MODUL-9 SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL-9 SDH (Synchronous Digital Hierarchy)"

Transkripsi

1 MODUL-9 SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Penjelasan Hirarki sinkronisasi digital (SDH) dan sinkronis jaringan optik (SONET) mengacu kepada sekelompok kecepatan transmisi serat optik yang dapat membawa sinyal digital dengan kapasitas yang berbeda Tinjauan Tutorial ini membahas standar transmisi sinkron di dunia public jaringan telekomunikasi. Ini akan menutupi asal-usul, fitur, aplikasi, dan keuntungan, serta dampaknya terhadap desain jaringan dan sinkronisasi struktur sinyal. Tutorial ini memusatkan perhatian pada bentuk yang paling umum dari SDH, yang ditetapkan oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI) untuk Eropa tapi sekarang digunakan di mana-mana di luar Amerika Utara dan Jepang. Versi SDH Jepang hanya berbeda dalam detail yang digunakan, di sini tetapi tidak signifikan bagi tujuan dari tutorial ini. SONET didefinisikan oleh American National Standards Institution (ANSI) dan digunakan di Amerika Utara. Bila sesuai Tutorial ini mengacu pada SONET; diskusi yang lebih rinci tersedia dalam International Engineering Consortium (IEC's) SONET ProForum Web tutorial. Pembaca diharapkan nyaman dengan konsep-konsep dasar public jaringan telekomunikasi, dengan fungsi yang terpisah antara transmisi dan switching, dan diasumsikan mengikuti konteks untuk pertumbuhan cepat broadband. Tidak begitu perlu dibutuhkan pengetahuan lebih untuk hardware dan software.

2 Pendahuluan: Kemunculan dari SDH Sejak kemunculan mereka dari badan standarisasi sekitar tahun 1990, SDH dan variannya, SONET, telah membantu merevolusi kinerja dan biaya jaringan telekomunikasi berbasis serat optik. SDH telah menyediakan jaringan transmisi dengan vendor-independen dan struktur sinyal canggih yang memiliki set yang kaya fitur. Hal ini mengakibatkan aplikasi jaringan baru, penggelaran peralatan baru di jaringan topologi baru, dan manajemen oleh sistem operasi punya kekuatan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya terlihat pada jaringan transmisi. Meningkatnya jaringan digital dalam kompleksitas pada awal 1980-an, permintaan dari operator jaringan dan pelanggan mereka tumbuh untuk fitur yang tidak dapat dengan mudah diberikan dalam standar transmisi yang ada. Fitur-fitur ini didasarkan orde tinggi hierarki multiplexing melalui peningkatan bit rates up to 140 Mbps atau 565 Mbps di Eropa dan telah didefinisikan pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an bersama dengan pengenalan transmisi digital melalui kabel koaksial. Teknik Multiplexing yang diperbolehkan untuk kombinasi dari sedikitnya tingkat nonsynchronous disebut sebagai plesiochronous, yang mengarah pada istilah hirarki plesiochronous digital (PDH) Pembangunan transmisi serat optik dan sirkuit skala besar terpadu membuat standar yang lebih mungkin kompleks. Ada tuntutan untuk meningkatkan dan layanan yang semakin canggih yang membutuhkan bandwidth yang besar, fasilitas pemantauan kinerja yang lebih baik, dan fleksibilitas jaringan yang lebih besar. Dua faktor utama yang mempengaruhi bentuk standar baru: 1. Proposal dalam Comité Consultif International de Telegraphique et Telephonique (CCITT) (sekarang International Telecommunications Union Telecommunications Services Sector [ITU TS]) untuk broadband integrated services digital network (BISDN) membuka layanan yang baru, beralih ke satu dunia multiplexing standar yang lebih baik dapat mendukung layanan broadband. 2. Pecahnya perusahaan operasi BELL (BOCs) di Amerika Serikat tahun 1984 menghasilkan

3 tekanan kompetitif yang membutuhkan standard optical interface untuk interexchange carrier's dan fitur-fitur baru untuk perbaikan pengelolaan jaringan. Pada akhirnya hal ini dapat diterima secara luas bahwa metode multiplexing baru harus sinkron dan tidak didasarkan pada bit interleaving seperti yang ada di PDH, tetapi pada byte interleaving, seperti juga pada struktur multiplexing dari 64 kbps ke tingkat utama kbps (1,5 Mbps) dan kbps (2 Mbps). Dengan ini berarti metode multiplexing baru adalah untuk memberikan tingkat pengalihan fleksibilitas yang sama baik di atas dan di bawah tingkat primer (meskipun sebagian besar produk SDH tidak menerapkan fleksibilitas di bawah tingkat primer ini). Sebagai tambahan, SDH seharusnya memiliki pilihan manajemen yang komprehensif untuk mendukung layanan-layanan baru dan lebih terpusat pada kontrol jaringan. Standar SDH SONET muncul sebagai standar yang pertama, disusun oleh Bellcore di Amerika Serikat, dan kemudian mengalami revisi sebelum muncul dalam bentuk baru yang sesuai dengan SDH internasional. Baik SDH dan SONET muncul antara tahun 1988 dan SONET adalah standar ANSI, dapat memuat sebagai muatan Amerika Utara PDH hierarki tingkatan bit: 1.5/6/45 Mbps, ditambah 2 Mbps (dikenal di Amerika Serikat sebagai E-1). SDH mencakup sebagian besar SONET dan merupakan standar internasional, tetapi sering dianggap sebagai standar Eropa karena pemasok-dengan satu atau dua pengecualian-hanya membawa ETSI,didefinisikan PDH Eropa tingkatan bit 2/34/140 Mbps (8 Mbps dihilangkan dari SDH). Baik ETSI dan ANSI telah ditetapkan, secara rinci SDH / SONET merupakan fitur pilihan untuk digunakan dalam pengaruh ruang lingkup geografis mereka. SDH yang pertama didefinisikan sebagai standar untuk mentrasfer 1.5/2/6/34/45/140 Mbps dalam tingkat transmisi 155,52 Mbps dan sedang dikembangkan untuk membawa jenis lalu lintas lain, seperti modus transfer asinkron asynchronous transfer mode (ATM) dan Internet protocol (IP), diantara tingkat kelipatan bilangan bulat dari 155,52 Mbps. Unit dasar transmisi SONET adalah pada 51,84 Mbps, tetapi untuk membawa 140 Mbps, SDH saat ini

4 dibedakan berdasarkan pada tiga waktu(yakni, 155,52 Mbps [155 Mbps]). Melalui pilihan-pilihan yang sesuai, subset dari SDH kompatibel dengan subset dari SONET; Oleh karena itu, memungkinkan terjadinya kepadatan interworking. Interworking untuk alarm dan kinerja manajemen pada umumnya tidak mungkin terjadi antara SDH dan SONET sistem. Hal ini hanya mungkin terjadi dalam beberapa kasus untuk beberapa fitur diantara penjual SDH dan sedikit lebih terjadi pada penjual SONET. Meskipun SONET dan SDH yang dikandung awalnya untuk transmisi serat optik, SDH sistem radio yang ada di tingkat yang sesuai dengan kedua SONET dan SDH. Pada kesimpulannya, yang benar adalah: SONET adalah hirarki antarmuka digital yang dipahami oleh Bellcore dan didefinisikan oleh ANSI untuk digunakan di Amerika Utara. SDH adalah (a) node jaringan antarmuka network node interface (NNI) didefinisikan oleh CCITT / ITU-TS untuk digunakan di seluruh dunia dan digunakan oleh sebagian yang sesuai dengan SONET dan (b) salah satu dari dua pilihan untuk user-network interface (UNI) (yaitu, pelanggan koneksi), dan secara resmi U-titik referensi antarmuka untuk dukungan dari BISDN. Masa depan SDH Hampir semua sistem serat transmisi baru saat ini sedang dipasang di jaringan public dengan menggunakan SDH atau SONET. Mereka diharapkan mendominasi transmisi selama beberapa decade mendatang, seperti pendahulu mereka transmisi PDH telah mendominasi selama lebih dari 20 tahun (dan masih dalam semua total sistem yang diinstal). Tingkat bit dalam sistem jarak jauh diperkirakan meningkat sampai 40 Gbps segera setelah tahun 2000, pada waktu yang sama, sebagai sistem dari 155 Mbps di bawah ini menembus akses jaringan lebih dalam. Fitur SDH dan Manajemen Lintas Antarmuka SDH mendefinisikan lintas antarmuka yang mandiri terhadap vendor. Pada 155 Mbps mereka diartikan pada kedua optik dan tembaga antarmuka, dan juga hanya pada tingkat optik yang

5 lebih tinggi. Tingkat yang lebih tinggi ini didefinisikan sebagai kelipatan bilangan bulat 155,52 Mbps, sebuah nx 4 urutan,sebagai contoh: 622,08 Mbps (622 Mbps) dan 2488,32 Mbps (2,5 Gbps). Untuk mendukung pertumbuhan jaringan dan permintaan untuk layanan broadband, bahkan untuk tingkat yang lebih tinggi dari multiplexing seperti 10 Gbps dengan cara yang terus menerus, dengan batas atas yang telah ditentukan oleh teknologi, daripada kurangnya standar seperti pada kasus dengan PDH. Setiap tingkatan antarmuka berisi keunggulan untuk mendukung berbagai fasilitas dan kapasitas muatan untuk lalu lintas. Baik pada area overhead dan muatan dapat sepenuhnya atau sebagian terisi. Tingkatan di bawah 155 Mbps dapat didukung dengan menggunakan 155 Mbps antarmuka dengan hanya sebagian daerah yang penuh muatan. Contoh dari hal ini adalah sistem radio yang batas-batas alokasi spektrumnya untuk kapasitas kurang dari SDH yang penuh muatan, namun port yang harus terhubung ke port 155 Mbps adalah hubungan cross-connect. Untuk mengakses aplikasi antarmuka, terkadang tersedia di sinkron yang lebih rendah. Untuk beberapa waktu, Amerika Utara menggunakan 51,84 Mbps SONET, dan sekarang ETSI telah menetapkan 34 Mbps SDH antarmuka untuk digunakan dengan kecepatan data yang identik dengan yang dari 34 Mbps PDH. LAPISAN SDH Dalam proses multiplexing, muatan dibuat lapisan virtual kontainer dari urutan yang lebih rendah ke urutan yang lebih tinggi, masing-masing termasuk dalam berbagai fungsi overhead untuk pengelolaan dan pemantauan kesalahan. Transmisi ini kemudian didukung oleh lampiran lapisan overhead lebih lanjut. Fungsi lapisan di SDH ini, baik untuk lalu lintas dan manajemen sesuai dengan konsep layanan yang berlapis-lapis dengan berbasis layanan jaringan yang lebih baik daripada standar orientasi transmisi PDH. Fungsi Manajemen Untuk mendukung berbagai lingkup operasi, SDH mencakup lapisan manajemen yang dimana komunikasi tersebut dipindahkan dalam saluran komunikasi data yang berdedikasi (DCC) dalam slot waktu tingkat antarmuka. Ini memiliki profil standar untuk struktur manajemen jaringan-pesan, terlepas dari vendor atau operator. Namun, tidak ada kesepakatan mengenai definisi pesan set yang akan dilakukan, sehingga tidak ada saluran interworking manajemen

6 antara peralatan vendor di antarmuka SDH. Lain halnya, pada jaringan manajemen antarmuka untuk setiap node, yang biasanya melalui jaringan area lokal (LAN), terdapat kesepakatan lebih. ITU-TS menentukan standar antarmuka antara Q3em peralatan SDH dan manajer; SDH vendor bermigrasi dari software mereka menjadi kompatibel dengan antarmuka ini. Jaringan Aplikasi Generik Tekanan Evolusioner Kebutuhan untuk mengurangi biaya operasi jaringan dan meningkatkan pendapatan adalah alasan di belakang pengenalan SDH. Pada SDH sebelumnya dapat dicapai dengan meningkatkan manajemen operasi jaringan dan lebih memperkenalkan peralatan yang dapat diandalkan. SDH mendapatkan nilai tinggi pada keduanya. Peningkatan pendapatan dapat datang dari meningkatnya permintaan untuk meningkatkan layanan, termasuk broadband, dan respons yang diperbaiki, seperti fleksibilitas yang lebih besar dan keandalan jaringan. Untuk layanan broadband biasanya berdasarkan pada ATM, sejumlah teknik yang ada routing berkualitas tinggi atas jaringan PDH. Karakteristik SDH, bagaimanapun, membuat jauh lebih cocok untuk aplikasi ini, karena ia menawarkan kualitas transmisi yang lebih baik, routing yang sangat fleksibilitas, dan dukungan untuk fasilitas seperti jalan penyembuhan diri. SDH dan ATM menyediakan hal berbeda namun pada dasarnya menyediakan fitur yang kompatibel dan dibutuhkan dalam jaringan. Pengoperasian Mengelola kapasitas dalam jaringan melibatkan operasi seperti sebagai berikut: a. perlindungan, untuk rangkaian pemulihan dalam milidetik b. pemulihan, untuk rangkaian pemulihan dalam detik atau menit c. provisioning, untuk alokasi kapasitas ke pilihan rute d. konsolidasi, atau menyalurkan lalu lintas dari pembawa terisi ke pembawa lebih sedikit untuk mengurangi limbah kapasitas lalu lintas e. perawatan, atau pemilahan dari berbagai jenis lalu lintas dari campuran payloads ke tujuan yang terpisah untuk setiap jenis lalu lintas

7 bag. d dan e dijelaskan dalam bagan dibawah ini: Gambar 1. Konsolidasi dan perawatan Semua fungsi yang tersedia di jaringan ini diaktifkan melalui penggunaan fleksibel sirkuit saklar untuk pribadi dan untuk publik berbasis layanan teleponi, naik tiga kali 64 kbps paling banyak. Dalam transmisi broadband awal jaringan, bagaimanapun, semua kecuali (a) dan untuk beberapa derajat (b) yang disediakan hamper sepenuhnya oleh mengatur ulang kabel pada frame distribusi di seluruh jaringan. Untuk perubahan frekwensi menjadi jaringan tidak selalu memuaskan. Frame ini terbentuk dari rangkaian kabel dan konektor yang dipindahkan oleh tangan. Jika terganggu secara berkala, akan menyebabkan frame ini membahayakan kehandalannya dan masalah dalam manajemen, seperti masalah sambungan yang benar dan memastikan ketersediaan staf untuk mendukung mereka

8 Jaringan Aplikasi Generik: Peralatan dan Penggunaan SDH dirancang untuk memungkinkan fleksibilitas dalam penciptaan produk untuk elektronik routing lalu lintas telekomunikasi. Produk kunci sebagai berikut : Sistem jalur optic Sistem relai radio terminal multiplexer add-drop multiplexer (ADM) hub multiplexer cross-connect digital switch sebuah jaringan generik menggunakan produk ini ditampilkan dalam gambar dibawah ini: Gambar 2. Aplikasi Jaringan SDH

9 Sistem jalur optik, dan untuk tingkat yang lebih rendah sistem relai radio, menyediakan transmisi pembatas jaringan backbone SDH. Terminal multiplexer menyediakan akses ke jaringan SDH untuk berbagai jenis lalu lintas menggunakan input antarmuka seperti 2 Mbps G.703 atau dalam bentuk data berorientasi seperti serat. Data didistribusikan interface (FDDI) melalui jembatan yang sesuai atau router. ADM dapat menawarkan fasilitas yang sama seperti terminal multiplexer, tetapi mereka juga dapat menyediakan biaya rendah ke sebagian lalu lintas yang lewat di sepanjang pembawa akses. Sebagian besar desain ADM cocok untuk menggabungkan kedalam rings untuk memberikan peningkatan fleksibilitas layanan di perkotaan dan pedesaan (meliputi antara ADMs adalah biasanya 60 km). Desain rings ADM juga menggunakan alternatif untuk ketersediaan routing maksimum untuk mengatasi pemotongan serat dan kegagalan peralatan. Sekelompok ADMs, misalnya di dalam rings, dapat dikelola sebagai sebuah entitas untuk didistribusikan dalam bandwidthmanajemen. Fungsi routing ADM tipikal diuraikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Routing Fungsi dari ADM Khas

10 Hub multiplexer memberikan fleksibilitas untuk interkoneksi lalu lintas antara pembawa, biasanya serat optik. Sebuah hub multipleks ini dihubungkan sebagai sebuah bintang, dan lalu lintas dapat dikonsolidasikan atau jasa yang dikelola, sementara pembawa bersiaga antara hub yang menyediakan alternatif routing untuk pemulihan. Beberapa cincin ADMs dapat berkumpul di satu hub, menyediakan interkoneksi lalu lintas antara rings dan sambungan ke jaringan yang ada. Beberapa desain ADM juga dapat digunakan sebagai hub multiplexer, atau mereka dapat menggabungkan kedua fungsi untuk mengoptimalkan topologi jaringan antara ring dan bintang untuk masing-masing aplikasi, sementara mereka masih menggunakan peralatan dasar umum. Satu unit dapat bertindak sebagai sebuah ADM pada ring pada saat melayani sebagai hub multipleks untuk sejumlah fiber spurs ring, dengan masing-masing memacu mendukung pengguna bisnis besar. Menghubungkan lintas memungkinkan hubungan antara setiap nonblocking dari port. Sebuah SDH cross-connect menjalankan fungsi untuk SDH virtual containers (VC) yang adalah, ketika menghubungkan sebuah sinyal PDH, SDH lintas yang menghubungkan juga menghubungkan terkait jalur SDH overhead (Poh) untuk pengelolaan jaringan. Berbeda dengan pertukaran telepon (kantor pusat [CO] di Amerika Utara), yang menanggapi terutama untuk individu permintaan pelanggan, menghubungkan lintas adalah utama fleksibilitas poin untuk pengelolaan jaringan. Jenis Cross-Connect Cross-connects dikenal di Amerika Serikat sebagai digital switch menghubungkan lintas (DCSs) dan sebagai DXCs di tempat lain. Mereka digolongkan sebagai DCS p / q atau DXC p / q, di mana p adalah urutan hirarkis pelabuhan laju bit dan q adalah hirarkis urutan komponen lalu lintas yang diaktifkan dalam kecepatan bit port tersebut. DXC / DCS dapat terjadi dalam dua jenis utama. Lebih tinggi menghubungkan lintas adalah umumnya digunakan untuk rute sebagian besar lalu lintas di blok nominal 155 Mbps untuk jaringan provisioning atau restorasi (termasuk pemulihan bencana). Mereka ditetapkan sebagai DXC 4 / 4. Pertama "4" mengacu pada transmisi 155 Mbps port di salib - menghubungkan, dan

11 yang kedua "4" menunjukkan bahwa seluruh muatan dalam 155 Mbps diaktifkan sebagai suatu entitas. Order lebih rendah cross-menghubungkan (DXC 4 / 1 atau 1 / 1, yang "1" menunjukkan tingkat primer di 1,5 atau 2 Mbps) Timne digunakan untuk beralih leased line, konsolidasi, dan pelayanan pemulihan. Mereka beralih komponen lalu lintas ke tingkat primer, biasanya mempunyai alternatif pilihan untuk beralih di antara menilai dari 34 atau 45 Mbps. Kemampuan dan aplikasi dari kedua lintas menghubungkan keluarga mungkin tumpang tindih, dengan beberapa desain yang mampu operasi paralel, misalnya di 4 / 4, 4 / 1, dan 1 / 1. ADMs dan hub multiplexer tersebut, yang termasuk waktu-slot interchange, juga dapat digunakan sebagai nonblocking DCSs kecil. Sebuah cincin dari beberapa ADMs dapat dikelola sebagai didistribusikan lintas-menyambung tapi biasanya akan mengalami beberapa memblokir, yang harus diantisipasi dalam perencanaan jaringan. Beberapa cross-connect desain antarmuka membolehkan semua lalu lintas untuk berada di formulir PDH kompatibilitas dengan peralatan yang ada. Secara khusus, desain ini mungkin memungkinkan p tingkat hierarkis dalam sebuah DXC p / q silang tersambung ke baik berada di 34 atau 140 Mbps dalam format PDH, sebagai alternatif untuk 155 Mbps, jaringan sehingga fleksibilitas menjadi SDH infrastruktur yang tersedia di mana belum ada. Dalam silang ini menghubungkan, sebuah pelabuhan di 34 atau 140 Mbps dapat mencakup PDH multiplex tertanam peralatan untuk konversi internal ke dan dari 2 Mbps, yang menyediakan transmultiplexer fungsi antara daerah SDH PDH dan jaringan. ADMs konvensional memungkinkan lalu lintas berada dalam bentuk PDH, seperti pada 2 atau 34 Mbps pada add-drop mereka port, dan juga dapat memberikan fungsi transmultiplexer. Itu melalui lalu lintas pelabuhan dalam bentuk SDH. Tren Penyebaran Rencana umum untuk layanan dalam jaringan sinkron adalah sinkron sirkuit menyediakan transportasi yang dikelola oleh operator dalam skala waktu turun untuk jam atau pecahan dari satu jam (terlepas dari perlindungan dan pemulihan, yang lebih cepat). Rangkaian ini dapat digunakan, misalnya, untuk membawa lalu lintas-switched public atau sebagai rangkaian

12 swasta, atau bahkan keduanya, seperti di Amerika Utara SONET loop digital terintegrasi carrier (IDLC) sistem. Swasta rangkaian bisa di multi - megabit bunga, dibawa ke pengguna melalui multiplexer lokal. Kontrol bandwidth pada skala waktu detik atau kurang panggilan untuk lainnya multiplexing teknologi yang memiliki kemampuan switching, seperti ATM dan IP. Ini biasanya mempekerjakan atau SONET SDH sebagai mekanisme transportasi. SDH's unsuitability untuk beralih cepat aplikasi independen mungkin satu-satunya merugikan. Seperti SDH yang diperkenalkan lebih luas, kemampuan manajemen jaringan berangsurangsur meningkat karena pemantauan komprehensif dan kapasitas tinggi manajemen saluran melalui jaringan. Dioperasikan bersama-sama oleh Common jaringan sistem manajemen, yang DXCs, ADMs, dan hub multiplexer memungkinkan kontrol terpusat item (b) sampai (e) di Topik 4, sedangkan integrasi fungsi pemantauan untuk semua elemen operator menyediakan tampilan lengkap sumber daya mereka dan penampilan mereka. Perlindungan-item (a) di Topik 4-adalah lokal dilaksanakan terbaik untuk respon cepat. Desain Jaringan Jaringan Topologi Fleksibilitas SDH dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dengan memperkenalkan topologi jaringan baru. Jaringan tradisional menggunakan jala dan hub (yaitu, bintang) pengaturan, tetapi SDH, dengan bantuan DXCs dan hub multiplexer, memungkinkan ini untuk digunakan dalam cara yang lebih komprehensif. SDH juga memungkinkan pengaturan ini dapat dikombinasikan dengan cincin dan rantai ADMs untuk meningkatkan fleksibilitas dan keandalan melintasi inti dan bidang akses jaringan. Gambar 4 menunjukkan fragmen dasar topologi jaringan yang dapat dikombinasikan.

13 Gambar 4. Fragmen Dasar Topologi Jaringan SDH fleksibilitas dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dengan memperkenalkan baru topologi jaringan. Jaringan tradisional menggunakan jala dan hub (yaitu, bintang) pengaturan, tetapi SDH, dengan bantuan DXCs dan hub multiplexer, memungkinkan ini untuk digunakan dalam cara yang jauh lebih komprehensif. SDH juga memungkinkan ini pengaturan untuk digabungkan dengan cincin dan rantai ADMs untuk meningkatkan fleksibilitas dan keandalan melintasi inti dan bidang akses jaringan. Gambar 4 menampilkan fragmen dasar topologi jaringan yang dapat dikombinasikan. Cincin bisa memasok layanan ditingkatkan dengan kepadatan tinggi area bisnis, besar ilmu taman, atau konferensi / pusat pameran. Selain itu, mereka mungkin menggantikan beberapa pertukaran lokal oleh multiplexer dan serat koneksi ke utama tunggal imbalan atas biaya yang lebih rendah.

14 Pengantar Strategi SDH Tergantung pada posisi peraturan dan usia relatif dan tuntutan dari berbagai bagian dari suatu operator jaringan, untuk SDH dapat diperkenalkan pertama untuk alasan berikut: transmisi di mana garis bagasi kapasitas tidak memadai atau tidak dapat diandalkan, seperti oleh 2,5 Gbps memperkenalkan lini sistem optik untuk menyediakan peningkatan kapasitas untuk layanan digital di suatu daerah, seperti dengan memperkenalkan cincin ADM untuk memberikan akses broadband dan fleksibel kepada pelanggan melalui penyediaan serat optik tembaga dimana pasangan tidak memadai untuk permintaan, misalnya dengan tipe-idlc memperkenalkan sistem (digital loop carrier terintegrasi menggunakan remote multiplexer terhubung ke layanan beralih melalui serat optik) untuk memberikan fleksibilitas bandwidth di jaringan bagasi untuk provisioning dan pemulihan, dengan memperkenalkan DXC 4n / 4 tinggi orde switch menghubungkan lintas untuk memberikan waktu-switched leased line, layanan lain, dan meningkatkan pemanfaatan jaringan atau untuk memaksimalkan ketersediaan layanan khusus; aplikasi ini akan menggunakan ADMs, hub, atau rendah-order DXC-jenis seperti 4 / 1 atau 1

15 Garis Besar SDH Struktur Frame Frame memiliki struktur / 1 berulang dengan periode dari 125 mikrodetik-sama dengan modulasi kode pulse (PCM)-dan terdiri dari sembilan segmen yang sama panjang. Pada tingkat transportasi bruto 155,52 Mbps untuk sinkron dasar transportasi modul (STM-1), ada sembilan ledakan overhead byte pada awal setiap segmen, seperti ditunjukkan di bagian atas Gambar 5. Angka ini juga menggambarkan bagaimana frame SDH STM-1 adalah diwakili konvensional, dengan segmen ditampilkan sebagai dari sembilan baris dan 270 kolom. Setiap byte setara dengan 64 kbps, sehingga setiap kolom dari sembilan byte setara dengan 576 kbps. Gambar 5. SDH Struktur Frame Sembilan kolom pertama berisi bagian overhead (SOH) untuk transportasi-dukungan fitur seperti pembingkaian, manajemen operasi saluran, dan kesalahan pemantauan, dengan segmen pertama berisi kata frame demultiplexer keselarasan. Kolom yang tersisa dapat

16 diberikan dalam banyak cara untuk membawa bit rate lebih rendah sinyal, seperti 2 Mbps; setiap sinyal memiliki overhead. Pengangkutan PDH sinyal lalu lintas, kapasitas payload dialokasikan dalam jumlah integral kolom, dalam pengelolaan biaya overhead yang terkait dengan sinyal tertentu, seperti Gambar 6 menggambarkan. Gambar 6. Kapasitas payload Tingkat pertama divisi adalah unit administratif (AU), yang merupakan unit penyediaan bandwidth di jaringan utama. Kapasitasnya dapat digunakan untuk membawa bit-rate tinggi sinyal, seperti 45 Mbps atau 140 Mbps (untuk dua ukuran AU, AU-3 dan AU-4, masing-masing). Gambar 6 menunjukkan AU-4, yang menempati seluruh kapasitas payload dari STM-1. Sebuah AU dapat dibagi lagi untuk membawa sinyal tingkat lebih rendah, masing-masing dalam unit anak sungai (TU), yang ada beberapa ukuran. Sebagai contoh, sebuah TU-12 membawa satu sinyal 2-Mbps, dan sebuah TU-2 membawa Amerika Utara atau Jepang 6-Mbps sinyal. Jumlah spesifik satu atau lebih TU yang dapat notionally digabungkan ke dalam kelompok unit anak sungai (TUG) untuk tujuan perencanaan dan routing. Tidak ada overhead yang

17 dilampirkan untuk membuat item ini, sehingga keberadaannya bergantung pada manajemen jaringan jalurnya pelacakan. Sebagai contoh, di Eropa, ETSI mengusulkan bahwa TUG-2 harus membawa 3 x 2 Mbps dalam bentuk 3 x TU-12s. Virtual Kontainer Pada tiap tingkat, subdivisi, kapasitas dapat mengapung secara individual antara daerah yang berdekatan payload frame. Individuasi ini memungkinkan untuk jam perbedaan dan mengembara sebagai muatan melewati jaringan dan dipertukarkan dan multiplexing dengan orang lain. Dengan cara ini, yang tak terelakkan ketidaksempurnaan sinkronisasi jaringan dapat diakomodasi. Setiap subdivisi mudah dapat ditempatkan oleh pointer sendiri yang tertanam dalam overhead. Pointer digunakan untuk mencari apung bagian dari AU atau TU, yang disebut wadah virtual (VC). Uni Afrika menempatkan pointer orde yang lebih tinggi VC, dan menempatkan pointer TU orde yang lebih rendah VC. Sebagai contoh, sebuah AU-3 berisi VC- 3 ditambah pointer, dan TU-2 berisi VC-2 ditambah dengan pointer. Sebuah VC payload adalah entitas yang bergerak di jaringan, yang diciptakan dan dibongkar pada atau dekat titik penghentian layanan. Lalu lintas sinyal PDH dipetakan ke dalam wadah yang tepat untuk ukuran bandwidth diperlukan, menggunakan single-bit pembenaran untuk menyesuaikan clock rate jika diperlukan. POHs kemudian ditambahkan untuk tujuan pengelolaan, menciptakan VC, dan overhead ini dibuang kemudian di mana VC itu dibongkar dan sinyal asli dilarutkan. Lalu lintas sinyal PDH akan dipetakan ke dalam SDH secara definisi kontinu. Masing-masing sinyal PDH dipetakan ke dalam VC sendiri, dan beberapa VCs nominal yang sama ukuran kemudian multiplexing oleh byte interleaving ke payload SDH. Pengaturan ini meminimalkan keterlambatan dialami oleh setiap VC. Namun, secara teori, sinyal lalu lintas ATM terdiri dari sel-sel terputus, masing-masing 53 byte lama, kekosongan antara sel-sel yang digunakan ATM kosong diisi oleh sel-sel yang dimasukkan oleh peralatan ATM apabila terhubung ke antarmuka PDH atau SDH, maka membentuk sinyal kontinu. Ini kemudian dipetakan ke dalam VC sendiri, sama seperti untuk sinyal PDH, dan lagi multiplexing dengan sinyal lain oleh byte interleaving.

18 Pendukung Tingkatan Berbeda Tingkat yang lebih tinggi dari hirarki sinkron dibentuk oleh byte-interleaving pada muatan dari jumlah N STM-1 sinyal, kemudian menambahkan overhead transportasi berukuran N kali dari sebuah STM-1 dan mengisinya dengan manajemen baru data dan nilai-nilai pointer tepat. STMs dibuat dalam cara ini kisaran atas dari STM-1 di 155,52 Mbps dengan kelipatan bilangan bulat empat tanpa batas teoretis. Sebagai contoh, STM-16 adalah di 2, Mbps dan dapat membawa 16 x AU-4. STM-N adalah istilah umum untuk tingkat yang lebih tinggi ini modul transmisi. Semua proses di atas diringkas untuk lengkap harga PDH didukung oleh SDH, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Lain bunga dan jasa di masa depan diharapkan didukung oleh Rangkaian. Ini adalah teknik yang memungkinkan kelipatan entah lebih rendah atau lebih tinggi agar VCs yang akan dikelola seolah-olah mereka satu VC. Sebagai contoh, sebuah VC-4-4c adalah Rangkaian dari 4 x VC-4, memberikan Rangkaian ekuivalen kapasitas sekitar 600 Mbps dan diharapkan dapat digunakan untuk transmisi ATM antara node jaringan utama. Gambar 7. ITU-TS Struktur Multiplexing

19 Sebelum transmisi, STM-N dari sinyal telah berjuang diterapkan secara keseluruhan untuk mengacak urutan bit transmisi untuk meningkatkan kinerja. Beberapa byte overhead dibiarkan unscrambled untuk menyederhanakan demultiplexing berikutnya. Broadband payloads seperti ATM dan IP adalah kemungkinan untuk menduduki VC besar seperti VC-4, yang ketika dibawa dalam STM-1 hasil dalam SDH mengalami banyak berturut bytes from masing sel ATM. Namun, pola-pola data tak terduga sel ATM mengurangi risiko pengacak yang relatif singkat digunakan dalam SDH. Ini sebentar-sebentar bisa membahayakan transmisi SDH seluruh sinyal dengan mempengaruhi urutan angka dan karenanya konten jam dibutuhkan untuk demultiplexing. Untuk alasan ini, ekstra ditambahkan scramblers panjang bagi mereka yang muatan.

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY Tugas KK Tra 17 SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XIi Tel 1 2010026 PENGERTIAN Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada

Lebih terperinci

SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Kelompok 13 Muhammad Asrawi (54410645) Khoirul Anwar (53410891) Steven (56410693 SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Jaringan Komputer Lanjut 10/10/2013 1 SONET (Synchronous

Lebih terperinci

Standarisasi SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

Standarisasi SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 1 SONET(Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Standarisasi SONET (Synchronous Optical Network)/SDH (Synchronous Digital Hierarchy) Hirarki sinkronisasi digital (SDH) dan sinkronis

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENDUDUKUNG

BAB III TEORI PENDUDUKUNG BAB III TEORI PENDUDUKUNG Dalam Laporan kerja praktek ini didukung dengan beberapa teori diantaranya yaituteori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang arsitektur dari

Lebih terperinci

Synchronous Optical Networking SONET

Synchronous Optical Networking SONET Synchronous Optical Networking SONET Pendahuluan Synchronous Optical Networking (SONET) dan Synchronous Digital Hierarchy (SDH) adalah protokol standar yang mentransfer beberapa bit stream digital melalui

Lebih terperinci

BAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

BAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy) BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENDUDUKUNG

BAB II TEORI PENDUDUKUNG BAB II TEORI PENDUDUKUNG Dalam penelitiannya tugas akhir ini didukung dengan beberapa teori teori diantaranya yaitu teori teori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 3 Penjamakan Digital

Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 3 Penjamakan Digital TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 3 Penjamakan Digital (Bagian 2) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)

BAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy) BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan

Lebih terperinci

MODUL 5 MULTIPLEXING

MODUL 5 MULTIPLEXING MODUL 5 MULTIPLEXING TIME DIVISION MULTIPLEXING (TDM) Dalam Frekuensi Division Multiplexing, semua sinyal beroperasi pada waktu yang sama dengan frekuensi yang berbeda, tetapi dalam Time Division Multiplexing

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &

Lebih terperinci

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME KERJA

BAB III MEKANISME KERJA BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAR TEORI

BAB III LANDASAR TEORI BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Jaringan Backbone Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Backbone juga dapat dikatakan sebagai jaringan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit

BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT. Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit BAB II JARINGAN INTERKONEKSI BANYAK TINGKAT 2.1 Konsep Switching Komponen utama dari sistem switching atau sentral adalah seperangkat sirkuit masukan dan keluaran yang disebut dengan inlet dan outlet.

Lebih terperinci

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN)

BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) BAB III MENGENAL LOCAL AREA NETWORK (LAN) DAN WIDE AREA NETWORK (WAN) 3.1 Elemen-Elemen Perangkat Keras Jaringan (LAN) Elemen- elemen perangkat keras yang digunakan untuk membuat LAN diantaranya ialah:

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH JARINGAN KOMPUTER Physical Layer Disusun Oleh : Kelompok 7 Ahmad Qadafi (10110409) Annisa Latiefina Astwad (10110918) Chandra Wahyu Utama (11110558) Danu Permadi (11110691) Dede Hardiyan (11110738)

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Multiplexing

Jaringan Komputer Multiplexing Jaringan Komputer Multiplexing Multiplexing Frequency Division Multiplexing FDM Bandwidth yang bisa digunakan dari suatu media melebihi bandwidth yang diperlukan dari suatu channel Setiap sinyal dimodulasi

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

Frequency Division Multiplexing

Frequency Division Multiplexing Multiplexing 1 Multiplexing 2 Frequency Division Multiplexing FDM Sinyal yang dimodulasi memerlukan bandwidth tertentu yang dipusatkan di sekitar frekuensi pembawa disebut channel Setiap sinyal dimodulasi

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.

BAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAR TEORI

BAB III LANDASAR TEORI BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI DATA

MAKALAH KOMUNIKASI DATA MAKALAH KOMUNIKASI DATA INTERFACE KOMUNIKASI DATA OLEH: YULINCE BARRUNG 425 12 047 PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications KOMIKASI DATA Dosen: Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications BAB 1 Pendahuluan 1. Model Komunikasi 2. Komunikasi Data 3. Jaringan Komunikasi Data 4. Protokol

Lebih terperinci

Muhamad Husni Lafif. Sekilas Tentang SDH. Lisensi Dokumen:

Muhamad Husni Lafif. Sekilas Tentang SDH.  Lisensi Dokumen: Muhamad Husni Lafif muhamadhusnilafif@yahoo.com http://royalclaas.blogspot.com Sekilas Tentang SDH Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 Jaringan dan Layanan Jaringan komunikasi sekumpulan perangkat dan fasilitas

Lebih terperinci

Topologi Jaringan Transport Optik

Topologi Jaringan Transport Optik KARYA ILMIAH Topologi Jaringan Transport Optik OLEH : NAEMAH MUBARAKAH, ST UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK 2007 Topologi Jaringan Transport Optik A. Pendahuluan Perkembangan dan trend trafik

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network Gambar 3.1 Workflow Diagram... 49 Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path... 55 Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network Interface... 56 Gambar 3.4 SVC X.25... 63 Gambar 3.5 SVC Frame-Relay...

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan

Lebih terperinci

BAB II. Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy (SDH) 2.1. Deskripsi. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki

BAB II. Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy (SDH) 2.1. Deskripsi. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki BAB II Ethernet over Synchronous Digital Hierarchy (SDH) 2.1. Deskripsi Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh

Lebih terperinci

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perkembangan dalam bidang komunikasi dan pengaruh globalisasi serta arus informasi, masyarakat modern memerlukan adanya sarana Telekomunikasi yang lebih canggih. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini berarti

Lebih terperinci

Topologi Jaringan Komputer

Topologi Jaringan Komputer Topologi Jaringan Komputer Pada saat kita ingin melakukan instalasi jaringan komputer, terlebih dahulu kita harus memperhatikan bentuk/ struktur topologi yang dipakai. Topologi jaringan sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java

Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Oleh : Fandi Yusuf Nugroho (L2F008121) Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Teknologi 3G adalah generasi ketiga dari wireless dengan tujuan untuk memungkinkan operator jaringan untuk menawarkan pengguna berbagai layanan yang lebih luas yang

Lebih terperinci

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS) B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS) OSI dan Integrated Services Digital Network (ISDN) merupakan bentuk komunikasi internasional. OSI diperkenalkan oleh International Standard Organization

Lebih terperinci

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk CARA KERJA INTERNET TV KABEL Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk menyalurkan signal TV saja. Dalam beberapa sistem,

Lebih terperinci

MULTIPLEXING Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1

MULTIPLEXING Komunikasi Data. Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 1 MULTIPLEXING Komunikasi Data Muhammad Zen Samsono Hadi, ST. MSc. Lab. Telefoni Gedung D4 Lt. 1 Multiplexing 2 Frequency Division Multiplexing 3 FDM Digunakan bila bandwidth media transmisi yang digunakan

Lebih terperinci

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 ISDN (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1 Purpose Introduction to ISDN ISDN Channels ISDN Access ISDN Interface Applications Prima K - PENS Jaringan Teleponi

Lebih terperinci

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. :

Instruktur : Bpk Rudi Haryadi. Nama : Tio Adistiyawan (29) No Exp. : Nama : Tio Adistiyawan (29) Iin Windarti(9) Diagnosa WAN Konsep Phisical Layer WAN Kelas : XII TKJ A Paraf : Tgl : 23 September 2012 Instruktur : Bpk Rudi Haryadi Bpk Antoni Budiman No Exp. : A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Jaringan Internet. A. Pengertian Jaringan Komputer. B. Protokol jaringan

Jaringan Internet. A. Pengertian Jaringan Komputer. B. Protokol jaringan A. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan Internet Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJAMAKAN SINKRON PADA JARINGAN SDH. The Application of Synchronous Multiplexing of SDH Network

PENERAPAN PENJAMAKAN SINKRON PADA JARINGAN SDH. The Application of Synchronous Multiplexing of SDH Network PENERAPAN PENJAMAKAN INKRON PADA JARINGAN DH The Application of ynchronous Multiplexing of DH Network Kholistianingsih Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto ABTRACT DH (ynchronous Digital

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

TUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH

TUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH TUMPUKAN PROTOKOL INTERNET DAN JARINGAN WORKBENCH A. BAHASA JARINGAN Komunikasi : Proses menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima. Proses ini membutuhkan channel atau media antara dua dan cara

Lebih terperinci

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data.

Jaringan Switching. Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Circuit Switching Jaringan Switching Untuk transmisi data yang melampaui area lokal. Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data. Jaringan switching sederhana Jaringan circuit switching 3 tahap komunikasi

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI

TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI Modul 2 TEKNIK DAN MODEL KOMUNIKASI. PENDAHULUAN Pertama kali jaringan PSTN diciptakan hanya untuk pengiriman sinyal analog dalam hal ini datanya berupa suara. Namun belakangan ini data yang dikirim tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Rancangan Penilitian Penilitian ini meliputi dari pengamatan dilapangan pada jaringan Kantor Pajak Jakarta Pusat yang terhubung dengan Kantor Pusat PT Indosat dengan kapasitas

Lebih terperinci

Aplikasi Multiplexer -8-

Aplikasi Multiplexer -8- Sistem Digital Aplikasi Multiplexer -8- Missa Lamsani Hal 1 Multiplexer Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan

Lebih terperinci

MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: PERTEMUAN 15 AYU ANGGRIANI H PTIK A 2009

MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: PERTEMUAN 15 AYU ANGGRIANI H PTIK A 2009 MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: PERTEMUAN 15 AYU ANGGRIANI H PTIK A 2009 MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER PERTEMUAN 15 KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: AYU ANGGRIANI H

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan

BAB II DASAR TEORI. Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan BAB II DASAR EORI 2.1 eori Dasar SDH Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada sistem transmisi sinkron yang ditetapkan oleh CCI (IU). Sebelum kemunculan SDH,

Lebih terperinci

WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) MELAKUKAN INSTALASI PERANGKAT JARINGAN BERBASIS LUAS ( WIDE AREA NETWORK ) Oleh Ariya Kusuma, A.Md. WAN (Wide Area Network) WAN (Wide Area Network) merupakan sistem jaringan dengan skala luas yang menghubungkan

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT NEXT GENERATION - SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY

PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT NEXT GENERATION - SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT NEXT GENERATION - SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT

Lebih terperinci

3. Standar LAN. 3.1 Ethernet 3.2 Fast Ethernet (1OOBase-T) 3.3 Gigabit Ethernet 3.4 FDDI 3.5 ATM LAN 3.6 Wireless LAN

3. Standar LAN. 3.1 Ethernet 3.2 Fast Ethernet (1OOBase-T) 3.3 Gigabit Ethernet 3.4 FDDI 3.5 ATM LAN 3.6 Wireless LAN 3. Standar LAN 3.1 Ethernet 3.2 Fast Ethernet (1OOBase-T) 3.3 Gigabit Ethernet 3.4 FDDI 3.5 ATM LAN 3.6 Wireless LAN 24 3.1. Ethernet Mula-mula diteliti oleh Palo Alto laboratory of Xerox. Kemudian distandarisasi

Lebih terperinci

MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: PERTEMUAN 15 AYU ANGGRIANI H PTIK A 2009

MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: PERTEMUAN 15 AYU ANGGRIANI H PTIK A 2009 MATA KULIAH: PENGANTAR ILMU KOMPUTER PERTEMUAN 15 KOMUNUIKASI DATA CREATED BY: AYU ANGGRIANI H 092904010 PTIK A 2009 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN INFORMASI PENUNJANG

BAB II TEORI DAN INFORMASI PENUNJANG BAB II TEORI DAN INFORMASI PENUNJANG 2.1. Struktur Jaringan Jaringan telekomunikasi dibangun dengan tujuan menyediakan layanan komunikasi dan informasi bagi masyarakat, salah satunya adalah internet. Penyebaran

Lebih terperinci

Materi. Penilaian UTS 30% UAS 40% Tugas 20% Partisipasi 10%

Materi. Penilaian UTS 30% UAS 40% Tugas 20% Partisipasi 10% Materi Pertemuan 1 Pengenalan Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Pertemuan 2 Perangkat Jaringan Komputer Pertemuan 3 Protokol Jaringan OSI Model Pertemuan 4 Protokol Jaringan TCP Pertemuan 5,6 Pengalamatan

Lebih terperinci

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan

1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan 1. Menggunakan model OSI dan TCP/IP dan protokol-protokol yang terkait untuk menjelaskan komunikasi data dalam network. 2. Mengidentifikasi dan mengatasi problem yang terjadi dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran

Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : JARINGAN DIGITAL PELAYANAN TERPADU / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK041211 / 2 SKS / LOKAL Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok

Lebih terperinci

1. Percakapan antar individu(manusia) 2. Mengirim dan atau menerima surat 3. Percakapan melalui telepon 3. Menonton Televisi 4. Mendengarkan radio

1. Percakapan antar individu(manusia) 2. Mengirim dan atau menerima surat 3. Percakapan melalui telepon 3. Menonton Televisi 4. Mendengarkan radio Komunikasi dan Informasi Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia, karena kita selalu terlibat dalam salah satu bentuk dari komunikasi tersebut, misalnya: 1. Percakapan antar individu(manusia)

Lebih terperinci

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY

BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY BAB III SIRKIT SEWA DIGITAL DAN FRAME RELAY Sirkit sewa digital dan Frame Relay digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai sarana transport yang menghubungkan LAN baik yang berada dalam satu wilayah

Lebih terperinci

Topologi Jaringan Komputer Ciri Kelebihan Jenis Topologi Jaringan

Topologi Jaringan Komputer Ciri Kelebihan Jenis Topologi Jaringan Topologi Jaringan Komputer Ciri Kelebihan Jenis Topologi Jaringan Topologi Jaringan Komputer berarti suatu cara pemetaan dalam menjelaskan hubungan secara geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing

Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 3 Teknik Switching dan Multiplexing Prima Kristalina PENS (November 2014) 1. Teknik Switching a. Circuit-Switching dan Packet-Switching b.jenis sambungan pada

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER

JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER JARINGAN KOMPUTER Topologi jaringan adalah : hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Jenis Topologi jaringan

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET

JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET JARINGAN KOMPUTER DAN PRODUK PERANGKAT KERAS INTERNET Pengertian Jaringan Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas computer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Broadband Merupakan jaringan yang dikonfigurasi dengan menggunakan kabel serat optik dengan kapasitas yang sangat tinggi yang menghubungkan pelanggan pada jaringan.

Lebih terperinci

JARINGAN INTERNET TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA OLEH : NIM : NAMA : UMI ZULFAH.

JARINGAN INTERNET TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA OLEH : NIM : NAMA : UMI ZULFAH. JARINGAN INTERNET OLEH : NIM : 05115014 NAMA : UMI ZULFAH TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2015 http:/narotama.ac.id Jaringan Internet A. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah

Lebih terperinci

Multiplexing. Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.

Multiplexing. Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama. Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau

Lebih terperinci

APLIKASI MODEM FCD-24 DALAM JASA INTERNET PROTOCOL VIRTUAL PRIVATE NETWORK (IP VPN) di PT. Indosat,Tbk

APLIKASI MODEM FCD-24 DALAM JASA INTERNET PROTOCOL VIRTUAL PRIVATE NETWORK (IP VPN) di PT. Indosat,Tbk APLIKASI MODEM FCD-24 DALAM JASA INTERNET PROTOCOL VIRTUAL PRIVATE NETWORK (IP VPN) di PT. Indosat,Tbk Peby Wahyu Purnawan, Akhmad Musafa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Budi

Lebih terperinci

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan

Tujuan Muliplexing Jenis Teknik Multiplexing Segmentasi jaringan segregasi jaringan 1. Analisa perbedaan antara sumulasi dengan multiplexing! 2. Analisa tentang devices, media dan services! 3. Perbedaan LAN, MAN, dan WAN dalam sebuah tabel perbedaan! 4. Lakukan analisa dari animasi 2.4.4.1,

Lebih terperinci

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) 1988 industri telekomunkasi mulai mengembangkan sebuah konsep yang disebut Broadband Integrated Service Digital Network- atau B-ISDN. B-ISDN digambarkan sebagai carrier

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah

BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) 2.1 Pendahuluan Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer yang berjumlah banyak yang saling terpisah-pisah, akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Rangkuman Chapter 8. Faisal Afid H ( ) Fatah Amrullah ( ) Dhiya Akmal Firdaus ( ) Imanu

Rangkuman Chapter 8. Faisal Afid H ( ) Fatah Amrullah ( ) Dhiya Akmal Firdaus ( ) Imanu Rangkuman Chapter 8. Faisal Afid H (15160149) Fatah Amrullah (15160163) Dhiya Akmal Firdaus (15160165) Imanuel Tegar (15160157) by webmaster - Monday, March 20, 2017 http://suyatno.dosen.akademitelkom.ac.id/index.php/2017/03/20/rangkuman-chapter-8-faisal-afidh-15160149-fatah-amrullah-15160163-dhiya-akmal-firdaus-15160165-imanuel-tegar-15160157/

Lebih terperinci

BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang

BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) 2.1 Umum Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang merupakan cikal bakal lahirnya Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM),

Lebih terperinci

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Jaringan Komputer dan Komunikasi Data Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs Diagram Model Sederhana Sistem Komunikasi Diagram Model Sederhana Sistem Komunikasi Model Komunikasi Source (Sumber) Menghasilkan

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto

Endi Dwi Kristianto Gigabit LAN (Local Area Network) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

ATM (Asynchronous Transfer Mode)

ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1 Akses Kecepatan Tinggi ke Rumah ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1. Evolusi ATM (Asynchronous Transfer Mode) 1.1 Definisi ATM (Asynchronous Transfer Mode) ATM adalah singkatan dari Asynchronous Transfer

Lebih terperinci

Bab III Prinsip Komunikasi Data

Bab III Prinsip Komunikasi Data Bab III Prinsip Komunikasi Data Teknologi Jaringan yang menghubungkan beberapa Komputer baik dalam area kecil maupun besar mempunyai aturan aturan baku atau Prinsip prinsip baku dalam komunikasi data.

Lebih terperinci

8. Multiplexing dan Multiple-Access

8. Multiplexing dan Multiple-Access TEE 843 Sistem Telekomunikasi 8. Multiplexing dan Multiple-Access Muhammad Daud Nurdin syechdaud@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016 Outline Multiplexing-Demultiplexing Prinsip

Lebih terperinci

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST. TREND JARINGAN Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://www.rizahilmi.com Jaringan Komputer Sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,

Lebih terperinci

William Stallings Data and Computer Communications. BAB 2 Protokol dan Arsitektur

William Stallings Data and Computer Communications. BAB 2 Protokol dan Arsitektur William Stallings Data and Computer Communications BAB 2 Protokol dan Arsitektur 1 Langsung atau tidak langsung Monolitik atau terstruktur Simetris atau asimetris Standar atau tidak standar Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks

BAB 3: PROTOCOL. Introduction to Networks BAB 3: PROTOCOL Introduction to Networks OVERVIEW Overview: OSI Layer TCP/IP Layer OSI (Open System Interconnection) Tentang OSI Layer digunakan untuk menjelaskan cara kerja jaringan komputer secara logika.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON)

PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON) PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON) Novita Dwi Susanti, Samsu Ismail Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL OLEH : 1.RAHMAT JALANI (D41110014) 2.MUH REZA ADRIAN (D41110256) 3.LORA GALA P (D41110284) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan

BAB III LANDASAN TEORI. yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan BAB III LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung dalam pengerjaan tugas ini, seperti switch, router, dan metro Ethernet. 3.1 ROUTER ROUTER adalah alat

Lebih terperinci

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)

MULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM) MULTIPLEXING Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya,

Lebih terperinci

Integrated Sevices Digital Network (ISDN)

Integrated Sevices Digital Network (ISDN) Tujuan Mengetahui Jaringan Digital layanan Terpadu sistem telekomunikasi. Mengetahui bagian-bagian penting pada Jaringan Digital layanan terpadu Memahami Jaringan Digital layanan Terpadu beserta sifat-sifatya.

Lebih terperinci

TRANSMISI DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Abstraksi

TRANSMISI DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Abstraksi TRANSMISI DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Surawan Adi Putra 1, Dwi Astharini 1, Syarifuddin Salmani 2 1 Departemen Teknik Elektro, Universitas Al Azhar Indonesia,

Lebih terperinci

Pengertian Jaringan Komunikasi Data. Komponen Jaringan Komunikasi Data

Pengertian Jaringan Komunikasi Data. Komponen Jaringan Komunikasi Data DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB VII JARINGAN KOMUNIKASI DATA IF Pengertian Jaringan Komunikasi Data Proses komunikasi data tidak dapat terjadi apabila tidak adanya hubungan antar peralatan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, telah diputuskan untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Lebih terperinci