I. PENDAHULUAN. sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Diantara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah caisim. Caisim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya, selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik. Caisim (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Tanaman ini pada umumnya banyak ditanam di dataran rendah, namun dapat pula di dataran tinggi. Caisim tergolong tanaman yang toleran terhadap suhu tinggi (panas). Kebutuhan akan tanaman ini semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia dan manfaat mengkonsumsi bagi kesehatan. Komoditi ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis crop, kubis bunga dan brokoli (Abas, Zakaria dan Pembengo, 2014). Sebagai sayuran, caisim atau dikenal dengan sawi manis mengandung berbagai khasiat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat pada tanaman ini adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Selain mempunyai nilai ekonomi tinggi caisim memiliki banyak manfaat diantaranya sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki 1

2 fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan (Margiyanto, 2008 dalam Fahrudin, 2009 dalam Abas dkk, 2014). Masa panen yang singkat dan pasar yang terbuka luas merupakan daya tarik untuk mengusahakan komoditi ini. Daya tarik lainnya adalah harga yang relatif stabil dan mudah diusahakan (Hapsari, 2002 dalam Abas dkk, 2014). Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah tanaman pangan, tanaman hortikultura (sayuran, hias, obat dan buah) dan tanaman perkebunan. Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan. Teknik ini juga harus didasarkan pada siklus dan sistem ekologi kehidupan. Teknik budidaya ini juga harus memperhatikan keadilan baik antar manusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Pertanian organik yang baik dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggung jawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan (Administrator, 2012). Tanaman caisim harus ditanam di lahan yang memiliki unsur hara yang cukup dan kondisi tanah yang gembur agar dapat tumbuh optimal. Pertumbuhan tanaman dapat lebih dioptimalkan dapat juga ditambahkan hormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT). ZPT yang digunakan dapat berupa hormon sintetis yang dibuat dipabrikan atau dari hormon tanaman lain yang didapatkan dari cara mengekstraknya dan ditambahkan ke tanaman caisim. Salah satu ekstrak tanaman yang dapat digunakan sebagai ZPT yaitu tanaman tauge. Menurut Soeryowinoto dan Moeso (1977); Gunawan (1990); Sandra (2003); Amilah dan Astuti (2006), 2

3 menyatakan bahwa pada penelitian tanaman menggunakan ekstrak tauge mampu memacu pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan yang tidak menggunakan ekstrak tauge Tujuan Tujuan dari Praktek Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui teknik budidaya tanaman caisim secara organik di UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor, Medan. 2. Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak tauge terhadap pertumbuhan tanaman caisim. 3

4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Caisim Tanaman caisim termasuk dalam famili Brassicaceae (Kubis-kubisan). Tanaman ini atau atau yang dikenal sebagai sawi manis merupakan sayuran yang banyak diminati konsumen saat ini. Caisim berasal dari Cina, karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman ini dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas dan berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi (Fahruddin, 2009). Caisim mempunyai sifat menyerbuk silang, bahkan sulit menyerbuk sendiri. Sulitnya penyerbukan sendiri disebabkan tanaman ini mempunyai sifat self incompatible. Tanaman caisim bertangkai daun panjang dan daunnya berbentuk lonjong. Tanaman ini dapat ditanam sepanjang tahun di daerah subtropika dan tropika pada kisaran suhu optimum o C. Pemberian cahaya dan drainase yang baik serta jenis tanah lempung berpasir atau lempung berliat yang subur baik untuk pertumbuhan tanaman caisim (Rukmana, 2007). Caisim merupakan tanaman semusim, berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Daun tanaman ini berbentuk bulat panjang serta berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar dan berwarna putih. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang yang berwarna putih. Susunan dan warna bunga seperti kubis (Rukmana, 2007). 4

5 Di antara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan digemari masyarakat Indonesia. Konsumen menggunakan daun tanaman ini sebagai bahan pokok maupun sebagai pelengkap masakan tradisional dan masakan cina. Selain sebagai bahan pangan, caisim dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Tanaman ini pun berfungsi sebagai penyembuh sakit kepala dan mampu bekerja sebagai pembersih darah (Fahruddin, 2009). Klasifikasi tanaman casim adalah sebagai berikut : Kingdom Sub-kingdom Super-divisio Divisio Kelas Sub-kelas Ordo Familia Genus : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Dilleniidae : Capparales : Brassicaceae : Brassica Spesies : Brassica juncea L. (Fahruddin, 2009). Seperti tanaman yang lainnya, tanaman caisim mempunyai morfologi tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Morfologi tanaman caisim yaitu : a. Akar Sistem perakaran caisim menurut Rukmana (1994); Fahruddin (2009), memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang 5

