ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI Oleh: SUPARTI RRA1B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS 2014 FKIP Universitas Jambi Page 1

2 Kemampuan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Membaca Indah Puisi Kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi Oleh: Suparti (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan guru dan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi, meliputi kemampuan guru dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran berupa RPP, kemampuan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, dan kemampuan siswa yaitu hasil pembelajarannya di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi. Penelitian ini secara teoritis bermanfaat dalam mengembangkan teori pembelajaran pada proses pembelajaran membaca indah puisi di kelas VII, selain itu penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi peneliti yang mengkaji mengenai pembelajaran membaca indah puisi. Secara praktis, penelitian ini juga bermanfaat sebagi bahan masukan bagi guru dan mahasiswa FKIP sebagai calon guru untuk lebih mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam pembelajaran membaca indah puisi yang ditinjau dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal maret 2014, yang bertempat di SMP Negeri 47 Muaro Jambi, yang bertempat di Desa Suko Awin Jaya, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan teknik analisis statistik deskriptif untuk menentukan persentase berdasarkan deskripsi penilaian. Hal yang dideskripsikan adalah kemampuan guru dan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah dengan metode wawancara, observasi (pengamatan), dan tes unjuk kerja yang kemudian dianalisis menggunakan deskriptor penilaian dan persentase kualitas pembelajaran di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi. Hasil yang diperoleh dari kemampuan guru dalam menyiapkan RPP memperoleh persentase 77,7 %, hasil ini termasuk pada interval >60% - 80% dengan kriteria kualitas baik, hasil kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran memperoleh persentase 86% dan siswa memperoleh persentase 83,3%, hasil ini termasuk pada interval >80% - 100% dengan kriteria kualitas baik sekali, serta dari hasil kemampuan siswa yaitu hasil pembelajaran memperoleh persentase 73,46% termasuk pada interval >60% - 80% dengan kriteria kualitas baik. Dari hasil penelitian ini sebaiknya guru memperhatikan kembali ketiga aspek pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada RPP yang telah dirancang sehingga akan lebih baik lagi untuk pembelajaran, dan pada pelaksanaan pembelajaran guru sebaiknya lebih memperhatikan beberapa hal yang mendukung proses pembelajaran sehingga akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. FKIP Universitas Jambi Page 2

3 I. PENDAHULUAN Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman (Wikipedia, 2010). Sejalan dengan pengertian tersebut, Fontana (dalam Udin, dkk, 1996/1997:2) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses perubahan yang relatif tetap terhadap perilaku individu sebagai hasil pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah perubahan tetap perilaku individu berdasarkan hasil pengalaman. Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1988:115) bahwa pembelajaran berhubungan dengan guru, siswa dan materi, yang dimaksud dengan pembelajaran berhubungan dengan guru ialah suatu proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila guru memiliki kompetensi yang baik sebelum memulai proses pengajaran. Pengertian tersebut dimaksudkan bahwa pembelajaran yang baik tidak terlepas dari guru, siswa, dan materi, dalam pengertian ini, guru memiliki standar pembelajaran yang baik, yang dapat dikembangkan oleh guru berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi yang dikembangkan guru untuk menjadi pembelajaran yang baik harus berdasarkan materi yang terdapat dalam kompetensi dasar. Mulyasa (2008:139) mengemukakan bahwa Kompetensi Dasar (KD) adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi, dalam hal ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia. KD di setiap sekolah sama, namun dalam pengembangan materinya yang berbeda. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, pelaksanaan pembelajaran dalam Kompetensi Dasar (KD) mencakup dua kemampuan, yaitu kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang memiliki aspek-aspek kemampuan meliputi: kemampuan mendengarkan, menulis, membaca, dan berbicara (BSNP, 2006:16). Keempat kemampuan tersebut saling berkesinambungan satu dengan yang lainnya dalam pembelajaran. Kesinambungan antara keempat kemampuan ini dalam proses pembelajaran sangat jelas, misalnya dalam pembelajaran membaca puisi, yang terdapat dalam silabus kelas VII. Dalam pembelajaran ini, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat membaca puisi yang merupakan salah satu bagian dari kemampuan membaca, namun dalam pembelajaran ini siswa juga mampu dengan baik mengaplikasikan kemampuan lainnya seperti kemampuan mendengarkan, menulis, dan berbicara. Pengaplikasian yang berkesinambungan dari keempat kemampuan ini dapat ditunjukkan dari pembelajaran siswa yang tidak hanya mengenai cara membaca puisi, namun juga diajarkan untuk menulis puisi, dan memberikan penilaian pada saat teman-temannya membacakan puisi di depan kelas. Keempat kemampuan ini apabila dijalankan dengan baik, maka hasil pembelajarannya juga akan baik, seperti pembelajaran membaca indah yang ditunjukkan oleh siswa SMP Negeri 47 Muaro Jambi khususnya kelas VII. Para siswa ini menampilkan kemampuan membaca yang baik, khususnya dalam pembelajaran membaca indah puisi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ibu Sri Harumi S.Pd yaitu salah satu guru Bahasa Indonesia di sekolah ini, bahwa Siswa-siswa kelas VII sudah terampil dalam membaca indah puisi atau mendeklamasikan sajak ketika ada kegiatan di sekolah. Kemampuan membaca indah puisi para siswa juga diikuti dengan kemampuan mereka untuk menulis puisi dan menilai teman-temannya ketika dalam pembelajaran. Dari hal ini dapat dilihat bahwa keterciptaan keempat kemampuan berbahasa dan bersastra yang baik dapat menghasilkan pembelajaran yang baik pula. FKIP Universitas Jambi Page 3

4 Kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi di SMP Negeri 47 Muaro Jambi tidak terlepas dari kematangan guru untuk mempersiapkan pembelajaran yang dimulai dari perencanaan dalam bentuk RPP, pelaksanaan berdasarkan langkahlangkah dalam RPP, serta hasil berdasarkan perencanaan dan pelaksanaannya (Mulyasa, 2008:217a). Dalam hal ini perencanaan dalam bentuk RPP dipersiapkan agar guru lebih siap dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan dalam pelaksanaannya guru tinggal menyesuaikan dalam situasi belajar sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang baik, dan ini menunjukkan bahwa guru SMP Negeri 47 Muaro Jambi khususnya kelas VII telah matang dalam mempersiapkan pembelajaran membaca indah puisi siswa-siswanya. Pembelajaran membaca indah puisi belum pernah diteliti di SMP Negeri 47 Muaro Jambi, padahal pembelajaran ini cocok sebagai referensi dalam melihat aspek kemampuan membaca. Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan bahwa di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi, cocok sebagai tempat penelitian karena siswanya telah memiliki dasar yang baik dalam pembelajaran membaca indah puisi tersebut sehingga akan lebih baik lagi di masa yang akan datang. Hal ini yang membuat penulis berkeinginan untuk meneliti pembelajaran membaca indah di kelas VII di sekolah tersebut. Penelitian ini mengkaji pembelajaran membaca indah puisi melalui proses keterlaksanaan pembelajarannya dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran. hal ini diharapkan dapat membantu siswa kelas VII dalam mengembangkan kemampuan membaca khususnya membaca indah puisi. Bertolak dari hal inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Membaca Indah Puisi Kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, yang mana guru sebagai perencana pembelajaran dan siswa sebagai yang menjalankan pembelajaran berdasarkan perencanaan oleh guru. Pengertian Pembelajaran secara sederhana adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang dengan menggunakan strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan (Hermawan, dkk, 2007:11.3). Selain itu pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh Udin, dkk ( :2). Masing-masing mata pelajaran tersebut dalam proses pembelajaran memiliki tujuan yang sama yaitu tercapainya informasi pelajaran yang disampaikan oleh guru sebagai pendidik kepada siswa, Khusus pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta dalam hal ini menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya kesusastraan Indonesia (BSNP,2006:231). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia (BSNP, 2006:231). Hal ini berarti pada pembelajaran bahasa, siswa diharapkan dapat menguasai Keterampilan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (BSNP, 2006:235). Penguasaan keempat aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut, (BSNP, 2006:231): FKIP Universitas Jambi Page 4

