PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN JASMANI. (Jurnal) Oleh M.
|
|
- Adi Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN JASMANI (Jurnal) Oleh M. HAFID ABIDIN DAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015
2 2 ABSTRACT The Differences between the Student which Accepted in Community Development Class and Regular Class toward Physical Fitness by: Muhammad HafidAbidinDaud Mentor: Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. The aim of this research is to analyze the differences between the student which accepted in community development class and regular class toward physical fitness in Junior High School 9 Bandar Lampung. To collect the data the writer use quantitative methodology. The sample are the student in the grade VII and VIII which only take 10 % amount all of the student or 49 from 487 students. In collecting the data for Physical Fitness test, the writer uses the TKJI technique for years old. Result of the test showed the student who accepted in community development class lower than in those in regular class. Based on TKJI instrumental tes, in short the percentage for physical fitness in community development reach 20,83 % whereas regular class student reach 56 %. Keyword: community development class. physical fitness. TKJI
3 3 ABSTRAK PERBANDINGAN SISWA YANG DITERIMA BINA LINGKUNGAN DENGAN SISWA REGULER TERHADAP KEBUGARAN JASMANI Oleh: M. Hafid Abidin Daud Pembimbing: Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kebugaranjasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kuantitatif. Sampelnya yaitu murid kelas VII dan kelas VIII di SMP N 9 Bandar Lampung yang hanya 10% dari total keseluruhan yaitu 49 anak dari 487 murid. Teknik pengambilan data untuk test Kebugaran Jasmani ini menggunakan TKJI untuk usia tahun. Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kebugaran jasmani anak bina lingkungan lebih rendah daripada anak reguler. Pada hasil dari instrument TKJI, kebugaran jasmani kategori bina lingkungan mencapai 20,83 % sedangkan kebugaran jasmani kategori reguler mencapai 56 %. Kata kunci : bina lingkungan, kebugaran jasmani, TKJI
4 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik. Salah satu upaya itu ditempuh dengan menerapkan Kurikulum 2013 yang disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan, yaitu tantangan abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledge-based society dan kompetensi masa depan.kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.( Sumber : Kurinasih, imas Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, betanggung jawab, bertaqwa, serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu, sekolah dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikannya dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri dapat tercapai sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan pada kurikulum berkarakter kebangsaan. Program Penerimaan Didik Baru ( PPDB ) di Bandar Lampung tahun 2013 ada tiga jalur, yaitu jalur prestasi akademik dan prestasi calon siswa lainnya, jalur bina lingkungan, dan jalur penerimaan secara regular. Program Bina Lingkungan adalah program Walikota Bandar Lampung untuk meringankan calon siswa yang kurang mampu agar bisa masuk sekolah negeri tanpa dipungut biaya sedikitpun. Pada jalur penerimaan siswa baru Program Bina Lingkungan ( Biling ), calon siswa dari keluarga yang kurang mampu mendapatkan kesempatan masuk ke sekolah negeri terdekat lingkungan tempat tinggalnya, dengan kuota siswa baru mencapai 50 persen dari keseluruhan siswa baru di sekolah tersebut. ( a/275521/program-bina-lingkunganbantu-siswa-kurang-mampu). Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh
5 2 melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak yang terkait, terutama berkenaan dengan kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler pada siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung tahun ajaran2014/2015. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka permasalahan yang dapat diidentifkasi adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya kebugaran jasmani pada siswa bina lingkungan di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. 2. Rendahnya kebugaran jasmani pada siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Apakah ada perbedaan kebugaran jasmani antara siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung? Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas, Untuk menghindari salah penafsiran dalam memberi pengertian yang dimaksud dalam judul skripsi, maka penulis akan menjelaskan istilahistilah yang dianggap penting, dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran. 1. Perbandingan : analogi, ibarat, kesetaraan, kesetimpalan, komparasi, nisbah, parameter, patokan, pedoman, perbedaan, perimbangan, perpadanan, perpaduan, persamaan, pertimbangan, perumpamaan, proporsi, rasio, skala, tolok ukur. 2. Siswa Siswa ( terutama pada tingkat Sekolah Menangah Pertama; pelajar). Yang dimaksudkan siswa dalam penelitian ini adalah pelajar yang bersekolah di SMP, terutama siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung. 3. Diterima Diterima : Dikabulkan, diraih. 4. Bina Lingkungan Program Bina Lingkungan adalah pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Yang dimaksud masyarakat disini adalah siswa yang diberi keringanan masuk negeri tanpa tes bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lingkungan sekolah negeri
6 3 setempat. ( Walikota Bandar Lampung, Drs. Herman, H.N. ) 5. Reguler Reguler adalah teratur; mengikuti peraturan; tetap; biasa. 6. Kebugaran Jasamani Kebugaran jasmani adalah kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa kelelahan yang berarti. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kebugaran jasmani antara siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 Bandar Lampung Tahun Ajaran Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat antara lain : 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. 2. Bagi Mahasiswa Penjaskesrek Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang karya ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. 3. Bagi Guru Penjaskesrek Sebagai masukan untuk dijadikan pedoman guru Penjaskesrek SMP Negeri 9 akan pentingnya kebugaran jasmani pada aktivitas siswa... TINJAUAN PUSTAKA 1. Kebugaran Jasmani Menurut Muhajir (2004 : 2) kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebugaran sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari, karena dengan hidup bugar segala aktivitas yang akan dilakukan bisa terselesaikan dengan baik. Kebugaran dapatmenggambarkan kehidupan seseorang secara harmonis, penuh semangat dan kreatif. Dengan kata lain orang yang bugar adalah orang yang berpandangan sehat, cerah terhadap kehidupanya baik untuk masa kini maupun masa depan, menjaga harga diri dan memiliki pergaulan dengan sesama manusia. 2. Komponen Kebugaran Jasmani Dalam usaha pembinaan kebugaran jasmani, maka seseorang guru pendidikan jasmani harus mengetahui dan memahami komponen-komponen kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani terdiri
7 4 dari komponen-komponen sebagai berikut: Daya tahan paru jantung (cardiorespiratory endurance) a) Kekuatan otot b) Daya tahan otot c) Fleksibilitas d) Komposisi tubuh e) Kecepatan f) Daya ledak g) Keseimbangan h) Kelincahan i) Koordinasi 3. Komponen Kebugaran Jasmani Menurut Anatomi dan Fisiologi Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang yang beraktivitas (olahraga) kita terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia dalam kehidupan sehari hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan pembinaan gerak. Dari sejumlah ilmu pengetahuan yang dikemukakan di atas salah satu yang paling erat hubunganya dengan pembinaan olahraga atau latihan terutama untuk mengetahui tingkat kemampuan fisik seseorang terhadap aktivitas kerja yang dilakukan, yaitu ilmu faal (fisiologi). Tujuan dari ilmu faal itu sendiri adalah Meningkatkan pemahaman bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani, dan mengembangkan komponen fisik, seperti: kekuatan, daya tahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, ketepatan, power. 4. Jenis Kebugaran Jasmani a) Mental fitness adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi permasalahan pada dirinya sendiri maupun orang lain dengan mengunakan pandangan, pengetahuan, kecerdasan moral dan semangat kerja yang baik. b) Emosional fitness adalah adanya rasa tenang dan bebas dari tekanan keluarga maupun lingkungan masyarakat serta mampu menghadapi dan mengatasi permaslahan yang ada. c) Sosial fitness adalah kemampuan untuk menyesuaikan, menempatkan dan mengabdikan diri dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. 5. Hakekat Latihan Kebugaran Jasmani Suatu latihan apapun bentuknya, jika dilakukan dengan benar akan memberikan suatu perubahan pada sistem tubuh, baik itu sistem aerobik, hormon maupun sistem otot. Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi psikologis dan fisiologis manusia
8 5 untuk mencapai sasaran yang ditentukan. Demikian pula Harsono (1988) menjelaskan bahwa latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjannya. 6. Prinsip-Prinsip Latihan Kebugaran Jasmani. a. Prinsip Beban Lebih (overload) Harsono (1988) menyebutkan bahwa beban yang diberikan kepada anak harus lah ditingkatkan. Kalau beban latihan tidak pernah ditambah maka berapa lamapun dan berapa seringpun anak berlatih, prestasi tak mungkin akan meningkat. Namun demikian, kalau beban latihan terus menerus bertambah tanpa ada peluang-peluang untuk istirahat performanya pun mungkin tidak akan meningkat secara progresif. b. Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus (progresif) Menurut Harsono, prinsip progresif adalah penambahan beban dengan memanipulatif intensitas, repetisi dan lama latihan. Penambahan beban dilakukan dengan meningkatkan beban secara bertahap dalam pogram latihan. Progresif artinya adalah apabila otot lelah menunjukkan gejala kemampuannya meningkat, maka beban ditambah untuk memberi stress baru bagi otot yang bersangkutan. c. Prinsip Reversibility (kembali asal) Menurut Harsono (2004: 60) prinsip ini mengatakan bahwa kalau kita berhenti berlatih, tubuh kita akan kembali kekeadaan semula atau kondisinya tidak akan meningkat. Ini berarti jika beban latihan yang sama terus menerus kepada anak maka terjadi penambahan awal dalam kesegaran kesuatu tingkat dan kemudian akan tetap pada tingkat itu. Sekali tubuh telah menyesuaikan terhadap beban latihan tertentu, proses penyesuaian ini terhenti. Sama halnya apabila beban latihan jauh terpisah maka tingkat kesegaran si anak selalu cenderung kembali ketingkat semula. Hanya perbaikan sedikit atau tidak sama sekali. d. Prinsip kekhususan Harsono menyebutkan bahwa manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakala rangsangan tersebut mirip atau merupakan replika dari gerakangerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. Termasuk dalam hal ini metode dan bentuk latihan kondisi fisiknya. Kerangka Pikir Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah jawaban Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk
9 6 dapat melaksanakan tugas seharihari dengan semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat bila datang. Dari banyak penelitian, seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik maka dalam setiap aktivitasnya tidak akan cepat mengalami kelelahan, dan kesegaran fisiknya akan cepat pulih setelah melakukan kegiatan. Dari pengertian kebugaran jasmani dapat disimpulkan beberapa hal mengenai kebugaran jasmani sebagai berikut: 1. Kebugaran Jasmani lebih memusatkan pada kelompok usia tertentu. 2. Siswa tidak mudah mengalami kelelahan. 3. Kebugaran jasmani dapat menunjang siswa untuk turut membantu pada tercapainya tujuan pendidikan. Karena dengan adanya kebugaran jasmani bisa bermanfaat untuk mencapai tujuan dan pada akhir pembelajaran dapat merasakan manfaat akan apa yang sudah dilakukan. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya kebugaran jasmani untuk menyuplai proses kegiatan belajar. Oleh karena itu peranan kebugaran jasmani begitu berarti karena dengan kebugaran jasmani, siswa akan mencapai fisik yang prima. Sehingga siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung dapat merasakan pentingnya kebugaran jasmani. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya, akhirakhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti muda, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks.walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks,
10 7 misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses yang dilakukan. Penelitian Deskriptif bertujuan untuk: 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakukan-perlakukan tertentu terhadap variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek komponen atau variabel berjalan apa adanya. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto).Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya yaitu : 1. Variabel X1 yaitu kebugaran jasmani siswa bina lingkungan. 2. Variabel X2 yaitu kebugaran jasmani siswa reguler. Populasi dan Sampel 1) Populasi Penelitian memberikan pengertian bahwa, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 9 Bandar Lampung yang bina lingkungan dan regular sejumlah 487 siswa. 2). Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik simple random sampling.teknik ini digunakan dengan cara memilih sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu per satu secara random (acak). Semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 487 siswa yang diterima secara bina lingkungan dan reguler, menurut Suharsimi Arikunto di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10% 15% atau 20% 25% atau lebih.
11 8 Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi. = 0,1 X 487 = 48,7 = 49 sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 49 murid. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Deskripsi Data Hasil Temuan 1) Hasil Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Murid Bina Lingkungan SMP Negeri 9 Kategori Putra Dari hasil test TKJIdapat disimpulkan: sebanyak 4 sampel (33,33%) memiliki kebugaran jasmani yang berada pada kategori baik, 6 sampel (50%) berada pada kategori sedang, dan 2 sampel (16,67%) berada pada kategori kurang. 2) Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Murid Lingkungan Kategori Putri Hasil Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Murid Bina Lingkungan SMP Negeri 9 Kategori Putri Dari hasil test TKJI dapat disimpulkan: sebanyak 1 sampel (8,33%) memiliki kebugaran jasmani yang berada pada kategori baik, sebanyak 3 sampel (25%) berada pada kategori sedang, sebanyak 2 sampel (16,67%) berada pada kategori kurang, dan sebanyak 6 sampel (50%) berada pada kategori kurang sekali. 3) Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Murid Reguler SMP Negeri 9 Kategori Putra Hasil Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Reguler SMP Negeri 9 Kategori Putra Dari hasil test TKJI dapat disimpulkan: sebanyak 1 sampel (6,67%) memiliki kebugaran jasmani yang berada pada kategori baik sekali, 11 sampel (73,33%) berada pada kategori baik, dan 3 sampel (20%) berada pada ketegori sedang. 4) Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Murid Reguler SMP Negeri 9 Kategori Putri Hasil Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani Murid Reguler SMP Negeri 9 Kategori Putri Dari tabel di atas dapat disimpulkan: sebanyak 3 sampel (30%) memiliki kebugaran jasmani yang berada pada kategori baik, 7 sampel (70%) berada pada kategori sedang.
12 9 B. Pembahasan Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk meyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Adapun bentuk kurangnya kebugaran jasmani murid bina lingkungan SMP Negeri 9 Bandar Lampung antara lain sebagai berikut : - Banyaknya murid bina lingkungan yang kekurangan gizi. - Banyaknya murid bina lingkungan yang pola istirahatnya kurang. Melihat hal tersebut, menurut Suharjana (2008:14) mengatakan istirahat sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk membangun kembali otot-otot setelah latihan sebanyak kebutuhan latihan yang ada di dalam perangsangan pertumbuan otot. Istirahat yang cukup sangatlah perlu bagi pikiran dangan makanan dan udara. Dalam sehari semalam, waktu yang diperlukan untuk istirahat 7 sampai 8 jam. Jika dikaitkan dengan siswi yang istirahatnya kurang berdasarkan wawancara, siswi yang mengalami kurang istirahat adalah siswi bina lingkungan kelas 7 SMP. TAA ( 14 tahun ) salah satu siswi kelas 7 bina lingkungan yang kurang istirahat melontarkan : Saya merasa kelelahan yang mengakibatkan susah tidur tiap malam, sepulang sekolah saya langsung membantu orang tua untuk berdagang dari jam 4 sore dan kadang-kadang pulang sampai jam 9 malam, bahkan sepulang dari dagang pun saya jarang makan malam Berbeda dengan TAA, FU salah seorang siswi kelas 7 ( reguler ) yang mengalami istirahat cukup sebagaimana yang diungkapkan oleh Suharjana bahawa waktu yang diperlukan untuk istirahat 7 sampai 8 jam dalam sehari semalam. Dalam wawancara, pengakuan dari FU seorang siswi kelas 7 reguler mengungkapkan : Saya selalu istirhat jam 9 malam dan biasanya sih kalo ada PR agak lamaan dikit sekitar jam 10. Tapi saya makan selalu teratur dan mama suka ngasih vitamin gitu ke saya Seiring dengan pola istirahat dan pola makan murid, ada kecendrungan dan pengaruhnya terhadap kebugaran jasmani antara murid bina lingkungan dengan reguler. Faktor yang menyebabkan rendahnya kebugaran jasmani murid bina lingkungan adalah faktor dorongan ekonomi, karena dengan dorongan ekonomi membuat murid ikut membantu orang tua bekerja sehingga murid sangat minim waktu untuk beristirahat dan juga kurangnya gizi karena ekonomi yang
13 10 menengah ke bawah untuk membeli makanan yang bergizi serta vitamin. Dari penjelasan teori Suharjana tentang istirahat dan berdasarkan hasil observasi serta wawancara yang dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa murid yang mempunyai kebugaran yang baik adalah murid yang memiliki istirahat yang cukup dan juga pola makan yang teratur serta olahraga yang cukup. Sedangkan murid yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang kurang adalah murid yang kurang beristirahat serta pola makan yang tidak teratur dan juga kurang olahraga.. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai perbandingan tingkat kebugaran jasmani siswa bina lingkungan dengan siswa reguler di SMP Negeri 9 tahun ajaran 2014/2015 yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : a. Kebugaran jasmani murid bina lingkungan lebih rendah daripada murid reguler. b. Kebugaran jasmani kategori putra ( bina lingkungan ) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 33,33% (4 dari 12 anak) c. Kebugaran jasmani kategori putra (reguler) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 73,33% (11 dari 15 anak) d. Kebugaran jasmani kategori putri (bina lingkungan) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 8,33% (1 dari 12 anak) e. Kebugaran jasmani kategori putri (reguler) yang mendapatkan kategori baik menurut instrumen TKJI mencapai 30% (3 dari 10 anak). Saran Berdasarkan pada hasil penelberdasarkan kesimpulan di atas, maka selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran. Adapun saran tersebut adalah: Ditujukan untuk siswi khususnya siswi bina lingkungan SMP Negeri 9 agar bisa meluangkan waktu untuk beristirahat karena kebugaran jasmani sangat penting untuk aktivitas seharihari. Ditujukan untuk orangtua agar lebih memperhatikan pola makanan dan pola istirahat anaknya supaya anak lebih bugar serta bisa lebih fokus untuk mengemban pendidikan. Ditujukan untuk peneliti pemula agar tidak menggunakan metode gabungan dalam melakukan penelitian, karena metode kuantitatif dan kualitatif adalah dua metode yang berbeda kutub, dimana metode kuantitatif menjawab dari hipotesis dan metode kualitatif menciptakan hipotesis untuk dilakukan penelitian lanjut, sehingga untuk menggabungkan kedua metode tersebut bukan hal yang mudah.
14 11 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Harsono Coaching Dan Aspek- Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma. Harsono. (2004). Perencanaan Program Latihan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. HN, Drs. Herman Keputusan Walikota Bandar Lampung Semester Satu Tahun Ajaran 2014/2015. Bandar Lampung : No 400/IV.4d hk/2014 Kurinasih, Imas Sukses Mengimplementasikan Kurikulum Jakarta : Kata Pena. Muhajir. 2004: 2. Manfaat melakukan kesegaran jasmani (physical fitnees). Surakarta. UNS Press.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledgebased. society dan kompetensi masa depan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan harus berorientasi kepada bagaimana menciptakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
Lebih terperinciPENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto
PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh Arif Cahyanto PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman,
Lebih terperinciKESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal
KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016 E-Journal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciPROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Profil Kondisi Fisik (Billy Damara) 3 PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA THE PHYSICAL CONDITION PROFILE OF SPORT SCIENCE PROGRAM
Lebih terperinciSURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN
SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN Ilmul Ma arif Dosen Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI Jurnal Oleh Ramandhani Ardi Pratiwi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRACT EFFECT
Lebih terperinciSURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 88-93 SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN Eko Nurcahyo Mahasiswa
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA
HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013 ABSTRACT Connection
Lebih terperinciTINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL
TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Olahragasebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK
ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK Stephani Yaneˡ, Zainal Arifin², Mira Fuzita³ 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Lebih terperinciKeywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1
Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SEGUGUS IV DONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEVEL OF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat digemari oleh berbagai oleh semua tingkatan usia dan lapisan masyarakat, dimana mereka berolahraga
Lebih terperinciTingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1
Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1 TINKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI KEPEK KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMP NEGERI 2 DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL
GAMBARAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMP NEGERI 2 DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK ARTIKEL ISWANDI 56232/2010 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman,
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI
TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL CIRCUIT TRAINING DAN FARTLEK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI. (Jurnal) Oleh IRAWAN SAPUTRA
1 PENGARUH MODEL CIRCUIT TRAINING DAN FARTLEK TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (Jurnal) Oleh IRAWAN SAPUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013 2 ABSTRACT EFFECT MODEL CIRCUIT
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI Bustamam Penjaskesrek FKIP Universitas Syiah Kuala Jl. Hamzah Fansuri, No.7 FKIP. Unsyiah, Darussalam, email: vizamaurizka@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK
Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN Bambang Yudi Erwanto Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI
KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI 1. Definisi kebugaran jasmani 2. Komponen kebugaran jasmani 3. Permasalahan kebugaran jasmani 4. Kiat/cara mencapai keb. jasmani DEFINISI KEB. JASMANI Kebugaran jasmani (Physical
Lebih terperinciKONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.
1 KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN Jurnal Oleh Rahmat Ramadhan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciEFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU
1 EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU Gusfar Hidayatullah 1, Drs. Ramadi, M.Kes 2, AIFO, Aref Vai,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL DENGAN LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN VO2Max PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI
PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PUNGGUNG DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VII MTS AL AZHAR GEMBONGAN PONGGOK BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani (penjas) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN
TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 11 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL Oleh DADANG SETIAWAN 145166637 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM
HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL Oleh JULIANDA TRI IMAM PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap insan manusia membutuhkan olahraga untuk menunjang kebutuhan jasmaninya dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan
Lebih terperinciKONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO
1 KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG Jurnal Oleh ENO IRDIANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN
Hubungan Kemampuan Motorik.(Gazali Abas Adnan) 1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTOR ABILITY AND STUDENT PHYSICAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara dari makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat-hakikat yang sangat mulia diantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dari sudut pandang ilmu faal olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan
Lebih terperinciHubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SLEMAN Oleh: Yundhi Arfianto Email: yundiarfi7@gmail.com ABSTRAK Seiring masuknya globalisasi
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA
Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA Abdillah 1, Anang Qosim 2, Rubiyatno
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan yang berkualitas mencerminkan peradaban suatu bangsa juga berkualitas. Berdasarkan
Lebih terperinciSURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015
SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jurnal Oleh RESTIANA ANNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN
HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH
Irfandi dan Zikrurrahmat, Tingkat Kebugaran Jasmani TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2016-2017 STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH Irfandi 1 dan Zikrurrahmat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, dimana setiap hari manusia banyak melakukan berbagai aktifitas, baik aktifitas
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI DENGAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SEPAKBOLA Jurnal Oleh YUDHA PURNAMA PUTRA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 013 1 HUBUNGAN
Lebih terperinciLATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG
LATIHAN KELENTUKAN KONTRAKSI-RELAKSASI (PNF) DAN KELENTUKAN STATIS TERHADAP KETERAMPILAN GERAK KAYANG (Jurnal) Oleh Eko Bagus Fahrizqi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa
Lebih terperinciKONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI
1 KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS Jurnal Oleh OKTRI MAHARANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan
Lebih terperinciBAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd
BAHAN PENATARAN DI BPMD OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd ANATOMI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Mempelajari tubuh manusia melibatkan beberapa ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minat belajar Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh Slameto ( 2010:83). Minat pada dasarnya adalah
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP PEMAHAMAN POTENSI DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KALIKOTES KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Deni Maryana Abstract This research aims to find out
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
1 TKJI Siswa SD (Bima Andiansyah) 1 TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Bima Andiansyah / NIM. 13604227003 Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN VO2 MAX SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 NEGERI KATON TAHUN 2014/2015.
PENGARUH INTERVAL TRAINING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN VO2 MAX SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 NEGERI KATON TAHUN 2014/2015 ( Jurnal ) Oleh : ARBI WAHYU SYAIFUDIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA
TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA Ashadi Cahyadi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan
Lebih terperinciKONSEP Latihan kebugaran jasmani
KONSEP Latihan kebugaran jasmani OLEH SUHARJANA FIK UNY1 Pengertian Latihan Latihan merupakan aktivitas olahraga/jasmani yang sistematik, dilakukan dalam waktu lama, ditingkatkan secara progresif dan individual
Lebih terperinciPENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI
PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciSURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013
SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 Iskandar Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam suatu proses pendidikan. Tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk terjadinya tingkah laku dalam diri
Lebih terperinciPROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan
Lebih terperinciKONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KAPASITAS PARU-PARU DAN TEKANAN DARAH. Jurnal. Oleh. Muhammad Nurhamid
1 KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KAPASITAS PARU-PARU DAN TEKANAN DARAH Jurnal Oleh Muhammad Nurhamid FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT
Lebih terperinciPENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI
1 PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH Jurnal Oleh JODIEKA PERMADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT EFFECT
Lebih terperinciHASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT
HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING DAN CROSS COUNTRY TERHADAP VO2MAX. Jurnal OLEH NI MADE RIKA AMBARWATI
PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING DAN CROSS COUNTRY TERHADAP VO2MAX Jurnal OLEH NI MADE RIKA AMBARWATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 ABSTRACT INFLUENCE OF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan keseluruhan, oleh karena itu pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan
Lebih terperinciJournal of Physical Education, Sport, Health and Recreations
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (1) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017
TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017 THE FITNESS LEVEL OF THIS STUDY AIMS TO DETERMINE THE LEVEL OF PHYSICAL FITNESS FOR STUDENT
Lebih terperinciPERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA
Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII SMP Negeri 21 Dan SMP Negeri 36 PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT PESERTA DIDIK DALAM KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 20 PADANG JURNAL Oleh : OKNI LIZA MAWARNI 11060290 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan
Lebih terperinciKONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Rusli Lutan (2002: 7), mengatakan bahwa kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang dilakukan oleh manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.
1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA
UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA Yanto 1, Rachmat Sahputra 2, Ari Fauzi Hakim 3 1 Mahasiswa Lulusan Program
Lebih terperinciSTUDI TENTANG DISIPLIN BELAJAR PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN STUDY ON LEARNING DISCIPLINE SANTRI IN COTTAGE BOARDING
STUDI TENTANG DISIPLIN BELAJAR PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN STUDY ON LEARNING DISCIPLINE SANTRI IN COTTAGE BOARDING Oleh : Dhini Ahadya Cahyaningsih *) Nur aeni **) ABSTRAK Penelitian ini mempunyai
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK. (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM
PENGARUH LATIHAN WALLPASS TERHADAP KEMAMPUAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA PADA MAHASISWA PENJASKESREK (Jurnal) Oleh CHOIRUL UMAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif yang menggunakan metade survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjalani kegiatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesegaran Jasmani adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki kemampuan melakukan suatu aktivitas dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW
PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW Henry Maksum 1, Abdillah 2, Utami Dewi 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciJURNAL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
JURNAL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SURVEY OF LEVEL PHYSICAL FITNESS AF STUDENT EXTRACURRICULAR BASKET BALL SMA NEGERI
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL Oleh RULIYADI S. 1113051071 PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015 2 PENGARUH
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN MENGOPER BOLA KE TEMBOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS. Jurnal. Oleh ROHIMA
1 PENGARUH LATIHAN MENGOPER BOLA KE TEMBOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KETERAMPILAN CHEST PASS Jurnal Oleh ROHIMA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 2 ABSTRACT EFFECT
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh NOVI SUSANTI
HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL KETERAMPILAN SEPAKBOLA Jurnal Oleh NOVI SUSANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 014 1 HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI
Lebih terperinci