PENGARUH PROGRAM HIJAU, BERSIH DAN SEHAT (HBS) TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP. Nur Hapidah
|
|
- Hengki Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 2 Nomor 12 (2013) Copyright 2013 PENGARUH PROGRAM HIJAU, BERSIH DAN SEHAT (HBS) TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP Nur Hapidah Abstrak Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh program hijau, bersih dan sehat (HBS) terhadap kualitas lingkungan hidup di Kelurahan Pelita Kecamatan Samarinda Ilir dan Apa kendala-kendala yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan program hijau, bersih dan sehat (HBS). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh program hijau, bersih dan sehat (HBS) terhadap kualitas lingkungan hidup di Kelurahan pelita Kecamatan Samarinda Ilir dan untuk mengetahui kendalakendala yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan program hijau, bersih dan sehat. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penulisan hukum ini adalah yuridis empiris. Penelitian hukum yuridis empiris yaitu mengkaji hukum yang dikonsepkan sebagai perilaku nyata, sebagai gejala sosial yang sifatnya tertulis, yang dialami setiap orang dalam hubungan hidup bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Program hijau, bersih dan sehat (HBS) merupakan solusi yang paling efisien dalam menciptakan lingkungan yang sehat karena selain melibatkan seluruh masyarakat di sekitar lingkungannya, juga memiliki dampak langsung terhadap kondisi lingkungan setelah program HBS dilakukan di lingkungan pemukiman masyarakat. Saat ini program hijau, bersih dan sehat menumbuhkan adanya partisipasi aktif, rasa kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang tercermin dengan adanya perubahan mental/ sikap, pandangan hidup, cara berpikir, cara kerja dan sebagainya. Salah satu dasar pelaksanaan program hijau, bersih dan sehat adalah Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Pemerintah yang terkait berusaha mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 02 tahun 2011 tersebut dengan melalui program hijau, bersih dan sehat (HBS), seperti membuang sampah pada tempatnya, waktu pembuangan sampah, pemanfaatan sampah, pengelolaan sampah dan sebagainya. Namun sebagian dari masyarakat ada yang masih belum mengetahui Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Bahkan ada juga masyarakat yang mengetahui perda tersebut namun masih membuang sampah pada sembarang tempat karena faktor kebiasaan dan kurang tegasnya sanksi yang diberikan pemerintah. Kata Kunci : Lingkungan Hidup, Kualitas Lingkungan Hidup
2
3 EFFECT OF PROGRAM GREEN, CLEAN AND HEALTHY (GCH) ON THE QUALITY OF THE ENVIRONMENT Nur Hapidah Abstract Formulation of the problem in this research is how does the program green, clean and healthy on environmental quality in the Village Pelita District Samarinda Ilir and what obstacles people face in implementing programs green, clean and healthy. The research objective was to determine the effect of programs green, clean and healthy on environmental quality in the Village Pelita District Samarinda Ilir and to know the constraints faced by the community in the implementation of green, clean and healthy. This type of research is used by the author in writing this law is empirical juridical. Empirical research that examines the legal juridical laws are drafted as actual behavior, as social phenomena that are written, that everyone experiences in relationships social life. Based on the survey results revealed that the program is green, clean and healthy is the most efficient solution in creating a healthy environment because in addition to involve the whole community in the surrounding environment, also have a direct impact on the environment after the program is done in the residential neighborhood community. Currently the program green, clean and healthy foster the active participation, awareness and a sense of community responsibility which is reflected by a change in attitude, outlook on life, ways of thinking, ways of working and so on. One of the basic implementation of the program of green, clean and healthy is Regional Regulation Samarinda City No. 02 year 2011 on Waste Management. Relevant government tried to socialize Bylaw No. 02 year 2011 with through the program green, clean and healthy, such as taking out the trash in its place, time waste disposal, waste utilization, waste management and so on. But the majority of people there who still do not know the Regional Regulation No. 02 year 2011 on Waste Management. In fact there are also people who know the regulations but still throw garbage at any place because of habit and lack of traction sanction given government. Keywords : Environment, Environmental Quality
4 Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12 Pendahuluan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Manusia adalah salah satu komponen lingkungan hidup, yang memiliki ciri yang sangat berbeda dengan komponen-komponen lingkungan lainnya. Dengan berbagai tingkah laku, corak kepentingan, keinginan ideologi, pandangan nilai dan seterusnya. Baik buruknya kualitas lingkungan hidup akan mempengaruhi kehidupan manusia. Buruknya kualitas lingkungan dapat dikatakan adanya berbagai perubahan kondisi yang bisa berpengaruh buruk terhadap manusia. Seperti pencemaran udara, pencemaran air, kebakaran hutan, banjir, dan sebagainya. Sedangkan Lingkungan hidup dikatakan berkualitas baik jika berpengaruh positif atau menunjang terhadap kepentingan hidup makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya. Seperti menyangkut soal kenyamanan, keindahan, keserasian, kelancaran dan semua hal yang bersangkutan dengan persepsi manusia atas lingkungan hidupnya. Pengertian yang tidak kalah penting untuk diketahui di dalam memahami kualitas lingkungan adalah daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah ukuran kemampuan suatu lingkungan mendukung sejumlah individu atau kelompok manusia untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut. Permasalahan di Kota Samarinda selain banjir, pemanasan global, terdapat juga permasalahan mengenai sampah. Tidak hanya satu pihak yang harus menangani sampah tetapi pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menangani sampah. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat berkelanjutan. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. Upaya yang diberikan Pemerintah Kota Samarinda untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup salah satunya program hijau, bersih dan sehat (HBS). 2
5 Penaruh Program Hijau (Nur Hapidah) Hijau, Bersih, dan Sehat (HBS) adalah program Pemerintah Walikota Samarinda dalam rangka untuk mewujudkan serta membangun lingkungan kota yang baik sehingga dapat menanamkan pola pikir serta wawasan masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan yang baik. Tujuan dari program HBS adalah untuk upaya menciptakan Kota Tepian bebas sampah. Salah satu dasar pelaksanaan program HBS adalah Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Selain upaya sederhana yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan dan membantu program hijau, bersih dan sehat (HBS), masyarakat juga harus mendukung program ini seperti membuang sampah di tempatnya, menanam pohon, membersihkan lingkungan rumah, dan memanfaatkan limbah sampah organik atau non organik menjadi kompos serta untuk kerajinan tangan hasil daur ulang sampah sehingga dapat melaksanakan metode pengelolaan sampah yang baik (3R) yaitu reduce atau mengurangi, reuse atau menggunakan kembali, recycle atau mendaur ulang. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan lingkungan hijau, bersih dan sehat (HBS) di Kota Samarinda seperti yang telah dilakukan Kelurahan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir. Penerapan program hijau, bersih dan sehat (HBS) di Kelurahan pelita ini sudah mencapai beberapa RT. Walau berada di kawasan perkotaan yang bersifat heterogen, Kelurahan Pelita mengikut sertakan 3 RT dalam lomba hijau, bersih dan sehat (HBS) yang diadakan Pemkot Samarinda antara lain RT 05, 22 dan RT 38. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka fokus penelitian ini adalah pada pengaruh program hijau, bersih dan sehat (HBS) terhadap kualitas lingkungan hidup di Kelurahan Pelita Kecamatan Samarinda Ilir serta kendala-kendala yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan program hijau, bersih dan sehat (HBS). Pembahasan Pengaruh Program Hijau, Bersih Dan Sehat (HBS) Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup Di Kelurahan Pelita Kecamatan Samarinda Ilir. Program hijau, bersih dan sehat (HBS) merupakan solusi yang paling efisien dalam menciptakan lingkungan yang sehat karena selain melibatkan seluruh masyarakat di sekitar lingkungannya, juga memiliki dampak langsung terhadap kondisi lingkungan terhadap daerah yang mengikuti program HBS yang dilakukan di lingkungan pemukiman masyarakat. Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan 3
6 Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12 (DKP) Kota Samarinda bahwa mereka berusaha dengan segala keterbatasan memenuhi harapan Samarinda bersih. Saat ini program hijau, bersih dan sehat menumbuhkan adanya partisipasi aktif, rasa kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang tercermin dengan adanya perubahan mental/ sikap, pandangan hidup, cara berpikir, cara kerja dan sebagainya. Sedangkan menurut Ence Izhar selaku Lurah di Kelurahan Pelita mengungkapkan bahwa masyarakat sangat menyambut baik terhadap program HBS tersebut. Lingkungan di Pelita memiliki perubahan yang sangat positif dan adanya perbedaan nyata dari sebelum HBS dengan sesudah adanya HBS. Perbedaan tersebut antara lain adalah: Sebelum adanya program HBS lingkungan terlihat sangat kumuh dan kurang tertata namun setelah adanya HBS kebersihan lingkungan lebih terjaga, Keindahan lingkungannya terlihat nyata jika sebelum adanya HBS lingkungan terlihat gersang namun setelah adanya HBS lingkungan lebih hijau karena adanya penanaman pohon disekitar lingkungan masyarakat, Sebelum adanya HBS, kesehatan masyarakat kurang terjaga sering mengalami sakit ringan faktor sampah yang membusuk di sekitar rumah yang menimbulkan bau yang tidak sedap Namun setelah adanya HBS ini kesehatan masyarakat sekitar tetap terjaga dan masyarakat mulai menyadari bahwa kebersihan lingkungan berdampak positif yakni kesehatan, Jika sebelum HBS sampah terbuang sia-sia Sekarang dengan adanya HBS masyarakat lebih bisa memanfaatkan atau menambah nilai ekonomis rumah tangga yang bersangkutan. Nilai ekonomis tersebut dapat dilihat dari: keberadaan Bank Ramah Lingkungan (Ramli), Pembuatan BBM alternatif dari sampah plastik melalui proses penyulingan, Sampah-sampah plastik dapat diolah menjadi kerajinan tangan seperti tas, baju, topi, bunga dan adanya Pupuk kompos yang berasal dari bahan organik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dari RT yang sudah melaksanakan HBS seperti RT 05, 22 dan RT 38 bahwa lingkungan tersebut lebih terjaga, terpelihara, tertata, bersih, teduh, rapi, indah dan sebagainya, dibandingkan daerah-daerah RT yang belum melaksanakan program HBS. RT 05 yang memiliki lingkungan yang sangat rapi, bersih dan teduh, sehingga suasana di RT 05 sangat ramah lingkungan. Sebelum adanya HBS kondisi jalanan di RT 05 kurang bersih serta tidak adanya penerangan di setiap jalan lingkungan tersebut, namun semenjak adanya HBS, di lingkungan RT 05 lebih bersih, hijau dan sudah memiliki lampu taman sebagai sumber penerang jalan. Untuk 4
7 Penaruh Program Hijau (Nur Hapidah) kedepannya Ketua RT 05 beserta masyarakat akan melakukan pembukaan bank sampah (bank ramah lingkungan) yang saat ini masih dalam proses pelaksanaan. 1 RT 22 memiliki keunggulan yakni mengelola sampah-sampah plastik menjadi kerajinan tangan serta pembuatan BBM alternatif dari sampah plastik melalui proses penyulingan. Berdasarkan pengalaman dari Bapak Marno Mukti, salah satu pejuang lingkungan sekaligus ketua RT 22 di Kelurahan Pelita, Samarinda. Cita-citanya mengubah sampah non organik menjadi sesuatu yang berguna diwujudkannya lewat eksperimen yang berkali-kali gagal. Namun karena tekad kuat, Pak Marno akhirnya mampu mengubah sampah-sampah itu menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif dari alat ciptaannya yakni Reaktor Destilasi BBM. 2 Sebelum adanya program HBS di lingkungan RT 22, 100 persen sampah-sampah terbuang sia-sia di TPS tanpa adanya pengelolaan. Namun saat ini, sampah yang terbuang hanya 5 persen di buang ke TPS. Ibu rusdiana selaku istri dari ketua RT 22 juga menambahkan bahwa membuang 1 sampah plastik seperti plastik teh gelas telah membuang 20 tetes minyak, karena 1 kilo sampah memiliki nilai 1 liter minyak. Ada tiga jenis bahan bakar yang mampu dihasilkan dari mesin ciptaannya, yakni bahan bakar standar solar, standar minyak tanah, dan premium. 3 RT 38 memiliki bank ramah lingkungan (bank ramli), sebelum adanya HBS, sebagian besar sampah di RT 38 di buang disembarang tempat terutama biasanya diletakkan didepan rumah bahkan di buang ditepi jalan. Namun semenjak adanya program HBS, Ketua RT 38 berinisiatif untuk membangun bank ramli. Hal ini untuk membangun nilai ekonomis masyarakat sekitar. Di RT ini terdapat arisan sampah, seminggu sekali dilakukan pengundian. Jadi sampah yang terkumpul selama dua sampai tiga minggu, sampahnya langsung dijual. Walaupun nilai dari sampah tersebut tak seberapa. Namun, sedikit demi sedikit manfaatnya akan begitu besar jika terus dilakukan. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Hijau, Bersih Dan Sehat (HBS) Pemerintah yang terkait berusaha mensosialisasikan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tersebut dengan melalui program hijau, bersih dan sehat (HBS), seperti membuang sampah pada 1 Sumber: Bapak M. Sedjo, Ketua RT 05 2 Sumber : Bapak Marno, Ketua RT 22 3 Sumber : Ibu Rusdiana, Istri Ketua RT 22 5
8 Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12 tempatnya, waktu pembuangan sampah, pemanfaatan sampah, dan pengelolaan sampah. Larangan membuang sampah tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Dilihat dari larangan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, masih ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui larangan-larangan dalam perda sampah tersebut, seperti: membuang sampah di jalan atau tempat umum, membakar sampah, waktu pembuangan sampah, dan sebagainya. Bahkan ada juga masyarakat yang mengetahui perda tersebut namun masih membuang sampah pada sembarang tempat karena faktor kebiasaan. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat serta kurang tegasnya pemerintah dalam penegakan perda tersebut. Apabila ada masyarakat yang terlihat membuang sampah pemerintah hanya mengeluarkan teguran tanpa adanya sanksi seperti yang telah tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 47 Ayat (1), (2) dan (3). Lemahnya pengawasan dan kurang tegasnya sanksi bagi masyarakat yang melanggar Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan sampah, menyebabkan persoalan mengenai sampah belum terselesaikan walaupun adanya program hijau, bersih dan sehat (HBS). Seharusnya agar program hijau, bersih dan sehat (HBS) berjalan dengan baik, pemerintah harus membuatkan peraturan baru khusus mengenai HBS. Sehingga dengan adanya peraturan mengenai HBS serta adanya sanksi yang tegas maka masyarakat terikat oleh peraturan tersebut untuk mewajibkan masyarakat menjalankan program HBS dilingkungan masing-masing. Hal ini bertujuan agar program HBS menjadikan Samarinda Kota TEPIAN bisa terlaksana dengan baik. Selain itu, terdapat juga kendala-kendala yang dihadapi setiap RT, antara lain: RT 05 Berdasarkan wawancara dengan Ketua RT 05 Bapak M. Sedjo mengatakan bahwa RT 05 telah menjalakan program HBS sejak tiga tahun terakhir. Gotong royong dilakukan setiap hari minggu, namun saat bulan puasa kegiatan HBS dikurangi. Hal yang paling menghambat program HBS di RT 05 ini adalah kurangnya bantuan dana pembinaan dari pemerintah serta lambatnya tanggapan pemerintah dalam menangani permintaan masyarakat. Masyarakat menjalankan program HBS sebagian besar memakai dana pribadi seperti membeli pot, cat, dan sebagainya. Walaupun tidak adanya dana pembinaan dari pemerintah, masyarakat tetap antusias dalam menjalankan program HBS ini. Semua itu mereka lakukan demi menjaga kebersihan lingkungan. 6
9 Penaruh Program Hijau (Nur Hapidah) RT 22, Kendala-kendala yang dihadapi di RT 22 berdasarkan wawancara terhadap ketua RT adalah masih adanya sebagian masyarakat kurang sadar akan kebersihan lingkungan. Dengan menjaga kebersihan lingkungan maka akan terciptanya kesehatan. Sebagian besar masyarakat yang kurang sadar akan kebersihan tersebut adalah masyarakat yang baru atau pendatang. Walaupun sudah adanya sosialisasi HBS serta teguran agar menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat pendatang tersebut kurang merespon baik. Bahkan terkadang masih membuang sampah dengan sengaja di sembarang tempat. Hal lain yang menjadi kendala adalah kondisi jalan di sepanjang RT 22 yang sempit sehingga apabila pot tanaman diletakkan di pinggir jalan, maka ruas jalan terlihat lebih sempit. RT 38, Menurut Ibu Sri selaku ketua RT 38, bukan hal mudah untuk menjalankan program HBS. Pola pikir warga tentang sampah perlu diubah, itu merupakan kendala berat yang mereka alami. Selain itu, kendala yang di hadapi menurut keterangan RT bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pemeliharaan lingkungan yang sudah ditata, salah satunya pemeliharaan tanaman yang ditata dalam pot. Walaupun tugas yang berat dan Ibu Sri selaku ketua RT seorang perempuan, hal itu tidak menghambat semangatnya untuk tetap terus mensosialisasikan program hijau, bersih dan sehat (HBS) di lingkungannya. Di Kelurahan Pelita Kecamatan Samarinda Ilir, masih banyak RT yang belum menjalankan program HBS. Kesimpulan yang dapat di ambil berdasarkan keterangan terhadap salah satu RT yang belum mengikuti program HBS diantaranya adalah masalah kurangnya dana dan fasilitas yang mendukung dari pemerintah, kemudian masalah keterbatasan waktu, dan masalah gaya hidup atau kebiasaan masyarakat. Untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi masyarakat baik yang sudah menjalankan program HBS maupun yang belum menjalankan program tersebut, seharusnya ada tindakan dari pemerintah untuk memberikan solusi dalam penanganan kendala-kendala yang terjadi dilingkungan masyarakat. Selain itu, dari segi masyarakatnya bahwa seharusnya ada kesadaran untuk tetap menjaga lingkungan dan memanfaatkan lingkungan dengan baik walaupun tanpa adanya program HBS. Menjaga lingkungan dapat dimulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempat dan waktu yang tepat, memanfaatkan sampah dengan baik, tidak melakukan penebangan pohon yang mengakibatkan kerusakan hutan, dan sebagainya, karena melakukan kebaikan dalam hal kecil akan berdampak besar jika terus dilakukan dikehidupan sehari-hari. 7
10 Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12 Penutup Pengaruh program hijau, bersih dan sehat (HBS) terhadap kualitas lingkungan hidup di Kelurahan Pelita Kecamatan Samarinda Ilir pada saat ini menumbuhkan adanya partisipasi aktif, rasa kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang tercermin dengan adanya perubahan mental/ sikap, pandangan hidup, cara berpikir, cara kerja dan sebagainya. Selain itu lingkungan di Pelita memiliki perubahan yang sangat positif yaitu: Jika sebelum HBS sampah terbuang sia-sia, sekarang dengan adanya HBS, masyarakat lebih bisa memanfaatkan atau menambah nilai ekonomis rumah tangga yang bersangkutan. Nilai ekonomis tersebut dapat dilihat dari: Bank Ramah Lingkungan (Ramli), Pembuatan BBM alternatif dari sampah plastik melalui proses penyulingan, Sampah-sampah plastik dapat diolah menjadi kerajinan tangan seperti tas, baju, topi, bunga dan sebagainya. Kendala-kendala yang dihadapi masyarakat dalam pelaksanaan program hijau, bersih dan sehat (HBS) jika dilihat dari larangan membuang sampah tercantum pada Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, sebagian masyarakat ada yang masih belum mengetahui Peraturan Daerah tersebut, bahkan ada juga masyarakat yang mengetahui perda tersebut namun masih membuang sampah pada sembarang tempat karena faktor kebiasaan. Lemahnya pengawasan dan kurang tegasnya sanksi bagi masyarakat yang melanggar Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, menyebabkan persoalan mengenai sampah belum terselesaikan walaupun adanya program hijau, bersih dan sehat (HBS). Sementara itu, di daerah Kelurahan Pelita hal yang paling menghambat program HBS di RT 05 ini adalah kurangnya bantuan dana pembinaan dari pemerintah serta lambatnya tanggapan pemerintah dalam menangani permintaan masyarakat. Masyarakat menjalankan program HBS sebagian besar memakai dana pribadi seperti membeli pot, cat, dan sebagainya. Untuk di RT 22 yaitu kurangnya dukungan masyarakat terutama bagi para pendatang dan untuk RT 38 kendalanya berupa kurangnya pemeliharaan masyarakat terhadap lingkungan yang sudah tertata, terutama dalam hal pemeliharaan tanaman pot. Beberapa saran yang perlu diperhatikan : 1. Pemerintah seharusnya membuatkan peraturan baru khusus pelaksanaan program HBS beserta sanksinya, agar HBS bisa dilaksanakan di seluruh Kota Samarinda. 8
11 Penaruh Program Hijau (Nur Hapidah) 2. Pemerintah Daerah Kota Samarinda dalam hal ini melalui Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota samarinda sebaiknya lebih tegas dalam menerapkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. 3. Pemerintah Kota Samarinda sebaiknya melakukan kunjungan secara berkala terhadap lingkungan masyarakat untuk melihat pelaksanaan program HBS, tidak hanya pada saat Lomba saja. 4. Sebaiknya pemerintah memberikan solusi terhadap kendala-kendala yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan program HBS. 9
12 Jurnal Beraja Niti, Volume 2 Nomor 12 Daftar Pustaka Asshiddiqie Jimly, 2010, Green Constitution Nuansa Hijau, Rajawali, Jakarta. Basriyanto, 2007, Memanen Sampah, Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta. Djamal Irwan Zoer aini, 2010, Prinsip-Prinsip Ekologi, PT. Bumi Aksara Jakarta. Hardjasoemantri Koesnadi dan Supriyono Harry, 1996, Hukum Lingkungan, Gadjah Mada, Yogyakarta. Muhammad Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Ristono, 1999, Menuju Lingkungan Yang Sehat Dan Bersih, CV. Locus, Samarinda. Siahaan, N.H.T., 2004, Hukum Lingkungan Dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Cetakan Kedua, Jakarta. Slamet Soemirat Juli, 2009, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press. Soekanto Soerjono, 2003, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta Supranto J., 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta. Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. Suryabrata Sumadi, 2003, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaaan Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Monografi Desa Dan Kelurahan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah 10
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
KODE PUSLITBANG : 5 KM LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ANGGOTA LINGKUNGAN HIJAU BERSIH SEHAT (HBS) Oleh Jumani, S.Hut., M.P. NIK. 62.17.1. 0049 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciOleh : Made Surya Diatmika I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana
EFEKTIFITAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN TABANAN Oleh : Made Surya Diatmika I Nyoman
Lebih terperinciKAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 8 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciJURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 3 Nomor 9 (2014) Copyright 2014
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 TINJAUAN YURIDIS PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA TERHADAP USAHA
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH I Made Sugiarta Nugraha I Wayan Parsa I Ketut Suardita Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciAisyah. Abstrak. Kata kunci : Pengelolaan Sampah, sampah berbasis masyarakat
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 12 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA BERBASIS MASYARAKAT DI RT 50 KELURAHAN SUNGAI
Lebih terperinci1 Sodikin, 2007, Penegakan Hukum Lingkungan, Djambatan, Jakarta, hal. 1
UPAYA MASYARAKAT DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR SUNGAI AKIBAT PEMBUANGAN LIMBAH Oleh Made Lia Pradnya Paramita Gde Made Swardhana Bagian Hukum Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciJURNAL PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SEGIRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SUNGAI KARANGMUMUS DI KOTA SAMARINDA
JURNAL PENGELOLAAN SAMPAH PASAR SEGIRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN SUNGAI KARANGMUMUS DI KOTA SAMARINDA Disusun oleh: FRANSISKA SEPTI WIDIASTUTI NPM : 100510268 Program Studi Program Kekhususan
Lebih terperinciHAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR
HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR Agus Pratama Putra Pembimbing : Cokorda Dalem Dahana I Ketut Suardita Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG DIAKIBATKAN OLEH SAMPAH DITINJAU DARI PERDA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2015 Oleh : Effelien Tapilatu* I Nyoman Suyatna** Kadek Sarna*** Program Kekhususan
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT
1 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG Oleh: Risa Okwani*, Slamet Rianto**, Yuherman** Mahasiswa Pendidikan Geografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat
Lebih terperinciKata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA. Yosh Christanto Doa*, Jootje M.L. Umboh*,
Lebih terperinciKeywords: evaluation of the impact, garbage management, Sumber Rejeki Garbage Bank, Kediri
EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH (Studi di Bank Sampah Sumber Rejeki Kelurahan Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri) Merly Mutiara Saputri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Hendrik L. Blum dalam Haryanto Kusnoputranto (2005) dikatakan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Bidang kesehatan telah menetapkan visi pembangunan kesehatan yang dinyatakan dalam Indonesia Sehat 2015. Visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut
Lebih terperinciPENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR
PENERTIBAN PENEBANGAN POHON PERINDANG SECARA LIAR DI KOTA DENPASAR Oleh: Imam Wahyudi I Made Arya Utama Kadek Sarna Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Development is
Lebih terperinciPemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM
Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT DAERAH BANTARAN SUNGAI BADUNG DALAM PENANGANAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KOTA DENPASAR. oleh
PERAN SERTA MASYARAKAT DAERAH BANTARAN SUNGAI BADUNG DALAM PENANGANAN DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI Abstract WILAYAH KOTA DENPASAR oleh Ida Bagus Ade Wihendra I Gusti Ngurah Wairocana Cokorda Dalem Dahana
Lebih terperinciKAMPANYE PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SARIJADI KOTA BANDUNG
KAMPANYE PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SARIJADI KOTA BANDUNG Penulis : Fransiska Karunia Loviana 0964178 Pembimbing 1 : Dra.Naniwati S,M.Ds Pembimbing 2 : Dra.Wieke Iasman,M.Ds ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan
VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan TPA Bakung kota Bandar Lampung masih belum memenuhi persyaratan yang ditentukan, karena belum adanya salahsatu komponen dari
Lebih terperinciDAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR
DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA DI KOTA DENPASAR Oleh I Made Ari Permadi R.A Retno Murni Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Environment
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR Oleh : Ni Putu Putrika Widhi Susmitha I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Program Kekhususan
Lebih terperinciOLEH : KHAIRUN NISAQ NPM
JURNAL DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH AIR DINGIN BAGI LINGKUNGAN MASYARAKAT AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM.11030250 PROGRAM
Lebih terperinciEdu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.
Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hal ini
Lebih terperinciPENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI
PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI Oleh Mu ammar Kadafi Nyoman Mudana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR
PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR Oleh: Nina Handalina Soza I Nyoman Suyatna I Ketut Suardita Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak:
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA TANPA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERATURAN GUBERNUR NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA TANPA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH Oleh I G N Agung Bagus Indra Saputra Suatra Putrawan
Lebih terperinciBUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL
BUDAYA MASYARAKAT DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PASAR MANDAU KELURAHAN DURI TIMUR KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS JURNAL SEPTIANA NIM.09030073 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Dasrizal,
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Masyarakat Melalui Sosialisasi Persampahan Dan Rumah Sehat Di Permukiman Tpa Desa Neglasari, Tangerang
MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI PERSAMPAHAN DAN RUMAH SEHAT DI PERMUKIMAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA NEGLASARI, TANGERANG Devi Angeliana K Public Health Program Study of health
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)
UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali) Oleh : Wulan Virda Dewi I Nyoman Suyatna Cokorda Dalem Dahana Bagian Hukum Pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh
Lebih terperinciUPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PENANGANAN PELANGGARAN KETENTUAN TENTANG PENCEMARANSAMPAH DI KOTA DENPASAR
1 UPAYA PEMERINTAH KOTA DENPASAR DALAM PENANGANAN PELANGGARAN KETENTUAN TENTANG PENCEMARANSAMPAH DI KOTA DENPASAR Oleh: Agus Arya Anggana Putra I Gusti Ngurah Wairocana I Ketut Sudiarta Program Kekhususan
Lebih terperinciJURNAL BERAJA NITI ISSN : Volume 2 Nomor 9 (2013) Copyright 2013
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 2 Nomor 9 (2013) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2013 FUNGSI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN PASAR OLAH
Lebih terperinciPeran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang. Ati Yuniati. Abstrak
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186 Peran Dinas Tata Kota Bandar Lampung Dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang Ati Yuniati Bagian Hukum Administrasi Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik agar menjadi sumber
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN TERHADAP PEROKOK PASIF Oleh I Komang Wijana I Nyoman Mudana Bagian Hukum Pemerintahan
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SAMARINDA
59 TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SAMARINDA Abdul Mukmin Rehas dan Parlindungan Pasaribu mukmin@uwgm.ac.id, parlindunganpasaribu@uwgm.ac.id, Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam
Lebih terperinciMetode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta
Jurnal Bagimu Negeri, Volume 1 No.2 (2017) Hlm. 57-62 ISSN Cetak : 2548-8651 ISSN Online : 2548-866X DOI: https://doi.org/10.26638/jbn.482.8651 Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat
Lebih terperinciOPTIMALISASI TEMPAT SAMPAH WARNA SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH DI SDN 11 DURI KEPA, JAKARTA BARAT
OPTIMALISASI TEMPAT SAMPAH WARNA SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH DI SDN 11 DURI KEPA, JAKARTA BARAT Devi Angeliana Kusumaningtiar Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa
Lebih terperinciTINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012
TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES
Lebih terperinciFakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April
Latar belakang Pencemaran yang sangat akut. Hitam, bau, banyak sampah, eceng gondok, kakus dan limbah industri. Sungai tak ubahnya tempat pembuangan sampah dan limbah industri Fakta Apa yang terjadi Tidak
Lebih terperinciPENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KLUNGKUNG
PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NO. 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN KLUNGKUNG Oleh : I Made Pasek Pariasa I Ketut Suardita Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Program Kekhususan
Lebih terperinciFUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA
JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor9 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA Darul Dana
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK
EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (Studi Terhadap Anggota Polri Polres Pekalongan Kota) D a r o d i Magister Hukum Universitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 (Studi: Partisipasi Masyarakat dalam Mensukseskan Bank Sampah Mandiri Di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota
Lebih terperinciOleh Putu Gede Kharisma Winanda Putra I Gusti Ngurah Parwata Program Kekhususan Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
PELAKSANAAN PROGRAM DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (DESA DAUH PURI KANGIN, KECAMATAN DENPASAR BARAT, KOTA DENPASAR) Oleh Putu Gede Kharisma Winanda Putra I Gusti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar
Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut tetapi juga menimbulkan dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciEVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN
EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI Madrasah Neni Wahyuningtyas 1 Abstract Environmental education is one effort to realize environmental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bank Sampah Wargi Manglayang RW 06
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bagian ini menjelaskan gambaran umum mengenai dua objek penelitian yang akan diteliti. Keduanya merupakan pelaku dalam usaha bank sampah di Kota Bandung.
Lebih terperinciPENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN
1 PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN 2000 Oleh Desak Nyoman Oxsi Selina Ibrahim R I Ketut Suardita Program Kekhususan Hukum Pemerintahan Fakultas
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN JALUR HIJAU Oleh : Gede Agung Sutrisna I Ketut Suardita Cokorda Dalem Dhana Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Temuan Utama 5.1.1 Manfaat Pada penelitian ini, penulis membuat skenario menjadi 3 (tiga) beserta manfaatnya, yaitu sebagai berikut: Skenario A Skenario A atau Pengurangan Sampah (Reduce),
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2005 BERKAITAN DENGAN PEMINDAHAN KENDARAAN BERMOTOR
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2005 BERKAITAN DENGAN PEMINDAHAN KENDARAAN BERMOTOR Oleh : Ida Bagus Putra Pratama Ibrahim R I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013
PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013 Standar Kompetensi 2. Memahami sumberdaya alam Kompetensi Dasar 2.3.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,
PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG, Menimbang Mengingat : a. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak asasi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sebagai pusat aktivitas manusia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk datang ke kota. Hal
Lebih terperinciPENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG
PENGATURAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Made Yuni Lestari I Nyoman Suyatna Kadek Sarna Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciPENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMBANGUNAN HOTEL PADA KAWASAN SEMPADAN JURANG DI KABUPATEN BADUNG Oleh: I Putu Antoni Giri I Ketut Sudiarta Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT
PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU WEYN MARDIANI Guru SD Negeri 112 Pekanbaru weynmardiani32@gmail.com ABSTRAK Salah satu kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halaman 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya menciptakan lingkungan yang hijau dan bersih, sekaligus sebagai wujud kepedulian Universitas Mercu Buana terhadap lingkungan yang hijau, pada pembukaan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh : VILLI YUNEKE NPM : Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup
NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN PRINSIP 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN BANTUL Diajukan oleh : VILLI YUNEKE NPM : 06 05 09465
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI BATIK DALAM MENDUKUNG USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA YOGYAKARTA
PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI BATIK DALAM MENDUKUNG USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA YOGYAKARTA PENULISAN HUKUM / SKRIPSI Disusun Oleh : M. INDRA MANGIWA NPM : 030508208 Program Studi : Ilmu Hukum Program
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA SURAKARTA DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KONSEP GREEN CITY Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH, Menimbang
Lebih terperinciATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
ATURAN BERSAMA DESA BAKIPANDEYAN KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM - MANDIRI PERKOTAAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) TAHUN 2014
Lebih terperinciPENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR
PENEGAKAN HUKUM PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA DENPASAR Ni Putu Sri Rahayu Mulya Ningsih I Ketut Sudiarta Kadek Sarna Hukum Pemerintahan,
Lebih terperinciPemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga
Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang di mana manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan
Lebih terperinciBUDAYA HIDUP BERSIH MELALUI MAS (MANAJEMEN AIR DAN SAMPAH DI DESA CANGKRING
BUDAYA HIDUP BERSIH MELALUI MAS (MANAJEMEN AIR DAN SAMPAH DI DESA CANGKRING Ahmad Jamaludin 1), Royani 2), Taufiq Maulana 3), Eviyanti 4), Mar atus Salamah 5) Teknik Informatika Politeknik Indramayu Email:
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KAPUAS BARASIH MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT DAN INTEGRITAS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kepadatan penduduk setiap tahunnya. Jumlah penduduk Surabaya mengalami
Lebih terperinciGreen Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *
Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati * Naskah diterima: 27 Januari 2016; disetujui: 03 Februari 2016 Indonesia merupakan negara yang kaya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu kekayaan yang berupa kekayaan alam maupun kekayaan yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan yang kita diami terdiri atas dua komponen utama yaitu biotik (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan saling berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga karena banyak sekali manfaatnya. Lingkungan yang bersih adalah suatu keadaan
Lebih terperinciPenulisan Hukum (Skripsi)
IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP FASILITAS PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK BAGI DIFABEL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KESETARAAN DIFABEL Penulisan Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir di setiap kabupaten/kota yang ada di Indonesia selalu dihadapkan dengan permasalahan sampah. Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup masyarakat. Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai
Lebih terperinci95 Tabel 6.2 Pengetahuan Warga Mengenai Akibat Membuang Sampah Secara Sembarangan Sebelum Adanya Kelembagaan Partisipatoris, Sub DAS Cikapundung, Band
94 BAB VI EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN PARTISIPATORIS DALAM PENYELAMATAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM (SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI CIKAPUNDUNG) 6.1 Pengetahuan Sikap dan Perilaku Warga 6.1.1 Pengetahuan Warga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH, PENGHIJAUAN DAN PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciSurahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGOLAH SAMPAH DI DUSUN PADUKUHAN DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Surahma
Lebih terperinciArea : Luas wilayah 400,61 km² Administrative : Divided into 16 Distric and 103 sub distric Population : Total ± ,1 person (Source: Data
PALEMBANG eco CITY Area : Luas wilayah 400,61 km² Administrative : Divided into 16 Distric and 103 sub distric Population : Total ± 1.665.681,1 person (Source: Data Dinas Capil 2009) Population Growth
Lebih terperinciBAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai
BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI TAHU A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinci