BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari"

Transkripsi

1 BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG Dalam membuat dan menganalisa suatu alat, sebaiknya dikuasai teori-teori dasar yang menunjang / berhubungan dengan alat yang akan dibuat atau dianalisa tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari beberapa teori maupun komponen yang berkaitan dengan rangkaian Mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronik yang didalamnya terdapat rangkaian mikroprocesor, memori (RAM/ROM) dan I/O, rangkaian tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer. Pada mikrokontroler sudah terdapat komponen komponen mikroprocesor dengan bus bus internal yang saling berhubungan. Komponen komponen tersebut adalah RAM, ROM, Timer, Komponen I/O Paralel dan Serial, dan Interrupt Kontroler. Adapun keunggulan dari mikrokontroler adalah adanya sistem intrrupt. Sebagai perangkat kontrol penyesuaian, mikrokontroler sering disebut juga untuk menaikan respon semangat eksternal (intrrupt) diwaktu yang nyata. Perangkat tersebut harus melakukan hubungan switching cepat, menunda satu proses ketika adanya respon eksekusi yang lain. 5

2 2.2. Mikrokontroler AT89S51. AT89S51 merupakan prosesor 8-bit dengan low power supply dan performansi tinggi yang terdiri dari CMOS dengan Flash Programmabel dan Erasable Read Only Memory (PEROM) sebesar 4 Kbyte didalamnya. Alat tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi non-volatile berdensitas tinggi dari ATMEL yang kompatibel dengan keluarga MCS-51 buatan Intel yang merupakan standar industri. Dengan meggunakan flash memori, program dapat diisi dan dihapus secara elektrik, yaitu dengan memberikan kondisi kondisi tertentu (high / low) pada pin pinnya sesuai dengan konfigurasi untuk memperogram atau menghapus. Cara ini lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan EPROM yang penghapusan program atau datanya menggunakan sinar ultraviolet. AT89S51 memiliki memory internal yaitu 128 byte RAM dan 4 Kbytes ROM, sehingga untuk menyimpan program yang ukurannya tidak melebihi 4 Kbyte tidak diperlukan lagi ROM eksternal. Dari 32-pin saluran input / output yang tersedia, 24 di antaranya digunakan untuk input / output paralel dan untuk sinyal kontrol yaitu pin P3.0 sampai P3.7. Sinyal control tersebut adalah WR, RD, T0, T1, INT0, INT1 dan 2-bit saluran input / output serial yaitu RXD dan TXD. Fasilitas yang tersedia pada AT89S51 antara lain: a. 4 Kbytes Flash EEROM dengan kemampuan sampai 1000 kali tulis - hapus. b. 128 x 8-bit internal RAM. c. 32-bit atau jalur Input / Output. d. 2 (dua) buah 16-bit Timer / Counter. e. 6 (enam) buah sumber interupsi. 6

3 f. Serial interface. g. Kompatibel dengan prosesor MCS-51 buatan Intel Corp. h. Operasi klok antara 1 sampai 24 MHz. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 2.1 blok diagram mikrokontroler AT89S51 dibawah ini: Gambar 2.1 Blok Diagram AT89S51 7

4 Fungsi Fungsi Pin Mikrokontroler AT89S51. Susunan pin atau kaki kaki mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini: Gambar 2.2 konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 Pin 1 sampai 8 Ini adalah port 1 yang merupakan saluran / bus I/O 8 bit dua arah, dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Pada port ini juga digunakan sebagai saluran alamat pada saat pemerograman dan verifikasi. 8

5 Pin 9 Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah ketinggi akan mereset mikrokontroler ini. Pin 10 sampai 17 Ini adalah port 3 merupakan saluran / bus I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi pengganti, bila fungsi pengganti tidak dipakai, maka dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna. Selain itu sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol pada saat proses pemerograman dan verivikasi. Adapun fungsi penggantinya seperti pada tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 Fungsi lain dari port 3 Port pin Alternate Functions P3.0 RXD (untuk menerima data port serial) P3.1 TXD (serial output port) P3.2 INT0 (eksternal intrrupt 0) P3.3 INT1 (eksternal intrrup 1) P3.4 T0 (timer 0 eksternal input) P3.5 T1 ( timer 1 eksternal input) P3.6 WR (eksternal data memory write strobe) P3.7 RD (eksternal data memory read strobe) Pin 18 sampai 19 Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi. Pada mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan 9

6 frekuensi osilator. Karenanya pin 18 dan 19 sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu XTAL 1 dapat juga sebagai input untuk inverting osilator amplifier dan input kerangkaian internal clock sedangkan XTAL 2 merupakan out put dari inverting osilator amplifier. Pin 20 Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND. Pin 21 sampai 28 Ini adalah port yang merupakan saluran / bus I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up, saat pengambilan data dari program memori eksternal atau selama mengakses data memori eksternal yang menggunakan alamat 16 bit DPTR), port 2 berfungsi sebagai saluran / bus alamat tinggi (A8 A15). Sedangkan pada saat mengakses ke data memori eksternal yang menggunakan alamat 8 bit R1), port 2 mengeluarkan isi dari P2 pada Special Function Register. Pin 29 Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses program memori eksternal masuk kedalam bus selama proses pemberian / pengambilan instruksi (fetching). Pin 30 Adress Latch Enable (ALE) / PROG merupakan penahanan alamat memori eksternal. Pin ini juga sebagai pulsa / sinyal input pemrograman (PROG) selama proses pemrograman. 10

7 Pin 31 External Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan memori perogram. Apabila diset rendah (L) maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh intruksi dari memori program eksternal, sedangkan apabila diset tinggi (H) maka mikrokontroler akan melaksanakan intruksi dari memori program internal ketika isi program kurang dari ini juga berfungsi sebagai tegangan pemerograman (Vpp = + 12V) selama proses pemrograman. Pin 32 sampai 39 Ini adalah port 0 yang merupakan saluran / bus I/O 8 bit open colector, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada saat proses pemrograman dan verifikasi port 0 digunakan sebagai saluran / bus data. External pull-ups diperlukan selama proses verifikasi.. Pin 40 Merupakan positif sumber tegangan yang diberi simbol Vcc Organisasi Memori. Mikrokontroler AT89S51 memiliki memory program yang terpisah dari memory data, ruang memory program memiliki kapasitas 4 Kbyte flash EEROM (address 000h sampai FFFH). 11

8 Memori Program Memori Data Eksternal FFFFH FFFFH Eksternal 0000 EA=0 eksternal 0000 EA=0 internal FFH 00 PSEN RD RW Gambar 2.3 Organissi Memori Gambar 2.3 memperlihatkan lokasi ROM internal. Lokasi ini dapat diakses jika pin EA = 1 atau diberi tegangan Vcc. Jika ukutan program melampaui 4 Kbyte, maka harus digunakan ROM eksternal yang alamatnya antara 0000h sampai FFFFh atau 64 Kbyte dan pin EA = 0 atau dihubungkan dengan ground. Jika dignakan EPROM eksternal, maka alamat memory program sama dengan alamat memory data, dengan kata lain 64 Kbyte dipakai bersama oleh program dan data. Seperti telah disebutkan diatas, AT89S51 dapat membedakan alamat memory hingga 64 Kbyte, pengaksesan data ke memory data eksternal dilakukan dengan menggunakan data pointer melalui instruksi MOVX. Di samping dapat mengakses RAM eksternal, mikrokontroler AT89S51 memiliki RAM internal yang pengaksesannya terpisah dengan RAM eksternal. RAM 12