6 (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara cm. Akar-akar ini berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman. Menurut Cahyono (2003); Fahruddin (2009), sawi berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah di sekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. b. Batang Batang caisim menurut Rukmana (2007), pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Cahyono (2003); Fahruddin (2009), menambahkan bahwa caisim memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputih-putihan. c. Daun Daun caisim berbentuk bulat atau bulat panjang, ada yang lebar dan ada yang sempit, ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang atau pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat, dan halus. Pelepah-pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepahpelepah daun yang lebih muda, tetapi membuka. Daun caisim juga memiliki tulang-tulang daun yang menyirip dan bercabang-cabang. Secara umum caisim atau sawi biasanya mempunyai daun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop (Nurshanti, 2009). 6

7 d. Bunga Struktur bunga caisim tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Nurshanti, 2009). e. Buah dan Biji Buah caisim termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 8 butir biji yang berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Biji caisim berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman (Nurshanti, 2009) Syarat Tumbuh Tanaman Caisim Iklim Caisim merupakan tanaman yang bukan tanaman asli Indonesia. Menurut asalnya, tanaman ini berasal dari Cina, karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga banyak dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman caisim dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi, meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan meter di atas permukaan laut, namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl (Laksamana, 2015). 7

8 Tanaman caisim tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Tanaman caisim membutuhkan hawa yang sejuk, lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab, akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. tanaman caisim cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan (Laksamana, 2015) Tanah Tanaman caisim tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. Syarat-syarat penting untuk bertanaman sawi atau caisim adalah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (ph) antara 6 7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984; Fahruddin, 2009) Varietas Caisim Tanaman caisim juga memiliki beberapa varietas, salah satunya adalah varietas Tosakan. Varietas ini dapat dipanen pada umur hari setelah tanam, tinggi tanaman 40 cm, warna tangkai putih kehijauan, jumlah daun 12 helai, bentuk daun eliptik, memiliki potensi hasil rata-rata 250 gr/tanaman. Ciri yang paling khas caisim varietas Tosakan dibanding dengan tanaman caisim varietas lain adalah memiliki warna daun hijau muda, biasanya tanaman caisim yang banyak di budidayakan adalah tanaman casin warna daunnya hijau tua. Selain warna daun, ciri khas dari varietas Tosakan adalah memiliki rasa daun yang tidak pahit, sehingga varietas ini banyak digemari oleh masyarakat (East West Seed Indonesia, 2006). 8

9 2.4. Ekstrak Tauge Tauge merupakan kecambah yang berasal dari biji-bijian, seperti kacang hijau, yang memiliki bagian putih dengan panjang hingga tiga sentimeter. Kacang hijau termasuk dalam famili Leguminoceae, sub famili Papilonaceae. Bentuk kecambah diperolah setelah biji diproses selama beberapa hari. Tauge mengandung banyak sekali senyawa fitokimiawi yang sangat berkhasiat (Amilah dan Astuti, 2006). Menurut Soeprapto (1992) dalam Amilah dan Astuti (2006), pada kecambah kacang hijau (tauge) komponen air merupakan bagian yang terbesar dibandingkan dengan komponen lainnya. Gula kacang hijau didapatkan dalam bentuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam amino esensial yang terkandung dalam protein kacang hijau antara lain triptofan 1,35 %, treonin 4,50 %, fenilalanin 7,07 %, metionin 0,84 %, lisin 7,94 %, leusin 12,90 %, isoleusin 6,95 %, valin 6,25 %. Menurut Thimann (1935) dalam Rismunandar (1992) dalam Amilah dan Astuti (2006), triptofan merupakan bahan baku sintesis IAA. Penggunaan konsentrasi ekstrak tauge 150 g/l memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan anggrek bulan dengan menunjukkan hasil yang tertinggi (Amilah dan Astuti, 2006). 9

10 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Tugas Akhir ini telah dilakukan selama + 3 bulan yang berlangsung dari bulan April-Juni Praktek ini dilakukan di dalam screen house di UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor Medan, Sumatera Utara dengan ketinggian meter di atas permukaan laut Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam Praktek Tugas Akhir ini antara lain: cangkul, garu, meteran, aqua gelas bekas, tumbukan, gembor dan ember. Bahan yang digunakan adalah benih caisim, plastik hitam, bokasi, kapur pertanian (dolomit), kacang hijau, dan pupuk organik cair (POC) Pelaksanaan Praktek Pengadaan benih Benih yang ditanam adalah jenis caisim yang menggunakan varietas Tosakan yang diproduksi oleh PT. East West Seed Indonesia, Cap Panah Merah. Benih ini adalah benih yang memiliki ciri-ciri: biji telah matang sempurna, merupakan benih unggul yang memiliki kemurnian 98%, memiliki daya tumbuh 93% dan memiliki bobot bersih dalam satu bungkus benih 25 gram Penyemaian benih Persemaian dilakukan di bedengan persemaian dengan menggemburkan dan meninggikan bedengan, lalu permukaan bedengan dan sedikit meninggikan pinggiran bedengan persemaian. Persemaian dilakukan dengan membuat alur persemaian dengan jarak antar alur (larikan) 4-6 cm. Benih ditanam di setiap alur 10

11 lalu ditutup dengan tanah tipis, setelah itu dilakukan penyiraman. Setiap 3 atau 4 hari sekali dilakukan penyiraman dengan POC (Pupuk Organik Cair). Bibit dapat ditanam setelah berumur 2 minggu Persiapan lahan dan pengolahan bedengan Pada persiapan lahan dilakukan pemilihan dan pengukuran lahan, setelah itu dilakukan analisa kondisi lahan untuk disesuaikan dengan pengolahan lahan atau tanah selanjutnya. Praktek Tugas Akhir ini dilakukan dengan memperbaiki kondisi bedengan dengan membersihkan gulma yang ada terlebih dahulu lalu meninggikan membentuk kembali bedengan dan menggemburkan bedengan sedalam + 20 cm dengan cangkul. Bedengan yang telah digemburkan ditaburi dengan kapur pertanian dengan dosis 2-3 ton/ha lalu bedengan diberikan bokasi dengan dosis + 20 ton/ha. Tanah di bedengan selanjutnya diaduk dan diratakan dan siap untuk tanami. Ukuran bedenyan yang digunakan adalah 0,9 x 8 meter dengan lebar drainase 0,5 meter dan tinggi bedengan + 20 cm Pembuatan lubang tanam dan penanaman Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan menggunakan tugal, kemudian buat lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 20 x 30 cm dan kedalaman 3-5 cm (disesuaikan dengan panjang perakaran bibit). Bibit caisim satu persatu dicabut dari bedengan yang telah disiram terlebih dahulu lalu dikumpulkan dalam ember untuk memudahkan pemindahan bibit. Bibit yang digunakan adalah bibit yang telah berumur 2 minggu di persemaian. Penanaman dilakukan dengan dengan jumlah bibit 1 bibit/lubang tanam. Penanaman dilakukan hingga bibit tertanam hingga pangkal akar dimasukan ke dalam tanah, setelah itu disiram sehingga tanah menjadi lembab. Penanaman dilakukan pada tanggal 07 Mei

12 Pemeliharaan a. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada awal pertumbuhan agar petumbuhan tanaman seragam pada umur 1 minggu setelah tanam, dengan cara menanam kembali bibit yang mati. Tujuan penyulaman yaitu menjaga populasi tanaman agar tidak berkurang. Penyulaman dilakukan pada umur muda untuk menjaga keseragaman pertumbuhan tanaman sehingga dapat tumbuh dan dipanen secara bersamaan. b. Penyiraman Penyiraman pada awal pertumbuhan yaitu sekali sehari yaitu pagi atau sore hari, namun pada beberapa hari intensitas hujan cukup tinggi atau sering turun hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. c. Aplikasi teknologi (pembuatan tauge dan ekstrak tauge) Teknologi yang digunakan menggunakan tauge segar yang dibuat sendiri agar didapatkan hasil yang maksimal. Pembuatan tauge ini dilakukan dengan merendam kacang hijau sebanyak gram selama sehari semalam, lalu kacang hijau akan mengembang dan kulitnya pecah, selanjutnya diletakkan pada karung basah dan diletakkan di tempat yang lembab. Karung diusahakan tetap lembab dengan menyiram air setiap 12 jam sekali lalu setelah 2 hari di karung tauge siap digunakan. Tauge yang telah jadi dilumatkan dengan menumbuk dengan tumbukkan hingga lumat lalu hasil tumbukkan diambil ekstraknya dengan memeras menggunakan kain tipis. Ekstrak tauge ditampung dalam wadah aqua gelas bekas sebagai takaran dan siap digunakan. Hasil ekstrak tauge diberikan ke tanaman dengan dosis penggunaan ml/liter air. Pemberian ekstrak tauge ini dilakukan setiap 4-5 hari sekali dan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan. 12

13 d. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada umur 3 minggu setelah tanam dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang tumbuh di lingkungan tanam. Cara menyiang dilakukan dengan mencabuti rumput yang ada di bedengan dan rumput yang ada di drainase disiangi dengan menggunakan cangkul. Menurut Tjokrowardojo dan Djauhariy (2009) menyatakan bahwa tumbuhan liar (gulma) mengganggu pertanaman budidaya pertanian dalam berbagai hal, antara lain : persaingan (kompetisi) dalam memperoleh unsur hara, tempat tinggal, cahaya matahari, kadang terjadi alelopati. e. Pemupukan susulan Pemupukan susulan dilakukan menggunakan pupuk organik cair (POC) dari bahan utama daun salam dan daun petai cina. Pemupukan tidak dilakukan dengan pupuk anorganik dikarenakan produksi tanaman sayuran di lapangan ditujukan untuk mendapatkan sayuran organik sehingga tidak menggunakan pupuk anorganik dan kebutuhan unsur hara tanaman dipenuhi dalam POC yang diberikan. Pemberian POC dilakukan bersamaan dengan pemberian teknologi dengan intensitas waktu pemberian 4-5 hari. Pemberian POC dilakukan dengan menambahkan air dan dosis pemberian POC dengan air yang diberikan dengan perbandingan 1:2. Pemberian dilakukan dengan menggunakan gembor yang diisi 1/3 gembor POC dan menambahkan 2/3 air isi gembor. f. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman caisim diarahkan ke pengendalian secara mekanis dikarenakan di lapangan berfokuskan pada pertanian organik. Hama yang banyak menyerang tanaman caisim di lapangan adalah ulat 13

14 titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.) yang memiliki tanda-tanda serangan daun baru pada titik tumbuh menggulung dan terdapat jaring seperti jaring labalaba dan terdapat ulat di dalamnya yang memakan titik tumbuh. Pengendalian yang dilakukan dengan mengamati setiap hari daun muda tanaman yang menggulung ke dalam dan terdapat jaring lalu mengambil ulat yang ada di dalamnya dan membunuhnya. Hama lain yang menyerang adalah kumbang kecil hitam namun serangannya sangat sedikit dan tidak perlu dilakukan pengendalian. Penyakit yang menyerang adalah penyakit dumping off yang disebabkan oleh jamur fusariyum sp. Pengendalian dilakukan dengan membuang tanaman yang mati dan mengambil tanah yang berada di sekitar tanaman yang mati lalu menanamnya kembali dengan tanaman yang baru Panen dan pasca panen Tanaman caisim varietas Tosakan dapat dipanen pada umur hari setelah tanam, tinggi tanaman 40 cm, warna tangkai putih kehijauan, jumlah daun 12 helai, memiliki potensi hasil rata-rata 250 gr/tanaman. Pemanenan pada caisim yang dilakukan di lapangan pada umur 23 hari setelah tanam dan hanya tanaman sampel yang dipanen dan setelah itu dilakukan penimbangan sampel yaitu pada tanggal 03 Juni Panen hanya dilakukan pada sampel dikarenakan umur tanaman masih belum sesuai untuk dipanen dan menunggu beberapa hari lagi Pengambilan dan pengolahan data Pelaksanaan praktek tugas akhir ini dilakukan dengan melakukan pengambilan data secara langsung di lapangan terhadap : 14

15 1. Tinggi tanaman yang diukur dari pangkal akar yang ada dipermukaan tanah hingga ujung daun terpanjang (dalam satuan cm). 2. Jumlah daun yang dihitung dari daun yang telah tebuka sempurna hingga daun yang akan menguning. 3. Panjang dan lebar daun yang diambil dari daun terpanjang dan terlebar dari sampel tanaman (dalam satuan cm). 4. Berat tanaman yang diambil saat pemanenan sampel (dalam satuan gr). Data yang didapatkan selanjutnya diolah dan dirata-ratakan dan diubah dalam bentuk grafik untuk memudahkan pembahasan. Sampel yang digunakan diambil secara acak pada tanaman baik kontrol maupun perlakuan dengan mengambil masing-masing 10 sampel tanaman. Pengamatan dilakukan mulai dari 10 hari setelah tanaman ditanam dan terus dilakukan setiap 3-5 hari setelah tanam. 15

16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan yang dilakukan pada praktek Tugas Akhir meliputi berat hasil pertumbuhan tanaman caisim organik pada setiap sampel yang dilakukan pada umur 23 hari setelah tanam pada tabel sebagai berikut: Tabel 1. Pengamatan Berat Sampel Tanaman Perlakuan Berat sampel tanaman (gram) Ratarata tanaman Kontrol Ekstrak tauge Data hasil pengamatan terhadap setiap sampel tanaman yang telah dirataratakan dari masing-masing 10 sampel tanaman dapat dilihat di bawah ini: Tabel 2. Rata-Rata Pengamatan Tanaman Rata- rata setiap pengamatan Pengamatan K 14,15 17,05 21,1 24,6 27,5 38,25 Tg ET 14,5 17,55 22,05 25, K 12,52 14,95 19,2 22,7 25,8 36,6 Pd ET 13,05 15,4 20,05 23,6 26,9 39,55 K 4,89 6,04 7,68 9,04 10,25 13,9 Ld ET 5,3 6,24 7,9 9,35 10,7 14,94 K 4,3 4,7 5,4 6 7,2 9,4 Jd ET 4,3 4,9 5,7 6,4 7,8 10,2 Keterangan : Tg = Tinggi tanaman (cm) Pd = Panjang daun tanaman (cm) Ld = Lebar daun tanaman (cm) Jd = Jumlah daun tanaman K = Perlakukan kontrol tanaman ET = Perlakuan pemberian teknologi ekstrak tauge 16

17 Panjang daun (cm) Tinggi tanaman (cm) Data di atas selanjutnya diubah menjadi bentu grafik pertumbuhan tanaman yang terlihat di bawah ini: Kontrol Ekstrak tauge Pengamatan Gambar 1. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Tinggi Tanaman Kontrol Ekstrak tauge Pengamatan Gambar 2. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Panjang Daun Tanaman 17

18 Jumlah daun (helai) Lebar daun (cm) Kontrol Ekstrak tauge Pengamatan Gambar 3. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Lebar Daun Tanaman Kontrol Ekstrak tauge Pengamatan Gambar 4. Grafik Rata-Rata Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman 4.2. Pembahasan Tempat pelaksanaan Tugas Akhir bertempat di UPT. BIH Gedung Johor Medan yaitu m di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi ketinggian tempat budidaya, tanaman caisim dapat dibudidayakan dengan baik di UPT. BIH 18

19 Gedung Johor Medan. Menurut Fahruddin (2009), menyatakan bahwa tanaman caisim merupakan tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan yang memiliki syarat tumbuh yaitu dapat dibudidayakan di tempat dingin maupun panas dan ketinggian m dpl. Kondisi lingkungan yang digunakan pada tanaman caisim, memiliki lingkungan tanam yang telah lebih dari 10 tahun diolah secara organik dan dilakukan pemberian kapur pertanian dan POC sebagai pupuk mampu menghasilkan produksi rata-rata 176 gr/tanaman pada umur panen 23 hari (umur panen yang sesuai hst dan potensi produksi rata-rata 250 gr/tanaman). Menurut Fahruddin (2009), tanaman ini menghendaki kondisi tanah yang gembur, banyak mengandung humus, drainase yang baik, ph 6-7 dan unsur hara yang cukup. Tauge merupakan salah satu bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang dimungkinkan sangat berguna bagi tanaman. Kandungan dalam ekstrak tauge ini mampu digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan pada tanaman caisim. Menurut Amilah dan Astuti (2006) dalam Nova (2015) mengatakan bahwa mineral yang ditemukan dalam tauge adalah kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na), zinc (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), dan selenium (Se), sedangkan asam amino esensial bermakna yang terkandung dalam tauge, antara lain: triptofan, treonin, fenilalanin, metionin, lisin, leusin, isoleusin, dan valin. Berdasarkan data berat rata-rata sampel pengamatan terhadap perlakuan caisim dengan penambahan ekstrak tauge dengan yang tidak atau kontrol didapatkan hasil rata-rata kontrol 151 gram dan perlakuan 176 gram. Hasil berat ini masih jauh dari berat rata-rata yang dapat dihasilkan dari satu tanaman yaitu 19

20 250 gram (East West Seed Indonesia, 2006). Panen sampel dilakukan belum pada waktu yang seharusnya yaitu hari setelah tanaman ditanam, sehingga hasil yang didapatkan belum optimal, tetapi dapat terlihat bahwa pada perlakuan memiliki berat tanaman yang lebih berat dibandingkan pada kontrol. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penambahan ekstrak tauge berpengaruh baik dalam meningkatkan berat hasil tanaman caisim. Dilihat dari grafik rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman caisim menunjukkan bahwa tanaman caisim yang diberi perlakuan penambahan teknologi ekstrak tauge lebih baik pertumbuhan tingginya dibandingkan dengan tanpa penambahan ekstrak tauge. Dilihat dari grafik terlihat bahwa pada awal pertumbuhan tanaman perbedaan tinggi tanaman tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada kontrol 14,15 cm sedangkan pada perlakuan 14,5 cm. Pada akhir pengamatan dapat terlihat cukup jauh perbedaan tinggi tanaman yaitu pada kontrol 38,25 cm dan pada perlakuan 41 cm. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penambahan ekstrak tauge berpengaruh baik dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman caisim. Dilihat dari grafik rata-rata pertumbuhan panjang daun tanaman caisim menunjukkan bahwa tanaman caisim yang diberi perlakuan penambahan teknologi ekstrak tauge memiliki panjang daun lebih panjang daripada yang tidak diberi ekstrak tauge. Dilihat dari grafik terlihat bahwa pada awal pertumbuhan tanaman perbedaan panjang daun tanaman tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada kontrol 12,52 cm sedangkan pada perlakuan 13,05 cm. Pada akhir pengamatan dapat terlihat cukup jauh perbedaan panjang daun tanaman yaitu pada kontrol 36,6 cm dan pada perlakuan 39,55 cm. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan 20

21 bahwa penambahan ekstrak tauge berpengaruh baik dalam meningkatkan pertumbuhan panjang daun tanaman caisim. Dilihat dari grafik rata-rata pertumbuhan lebar daun tanaman caisim menunjukkan bahwa tanaman caisim yang diberi perlakuan penambahan teknologi ekstrak tauge memiliki lebar daun lebih lebar daripada yang tidak diberi ekstrak tauge. Dilihat dari grafik terlihat bahwa pada awal pertumbuhan tanaman perbedaan lebar daun tanaman tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada kontrol 4,89 cm sedangkan pada perlakuan 5,3 cm. Pada akhir pengamatan dapat terlihat cukup jauh perbedaan lebar daun tanaman yaitu pada kontrol 13,9 cm dan pada perlakuan 14,94 cm. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penambahan ekstrak tauge berpengaruh baik dalam meningkatkan pertumbuhan lebar daun tanaman caisim. Dilihat dari grafik rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman caisim menunjukkan bahwa tanaman caisim yang diberi perlakuan penambahan teknologi ekstrak tauge memiliki jumlah daun lebih banyak daripada yang tidak diberi ekstrak tauge. Dilihat dari grafik terlihat bahwa pada awal pertumbuhan tanaman perbedaan jumlah daun tanaman tidak terlalu jauh berbeda yaitu pada kontrol 4,3 sedangkan pada perlakuan 4,3. Pada akhir pengamatan dapat terlihat cukup jauh perbedaan jumlah daun tanaman yaitu pada kontrol 9,4 dan pada perlakuan 10,2. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa penambahan ekstrak tauge berpengaruh baik dalam meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman caisim. Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau 21

22 fitohormon. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan memulai ekspresi dan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Pemahaman terhadap fitohormon telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami, mencakup hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk, atau menyeragamkan waktu berbunga tanaman buah musiman (Putra, 2012). 22

23 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil praktek Tugas Akhir yang telah dilaksanakan dan dilakukan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Tanaman caisim dapat dibudidayakan secara organik di UPT. Benih Induk Hortikultura Gedung Johor, Medan. Penambahan ekstrak tauge pada budidaya caisim organik mampu meningkatkan pertumbuhan berat hasil, tinggi tanaman, panjang, lebar dan jumlah daun caisim Saran Saran yang dapat dianjurkan adalah: Penggunaan ekstrak tauge pada budidaya caisim organik dapat disarankan untuk digunakan dan diterapkan lebih lanjut pada tanaman lainnya. 23

24 DAFTAR PUSTAKA Abas, M.Z., Zakaria F. Dan Pembengo W Pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea L.) berdasarkan variasi jarak tanam dan varietas pdf. Diunduh tanggal 17 Juni Administrator Pertanian organik di Indonesia. Institut Pertanian Yogyakarta. Diunduh tanggal 10 Agustus Amilah dan Astuti Y Pengaruh Konsentrasi ekstrak tauge dan kacang hijau pada media vacin and went (vw) terhadap pertumbuhan kecambah anggrek bulan. pdf. Diunduh tanggal 30 April Eest West Seed Caisim tosakan. Cap Panah Merah. Purwakarta. Fahrudin, F Budidaya caisim (Brassica juncea L.) menggunakan ekstrak teh dan pucuk kascing. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Laksamana, D Teknis budidaya tanaman sawi/caisim. teknis- budidaya- tanamansawicaisim.html. Diunduh tanggal 12 Agustus Nova, F.M.A Pengaruh konsentrasi ekstrak tauge dan dua media tanam terhadap pertumbuhan bibit jabon (Anthocephalus cadama Miq). Diunduh tanggal 24 Mei Nurshanti, D.F Pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi caisim. Jurnal Agrobisnis, Vol. 1, No. 1, Maret Hal Putra, A.S Chapter I. / /31727/5/Chapter%20I.pdf. Diunduh tanggal 17 Juni Rukmana, R Bertanam Petsai Dan Sawi. Yogyakarta. Kanisius. Tjokrowardojo, A.S. dan Djauhariya E Gulma dan pengendaliannya pada budiday tanaman nilam. go.id/ind/images/publikasi/monograph/nilam/gulma%20dan%20pengendal iannya%20pada%20budidaya.pdf. Diunduh tanggal 17 Juni

25 LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pengamatan Tanaman Tabel Pengamatan 1 : 17 Mei 2015 Tabel Pengamatan 2 : 20 Mei 2015 Tabel Pengamatan 3 : 23 Mei 2015 Pengamatan Ratarata Tg K 15, , , ,15 ET , , ,5 Pd K 14, ,5 10,5 11,2 12,5 12,52 ET 13 14, ,5 12, ,05 Ld K 5,7 4,5 4, ,5 5, ,5 4,89 ET 6 6 4,5 5 4, ,5 6 5,5 5,3 Jd K ,3 ET ,3 Pengamatan Ratarata Tg K 19,5 15, ,5 18, ,5 16,5 18,5 17,05 ET 19 18, , ,5 15,5 15, ,55 Pd K 17, , , , ,95 E 18 16, , , , ,4 Ld K 7 5,8 4,8 7, ,5 5,3 4,5 6 6,04 ET 7,5 7 5, ,7 6,5 6,5 5 7,5 6,24 Jd K ,7 ET ,9 Pengamatan Ratarata Tg K ,5 22, ,1 ET 26, ,5 20,5 20,5 21,5 21, , ,05 Pd K ,5 20, ,2 ET 24,5 21, ,5 19, , ,05 Ld K 9 8 7,5 8,8 9,5 8 7, ,5 7,68 ET ,5 8 7,5 7 7,9 Jd K ,4 ET ,7 25

