1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat
|
|
- Yandi Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAYAR
2 1. Pembayaran dalam tahun berjalan: a. Pembayaran angsuran PPh Pasal 25 b. Pemotongan/Pemungutan oleh pihak lain c. Pembayaran PPh yang bersifat final 2. Pembayaran pada akhir tahun pajak (PPh Pasal 29)
3 Pembayaran Angsuran PPh Pasal 25 Dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam tahun berjalan Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Angsuran PPh Pasal 25 = PPh terutang Kredit Pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24) 12 48
4 Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak yang baru pertama kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak berjalan. Angsuran PPh Pasal 25 = Tarif PPh OP x (Pengh. Neto Sebulan Disetahunkan PTKP) 12 PerMenkeu No. 255/PMK.03/2008 stdd PerMenkeu No. 208/PMK.03/
5 Pemotongan/Pemungutan oleh Pihak Lain Pemotongan PPh Pasal 21 Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. Pemungutan PPh pasal 22 Cara pelunasan pembayaran pajak dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak atas penghasilan antara lain sehubungan dengan impor barang dan pembelian barang sangat mewah, yang dipungut oleh pihak lain. Pemotongan PPh Pasal 23 Cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan oleh pihak lain antara lain bunga, dividen, royalti, hadiah, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, jasa teknik, jasa manjemen, jasa konsultan, dan jenis jasa lainnya. 50
6 Pembayaran PPh Yang Bersifat Final Antara lain: Bunga deposito dan tabungan Bunga obligasi dan SUN Hadiah undian Transaksi saham Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan Persewaan tanah dan/atau bangunan Penghasilan atas usaha WP yang memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Outline 51
7 LAPOR
8 Dokter wajib: - mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Masa dan Tahunan, dan - menyampaikannya ke KPP tempat terdaftar.
9 Media Penyampaian SPT Tahunan Media Penyampaian SPT Tahunan KPP/KP2KP Langsung Tempat lain Kantor Pos Perusahaan ekspedisi/kurir Pojok Pajak Drop Box Mobil Pajak dengan bukti pengiriman surat ke KPP tempat WP terdaftar e-filing melalui website DJP ( khusus formulir 1770 S & 1770 SS
10 Batas Waktu Pelaporan Kewajiban Tanggal Penyetoran Tanggal Pelaporan PPh Pasal 25 PPh Pasal 4 ayat (2) Setor Sendiri PPh Pasal 29 Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir Paling lama dilunasi sebelum SPT Tahunan disampaikan Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir *) 3 bulan setelah akhir tahun pajak *) SSP atas pembayaran PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dengan peredaran bruto tertentu yang telah mendapat validasi NTPN, tidak perlu melaporkan SPT Masa. Outline 55
11 KEWAJIBAN PPh WANITA DOKTER
12 Kewajiban PPh (DHBL) - Belum kawin -Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan Kawin -Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan -Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri Daftar Wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri Tidak wajib mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP Dapat mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP atas namanya sendiri Hitung Penghitungan PPh terutang atas penghasilan sendiri Penghasilan atau kerugian dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suami. Penghitungan PPh terutang didasarkan pada penggabungan penghasilan neto suami isteri dan besarnya PPh terutang bagi isteri tersebut dihitung sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri. Bayar Sebesar PPh terutang atas penghasilan sendiri Tidak bayar (karena sudah diperhitungkan dalam penghasilan suami) Sebesar PPh terutang bagi isteri sesuai dengan perbandingan penghasilan neto antara suami dan isteri 57
13 Kewajiban PPh (DHBL) - Belum kawin -Hidup berpisah berdasarkan Putusan Pengadilan Kawin -Kawin dengan perjanjian pisah harta dan penghasilan -Kawin dan memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sendiri Lapor Lapor SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri Tidak perlu menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP-nya sendiri (cukup suaminya saja yang menyampaikan SPT Tahunan PPh) - Wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh WP OP atas namanya sendiri terpisah dengan SPT Tahunan PPh suaminya - Penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh wanita kawin tersebut dalam suatu tahun pajak, tidak termasuk penghasilan anak yang belum dewasa. Outline - Harta dan kewajiban/utang yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh adalah harta dan kewajiban yang dimiliki dan/atau dikuasai wanita kawin tersebut pada akhir tahun pajak. 58
14 KEWAJIBAN PERPAJAKAN LAINNYA
15 Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong pajak. Pemotong pajak wajib memotong PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan. Tata cara penghitungan mengikuti ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-31/PJ/2012. Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : , KJS : 100 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
16 Dokter yang melakukan pekerjaan bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal 25 setiap bulannya Setor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : , KJS : 100 Lapor paling lama tanggal 20 bulan berikutnya Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
17 Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) Pemotong wajib memotong PPh pasal 4 ayat (2) atas sewa tanah dan/atau bangunan Tarif = 10 % dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat final Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir (Pasal 4 ayat (2) Pemotongan ) kode MAP : , KJS : 403 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
18 Dokter yang melakukan pekerjaan bebas merupakan orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong (harus ada surat penunjukan yang diterbitkan oleh Kepala KPP) sesuai dengan KEP-50/PJ./1994. Pemotong wajib memotong PPh pasal 23 atas sewa selain tanah dan/atau bangunan. Tarif = 2% dari jumlah bruto nilai sewa dan bersifat tidak final. Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kode MAP : , KJS : 100 Lapor paling lama 20 hari setelah Masa Pajak Berakhir. Outline Pasal 2 PMK No. 184/PMK.03/2007 s.t.d.d. PMK No. 80/PMK.03/2010
19 CONTOH PENGHITUNGAN PPh DOKTER
20 Contoh penghitungan kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai pegawai), pekerjaan bebas, dan penghasilan dari istri yang bekerja 1. Nama Dokter Riko Jaya 2. Alamat Jalan Cimahpar No. 404 Bogor 3. Jabatan Wakil Direktur Rumah Sakit Mawar 4. Status/Tanggungan Kawin/3 Anak 5. NPWP Masa Kerja Januari Desember 2016
21 Ilustrasi Membayar zakat melalui Badan amil Zakat sebesar Rp ,00. Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Maret 2016 masing-masing sebesar Rp ,00 dan untuk bulan April sampai Desember 2016 masing-masing sebesar Rp ,00. Telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar pada tanggal 27 Maret 2016 dan berdasarkan pencatatannya diketahui bahwa peredaran bruto selama tahun 2016 kurang dari Rp ,00, sehingga memenuhi syarat untuk menghitung penghasilan neto atas pekerjaan bebasnya menggunakan norma (Besarnya norma untuk profesi dokter yang melakukan pekerjaan bebas di wilayah Bogor berdasarkan PER-17/PJ./2015 adalah 50%). Istri dr. Riko Jaya, Melisa, bekerja pada PT Aman Sentosa. Untuk kepentingan pemotongan PPh Pasal 21 oleh PT Aman Sentosa, Melisa menggunakan NPWP suami ( ).
22 Ilustrasi
23 Ilustrasi Perincian Penghasilan Bruto atas Pekerjaan Bebas berupa praktik dokter Peredaran bruto tersebut merupakan jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien dari praktik dr. Riko di RS Melati dan klinik pribadi
24 Ilustrasi Penghasilan Melisa, istri dr. Riko Jaya (Rp) 1 2 Penghasilan neto (gaji, tunjangan, bonus) sebagai kepala bagian keuangan PT Aman Sentosa (sesuai formulir 1721-A1) setelah dikurang biaya jabatan Rp ,00 dan iuran pensiun Rp ,00 Penghasilan Lainnya: a. Hadiah undian berupa uang tunai dari Bank Jaya b. Bunga Deposito dari Bank Jaya
25 Ilustrasi PPh yang telah dipotong Pemotong Pajak (didasarkan pada bukti Pemotongan PPh, Rp ) 1 PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan sebagai wakil direktur Rumah Sakit Mawar 2 PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya atas penghasilan dari praktik dokter di Rumah Sakit Melati 3 PPh Pasal 21 Melisa atas penghasilan sebagai Kepala Bagian Keuangan PT Aman Sentosa PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber Talkshow PPh Pasal 21 dr. Riko Jaya sebagai narasumber seminar PPh Pasal 23 atas royalti Pajak Penghasilan yang bersifat final (Pasal 4(2)) : a. bunga tabungan dr. Riko Jaya dari Bank Abadi b. persewaan ruko dengan PT Asri c. hadiah undian Melisa d. bunga deposito Melisa dari Bank Jaya
26 Ilustrasi No Uraian Aset Nilai Perolehan (Rp) Tahun Perolehan 1 Rumah Tanah Mobil Mobil Tabungan di Bank Abadi Deposito di Bank Jaya Ruko di Jl. Pemuda Sepeda Motor
27 Penghitungan PPh terutang dr. Riko Jaya Tahun Pajak Penghasilan Netto dari : a. kegiatan usaha dan pekerjaan bebas 1) Praktek di Rumah Sakit Melati 50% x Rp Rp ) Praktek di klinik pribadi 50% x Rp Rp Penghasilan netto dari usaha dan pekerjaan bebas Rp b. pekerjaan Wakil Direktur Rumah Sakit Mawar Rp c. dalam negeri lainnya 1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma Rp ) Hadiah/imbalan dar PT Kuat ) Keuntungan dari penjualan logam mulia ) Royalti dari PT Oke ) Narasumber Talkshow ) Narasumber Seminar Penghasilan netto dalam negeri lainnya Rp Jumlah Penghasilan Netto
28 2. Zakat Rp Kompensasi Kerugian Rp Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3) Wajib Pajak sendiri Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin Tambahan untuk 3 orang tanggungan Jumlah PTKP Rp Penghasilan Kena Pajak Rp PPh Terutang Rp. a. 5% X Rp = b. 15% X Rp = c. 25% X = d. 30% X = PPh yang terutang Rp
29 7. Kredit Pajak a. PPh yang dipotong/dipungut oleh pihak lain : PPh Pasal 21 dan 23 (sesuai bukti potong) 1) Bukpot 1721 A1 dari RS Mawar ) Bukpot PPh dari praktik di RS Melati ) Bukpot PPh Pasal 21 honor pembicara talkshow ) Bukpot PPh Pasal 21 honor pembicara seminar ) Bukpot PPh Pasal 23 royalti Jumlah PPh yang dipotong/dipungut pihak lain b. PPh yang dibayar sendiri Angsuran PPh Pasal Jumlah kredit pajak Rp PPh yang kurang dibayar/pph Pasal 29 Rp
30 Pengitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak Penghasilan Netto Jumlah Penghasilan Netto Rp Penghasilan Netto tidak teratur 1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma ) Hadiah/imbalan dar PT Kuat ) Keuntungan dari penjualan logam mulia ) Narasumber Talkshow ) Narasumber seminar Jumlah Penghasilan Netto tidak teratur Jumlah Penghasilan Netto teratur Zakat Kompensasi kerugian 4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/3 Wajib Pajak sendiri Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin Tambahan untuk 3 orang tanggungan Jumlah PTKP Penghasilan Kena Pajak
31 6. PPh terutang a. 5% X Rp = b. 15% X Rp = c. 25% X Rp = d. 30% X Rp. - - PPh terutang Kredit Pajak PPh Pasal 21 dan 23 (sesuai bukti potong) 1) Bukpot 1721 A1 dari RS Mawar ) Bukpot PPh dari praktik di RS Mawar ) Bukpot PPh Pasal 21 honor pembicara talkshow ) Bukpot PPh Pasal 21 honor pembicara seminar ) Bukpot PPh Pasal 23 royalti Jumlah kredit pajak PPh Pasal 21 dan PPh yang kurang dibayar Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak /12 X Rp
32 Penghasilan Melisa tidak perlu digabung dengan penghasilan suaminya, dr. Riko Jaya, karena: - penghasilan Melisa hanya dari satu pemberi kerja, dan - atas penghasilan tersebut telah dipotong PPh oleh pemberi kerja yang bersangkutan.
33 a. telah dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan: - persewaan ruko dengan PT Asri, - bunga tabungan dari Bank Abadi, - hadiah undian dari Bank Jaya, dan - bunga deposito dari Bank Jaya, b. tidak dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan: - persewaan kamar kos-kosan (indekos), tidak diperhitungkan dalam menghitung PPh Terutang Tahunan, namun wajib dilaporkan pada SPT Tahunan 1770 lampiran III. dr. Riko Jaya wajib membayar sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 10% dari jumlah bruto nilai sewa paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
34 1. melakukan pencatatan atas semua penghasilan yang diterima; 2. menghitung jumlah PPh terutang atas penghasilan yang diterima selama tahun 2016; 3. menyetor kekurangan pembayaran PPh (PPh Pasal 29) menggunakan Billing system sebesar Rp ,00 ke Kantor Pos atau bank yang ditunjuk Menteri Keuangan sebelum pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi; 4. melakukan pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2016 paling lambat tanggal 31 Maret 2017; 5. menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma ke KPP tempat terdaftar (apabila dr. Riko masih memilih untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dalam menghitung PPh terutang Tahun 2017 atas pekerjaan bebas yang dilakukan); 6. melakukan pembayaran angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp ,00 untuk tiap masa pajak tahun 2017 paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
35 Contoh penghitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter atas penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tertentu yang dikenai PPh bersifat final dr. Riko Jaya pada contoh kasus 1 membuka apotik di klinik pribadinya Apotik mulai beroperasi tanggal 10 Januari 2016 Peredaran bruto apotik selama Tahun 2016: Bulan Peredaran Bruto Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
36 Peredaran bulan Januari 2016 yang disetahunkan = 12 x Rp ,00 = Rp ,00 Peredaran bruto usaha apotek yang disetahunkan tersebut tidak melebihi Rp ,00 Dengan demikian, pada tahun 2016, penghasilan dari usaha apotek tersebut termasuk dalam kriteria penghasilan yang dikenai PPh bersifat final (PP No. 46 Tahun 2013) Tarif PPh final adalah 1% dikalikan peredaran bruto apotek tiap bulan.
37 Penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2) atas usaha apotek dr. Riko untuk masa Januari sampai dengan Desember 2016 adalah sebagai berikut: Bulan Peredaran Bruto Tarif PPh Ps 4 ayat (2) final Januari % Februari % Maret % April % Mei % Juni % Juli % Agustus % September % Oktober % Nopember % Desember % Jumlah
38 1. Melakukan penyetoran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final setiap masa pajak dengan Billing System ke Kantor Pos/bank yang ditunjuk Menteri Keuangan atau melalui ATM)*, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. 2. Dalam hal: a. telah mendapat validasi NTPN, atau b. telah menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) berupa cetakan struk ATM, dr. Riko tidak perlu melakukan pelaporan SPT PPh Pasal 4 ayat (2) ke KPP. 3. Pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final oleh dr. Riko tidak perlu diperhitungkan kembali dalam menghitung PPh terutang dalam SPT Tahunan PPh OP, namun tetap dilaporkan rincian PPh Pasal 4 ayat (2) bersifat final pada lampiran III SPT )* = ATM Bank BRI, BCA, BNI atau Bank Mandiri
39 Contoh penghitungan dan pengisian SPT Tahunan PPh atas kewajiban PPh bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dokter yang memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (sebagai PNS) dan pekerjaan bebas 1. Nama dr. Budiman Jaya 2. Alamat Jalan Sakti No. 18 Bogor 3. Jabatan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri X di Bogor 4. Pangkat/Golongan Pembina / IV a 5. Status/Tanggungan Kawin/2 Anak 6. NPWP Masa Kerja Januari Desember 2016
40 Ilustrasi A. Dari Pemberi Kerja: Penghasilan dari profesi Dosen Fakultas Kedokteran di Universitas X sudah dipotong oleh pemberi kerja B. Dari pekerjaan bebas: Dr. Budiman juga membuka praktik dokter dengan omzet sebesar Rp Norma Penghitungan Penghasilan Netto yang diperkenankan untuk usaha tersebut adalah sebesar 50% (PER-17/PJ./2015) C. Dari Harta: Bunga Deposito dari Bank Mandiri Rp D. Penghasilan Lain-lain: 1. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 2. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di Kementerian Kesehatan dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 3. dr. Budiman juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh media swasta dan atas penghasilan tersebut telah dipotong pajak. 4. Menerima warisan dari orang tua berupa perhiasan senilai Rp pada tahun 2016.
41 Ilustrasi A. Angsuran PPh Pasal 25 yang telah dibayar selama tahun 2016 sebesar Rp ; B. PPh Pasal 21 yang telah dipotong pemberi kerja (Universitas Negeri X) sebesar Rp ; C. PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh pemberi kerja lainnya (Media Kesehatan) sebesar Rp
42 Data Wajib Pajak Tahun Rumah yang ditempati dibeli tahun 1990 dengan harga Rp ; 2. Mobil Toyota Kijang tahun 1990 dibeli tahun 1999 dengan Harga Perolehan Rp ; 3. Mobil Toyota Avanza di beli tahun 2010 dibeli kredit dengan harga Rp melalui lembaga pembiayaan Oto Multi Finance; 4. Tanah di Jalan Ceger No. 12, Tangerang, luas tanah (500m2) dibeli tahun 2000 dengan harga Rp ; 5. Deposito di Bank Mandiri cabang Senayan semenjak tahun 1999 sejumlah Rp dengan bunga per tahun Rp PPh final atas bunga deposito telah dipotong oleh Bank Mandiri (tarif PPh atas bunga deposito sebesar 20%); 6. Perhiasan senilai Rp pada tahun 2016 (warisan); 7. Pinjaman kepada Lembaga Leasing Oto Multi Finance Tahun 2012 sejumlah Rp (selama 5 tahun) dengan sisa pinjaman pada akhir tahun 2016 sebesar Rp
43 PERINCIAN PENGHASILAN TAHUN 2016 (Formulir 1721-A2) : Gaji pokok Rp Tunjangan istri/suami Tunjangan anak Tunjangan struktural/fungsional Tunjangan beras Tunjangan lain-lain Penghasilan Bruto Pengurangan : - Biaya Jabatan 5% x Rp Iuran Pensiun IURAN PENSIUN = 4.75% x (Gaji Pokok+Tunjangan Keluarga) = 4.75% x : : : : Rp Rp Rp Rp Rp - Rp : *) (+) : **) = Rp = Rp (-) Penghasilan Neto = Rp Rp BIAYA JABATAN = 5% x Penghasilan Bruto (Maksimal : /Th, /Bln
44 Penghasilan Neto = Rp PTKP ( K/2 ) - Wajib Pajak - Status Kawin - Anak 2 Rp Total Penghasilan Tidak Kena Pajak : : : Rp Rp Rp (+) = Rp (-) Rp Penghasilan Kena Pajak = Rp PPh Terutang 5 % x Rp = Rp PPh Telah Dipotong PPh yang kurang atau lebih dibayar *) **) Pembulatan Penghasilan Kena Pajak adalah Ribuan Penuh (000) = Rp (-) N I H I L Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatk an, menagih, dan memelihara penghasilan sebesar 5 % dari penghasilan bruto dengan jumlah mak simum sebesar Rp ,- setahun atau Rp ,- sebulan. Iuran pensiun sebesar 4,75 % x (gaji pok ok +tunjangan k eluarga)
45 1 2 3 Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Tim Penyusun Materi Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah di Kementerian Kesehatan sebesar Rp dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. ( Bukti Pemotongan PPh Nomor : BP21-02/VI/2016 Tanggal 15/06/2016) Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Pembicara Ahli Acara Bimbingan Teknis Kesehatan di Kementerian Kesehatan sebesar Rp dan bendahara telah melakukan pemotongan PPh Final sesuai ketentuan yaitu 15%. (Bukti Pemotongan PPh 21 Final Nomor : BP21-10/IX/2016 Tgl10/09/2016) Dr. Budiman Jaya juga mendapatkan honorarium sebagai Narasumber Seminar yang diselenggarakan oleh salah satu media sebesar Rp dan telah melakukan pemotongan PPh 21 sesuai ketentuan Pasal 17. (Bukti Pemotongan PPh 21 Non Final Nomor : BP21-05/RT/X/2016 Tanggal 29/10/2016). Honorarium Instansi Pemotong Pajak/ NPWP Penghasilan Bruto PPh 21 FINAL + NON FINAL Nomor & Tanggal Bukti Potong Juni 2016 Kemenkes ( ) Rp Rp BP21-02/VI/2016 ( 15/06/2016) September 2016 Kemenkes ( ) Rp Rp BP21-10/IX/2016 ( 10/09/2016) Oktober 2016 Media Kesehatan ( ) Rp Rp BP21-05/RT/X/2016 (29/10/2016) Jumlah Total Rp Rp
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter PJ.091/PL/S/008/2014-00 Gambaran Umum Apa Itu Pajak? Subjek Pajak Objek Pajak Sumber Penghasilan Dokter Kewajiban Pajak
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap perlakuan perpajakan dan perhitungan Pajak Penghasilan atas penghasilan
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/006/2015-00 OUTLINE Dasar hukum Gambaran Umum SPT 1770 SS Dasar Hukum Peraturan Menteri
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari
Lebih terperinciPenghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Misalnya: a. Usaha apotek; b. Rumah makan; c. Toko *) dapat bersifat final apabila memiliki peredaran bruto tertentu (PP No. 46 Tahun 2013) Penghasilan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.
PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ./2009) Tahun Pajak : 2009 Formulir 1770 S ini merupakan formulir SPT Tahunan
Lebih terperinciSOSIALISASI. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2017
SOSIALISASI SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2017 PMK NOMOR 243/PMK.03/2014 s.t.d.t.d. PMK NOMOR 9/PMK.03/2018 Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan,
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
10 S SPT AN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMPUNYAI PENGHASILAN : DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DALAM NEGERI LAINNYA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL PERHATIAN SEBELUM
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B.PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK IDENTITAS PERHATIAN TAHUN PAJAK FORMULIR SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK
Lebih terperinciSURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot
STIE Widya Praja Tanah Grogot Tanggal Penerbitan 25 April 2016 Pertemuan SURAT SETORAN PAJAK Wajib Pajak dapat membayar pajak yang terutang dengan 2 (dua) cara, yaitu: 1. Dengan menggunakan Surat Setoran
Lebih terperinciKewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
0 S SPT AN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MEMPUNYAI PENGHASILAN : DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DALAM NEGERI LAINNYA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL PERHATIAN SEBELUM
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
FORMULIR DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN 177 S SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; DALAM NEGERI LAINNYA;
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
770 PERHATIAN MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR TAHUN PAJAK KEMENTERIAN
Lebih terperinciPelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi Kategori Wajib Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013 PJ.091/KUP/S/005/201401 Agenda Studi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-34/PJ/2010
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B.PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR PAJAK PERHATIAN 77 S SPT AN
Lebih terperinciDATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK
DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK A. NPWP : 0 7 4 5 6 1 2 3 0 0 1 3 0 0 0 B. C. JENIS USAHA : SPESIFIKASI USAHA : D. ALAMAT : Pegawai Swasta JL. BATU TULIS NO. 33 E. KELURAHAN / : KECAMATAN F. KOTA / KODE POS
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL TAHUN PAJAK BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR BAGI WAJIB PAJAK YANG
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
IDENTITAS FORMULIR PERHATIAN MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DARI PENGHASILAN LAIN
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PERHATIAN 770 BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU PEMBUKUAN PENCATATAN DALAM NEGERI LAINNYA/LUAR NEGERI.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Perpajakan 2.2.1. Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Perpajakan Tahun 2007, Pajak didefinisikan sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib
Lebih terperinciAnda galau dalam mengisi SPT Tahunan?
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Lebih terperinciBADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal
BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas
Lebih terperinciPelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dan Orang Pribadi Kategori Wajib Pajak PP Nomor 46 Tahun 2013 PJ.091/KUP/S/005/201401 Agenda Sekilas
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6
BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS; DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA; YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL; DAN/ATAU X PEMBUKUAN PENCATATAN DALAM NEGERI
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PERHATIAN 0 MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DARI PENGHASILAN LAIN SPT YANG DIKENAKAN
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter PJ.091/PL/S/008/2014-00 Apa Itu Pajak? Gambaran Umum Subjek Pajak Objek Pajak Sumber Penghasilan Dokter Kewajiban Pajak
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
G. LAMPIRAN F. ANGSURAN PPh PASAL 25 BERIKUTNYA E. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR D. KREDIT PAJAK C. PPh TERUTANG B. PENGHASILAN KENA PAJAK A. PENGHASILAN NETO IDENTITAS FORMULIR 1770 MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0
0 MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN ATAU NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT
Lebih terperinciAnda galau dalam mengisi SPT Tahunan?
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Anda galau dalam mengisi SPT Tahunan? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
Lebih terperincimedika BUKU INI UNTUK KEPENTINGAN DINAS TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN MEDIA informasi PERPAJAKAN UNTUK DOKTER SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
medika MEDIA informasi PERPAJAKAN UNTUK DOKTER SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK BUKU INI UNTUK KEPENTINGAN DINAS TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK Assalamu alaikum Warahmatullahi
Lebih terperinciKementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak. Sosialisasi. SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/009/
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Sosialisasi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun Pajak 2014 PJ.091/KUP/S/009/2015-00 Dasar hukum Gambaran Umum SPT 1770-S Dasar Hukum Peraturan
Lebih terperinciPAJAK WP ORANG PRIBADI
PAJAK WP ORANG PRIBADI SISTEMATIKA 1. SPT WP Orang Pribadi 2. Komponen-Komponen SPT 3. WP OP Lebih dari Satu Pemberi Kerja 4. WP OP Pengusaha 5. WP OP Lebih satu Pemberi Kerja & Pengusaha 2 SPT WP Pribadi
Lebih terperinciPengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG
Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG 1 1 IKATAN AKUNTAN INDONESIA IKATAN KONSULTAN PAJAK INDONESIA
Lebih terperinciKULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1
KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY PPh UMUM 1 STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan prosedur dalam
Lebih terperinciApakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga? Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative Aspek Perpajakan bagi Pemilik Indekos Panduan
Lebih terperinciTATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/
LAMPIRAN I NOMOR PER-1/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/e-SPT TAHUNAN 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
12 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan kerja praktek Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis di tempatkan di bagian pemasaran dan bagian umum. Di bagian ini pula penulis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan bertugas memberikan layanan kesehatan kepada pasien dalam rangka membantu menyembuhkan
Lebih terperinciPenghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-4/PJ/2009 Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Luar Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai
Lebih terperinciY. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN R I PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA X DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP,
Lebih terperinciLEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI POS ATAU PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI ATAU JASA KURIR
LAMPRAN PERATURAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-26/PJ/2012 TENTANG : TATA CARA PENERMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN LEMBAR NFORMAS AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DSAMPAKAN MELALU POS ATAU PERUSAHAAN JASA
Lebih terperinciPerhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter
Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter Pajak Penghasilan adalah pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
Lebih terperinciPERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan
Lebih terperinciSistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:
PERPAJAKAN ORGANISASI NIRLABA Tri Purwanto Pengantar Pajak Organisasi Nirlaba UU No 28 Th 2007 ttg KUP Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Lebih terperincia. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.
SOAL PAJAK SMK 1.Penghasilan yang termasuk obyek PPh Pasal 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah. a. bunga b. deviden c. Gaji d. royalty e. sewa 2. Berdasarkan data laporan keuangan atas usaha tahun pajak
Lebih terperinciBENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V
BAB V BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V BAB V BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS
Lebih terperinciSPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26
SPT Masa Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT rmal SPT Pembetulan Ke- - Tahun Kalender Formulir
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?
Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN 1. Peraturan Undang-undang tahun berapa yang dipakai untuk pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21? 2. Bagaimana proses pemotongan dan penyetoran Pajak
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Pertemuan 1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Pertemuan 1 6 P1.1 Teori Pajak Penghasilan Umum Dan Norma Perhitungan Pajak Penghasilan A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang
Lebih terperinciPELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL
PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL Oleh: Amanita Novi Yushita, SE amanitanovi@uny.ac.id *Makalah ini disampaikan pada Program Pengabdian pada Masyarakat
Lebih terperincia. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.
LAMPIRAN I Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN II
UNTUK KEPENTINGAN DINAS TIDAK DIPERJUALBELIKAN BIJAK Orang Pribadi Pintar Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN II BIJAK - Orang Pribadi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 2 September 2013 A. Umum SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpajakan Menurut Undang-Undang no. 28 th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
Lebih terperinciMINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diatur dalam Undang - Undang No.28 tahun 2007 yaitu perubahan ketiga atas Undang-Undang No.16 tahun 2000 A.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bisa ditarik apa yang telah dibahas dan dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini
88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pembahasan pada bab sebelumnya kesimpulan yang bisa ditarik apa yang telah dibahas dan dianalisis oleh penulis dalam skripsi ini adalah
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2
0 MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN ATAU NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA DARI PENGHASILAN LAIN SEBELUM MENGISI BACALAH
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan
BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) menurut Liberti Pandiangan (2010:v) adalah salah
Lebih terperinciBagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa
Edisi No. 2, Februari 2017 SERTIFIKAT ELEKTRONIK PAJAK Tata Cara Pemberian Dan Pencabutan Sertifikat Elektronik Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
Lebih terperinciNPWP dan Pengukuhan PKP
NPWP dan Pengukuhan PKP NPWP dan NPPKP Pengusaha Wajib Pajak Bukan Pengusaha NPWP dan NPPKP NPWP Siapakan yang Wajib Mendaftarkan diri untuk Memperoleh NPWP? Orang Pribadi Menjalankan Usaha dan Pekerjaan
Lebih terperinciMobil Pajak Keliling / Pojok Pajak
1 DOWNLOAD / UNDUH 3 AMBIL SENDIRI www.pajak.go.id AMBIL SENDIRI DI KPP / KP2KP 2 Mobil Pajak Keliling / Pojok Pajak Tempat Penyampaian SPT dan Batas Waktu, Penyampaian SPT Maret 2012 31 Definisi Penghasilan
Lebih terperinciPPh Pasal 25. Rp Rp. Angsuran PPh pada tahun Berjalan
PPh Pasal 25 Rp Rp Angsuran PPh pada tahun Berjalan Pendahuluan PPh pasal 25 UU No. 36 Tahun 2008 membahas tentang besarnya angsuran pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak pada tahun berjalan. Besarnya
Lebih terperinciFransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak
Modul ke: Perpajakan I PPh 21 Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1. Akuntansi Pemotong PPh Pasal 21/26 pemberi kerja yang terdiri dari: a.orang pribadi dan
Lebih terperinciFAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10
Lembar ke-2 : Untuk Penjual BKP/Pemberi JKP sebagai bukti Pajak Keluaran FAKTUR PAJAK Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10 Pengusaha Kena Pajak Nama : PT. Jive Entertainment Alamat : Jl. Patra Kuningan
Lebih terperinciKelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan
Kelompok 3 Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan Pajak penghasilan, subjek, objek pajak dan objek pajak BUT Tata cara dasar pengenaan pajak Kompensasi Kerugian PTKP, Tarif pajak dan cara
Lebih terperinciOLEH: Yulazri M.Ak. CPA
OLEH: Yulazri M.Ak. CPA Pajak Penghasilan (PPh) Dasar Hukum : No. Tahun Undang-Undang 7 1983 Perubahan 7 1991 10 1994 17 2000 36 2008 SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN 1. a. Orang Pribadi b. Warisan
Lebih terperinciPENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I
BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I BAB I PENUNJUKAN BENDAHARA NEGARA SEBAGAI PEMOTONG/ PEMUNGUT PAJAK-PAJAK NEGARA 1. DASAR HUKUM a. Undang-undang 1) Undang-undang
Lebih terperinciPJ.091/KUP/S/006/
PJ.091/KUP/S/006/2018-00 Apa itu e-filing? Cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP www.djponline.pajak.go.id atau ASP
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi SKB CV. MMC Sehubungan dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 CV. MMC merupakan perusahaan dalam bidang jasa konsultan bisnis yang berdiri pada tahun 2005. Perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN
I. PENDAHULUAN Mengingat pentingnya masalah Perpajakan dalam pengelolaan Dana Pensiun, maka perlu adanya pedoman mendasar tentang Perpajakan. Peraturan Perpajakan Dana Pensiun mengacu pada Undang-undang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010
LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-6/PJ/2010 TANGGAL : 25 JANUARI 2010 I. TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN Petugas penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop
Lebih terperinciBuku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh
165 BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh PENGERTIAN SKB adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu, sama
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan Pasal 22 1. Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Berdasarkan sistem self assessment
Lebih terperinciPETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S) PETUNJUK UMUM
LAMPIRAN IV PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 36/PJ/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-34/PJ/2010 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN
Lebih terperinciSoal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)
Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpajakan. Menurut Prof. Dr. H. Rachmat Soemitro, S.H yang dikutip dalam buku karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat
Lebih terperinciBENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018
KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018 BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU
Lebih terperinciATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG
ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG PTKP (DIGUNAKAN KONDISI PADA AWAL TAHUN) PENENTUAN PTKP TAHUN 29 KETENTUAN PAJAK PROGRAM INI URAIAN STATUS PTKP PER BLN TANGGUNGAN PTKP PER BLN TIDAK KAWIN TK 1,32,
Lebih terperinci2
2 3 4 5 6 7 8 JAWABAN SOAL 1: a. Pajak final adalah pajak yang terutang dan dibayarkan seketika saat penghasilan diperoleh atau diterima, serta pemotongan dilakukan oleh pemberi penghasilan, atau pihak
Lebih terperinciSPA MENTORING. Kamis, 24 Maret 2016 Pajak (UTS) By: Stella Hie
SPA MENTORING Kamis, 24 Maret 2016 Pajak (UTS) By: Stella Hie Soal 1: PPh 21 Penghasilan Bulanan Luthfi Lubis merupakan seorang pegawai tetap perusahaan swasta, beristri namun belum berketurunan, memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Evaluasi Jumlah Kepemilikan NPWP Terdaftar dari Tahun 2011, 2012, dan 2013 Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa Semakin beratnya beban pemerintah dalam pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Lebih terperinciPertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P)
Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P) Pertemuan 3 91 P3.1 Contoh Kasus Contoh Kasus 1 Tn. Yudi (K/3) bekerja pada perusahaan tekstil di Jakarta dengan gaji sebulan sebesar Rp 5.000.000, tunjangan
Lebih terperinciLAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PERHATIAN HALAMAN - I LAMPIRAN - I PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN NPWP NAMA WAJIB
Lebih terperinci