5 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan kreatif. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 2.2 Kompetensi Dasar KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dan disusun berdasarkan indikator kompetensi yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) merupakan arah dan landasan pengembangan materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi SK dan KD berbagai mata pelajaran untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana (guru) dalam mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mulyasa (2008:231b). Kompetensi dasar kelas VII sama di setiap sekolah, yang menunjukkan perbedaan adalah cara guru menjabarkannya ke dalam RPP, sehingga pelaksanaan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya tentu berbeda dan menghasilkan evaluasi atau penilaian yang berbeda pula. 2.3 Perencanaan Pembelajaran Membuat perencanaan harus berlandaskan KTSP dan kriteria pembuatan perencanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemikiran yang dirumuskan berupa perencanaan yang disusun dengan logis, sistematis, rasional, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Mulyasa (2009:158) menjelaskan bahwa Perencanaan pembelajaran harus disusun secara baik, logis, sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa perencanaan pembelajaran berarti proses penyusunan serangkaian kegiatan untuk menghasilkan pembelajaran yang baik. Perencanaan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru dapat dilihat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2.4 Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa, maupun siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Tugas utama guru adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut (Mulyasa, 2008:220b). Menurut Mulyasa (2008:218b) Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan dari perencanaan pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Apabila pelaksanaan pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, maka akan dapat memberikan hasil pembelajaran yang optimal. Sebaliknya, pelaksanaan pembelajaran yang tidak berpedoman pada perencanaan maka akan menimbulkan suasana pembelajaran yang tidak efektif dan kondusif bahkan hasil yang ingin dicapai tidak optimal. Pada kegiatan belajar mengajar, guru dan siswa merupakan subjek yang berperan dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai pengajar atau pendidik yang FKIP Universitas Jambi Page 5

6 memberikan ilmu atau materi kepada siswa, sedangkan siswa berperan sebagai reseptif yang menerima pengajaran oleh guru. 2.5 Hasil Pembelajaran kegiatan belajar. Untuk mengetahui kualitas hasil belajar perlu ditetapkan standar ketuntasan. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan 0%-100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60% (Jihad dan Haris, 2010:144). Penetapan standar ketuntasan tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai standar tersebut perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil pembelajaran. Teknik yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar membaca indah puisi dengan menggunakan intonasi, irama, volume suara, mimik, kinesik, penghayatan dan percaya diri dengan tes unjuk kerja yakni penampilan siswa dalam membaca indah puisi. 2.6 Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Somadyo (2011: 1), membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis. Berdasarkan pengertian membaca yang dipaparkan di atas, penulis sependapat dengan Tarigan, bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Dengan membaca, pembaca memperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut, yaitu dapat memperluas pengetahuannya dan menggali pesanpesan tertulis yang terdapat dalam bahan bacaan. 2.7 Tujuan Membaca Tujuan membaca memang sangat beragam, bergantungan pada situasi dan berbagai kondisi pembaca. Akhadiah (1991: 24-25) secara umum tujuan ini dapat dibedakan sebagai berikut: a) Salah satu tujuan membaca ialah untuk mendapatkan informasi. b) Ada orang-orang tertentu yang membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Mereka ini mungkin membaca karya para penulis kenamaan, bukan karena berminat terhadap karya tersebut melainkan agar orang memberikan nilai positif terhadap diri sendiri. c) Ada kalanya orang membaca untuk melepaskan diri dari kenyataan,misalnya pada saat ia merasa jenuh,sedih, bahkan putus asa. d) Mungkin juga orang membaca untuk tujuan rekreatif, untuk mendapat kesenangan atau hiburan, seperti halnya menonton film atau bertamasya. Bacaan yang dipilih untuk tujuan ini ialah bacaan-bacaan ringan atau sejenis bacaan yang disukainya, misalnya cerita tentang cinta, petualangan, dan sebagainya. e) Kemungkinan lain, orang membaca tanpa ada tujuan apa-apa hanya karena iseng tidak tahu apa yang akan dilakukan: jadi hanya sekedar untuk merintang waktu. f) Tujuan membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis dan nilai-nilai kehidupan lainnya. 2.8 Membaca Indah Puisi FKIP Universitas Jambi Page 6