26 Tabel Pengamatan 4 : 26 Mei 2015 Tabel Pengamatan 5 : 29 Mei 2015 Tabel Pengamatan 6 : 03 Juni 2015 Pengamatan Ratarata Tg K , ,5 21,5 25,5 24,6 ET 29, , ,5 25,55 Pd K ,5 26,5 24,5 20,5 23, , ,7 ET 26,5 25, , , ,6 Ld K 10 8,8 9,8 10,5 10, ,5 6,5 8,8 9,04 ET 9,5 10 9, ,5 8,5 9,5 8,5 9,5 9,35 Jd K ET ,4 Pengamatan Ratarata Tg K 30 24, , , , ,5 ET , ,5 28,5 32, Pd K 29,5 23,5 28, , ,5 21, ,8 ET ,5 24, ,5 29,5 26,9 Ld K 11, , ,5 7,5 9,5 10,25 ET , ,5 9, ,5 10,7 Jd K ,2 ET ,8 Pengamatan Ratarata Tg K ,5 36,5 40, ,5 38,5 38,25 ET 43 39,5 37, , , ,5 44,5 41 Pd K 41 33, , ,5 31, ,6 ET 41,5 38, , ,5 40, ,55 Ld K , , ,9 ET 15,5 13,5 12,5 16, ,5 13,5 14, ,94 Jd K ,4 ET ,2 Keterangan : Tg = Tinggi tanaman (cm) Pd = Panjang daun tanaman (cm) Ld = Lebar daun tanaman (cm) Jd = Jumlah daun tanaman K = Perlakukan kontrol tanaman ET = Perlakuan pemberian teknologi ekstrak tauge 26

27 Lampiran 2. Foto-Foto Dokumentasi Benih yang digunakan Benih yang digunakan Penyemaian benih Pengolahan bedengan Penanaman bibit Pembuatan ekstrak tauge Hasil ekstrak tauge Pemberian ekstrak tauge 27

28 Sampel sebelum panen Sampel siap ditimbang 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Sawi Sawi merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan pakchoy di Indonesia Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur, dan masuk ke Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika tanaman sawi adalah termasuk kedalam kingdom plantae, berdivisi spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya cruciferae, dikelompokan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Sawi Sawi ( Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi berbeda dengan petsai (Brassica

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Tanaman Sawi (Brassica rapa var. Parachinensis L.) merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur sayuran yang di menfaatkan daun-daun yang masih muda.

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakcoy (Brassica chinensis L.) Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada dalam satu genus dengan sawi putih/petsai dan sawi hijau/caisim. Pakcoy

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK Oleh : Ika Kartika Wati NPM 10712019 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Sawi Hijau Menurut Rukmana (2002) tanaman sawi hijau dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Angiospermae Ordo :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki pegunungan Himalaya. Catatan dalam bahasa Sansekerta menunjukan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Kailan (Brassica oleraceae) Kailan merupakan kelompok dari genus Brassica yang memiliki beberapa jenis seperti sawi putih, pakcoy dan sawi sendok. Kailan merupakan salah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja, atau Soja max. Namun demikian, pada tahun 1984 telah disepakati bahwa

Lebih terperinci

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. Pakchoy dan sawi dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Tanaman Sorgum Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika. Tanaman ini sudah lama dikenal manusia sebagai penghasil pangan, dibudidayakan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Dracaena Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan beruas-ruas. Daun dracaena berbentuk tunggal, tidak bertangkai,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Panjang Secara Umum Dilihat dari hubungan kekerabatannya dalam dunia tumbuhan, kacang panjang dapat disusun klasifikasinya mulai dari division, class, ordo, familia, genus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

II. TINJAUAN PUSTAKA. didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada didunia. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi pakcoy (Brassica rapa L.) Pakcoy (Brassica rapa L.) bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selada mengandung mineral iodium, fosfor,

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selada mengandung mineral iodium, fosfor, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Selada Selada merupakan sayuran yang termasuk ke dalam famili Asteraceae dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selada mengandung mineral iodium, fosfor, besi, tembaga,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Botani Tanaman Sawi Sendok. Tanaman sawi sendok termasuk family Brassicaceae, berasal dari daerah pantai Mediteranea yang telah dikembangkan di berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kacang Hijau Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean, green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Pakchoy 1. Deskripsi Umum Pakchoy Sawi adalah sekelompok tanaman dari marga Brassica yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, baik dalam bentuk segar maupun dalam

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN

BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH. Oleh : Team PENDAHULUAN BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH Oleh : Team PENDAHULUAN Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia adalah brokoli. Brokoli atau kubis bunga hijau sering dimanfaatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Mentimun Tanaman mentimun termasuk ke dalam jenis tanaman sayuran buah semusim atau berumur pendek. Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L) BERDASARKAN VARIASI JARAK TANAM DAN VARIETAS

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L) BERDASARKAN VARIASI JARAK TANAM DAN VARIETAS 1 2 PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L) BERDASARKAN VARIASI JARAK TANAM DAN VARIETAS Moh. Zulkifli Abas, Fauzan Zakaria, Wawan Pembengo ABSTRAK MOH. ZULKIFLI ABAS. 613409092 Pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci