BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul"

Transkripsi

1 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan rancangan dan implementasi sistem pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul tambahan pada sistem ERP yang telah digunakan oleh PT Jaya Swarasa Agung, yaitu modul permintaan pelanggan (customer purchase order), modul ramalan penjualan (forecasting) dan modul perencanaan produksi (production plan). Dari data yang dihasilkan oleh ketiga modul ini, PPIC (Production Planning and Inventory Control) memiliki data rekomendasi produksi sebagai panduan dalam melakukan kegiatan produksi dan mendukung pengendalian persedian untuk mengurangi lost sales, out of stock dan over stock. Rancangan sistem pelengkap yang dibuat mendukung sistem pengendalian persedian melalui dukungan data rekomendasi produksi pada kegiatan peroduksi barang jadi sehingga melalui penyediaan item dan quantity yang tepat akan mengurangi resiko kekurangan atau kelebihan persedian, dan pada akhirnya menghindarkan perusahaan dari resiko kehilangan potensi penjualan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Rancangan sistem pelangkap (add-on system) dibuat berdasarkan adanya informasi rantai nilai (supply chain) yang terputus antara bagian penjualan (sales department) dan bagian produksi (production department) dimana bagian produksi 50

2 51 tidak mendapatkan informasi dari bagian sales mengenai item dan kuantiti yang dibutuhkan oleh konsumen. Forslund dan Jonsson (2010) menyatakan bahwa sistem ERP yang baik untuk perusahaan manufacturing adalah sistem ERP yang dapat mengakomodir aktifitas produksi secara komperhensif mulai dari tahapan ramalan penjualan, permintaan konsumen, rekomendasi produksi, rekomendasi pembelian bahan baku, proses produksi hingga pengiriman ke konsumen tanpa ada informasi yang terputus sepanjang rantai nilai. Untuk menghubungkan rantai nilai yang terputus maka dibutuhkan fitur tambahan pada sistem ERP untuk dapat menampung ramalan penjualan (sales forecasting) dan permintaan konsumen (customer demand) sehingga dari dua data tersebut dihitung secara komputerisasi menjadi rekomendasi produksi (production recommendation) yang dapat digunakan oleh bagian produksi. Sebagaimana penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Barlas dan Gunduz (2011) serta Reyes dan Raisinghani (2016) bahawa integrasi antara peramalan penjualan dan permintaan konsumen sangat diperlukan dalam suatu sistem informasi produksi (manufacturing information system) sehingga menghasilkan rekomendasi produksi yang baik bagi bagian produksi. Rancangan sistem pelengkap (add-on system) ERP yang dihasilkan pada penelitian ini berupa flowchart algoritma dapat dilihat pada Gambar 5.1, berupa pseudo code pemrograman komputer pada Gambar 5.2, dan serta berupa user interface yang ditunjukan pada Gambar 5.3.

3 52 Gambar 5.1 Flowchart Algoritma Sistem Pelengkap ERP (Add-on System) Algoritma sistem pelengkap (add-on system) dimulai dari data forecast dan data order yang dimasukan oleh department sales kemudian digunakan sebagai variable untuk menghitung pergerakan barang jadi dari perusahaan menuju konsumen, selama periode satu quarter. Data pergerakan ini menjadi dasar persedian yang aman (max inventory level) yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menghindarkan perusahaan dari resiko lost sales. Perhitungan selanjutnya akan dilakukan oleh add-on system apabila kondisi persedian kurang dari persediaan aman maka sistem akan menghitung volume produksi yang harus dilakukan

4 53 perusahaan agar mencapai volume persedian aman dan sebaliknya apabila volume persedian yang dimiliki pada angka aman, add-on system akan menghentikan perhitungan rekomendasi produksi. Gambar 5.2 Psuedo Code Sistem Pelengkap ERP (Add-on System) Psuedo code pada Gambar 5.2 merupakan algoritma dalam bentuk kode universal program komputer, dan menunjukan alur logika yang digunakan dalam perancangan sistem pelengkap ERP dalam suatu program komputerisasi yang ditunjukan sebagai user interface pada Gambar 5.3.

5 54 Gambar 5.3 User Interface (Add-On System) ERP Business One

6 Modul Permintaan Pelanggan (Customer Purchase Order) Modul permintaan pelanggan dibuat untuk menampung order pembelian atau permintaan dari pelanggan sehingga sistem ERP mendapatkan original demand dari pelanggan. Data original demand ini akan digunakan oleh sistem ERP dalam menghitung rekomendasi perencanaan produksi. Setelah melakukan implementasi modul customer purchase order pada quarter pertama tahun 2016 yaitu pada bulan januari hingga maret didapatkan data permintaan pelanggan seperti ditunjukan pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Data Permintaan Pelanggan Quarter I 2016 Bulan Tahun Permintaan Pelanggan (Karton) Januari ,995 Februari ,658 Maret , Modul Ramalan Penjualan (Sales Forecasting) Modul ramalan penjualan dibuat untuk menampung data peramalan penjualan yang dibuat oleh departemen penjualan (sales department). Data sales forecasting ini digunakan oleh sistem ERP untuk menghasilkan data rekomendasi perencanaan produksi bagi PPIC (production palnning and inventory control) sehingga item dan kuantiti yang diproduksi nanti nya akan sesuai dengan ramalan yang dilakukan oleh bagian sales and marketing. Setelah melakukan implementasi modul sales forecasting pada quarter pertama tahun 2016 yaitu pada bulan januari hingga maret didapatkan data permintaan pelanggan seperti terlampir pada Tabel 5.2

7 56 Tabel 5.2 Data ramalan penjualan Quarter I 2016 Bulan Tahun Ramalan Penjualan (Karton) Januari ,000 Februari ,000 Maret , Modul Perencanaan Produksi (Plan Production) Modul perencanaan produksi dibuat untuk menghasilkan data rekomendasi produksi bagi PPIC dalam menentukan item produk serta volume produksi yang akan dilakukan. Pada modul plan production ini perhitungan rekomendasi menggunakan data dari dua modul sebelumnya yaitu modul customer purchase order dan modul sales forecasting. Setelah melakukan implementasi modul plan production pada quarter pertama tahun 2016 yaitu pada bulan januari hingga maret didapatkan data rekomendasi produksi seperti terlampir pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Data rekomendasi produksi Quarter I 2016 Bulan Tahun Ramalan Penjualan (Karton) Januari ,665 Februari ,965 Maret , Data Pengendalian Persediaan Berdasarkan pada analisis data perbandingan yang digunakan pada penelitian ini maka akan dilakukan tiga analisis data mengenai pengendalian persediaan, yaitu data lost sales, out of stock dan over stock. Kehilangan potensi penjualan (lost sales) didapatkan dari deviasi antara data permintaan dengan data penjualan, kekurangan persediaan (out of stock) didapatkan dari deviasi antara data

8 57 permintaan dengan data produksi dan kelebihan persediaan (over of stock) didapatkan dari deviasi antara data penjualan dengan data produksi Kehilangan Potensi Penjualan (Lost Sales) Untuk mengetahui pengaruh implementasi add-on system terhadap lost sales maka dilakukan analisis perbandingan data deviasi laporan permintaan pelanggan terhadap laporan penjualan sebelum implementasi add-on system dengan setelah implementasi add-on system sebagaimana ditunjukan pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Data Lost Sales pra dan pasca implementasi add-on system Bulan Tahun Permintaan (karton) Penjualan (karton) Deviasi Keterangan Oktober , , % Pra Implementasi November , , % Pra Implementasi Desember , , % Pra Implementasi Rata-rata Pra 389, , % Januari , , % Pasca Implementasi Februari , , % Pasca Implementasi Maret , , % Pasca Implementasi Rata-rata Pasca 196, , % Kekurangan Persediaan (Out of Stock) Untuk mengetahui pengaruh implementasi add-on system terhadap kekurangan persediaan atau out of stock maka dilakukan analisis perbandingan data deviasi laporan permintaan pelanggan terhadap laporan hasil produksi sebelum implementasi add-on system dengan setelah implementasi add-on system sebagaimana ditunjukan pada Tabel 5.5.

9 58 Table 5.5 Data Out of Stock pra dan pasca implementasi add-on system Bulan Tahun Permintaan (karton) Produksi (karton) Deviasi Keterangan Oktober , , % Pra Implementasi November , , % Pra Implementasi Desember , , % Pra Implementasi Rata-rata Pra 389, , % Januari , , % Pasca Implementasi Februari , , % Pasca Implementasi Maret , , % Pasca Implementasi Rata-rata Pasca 196, , % Kelebihan Persediaan (Over of Stock) Untuk mengetahui pengaruh implementasi add-on system terhadap kelebihan persediaan atau over of stock maka dilakukan analisis perbandingan data deviasi laporan penjualan terhadap laporan hasil produksi sebelum implementasi add-on system dengan setelah implementasi add-on system sebagaimana ditunjukan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Data Over of Stock pra dan pasca implementasi add-on system Bulan Tahun Produksi (karton) Penjualan (karton) Deviasi Keterangan Oktober , , % Pra Implementasi November , , % Pra Implementasi Desember , , % Pra Implementasi Rata-rata Pra 384, , % Januari , , % Pasca Implementasi Februari , , % Pasca Implementasi Maret , , % Pasca Implementasi Rata-rata Pasca 205, , %

10 Pembahasan Penelitian ini melibatkan implementasi sistem pelengkap (add-on system) di berbagai aktivitas kerja yang terjadi di PT Jaya Swarasa Agung, yaitu dimulai dari aktivitas sales dan marketing hingga aktivitas produksi. Sistem pelengkap dirancang untuk mendukung pengendalian persediaan dalam mengatasi lost sales, out of stock dan over of stock dengan cara menghasilkan rekomendasi rencana produksi. Untuk mengetahui dampak pasca implementasi add-on system maka dilakukan analisis perbandingan menggunakan tabulasi data penelitian sebelum dan sesudah implementasi add-on system. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa rancangan add-on system yang telah diimplementasikan selama bulan januari hingga maret 2016 menunjukan tren penuruna rata-rata lost sales sebesar 15.38%, penurunan rata-rata out of stock sebesar 5.35% dan penurunan ratarata over of stock sebesar 7.36%. Tren penurunan tersebut menunjukan perbaikan kinerja perusahaan dalam mengatasi pengendalian persediaan seperti telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya bahwa peningkatan kinerja pengendalian persediaan dapat diukur melalui penurunan deviasi antara volume permintaan, volume produksi dan volume penjualan (Mardeneh, et al:2013) Rancangan add-on system terhadap lost sales Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pasca implementasi add-on system pada sistem ERP SAP Business One di PT Jaya Swarasa Agung menunjukan terjadi penurunan rata-rata lost sales sebesar 15.38%. Pada quartal keempat tahun 2015, sebelum dilakukan implementasi sistem pelengkap terjadi

11 60 rata-rata kehilangan potensi penjualan sebesar 18.57%. Besarnya lost sales yang terjadi menunjukan sistem ERP yang digunakan belum mampu mendukung pengendalian persediaan. Pasca implementasi add-on system rata-rata lost sales turun menjadi 3.19%, menunjukan perancangan add-on system yang dilakukan dan diimplementasikan pada sistem ERP berhasil mendukung pengendalian persediaan dalam menurunkan hilangnya potensi penjualan. Tren penurunan lost sales ini terjadi karena hadirnya modul customer purchase order yang ada pada rancangan add-on system, sehingga sistem produksi mendapatkan data original demand dari konsumen sebagai bahan untuk menghasilkan rekomendasi volume produksi. Volume produksi yang dihasilkan berdasarkan rekomendasi kebutuhan pasar akan menghasilkan volume penjualan yang maksimal sehingga mendukung pengendalian persedian dalam menurunkan potensi kehilangan penjualan (lost sales) seperti telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya bahwa lost sales dapat ditekan dengan mengetahui original demand (Barlas dan Gunduz:2011). Pasca implementasi add-on system masih terjadi lost sales sebesar 3,19%, hal ini dikarenakan rekomendasi produksi yang dihasilkan oleh add-on system belum seluruhnya diterapkan pada real production oleh PPIC. Terdapat beberapa kendala terkait tidak seluruhnya rekomendasi produksi dijalankan oleh department produksi antara lain seperti ketidakpastian ketersedian bahan baku (raw material) dan keterbatasan kapasitas mesin produksi. Hal ini menjadi salah satu kelemahan yang dimiliki oleh sistem ERP saat ini dimana belum memiliki modul rencana kebutuhan bahan baku (material request planning) sehingga

12 61 kedepan add-on system yang telah dibangun untuk mengatasi permasalahan pengendalian persediaan barang jadi perlu untuk dikembangkan lebih lanjut hingga mampu menghitung kebutuhan bahan baku serta menghitung kapasitas mesin produksi Rancangan add-on system terhadap out of stock Pada quartal keempat 2015 data out of stock menunjukan besarnya rata-rata kekurangan persedian sebesar 0.78%. Kekurangan persedian walaupun dalam presentasi yang tidak besar dapat membuat kerugian yang besar terhadap penjualan serta menurunkan service level kepada pelanggan sehingga menurunkan kepuasan pelanggan, sehingga perlu untuk diminimalisir. Setelah dilakukan implementasi add-on system pada sistem ERP yang digunakan oleh perusahaan, terjadi penurunan out of stock sebesar 5.35%. Tren penurunan presentasi kekurangan persediaan setelah implementasi add-on system disebabkan oleh bagian produksi mampu menyediakan persedian yang cukup sesuai dengan original demand dari customer, hal ini diakibatkan oleh dihasilkannya rekomendasi volume produksi sebagaimana telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya bahwa rekomendasi produksi berdasarkan customer demand dapat menekan kekurangan persediaan (Song, et al:2009). Penurunan ini menunjukan bahwa rancangan add-on system yang telah diimplementasikan telah mendukung pengendalian persedian di PT Jaya Swarasa Agung dalam menurunkan out of stock pada persedian barang jadi. Pasca implementasi add-on system volume produksi menjadi lebih besar dibandingkan volume permintaan konsumen sehingga membuat posisi out of stock

13 62 berada pada posisi minus hal ini dikarenakan add-on system merekomendasikan adanya inventory buffer sebesar empat kali persediaan harian. Persediaan harian merupakan rata-rata pengiriman selama satu quartal atau tiga belas minggu berturut-turut dibagi dengan jumlah hari kerja dalam quartal tersebut. Rekomendasi inventory buffer ini memastikan service level perusahaan terhadap konsumen dalam posisi yang baik sehingga memberikan kepuasan terhadap pelanggan Rancangan add-on system terhadap over of stock Hasil penelitian menunjukan penurunan over of stock pasca implementasi addon system selama quartal pertama di tahun 2016 sebesar 7.36%, yaitu terjadi penurunan dari rata-rata gap antara volume produksi dan volume penjualan sebesar 14.65% pada pra implementasi, turun menjadi 7.29%. Tren penurunan rata-rata lost sales pada januari hingga maret 2016 menunjukan perancangan sistem pelengkap (add-on system) yang dibuat dan diimplementasikan untuk PT Jaya Swarasa Agung dapat mendukung pengendalian persedian dalam menurunkan kelebihan persediaan. Hal ini terjadi akibat add-on system mengeluarkan rekomendasi volume produksi kepada bagian PPIC sehingga volume hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan volume permintaan pelanggan sebagaimana telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya bahwa rekomendasi produksi bersarkan permintaan pasar dapat menekan kelebihan persediaan sehingga mendukung dalam pengendalian persediaan (Williems:2011). Pasca implementasi add-on system penurunan over of stock rata-rata menjadi 7,29%, dimana volume produksi masih tetap lebih besar dibandingkan dengan

14 63 volume penjualan. Hal ini dikarenakan add-on system merekomendasikan adanya buffer stock pada persediaan barang jadi untuk menjaga service level kepada konsumen. Besarnya over of stock setelah implementasi add-on system berbeda dibandingkan dengan pra implementasi dengan angka rata-rata mencapai 14,65%. Besarnya kelebihan persediaan tersebut dikarenakan PPIC memproduksi item dengan volume yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga terjadi penumpukan persediaan pada item dengan volume persedian harian yang kecil. Dengan demikian rancangan add-on system yang telah di implementasikan menunjukan dukungan terhadap pengendalian persedian dalam menurunkan over of stock serta memberikan buffer stock pada persedian barang jadi. 5.3 Implikasi Manajerial Pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan berbasis manufacturing selain bertujuan untuk menentukan jumlah persediaan yang optimal dengan biaya total yang minimal untuk suatu periode tertentu juga bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan service level terhadap konsumen. PT Jaya Swarasa Agung sebagai perusahaan berbasis manufacturing telah mengimplementasikan sistem ERP SAP Business One dalam rangka mengakomodir seluruh proses bisnis kedalam suatu sistem terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Kelemahan dalam menangani persediaan mulai muncul seiring waktu digunakannya sistem ERP tersebut, diantaranya terjadi lost sales, out of stock dan over of stock akibat terputusnya rantai informasi dari konsumen ke bagian produksi.

15 64 Add-on system dirancang dan dibuat untuk mengatasi permasalahan dalam pengendalian persediaan dengan membangun modul sales forcasting, customer demand serta production recommendation, sehingga malalui modul-modul ini rantai informasi dari konsumen dapat sampai ke bagian produksi. Informasi permintaan pasar yang sebelumnya terputus dapat diterima oleh PPIC untuk menjadi basis informasi dalam melakukan produksi sehingga bagian produksi dapat menyediakan barang jadi yang tepat dengan volume yang tepat pada waktu yang tepat. Implementasi add-on system pada sistem ERP membawa dampak peningkatan produktifitas perusahaan melalui penurunan lost sales sebesar 15,38%, out of stock sebesar 5,35% dan over of stock sebesar 7,36%. Melalui modul yang dibagun di add-on system maka departemen penjualan dapat menyampaikan informasi volume permintaan pasar kepada bagian produksi sehingga permintaan konsumen dapat dipenuhi dengan baik oleh perusahaan. Secara bersamaan add-on system memberikan dampak peningkatan produktifitas perusahaan serta meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dewasa ini semakin berat, tantangan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya perubahan dunia bisnis dan

Lebih terperinci

: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN

: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN Nama : Bahtiar Rohmat Judul : Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT. Tiga Pilar Sejahtera

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin ketat. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB 46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk item yang diproduksi. Peramalan ini berguna sebagai dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahap pertama dalam perencanaan dan pengendalian produksi bila produksi bertipe made to stock adalah menentukan suatu peramalan akurat dari permintaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Globalisasi dunia menuntut suatu perusahaan untuk dapat mengelola suatu data dan informasi menjadi lebih baik agar kebutuhan pihak terkait dapat terpenuhi dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirement Planning (MRP) Menurut Gaspersz (2005:177) Perencanaan kebutuhan material (material requirement planning = MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas

BAB I PENDAHULUAN. di bidang produksi atau pembuatan kertas rokok (cigarette paper). Produk kertas 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya yang menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling bersaing untuk menjadi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggap dalam mengantisipasi keadaan di masa mendatang. Ditambah dengan krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggap dalam mengantisipasi keadaan di masa mendatang. Ditambah dengan krisis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, banyak perusahaan dituntut untuk dapat cepat tanggap dalam mengantisipasi keadaan di masa mendatang. Ditambah dengan krisis ekonomi

Lebih terperinci

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1

PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 Materi #6 Perencanaan Produksi 2 Perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem persediaan dan sales forecast untuk menentukan berapa banyak yang akan

Lebih terperinci

PENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA

PENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA PENGENALAN WINQSB I KOMANG SUGIARTHA PENGENALAN WINQSB Software QSB (Quantity System for business) atau umumnya juga dikenal dengan nama WINQSB (QSB yang berjalan pada sistem operasi Windows) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis dan industri. Keberhasilan, kemajuan, dan tingkat produktivitas industri disadari sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan bisnis dan industri sejalan dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam menarik dan memuaskan konsumen untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Rincian Total Penjualan PT. SJS pada tahun Sumber: (PT. Sampoerna Jaya Sentosa, 2014) Total Penjualan (Kg)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Rincian Total Penjualan PT. SJS pada tahun Sumber: (PT. Sampoerna Jaya Sentosa, 2014) Total Penjualan (Kg) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Sampoerna Jaya Sentosa (PT SJS) merupakan perusahaan manufaktur yang berfokus dibidang tekstil. PT SJS berdiri dan beroperasi sejak tahun 2002 dengan nama PT. Makmur

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. yang overstock, koordinasi dari marketing service dan pabrik dinilai kurang

BAB III METODOLOGI. yang overstock, koordinasi dari marketing service dan pabrik dinilai kurang BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir P.T. Pertiwi Agung menghadapi permasalahan bahwa setiap bulannya sering terjadi stock out untuk beberapa produk dan juga ada beberapa produk yang overstock, koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Logistik Perusahaan Garment Pada umumnya proses bisnis manufakturing garment dikelola sendiri oleh perusahaan, dari proses perencanaan produksi, operasi di pabrik,

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan... i Halaman Judul... ii Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... iii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iv Halaman Pernyataan Keaslian Judul Tugas Akhir... v Halaman Persembahan...

Lebih terperinci

Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta /

Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta / Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta / 9107201306 Daftar Isi 1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 3. Metodologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu kerja manusia, khususnya sebagai media pengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Barang persediaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam kegiatan yang kompleks seperti kegiatan industri. Dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Sistem Informasi (SI) terus berkembang seiring dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung bisnis dari perusahaan tersebut yang dapat memberikan pengaruh

Lebih terperinci

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com

Supply Chain. Management. an overview. MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Supply Chain Management an overview MUSTHOFA HADI, SE mister-ebiz.blogspot.com Beberapa Issu Penting Aliran material/produk adalah sesuatu yang komplek. Munculnya SCM dilatar belakangi oleh perubahan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia bisnis, dimana semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, manajemen persediaan merupakan kegiatan untuk merencanakan, mengelompokkan dan mengontrol aktivitas-aktivitas selama proses terbentuknya

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI ERP

ANALISIS IMPLEMENTASI ERP TUGAS AKHIR ANALISIS IMPLEMENTASI ERP (ENTERPRISE RESOURCES PLANNING) PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DENGAN METODE BUSINESS PROCESS RE-ENGINEERING (Studi Kasus: PT. Apac Inti Corpora (AIC), Bawen Semarang) Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Teori 2.1.1 Tingkat Pelayanan (Service Level) Service level merupakan istilah yang banyak digunakan dalam manajemen persediaan yang merupakan besar presentase dari

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri secara global membuat persaingan industri semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mengatur strategi dan mengelola perusahaan dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Logistic merupakan bagian penting bagi setiap perusahaan, secara fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai penghubung secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. menyajikan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya pun sangat

BAB I PENDAHULUAN. telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. menyajikan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya pun sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan informasi dan teknologi komunikasi yang pesat telah mempengaruhi lingkungan bisnis menjadikan lebih kompleks. Informasi yang dibutuhkan pun lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PAL Indonesia Persero adalah perusahaan manufaktur Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang produksi kapal beserta komponen-komponen pendukung

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan bisnis yang semakin meningkat di Indonesia. Dengan berkembangnya industri-industri saat ini, maka muncul banyaknya para pesaing dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang di dunia industri persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hanya perusahaan yang mampu menekan biaya produksi seminimal mungkin

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP Pertemuan 4 Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan hasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP). Sistem

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menghitung, Memanfaatkan dan Menyimpan Persediaan Surplus dan Persediaan Mati Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen Defenisi Persediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era sekarang ini, evaluasi merupakan suatu proses yang penting dalam suatu pengembangan sistem yang ada pada sebuah perusahaan. Pada proses pengembangan sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. ETB adalah salah satu perusahaan multi nasional (MNC) yang berlokasi di Pulau Batam. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur elektronik dengan

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer

BAB I PENDAHULUAN. disepakati dengan pelanggan dan akan berakibat menurunnya customer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan, pengendalian, dan pemeliharaan persediaan barang-barang fisik merupakan suatu masalah yang lazim di semua perusahaan. Untuk kebanyakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X merupakan industri makanan di Depok yang memproduksi roti dengan 23 varian roti. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini adalah sering terjadinya over stock dan terkadang lost sales yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Penjualan Modem PT. Telkom Indonesia wilayah Jakarta Barat dalam unit

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Penjualan Modem PT. Telkom Indonesia wilayah Jakarta Barat dalam unit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan informasi dan komunikasi merupakan perusahaan yang sangat penting dalam membantu meningkatkan perkembangan informasi dan komunikasi dalam negeri. PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam perusahaan merupakan bagian yang penting dan bernilai tinggi serta merupakan harta yang sangat sensitif terhadap waktu, kerusakan, tempat penyimpanan,

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. IRC INOAC INDONESIA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufactur komponen karet untuk otomotif dan juga industrial parts. Untuk tahun 2009

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang tepat dan cepat. Sistem manual pada perencanaan dan pengendalian produksi sudah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output

LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output 274 LAMPIRAN 1 Perancangan Input Output Form input Login Form konfirmasi Login Form Utama 275 Form input Edit User Form input Change Password Form input Master Staff 276 Form Input Master Customer 277

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci: peramalan, single exponential smoothing, single moving average, Economic Order Quantity (EOQ). ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TINTA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di PT Inktech Indahmulya) *M. Arif Rahman, *Yeni Kustiyahningsih,

Lebih terperinci

BAB 4 USULAN SISTEM 4.1 Tahap Inovasi Inovasi

BAB 4 USULAN SISTEM 4.1 Tahap Inovasi Inovasi BAB 4 USULAN SISTEM 4.1 Tahap Inovasi Pada hasil analisis yang ada pada tahap sebelumnya telah dilihat bahwa masalah-masalah tersebut perlu diselesaikan dengan melakukan perubahan pada sistem yang berjalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inovasi di dalam sistem informasi saat ini berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi saat ini, perusahaan yang mengalami kompleksitas dalam menangani proses bisnis berjalan, membutuhkan software yaitu ERP (Enterprise Resource Planning)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Persaingan antar perusahaan pada era sekarang tidak lagi terbatas secara lokal tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT BLOK REM KERETA API: STUDI PADA KOPERASI BATUR JAYA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PRESENTASI TUGAS AKHIR PEMBANGUNAN APLIKASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT BERORIENTASI SERVIS PADA PLATFORM JAVA MENGGUNAKAN FRAMEWORK APACHE OPEN FOR BUSINESS Kata kunci : CRM, Apache OFBiz, SOA, Web

Lebih terperinci

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning PERKEMBANGAN ERP Materi #3 Evolusi SI 2 Pada awalnya Sistem Informasi (SI) hanya mendukung aktivitas pada satu area fungsional pada bisnis (marketing information system, production information system).

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Integrasi rantai pasok dalam organisasi 2. Dinamika rantai

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk dapat menghasilkan produk dengan optimal. Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini sangat pesat, khususnya pada bidang industri. Seiring dengan kemajuan tersebut perusahanperusahaan berusaha untuk

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya ABSTRAK Perkembangan zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan semakin meningkat. Namun, persaingan yang terjadi saat ini adalah bukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai

Lebih terperinci

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan

Persyaratan Produk. I.1 Pendahuluan BAB I Persyaratan Produk I.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pangan menjadi salah satu industri terbesar di Indonesia dalam hal jumlah perusahaan dan nilai tambah. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, maka kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, era teknologi semakin berkembang dengan pesat terutama teknologi informasi. Setiap kegiatan yang terjadi dalam sebuah perusahaan selalu berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri sangat cepat dan menyebabkan ketatnya persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang terjangkau, waktu dan biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan berhasil apabila penelitian tersebut dilakukan berdasarkan langkah langkah yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan efektivitas

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI INVENTORY DI ASTI OFFSET Ronaldus Soegiarto dan Mahendrawathi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: ronaldus04@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA

PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA 1 PERANCANGAN KEMBALI SISTEM INFORMASI KEBUTUHAN MATERIAL PADA DEPARTEMEN PROJECT CONSTRUCTION DI PT PRASETIA DWIDHARMA Jalu Gumilang Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK PT. PRASETIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam melaksanakan proses-proses bisnis yang ada. Dengan menggunakan aplikasi e-business dapat dikembangkan

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada

Lebih terperinci

Tuesday, February 16, 2016 Prepared by Purdianta 1 MANFAAT IMPLEMENTASI. Purdianta

Tuesday, February 16, 2016 Prepared by Purdianta 1 MANFAAT IMPLEMENTASI. Purdianta Tuesday, February 16, 2016 Prepared by Purdianta 1 MANFAAT IMPLEMENTASI Purdianta Tuesday, February 16, 2016 Prepared by Purdianta 2 Pengantar Manfaat implementasi sistem ERP yang baik tidak terbatas pada

Lebih terperinci