7 Pada hakikatnya membaca indah ialah membaca teknik juga. Tetapi bahan bacaan yang digunakan ialah karya sastra, seperti puisi. Kegiatan ini lebih bertujuan apresiatif. Siswa diharapkan dapat membaca sebagai ungkapan penghayatannya terhadap karya sastra. Membaca indah atau membaca estetika sering pula disebut membaca emosional. Tujuan membaca indah adalah memperoleh nilai-nilai estetika lewat nada, irama, intonasi, dan gerak-gerik mimik, serta gerakan badan. Jenis membaca indah adalah (1) Deklamasi. Membaca puisi dengan cara deklamasi dilakukan dengan gaya dan pembaca tidak membawa teks. Gaya atau ekspresi berdeklamasi lebih bebas dibandingkan poetry reading. Gaya difokuskan pada eksplorasi gerak kepala, tangan, tubuh, dan kaki yang selaras dengan isi puisi. (2) Poetry reading. Membaca puisi dengan gaya ini dilakukan dengan irama atau ritme, mimik, kinesik, dan volume suara. Dalam jenis ini membaca puisi tetap membawa atau membaca teks puisi. Membaca indah puisi berarti membaca puisi sesuai dengan intonasi, irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi, disertai dengan penghayatan dan rasa percaya diri. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Narbuko dan Achmad, 2010:44). Data diambil melalui observasi dan wawancara. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif sebagai alat ukur statistik rata-rata atau persentase. 3.2 Kehadiran Peneliti Peneliti melakukan observasi secara langsung ke SMP Negeri 47 Muaro Jambi untuk melihat pembelajaran membaca indah puisi di sekolah tersebut, meliputi perencanaan yang dibuat oleh guru dalam bentuk RPP, pelaksanaan kegiatannya pada saat di dalam kelas, dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran tersebut. 3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 47 Muaro Jambi. SMP ini terletak di JL. Lintas Timur (Desa Suko Awin Jaya) KM 64 Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi Prov. Jambi. 3.4 Data dan Sumber Data Dalam pembelajaran membaca indah puisi, data dan sumber data yang akan diperoleh dilihat dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajarannya. Data yang diperoleh dari perencanaan pembelajaran membaca indah puisi ialah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang oleh guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 47 Muaro Jambi. Data ini bersumber secara langsung informan (guru) bidang studi Bahasa Indonesia kelas VII. Data dalam pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi dapat diperoleh dari guru dan siswa di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi dalam bentuk deskripsi penilaian pada guru dan siswa. Data ini bersumber dari pengamatan langsung dalam pembelajaran membaca indah puisi di kelas VII. Selanjutnya, data yang diperoleh dari hasil pembelajaran membaca indah puisi ialah berupa rata-rata nilai membaca indah puisi siswa berdasarkan kriteria membaca indah puisi yang dilihat dari intonasi, irama, volume suara, mimik, dan kinesik. Sumber dari data ini ialah pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi. 3.5 Teknik Pengumpulan Data FKIP Universitas Jambi Page 7

8 Dari data dan sumber data yang telah dikumpulkan, diperoleh teknik pengumpulan data pada perencanaan pembelajaran membaca indah puisi dilaksanakan dengan metode wawancara dan observasi. Selanjutnya, teknik pengumpulan data pada pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi berdasarkan prosedur pelaksanaan guru dan siswa, serta teknik pengumpulan data yang digunakan pada hasil pembelajaran membaca indah puisi ialah metode tes unjuk kerja yang berupa soal dalam pembelajaran membaca indah puisi. Metode wawancara digunakan pada penelitian ini berdasarkan pada pedoman wawancara, gunanya yaitu sebagai data penunjang agar diperoleh hasil pengamatan yang akurat. Metode observasi yang dilakukan dalam pengamatan ini ialah dengan melakukan pengamatan langsung dalam proses pembelajaran membaca indah puisi, yang ditinjau dari mengamati perencanaan pembelajaran yang berupa RPP berdasarkan lembar observasi I, dan mengamati langsung pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa berdasarkan lembar observasi II dan III, kemudian tes unjuk kerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa soal dan penilaiannya berdasarkan kriteria membaca indah puisi tabel dengan deskriptor penilaian pada lampiran 5, hal ini untuk mengetahui hasil pembelajaran membaca indah puisi di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi Pedoman Wawancara Perencanaan Pembelajaran 1. Bagaimana guru Bahasa Indonesia dan sastra Indonesia memandang pentingnya RPP bagi pembelajaran? 2. Bagaimanakah guru mengembangkan RPP mulai dari penentuan bahan/materi standar, penentuan indikator pembelajaran, perumusan tujuan tujuan pembelajaran, penetapan alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan-kegiatan pembelajaran, penentuan alat bantu/media pembelajaran, penentuan sumber belajar, serta rancangan prosedur dan persiapan evaluasi pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan pada pelaksanaan pembelajaran yang baik khususnya dalam pembelajaran membaca indah puisi? 3. Bagaimana guru membangun situasi belajar yang nyaman, sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam RPP dengan baik? Format Tes Unjuk Kerja 1. Bacalah teks puisi yang telah dibagikan! 2. Berpuisilah di depan kelas berdasarkan teks puisi yang telah kamu baca dengan menggunakan aspek-aspek membaca indah puisi! 3. Berikan penilaian/komentar kamu pada saat temanmu tampil di depan kelas! TABEL Lembar Observasi I : Perencanaan Pembelajaran No Aspek yang diamati Skala Penilaian Kesesuaian penentuan bahan/materi standar RPP guru dengan deskriptor dalam penilaian RPP 2 Kesesuaian penentuan indikator pembelajaran dalam RPP guru dengan deskriptor dalam penilaian RPP 3 Kesesuaian perumusan tujuan pembelajaran dengan deskriptor dalam FKIP Universitas Jambi Page 8

9 penilaian RPP 4 Kesesuaian perumusan alokasi waktu pembelajaran dengan deskriptor penilaian RPP 5 Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran dengan deskriptor penilaian RPP 6 Kesesuaian perumusan kegiatan pembelajaran dengan deskriptor penilaian RPP 7 Kesesuaian penggunaan alat bantu/media dalam pembelajaran dengan deskriptor penilaian RPP 8 Kesesuaian penggunaan sumber belajar dengan deskriptor penilaian RPP 9 Kesesuaian rancangan prosedur dan persiapan evaluasi pembelajaran dengan deskriptor penilaian RPP Tabel Lembar Observasi II : Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru No Aspek yang diamati Skala Penilaian Guru dapat mengelola tugas rutin kelas, menyediakan alat/media dan sumber pembelajaran, serta menggunakan waktu secara efisien, dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam membuka pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 2 Guru menggunakan kegiatan pembelajaran membaca indah puisi dan alat bantu/media pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan bahan, indikator, tujuan materi situasi dan lingkungan berdasarkan deskriptor penilaian 3 Guru berkomunikasi dengan siswa dengan cara memberi petunjuk dan penjelasan berkaitan dengan materi pelajaran membaca indah puisi, mengklarifikasi petunjuk dan penjelasan apabila siswa salah mengerti, menggunakan respons dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran membaca indah puisi, dan menggunakan ekspresi lisan atau tertulis yang dapat dimengerti oleh FKIP Universitas Jambi Page 9

10 siswa sesuai dengan deskriptor penilaian 4 Guru melakukan demonstrasi terhadap penguasaan materi dengan membantu siswa mengenal maksud dan pentingnya topik membaca indah puisi serta dalam penguasaan bahan pembelajaran membaca indah puisi 5 Guru melakukan demonstrasi khasanah metode mengajar dengan mengimplementasikan kegiatan belajar membaca indah puisi dalam urutan yang logis, dan mendemonstrasikan kemampuan pembelajaran membaca indah puisi dengan menggunakan berbagai metode yang tepat sesuai dengan deskriptor penilaian 6 Guru mendorong dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran membaca indah puisi dengan menggunakan prosedur, memberi kesempatan kepada siswa, dan guru melakukan upaya untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 7 Guru melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar membaca indah puisi dengan melaksanakan penilaian selama proses belajar, melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran, melakukan pemberian nilai, dan memberikan balikan pada siswa sesuai dengan deskriptor penilaian 8 Guru menutup pelajaran dengan menyimpulkan inti pembelajaran membaca indah puisi dan melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan deskriptor penilaian 9 Kesan umum pada pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi ditinjau dari keefektifan pembelajaran, penggunaan bahasa Indonesia secara lisan, penampilan guru dalam pembelajaran, dan kepekaan guru terhadap kesalahan berbahasa siswa sesuai dengan deskriptor penilaian FKIP Universitas Jambi Page 10

11 Tabel Lembar Observasi III : Pelaksanaan Pembelajaran oleh Siswa No Aspek yang diamati Skala Penilaian Siswa mempersiapkan peralatan belajar yang diperlukan dalam pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 2 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 3 Siswa menerima materi pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 4 Siswa aktif dalam pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti terhadap materi pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 5 Siswa melaksanakan petunjuk yang diinstruksikan oleh guru sesuai dengan deskriptor penilaian 6 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan deskriptor penilaian 7 Siswa berusaha mencari dan memberikan pendapat untuk pemecahan masalah dalam pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian 8 Siswa memberi tanggapan terhadap pendapat siswa lain sesuai dengan deskriptor penilaian 9 Siswa merangkum inti pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan deskriptor penilaian Keterangan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa : 1 = Tidak satupun deskriptor tampak 2 = Satu deskriptor tampak 3 = Dua deskriptor tampak 4 = Tiga atau lebih deskriptor tampak 3.6 Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka data pun harus segera dianalisis untuk mengetahui hasil dari penelitian secara menyeluruh. Analisis data ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menentukan persentase. Dari data yang diperoleh pada perencanaan pembelajaran akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Data yang diperoleh ialah berupa RPP rancangan guru bahasa dan sastra Indonesia SMP Negeri 47 Muaro Jambi, RPP ini dianalisis dengan menggunakan deskriptor FKIP Universitas Jambi Page 11

12 penilaian yang terdapat pada lampiran 2 berdasarkan lembar observasi pada tabel dengan skala penilaian 1-4 dan diperkuat dari hasil wawancara dengan guru bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan pedoman wawancara Hasil penilaian dari deskriptor kemudian dipersentasekan dengan menggunakan rumus % = n x 100 (Ali, 1985:184) dalam Sari, N 3. Hasil persentase tersebut kemudian ditetapkan kriteria kualitasnya berdasarkan pada Tabel Data yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari dua segi yaitu segi guru dan siswa dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Data yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran berupa deskripsi pelaksanaan berdasarkan prosedur pelaksanaan dari segi guru dan siswa, kemudian dianalisis dengan menggunakan deskriptor penilaian yang terdapat pada lampiran 3 untuk prosedur pelaksanaan oleh guru dan lampiran 4 untuk prosedur pelaksanaan oleh siswa berdasarkan lembar observasi pada tabel dan dengan skala penilaian Hasil penilaian dari deskriptor masing-masing prosedur pelaksanaan kemudian dipersentasekan dengan menggunakan rumus % = n x 100 N 3. Hasil dari persentase tersebut kemudian ditetapkan kriteria kualitasnya dari masing-masing prosedur pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada tabel Selanjutnya, data hasil pembelajaran yang telah diperoleh dianalisis dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Hasil yang diperoleh pada data hasil pembelajaran membaca indah puisi ialah tes unjuk kerja yang berupa soal-soal yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran membaca indah puisi sesuai dengan lembar tes unjuk kerja pada Dari hasil tes unjuk kerja yang berupa soal dalam pembelajaran membaca indah puisi dianalisis dengan mengambil nilai rata-rata siswa berdasarkan kriteria penilaian membaca indah puisi pada tabel dengan deskriptor pada lampiran 5 dan jumlah nilai rata-rata siswa pada tabel Kemudian dari nilai rata-rata tersebut dipersentasekan dengan menggunakan rumus % = n x 100 N Keterangan Rumus dalam Sari, menurut Ali (1985:184) : % = Persentase keberhasilan n = Jumlah skor aspek yang dinilai N = Jumlah skor keseluruhan 4. Berdasarkan hasil persentase ini, peneliti akan menetapkan kriteria kualitas pembelajaran membaca indah puisi berdasarkan tabel Tabel Format Penilaian Membaca Indah Puisi Aspek yang dinilai dalam membaca indah puisi Jumlah Rata-rata Intonasi Irama Volume suara Mimik Kinesik FKIP Universitas Jambi Page 12

13 Tabel Kriteria Kualitas Pembelajaran Persentase Kategori kualitas pembelajaran >80% - 100% Baik sekali >60% - 80% Baik >40% - 60% Cukup >20% - 40% Kurang <0% - 20% Kurang sekali Nurgiyantoro (1988:101) 3.8 Keabsahan Data Pemeriksaan terhadap keabsahan data merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam penelitian yaitu untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengecekan keabsahan data dengan melakukan teknik ketekunan anggota. Pengamatan dengan ketekunan ini dimaksudkan agar dalam penelitian ini menemukan unsur-unsur yang terdapat dalam situasi yang relevan antara perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran membaca indah puisi. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran membaca indah puisi yang dilaksanakan di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi tahun ajaran 2013/2014 dapat diketahui bahwa proses pembelajaran membaca indah puisi telah berhasil dilakukan di sekolah tersebut, hal ini dapat diperoleh dari kesimpulan pada hasil penelitian ketiga proses pembeiajaran. Pada perencanaan pembelajaran yang diperoleh ialah RPP rancangan guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi tahun ajaran 2013/2014, hasil dari RPP ini termasuk pada kriteria baik, karena mencapai persentase 77,7% dengan interval > 60% - 80%. Pada pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi hasil analisis data yang diperoleh dari dua segi yaitu dari segi guru dan siswa termasuk pada kriteria baik sekali berdasarkan tabel 3.6.2, hal ini dapat dilihat dari persentase yang dilakukan pada deskriptor penilaian. Persentase pelaksanaan pembelajaran dari segi guru sebesar 86% dan persentase dari segi siswa ialah 83,3%, keduanya termasuk pada interval > 80% - 100%, selain persentase tersebut, hasil pada pelaksanaan pembelajaran. Untuk hasil pembelajaran membaca indah puisi diperoleh persentase 73,46% dari deskripsi hasil pengolahan data nilai rata-rata sebanyak 26 orang siswa yang menjadi subyek penilaian dalam penelitian, hal ini termasuk dalam kriteria baik. Dari kesimpulan hasil penelitian perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran membaca indah puisi telah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai datam penelitian ini, yaitu mengkaji dan mendeskripsikan ketiga hal tersebut sehingga dapat dengan jelas mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam pembelajaran membaca indah puisi. Hasil penelitian ini juga memperkuat teori pembelajaran menurut Bloom, dkk (dalam Udin, S, dkk, 1997:179} yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan pembelajaran yang memenuhi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dari guru dan siswa, sehingga dari kedua hal tersebut akan menghasilkan evaluasi pembetajaran yang baik dari ketiga aspek tersebut. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran membaca indah puisi dalam bentuk RPP yang dirancang oleh guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi FKIP Universitas Jambi Page 13

14 tahun ajaran 2013/2014 yang berd asarkan pada lembar observasi I terhadap deskriptor penilaian pada lampiran 2 memperoleh persentase 77,7%, hasil ini termasuk pada kriteria baik dengan interval yang berkisar >60% - 80% sesuai dengan tabel Pelaksanaan pembelajaran membaca indah puisi berdasarkan pada lembar observasi II dan III terhadap deskriptor penilaian pada lampiran 3 dan 4, diperoleh hasil pelaksanaan pembelajaran dari dua segi yaitu dari segi guru memperoleh persentase 86% dan dari segi siswa memperoleh persentase 83,3% di kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi tahun ajaran 2013/2014, hasil ini berkisar pada interval kualitas pelaksanaan >80% - 100%, termasuk pada kriteria pelaksanaan baik sekali. 3. Hasil pembelajaran membaca indah puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 47 Muaro Jambi tahun ajaran 2013/2014 dari aspek kemampuan intonasi, irama, volume suara, mimik, dan kinesik memiliki kriteria baik karena mencapai persentase 73,46% yang termasuk pada interval >60% - 80%. DAFTAR RUJUKAN Ali, M Penelitian Kependidikan dan Strategi. Bandung: PT. Angkasa Ali, M Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: PT. Sinar Baru Argensindo Alwi, H Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Arikunto, S Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Aunurrahman Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Badan Standar Nasional Pendidikan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Panduan Umum Pengembangan Silabus. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Folklor Membaca Pemahaman Diakses tanggal 30 Januari Lirahayu.blogspot.com Hermawan, dkk Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mudjiyono, dkk Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mulyasa, E. 2008a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nurgiyantoro, B Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: PT. BPEE. Sari Pembelajaran Berpidato Di Kelas IX A SMP Negeri 5 Kota Jambi. Jambi: Universitas Jambi. Silabus SMP Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP. Jakarta: Depdikbud Sudjana, N Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Suryosubroto, B Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: FKIP, UNJA UPT PPL Buku Panduan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan. Jambi: UNJA, Depdiknas FKIP Universitas Jambi Page 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bahasa Indonesia sangat penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa, identitas bangsa, serta

Lebih terperinci

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio Hijria.H.Aliakir, Muh. Tahir, dan Saharudin Barsandji Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Pebrina Pakpahan A1B110064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN Ini adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : 085 255 989 455 Website : http://bit.ly/rppkita Terima kasih! PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 ARTIKEL ILMIAH Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014 Oleh: Febriyeni A1B110019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA NIM. A1B109055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE TANDUR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 WADASLINTANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Nita Fuji Kosmasari, S.S. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V DINI NURSARI nursaridini@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) merupakan wujud, langkah, upaya untuk meningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan kurikulum berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan merupakan proses yang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan PERBEDAAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI PUISI MELALUI KEGIATAN MEMBACA DAN MENDENGARKAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEBAKWANGI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia sebagai upaya untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan seiring dengan kemajuan zaman.

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Melalui Strategi Bimbingan Langsung Pada Siswa Kelas 1 SD Inpres 2 Lambunu Siti Fatra, Saharudin

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Salah satu hal penting dalam pembelajaran menulis puisi bebas adalah kemampuan mengemukakan perasaan menulis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI. ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Fitriyani RRA1B109059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR. Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin ABSTRAK

KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR. Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin ABSTRAK KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI BACAAN DESKRIPSI SISWA KELAS V SDN LAMREUNG ACEH BESAR Rahmi Masta, Adnan, M. Yamin Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran

Lebih terperinci

( Word Converter - Unregistered )

( Word Converter - Unregistered ) PERSEPSI GURU PAMONG TERHADAP PROFESIONALITAS MAHASISWA PPL (PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN) PRODI PKn di SMPN KOTA MALANG Wika Leny Setyowati, Drs. Edi Suhartono, S.H. M.Pd, Siti Awaliyah, S.Pd, M.Hum Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Anik Nugraheni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN 2012/2013 Salma Pembimbing: Dr. Hj. Sayama Malabar, M.Pd. dan Dr. Hj. Asna Ntelu, M.Hum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIII C SMP N 2 RANDUBLATUNG TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan Hamalik Oemar (2005, hlm.21) yang menyatakan bahwa Belajar adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. Keterampilan yang tidak hanya dipahami hanya sekedar proses pengungkapan gagasan atau cara

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki satuan pendidikan berupa kurikulum. Armstrong, dkk (2009, hlm. 172) menyatakan bahwa kurikulum adalah perencanaan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menjadi suatu hal yang penting dan telah menjadi kebutuhan bagi manusia. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini adalah untuk menjadi manusia. Dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN Delvia Puspita Sari 1, Gusnetti 2, Syofiani 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: a)berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VII D SMP PLUS DARUSSALAM TAHUN AJARAN 2012/2013 Ali Manshur Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia ABSTRAK: Peningkatan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Amelia Pratiwi 1, Dede Tatang Sunarya 2, Nurdinah Hanifah 3 1,2,3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia yang juga modal terpenting. Dengan adanya bahasa sifat manusia dapat terpenuhi sebagai makhluk sosial yang berinteraksi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh : Zul Arva Lenny ABSTRAK Lenny, Zul Arva. 2013. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII 1 SMP Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029 KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Jambi untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Seni OLEH

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menuntut siswa untuk menguasai kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan bersastra. Hal tersebut selaras dengan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru 1 Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru Mariana Theresia,Otang Kurniaman,Munjiatun Theresia.mariana@yahoo.com,Otang.kurniaman@gmail.com,Munjiatunpgsd@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama. Karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan pendidikan. Mempelajari bahasa Indonesia, berarti ikut serta menjaga dan melestarikan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa

latihan. Salah satu wujud pendidikan yang diterapkan di sekolah maupun di lingkungan keluarga sejak dini adalah pendidikan bahasa karena bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan segala pengetahuan, pesan pikiran, gagasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari

Dari beberapa definisi tersebut maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai sebuah pembelajaran yang mempelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Pengertian, sintaks, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran VAK (Visual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG)

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG) MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG) ISSN 2354-6948 Ludfi Arya Wardana Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo ludfi_hoki@upm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Berdasarkan Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 85 BAB V SIMPULAN SAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca teks pidato pada siswa kelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SLANT PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINGAJAYA KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 M A K A L A H Disusun oleh : DANGDANG KUSWANDI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7 Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO Basori Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan sesamanya. Kegiatan berkomunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BATANGHARI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH ARYANTI RRA1B109021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2013 2 KEMAMPUAN MEMBACA

Lebih terperinci

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI

TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI TEKNIK INKUIRI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SMP PLUS DARUSSALAM BLOKAGUNG BANYUWANGI Ali Manshur Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi Abstrak Kegiatan membaca pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri atas pembelajaran bahasa dan sastra. Kedua hal tersebut memiliki empat aspek masing-masing diantaranya membaca, menulis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016

Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016 Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh: Wulan Octavianti Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan dan memberikan gejala-gejala,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1

BAB V PENUTUP. diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci