dari karyawan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Total Quality Manajement memiliki makna ganda, yaitu sebagai filosofi yang melandasi kegiatan berfikir dan sebagai metode untuk meningkatkan kegiatan praktis operasional serta menjalankan manajemen perubahan. Dengan penerapan Total Quality Manajement sebgai filosofi dan metode, akan dapat memenuhi kepuasan dan loyalitas semua pihak yang berkepentingan baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu implementasi mamajemen mutu hendaknya berorientasi pada komitmen terhadap budaya mutu. Implementasi Total Quality Manajement memerlukan kesungguhan dari semua pihak dalam pelaksanaanya, dan merupakan suatu proses yang relatif panjang. Sehubungan dengan hal itu, top manajer harus melibatkan partisipasi aktif dari seluruh guru, staf dan karyawan, sehingga tumbuh komitmen yang tinggi terhadap pencapaian tujuan. Hambatan dan Pemecahannya Mengimplementasikan Total Quality Manajement atau Manajemen Mutu Terpadu sebagai paradigma baru pada sistem manajemen bidang pendidikan, berarti mengadakan perubahan yang fundamental dan integral dari sistem manajemen sebelumnya (tradisional). Oleh sebab itu, penolakan terhadap perubahan pasti akan ada, meskipun hal tersebut merupakan perilaku yang umum dan biasa terjadi dalam bidang apa saja. Di samping itu, diperlukan adanya kesiapan sumber daya manusia untuk melaksanakan manajemen mutu tersebut, serta menuntut adanya komitmen jangka panjang dari semua personal yang terlibat. Dengan kondisi tersebut, maka dimungkinkan akan muncul hambatan hambatan tentang implementasi Total Quality Manajement dalam bidang pendidikan, antara lain: 1. Persepsi atau interpretasi guru dan tenaga kependidikan lainnya terhadap perubahan sangat mempengaruhi penolakan terhadap perubahan. Ketika perubahan tersebut dirasakan dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan yang lebih baik dari sistem sebelumnya, mereka pasti mendukungnya. Tetapi, apabila perubahan tersebut dirasakan merugikan karena adanya hambatan personal cost bagi karyawan, pasti adanya perubahan tersebut akan ditolak. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 105

9 Surahyo Untuk mengatasi penolakan tersebut, maka seorang manajer/kepala sekolah sangat diharapkan untuk dapat memberikan informasi yang mendalam tentang perubahan tersebut, menyampaikan alasan atau dasar pemikiran perlunya dilakukan perubahan, melakukan pertemuan tertentu dengan seluruh guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk membahas setiap perubahan dan kemungkinan pengaruhnya terhadap mereka. 2. Belum adanya kebersamaan sikap terhadap kualitas. Kesadaran akan adanya kualitas dalam organisasi bergantung pada banyak faktor yang saling terkait dan mempengaruhi, terutama sikap kepala sekolah terhadap kualitas. 8 Ketika ada komitmen dari semua personal, guru dan tenaga kependidikan yang terkait dalam meningkatakan kualitas pendidikan di sekolah melalui implementasi Total Quality Manajement, maka akan dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi, apabila sebagian saja dari mereka tidak memiliki komitmen tersebut, apalagi jika seorang kepala sekolah selaku top manajer tidak memiliki komitmen terhadap mutu, jelas akan menjadi penghambat utama dalam mengimplementasikan Total Quality Manajement di sekolah. Dengan melihat kondisi tersebut di atas, maka perlu dibangun komitmen bersama untuk mengimplementasikan Total Quality Manajement di sekolah yang diawalai dari kepala sekolah selaku top manajer. Kepala sekolah perlu memiliki karakteristik pribadi yang mencakup: motivasi untuk memimpin, kejujuran, integritas, kepercayaan diri, inisiatif, kreativitas, kemampuan kognitif, pengetahuan bisnis, dan kharisma. Kualitas kepala sekolah tersebut dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar memperagakan kualitas kepemimipinan yang sama yang diperlukan untuk mengembangkan budaya Total Quality Manajement. 3. Sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam setiap organisasi yang sangat berpengaruh terhadap berjalan tidaknya suatu program dalam mencapai tujuan. Sukses tidaknya pengimplementasian Total Quality Manajement di sekolah sangat ditentukan oleh kesiapan, kesediaan dan kompetensi kepala sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan untuk sungguh sungguh merealisasikannya. Kesiapan, kesediaan dan kompetensi sumber daya manusia yang 8 Endong Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

10 Implementasi Manajemen Mutu Terpadu tersedia sangat mungkin menjadi kendala dalam implementasian Total Quality Manajement di sekolah. Karakteristik Total Quality Manajement ini bertolak dari asumsi berapapun besar jumlah dana yang disediakan, lengkapnya aset, canggihnya tekonologi yang tersedia, maka akan tidak ada artinya sama sekali, tidak bernilai, bahkan tidak berfungsi apabila yang mendayagunakannya terdiri dari sumber daya manusia (SDM) yang rendah kualitasnya. Oleh karena itu, kemungkinan adanya kendala kesiapan dan kesediaan sumber daya manusia harus diatasi, yaitu dengan cara memberikan informasi secara terus menerus dari kepala sekolah mengenai pentingnya implementasi Total Quality Manajement di sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Adapun untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka memberdayakannya dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan untuk setiap jenjang jabatan dan fungsi organisasi secara berkelanjutan. Pelatihan selain difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai kebutuhan organisasi masa sekarang, juga diarahkan pada pengembangan kemampuan potensial untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan lingkungan di masa depan. Berdasarklan uraian tersebut di atas, bahwa implementasi Total Quality Manajement kemungkinan menghadapi hambatan atau kendala. Hambatan yang muncul akan tidak ada artinya jika dapat terbentuk komitmen bersama terhadap kualitas. Dengan sikap tersebut akan menumbuhkan kekuatan yang besar untuk mengimplementasikan Total Quality Manajement di sekolah yang dipercayai dapat memberikan harapan adanya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Sedangkan untuk mengadakan perubahan dengan mengimplementasikan Total Quality Manajement bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, oleh karena itu sangat diperlukan komitmen jangka panjang dari semua personal yang terlibat. Simpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa tujuan utama dari pengimplementasian Total Quality Manajement di sekolah adalah untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan jasa pendidikan baik internal maupun eksternal dengan hasil produk yang bermutu. Untuk mengimplementasikan Total Quality Manajement di sekolah dibutuhkan sedikitnya tiga tahapan pelaksanaan, yaitu: 1) Tahap persiapan; 2) Tahap perencanaan; dan 3) Tahap pelaksanaan. JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA 107

11 Surahyo Hambatan yang mungkin muncul dengan adanya implementasi Total Quality Manajement di sekolah, antara lain adanya penolakan terhadap perubahan, belum adanya komitmen terhadap mutu, serta kurangnya kesiapan, kesediaan dan kompetensi sumbar daya manusia. Mengatasi hal tersebut perlu adanya informasi terus menerus tentang pentingnya perubahan untuk mencapai kualitas mutu, mempertahankan dan mengembangkannya, sehingga tumbuh komitmen bersama terhadap mutu. Di samping itu perlu diadakan pelatihan bagi semua guru dan tenaga kependidikan yang ada dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Daftar Pustaka Creech, Bill Lima Pilar Manajemen Mutu Terpadu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar bahasa Indonesia, Cetakan 7, Jakarta. Mulyasa, Endong, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cetakan 8, Bandung: Remaja Rosda Karya, Nawawi, Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana Toatal Quality Manajement. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset. Ukas, Maman. Kualitas Jasa Pendidikan Pada Perguruan Tinggi Manajerial, Vol. 1 Nomor 2 Januari JURNAL DIDAKTIKA ISLAMIKA

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak bisa dilepaskan dari peranan sekolah sebagai wadah penggemblengan generasi penerus, dan peranan pendidik sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data BAPEPAM dalam laporan keuangan tahun 2012 menurut Prabowo (2013) bahwa data sektor asuransi menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. manusia seperti yang tercantum dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 8

BAB I. Pendahuluan. manusia seperti yang tercantum dalam Undang- Undang Dasar 1945 pasal 8 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan faktor fundamental yang harus dibangun oleh setiap negara. Indonesia bahkan menetapkan kesehatan sebagai hak asai manusia seperti yang tercantum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement

BAB I PENDAHULUAN. belum sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Menurut Sagala (2010:1) mutu. Menurut Laporan Pengembangan Manusia (Human Developement BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini semakin pesat dan menuntut semua pihak agar bisa dan siap bersaing di era globalisasi. Kenyataan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal era milinium ke tiga yang kita hadapi sekarang ini ditandai dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai konsekuensi, tidak hanya

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga tercipta umat yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga tercipta umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam sangat menginginkan umatnya untuk mengembangkan potensi diri agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga tercipta umat yang bermutu. Adapun ayat al-qur'an

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar AKUNTABILITAS PENDIDIKAN As ari Djohar I. Akuntabilitas Pendidikan LPTK PGSMK a. Akuntabilitas pendidikan adalah suatu perwujudan kewajiban dari Lembaga Pendidikan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

Lebih terperinci

KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN

KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN KONSEP MANAJEMEN STRATEGIK SEBAGAI PARADIGMA BARU DI LINGKUNGAN ORGANISASI PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN Dalam bidang ekonomi khususnya di lingkungan bisnis yang mengembangkan manajemen secara teoritis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kapentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. disenangi oleh masyarakat. Pada awalnya perusahaan menganggap bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perkembangan usaha tersebut dapat dilihat dengan banyaknya berdiri perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2016 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA CREDIT UNION KELING KUMANG HEAD OFFICE BERDASARKAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2016 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA CREDIT UNION KELING KUMANG HEAD OFFICE BERDASARKAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA CREDIT UNION KELING KUMANG HEAD OFFICE BERDASARKAN KONSEP TOTAL QUALITY MANAGEMENT Maria Nantiasa mariatyasa@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan sering diartikan sebagai karakteristik jasa pendidikan yang sesuai dengan kriteria tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user) pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Masyarakat akan semakin kritis memilih barang dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini globalisasi telah menjangkau berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibatnya persaingan pun semakin tajam. Dunia bisnis sebagai salah satu bagiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyerap tenaga kerja, menciptakan produk atau jasa baru, serta

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyerap tenaga kerja, menciptakan produk atau jasa baru, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiataan wirausaha besar, menengah ataupun kecil sudah mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara global. Wirausaha sangat berperan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan setiap perusahaan akan menghadapi persaingan ketat, sehingga dalam perdagangan global ini diperlukan suatu produk yang berkualitas. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan aktivitas operasional yang optimal serta efektif dan efisien sesuai dengan rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc KONSEP PPK Salah satu unsur pokok dalam TQM adalah PPK. Pelibatan karyawan: suatu proses untuk mengikutsertakan para karyawan pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa implementasi manajemen mutu dalam pengelolaan lembaga pendidikan (studi kasus di Lembaga Pendidikan Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem perekonomian yang tidak kuat, telah mengantarkan masyarakat bangsa pada krisis yang berkepanjangan.

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, meliputi manajemen perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah berbasis Islam adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam. Lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya

mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan. Usaha ini hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap berkembang, perusahaan tujuan mempunyai tersebut tujuan hanya untuk dapat tetap dicapai hidup melalui dan usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang paling strategis karena diharapkan dapat mempersiapkan generasi muda yang sadar IPTEK, kreatif, dan memiliki solidaritas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Gudang Garam Tbk sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang industri rokok didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjoyo, perusahaan telah mencatatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU Oleh : WISNU WARDHONO Abstrak Guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Guru dituntut memiliki persiapan yang matang, perencanaan pembelajaran yang sistematis

Lebih terperinci

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajeman Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dilihat dengan banyaknya berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dilihat dengan banyaknya berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin meningkat. Perkembangan dunia bisnis tersebut dilihat dengan banyaknya berdirinya perusahaan-perusahaan baru sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan individu dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan individu dan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, menurut Miftah Thoha bahwa kinerja atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja mengajar guru merupakan komponen paling utama dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga pendidik, terutama guru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Pada jaman dahulu orang orang Yunani memakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak

BAB I PENDAHULUAN. perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia selalu berperan aktif dan merupakan salah satu faktor yang paling dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi, memformulasi, mengemas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia

STIE Putra Perdana Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia. STIE Putra Perdana. Indonesia Cara Berfikir Pimpinan Tentang Mutu Satrias Djamaran, Drs., MM (Dosen Tetap PPI) Abtraksi maupun mental dalam pengelolaan sebuah perguruan tinggi. perguruan tinggi berdasarkan rengking dari BAN-PT. Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga sangat memukul sektor finansial. Bahkan angka kerugian di sektor finansial dilaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. 1 Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan organisasi yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit diprediksikan. Keadaan ini merupakan kelanjutan dari krisis moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, BAB II Pasal 3 tentang

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu lembaga yang lebih rendah kedudukannya menerima pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih kritis terhadap barang yang semakin bermutu. Dunia usaha di Indonesia sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga publik yang mempunyai tugas untuk memberikan pelayanan kepada publik, khususnya pelayanan untuk peserta didik yang menuntut pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy

BAB I PENDAHULUAN. multinasional, tetapi perusahaan kecil juga menghadapi persaingan global (Fandy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju seperti sekarang ini, tidak ada satupun perusahaan yang tidak terkena dampak globalisasi. Bukan hanya perusahaan besar dan multinasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu ke arah modernisasi". Dalam konteks ini pendidikan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. pintu ke arah modernisasi. Dalam konteks ini pendidikan di negara-negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diyakini merupakan salah satu agen perubahan sosial. Pada suatu segi pendidikan dipandang sebagai suatu variabel modernisasi atau pembangunan. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman, motivasi, komitmen yang tinggi, disiplin diri, dan semangat kerja 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, diperlukan sumber daya yang maksimal agar tercapainya tujuan organisasi tersebut. Sumber daya

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM

KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Peran kepemimpinan dalam membangun Total Quality Manajemen adalah unsur terpenting, sebab setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin dan pemimpin harus memiliki visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global sekarang ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut peningkatan mutu calon pekerja di negara-negara Asean,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Pada Triwulan III-2016, kontribusi sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Pada Triwulan III-2016, kontribusi sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bidang Industri merupakan salah satu bidang yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian suatu Negara. Pada Triwulan III-2016, kontribusi sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam proses kemajuan suatu bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai,

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Kinerja organisasi sebagian besar dipengaruhi kinerja para pegawai, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan persaingan yang semakin tajam dan bersifat global menuntut organisasi meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing yang dipengaruhi oleh dua faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri lagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR Nur Widia Wardani Nurul Ulfatin E-mail: nurwidia_wardani@yahoo.co.id, Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci