IMPLEMENTASI SISTEM JUST IN TIME PADA PABRIK TAHU. : Muhammad Rahman Prabowo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Renny., SE.

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI SISTEM JUST IN TIME PADA PABRIK TAHU Nama : Muhammad Rahman Prabowo NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Renny., SE., MM

2 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus mampu bersaing dan berpikir dalam memproduksi. Perusahaan yang tidak dapat bersaing maka tidak akan dapat bertahan dan akan mengalami gulung tikar atau bangkrut. Untuk itu perusahaan harus memilih dengan tepat sistem apa yang tepat digunakan dalam perusahaannya, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki biaya produksi yang rendah. Dengan latar belakang tersebut maka penulis bertujuan melakukan penelitian dengan mengimplementasikan sistem Just In Time pada pabrik tahu. Rumusan Dan Batasan Masalah Apakah sistem Just In Time tepat digunakan pada Pabrik Tahu? Tujuan Penelitian Mengetahui keuntungan dengan menerapkan sistem Just In Time dan sistem apa yang tepat diterapkan pada Pabrik Tahu?

3 Hasil Dan Pembahasan Pengertian Just In Time Suatu sistem operasi yang menghilangkan bentuk aktifitas pemborosan dalam bidang produksi, sehingga menghasilkan dan menjual produk secara tepat waktu. Perbandingan sistem tradisional dan Just In Time Just In Time Sistem pull through Persediaan tidak signifikan Sel-sel pemanufakturan Tenaga kerja multiskilled Pengendalian mutu total (TQC) Desentralisasi jasa Tradisional Sistem push through Persediaan signifikan Berstruktur departemen Tenaga kerja terspesialisasi Level mutu aksetabel (AQL) Sentralisasi jasa

4 Pabrik Tahu milik Bapak Yanto memproduksi tahu dari 200Kg/hari dengan harga Rp. 300/tahu. Maka dapat dihitung pendapatan penjualan sehari sebesar Rp ( X Rp. 300 ). Jika dihitung dalam satu bulan (30 hari) : tahu/hari X 30 hari = tahu/bulan tahu X Rp. 300/tahu = Rp /bulan Biaya Bahan Baku Keterangan: *Kacang kedelai perhari 200kg = 6000kg/bulan Bahan baku Kuantitas Harga Jumlah Kacang kedelai 6000 Rp Rp Biaya Bahan Baku perunit ; Rp : = Rp.185, 71 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Kuantitas Gaji/bulan Jumlah Pegawai Rp Rp Keterangan: *Gaji pegawai/hari ; Rp /orang

5 Biaya Peralatan Peralatan Kuantitas Harga Jumlah Mesin Penggilingan 2 Rp Rp Biaya Depresiasi Peralatan (mesin) Beban Penyusutan = harga perolehan - nilai sisa Taksiran umur ekonomis Harga perolehan = Rp Umur ekonomis = 5 tahun Perkiraan dijual kembali = Rp Maka depresiasi peralatannya ; Rp Rp = Rp Rp : 5 Tahun = Rp /Tahun Rp : 12 Bulan = Rp /Bulan Rp : 30 Hari = Rp /hari

6 Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah berbagai macam biaya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung tetapi juga tetap dibutuhkan dalam proses produksi. Biaya Bahan Penolong Biaya Overhead Pabrik ( BOP ) tahu Keterangan Keterangan Jumlah Tradisional Just In Time Jumlah Kayu Bakar Rp Gas 50Kg Rp Garam Rp Garam Rp Cuka Rp Cuka Rp Total Rp Total Rp Jadi BOP yang dibebankan dalam satu produksi tahu adalah Pada Tradisional sebesar Rp. 42, 6 ( Rp : ) Pada Just In Time sebesar Rp. 40, 98 ( Rp : )

7 Perhitungan Harga Pokok Produksi Keterangan Metode Tradisional Metode Just In Time Selisih % Biaya Bahan Baku Rp Rp Rp. 0 0% Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Rp. 0 0% Langsung Biaya Overhead Pabrik Rp Rp Rp % Total Biaya Rp Rp Rp % Penjualan Rp Rp Rp. 0 0% Laba Bersih Rp Rp Rp % Unit yang diproduksi Rp. 0 0% Biaya HPP Perunit Rp. 253, 31 Rp. 251, 69 Rp. 1,62 2% Perhitungan Harga Pokok Produksi perunit Keteranga n BBB BTKL BOP HPP Tradisional Rp. 185, 71 Rp. 25 Rp. 42, 6 Rp. 253, 31 Just In Time Rp. 185, 71 Rp. 25 Rp. 40, 98 Rp. 251, 69 Selisih Rp. 0 Rp. 0 Rp. 1,62 Rp. 1, 62 Persentase 0% 0% 2% 2%

8 Perbandingan Dua Metode Disini penulis akan membandingkan dua metode, yakni Metode Tradisional dan Metode Just Tin Time. Dengan kita membandingkannya, kita dapat dengan mudah melihat persamaan dan perbedaan kedua metode tersebut. Perbandingan HPP Metode Tradisional dan Metode Just In Time Keterangan Metode Tradisional Metode Just In Time Selisih Persentase Biaya Bahan Baku Rp Rp Tidak ada 0% Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Tidak ada 0% Langsung Biaya Overhead Pabrik Rp Rp Rp % Total Rp Rp Rp %

9 Perbandingan HPP perunit Sistem Tradisional dan Sistem Just In Time Metode BBB BTKL BOP HPP Tradisional Rp. 185, 71 Rp. 25 Rp. 42, 6 Rp. 253, 31 Just In Time Rp. 185, 71 Rp. 25 Rp. 40, 98 Rp. 251, 69 Selisih Tidak ada Tidak ada Rp. 1, 62 Rp. 1, 62 Persentase 0% 0% 2% 2%

10 Kesimpulan Bahwa dengan diterapkannya sistem Just In Time pada perusahaan Bapak Yanto berdampak positif atau lebih baik daripada sistem Tradisional. Hal ini dikarenakan dengan Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah perusahaan mendapatkan keuntungan 2% lebih banyak atau sebesar Rp /bulan Dimana, pada metode Tradisional ; Biaya bahan penolong sebesar Rp Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp Pada metode Just In Time ; Biaya Bahan penolong sebesar Rp Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp Dengan demikian sistem Just In Time lebih tepat untuk di implementasikan pada pabrik tahu milik Bapak Yanto

11 Saran Setelah penulis membandingkan antara sistem Just In Time dan sistem Tradisional pada perusahaan Bapak Yanto, maka penulis memberi saran kepada Bapak Yanto agar mengganti sistem Tradisional menjadi sistem Just In Time. Dengan alasan: Dimana, pada metode Tradisional ; Biaya bahan penolong sebesar Rp Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp Pada metode Just In Time ; Biaya Bahan penolong sebesar Rp Biaya Overhead Pabrik (bahan penolong sudah termasuk) sebesar Rp Dengan adanya perbedaan selisih biaya tersebut, perusahaan memperoleh Harga Pokok Produksi (HPP) yang lebih rendah. Maka perusahaan mendapatkan keuntungan bersih lebih banyak 2% atau sebesar Rp /bulan apabila menerapkan sistem Just In Time.