Kata kunci : konsep, pemahaman konsep, segitiga.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : konsep, pemahaman konsep, segitiga."

Transkripsi

1 KONSEPSI SISWA SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA TERHADAP LUAS SEGITIGA Yolanda Leonino, Tri Nova Hasti Yunianta, M.Pd., Novisita Ratu, S.Si., M.Pd. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Abstrak Konsep merujuk pada pemahaman dasar dalam menguasai suatu mata pelajaran, sehingga penguasaan konsep dasar menjadi tolok ukur terhadap penguasaan suatu materi pelajaran. Pemahaman konsep adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran. Pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk: (1) menjelaskan konsep, (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, (3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu konsep. Terdapat dua jenis pemahaman konsep yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman siswa SMP Pangudi Luhur Ambarawa terhadap konsep luas segitiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek dari penelitian ini diambil sebanyak 6 siswa kelas VII SMP Pangudi luhur Ambarawa. Konsepsi siswa terhadap luas segitiga diukur melalui tes tertulis dan dilanjutkan dengan wawancara non terstruktur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang luas segitiga berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Seluruh subjek mampu menentukan letak alas segitiga dan garis tinggi segitiga pada jenis-jenis segitiga yang berbeda, akan tetapi hanya satu subjek yang mampu menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul dengan tepat. Seluruh subjek mampu menghitung luas segitiga, satu subjek mampu menghitung luas empat segitiga yang diperoleh dari hasil pembagian persegi panjang secara diagonal dengan tepat. Lima subjek mampu menggambar segitiga tumpul dengan tepat, serta menempatkan sudut dan alas segitiga dengan benar. Kata kunci : konsep, pemahaman konsep, segitiga. PENDAHULUAN Soedjadi (2000) berpendapat bahwa matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan penalaran. Objek dasar yang dipelajari matematika adalah abstrak, sering juga disebut objek mental. Objek dasar tersebut meliputi fakta, konsep, operasi atau relasi, dan prinsip. Rahman (Lestari, 2014), menyatakan konsep merujuk pada pemahaman dasar dalam menguasai suatu mata pelajaran, sehingga penguasaan konsep dasar menjadi tolok ukur terhadap penguasaan suatu materi pelajaran. Piaget (Walle, 2008) menyatakan, pembelajaran matematika dituntut untuk menguasai konsep, karena setiap konsep dari matematika saling berkaitan. Konsep matematika berisi hubungan-hubungan logis yang dikonstruksi di dalamnya dan yang ada didalam pikiran sebagai bagian dari jaringan ide. 1

2 Santrock (2009) menyatakan pemahaman konsep adalah sebuah aspek penting dari pembelajaran. Duffin & Simpson (Kesumawati, 2014) menjelaskan, pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk: (1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya, (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, (3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu konsep. Terdapat dua jenis pemahaman konsep yang dikemukakan oleh Skemp & Pollatsek (Kesumawati, 2014), yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman rasional. Pemahaman instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan, sedangkan pemahaman rasional termuat satu struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Hewson dan Throley (Purniati, dkk, 2012) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh pembelajar sehingga dia mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. Berdasarkan pembagian periode perkembangan intelektual anak oleh Piaget (Dahar, 2011) siswa SMP berada pada periode konkret operasional dan mulai memasuki periode operasional formal. Periode konkret operasional merupakan permulaan berpikir rasional dan siswa memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah konkret. Siswa SMP sudah dapat berpikir logis, proses berpikir yang tidak tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan real dikemukakan oleh Piaget (Olson, 2011). Ginsburg dan Opper (Suparno, 2001) berpendapat, siswa dapat berpikir fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks. Siswa dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan yang ada. Siswa dapat berpikir efektif karena dapat melihat pemikiran mana yang cocok untuk pesoalan yang dihadapi. Matematika memiliki banyak konsep yang harus dipelajari dari tingkat dasar hingga tingkat atas. Salah satu konsep yang selalu dipelajari adalah bangun datar. Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajargenjang, trapesium, layang-layang, belahketupat, dan lingkaran. Segitiga merupakan bangun datar sederhana yang dipelajari sejak berada di tingkat Sekolah Dasar (SD). Heruman (2013) mengatakan, bahwa pengenalan segitiga dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya penentuan tiga buah titik dengan letak berbeda. Ketiga titik tersebut kemudian dihubungkan dengan garis, sehingga terbentuklah segitiga. Selain itu, pengenalan bentuk segitiga ini dapat dilakukan dengan memerintahkan siswa membagi dua bangun persegi atau persegi panjang secara diagonal. Pengenalan konsep segitiga ini akan berkaitan 2

3 dengan konsep luas segitiga, maka cara pemotongan persegi panjang secara diagonal akan lebih sesuai. Konsepsi siswa terkait segitiga khususnya pada jenis segitiga dan unsurunsurnya telah dilakukan oleh Sartika (2012) pada siswa kelas V SD, diperoleh siswa dapat dengan mudah menentukan gambar dari jenis-jenis segitiga dan unsur-unsurnya. Siswa dapat memilih jawaban benar dengan mudah melalui gambar dan contoh, namun mereka lemah saat diminta memilih jawaban benar dari pengertian secara verbal (melalui kata-kata). Hal ini menunjukkan bahwa membentuk konsep dalam diri siswa itu tidak mudah, karena konsep yang mereka miliki terbentuk dari benda nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan mereka kurang bisa memilih konsep jenis-jenis segitiga dan unsurunsurnya dalam kata-kata yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akan dilakukan penelitian lanjutan terkait konsepsi siswa terhadap luas segitiga pada siswa SMP. LANDASAN TEORI 1. Konsep Dahar (2011) mengartikan konsep sebagai batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Flavell (Sagala, 2010) menyatakan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan dan kekuatan. Ausubel (Purwanto, 2012) mengemukakan bahwa konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep (concept formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation). 2. Konsep Luas Walle (2008) berpendapat bahwa luas adalah spasi dua dimensi dalam daerah. Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar tersebut. Luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutup secara rapat daerah tersebut (Farida dkk, 2012). 3. Konsepsi Setiap orang akan mempunyai penafsiran tersendiri mengenai suatu konsep (Sartika, 2012). Tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu inilah yang disebut konsepsi (Berg, 1991). Sutriyono (2012) menyatakan bahwa bagi siswa, konsepsi mereka tentang matematika adalah tidak salah karena 3

4 konsepsi mereka adalah berdasarkan skim tindakan mereka sendiri. Konsepsi yang dimiliki seseorang belum tentu semuanya benar. Hewson dan Throley (Purniati, dkk, 2007) mengatakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh pembelajar sehingga dia mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. 4. Segitiga Sartika (2012) mengatakan bahwa segitiga adalah bangun datar yang dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik sudut yang tidak segaris. Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180. Heruman (2013) mengatakan bahwa pengenalan segitiga dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya penentuan tiga buah titik dengan letak berbeda. Ketiga titik tersebut kemudian dihubungkan dengan garis, sehingga terbentuklah segitiga. selain itu, pengenalan bentuk segitiga ini dapat dilakukan dengan memerintahkan siswa membagi dua bangun persegi atau persegi panjang secara diagonal. Pengenalan konsep segitiga ini akan berkaitan dengan konsep luas segitiga, maka cara pemotongan persegi panjang secara diagonal akan lebih sesuai. Sependapat dengan pendapat yang disampaikan oleh Heruman (2013), Trianto (2012) menyebutkan, bangun segitiga terbentuk dari perpotongan diagonal bangun persegi maupun persegi panjang. Penurunan luas segitiga berupa penurunan dari luas persegi atau persegi panjang. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan di SMP Pangudi Luhur Ambarawa yang berlokasi di jalan Mgr. Sugiyopranoto 191 Ambarawa. Penelitian dimulai dari bulan Maret hingga September Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Subjek dari penelitian ini diambil sebanyak 6 siswa kelas VII SMP Pangudi luhur Ambarawa dengan kategori kemampuan matematika tinggi, kemampuan matematika sedang, dan kemampuan matematika rendah. Konsepsi siswa terhadap luas segitiga diukur melalui tes tertulis dan dilanjutkan dengan wawancara non terstruktur. Peneliti menjadi instrumen utama dalam penelitian ini, dan instrumen pendukung penelitian berupa soal tes matematika. Soal tes matematika dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. 4

5 Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian. No Indikator Soal Soal 1. 1) Siswa dapat menentukan alas dan tinggi segitiga. 2) Siswa dapat menghitung luas segitiga. 2. Siswa dapat menghitung luas segitiga. a. Terdapat sebuah segitiga ABC. Apakah jenis segitiga ABC? Gambarkan letak tinggi segitiga ABC, kemudian sebutkan letak alas segitiga ABC. Bagaimanakah luas segitiga ABC? b. Jika titik B dipindah ke B 1, maka apakah jenis segitiga AB 1 C? Gambarkan letak tinggi segitiga AB 1 C, kemudian sebutkan letak alas segitiga AB 1 C! Bagaimanakah luas segitiga AB 1 C? c. Jika titik B dipindah ke B 2, maka apakah jenis segitiga AB 2 C? Gambarkan letak tinggi segitiga AB 2 C, kemudian sebutkan letak alas segitiga AB 2 C! Bagaimanakah luas segitiga AB 2 C? d. Jika titik B dipindah ke B 3, maka berjenis apakah segitiga AB 3 C? Gambarkan letak tinggi segitiga AB 3 C, kemudian sebutkan letak alas segitiga AB 3 C! Bagaimanakah luas segitiga AB 3 C? e. Apa yang bisa anda simpulkan terkait luas segitiga tersebut? 3. Siswa dapat menggambarkan segitiga serta dapat menyelesaikan soal cerita. Terdapat sebuah persegi panjang KLMN yang dibagi secara diagonal menjadi empat buah segitiga, yaitu segitiga KLO, LMO, MNO, dan NKO. Apakah keempat segitiga tersebut mempunyai luas yang sama? Gambarlah sebuah segitiga PQR dengan syarat sudut P merupakan sudut tumpul dan dengan PQ sebagai alas dengan sisi terpendek. Bagaimanakah luas segitiga tersebut? Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakai teknik triangulasi atau gabungan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Langkahlangkah yang digunakan dalam analisis data pada penelitian ini menggunakan model milik Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010). Teknik analisis data melalui empat tahap yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/ verification). 5

6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari seluruh soal yang dikerjakan oleh subjek mendapatkan hasil yang beragam. Konsepsi subjek mengenai luas segitiga dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Konsepsi Subjek. Subjek Subjek BN Subjek BA Subjek LR Subjek GP Konsepsi Luas Segitiga Subjek mampu menentukan letak alas dan tinggi segitiga dengan benar. Subjek juga mampu menggambar segitiga tumpul dengan benar, serta dapat menggambar garis tinggi segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga berdasarkan data yang ada. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa ketika empat segitiga mempunyai alas dan tinggi yang sama, maka segitiga akan memiliki luas yang sama. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi panjang yang dibagi secara diagonal juga mempunyai luas yang sama. Subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar, subjek juga mampu dalam menentukan tinggi segitiga, akan tetapi masih keliru dalam menentukan dan menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul. Subjek mampu menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga berdasarkan data yang ada. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa setiap jenis segitiga mempunyai luas yang berbeda juga. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi panjang yang dibagi secara diagonal dikatakan bahwa luas segitiga yang berhadapan adalah sama. Subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar, namun belum mampu menentukan tinggi segitiga dan belum mampu menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul dengan benar. Subjek juga belum dapat menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga dengan menggunakan pemisalan angka pada alas dan tinggi segitiga. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa semua segitiga itu berbeda dan luasnya juga berbeda. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi panjang yang dibagi secara diagonal tidak mempunyai luas yang sama karena bentuknya berbeda. Subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar. Subjek mampu menentukan tinggi segitiga dengan benar, akan tetapi masih keliru dalam menentukan dan menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul. Subjek juga mampu menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga berdasarkan data yang ada. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa jenis segitiga yang berbeda akan menghasilkan luas segitiga yang sama karena memiliki alas yang sama. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi 6

7 Subjek RL Subjek KA panjang yang dibagi secara diagonal dikatakan bahwa segitiga yang berhadapan memiliki luas yang sama. Subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar. Subjek mampu menentukan tinggi segitiga dengan benar, akan tetapi masih keliru dalam menentukan dan menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul. Subjek juga mampu menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga berdasarkan data yang ada. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa luas keempat segitiga sama karena adanya garis sejajar sehingga memiliki alas dan tinggi yang sama. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi panjang yang dibagi secara diagonal dikatakan bahwa segitiga yang berhadapan memiliki luas yang sama. Subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar. Subjek mampu menentukan tinggi segitiga dengan benar, akan tetapi masih keliru dalam menentukan dan menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul. Subjek juga mampu menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Subjek mampu menghitung luas segitiga berdasarkan data yang ada. Konsepsi subjek terkait luas segitiga menunjukkan bahwa sudut segitiga yang berbeda akan menghasilkan luas segitiga yang berbeda. Luas empat segitiga yang diperoleh dari persegi panjang yang dibagi secara diagonal dikatakan bahwa segitiga yang berhadapan memiliki luas yang sama. Gambar 1. Soal Nomor 1. Soal nomor 1 yang mengukur kemampuan siswa dalam menentukan alas dan tinggi segitiga mendapatkan hasil bahwa seluruh subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan benar. Lima subjek yaitu BN, BA, GP, RL, dan KA mampu menggambar garis tinggi segitiga dengan benar, namun subjek LR masih melakukan kekeliruan dalam menggambar garis tinggi segitiga. Selanjutnya siswa diminta untuk menghitung luas segitiga. Seluruh siswa mengetahui rumus luas segitiga dan mampu menghitung luas segitiga dengan benar, dan terdapat satu subjek yaitu LR yang menghitung luas segitiga dengan menggunakan pemisalan angka pada alas dan tinggi segitiga. Seluruh subjek menyimpulkan jawaban terkait luas segitiga dengan hasil yang sangat beragam. 7

8 Gambar 2. Soal Nomor 2. Soal nomor 2 yang mengukur kemampuan siswa dalam menghitung empat luas segitiga yang dibagi secara diagonal dari sebuah persegi panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima subjek yaitu subjek BN, BA, GP, RL, dan KA mampu menentukan alas dan tinggi segitiga dengan benar, kemudian mampu menghitung luas segitiga dengan benar. Subjek LR mampu menentukan alas dengan benar, namun belum mampu menentukan tinggi segitiga dengan benar. Subjek BN mampu menyimpulkan bahwa keempat segitiga mempunyai luas yang sama, empat subjek lainnya yaitu BA, GP, RL, dan KA mampu menyimpulkan luas keempat segitiga berdasarkan data yang ada namun belum tepat, sedangkan subjek LR tidak mampu menyimpulkan luas keempat segitiga. Soal nomor 3 yang mengukur kemampuan siswa dalam menggambar segitiga tumpul mendapatkan hasil bahwa lima subjek yaitu BN, BA, GP, RL, dan KA mampu menggambarkan segitiga tumpul dengan benar, sedangkan subjek LR belum menggambarkan segitiga tumpul dengan benar. Seluruh subjek dapat meletakkan sudut dan alas segitiga dengan benar, akan tetapi hanya subjek BN yang mampu menggambar garis tinggi segitiga dengan benar. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. seluruh subjek mampu menentukan letak alas segitiga dengan tepat, 2. seluruh subjek mampu menentukan garis tinggi segitiga pada jenis-jenis segitiga yang berbeda, akan tetapi hanya satu subjek (BN) yang mampu menggambarkan garis tinggi pada segitiga tumpul dengan tepat, 3. seluruh subjek mampu menghitung luas segitiga dengan tepat berdasarkan data yang ada, 4. satu subjek (BN) mampu menghitung luas empat segitiga yang diperoleh dari hasil pembagian persegi panjang secara diagonal dengan tepat. Sedangkan lima subjek lainnya (BA, LR, GP, RL, dan KA) belum menghitung luas keempat segitiga dengan tepat, 5. lima subjek (BN, BA, GP, RL, dan KA) mampu menggambar segitiga tumpul dengan tepat, serta menempatkan sudut dan alas segitiga dengan benar. Sedangkan satu subjek lainnya (LR) belum menggambar segitiga tumpul dengan tepat. 8

9 DAFTAR PUSTAKA Berg, Van den Euwe Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Dahar, Ratna Wilis Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Farida dkk, Memahami Konsep Bangun Datar Menggunakan Media Pembelajaran. Diunduh tanggal 24 Maret Fajri Bangun Datar. Diunduh tanggal 3 Agustus Heruman Model Pembelajaran Matematika. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kesumawati, Nila. (2014). Pemahaman Konsep Matematik Dalam Pembelajaran Matematika [online]. Tersedia: [30 Agustus 2014] Lestari, Y. M Konsepsi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Salatiga Tentang Kesebangunan Dan Kekongruenan. Jurnal Moeharti Sistem-Sistem Geometri. Jakarta: Karunia Jakarta. Nuraeni, Endah Tri Konsepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Banyubiru tentang Segiempat. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Olson, Matthew H dkk Theories Of Learning. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pattinson, Armand, Segitiga. Diunduh tanggal 26 Maret Purniati, dkk Penerapan Model Learning Cycle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Kapita Selekta Matematika [online]. Tersedia: [16 Mei 2014] Purwanto, Belajar Dan Pembelajaran Fisika [online]. Tersedia: [15 Juni 2012] 9

10 Sagala, Syaiful Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sartika, Wahyu dkk Konsepsi Siswa Kelas V SD Tentang Jenis-Jenis Segitiga Dan Unsur-Unsurnya. Diunduh tanggal 24 Maret Santrock, John W Perkembangan Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santrock, John W Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Soedjadi, R Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sutriyono Konstruktivisme dalam Pengajaran Sains dan Matematika. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Walle, John A. Van De Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wikipedia, Luas. Diunduh tanggal 4 Juni Winkel, W.S Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. 10

KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GIRISONTA

KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GIRISONTA KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GIRISONTA Siswoko Nugroho, Erlina Prihatnani, Novisita Ratu Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi Konsep menurut Berg (1991:8) adalah golongan benda, simbol, atau peristiwa tertentu yang digolongkan berdasarkan sifat yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prakonsep Menurut Soedjadi (1995) pra konsep adalah konsep awal yang dimiliki seseorang tentang suatu objek. Didalam proses pembelajaran setiap siswa sudah mempunyai

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat.

ABSTRAK PENDAHULUAN. Kata Kunci : analisis, kesalahan, newman, soal cerita, bilangan bulat. ANALISIS KESALAHAN SISWA MENURUT NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI OPERASI HITUNG PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Aditya Deddy Priyoko, Tri Nova Hasti Yunianta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Prakonsepsi Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek, misalnya benda-benda atau kejadian-kejadian yang mewakili kesamaan ciri khas

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS Petrus Ongga *), Yani Sanwaty *), Ferdy Semuel Rondonuwu **), Wahyu Hari Kristiyanto ***) Email : whkris_fisika@yahoo.com, whkris@staff.uksw.edu *) Mahasiswa

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 10 SALATIGA

KONSEPSI SISWA TENTANG TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 10 SALATIGA KONSEPSI SISWA TENTANG TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII SMP NEGERI 10 SALATIGA JURNAL Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Oleh SYAIFUL

Lebih terperinci

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana

SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana SKIM PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT OLEH SISWA SD JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh Ayu Ostyaningsih 202013020 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP

ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP ANALISIS PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PYTHAGORAS PADA SISWA SMP Gianlucy Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: gianlucy245@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE JURNAL Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS Tatik Liana Program Studi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nhalyana1@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

SKIM PENYELESAIAN SOAL PYTHAGORAS PADA SEGITIGA BAGI SISWA SMP KELAS IX

SKIM PENYELESAIAN SOAL PYTHAGORAS PADA SEGITIGA BAGI SISWA SMP KELAS IX SKIM PENYELESAIAN SOAL PYTHAGORAS PADA SEGITIGA BAGI SISWA SMP KELAS IX JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu pengetahuan berdasarkan

Lebih terperinci

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana

Mega Ristiana. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA KELAS VII A SMP KRISTEN 02 SALATIGA Mega Ristiana Mega_ristiana@yahoo.com

Lebih terperinci

JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana

JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana ANALISIS PROSES BERPIKIR DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD DEPENDENT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BOYOLALI JURNAL Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA Wakhidatun Nurul Istiqomah Novisita Ratu Tri Nova Hasti Yunianta

Lebih terperinci

JURNAL. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

JURNAL. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BERPANGKAT BERDASARKAN TEORI APOS BAGI SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN III SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP. Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP. Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP 1) Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya Abstract Geometry is a part of mathematics that

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT

KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT KONSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUBIRU TENTANG SEGIEMPAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh ENDAH TRI NURAENI

Lebih terperinci

Meilantifa, Strategi Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu. Strategi Konflik Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu Variabel

Meilantifa, Strategi Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu. Strategi Konflik Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu Variabel 41 Strategi Konflik Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu Variabel Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Bahasa dan Sains Universitas Wijaya Kusuma

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET

PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET PEMBELAJARAN GEOMETRI BIDANG DATAR DI SEKOLAH DASAR BERORIENTASI TEORI BELAJAR PIAGET Mursalin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Malikussaleh E-mail: mursalin@unimal.ac.id

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Representasi Solso dan Maclin (2008) mendefinisikan konsep sebagai penggambaran mental, ide, atau proses. Hurlock (1999) juga mengungkapkan konsep

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI BANGUN DATAR

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI BANGUN DATAR ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI BANGUN DATAR Marlisa Rahmi Ramdhani 1, Erni Widiyastuti 2, Fitrianto Eko Subekti 3 1, 2, 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele 1 Wahyudi, 2 Sutra Asoka Dewi 1 yudhisalatiga@gmail.com 2 sutrasoka@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENELITIAN

BAB III METODOGI PENELITIAN BAB III METODOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Best (Sukardi, 2008) menyebutkan penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam upaya penguasaan IPTEK. Akan tetapi, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO ANALISIS KUALITAS JAWABAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI HITUNG PECAHAN BENTUK ALJABAR BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subjek, Waktu, dan Tempat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Creswell dalam Sangadji (2010) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Waktu dan Tempat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin, dan memajukan daya pikir manusia. Sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subjek, Waktu, dan Tempat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

JURNAL. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika ANALISIS KESALAHAN SISWA MENURUT TEORI NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA MATERI PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 BANYUBIRU JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna

Lebih terperinci

SKIM PERSAMAAN GARIS LURUS SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA

SKIM PERSAMAAN GARIS LURUS SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA SKIM PERSAMAAN GARIS LURUS SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh HERLINA 202012055

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR

DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR DESAIN DIDAKTIS KONSEP LUAS DAERAH LAYANG-LAYANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR Aji Setiaji Hj. Epon Nur aeni L Rosarina Giyartini UPI Kampus Tasikmalaya Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak

PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN. Abstrak PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN Mawar Kelana, Tri Nova Hasti Yunianta, Novisita Ratu Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

ANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS KECERDASAN SPASIAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nova Riastuti 1, Fatriya Adamura 2, dan Restu Lusiana 3 1 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Wayan Memes (2000), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff dalam Pia (2011),

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu

Lebih terperinci

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA Sri Wahyuningsih, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN Ikrimah Syahidatunnisa Tatang Mulyana Firdaus Departemen Pendidikan Matematika, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 06-10 ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II KAJIAN TEORI A. BAB II KAJIAN TEORI A. Tahap-tahap Berpikir van Hiele Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof adalah sepasang suami-istri bangsa Belanda yang mengabdi sebagai guru matematika di negaranya. Pada tahun

Lebih terperinci

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT

ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT ARTIKEL ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT Oleh: DWI SETYONINGRUM 13.1.01.05.0097 Dibimbing oleh : 1. Aprilia Dwi Handayani, S.Pd,

Lebih terperinci

Disusun oleh Sutriana Epriyanti ( )

Disusun oleh Sutriana Epriyanti ( ) DESKRIPSI ANALISIS KESULITAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SPLDV SISWA SMA KELAS XI JURNAL Tugas ini disusun untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh Sutriana Epriyanti (202010150) PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas : VII (TUJUH) Jumlah : 40 Bentuk

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Satya Widya, Vol. 30, No.2. Desember 2014: 96-103 IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI SISWA SMP NEGERI 2 AMBARAWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Susi Lestariyani Alumni Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

SKIM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA

SKIM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA SKIM PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh Bayu Setyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa berkaitan erat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir siswa, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPATI Universitas PGRI Semarang Jl.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA Siti Imroatun, Sutriyono, Erlina Prihatnani Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

KESULITAN MELUKIS, MEMAHAMI LINGKARAN DALAM DAN LUAR SEGITIGA PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UMS Yuliyani 1), Sumardi 2)

KESULITAN MELUKIS, MEMAHAMI LINGKARAN DALAM DAN LUAR SEGITIGA PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UMS Yuliyani 1), Sumardi 2) KESULITAN MELUKIS, MEMAHAMI LINGKARAN DALAM DAN LUAR SEGITIGA PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UMS Yuliyani 1), Sumardi 2) 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI TEORI NEWMAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI TEORI NEWMAN ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEOREMA PYTHAGORAS DITINJAU DARI TEORI NEWMAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna memcapai Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan ini berisi gambaran pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, mengapa masalah ini diangkat menjadi bahasan penelitian, rumusan

Lebih terperinci

BELAJAR VAN HIELE. Oleh: Andi Ika Prasasti Abrar Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BELAJAR VAN HIELE. Oleh: Andi Ika Prasasti Abrar Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo BELAJAR VAN HIELE Oleh: Andi Ika Prasasti Abrar Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo Abstrak: Dalam pembelajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh Pierre Van Hiele,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Proses pembelajaran terjadi karena adanya aktivitas guru dan aktivitas siswa. Anwar (2005) berpendapat

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMAHAMAN KONSEP UMUM LUAS DAERAH SUATU BANGUN DATAR

ALTERNATIF PEMAHAMAN KONSEP UMUM LUAS DAERAH SUATU BANGUN DATAR ALTERNATIF PEMAHAMAN KONSEP UMUM LUAS DAERAH SUATU BANGUN DATAR Ali Syahbana Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang Email : syahbanaumb@yahoo.com ABSTRAK Artikel ini menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut sumber daya manusia yang terampil dalam mengelolanya. Sumber daya manusia yang terampil adalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KECENDERUNGAN SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 ROWOKELE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA Sabiis, Teguh Wibowo Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: sabiis412@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti objek

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN- ENDED PADA MATERI PECAHAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN- ENDED PADA MATERI PECAHAN DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN- ENDED PADA MATERI PECAHAN Yoseffin Dhian Crismasanti 202013018@student.uksw.edu Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Terdapat dua kata berbeda dari istilah tersebut, yakni efektivitas dan pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

Lebih terperinci

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Oleh DESI YULIANA

Lebih terperinci

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KRANDEGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Mukti Febrianto 1,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MEMORI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI TERMODINAMIKA PADA SISWA MAN 2 MADIUN

ANALISIS KEMAMPUAN MEMORI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI TERMODINAMIKA PADA SISWA MAN 2 MADIUN ANALISIS KEMAMPUAN MEMORI DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI TERMODINAMIKA PADA SISWA MAN 2 MADIUN Dyestia Avarini Viardatiwi Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI MADIUN Dyestia06@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

DESKRIPSI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI DATAR SISWA SD KELAS V BERDASARKAN TEORI VAN HIELE. Muhamad Choeri Shodiqin, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi

DESKRIPSI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI DATAR SISWA SD KELAS V BERDASARKAN TEORI VAN HIELE. Muhamad Choeri Shodiqin, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi DESKRIPSI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI DATAR SISWA SD KELAS V BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Muhamad Choeri Shodiqin, Tri Nova Hasti Yunianta, Wahyudi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Proses Belajar Proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar 8 Keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN

PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN Artikel Skripsi PROFIL KEMAMPUAN BERFIKIR GEOMETRI BERDASARKAN LANGKAH POLYA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SMPN 3 PLOSOKLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu obyek. Penggunaan konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo E-mail: ice_ajah17@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

Kisi kisi Soal Tes. Bentuk Nomor. Uraian 1

Kisi kisi Soal Tes. Bentuk Nomor. Uraian 1 44 Lampiran 1 : Kisi-kisi So_al Tes Kisi kisi Soal Tes No Materi Uraian Materi 1 Bangun Segi datar empat adalah bangu n datar yang dibatas i oleh empat sisi Indikator Soal Siswa dapat mengenal jenis jenis

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS II PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN Sutrisno Prodi Pendidikan Matematika, FPMIPATI Universitas PGRI Semarang trysna_eins@yahoo.co.id Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA BLOK PECAHAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 NUSAWUNGU Muhlisoh D.E 1, Suripto

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET

KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET KONSEPSI SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KUTUB MAGNET Rien S. D. Premawoli, Marmi Sudarmi, Alvama pattiserlihun Program studi pendidikan fisika Fakultas sains dan matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep

2. DASAR TEORI Pengertian Konsep, Konsepsi, dan Perkembangan konsep menginformasikan teori-teori yang ada di buku tanpa menunjukkan bagaimana teori itu diperoleh. nak tidak menerima begitu saja informasi-informasi atau istilah-istilah yang diajarkan guru atau yang dipaparkan

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA A. Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Konsep 1. Model Pembelajaran Tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII

ANALISIS KESULITAN DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII ANALISIS KESULITAN DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA SMP KELAS VII Dwi Preswantoro Wahyu Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: dwipreswantorowahyu@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching 1. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sarbaini, Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ilmu dasar yang mendukung kemajuan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah matematika. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soedjadi dalam

Lebih terperinci

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN:

OMEGA Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 1, No 2 (2015) ISSN: Strategi Pembelajaran Relating-Experiencing-Applying-Cooperating-Transferring (REACT) dengan Pendekatan Inkuiri untuk Mengurangi Miskonsepsi Fisika Siswa Nyai Suminten Program Studi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI YANG BERKAITAN DENGAN JARAK

ANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI YANG BERKAITAN DENGAN JARAK ANALISIS KESULITAN SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI YANG BERKAITAN DENGAN JARAK Ilham Rais Arvianto Program Studi Teknik Informatika STMIK Akakom Yogyakarta E-mail: ir.arvianto@akakom.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN Kurnia Pradika, Kriswandani, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA Rengga Mahendra 1), Wasilatul Murtafiah 2), Fatriya Adamura 3) 1 Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

Keywords: guided inquiry, science

Keywords: guided inquiry, science PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD Ruly Rakhmawati 1, M. Chamdani 2, Joharman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer

Lebih terperinci

Alvi Chusna Zahara 1), Ratri Candra Hastari 2), HM. Farid Ma ruf 3)

Alvi Chusna Zahara 1), Ratri Candra Hastari 2), HM. Farid Ma ruf 3) ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI LINGKARAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 POGALAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Alvi Chusna Zahara 1), Ratri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM:

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM: MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR PADA MATERI STATISTIKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu eksak. Suherman menjelaskan bahwa pelajaran matematika mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metematika mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari - hari. Hampir semua ilmu membutuhkan matematika sebagai alat bantu, terutama ilmu-ilmu eksak.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam belajar. Gaya kognitif diartikan oleh Keefe (1987:7) merupakan bagian dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam belajar. Gaya kognitif diartikan oleh Keefe (1987:7) merupakan bagian dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Gaya Kognitif Field Independent 2.1.1 Pengertian Gaya Kognitif Witkin mengemukakan bahwa gaya kognitif merupakan kekhasan siswa dalam belajar. Gaya kognitif diartikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATANKONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATANKONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATANKONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN FUNGSI Rusli Segar Susanto STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini di dasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain didaktis yang berdasarkan pada hambatan pada proses pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain didaktis yang berdasarkan pada hambatan pada proses pembelajaran yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah untuk merumuskan atau menyusun suatu desain didaktis yang berdasarkan pada hambatan pada proses pembelajaran

Lebih terperinci