Perbedaan kadar hemoglobin pada remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang tinggal di tepi pantai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan kadar hemoglobin pada remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang tinggal di tepi pantai"

Transkripsi

1 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Perbedaan kadar hemoglobin pada remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang tinggal di tepi pantai 1 Marianne C. Jacobus 2 Max F. J. Mantik 2 Adrian Umboh 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado marian_ne@ymail.com Abstract: Haemoglobin is the main component of red blood cells that serves as a transporter of oxygen and carbon dioxide in the blood. The normal range of haemoglobin values can be used to determine the degree of anemia according to age and gender. Geographical condition such as altitude influences the haemoglobin value. This study aimed to obtain the difference of haemoglobin levels between teenagers with good nutrition status who live at the highland and those at the seaside. This was an observational analytical study with a cross sectional design. Samples were students with good nutrition status of SMPN 3 Tomohon (living at the highland) and those of SMP Kristen Nazaret Tuminting (living at the seaside). There were 60 students who met the inclusion criteria as follows: adolescent, good nutrition status, healthy, aged years, lived at the highland or at the seaside 6 month, and willing to be performed blood examinations, and had been approved by their parents. The Mann-Whitney test for the difference between haemoglobin levels of the two groups showed a p value < 0,001. Conclusion: There was a very significant difference between haemoglobin levels of good nutrition teenagers who lived at the highland and at the seaside. Keywords: haemoglobin levels, good nutrition, teenagers, highland, seaside Abstrak: Hemoglobin merupakan komponen utama sel darah merah dan berfungsi sebagai transporter oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Batas normal nilai hemoglobin dapat digunakan untuk menetapkan derajat anemia, dengan distribusi usia dan jenis kelamin spesifik didasarkan pada sampel referensi sehat. Kondisi geografis, seperti ketinggian tempat dari permukaan laut menjadi faktor pertimbangan dalam distribusi nilai normal hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbedaan kadar hemoglobin antara remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang tinggal di tepi pantai. Jenis penelitian ini analitik-observasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian yaitu remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan yaitu siswa SMPN 3 Tomohon dan yang di tepi pantai yaitu siswa SMP Kristen Nazaret Tuminting. Subjek penelitian berjumlah 60 remaja yang memenuhi kriteria inklusi yaitu gizi baik, sehat, berumur tahun, berdomisili di pegunungan atau tepi pantai 6 bulan, bersedia dilakukan pemeriksaan darah, dan telah disetujui oleh orang tua. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dengan bantuan program SPSS. Hasil uji Mann-Whitney mengenai perbedaan kadar hemoglobin antara kedua kelompok menunjukkan nila p <0,001. Simpulan: Terdapat perbedaan yang sangat bermakna kadar hemoglobin remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan di tepi pantai. Kata kunci: kadar hemoglobin, remaja gizi baik, pegunungan, tepi pantai Hemoglobin merupakan komponen utama sel darah merah dan berfungsi sebagai transporter oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Kadar hemoglobin dilaporkan 1 sebagai gram hemoglobin per desiliter darah (g/ dl). 1,2 Rentang nilai normal kadar hemoglobin dapat sedikit berbeda antara

2 Jacobus, Mantik, Umboh: Perbedaan kadar hemoglobin... laboratorium yang berbeda. Beberapa laboratorium menggunakan cara pengukuran yang berbeda atau cara menguji sampel yang berbeda. 3 Juga terdapat perbedaan nilai normal antara laki-laki dan perempuan (dengan nilai yang berbeda untuk kehamilan), kelompok usia yang berbeda, ketinggian yang berbeda, dan perokok. 4 Batas normal nilai hemoglobin dapat digunakan untuk menetapkan derajat anemia, dengan distribusi usia dan jenis kelamin spesifik didasarkan pada sampel referensi sehat. 5-7 Menurut WHO dalam Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity, cut-off point anemia pada anak berusia tahun ialah kadar hemoglobin <12,0 g/dl. Laki-laki berusia 15 tahun dianggap mengalami anemia bila kadar hemoglobin <13,0 g/dl dan perempuan (tidak hamil) berusia 15 tahun dianggap mengalami anemia bila kadar hemoglobin <12,0 g/dl. 8 Data WHO dalam Worldwide Prevalence of menunjukkan bahwa total keseluruhan penduduk dunia yang menderita anemia adalah 1,62 miliar orang dengan prevalensi anak sekolah dasar yaitu 25,4% dan menyatakan bahwa 305 juta anak sekolah di seluruh dunia menderita anemia. 9 Berdasarkan nilai rujukan Riskesdas tahun 2013 proporsi anemia menurut umur, jenis kelamin, dan tempat tinggal jumlah penderita anemia umur 5-14 tahun 26,4%, jumlah penderita jenis kelamin laki-laki 18,4%, jenis kelamin perempuan 23,9%, jumlah penderita yang tinggal di perkotaan 20,6%, pedesaan 22,8%, sedangkan jumlah penderita anemia di Indonesia mencapai 21,7%. Menurut SK Menkes, prevalensi anemia di Sulawesi Utara 5,7%. 9 Kondisi geografis, seperti ketinggian tempat dari permukaan laut menjadi faktor pertimbangan dalam distribusi nilai normal hemoglobin. Menurunnya tekanan udara, tekanan parsial oksigen, suhu tubuh dan gaya berat akibat faktor ketinggian, mempengaruhi faal tubuh dan dapat menyebabkan hipoksia. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap eritopoiesis atau pembentukan hemoglobin sebagai kompensasi untuk memastikan pasokan oksigen yang adekuat ke jaringan sehingga kebutuhan akan unsur besi menjadi meningkat. 10,11 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan perbedaan kadar hemoglobin pada remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang di tepi pantai. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini analitikobservasional dengan desain potong lintang. Sampel penelitian yaitu remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan yaitu siswa SMPN 3 Tomohon dan yang di tepi pantai yaitu siswa SMP Kristen Nazaret Tuminting. Subjek penelitian berjumlah 60 remaja yang memenuhi kriteria inklusi yaitu gizi baik, sehat, berumur tahun, berdomisili di pegunungan atau tepi pantai 6 bulan, dan bersedia dilakukan pemeriksaan darah, serta telah disetujui oleh orang tua. Variabel penelitian ini ialah kadar hemoglobin, umur, jenis kelamin, status gizi, dan ketinggian tempat tinggal. Cara kerja penelitian ini ialah dengan mengukur berat badan, tinggi badan dan menghitung IMT setelah didapatkan sampel melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan sampel darah dilakukan dengan metode Hb Sahli. Data yang diperoleh diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis dengan uji Mann-Whitney dalam program SPSS. HASIL PENELITIAN Tomohon berada pada ketinggian ± m diatas permukaan air laut, sedangkan daerah Tuminting pada ketinggian ±200 m diatas permukaan air laut. Penelitian diikuti oleh 60 siswa yang memenuhi kriteria inklusi. sampel yang dianalisis 30 siswa di daerah pegunungan dan 30 siswa di daerah tepi pantai. Keseluruhan sampel ialah 60 siswa dengan gizi baik yang memenuhi kriteria inklusi. Tabel 1 menunjukkan distribusi sampel

3 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 berdasarkan tempat tinggal dan umur. Terlihat bahwa kedus lokasi penelitian memiliki jumlah remaja terbanyak berusia 13 tahun dan yang paling sedikit pada usia 15 tahun. Tabel 1. Distribusi data berdasarkan umur Umur (tahun) Tempat Tinggal Pegunungan n Tepi Pantai n (45) 17 (28,3) 44 (73,3) 14 3 (5) 11 (18,3) 14 (23,3) (3,3) 2 (3,3) 30 (50) 30 (50) 60 (100) Tabel 2 menunjukkan distribusi sampel berdasarkan tempat tinggal dan jenis kelamin. Terlihat bahwa di daerah pegunungan memiliki jumlah yang sama antara remaja laki-laki dan remaja perempuan sedangkan pada daerah tepi pantai memiliki remaja laki-laki (16,7%) lebih sedikit daripada remaja perempuan (33,3%). Tabel 2. Distribusi data berdasarkan jenis kelamin Tempat Tinggal Jenis Kelamin Pegunungan Tepi Pantai n n Laki-Laki 15 (25) 10 (16,7) 25 (41,7) Perempuan 15 (25) 20 (33,3) 35 (58,3) 30 (50) 30(50) 60 (100) Tabel 3 dan 4 menunjukkan distribusi anemia berdasarkan umur. Terlihat bahwa semua remaja di daerah pegunungan tidak mengalami anemia sedangkan di daerah tepi pantai yang tidak mengalami anemia sebanyak 30% dan yang mengalami anemia sebanyak 20%. Tabel 5 dan 6 menunjukkan distribusi anemia berdasarkan jenis kelamin. Terlihat bahwa remaja laki-laki dan perempuan di daerah pegunungan tidak ada yang mengalami anemia sedangkan di daerah tepi pantai 5% remaja laki-laki dan 15% remaja perempuan mengalami anemia. Tabel 3. Distribusi anemia berdasarkan umur (Pegunungan ) Umur Pegunungan 13 Tahun 0 27 (45) 27 (45) 14 Tahun 0 3 (5) 3 (5) 15 Tahun (50) 30 (50) Tabel 4. Distribusi anemia berdasarkan umur (Tepi pantai ) Umur Tepi Pantai 13 Tahun 7 (11,7) 10 (16,7) 17 (28,3) 14 Tahun 4 (6,7) 7 (11,7) 11 (18,3) 15 Tahun 1 (1,67) 1 (1,67) 2 (3,3) 12 (20) 18 (30) 30 (50) Tabel 5. Distribusi anemia berdasarkan jenis kelamin (Pegunungan) Jenis Kelamin Pegunungan Laki-Laki 0 15 (25) 15 (25) Perempuan 0 15 (25) 15 (25) 0 30 (50) 30 (50) Tabel 6. Distribusi anemia berdasarkan jenis kelamin (Tepi pantai) Jenis Kelamin Tepi Pantai Laki-Laki 3 (5) 7 (11,7) Perempuan 9 (15) 11 (18,3) 12 (20) 18 (30) 10 (16,7) 20 (33,3) 30 (50) 3

4 Jacobus, Mantik, Umboh: Perbedaan kadar hemoglobin... Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai mean kadar hemoglobin remaja laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan 14,48 (SB± 0,9435) dan yang di daerah tepi pantai 12,98 (SB±0,9693). Nilai minimum kadar hemoglobin di daerah pegunungan 12,5g/dL sedangkan di daerah tepi pantai 11,6g/dL. Nilai maksimum kadar hemoglobin di daerah pegunungan 15,3g/dL sedangkan di daerah tepi pantai adlah 14,9g/dL. Tabel 7. Nilai mean, simpangan baku, minimum, maximum kadar hemoglobin pada remaja laki-laki. Daerah Mean SB Min Maks Pegunungan 14,48 0, ,5 15,3 Tepi Pantai 12,98 0, ,6 14,9 Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai mean kadar hemoglobin remaja perempuan yang tinggal di daerah pegunungan 13,88 (SB±0,8817) dan yang di tepi pantai 12,26 (SB±0,7387). Nilai minimum kadar hemoglobin di daerah pegunungan 12,5g/dL sedangkan yang di tepi pantai 10,8g/dL. Nilai maksimum kadar hemoglobin di daerah pegunungan 15,4g/dL dan di daerah tepi pantai 13,8g/dL. Tabel 8. Nilai mean, simpangan baku, minimum, maximum kadar hemoglobin pada remaja perempuan. Daerah Mean SB Min Maks Pegunungan 13,88 0, ,5 15,4 Tepi Pantai 12,26 0, ,8 13,8 Tabel 9 memperlihatkan hasil uji perbandingan kadar hemoglobin remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan di tepi pantai. Karena data kadar hemoglobin dari remaja gizi baik yang tinggal dipegunungan tidak menyebar normal (p = 0,031), jadi uji yang digunakan ialah uji Mann-Whitney. Hasil uji ini menyatakan adanya perbedaan yang sangat bermakna dari kadar hemoglobin antara kedua kelompok (p < 0,001). Tabel 9. Hasil uji perbandingan kadar hemoglobin remaja gizi baik yang tinggal di pegunungan dengan yang di tepi pantai Kelompok Min Maks Median Sig Pegunungan 12,5 15,4 14,25 P <0,001 Tepi Pantai 10,8 14,9 12,45 * BAHASAN Mengingat luasnya daerah pegunungan dan tepi pantai, maka penelitian ini difokuskan untuk daerah pegunungan yaitu SMPN 3 Tomohon dengan ketinggian ± m diatas permukaan air laut sedangkan untuk daerah tepi pantai yaitu SMP Kristen Nazaret Tuminting dengan ketinggian ±200 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, secara keseluruhan didapatkan anak laki-laki sebanyak 25 (41,67%) dan anak perempuan sebanyak 35 (58,33%). Pada daerah pegunungan remaja laki-laki mempunyai jumlah yang sama dengan jumlah remaja perempuan, sedangkan daerah tepi pantai mempunyai jumlah remaja perempuan yang lebih banyak daripada jumlah remaja laki-laki, (Tabel 2). Di daerah pegunungan tidak terdapat remaja laki-laki yang mengalami anemia, sedangkan di daerah tepi pantai remaja laki-laki yang mengalami anemia sebanyak 5% dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 11,7%. Pada remaja perempuan di daerah pegunungan juga tidak terdapat kejadian anemia, namun di daerah teppi pantai terdapat 15% remaja perempuan yang mengalami anemia dan 18,3% yang tidak mengalami anemia (Tabel 5 dan 6). Sebelumnya juga telah diadakan penelitian yang serupa, dimana secara keseluruhan ditemukan prevalensi anemia sebesar 34,7% (52 anak dari 150 anak), dengan kontribusi terbesar berada di wilayah pegunungan sebesar 44,0% (33 dari 75 anak) sedangkan di wilayah pantai

5 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 hanya sebesar 25,3 % (19 dari 75 anak). Terdapat perbedaan persentase sekitar 18,7% (4 anak), anemia pada anak diwilayah pantai lebih rendah dibanding wilayah pegunungan. Uji statistik beda proporsi dalam taraf 5% penelitian memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi kadar hemoglobin responden yang anemia di wilayah pantai (26,7%, n=20) dan yang anemia pada wilayah pegunungan (44,0%, n=33) dengan Zh = -1,32 (Zh<1,96). Dalam taraf 5% pula penelitian memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi kadar hemoglobin responden tidak anemia di wilayah pantai (73,0%, n=55) dan tidak anemia wilayah pegunungan (56,0%, n=42) dengan Zh = -1,79 (Zh <1,96). Untuk uji beda rata-rata kadar Hb dalam taraf 5% (Zht=3,06 >Ztab 1,96) penelitian memperlihatkan terdapat perbedaan bermakna antara rata-rata kadar hemoglobin pada responden yang berada di wilayah pantai (12,4±0,6 g/100 ml) daripada di wilayah pegunungan yang hanya (12.1±0.6 g/100 ml). 12 Kadar Hemoglobin dan Lingkungan Tempat Tinggal Hasil penelitian ini menunjukkan ratarata kadar hemoglobin pada remaja gizi baik di daerah pegunungan 14,18 g/dl, lebih tinggi dari pada kadar hemoglobin remaja gizi baik di daerah tepi pantai 12,5g/dL. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat bermakna kadar hemoglobin pada remaja gizi baik di SMPN 3 Tomohon (pegunungan) dan SMP Kristen Nazaret Tuminting (tepi pantai) dengan nilai kemaknaan p < 0,001. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin dan metabolisme besi dalam tubuh sedangkan yang dapat dikendalikan ialah kecukupan besi dalam tubuh, penyakit sistemik, asupan gizi, aktifitas fisik, tempat tinggal, dan penyakit kronis. 3,13,14 Dalam penelitian ini lingkungan tempat tinggal kedua daerah sangat jauh 5 berbeda dimana tekanan udara di daerah tepi pantai lebih tinggi daripada di daerah pegunungan. Kondisi geografis, seperti ketinggian tempat dari permukaan laut menjadi faktor pertimbangan dalam distribusi nilai normal hemoglobin. Menurunnya tekanan udara, tekanan parsial oksigen, suhu tubuh dan gaya berat akibat faktor ketinggian, memengaruhi faal tubuh dan dapat menyebabkan hipoksia. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap eritopoiesis atau pembentukan hemoglobin sebagai kompensasi untuk memastikan pasokan oksigen yang adekuat ke jaringan sehingga kebutuhan akan unsur besi menjadi meningkat ,15 Penelitian ini tidak memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perubahan kadar hemoglobin, seperti kecukupan besi dalam tubuh, penyakit sistemik, ketidakseimbangan antara asupan gizi dan aktifitas yang dilakukan, serta penyakit kronis. SIMPULAN Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada remaja gizi baik yang berumur tahun yang tinggal di pegunungan dan tepi pantai. SARAN Prevalensi anemia pada remaja gizi baik yang masih cukup tinggi di wilayah pantai diperlukan intervensi bukan hanya pada pemenuhan kekurangan zat gizi besi saja yaitu dengan pemberian tablet Fe atau makanan yang kaya akan zat besi, tetapi juga dilakukan intervensi faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya konsumsi zat besi dan adanya penyakit infeksi yang menggangu penyerapan. DAFTAR PUSTAKA 1. Mais DD. Hematopathology. ASCP Quick Compendium of Clinical Pathology (2nd ed). Chicago: American Society for Clinical Pathology, 2009; p Centers for Disease Control and Prevention. Recommendations to prevent and

6 Jacobus, Mantik, Umboh: Perbedaan kadar hemoglobin... control iron deficiency in the United States. MMWR (No. RR- 3): Medscape. Hemoglobin Concentration (Hb). [diakses: 24 Sep 2015]. Available from: URL: e/ overview/ 4. Marks PW, Glader B. Approach to in the Adult and Child. In: Hoffman F, Benz EJ, Shattil SJ, editors. Hematology: Basic Principles and Practice (5th ed). Philadelphia: Churchill Livingstone, 2009; 34: Galen RS, Gambino SR. Beyond normality: the predictive value and efficiency of medical diagnosis. New York: John Wiley & Sons, Yip R, Johnson C, Dallman PR. Agerelated changes in laboratory values used in the diagnosis of anemia and iron deficiency. Am J Clin Nutr 1984; 39: Centers for Disease Control. CDC criteria for anemia in children and childbearing age women. MMWR Morb Mortal Wkly Rep [diakses: 23 Oct 2015] 1989; 38: Available from URL: id/p /p asp/ 8. WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity: World Health Organization, RISKESDAS. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: RISKESDAS, De Mayer ME. Pencegahan dan Pengawasan Defisiensi Besi (2nd ed). Jakarta: Widya Medika, 1995; p Sinatra M.T, Suharsono, Siswanto F. Perbedaan Prevalensi defisiensi besi pada perempuan hamil di daerah pantai dan pegunungan di wilayah Semarang [Artikel]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Ali AR. Perbedaan Kadar Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD Wilayah Pantai dan Pegunungan di Kab. Polewali Mandar Tahun Ajaran 2005/2006 [Artikel]. Mandar: Dinas Kesehatan Mandar, Elsevier Oncology. Guide to Oncology Drugs and Regimens. In: National Action Council [Internet] 2006 [diakses: 23 Oct 2015]. Available from URL: National Action Council. in aldolescents: The Teen Scene. [Internet] 14 Jan 2009 [diakses : 23 oct 2015]. Available from URL: Ethel S. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Widayastuti P, penyunting. Anatomy and physiology: an easy learner. Jakarta: EGC, 2013; p

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS Renaldi, 2013 Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes Pembimbing II : dr. Indahwaty,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS ABSTRAK Renaldi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO Sharon G. A. Soedijanto 1), Nova H. Kapantow 1), Anita Basuki 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI PUSKESMAS BAHU MANADO

KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI PUSKESMAS BAHU MANADO KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU HAMIL DI PUSKESMAS BAHU MANADO 1 Aprilia Fransiska Lantu 2 Hermie M. M. Tendean 2 Eddy Suparman 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian

Lebih terperinci

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUUT KOTA MANADO Mohamad I. Djihu *, Nita Momongan *, Nova H. Kapantow * * Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Angely C. Rumayar 2 Jeanette I. Ch. Manoppo 3 Max F. J. Mantik 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL Nuraenny Ratna Bauw 1, Aryu Candra K. 2 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO Sitti Rahmini Paputungan 1), Nova H. Kapantow 1), A. J. M. Rattu 1) 1) Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN TINGGAL DI TEPI PANTAI

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN TINGGAL DI TEPI PANTAI Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 215 PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN TINGGAL DI TEPI PANTAI 1 Alan J. Jufri 2 Adrian Umboh 2 Nurhayati Masloman 1

Lebih terperinci

OLEH : DARIUS HARTANTO

OLEH : DARIUS HARTANTO PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK YANG STUNTING DAN NORMAL KELAS 4 6 DI SD PERSA JUARA MEDAN TAHUN 2015 OLEH : DARIUS HARTANTO 120100113 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: MUHAMMAD YUSUF J 310 090 013 PROGRAM STUDI S1 GIZI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran PRISMA CAHYANING RATRI G0013189

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI (Fe) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUT KOTA MANADO Debora M.M. Goni*, Nova Kapantow*, Ricky Sondakh* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia ABSTRAK HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, FREKUENSI ANTENATAL CARE, DAN KETAATAN KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Tegar, P. P. Masloman*, Nita Momongan**,

Lebih terperinci

KADAR HEMOGLOBIN PADA ORANG DEWASA YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DENGAN KETINGGIAN YANG BERBEDA

KADAR HEMOGLOBIN PADA ORANG DEWASA YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DENGAN KETINGGIAN YANG BERBEDA Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014 KADAR HEMOGLOBIN PADA ORANG DEWASA YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DENGAN KETINGGIAN YANG BERBEDA 1 Andreas Waani 2 J. N. Engka 2 S. Supit 1 Kandidat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey 1, Aryu Candra 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kefokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Glaudia P. Gerungan*, Nancy S.H. Malonda*, Dina V. Rombot* *Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang

Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang 191 Artikel Penelitian Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang Indah Lisfi 1, Joserizal Serudji 2, Husnil Kadri 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan

Lebih terperinci

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258) IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK HEMOGLOBIN (HB) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PESISIR DAN ALIRAN SUNGAI SIAK Erwin 1, Gamya TriUtami 2, RismadefiWoferst 3 1,2,3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang bersangkutan. Hemoglobin merupakan protein berpigmen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan memberikan perubahan yang besar terhadap tubuh seorang ibu hamil. Salah satu perubahan yang besar yaitu pada sistem hematologi. Ibu hamil sering kali

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK

PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PRIA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK 1 Melkior T. Makawekes 2 Sonny J. R. Kalangi 2 Taufiq F. Pasiak 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA 1 Karina Janneta Sukarno 2 Sylvia R. Marunduh 2 Damajanty H. C. Pangemanan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

ANGKA KEJADIAN DAN KARAKTERISTIK ANEMIA PADA PASIEN YANG BEROBAT DI KLINIK PRATAMA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

ANGKA KEJADIAN DAN KARAKTERISTIK ANEMIA PADA PASIEN YANG BEROBAT DI KLINIK PRATAMA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA ANGKA KEJADIAN DAN KARAKTERISTIK ANEMIA PADA PASIEN YANG BEROBAT DI KLINIK PRATAMA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA Dwi Rukma Santi Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya Email: dwirukmasanty@uinsby.ac.id;

Lebih terperinci

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khusunya ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Kejadian anemia diseluruh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN TABLET Fe DAN BUAH KURMA PADA MAHASISWI DI JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG Nora Isa Tri Novadela*, Riyanti Imron* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang E_mail :

Lebih terperinci

Keywords: Anemia, Social Economy

Keywords: Anemia, Social Economy HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kondisi berbahaya yang sering dialami ibu hamil adalah anemia. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang asupan zat besi,

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SITI FATIMATUL MUTHI AH 201310201057 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI (Studi di SMP Negeri Kecamatan Getasan dan Semarang Barat)

GAMBARAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI (Studi di SMP Negeri Kecamatan Getasan dan Semarang Barat) GAMBARAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI (Studi di SMP Negeri Kecamatan Getasan dan Semarang Barat) Ghea Yanna Aulia, Ari Udiyono, Lintang Dian Saraswati, M. Sakundarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).

Lebih terperinci

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi : Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi Dan Konsumsi Suplemen Tablet Besi Dengan Status Pada Siswi Kelas VIII MTS Negeri Model Martapura Di Wilayah Kerja Dinas Correlation Of Iron Consumption Pattern And Iron

Lebih terperinci

PEMBERIAN TABLET Fe DAN JUS JAMBU BIJI PADA REMAJA PUTRI YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI

PEMBERIAN TABLET Fe DAN JUS JAMBU BIJI PADA REMAJA PUTRI YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI Pemberian Tablet Fe dan Jus Jambu Biji PEMBERIAN TABLET Fe DAN JUS JAMBU BIJI PADA REMAJA PUTRI YANG ANEMIA DEFISIENSI BESI GIVING A TABLET Fe AND GUAVA JUICE FOR YOUNG WOMEN WITH IRON DEFICIENCY ANEMIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah maka tranfusi darah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH ANTARA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI

PERBANDINGAN TEKANAN DARAH ANTARA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PERBANDINGAN TEKANAN DARAH ANTARA ANAK YANG TINGGAL DI PEGUNUNGAN DAN PESISIR PANTAI 1 Queen Mandang 2 Adrian Umboh 2 Stefanus Gunawan 1 Kandidat

Lebih terperinci

Asupan Suplemen Zat Gizi Besi (Fe) Ibu Hamil Dan Status Gizi Bayi Baru Lahir

Asupan Suplemen Zat Gizi Besi (Fe) Ibu Hamil Dan Status Gizi Bayi Baru Lahir Asupan Suplemen Zat Gizi Besi (Fe) Ibu Hamil Dan Status Gizi Bayi Baru Lahir MISRAWATIE GOI (Email: misrawatie.goi@alumni.ui.ac.id) Jurusan Gizi Poltekkes Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus untuk meningkatkan taraf hidup. Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan diperlukan

Lebih terperinci

Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado

Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017 Perbandingan Saturasi Oksigen pada Perokok dan Bukan Perokok di Dataran Tinggi Tomohon dan Dataran Rendah Manado 1 Thalia R. Polii 2 Jimmy

Lebih terperinci

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin

Lebih terperinci

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Linda Yunitasari 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan PERBEDAAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) ANTARA ANAK STUNTING DAN TIDAK STUNTING UMUR 7 12 TAHUN DI SEKOLAHDASAR (Studi pada siswa SD Negeri Buara 04 Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes) Linda Yunitasari

Lebih terperinci

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume Nomor 1, Januari-Juni 2017 Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado 1 Olivia R. Anggow 2 Christy

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO Mercy M. H. Momongan 1), Maureen I. Punuh 1), Paul A. T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO Sendy Seflin Assa 1) Nova H. Kapantow 1), Budi T. Ratag 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa ini banyak persoalan yang dihadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah kadar hemoglobin 1. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di seluruh dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIDAUN CIANJUR TAHUN 2017

ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIDAUN CIANJUR TAHUN 2017 ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIDAUN CIANJUR TAHUN 2017 Nia Silfiawati, 2017 Pembimbing Utama : Sylvia Soeng, dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11) anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal kelompok yang bersangkutan (WHO, 2001). Anemia merupakan kondisi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG.

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP ANEMIA DEFISIENSI FE DI KELURAHAN JATIHANDAP WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEKAR KOTA BANDUNG Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) 54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG 1 Jenifer Andalangi 2 Sarah M. Warouw 2 Adrian Umboh 2 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 25-65 TAHUN DI DESA KAPOYA KECAMATAN TARERAN SULUUN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Emmelia livi lapian *, Nancy S H Malonda *,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance

LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance Febrianti*, Waras Budi Utomo, Adriana Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 215 PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON 1 Vivie Indahwati 2 Max F. J. Mantik 3 Paulina

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN Citra L. Kowel*, Frans J. O. Pelealu*, Jane M. Pangemanan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

STUDI PERBAIKAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA DENGAN PEMBERIAN SUPLEMENTASI TABLET BESI (PROGRAM) DI PUSKESMAS PADONGKO KABUPATEN BARRU

STUDI PERBAIKAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA DENGAN PEMBERIAN SUPLEMENTASI TABLET BESI (PROGRAM) DI PUSKESMAS PADONGKO KABUPATEN BARRU STUDI PERBAIKAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL ANEMIA DENGAN PEMBERIAN SUPLEMENTASI TABLET BESI (PROGRAM) DI PUSKESMAS PADONGKO KABUPATEN BARRU Study on Hemoglobin Levels Improvement of Anemic Pregnant Women

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Dhita Kris Prasetyanti, Lia Eforia Asmarani Ayu Putri Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia sehingga

Lebih terperinci

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014 1 Arbi Rahmatullah, 2 Ieva B. Akbar,

Lebih terperinci

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN 2009 Oleh : SUJITHA MUNAIDY 070100270 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Jurnal e-biomedik (ebm), Volume, Nomor 2, Mei-Agustus 205 HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Maya

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006

ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006 ABSTRAK INSIDENSI ANEMIA IBU HAMIL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI-DESEMBER 2006 Marcella Sutanto, 2007. Pembimbing utama: Lisawati Sadeli, dr Pembimbing pendamping:

Lebih terperinci

: Anemia, iron tablet consumption behavior, female adolescent. Bibliographies : 63 ( )

: Anemia, iron tablet consumption behavior, female adolescent. Bibliographies : 63 ( ) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTERI (STUDI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DI FAKULTAS KESEHATAN MASYARATAK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Universitas Sam Ratulangi Manado   Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Perbandingan efektivitas dental health education metode ceramah dan metode permainan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan

: Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan Artikel Article : Perbandingan Kadar Gula Darah Puasa pada Masyarakat Semi Kota dan Desa di Kabupaten Minahasa Selatan : Fasting Blood Glucose Comparison unto Sub Urban society and Rural Society at Village

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 1 Joandri P. Dandel, 2 Ni Wayan Mariati 2 Jimmy Maryono 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DENGAN HASIL BELAJAR SISWI SMP NEGERI 3 SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DENGAN HASIL BELAJAR SISWI SMP NEGERI 3 SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DENGAN HASIL BELAJAR SISWI SMP NEGERI 3 SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Mulyadi Jill J.S Lolong Elvira Relita Labenjang Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi anak usia sekolah disebabkan adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA AL HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA AL HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA AL HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES Arisnawati* 1, Ahmad Zakiudin 2 1,2 Akper Al Hikmah Brebes, Jakarta. 2) Puslit Bioteknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga diistilakan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan

Lebih terperinci

Kedokteran Universitas Lampung

Kedokteran Universitas Lampung HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR HBA1C PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Aqsha Ramadhanisa (1), TA Larasati (2), Diana Mayasari

Lebih terperinci

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Fidyah Aminin 1) Atika Wulandari 1) Ria Pratidina Lestari 1) 1) Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang fidyahaminin@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu hamil adalah masalah kesehatan yang harus mendapat prioritas utama dalam pembangunan, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya pembangunan ke arah industrialisasi yang semakin maju memacu perusahaan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal. Dibutuhkan

Lebih terperinci

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb. Abstrak PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang sering terjadi dan 50% dari wanita hamil di negara

Lebih terperinci