BAB III Kajian Teori Rumah Sederhana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III Kajian Teori Rumah Sederhana"

Transkripsi

1 24 BAB III Kajian Teori Rumah Sederhana III. 1 Rumah Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal, di mana manusia dapat mengharapkan keintiman dan kehangatan hidup yang manusiawi. Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai pengamanan diri manusia, pemberi ketenangan dan ketentraman hidup, serta wahana yang mampu mendorong penemuan diri. (Yudohusodo, 1991) Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia merupakan pengejawantahan diri manusia, baik bersifat pribadi maupun dalam satu kesatuan dan kebersamaan dengan lingkungan alamnya. (Pembangunan Perumahan, 1987) Menurut P. G. Hayward (1987), rumah adalah: Rumah sebagai pengejawantahan jati diri, yaitu rumah sebagai simbol dan pencerminan tata nilai dan selera pribadi penghuninya. Rumah sebagai wadah yang memberikan keakraban, rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih sayang dan rasa aman. Rumah sebagai tempat menyendiri dan menyepi, yaitu tempat melepaskan diri dari dunia luar, dan juga tekanan dan ketegangan serta dari kegiatan batin. Rumah sebagai akar dan kesinambungan, yaitu rumah sebagai tempat untuk kembali pada akar dan menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan. Rumah sebagai wadah kegiatan sehari-hari. Rumah sebagai pusat jaringan sosial. Rumah sebagai struktur fisik. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, sebagai pelindung terhadap gangguan alam dan makhluk lainnya, juga berperan sebagai pusat pendidikan keluarga, proses budaya, penyiapan generasi muda dan lain-lain, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia juga dapat dipengaruhi dari kualitas perumahan.

2 25 Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan pangan. Oleh sebab itu, menempati perumahan dan permukiman yang layak, aman dan nyaman adalah hak setiap orang. Sasaran yang harus dicapai untuk mendapatkan hunian yang berkualitas (pada hunian berkepadatan menengah dan rumah tunggal): Menumbuhkan rasa kepemilikan (sense of ownership), keamanan dan konsistensi dengan pola penggunaan yang wajar dan dapat diprediksi. Merespon perubahan daur hidup hunian dan komunitas Menumbuhkan kebanggaan dan berkontribusi dalam pembentukan wajah dan karakter lingkungan. Perancanaan dan Perancangan harus peka terhadap visi masa depan dari komunitas (University of Minnesota, 1996) Sasaran-sasaran tersebut di atas dapat dicapai melalui perhatian yang besar terhadap elemen fisik dan isu-isu kualitas kehidupan (kepemilikan, penggunaan, keamanan, perwajahan), baik pada skala rumah dan halaman, blok hunian, maupun lingkungan keseluruhan. Dari beberapa definisi di atas, ditarik kesimpulan bahwa manusia membutuhkan rumah sebagai suatu wadah untuk beraktifitas dan sebagai tempat berlindung. Rumah merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, merupakan satu dari kebutuhan pokok selain sandang dan pangan. Bentuk bangunan untuk rumah tinggal, secara pokok dapat dibagi menjadi: a) Rumah tunggal renggang (lepas) b) Rumah gandeng (kopel) c) Rumah rapat dempet d) Rumah rapat deret (Surowiyono, 1982)

3 26 Rumah rapat deret hampir sama halnya dengan bangunan gandeng dua atau kopel. Bedanya, pada bangunan rapat deret, bangunan induk dapat berimpit pada kedua batas pekarangan sisi, dengan ketentuan maksimal panjang bangunan rapat deret tidak boleh lebih dari 40 (empat puluh) meter. Bentuk bangunan rapat deret sering dipergunakan sebagai bangunan toko atau ruang usaha. Pada jenis bangunan ini seringkali garis sempadan bangunan (GSB) dan garis smpadan jalan (GSJ) berimpit menjadi satu garis. Gambar 3 Rumah Rapat Deret Sumber: Dasar Perencanaan Rumah Tinggal, Surowiyono Dapat disimpulkan bahwa jenis bangunan tersebut seringkali tidak memiliki halaman depan. Oleh karena itu pada bangunan rapat deret yang dipergunakan sebagai rumah tinggal, perlu diperhatikan pembukaan (pintu/jendela) yang terdapat pada bagian depan harus direncanakan dengan baik untuk menjamin keamanan, sebab rumah tersebut berhubungan langsung dengan jalan umum.

4 27 III. 2 Rumah Sederhana Yang diartikan perumahan sederhana ialah rumah yang dapat dibeli atau dimiliki oleh golongan tingkatan masyarakat terbanyak. Rumah sederhana di sini berarti bagaimana kita dengan kemampuan yang terbatas bisa mendapatkan rumah yang paling optimal dalam perencanaan, organisasi, denah (lay-out), konstruksi, bahan bangunan dan sebagainya. Tiap-tiap tujuan dalam bidang perumahan sederhana di samping tergantung dari faktor-faktor lainnya seperti manusianya sendiri, juga dari faktor-faktor penentu seperti berikut: alam sekeliling (iklim, lingkungan dan pengaruh lainnya), keadaan sosial, keadaan ekonomi, kemajuan teknologi (kemungkinan-kemungkinan teknis) dan sebagainya. Suatu standar minimal pada perumahan sederhana yang dicapai, tentunya juga akan berubah sejalan dengan perkembangan masyarakat. Di dalam pembicaraan ini kita akan bergerak di dalam suatu bagian yang selalu dinamis dengan batasan yang bergerak dan hukum yang berubah. (Frick, 1984) Rumah Sederhana adalah tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang. Luas kapling ideal, dalam arti memenuhi kebutuhan luas lahan untuk bangunan sederhana sehat baik sebelum maupun setelah dikembangkan. Secara garis besar perhitungan luas bangunan tempat tinggal dan luas kapling ideal yang memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan bangunan seperti berikut: ( Kebutuhan ruang minimal menurut perhitungan dengan ukuran Standar Minimal adalah 9 m 2, atau standar ambang dengan angka 7,2 m 2 per orang. Sebagai konsepsi dasar kedua perhitungan tersebut masih digunakan dengan tetap mempertimbangkan bentuk akhir rumah pasca pengembangan. Sehingga dari hasil perhitungan diatas didapat luas bangunan awal (RIT) adalah 21 m 2 dengan pertimbangan dapat dikembangkan menjadi 36 m 2 bahkan pada kondisi tertentu dimungkinkan memenuhi standar ruang internasional. Rumah Sederhana Sehat (RSh) yaitu rumah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konstruksi sederhana, akan tetapi masih memenuhi standar kebutuhan minimal dari aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan, dengan

5 28 mempertimbangkan dan memanfaatkan potensi lokal meliputi potensi fisik seperti bahan bangunan, geologis dan iklim setempat serta potensi sosial budaya seperti arsitektur lokal, dan cara hidup. ( Sasaran penyediaan Rumah Sederhana Sehat yaitu bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam pelaksanaannya pemenuhan penyediaan Rumah Sederhana Sehat masih menghadapi kendala, berupa rendahnya tingkat kemampuan masyarakat, mengingat harga Rumah Sederhana Sehat masih belum memenuhi keterjangkauan secara menyeluruh. Untuk itu disediakan desain rumah antara yang pertumbuhannya diarahkan menjadi Rumah Sederhana Sehat. Rumah antara yang dimaksud adalah Rumah Inti Tumbuh (RIT), Kebutuhan dasar minimal suatu rumah yang harus selalu dipenuhi dalam perancangan hunian adalah: 1. Atap yang rapat dan tidak bocor 2. Lantai yang kering dan mudah dibersihkan 3. Penyediaan air bersih yang cukup 4. Pembuangan air kotor yang baik dan memenuhi persyaratan kesehatan 5. Pencahayaan alami yang cukup 6. Udara bersih yang cukup melalui pengaturan sirkulasi udara sesuai dengan kebutuhan Rancangan pengembangan rumah sederhana sehat yang dirumuskan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat meliputi bangunan dan bagian-bagiannya sebagai berikut: Bangunan Rumah Inti Tumbuh (RIT-1) berukuran 21 m 2 dengan ruanganruangan: - Ruang inti berukuran 3,00 x 3,00 m 2 - Ruang serba guna (tanpa dinding) berukuran 3,00 x 3,00 m 2 - Kamar mandi + WC (tanpa atap) berukuran 1,50 x 1,20 m 2

6 29 Konstruksi bangunan rumah : - Pondasi konstruksi batu kali - Lantai konstruksi rabat beton - Dinding konstruksi pasangan conblock - Kusen pintu/jendela konstruksi kayu - Atap konstruksi rangka kuda-kuda kayu - Penutup konstruksi Asbes/seng gelombang kecil Sanitair minimal terdiri atas: - Kloset jongkok kakus beserta leher angsanya 1 unit - Bak air mandi fibre/plastik 1 unit - Disiapkan instalasi diluar sumber sumur pompa tangan 1 unit Gambar 4 Rumah Sederhana Sehat T-36 Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU III. 3 Rumah Sangat Sederhana Perumahan sangat sederhana, adalah tempat kediaman yang pada tahap awalnya dibangun dengan menggunakan bahan bangunan berkualitas sangat sederhana dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, yang akan dapat menjawab kebutuhan dasar manusia, dalam penyediaan tempat tinggal dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (Sabaruddin, 2003)

7 30 III. 4 Rumah Sederhana Tipe 22 Rumah tipe 22 yang menjadi objek penelitian ini merupakan standar minimum RIT. Pada dasarnya, bagian-bagian struktur pokok untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), atap serta lantai. Sedangkan bagian-bagian lain seperti langit-langit, talang dan sebagainya merupakan estetika struktur bangunan saja. III Pondasi Sistem pondasi yang digunakan pada Rumah Inti Tumbuh (RIT) dan pengembangannya dalam hal ini Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) ini adalah sistem pondasi setempat dari bahan pasangan batu kali atau pasangan beton tanpa tulangan dan sistem pondasi tidak langsung dari bahan kayu ulin atau galam. III Dinding Bahan dinding yang digunakan untuk RIT dan pertumbuhannya adalah conblock, papan, setengah conblock dan setengah papan atau bahan lain seperti bambu tergantung pada potensi bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NO-05. Untuk dinding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk kerangka dinding digunakan kayu berukuran 5/7 dengan jarak maksimum 100 cm. Kayu yang digunakan baik untuk papan dan balok adalah kayu kelas kuat dan awet II. Apabila untuk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Jarak tiang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ketebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah atau sambungan lainnya yang menjamin kerapatan. Ring-balok dan kolom dari kayu balok berukuran 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan antara kolom dengan ring balok dilengkapi degnan sekur-sekur dari kayu 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Panjang sekur maksimum 50 cm.

8 31 a) Dinding Bata Batu bata adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat dinding atau tembok. Sebagai bahan dasarnya adalah tanah liat/ tanah lempung yang kemudian dicetak dan dibakar pada suhu tertentu sehingga berubah seifat menjadi keras seperti batu serta tidak akan lunak kembali bila tercampur air. Daerah yang dikenal mengolah bata antara lain adalah: Jatiwangin, Plered, Cikarang dan Tanggerang. Berat batu bata per buahnya lebih kurang 2 kg. (Ahmad, 2007) Tabel 2 Dimensi Batu Bata yang Ada di Pasaran Tipe Tebal (t, cm) Lebar (l, cm) Panjang (p, cm) Bata kecil Bata sedang Bata besar Sumber: SII b) Conblock Conblok adalah bata berlubang yang dibuat dengan cara pemadatan. Conblok dibuat dari campuran pasir dan semen portland dengan komposisi ± 10 : 1. (Frick, 1999) Tabel 3 Dimensi Conblock Tipe Ukuran (cm) Jumlah /m² Berat (kg) Regular full 40 x 20 x ½ 10 Regular ¾ 30 x 20 x Regular ½ 20 x 20 x Regular ¼ 20 x 10 x Bond Beam 40 x 20 x ½ 11 Solid Full 40 x 20 x ½ 14 Solid ¾ 30 x 20 x Solid ½ 20 x 20 x Split Rock 40 x 10 x ½ 7 Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad

9 32 Menurut Heinz Frick (1999), penggunaan conblock memiliki beberapa keuntungan: Lebih hemat dealam pemakain adukan dibandingkan pasangan batu bata Dinding tidak perlu diplester/dicat Pemasangan lebih cepat dibandingkan dengan batu bata Dapat dibuat sendiri dengan peralatan press yang agak sederhana Menghemat penggunaan air dalam proses membangun (5 liter/m² dibandingkan dinding batu bata yang memerlukan 42 liter/ m²) dan dengan demikian, bangunan lebih cepat kering dan sehat III Kerangka Bangunan Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang bekerja padanya. (Puspantoro, 1992) Rangka bangunan untuk bangunan sederhana umumnya berupa struktur rangka portal. Struktur ini berupa kerangka yang terdiri dari kolom dan blok yang merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan yang kuat. Pada system rangka ini, dinding penyekat tidak diperhitungkan ikut mendukung beban, jadi fungsinya hanya sebagai pembatas ruang saja, oleh karena itu ukurannya harus dibuat sekecil mungkin, agar beratnya dapat seringan-ringannya. Dengan demikian ukuran rangka portal dan pondasinya akan menjadi lebih kecil. Balok portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu system dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horizontal. Untuk menambah kekuatan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

10 33 Rangka dinding untuk rumah tembok dibuat dari struktur beton bertulang. Untuk rumah setengah tembok menggunakan setengah rangka dari beton bertulang dan setengah dari rangka kayu. Untuk rumah kayu tidak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Untuk sloof disarankan menggunakan beton bertulang. Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik untuk rangka bangunan maupun dinding dan pondasinya. (Ahmad, 2007) III Kolom Merupakan elemen vertikal, beban (aksial) hanya diberikan di ujung-ujungnya dan tidak ada beban transversal. Kolom tidak mengalami lentur secara langsung. Kolom dikategorikan berdasarkan panjangnya. Kolom pendek adalah elemen struktur kolom yang mempunyai nilai perbandingan antara panjangnya dengan dimensi penampang melintang relatif kecil. Kapasitas pikul-beban kolom tidak bergantung pada panjang kolom dan apabila mngalami beban berlebihan, kegagalannya berupa kegagalan material. Dengan demikian kapasitas pikul-beban batas bergantung pada kekuatan material yang digunakan. Kegagalannya berupa hancurnya material. Kolom panjang, kapasitas pikul-beban untuk elemen struktur kolom itu adalah besar beban yang menyebabkan kolom tersebut mengalami tekuk awal. Struktur yang telah mengalami tekuk tidak mempunyai kemampuan layan lagi. Kolom panjang (beban lebih kecil dari beban tekuk): kolom berada dalam keseimbangan stabil. Apabila kolom mengalami deformasi kecil, dapat kembali ke konfigurasi semula apabila bebannya dihilangkan. Kolom panjang (beban = beban tekuk); apabila beban pada kolom mengalami deformasi dari konfigurasi linier, maka akan tetap pada konfigurasi baru (tidak kembali ke konfigurasi linier). Beban tekuk adalah beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom.

11 34 Kolom panjang (beban lebih besar daripada beban tekuk): apabila beban pada kolom lebih besar daripada beban tekuk kritis, kolom berada dalam keseimbangan tak stabil. Kolom akan terus berdeformasi pada beban konstan sampai akhirnya runtuh. Kondisi ujung sangat mempengaruhi besar beban kritis. Apabila kedua kolom identik, hanya berbeda kondisi ujungnya, maka kolom yang mempunyai ujung jepit dapat memikul beban lebih besar daripada kolom berujung sendi. III Balok Balok terletak sederhana: karena balok terletak di atas kolom secara sederhana, maka titik hubung tidak menahan rotasi, hanya gaya vertikal yang dapat disalurkan oleh titik hubung. Rangka: karena balok secara kaku dihubungkan dengan kolom, maka kolom dapat menahan rotasi ujung-ujung balok. Dengan demikian momen dan gaya dapat disalurkan oleh hubungan kaku seperti ini. III Atap a) Kuda-Kuda Rumah sederhana sehat ini menggunakan atap pelana dengan kuda-kuda kerangka kayu dengan kelas kuat dan awet II berukuruan 5/10 atau yang banyak beredar di pasaran dengan ukuran sepadan. Disamping sistem sambungan kuda-kuda tradisional yang selama ini sudah digunakan dan dikembangkan oleh masyarakat setempat. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sistem kuda-kuda papan paku, yaitu pada setiap titik simpul menggunakan klam dari papan 2/10 dari kayu dengan kelas yang sama dengan rangka kuda-kudanya.

12 35 Khusus untuk rumah tembok dengan konstruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanfaatkan ampig tembok yang disekelilingnya dilengkapi dengan ring-balok konstruksi beton bertulang.kemiringan sudut atap harus mengikuti ketentuan sudut berdasarkan jenis penutup atap yang digunakan, sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik atau minimal 20 o untuk pertimbangan kenyamanan ruang di dalamnya. Pada atap sering dijumpai rangka batang sederhana yang menggunakan batang relatif sedikit. Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga terjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk apabila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut secara khas dianggap tergabung pada titik hubung sendi (titiknya memperbolehkan elemen strukturnya berotasi secara bebas, tetapi tidak dapat bertranslasi ke arah manapun. Dengan demikian titik tumpu tersebut tidak dapat memberi tahanan momen, tetapi dapat memberi tahanan gaya pada arah manapun). Batang-batang disusun sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubungan tersebut. Setiap deformasi yang terjadi pada struktur stabil adalah minor dan diasosiasikan dengan perubahan panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai akibat dari beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk di antara dua batang tidak berubah apabila struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat bertentangan dengan bentuk tidak stabil, yang sudut di antara dua batangnya berubah sangat besar. Juga jelas bahwa gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang struktur bentuk stabil. Gaya-gaya yang timbul pada struktur tersebut adalah tarik atau tekan. Tidak ada lentur pada struktur tersebut.

13 36 Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya timbul gaya tekan, dan pada batang tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini dapat timbul pada setiap batang, yang mungkin saja terjadi pola berganti-ganti tarik dan tekan. Hal yang sangat penting pada rangka batang adalah, struktur tersebut hanya dibebani oleh beban-beban terpusat. Apabila beban-beban tersebut bekerja langsung pada batang, maka akan timbul tegangan lentur pada batang tersebut, selain juga tegangan aksial tekan atau tarik yang umum ada pada rangka batang. Sebagai akibatnya, desain batang tersebut menjadi rumit, dan efisiensi keseluruhan batang menjadi berkurang. b) Penutup Atap Genteng Genteng Press Mesin Genteng press mesin adalah jenis genteng cetak bertekanan, dengan bahan dasar tanah liat/keramik, dengan atau tanpa bahan pencampur lain yang diproses melalui pembakaran pada suhu tinggi, sehingga tidak akan hancur lagi bila direndam dalam air. Umumnya, genteng jenis ini menggunakan ukuran reng kayu 3/4. (Ahmad, 2007) Tabel 4 Dimensi Genteng Press Mesin Tipe P (mm) L (mm) T (mm) Berat (kg) Jarak Reng (mm) Jumlah /m² Vlaams 323,40 233,10 11,11 1, Kodok 275,00 207,00 11,00 1, Plentong 302,00 205,00 13,10 1, Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad Genteng Beton/Semen Genteng beton/semen adalah jenis genteng dengan bahan dasar Semen Portland (PC), agregat halus, air, dengan atau tanpa kapur/trass, pigmen dan bahan pembantu lainnya: dicetak sesuai bentuk yang dirancang untuk produk tersebut.

14 37 Pada konstruksinya, umumnya digunakan kaso 5/7 dengan jarak kaso 50 cm. (Ahmad, 2007) Tabel 5 Dimensi Genteng Beton Tipe P x L (mm) Berat (kg) Sudut min-anjmax () Jarak antar reng Jumlah / m² Monier 425 x 330 4,4 12,5-17, Tiara 425 x 330 4,4 12,5-17, DN1 421 x 330 4,2 7, DN2 420 x 335 4,5 12, Mansion 424 x 336 ± ,4 9 Sumber: Bahan Bangunan Sebagai Dasar Pengetahuan, Ahmad Nok Genteng Terdapat 3 jenis nok yang umum digunakan, yaitu: Nok segi tiga, tiap 2 m dibutuhkan 6 buah nok Nok S.L., tiap 2 m dibutuhkan 7 buah nok Nok bulat, tiap 2 m dibutuhkan 7 buah nok III. 5 Metoda Konstruksi Rumah Sederhana Metoda pelaksanaan pembangunan rumah sederhana sehat yang akan diuraikan berikut ini adalah pembangunan rumah tembok. Untuk mempermudah dalam pembangunannya, struktur bangunan rumah ini dibagi kedalam 12 kelompok pekerjaan, yaitu: 1. pengukuran dan pembuatan bowplank; Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah pembersihan lokasi dimana bangunan akan didirikan yang meliputi pembersihan alang-alang dan tanah humus serta perataan lahan. Pemasangan bow plank dan dapat dilakukan seperti pada gambar. 2. penggalian pondasi; Pondasi yang digunakan pada struktur rumah tinggal ini adalah pondasi setempat dari pasangan batu kali.

15 38 3. pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; Pembuatan pondasi, sloof dan lantai secara berturut turut dapat dikerjakan setelah pekerjaan butir 1) dan 2) diatas selesai dikerjakan. Untuk menghubungkan kolom dengan sloof, maka perlu diberikan stek besi beton berdiameter 12 mm setinggi 60 cm Gambar 5 Bowplank, pondasi, dan pembuatan sloof Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU 4. pembuatan kusen pintu dan jendela; 5. Pembuatan kuda-kuda. Bersamaan dengan pekerjaan pondasi dan lantai dapat dilakukan pekerjaan pembuatan kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini sangat sederhana, yaitu menggunakan sistem kosntruksi kuda-kuda papan paku, dimana sistem ini hanya menggunakan sambungan klam Gambar 6 Pembuatan kuda-kuda kayu Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU

16 39 6. pengerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton bertulang pasang rangka tulangan bangunan tepat pada pondasi yang telah disediakan besi beton penyambungnya, lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock. 7. pemasangan kusen pintu rangka besi beton; 8. Pengerjaan dinding dari pasangan conblock dan pengecoran kolom serta ring balok; Gambar 7 Pekerjaan pembesian untuk kerangka bangunan dari beton bertulang, pemasangan kusen pintu, dan pekerjaan pasangan dinding Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU 9. pemasangan kuda-kuda serta gording dari kayu 5/10; Gambar 8 Pemasangan kuda-kuda serta gording kayu Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU

17 pemasangan atap dari asbes gelombang beserta bubungan dan lis - plang; pasang penutup atap asbes gelombang beserta wuwungnya, dengan demikian telah mendapat tempat yang teduh dengan lantai yang telah diperkeras denga beton tumbuk dan dapat melakukan pekerjaan lainya. Gambar 9 Pemasangan penutup atap Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU 11. pemasangan daun pintu dan daun jendela serta kunci-kunci; pekerjaan finishing, pemasangan daun pintu dan jendela lengkap dengan penguncinya, dan pembersihan lapangan kerja Gambar 10 Pekerjaan finishing Sumber: Petunjuk Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat, Departemen PU 12. pembersihan lapangan. III. 6 Kesimpulan Kajian Teori Rumah Sederhana Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia setelah sandang dan pangan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal manusia, dimana

18 41 keintiman dan kehangatan hidup yang manusiawi diperoleh. Rumah juga berfungsi sebagai tempat berlindung manusia dari cuaca dan lingkungan yang juga merupakan tempat berkegiatan sehari-hari. Pembangunan rumah dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat maupun dibangun secra massal, baik oleh pemerintah maupun pengembang swasta. Tidak semua orang memiliki tingkat ekonomi yang sama. Maka dari itu, muncul kelaskelas rumah yang identik dengan harga. Rumah sederhana ialah tempat kediaman yang layak huni dan dapat dimiliki oleh golongan tingkatan masyarakat berekonomi lemah. Pada rumah sederhana, dengan kemampuan ekonomi yang terbatas, dapat diperoleh rumah yang optimal dalam perencanaan, orgainsaasi ruang, konstruksi, bahan bangunan dan sebagainya. Berdasarkan kebutuhan ruang minimal (7,2 m²/orang), maka luas bangunan minimum untuk rumah sederhana adalah 21 m². Rumah sederhana paling tidak harus memiliki Kamar tidur Ruang serba guna Kamar mandi / WC Konstruksi minimal untuk bangunan rumah sederhana: Pondasi : konstruksi batu kali Lantai : konstruksi rabat beton Dinding : konstruksi pasangan conblock Kusen pintu/jendela : konstruksi kayu Atap : konstruksi rangka kuda-kuda kayu Penutup atap : konstruksi asbes/seng gelombang kecil Komponen-komponen bangunan pada rumah sederhana ialah: 1. Pekerjaan persiapan 2. Pekerjaan pondasi 3. Pekerjaan beton

19 42 4. Pekerjaan atap 5. Pekerjaan kusen, pintu, jendela dan kaca 6. Pekerjaan plafon 7. Pekerjaan pasangan dinding 8. Pekerjaan penutup lantai 9. Pekerjaan kamar mandi/wc 10. Pekerjaan kunci dan penggantung 11. Pekerjaan cat dan laburan 12. Pekerjaan instalasi listrik 13. Pekerjaan instalasi air

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT 1 I. Pendahuluan Dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merata, khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN RUMAH SEHAT SEDERHANA YANG LAYAK HUNI DI KELOMPOK USAHA BERSAMA AGRIBISNIS (KUBA) PALAMPANG TARUNG DI PALANGKA RAYA Wita Kristiana 1) ABSTRAK Rumah sederhana adalah rumah

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan 46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3 TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST Cakupan pekerjaan I. Pekerjaan Awal II. Pekerjaan Galian dan urugan III. Pekerjaan Fondasi IV. Pekerjaan Beton

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

LAMPIRAN I PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKlMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 403/ KPTS/M/2002 TANGGAL : 02 Desember 2002 TENTANG PEDOMAN TEKNIK

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net

Lebih terperinci

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana LOGO PT / CV PT / CV. Alamat :. REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA No Uraian 1 2 3 A PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG I Persiapan dan Tanah II Pondasi dan Beton III Dinding dan Plesteran IV Lantai V Pekerjaaan

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

Perencanaan rumah maisonet

Perencanaan rumah maisonet Perencanaan rumah maisonet Pd-T-01-2005-C 1 Ruang lingkup Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain dan spesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH LANTAI A. PEKERJAAN LANTAI I. PEKERJAAN AWAL. Pembersihan Lokasi Sebelum memulai pekerjaan lokasi perlu dibersihkan, biasanya di table RAB pembersihan lokasi dihitung

Lebih terperinci

Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rumah kayu panggung)

Pedoman teknis pembangunan rumah sederhana sehat (Rumah kayu panggung) (Rumah kayu panggung) Ruang lingkup ) Pedoman Teknis ini meliputi ketentuan-ketentuan umum, ketentuanketentuan teknis dan teknis pengerjaan untuk pembangunan rumah tinggal sederhana yang sehat dengan pemanfaatan

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2011

DAFTAR ANALISA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2011 DAFTAR ANALISA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2011 VOLUME SAT HARGA HARGA UPAH HARGA BAHAN L.6.4 L.6.8 L.6.11 L.6.12 I. PEK. PERSIAPAN 1 M' Pengukuran dan pemasangan bowplank Kayu klas II

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof RING BALK Ring balk adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN Pekerjaan : Pemeliharaan Lahan Parkir Dosen dan Mahasiswa Politeknik Negeri Banjarmasin Lokasi : Banjarmasin Tahun Angga : 2012 No. 1 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Tahun : 2013 A 1. Sebuah konstruksi batang seperti gambar di atas, jenis tumpuan pada titik

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN RUMAH SEDERHANA SEHAT PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK

A. JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN RUMAH SEDERHANA SEHAT PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK A. JUDUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN RUMAH SEDERHANA SEHAT PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK B. ANALISIS SITUASI Rumah adalah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting

Lebih terperinci

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax: Kuliah ke-6 Bar (Batang) digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka, struktur jembatan gantung, pengikat gording dn pengantung balkon. Pemanfaatan batang juga dikembangkan untuk sistem

Lebih terperinci

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perancangan struktur suatu bangunan gedung didasarkan pada besarnya kemampuan gedung menahan beban-beban yang bekerja padanya. Disamping itu juga harus memenuhi

Lebih terperinci

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING DEASY MONICA PARHASTUTI M. IRFAN NUGRAHA NOVSA LIRIK QORIAH TAUFAN HIDAYAT KELOMPOK 3 KG-3A PERMASALAHAN PADA ATAP PERMASALAHAN 5. BUBUNGAN RETAK PENYEBAB

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan 1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN SNI.01.2.6.1 1 m² Membersihkan lapangan dengan peralatan 0,1000 Oh Pekerja Rp. - - 0,0500 Oh Mandor Rp. - - SNI.01.2.6.

Lebih terperinci

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA STRUKTUR MASSA 1.1. PENDAHULUAN Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, sehingga membentuk suatu jenis

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat. KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sifat kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum adanya bahan konstruksi dari beton, baja, dan kaca, bahan konstruksi yang umum digunakan dalam kehidupan manusia adalah kayu. Selain untuk bahan konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembebanan Struktur bangunan yang aman adalah struktur bangunan yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Dalam suatu perancangan struktur harus memperhitungkan

Lebih terperinci

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan PONDASI Pondasi Batu Belah Pondasi merupakan elemen pokok bangunan yang sangat vital, berfungsi sebagai penyangga konstruksi bangunan di atasnya. Kekuatan dan kekokohan suatu konstruksi bangunan gedung

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut : 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi BAB III RENCANA PONDASI DAN DETAIL PONDASI Pengenalan Denah Pondasi Pondasi (Sub Structure/Foundation) sering disebut struktur bangunan bagian bawah, yaitu merupakan konstruksi yang terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012 DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 202 Wilayah Jember NO. JENIS PEKERJAAN BAHAN UPAH JUMLAH BULAT 2 B. PEKERJAAN TANAH Analisa SNI Dinas PU. Cipta Karya

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK Tri Hartanto Abstrak Membangun berarti mengatur dan aturan tersebut dapat dicerminkan dalam setiap proses tahapan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci

CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN PEMBAGUNAN RUMAH 2 LANTAI Bag 1

CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN PEMBAGUNAN RUMAH 2 LANTAI Bag 1 CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN PEMBAGUNAN RUMAH 2 LANTAI Bag 1 Pada Artikel ini kami menyajikan cara menghitung volume pekerjaan Pembangunan rumah 2 lantai, Karena Panjangnya artikel maka kami buat bersambung

Lebih terperinci

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan

Lebih terperinci

ESTIMASI PERHITUNGAN VOLUME RUMAH TINGGAL TYPE 36

ESTIMASI PERHITUNGAN VOLUME RUMAH TINGGAL TYPE 36 ESTIMASI PERHITUNGAN VOLUME RUMAH TINGGAL TYPE 36 I. PekerjaaanPesiapan Lahan, Galian, Dan Urugan 1. Persipan lahan Lahan yang akan dibanguna harus dalam keadaan bersih terutama akar pohon, sampah dll.

Lebih terperinci

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Struktur bangunan bertingkat tinggi memiliki tantangan tersendiri dalam desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang memiliki faktor resiko

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan SNI 7394:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 7394:2008 Daftar

Lebih terperinci

Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN ARSITEKTUR, STRUKTUR & M/E BANGUNAN RUKO - Jl. Moh. Toha, Bandung Luas Konstruksi, A = 90 m 2 No Uraian Pekerjaan Volume Sat Harga Jumlah Sub Total

Lebih terperinci

Revisi SNI T C. Daftar isi

Revisi SNI T C. Daftar isi Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Singkatan istilah...2 5 Persyaratan...2 6 Penetapan indeks harga satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perencanaan Umum 3.1.1 Komposisi Bangunan Pada skripsi kali ini perencanaan struktur bangunan ditujukan untuk menggunakan analisa statik ekuivalen, untuk itu komposisi bangunan

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

STRUKTUR PELAT. 1. Definisi

STRUKTUR PELAT. 1. Definisi STRUKTUR PELAT 1. Definisi Pelat adalah elemen horizontal struktur yang mendukung beban mati maupun beban hidup dan menyalurkannya ke rangka vertikal dari sistem struktur 2. Tinjauan Umum Pelat Pelat merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Struktur Bangunan Suatu sistem struktur kerangka terdiri dari rakitan elemen struktur. Dalam sistem struktur konstruksi beton bertulang, elemen balok, kolom, atau dinding

Lebih terperinci

OWNERS ESTIMATE. : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat. Tahun Anggaran : 2015

OWNERS ESTIMATE. : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat. Tahun Anggaran : 2015 OWNERS ESTIMATE Kegiatan : Pembangunan Saran Pendidikan Islam pada Madrasah Pekerjaan : Pembangunan Pagar Sekolah MIN Koya Barat Lokasi Pekerjaan : Jl. Abepura 2 Koya Barat Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran

Lebih terperinci

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 DAFTAR ISI A. Pendalaman

Lebih terperinci

PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN Pengaruh Rancangan Denah terhadap Rencana Anggaran Biaya Rumah (Aunur Rafik dan Sofwan Hadi) PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

Lebih terperinci

T I N J A U A N P U S T A K A

T I N J A U A N P U S T A K A B A B II T I N J A U A N P U S T A K A 2.1. Pembebanan Struktur Besarnya beban rencana struktur mengikuti ketentuan mengenai perencanaan dalam tata cara yang didasarkan pada asumsi bahwa struktur direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci