PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS
|
|
- Sudomo Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI JAMU UNTUK AYAM BURAS UTILIZATION OF MEDICINAL PLANTS AS HERBS FOR LOCAL CHICKEN Sudirman H. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa ABSTRAK Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret sampai Mei Penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (5 8 minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang berukuran 60 cm x 40 cm berisi 5 ekor ayam, dengan sistem pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: 1) Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberian jamu, 2) Perlakuan 2 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air minum dengan dosis 20 cc L -1 air. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah adalah jenis butiran BP 11-P. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian jamu memberikan hasil yang nyata pada pertambahan berat badan, konversi pakan, dan konsumsi air minum, sedangkan pada konsumsi pakan memberikan hasil yang tidak nyata. Kata kunci: Tanaman obat, jamu, ayam buras ABSTRACT The research aims to make farmers understand the benefits of medicinal plants as a mixture of herbs to stimulate the growth of local chicken. The research was conducted in Lipukasi village, district of Tanete Rilau, Barru regency, South Sulawesi province in March to May The study was conducted on local chicken starter phase (5 8 weeks) as many as 30 individuals were divided into six plots cages measuring 60 cm x 40 cm were containing 5 chickens, with intensive maintenance system by using artificial stem through demonstration plots with two treatments were: 1) Treatment 1 (P0) is without giving herbs, 2) Treatment 2 (P1) is the provision of medicine in drinking water at of 20 cc L -1 water dosage. Type of feed used in this study is a type of grain is BP 11-P. The results showed that the provision of medicinal treatment have significant effect on increasing of body weight, feed conversion, and consumption of drinking water, while feed intake have not significant effect. Keywords: Medicinal plants, herbs, local chicken PENDAHULUAN Kebijakan pembangunan peternakan dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, memperluas lapangan kerja dan mewujudkan keluarga mandiri Indonesia. Pertambahan penduduk yang cepat, serta adanya kemajuan ilmu pengetahuan ten- 49
2 tang gizi dan kesehatan mempengaruhi perubahan perilaku konsumen dalam mengonsumsi pangan hewani. Karena itu, pembangunan di bidang peternakan sebagai salah satu sektor penyedia bahan pangan asal hewan dituntut untuk dapat meningkatkan produktivitasnya guna dapat memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk peternakan. Salah satu komoditi peternakan yang saat ini memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan adalah komoditi ayam buras. Komoditi ayam buras banyak dipilih karena mempunyai keunggulan dibandingkan dengan ayam ras. Banyak orang meyakini bahwa telur ayam buras lebih alami dibandingkan dengan ayam ras, selain itu dagingnya lebih gurih. Keunggulan pengembangan ayam buras tidak lepas dari peran para ilmuan yang terus melakukan kajian atau penelitian yang hasilnya diperuntukan bagi para pengusaha atau peternak dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kajian yang dilakukan adalah dengan memanfaatan obat-obatan tradisional sebagai langkah untuk mengurangi penggunaan obat-obatan modern yang harganya relatif mahal. Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam sebagai ramuan obat seperti yang dilakukan oleh nenek moyang pada zaman dahulu semakin meluas, tidak hanya untuk manusia tapi sudah merambah ke dunia peternakan dan tidak terkecuali ternak unggas. Upaya penyembuhan dengan jamu sudah sejak lama dikenal dilakukan manusia. Mungkin awalnya, kesembuhan dapat terlaksana karena usaha coba-coba atau secara kebetulan. Usaha tersebut terus berlangsung hingga terbukti bahwa suatu ramuan dapat menyembuhkan suatu penyakit dan cara tersebut kemudian diwariskan secara turun temurun. Penggunaan bahan tanaman sebagai antibiotika dikenal dengan jamu ternak, namun istilah ini belum begitu dikenal secara luas di kalangan peternak, belum sepopuler jamu untuk manusia. Di pulau Jawa, ada sebagian peternak yang telah menggunakan jamu dalam usaha peternakannya, bahkan sudah ada pabrik yang memproduksi secara komersil. Saat ini penggunaan obat tradisional mulai diterapkan dan digalakkan penggunaannya dalam usaha peternakan sebagai pendamping dari penggunaan obat-obatan modern. Seiring pergeseran konsep modern yang kemudian beralih ke alam yang sekarang menjadi trend di kalangan masyarakat. Penggunaan obat tradisional dari bahan-bahan alami ini mempunyai segi positif yaitu lebih praktis, ekonomis, mudah didapat dan hampir tidak ada efek samping, sehingga dengan demikian sangat memungkinkan untuk dilakukan suatu penelitian tentang pemanfaatan tanaman obat-obatan sebagai jamu untuk ayam buras. Penelitian bertujuan agar peternak dapat memahami manfaat dari tanaman obat-obatan sebagai campuran jamu untuk memacu pertumbuhan ayam buras. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Maret sampai Mei Alat dan bahan yang digunakan adalah: alat tulis, ember, timbangan, pisau, blender, kain saring, sendok pengaduk, gelas ukur, dan gayung. Bahan yang digunakan adalah: air bersih, kencur, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, daun sirih, mahkota dewa, temulawak, kayu manis, molases/air gula, dan EM-4. Pembuatan Jamu a. Bahan berupa kencur, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, di- 50
3 kupas lalu dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. b. Bahan tersebut kemudian diblender bersama daun sirih dan daun mahkota dewa sampai halus. c. Setelah semua bahan sudah halus selanjutnya disaring dan diperas. d. Molases/air gula dilarutkan dalam ember hingga tercampur rata lalu ditambahkan EM-4, diaduk rata dan didiamkan selama 5 menit. e. Setelah 5 menit, ditambahkan air perasan dari bahan yang telah dihaluskan kemudian ditambahkan air bersih (air sumur) hingga volumenya sampai 10 liter, kemudian dimasukkan kayu manis yang telah dihaluskan dan diaduk sampai rata. f. Ramuan tersebut dipermentasi selama 6 hari dalam wadah tertutup rapat. Sekali sehari ramuan diaduk dan dibuka selama 5 menit kemudian ditutup kembali. g. Setelah 6 hari pembuatan jamu telah selesai dan siap untuk diaplikasikan. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada ayam buras fase starter (5 8 minggu) sebanyak 30 ekor yang terbagi dalam 6 petak kandang dengan ukuran 60 cm x 40 cm berisi 5 ekor ayam. Sistem pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan secara intensif yaitu dengan menggunakan induk buatan melalui demonstrasi plot dengan dua perlakuan yaitu: - Perlakuan 1 (P0) adalah tanpa pemberian jamu - Perlakuan 1 (P1) adalah dengan pemberian jamu pada air minum dengan dosis 20 cc L -1 air. Adapun jenis pakan yang digunakan dalam penelitian adalah adalah jenis butiran BP 11-P dengan komposisi ransum seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan gizi pakan (BP 11-P) No Kandungan Kadar (%) Kadar Air Protein Lemak Serat Kasar Abu Kalsium Phosphor Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari data primer yaitu dari hasil penelitian dan data sekunder yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait. Parameter Pengamatan dan Analisis Konsumsi Pakan Metode Konsumsi pakan diukur berdasarkan jumlah pakan yang disiapkan untuk konsumsi satu minggu sesuai dengan kebutuhan pakan dikurangi dengan sisa makanan akhir minggu yang sama. Hal ini dilakukan setiap minggu selama kegiatan berlangsung. Pemberian pakan yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pemberian pertama pada pukul dan pemberian kedua pada pukul Pemberian pakan pada minggu pertama sebanyak 45 g ekor -1 hari -1, pada minggu kedua 50 g ekor -1 hari -1, pada minggu ketiga 55 g ekor -1 hari -1 dan pada minggu keempat g ekor -1 hari -1. Konsumsi pakan diukur berdasarkan jumlah pakan yang disiapkan untuk satu minggu dikurangi dengan sisa makanan akhir minggu yang sama. Pertambahan Berat Badan Pertambahan berat badan dilakukan dengan mengukur pertambahan berat badan rata-rata ayam setiap minggu pada setiap 51
4 perlakuan. Penimbangan ayam dilakukan setiap akhir minggu kemudian jumlah yang didapatkan dirata-ratakan untuk mendapatkan hasil setiap minggu pada setiap perlakuan. Hasil selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal merupakan pertambahan berat badan dengan rumus: Sedangkan untuk nilai standar deviasi diperoleh dengan rumus (Robert dan James, 1991): SD 2 S n PBB Konversi Pakan BB Akhir - BB Awal Konversi pakan dihitung dengan mengukur jumlah pakan yang dihabiskan dalam satu minggu dengan menggunakan timbangan. Hasil selisih perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan jumlah pertambahan berat badan pada selang waktu yang sama dengan menggunakan rumus: KP pakan yang dikonsumsi (g) Pertambahan berat badan (g) Konsumsi Air Minum Konsumsi air minum diukur setiap hari berdasarkan air yang disediakan pagi hari dikurangi dengan sisa air pada pagi berikutnya kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan konsumsi air minum selama penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam demplot adalah dengan menggunakan uji standar error (Kerlinger, 2004), dengan rumus: SE SD dimana: SE = Nilai Standar Error, SD = Nilai standar deviasi/simpangan baku, n = Jumlah populasi per petak setiap perlakuan n dimana: SD = Nilai standar deviasi, S 2 = Total nilai simpangan kuadrat, n = Jumlah sampel Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Hasil pengamatan didapatkan rata-rata konsumsi pakan P0 1669,82 g dan P1 1673,92 g, selengkapnya disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa konsumsi pakan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang tidak nyata terhadap konsumsi pakan pada ayam buras fase starter. Konsumsi rata-rata pakan ayam buras selama 4 minggu pemeliharaan adalah untuk P0 sebesar 1669,82 g dan P1 sebesar 1673,92 gram. Konsumsi rata-rata pakan P0 sebesar 59,64 g hari -1 dan P1 sebesar 59,78 g hari -1, hasil tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santosa (2003), bahwa kebutuhan pakan untuk ayam buras pada umur 5 8 minggu adalah gram ekor -1 hari -1. Pertambahan Berat Badan Hasil pengamatan pertambahan berat badan didapatkan hasil sebagai berikut: P0 374,560 g dan P1 548,57 g, selengkapnya disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan pertambahan berat badan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang nyata. Ayam yang diberi jamu memiliki berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan ayam 52
5 Konsumsi Pakan (g) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN yang tidak diberi jamu, hal ini menunjukkan jamu memberikan pengaruh terhadap nafsu makan ayam sehingga pertambahan berat badan ayam meningkat P0 P1 Perlakuan Gambar 1. Konsumsi pakan pada setiap perlakuan Menurut Sarwono (2005), jamu bermanfaat untuk menambah nafsu makan sehingga dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan meningkatkan laju pertumbuhan pada ayam buras menyatakan bahwa dalam pembuatan jamu ayam salah satu kandungannya adalah EM-4. EM-4 yang merupakan kelompok mikroorganisme yang banyak digunakan dalam bidang peternakan, karena 90% bakteri di dalamnya adalah Lactobacillus spp. yang dapat dikatakan sebagai probiotik. Probiotik itu sendiri adalah mikroorganisme hidup non patogen, yang digunakan sebagai imbuhan makanan/pakan yang mampu mendesak bakteri patogen, sehingga pada gilirannya hewan/manusia menjadi lebih sehat dan proses pertumbuhan/produksi tidak terganggu (Seoharsono, 1997). Konversi Pakan Hasil perhitungan konversi pakan didapatkan hasil sebagai berikut: P0 = 4.23 dan P1 = 3.16, selengkapnya disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan bahwa konversi pakan antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang nyata. Pemberian jamu pada ayam buras fase starter memberikan hasil yang berbeda nyata karena pemberian jamu dapat memperbaiki konversi ransum pada ayam buras. Hal ini sesuai dengan Sarwono (2005) yang mengemukakan bahwa jamu untuk ternak bermanfaat untuk membantu proses pencernaan dalam usus. Lebih lanjut, Muhlisa (1999) menyatakan bahwa pembuatan jamu ayam menggunakan bahan rempah-rempah yang salah satunya adalah 53
6 Konversi Pakan Pertambahan Berat Badan (g) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN lengkuas yang dapat memperbaiki pencernaan sehingga dapat memperbaiki konversi ransum, dan dengan demikian maka laju pertumbuhan ayam buras akan meningkat P0 Perlakuan P1 Gambar 2. Pertambahan berat badan pada setiap perlakuan P0 Perlakuan P1 Gambar 3. Hasil analisis konversi pakan pada setiap perlakuan 54
7 Konsumsi Air Minum (ml) Jurnal Agrisistem, Juni 2012, Vol. 8 No. 1 ISSN Konsumsi Air Minum Hasil perhitungan konsumsi air minum didapatkan hasil sebagai berikut: P0 = 4363 ml dan P1 = 4429 ml, dengan konsumsi rata-rata setiap hari P0 = 155,84 ml ekor -1 hari -1 dan P1 = 158,21 ml ekor - 1 hari -1. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa konsumsi air minum antara perlakuan P0 dan P1 memberikan hasil yang berbeda nyata. Air minum merupakan faktor yang sangat penting yang harus diperhatikan. Kekurangan air bagi ternak sebesar 2 5% dari berat tubuhnya, maka akan menggangu konsumsi pakan dan mengurangi nafsu makan, sehingga didalam penelitian ini pemberian air minum sangat penting untuk diperhatikan. Pemberian air minum disesuaikan dengan kebutuhan ayam buras fase starter umur 5 8 minggu dimana pada minggu pertama diberikan 100 ml ekor -1 hari -1, pada minggu kedua 125 ml ekor -1 hari -1, pada minggu ketiga 135 ml ekor -1 hari -1 dan pada minggu keempat 150 ml ekor -1 hari -1. Sarwono (2004) menyatakan bahwa kebutuhan air untuk ayam buras pada umur 5 8 minggu adalah ml ekor -1 hari -1. Dengan demikian konsumsi air minum berbeda nyata antar perlakuan atau dengan kata lain pemberian jamu pada air minum ayam buras fase starter berpengaruh nyata terhadap konsumsi air minum P0 Perlakuan P1 Gambar 4. Hasil pengamatan konsumsi air minum pada Setiap Perlakuan KESIMPULAN Ayam buras yang diberi jamu melalui air minum mengakibatkan peningkatan pertambahan berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan serta konsumsi air minum. DAFTAR PUSTAKA Kerlinger F. N., Asas-asas Penelitian Behavior (Terjemahan L. R. Simatupang). Gajah Mada University, Yogyakarta. 55
8 Muhlisa. F., Temu-Temuan dan Empon-Empon Budidaya dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Robert dan James, Prinsip dan Prosedur Statistika (Suatu Pendekatan Biometrik). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sarwono, Jamu untuk Ternak. Penebar swadaya, Jakarta. Soeharsono, Probiotik Alternatif Pengganti Antibiotik Dalam Bidang Peternakan. Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung. Sudaryani. T. dan Santosa.H., Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya. Jakarta. 56
PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU
PEMANFAATAN JAMU AYAM SEBAGAI FEED SUPLEMENT TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI AYAM BURAS DI DESA GARESSI, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU UTILIZATION OF HERBS AS CHICKEN FEED SUPPLEMENT TO INCREASING
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS
PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS EFFECT OF EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DOSAGE ADDED IN DRINKING WATER ON BODY WEIGHT OF LOCAL CHICKEN
Lebih terperinciKombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu
Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu Riswandi 1), Sofia Sandi 1) dan Fitra Yosi 1) 1) Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciPengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)
Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher) The Effect of Continued Substitution of Tofu on Basal Feed (BR-2) on The
Lebih terperinciEFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.
EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM S.N. Rumerung* Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
Lebih terperinciV. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB
Pemanfaatan Herbal untuk Meningkatkan Daya Tahan V. PEMANFAATAN HERBAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH AYAM KUB A. Latar belakang dan dasar pertimbangan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON SLAUGHTER WEIGHTS, CARCASS WEIGHTS
Lebih terperinciSUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4
SUPLEMENTASI JAMU TERNAK PADA AYAM KAMPUNG DI PETERNAKAN UNGGAS SEKTOR 4 Tuty Maria Wardiny 1*, T. Eduard Azwar Sinar 2 PS. Agribisnis-FMIPA, Universitas Terbuka, Tangerang, Indonesia tuty@ut.ac.id Abstrak
Lebih terperinciPENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.
PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN Wa Ode Rosmiati 1, Natsir Sandiah 2, dan Rahim Aka 2 1 Mahasiswa Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG
JURNAL AGROTROPICAL, Juli 2016 Vol. 6 No. 1 ISSN : 1829-8656 PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG (Effect of Crude Protein with Different Levels
Lebih terperinciEfektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Effectiveness of Various Probiotics Product on the Growth and Production of Quail (Coturnix
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciANALISIS BERAT DAN KUALITAS KARKAS AYAM BROILER YANG DIBERIKAN JAMU PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL MELALUI AIR MINUM
Jurnal Galung Tropika, 4 (2) Agustus 2015, hlmn. 74-80 ISSN Online 2407-6279 ISSN Cetak 2302-4178 ANALISIS BERAT DAN KUALITAS KARKAS AYAM BROILER YANG DIBERIKAN JAMU PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL MELALUI
Lebih terperinciPerbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol.11 (1): 25-30 ISSN 1410-5020 Perbandingan Performans Broiler yang Diberi Kunyit dan Temulawak Melalui Air Minum Comparison of Broiler Performance with Turmeric and
Lebih terperinciPenampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter
Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Abdul Azis, Anie Insulistyowati, Pudji Rahaju dan Afriani 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penampilan produksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciPengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol. 4, No. 2, Desember 2015, pp. 41-47 ISSN 2303 1093 Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower F.N.L. Lubis 1*, S. Sandi
Lebih terperinciTHE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD
THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD Pinky R. P 1), E. Sudjarwo 2), and Achmanu 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, University of Brawijaya
Lebih terperinciRESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien
RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK Muharlien Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi pemberian pakan dan periode pemberian pakan terhadap performa ayam buras super dilaksanakan pada September 2016 sampai dengan November
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin
PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat, kebutuhan bahan makanan semakin meningkat, tidak terkecuali pangan asal hewan terutama
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengobatan Tradisional Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional
Lebih terperinciKINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta
KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate the effect
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi tetapi akibat buruk penggunaan antibiotik sebagai imbuhan pakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak upaya yang telah dilakukan oleh para peternak unggas dalam rangka meningkatkan produktivitas ayam pedaging. Salah satu usaha yang dilakukan adalah penggunaan
Lebih terperinciEfektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)
Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus diimbangi dengan kesadaran masyarakat akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Aditif Cair Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16-50 Hari dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciSri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract
Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciKususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
Pengaruh Penggunaan Talas (Colocasia esculenta) Terhadap Kualitas Telur Itik Talang Benih The Effect of Taro (Colocasia esculenta) in Feed on Talang Benih Duck Egg Quality Kususiyah, Urip Santoso, dan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT Judul : I b M KELOMPOK TANI GEMAH RIPAH DESA KUCUR, DAU, MALANG Ketua : Prof. DR. Ir. Achmanu : NIP. 19430528 197307 1 001 Anggota : Ir. Muharlien, MP : NIP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam buras) merupakan salah satu hewan ternak yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam pemenuhan
Lebih terperinciPengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler Tampubolon, Bintang, P.P. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : ktgmusical@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMBERIAN KOMBINASI BEBERAPA JENIS TANAMAN OBAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR ABSTRACT
Melkianus L. Jadi, dkk, Pemberian Kombinasi Beberapa 5 PEMBERIAN KOMBINASI BEBERAPA JENIS TANAMAN OBAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS AYAM PETELUR Melkianus Luji Jadi, Cardial L. Penu 1) dan IGK
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS
PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 2000 PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM
Lebih terperinciTepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM SENTUL THE EFFECT OF TOFU WASTE MEAL IN RATIONS ON PERFORMANCES OF SENTUL CHICKENS Dede Yusuf Kadarsyah*, Wiwin Tanwiriah **, Indrawati
Lebih terperinciJANHUS Journal of Animal Husbandry Science Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Garut ISSN :
JANHUS Journal of Animal Husbandry Science Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Garut ISSN : 2548-7914 PENGARUH PEMBERIAN HERBAL YANG MENGANDUNG PROBIOTIK DALAM AIR MINUM TERHADAP PALATABILITAS
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM PLANT GROWTH AND PRODUCTION MUSTARD (Brassica juncea L) WITH GRANT OF MICROORGANISMS
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan
Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan Sulastri Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung Jl. Prof.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciPERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER
Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen, Performan Pertumbuhan 83 PERFORMAN PERTUMBUHAN AWAL AYAM BURAS PADA FASE STARTER YANG DIBERI RANSUM KOMERSIL AYAM BROILER Arnold Ch. Tabun dan Bernadus Ndoen Program
Lebih terperinciPEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER
159 Buana Sains Vol 9 No 2: 159-164, 2009 PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER Nonok Supartini dan Sumarno Program Studi Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pakan, bibit, perkandangan dan manajemen. Pakan merupakan faktor penting
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. minum dilakukan di Laboratorium Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kandang ayam Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pemeriksaan air
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan puyuh merupakan suatu kegiatan usaha di bidang budidaya burung puyuh (Coturnix coturnix) betina dengan tujuan utama menghasilkan telur konsumsi dan atau pemeliharaan
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH
PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN AYAM PEDAGING [The Effect of Usage Level of Fermented Palm Kernel
Lebih terperinciPENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE
Seri Pengabdian Masyarakat ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 3, September Halaman 164-168 PENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE Indah Susantun 1 ; Muhamad
Lebih terperinciPENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER
PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER Sofyan Arifin 1, H. Sunaryo 2 dan Umi Kalsum 2 1)MahasiswaFakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER
PENGARUH PEMBERIAN DEDAK PADI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER Munaji Dwi Ananto 1), Nuraini 2) dan Amiluddin Indi 2) 1) Alumnus Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo 2) Fakultas Peternakan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KONVERSI PAKAN TERHADAP PRODUK TERNAK AYAM MENGGUNAKAN NOPKOR PSO DAN PREMIKS DI DESA SRIWULAN, KECAMATAN LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL
MENINGKATKAN KONVERSI PAKAN TERHADAP PRODUK TERNAK AYAM MENGGUNAKAN NOPKOR PSO DAN PREMIKS DI DESA SRIWULAN, KECAMATAN LIMBANGAN, KABUPATEN KENDAL Adi Triono dan Glompong Wicaksana Jurusan Teknik Kimia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, masyarakat akan cenderung mengonsumsi daging unggas
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012
Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3) ISSN 1907-1760 Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Price Trend Analysis of Animal
Lebih terperinciPENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT
PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING Hardianti 1, Andi Faisal Suddin 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN
Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 214-221 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN ANALYSIS OF LIVESTOCK REVENUE AND FEASIBILITY BROILER CHICKENS
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER Heli Tistiana dan Osfar Sjofjan Jurusan Nutrisi dan Pakan Ternak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan kaidah-kaidah dalam standar peternakan organik. Pemeliharaan
21 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeliharaan Semiorganik Pemeliharaan hewan ternak untuk produksi pangan organik merupakan bagian yang sangat penting dari unit usaha tani organik dan harus dikelola sesuai
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur yang dihasilkan puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur
14 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN PERALATAN 3.1.1 Objek Penelitian Penelitian menggunakan ayam Sentul jantan generasi ke dua umur satu hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ayam broiler. Ayam broiler merupakan jenis unggas yang berkarakteristik diantara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub-sektor peternakan merupakan salah satu pemasok bahan pangan protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal ternak yang sangat potensial
Lebih terperinciPENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT
PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING Hardianti 1, Andi Faisal Suddin 2 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciPENGKAJIAN PENGGUNAAN PAKAN LOKAL PADA AYAM PEDAGING BERDASARKAN KUALITAS KARKAS, PERTUMBUHAN DAN BIAYA. Irine Ike Praptiwi *) ABSTRACT
PENGKAJIAN PENGGUNAAN PAKAN LOKAL PADA AYAM PEDAGING BERDASARKAN KUALITAS KARKAS, PERTUMBUHAN DAN BIAYA Irine Ike Praptiwi *) ABSTRACT Assesment was conducted to determine the influence of the use of local
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Kec. Binjai Kota Sumatera Utara. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Oktober sampai
Lebih terperinciPemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal
Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Pemberian Pakan Ayam KUB Berbasis Bahan Pakan Lokal Penyusun: Arnold P Sinurat Sofjan Iskandar Desmayati Zainuddin Heti Resnawati Maijon Purba BADAN
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang
19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014 18 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bakteri biasanya dikategorikan ke dalam dua kelompok. Bakteri yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Salah satunya adalah banyaknya hutan tropis yang membentang dari sabang sampai merauke. Hutan tropis merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan hewan ternak perah lainnya. Keunggulan yang dimiliki sapi perah tersebut membuat banyak pengusaha-pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER
PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta ABSTRACT This research was conducted to investigate
Lebih terperinciAfriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**
PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,
Lebih terperinciDINAMIKA REKASATWA, Vol. 2 No. 2, 21 Agustus 2017 PENAMBAHAN PROBIOTIK Lactobacillus fermentum DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI BROILER
PENAMBAHAN PROBIOTIK Lactobacillus fermentum DALAM AIR MINUM TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI BROILER M. Rofi i, H. Sunaryo, M. Farid Wadjdi Fakultas Peternakan, Universitas Islam Malang Email : mohrofii78@gmail.com
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ayam Ras petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.
Lebih terperinciPerformans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif
Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif Performance of Male and Female Talang Benih Duck Growth Reared Intensively Kususiyah dan Desia Kaharuddin Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR
HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR Oleh: Iis Soriah Ace dan Wahyuningsih Dosen Jurusan Penyuluhan Peternakan, STPP Bogor ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciPEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN
Jurnal Peternakan Vol 13 No 2 September 2016 (48 53) ISSN 1829 8729 PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN E. IRAWATI 1, MIRZAH 2, DAN G.CIPTAAN 2 1 Fakultas
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler mulai fase starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan. Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub-sektor peternakan merupakan salah satu pemasok bahan pangan protein hewani yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu sumber gizi asal ternak yang sangat potensial
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract
EnviroScienteae 9 (2013) 67-71 ISSN 1978-8096 PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA Elrifadah Program Studi Budi Daya Perairan Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi bungkil kedelai dalam ransum terhadap persentase karkas, kadar lemak daging,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI
PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI PROGRAM STUDI ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Itik merupakan sumber daya genetik yang tinggi keanekaragamannya, baik dalam hal jenis maupun potensi produksinya. Ternak itik juga mempunyai potensi untuk dikembangkan
Lebih terperinciAPLIKASI BAKTERI PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL PADA AYAM BROILER. Probiotic Bacteria Application and Herbal Plants on Broilers
Jurnal Galung Tropika, Januari 2013, hlmn. 1-8 APLIKASI BAKTERI PROBIOTIK DAN TANAMAN HERBAL PADA AYAM BROILER Probiotic Bacteria Application and Herbal Plants on Broilers Nurhaeda Staf Pengajar Fakultas
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE
ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di Peternakan Plasma Sri Budi Ratini, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya,
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam
Lebih terperinciEFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER
EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER Muharlien, Achmanu dan A.Kurniawan. Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Malang. ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang. Ayam pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam pedaging merupakan salah satu ternak penghasil daging yang dipelihara secara intensif. Daging ayam pedaging yang berkualitas tinggi memiliki warna merah terang dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Agustus 2010. Pemeliharaan ayam bertempat di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Unggas sedangkan analisis organ dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Telur Tetas Itik Rambon Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor dengan jumlah itik betina 42 ekor dan itik jantan 6 ekor. Sex ratio
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam percobaan adalah DOC ayam sentul sebanyak 100 ekor, yang dipelihara sampai umur 10 minggu. Ayam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2010 berdasarkan sensus penduduk 2010 tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya (BPS, 2010). Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi kesehatan. Salah satu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORITIS
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Proyeksi Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu
Lebih terperinci