9 internal berkapasitas 128 byte ditambah sejumlah SFR (Special Function Register). Gambar kanan memperlihatkan RAM internal yang memiliki alamat antara 00H FFH. Alamat 80H sampai FFH dipakai oleh 2 kelompok register yang berbeda, yaitu kelompok register yang harus diakses dengan alamat langsung (direct addressing) antara 80H sampai FFH dan kelompok register yang harus diakses dengan alamat tak langsung (indirect addressin) atau dengan menyebut nama registernya bukan nomornya, misal ACC, B, P0, P1, TMOD dan seterusnya. Alamat RAM antara 00H sampai 7FH dapat diakses secara langsung (dengan menyebutkan nomor registernya) maupun tak langsung (dengan menyebutkan nama registernya). RAM internal AT89S51 terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu: a. 32 byte atau 32 register yang terletak antara 00H sampi 1FH. Dikelompokan menjadi 4 register bank yang masing masing terdiri dari 8 register dan diberi nama R0 sampai R7. masing masing register dapat dialamatkan dengan nama ataupun dengan alamat RAM-nya. Bit RS0 dan RS1 pada register PSW di SFR menentukan bank mana yang sedang digunakan. b. Daerah pengalamatan bit (bit addressable) yang terdiri dari 16 byte atau 16 register dengan alamat antara 20H sampai 2FH. Setiap bit pada areal ini dapat diakses secara terpisah tanpa mengganggu bit lainnya. Pengalamatan dapat menggunakan alamat register antara 20H sampai 2FH, sedangkan pengalamatan bit dapat dilakukan dengan menuliskan titik setelah alamat registernya, misal 20H. untuk bit MSB pada register 20H. 13

10 c. Daerah register penggunaan umum terletak dibagian atas RAM internal, yaitu alamat 30H sampai FFH Register. Didalam setiap oprasinya mikrokontroler harus selalu menyertakan register sebagai salah satu operand atau tempat data yang akan dilibatkan dalam oprasi tersebut. Register adalah memory kecil berukuran 1 atau 2 byte, 8-bit atau 16-bit. Register akan menampung data sebelum diolah, register juga akan menampung data hasil olahan sementara sebelum dikembalikan atau dkirim ke BUS internal atau eksternal. Register register yang ada di mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai berikut: Register A, disebut juga sebagai akumulator (SFR alamat E0h) yaitu tempat akumulasi proses olah data. Register B, disebut juga Base Register (SFR alamat F0h). Register ini jarang dipakai karena hanya dipakai untuk oprasi perkalian dan pembagian saja. Bit Overflow (OV). Bit ini menunjukan adanya kelebihan atau kekurangan bit pada oprasi penjumlahan atau pengurangan. Bit Parity (P). Bit ini menunjukan paritas dari hasil oprasi, jika 1 maka hasil oprasinya adalah genap, dan jika 0 maka hasil oprasinya adalah ganjil. 14

11 Power Control Register (PCON). Register PCON berfungsi sebagai pengontrol mode kerja dari pada CPU. Register PCON ini tidak dapat dialamati per bit. Register Timer Mode (TMOD). Register yang berfungsi sebagai pengontrol pemilihan mode oprasi untuk timer / counter. Sedangkan untuk pengontrol kerja timer / counter adalah timer Control register (TCON). Serial Control Register (SCON). Register yang berfungsi untuk mengontrol kerja port serial. Port serial pada mikrokontroler AT89S51 bersifat full duplex, yang berarti dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan. Register penerima dan pengirim pada port serial diakses pada SBUF (serial buffer). Program Counter (PC). Pencacah program merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukan lokasi memori dari instruksi yang akan diakses. Stack Pointer (SP). Stack Pointer merupakan sebuah register 16 bit yang mempunyai fungsi khusus sebagai penunjuk alamat atau data yang berada paling atas pada oprasi penumpukan di RAM. Penunjuk penumpukan selalu berkurang dua setiap kali data didorong masuk kedalam lokasi penumpukan dan selalu bertambah dua setiap kali data ditarik ke luar dari lokasi penumpukan. 15

12 Programme Status Word. Register ini berisi beberapa bit status yang mencerminkan keadaan mikrokontroler. Definisi dari bit bit dalam PSW dijelaskan seperti berikut: Tabel 2.2 bit bit PSW CY AC F0 RS1 RS2 OV - P Bit Carry Flag (CY). Bit carry (bit ke 8) mempunyai dua fungsi yaitu: pertama, carry akan menunjukan apakah oprasi penjumlahan mengandung carry (sisa) atau pada oprasi pengurangan mengandung borrow (kurang). Apabila oprasi ini mengandung carry, maka bit ini akan diset satu, sedangkan jika mengandung borrow, maka bit ini akan diset nol. Kedua, carry dimanfaatkan sebagai bit ke delapan untuk oprasi pergeseran (shift) atau perputaran. Bit Auxiliary Carry (AC). Bit ini meunjukan adanya carry (bawaan) dari bit ketiga menuju bit keempat pada oprasi aritmatika atau dari empat bit rendah keempat bit tinggi. Bit ini jarang digunakan dalam program, tetapi digunakan oleh mikrokontroler secara implisit pada oprasi aritmatika bilangan BCD. 16

13 Bit Flag 0 (F0). Bit ini menunjukan apakah hasil oprasinya nol atau tidak. Apabila hasil oprasi adalah nol, maka bit ini diset 1, dan apabila hasil oprasinya adalah tidak nol maka bit ini akan diriset 0, bit ini juga digunakan pada perbandingan dua buah data. Bila kedua data sama maka akan diset 1 sedangkan jika kedua data tersebut berbeda maka akan di set 0. Bit register select (RS). RS 0 dan RS 1 digunakan untuk memilih bank register. Delapan buah register ini merupakan register serbaguna. Lokasinya pada awal 32 byte RAM internal yang memiliki alamat dari 00H sampai 1FH. Register ini dapat diakses melalui simbol assembler (R0, R1, R2, R3, R4, R5, R6, dan R7). Pemilihan bank register dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini: Tabel 2.3 Pemilihan Bank Register RS1 RS2 Bank Register H 07H H 0FH H 17H H 1FH Register RS 0 dan RS 1 dapat digunakan untuk pengalamatan tak langsung pada internal RAM. 17

14 Unit Aritmatik Logic. ALU (Aritmatik Logic Unit) berfungsi melaksanakan oprasi oprasi aritmatik maupun logic, seperti penjumlahan, penguranan, oprasi OR, oprasi NAND dan sebagainya. Hasil oprasi tersebut selanjutnya disimpan kembali ke dalam accumulator. Oprasi yang terjadi pada ALU berhubungan erat dengan accumulator dan bit status pada regiter F / PSW. Sumber Pencacah Pewaktu AT89S51. Mikrokontroler AT89S51 ini dilengkapi dengan sumber detak / osilator internal (on chip oscilator) yang dapat digunakan sebagai sumber clock bagi AT89S51. untuk menggunakan osilator internal diperlukan tambahan kristal atau resonator keramik antara pena XTAL 1 dan XTAL 2 dan sebuah kapasitor ke ground. Untuk kristalnya dapat digunakan frekuensi dari 3 sampai 24 MHz, sedangkan untuk kapasitornya dapat bernilai 33 pf. Bila menggunakan sumber clock eksternal maka CTAL 2 NC (No Connection) dan sumber dihubungkan XTAL 1. Interupsi. Program yang sedang dijalankan oleh mikrokontroler AT89S51 dapat dihentikan untuk sementara dengan meminta interupsi, apabila AT89S51 mendapat perintah interupsi maka program counter (PC) akan diisi alamat dari vector interupsi, kemudian AT89S51 melaksanakan rutin pelayanan interupsi mulai dari alamat tersebut setelah selesai maka AT89S51 akan kembali ke pelaksanaan program 18

15 utama yang ditinggalkan. Mikrokontroler AT89S51 menyediakan 6 sumber interupsi yaitu 2 buah interupsi eksternal (INT 0 dan INT 1), 3 buah interupsi timer (timer 0, timer 1, dan timer 2), dan sebuah interupsi port serial. Selain itu juga sebuah non makskable interrupt yaitu reset yang tdak dapat dihalangi oleh perangkat lunak, setiap sumber interupsi dapat diproram secara individual (sendiri sendiri) baik pengaktifannya maupun prioritasnya. Untuk mengaktifkan atau menon aktifkan interupsi dikontrol oleh register IE (interrupt enable), sedangkan untuk tingkat prioritasnya diatur oleh register IP (interrupt priority). Tabel 2.4 kapasitas memori mikrokontroler seri AT89xx Type RAM Flash Memory EEPROM AT89C51/AT89S51 8 X 128 Byte 4 Kbyte No AT89C52/At89S52 8 X 256 Byte 8 Kbyte No AT89C55 8 X 256 Byte 20 Kbyte No AT89S53 8 X 256 Byte 12 Kbyte No AT89S X 256 Byte 8 Kybte 2 Kbyte Pada tabel 2.4 terdapat 3 macam memori yaitu: 1. Randim Acsess Memory (RAM) adalah data yang dapat dibaca dan disimpan jika mikrokontroler mendapat supply. 2. Flash Memory adalah tempat penyimpanan data program yang hanya dapat dibaca pada waktu mikrokontroler sedang aktif. 19

16 3. EEPROM adalah tempat penyimpanan data yang dapat dibaca dan tulis pada saat mikrokontroler sedang bekerja dan bersifat secara permanen (tidak akan hilang meskipun mikrokontroler tidak mendapat supply) Liquid Crystal Display (LCD). Pada dasarnya LCD bekerja pada tegangan rendah biasanya 3 sampai 15 Vrms, frekuensi rendah 30 sampai 200 Hz sinyal AC, dan memakai arus listrik yang sangat kecil, LCD sering ditata sebagai tampilan 7-segment untuk menampilkan angka. Dibawah ini diperlihatkan gambar LCD: Gambar 2.4 Liquid Crystal Display (LCD) Akses LCD. Karena sistem mikrokontroler AT89S51 harus berinteraksi dengan manusia, seringkali sistem ini dilengkapi dengan display, display yang umum digunakan adalah LED (Light Emitting Diodes) 7-segment dan LCD (Liquid Crystal Display), meskipun murah, penggunaan LED (Light Emitting Diodes) 7-segment lebih sulit, selain hanya menampilkan angka desimal, jumlah bit output yang dibutuhkan juga cukup banyak, dan setiap digit memerlukan 4-bit tanpa pergiliran penyalaan, untuk menghidupkan 6-digit dibutuhkan 24-bit output, padahal AT89S51 hanya memiliki 20

17 32-bit input / output. Penghematan pin dapat dilakukan dengan cara menggilir penyalaan digit. Pada satu saat hanya satu digit saja yang dinyalakan dan lamanya satu putaran tidak lebih dari 40 ms, tetapi cara seperti ini merepotkan AT89S51. untuk urusan display saja AT89S51 harus sibuk terus menerus melakukan penyegaran display. Pilihan lainnya untuk display adalah penggunaan LCD, telah tersedia beragam ukuran LCD, mulai dari 2 baris kali 16 karakter sampai 4 baris kali 24 karakter, setiap karakter terdiri dari 5 x 8 atau 5 x 10 titik, sehingga yang ditampilkan bukan hanya angka desimal saja, tetapi juga huruf latin dan lambang lainya termasuk huruf kanji. Salah satu standar LCD yang dapat berkomunikasi dengan mikrokontroler adalah HD44780U. Standar LCD ini cukup populer digunakan untuk display pada beragam sistem mikrokontroler termasuk AT89S51. untuk berkomunikasi dengan modul LCD jenis ini, AT89S51 hanya membutuhkan 7 atau 11 pin input / output, berapun ukuran LCDnya Fungsi Fungsi Pin LCD. Pada tabel 2.5 memperlihatkan fungsi fungsi pin pada konektor antara LCD dengan mikrokontroler AT89S51. kolom pertama adalah nomor pin pada konektor tersebut, kolom kedua adalah simbol atau nama pin tersebut, kolom ketiga adalah fungsi dari pin tersebut. Dari 16 pin tersebut, 8-pin diantaranya digunakan untuk menerima dan mengirimkan data dari mikrokontroler ke LCD, yaitu pin DB0 sampai DB7. sedangkan 3-pin lainnya digunakan untuk kendali oprasi, pin RS digunakan oleh sistem prosesor untuk memberi tahu LCD, apakah informasi biner yang diletakan di 21

18 DB0 sampai DB7 merupakan instruksi atau data. Jika RS = LOW, berarti informasi biner tersebut adalah instruksi, tetapi jika RS = HIGH, berarti informasi tersebut adalah data. Pin R/W digunakan oleh sistem prosesor untuk memberi tahu LCD, apakah prosesor ingin mengirim (R/W = LOW) atau membaca (R/W = HIGH) data dari LCD. Pin E digunakan oleh sistem prosesor untuk memberi tahu LCD agar memulai memproses sinyal yang diberikan oleh prosesor, ditandai dengan peralihan kondisi pin E dari HIGH menjadi LOW. Khusus untuk pin DB7, selain untuk transfer informasi biner, pin ini juga dapat berfungsi untuk memberitahu sistem prosesor bahwa LCD masih sibuk belum siap menerima instruksi berikutnya. Tabel 2.5 Fungsi Konektor LCD PIN Name Function 1 Vss Ground Voltage 2 Vcc +5V 3 VEE Contrast Voltage 4 RS Register Select 0 = Intruction Register 0 = Data Register 5 R/W Read / Write, to Chooses Write or Read mode 0 = Write mode 1 = Read mode 6 E Enable 0 = Start to lacht data to LCD character 1 = disable 7 DB0 LSB 8 DBI - 9 DB2-10 DB3-22

19 11 DB4-12 DB5-13 DB6-14 DB7 MSB 15 BPL Back Plane Light 16 GND Ground Voltage Contoh : konfigurasi hardware Pada contoh berikut ini akan diperlihatkan contoh sambungan hardware antara mikrokontroler AT89S51 dengan modul LCD. Pada gambar 2.4 dibawah ini diperlihatkan contoh sambungan, terdapat 8-pin data dan 3- pin kendali. P3.7 P3.6 P3.5 AT89S51 E RS R/W LCD Module P1.0 P1.7 DB0 DB7 Gambar 2.5 contoh koneksi antara AT89S51 dengan LCD Untuk memudahkan penulisan program, pada bagian deklarasi program nama nama pin prosesor yang dihubungkan dengan modul LCD disesuaikan dengan fungsinya, misalnya deklarasi sebagai berikut: DB0 EQU P1.0 DB1 EQU P1.1 DB2 EQU P1.2 DB3 EQU P1.3 23

20 DB4 EQU P1.4 DB5 EQU P1.5 DB6 EQU P1.6 DB7 EQU P1.7 EN EQU P3.7 RS EQU P3.6 RW EQU P Pengiriman Data / Instruksi ke LCD. Informasi yang dikirimkan ke LCD dapat berupa data maupun instruksi. Jika prosesor ingin memberi tahu LCD bahwa informasi yang diletakannya di 8 pin data instruksi adalah instruksi, maka pin RS dibuat LOW, sedangkan jika pin RS ini dibuat HIGH, berarti informasi biner tersebut adalah instruksi, seperti dapat dilihat pada gambar 2.5. Setiap pengiriman 1-byte informasi dari prosesor ke modul LCD harus ditandai dengan peralihan kondisi pin E dari HIGH menjadi LOW. Segera setelah peralihan pin E ini, modul LCD akan memproses informasi biner tersebut, karena modul LCD memerlukan waktu tertentu untuk memproses kiriman data / instruksi dari prosesor, maka sebelum pengiriman informasi tersebut. Prosesor harus memastikan kesiapan modul LCD untuk menerima kiriman byte baru, kecuali saat pengiriman 4-byte pertama saat inisialisasi, keseiapan LCD menerima kiriman informasi biner dapat diketahui dengan pembacaan DB7. Untuk memberikan perintah pada LCD sangat mudah. Caranya dengan mengkopi perintah yang dimaksud ke akumulator kemudian memanggil subrutin 24

21 tulis perintah LCD. Begitu pula dengan memberikan data pada LCD, yaitu dengan mengkopi data ke akumulator kemudian memanggil subrutin tulis data LCD. Contoh: MOV A, # B ; kosongkan display CALL TULIS_ PERINTAH_LCD Sedangkan flowchart-nya adalah sebagai berikut: KOPI XXXXXXXXB KE AKUMULATOR KOPI XXXXXXXXB KE AKUMULAOTR PANGGIL SUBRUTIN TULIS_DATA_LCD PANGGIL SUBRUTIN TULIS_PERINTAH_LCD RETRY RETRY Gambar 2.6 Flowchart LCD 25

22 Sedangkan subrutin tulis_perintah_lcd dan tulis_data_lcd adalah sebagai berikut: TULIS_DATA_LCD: MOV PIN_DATA_LCD,A ; Kopi data di A ke pin_data_lcd SETB PIN_RS ; menandakan bahwa ini data CLR PIN_RW ; menandakan pada mode write NOP ; tunda beberapa waktu SETB PIN_E ; laksanakan NOP ; tunda NOP ; tunda CLR PIN_E ; selesai CALL DLY10MS RET ; kembali lompat keinstruksi pemanggil TULIS_PERINTAH_LCD: MOV PIN_DATA_LCD,A ; Kopi data di A ke pin_data_lcd SETB PIN_RS ; menandakan bahwa ini data CLR PIN_RW ; menandakan pada mode write NOP ; tunda beberapa waktu SETB PIN_E ; laksanakan NOP ; tunda NOP ; tunda CLR PIN_E ; selesai CALL DLY10MS RET ; kembali lompat keinstruksi pemanggil 26

23 2.4. Tombol. Pada tombol dirancang terhubung dengan Pin IC dan ground. Artinya jika tombol ditekan maka pin tersebut berkondisi LOW (Active Low). Sehingga flowchartnya adalah: Tombol Pengirim Low? Lompat ke subrutin Pengirim_ditekan Tombol Data A Low? Lompat ke subrutin Data A_ditekan : Tombol Data B Low? Lompat ke subrutin Data B_ditekan Gambar 2.7 Flowchart scan tombol Sedangkan subrutinnya menjadi sebagai berikut: SCAN TOMBOL: JNB TOMBOL_PENGIRIM_DITEKAN JNB TOMBOL_DATA A_DATA A_DITEKAN JNB TOMBOL_DATA B_DATA B_DITEKAN RET 27

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

I/O dan Struktur Memori

I/O dan Struktur Memori I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

BAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

APLIKASI MIKROKONTROLER

APLIKASI MIKROKONTROLER 2 APLIKASI MIKROKONTROLER Percobaan IV & V Tujuan Percobaan 1. Mempelajari prinsip kerja dan bahasa tingkat rendah dari mikrokontroler. 2. Memahami proses yang dilakukan program terhadap mikrokontroler.

Lebih terperinci

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori

Lebih terperinci

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan

Lebih terperinci

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

Arsitektur Mikrokontroler

Arsitektur Mikrokontroler BAGIAN 1 Arsitektur Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa dapat memahami arsitektur mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Inteligent Parking System Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi menjadi beberapa tempat. Dengan demikian kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan dalam seluruh unit sistem ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini,

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,

Lebih terperinci

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

REGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perangkat Keras 2.1.1. Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM atau ROM) dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89C51 Meskipun termasuk tua, keluarga mikrokontroler MCS51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER DISUSUN OLEH: NAMA : MOHAMAD EKO ARI BOWO NIM : M3107105 KELAS : TEKNIK INFORMATIKA B PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

CPU tersebut sama-sama menjalankan program dari suatu lokasi atau tempat, biasanya dari ROM (Read Only Memory) atau RAM (Random Access Memory);

CPU tersebut sama-sama menjalankan program dari suatu lokasi atau tempat, biasanya dari ROM (Read Only Memory) atau RAM (Random Access Memory); I. PENDAHULUAN Jika kita bicara tentang mikrokontroler maka tidak terlepas dengan pengertian atau definisi tentang komputer. Mengapa? Karena ada kesamaan-kesamaan antara mikrokontroler dengan komputer

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penulisan Dalam beberapa tahun ini teknologi komputer pengolah data telah berkembang dengan demikian pesat, sehingga memungkinkan pengguna untuk memperoleh segala

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI xx BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler AT89S52 2.1.1 Gambaran umum Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokomputer CMOS 8 bit yang memiliki 8 KB Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM). Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT.

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. 1 BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT. A. Deskripsi Tugas 1. Jelaskan perbedaan mikroprosesor dan mikrokontroler. 2. Jelaskan mode-mode pengalamatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam

Lebih terperinci

PEMBATAS PEMAKAIAN PULSA TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51

PEMBATAS PEMAKAIAN PULSA TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 PEMBATAS PEMAKAIAN PULSA TELEPON BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C51 Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Ke-Sarjanaan Oleh : Nama : FIRMAN CHRISMANTO NIM : 01498-032 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Mikroprosesor CPU. Gambar 1. Perbedaan Mikrokontroler dengan Mikroprosesor

I. Pendahuluan. Mikroprosesor CPU. Gambar 1. Perbedaan Mikrokontroler dengan Mikroprosesor I. Pendahuluan Mikrokontroler, jika diterjemahkan secara harfiah, berarti pengendali yang berukuran mikro. Sekilas mikrokontroler hampir sama dengan mikroprosesor. Namun mikrokontroler memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Hardware 2.1.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi

Lebih terperinci

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM

Sumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM ,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum 5 BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Air bersih merupakan kebutuhan sehari-hari manusia dalam melakukan aktivitasnya. Air bersih dapat sebagai air baku untuk memasak atau pun untuk mandi, cuci dan kakus. Pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. DIAGRAM BLOK display Penguat sinyal Sensor 1 keypad AT89S51 Penguat sinyal Sensor 5 relay alarm pompa Keterangan diagram blok: Sensor air yang berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENUNJANG

BAB II TEORI DASAR PENUNJANG BAB II TEORI DASAR PENUNJANG 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan dari teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (marked need) dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Arsitektur AT89S51 sudah memiliki beberapa komponen yang pada masa lalu merupakan chip tersendiri, sub komponen tersebut

Lebih terperinci

Memprogram Interupsi AT89S51

Memprogram Interupsi AT89S51 BAGIAN 1 AT89S51 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interupsi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interupsi Mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI 052408082 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51 Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LCD GRAFIK 128*64 TITIK BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGENDALIAN LCD GRAFIK 128*64 TITIK BERBASIS MIKROKONTROLER 1 PENGENDALIAN LCD GRAFIK 128*64 TITIK BERBASIS MIKROKONTROLER Deddy Susilo Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Email : deddy.susilo@ymail.com

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 OPERATION SYSTEM Nama : Dian Fahrizal Nim : 110170096 Unit : A3 Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 Mikroprosesor 8086/8088 memiliki 4 register yang masing-masingnya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sinar Kosmik, Mikrowave, Gelombang listrik dan Sinar Inframerah.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sinar Kosmik, Mikrowave, Gelombang listrik dan Sinar Inframerah. 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Cahaya Matahari Spektrum sinar matahari terdiri dari sinar tampak dan tidak tampak. Sinar tampak meliputi: merah, oranye, kuning, hijau dan ungu (diketahui sebagai warna pelangi).

Lebih terperinci

SISTEM KOMPUTER.

SISTEM KOMPUTER. SISTEM KOMPUTER Salahuddin, SST Email : salahuddin_ali@ymail.com salahuddin.ali00@gmail.comali00@gmail Web Site : www.salahuddinali.com ELEMEN FUNGSIONAL UTAMA SISTEM KOMPUTER. INTERFACE EXTERNAL UNIT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PERANGKAT KERAS 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontoler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Gas LPG TGS2610 2.1.1 Gambaran Umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Untuk mengendalikan komponen yang terdapat dalam alat, maka akan dipakai Mikrokontroler AT89S51 sebagai inti pengendali dengan prinsip pengendali logika dan akan dilengkapi dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas BB III PERNCNGN DN IMPLEMENTSI Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas minimun beserta perangkat lunak sistem operasinya yang ditanamkan pada mikrokontroler sehingga

Lebih terperinci

Gambar 1. Rangkaian interface ke LCD Karakter 2 x16

Gambar 1. Rangkaian interface ke LCD Karakter 2 x16 PERCOBAAN 4 LCD KARAKTER TUJUAN: 1. Memahami rangkaian interface mikrokontroller dengan LCD Karakter 2 x 16 2. Dapat memahami program assembly untuk menampilkan data ke LCD Karakter 2 x 16 3. Memahami

Lebih terperinci

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Gambar Komunikasi serial dengan komputer 1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai

Lebih terperinci

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632)

M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) M1632 MODULE LCD 16 X 2 BARIS (M1632) Deskripsi: M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

Sistem Mikroprosessor

Sistem Mikroprosessor Sistem Mikroprosessor Agung Prasetyo,ST. Jurusan Teknik Elektro Akademi Teknologi Warga Surakarta Sistem yang berbasis microprosessor: Juga biasa di sebut microcomputer adalah suatu rangkaian digital yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler

Lebih terperinci