Hubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang"

Transkripsi

1 Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 71 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) pada Masinis DAOP-IV Semarang Correlation between working period and prevelence of Noise Induced Hearing Loss (NIHL) on Machinist in DAOP-IV Semarang Agung Sulistyanto 1, Yuslam Samihardja 2, Suprihati 2 ABSTRACT Background: Noise Induced Hearing Loss (NIHL) is a hearing loss due to long-term exposure to noise. In industrial environment, NIHL is in first place compare to another occupational disease. However studies on prevelance of Noise Induced Hearing Loss (NIHL) ocaused by locomotive machine are in fact very rare. This study was conducted to determine the prevalence of NIHL for machinist and to find out the correlation between NIHL and working perod and machinist age. Design and Method: This study was analytic descriptive with Cross Sectional Design. Machinists of P.T Kereta Api Daop IV Semarang who fulfilled the inclusion and exclusion criteria were tested the audiometric after 12 hours free of noise. Result: The prevalence of NIHL among machinists at P.T. Kereta Api was 20.4%. Prevalence was found to be higher (18.9% or 26 workers) among the engineers serving for more than or equal to 10 years as compared to those who served less than 10 years (1.4% or 2 workers). The prevalence for the age group of less than 40 year, year, and above 50 year were 4 workers (2.9%), 10 workers (7.3%), 14 workers (10.2%, respectively. Relative risk of NIHL prevalence on machinists after serving for 10 years increased 4 times. Conclusion: There was significant correlation between prevalence of NIHL and working period and tendency of the increase in NIHL with age, (Sains Medika, 1 (1) : 71-80). Keywords: machinist, NIHL prevelance, working period, noise ABSTRAK Pendahuluan: Kurang pendengaran akibat bising atau noise induced hearing loss (NIHL) adalah kurang pendengaran akibat pengaruh bising dalam waktu lama/kronik. Di lingkungan industri, NIHL menduduki peringkat pertama dalam golongan penyakit akibat kerja. Akan tetapi, studi tentang NIHL yang diakibatkan oleh mesin lokomotif pada masinis kereta api jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung prevalensi NIHL pada masinis kereta api dan mencari hubungan antara NIHL dan lamanya bekerja serta umur masinis kereta api. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian Cross sectional pada masinis kereta api di DAOP IV Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pengukuran audiometrik setelah 12 jam bebas paparan bising. Hasil Penelitian: Prevalensi NIHL pada masinis kereta api di Daop IV Semarang adalah 20,4%. Prevalensi lebih tinggi (18,9% atau 26 orang) antara masinis yang telah bekerja lebih dari atau sama dengan 10 tahun dibandingkan masinis yang bekerja kurang dari 10 tahun (1,4% atau 2 orang). Prevalensi pada kelompok umur kurang dari 40 tahun, tahun, dan di atas 50 tahun adalah berturut-turut adalah 4 orang (2.9%), 10 orang (7.3%), dan 14 orang (10.2%). Risiko relatif masinis yang bekerja lebih dari 10 tahun meningkat 4 kali lipat dibandingkan dengan masinis yang bekerja kurang dari 10 tahun. Kesimpulan: Ada hubungan secara signifikan antara prevalensi NIHL dengan lama kerja dan umur masinis, (Sains Medika, 1 (1) : 71-80). Kata kunci: bising, masinis, prevalensi NIHL, lama bekerja PENDAHULUAN Bising secara subyektif adalah suara yang tidak disukai atau tidak dikehendaki oleh seseorang. Secara obyektif bising adalah suara yang komplek, yang terdiri dari 1 2 Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang, (sulis.ags@gmail.com) Bagian THT Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

2 72 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 beragam frekuensi serta intensitas (Oedono, 1996). Kurang pendengaran akibat bising atau Noise Induced Hearing Loss (NIHL) adalah kurang pendengaran akibat kerusakan organ sensorineural telinga yang menetap oleh pengaruh bising dalam waktu lama/kronik (Oedono, 1996). Telah lama diketahui bahwa bising dapat mengakibatkan kurang pendengaran. Bising dengan intensitas diatas 85 db dan berlangsung lama akan mengakibatkan kerusakan organon korti yang menetap dan irreversibel. Kerusakan inilah yang menjadi dasar terjadinya NIHL (Soekirman & Ulfah, 1996). NIHL sudah sering dipublikasikan baik di luar maupun di dalam negeri, namun angka kejadian secara pasti di Indonesia sampai saat ini belum diketahui. Di lingkungan industri, NIHL menduduki peringkat pertama dalam golongan penyakit akibat kerja (Suheryanto, 1996). Masinis PT. Kereta api DAOP-IV Semarang mendapat paparan bising mesin kereta api di dalam loko berkisar 70 db 100 db, sedangkan paparan bising yang diterima penumpang di dalam gerbong berkisar 60 db 80 db tergantung jenis kereta apinya. Instensitas paparan bising yang diterima masinis ini melebihi standar kebisingan yang dianjurkan, yaitu sebesar 85 db (Oedono, 1996). Lama waktu paparan yang diterima masinis saat bekerja di dalam loko rata-rata 6 8 jam/hari atau kurang dari 40 jam dalam satu minggu dengan istirahat selama 2 hari, sedangkan masa kerja masinis rata rata di atas 10 tahun. Pengaruh kebisingan pada pendengaran dibedakan menjadi dua yaitu, yang bersifat sementara dan yang bersifat menetap. Yang bersifat menetap ada 2 jenis yaitu trauma akustik dan NIHL (Garth, 1994). Trauma akustik, dahulu diartikan sebagai semua ketulian yang disebabkan suara bising. Pada saat ini, trauma akustik diartikan sebagai rusaknya sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh letusan atau suara yang dahsyat seperti, letusan senjata api atau ledakan bom. Trauma akustik berarti kerusakan pada elemen saraf di telinga dalam, terutama kerusakan pendengaran yang mendadak disebabkan oleh satu atau beberapa pemaparan energi akustik yang kuat dan tiba-tiba yang dihasilkan oleh ledakan, dentuman keras, bunyi tembakan atau trauma langsung ke kepala atau telinga (Fox, 1997). NIHL adalah hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat menetap, mengenai satu atau dua telinga yang disebabkan oleh bising yang terus

3 Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 73 menerus di lingkungan sekitarnya (Fox, 1997). Laporan mengenai histologi ketulian akibat bising dan penelitian post mortem dari ketulian akibat bising pada manusia sangat sedikit. Kerusakan telinga dalam sangat bervariasi dari kerusakan ringan sel rambut sampai kerusakan total organ corti. Proses pasti kejadian tersebut belum diketahui secara lengkap, tetapi agaknya stimulasi berlebihan oleh bising dalam jangka waktu lama mengakibatkan perubahan metabolik dan vaskuler yang akhirnya mengakibatkan perubahan degeneratif pada bentuk sel sensorik (Fox, 1997). Penelitian eksperimental menunjukkan bahwa nada murni dengan frekuensi tinggi dan intensitas tinggi akan merusak struktur di ujung tengah basal (mid basal end) koklea dan frekuensi rendah merusak struktur dekat apeks koklea. Bising dengan spektrum lebar dan intensitas tinggi akan menyebabkan perubahan struktur di putaran basal koklea pada daerah yang melayani nada sekitar 4000 Hz. Teori yang paling populer menyatakan bahwa struktur anatomi di daerah tersebut lebih lemah dan hal itu sebagai akibat ketajaman pendengaran (auditory acuity) dan spektrum dari stimulus suara. Dikatakan bahwa ketulian yang paling dini terjadi pada sekitar satu oktaf di atas skala frekuensi nada stimulator. Ambang pendengaran yang paling peka pada nada diantara 1000 dan 3000 Hz, sehingga beralasan untuk menduga bahwa NIHL karena spektrumnya akan menyebabkan kerusakan paling dini pada frekuensi diantara 3000 dan 4000 Hz (Fox, 1997). Diagnosis NIHL ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa audiometri. Anamnesis pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam waktu lama. Pada pemeriksaan fisik/otoskopi tidak ditemukan kelainan, sedang pada pemeriksaan audiometri nada murni diketahui tuli sensuroneural pada frekuensi antara 3000 Hz 6000 Hz dan terutama pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik (notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini (Soetirto & Hendarmin, 1997). Suheryanto (1996) melaporkan bahwa pada penelitian terhadap karyawan pabrik tekstil di Jawa Timur membagi kelompok uji dengan masa kerja selisih 5 9 tahun, tahun dan tahun. Angka kejadian NIHL bertambah sesuai masa kerja setelah 5 tahun bekerja. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah adakah hubungan antara lama kerja dengan terjadinya NIHL pada masinis DAOP-IV Semarang. Penelitian ini

4 74 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 bertujuan untuk mengetahui apakah bising kereta api dapat menyebabkan terjadinya NIHL pada masinis DAOP-IV Semarang dan apakah kejadian NIHL tersebut dipengaruhi lama kerja masinis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pengaruh masa kerja masinis terhadap NIHL dan bisa menjadi masukan bagi PT. Kereta Api (Persero) dalam upaya memelihara kesehatan pendengaran para masinisnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2003 di PT. Kereta Api (Persero) DAOP-IV Semarang. Penelitian dimulai dengan membagikan informed consent kepada seluruh masinis untuk ditandatangani sebagai persetujuan untuk pengambilan data. Data personal diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan klinis THT dan pemeriksaan tekanan darah pada seluruh masinis yang memenuhi kriteria sampel. Masinis yang diperiksa adalah yang tidak sedang bekerja atau sudah bebas dari pemaparan bising minimal 12 jam sebelum pemeriksaan. Setelah telinga dibersihkan, dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni dengan Audiometer merk Maico M 42 pada frekuensi 500, 1000, 2000, 4000, 6000, dan 8000 Hz di dalam ruang Balai Pengobatan PT. Kereta Api yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan Audiometri. Sampel penelitian ini adalah seluruh masinis PT. Kereta api DAOP-IV Semarang yang aktif dan memenuhi kriteria inklusi dan bebas dari pemaparan bising minimal 12 jam untuk menghindari dampak stimulasi bising. Kriteria inklusi penelitian ini adalah masih aktif sebagai masinis kereta api, usia kurang dari 55 tahun, dan bersedia menjadi sampel penelitian. Kriteria eksklusi meliputi masinis yang mempunyai riwayat diabetes millitus (DM) atau mengkonsumsi obat ototoksik, mempunyai riwayat ketulian pada keluarga, mempunyai riwayat terpapar ledakan sebelumnya, dan sampel yang pada pemeriksaan otologi menunjukkan subyek menderita atau pernah menderita otitis media kronik (OMK). Intensitas bising dan lama kerja merupakan variabel bebas, sedangkan ada tidaknya NIHL dan derajat NIHL merupakan variabel tergantung. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan Chi Square test, Mann Whitney U-Wilcoxon Rank Sum W- test menggunakan software SPSS 9.0 for Windows.

5 Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 75 HASIL PENELITIAN Hasil pengukuran intensitas kebisingan loko dan gerbong KA disajikan pada Tabel 1. Hasil pemeriksaan pada 145 masinis, 8 orang dikeluarkan dari penelitian karena tidak memenuhi kriteria inklusi. Delapan orang ini terdiri dari 4 orang menderita DM, 2 orang dengan hipertensi dan 2 orang lainnya menderita OMK, sehingga masinis yang dapat dimasukkan dalam penelitian ini sebanyak 137 orang. Distribusi umur termuda 25 tahun dan tertua 54 tahun dengan rerata umur 41,80 tahun dan SD ± 9,76. Hasil pemeriksaan Audiometri sebagaimana disajikan pada Tabel 2. diketahui bahwa sebanyak 28 orang (20,4%) mengalami gangguan pendengaran berupa kurang pendengaran tipe NIHL, 93 orang (67,9 %) normal dan sisanya 16 orang (11,7 %) mengalami kurang pendengaran tipe lainnya berupa trauma akustik sebanyak 6 orang (4,4%), tuli konduktif (CHL) sebanyak 7 orang (5,1%), dan tuli saraf (SNHL) dengan derajat ringan sedang sebanyak 3 orang (2,2%). Hasil pemeriksaan Audiometri, sebagaimana disajikan pada Tabel 3. menunjukkan bahwa 28 orang masinis (20,4 %) menderita NIHL dari 137 orang sampel yang diperiksa, semuanya terjadi pada kedua telinga (bilateral) dan hanya satu orang yang mengalami NIHL pada telinga kiri saja. Selain itu terdapat gangguan pendengaran yang lain berupa trauma akustik (TA) pada 6 orang masinis (4,4 %), masing-masing 3 pada telinga kanan dan 3 pada telinga kiri. Masinis yang mengalami CHL sebanyak 7 orang (5,1 %), dengan pembagian 3 orang mengalami CHL pada telinga kanan, 1 orang telinga kiri, dan 3 orang terkena keduanya (bilateral). SNHL ditemukan pada 3 orang (2,2 %) yang kesemuanya hanya mengenai telinga kiri, sedangkan sisanya 93 orang (67,9 %) mempunyai pendengaran normal. Hampir semua masinis yang menderita NIHL tidak mengeluh menderita kurang pendengaran. Kurang pendengaran hanya ditemukan pada satu orang masinis (0,73 %) dan 27 orang (19,7%) lainnya tidak. Pada kelompok Non NIHL terdapat 11 orang (8,0 %) mengeluh kurang pendengaran sedangkan 98 orang (71,6 %) tidak (Tabel 4). Keluhan tinitus yang menyertai kejadian NIHL pada masinis sebanyak 4 orang (2,9%), sedangkan pada kelompok non NIHL ada 7 orang (5,1 %). Masinis pada kelompok NIHL yang tidak mengeluh adanya tinitus sebanyak 24 orang (17,5%), sedangkan pada

6 76 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 kelompok non NIHL sebanyak 102 orang (74,5%). Seluruh masinis yang mengikuti penelitian ini tidak ada yang mengeluh menderita gangguan vertigo. Pemeriksaan otoskopi pada kedua telinga masinis yang mengalami NIHL tidak ditemukan adanya kelainan. Ditemukan adanya serumen pada 9 orang (6,6 %) kelompok non NIHL yang dibersihkan sebelum dilakukan pemeriksaan Audiometri (Tabel 5). Distribusi masa kerja dari 137 orang masinis yang diteliti paling sedikit adalah 1 tahun dan paling lama 38 tahun dengan rata-rata masa kerja 18,70 tahun dan SD ± 9,76. Masa kerja dikelompokkan menjadi 10 tahunan yaitu kurang dari 10 tahun, terdiri dari 48 orang (35 %) kelompok 10 tahun sampai 19 tahun sebanyak 11 orang (8 %), kelompok 20 tahun sampai 29 tahun sebanyak 63 orang (46 %) dan kelompok 30 tahun lebih ada 15 orang (11%). Berdasarkan pembagian kelompok ini diketahui hubungan antara masa kerja dengan hasil pemeriksaan Audiometri kelompok NIHL dan non NIHL sebagaimana disajikan pada Tabel 6. Hubungan masa kerja dengan kejadian NIHL diperoleh dengan membandingkan masa kerja kurang dari 10 tahun dan masa kerja 10 tahun atau lebih, sebagaimana disajikan pada Tabel 7. Sebanyak 48 orang (35 %) masinis dengan masa kerja kurang dari 10 tahun, yang menderita NIHL sebanyak 2 orang (1,4 %) dan 46 orang (33,7 %) masuk kelompok non NIHL. Kelompok masinis dengan masa kerja 10 tahun atau lebih terdiri dari 26 orang (19 %) yang menderita NIHL sedangkan sisanya 63 orang (45,9 %) menderita non NIHL. Kejadian NIHL berdasarkan umur masinis dikelompokkan berdasarkan selisih umur 10 tahun, kurang dari 40 tahun, 40 sampai 49 tahun dan lebih dari 50 tahun, sebagaimana disajikan pada Tabel 8. Pembagian ini berdasarkan teori bahwa orang yang bekerja dilingkungan bising untuk pertama kali setelah berumur 40 tahun ada kecenderungan lebih rentan terkena NIHL. Angka kejadian NIHL pada masinis kelompok umur kurang dari 40 tahun sebanyak 4 orang (2,9 %), umur tahun sebanyak 10 orang (7,3 %), dan umur lebih dari 50 tahun sebanyak 14 orang (10,2 %).

7 Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 77 Tabel 1. Hasil pengukuran intensitas kebisingan loko dan gerbong KA Sumber : PT. Kereta Api DAOP- IV Semarang Tabel 2. Distribusi kejadian NIHL pada masinis Tabel 3. Distribusi NIHL dan Non NIHL hasil pemeriksaan Audiometri serta lokasi kelainannya Tabel 4. Hubungan keluhan kurang pendengaran dengan kejadian NIHL Tabel 5. Hubungan keluhan tinitus dengan kejadian NIHL

8 78 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Tabel 6. Distribusi masa kerja dengan hasil pemeriksaan Audiometri Tabel 7. Hubungan masa kerja dengan kejadian NIHL X 2 = 1,43 ; p = 0,01 ( p < 0,05) Tabel 8. Distribusi umur masinis dengan hasil pemeriksaan Audiometri PEMBAHASAN Masinis kereta api mempunyai resiko tinggi mengalami NIHL akibat bising mesin kereta api. Mereka bekerja di dalam lingkungan dengan intensitas kebisingan yang tinggi yaitu diatas 85 db dalam waktu 6 8 jam perhari atau sekitar 40 jam per minggu. Penelitian ini dilakukan pada masinis PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi- IV Semarang, dengan distribusi umur termuda 25 tahun dan tertua 54 tahun dan lama kerja yang berbeda. Dari 137 masinis yang ikut dalam penelitian didapatkan hasil 28 orang (20,4%) menderita NIHL. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap bising mesin industri PT. Petro Kimia seperti yang dilakukan Wiyadi (1985) yaitu 56,7%. Suheryanto (1996) melaporkan bahwa sebanyak 71,4% karyawan pabrik tekstil di Jawa Timur menderita NIHL. Tingginya angka kejadian NIHL di lingkungan industri diakibatkan oleh tingginya frekuensi bising dan kurangnya pengetahuan tentang akibat bising lingkungan sehingga masih banyak karyawan yang tidak memakai pelindung telinga. Keluhan kurang pendengaran hanya dialami oleh seorang masinis (0,7%) pada kelompok NIHL, sedangkan sisanya sebanyak 27 orang (19,7%) tidak mengeluh kurang

9 Hubungan Lama Bekerja dan NIHL pada Masinis 79 pendengaran. Minimnya keluhan kurang pendengaran pada kelompok masinis dengan NIHL ini disebabkan oleh kerusakan saraf pendengarannya berada di luar frekuensi pembicaraan sehari-hari yaitu di daerah frekuensi 4000 Hz. Hasil uji statistik menunjukkan keluhan kurang pendengaran ini tidak bermakna (p > 0,05). Hasil pemeriksaan fisik telinga pada kejadian NIHL menunjukkan pada umumnya keadaan liang telinga dan membran timpani dalam batas normal. Pada penelitian ini hanya ditemukan adanya serumen pada 9 orang (6,6%) masinis kelompok non NIHL yang telah dibersihkan sebelum dilakukan pemeriksaan Audiometri. Beberapa penulis mengatakan bahwa keberadaan serumen di liang telinga justru akan melindungi masinis dari gangguan kurang pendengaran tipe sensuroneural. Distribusi masa kerja sebagaimana Tabel 6 menunjukkan kecenderungan meningkatnya kejadian NIHL dengan lamanya masa kerja setelah 10 tahun. Hubungan masa kerja masinis dengan kejadian NIHL dibedakan antara masa kerja kurang dari 10 tahun dengan 10 tahun atau lebih. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian NIHL (p < 0,05). Akan tetapi, hasil ini tidak dapat digunakan sebagai patokan karena terjadinya NIHL dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, pada penelitian ini hasil pemeriksaan Audiometri dikelompokkan menurut distribusi umur masinis dalam rangka menghindari kerancuan dengan awal kejadian presbiakusis yang sesuai perkembangan perbaikan gizi seseorang kini bergeser dari usia tahun ke usia tahun dan teori terakhir setelah umur 55 tahun. KESIMPULAN Kejadian NIHL pada masinis PT. Kereta Api (Persero) DAOP IV Semarang sebanyak 28 orang (20,4%) dari 137 masinis. Kejadian NIHL pada masinis meningkat sesuai masa kerja, dan pada umumnya terjadi setelah bekerja lebih dari 10 tahun. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, agar manfaat penelitian ini dapat diaplikasikan maka: (1) Masinis kereta api diwajibkan memakai pelindung telinga pada saat menjalankan tugas, (2) PT. Kereta Api wajib melaksanakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. SE 01/MEN/1978 tentang nilai ambang bising dan

10 80 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 waktu pajanan yang dianjurkan, (3) Pemeriksaan Audiometri pada semua masinis perlu dilakukan secara periodik selama masa kerja. DAFTAR PUSTAKA Fox, M.S., 1997, Pemaparan bising industri dan kurang pendengaran, Dalam: Ballenger J.J., Penyakit telinga hidung tenggorok, kepala dan leher, Ed 13. Jakarta, Binarupa Aksara, hal Garth, R.J.N., 1994, Blast injury of the auditory system: A review of the mechanism and pathology, The journal of laryngology and otology, November, 108: Oedono T., 1996, Penatalaksanaan penyakit akibat lingkungan kerja dibidang THT. Kumpulan Naskah Ilmiah PIT Perhati, Batu-Malang: Soekirman dan Ulfah M., 1996, Audiometri nada murni terhadap pekerja rotary perusahaan kayu PT. Astral Byna di Banjarmasin, Kumpulan Naskah Ilmiah PIT Perhati, Batu-Malang: Soetirto, I. dan Hendarmin H., 1997, Gangguan pendengaran, Dalam : Buku ajar ilmu penyakit THT, Edisi III, FKUI, Jakarta, hal Suheryanto R., 1996, Pengaruh kebisingan mesin pabrik textil terhadap pendengaran karyawan. Kumpulan Naskah Ilmiah PIT Perhati, Batu-Malang, hal

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Bambang Prabawiguna NIM 092010101002 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional di tempat kerja. Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka

Lebih terperinci

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012 STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012 Tri Puji Kurniawan a, Nur Endah Wahyuningsih b, dan Suhartono b a Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE 1 Billy Tumewu 2 R. Tumbel 2 O. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Produktivitas manusia sangat ditunjang oleh fungsi pendengaran. Apabila pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident Compensation

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU Almyrra Fajrina Ayu Laksmi, 2015; Pembimbing I: Stella Tinia Hasiana, dr., M.Kes, IBCLC Pembimbing II: Rizna Tyrani Rumanti,

Lebih terperinci

Tuli pada Lingkungan Kerja

Tuli pada Lingkungan Kerja 100 Sains Medika, Vol. 1, No. 1, Januari Juni 2009 Tuli pada Lingkungan Kerja Deaf in the Workplace Rochmat Soemadi 1 ABSTRACT Deaf according to Indro Soetirto and Jenny Bashiruddin is loss of hearing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pabrik speaker (pengeras suara) menggunakan mesin yang menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat membuat pekerja disekitar mesin produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pendengaran para

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON 1 Monica Paskawita Haurissa 2 Steward K. Mengko O. I. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Diperkirakan sekitar sembilan juta pekerja di Amerika mengalami penurunan pendengaran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF. ABSTRAK PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA KAPAL TUG BOAT PERTAMINA RU VI BALONGAN BAGIAN MESIN DENGAN MASA KERJA 11-30 TAHUN Wina Shaulla, 2010. Pembimbing I : July Ivone,dr.,

Lebih terperinci

Audiometri. dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL

Audiometri. dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL Audiometri dr. H. Yuswandi Affandi, Sp. THT-KL Definisi Audiogram adalah suatu catatan grafis yang diambil dari hasil tes pendengaran dengan menggunakan alat berupa audiometer, yang berisi grafik batas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan 60 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan Poliklinik Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher (THT-KL) RSUD dr. Moewardi Surakarta untuk dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN SKRIPSI HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN Oleh: Nama : Lu Kwan Ying NRP : 1523013056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN III.

METODE PENELITIAN III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kawasan Industri Kota Tangerang, khususnya di Kecamatan Jatiuwung (Gambar 4) dan dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendengaran berperan penting dalam komunikasi, perkembangan bahasa dan belajar. Penurunan pendengaran dalam derajat yang ringanpun dapat mempunyai efek negatif

Lebih terperinci

asuhan keperawatan Tinnitus

asuhan keperawatan Tinnitus asuhan keperawatan Tinnitus TINNITUS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI Oleh : I Nyoman Kertanadi Diajukan sebagai Karya Akhir untuk Memperoleh Gelar Spesialis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS () DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU 1 2 3 Nisa Amalia, Idjeriah Rossa, Rochmawati CORRELATION OF NOISE EXPOSURE AND NOISE INDUCED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin memiliki kebisingan dengan suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif yang ditimbulkannya adalah kebisingan yang berbahaya bagi karyawan. Kondisi ini dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Pendengaran

Pemeriksaan Pendengaran Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 4 Modul Penginderaan Pemeriksaan Pendengaran Pendahuluan Etiologi penurunan pendengaran dapat ditentukan melalui pemeriksaan

Lebih terperinci

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014 PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014 Isramilda Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan*, Holidy Ilyas* Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran

Lebih terperinci

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2)

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2) Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2) ANALISIS GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT AKIBAT KEBISINGAN DARI MESIN PEMOTONG RUMPUT TAHUN 2014 Defri Erman PT. Surveyor Indonesia, Jl. Aman Gang

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DI LINGKUNGAN KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA GROUND HANDLING BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO. Jootje. M. L. Umboh *, Hengky. Loho *,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari kesehatan umum, lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja melalui penerapan upaya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lansia, menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. lansia, menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan patologik pada organ auditorik akibat proses degenerasi pada lansia, menyebabkan gangguan pendengaran. Jenis ketulian yang terjadi pada kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok

BAB 4 METODE PENELITIAN. risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dengan desain kasus kontrol untuk menganalisis faktor risiko : 1) usia, 2) hipertensi 3) diabetes melitus 4) hiperkolesterol 5) merokok terhadap

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko BAB 6 PEMBAHASAN Presbikusis merupakan penyakit kurang pendengaran sensorineral yang disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko selain usia diduga dapat mempengaruhi terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PEKERJA PT. X SEMARANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PEKERJA PT. X SEMARANG ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN SENSORINEURAL PADA PEKERJA PT. X SEMARANG Sinta Marlina, Ari Suwondo, Siswi Jayanti ABSTRAK Gangguan pendengaran sensorineural merupakan gangguan pada sistem

Lebih terperinci

Efek letusan senjata api ringan terhadap fungsi pendengaran pada siswa Diktuba Polri

Efek letusan senjata api ringan terhadap fungsi pendengaran pada siswa Diktuba Polri Laporan Penelitian Efek letusan senjata api ringan terhadap fungsi pendengaran pada siswa Diktuba Polri Komang Nurada Mahardana, Wayan Suardana, Sagung Puteri, Wayan Sudana Bagian Ilmu Kesehatan Telinga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bising merupakan faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory seperti stress

Lebih terperinci

1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis d.

1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis d. THT [TELINGA] Jumlah soal : 30 soal 1. Pria 35 tahun, pekerja tekstil mengalami ketulian setelah 5 tahun. Dx a. Noise Induced HL b. Meniere disease c. Labirintis 2. Tuli Konductive berapa db?? a. > 75

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Brenda Natalia Rauan*, Grace

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( ) PENGARUH INTENSITAS PAPARAN BISING, MASA KERJA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN KARYAWAN PT. X Rara Marisdayana Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu Jambi Email : refkisantriono@gmail.com Submitted

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat dimana dilakukan suatu kegiatan atau aktivitas baik di rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi bahaya. Apabila potensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA LAUNDRY RUMAH SAKIT KOTA MAKASSAR Relation Between Noise with Hearing Disorders of Laundry Workers in Makassar City Andi Anita Ulandari AM, M. Furqaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN 2013 SANDY TAMBUNAN I11109015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara KUALITAS HIDUP PENDERITA TINITUSS PADA PEKERJA PANDAI BESI YANG TERPAJAN BISING DI KOTA MEDAN VALENSIA PUTRA 100100047 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KUALITAS HIDUP PENDERITA

Lebih terperinci

12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN

12/3/2010 YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN FISIOLOGI PENDENGARAN 1 Skala vestibuli, berisi perilimf Helikotrema Skala tympani, berisi perilimf Foramen rotundum bergetar Menggerakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak dikehendaki BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebisingan 2.1.1. Bunyi dan Sifatnya Suma mur (1996) menyatakan bahwa bunyi adalah rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran melalui media elastis, dan jika tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendengaran yang bersifat progresif lambat ini terbanyak pada usia 70 80

BAB 1 PENDAHULUAN. pendengaran yang bersifat progresif lambat ini terbanyak pada usia 70 80 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Presbikusis adalah tuli sensorineural pada usia lanjut akibat proses penuaan organ pendengaran yang terjadi secara berangsur-angsur, dan simetris pada kedua sisi telinga.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN :

Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu, 26 September 2015 ISBN : PERBEDAAN GANGGUAN PENDENGARAN PEKERJA TERPAPAR BISING INDUSTRI DI SURAKARTA ANTARA PEKERJA MEMAKAI ALAT PELINDUNG TELINGA DAN PEKERJA TIDAK MEMAKAI ALAT PELINDUNG TELINGA DIFFERENCE OF NOISE INDUCED HEARING

Lebih terperinci

NOISE-INDUCED HEARING LOSS

NOISE-INDUCED HEARING LOSS NOISE-INDUCED HEARING LOSS Liza Salawati Abstrak. Gangguan pendengaran merupakan salah satu penyakit akibat kerja. Lingkungan kerja yang bising sebagai dampak dari sektor industri. Hal ini merupakan penyebab

Lebih terperinci

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012 Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo

Lebih terperinci

Skrining Gangguan Dengar pada Pekerja Salah Satu Pabrik Tekstil di Bandung

Skrining Gangguan Dengar pada Pekerja Salah Satu Pabrik Tekstil di Bandung Skrining Gangguan Dengar pada Pekerja Salah Satu Pabrik Tekstil di Bandung Yussy Afriani Dewi, Ratna Anggraeni Agustian Departemen Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher Fakultas

Lebih terperinci

NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA

NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA SKRIPSI NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1)

Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1) Suryani., Mulyadi, A., Afandi, D 2015 : 9 (1) ISSN 1978-5283 Analisis Gangguan Pendengaran ANALISIS GANGGUAN PENDENGARAN TIPE SENSORINEURAL PADA PEKERJA AKIBAT KEBISINGAN DI INDUSTRI MEBEL KAYU DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendengaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam ilmu kedokteran,

Lebih terperinci

Hubungan merokok dengan gangguan pendengaran akibat bising pada pekerja pabrik kelapa sawit X

Hubungan merokok dengan gangguan pendengaran akibat bising pada pekerja pabrik kelapa sawit X Laporan Penelitian pada pekerja pabrik kelapa sawit X Maesyara Adinda Sari*, Adlin Adnan*, Delfitri Munir*, Putri Chairani Eyanoer** *Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher, **Epi-Treat

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN Oleh : RAKHMANISA LINDHI HANIFA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

Lebih terperinci

TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI ECOTROPHIC 4 (2) : 97 1 ISSN: 197 5626 TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI I W Putra Yadnya 1), N Adi Putra dan I W Redi Aryanta 2) 1) Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR Christin Lianasari 1, Arina Maliya 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih serasi dan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI 63 TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI Nyoman Surayasa 1), I Made Tapayasa 2), I Wayan Putrayadnya 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

ABSTRAK UPAVA PENANGGULANGAN DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP PENDENGARAN PEKERJA DENGAN BASIS PEMETAAN KEBISINGAN (NOISE MAPPING) DI MANUFACTUlUNG WORKSHPO PT.X DJ MEDAN Imelda Husdiani Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan di bidang industri dari industri tradisioal menjadi industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menciptakan persaingan dan kompetisi dalam sebuah pekerjaan. Indonesia sebagai negara berkembang dalam menghadapi globalisasi telah meningkatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan pendengaran merupakan masalah utama pada pekerja-pekerja yang bekerja di tempat yang terpapar bising, misalnya pekerja di kawasan industri antara lain pertambangan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak subbagian Perinatologi dan Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala

Lebih terperinci

Profil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja

Profil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Profil Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Dewi S Soemarko Iwan Sugiarta Occupational Medicine Specialist Program FMUI, Community Medicine Dept. FMUI Prodia Occupational

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya page 1 / 5 EDITORIAL BOARD empty page 2 / 5 Table of Contents No Title Page 1 Hubungan Karakteristik dengan Peningkatan Ambang Pendengaran Penerbang di Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta 1-9 page 3 /

Lebih terperinci

Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado

Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 16 Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado 1 Ramdan P. I.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Bising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki. Secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin 1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian dengan desain observational analitik dengan metode case control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang dilakukan

Lebih terperinci

Hubungan tingkat kebisingan terhadap fungsi pendengaran karyawan yang bekerja di Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Medan

Hubungan tingkat kebisingan terhadap fungsi pendengaran karyawan yang bekerja di Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Medan Karangan Asli Hubungan tingkat kebisingan terhadap fungsi pendengaran karyawan yang bekerja di Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Medan Emilia Salfi, Adlin A, Tengku Siti Hajar Haryuna, Muzakkir Zamzam Departemen

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING TERHADAP KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI

HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING TERHADAP KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING TERHADAP KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI ASSOCIATION BETWEEN DURATION OF NOISE EXPOSURE WITH NOISE INDUCED HEARING LOSS IN MUSICIAN ARTIKEL Diajukan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain. Gangguan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan yang berfungsi ganda untuk pendengaran dan keseimbangan dengan anatomi yang kompleks. Indera pendengaran berperan penting dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR LAMA PAPARAN, KEKERAPAN PEMAPARAN DAN MASA PAPARAN BUNYI GENTA TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEMANGKU PURA BSK

HUBUNGAN FAKTOR LAMA PAPARAN, KEKERAPAN PEMAPARAN DAN MASA PAPARAN BUNYI GENTA TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEMANGKU PURA BSK TESIS HUBUNGAN FAKTOR LAMA PAPARAN, KEKERAPAN PEMAPARAN DAN MASA PAPARAN BUNYI GENTA TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEMANGKU PURA BSK I MADE MUSTIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol, No (2017)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol, No (2017) ANALISIS FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN DAN ESTIMASI EXCESS RISK GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT PAPARAN KEBISINGAN PADA PERSONEL KABIN MASINIS DAOP IV SEMARANG Icha Desinta* ), Pertiwi Andarani** ), Wiwik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri

ABSTRAK. Kata Kunci: Gangguan Pendengaran, Audiometri ABSTRAK Gangguan pendengaran merupakan ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Deteksi dini berupa pemeriksaan audiometri banyak digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT DENGAR TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT DENGAR TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT DENGAR TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER Ika Novita dan Mulyati Sri Rahayu Program Studi Kedokteran Universitas malikussaleh

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA OLEH: PUTRI BERLIANA SYAH UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Studi yang dilakukan pada bayi baru lahir didapatkan 2-3/1000 bayi lahir dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran yang terjadi pada bayi baru lahir

Lebih terperinci

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA Nurul Fajaria Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempermudah segala kegiatan di bidang industri. Penerapan teknologi dapat mempermudah segala kegiatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peneletian Dalam pembangunan di Indonesia, industri akan terus berkembang sampai tingkat industri maju. Seperti diketahui bahwa hampir semua jenis industri mempergunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012.

HUBUNGAN JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012. HUBUNGAN JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Oleh: DENNY SUWANTO 090100132 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan proyeksi kebutuhan listrik PLN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan disektor industri dengan berbagai proses produksi yang dilaksanakan menggunakan teknologi modern dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan,

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Anatomi Organ Pendengaran Telinga adalah organ yang berfungsi dalam pendengaran dan juga keseimbangan tubuh. Telinga dapat dibagi menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13 1 I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih serasi dan manusiawi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Diperkirakan sekitar sembilan juta pekerja di Amerika mengalami penurunan pendengaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gelombang suara (Hadinoto, 2014). Alat ini biasanya digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. gelombang suara (Hadinoto, 2014). Alat ini biasanya digunakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Earphone adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi gelombang suara (Hadinoto, 2014). Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan berbicara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher, Ilmu Kesehatan Anak, serta Ilmu Kebidanan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan Hasil Karakteristik neonatus pada penelitian ini: berat lahir, usia saat pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94 gram) lebih berat daripada

Lebih terperinci

PROGRAM PERLINDUNGAN PENDENGARAN PEKERJA TERHADAP KEBISINGAN

PROGRAM PERLINDUNGAN PENDENGARAN PEKERJA TERHADAP KEBISINGAN PROGRAM PERLINDUNGAN PENDENGARAN PEKERJA TERHADAP KEBISINGAN HALINDA SARI LUBIS Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Bising

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan audiometri nada murni (Hall dan Lewis, 2003; Zhang, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan audiometri nada murni (Hall dan Lewis, 2003; Zhang, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang mendasar bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Ketulian dapat menimbulkan gangguan dalam berkomunikasi saat bersosialisasi.

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan Abstrak

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan   Abstrak PENGENDALIAN SEKTOR INFORMAL PADA LAMA PAJANAN KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN FUNGSI PENDENGARAN PADA NELAYAN IKATAN NELAYAN SAIJAAN (INSAN) KECAMATAN PULAU LAUT UTARA KOTABARU Qomariyatus Sholihah 1, Ratna

Lebih terperinci

GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI TEMPAT HIBURAN MALAM DI KOTA MANADO

GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI TEMPAT HIBURAN MALAM DI KOTA MANADO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI TEMPAT HIBURAN MALAM DI KOTA MANADO Hanry Junianto 2 Maya Moningka 2 Jimmy Rumampuk Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Bagian Fisika

Lebih terperinci

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi (Studi Kasus: PT. Industri Kemasan Semen Gresik, Tuban Jawa Timur) Rochana Fathona

Lebih terperinci